Laporan Bioteknologi

19
Tugas Individu M.K: Pengantar Bioteknologi Pengantar Bioteknologi (…………………Pembuatan Tape Singkong……………….) Disusun oleh: Nama : Syarif Hidayat A. Nim : 071 404 092 Kelas/Klp : B/II

description

Tape Singkong

Transcript of Laporan Bioteknologi

Page 1: Laporan Bioteknologi

Tugas IndividuM.K: Pengantar Bioteknologi

Pengantar Bioteknologi

(…………………Pembuatan Tape Singkong……………….)

Disusun oleh:

Nama : Syarif Hidayat A.

Nim : 071 404 092

Kelas/Klp : B/II

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Makassar

2011

Page 2: Laporan Bioteknologi

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Pengantar Bioteknologi Unit II dengan judul

“Pembuatan Tape Ketan Putih”, disusun oleh:

Nama : Syarif Hidayat A.

NIM : 071404092

Kelas/Klp : B/II

telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten maka

dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2011

Koordinator Asisten Asisten

Rezky Amelia Waji S,Si Risna Irawati

Mengetahui,Dosen Penanggungjawab

Prof. Dr. Yusminah Hala, M.S

NIP: 131 573 081

Page 3: Laporan Bioteknologi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroba merupakan organisme yang sangat sederhana. Umumnya

bakteri, protozoa, dan beberapa algae serta fungi merupakan mikrobia bersel satu.

Mikrobia telah dimanfaatkan selama ribuan tahunan. Beberapa permasalahan

mengenai penyediaan pangan atau energi telah dapat ditangani melalui

penggunaan mikrobia. Dalam berbagai hal mikrobia menghasilkan bahan

makanan/ pangan, pembuatan anggur dan minuman, keju, roti. Pada sisi lain,

mikobia juga bertanggung jawab terhadap peracunan makanan dan seringkali

menyebabkan penyakit yang berasal dari makanan.

Mempelajari tentang bakteri yang kelompok mikroskopik dengan jenis

dan jumlah yang sangat besar. Ditemukan di berbagai tipe lingkungan, mulai dai

tanah dan badan- badan air sampai pada pada bagian luar maupun dalam tubuh

manusia serta hewan dan tanaman. Tanpa disadari , manusia kini telah banyak

memanfaatkan hasil bioteknologi. Mulai dari bidang pertanian, peternakan, bidang

medis dan bahan pangan. Mikrobia tertentu dapat direkayasa secara genetik untuk

menghasilkan berbagai produk–produk yang bermanfaat bagi manusia. Mikrobia

telah digunakan untuk mensintesis berbagai senyawa kimia penting seperti aseton,

asam asetat dan asam- asam organik lainnya. Saat ini dengan kemajuan teknik

rekayasa genetika telah dibuat obat- obatan melalui kloning polipeptida pada sel

mikrobia, untuk menghasilkan produk dalam skala besar.

Salah satu contoh penerapan bioteknologi yaitu pembuatan tape ketan,

yang melibatkan mikroorganisme. Untuk lebih jelasnya pada paktikum ini akan

dibahas mengenai pembuatan Tape Singkong.

Page 4: Laporan Bioteknologi

B. Tujuan

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan

tape singkong.

C. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah mahasiswa

mengetahui proses pembuatan tape singkong.

Page 5: Laporan Bioteknologi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Mikrobia tertentu dapat direkayasa secara genetik untuk menghasilkan

berbagai produk – produk yang bermanfaat bagi manusia. Mikrobia telah digunakan

untuk mensintesis berbagai senyawa kimia penting seperti aseton, asam asetat dan

asam- asam organik lainnya. Saat ini dengan kemajuan teknik rekayasa genetika

telah dibuat obat- obatan melalui cloning polipeptida pada sel mikrobia, untuk

menghasilkan produk dalam skala besar (Ali, 2009).

Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang

dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan

dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alkohol dan

karbondioksida. Dengan proses pengolahan yang baik, tapai ketan ini dapat tahan

lebih dari 1 minggu (Hala, 2010).

Menurut Anonim (2011), Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong

yang difermentasi. Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai

(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua

teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering,

yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.

Menurut Anonim (2011), proses pembuatan tape singkong sebagai berikut :

a. Menyiapkan semua bahan.

b. Mengupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.

c. Memotong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.

d. Mencucihingga bersih singkong yang telah dipotong.

e. Mengukus singkong hingga ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah

bisa ditusuk dengan garpu.

Page 6: Laporan Bioteknologi

f. Mengangkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian

didinginkan

g. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah

sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari

baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.

h. Memasukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah

dihaluskan dengan menggunakan saringan

i. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun

pisang. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang

maksimal.

j. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga

sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.

Page 7: Laporan Bioteknologi

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/ tanggal : Rabu, 29 Desember 2010

Waktu : Pukul 13.00 s.d 15.00 WITA

Tempat : Laboraturium Biologi Lantai II Barat FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Baskom

b. Kain Lap

c. Kompor

d. Panci Kukus

e. Pisau

f. Sendok & Garpu

2. Bahan

a. Air secukupnya

b. Daun pisang

c. Ragi (Saccharomyces cerivisiae)

d. Singkong 2 kg

C. Prosedur Kerja

a. Menyiapkan semua bahan.

b. Mengupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.

Page 8: Laporan Bioteknologi

c. Memotong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.

d. Mencucihingga bersih singkong yang telah dipotong.

e. Mengukus singkong hingga ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong

sudah bisa ditusuk dengan garpu.

f. Mengangkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah,

kemudian didinginkan

g. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah

sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri

dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.

h. Memasukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah

dihaluskan dengan menggunakan saringan

i. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun

pisang. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil

yang maksimal.

j. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari

hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi

tape.

Page 9: Laporan Bioteknologi

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

Uji Organoleptik

Rasa Baik/Sedang/Kurang

Warna Putih

Bau Khas Wangi

Daya Tahan 5 hari

Kekenyalan Tidak/Ya

Kekentalan Tidak/Ya

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini adalah pembuatan tape singkong. Proses

pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur

Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah

karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida. Adapun

hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan tape ketan ini adalah

Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila

Page 10: Laporan Bioteknologi

terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape

menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak

manis dan terasa keras, Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan

pengalaman. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang

digunakan dan asal ragi tersebut. Dan pada praktikum ini kami kurang berhasil

karena tape ketan yang kami buat kurang manis, dan tekstur dari tape ini masih

keras, dimana mikroorganisme Saccharomyces cerivisiae tidak bekerja dengan

baik, dan juga disebabkan karena lama perendaman yang kurang, dan

pencampuran ragi yang tidak merata.

Page 11: Laporan Bioteknologi

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum ini adalah

cara pembuatan dari tape singkong itu sendiri sebagai berikut: Mengupas

singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.Memotong singkong yang

telah dikupas sesuai keinginan. Mencuci hingga bersih singkong yang telah

dipotong. Mengukus singkong hingga ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’

singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu. Mengangkat singkong yang telah ¾

masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan. Sambil mengipas –

ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai tempat untuk

mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya

dilapisi dengan daun pisang. Memasukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi

dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan. Singkong

yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang.

Singkong ini harus benar-benar tertutup agar mendapatkan hasil yang

maksimal.Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2

hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi

tape. Dalam pembuatan tape harus melalui proses yang sesuai/benar, karena

Page 12: Laporan Bioteknologi

dapat mengakibatkan mikroorganisme Saccharomyces cerivisiae tidak akan

bekerja dengan baik.

B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan apabila praktikum sedang

berlangsung, agar hasil yang diharapkan dapat memuaskan dan tidak

mengecewakan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali. A. 2009. Mikrobiologi Dasar. Badan penerbit UNM. Makassar.

Anonim. 2011. Tape Singkong. http:// http:// lab kd .blog.wonosari.ac.id/2011 . Diakses pada tanggal 03 Januari 2011.

Anonim. 2011. Pembuatan Tape. http:// http:// .blog.ugm.ac.id/2011 . Diakses pada tanggal 03 Januari 2011.

Hala, Y. 2010. Penuntun Praktikum Pengantar Bioteknologi. Makassar; Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Page 13: Laporan Bioteknologi

MEMBUAT TAPE SINGKONG Tape singkong sudah terkenal di mana-mana, murah, lezat, dan menyenangkan. Tape yang sudah terkenal adalah tape ( peuyeum ) bandung. Peuyeum Bandung banyak yang menyukainya, karena manis rasanya dan tidak berair. Andapun dapat membuat tape sendiri, karena caranya tidaklah sukar. Adapun bahan-bahannya adalah: singkong yang sudah tua 2 kg, ragi tape yang manis ( dapat dibeli di toko bahan kue / pasar tradisional ). Sedangkan alat-alat yang diperlukan: pisau pengupas, panci untuk mengukus plus tutupnya, kompor, nyiru / tampah bambu, cobek / cowek dan munthunya untuk menepungkan ragi tape, daun pisang secukupnya dan bakul dari bambu.Cara pembuatannya adalah: singkong dikupas kulitnya, kemudian dicuci bersih, dipotong-potong atau dibiarkan utuh. Lalu ditanak dalam panci sampai setengah matang, setelah itu singkong diangkat dan ditata / diangin-anginkan di atas nyiru sampai dingin, ragi ditumbuk sampai halus, singkong dilumuri tepung ragi satu persatu sampai merata betul, kemudian ditempatkan dalam bakul bambu yang sudah dialasi / dilambari daun pisang secara rapat / merata, isi sampai bakul tsb penuh, setelah penuh tutup rapat bakul dengan daun pisang dan tambahkan kain yang diikat rapat sebagai penutup bagian atas bakul. Simpan di tempat yang teduh / gelap selama 3 hari

http://labkd.blog.wonosari.ac.id/2008

Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.Tujuan :

1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces cereviceae dalam peragian.

Page 14: Laporan Bioteknologi

Alat :Baskom,Kain Lap,Kompor,Panci Kukus,Penyaring,Piring,Pisau,Sendok & Garpu

Bahan :Air secukupnya,Daun pisang,Ragi yang telah dihaluskan,Singkong 2 kg

Cara Kerja : Siapkan semua bahan.Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci samapai kira – kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan.Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.