Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

11
LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK AHMAD RIDHA 061111025 A FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Transcript of Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

Page 1: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

LAPORAN PRAKTIKUM

DIAGNOSA KLINIK

AHMAD RIDHA

061111025

A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013

Page 2: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

TUGAS LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK

Sebelum dokter hewan memeriksa keadaan pasien yang datang maka pemilik hewan

yang sakit tersebut hendaknya memberitahu identitas serta keadaan hewan tersebut. Supaya

mempermudah dokter hewan dalam mendata kondisi hewan, mendiagnosis abnormalitasnya

dan identitasnya maka diperlukan sebuah kertas yang biasa disebut Ambulator.

Ambulator terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Sinyalement

Termasuk didalamnya yaitu :

- Nama hewan

- Jenis hewan

- Jenis kelamin

- Warna bulu

- Umur

Semua hal tersebut sangat penting untuk diketahui lebih dulu guna mengambil

tindakan lenih lanjut, hal ini dikarenakan dapat memudahkan dalam penanganannya

agar tepat sasaran, misalnya tiap jenis hewan, jenis kelamin, umur dan ras mempunyai

kelemahan yang berbeda – beda pada masing – masing hewan.

2. Anamnesa

adalah menggali informasi yang berkaitan dengan penyakit hewan tersebut

pada pemilik atau orang yang membawanya.

Anamnesis dibagi 3, yaitu : anamnesis saat itu, anamnesis masa lalu, dan anamnesis

umum serta tinjauan lingkungan.

Pertanyaan yang umum diajukan saat anamnesa meliputi:

Nafsu makan

Apakah sudah pernah di beri obat cacing atau vaksin sebelumnya

Gejala yang timbul

contoh: muntah berapa lama?

warna?

konsistensi?

Page 3: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

3. Inspeksi

pemeriksaan dengan melihat saja.

4. Palpasi

Bertujuan untuk mendeteksi perubahan-perubahan patologik organ/jaringan

yaitu pada ukuran, bentuk, konsistensi dan temperatur. Ada 2 macam palpasi, yaitu

palpasi secara langsung (menggunakan jari-jari, satu atau dua tangan) dan palpasi

secara tidak langsung (menggunakan bantuan sonde/probe).

5. Perkusi

Bertujuan untuk memeriksa kelainan-kelainan pada torak (paru dan jantung),

rongga abdominal, sinus paranasal, emfisema subkutan. Pada hewan besar dilakukan

dengan bantuan pleksimeter dan palu perkusi, pada hewan kecil dilakukan dengan jari

tengah yang satu sebagai pleksimeter dan jari tengah yang lain sebagai palu.

6. Auskultasi

Bertujuan untuk mendengarkan suara yang dihasilakan oleh aktivitas

fungsional suatu organ tubuh (pemeriksaan paru-paru, trakhea, jantung, dan bagian-

bagian dari saluran digesti). Auskultasi biasa dilakukan dengan memakai stethoscope.

7. Metoda diagnosa lain

- Radiologi, kateter

- Lab : kimiawi, hematologi, bakteriologi, parasit

Pemeriksaan klinik pada mamalia dibagi 2 bagian, yaitu :

1.Pemeriksaan umum, termasuk inspeksi umum.

2.Pemeriksaan regional (umumnya pada hewan besar, contoh : sapi) dan atau

sistematik (umumnya pada hewan kesayangan, contoh : kucing)

Page 4: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

Pada rekam medis yang harus dicatat dan diperiksa adalah

Temperatur Rektal

Frekuensi Pulsus

Freekuensi Nafas

Berat Badan

Kondisi Umum

kulit Bulu

Membrana Mukosa

Kelenjar Limfa

Muskuloskeletal

Sistem Sirkulasi

Sistem Respirasi

Sistem Digesti

Sistem Urogenital

Sistem Saraf

Mata Telinga

HASIL PEMERIKSAAN

Praktikum kali ini kami menggunakan seekor kucing.

Tanggal : 24 September 2013

Nama hewan : Cerry

Jenis hewan : kucing Persia

Jenis kelamin : Betina

Warna bulu : Krem Biru

Umur : 6 Tahun

Nama Pemilik : Rizal Maulana Ishaq

Alamat : Jl.Arif Rahman Hakim , Surabaya

No.Telp : -

Page 5: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

Anamnesis : Check Up

Temperatur Rektal

Pengukuran dilakukan dengan cara memasukkan termometer kedalam anus kucing

selama beberapa saat.

Hasilr pemeriksaan = 39,7˚C

Temperatur normal kucing = 37,8˚C – 39,2˚C

Frekuensi Pulsus

Bagian yang mudah digunakan dalam menghitung pulsus adalah kaki belakang kiri

dengan dua tangan.

Hasil pemeriksaan = Tidak dapat dihitung karena kucing dalam keadaan takut.

Frekuensi pulsus normal kucing = 110-130/menit

Frekuensi Nafas

Di dapat dengan cara menghitung pergerakan thorax kucing.

Hasil pemeriksaan = 52 kali / menit

Frekuensi nafas normal kucing = 20-30 kali / menit

Pemeriksaan frekuensi nafas kucing yang kami periksa jauh di atas normal mungkin

disebabkan kucing sangat ketakutan.

Berat Badan

Penimbangan berat badan di lakukan untuk mengetahui kurus tidaknya kucing.

Hasil pemeriksaan = Kucing tidak ditimbang.

Kondisi Umum

Hasil pemeriksaan = Termasuk normal , bulu mengkilat tidak lengket dan tidak

kering.

Sikap tubuh, cara berdiri (postur), dan berjalan juga harus diperhatikan. Kerena

abnormal postur kadang merupakan indikasi penyakit, misalnya saja penyakit pada

Page 6: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

tulang, persendian, tendon, muskulus, saraf, laminitis, osteo distrofibrosa,

peningkatan tonus muskulus pada tetanus.

Kulit Bulu

Pada pemeriksaan kulit dan bulu perlu diperhatikan: warna bulu, keadaan bulu,

elastisitas kulit, permukaan kulit, pruritis, kelenjar lemak, kelenjar keringat, dan bau.

Mengetahui elastisitas kulit dapat dilakukan dengan mencubit → menarik → melepas

kembali →pada bagian leher, punggung, rusuk.

Hasil pemeriksaan = Normal, terdapat, tidak terdapat lesi tumor dan ektoparasit

Membrana Mukosa

Untuk mengetahui normal tidaknya aliran darah maka dapat diketahui dengan

menekan gusi hewan dengan jari kemudian melepaskannya.hal ini bertujuan untuk

memeriksa waktu isi ulang kapiler. Ketika sebuah daerah gusi ditekan darah dipaksa

keluar dari kapiler. Ketika tekanan dilepaskan darah harus segera mengisi ulang

kapiler. Waktu normal yang diperlukan untuk kapiler isi ulang pada anjing dan kucing

adalah 1,5 detik. Sebuah waktu isi ulang yang berkepanjangan (CRT) terjadi ketika

darah tidak cukup mengalir. Hal ini bisa terjadi jika hewan dalam keadaan shock. Hal

ini juga dapat terjadi akibat penyakit jantung tertentu. Pemeriksaan juga dapat

dilakukan pada mukosa mulut dan mata.

Hasil pemeriksaan = berwarna merah muda

Kelenjar Limfa

Minimal 4 kelenjar yang harus diperiksa.

1. kelenjar cervical sekitar rahang

2. popliteal sekitar kaki belakang

3. axillaris di ketiak

4. mesenterika di abdomen

Hasil pemeriksaan = Normal

Muskuloskeletal

Page 7: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

Pemeriksaan muskuloskeletal dengan melakukan palpasi sendi, kepala leher, kaki.

Biasanya untuk mengetahui ada tulang yang patah atau tidak.

Hasil pemeriksaan = Normal

Sistem Sirkulasi

Pemeriksaan sirkulasi dengan bantuan stethoscope. Periksa suara jantung untuk

mengetahui adanya thrill, arithmia ataupun murmur.

Hasil pemeriksaan = Normal

Sistem Respirasi

Pada pemeriksaan respirasi perlu diperhatikan: gerakan cuping hidung, cara-cara

bernafas, discharge nasal, rongga/sinus hidung, lgl. Submaxillaris, batuk/tidak, larynx,

trachea, perkusi, dan auskultasi thorax, perlu diperhatikan juga mengenai kecepatan

(rate), type (karakter), ritme (irama), dan dalamnya (intensitas). Variasi kecepatan

respirasi disebabkan karena ukuran tubuh, umur, setelah melakukan exercise, bunting,

dan sehabis makan kenyang (dikarenakan karena rumen penuh makanan)

Hasil Pemeriksaan = Normal

Sistem Digesti

Meliputi pemeriksaan halitosis mulut gigi tonsil kelenjar ludah, muntah, diare, palpasi abdomen (untuk memeriksa usus halus, kolon, limpa, hepar), feses (frekuensi, warna, konsistensi), parasit.

Hasil pemeriksaan = Normal

Sistem Urogenital

- Frekuensi minum (naik,turun)

- Urine (naik,turun,dsyuria)

- Palpasi (kemih, ginjal)

- Jantan (penis, preputium, scrotum, testis, prostat)

- Betina (vulva sker, vagina pseudocyesis)

- Estrus terakhir (partus terakhiir)

- Mammae (bengkak keras puting)

Hasil pemeriksaan = Normal

Sistem Saraf

- Disposisi (tidak pada tempatnya)

Page 8: Laporan Diagnosa Klinik- Ahmad Ridha

- Trauma kepala

- Scizure (kejang)

Hasil pemeriksaan = Normal

Mata Telinga

- Mata : entropion, ektropion, distichhiasis, epiphora, posisis bola mata

- Kornea : ulcer, lascrasi, keratitis

- Pinna : luka, lesi

- Kanal : wax, infeksi ektoparasit (tungau octodectes→ear mite)

apabila ada serumen berbau dan berwarna putih itu akibat dari infeksi bakteri.

Hasil pemeriksaan = Normal

Diagnosis = hewan secara keseluruhan diduga sehat.

Prognosis = -

Terapi = -

KESIMPULAN

1. Penulisan rekam medis sangat dibutuhkan untuk mengetahui riwayat penyakit yang

pernah diidap pasien.

2. Diagnosis sangat penting untuk dokter hewan sedangkan prognosis sangat penting dan

dibutuhkan oleh pemilik hewan.

3. Terapi diberikan setelah diagnosis diputuskan. Diagnosa yang terbaik adalah diagnosa

kausatif.

4. Anjing dan kucing yang telah diperiksa pada saat praktikum diagnosa klinik ini tidak

ada gejala – gejala klinis yang abnormal sehingga mengarah ke suatu penyakit

tertentu. anjing dalam keadaan sehat.