Laporan Bengkel

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa POLITEKNIK sesudah mengerjakan praktek di bengkel pada akhir semester diwajibkan membuat laporan bengkel. Hal ini di lakukan dengan maksud agar mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek, juga dapat untuk menerapkan disiplin ilmu. Diantara praktek bengkel yang dilaksanakan ialah latihan membuat rangkaian Power Supply dan rangkaian Clock Generator. Dalam laporan ini dosen perlu untuk dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa dalam pelaksanaan praktek bengkel, sebab di dalam laporan tersebut terdapat teori-teori yang berguna untuk melaksanakan praktek bengkel itu sendiri. Semua dikerjakan ini dilatarbelakangi dengan pertimbangan agar mahasiswa dapat dengan mudah melaksanakan pekerjaan dan praktek bengkel untuk semester berikutnya. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari job-job yang diberikan seperti pada job “Power Supply” adalah sebagai berikut : 1. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu teori yang didapatkan. 2. Agar mahasiswa dapat merancang dan serta mengerti cara kerja rangkaian catu daya dengan baik dan benar. 1

description

Up Down Counter, Power Supply

Transcript of Laporan Bengkel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa POLITEKNIK sesudah mengerjakan

praktek di bengkel pada akhir semester diwajibkan membuat laporan bengkel. Hal ini di lakukan

dengan maksud agar mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek, juga dapat

untuk menerapkan disiplin ilmu. Diantara praktek bengkel yang dilaksanakan ialah latihan

membuat rangkaian Power Supply dan rangkaian Clock Generator.

Dalam laporan ini dosen perlu untuk dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan

mahasiswa dalam pelaksanaan praktek bengkel, sebab di dalam laporan tersebut terdapat teori-

teori yang berguna untuk melaksanakan praktek bengkel itu sendiri. Semua dikerjakan ini

dilatarbelakangi dengan pertimbangan agar mahasiswa dapat dengan mudah melaksanakan

pekerjaan dan praktek bengkel untuk semester berikutnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari job-job yang diberikan seperti pada job “Power Supply” adalah sebagai

berikut :

1. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu teori yang didapatkan.

2. Agar mahasiswa dapat merancang dan serta mengerti cara kerja rangkaian catu daya

dengan baik dan benar.

3. Agar mahasiswa dapat membaca dan mengukur nilai komponen yang digunakan serta

pengesetan rangkaian.

4. Disiplin dalam bekerja, baik terhadap peralatan, waktu dan disiplin pada peraturan

bengkel.

5. Mengetahui menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

Adapun tujuan dari job-job yang diberikan seperti pada job “Up Down Counter” adalah

sebagai berikut :

1. Mengamati serta mempelajari cara kerja dari up down counter.

2. Agar dapat merancang sebuah up down counter.

1

3. Agar mahasiswa dapat membaca dan mengukur nilai komponen yang digunakan serta

pengesetan rangkaian.

1.3 Organisasi Bengkel

Pada bengkel pengawatan dan teknik PCB terdapat struktur organisasi yang masing-

masingnya mempunyai tugas dan tanggung jawab. Di dalam bengkel pengawatan dan teknik PCB

terdapat sistem pembagian tugas organisasi bengkel. Tugasnya ialah :

1. Kepala Bengkel : Bertanggung jawab atas segala sesuatu terhadap kegiatan bengkel.

2. Instruktur : Sebagai pemberi petunjuk dalam pelaksanaan praktek bengkel

3. Storeman : Sebagai penanggung jawab atas alat-alat di bengkel

4. Praktikan : Sebagai pekerja dalam praktek, mempunyai tugas atas kerapian,

kebersihan bengkel, menjaga dan, menggunakan alat-alat sesuai

fungsinya.

Tugas dan tanggung jawabnya ialah:

Instruktur

Instruktur memberikan petunjuk-petunjuk kepada praktikan dengan baik dan benar,

pada waktu teori maupun sedang praktek. Setiap kesalahan yang dilakukan sedang praktek

oleh praktikan, maka akan ditunjukkan oleh instruktur cara penyelesaian dari masalah

tersebut.

Praktikan

Praktikan mempunyai tugas dan tanggung jawab atas kerapian dan kebersihan

bengkel, menjaga peralatan dengan benar, praktikan harus mematuhi segala peraturan yang

diberlakukan di bengkel pengawatan dan teknik PCB dan mematuhi petunjuk yang diberikan

oleh instuktur.

Storeman

Adalah seorang penanggung jawab atas alat-alat dan mesin-mesin yang ada di

bengkel . Storeman berkewajiban memberikan alat yang akan digunakan oleh pekerja dan

mencatat setiap peminjaman dan penerimaan alat yang di terima dari pekerja.

2

1.4 Kesadaran dan keselamatan kerja

Arti dari keselamatan kerja dalam bengkel ini ialah mematuhi peraturan-peraturan yang

ada, tujuannya yaitu agar setiap mahasiswa yang praktek terhindar dari kecelakaan saat

melakukan praktek, caranya yaitu menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Hal-hal

utama yang harus diperhatikan dalam melakukan praktek:

Mengerti kegunaan dari peralatan yang akan digunakan

Berpedoman pada buku panduan dan apabila ragu-ragu dalam praktek minta bantuan

kepada instruktur

Didalam menggunakan alat-alat yang ada dibengkel kita harus berhati-hati, walupun

benda itu dalam keadaan mati dan tidak perlu berfikir, tetapi dapat berfungsi jika di kendalikan.

Maka keselamatan saat bekerja harus kita perhatikan, penyebab kesalahan yang mudah dijumpai

yaitu:

Benda-benda tajam yang digunakan untuk memotong.

Panas dari soderan.

Benda-benda yang berputar yang bisa mengakibatkan kecelakaan yang fatal.

Aliran listrik, menyebabkan konsleting.

Kecelakan dari sesuatu yang tidak disengaja,

Ketidak seriusan dalam praktek yang mengabaikan keselamatan kerja.

Mesin dan alat-alat kerja

Pertimbangan :

Sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat terlebih dahulu keselamatan kerja,

sehingga proses kerja akan berjalan dengan lancer:

Mesin dan alat kerja harus kita ketahui.

Lingkungan, suasana tempat kerja dan pengamanan.

Kebersihan mesin dan alat.

Perlengkapan diri sendiri :

Pakaian kerja yang rapi dan terkancing.

Jangan menyimpan benda tajam.

Rambut tidak boleh panjang.

3

Lepas semua aksesoris atau perhiasan dari tangan.

Gunakan sarung tangan jika perlu.

Gunakan sepatu yang sesuai.

Kebersihan :

Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja.

Gunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi.

Meja tempat bekerja harus dalam keadaan yang rapi dan bersih, baik sebelum dipakai

maupun sesudah dipakai

Kemampuan :

Pada saat melakukan pekerjaan pada benda kerja seperti pada mesin, kita harus

memperhatikan kemampuan mesin tersebut, kalau sudah terlalu lama digunakan apa akibat

yang ditimbulkannya. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin kita harus

menggunakan mesin tersebut sesuai dengan kemampuan pada mesin tersebut.

Keselamatan Kerja dibangku kerja

Kecelakaan dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang

tidak sesuai dengan fungsinya, juga cara penggunaanya yang salah dan tidak hati-hati.

Cara untuk mencegahnya:

Sebelum melakukan pekerjaan marilah kita berdoa terlebih dahulu

Bekerjalah dengan sangat berhati-hati.

Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.

Jangan menyimpan alat-alat tajam dibangku kerja, atau jangan meletakkan benda-benda

tajam sembarangan

Pisahkan alat-alat ukur yang presisi dengan alat-alat potong

Pisahkan alat-alat sesuai dengan kegunaanya

Kasih alas pada alat-alat presisi dan alat yang halus lainnya

Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah menggunakannya, agar alat tidak berkarat dan

bisa tahan lama.

4

Keselamatan kerja pada mesin bor :

a. Keselamatan Dari Pada Sipekerja

Dalam praktek bengkel pekerja harus memiliki pakaian praktek, sepatu khusus

dalam bengkel, kaca mata khusus untuk membor, sarung tangan dan peralatan lainnya

saat membor.

b. Keselamatan dari benda kerja

Pada waktu pengeboran benda kerja kecil gunakan mesin bor tangan / kecil, benda

kerja sebelum dibor terlebih dahulu di beri titik agar saat membor mata bornya pas

menancap pada titik tersebut .

c. Keselamatan pada lingkungan.

Dalam proses pengeboran kita harus mengoreksi dan mengetahui lingkungan pada mesin dan tempat kita bekerja, sebab lingkungan juga mempengaruhi terhadap keselamatan kita dan kita harus bisa memberi keselamatan pada lingkungan. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori “Power Supply”

Praktisnya segala instrument elektronik memerlukan sumber daya DC sebelum

dioperasikan. Ada kalanya sumbernya berupa baterai, namun yang lebih umum daya diperoleh

dari suatu unit yang mengubah tegangan jala-jala AC satu fasa menjadi DC yang berlainan.

Fungsi pencatu daya (PS) memberikan tegangan dan arus DC yang diperlukan dengan

level ripple AC yang rendah, stabilitas dan regullasi yang baik. Persyaratan penting dalam catu

daya modern adalah kemampuannya dalam mengatasi arus keluaran pada saat terjadi beban

rendah (sehingga pembatas arus) dan juga membatasi tegangan keluaran maksimum.

Blok diagram dalam Power Supply, terdiri atas :

- Transformator

- Penyearah

- Filter

- Regulator

Gambar Blok Diagram Power Supply

6

Input

OutputTransfor

matorPenyeara

hFilter Regulato

r

Transformator

Digunakan untuk mengisolasi jalur daya DC piranti dari catu jala-jala, mengubah level

tegangan jala-jala AC menjadi seperangkat nilai tegangan yang lebih rendah / lebih tinggi.

Perbandingan tegangan sekunder dan tegangan primer ditentukan oleh banyaknya lilitan masing-

masing gulungan.

Fungsi dari transformator adalah untuk merubah tegangan AC atau menurunkan tegangan

AC. Transformator terdiri dari beberapa kawat yang terisolasi dan lilitan yang mengelilingi

kumparan-kumparan inti besi lunak. Tegangan AC dihubungkan pada input dari kumparan

primer. Tegangan output dihubungkan pada ujung-ujung kumparan sekunder. Bila lilitan pada

kawat kumparan lebih banyak dari kumparan primer, maka tegangan output lebih besar dari

tegangan input.

Perbandingan tersebut dapat ditulis dalam satu perbandingan :

banyak lilitan kawat kumparan sekunder =

banyak lilitan kawat kumparan primer

tegangan output yang melintasi kumparan sekunder

tegangan output yang melintasi kumparan primer

Penyearah

Mengubah tegangan AC dan gulungan sekunder trafo menjadi pulsa-pulsa arus searah

(DC). Penyearah yang digunakan/dipakai power supply ini menggunakan penyearah jembatan.

Penyearah jembatan kini lebih populer, menggunakan 4 dioda untuk mendapatkan penyearah

siklus lengkap, tanpa memerlukan Tup Tengah (CT)

Adapun komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda. Dioda

adalah sebuah komponen yang terdiri dari bahan silikon dan germanium. Adapun bagian bagian

dari dioda adalah :

7

Katoda Anoda

Katoda diidentifikasikan dengan sebuah cincin yang mengelilingi dioda. Dioda adalh alat

P satu jalur. Arus mengalir melewatinya waktu bagian depannya terbias. Ini berarti arus hanya

mengalir lewat dioda bila silikon tipe P-N diarahkan ke terminal positif dari catu daya.

Pemasangan dioda sebagai penyearah dalam suatu rangkaian dapat dibentuk dengan

beberapa cara pemasangan yaitu :

1. Penyearah setengah gelombang

2. Penyearah gelombang penuh

3. Penyearah sistem jembatan

Filter

Pengikut penyearah adalah filter/tapis/penyaring yang memberikan pulsa-pulsa keluaran

halus setelah mengolah sinyal yang diterimanya dari penyerah. Biasanya menggunakan kapasitor.

Suatu kapasitor akan terisi sampai penuh sewaktu dioda satu dan dioda dua menghantar

sehingga tegangan input yang sama dengan tegangan input terlihat pada gambar berupa

gelombang positif yang putus-putus, turun sampai 0 volt. Kemudian kondensor atau kapasitor

membuang muatannya melalui tahanan beban, lalu tegangan input naik kembali sampai dapat

mengisi kapasitor lagi pada saat tegangan input lebih besar dari tegangan kapasitor maka dioda

menghantar arus lagi. Begitu seterusnya sehingga bentuk gelombang penyearah dengan saringan

input kapasitor ini dapat digambarkan

Regulator

Tegangan keluaran tergantung pada stabilitas element acuan dan penguatan dari penguat

kesalahan. Keuntungan dari regulator linear adalah keluaran yang terus menerus di kontrol untuk

memberikan stabilisasi yang baik terhadap perubahan masukan jala-jala.

8

Persyaratan rangkaian regulator linear untuk mencapai keadaan yang lebih tinggi adalah

meningkatkan efisiensinya. Daya didisipasikan dan terbuang dalam transistor kontrol seri. Rugi-

rugi daya ini meningkat dengan naiknya arus beban. Untuk itu diperlukan heatsink yang besar

untuk memastikan bahwa temperatur persambungan dan transistor seri dapat dijaga dalam batas-

batas yang diinginkan.

2.2 Landasan Teori “Up Down Counter”

Up/down merupakan suatu sistem pencacah yang dapat menghitung atau mencacah secara

maju dan mundur. Dasar dari rangkaian pencacah maju tak sinkron adalah JK Flip-Flop (FF)

yang dioperasikan dengan kondisi “toggle” yaitu dimana kedua input J dan K diberi nilai logika

“1” dan sebagaimana diketahui dalam keadaan demikian J-K FF tersebut akan berfungsi sebagai

pembagi dua.

Pada gambar 2.1 dibawah ini dapat dilihat suatu rangkaian pencacah maju tak sinkron

yang menggunkan empat buah J-K flip-flop. FF yang pertama (A) dikendalikan oleh sinyal clock,

outputnya QA menjadi sinyal clock untuk FF berikutnya (B). output QB masuk sebagai sinyal

clock untuk FF C. dan selanjutnya QC sebagai clock untuk FF D. dengan demikian jelas akan

terjadi bahwa output masing-masing FF akan respon segera setelah FF sebelumnya bekerja

sehingga QA (LSB), QB, QC, QD (MSB) akan respon secara berturut-turut (Serial Counter)

Gambar 2.1 Penyacah Maju Tak Sinkron

9

A B C D

J J J J

K K K K

Q Q Q Q

Q Q Q Q

“1

clk clk clk clk

QA (LSB) QB Qc QD(MSB)

Pada gambar 2.1 diatas urutan Qd (MSB), Qc, Qb, Qa (LSB) adalah suatu bilangan biner

empat bit dimana setiap pulsa clock akan menunjukkan urutan yang semakin baik (menghitung

maju). Hal ini dapat diikuti pada tabel kebenarannya dibawah ini.

clock QD(MSB Qc QB QA(LSB

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

Pada pencacah mundur (Down Counter), dimana pencacah tersebut akan menghitung

mulai dari bilangan yang ditentukan dan terus sampai ke nol. Rangkaiannya hampir sama dengan

10

penyacah maju, hanya yang dipakai untyuk input clock bagi FF kedua dan seterusnya bukan input

Q, melainkan kebalikannya yaitu Q.

Langkah - langkah kerja diatas dapat diamati dengan melihat tabel kebenarannya di

bawah ini, dimana kondisi sebelum ada sinyal clock dibuat : 1 1 1 1 (men set semua FF) hal ini

dapat diikuti pada tabel kebenareannya dibawah ini :

clock QD(MSB Qc QB QA(LSB

0123456789101112131415

1111111100000000

1111000011110000

1100110011001100

1010101010101010

11

BAB III

KOMPONEN DAN PERALATAN

3.1 Power Supply

3.1.1 Daftar Komponen

Adapun daftar komponen yang digunakan pada job yang berjudul “Catu Daya Variabel

+/- 15 Volt” ini adalah sebagai berikut :

Transformator 5A

Dioda (D1 – D4) 5A

Kapasitor (C1,C2) 6500 nP / 50 Volt

kapasitor (C3,C4) 2200 nP / 50 Volt

Kapasitor (C5) 100 nP

Dioda Zener 1,2 15 Volt

Resistor (R1,R2) 1 kΩ

Resistor (R5 – R8) 330 Ohm

Potensiometer 1,2 15 Volt

Transistor 1 D313 / BD 139

Transistor 2 D507 / BD 140

ransistor 3 2N 3055

Transistor 4 NJ 2955

IC 1 UA 78T05

Fuse

Terminal Output 4 buah

Saklar toggle

Kabel DC secukupnya

Led 2 buah

12

Baut secukupnya

3.1.2 Daftar Peralatan

Adapun daftar peralatan yang digunakan pada job yang berjudul “Catu Daya Variabel +/-

15 Volt” ini adalah sebagai berikut :

Solder 20 – 25 watt

Penyedot solder

Tang potong

Bor dan mata bor 1mm, 3mm, 5mm, 7,5mm

Gergaji

Obeng

Kikir

Mesin Pelipat

Palu

Penggores

Penitik

Mistar

3.1.3 Daftar Bahan

Adapun daftar Bahan yang digunakan pada job yang berjudul “Catu Daya Variabel +/- 15

Volt” ini adalah sebagai berikut :

Papan PCB

Timah

Plat Aluminium ukuran 50 cm x 50 cm

Cat semprot

13

3.2 Up Down Counter

3.2.1 Daftar Komponen

Adapun daftar komponen yang digunakan pada job yang berjudul “Up Down Counter” ini

adalah sebagai berikut :

33 buah resistor 220 ohm

16 buah Led

3 buah IC 74192

3 buah IC 7448

1 buah IC 7400

4 buah socket IC 14 kaki

20 cm kabel pelangi 2x10 warna

1 buah kapasitor 100 nP

3 buah saklar toggle

1 buah saklar DPDT 2x3

1 buah saklar push button

3 buah panel

3 buah seven segment

4 buah spiser

3.2.2 Daftar Peralatan

Adapun daftar peralatan yang digunakan pada job yang berjudul “Up down Counter” ini

adalah sebagai berikut :

Solder 20 – 25 watt

Penyedot solder

Tang potong

14

Bor dan mata bor 5mm, 7mm, 8mm, 10mm

Gergaji

Obeng

Kikir

Mesin potong

Mesin Pelipat

Palu

Penggores

Penitik

Mistar

3.2.3 Daftar Bahan

Adapun daftar Bahan yang digunakan pada job yang berjudul “Up Down Counter” ini

adalah sebagai berikut :

Papan PCB ukuran 11 x 14.5 cm

Pelarut FeCl3

Air

Timah

Tiner

Plat Aluminium ukuran 12 cm x 52 cm

15

BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1 Power Supply

4.1.1 Pemasangan Komponen

Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja

pemasangan komponen. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Power

Supply” ini adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan semua komponen, bahan, dan perlatan yang dibutuhkan dalam

melakukan praktek.

2. Melakukan perancangan untuk membuat layout pada PCB sesuai dengan gambar

skematik rangkaian.

3. Setelah layout selesai maka sekarang lakukan pembersihan layout tersebut dengan

amplas atau sabun deterjen.

4. Setelah membersihkan PCB selanjutnya melakukan pelarutan PCB dengan larutan

FeCl3 sampai semuanya benar-benar bersih.

5. Sebelum memasang komponen sebaiknya diperiksa terlebih dahulu, apakah jalur yang

telah di larutkan tadi ada yang terputus.

6. Melakukan penyolderan komponen ke atas PCB.

7. Setelah semua komponen selesai disolder maka selanjutnya kita melakukan pengujian

apakah rangkaian dapat bekerja sesuai dengan yang kita inginkan.

4.1.2 Pembuatan Box

Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja

pembuatan box. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Power Supply”

ini adalah sebagai berikut :

16

1. Membuat perancangan box diatas kertas sesuai dengan bentuk dan ukuran yang

diinginkan.

2. Memindahkan hasil perancangan yang diatas kertas tadi ke plat yang akan dijadikan

box.

3. melakukan pemotongan plat sesuai dengan ukuran dari hasil perancangan yang telah

dibuat diatas kertas tadi.

4. Membuat tanda pada tempat-tempat yang akan di bor kemudian lansung melakukan

pengeboran pada titik tersebut.

5. Melipat box sesuai dengan bentuk perancangan yang telah dilaksanakan

sebelumnya.

6. Memasukkan PCB yang telah dipasang dan diuji tadi sampai semuanya benar-benar

sesuai dengan yang kita inginkan.

7. lakukan finishing dan pekerjaaan selesai.

4.2 Up Down Counter

4.2.1 Pembuatan Lay out PCB

Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja

pembuatan layout PCB. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Up

Down Counter” ini adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam melakukan

pekerjaan ini.

2. Mengubah gambar skematik rangkaian ke dalam bentuk Lay out.

3. Membersihkan kotoran dan debu yang melekat pada papan PCB.

4. Memindahkan hasil Lay out yang telah dibuat ke atas PCB, dengan memakai rugis atau

boleh juga di sablon.

5. Melarutkan PCB dengan larutan FeCl3 ditambahkan dengan air secukupnya (sebaiknya

air panas) selama beberapa menit.

6. Membersihkan PCB dengan tiner atau ampelas.

17

4.2.2 Pemasangan Komponen

Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja

Pemasangan Komponen. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Up

Down Counter” ini adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan komponen, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan

pekerjaan ini.

2. Memeriksa jalur PCB apakah jalurnya sudah benar atau sesuai dengan gambar skematik

rangkaian.

3. Melakukan penyolderan komponen yang telah dipindahkan keatas layout PCB.

4.2.3 Pembuatan Box

Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja

pembuatan box. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Up Down

Counter” ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat perancangan box diatas kertas sesuai dengan bentuk dan ukuran yang

diinginkan.

2. Memindahkan hasil perancangan yang diatas kertas tadi ke plat yang akan dijadikan

box.

3. melakukan pemotongan plat sesuai dengan ukuran dari hasil perancangan yang telah

dibuat diatas kertas tadi.

4. Membuat tanda pada tempat-tempat yang akan di bor kemudian lansung melakukan

pengeboran pada titik tersebut.

5. Melipat box sesuai dengan bentuk perancangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

6. Memasukkan PCB yang telah dipasang dan diuji tadi sampai semuanya benar-benar

sesuai dengan yang kita inginkan.

7. lakukan finishing dan pekerjaaan selesai.

18

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang

berkenaan dengan “Power Supply” dan “Up Down Counter” yaitu sebagai berikut :

1. Power Supply merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memberikan

tegangan/daya sumber pada rangkaian elektronika.

2. Rangkaian power supply terdiri dari blok penyearah, blok penyaring, dan blok

pembangkit tegangan.

3. Rangaian Up down counter merupakan gabungan dari rangkaian up counter dan

down counter.

4. Rangkaian up down counter dapat dioperasikan dengan dua cara yaitu

- Cara otomatis dilakukan dengan cara pembnerian pulsa clock ke rangkaian

dengan cara menggunakan function generator

- Cara manual dilakukan dengan cara menekan saklar S3 secara bergantian.

5. Untuk mengembalikan tampilan seven segment ke posisi 0000, maka kita dapat

melakukan menekan saklar reset.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin saya sampaikan dalam melakukan praktikum bengkel

perancangan dan pabrikasi elektronika pada semester III kali ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan mahasiswa dapat benar-benar melaksanakan kegiatan praktikum dengan baik,

benar dan disiplin.

2. Diharapkan pada mahasiswa dapat memahami betul fungsi dan kegunaan dari power

supply dan up down counter .

19

3. Diharapkan keseriusan dalam melaksanakan rangkaian power supply dan up down

counter ini.

4. Diharapkan dosen pembimbing membimbing mahasiswanya dalam pembuatan power

supply dan up down counter

DAFTAR PUSTAKA

Malvino barmawi ” Prinsip-prinsip elektronika ” Erlangga : Jakarta . 1994.

Course note ”Rangkaian listrik II ” PEDC Bandung . 1993.

Barmawi, M dan M . O Tjia Phd. (terjemahan) . Rangkaia dan sistim analog

Digital , Erlangga : Jakarta . 1993.

Sofyan . H . Nasution . Analisa dan desain Rangkaian Terpadu Digital,Erlangga : Jakarta

. 1967.

20