laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan pengolahan ...
Embed Size (px)
Transcript of laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan pengolahan ...
-
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
UNIVERSI
TAS PE
NDIDIKAN GANESHA
UNDIKSHADEPART
EMEN P
ENDIDIKAN NASIONAL
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH BONGGOL PISANGMENJADI PRODUK OLAHAN SEBAGAI INDUSTRI RUMAH
TANGGA DI DESA TEMUKUS KECAMATAN BANJARKABUPATEN BULELENG
OLEH :
Dra. Damiati, M.Kes NIDN.0019026502 (Ketua)Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par. NIDN.00071272007 (Anggota)Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd.NIDN.00071171002 (Anggota)Cok Istri R Marsiti, S.Pd.,M.Pd. NIDN.00030371002 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No : 89/UN/LPM/2014Tanggal 19 Mei 2014
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNDIKSHA2014
-
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan AnugerahNYA, kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat dengan Judul
Pelatihan Pengolahan Limbah Bonggol Pisang Menjadi Produk Olahan Sebagai Industri
Rumah Tangga di Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dapat
terlaksana dengan baik dan lancar.
Terlaksananya kegiatan ini berkat adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai
pihak, antara lain Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksaha, masyarakat (ibu-ibu
rumah tangga /PKK) di Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng, tim
pelaksana kegiatan, Kepala Desa Temukus, serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih atas segala
bantuan dan kerjasamanya, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana sesuai
harapan.
Semoga program Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat bermanfaat dalam
rangka pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Buleleng .
Singaraja , 10 September 2014
Penulis,
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN MUKA
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Rumusan Masalah 9
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1 Realiasasi Pemecahan Masalah 17
2.2 2 Khalayak Sasaran 18
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Kegiatan 20
5.2 Pembahasan 21
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 23
5.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Unsur-unsur Gizi Bonggol Pisang
Tabel 2. Daftar Peserta Pelatihan
Tabel 3. Pedoman Penilaian
Tabel 4. Kriteria dan Indikator Keberhasilan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis situasi
Bali mempunyai potensi alam yang mendukung pertumbuhan berbagai macam jenis
tanaman salah satunya adalah tanaman pisang. Tanaman pisang (Musa paradisica)
merupakan jenis tanaman yang biasanya tumbuh di pekarangan dan pinggiran sawah atau
kebun. Tanaman pisang cocok ditanam baik didataran rendah sampai pada ketinggian
1000 meter diatas permukaan laut dan menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar
matahari. Pisang sebagai bahan konsumsi sangat bergizi karena merupakan sumber
vitamin, mineral dan juga karbohidrat.Di Bali terdapat beragam jenis pisang seperti
pisang susu, pisang raja, pisang kepok, pisang klutuk, pisang lilin dan berbagai macam
tanaman pisang yang lainnya (dinas pertanian provinsi Bali). Produksi pisang di Bali
pada tahun 2009 mencapai 133, 010 ton (Dinas Pertanian Provinsi Bali) sehingga ini
menjadikan Bali memiliki stok pisang yang banyak. Sedangkan untuk Kabupaten
Buleleng pada khususnya memiliki potensi stok pisang yang banyak.Jumlah produksi pisang pada tahun 2010 mencapai 26,935 ton dengankecamatan yang paling banyak memproduksi pisang adalah kecamatan Banjar yaitu10.715 ton (Dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Buleleng). Dari hasilobservasi, pisang yang paling banyak terdapat di desa Temukus Kecamatan BanjarKabupaten Buleleng adalah jenis Pisang Kepok. Pisang kepok (Musaparadisiacaformatypica) memiliki bentuk agak gepeng dan bersegi. Karenabentuknya gepeng, ada yang menyebutnya pisang gepeng. Ukuran buahnya kecil,panjangnya 10-12 cm dan beratnya 80-120 g. Kulit buahnya sangat tebal denganwarna kuning kehijauan dan kadang bernoda cokelat. Ada dua jenis pisang kepok,yaitu pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Secara kasat mata dari luarbentuk pisangnya hampir sama. Hanya saat daging buahnya diiris, baru terlihatkalau kepok kuning berwarna kekuningan, sedangkan kepok putih lebih pucat. Rasakepok kuning lebih manis, sedangkan yang kepok putih lebih asam,karena itu orang
-
enggan mengkonsumsi pisang kepok putih, dan menjadikannya makanan burung.Padahal nilai gizi yang terkandung sama saja dengan keluarganya yang kuning (NinaYusab 2008, http // : dapur mlandhing. blogger.com). Kandungan gizi pisang terdiridari air, karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin A, B1, B2, dan C. Secara umumsetiap 100 gram daging buah pisang segar yang masak mengandung 10 gr air, 1,2gr protein, 0,3 gram lipid, 27 gr karbohidrat, 400 gr kalium, 20 gr asam askorbat, 0,1mg -karoten, 10 g asam folat, sejumlah vitamin dan zat penting seperti thiamin(vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), pridoksin (B6), niacin. Asam pantotenat, daninositol (Mukhtasar, 2003).Dari segi pemanfaatan, selama ini masyarakat memanfaatkan bagian buah, daun,
jantung dan pelepahnya saja, misalnya bagian buah bisa dimakan langsung dan bisa
diolah menjadi pisang goreng, pisang sale, kripik pisang, dan lain-lain. Bagian daun
dimanfaatkan untuk mendekorasi hidangan dengan cara membuat aneka ragam bentuk
lipatan daun dan juga digunakan untuk membungkus makanan. Dan untuk jantung pisang
digunakan sebagai bakso, dendeng, abon, dan sayuran. Serta batang pisang terutama yang
masih muda biasanya dibuat jukut ares dan batang pisang yang sudah tua dijadikan bahan
pakan ternak. Bonggol pisang merupakan bagian yang paling jarang dimanfaatkan,
apalagi untuk dikonsumsi. Selama ini masyarakat menggunakannya sebagai bahan
makanan ternak atau dibuang begitu saja dan menjadi limbah, padahal bonggol pisang
dapat dimafaatkan 100% untuk konsumsi, yang berarti seluruh bagiannya bisa dimakan.
Bonggol pisang belum dimanfaatkan oleh masyarakat desa secara optimal sebagai
komoditi yang memiliki nilai lebih, padahal bonggol pisang mengandung karbohidrat
yang cukup tinggi. Menurut Hasil penelitian menunjukkan komposisi bonggol pisang
meliputi : 76% pati, 20% air (Yuanita dkk. 2008.). Dalam 100 gram bahan bonggol
pisang kering mengandung karbohidrat 11,6 gram (Nio. 1992). Menurut Purwati bonggol
pisang mengandung mineral (3,10%), lemak (38,97%), protein (3,19%), karbohidrat
(50,12%), kalori dan serat (2,96%) (http://intisari-online.com/read/memberi-nilai-
bonggol-pisang.html). Jadi selain bonggol pisang memiliki nilai gizi yang tinggi juga
akan melengkapi penganekaragaman bahan pangan serta mengembangkan penggunaan
bahan makanan tradisional.
-
Dari segi kandungan gizinya, bonggol pisang memiliki kandungan serat dan
kalsium yang cukup tinggi, sehingga dapat menjadi sumber serat dan kalsium alternatif.
Kandungan karbohidrat yang tinggi pun menjadi sebuah keunggulan bagi bonggol pisang
karena dapat menjadi bahan subtitusi bagi beras, apalagi ditunjang dengan kalori yang
besar sehingga dapat menjadi sumber energi bagi para konsumennya. Bonggol pisang
selain kaya serat, juga dapat memperlancar pencernaan (http://bisnisukm.com/keripik-
bonggol-pisang-renyah-dan-kaya-akan-serat.html) dan mengurangi sembelit. Berdasarkan
hal tersebut diatas akan dicoba mengkaji pemanfaatan bonggol pisang sebagai berbagai
macam produk olahan industri rumah tangga.
Salah satu desa yang memiliki hasil pertanian dan perkebunan yang cukup
beragam dan potensial yaitu Desa Temukus Kecamatan Banjar. Berdasarkan data
profil desa tahun 2009, Desa Temukus dikategorikan desa binaan yang letaknya di
dataran rendah, dengan ketinggian 0-200 meter, diatas permukaan laut, memiliki
topografi wilayah berupa dataran rendah dan perbukitan.
Pemanfaatan lahan yang ada di desa Temukus adalah sebagai perkebunan,
tegalan, dan sawah. Dari jumlah KK 1615 yang tiap KK terdiri dari rata-rata 3-4 jiwa,
hampir 90 % memiliki tanaman pisang yang ditanam di lahan tegalan atau pekarangan
rumah. Di Desa Temukus dimana hampir semua penduduknya memiliki tanaman
pisang baik dilahan pekarangan ataupun lahan perkebunannya, karena buah pisang selalu
digunakan sebagai sarana persembahyangan dan bila dijual memiliki nilai jual yang
tinggi.Pisang merupakan salah satu jenis komoditas buah-buahan yang banyak tumbuh di
lahan perkebunan penduduk atau ditanam sebagai pengisi lahan pekarangan. Dari segi
pemanfaatan, selama ini masyarakat memanfaatkan bagian buah, daun, jantung dan
pelepahnya saja, misalnya bagian buah bisa dimakan langsung dan bisa diolah menjadi
pisang goreng, pisang sale, kripik pisang, dan lain-lain. Karena nilai jual pisang sangat
tinggi baik yang belum diolah atau sudah dalam bentuk olahan, maka banyak limbah
pisang yaitu bonggol pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal
bonggol pisang mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Berdasarkan hasil
observasi penduduk desa Temukus, bonggol pisang hanya dimanfaatkan sebagai pakan
ternak saja sementara bonggol pisang memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat
-
dimanfaatkan sebagai penganekaragaman bahan pangan serta mengembangkan
penggunaan bahan makanan tradisional.
Melihat potensi banyaknya terdapat bonggol pisang dan kurangnya pengolahan
bonggol pisang di desa Temukus Kecamatan Banjar, maka penulis bermaksud
mengadakan pelatihan pengolahan limbah bonggol pisang menjadi berbagai produk
olahan sehingga nantinya akan menjadi konstribusi untuk pemerintahan Buleleng dalam
upaya membuka peluang usaha yang berupa industri rumah tangga. Dengan mengolah
bonggol pisang menjadi berbagai produk olahan berarti sudah tidak ada bagian tanaman
pisang yang tidak dimanfaatkan, dengan memanfaatkan semua bagian tanaman pisang
berarti semakin banyak alternatif pilihan bahan makanan untuk dikomsumsi dan menjadi
salah satu peluang usaha.
Berdasarkan fenomena tersebut perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi
warga atau kelompok tani terutama ibu-ibu PKK untuk memanfaatkan bonggol pisang
menjadi produk olahan dan dapat meningkatkan nilai ekonomis bonggol pisang.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas, dikemukakan bahwa salah satu potensi hasil
perkebunan di Kabupaten Buleleng khususnya di desa Temukus adalah buah Pisang.
Tanaman pisang adalah salah satu tanaman buah yang tidak mengenal musim. Dari segi
pemanfaatan, selama ini masyarakat memanfaatkan bagian buah, daun, jantung dan
pelepahnya saja, misalnya bagian buah bisa dimakan langsung dan bisa diolah menjadi
pisang goreng, pisang sale, kripik pisang, dan lain-lain. Bonggol pisang adalah salah satu
limbah yang dapat dimanfaatkan karena bonggol pisang memiliki nilai lebih yaitu
mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, tapi selama ini bonggol pisang hanya
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan belum dimanfaatkan oleh masyarakat desa secara
optimal sebagai komoditi yang memiliki nilai lebih, seperti di olah menjadi berbagai
produk olahan.
Pemanfaatan limbah bonggol pisang sebagai hasil olah produk perkebunan di desa
Temukus belum banyak dilakukan. Salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat tentang pemanfaatan limbah
bonggol pisang. Pengolahan limbah bonggol pisang yang diolah dengan baik dan benar,
sebenarnya dapat memberikan nilai ekonomis atau nilai jual yang lebih tinggi kalau dapat
-
diolah dengan teknik pengolahan yang bervariasi seperti kerupuk, abon, dendeng, bakso,
tum, tepung dan lain-lain. Hasil olahan limbah bonggol pisang ini akan memberikan
variasi rasa, bentuk, dan menambah nilai gizi.
Bertolak dari identifikasi diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan para ibu rumah tangga tentang manfaat
limbah bonggol pisang dan nilai gizinya.
2. Bagaimana teknik pengolahan limbah bonggol pisang menjadi olahan makanan yang
menarik dan bergizi, agar memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, layak di
konsumsi dan dapat diterima oleh masyarakat umum.
3. Jenis-jenis hidangan apa saja yang merupakan hasil olahan limbah bonggol pisang.
4. Bagaimana cara mengemas hasil olahan limbah bonggol agar dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lebih lama.
Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Pisang
Pisang adalah tanaman herbal yng berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk
Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar),
Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir
merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan subtropis, dimulai dari Asia
Tenggara ke timur melalui Lautan Teduh ke Hawai. Selain itu tanaman pisang menyebar
ke barat melalui Samudra Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika.
Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008) uraian sistematika (Taksonomi)
tumbuhan, kedudukan tanaman pisang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Beberapa bukti sejarah, baik tertulis maupun berupa relief, di tempat-tempat yang
dianggap penting menunjukkan bahwa tanaman pisang memang telah lama
-
dibudidayakan. Tulisan pertama tentang pemeliharaan pisang berasal dari India, yakni
disebutkan bahwa pemeliharaan tersebut dilakukan di epics, Pali Boeddhist., pada 500
600 SM. Disebutkan pula bahwa buah sebesar taring itu memang disukai binatang
binatang bertaring atau bertanduk seperti kera dan gajah. Di Cina, awal kebudayaan
pisang dimulai dan terpusat di Yangtze dan sungai kuning. Sementara pada zaman batu
batuan kuno, dari tanah Yunani diperoleh data bahwa pisang termasuk flora dari tanah
India yang hadir pada 300 tahun SM. Sumber lain menyebutkan bahwa sebelum
perhubungan Benua Eropa dengan Benua Asia ditemukan, bangsa Portugis telah
mengenal pisang dari Teluk Guines di Afrika.
Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), buah pisang mempunyai
kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium,
magnesium, besi, fosfor, dan kalium, mengandung vitamin B, B6, dan C, serta
mengandung serotonin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran fungsi otak.
Bila dibandingkan dengan buah apel, nilai energi pisang bernilai lebih tinggi, yakni 136
kalori per 100 gr, sedangkan buah apel hanya 54 kalori per 100 gr. Karbohidrat pada
pisang mampu menyuplai energi lebih cepat daripada nasi dan biscuit sehingga para atlet
olahraga banyak yang mengkomsumsi pisang disaat jeda untuk merecharge energi
mereka.
Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah tersedia dalam
waktu singkat sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat.
Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara
bertahap sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu cepat. Karbohidrat pisang
merupakan cadangan energi yang sangat baik bagi tubuh.
Pisang, termasuk salah satu jenis buah yang nilai gizinya cukup tinggi.
Kandungan vitamin dan mineralnya dipercaya mampu menyuplai cadangan energi secara
cepat sehingga mudah diserap tubuh ketika dibutuhkan. Dalam hal budi dayanya pun,
pisang tergolong jenis tanaman yang mudah tumbuh sehingga tak heran bila tanaman
pisang banyak dijumpai dimana saja, baik dipekarangan rumah, pinggir jalan, tepi sawah,
atau di kebun kebun.
-
2. Jenis Pisang
Menurut Eddy dan Lilik (2006) , berdasarkan manfaatnya bagi kepentingan
manusia, pisang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Pisang Serat, Pisang Hias, dan Pisang
Buah. Pisang Serat (Musa Textilis), bagian yang dimanfaatkan bukan buahnya, tetapi
serat batangnya yang digunakan untuk pembuatan tekstil. Contoh Pisang Serat adalah
pisang abaka. Pisang Hias umumnya ditanam sebagai tanaman hias yang dapat
mempercantik taman. Contoh Pisang Hias adalah Pisang Kipas dan pisang pisangan.
Pisang Buah (Musa paradisiaca) ditanam dengan tujuan untuk dimanfaatkan buahnya.
Pisang buah dapat dibedakan menjadi empat golongan. Pertama, pisang yang
dapat dimakan langsung setelah matang (disebut juga Pisang Meja) atau dikenal dengan
Banana. Contohnya, Pisang Susu, Pisang Hijau, Pisang Mas, Pisang Raja, Pisang Ambon
Kuning, Pisang Ambon Lumut, Pisang Barangan, Pisang Seribu, dan Pisang Cavendish.
Golongan Banana mempunyai bentuk buah yang ujungnya tumpul dan rasa buahnya
yang enak jika sudah matang. Kedua, pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih
dahulu (plantain). Contohnya, Pisang Tanduk, Pisang Nangka, Pisang Oli, Pisang Kepok,
Pisang Kapas, Pisang Siam, dan Pisang Bangkahulu. Golongan plantain mempunyai
bentuk buah yang ujungnya runcingm permukaan buah mengkilap, berkadar pati tinggi,
dan beraroma kurang tajam. Ketiga, pisang yang dimakan langsung setelah masak atau
setelah diolah terlebih dahulu, seperti Pisang Kepok dan Pisang Raja. Keempat, pisang
yang dapat dimakan ketika masih mentah, seperti Pisang Klutuk (Pisang Batu) yang
berasa sepat dan enak untuk rujak.
Di indonesia, terdapat lebih dari 230 jenis pisang. Namun, jenis pisang yang
dijual dipasaran dan umum dikosumsi adalah Pisang Barangan, Pisang Raja, Pisang Raja
Sereh, Pisang Raja Uli, Pisang Raja Jambe, Pisang Raja Molo, Pisang Kepok, Pisang
Tanduk, Pisang Mas, Pisang Ambon Lumut, Pisang Ambon Kuning, Pisang Nangka,
Pisang Kapas, Pisang Kidang, Pisang Lampung, dan Pisang Tongkat Langit.
3. Pisang Kepok
Pisang kepok termasuk ke dalam jenis plantain. Daging buahnya memiliki
kandungan padatan yang cukup tinggi sehingga sangat cocok untuk membuat keripik dan
tepung pisang. Syarat pisang untuk bahan baku pembuatan keripik atau tepung pisang
-
adalah pisang yang memiliki kandungan pati 16,5% - 19,5%. Buah pisang kepok yang
cocok diolah menjadi keripik atau tepung adalah buah yang masih mentah. Keripik yang
dihasilkan dari pisang kepok berwarna cerah, bertekstur baik, renyah, dan berasa manis.
Tepung pisang kepok berwarna cerah sehingga banyak industri makanan yang membuat
tepung pisang dari pisang kepok. Di industri makanan, tepung pisang biasanya digunakan
untuk membuat makanan instan bagi anak yang berumur kurang dari dua tahun.
Masyarakat sulawesi selatan sering menggunakan pisang kepok untuk membuat Kolak
Pisang, Pisang Epe, atau Pisang Hijau (Eddy dan Lilik, 2006)
Pisang Kepok di Filipina dikenal dengan nama Pisang Saba, sedangkan di
Malaysia dikenal dengan nama Pisang Nipah. Buahnya enak untuk dimakan setelah
diolah terlebih dahulu. Bentuk buahnya agak pipih sehingga kadang disebut dengan nama
Pisang Gepeng. Beratnya per tandan bisa mencapai 14-22 kg dengan jumlah sisir 10-16.
Dari masing-masing sisir terdiri dari 12-20 buah. Bila matang warna kulit buahnya akan
berwarna kuning penuh (Suyanti dan Ahmad Supriyadi, 2008 ).
4. Bonggol Pisang
Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), pengertian Bonggol Pisang adalah
tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya). Bonggol Pisang muda dapat
dimanfaatkan untuk sayur dan diolah menjadi keripik yang kaya akan serat. Secara
tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan sebagai obat disentri
dan pendarahan usus besar.
Kandungan Gizi Bonggol Pisang dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini
Tabel 2. Kandungan Gizi Bonggol Pisang
NO Kandungan Gizi Bonggol
Basah
Bonggol
Kering
1 Kalori (kal) 43,00 425,00
2 Protein (gram) 0,36 3,45
3 Lemak (gram) 0 0
4 Karbohidrat (gram) 11,60 66,20
5 Kalsium (mg) 15,00 60,00
-
6 Fosfor (mg) 60,00 150,00
7 Zat Besi (mg) 0,50 2,00
8 Vitamin A (SI) 0 0
9 Vitamin B1 (mg) 0,01 0,04
10 Vitamin C (mg) 12,00 4,00
11 Air 86,00 20,00
12 Bagian yang dapat di konsumsi
(%)
100 100
Sumber : Morton JF, 2004 dalam Kumalasari, 2005.
Pada tabel 2 di atas terlihat bahwa bonggol pisang, khususnya bonggol
pisang yang kering, mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, yaitu
66,20 gram. Jika dibandingkan dengan beras yang mempunyai kandungan
karbohidrat sebanyak 76,2%, Ubi Kayu (Gaplek) 81,3%, dan Jagung 63,6%,
maka Bonggol Pisang juga mengandung karbohidrat yang tidak jauh berbeda.
Wajar saja bila rasa lapar yang diderita masyarakat Indonesia akibat
kekurangan pangan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, bisa terobati
dengan mengkomsumsi Bonggol Pisang. oleh karena itu, Umbi atau Bonggol Pisang
dapat dijadikan sebagai makanan, selain bonggol pisang juga bisa dijadikan pakan ternak
dan obat. Jadi, apa yang selama ini terbuang sia sia oleh masyarakat, teryata bisa
dimanfaatkan dan mampu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Produk olahan limbah bonggol pisang
Bonggol Pisang adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya).
Bonggol Pisang muda dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan karena kaya
akan serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan
sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.
Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan modal utama untuk merebut hati
konsumen. Tanaman pisang tergolong tanaman multi guna. Disebut demikian karena
selain buahnya yang dapat diambil, masih banyak lagi bagian lain yang dapat
dimanfaatkan. Buah pisang yang muda dimanfaatkan menjadi berbagai masakan seperti
keripik, tepung, dan lain-lain. Buah pisang yang matang dapat langsung di makan tanpa
-
diolah terlebih dahulu, atau dibuat berbagai macam olahan seperti dodol, bolu, selai, dan
lain-lain. Batangnya dapat diolah menjadi sayur (jukut) ares. .
Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
tentang pengolahan limbah bonggol pisang menjadi produk olahan misalnya menjadi
abon, tum, bakso, dendeng, dan kerupuk bagi para ibu kelompok PKK di Desa Temukus
Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.
Jika tujuan diatas dapat tercapai diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan bagi para ibu kelompok PKK dalam mengolah limbah bonggol pisang yang
selama ini belum pernah dilakukan, dan diharapkan nantinya dapat meningkatkan
penghasilan keluarga melalui keterampilan yang diperoleh dengan menjual produk
olahan nangka sebagai industri rumah tangga.
Manfaat Kegiatan
Apabila tujuan di atas telah tercapai maka diharapkan dapat:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat produk
olahan limbah bonggol pisang sebagai industri rumah tangga.
2. Dapat meningkatkan Pengahasilan keluarga dan menambah nilai jual dari
limbah bonggol pisang.
Kerangka Pemecahan Masalah
Pemerintah melalui pencanangan Program Pelita telah mencanangkan tentang
program penganekaragaman makanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hasil alam Indonesia yang cukup kaya
akan bahan-bahan makanan merupakan modal untuk pelaksanaan program tersebut.
Melalui penganekaragaman makanan diharapkan masyarakat dapat meningkatkan taraf
ekonomi keluarga serta mempertinggi kecukupan gizi keluarga.
Pengetahuan dan ketrampilan dalam hal pengolahan makanan merupakan salah
satu kendala dalam pencapaian tujuan diatas. Hal ini disebabkan kurangnya informasi
yang dimiliki oleh masyarakat, khususnya dipedesaan tentang ketrampilan pengolahan
makanan. Untuk itu pelatihan ketrampilan pengolahan makanan khususnya dalam hal
pengolahan limbah bonggol pisang merupakan sarana bagi ibu-ibu rumah tangga dan
remaja putri memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang manfaat dan nilai gizi
-
bonggol pisang, teknik pengolahan limbah bonggol pisang menjadi makanan yang
bervariasi dan lebih berkualitas serta memiliki nilai ekonomi yang lebih baik.
-
BAB II
METODE PELAKSANAN
4.1 Realisasi Pemecahan Masalah
Untuk mencapai sasaran kegiatan perlunya dukungan dari berbagai pihak terkait,
guna kelancaran kegiatan. Koordinasi yang baik dari pelaksana kegiatan dan peserta
merupakan faktor penentu berhasilnya kegiatan pengabdian ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi beberapa tahap kegiatan yang
meliputi : 1) tahap persiapan meliputi: pembekalan materi tentang pemanfaatan bonggol
pisang serta nilai gizinya, teknik pengolahan bonggol pisang sesuai jenis makanan yang
diharapkan; 2) tahap pelatihan meliputi: pengolahan bonggol pisang menjadi beberapa
jenis makanan seperti kerupuk, bakso, tum, dan abon.; 3) tahap evaluasi meliputi evaluasi
akhir pembuatan makanan (mencari faktor penyebab kegagalan), penilaian rasa dan
tampilan makanan.
Untuk memanfaatkan buah nangka menjadi produk olahan serta dapat meningkatkan
keterampilan serta membuka peluang kerja dan menekan angka pengangguran, maka
melalui program P2M ini memberikan Pelatihan pengolahan limbah bonggol pisang
menjadi produk olahan sebagai industri rumah tangga di desa Temukus kecamatan Banjar
Kabupaten Buleleng
Untuk mencapai sasaran kegiatan diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak
terkait, guna kelancaran jalannya kegiatan. Koordinasi kegiatan merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan kegiatan ini.
Kegiatan ini dibagi atas beberapa kegiatan yaitu : 1) Pembekalan materi pelatihan
berupa persiapan bahan, alat hal-hal yang terkait dengan pengolahn bonggol pisang , 2)
Pelaksanaan kegiatan berupa demontrasi dan pelatihan pengolahan limbah bonggol
pisang menjadi produk olahan
-
4.2 Khalayak Sasaran
Adapun yang menjadi subjek sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah para ibu kelompok PKK Desa Temukus, Kecamatan Banjar , Kabupaten Buleleng
sebanyak 20 orang.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk
pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dilaksanakan secara
bertahap . Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya :
1. Ceramah digunakan untuk penyampaian pengetahuan secara umum tentang bonggol
pisang , nilai kandungan gizi bonggol pisang ,manfaat bonggol pisang, dan beberapa
hasil olahannya seperti kerupuk, tum, dendeng, bakso, abon dan lain-lain.
2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses
pengolahan bonggol pisang , peralatan yang diperlukan serta bahan tambahan
makanan yang digunakan dalam pengolahan.
3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh
kedua metode diatas .
4. Pelatihan pembuatan olahan bonggol pisang dengan melibatkan seluruh peserta
pelatihan.
5. Evaluasi hasil akhir dan pengemasan makanan. Adapun pedoman yang digunakan
dalam penilaian keberhasilan pelaksanaan pelatihan sebagai berikut:
Tabel 3. Pedoman PenilaianNo. Rentangan Kategori
1. 85-100% Berhasil
2. 50-84% Sedang
3. 0-49% Kurang Berhasil
Evaluasi Keberhasilan
Rancangan metode evaluasi diberikan kepada peserta menggunakan kriteria/indikator
keberhasilan untuk penilaian pengolahan nangka menjadi produk makanan olahan seperti
kerupuk, abon dan bakso.
-
Sedangkan evaluasi kegiatan ini secara keseluruhan dilakukan setelah peserta
diberikan pelatihan dan menghasil produk olahan bonggol pisang.
Kriteria atau indikator keberhasilan program pelatihan ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4. Kriteria dan indikator keberhasilan
NO KRITERIA IDIKATOR TOLAK UKUR
1. Kualitas bahan
a. Buah bonggolpisang
b. Gula pasirc. Kapur sirihd. Tepung
kanji/tapiokae. Garamf. Mericag. Bawang putih
Rasa manis, warna kuningkecoklatan, bentuk yangsesuai dengan kemasan.
2.. Hasil berdasarkanTeknik Pengolahan
a. Direbusb. Digorengc. Kikukusd. Direndame. Diperas
Teknik dapat dilakukanbeberapa kali dan bervariasi
3. Variasi BentukPenyajian
a. Bentukb. Rasac. Warna
Setiap hidangan memilikibentuk,warna, dan rasa yangberbeda dan bervariasi
4. Pemakaian BahanTambahan
a. Alami Bahan tambahan yangdigunakan disesuaikan denganjenis dan variasi hidangan
-
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat tentang Pelatihan
pengolahan limbah bonggol pisang menjadi produk olahan sebagai industri rumah .
dilaksanakan di Balai Banjar Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng
dengan jumlah peserta 20 orang, dimana peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK desa
Temukus dan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.
Tahap pertama adalah persiapan tempat, pada kegiatan ini tempat yang digunakan
adalah di kantor kepala Desa Temukus. Selain tempat pada tahap awal tim pelaksana
membuat kesepakatan mengenai pelaksanan kegiatan pengabdian yang akan
dilaksanakan dan disepakati kegiatan tersebut pada tanggal 16 Agustus 2014.
Tahap kedua melakukan koordinasi dengan anggota pelaksana atau instruktur
untuk menyiapkan bahan atau materi yang akan disampaikan diawal kegiatan sebelum
kegiatan keterampilan dimulai, tujuannya adalah agar peserta memperoleh gambaran
secara umum tentang bonggol pisang dan manfaatnya serta berbagai macam produk buah
daribonggol pisang yang dapat diolah.
Tahap ketiga, merupakan tahap pelaksanaan dari kegiatan inti yaitu pelatihan
diversivikasi produk olahan buah nagka sebagai industri rumah tangga, berupa kerupuk
bonggol pisang, abon bonggol pisang, tum bonggol pidang dan bakso bonggol pisang.
Peserta hadir sesuai dengan undangan yang telah disepakati antara peserta dengan tim
pelaksana yaitu pada pukul 10.00 wita sampai dengan pukul 15.00 wita, kegiatan dimulai
yang didahului dengan acara pembukaan yang dibuka oleh bapak kepala desa Temukus,
serta laporan ketua pelaksanan.
Dari pengamatan para instruktur dan tim pelaksana para peserta sangat antusias
dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini, hal ini terlihat dengan semangatnya
peserta yang mengajukan beberapa pertanyaan dan memberi masukan selama kegiatan
berlangsung, sampai peserta akhirnya dapat menyelesaikan berbagai produk olahan dari
buah nangka dengan baik.
-
Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah evaluasi pelaksanan
program dan evaluasi yang meliputi hasil keterampilan pengolahn produk olahan bonggol
pisang yaitu membuat kerupuk, bakso, tum dan abon bonggol pisang. Bila dilihat dari
peserta yang mengikuti pelatihan ini mereka belum pernah mengolah bonggol pisang
menjadi kerupuk, sedangkan untuk mengolah abon, tum dan bakso peserta sudah pernah
mengolahnya tetapi bukan berbahan baku dari bonggol pisang, hal ini yang membuat
antusias peserta dalam mengikuti kegiatan, bahkan ada perserta yang memiliki rumah
makan, dia akan memvariasikan abon daging babi dengan abon dari bonggol pisang,
karena rasa dari abon bonggol pisang hamper sama dengan abon dari daging.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka dapat disimpulan bahwa program Pengabdian
Kepada Masyarakat tentang Pelatihan Pengolahan Limbah Bonggol Pisang menjadi
Produk Olahan Sebagai Industri Rumah Tangga dapat dikatagorikan berhasil, hal ini
dapat dilihat dari hasil keterampilan yang mereka selesaikan.
Kegiatan pelatihan yang baru pertama kali dilaksanakan di Desa Temukus ini
memberikan kesan yang sangat mendalam bagi para peserta, hal ini dapat dilihat dari
antusias dan semangat serta peserta mengharapkan kegiatan seperti ini dapat
diselenggarakan kembali dengan memannfaatkan bahan yang lain seperti anggur, karena
produk anggur di desa ini sangat banyak. Selain itu dengan berkembangnya pariwisata di
desa Temukus dan menjadi tempat singgah untuk membeli oleh-oleh khas bali telah ada
pusat oleh-oleh di desa Temukus ( pusat oleh-oleh Krisna), hal ini memotivasi peserta
kedepan untuk membuat produk olahan bonggol pisang menjadi oleh-oleh khas desa
Temukus. Peserta pelatihan yang diwakili dari masing-masing banjar ini diharapkan
dapat menyebarluaskan hasil pelatihan ini kepada ibu-ibu yang tidak dapat mengikuti
dapat memiliki keterampilan pula. Hasil keterampilan ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan motivasi untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui industri rumah
tangga.
-
5.2 Pembahasan
Bonggol Pisang adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya).
Bonggol Pisang muda dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan karena kaya
akan serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan
sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.
Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan modal utama untuk merebut hati
konsumen. Tanaman pisang tergolong tanaman multi guna. Disebut demikian karena
selain buahnya yang dapat diambil, masih banyak lagi bagian lain yang dapat
dimanfaatkan. Buah pisang yang muda dimanfaatkan menjadi berbagai masakan seperti
keripik, tepung, dan lain-lain. Buah pisang yang matang dapat langsung di makan tanpa
diolah terlebih dahulu, atau dibuat berbagai macam olahan seperti dodol, bolu, selai, dan
lain-lain. Batangnya dapat diolah menjadi sayur (jukut) ares.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
tentang pengolahan limbah bonggol pisang menjadi produk olahan misalnya menjadi
abon, tum, bakso, dendeng, dan kerupuk bagi para ibu kelompok PKK di Desa Temukus
Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.
Jika tujuan diatas dapat tercapai diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan bagi para ibu kelompok PKK dalam mengolah limbah bonggol pisang yang
selama ini belum pernah dilakukan, dan diharapkan nantinya dapat meningkatkan
penghasilan keluarga melalui keterampilan yang diperoleh dengan menjual produk
olahan nangka sebagai industri rumah tangga.
Evaluasi akhir dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Temukus
secara umum dapat berhasil atas dukungan dan kerjasama antara masyarakat Desa
Temukus terutama Ibu-Ibu PKK hal ini terlihat dengan antusiasnya mereka mengikuti
kegiatan ini, dan mereka berharap diselenggarakan kembali dengan memannfaatkan
bahan yang lain seperti anggur, karena produk anggur di desa ini sangat banyak. Selain
itu dengan berkembangnya pariwisata di desa Temukus dan menjadi tempat singgah
untuk membeli oleh-oleh khas bali telah ada pusat oleh-oleh di desa Temukus ( pusat
oleh-oleh Krisna), hal ini memotivasi peserta kedepan untuk membuat produk olahan
bonggol pisang menjadi oleh-oleh khas desa Temukus.
-
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Bonggol Pisang adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya).
Bonggol Pisang muda dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan karena kaya
akan serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan
sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.
Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan modal utama untuk merebut hati
konsumen. Tanaman pisang tergolong tanaman multi guna. Disebut demikian karena
selain buahnya yang dapat diambil, masih banyak lagi bagian lain yang dapat
dimanfaatkan. Buah pisang yang muda dimanfaatkan menjadi berbagai masakan seperti
keripik, tepung, dan lain-lain. Buah pisang yang matang dapat langsung di makan tanpa
diolah terlebih dahulu, atau dibuat berbagai macam olahan seperti dodol, bolu, selai, dan
lain-lain. Batangnya dapat diolah menjadi sayur (jukut) ares. .
Pelatihan produk olahan bonggol pisang menjadi kerupuk, bakso, tum dan abon
ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi ibu-ibu serta dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga
melalu industri rumah tangga.
6.2 Saran
1. Peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
membuat produk olahan bonggol pisang dan dapat ditularkan pada masyarakat
dilingkungan banjar masing-masing.
2. Hasil keterampilan ini diharapkan dapat dijual sebagai industri rumah tangga
sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
3. Kepada Institusi (Undiksha) melalui lembaga P2M untuk terus berupaya
memberikan bantuan untuk program-program sejenis dengan mengolah dari jenis
buah yang lain seperti mangga dan anggur , di Desa Temukus, Kecamatan Banjar
Kabupaten Buleleng.
-
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Bahan-bahan Tambahan Kerupuk, diakses tanggal 6 Juni 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Telur
Anonim. Bahan-bahan Tambahan Kerupuk, diakses tanggal 6 Juni 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Merica
Anonim. Kerupuk bonggol pisang, diakses tanggal 6 Juni 2012.
http://bisnisukm.com/keripik-bonggol-pisang-renyah-dan-kaya-akan-serat.html
Cahyono. Bambang. 1995. Pisang Budidaya dan Analisi Usaha tani. Yogyakarta:
Kanisius.
Edy Setyo Mudjajanto dan Lilik Kustiyah. 2006. Membuat Aneka Olahan Pisang. Bogor:
PT Agromedia Pustaka.
Hardiansyah dan Dodik Briawan. 2000. Bahan Kandungan Gizi Bahan Makanan. Bogor:
Institud Pertanian Bogor.
Lisdiana Fachruddin, 1997. Membuat Aneka Selai. Yogjakarta: Kanisius.
Medanense, Herbarium. 2011. Klasifikasi Pisang Kepok. Universitas Sumatera Utara
Muchtadi. 1998. Pengolahan Hasil Pertanian. Nabati II Fatemata Bogor: IPB
Morton, JF. 2004. Kandungan Gizi Bonggol Pisang. Kumalasari 2005
Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT Gramedia.
Nuryani S. 1996. Budidaya Pisang. Semarang: Dahar Prize.
Satuhu dan Supriyadi. 1999. Pisang, Budidaya, dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar
Swadaya
Setyo Mudjajanto Eddy dan KustiyahLilik. 2006. Membuat Aneka Olahan Pisang.
Jakarta : PT Agro Media Pustaka.
-
Lampiran Gambar Kegiatan dan Hasil Pengolahan Bonggol Pisang
Instruktur sedang memberikan penjelasan manfaat bonggol pisang dan memberikan
demontrasi cara pengolahan berbagai olahan dari bonggol pisang
Peserta sedang mengolah berbagai jenis olahan dari bonggol pisang
Peserta sedang mengolah bakso bonggol pisang
-
Bahan-bahan yang digunakan u mengolah olahan bonggol pisang
Peralatan yang digunakan untuk mengolah olahan bonggol pisang
Pengolahan Tum bonggol pisang
-
Pengolahan kerupuk bonggol pisang
Pengolahan abon bonggol pisang
-
Hasil pengolahan bakso bonggol pisang
Hasil pebgolahan abon bonggol pisang