Laporan Bengkel
-
Upload
ferdynal-nevin -
Category
Documents
-
view
98 -
download
5
description
Transcript of Laporan Bengkel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa POLITEKNIK sesudah mengerjakan
praktek di bengkel pada akhir semester diwajibkan membuat laporan bengkel. Hal ini di lakukan
dengan maksud agar mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek, juga dapat
untuk menerapkan disiplin ilmu. Diantara praktek bengkel yang dilaksanakan ialah latihan
membuat rangkaian Power Supply dan rangkaian Clock Generator.
Dalam laporan ini dosen perlu untuk dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan
mahasiswa dalam pelaksanaan praktek bengkel, sebab di dalam laporan tersebut terdapat teori-
teori yang berguna untuk melaksanakan praktek bengkel itu sendiri. Semua dikerjakan ini
dilatarbelakangi dengan pertimbangan agar mahasiswa dapat dengan mudah melaksanakan
pekerjaan dan praktek bengkel untuk semester berikutnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari job-job yang diberikan seperti pada job “Power Supply” adalah sebagai
berikut :
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu teori yang didapatkan.
2. Agar mahasiswa dapat merancang dan serta mengerti cara kerja rangkaian catu daya
dengan baik dan benar.
3. Agar mahasiswa dapat membaca dan mengukur nilai komponen yang digunakan serta
pengesetan rangkaian.
4. Disiplin dalam bekerja, baik terhadap peralatan, waktu dan disiplin pada peraturan
bengkel.
5. Mengetahui menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
Adapun tujuan dari job-job yang diberikan seperti pada job “Up Down Counter” adalah
sebagai berikut :
1. Mengamati serta mempelajari cara kerja dari up down counter.
2. Agar dapat merancang sebuah up down counter.
1
3. Agar mahasiswa dapat membaca dan mengukur nilai komponen yang digunakan serta
pengesetan rangkaian.
1.3 Organisasi Bengkel
Pada bengkel pengawatan dan teknik PCB terdapat struktur organisasi yang masing-
masingnya mempunyai tugas dan tanggung jawab. Di dalam bengkel pengawatan dan teknik PCB
terdapat sistem pembagian tugas organisasi bengkel. Tugasnya ialah :
1. Kepala Bengkel : Bertanggung jawab atas segala sesuatu terhadap kegiatan bengkel.
2. Instruktur : Sebagai pemberi petunjuk dalam pelaksanaan praktek bengkel
3. Storeman : Sebagai penanggung jawab atas alat-alat di bengkel
4. Praktikan : Sebagai pekerja dalam praktek, mempunyai tugas atas kerapian,
kebersihan bengkel, menjaga dan, menggunakan alat-alat sesuai
fungsinya.
Tugas dan tanggung jawabnya ialah:
Instruktur
Instruktur memberikan petunjuk-petunjuk kepada praktikan dengan baik dan benar,
pada waktu teori maupun sedang praktek. Setiap kesalahan yang dilakukan sedang praktek
oleh praktikan, maka akan ditunjukkan oleh instruktur cara penyelesaian dari masalah
tersebut.
Praktikan
Praktikan mempunyai tugas dan tanggung jawab atas kerapian dan kebersihan
bengkel, menjaga peralatan dengan benar, praktikan harus mematuhi segala peraturan yang
diberlakukan di bengkel pengawatan dan teknik PCB dan mematuhi petunjuk yang diberikan
oleh instuktur.
Storeman
Adalah seorang penanggung jawab atas alat-alat dan mesin-mesin yang ada di
bengkel . Storeman berkewajiban memberikan alat yang akan digunakan oleh pekerja dan
mencatat setiap peminjaman dan penerimaan alat yang di terima dari pekerja.
2
1.4 Kesadaran dan keselamatan kerja
Arti dari keselamatan kerja dalam bengkel ini ialah mematuhi peraturan-peraturan yang
ada, tujuannya yaitu agar setiap mahasiswa yang praktek terhindar dari kecelakaan saat
melakukan praktek, caranya yaitu menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. Hal-hal
utama yang harus diperhatikan dalam melakukan praktek:
Mengerti kegunaan dari peralatan yang akan digunakan
Berpedoman pada buku panduan dan apabila ragu-ragu dalam praktek minta bantuan
kepada instruktur
Didalam menggunakan alat-alat yang ada dibengkel kita harus berhati-hati, walupun
benda itu dalam keadaan mati dan tidak perlu berfikir, tetapi dapat berfungsi jika di kendalikan.
Maka keselamatan saat bekerja harus kita perhatikan, penyebab kesalahan yang mudah dijumpai
yaitu:
Benda-benda tajam yang digunakan untuk memotong.
Panas dari soderan.
Benda-benda yang berputar yang bisa mengakibatkan kecelakaan yang fatal.
Aliran listrik, menyebabkan konsleting.
Kecelakan dari sesuatu yang tidak disengaja,
Ketidak seriusan dalam praktek yang mengabaikan keselamatan kerja.
Mesin dan alat-alat kerja
Pertimbangan :
Sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat terlebih dahulu keselamatan kerja,
sehingga proses kerja akan berjalan dengan lancer:
Mesin dan alat kerja harus kita ketahui.
Lingkungan, suasana tempat kerja dan pengamanan.
Kebersihan mesin dan alat.
Perlengkapan diri sendiri :
Pakaian kerja yang rapi dan terkancing.
Jangan menyimpan benda tajam.
Rambut tidak boleh panjang.
3
Lepas semua aksesoris atau perhiasan dari tangan.
Gunakan sarung tangan jika perlu.
Gunakan sepatu yang sesuai.
Kebersihan :
Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja.
Gunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi.
Meja tempat bekerja harus dalam keadaan yang rapi dan bersih, baik sebelum dipakai
maupun sesudah dipakai
Kemampuan :
Pada saat melakukan pekerjaan pada benda kerja seperti pada mesin, kita harus
memperhatikan kemampuan mesin tersebut, kalau sudah terlalu lama digunakan apa akibat
yang ditimbulkannya. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin kita harus
menggunakan mesin tersebut sesuai dengan kemampuan pada mesin tersebut.
Keselamatan Kerja dibangku kerja
Kecelakaan dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang
tidak sesuai dengan fungsinya, juga cara penggunaanya yang salah dan tidak hati-hati.
Cara untuk mencegahnya:
Sebelum melakukan pekerjaan marilah kita berdoa terlebih dahulu
Bekerjalah dengan sangat berhati-hati.
Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.
Jangan menyimpan alat-alat tajam dibangku kerja, atau jangan meletakkan benda-benda
tajam sembarangan
Pisahkan alat-alat ukur yang presisi dengan alat-alat potong
Pisahkan alat-alat sesuai dengan kegunaanya
Kasih alas pada alat-alat presisi dan alat yang halus lainnya
Bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah menggunakannya, agar alat tidak berkarat dan
bisa tahan lama.
4
Keselamatan kerja pada mesin bor :
a. Keselamatan Dari Pada Sipekerja
Dalam praktek bengkel pekerja harus memiliki pakaian praktek, sepatu khusus
dalam bengkel, kaca mata khusus untuk membor, sarung tangan dan peralatan lainnya
saat membor.
b. Keselamatan dari benda kerja
Pada waktu pengeboran benda kerja kecil gunakan mesin bor tangan / kecil, benda
kerja sebelum dibor terlebih dahulu di beri titik agar saat membor mata bornya pas
menancap pada titik tersebut .
c. Keselamatan pada lingkungan.
Dalam proses pengeboran kita harus mengoreksi dan mengetahui lingkungan pada mesin dan tempat kita bekerja, sebab lingkungan juga mempengaruhi terhadap keselamatan kita dan kita harus bisa memberi keselamatan pada lingkungan. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori “Power Supply”
Praktisnya segala instrument elektronik memerlukan sumber daya DC sebelum
dioperasikan. Ada kalanya sumbernya berupa baterai, namun yang lebih umum daya diperoleh
dari suatu unit yang mengubah tegangan jala-jala AC satu fasa menjadi DC yang berlainan.
Fungsi pencatu daya (PS) memberikan tegangan dan arus DC yang diperlukan dengan
level ripple AC yang rendah, stabilitas dan regullasi yang baik. Persyaratan penting dalam catu
daya modern adalah kemampuannya dalam mengatasi arus keluaran pada saat terjadi beban
rendah (sehingga pembatas arus) dan juga membatasi tegangan keluaran maksimum.
Blok diagram dalam Power Supply, terdiri atas :
- Transformator
- Penyearah
- Filter
- Regulator
Gambar Blok Diagram Power Supply
6
Input
OutputTransfor
matorPenyeara
hFilter Regulato
r
Transformator
Digunakan untuk mengisolasi jalur daya DC piranti dari catu jala-jala, mengubah level
tegangan jala-jala AC menjadi seperangkat nilai tegangan yang lebih rendah / lebih tinggi.
Perbandingan tegangan sekunder dan tegangan primer ditentukan oleh banyaknya lilitan masing-
masing gulungan.
Fungsi dari transformator adalah untuk merubah tegangan AC atau menurunkan tegangan
AC. Transformator terdiri dari beberapa kawat yang terisolasi dan lilitan yang mengelilingi
kumparan-kumparan inti besi lunak. Tegangan AC dihubungkan pada input dari kumparan
primer. Tegangan output dihubungkan pada ujung-ujung kumparan sekunder. Bila lilitan pada
kawat kumparan lebih banyak dari kumparan primer, maka tegangan output lebih besar dari
tegangan input.
Perbandingan tersebut dapat ditulis dalam satu perbandingan :
banyak lilitan kawat kumparan sekunder =
banyak lilitan kawat kumparan primer
tegangan output yang melintasi kumparan sekunder
tegangan output yang melintasi kumparan primer
Penyearah
Mengubah tegangan AC dan gulungan sekunder trafo menjadi pulsa-pulsa arus searah
(DC). Penyearah yang digunakan/dipakai power supply ini menggunakan penyearah jembatan.
Penyearah jembatan kini lebih populer, menggunakan 4 dioda untuk mendapatkan penyearah
siklus lengkap, tanpa memerlukan Tup Tengah (CT)
Adapun komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda. Dioda
adalah sebuah komponen yang terdiri dari bahan silikon dan germanium. Adapun bagian bagian
dari dioda adalah :
7
Katoda Anoda
Katoda diidentifikasikan dengan sebuah cincin yang mengelilingi dioda. Dioda adalh alat
P satu jalur. Arus mengalir melewatinya waktu bagian depannya terbias. Ini berarti arus hanya
mengalir lewat dioda bila silikon tipe P-N diarahkan ke terminal positif dari catu daya.
Pemasangan dioda sebagai penyearah dalam suatu rangkaian dapat dibentuk dengan
beberapa cara pemasangan yaitu :
1. Penyearah setengah gelombang
2. Penyearah gelombang penuh
3. Penyearah sistem jembatan
Filter
Pengikut penyearah adalah filter/tapis/penyaring yang memberikan pulsa-pulsa keluaran
halus setelah mengolah sinyal yang diterimanya dari penyerah. Biasanya menggunakan kapasitor.
Suatu kapasitor akan terisi sampai penuh sewaktu dioda satu dan dioda dua menghantar
sehingga tegangan input yang sama dengan tegangan input terlihat pada gambar berupa
gelombang positif yang putus-putus, turun sampai 0 volt. Kemudian kondensor atau kapasitor
membuang muatannya melalui tahanan beban, lalu tegangan input naik kembali sampai dapat
mengisi kapasitor lagi pada saat tegangan input lebih besar dari tegangan kapasitor maka dioda
menghantar arus lagi. Begitu seterusnya sehingga bentuk gelombang penyearah dengan saringan
input kapasitor ini dapat digambarkan
Regulator
Tegangan keluaran tergantung pada stabilitas element acuan dan penguatan dari penguat
kesalahan. Keuntungan dari regulator linear adalah keluaran yang terus menerus di kontrol untuk
memberikan stabilisasi yang baik terhadap perubahan masukan jala-jala.
8
Persyaratan rangkaian regulator linear untuk mencapai keadaan yang lebih tinggi adalah
meningkatkan efisiensinya. Daya didisipasikan dan terbuang dalam transistor kontrol seri. Rugi-
rugi daya ini meningkat dengan naiknya arus beban. Untuk itu diperlukan heatsink yang besar
untuk memastikan bahwa temperatur persambungan dan transistor seri dapat dijaga dalam batas-
batas yang diinginkan.
2.2 Landasan Teori “Up Down Counter”
Up/down merupakan suatu sistem pencacah yang dapat menghitung atau mencacah secara
maju dan mundur. Dasar dari rangkaian pencacah maju tak sinkron adalah JK Flip-Flop (FF)
yang dioperasikan dengan kondisi “toggle” yaitu dimana kedua input J dan K diberi nilai logika
“1” dan sebagaimana diketahui dalam keadaan demikian J-K FF tersebut akan berfungsi sebagai
pembagi dua.
Pada gambar 2.1 dibawah ini dapat dilihat suatu rangkaian pencacah maju tak sinkron
yang menggunkan empat buah J-K flip-flop. FF yang pertama (A) dikendalikan oleh sinyal clock,
outputnya QA menjadi sinyal clock untuk FF berikutnya (B). output QB masuk sebagai sinyal
clock untuk FF C. dan selanjutnya QC sebagai clock untuk FF D. dengan demikian jelas akan
terjadi bahwa output masing-masing FF akan respon segera setelah FF sebelumnya bekerja
sehingga QA (LSB), QB, QC, QD (MSB) akan respon secara berturut-turut (Serial Counter)
Gambar 2.1 Penyacah Maju Tak Sinkron
9
A B C D
J J J J
K K K K
Q Q Q Q
Q Q Q Q
“1
clk clk clk clk
QA (LSB) QB Qc QD(MSB)
Pada gambar 2.1 diatas urutan Qd (MSB), Qc, Qb, Qa (LSB) adalah suatu bilangan biner
empat bit dimana setiap pulsa clock akan menunjukkan urutan yang semakin baik (menghitung
maju). Hal ini dapat diikuti pada tabel kebenarannya dibawah ini.
clock QD(MSB Qc QB QA(LSB
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
Pada pencacah mundur (Down Counter), dimana pencacah tersebut akan menghitung
mulai dari bilangan yang ditentukan dan terus sampai ke nol. Rangkaiannya hampir sama dengan
10
penyacah maju, hanya yang dipakai untyuk input clock bagi FF kedua dan seterusnya bukan input
Q, melainkan kebalikannya yaitu Q.
Langkah - langkah kerja diatas dapat diamati dengan melihat tabel kebenarannya di
bawah ini, dimana kondisi sebelum ada sinyal clock dibuat : 1 1 1 1 (men set semua FF) hal ini
dapat diikuti pada tabel kebenareannya dibawah ini :
clock QD(MSB Qc QB QA(LSB
0123456789101112131415
1111111100000000
1111000011110000
1100110011001100
1010101010101010
11
BAB III
KOMPONEN DAN PERALATAN
3.1 Power Supply
3.1.1 Daftar Komponen
Adapun daftar komponen yang digunakan pada job yang berjudul “Catu Daya Variabel
+/- 15 Volt” ini adalah sebagai berikut :
Transformator 5A
Dioda (D1 – D4) 5A
Kapasitor (C1,C2) 6500 nP / 50 Volt
kapasitor (C3,C4) 2200 nP / 50 Volt
Kapasitor (C5) 100 nP
Dioda Zener 1,2 15 Volt
Resistor (R1,R2) 1 kΩ
Resistor (R5 – R8) 330 Ohm
Potensiometer 1,2 15 Volt
Transistor 1 D313 / BD 139
Transistor 2 D507 / BD 140
ransistor 3 2N 3055
Transistor 4 NJ 2955
IC 1 UA 78T05
Fuse
Terminal Output 4 buah
Saklar toggle
Kabel DC secukupnya
Led 2 buah
12
Baut secukupnya
3.1.2 Daftar Peralatan
Adapun daftar peralatan yang digunakan pada job yang berjudul “Catu Daya Variabel +/-
15 Volt” ini adalah sebagai berikut :
Solder 20 – 25 watt
Penyedot solder
Tang potong
Bor dan mata bor 1mm, 3mm, 5mm, 7,5mm
Gergaji
Obeng
Kikir
Mesin Pelipat
Palu
Penggores
Penitik
Mistar
3.1.3 Daftar Bahan
Adapun daftar Bahan yang digunakan pada job yang berjudul “Catu Daya Variabel +/- 15
Volt” ini adalah sebagai berikut :
Papan PCB
Timah
Plat Aluminium ukuran 50 cm x 50 cm
Cat semprot
13
3.2 Up Down Counter
3.2.1 Daftar Komponen
Adapun daftar komponen yang digunakan pada job yang berjudul “Up Down Counter” ini
adalah sebagai berikut :
33 buah resistor 220 ohm
16 buah Led
3 buah IC 74192
3 buah IC 7448
1 buah IC 7400
4 buah socket IC 14 kaki
20 cm kabel pelangi 2x10 warna
1 buah kapasitor 100 nP
3 buah saklar toggle
1 buah saklar DPDT 2x3
1 buah saklar push button
3 buah panel
3 buah seven segment
4 buah spiser
3.2.2 Daftar Peralatan
Adapun daftar peralatan yang digunakan pada job yang berjudul “Up down Counter” ini
adalah sebagai berikut :
Solder 20 – 25 watt
Penyedot solder
Tang potong
14
Bor dan mata bor 5mm, 7mm, 8mm, 10mm
Gergaji
Obeng
Kikir
Mesin potong
Mesin Pelipat
Palu
Penggores
Penitik
Mistar
3.2.3 Daftar Bahan
Adapun daftar Bahan yang digunakan pada job yang berjudul “Up Down Counter” ini
adalah sebagai berikut :
Papan PCB ukuran 11 x 14.5 cm
Pelarut FeCl3
Air
Timah
Tiner
Plat Aluminium ukuran 12 cm x 52 cm
15
BAB IV
LANGKAH KERJA
4.1 Power Supply
4.1.1 Pemasangan Komponen
Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja
pemasangan komponen. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Power
Supply” ini adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan semua komponen, bahan, dan perlatan yang dibutuhkan dalam
melakukan praktek.
2. Melakukan perancangan untuk membuat layout pada PCB sesuai dengan gambar
skematik rangkaian.
3. Setelah layout selesai maka sekarang lakukan pembersihan layout tersebut dengan
amplas atau sabun deterjen.
4. Setelah membersihkan PCB selanjutnya melakukan pelarutan PCB dengan larutan
FeCl3 sampai semuanya benar-benar bersih.
5. Sebelum memasang komponen sebaiknya diperiksa terlebih dahulu, apakah jalur yang
telah di larutkan tadi ada yang terputus.
6. Melakukan penyolderan komponen ke atas PCB.
7. Setelah semua komponen selesai disolder maka selanjutnya kita melakukan pengujian
apakah rangkaian dapat bekerja sesuai dengan yang kita inginkan.
4.1.2 Pembuatan Box
Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja
pembuatan box. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Power Supply”
ini adalah sebagai berikut :
16
1. Membuat perancangan box diatas kertas sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
diinginkan.
2. Memindahkan hasil perancangan yang diatas kertas tadi ke plat yang akan dijadikan
box.
3. melakukan pemotongan plat sesuai dengan ukuran dari hasil perancangan yang telah
dibuat diatas kertas tadi.
4. Membuat tanda pada tempat-tempat yang akan di bor kemudian lansung melakukan
pengeboran pada titik tersebut.
5. Melipat box sesuai dengan bentuk perancangan yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
6. Memasukkan PCB yang telah dipasang dan diuji tadi sampai semuanya benar-benar
sesuai dengan yang kita inginkan.
7. lakukan finishing dan pekerjaaan selesai.
4.2 Up Down Counter
4.2.1 Pembuatan Lay out PCB
Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja
pembuatan layout PCB. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Up
Down Counter” ini adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan ini.
2. Mengubah gambar skematik rangkaian ke dalam bentuk Lay out.
3. Membersihkan kotoran dan debu yang melekat pada papan PCB.
4. Memindahkan hasil Lay out yang telah dibuat ke atas PCB, dengan memakai rugis atau
boleh juga di sablon.
5. Melarutkan PCB dengan larutan FeCl3 ditambahkan dengan air secukupnya (sebaiknya
air panas) selama beberapa menit.
6. Membersihkan PCB dengan tiner atau ampelas.
17
4.2.2 Pemasangan Komponen
Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja
Pemasangan Komponen. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Up
Down Counter” ini adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan komponen, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan ini.
2. Memeriksa jalur PCB apakah jalurnya sudah benar atau sesuai dengan gambar skematik
rangkaian.
3. Melakukan penyolderan komponen yang telah dipindahkan keatas layout PCB.
4.2.3 Pembuatan Box
Dalam pelaksanaan praktek kita harus melakukan pekerjaaan sesuai dengan urutan kerja
pembuatan box. Adapun urutan kerja yang harus dipraktekkan dalam pembuatan “Up Down
Counter” ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat perancangan box diatas kertas sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
diinginkan.
2. Memindahkan hasil perancangan yang diatas kertas tadi ke plat yang akan dijadikan
box.
3. melakukan pemotongan plat sesuai dengan ukuran dari hasil perancangan yang telah
dibuat diatas kertas tadi.
4. Membuat tanda pada tempat-tempat yang akan di bor kemudian lansung melakukan
pengeboran pada titik tersebut.
5. Melipat box sesuai dengan bentuk perancangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
6. Memasukkan PCB yang telah dipasang dan diuji tadi sampai semuanya benar-benar
sesuai dengan yang kita inginkan.
7. lakukan finishing dan pekerjaaan selesai.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang
berkenaan dengan “Power Supply” dan “Up Down Counter” yaitu sebagai berikut :
1. Power Supply merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memberikan
tegangan/daya sumber pada rangkaian elektronika.
2. Rangkaian power supply terdiri dari blok penyearah, blok penyaring, dan blok
pembangkit tegangan.
3. Rangaian Up down counter merupakan gabungan dari rangkaian up counter dan
down counter.
4. Rangkaian up down counter dapat dioperasikan dengan dua cara yaitu
- Cara otomatis dilakukan dengan cara pembnerian pulsa clock ke rangkaian
dengan cara menggunakan function generator
- Cara manual dilakukan dengan cara menekan saklar S3 secara bergantian.
5. Untuk mengembalikan tampilan seven segment ke posisi 0000, maka kita dapat
melakukan menekan saklar reset.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin saya sampaikan dalam melakukan praktikum bengkel
perancangan dan pabrikasi elektronika pada semester III kali ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan mahasiswa dapat benar-benar melaksanakan kegiatan praktikum dengan baik,
benar dan disiplin.
2. Diharapkan pada mahasiswa dapat memahami betul fungsi dan kegunaan dari power
supply dan up down counter .
19
3. Diharapkan keseriusan dalam melaksanakan rangkaian power supply dan up down
counter ini.
4. Diharapkan dosen pembimbing membimbing mahasiswanya dalam pembuatan power
supply dan up down counter
DAFTAR PUSTAKA
Malvino barmawi ” Prinsip-prinsip elektronika ” Erlangga : Jakarta . 1994.
Course note ”Rangkaian listrik II ” PEDC Bandung . 1993.
Barmawi, M dan M . O Tjia Phd. (terjemahan) . Rangkaia dan sistim analog
Digital , Erlangga : Jakarta . 1993.
Sofyan . H . Nasution . Analisa dan desain Rangkaian Terpadu Digital,Erlangga : Jakarta
. 1967.
20