LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA...

26
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA BUDIDAYA LELE DENGAN TEKNIK BIOFLOK I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si.,M.Si / 0009067702 / Ketua Tim Pelaksana Dr. Gede Ari Yudasmara, S.Si.,M.Si / 0014047007 / Anggota Tim Pelaksana I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd.,M.Sc / 0024048302 / Anggota Tim Pelaksana Ratna Artha Windari, S.H.,M.H / 0015128302 / Anggota Tim Pelaksana Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2014 JURUSAN BUDIDAYA KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

Transcript of LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA...

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BUDIDAYA LELE DENGAN TEKNIK BIOFLOK

I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si.,M.Si / 0009067702 / Ketua Tim Pelaksana

Dr. Gede Ari Yudasmara, S.Si.,M.Si / 0014047007 / Anggota Tim Pelaksana

I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd.,M.Sc / 0024048302 / Anggota Tim Pelaksana

Ratna Artha Windari, S.H.,M.H / 0015128302 / Anggota Tim Pelaksana

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

Tahun 2014

JURUSAN BUDIDAYA KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Program : Budidaya Lele dengan Teknologi Bioflok

2. Ketua Pelaksana

a. Nama Lengkap : I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si.,M.Si

b. Jenis Kelamin : Laki - Laki

c. NIDN : 0009067702

d. Disiplin Ilmu : Sumberdaya Perairan

e. Pangkat / Gol : Penata Muda Tk. 1 / IIIb

f. Jabatan : Lektor

g. Fakultas / Jurusan : MIPA / Budidaya Kelautan

h. Alamat : Jl. Udayana, Singaraja

i. Telp/Faks/E-mail 0362 25072 / 0362 25735

j. Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel, Penarukan,

Singaraja

k. Telp/Faks/E-mail : 0361429384 / 08123614769 / [email protected]

3 Jumlah Anggota Pelaksana : 3 Orang

4 Lokasi Kegiatan

a. Nama Desa : Sambangan

b. Kecamatan : Sukasada

c. Kabupaten / Kota : Buleleng

d. Propinsi : Bali

5 Jumlah Biaya Kegiatan : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)

6 Lama Kegiatan : 8 (Delapan) Bulan

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Mengetahui,

Dekan FMIPA

Universitas Pendidikan Ganesha,

Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si

NIDN. 0031125821

Singaraja, 10 September 2014

Ketua Tim Pengusul,

I Nyoman Dodik Prasetia, M.Si

NIDN. 0009067702

Mengetahui

Ketua LPM

Universitas Pendidikan Ganesha

Prof. Dr. Ketut Suma, MS

NIDN. 0001015913

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

RINGKASAN

Budidaya ikan lele pada saat ini memiliki prospek yang sangat luas dan menjanjikan.

Ikan lele selain rasanya lezat, kandungan gizinya pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai

kalangan masyarakat luas khususnya Bangsa Indonesia.

Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan

Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat

diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga

berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.

Kelompok masyarakat Singaraja membentuk Asosiasi Pelaku Usaha Lele Singaraja

yang disingkat APULES dengan penuh kesadaran pada tanggal 8 September 2011,

membentuk sebuah kelompok budidaya ikan lele yang bertujuan untuk meningkatkan

kapasitas dan kesejahteraan anggotanya melalui budidaya ikan lele.

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat Kelompok APULES

dilaksanakan dalam bentuk: Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Budidaya Lele dengan

Teknologi Bioflok, Pembuatan Demontrasi Plot (Denplot) Budidaya Lele dengan Teknologi

Bioflok, dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pembukuan Usaha Budidaya Lele.

Dalam seluruh rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelompok

Apules berupa teknik budidaya lele dengan menggunakan bioflok dapat disimpulkan bahwa

kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat peran serta aktif dari anggota kelompok

sebagai mitra dalam program ini. Kegiatan ini terdiri dari pendidikan dan pelatihan serta

pendampingan berupa diklat budidaya lele dengan bioflok dan manajemen usaha budidaya

lele. Pembuatan demplot budidaya lele dengan teknologi bioflok mampu menjadi sarana

belajar real anggota kelompok dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat.

Kata Kunci: Budidaya Lele, Apules, Bioflok

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................. ii

Ringkasan ................................................................................................ iv

Daftar Isi .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1. Analisis Situasi .............................................................................. 1

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................. 6

1.3. Tujuan Kegiatan ............................................................................. 6

1.4. Manfaat Kegiatan ........................................................................... 7

BAB II METODE PELAKSANAAN ................................................... 8

2.1. Khalayak Sasaran Strategis ............................................................ 8

2.2. Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................... 8

2.3. Metode Pelasanaan Kegiatan ......................................................... 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 11

3.1. Hasil Kegiatan................................................................................ 11

3.2. Pembahasan ................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP ................................................................................ 18

4.1. Simpulan ....................................................................................... 18

4.2. Saran .............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 19

LAMPIRAN ............................................................................................ 20

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Budidaya ikan lele pada saat ini memiliki prospek yang sangat luas dan menjanjikan.

Ikan lele selain rasanya lezat, kandungan gizinya pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai

kalangan masyarakat luas khususnya Bangsa Indonesia.

Ikan sangat dibutuhkan terutama oleh anak-anak untuk membantu perkembangan

badannya, karena di dalam tubuh ikan mengandung cukup banyak protein antara 16- 24 %,

selain itu juga mengandung lemak antara 0,2 -2,2 %, karbohidrat, garam-garam mineral, dan

vitamin. Selain dari itu ikan lele ini sangat cocok di konsumsi oleh orang yang menderita

tekanan darah tinggi, karena di dalam daging ikan tidak mengandung kolestrol. Kolestrol ini

merupakan lemak yang jenuh, sehingga menyebabkan penyakit atau kambuhnya penyakit

tekanan darah tinggi.

Ikan Lele sudah berhasil dibudidayakan sejak puluhan tahun yang lalu, mulai dari

pembenihan sampai pembesaran, sehingga sudah dianggap sebagai lokal. Namun, akhir-akhir

ini budidayanya mengalami banyak kendala sehingga lele yang diperoleh dalam suatu

periode pemeliharaan menurun.

Biologi Ikan Lele Dumbo

Ikan lele menurut klasifikasi berdasar taksonomi yang dikemukakan oleh Weber de

Beaufort (1965) digolongkan Species : Clarias gariepineus. Ikan lele memiliki kulit yang

licin, berlendir, dan sama sekali tidak memiliki sisik. Warna hitam keunguan atau kemerahan

dengan loreng-loreng seperti baju tentara. Warna kulit ini akan berubah menjadi mozaik

hitam putih jika lele sedang dalam kondisi stres, dan akan menjadi pucat jika terkena sinar

matahari langsung.

Ikan lele memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai panjang seperampat dari

panjang tubuhnya. Tanda yang khas dari lele dumbo adalah tumbuhnya empat pasang sungut

seperti kumis dekat mulutnya. Sungut ini berfungsi sibagai alat penciuman serta alat peraba

saat mencari makanan.

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Ikan lele memiliki tiga buah sirip tunggal yaitu sirip punggung yang berfungsi sebagai

alat berenang, sirip dubur dan sirip ekor yang berfungsi sebagai alat bantu untuk

mempercepat dan memperlambat gerakan. Selain itu lele dumbo juga mempunyai dua sirip

berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada mempunyai jari-jari yang keras dan

runcing yang bisa disebut patil. Alat ini berfungsi sebagai senjata sekaligus alat bantu gerak

ke kanan dan ke kiri. Walaupun berfungsi sebagai senjata, patil ini memiliki racun. (Bachtiar

yusuf, 2006).

Habitat dan Tingkah Laku Ikan Lele

Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar. Di perairan yang

airnya tidak terlalu deras, atau di perairan yang tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa

serta genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan lingkungan hidup ikan lele.

Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil

oksigen pernapasannya dari udara di luar air. Ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya

mengandung sedikit oksigen. Ikan lele relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan

organik. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah suhu tempat hidupnya terlalu dingin,

misalnya di bawah 20°C, pertumbuhannya agak lambat. Di daerah pegunungan dengan

ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik. Ikan lele tidak

pernah ditemukan hidup di air payau atau asin. (Suyanto, 2004).

Ikan lele bersifat nokturnal, artinya lele aktif pada malam hari atau lebih menyukai

tempat yang gelap. Pada siang hari yang cerah, ikan lele lebih suka berdiam di dalam lubang-

lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele membuat lubang di

perairan tepi-tepi rawa atau pematang sawah, dan kolam yang teduh dan tenang.

Sifat-sifat dan tingkah lakunya itu, memancing ikan lele pada malam hari lebih berhasil

daripada siang hari, karena ikan lele aktif mencari makan pada waktu malam atau sesudah

matahari terbenam, kebiasaan ikan lele makan pada saat malam hari karena bersifat

nokturnal.

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Makanan Ikan Lele

Makanan alami ikan lele ialah binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air (Daphnia,

Cladosera, Copepoda) cacing-cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput-siput kecil, dan

sebagainya.

Ikan lele bersifat karnivora (pemakan daging), ikan lele juga makan sisa-sisa benda yang

membusuk dan kotoran manusia. Ikan lele biasanya mencari makanan di dasar kolam, Karena

ikan lele bersifat karnivora, makanan tambahan yang baik untuk ikan ini ialah yang banyak

mengandung protein hewani. Bila makanan yang diberikan banyak mengandung protein

nabati, pertumbuhannya lambat. Jadi pengetahuan tentang jenis makanan dan pola atau cara

makan ikan ini perlu dipelajari agar dapat dibuat susunan makanan yang tepat. Suyanto,

2004.

Manfaat Ikan Lele

Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan

Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat

diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga

berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot (Wikipedia, 2008).

Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan

dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan oleh asam

amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak,

membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan

memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk

menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan

jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes.

Selain daging yang gurih ternyata daging lele terdapat banyak kandungan

gizinya.berikut nilai gizi Lele 100 gram,bagian ikan yang dapat di makan dan ikan segar

(FAO,1972), sehingga lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium)

yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang

penting pula untuk kesehatan tubuh.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Teknik Budidaya Pembesaran Ikan Lele

Menurut Suyanto, 2004. Kegiatan yang dilakukan ialah memelihara benih ikan dari

ukuran gelondongan kecil maupun besar menjadi ikan konsumsi. Untuk ikan lele ukuran

konsumsi yang dikehendaki oleh masyarakat ialah 100 gram sampai 200 gram per ekor.

Namun demikian kerapkali ikan lele berukuran 50 gram pun sudah dijual sebagai ikan

konsumsi.

Pemupukan kolam pendederan benih ikan lele dumbo dilakukan terhadap kolam yang

sering digunakan untuk melakukan pembudidayaan. Pakanan alami ikan lele adalah orga-

nisme hewani, baik yang hidup di dasar perairan maupun yang melayang-layang di air. Pupuk

yang baik untuk memperbanyak organisme hewani itu ialah pupuk organik. Suyanto, 2004.

Budidaya lele dengan kolam 100 m2 kolam yang ditebari ikan lele sebanyak 1000 ekor,

lama pemeliharaan setahun dihasilkan 80 % x 1000 = 800 ekor yang beratnya 150 gram/ekor.

Sehingga hasilnya : 120 kg/100 m2 (are) Produksi persatuan areal itu cukup luas, sehingga

sulit atau tidak cocok jika diperhitungkan dalam areal hektaran.

Di Thailand, di sekitar kota Bangkok, cukup banyak perkolaman pemeliharaan ikan lele.

Jenisnya sama seperti yang dipelihara di Indonesia, yakni Clarias batrachus. Hasil yang

diperoleh sebanyak 4.300 kg. Dengan demikian ada satu kemungkinan bahwa ikan lele dapat

mencapai produksi 107.500 kg/ha/musim (5 bulan). Jika dapat memelihara 2 x masa tanam

per tahun, maka dapat diperhitungkan jumlah produksi 215.000 kg/ha/tahun. Suyanto, 2004.

Penting untuk diketahui bahwa di Bangkok itu ransum yang diberikan kepada ikan lele

terdiri atas 90 % daging ikan sisa-sisa (trash fish) yang dicacah dan 10 % beras pecah.

Ransum itu diberikan kepada ikan lele sebanyak 5 % berat badan ikan per hari. Konversi

makanan tersebut 6 : 1, berarti 6 kg makanan menjadi 1 kg dagingkan. Suyanto, 2004.

Pencegahan penyakit bintik putih, air kolam harus sering diganti atau dialir air baru yang

segar dan jernih, apabila ikan sudah telanjur terserang penyakit ini biasanya sulit

disembuhkan. Usaha yang perlu didahulukan ialah bagaimana supaya penyakit ini tidak

makin meluas dan menyerang ikan-ikan yang lain.

Pencegahan ini dilakukan dengan cara membuang air kolam. Harus dijaga agar air

buangan ini tidak menularkan kepada ikan di kolam-kolam lain. Kemudian kolam dibiarkan

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

kering selama 2 - 3 hari, lalu diadakan pengapuran dengan kapur yang panas (CaCO3).

Dosisnya 10 kg per 100 m2. Setelah dibiarkan 3 hari, kolam dapat dipakai lagi dengan aman.

Suyanto, 2004.

Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan ikan dalam menu makanan sehari-hari,

adalah dengan jalan memelihara ikan di kolam. Ikan sangat penting, selain rasanya enak juga

sebagai sumber protein hewani yang sangat penting peranannya dalam tubuh kita.

Pemeliharaan ikan lele, telah lama dilaksanakan sebagian besar masyarakat.

Kelompok masyarakat Singaraja membentuk Asosiasi Pelaku Usaha Lele Singaraja

yang disingkat APULES dengan penuh kesadaran pada tanggal 8 September 2011,

membentuk sebuah kelompok budidaya ikan lele yang bertujuan untuk meningkatkan

kapasitas dan kesejahteraan anggotanya melalui budidaya ikan lele.

Asosiasi Pelaku Usaha Lele Singaraja yang disingkat APULES dengan penuh

kesadaran pada tanggal 8 September 2011, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan

kesejahteraan anggotanya melalui usaha budidaya ikan lele. Dalam perjalanan organisasi

yang masih muda ini, Kelompok APULES mampu meningkatkan gairah anggota dalam

mengusahakan budidaya ikan lele dari pembenihan, pembesaran, panen, dan merintis usaha

pasca panen.

Ketersediaan air sebagai media budidaya merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi

anggota kelompok APULES dalam mengusahakan kegiatan budidaya ikan lele. Daerah

Sambangan sepertinya umumnya kawasan di Singaraja, jika dalam musim penghujan akan

mengalami kelimpahan ketersediaan air. Hal ini akan terbalik ketika sudah memasuki musim

kemarau, dimana ketersediaan air akan menjadi rebutan dengan berbagai kepentingan yang

ada di wilayah ini, sehingga ketersediaan air akan menjadi kendala anggota kelompok.

Budidaya ikan lele merupakan rangkaian kegiatan budidaya yang tidak memerlukan

lahan yang luas dan teknologi yang terlalu mahal serta mudah diaplikasikan. Kendala kedua

yang dihadapi oleh kelompok APULES adalah tingginya biaya pakan yang mengurangi

margin keuntungan anggota kelompok dalam menjalankan usaha budidaya ikan lele.

Kelompok APULES sebagai kelompok yang baru memerlukan adanya keteraturan

administrasi baik dalam bidang organisasi maupun keuangan, sehingga dapat memulai tertib

administrasi dari awal sejarah yang akan dilalui. Hal ini masih menjadi kendala bagi anggota

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

kelompok sehingga mereka tidak pernah mengetahui seberapa besar keuntungan maupun

kerugian yang mereka dapatkan selama menjalani kegiatan budidaya ikan lele selama ini.

Budidaya ikan lele seperti halnya kegiatan budidaya yang lain memerlukan aspek-

aspek kreatifitas dan inovasi dalam menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Semangat kewirausahaan ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi segala permasalahan

yang dihadapi dalam pelaksanaan budidaya ikan lele.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari analisis permasalahan yang diperoleh dengan melakukan interaksi dengan

Kelompok APULES, maka dapat diidentifikasikan dan dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan air sebagai media budidaya ikan lele menjadi permasalahan utama

anggota kelompok dalam menjalankan usaha budidaya

2. Harga pakan yang tinggi dan terkadang tidak sesuai dengan harga jual lele yang

dipanen anggota kelompok

3. Administrasi organisasi dan keuangan kelompok dan anggota kelompok yang belum

teratur yang disebabkan kurangnya pemahaman tentang pengetahuan bidang ini

4. Aspek kreatifitas dan inovasi anggota kelompok yang masih rendah, sehingga belum

bisa memanfaatkan kemampuan yang dimiliki untuk mengembangan usaha budidaya

lele, baik dari segi produksi maupun pasca panen.

13. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat bagi Kelompok APULES, adalah:

1. Adanya transfer pengetahuan tentang budidaya ikan lele dengan memaksimalkan

pemanfaatan air sebagai media utama budidaya.

2. Adanya transfer pengetahuan tentang pemanfaatan pakan alami, sehingga dapat

menekan penggunaan pakan pabrikan yang memiliki harga tinggi.

3. Adanya transfer pengetahuan pengelolaan tertib administrasi organisasi dan keuangan

kelompok dan anggota kelompok

4. Adanya peningkatan kreatifitas dan inovasi anggota kelompok dalam mengembangan

usaha budidaya lele, baik dari segi produksi maupun pasca panen.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

1.4. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam

peningkatan pengetahuan dan kemampuan anggota kelompok dalam pengelolaan aspek-aspek

budidaya lele yang diusahakan. Aspek – aspek budidaya ini meliputi semangat berwirausaha

dalam budidaya ikan lele, teknologi tepat guna dalam memaksimalkan sumberdaya air yang

ada, pemanfaatan teknologi pakan alami, dan pelaksanaan tertib administrasi bagi kelompok

dan anggota kelompok.

Dengan peningkatan pengetahuan dan wawasan anggota kelompok diharapkan

mampu memberikan dampak ekonomi secara langsung karena akan ada perubahan dampak,

berupa: penurunan biaya produksi, mempersingkat waktu budidaya, memaksimalkan luas

media budidaya yang dimiliki, dan peningkatan kreatifitas produk pasca panen.

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1. Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran dalam kegiatan ini adalah kelompok pembudidaya ikan lele Kelompok

APULES Sambangan, Singaraja yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas

pengetahuan dan kemampuan anggota dalam mengelola budidaya lele. Dalam rangka

memaksimalkan keberhasilan program pengabdian masyarakat ini maka akan dilaksanakan

pemilahan peran serta anggota kelompok APULES dalam kegiatan ini.

Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang teknologi bioflok dan manajemen

pada budidaya ikan lele akan disasar semua anggota kelompok, sedangkan dalam

pelaksanaan akan dipilih 2 (dua) orang angota kelompok APULES. Sasaran pertama dalam

transfer teknologi bioflok dalam budidaya ikan lele diberikan kepada Saudara Kadek Fendi

Wirawan sebagai Ketua Kelompok APULES, sedangkan sasaran kedua dalam hal

administrasi akan diberikan kepada Saudari Anggi Karina Pravitasari sebagai sektretaris

Kelompok APULES.

Saudara Kadek Fendi Wirawan ditetapkan sebagai sasaran karena selain sebagai ketua

kelompok merupakan sosok anak muda yang kreatif dan sangat terbuka dalam menerima

masukan – masukan dalam peningkatan usaha budidaya yang dilaksanakan. Sebagai ketua

Kadek Fendy Wirawan diharapkan mampu menjadi agen perubahan dan menularkan

teknologi bioflok bagi anggota kelompok APULES yang lainnya.

Saudari Anggi Karina Pravitasari ditetapkan sebagai sasaran agen perubahan dalam

pelaksanaan tertib administrasi pembukuan organisasi dan keuangan kelompok, sehingga

tercipta tertib administrasi kelompok. Hal ini dilakukan karena posisi Saudari Anggi Karina

Pravitasari sebagai sektretaris dan juga merupakan sosok yang diharapkan mampu

menularkan pengetahuan kepada anggota kelompok yang lainnya.

2.2. Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam pelaksanaan program pengabdian pada

masyarakat di Kelompok APULES sebagai kelompok pembudidaya ikan lele tertuang dalam

tabel 1. Kerangka Pemecahan Masalah.

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Tabel 1. Kerangka Pemecahan Masalah

No Permasalahan Akar Permasalahan Solusi yang Ditawarkan

1 Ketersediaan air

sebagai media

budidaya lele

- Pada musim kemarau

banyak kepentingan yang

mempergunakan sumberair

yang terbatas

- Belum adanya pengetahuan

tentang memaksimalkan air

sebagai media budidaya

- Transfer pengetahuan

tentang teknologi bioflok yang

mampu memaksimalkan

pengunaan air, karena tidak

diperlukan pergantian air

- Pembuatan Denplot

budidaya ikan lele dengan

teknologi bioflok

2 Tingginya komponen

biaya pakan dalam

budidaya ikan lele

- Harga pakan pabrik yang

tinggi

- Ketergantungan tinggi

terhadap pakan pabrikan

- Kurangnya pengetahuan

tentang pemanfaatan pakan

alternatif yang bermutu

tinggi

- Transfer pengetahuan

tentang teknologi bioflok yang

mampu menjadi pakan alami

dan menurunkan penggunaan

pakan pabrikan sampai 30 %

- Pembuatan Denplot

budidaya ikan lele dengan

teknologi bioflok

3 Kurang tertibnya

administrasi

pembukuan

kelompok dan

anggota

- kurangnya pemahaman

tentang pentingnya

pembukuan yang baik

- kurangnya pengetahuan

tentang tata laksana

pembukuan yang baik

- Transfer pengetahuan

tentang administrasi

pembukuan yang baik

2.3. Metoda Pelaksanaan Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat Kelompok APULES

dilaksanakan dalam bentuk:

1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Budidaya Lele dengan Teknologi Bioflok,

2. Pembuatan Demontrasi Plot (Denplot) Budidaya Lele dengan Teknologi

Bioflok

3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pembukuan Usaha Budidaya Lele

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Pelaksanaan kegiatan Budidaya Lele dengan Teknologi Bioflok diharapkan dapat

mengikuti pola skema seperti Bagan 1.

Bagan 1. P2M Kelompok Budidaya Lele APULES

Pendidikan dan Latihan Budidaya Ikan Lele dengan Teknologi Boflok diharapkan

mampu dilaksanakan dengan melibatkan peran serta aktif kelompok APULES, dan dalam

pelaksanaan pendampingan diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi budidaya ikan

lele.

Persiapan Budidaya

Ikan Lele Kelompok

APULES

Demplot Budidaya Ikan

Lele dengan Teknologi

dan Manajemen Tepat

Hasil Produk Budidaya

Ikan Lele dengan Kualitas

dan Kuantitas Tinggi

Diklat dan Pendampingan

Teknologi Bioflok

kepada Kadek Fendi

Wirawan

Diklat dan Pendampingan

Manajemen Buddaya Lele

kepada Anggi Karina

Pravitasari

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kegiatan

Hasil kegiatan dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat di Kelompok

APULES sebagai kelompok pembudidaya ikan lele tertuang dalam tabel 2. Hasil Kegiatan

Tabel 2. Hasil Kegiatan

No Target Waktu Bentuk Kegiatan Indikator

1 Transfer pengetahuan tentang

teknologi bioflok yang mampu

memaksimalkan pengunaan air,

karena tidak diperlukan

pergantian air

27 Maret

2014

Diklat Budidaya Ikan

Lele dengan

Teknologi Bioflok

- Terlaksananya

diklat dengan baik

- Hasil evaluasi

minimal 75% materi

dapat dimengerti

- pengunaan air

yang efisien

2 Transfer pengetahuan tentang

teknologi bioflok yang mampu

menjadi pakan alami dan

menurunkan penggunaan pakan

pabrikan

28 Maret

2014

Diklat Budidaya Ikan

Lele dengan

Teknologi Bioflok

- Terlaksananya

diklat dengan baik

- Hasil evaluasi

minimal 75% materi

dapat dimengerti

- penurunan

penggunaan pakan

pabrik sampai 30%

3 Transfer pengetahuan tentang

administrasi pembukuan yang

baik

29 Maret

2014

Diklat Pembukuan

Organisasi dan

Keuangan Budidaya

- Terlaksananya

diklat dengan baik

- Hasil evaluasi

minimal 75% materi

dapat dimengerti

- pembukuan yang

baik dan teratur

4 Pembuatan Demplot Budidaya

Ikan Lele dengan Teknologi

Bioflok

3 – 5 April

2014

Pembuatan Demplot - Terwujudnya

Demplot Bioflok

- Efisiensi

pengunaan air

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

- Penurunan

penggunaan pakan

pabrik sampai 30%

- Peningkatan

kualitas dan

kuantitas ikan lele

- Mempersingkat

waktu panen

- Anggota kelompok

mampu menerapkan

teknologi bioflok

dalam budidaya

ikan lele

5 Pendampingan Kelompok

Apules dalam Budidaya Lele

dengan Teknik Bioflok

April –

Agustus

2014

Pendampingan

Kelompok

Keberlanjutan usaha

budidaya kelompok

Apules dalam

budidaya lele

dengan Teknik

Bioflok

3.2. Pembahasan

Secara umum kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk Kelompok Apules

berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan jadwal. Hal ini terjadi karena antusias dan

kerjasama yang baik dari mitra masyarakat. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa subbidang

kegiatan yang dilaksanakan penuh dengan melibakan peran serta aktif masyarakat sebagai

mitra kegiatan.

3.2.1. Diklat Budidaya Ikan Lele dengan Teknologi Bioflok

Kegiatan pendidikan dan latihan penggunaan bioflok dilaksanakan selama 2 hari yaitu

tanggal 27 – 28 Maret 2014, yang berlokasi di Sekretariat Kelompok Apules. Diklat diiisi

dengan pemberian materi tentang budidaya lele dengan teknologi bioflok dan dilanjutkan

dengan praktek pemanfaat teknologi bioflok.

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Kegiatan diklat ini terlaksana dengan baik berkat peran serta mitra yang sangat

antusias dalam menerima materi baik secara teori maupun dalam pelaksanaan praktek.

Saudara Fendi sebagai mitra dengan semangat muda dan jiwa wirausaha yang baik mampu

menjadi teman diskusi berbagi pengetahuan budidaya lele, tidak hanya bertindak sebagai

peserta namun mampu memberikan ide-ide dan inspirasi yang dapat dikembangkan dalam

meningkatkan usaha budidaya.

Hasil evaluasi pembelajaran berupa pretest dan posttest yang diberikan dalam diklat

ini menunjukkan secara angka 90 % materi yang diberikan dapat dimengerti dan diserap oleh

mitra sebagiai mitra dalam program pengabdian masyarakat ini.

Secara metode budidaya penggunaan bioflok mampu mengurangi penggunaan air

sebagai media budidaya, hal ini terlihat dari selama satu siklus budidaya pergantian air hanya

dilakukan sebanyak 3 kali. Pergantian air yang dilakukan pada saat siklus budidaya ini

dilakukan bukan karena airnya tidak bagus tetapi lebih kepada usaha percobaan untuk melihat

perkembangan ikan lele setiap 30 hari.

Penggunaan pakan dalam budidaya lele dengan tenologi bioflok ini juga

menghasilakan data penurunan penggunaan pakan pabrik sampai 30%, meskipun seharusnya

masih bisa ditekan tetapi untuk menjaga semangat mitra angka penurunan masih

dipertahankan dalam angka ini. Hal ini terlihat dari hasil panen dari periode pertama yang

setelah dikalkulasikan penggunaan pakan bisa ditekan sampai angka 35%.

Teknologi Bioflok

Teknologi bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan kepada prinsip

asimilasi nitrogen anorganik (amonia, nitrit, dan nitrat) oleh komunitas mikroba (bakteri

heterotrof) dalam media budidaya sebagai sumber makanan (De Schryver et al. 2008).

Avnimelech (2012) mengemukakan bahwa tujuan dikembangkannya teknologi bioflok ini

adalah untuk memperbaiki dan mengontrol kualitas air budidaya, biosekuriti, membatasi

penggunaan air, serta efisiensi penggunaan pakan. Bioflok merupakan suspensi yang terdapat

di dalam air yang berupa fitoplankton, bakteri, agregat hidup, bahan organik dan pemakan

bakteri (Avnimelech 2007).

Penelitian mengenai penerapan teknologi bioflok terhadap kualitas air, telah

dilakukan Avnimelech (1999) yaitu dengan pemberian karbohidrat berupa glukosa dan

tepung tapioka dalam bak pemeliharaan ikan nila dengan kepadatan 80ekor/m3 dapat

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

menurunkan konsentrasi TAN secara nyata. Selain dapat memperbaiki kualitas air, penerapan

teknologi bioflok juga dapat meningkatkan pertumbuhan ikan nila (Maryam 2010).

Sementara penelitian mengenai kontribusi bioflok pada kinerja reproduksi telah dilakukan

pada udang Litopenaeus stylirostris (Emerenciano et al. 2011). Pada penelitian tersebut

dilaporkan bahwa kinerja pemijahan L. stylirostris pada kondisi flok lebih baik daripada

dalam kontrol (Emerenciano et al. 2011).

Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisme ikan atau

udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yag dapat dimanfaatkan oleh

ikan atau udang. Hal ini menyebabkan ikan atau udang memperoleh protein tambahan dari

bioflok disamping pakan yang diberikan (Anonim, 2013)

Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme

mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain

yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan

udang yang mengandung nutrisi baik, yang mampu disandingkan dengan pakan alami,

sehingga pertumbuhan akan baik bahkan jumlah pakan yang diberikan bisa diturunkan.

Menurut Teori Bioflokulasi Bioflok adalah tehnik pengolahan limbah cair untuk

makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif bisa juga diibaratkan

sebagai sup mikroba yang terbentuk dari pemberian aerasi terus menerus pada biomassa

tersuspensi dan mikroorganisme penguraian dalam limbah cair.

Teknologi bioflok berbeda dengan budidaya perikanan konvensional yang melakukan

perganian air. Pada tahap bioflok tidak dilakukan proses pergantian air, tetapi hanya

penambahan air. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan ammonia di dalam air yang akan

dilakukan oleh mikroba. (Anonim, 2013)

Bioflok bekerja dengan saling ketergantungan organisme bakteri dengan alga serta

lingkungannya. Bakteri dan alga ini terbentuk secara alami. Bakteri berperan dalam

teknologi bioflok ini adalah bakteri heterotroph yang merupakan bakteri yang dapat

mengkonversi NH3 menjadi biomassa bakteri yang cepat. NH3 merupakan toksin tetapi

mampu memberikan energi pada bakteri untuk proses hidupnya.

Bakteri yang bergabung dengan alga dapat menyaring air dari ammonia yang

merupakan toksin bagi ikan dan membentuk agregat yang dapat menjadi pakan alami pada

ikan. Alga memberikan senyawa – senyawa yang dibutuhkan bagi bakteri, dan bakteri

merombak senyawa – senyawa yang dibutuhkan. Bakteri dan alga ini sudah terbentuk secara

alami dan akan berkembang.

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Adanya pemanfaatan nitrogen anorganik oleh bakteri heterotrof mencegah terjadinya

akumulasi nitrogen anorganik pada kolam budidaya yang dapat menurunkan kualitas

perairan. Penambahan sumber karbon ke dalam air menyebabkan nitrogen dimanfaatkan oleh

bakteri heterotrof yang selanjutnya akan mensintesis protein dan sel baru (protein sel

tunggal). Bioflok kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ikan sehingga dapat mengurangi

kebutuhan protein pakan (Avnimelech, 1999).

Peningkatan pengambilan nitrogen karena pertumbuhan bakteri heterotrof dapat

menurunkan konsentrasi amonia lebih cepat dibandingkan bakteri nitrifikasi. Immobilisasi

amonia oleh bakteri heterotrof terjadi lebih cepat karena laju pertumbuhan dan hasil biomassa

mikroba per unit substrat dari bakteri heterotrof 10 kali lebih tinggi daripada bakteri

nitrifikasi (Hargreaves, 2006).

Selain itu, adanya komponen Poly-β-hydroxybutyrate (PHB) pada bioflok menjadikan

bioflok dapat berperan sebagai agen biokontrol patogen pada ikan budidaya. PHB merupakan

komponen khusus pada sel mikroba yang bisa didegradasi intraseluler dan diproduksi oleh

berbagai mikroorganisme sebagai respon terhadap kondisi stres fisiologis. PHB telah diteliti

dapat mencegah Artemia franciscana dari infeksi virus dan bakteri patogen (De Schryver et

al., 2008).

Beberapa faktor kunci pengembangan sistem heterotrof dalam budidaya yaitu: (1)

padat tebar tinggi, (2) aerasi cukup untuk mempertahankan pencampuran (mixing) air, dan (3)

input bahan organik yang tinggi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh ikan

dan bakteri, serta dapat menciptakan keseimbangan nutrien yang dibutuhkan bakteri seperti

karbon dan nitrogen (McIntosh, 2000).

Teknologi bioflok menggunakan 3 (tiga) aspek yaitu: biologi dengan adanya bakteri,

kimia dengan pemberian kapur, dan fisika dengan pemasangan kincir air. Kunci utama

dalam teknologi bioflok adalah tidak dilakukan proses pergantian air melainkan pengunaan

kincir air. Kincir air berfungsi memasukkan oksigen ke dalam air agar kondisi perairan

berjalan normal, karena bakteri sangat membutuhkan oksigen. Jumlah kincir air yang dipakai

disesuaikan dengan kepadatan ikan yang dibudidayakan.

Penggunaan Bioflok dalam budidaya ikan lele kita ketahui dengan sifat nafsu makan

yang tinggi dan usus pendek dari ikan lele menyebabkan ikan lele mudah lapar namun cepat

menyebabkan akumulasi kotoran menumpuk. Tehnik Bioflok pada intinya mereduksi bahan-

bahan organik dan senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan

sistem self-purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan

peningkatan kualitas air. Hasilnya adalah :

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

1. Pakan ikan lele akan lebih effisien

2. Pertumbuhan ikan lele akan rampag artinya selama kegiatan budidaya tidak

ada kegiatan penyortiran.

3. Kecepatan pertumbuhan ikan yang lebih optimal dengan masa waktu panen

yang lebih singkat.

4. Padat tebar per meter3 yang lebih tinggi kisaran 500 benih-1000 benih/m

3.

5. Ikan sehat dan gesit serta mengurangi penyakit pada ikan.

Menurut Junda tahun 2013, teknologi bioflok merupakan teknologi ramah lingkungan karena

dampak pencemaran dapat ditekan dan meminimalisir pemberian pakan buatan karena

bioflok akan membentuk pakan secara alami. Hal ini menyebabkan proses panen dengan

teknologi antara 1 sampai 2 bulan atau 72 – 80 hari, sementara budidaya konvensional dapat

mencapai 4 bulan.

3.2.2. Diklat Manajemen Budidaya Lele

Pendidikan dan latihan manajemen budidaya lele yang dilaksanakan pada tanggal 29

Maret 2014, ditekankan kepada tertib dministrasi pengelolaan pembukuan kelompok,

sehingga anggota kelompok memahami secara terbuka pengelolaan keuangan dalam

budidaya lele. Dengan mengetahui pengelolaan keuangan diharapakan kelompok mengetahui

apakah usaha budidaya yang dilaksanakan dapat memberikan keuntungan atau tidak,

sehingga keberlanjutan program budidaya dapat terjaga.

Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik yang didorong oleh antusias dari saudari

Anggi sebagai mitra dalam diklat dan pendampingan majajemen budidaya lele ini. Dari hasil

evaluasi yang dilaksanakan materi yang diberikan dapat diserap dalam angka 95%, hal ini

memberikan gambaran peserta mampu mengaplikasikan materi yang diberikan saat diklat.

Pembukuan yang teratur menjadi hasil dalam kegiatan diklat ini, dimana setiap

pembelian benih, pakan, penggunaan air dan listrik dapat dengan mudah terpantau dalam

melihat pembukuan. Demikian pula dengan hasil panen yang diperoleh dimasukkan dalam

jurnal yang rapi, sehingga kelompok mengetahui usaha budidaya lele ini mampu memberikan

penghasilan yang menjanjikan dalam setiap periode budidaya.

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

3.2.3. Pembuatan Demplot Budidaya Lele dengan Teknologi Bioflok

Pembuatan denplot budidaya lele dilaksanakan dengan peran serta aktif dari

masyarakat sebagai mitra dalam program pengabdian kepada masyarakat ini. Pada periode

pertama dibuat demplot menggunakan terpal tetapi karena kendala cuaca perubahan cuaca

yang sangat cepat pada bulan ini, demplot terpal mengalami kerusakan pada akhir satu siklus

budidaya. Harapan awal penggunaan terpal ini dapat dipakai minimal 3 kali siklus panen,

tetapi pada satu siklus terpal sudah mengalami kerusakan.

Pada periode atau siklus budidaya kedua dilakukanlah modifikasi dengan

menggunakan bak beton dalam melaksanakan usaha budidaya lele ini, sehingga terwujud

demplot dari beton dan memiliki kekuatan yang melebihi demplot terpal.

Indikator pencapaian dari peningkatan kualitas dan kuantitas budidaya ikan lele

dengan teknologi bioflok, seperti: penurunan pakan pabrik, efisiensi penggunaan air, dan

mempersingkat waktu panen dapat diwujudkan dalam 2 kali siklus panen lele oleh Kelompok

Apules. Hal ini mengidikasikan anggota kelompok mampu menerapkan teknologi bioflok

dalam budidaya ikan lele.

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Dalam seluruh rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kelompok

Apules berupa teknik budidaya lele dengan menggunakan bioflok dapat disimpulkan bahwa

kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat peran serta aktif dari anggota kelompok

sebagai mitra dalam program ini. Kegiatan ini terdiri dari pendidikan dan pelatihan serta

pendampingan berupa diklat budidaya lele dengan bioflok dan manajemen usaha budidaya

lele. Pembuatan demplot budidaya lele dengan teknologi bioflok mampu menjadi sarana

belajar real anggota kelompok dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat.

4.2. Saran

Kegiatan ini meskipun dapat memenuhi semua indikator yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan program, namun masih dirasakan belum mampu menjangkau masyarakat secara

luas karena masih berfokus pada anggota kelompok Apules saja. Diharapkan kedepan

program budidaya lele dengan bioflok ini dapat diterapkan ke semua pembudidaya lele yang

ada sehingga mampu meningkatan kualitas dan kuantias hasil panen.

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Teknologi Bioflok Hemat Pakan Alami. http://budidaya-ikan.com/teknologi-

bioflok-hemat-pakan-ikan/. Publikasi 21 Mei 2013.

Avnimelech Y. 1999. Carbon/nitrogen ratio as a control element in aquaculture systems.

Aquaculture 176:227-235.

De Schryver P, Crab R, Defoirdt T, Boon N, Verstraete W. 2008. The basics of bio-flocs

technology: The added value for aquaculture. Aquaculture 277: 125-137.

Emerenciano M, Cuzon G, Goguenheim J, Gaxiola G. 2011. Floc contribution on spawning

performance of blue shrimp Litopenaeus stylirostris. Aquaculture Research. 1-11.

Hargreaves, JA., 2006. Photosynthetic suspended-growth systems in aquaculture.

Aquacultural Engineering 34, 344–363.

Junda, Muh. 2013. Teknologi Bioflok pada Budidaya Perikanan. Tabloid Profesi Universitas

Negeri Malang. Malang

Maryam S. 2010. Budidaya super intensif ikan nila merah Oreochromis sp. dengan teknologi

bioflok: profil kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan. [Skripsi].

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

McIntosh RP. 2000. Changing paradigms in shrimp farming: V. establishment of

heterotrophic bacterial communities. Global Aquaculture Alliance. The Advocate,

52-54.

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

LAMPIRAN

Foto – Foto Kegiatan

Gambar 1. Lokasi Kegiatan P2M Budidaya Lele

Gambar 2. Diklat Budidaya Lele dengan Teknik Bioflok

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_197706092008121002... · Alamat Rumah : Garden Villa Residance, Br Ketewel ... atau di perairan

Peta Lokasi

PETA LOKASI P2M BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN TEKNOLOGI BIOFLOK

Lokasi P2M Kelompok APULES

Organisasi Pelaksana

Organisasi pelaksana kegiatan:

Ketua : I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si.,M.Si

Anggota : Dr. Gede Ari Yudasmara, M.Si

I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd.,M.Sc

Ratna Artha Windari, SH.,MH

KECAMATAN BULELENG

DE SA PENARUK AN

DESA

BANYUNING

DE SA KALIBUBUK

DE SA ANTURA N

DE SA BAK TISERAGA

DE SA BANYUA SRI

DE SA TUK AD MUNGGA

DE SA PEMA RON

DE SA KALIUNTU

DE SA KAMP UNG BARU

DE SA KAMP UNG BUGIS

DE SA KAMP UNG ANYAR

1 0 1 Kilometers

N

PETA DESA PANTAI

KECAMATAN BULELENG

KABUPATEN BULELENG

KELOMPOK APULES

SAMBANGAN

SINGARAJA

KECAMATAN BULELENG

DE SA PENARUK AN

DESA

BANYUNING

DE SA KALIBUBUK

DE SA ANTURA N

DE SA BAK TISERAGA

DE SA BANYUA SRI

DE SA TUK AD MUNGGA

DE SA PEMA RON

DE SA KALIUNTU

DE SA KAMP UNG BARU

DE SA KAMP UNG BUGIS

DE SA KAMP UNG ANYAR

1 0 1 Kilometers

N

PETA DESA PANTAI

KECAMATAN BULELENG

KABUPATEN BULELENG