laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan pengolahan ...

of 28 /28
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA U N I V E R S I T A S P E N D I D I K A N G A N E S H A U N D I K S H A D E P A R T E M E N P E ND I DI K A N N A S IO N A L PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENJADI PRODUK OLAHAN SEBAGAI INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA TEMUKUS KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG OLEH : Dra. Damiati, M.Kes NIDN.0019026502 (Ketua) Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par. NIDN.00071272007 (Anggota) Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd.NIDN.00071171002 (Anggota) Cok Istri R Marsiti, S.Pd.,M.Pd. NIDN.00030371002 (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No : 89/UN/LPM/2014 Tanggal 19 Mei 2014 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNDIKSHA 2014

Embed Size (px)

Transcript of laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan pengolahan ...

  • LAPORAN AKHIR

    PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

    UNIVERSI

    TAS PE

    NDIDIKAN GANESHA

    UNDIKSHADEPART

    EMEN P

    ENDIDIKAN NASIONAL

    PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH BONGGOL PISANGMENJADI PRODUK OLAHAN SEBAGAI INDUSTRI RUMAH

    TANGGA DI DESA TEMUKUS KECAMATAN BANJARKABUPATEN BULELENG

    OLEH :

    Dra. Damiati, M.Kes NIDN.0019026502 (Ketua)Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par. NIDN.00071272007 (Anggota)Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd.NIDN.00071171002 (Anggota)Cok Istri R Marsiti, S.Pd.,M.Pd. NIDN.00030371002 (Anggota)

    Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha

    SPK No : 89/UN/LPM/2014Tanggal 19 Mei 2014

    JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

    UNDIKSHA2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    Rahmat dan AnugerahNYA, kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat dengan Judul

    Pelatihan Pengolahan Limbah Bonggol Pisang Menjadi Produk Olahan Sebagai Industri

    Rumah Tangga di Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dapat

    terlaksana dengan baik dan lancar.

    Terlaksananya kegiatan ini berkat adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai

    pihak, antara lain Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksaha, masyarakat (ibu-ibu

    rumah tangga /PKK) di Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng, tim

    pelaksana kegiatan, Kepala Desa Temukus, serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis

    sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih atas segala

    bantuan dan kerjasamanya, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana sesuai

    harapan.

    Semoga program Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat bermanfaat dalam

    rangka pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Buleleng .

    Singaraja , 10 September 2014

    Penulis,

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN MUKA

    HALAMAN PENGESAHAN i

    KATA PENGANTAR ii

    DAFTAR ISI iii

    DAFTAR TABEL v

    DAFTAR GAMBAR vi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Analisis Situasi 1

    1.2 Rumusan Masalah 9

    BAB II METODE PELAKSANAAN

    2.1 Realiasasi Pemecahan Masalah 17

    2.2 2 Khalayak Sasaran 18

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Kegiatan 20

    5.2 Pembahasan 21

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan 23

    5.2 Saran 23

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Unsur-unsur Gizi Bonggol Pisang

    Tabel 2. Daftar Peserta Pelatihan

    Tabel 3. Pedoman Penilaian

    Tabel 4. Kriteria dan Indikator Keberhasilan

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Analisis situasi

    Bali mempunyai potensi alam yang mendukung pertumbuhan berbagai macam jenis

    tanaman salah satunya adalah tanaman pisang. Tanaman pisang (Musa paradisica)

    merupakan jenis tanaman yang biasanya tumbuh di pekarangan dan pinggiran sawah atau

    kebun. Tanaman pisang cocok ditanam baik didataran rendah sampai pada ketinggian

    1000 meter diatas permukaan laut dan menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar

    matahari. Pisang sebagai bahan konsumsi sangat bergizi karena merupakan sumber

    vitamin, mineral dan juga karbohidrat.Di Bali terdapat beragam jenis pisang seperti

    pisang susu, pisang raja, pisang kepok, pisang klutuk, pisang lilin dan berbagai macam

    tanaman pisang yang lainnya (dinas pertanian provinsi Bali). Produksi pisang di Bali

    pada tahun 2009 mencapai 133, 010 ton (Dinas Pertanian Provinsi Bali) sehingga ini

    menjadikan Bali memiliki stok pisang yang banyak. Sedangkan untuk Kabupaten

    Buleleng pada khususnya memiliki potensi stok pisang yang banyak.Jumlah produksi pisang pada tahun 2010 mencapai 26,935 ton dengankecamatan yang paling banyak memproduksi pisang adalah kecamatan Banjar yaitu10.715 ton (Dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Buleleng). Dari hasilobservasi, pisang yang paling banyak terdapat di desa Temukus Kecamatan BanjarKabupaten Buleleng adalah jenis Pisang Kepok. Pisang kepok (Musaparadisiacaformatypica) memiliki bentuk agak gepeng dan bersegi. Karenabentuknya gepeng, ada yang menyebutnya pisang gepeng. Ukuran buahnya kecil,panjangnya 10-12 cm dan beratnya 80-120 g. Kulit buahnya sangat tebal denganwarna kuning kehijauan dan kadang bernoda cokelat. Ada dua jenis pisang kepok,yaitu pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Secara kasat mata dari luarbentuk pisangnya hampir sama. Hanya saat daging buahnya diiris, baru terlihatkalau kepok kuning berwarna kekuningan, sedangkan kepok putih lebih pucat. Rasakepok kuning lebih manis, sedangkan yang kepok putih lebih asam,karena itu orang

  • enggan mengkonsumsi pisang kepok putih, dan menjadikannya makanan burung.Padahal nilai gizi yang terkandung sama saja dengan keluarganya yang kuning (NinaYusab 2008, http // : dapur mlandhing. blogger.com). Kandungan gizi pisang terdiridari air, karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin A, B1, B2, dan C. Secara umumsetiap 100 gram daging buah pisang segar yang masak mengandung 10 gr air, 1,2gr protein, 0,3 gram lipid, 27 gr karbohidrat, 400 gr kalium, 20 gr asam askorbat, 0,1mg -karoten, 10 g asam folat, sejumlah vitamin dan zat penting seperti thiamin(vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), pridoksin (B6), niacin. Asam pantotenat, daninositol (Mukhtasar, 2003).Dari segi pemanfaatan, selama ini masyarakat memanfaatkan bagian buah, daun,

    jantung dan pelepahnya saja, misalnya bagian buah bisa dimakan langsung dan bisa

    diolah menjadi pisang goreng, pisang sale, kripik pisang, dan lain-lain. Bagian daun

    dimanfaatkan untuk mendekorasi hidangan dengan cara membuat aneka ragam bentuk

    lipatan daun dan juga digunakan untuk membungkus makanan. Dan untuk jantung pisang

    digunakan sebagai bakso, dendeng, abon, dan sayuran. Serta batang pisang terutama yang

    masih muda biasanya dibuat jukut ares dan batang pisang yang sudah tua dijadikan bahan

    pakan ternak. Bonggol pisang merupakan bagian yang paling jarang dimanfaatkan,

    apalagi untuk dikonsumsi. Selama ini masyarakat menggunakannya sebagai bahan

    makanan ternak atau dibuang begitu saja dan menjadi limbah, padahal bonggol pisang

    dapat dimafaatkan 100% untuk konsumsi, yang berarti seluruh bagiannya bisa dimakan.

    Bonggol pisang belum dimanfaatkan oleh masyarakat desa secara optimal sebagai

    komoditi yang memiliki nilai lebih, padahal bonggol pisang mengandung karbohidrat

    yang cukup tinggi. Menurut Hasil penelitian menunjukkan komposisi bonggol pisang

    meliputi : 76% pati, 20% air (Yuanita dkk. 2008.). Dalam 100 gram bahan bonggol

    pisang kering mengandung karbohidrat 11,6 gram (Nio. 1992). Menurut Purwati bonggol

    pisang mengandung mineral (3,10%), lemak (38,97%), protein (3,19%), karbohidrat

    (50,12%), kalori dan serat (2,96%) (http://intisari-online.com/read/memberi-nilai-

    bonggol-pisang.html). Jadi selain bonggol pisang memiliki nilai gizi yang tinggi juga

    akan melengkapi penganekaragaman bahan pangan serta mengembangkan penggunaan

    bahan makanan tradisional.

  • Dari segi kandungan gizinya, bonggol pisang memiliki kandungan serat dan

    kalsium yang cukup tinggi, sehingga dapat menjadi sumber serat dan kalsium alternatif.

    Kandungan karbohidrat yang tinggi pun menjadi sebuah keunggulan bagi bonggol pisang

    karena dapat menjadi bahan subtitusi bagi beras, apalagi ditunjang dengan kalori yang

    besar sehingga dapat menjadi sumber energi bagi para konsumennya. Bonggol pisang

    selain kaya serat, juga dapat memperlancar pencernaan (http://bisnisukm.com/keripik-

    bonggol-pisang-renyah-dan-kaya-akan-serat.html) dan mengurangi sembelit. Berdasarkan

    hal tersebut diatas akan dicoba mengkaji pemanfaatan bonggol pisang sebagai berbagai

    macam produk olahan industri rumah tangga.

    Salah satu desa yang memiliki hasil pertanian dan perkebunan yang cukup

    beragam dan potensial yaitu Desa Temukus Kecamatan Banjar. Berdasarkan data

    profil desa tahun 2009, Desa Temukus dikategorikan desa binaan yang letaknya di

    dataran rendah, dengan ketinggian 0-200 meter, diatas permukaan laut, memiliki

    topografi wilayah berupa dataran rendah dan perbukitan.

    Pemanfaatan lahan yang ada di desa Temukus adalah sebagai perkebunan,

    tegalan, dan sawah. Dari jumlah KK 1615 yang tiap KK terdiri dari rata-rata 3-4 jiwa,

    hampir 90 % memiliki tanaman pisang yang ditanam di lahan tegalan atau pekarangan

    rumah. Di Desa Temukus dimana hampir semua penduduknya memiliki tanaman

    pisang baik dilahan pekarangan ataupun lahan perkebunannya, karena buah pisang selalu

    digunakan sebagai sarana persembahyangan dan bila dijual memiliki nilai jual yang

    tinggi.Pisang merupakan salah satu jenis komoditas buah-buahan yang banyak tumbuh di

    lahan perkebunan penduduk atau ditanam sebagai pengisi lahan pekarangan. Dari segi

    pemanfaatan, selama ini masyarakat memanfaatkan bagian buah, daun, jantung dan

    pelepahnya saja, misalnya bagian buah bisa dimakan langsung dan bisa diolah menjadi

    pisang goreng, pisang sale, kripik pisang, dan lain-lain. Karena nilai jual pisang sangat

    tinggi baik yang belum diolah atau sudah dalam bentuk olahan, maka banyak limbah

    pisang yaitu bonggol pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal

    bonggol pisang mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Berdasarkan hasil

    observasi penduduk desa Temukus, bonggol pisang hanya dimanfaatkan sebagai pakan

    ternak saja sementara bonggol pisang memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat

  • dimanfaatkan sebagai penganekaragaman bahan pangan serta mengembangkan

    penggunaan bahan makanan tradisional.

    Melihat potensi banyaknya terdapat bonggol pisang dan kurangnya pengolahan

    bonggol pisang di desa Temukus Kecamatan Banjar, maka penulis bermaksud

    mengadakan pelatihan pengolahan limbah bonggol pisang menjadi berbagai produk

    olahan sehingga nantinya akan menjadi konstribusi untuk pemerintahan Buleleng dalam

    upaya membuka peluang usaha yang berupa industri rumah tangga. Dengan mengolah

    bonggol pisang menjadi berbagai produk olahan berarti sudah tidak ada bagian tanaman

    pisang yang tidak dimanfaatkan, dengan memanfaatkan semua bagian tanaman pisang

    berarti semakin banyak alternatif pilihan bahan makanan untuk dikomsumsi dan menjadi

    salah satu peluang usaha.

    Berdasarkan fenomena tersebut perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi

    warga atau kelompok tani terutama ibu-ibu PKK untuk memanfaatkan bonggol pisang

    menjadi produk olahan dan dapat meningkatkan nilai ekonomis bonggol pisang.

    Identifikasi dan Perumusan Masalah

    Berdasarkan analisis situasi di atas, dikemukakan bahwa salah satu potensi hasil

    perkebunan di Kabupaten Buleleng khususnya di desa Temukus adalah buah Pisang.

    Tanaman pisang adalah salah satu tanaman buah yang tidak mengenal musim. Dari segi

    pemanfaatan, selama ini masyarakat memanfaatkan bagian buah, daun, jantung dan

    pelepahnya saja, misalnya bagian buah bisa dimakan langsung dan bisa diolah menjadi

    pisang goreng, pisang sale, kripik pisang, dan lain-lain. Bonggol pisang adalah salah satu

    limbah yang dapat dimanfaatkan karena bonggol pisang memiliki nilai lebih yaitu

    mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, tapi selama ini bonggol pisang hanya

    dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan belum dimanfaatkan oleh masyarakat desa secara

    optimal sebagai komoditi yang memiliki nilai lebih, seperti di olah menjadi berbagai

    produk olahan.

    Pemanfaatan limbah bonggol pisang sebagai hasil olah produk perkebunan di desa

    Temukus belum banyak dilakukan. Salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya

    pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat tentang pemanfaatan limbah

    bonggol pisang. Pengolahan limbah bonggol pisang yang diolah dengan baik dan benar,

    sebenarnya dapat memberikan nilai ekonomis atau nilai jual yang lebih tinggi kalau dapat

  • diolah dengan teknik pengolahan yang bervariasi seperti kerupuk, abon, dendeng, bakso,

    tum, tepung dan lain-lain. Hasil olahan limbah bonggol pisang ini akan memberikan

    variasi rasa, bentuk, dan menambah nilai gizi.

    Bertolak dari identifikasi diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan para ibu rumah tangga tentang manfaat

    limbah bonggol pisang dan nilai gizinya.

    2. Bagaimana teknik pengolahan limbah bonggol pisang menjadi olahan makanan yang

    menarik dan bergizi, agar memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, layak di

    konsumsi dan dapat diterima oleh masyarakat umum.

    3. Jenis-jenis hidangan apa saja yang merupakan hasil olahan limbah bonggol pisang.

    4. Bagaimana cara mengemas hasil olahan limbah bonggol agar dapat disimpan dalam

    jangka waktu yang lebih lama.

    Tinjauan Pustaka

    1. Sejarah Pisang

    Pisang adalah tanaman herbal yng berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk

    Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar),

    Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir

    merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan subtropis, dimulai dari Asia

    Tenggara ke timur melalui Lautan Teduh ke Hawai. Selain itu tanaman pisang menyebar

    ke barat melalui Samudra Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika.

    Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008) uraian sistematika (Taksonomi)

    tumbuhan, kedudukan tanaman pisang diklasifikasikan sebagai berikut:

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledonae

    Famili : Musaceae

    Genus : Musa

    Spesies : Musa spp.

    Beberapa bukti sejarah, baik tertulis maupun berupa relief, di tempat-tempat yang

    dianggap penting menunjukkan bahwa tanaman pisang memang telah lama

  • dibudidayakan. Tulisan pertama tentang pemeliharaan pisang berasal dari India, yakni

    disebutkan bahwa pemeliharaan tersebut dilakukan di epics, Pali Boeddhist., pada 500

    600 SM. Disebutkan pula bahwa buah sebesar taring itu memang disukai binatang

    binatang bertaring atau bertanduk seperti kera dan gajah. Di Cina, awal kebudayaan

    pisang dimulai dan terpusat di Yangtze dan sungai kuning. Sementara pada zaman batu

    batuan kuno, dari tanah Yunani diperoleh data bahwa pisang termasuk flora dari tanah

    India yang hadir pada 300 tahun SM. Sumber lain menyebutkan bahwa sebelum

    perhubungan Benua Eropa dengan Benua Asia ditemukan, bangsa Portugis telah

    mengenal pisang dari Teluk Guines di Afrika.

    Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), buah pisang mempunyai

    kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi

    dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti kalium,

    magnesium, besi, fosfor, dan kalium, mengandung vitamin B, B6, dan C, serta

    mengandung serotonin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran fungsi otak.

    Bila dibandingkan dengan buah apel, nilai energi pisang bernilai lebih tinggi, yakni 136

    kalori per 100 gr, sedangkan buah apel hanya 54 kalori per 100 gr. Karbohidrat pada

    pisang mampu menyuplai energi lebih cepat daripada nasi dan biscuit sehingga para atlet

    olahraga banyak yang mengkomsumsi pisang disaat jeda untuk merecharge energi

    mereka.

    Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah tersedia dalam

    waktu singkat sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat.

    Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara

    bertahap sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu cepat. Karbohidrat pisang

    merupakan cadangan energi yang sangat baik bagi tubuh.

    Pisang, termasuk salah satu jenis buah yang nilai gizinya cukup tinggi.

    Kandungan vitamin dan mineralnya dipercaya mampu menyuplai cadangan energi secara

    cepat sehingga mudah diserap tubuh ketika dibutuhkan. Dalam hal budi dayanya pun,

    pisang tergolong jenis tanaman yang mudah tumbuh sehingga tak heran bila tanaman

    pisang banyak dijumpai dimana saja, baik dipekarangan rumah, pinggir jalan, tepi sawah,

    atau di kebun kebun.

  • 2. Jenis Pisang

    Menurut Eddy dan Lilik (2006) , berdasarkan manfaatnya bagi kepentingan

    manusia, pisang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Pisang Serat, Pisang Hias, dan Pisang

    Buah. Pisang Serat (Musa Textilis), bagian yang dimanfaatkan bukan buahnya, tetapi

    serat batangnya yang digunakan untuk pembuatan tekstil. Contoh Pisang Serat adalah

    pisang abaka. Pisang Hias umumnya ditanam sebagai tanaman hias yang dapat

    mempercantik taman. Contoh Pisang Hias adalah Pisang Kipas dan pisang pisangan.

    Pisang Buah (Musa paradisiaca) ditanam dengan tujuan untuk dimanfaatkan buahnya.

    Pisang buah dapat dibedakan menjadi empat golongan. Pertama, pisang yang

    dapat dimakan langsung setelah matang (disebut juga Pisang Meja) atau dikenal dengan

    Banana. Contohnya, Pisang Susu, Pisang Hijau, Pisang Mas, Pisang Raja, Pisang Ambon

    Kuning, Pisang Ambon Lumut, Pisang Barangan, Pisang Seribu, dan Pisang Cavendish.

    Golongan Banana mempunyai bentuk buah yang ujungnya tumpul dan rasa buahnya

    yang enak jika sudah matang. Kedua, pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih

    dahulu (plantain). Contohnya, Pisang Tanduk, Pisang Nangka, Pisang Oli, Pisang Kepok,

    Pisang Kapas, Pisang Siam, dan Pisang Bangkahulu. Golongan plantain mempunyai

    bentuk buah yang ujungnya runcingm permukaan buah mengkilap, berkadar pati tinggi,

    dan beraroma kurang tajam. Ketiga, pisang yang dimakan langsung setelah masak atau

    setelah diolah terlebih dahulu, seperti Pisang Kepok dan Pisang Raja. Keempat, pisang

    yang dapat dimakan ketika masih mentah, seperti Pisang Klutuk (Pisang Batu) yang

    berasa sepat dan enak untuk rujak.

    Di indonesia, terdapat lebih dari 230 jenis pisang. Namun, jenis pisang yang

    dijual dipasaran dan umum dikosumsi adalah Pisang Barangan, Pisang Raja, Pisang Raja

    Sereh, Pisang Raja Uli, Pisang Raja Jambe, Pisang Raja Molo, Pisang Kepok, Pisang

    Tanduk, Pisang Mas, Pisang Ambon Lumut, Pisang Ambon Kuning, Pisang Nangka,

    Pisang Kapas, Pisang Kidang, Pisang Lampung, dan Pisang Tongkat Langit.

    3. Pisang Kepok

    Pisang kepok termasuk ke dalam jenis plantain. Daging buahnya memiliki

    kandungan padatan yang cukup tinggi sehingga sangat cocok untuk membuat keripik dan

    tepung pisang. Syarat pisang untuk bahan baku pembuatan keripik atau tepung pisang

  • adalah pisang yang memiliki kandungan pati 16,5% - 19,5%. Buah pisang kepok yang

    cocok diolah menjadi keripik atau tepung adalah buah yang masih mentah. Keripik yang

    dihasilkan dari pisang kepok berwarna cerah, bertekstur baik, renyah, dan berasa manis.

    Tepung pisang kepok berwarna cerah sehingga banyak industri makanan yang membuat

    tepung pisang dari pisang kepok. Di industri makanan, tepung pisang biasanya digunakan

    untuk membuat makanan instan bagi anak yang berumur kurang dari dua tahun.

    Masyarakat sulawesi selatan sering menggunakan pisang kepok untuk membuat Kolak

    Pisang, Pisang Epe, atau Pisang Hijau (Eddy dan Lilik, 2006)

    Pisang Kepok di Filipina dikenal dengan nama Pisang Saba, sedangkan di

    Malaysia dikenal dengan nama Pisang Nipah. Buahnya enak untuk dimakan setelah

    diolah terlebih dahulu. Bentuk buahnya agak pipih sehingga kadang disebut dengan nama

    Pisang Gepeng. Beratnya per tandan bisa mencapai 14-22 kg dengan jumlah sisir 10-16.

    Dari masing-masing sisir terdiri dari 12-20 buah. Bila matang warna kulit buahnya akan

    berwarna kuning penuh (Suyanti dan Ahmad Supriyadi, 2008 ).

    4. Bonggol Pisang

    Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), pengertian Bonggol Pisang adalah

    tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya). Bonggol Pisang muda dapat

    dimanfaatkan untuk sayur dan diolah menjadi keripik yang kaya akan serat. Secara

    tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan sebagai obat disentri

    dan pendarahan usus besar.

    Kandungan Gizi Bonggol Pisang dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini

    Tabel 2. Kandungan Gizi Bonggol Pisang

    NO Kandungan Gizi Bonggol

    Basah

    Bonggol

    Kering

    1 Kalori (kal) 43,00 425,00

    2 Protein (gram) 0,36 3,45

    3 Lemak (gram) 0 0

    4 Karbohidrat (gram) 11,60 66,20

    5 Kalsium (mg) 15,00 60,00

  • 6 Fosfor (mg) 60,00 150,00

    7 Zat Besi (mg) 0,50 2,00

    8 Vitamin A (SI) 0 0

    9 Vitamin B1 (mg) 0,01 0,04

    10 Vitamin C (mg) 12,00 4,00

    11 Air 86,00 20,00

    12 Bagian yang dapat di konsumsi

    (%)

    100 100

    Sumber : Morton JF, 2004 dalam Kumalasari, 2005.

    Pada tabel 2 di atas terlihat bahwa bonggol pisang, khususnya bonggol

    pisang yang kering, mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, yaitu

    66,20 gram. Jika dibandingkan dengan beras yang mempunyai kandungan

    karbohidrat sebanyak 76,2%, Ubi Kayu (Gaplek) 81,3%, dan Jagung 63,6%,

    maka Bonggol Pisang juga mengandung karbohidrat yang tidak jauh berbeda.

    Wajar saja bila rasa lapar yang diderita masyarakat Indonesia akibat

    kekurangan pangan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, bisa terobati

    dengan mengkomsumsi Bonggol Pisang. oleh karena itu, Umbi atau Bonggol Pisang

    dapat dijadikan sebagai makanan, selain bonggol pisang juga bisa dijadikan pakan ternak

    dan obat. Jadi, apa yang selama ini terbuang sia sia oleh masyarakat, teryata bisa

    dimanfaatkan dan mampu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Produk olahan limbah bonggol pisang

    Bonggol Pisang adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya).

    Bonggol Pisang muda dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan karena kaya

    akan serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan

    sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.

    Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan modal utama untuk merebut hati

    konsumen. Tanaman pisang tergolong tanaman multi guna. Disebut demikian karena

    selain buahnya yang dapat diambil, masih banyak lagi bagian lain yang dapat

    dimanfaatkan. Buah pisang yang muda dimanfaatkan menjadi berbagai masakan seperti

    keripik, tepung, dan lain-lain. Buah pisang yang matang dapat langsung di makan tanpa

  • diolah terlebih dahulu, atau dibuat berbagai macam olahan seperti dodol, bolu, selai, dan

    lain-lain. Batangnya dapat diolah menjadi sayur (jukut) ares. .

    Tujuan Kegiatan

    Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan

    tentang pengolahan limbah bonggol pisang menjadi produk olahan misalnya menjadi

    abon, tum, bakso, dendeng, dan kerupuk bagi para ibu kelompok PKK di Desa Temukus

    Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.

    Jika tujuan diatas dapat tercapai diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

    keterampilan bagi para ibu kelompok PKK dalam mengolah limbah bonggol pisang yang

    selama ini belum pernah dilakukan, dan diharapkan nantinya dapat meningkatkan

    penghasilan keluarga melalui keterampilan yang diperoleh dengan menjual produk

    olahan nangka sebagai industri rumah tangga.

    Manfaat Kegiatan

    Apabila tujuan di atas telah tercapai maka diharapkan dapat:

    1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat produk

    olahan limbah bonggol pisang sebagai industri rumah tangga.

    2. Dapat meningkatkan Pengahasilan keluarga dan menambah nilai jual dari

    limbah bonggol pisang.

    Kerangka Pemecahan Masalah

    Pemerintah melalui pencanangan Program Pelita telah mencanangkan tentang

    program penganekaragaman makanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

    keluarga baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hasil alam Indonesia yang cukup kaya

    akan bahan-bahan makanan merupakan modal untuk pelaksanaan program tersebut.

    Melalui penganekaragaman makanan diharapkan masyarakat dapat meningkatkan taraf

    ekonomi keluarga serta mempertinggi kecukupan gizi keluarga.

    Pengetahuan dan ketrampilan dalam hal pengolahan makanan merupakan salah

    satu kendala dalam pencapaian tujuan diatas. Hal ini disebabkan kurangnya informasi

    yang dimiliki oleh masyarakat, khususnya dipedesaan tentang ketrampilan pengolahan

    makanan. Untuk itu pelatihan ketrampilan pengolahan makanan khususnya dalam hal

    pengolahan limbah bonggol pisang merupakan sarana bagi ibu-ibu rumah tangga dan

    remaja putri memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang manfaat dan nilai gizi

  • bonggol pisang, teknik pengolahan limbah bonggol pisang menjadi makanan yang

    bervariasi dan lebih berkualitas serta memiliki nilai ekonomi yang lebih baik.

  • BAB II

    METODE PELAKSANAN

    4.1 Realisasi Pemecahan Masalah

    Untuk mencapai sasaran kegiatan perlunya dukungan dari berbagai pihak terkait,

    guna kelancaran kegiatan. Koordinasi yang baik dari pelaksana kegiatan dan peserta

    merupakan faktor penentu berhasilnya kegiatan pengabdian ini.

    Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi beberapa tahap kegiatan yang

    meliputi : 1) tahap persiapan meliputi: pembekalan materi tentang pemanfaatan bonggol

    pisang serta nilai gizinya, teknik pengolahan bonggol pisang sesuai jenis makanan yang

    diharapkan; 2) tahap pelatihan meliputi: pengolahan bonggol pisang menjadi beberapa

    jenis makanan seperti kerupuk, bakso, tum, dan abon.; 3) tahap evaluasi meliputi evaluasi

    akhir pembuatan makanan (mencari faktor penyebab kegagalan), penilaian rasa dan

    tampilan makanan.

    Untuk memanfaatkan buah nangka menjadi produk olahan serta dapat meningkatkan

    keterampilan serta membuka peluang kerja dan menekan angka pengangguran, maka

    melalui program P2M ini memberikan Pelatihan pengolahan limbah bonggol pisang

    menjadi produk olahan sebagai industri rumah tangga di desa Temukus kecamatan Banjar

    Kabupaten Buleleng

    Untuk mencapai sasaran kegiatan diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak

    terkait, guna kelancaran jalannya kegiatan. Koordinasi kegiatan merupakan salah satu

    faktor penentu keberhasilan kegiatan ini.

    Kegiatan ini dibagi atas beberapa kegiatan yaitu : 1) Pembekalan materi pelatihan

    berupa persiapan bahan, alat hal-hal yang terkait dengan pengolahn bonggol pisang , 2)

    Pelaksanaan kegiatan berupa demontrasi dan pelatihan pengolahan limbah bonggol

    pisang menjadi produk olahan

  • 4.2 Khalayak Sasaran

    Adapun yang menjadi subjek sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini

    adalah para ibu kelompok PKK Desa Temukus, Kecamatan Banjar , Kabupaten Buleleng

    sebanyak 20 orang.

    Metode Pelaksanaan

    Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk

    pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dilaksanakan secara

    bertahap . Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya :

    1. Ceramah digunakan untuk penyampaian pengetahuan secara umum tentang bonggol

    pisang , nilai kandungan gizi bonggol pisang ,manfaat bonggol pisang, dan beberapa

    hasil olahannya seperti kerupuk, tum, dendeng, bakso, abon dan lain-lain.

    2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses

    pengolahan bonggol pisang , peralatan yang diperlukan serta bahan tambahan

    makanan yang digunakan dalam pengolahan.

    3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh

    kedua metode diatas .

    4. Pelatihan pembuatan olahan bonggol pisang dengan melibatkan seluruh peserta

    pelatihan.

    5. Evaluasi hasil akhir dan pengemasan makanan. Adapun pedoman yang digunakan

    dalam penilaian keberhasilan pelaksanaan pelatihan sebagai berikut:

    Tabel 3. Pedoman PenilaianNo. Rentangan Kategori

    1. 85-100% Berhasil

    2. 50-84% Sedang

    3. 0-49% Kurang Berhasil

    Evaluasi Keberhasilan

    Rancangan metode evaluasi diberikan kepada peserta menggunakan kriteria/indikator

    keberhasilan untuk penilaian pengolahan nangka menjadi produk makanan olahan seperti

    kerupuk, abon dan bakso.

  • Sedangkan evaluasi kegiatan ini secara keseluruhan dilakukan setelah peserta

    diberikan pelatihan dan menghasil produk olahan bonggol pisang.

    Kriteria atau indikator keberhasilan program pelatihan ini dapat dilihat pada tabel

    berikut ini :

    Tabel 4. Kriteria dan indikator keberhasilan

    NO KRITERIA IDIKATOR TOLAK UKUR

    1. Kualitas bahan

    a. Buah bonggolpisang

    b. Gula pasirc. Kapur sirihd. Tepung

    kanji/tapiokae. Garamf. Mericag. Bawang putih

    Rasa manis, warna kuningkecoklatan, bentuk yangsesuai dengan kemasan.

    2.. Hasil berdasarkanTeknik Pengolahan

    a. Direbusb. Digorengc. Kikukusd. Direndame. Diperas

    Teknik dapat dilakukanbeberapa kali dan bervariasi

    3. Variasi BentukPenyajian

    a. Bentukb. Rasac. Warna

    Setiap hidangan memilikibentuk,warna, dan rasa yangberbeda dan bervariasi

    4. Pemakaian BahanTambahan

    a. Alami Bahan tambahan yangdigunakan disesuaikan denganjenis dan variasi hidangan

  • BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Kegiatan

    Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat tentang Pelatihan

    pengolahan limbah bonggol pisang menjadi produk olahan sebagai industri rumah .

    dilaksanakan di Balai Banjar Desa Temukus Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng

    dengan jumlah peserta 20 orang, dimana peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK desa

    Temukus dan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.

    Tahap pertama adalah persiapan tempat, pada kegiatan ini tempat yang digunakan

    adalah di kantor kepala Desa Temukus. Selain tempat pada tahap awal tim pelaksana

    membuat kesepakatan mengenai pelaksanan kegiatan pengabdian yang akan

    dilaksanakan dan disepakati kegiatan tersebut pada tanggal 16 Agustus 2014.

    Tahap kedua melakukan koordinasi dengan anggota pelaksana atau instruktur

    untuk menyiapkan bahan atau materi yang akan disampaikan diawal kegiatan sebelum

    kegiatan keterampilan dimulai, tujuannya adalah agar peserta memperoleh gambaran

    secara umum tentang bonggol pisang dan manfaatnya serta berbagai macam produk buah

    daribonggol pisang yang dapat diolah.

    Tahap ketiga, merupakan tahap pelaksanaan dari kegiatan inti yaitu pelatihan

    diversivikasi produk olahan buah nagka sebagai industri rumah tangga, berupa kerupuk

    bonggol pisang, abon bonggol pisang, tum bonggol pidang dan bakso bonggol pisang.

    Peserta hadir sesuai dengan undangan yang telah disepakati antara peserta dengan tim

    pelaksana yaitu pada pukul 10.00 wita sampai dengan pukul 15.00 wita, kegiatan dimulai

    yang didahului dengan acara pembukaan yang dibuka oleh bapak kepala desa Temukus,

    serta laporan ketua pelaksanan.

    Dari pengamatan para instruktur dan tim pelaksana para peserta sangat antusias

    dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini, hal ini terlihat dengan semangatnya

    peserta yang mengajukan beberapa pertanyaan dan memberi masukan selama kegiatan

    berlangsung, sampai peserta akhirnya dapat menyelesaikan berbagai produk olahan dari

    buah nangka dengan baik.

  • Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah evaluasi pelaksanan

    program dan evaluasi yang meliputi hasil keterampilan pengolahn produk olahan bonggol

    pisang yaitu membuat kerupuk, bakso, tum dan abon bonggol pisang. Bila dilihat dari

    peserta yang mengikuti pelatihan ini mereka belum pernah mengolah bonggol pisang

    menjadi kerupuk, sedangkan untuk mengolah abon, tum dan bakso peserta sudah pernah

    mengolahnya tetapi bukan berbahan baku dari bonggol pisang, hal ini yang membuat

    antusias peserta dalam mengikuti kegiatan, bahkan ada perserta yang memiliki rumah

    makan, dia akan memvariasikan abon daging babi dengan abon dari bonggol pisang,

    karena rasa dari abon bonggol pisang hamper sama dengan abon dari daging.

    Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka dapat disimpulan bahwa program Pengabdian

    Kepada Masyarakat tentang Pelatihan Pengolahan Limbah Bonggol Pisang menjadi

    Produk Olahan Sebagai Industri Rumah Tangga dapat dikatagorikan berhasil, hal ini

    dapat dilihat dari hasil keterampilan yang mereka selesaikan.

    Kegiatan pelatihan yang baru pertama kali dilaksanakan di Desa Temukus ini

    memberikan kesan yang sangat mendalam bagi para peserta, hal ini dapat dilihat dari

    antusias dan semangat serta peserta mengharapkan kegiatan seperti ini dapat

    diselenggarakan kembali dengan memannfaatkan bahan yang lain seperti anggur, karena

    produk anggur di desa ini sangat banyak. Selain itu dengan berkembangnya pariwisata di

    desa Temukus dan menjadi tempat singgah untuk membeli oleh-oleh khas bali telah ada

    pusat oleh-oleh di desa Temukus ( pusat oleh-oleh Krisna), hal ini memotivasi peserta

    kedepan untuk membuat produk olahan bonggol pisang menjadi oleh-oleh khas desa

    Temukus. Peserta pelatihan yang diwakili dari masing-masing banjar ini diharapkan

    dapat menyebarluaskan hasil pelatihan ini kepada ibu-ibu yang tidak dapat mengikuti

    dapat memiliki keterampilan pula. Hasil keterampilan ini diharapkan dapat menambah

    wawasan dan motivasi untuk meningkatkan pendapatan keluarga melalui industri rumah

    tangga.

  • 5.2 Pembahasan

    Bonggol Pisang adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya).

    Bonggol Pisang muda dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan karena kaya

    akan serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan

    sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.

    Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan modal utama untuk merebut hati

    konsumen. Tanaman pisang tergolong tanaman multi guna. Disebut demikian karena

    selain buahnya yang dapat diambil, masih banyak lagi bagian lain yang dapat

    dimanfaatkan. Buah pisang yang muda dimanfaatkan menjadi berbagai masakan seperti

    keripik, tepung, dan lain-lain. Buah pisang yang matang dapat langsung di makan tanpa

    diolah terlebih dahulu, atau dibuat berbagai macam olahan seperti dodol, bolu, selai, dan

    lain-lain. Batangnya dapat diolah menjadi sayur (jukut) ares.

    Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan

    tentang pengolahan limbah bonggol pisang menjadi produk olahan misalnya menjadi

    abon, tum, bakso, dendeng, dan kerupuk bagi para ibu kelompok PKK di Desa Temukus

    Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng.

    Jika tujuan diatas dapat tercapai diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

    keterampilan bagi para ibu kelompok PKK dalam mengolah limbah bonggol pisang yang

    selama ini belum pernah dilakukan, dan diharapkan nantinya dapat meningkatkan

    penghasilan keluarga melalui keterampilan yang diperoleh dengan menjual produk

    olahan nangka sebagai industri rumah tangga.

    Evaluasi akhir dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Temukus

    secara umum dapat berhasil atas dukungan dan kerjasama antara masyarakat Desa

    Temukus terutama Ibu-Ibu PKK hal ini terlihat dengan antusiasnya mereka mengikuti

    kegiatan ini, dan mereka berharap diselenggarakan kembali dengan memannfaatkan

    bahan yang lain seperti anggur, karena produk anggur di desa ini sangat banyak. Selain

    itu dengan berkembangnya pariwisata di desa Temukus dan menjadi tempat singgah

    untuk membeli oleh-oleh khas bali telah ada pusat oleh-oleh di desa Temukus ( pusat

    oleh-oleh Krisna), hal ini memotivasi peserta kedepan untuk membuat produk olahan

    bonggol pisang menjadi oleh-oleh khas desa Temukus.

  • BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Simpulan

    Bonggol Pisang adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya).

    Bonggol Pisang muda dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan karena kaya

    akan serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan

    sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.

    Kelebihan-kelebihan tersebut merupakan modal utama untuk merebut hati

    konsumen. Tanaman pisang tergolong tanaman multi guna. Disebut demikian karena

    selain buahnya yang dapat diambil, masih banyak lagi bagian lain yang dapat

    dimanfaatkan. Buah pisang yang muda dimanfaatkan menjadi berbagai masakan seperti

    keripik, tepung, dan lain-lain. Buah pisang yang matang dapat langsung di makan tanpa

    diolah terlebih dahulu, atau dibuat berbagai macam olahan seperti dodol, bolu, selai, dan

    lain-lain. Batangnya dapat diolah menjadi sayur (jukut) ares. .

    Pelatihan produk olahan bonggol pisang menjadi kerupuk, bakso, tum dan abon

    ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi ibu-ibu serta dapat

    menumbuhkan jiwa kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga

    melalu industri rumah tangga.

    6.2 Saran

    1. Peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

    membuat produk olahan bonggol pisang dan dapat ditularkan pada masyarakat

    dilingkungan banjar masing-masing.

    2. Hasil keterampilan ini diharapkan dapat dijual sebagai industri rumah tangga

    sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

    3. Kepada Institusi (Undiksha) melalui lembaga P2M untuk terus berupaya

    memberikan bantuan untuk program-program sejenis dengan mengolah dari jenis

    buah yang lain seperti mangga dan anggur , di Desa Temukus, Kecamatan Banjar

    Kabupaten Buleleng.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. Bahan-bahan Tambahan Kerupuk, diakses tanggal 6 Juni 2012.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Telur

    Anonim. Bahan-bahan Tambahan Kerupuk, diakses tanggal 6 Juni 2012.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Merica

    Anonim. Kerupuk bonggol pisang, diakses tanggal 6 Juni 2012.

    http://bisnisukm.com/keripik-bonggol-pisang-renyah-dan-kaya-akan-serat.html

    Cahyono. Bambang. 1995. Pisang Budidaya dan Analisi Usaha tani. Yogyakarta:

    Kanisius.

    Edy Setyo Mudjajanto dan Lilik Kustiyah. 2006. Membuat Aneka Olahan Pisang. Bogor:

    PT Agromedia Pustaka.

    Hardiansyah dan Dodik Briawan. 2000. Bahan Kandungan Gizi Bahan Makanan. Bogor:

    Institud Pertanian Bogor.

    Lisdiana Fachruddin, 1997. Membuat Aneka Selai. Yogjakarta: Kanisius.

    Medanense, Herbarium. 2011. Klasifikasi Pisang Kepok. Universitas Sumatera Utara

    Muchtadi. 1998. Pengolahan Hasil Pertanian. Nabati II Fatemata Bogor: IPB

    Morton, JF. 2004. Kandungan Gizi Bonggol Pisang. Kumalasari 2005

    Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT Gramedia.

    Nuryani S. 1996. Budidaya Pisang. Semarang: Dahar Prize.

    Satuhu dan Supriyadi. 1999. Pisang, Budidaya, dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar

    Swadaya

    Setyo Mudjajanto Eddy dan KustiyahLilik. 2006. Membuat Aneka Olahan Pisang.

    Jakarta : PT Agro Media Pustaka.

  • Lampiran Gambar Kegiatan dan Hasil Pengolahan Bonggol Pisang

    Instruktur sedang memberikan penjelasan manfaat bonggol pisang dan memberikan

    demontrasi cara pengolahan berbagai olahan dari bonggol pisang

    Peserta sedang mengolah berbagai jenis olahan dari bonggol pisang

    Peserta sedang mengolah bakso bonggol pisang

  • Bahan-bahan yang digunakan u mengolah olahan bonggol pisang

    Peralatan yang digunakan untuk mengolah olahan bonggol pisang

    Pengolahan Tum bonggol pisang

  • Pengolahan kerupuk bonggol pisang

    Pengolahan abon bonggol pisang

  • Hasil pengolahan bakso bonggol pisang

    Hasil pebgolahan abon bonggol pisang