Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

39
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) F.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Penyuluhan Posyandu Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita Kepada Masyarakat Desa Meri Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kutasari Purbalingga Pendamping: dr. Dewanto, M. Kes Oleh: dr. Putri Fitrania

description

gizi

Transcript of Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Page 1: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Penyuluhan Posyandu Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita Kepada Masyarakat Desa

Meri Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuhProgram Dokter Internship

Puskesmas Kutasari Purbalingga

Pendamping:dr. Dewanto, M. Kes

Oleh:

dr. Putri Fitrania

PUSKESMAS KUTASARI PURBALINGGA

2014

Page 2: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Putri Fitrania

Judul Laporan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat : Penyuluhan Posyandu Pemberian

Gizi Seimbang Pada Balita

Laporan Penyuluhan Posyandu Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita telah

disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internship dalam Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Upaya

Perbaikan Gizi Masyarakat.

Kutasari, 2014

Mengetahui Pendamping Dokter Internship

dr. Dewanto, M. Kes

NIP 19701101.200212.1.003

Page 3: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini.

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam

menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kutasari Purbalingga.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:

1. dr. Tanti Yuliastuti, MM selaku Kepala Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.

2. dr. Dewanto, M.Kes. selaku pembimbing di Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga.

3. Pasien Pada Kasus ini, Desa Meri Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga

4. Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kutasari Kabupaten Purbalingga

periode Mei – Agustus 2014 yang telah banyak membantu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran

dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan

informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang

kesehatan masyarakat.

Wassalam.

\

Purbalingga,

Dokter Internship

dr. Putri Fitrania

Page 4: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat pesat, Malnutrisi

masih saja melatar belakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari

perhatian. Sebagian besar anak di dunia 80% yang menderita malnutrisi bermukim di

wilayah yang juga miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro. Keadaan

kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang mengandung

semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit

gizi, umumnya pada anak balita diderita penyakit gizi. Hubungan antara kecukupan gizi dan

penyakit infeksi yaitu sebab akibat yang timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit

gangguan gizi dan gizi buruk akibatnya tidak baiknya mutu / jumlah makanan yang tidak

sesuai dengan kebutuhan tubuh masing ± masing orang.

Analisis epidemiologi dari 53 negara sedang berkembang mengindikasikan bahwa

56% kematian pada anak-anak 6-59 bulan dipicu oleh potensiasi malnutrisi dengan penyakit

infeksius dan malnutrisi ringan-sedang sebanyak 83% dari kematian tersebut. Kurang energi

protein (KEP) atau malnutrisi adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka

Kecukupan Gizi (AKD).

Krisis pangan dan gizi yang terjadi selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa

Sistem Kewasapadaan Pangan dan Gizi (SKPG) yang dilaksanankan saat ini tidak mampu

mewaspadai ancaman krisis pangan dan gizi di masyarakat. Dalam menanggulangi keadaan

krisis pangan dan gizi pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk melaksanakan program

Page 5: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Jaringan Perlindungan Sosial (JPS), yang salah satu kegiatan utamanya adalah revitalisasi

SKPG di Dati II. Didalam revitalisasi SKPG dilakukan serangkaian kegiatan, mulai dari

penyempurnaan petunjuk teknis pelaksanaan, advokasi secara berjenjang, pelatihan,

pembinaan kerjasama lintas sektor serta operasional SKPG di Dati II.

Masalah gizi buruk dapat diantisipasi dengan upaya pencegahan dan penanggulangan

secara terpadu disetiap tingkat pelayanan kesehatan, termasuk pada sarana kesehatan seperti

rumah sakit, puskesmas perawatan, puskesmas, balai pengobatan, puskesmas pembantu, pos

pelayanan terpadu, dan pusat pemulihan gizi yang disertai peran aktif masyarakat, sehingga

dampak negatif kekurangan pangan dan gizi dapat dicegah dan ditanggulangi secara cepat

apabila gejala dan penyebab masalahnya diketahui secara dini.

Page 6: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

BAB 2

PERMASALAHAN

1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Pemberian Makanan Bergizi Seimbang

Untuk Balita

2. Masih banyaknya angka kejadian gizi buruk dikarenakan pemahaman yang kurang mengenai

Pemberian makanan bergizi untuk balita.

3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyediaan makanan bergizi untuk

balita

TUJUAN

Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai pemberian gizi seimbang pada balita,

masyarakat diharapkan dapat :

1. Untuk mengenal lebih jelas tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada balita

2. Menu makanan ideal untuk balita

3. Serta faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita

4. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar menyukai,

memilih dan menentukan jenis makanan yang bermutu.

Page 7: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

BAB 3

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi dan Balita dilakukan melalui kegiatan penyuluhan di

Posyandu yang menggunakan metode ceramah dimana sasaran yang akan diberikan penyuluhan

adalah ibu-ibu yang memiliki balita di Desa Meri Kecamatan Kutasari Purbalingga. Pada

kegiatan tersebut juga dilakukan sesi tanya jawab.

Pada kegiatan penyuluhan tersebut akan dijelaskan mengenai pengertian gizi seimbang,

mengenal lebih jelas tentang pemenuhan kebutuhan gizi pada balita, menu makanan ideal untuk

balita, faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita dan masalah-masalah yang mempengaruhi

gizi balita.

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak

karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi

keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor

internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai

problema makan pada anak.

Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi

merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh

karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan

makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.

Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang

optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang

sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan

Page 8: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak

pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya

tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak

mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

Page 9: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

BAB 4

PELAKSANAAN

4.1. Kegiatan

Penyuluhan masyarakat

4.2 Sasaran

Ibu yang memiliki balita di Posyandu Desa Meri Kecamatan Kutasari Purbalingga

4.3 Lokasi

Posyandu Desa Meri

4.4 Waktu

Waktu pelaksanaan : Kamis, 3 Juni 2014

Pukul : 09.00 – 11.00 WIB

4.5 Peserta

Peserta 23 orang.

4.6 Materi

4.6.1 Definisi

1. Pemenuhan Gizi Pada Balita

a. Balita

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia

kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk

dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi

usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak

ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair,

yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun

mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.

Page 10: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu

sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan

perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan

sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan

keadaannya.

Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5

tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun

sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga

tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering

disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai

konsumen aktif.

b. Karakteristik Balita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak

menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi

demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan

makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah

sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut

yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu

diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih

besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan

frekuensi sering.

c. Karakteristik Usia Prasekolah

Page 11: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka

sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal

sebagai “ masa keras kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya

terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal

ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang

diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.

Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan

sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan

hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak

cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana

yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

2. Peran Makanan Bagi Balita

a. Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita

sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.

1) Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat ,

lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan

aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu,

kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang

dewasa.

2) Zat Pembangun

Page 12: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan

fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan

jaringan yang aus atau rusak.

3) Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh

termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang

berperan sebagai zat pengatur.

a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C )

maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

4) Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup

untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan

gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi

badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan

sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau

dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu

Menuju Sehat (KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan

dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih

Page 13: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan

bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa.

Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu

tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring

dengan bertambahnya usia.

3. Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan

gizi, baik secaralangsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung

gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima

tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari

makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Berbagai faktor yang secara tidak

langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara

lain sebagai berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang

sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan

seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya

ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada

Page 14: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan

bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai

sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.

Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang

pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi

anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi

kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak

digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka

yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu

dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer,

daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan

protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat

menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu

masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap

anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan

yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun,

padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna

keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan

sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein.

Page 15: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein

lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare

malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan

memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut

sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh

semua zat gizi yang diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang

menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya

yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.

Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya,

baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika

dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu

terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang

masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan

pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat

rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti,

akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi

buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan

kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan

Page 16: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk

mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang

disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut

menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik

kualitas maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya

dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi

penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan

gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak,

batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

4. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

- Makanan yang tersedia kurang mengandung energy

- Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

- Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan

dalam usus terganggu

- Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak

diimbangi dengan asupan yang memadai.

Page 17: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut

menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu

berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini

bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka

waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak

menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun

secara sekilas anak tidak kurus.

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat

dapat dibedakan menjadi tiga bentuk.

1. Marasmus

Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya

seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang

dominan.

2. Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-

sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot

tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan

kekurangan asupan protein secara akut (mendadak), misalnya karena

penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.

3. Marasmik-kwashiorkor

Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor.

Page 18: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat

tidak dapat terpenuhi dari asupannya.

5. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan

kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu

diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan

variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai

berikut :

a. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya

terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

b. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan

asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu

yang disarankan adalah:

- Pagi hari waktu sarapan.

- Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu

- Pukul 12.00 pada waktu makan siang.

- Pukul 16.00 sebagai selingan

- Pukul 18.00 pada waktu makan malam.

- Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

- Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

Page 19: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun

Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi

jangan terlalu jauh)

- Pukul 06.00 : Susu

- Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

- Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

- Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

- Pukul 14.00 : Susu

- Pukul 16.00 : Makanan selingan

- Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim

- Pukul 20.00 : Susu

Makanan Selingan Balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan

seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas

pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi

pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal

dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak

janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada

usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam,

menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan

yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan

sesuai makanan keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai

Page 20: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk

perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau,

dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga

karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di

sekelilingnya dalam keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang

diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat

membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah

makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak

baik karena akan mengganggu nafsu makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap

yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem

nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,

dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

a. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan

makanan selingan.

b. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya

(pagi, siang dan malam).

c. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia

balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat

higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli,

sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan

Page 21: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan

ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya

senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai

dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan

merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit

tertentu.

6. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita

Perhitungan Berat Badan Ideal

Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir

Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

4.6 Metode dan teknik

Tatap muka, penyuluhan dan diskusi

4.7 Media saluran komunikasi

Pembagian Pamflet

Page 22: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

BAB 5

KESIMPULAN

a. Monitoring

Monitoring dilakukan dengan memberikan sesi tanya jawab dalam penyuluhan. Dari

masyarakat yang hadir

b. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan umpan balik pertanyaan secara lisan atau

kualitatif pada masyarakat.

c. Kesimpulan

1. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.

2. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur

sangat diperlukan bagi balita.

3. Dan pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status

gizi yang baik.

4. Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan

dan kecerdasan bagi otaknya.

5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan kemudahan

dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan, vitamin serta pengaruh

obat yang diminum dan faktor endokrin dan emosional.

d. Saran

1. Pengetahuan ibu harus luas mengenai pemahaman tentang anak.

2. Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk balita.

Page 23: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

3. Berikan anak makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna karena sangat baik untuk

pertumbuhan anak.

4. Jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur untuk

pertumbuhan dan kecerdasannya.

Page 24: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta

Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi

Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92

Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas

Kedokteran UI.

Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT Gramedia.

Jakarta

Page 25: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

Pelaksanaan Penyuluhan mengenai Pemberian Gizi Seimbang Balita

NO TAHAPAN PENYULUHAN PESERTA

1 Pembukaan

( 10 menit )

1. Mengucapkan salam

2. Perkenalan para penyuluh

3. Mengemukakan tujuan

penyuluhan

1. Membalas salam

2. Memperhatikan

penjelasan

2 Materi

( 20 menit )

1. Menjelaskan tentang

Pemberian Gizi Seimbang

Balita

2. Membagikan brosur

1. Menyimak dan

memperhatikan

penjelasan yang

diberikan

3 Tanya

Jawab

( 50 menit )

1. Menjawab pertanyaan yang

diajukan peserta

2. Memberikan pertanyaan

kepada peserta penyuluhan

1. Mengajukan

pertanyaan tentang

hal-hal yang belum

dimengerti

2. Menjawab

pertanyaan yang

diajukan

4 Penutup

(3 menit )

1. Memberikan kesimpulan dari

yang sudah dijelaskan

2. Mengucapkan salam dan

terima kasih

1. Memperhatikan

penjelasan

2. Membalas salam

5 Kegiatan

Posyandu

1. Melakukan Penimbangan

balita

2. Pencatatan dan evaluasi kartu

KMS

3. Melakukan

penimbangan

Page 26: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

DOKUMENTASI ACARA

Page 27: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)
Page 28: Laporan Gizi Masyarakat Pemberian Gizi Seimbang Pada Bayi Dan Balita (Dr. Putri Fitrania)

LAMPIRAN