LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN...

84
i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DALAM INFORMATION SHARING BAGI PENGELOLA PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN BULELENG Oleh: Ni Putu Pramita Utami, S.Pd Nip.198102252005012001 Ida Bagus Gede Purwa, S.Kom Nip.198307212005011002 Kadek Etik Suparmini, S.Sos Nip.198102182005012001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 111/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014 UPT. PERPUSTAKAAN UNDIKSHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2014

Transcript of LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN...

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK

DALAM INFORMATION SHARING BAGI PENGELOLA

PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN BULELENG

Oleh:

Ni Putu Pramita Utami, S.Pd

Nip.198102252005012001

Ida Bagus Gede Purwa, S.Kom

Nip.198307212005011002

Kadek Etik Suparmini, S.Sos

Nip.198102182005012001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 111/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014

UPT. PERPUSTAKAAN UNDIKSHA

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

ii

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ketua pelaksana P2M panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas karuniaNya ketua pelaksana P2M dapat menyelesaikan pelatihan

Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook dalam Informatin Sharing bagi Pengelola

Perpustakaan di Kabupaten Buleleng. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatan

pemahaman para pengelola perpustakaan tentang media sosial facebook dalam

membangun komunitas virtual perpustakaan, dan meningkatan keterampilan para

pengelola perpustakaan menggunakan jejaring sosial facebook dalam information

sharing di kalangan komunitas virtual perpustakaan di kabupaten Buleleng

Kegiatan P2M ini dapat diselesaikan tepat waktu berkat kerjasama,

bantuan, motivasi, arahan, saran dan kritik dari berbagai pihak yang terkait.

Sebagai ucapan terimakasih, dengan ini ketua pelaksana P2M menyampaikan

penghargaan kepada:

1. Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UNDIKSHA yang telah

berkenan memberikan bimbingan, arahan dan juga bantuan dana bagi

terlaksananya penelitian ini.

2. Kepala Puskom yang telah berkenan meminjamkan Lab.Puskom untuk

tempat pelatihan.

3. Narasumber yang telah berkenan berbagi pengetahuan dan pengalamannya

kepada peserta P2M

4. Tim kepanitiaan P2M yang telah memberikan bantuan dalam persiapan

dan pelaksanaan pelatihan.

5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah memberikan dukungan dan juga

bantuan dalam kegiatan pelatihan, dan

6. Semua pihak yang telah turut membantu penyelesaian penelitian ini.

Ketua pelaksana P2M menyadari bahwa pelatihan ini masih memiliki

keterbatasan dan juga kekurangan, sehingga bisa dikatakan jauh dari sempurna.

Untuk itu, masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan

bagi perbaikan pelatihan ini.

Singaraja, September 2014

Ketua Pelaksana P2M

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………..…………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN …….……………………………………. ii

KATA PENGANTAR …..………………………………………………… iii

DAFTAR ISI ……………………….……………………………………….. iv

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ………………………………………….. v

I PENDAHULUAN …..…….............................................................. 1

1.1 Analisis Situasi ……………........................................... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………... 7

1.3 Tujuan Kegiatan ………….......................................... 8

1.4 Manfaat Kegiatan ……..……................................................ 8

II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

2.1 Definisi dan Fungsi Perpustakaan ......................................... 10

2.2 Jejaring Sosial “Facebook “ ...................................... 10

2.3 Peranan TI Di Era Digital Natives ....................................... 11

2.4 Berbagi Informasi……………………………….................. 12

III METODE PELAKSANAAN .................................................... 15

3.1 Khalayak Sasaran Strategis ............................................... 15

3.2 Kerangka Pemecahan Masalah ......................................... 15

3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan............................................. 17

3.4 Rancangan Evaluasi …………………………………….. 17

IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 19

4.1 Hasil Kegiatan P2M …………………………………….. 19

4.2 Pembahasan Kegiatan P2M ……………………………. 28

V PENUTUP ………………………………………………………… 34

5.1 Simpulan…………………………………………………….. 34

5.2 Saran………………………………………………………… 34

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 36

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

v

LAMPIRAN 37

A. Daftar Absensi Peserta

B. Foto-Foto Kegiatan

C. Daftar Transport Peserta

D. Daftar Kepanitiaan

E. Susunan Acara P2M

F. Modul/materi Pelatihan

G. Hasil Monev

H. Surat Perjanjian Kontrak

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

vi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemecahan Masaah................................................... 16

Bagan 4.1 Prosentase peserta pengguna FB ………………………… 30

Bagan 4.2 BCC (Buleleng Cybrarian Community)…………………..….. 32

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aspek dan Instrumen Evaluasi ………………….................... 18

Tabel 4.1 Matriks Perbedaan FB Pages dan FB Groups ……………….. 27

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Paradigma informasi digital telah mewarnai setiap segi kehidupan

masyarakat sekarang ini dan tidak ada seseorangpun atau sesuatu hal jua yang

mampu mencegah terjadinya kecanduan terhadap alat-alat digital tersebut.

Fungsinya yang sangat dirasakan membantu dalam kehidupan masyarakat baik

dari segi efektifitas dan efisiensi, berimplikasi langsung terhadap maraknya

penggunaan teknologi informasi di berbagai belahan dunia.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi tersebut

menyebabkan hampir sebagian besar kegiatan di berbagai bidang telah

memanfaatkan komputer. Hal ini bisa di lihat dari maraknya penggunaan telepon

genggam yang dilengkapi dengan berbagai fitur GSM seperti layanan internet

termasuk maraknya pengaplikasian situs facebook. Sebagaimana diketahui,

facebook merupakan jejaring sosial yang difungsikan untuk menyebarkan

berbagai informasi secara cepat dan aktual dalam suatu ikatan individu maupun

kelompok tanpa batasan ruang dan waktu. Tentunya fenomena seperti itu sedang

menjangkiti hampir seluruh penghuni dunia ini.

Penggunaan facebook sebagai media sosial sangat digemari terutama oleh

kalangan muda untuk pertemanan, update status terkini sampai ajang komersial.

Situs sosial ini menawarkan suatu ikatan yang relevan antar individu yang

dibangun dibawah group atau kelompok tertentu untuk berbagi informasi.

Fenomena berbagi informasi atau dalam istilah asingnya information sharing

melalui facebook sangat digemari generasi muda saat ini karena informasi dapat

tersebar dengan cepat dan mudah. Berdasarkan hasil pengamatan, pengguna

facebook sangat banyak baik dari tingkat sekolah dasar sampai jenjang pendidikan

tinggi. Hampir seluruh siswa sudah terdaftar pada akun facebook tersebut. Potret

seperti inilah yang menginspirasi Utami (2011) untuk memanfaatkan facebook

sebagai media notifikasi bagi pemustaka di perpustakaan Undiksha.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

2

Hasil penelitian Utami (2011), menyatakan facebook sangat efektif dalam

pemberian notifikasi pengembalian buku bagi pemustaka. Dari 100 orang

responden, rerata 95% pemustaka menyatakan bahwa program notifikasi melalui

facebook sangat relevan, efektif, akurat dan memuaskan. Berdasarkan hasil

ujicoba, menunjukkan bahwa tingkat keterlambatan pemustaka dapat ditekan

sedemikian rupa sampai 11,2% dari angka 85% sebelumnya. Pemustaka sangat

menyukai perpustakaan menggunakan situs jejaring sosial facebook dalam

memberikan layanan. Sehingga sikap terhadap notifikasi melalui facebook sangat

positif. Dalam ujicoba tersebut tanpa disadari terjadi interaksi antara perpustakaan

sebagai agen informasi dan pemustaka sebagai konsumennya. Tidak jarang

pemustaka yang sudah diundang sebelumnya menjadi group FB perpustakaan

Undiksha, bertanya seputar koleksi yang dapat menunjang referensi ilmiah dalam

pembuatan tugasnya dan bertanya masalah teknis layanan di perpustakaan

Undiksha.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis tergerak untuk

mendiseminasikan temuan tersebut kepada para pengelola perpustakaan baik di

tingkat SD, SMP maupun SMA dan juga perpustakaan daerah yang terdapat di

kabupaten Buleleng. Dalam hal ini, penulis tidak hanya membatasi facebook

sebagai media pengiriman notifikasi tetapi dalam penggunaannya yang lebih luas

yaitu dalam hal berbagi informasi.

Sebagaimana diketahui, kenyataan pengguna FB lebih fenomenal bagi

kalangan muda yang tergolong digital natives namun tidak sebanding dengan

kalangan dewasa yang merupakan generasi digital immigrant. Prensky (2001),

menggolongkan masyarakat generasi sekarang ini sebagai “Digital Natives” yaitu

generasi yang lahir pada era digital (kurang lebih dari tahun1990an). Sedangkan,

kita yang lahir sebelum era ledakan informasi ini digolongkan sebagai generasi

“Digital Imigrant” yaitu generasi yang lahir sebelum era digital yang kemudian

tertarik untuk mengadopsi hal baru dari teknologi tersebut. Hal inilah yang

menyebabkan kesenjangan bagi kita (para pustakawan yang tergolong “Digital

Imigrant”) baik dari segi pengetahuan, minat maupun sikap/perilaku kita terhadap

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

3

penggunaan TI jika dibandingkan generasi baru kita yang memang dari kecil

terbiasa dengan TI.

Kenyataan bahwa pemustaka dan calon pemustaka/candidate user merupakan

generasi digital natives, maka pengelola perpustakaan semestinya berbenah diri

dalam mengoptimalkan layanan. Pelayanan perpustakaan sedikit demi sedikit

harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi. Jika tidak, perpustakaan

akan benar-benar menjadi “gudang informasi” yang ditinggalkan pemustakanya.

Seperti azas yang diusung oleh perpustakaan yang menyatakan perpustakaan

merupakan lembaga yang bergerak dibidang jasa, dimana kepuasan pelanggan

adalah segalanya. Hal ini didukung oleh Milawati (2011), yang menyatakan

bahwa pelayanan perpustakaan harus berorientasi pada kebutuhan pengguna,

antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan

kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting dalam

menentukan kebijakan pada suatu perpustakaan. Merujuk pada hal tersebut, maka

pustakawan dituntut untuk meningkatkan profesionalitas layanan melalui sistem

manajemen layanan berbasis teknologi informasi yang cepat dan cermat.

Hal tersebut sejalan dengan UU RI no 43 tahun 2007 tentang

perpustakaan, terutama pada bab V pasal 14 menyangkut masalah layanan

perpustakaan, mengungkapkan bahwa ada dua hal penting yang harus

diperhatikan oleh perpustakaan dalam menyikapi perkembangan TI sekarang ini.

Pada pasal (1) berbunyi: “Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan

berorientasi bagi kepentingan pengguna. Dan, pasal (3) berbunyi: “Setiap

perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi. Dari dua pasal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa dalam menyikapi era digital natives ini pihak pengelola

perpustakaan termasuk didalamnya pustakawan harus merubah paradigma

berpikir yang konvensional yang cenderung kolot untuk mau membuka diri

terhadap perkembangan TI dan komunikasi. Dengan demikian diharapkan

pustakawan memiliki kompetensi professional dan personal untuk mampu

memberikan layanan prima.

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

4

Dari pengamatan awal yang diperoleh para pengelola perpustakaan yang

umumnya merupakan golongan digital immigrant, belum memiliki akun

facebook. Sikap mereka terhadap situs jejaring sosial facebook kurang

mendukung. Bagi mereka, facebook hanyalah media sosial yang cocok untuk

kaum muda dengan berbagai perilakunya di dunia maya. Para pengelola

perpustakaan beranggapan bahwa memiliki akun facebook tidak dapat memberi

keuntungan apapun dalam kehidupannya. Pemahaman terhadap jejaring sosial ini

sangat minim dan hal ini berimplikasi terhadap kecenderungan untuk bersikap

negatif. Apalagi dengan adanya cyber crime yang muncul di dunia maya

menambah negatiflah sikap terhadap media sosial ini. Tentunya hal tersebut tidak

akan terjadi jika media sosial ini digunakan untuk sesuatu yang bersifat positif

dalam hal ini berbagi informasi bagi pemustaka. Sehingga, sistem teknologi

informasi yang tercipta dapat berfungsi sebagaimana mestinya demi kemajuan

peradaban manusia.

Berdasarkan rasional dan preposisi tersebut diatas, maka P2M ini

disinyalir sangat bermanfaat terutama dalam: (1) mendiseminasikan hasil

penelitian sebelumnya Utami (2011) tentang pemanfaatan facebook sebagai media

notifikasi bagi pemustaka perpustakaan, (2) memberi wawasan dan pemahaman

baru bagi pengelola perpustakaan mengenai manfaat serta fungsi jejaring sosial

facebook dalam information sharing perpustakaan dengan pemustakanya, dan (3)

menjembatani kajian empiris dari hasil penelitian yang sudah dilakukan agar

dapat disumbangkan kepada khalayak sasaran yang tepat demi terwujudnya SDM

yang kreatif dan inovatif.

Bertolak pada penelitian Utami (2011), menyatakan bahwa facebook

merupakan media sosial yang sangat bermanfaat dalam memberikan notifikasi

kepada pemustaka. Pemustaka diberikan informasi, pengingatan terhadap masa

pinjam pemustaka dan berinteraksi langsung mengenai sumber informasi yang

diperlukan dalam menunjang perkuliahannya. Hasil yang diperoleh sangat

memuaskan dimana responden 100% mendukung keberadaan program notifikasi

tersebut. Capaian yang diperoleh melalui kajian ilmiah ini akan sangat bermanfaat

bilamana disebarkan ke khalayak sasaran yang relevan.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

5

Para pengelola perpustakaan merupakan sasaran yang relevan untuk

mengetahui temuan tersebut. Namun, fakta menunjukkan bahwa sedikit para

pengelola perpustakaan yang terampil dalam menggunakan facebook. Tingkat

pemahaman dan keterampilan mengoperasikan facebook sangat rendah.

Kenyataan ini didukung oleh penilaian miring yang disandangkan pada jejaring

sosial tersebut yang hanya sesuai untuk generasi muda yang narsis. Rendahnya

pemahaman yang dibingkai oleh perasaan enggan terhadap FB menimbulkan

kecenderungan perilaku yang kurang mendukung. Sikap ini disinyalir muncul

karena kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan terhadap manfaat dan

fungsi FB sebagai media berbagi informasi. Sikap yang ditunjukkan para

pengelola perpustakaan ini tidak sesuai dengan adanya budaya tranformasi digital

di era global ini. Oleh karena itu, masalah sikap para pengelola perpustakaan

terhadap FB khususnya perlu dirubah melalui ceramah, diskusi serta praktek

dalam kegiatan P2M ini.

Penerapan teknologi dalam kehidupan merupakan proses transformasi

kultural menuju masyarakat informasi, Hamad (2010:35-43). Hal serupa juga

diungkapkan oleh Welnaldi (2010: 8-15), bahwa budaya informasi terus

berkembang mengikuti perkembangan teknologi informasi. Ini bisa terlihat dari

paradigma perkembangan penyampaian informasi dari budaya informasi

konvensional menuju budaya informasi virtual/maya melalui internet. Tujuannya

adalah agar informasi tersebut akurat (mendukung pihak manajemen); relevan

(benar-benar bermanfaat bagi yang membutuhkan); dan tepat waktu (tidak ada

keterlambatan pada saat dibutuhkan) seperti diungkapkan oleh Burch dan

Grudnitski (dalam Ladjamudin, 2005:9). Fenomena jejaring sosial facebook yang

mendunia merupakan contoh nyata dari dinamika informasi dunia maya.

Para pemustaka baik di perpustakaan tingkat SD, SMP dan SMA maupun

PT merupakan generasi digital natives dimana pemahaman dan penggunaan

terhadap teknologi informasi dan telekomunikasi sudah sangat canggih. Hal ini

berbeda dengan golongan digital immigrant yang baru mencoba untuk mengenal

TI tersebut. Perpustakaan dan para staff pengelola diharapkan mampu beradaptasi

dengan perkembangan teknologi yang ada untuk mewujudkan layanan yang

profesional. Para pengelola perpustakaan tidak mungkin dapat memaksakan

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

6

layanan yang konvensional kepada generasi digital natives dengan

karakteristiknya yang serba online, menyukai bentuk kolaborasi secara

berjejaring, interaktif dan lain-lain. Belajar dan berbenah diri dalam penyediaan

layanan berorientasi TI adalah hal yang seharusnya dilakukan para pengelola

perpustakaan. Karena, suatu hal yang mustahil jika kita berharap kaum digital

natives untuk beranjak kebelakang menyesuaikan dengan sistem yang sudah

kedaluwarsa. Jika pihak perpustakaan tidak melakukan perubahan, maka

kekhawatiran akan ditinggalkan pemustaka sangat mungkin terjadi. Hal ini

disebabkan oleh preferensi literasi digital natives lebih memilih browsing

informasi di internet.

Keberadaaan “paman Google” yang tersohor menjadi “musuh

terselubung” perpustakaan, segala informasi yang diinginkan tersedia di dunia

maya dapat diperoleh hanya dengan menjentikkan jari. Hal inilah yang disukai

dan dilakukan oleh siswa dalam mencari referensi dalam menyelesaikan tugasnya.

Kemudahan yang dijanjikan membuat siswa seperti kecanduan internet, walaupun

kenyataannya tidak semua informasi yang tersedia bisa dipertanggungjawabkan

secara akademis. Mereka sering lupa akan keberadaan perpustakaan yang

diadakan untuk menunjang kegiatan akademik maupun non akademik. Para siswa

enggan untuk berkunjung ke perpustakaan untuk mencari informasi yang

diperlukan. Alasan utamanya, informasi yang dimaksud susah ditemukan serta

tidak adanya layanan bimbingan rujukan referensi dari staff pengelola

perpustakaan. Seandainya rujukan tersebut diberikan dan diarahkan oleh staff

perpustakaan, mungkin keengganan itu dapat diminimalisir.

Dalam rangka memfasilitasi pemustaka yang tergolong digital natives,

maka disinilah diperlukan peran dinamis baru pustakawan yang tidak semata

sebagai penjaga koleksi tetapi sebagai “cyber librarian” (pustakawan maya) yang

berperan sebagai intermediator dan fasilitator dalam memandu pencari informasi.

Rao dan Babu (2001), mengemukakan bahwa keberadaan internet, Web, dan

berbagai perangkat canggih sejenisnya menimbulkan peran dinamis baru bagi

pustakawan dalam penyediaan informasi berdasarkan keperluan masyarakat

secara lebih baik dari sebelumnya.

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

7

Penyediaan layanan yang terorganisir antara pihak perpustakaan dan

pemustaka melalui facebook diharapkan mampu membentuk group berbagi

informasi. Nilai interaksi yang maksimal akan bergantung pada keuntungan yang

didapat oleh kedua belah pihak dalam memecahkan sebuah masalah. Adapun

information sharing itu dapat berbentuk pencarian referensi untuk menunjang

tugas atau wawasan pemustaka, pemberitahuan informasi akan adanya buku baru,

pengumuman teknis maupun lainnya.

Berdasarkan analisa situasi tersebut, maka dirasa perlu untuk mengadakan

pelatihan kepada para pengelola perpustakaan (digital immigrant) dalam

memanfaatkan jejaring sosial facebook secara lebih kreatif dalam berbagi

informasi antara perpustakaan dengan pemustaka (digital natives). Dengan

demikian, peran perpustakaan sebagai sumber informasi dapat berfungsi dengan

semestinya tanpa ada kekhawatiran akan ditinggalkan oleh pemustakanya.

Disamping itu pula, peran dinamis pustakawan sebagai fasilitator, mediator dan

konsultan informasi akan dapat terwujud.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sejalan dengan analisis situasi diatas, maka dapat diformulasikan secara

operasional permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pengabdian ini yaitu: (1)

rendahnya minat pemustaka untuk memanfaatkan koleksi yang tersedia di

perpustakaan, sebaliknya mereka lebih suka menggunakan sumber dari internet,

(2) rendahnya kualitas para pengelola perpustakaan dalam memberikan layanan

rujukan yang diperlukan pemustakanya (3) rendahnya pemahaman dan

penguasaan para pengelola perpustakaan terhadap jejaring sosial facebook dalam

berbagi informasi kepada pemustaka, (4) belum adanya wadah online yang

digunakan perpustakaan dalam berinteraksi dalam group perpustakaan untuk

saling berbagi informasi dalam menghadapi permasalahan yang ada.

Rumusan operasional permasalahan tersebut muncul dikarenakan adanya

perbedaan karakteristik antara pemustaka yang tergolong digital natives dan

sebaliknya, para pengelola perpustakaan yang tergolong digital immigrant.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

8

Apakah melalui pelatihan penggunaan jejaring sosial facebook bagi

pengelola perpustakaan dalam berbagi informasi/information sharing antara

pemustaka dan pengelola perpustakaan dapat meningkatkan pemahaman dan

kemampuan pengelola perpustakaan secara teori dan praktek dalam menggunakan

facebook?

1.3 Tujuan Kegiatan

Secara umum, tujuan kegiatan pelatihan pemanfaatan jejaring

sosial facebook dalam berbagi informasi bagi pengelola perpustakaan adalah

untuk meningkatkan kemampuan pengelola perpustakaan menggunakan media

sosial FB dalam berbagi informasi antara pemustaka dan pihak perpustakaan.

Sedangkan, tujuan khusus dari kegiatan pengabdian ini dapat dijabarkan sebagai

berikut.

1. Meningkatkan pemahaman pengelola perpustakaan terhadap facebook

dalam berbagi informasi melalui penyampain teori tentang jejaring

sosial khususnya FB.

2. Meningkatkan ketrampilan para pengelola perpustakaan dalam

menggunakan facebook untuk berbagi informasi dengan pemustaka

melalui praktek terstruktur.

1.4 Manfaat Kegiatan

Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan

kontribusi yang positif terhadap peningkatan pelayanan perpustakaan di

kabupaten buleleng dalam rangka menyikapi perkembangan teknologi dan

informasi. Secara eksplisit dapat diuraikan manfaat kegiatan sebagai berikut.

1. Bagi pengelola perpustakaan, kegiatan pengabdian ini akan

memberikan wawasan terhadap pemanfaatan facebook secara kreatif

dalam berbagi informasi yang ada dalam perpustakaan, agar informasi

tersebut tersampaikan kepada pemustaka yang memerlukan. Sehingga,

dalam information sharing ini dapat memberikan layanan bimbingan

rujukan referensi bagi siswa/pemustaka untuk memecahkan suatu

masalah.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

9

2. Bagi pemustaka, kegiatan pengabdian ini secara tidak langsung akan

bermanfaat terutama dalam hal penyediaan layanan berbasis teknologi

informasi. Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik pemustaka

sebagai digital natives yang menyukai segala sesuatu serba online,

berjejaring dan interaktif.

3. Bagi perpustakaan, kegiatan pengabdian ini diharapkan bermanfaat

dalam menghadapi persaingan global terutama dengan adanya

kehadiran internet. Kekhawatiran perpustakaan akan ditinggalkan

pemustaka dapat ditanggulangi melalui interaksi online yang dibangun

dibawah group perpustakaan. Sehingga, sumber informasi yang

dimiliki dapat berfungsi secara maksimal dalam membantu tugas siswa

maupun guru.

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Fungsi Perpustakaan

Perpustakaan adalah inti dari setiap program pendidikan dan pengajaran

atau dalam bahasa asingnya “the heart of educational program” (Soedibyo:

1987). Sebagai jantungnya pendidikan, maka perpustakaan Perguruan Tinggi

berfungsi sebagai media pembelajaran yang berperan dalam menyediakan koleksi

buku, audio visual juga menyediakan koleksi jurnal ilmiah yang berperan vital

dalam menyokong kegiatan penelitian.

Disamping itu, Basuki (1991) menyatakan bahwa perpustakaan adalah

sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang

digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan yang biasanya disimpan menurut

tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dalam

bahasa Sansekerta, mengemukakan bahwa istilah “perpustakaan” berasal dari

pustaka yang artinya kitab, buku, sedangkan dalam bahasa Inggris perpustakaan

berpadanan dengan kata library yang berasal dari kata Latin liber atau libri

artinya buku. Asal kata inilah yang kemudian menjadi definisi awal tentang

perpustakaan sebagai kumpulan buku, manuskrips dan bahan pustaka lainnya

yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan

(Webster's Third Edition International Dictionary,1961).

Definisi di atas jelas menunjukkan bahwa perpustakaan merupakan suatu

unit kerja yang menyimpan berbagai karya cetak maupun karya rekam untuk

dipinjamkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya sebagai sumber

informasi. Ini juga berarti bahwa perpustakaan adalah salah satu “alat vital dalam

setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian” (Soedibyo, 1987:1).

2.2 Jejaring Sosial “Facebook “

Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang

dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi)

yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,

keturunan, dll.

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

11

Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta

semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula

digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering

digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai

titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.

Diagram jaringan sosial diadopsi dari Wikipedia Foundation

(2011:10.31 AM)

Facebook pertama kali ditemukan oleh Mark Zuckerberg di Harvard,

United Kingdom tahun 2004. Berawal dari keinginan untuk

menghubungkan/menjalin informasi antar temannya di kampus terus berkembang

pesat hingga ke seluruh dunia ingin memiliki account tersebut.

Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat

bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk

melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat

menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil

pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

2.3 Peranan TI Di Era Digital Natives

Basuki (1993) menjelaskan teknolgi informasi merupakan gabungan dari

dua istilah yaitu teknologi dan informasi. Teknologi didefinisikan sebagai

pelaksanaan ilmu atau bersinonim dengan ilmu terapan. Sedangkan informasi

didefinisikan sebagai sesuatu yang dikatakan atau dinyatakan atau berita. Jadi

dalam informasi ada proses transfer pengetahuan atau segala sesuatu yang

diketahui. Dengan demikian teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan

untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah dan menyebarkan informasi yang

mencakup empat kategori yaitu numerik, audio, teks, dan citra.

individual

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

12

Keberadaan TI sangat berperan dalam mewujudkan era digital natives. Hal

ini disebabkan karena kemajuan teknologi yang sangat drastis membawa kita ke

dunia baru_“cyberspace”_ dan berdampak secara dramatis terhadap perilaku kita

berkomunikasi dan berbagi informasi baik dalam skala kecil maupun besar (Autry

dan Berge, 2011).

Sejalan dengan pendapat Autry dan Berge tersebut, maka timbul

pergeseran perilaku masyarakat dan pelajar khususnya cenderung memilih TI

yang serba digital. Sebagai konsekuensinya, para pelajar yang tergolong digital

natives sepertinya sudah tidak signifikan lagi untuk dididik dan dilayani dengan

sistem yang sudah dirancang oleh kita_ kaum digital immigrant (Prensky, 2001).

Begitu juga di perpustakaan, para pustakawan harus segera merubah mindsetnya

dalam merancang kembali perpustakaan dengan tampilan baru yang berorientasi

pada penerapan ICT (Information, Communication and Technology) dalam

memberikan pelayanan maximal kepada pemustaka kita_digital natives. Karena

suatu hal yang mustahil jika kita berharap kaum digital natives untuk beranjak

kebelakang menyesuaikan dengan sistem kita. Berikut adalah karakteristik dari

Digital Natives (Ku & Saulier, 2009) dalam Mardina (2011):

Omnivorous (serba online)

Menyukai kolaborasi secara berjejaring

Puas dengan serba instan

Akses secara random (hypertext)

Mengharap penghargaan

Work / bekerja disukai dengan bentuk game

Suka gambar interktif

Multitasking/kerja pararel

Opportunistic/oportunis

2.4 Berbagi Informasi

Berdasarkan Advance Learner’s Dictionary (2008), menyatakan

kata informasi berpadanan arti dengan fakta tentang situasi, orang, peristiwa dan

lain-lain. Sedangkan dalam kamus Encarta (2009), memberikan pengertian

informasi secara denotatif dengan beragam, sebagai berikut:

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

13

(1) Informasi adalah pengetahuan, yakni pengetahuan tertentu yang

diperoleh atau dipasok melalui sesuatu

(2) Fakta-fakta, kumpulan fakta dan data mengenai subjek spesifik

(3) Membuat fakta terketahui, komunikasi tentang fakta dan

pengetahuan, pemberitahuan, pemberitaan

(4) Data yang diorganisasikan dalam komputer dengan cara

tertentu sehingga memiliki makna bagi seseorang

(5) Dalam konteks hukum, bisa jadi maknanya adalah hasil

penetapan bersalah atau tidak terhadap kasus tertentu.

Pengertian informasi tersebut melingkupi beberapa konteks seperti konteks dasar

dan umum, konteks subjek tertentu, konteks teknologi informasi khususnya

komputer dan terakhir konteks hukum. Jadi arti kata informasi itu sendiri

disesuaikan dengan lingkungan atau situasi dimana informasi itu digunakan.

Sedangkan para ahli dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi

bisa jadi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang

dapat dipahami. Atau bisa juga data yang telah diproses atau ditata untuk

menyajikan fakta yang mengandung arti.

Dengan demikian informasi dapat dimaknai sebagai fakta atau data tentang

sesuatu yang tersusun sedemikian rupa dengan maksud disampaikan kepada pihak

lain sehingga memiliki makna bagi orang lain.

Sesungguhnya, informasi merupakan salah satu modal intelektual yang

dimiliki seseorang. Apalagi di jaman global ini, mengetahui suatu informasi

sangatlah berharga karena jika tidak, maka akan dapat menyebabkan ketersesatan

terhadap sesutau. Pada jaman teknologi infrmasi ini, pengaksesan informasi sudah

sangat mudah sekali. Seseorang dapat memperoleh informasi dengan cepat,

mudah tanpa batasan ruang dan waktu. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan

dengan jaman dahulu kala yang bersifat primitif. Pengaksesan informasi sangat

terbatas dan memerlukan waktu serta tenaga yang tidak sedikit.

Merujuk pada pentingnya informasi dalam kehidupan sekarang, maka

diharapkan informasi tersebut dapat dibagikan atau disampaikan kepada pihak lain

yang relevan agar dapat dipergunakan. Karena, informasi itu tidak akan

bermanfaat jika tidak tersampaikan kepada orang/instansi/lembaga yang

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

14

memerlukan. Menurut Yusup (2012), menyatakan bahwa sesungguhnya tidak ada

informasi yang tidak bermanfaat. Kebermanfaatan suatu informasi bagi seseorang

hanya dibedakan atas waktunya.

Perpustakaan merupakan gudangnya informasi, sehingga berbagai jenis

informasi dapat diperoleh di perpustakaan. Informasi yang sudah terkumpul di

perpustakaan akan bermanfaat bagi siswa dan juga guru dalam menunjang

kegiatan pembelajaran. Disinilah letak peran dinamis pengelola perpustakaan

sekolah dalam memfasilitasi pemustaka agar segala informasi yang ada dapat

tersampaikan dan kemudian mempunyai makna bagi pemakainya.

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

15

BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN P2M

3.1 Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini adalah para pengelola perpustakaan sekolah khususnya yang ada di

kabupaten Buleleng. Para pengelola perpustakaan sekolah dikabupaten Buleleng

teridentifikasi belum mampu memanfaatkan media sosial facebook dalam berbagi

informasi yang tersedia di perpustakaan. Pemilihan pengelola perpustakaan

sekolah khususnya sebagai khalayak sasaran merujuk pada fakta yang diperoleh,

bahwa perpustakaan sekolah sangat minim pengunjung yang memanfaatkan

koleksi yang tersedia. Para pemustaka cenderung mengakses informasi dari

“paman Google” di internet yang sesungguhnya tidak dapat seluruhnya

dipertanggungjawabkan sumbernya. Para pengelola pepustakaan sekolah

disinyalir tidak sensitif dengan kebutuhan siswa yang tergolong digital natives.

Sedangkan, pengelola perpustakaan sekolah di kabupaten Buleleng umumnya

memiliki literasi teknologi yang rendah khususnya dalam memanfaatkan facebook

dalam berbagi informasi kepada pemustakanya.

3.2 Kerangka Pemecahan Masalah

Bertolak dari masalah pengelola perpustakaan yang kurang sensitif dalam

menggunakan facebook sebagai media interaktif berbagi informasi dengan

pemustakanya, maka alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan melalui

kegiatan pengabdian ini dapat divisualisasikan melalui diagram berikut ini.

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

16

Bagan 1.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan bagan 1.1 tersebut, pemecahan masalah diawali dengan

mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi pengelola

perpustakaan yang berkaitan dengan layanan yang tersedia di perpustakaan, dan

rendahnya layanan interaktif dalam berbagi informsi adalah akar

permasalahannya. Kemudian akan dilanjutkan dengan mendata kondisi riil di

perpustakaan terutama dalam menggunakan layanan berbasis TI. Mendata

kemampuan pengelola perpustakaan menggunakan jejaring sosial facebook dalam

memberikan layanan interaktif dalam berbagi informasi. Pendataan juga dilakukan

terhadap kebijakan pihak pimpinan sekolah dalam menggunakan fasilitas TI

dalam memberikan layanan. Setelah semua data terakumulasi, maka pelatihan

penggunaan facebook secara kreatif dilakukan kepada pengelola perpustakaan

dalam berbagi informasi dengan pemustakanya. Evaluasi terhadap kegiatan P2M

dilakukan setelah memberi pelatihan. Bagian terakhir dari kegiatan pengabdian

pada masyarakat ini adalah memberikan rekomendasi dan tindak lanjut kepada

Analisis kebutuhan dan permasalahan

berkaitan dengan layanan perpustakaan

Mendata kondisi riil pelaksanaan

layanan berbasis TI

Menjaring kemampuan

pengelola perpustakaan

dalam menggunakan FB

Menganalisis kebijakan dan

komitmen sekolah dalam

pengembangan layanan

berbasis TI

Pelatihan pemanfaatan FB dalam

berbagi informasi untuk meningkatkan

layanan

Evaluasi P2M

Rekomendasi dan tindak lanjut

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

17

pengelola perpustakaan untuk menyediakan fasilitas layanan interaktif berbasis TI

dengan menggunakan media sosial facebook.

3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan kerangka pemecahan masalah yang digambarkan pada

gambar 1, maka berbagai alternatif pemecahan masalah tersebut dapat dilaksanan

melalui dua sesi kegiatan yaitu: (1) ceramah dan diskusi dan (2) Praktek.

(1) Ceramah dan Diskusi

Kegiatan ceramah dilakukan bertujuan untuk memberikan

pemahaman kognitif kepada pengelola perpustakaan agar dapat memahami fungsi

media sosial facebook. Dengan demikian, pengelola perpustakaan dapat

menyediakan layanan interaktif kepada pemustaka dalam hal berbagi informasi

untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pemustaka. Tahap selanjutnya

adalah diskusi. Melalui diskusi diharapkan pengelola perpustakaan dapat lebih

memahami secara mendalam tentang apa dan bagaimana pemanfaatan faceebook

secara kreatif dalam berbagi informasi.

(2) Praktek

Kegiatan tahap selanjutnya adalah praktek menggunakan facebook dalam

berbagi informasi yang tersedia di perpustakaan, baik berupa daftar koleksi buku

baru maupun memberikan layanan rujukan yang diperlukan pemustakanya.

Praktek menggunakan facebook dalam berbagi informasi ini dapat meningkatkan

kemampuan pengelola perpustakaan dalam menyediakan layanan interaktif

melalui jejaring sosial.

3.4 Rancangan Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan dari kegiatan

pengabdian pada masyarakat ini, maka dilakukan evaluasi. Aspek-aspek yang

dievaluasi, instrumen yang digunakan dan teknik analisa data dipaparkan pada

tabel 1.1.

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

18

Tabel 1.1 Aspek dan Instrumen Evaluasi

No Aspek Instrumen Teknik Analisis

1 Kualitas pelatihan Pedoman

observasi

Observasi Deskripsi

kualitatif

2 Respon Pedoman

wawancara

Wawancara Deskripsi

kualitatif

Secara eksplisit indikator keberhasilan dari pelaksanaan pengabdian ini

adalah: (1) tingkat pemahaman peserta pelatihan dan ketrampilan peserta dalam

menggunakan facebook secara kreatif dalam berbagi informasi perpustakaan, (2)

tingkat respon peserta dalam diskusi dan praktek, yang tercermin dalam kuantitas

pertanyaan yang muncul.

Evaluasi dilakukan dengan dua cara, yaitu penilaian proses dan penilaian

produk. Penilaian proses dilakukan mulai dari penyemaian informasi terkait

dengan pemanfaatan media sosial FB dalam information sharing untuk

membentuk komunitas virtual perpustakaan. Sedangkan, penilaian produk

dilakukan dengan melihat keberhasilan peserta dalam membuat akun FB dan

membuat FB Groups.

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai hasil dari kegiatan pengabdian

kepada masyarakat dan pembahasan tentang hasil yang ditemukan dalam kegiatan

P2M tersebut. Sub bagian hasil akan mengulas tentang tiga hal yaitu; (1) uraian

pelaksanaan kegiatan P2M, (2) peningkatan pemahaman para pengelola

perpustakaan tentang media sosial facebook dalam membangun komunitas virtual

perpustakaan di kabupaten Buleleng, dan (3) peningkatan keterampilan para

pengelola perpustakaan menggunakan jejaring sosial facebook dalam information

sharing di kalangan komunitas virtual perpustakaan di kabupaten Buleleng.

4.1 Hasil Kegiatan P2M

4.1.1 Uraian Pelaksanaan P2M

Berdasarkan hasil rapat tim inti P2M, maka diputuskan waktu

pelaksanakan kegiatan pada tanggal 22 Agustus 2014 bertempat di Laboratorium

Pusat Komputer Undiksha. Pemilihan Lab. Puskom Undiksha sebagai tempat

pelaksanaan kegiatan merujuk pada fasilitas yang dibutuhkan seperti; free access

internet dan aplikasi FB. Di samping itu, tim kepanitiaan P2M juga dibentuk

untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan. Tim tersebut terdiri dari

penanggungjawab, ketua pelaksana, sekretaris, sie acara, sie tempat dan sie

konsumsi (daftar kepanitiaan terlampir).

Penyebaran surat undangan pelatihan ke sekolah-sekolah (SD, SMP,

SMA, SMK) dan Perguruan Tinggi di kabupaten Buleleng disebar dua minggu

sebelum pelatihan. Undangan peserta pelatihan disebar sebanyak 35 instansi yang

menjadi sampel dalam pelatihan. Khususnya undangan untuk SD, panitia hanya

mengundang beberapa SD inti yang representatif untuk mengikuti pelatihan.

Selama rentang waktu tersebut, panitia mendata peserta yang mengkonfirmasi

untuk mengikuti pelatihan. Namun, kenyataannya jumlah peserta membengkak

pada saat pelatihan menjadi 49 peserta (daftar peserta terlampir). Hal ini

Page 27: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

20

menunjukkan tingginya minat peserta pelatihan terhadap topik yang akan

disajikan.

Terkait dengan peminjaman tempat di Lab. Puskom Undiksha, maka surat

permohonan peminjaman tempat juga disampaikan kepada Kepala Puskom

Undiksha. Dalam surat tersebut diutarakan permohonan untuk disediakan akses

gratis internet selama satu hari untuk memudahkan peserta pelatihan dalam

praktek menggunakan FB. Dari pihak Puskom memutuskan untuk memberikan

ijin pemakaian Lab. Timur Puskom dengan kapasitas maksimal sebesar 35 unit

komputer. Kekurangan unit komputer pada saat pelatihan ditangani dengan

pembentukan kelompok-kelompok kecil peserta yang berasal dari sekolah yang

sama.

Selain surat undangan untuk peserta pelatihan, surat undangan juga

dikirim ke LPM untuk memberikan sambutan, memonitoring, dan sekaligus

membuka kegiatan pelatihan. Pada waktu itu, Wakil Ketua LPM, Bapak Dr.

Wayan Mudana bersedia hadir untuk memberi sambutan, memonitor, dan

membuka acara P2M. Beliau menyambut baik kegiatan pelatihan tersebut dan

merekomendasikan untuk terus melakukan kegiatan serupa dibawah naungan

LPM Undiksha. Inti dari sambutan beliau mengungkapkan bahwa kegiatan P2M

merupakan suatu ajang penanaman karma baik berupa pengabdian yang bertujuan

untuk berbagi pengetahuan kepada khalayak luas sebagai upaya perwujudan Tri

Dharma PT. Kesinambungan dan koordinasi antara pihak pelaksana P2M dan

khalayak sasaran pasca kegiatan P2M, sangat diharapkan dari pihak LPM. Hal ini

untuk mengoptimalkan tujuan diadakannya pelatihan terutama dalam pemanfaatan

media sosial sebagai wadah dalam membangun komunitas virtual pengelola

perpustakaan.

Pelatihan tersebut dirancang dalam waktu satu hari yaitu dari pukul 09.00

sampai pukul 14.00 WITA (susunan acara pelatihan terlampir). Acara diawali

dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa yang dipandu oleh

pembawa acara. Dilanjutkan dengan penyampaian laporan dari ketua pelaksana

P2M dan sambutan dari Wakil Ketua LPM. Setelah acara tersebut resmi dibuka

oleh wakil Ketua LPM, maka kegiatan inti pelatihan pun berlangsung. Dalam

Page 28: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

21

pelatihan ini, ada dua narasumber yang menyajikan materi. Ketua pelaksana

sekaligus sebagai penyaji pertama membawakan topik Pemanfaatan Sosial Media

FB dalam Information Sharing bagi Para Pengelola Perpustakaan di kabupaten

Buleleng, dan penyaji kedua dari unit Puskom menyampaikan tentang langkah-

langkah membuat akun FB dan membuat group/komunitas. Praktek menggunakan

FB dilanjutkan pasca desiminasi materi. Selama pratek berlangsung, tim pelatih

turut terlibat langsung sebagai pendamping dengan tetap dipandu oleh ketua

pelatih. Disamping itu, peserta juga telah mendapatkan modul pelatihan yang

dapat dijadikan sumber pendampingan selama pelatihan berlangsung maupun

untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak lain dikemudian hari.

4.1.2 Peningkatan Pemahaman Pengelola Perpustakaan tentang Media Sosial

Facebook dalam Membangun Komunitas Virtual Perpustakaan di

Kabupaten Buleleng

Pemahaman pengelola perpustakaan terhadap fungsi dan manfaat

media sosial dalam berbagi informasi secara virtual perlu ditingkatkan. Penyajian

materi pelatihan mengenai pemanfaatan jejaring sosial FB dalam information

sharing merupakan suatu langkah awal dalam upaya megenalkan dan sekaligus

meningkatkan pengetahuan pengelola perpustakaan. Secara umum, materi yang

disajikan oleh penyaji pertama memuat tentang beberapa aspek yaitu:

a. Membangun komunitas virtual perpustakaan

b. Media sosial

c. Jejaring sosial FB

d. Berbagi informasi

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing-masing aspek yang termuat

dalam materi pelatihan.

A. Komunitas Virtual Perpustakaan

Menurut Garofalo (2013), menyatakan bahwa komunitas adalah

kumpulan orang yang berinteraksi bersama dalam suatu lingkungan. Sedangkan,

kata virtual berpadanan arti dengan kata maya. Jadi, yang dimaksud dengan

komunitas virtual perpustakaan adalah sekumpulan orang yang berinteraksi secara

virtual/maya dalam lingkungan perpustakaan baik pengelola perpustakaan

Page 29: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

22

maupun pemustakanya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka terlihat adanya

peran dinamis baru yang diemban oleh para pustakawan/pengelola perpustakaan

sebagai cyber librarian/cybrarian atau pustakawan maya. Peran dinamis baru

pustakawan sebagai cybrarian diharapkan mampu berperan dalam memfasilitasi,

memediasi dan sekaligus sebagai konsultan bagi pemustakanya dalam meberikan

layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang lebih baik (Rao dan Babu:

2001).

Awal mula terbentuknya suatu komunitas merupakan bagian terpenting

dalam jaringan/network. Individu yang mampu menggaet banyak individu lainnya

akan membentuk suatu jaringan yang kuat dan luas. Jaringan tersebut kemudian

membentuk suatu komunitas yang terjaring dalam kepentingan atau persamaan

yang mutual. Sebagai contohnya, pasca pelatihan P2M ini akan terbentuk

komunitas perpustakaan se-kabupaten Buleleng yang nantinya digunakan dalam

berbagi informasi. Adapun media yang terpilih sebagai wadah komunitas virtual

perpustakaan di kabupaten Buleleng adalah facebook. Pemilihan FB sebagai

media sosial dikarenakan FB merupakan media sosial yang paling diminati dan

terpopuler. Fenomena penggunaan media sosial FB di perpustakaan sudah marak

diaplikasikan di negara Eropa mulai tahun 2010an, seperti: Canada, Amerika,

Inggris, dll.

B. Media Sosial

Media sosial secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu media dan sosial.

Menurut KBBI (2003), media berpadanan arti dengan alat, sarana komunikasi dan

atau penghubung, sedangkan sosial diartikan sebagai sesuatu yang berkenaan

dengan masyarakat. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah

sebuah alat atau sarana yang digunakan oleh masyarakat dalam menjalin suatu

hubungan atau komunikasi. Ada banyak contoh media sosial yang marak

digunakan di dunia maya seperti; facebook, twitter, friendster, podcast, youtube,

dll. FB merupakan salah satu media sosial yang paling populer digunakan oleh

hampir seluruh dunia terutama kaum muda.

Sosial media dapat difungsikan untuk meningkatkan suatu layanan,

membangun chanel komunikasi, dan menciptakan keunggulan kompetitif.

Page 30: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

23

Garofalo (2013) mengungkapkan bahwa istilah sosial media berdenotasi dengan

website dan aplikasi yang bermanfaat bagi penggunanya untuk menciptakan dan

membagi konten/informasi atau untuk berpartisipasi dalam jejaring sosial.

Sejalan dengan pengertian sosial media tersebut, maka dapat dijelaskan

bahwa dalam menjalin komunikasi berjejaring melalui media sosial akan

menimbulkan efek keterhubungan dan kepemilikan. Dalam keterhubungan

tersebut individu akan berinteraksi sesuai ketertarikan dan kepentingannya.

Interaksi yang muncul sebagai akibat dari diskusi dan berbagi informasi maupun

pengalaman antara individu.

Pentingnya perpustakaan terhubung dengan pemustakanya sudah tidak

dapat disangkal lagi. Keterhubungan pustakawan dengan pemustakanya akan

menciptakan citra baru pustakawan sebagai cyber librarian/cybrarian. Di

Indonesia, komunitas perpustakaan atau pustakawan maya dikenal dengan istilah

ICS (The Indonesian Cyberlibrary Society).

Peran penting sosial media terhadap perpustakaan adalah untuk

melakukan promosi perpustakaan. Alasan utama mengapa perpustakaan perlu

dipromosikan merujuk pada karakteristik pemustakanya sebagai digital natives.

Promosi dapat dalam bentuk pengunggahan daftar koleksi baru, pengumuman

ataupun pengenalan literacy informasi dan lainnya. Layaknya dunia bisnis yang

selalu berinovasi dalam manajemennya, perpustakaan juga diharapkan

menampilkan image baru melalui penggunaan logo/brand baru disesuaikan

dengan tema perpustakaan masing-masing. Sebagai contoh perpustakaan

Universitas Indonesia menggunakan new brand “Crystal of Knowledge”. Melalui

brand baru ini akan tercipta suatu kesan baru bagi pemustakanya bahkan terhadap

masyarakat luas. Kesan baru yang timbul akibat pelabelan tersebut akan

menimbulkan persepsi baru dihati pemustakanya. Disinilah efek besar yang

timbul dari promosi perpustakaan akan mendorong pemustakanya untuk datang

mengunjungi perpustakaan mereka.

C. Jejaring Sosial Facebook

Jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-

simpul baik individu maupun organisasi yang diikat oleh satu atau lebih tipe relasi

spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Manfaat dari jejaring sosial

Page 31: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

24

ini adalah sebagai modal sosial individu/kelompok dalam menjalin hubungan

untuk suatu tujuan tertentu. FB merupakan media sosial yang mampu membentuk

jaringan pertemanan virtual yang sangat luas tanpa batasan ruang maupun waktu.

FB adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung

dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan

koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan

teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbaharui profil pribadi agar

orang lain dapat melihat informasi tentang dirinya.

FB merupakan media sosial yang digunakan untuk berkomunikasi dan

sekaligus berbagi informasi di dunia virtual. Komunitas FB tersebut berkembang

berdasarkan adanya persamaan mutual antara satu individu dan individu lainnya

yang terkait satu dengan lainnya layaknya jaring laba-laba. Sebagai salah satu

contoh adalah group atau komunitas FB pengelola perpustakaan di kabupaten

Buleleng. Dalam komunitas virtual ini informasi akan tersebar secara berjejaring

tanpa adanya batasan ruang maupun waktu. Hal inilah yang menjadi nilai plus FB

dalam information sharing.

Komunitas virtual perpustakaan di kabupaten Buleleng perlu dibangun

terkait dengan percepatan tersampaikannya suatu informasi baik dari pihak

pengelola perpustakaan maupun pihak pemustaka.

D. Berbagi Informasi

Kata informasi dapat dipadankan dengan kata kumpulan data atau

fakta yang mengandung arti bagi yang memilikinya. Selanjutnya, ahli informasi

mendefinisikan informasi sebagai pengetahuan yang disajikan kepada seseorang

dalam bentuk yang dapat dipahami. Terkait dengan hal ini, maka ada dua pihak

yang memegang andil penting dalam informasi yaitu pihak pengirim dan pihak

penerima. Proses tersampaikannya informasi tersebut memerlukan suatu media

yang mampu menjembatani jalannya informasi, sehingga sampai kepada pihak

yang memerlukan informasi tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

FB merupakan salah satu media penyampaian informasi yang digandrungi oleh

khalayak luas, merujuk pada sistem efisiensi dan efektivitasnya.

Pada era digital ini, informasi dapat diakses secara mudah dan

cepat. Segala informasi sudah tersedia di internet. Namun, perlu kiranya bagi

Page 32: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

25

pengguna internet untuk mengetahui literasi informasi digital. Literasi informasi

digital ini merupakan kemampuan seseorang untuk mengakses, memilih dan

mengevaluasi informasi untuk kemudian digunakan dengan benar. Penggunaan

informasi secara benar akan sangat berpengaruh terhadap pengembangan konsep

diri yang benar. Sebagaimana diketahui, bahwa banyak terdapat kecurangan-

kecurangan dalam penggunaan informasi tersebut. Salah satu contohnya adalah

fenomena “copy paste”. Tentu saja fenomena tersebut sangat merugikan pihak

terkait yang memiliki hak cipta terhadap suatu informasi. Gambaran tentang

penjiplakan informasi dari suatu sumber sering disebut dengan plagiarisme.

Disinilah peran penting bagi pustakawan dan juga pihak terkait lainnya untuk

selalu menghimbau para akademisi untuk selalu eling pada etika penulisan karya

ilmiah.

Perpustakaan merupakan agen informasi yang berfungsi untuk

mendesiminasikan informasi yang termuat dalam bahan pustaka yang dimilikinya,

sehingga dapat termanfaatkan sesuai fungsinya. Disinilah letak peran dinamis

pengelola perpustakaan sekolah dalam memfasilitasi pemustaka agar segala

informasi yang ada dapat tersampaikan dan kemudian mempunyai makna bagi

pemakainya.

4.1.3 Peningkatan Keterampilan Pengelola Perpustakaan Menggunakan

Jejaring Sosial Facebook dalam Information Sharing di Kalangan Komunitas

Virtual Perpustakaan di Kabupaten Buleleng

Peningkatan keterampilan pengelola perpustakaan dalam

menggunakan jejaring sosial FB dalam information sharing dilakukan melalui

pelatihan langsung yang dibimbing oleh tim pelatih. Dalam proses pelatihan, tim

pelatih yang terdiri dari 3 orang bergerak menyebar sesuai dengan bagian

kelompok-kelompok kecil peserta yang menjadi tanggung jawab bimbingannya.

Selain mendapatkan bimbingan, peserta juga telah dibekali dengan modul aplikasi

FB sehingga, peserta dapat melakukannya juga secara mandiri. Namun, dalam

praktek, peserta yang umumnya tergolong kaum digital immigrant menemui

kesulitan yang beragam. Bagi bebarapa peserta yang jarang bersentuhan dengan

komputer merasa canggung untuk mengikuti langkah-langkah yang diperintahkan

Page 33: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

26

tanpa pendampingan dari tim pelatih. Ada beberapa langkah yang dilakukan

dalam proses pelatihan sebagai berikut.

a. Membuat e-mail

b. Membuat akun FB

c. Mencari teman

d. Mengisi profil

e. Membuat group

f. Personalisasi group

g. Membuat berita acara

h. Mengunggah file

Ke delapan langkah tersebut menjadi panduan dalam pelatihan. Pembuatan

akun FB mensyaratkan untuk memiliki alamat e-mail. Untuk itu pelatih

mengajarkan membuat e-mail terlebih dahulu. Alamat email dapat dibuat di yahoo

dan ataupun google. Setelah berhasil membuat e-mail, maka dilanjutkan dengan

pembuatan akun FB yaitu dengan memasukkan data diri seperti nama lengkap,

tanggal lahir, jenis kelamin, akun e-mail yang telah dibuat sebelumnya dan

mengisi password, dan diakhiri dengan mengklik tombol “daftar”. Setelah akun

FB berhasil dibuat, maka diajarkan langkah-langkah mencari teman dan

dilanjutkan dengan mengisi informasi profil yang terdiri dari data pekerjaan dan

pendidikan. Sesungguhnya, pengisian data mencari teman dan informasi profil

dapat dilewati, jika tidak ingin informasi tersebut terdaftar pada akun FB.

Sebaliknya, jika kolom informasi profil diisi, maka akan disarankan untuk

menambahkan daftar teman yang memiliki persamaan data. Untuk melengkapi

profil diri disarankan untuk mengunggah foto profil, karena hal ini akan menjadi

daya tarik tersendiri bagi profil anda. Konfirmasi e-mail untuk pembuatan akun

FB selanjutnya disarankan untuk diisi sehingga, keseluruhan proses pembuatan

akun FB akhirnya selesai. Setelah masing-masing peserta memiliki akun FB,

pelatih kemudian mengajarkan membuat group.

Membuat group dalam FB dapat dilakukan dengan mengklik aplikasi

Group + buat group baru. Setelah itu, peserta diminta untuk mengisikan nama

group dan anggota group, dilanjutkan dengan menentukan jenis privasi group. Hal

ini dimaksudkan untuk keamanan informasi yang akan disebar. Langkah

Page 34: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

27

selanjutnya adalah mengisi personalisasi group seperti memilih logo group,

maupun mengunggah foto profil group. Untuk menambahkan anggota group dapat

dilakukan dengan mengklik tombol “tambah anggota”, lalu tuliskan nama anggota

yang ingin ditambahkan. Sesuai dengan fungsi dari pembuatan group, maka

pelatih mengajarkan cara untuk membuat berita acara dengan mengklik tombol

sub menu “acara” diteruskan dengan mengklik “buat acara”. Pada kolom tersebut,

sorang admin akan memberitakan acara/agenda/informasi yang ingin disebar ke

komunitas group. Di samping itu, terdapat pula sub menu foto, video dan file

dokumen untuk mengunggah foto, video dan file dokumen. Langkah-langkah

pembuatan akun FB pages dan FB Groups sudah terlampir dalam modul pelatihan

di akhir laporan ini.

Merujuk pada tujuan dari pelatihan ini yaitu untuk mengoptimalkan

pemanfaatan FB dalam information sharing, maka aplikasi pembuatan group

dalam FB merupakan bagian penting dalam pelatihan. Pembuatan dan

pemanfaatan sebuah group di FB akan membentuk suatu komunitas baru dibawah

visi, misi dan jenis kepentingan yang sama. Pembuatan group ini akan

memudahkan dalam berbagi informasi secara virtual secara cepat tanpa batasan

ruang maupun waktu. Hal ini sejalan dengan Setiawan, D (2009) yang

mengungkapkan bahwa sebuah Group adalah cara paling efektif untuk

mengumpulkan dan mengorganisir orang banyak di FB. Selanjutnya, Setiawan

(2009) juga menjelaskan perbedaan antara FB pages dan FB group, walaupun

mempunyai banyak persamaan. Berikut adalah matriks perbedaan FB pages

dengan FB groups.

Tabel 4.1 Matriks Perbedaan FB Pages dengan FB Group

CAPABILITAS FB Pages FB Groups

Kemampuan untuk

mengundang orang untuk

bergabung

Tidak Bisa

Fitur Wall, Photos,

Videos, Disccussion

Board, dan Events

Bisa Bisa

Kemampuan

menggunakan

HTML/FBML

Bisa Tidak

Page 35: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

28

Kemampuan untuk

mengirim pesan ke semua

anggota

Bisa, dengan catatan

pesan masuk ke kolom

khusus (updates) dan

berasal dari FB pages.

Bisa, dengan catatan

pesan masuk ke

Messages seperti biasa

dan berasal dari

pengguna individu

(admin) Group yang

bersangkutan.

Kemampuan untuk

mengupdate status

Bisa Tidak

sumber: Setiawan (2009)

Berdasarkan tabel 4.1, terlihat adanya perbedaan antara FB pages dengan

FB Groups. Keunggulan dari FB Groups adalah kemampuannya dalam

mengundang orang untuk bergabung dalam group tertentu. Melalui group,

informasi yang dishare adalah untuk kalangan komunitas saja. Orang lain yang

tidak masuk dalam group, tidak akan menerima informasi tersebut. Jadi di dalam

group akan ada seorang admin yang bertugas untuk mengirimkan suatu berita

acara. Sebagai contoh, pembuatan group pengelola perpustakaan se kabupaten

Buleleng yang di buat oleh penulis, merupakan sebuah komunitas perpustakaan

yang akan dikelola oleh adminnya (penulis).

4..2 Pembahasan Kegiatan P2M

4.2.1 Pelaksanaan Kegiatan

Pelatihan pemanfaatan jejaring sosial FB yang dilaksanakan di

Lab. Puskom Undiksha berjalan dengan lancar. Kelancaran tersebut tercipta

terkait dengan adanya dukungan dari tim kepanitiaan kegiatan P2M, pihak LPM,

dan juga kolega pustakawan Undiksha yang menunjukkan semangat tinggi dalam

proses kegiatan pelatihan. Tidak lupa, peran aktif peserta pelatihan juga sangat

mendukung kelancaran kegiatan.

Berdasarkan hasil evaluasi ketua pelaksana P2M, kegiatan P2M yang

terlaksana pada tgl. 22 Agustus 2014, dapat dikategorikan berjalan dengan lancar

dan sukses sesuai dengan rencana yang dijadwalkan. Hal ini ditunjukkan dari

respons positif peserta pelatihan P2M yang terlihat dari minat peserta pelatihan

yang tinggi untuk berpartisipasi dalam pelatihan ini. Gambaran tersebut tampak

dari jumlah peserta yang hadir sebanyak 49 orang yang berasal dari perwakilan

Page 36: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

29

sekolah tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan PTS se kabupaten Buleleng (daftar

hadir peserta terlampir). Khususnya pemilihan peserta dari SD, merupakan SD

representatif yang berlokasi di kota Singaraja yang terkategori memiliki

perpustakaan yang dilengkapi dengan peralatan komputer. Namun, jumlah

sekolah yang diundang tersebut merupakan sampel dari populasi sekolah di

kabupaten Buleleng yang jumlahnya melebihi ratusan.

Selama waktu registrasi peserta, ditemukan bahwa ada sekolah-sekolah

lain yang merasa dikesampingkan karena tidak mendapat undangan pelatihan.

Pembatasan pesrta pelatihan dilakukan mengingat kapasitas Lab. Puskom yang

hanya bisa menampung 35 peserta. Kelebihan peserta yang mencapai jumlah 49

tersebut ditanggulangi dengan pembentukan kelompok kecil sekolah yang berasal

dari asal sekolah yang sama. Dengan demikian, seluruh peserta yang hadir dapat

mengikuti pelatihan dengan nyaman dan tertib.

4.2.2 Peningkatan Pemahaman Peserta Pelatihan tentang Media Sosial FB

dalam Membangun Komunitas Virtual Perpustakaan

Desiminasi hasil penelitian Utami (2011) tentang

Pengembangan Program Notifikasi melalui FB dilakukan oleh narasumber (N P

Pramita Utami) pada awal sesi kegiatan P2M. Peserta kegiatan P2M diberikan

penjelasan terkait dengan beberapa konsep penting seperti; membangun

komunitas virtual perpustakaan, media sosial, jejaring sosial FB, dan berbagi

informasi. Penanaman ke empat konsep tersebut diharapkan dapat membuka

paradigma pemikiran peserta terhadap perkembangan teknologi informasi di era

digital. Pada awal presentasi, narasumber mendata peserta yang mengetahui dan

sekaligus menggunakan media sosial. Berdasarkan hasil kalkulasi, semua peserta

mengetahui media sosial FB, namun hanya 5 orang peserta yang menggunakan

FB secara aktif. Lima belas peserta lainnya mempunyai akun FB tetapi tidak aktif

menggunakannya, dan dua puluh sembilan peserta lainnya tidak memiliki akun

FB. Prosentase pengguna FB pada pelatihan tersebut dapat diformulasikan pada

grafik berikut.

Page 37: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

30

Bagan 4.1 Prosentase peserta pengguna FB

Pada bagan 4.1 menunjukkan peserta yang aktif menggunakan FB hanya

10,2 % dari seluruh peserta, peserta yang mempunyai akun FB tetapi tidak aktif

menggunakannya sebesar 33,3 %, dan peserta yang tidak memiliki akun FB

sebesar 59,1 %. Sehingga, dapat disimpulkan sebanyak setengah lebih peserta

P2M tidak memiliki akun FB. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta yang

tidak memiliki akun FB, diungkapkan bahwa mereka menganggap media sosial

FB tidak cocok digunakan oleh seusia mereka. Di samping itu, alasan lainnya

adalah ketidakmampuan mereka menggunakan teknologi. Selanjutnya, peserta

yang termasuk pengguna FB yang tidak aktif mengungkapkan bahwa mereka

sesungguhnya tertarik menggunakan FB tetapi masih canggung. Kecanggungan

ini muncul dikarenakan kurangnya latihan dan perlunya adanya pendampingan

selama menggunakan FB. Pendampingan diperlukan untuk mendongkrak

kepercayaan diri mereka dan menuntun langkah-langkah mereka selama

penggunaan FB. Sedangkan, peserta yang aktif menggunakan FB mengungkapkan

bahwa mereka menyenangi bersosialisasi dengan FB, dan mereka dapat

mengetahui status/berita teman-teman mereka.

Perbedaan sikap dan perilaku peserta P2m terhadap FB tidak lepas dari

karakteristik para peserta. Berdasarkan hasil observasi, ada 2 orang peserta yang

tergolong digital native (umur >1990). Mereka memiliki akun media sosial yang

lain selalin FB, seperti twitter. Sedangkan, ke-47 peserta lainnya merupakan

0

10

20

30

40

50

60

70

Pengguna aktif FB Pengguna tidakaktif FB

Tidak memilikiakun FB

Prosentase peserta

Prosentase peserta

Page 38: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

31

golongan digital immigrant (umur < 1990). Golongan digital native memiliki ciri-

ciri yaitu: melakukan sesuatu serba cepat, online, menyukai kegiatan secara

berjejaring, seuatu yang interaktif, serba instan, hypertext/random, dll. Hal inilah

yang menyebabkan adanya perbedaan sikap dan perilaku peserta.

Merujuk pada fenomena tersebut, maka penanaman wawasan tentang

media sosial dalam membangun komunitas virtual pengelola perpustakaan dapat

membuka pemikiran peserta terhadap manfaat jejaring sosial FB.

4.2.3 Praktek Pemanfaatan FB dalam Information Sharing di Kalangan

Komunitas Pengelola Perpustakaan Buleleng

Selama praktek berlangsung, seluruh tim pelatih mendampingi kelompok

mereka masing-masing. Sebagian peserta yang tergolong digital immigrant

mengalami sedikit kesulitan jika mereka dibiarkan berlatih secara mandiri.

Namun, berkat keahlian para pelatih, maka setiap peserta mampu untuk membuat

akun FB mereka masing-masing. Demikian pula dalam praktek pengajaran

membuat groups, mereka dipandu dan dibimbing oleh tim pelatih.

Peserta terpilih, diharapkan dapat menularkan pengetahuan/wawasan yang

telah diperoleh ke sekolah-sekolah lainnya. Dalam proses desiminasi informasi

dari sampel terpilih ke sekolah-sekolah lainnya akan dimediasi melalui

penyediaan modul pelatihan yang diperoleh peserta.

Pelatihan pemanfaatan FB dalam information sharing sesungguhnya tidak

selesai pada hari itu saja. Pendampingan berlanjut dilakukan oleh ketua pelaksana

P2M secara online. Peserta yang sudah tergabung dalam FB perpustakaan

Undiksha dan FB ketua pelaksana (N P Pramita Utami) membentuk suatu

komunitas. Pasca pelatihan, ada peserta yang ingin berkonsultasi masalah

pengkodean buku, meminta contoh redaksi surat untuk permohonan sumbangan

buku, permintaan untuk diundang pelatihan perpustakaan berikutnya, dan

permintaan panduan pengelolaan perpustakaan sekolah, termasuk informasi

aplikasi TI perpustakaan yang sudah di-open source-kan. Tidak jarang penulis

selaku ketua pelaksana juga telah melihat keaktifan beberapa peserta mengunggah

kegiatan seputar sekolah mereka. Ada pula yang meminta dibimbing membuat

group untuk komunitas sekolah mereka.

Page 39: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

32

Komunitas yang dihasilkan dari kegiatan P2M ini merupakan sebuah

jaringan/network yang terjalin antara perpustakaan Undiksha, ketua pelaksana (N

P Pramita Utami), pengelola perpustakaan di kabupaten Buleleng, dan pemustaka.

Jaringan tersebut jika digambarkan dapat divisualisakikan melalui bagan berikut.

Bagan 4.2 BCC (Buleleng Cybrarian Community)

Ket. Warna hijau = perpustakaan Undiksha, warna merah = ketua pelaksana

P2M, warna kuning = pustakawan se kab. Buleleng, biru = pemustaka

Bagan 4.2 menggambarkan komunitas pustakawan maya Buleleng atau

BCC (Buleleng Cybrarian Community) yang terbentuk pasca pelatihan P2M.

Komunitas BCC terbentuk dari kumpulan individu/institusi (titik) dan

dihubungkan oleh garis. Bagan 4.2 menunjukkan bahwa terdapat dua buah titik

yang menjadi pusat dari BCC yaitu perpustakaan Undiksha dan ketua pelaksana

P2M. Ini terlihat jelas dari banyaknya garis-garis penghubung menuju dua titik

merah dan hijau tersebut. Titik kuning yang merupakan perwakilan pustakawan

Buleleng terhubung dengan titik hijau dan merah. Selain terhubung dengan kedua

titik tersebut, titik kuning juga memiliki group masing-masing yaitu titik biru

(pemustaka).

Page 40: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

33

Dalam sistem networking seperti yang ditunjukkan dalam BCC, aliran

informasi dapat terwujud dengan sangat mudah dan cepat. Disinilah timbul

keterhubungan dan kepemilikan antar individu/institusi. Terutama hubungan

perpustakaan-pustakawan-pemustaka terbina dengan dekat. Keterhubungan dalam

komunitas tersebut menjadi modal sosial bagi anggota komunitas untuk

meningkatkan keunggulan kompetitif.

Berdasarkan fenomena tersebut, hasil evaluasi kegiatan pelatihan

P2M dapat dikategorikan cukup memuaskan. Hal ini terlihat dari keterhubungan

peserta pelatihan dengan ketua pelaksana P2M pasca pelatihan melalui media

sosial FB. Berbagi informasi pun berlangsung secara virtual dalam komunitas

virtual perpustakaan yang sudah dibentuk. Dengan demikian, tujuan pelatihan

untuk membangun sebuah komunitas virtual pengelola perpustakaan yang

difungsikan untuk kegiatan information sharing di kabupaten Buleleng dapat

terwujud.

Page 41: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

34

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan kegiatan P2M tersebut, maka

dapat diformulasikan simpulan sebagai berikut.

Peningkatan pemahaman peserta kegiatan P2M terhadap peran media

sosial dalam membangun komunitas virtual perpustakaan dilakukan dengan

penanaman beberapa konsep penting seperti: membangun komunitas virtual

perpustakaan, media sosial, jejaring sosial FB, dan berbagi informasi. Pemahaman

keempat konsep tersebut akan membentuk paradigma berpikir baru peserta

terhadap perkembangan teknologi informasi di era digital.

Peningkatan keterampilan pemanfaatan jejaring sosial FB dalam

information sharing bagi peserta dilakukan oleh tim pelatih yang disebar

berdasarkan kelompok-kelompok kecil yang menjadi tanggung jawab

bimbinganya. Pelatihan tersebut dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah

seperti: membuat e-mail, membuat akun FB, mencari teman, mengisi profil,

membuat group, personalisasi group, membuat berita acara, dan mengunggah file.

Pendampingan pelatihan pemanfaatan FB secara aktif dan kreatif dilakukan secara

berkesinambungan melalui dunia virtual. Selain itu, peserta juga dilengkapi

dengan modul yang dapat dimanfaatkan peserta sebagai panduan belajar secara

mandiri.

Pelatihan P2M tersebut membentuk sebuah komunitas pustakawan maya

Buleleng yang berlabel BCC (Buleleng Cybrarian Community) yang

menghubungkan Perpustakaan Undiksha-Ketua Pelaksana-Pustakawan Buleleng-

Pemustaka di dunia virtual.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil evaluasi, pelatihan P2M terhadap pengelola

perpustakaan di kabupaten Buleleng dapat dikategorikan cukup memuaskan.

Pelatihan serupa sangat diharapkan untuk diadakan kembali untuk kemajuan

perpustakaan. Setelah pelatihan selesai, peserta pelatihan diharapkan untuk selalu

Page 42: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

35

aktif dan kreatif dalam memanfaatkan FB sebagai sarana promosi perpustakaan,

baik promosi koleksi baru, pengumuman penting, atau sekedar mengunggah

dokumentasi kegiatan seputar sekolah. Selain itu, disarankan juga agar pengelola

perpustakaan agar berlaku aktif dalam berkolaborasi dengan para guru dalam

proses pembelajaran melalui penyediaan sumber-sumber bacaan/informasi yang

dibutuhkan. Penyebaran modul/materi mengenai pelatihan tersebut sangat

diharapkan untuk disemaikan lagi ke sekolah-sekolah lainnya di kabupaten

Buleleng, sehingga komunitas BCC akan menjadi semakin luas. Dengan demikian

diharapkan information sharing yang dilakukan secara virtual dapat

menumbuhkan keunggulan kompetitif baik bagi institusi/perpustakaan,

pustakawan dan juga pemustaka.

Page 43: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

36

DAFTAR PUSTAKA

Autry, Alex J dan Berge Zane. 2011. Digital Natives and Digital Immigrants:

getting to know each other. USA: Emerald Group Publishing Limited.

Basuki, S. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia.

Cambridge Advanced Learner’s Dictionary Third Edison. 2010. Microsoft

Corporation.

Encarta Encyclopedia. 2008. Microsoft Corporation.

Garofalo, Denise A. 2013. Building Communities: Social Networking for

Academic Libraries.Chandos Publishing: New Delhi.

Hamad, I. 2010. Transformasi Kultural Menuju Masyarakat Informasi. Jurnal

Dialog Kebijakan Publik. 10(35).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003.

Ladjamudin, A.B. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Mardina, Riana. 2011. Potensi Digital Natives dalam Representasi Literasi

Informasi Multinedia Berbasis Web di Perguruan Tinggi. Jurnal

Pustakawan Indonesia Vol.11 No.1.

Meriam Webster’s Collegiatte Dictionary. 2003. New York: Prentice Hall.

Milawati. 2011. Improvement Strategies of Library Usages at the Public Libraries.

Jurnal Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol.7,No.2(14).

Prensky, Mark. 2001. Digital Natives and Digital Immigrants.

On The Horrizon Vol. 9 No 5.

Rao, K.Nageswara and Babu,KH. 2001. Role of Librarian in Internet and World

Wide Web Environment. Information Science. Vol.4(1).

Setiawan, Dirgayusa. 2009. Panduan Praktis Mengoptimalkan Facebook. Jakarta:

Mediakita.

Soedibyo, N. 1987. Pengelolaan Perpustakaan (Jilid 1). Bandung: Penerbit

Alumni.

UU RI No 43 tahun 2007. Jakarta: Depdiknas

Utami, Pramita. 2011. Pengembangan Program Notifikasi Berbasis Komputer

untuk Memperlancar Pengembalian Buku Pinjaman pada Perpustakaan

Undiksha. Laporan Penelitian DIPA yang tidak dipublikasikan. Lembaga

Penelitian UNDIKSHA.

Welnadi. 2010. Dinamika Informasi dan Hukum di Dunia Maya. Jurnal Dialog

Kebijakan Publik. 10(8).

Page 44: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

37

Wikipedia. 2011. Jejaring Sosial. www. Wikipedia.com. 2/7/2011 10:31 AM

Yusup, P. M. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi,

Pendidikan dan Perpustakaan. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Page 45: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

38

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir

Page 46: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

39

Page 47: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

40

Lampiran 2 Foto Kegiatan

Page 48: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

41

Page 49: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

42

Page 50: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

43

Lampiran 3 Pembayaran Biaya Bantuan Transport Peserta

Page 51: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

44

Page 52: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

45

Lampiran 4 Susunan Panitia

SUSUNAN PANITIA PELATIHAN PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL

FACEBOOK DALAM INFORMATION SHARING BAGI PENGELOLA

PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN BULELENG

NO JABATAN DALAM

KEPANITIAAN

KETERANGAN

1 Penanggung jawab kegiatan Ketua LPM Undiksha

2 Ketua Panitia Ni Putu Pramita Utami, S.Pd.

3 Sekretaris/MC Kadek Etik Suparmini, S.Sos

4 Sie Tempat IB Gede Purwa, S.Kom

5 Sie Acara/Moderator Ratih Mahayani, S.Pd.

6 Sie konsumsi Kadek Mas Hariprawani, S.Pd.

7 Sie dokumentasi Putu Darsana, SP

8 Sie sekretariat Ida Kade Agus Sugika Putra, S.E.

Page 53: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

46

Lampiran 5 Susunan Acara

SUSUNAN ACARA PELATIHAN TEKNIS PERPUSTAKAAN

“ Pemanfaatan Jejaring Sosial Facebook dalam Information Sharing bagi

Pengelola Perpustakaan di Kabupaten Buleleng”

Jumat, 22 Agustus 2014

Hari/tgl. Pukul Materi Ket.

Jumat,

22-8-2014

08.30-09.00 Registrasi Peserta Panitia

09.00-09.15 Menyanyikan Lagu Indonesia

Raya

dan Berdoa

Pembawa Acara

09.00-10.00 Laporan Kegiatan Ketua Pelaksana

Pembukaan dan Sambutan Ketua LPM

Undiksha

10.00-12.00 Penyampaian Materi

Pelatihan

Ni Putu Pramita

Utami, SPd

Praktik Agus Januharsa,

A.Md.Kom

dan Tim Pelatih

12.00 Rehat Makan Siang Panitia

12.30-13.30 Melanjutkan Praktek Tim Pelatih

13.30-14.00 Penutupan Ketua Pelaksana

Page 54: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

47

Lampiran 6 Materi Pelatihan

PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK DALAM

INFORMATION SHARING BAGI PENGELOLA PERPUSTAKAAN

DI KABUPATEN BULELENG

Oleh:

N P Pramita Utami1

1Pustakawan Muda pada Perpustakaan Undiksha

[email protected]

I. Pendahuluan

Facebook sudah tidak terasa asing lagi terdengar di telinga kita.

Penggunaanya yang populer muncul dikalangan masyarakat muda sebagai ajang

pertemanan dikalangan komunitas seperti sekolah, institusi atupun jenis group

lainnya. Jalinan pertemanan yang mereka jalin secara virtual melalui internet

dilakukan secara berjejaring dimana hubungan satu orang individu terhubung

dengan lainnya. Terjadinya keterhubungan ini disebabkan adanya suatu

persamaan yang mutual. Dan, jaringan pertemanan yang luas terbentuk layaknya

jaring laba-laba yang mempertemukan mereka pada satu dinding virtual melalui

facebook.

Facebook selanjutnya disingkat FB, merupakan jejaring sosial yang

difungsikan untuk menyebarkan berbagai informasi secara cepat dan aktual dalam

suatu ikatan individu maupun kelompok tanpa batasan ruang dan waktu. Situs

sosial ini menawarkan suatu ikatan yang relevan antar individu yang dibangun

dibawah group atau kelompok tertentu untuk berbagi informasi. Adapun berbagai

informasi yang dibagi melalui FB dapat dalam bentuk tulisan, gambar/foto,

Page 55: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

48

maupun video. Istilah “update status” dikalangan pengguna FB adalah salah satu

fitur FB yang sering digunakan untuk menyebarkan informasi secara cepat tanpa

adanya batasan waktu maupun ruang. Fungsinya sebagai desiminasi informasi

dengan kecepatan tinggi telah banyak dimanfaatkan oleh pebisnis untuk

mengkomersilkan atau mempromosikan suatu produk. Bahkan fungsi mutakhir

yang disandang FB sudah menyentuh ranah politik ditujukan untuk memediasi

kepentingan politis. Kenyataan yang tidak kalah penting bahwa pemanfaatan FB

dalam berbagi informasi atau information sharing tidak dapat dihindari

penggunaannya dalam dunia pendidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan, pengguna FB sangat banyak baik dari

tingkat sekolah dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Hampir seluruh siswa

sudah terdaftar pada akun FB tersebut. Potret seperti inilah yang menginspirasi

Utami (2011) untuk memanfaatkan FB sebagai media notifikasi bagi pemustaka di

perpustakaan Undiksha. Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa

pemustaka/pengguna perpustakaan sangat senang menyambut wajah virtual

perpustakaan melalui FB. Sehingga, pertemanan antara unit perpustakaan dan

pemustaka menjadi semakin dekat.

Dalam ujicoba tersebut tanpa disadari terjadi interaksi antara perpustakaan

yang berperan sebagai agen informasi dan pemustaka sebagai konsumennya.

Tidak jarang pemustaka yang sudah diundang sebelumnya menjadi group FB

perpustakaan Undiksha, bertanya seputar koleksi yang dapat menunjang referensi

ilmiah dalam pembuatan tugasnya dan bertanya masalah teknis layanan di

perpustakaan Undiksha.

Page 56: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

49

Berdasarkan hasil penelitian Utami (2011), penulis tergerak untuk

mendesiminasikan temuan tersebut kepada para pengelola perpustakaan baik di

tingkat SD, SMP maupun SMA dan juga perpustakaan daerah yang terdapat di

kabupaten Buleleng. Dalam hal ini, penulis tidak hanya membatasi facebook

sebagai media pengiriman notifikasi tetapi dalam penggunaannya yang lebih luas

yaitu dalam hal berbagi informasi.

Keterlibatan teknologi dalam dunia perpustakaan tidak dapat disangkal

lagi. Perpustakaan diwajibkan untuk terus berbenah diri dalam pengelolaan sistem

layanan yang berorientasi pada kepuasan pengguna. Hal ini sejalan dengan UU RI

no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, terutama pada bab V pasal 14

menyangkut masalah layanan perpustakaan, mengungkapkan bahwa ada dua hal

penting yang harus diperhatikan oleh perpustakaan dalam menyikapi

perkembangan TI sekarang ini. Pada pasal (1) berbunyi: “Layanan perpustakaan

dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pengguna. Dan, pasal

(3) berbunyi: “Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai

dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Mengapa perpustakaan diharapkan untuk melibatkan teknologi dalam

sistem pengelolaan? Ada beberapa alasan penting yang menyebabkan

perpustakaan mengaplikasikan teknologi, antara lain: (1) mampu mengerjakan

pekerjaan secara berulang dengan cepat dan akurat; (2) mampu menghemat tenaga

dan biaya operasional; dan (3) karakteristik pemustaka sebagai net generation

atau dikenal dengan istilah digital natives. Terutama menyikapi alasan ketiga,

para pengelola perpustakaan diharapkan dapat beradaptasi dengan karakteristik

pemustaka dan atau calon pemustaka yang merupakan digital native.

Page 57: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

50

Prensky (2001); Autry dan Zane (2011), menggolongkan masyarakat

generasi sekarang ini sebagai “Digital Natives” yaitu generasi yang lahir pada era

digital (kurang lebih dari tahun1990an). Sedangkan, kita yang lahir sebelum era

ledakan informasi ini digolongkan sebagai generasi “Digital Imigrant” yaitu

generasi yang lahir sebelum era digital yang kemudian tertarik untuk mengadopsi

hal baru dari teknologi tersebut. Hal inilah yang menyebabkan kesenjangan antara

kita (para pustakawan yang tergolong “Digital Imigrant” ditilik dari segi

pengetahuan, minat maupun sikap/perilaku kita terhadap penggunaan TI jika

dibandingkan generasi baru kita yang memang dari kecil terbiasa dengan TI.

Hal yang paling mengkhawatirkan bagi para pengelola perpustakaan

adalah para pemustaka akan meningkalkan perpustakaan mereka. Menurut mereka

perpustakaan hanya dianggap sebagai “gudang informasi” dalam konotasi negatif.

Hal ini terjadi merujuk pada preferensi digital yang lebih disenangi oleh

pemustaka yang sudah tersedia bebas di internet. Mereka menganggap, “paman

google” adalah perpustakaan mereka yang mampu menyediakan berbagai

informasi yang dibutuhkan. Kondisi perpustakaan menjadi sangat ironis jika

ditambah dengan kenyataan bahwa para pengelola perpustakaan yang torgolong

kaum digital imigrant memiliki kemampuan menggunakan teknologi yang

terkategori menengah kebawah.

Salah satu upaya yang dipercaya untuk mendekatkan para pengelola

perpustakaan dengan pemustakanya adalah dengan ikut terlibat dalam media

sosial FB yang mereka gandrungi. Sikap negatif pengelola perpustakaan terhadap

FB perlu diluruskan. Anggapan bahwa FB hanya cocok bagi kaum muda dan

kepemilikan akun FB tidak dapat memberi keuntungan apapun perlu dibenahi

Page 58: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

51

kembali. Sesungguhnya, anggapan negatif terhadap FB dapat ditepis jika

penggunaanya dimanfaatkan untuk sesuatu yang berguna, salah satunya untuk

saling berbagi informasi antara pengelola perpustakaan dan pemustakanya.

Sehingga, sistem teknologi informasi yang tercipta dapat berfungsi sebagaimana

mestinya demi kemajuan peradaban manusia.

II. Membangun Komunitas Virtual

Dalam rangka mewujudkan peran dinamis baru para pengelola

perpustakaan/pustakawan sebagai cyber librarian atau cybrarian (pustakawan

maya), dipandang perlu untuk membangun jejaring perpustakaan antara pengelola

perpustakaan dan pemustakanya. Hal ini bertujuan untuk memediasi dan

memfasilitasi pemustaka dalam pencarian informasi. Rao dan Babu (2001),

mengemukakan bahwa keberadaan internet, Web, dan berbagai perangkat canggih

sejenisnya menimbulkan peran dinamis baru bagi pustakawan dalam penyediaan

informasi berdasarkan keperluan masyarakat secara lebih baik dari sebelumnya.

Komunitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan orang yang berinteraksi

bersama dalam satu lingkungan (Garofalo, 2013). Selanjutnya, Papacharissi

(2011) mengungkapkan bahwa suatu komunitas berjejaring akan terbentuk apabila

sebuah titik (baca: individu) terhubung dengan titik lainnya yang sudah

membentuk jaringannya. Dalam pembentukan suatu komunitas atau network yang

terpenting adalah proses awal mula terbentuknya suatu jaringan. Untuk dapat

membangun suatu komunitas virtual perpustakaan, diperlukan suatu wadah yang

mampu menampung komunitas di dunia maya. Pada tahun 2010an hingga kini,

beberapa perpustakaan di Eropa telah membangun suatu komunitas perpustakaan

dengan menggunakan media sosial antara lain facebook, twitter, friendster,

Page 59: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

52

podcast,dll. Melalui komunitas virtual tersebut perpustakaan masuk ke ranah

kehidupan personal pemustakanya. Dan, salah satu media sosial yang paling

diminati adalah facebook.

2.1 Sosial Media

Sosial media dapat difungsikan untuk meningkatkan suatu layanan,

membangun chanel komunikasi, dan menciptakan keunggulan kompetitif.

Garofalo (2013) mengungkapkan bahwa istilah sosial media berdenotasi dengan

website dan aplikasi yang bermanfaat bagi penggunanya untuk menciptakan dan

membagi konten/informasi atau untuk berpartisipasi dalam jejaring sosial.

Sejalan dengan pengertian sosial media tersebut, maka dapat dijelaskan

bahwa dalam menjalin komunikasi berjejaring melalui media sosial akan

menimbulkan efek keterhubungan dan kepemilikan. Dalam keterhubungan

tersebut individu akan berinteraksi sesuai ketertarikan dan kepentingannya.

Interaksi yang muncul sebagai akibat dari diskusi dan berbagi informasi maupun

pengalaman antara individu.

Pentingnya perpustakaan terhubung dengan pemustakanya sudah tidak

dapat disangkal lagi. Keterhubungan pustakawan dengan pemustakanya akan

menciptakan citra baru pustakawan sebagai cyber librarian/cybrarian. Di

Indonesia, komunitas perpustakaan atau pustakawan maya dikenal dengan istilah

ICS (The Indonesian Cyberlibrary Society).

Peran penting sosial media terhadap perpustakaan adalah untuk melakukan

promosi perpustakaan. Alasan utama mengapa perpustakaan perlu dipromosikan

merujuk pada karakteristik pemustakanya sebagai digital natives. Promosi dapat

Page 60: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

53

dalam bentuk pengunggahan daftar koleksi baru, pengumuman ataupun

pengenalan literacy informasi dan lainnya. Layaknya dunia bisnis yang selalu

berinovasi dalam manajemennya, perpustakaan juga diharapkan menampilkan

image baru melalui penggunaan logo/brand baru disesuaikan dengan tema

perpustakaan masing-masing. Sebagai contoh perpustakaan Universitas Indonesia

menggunakan new brand “Crystal of Knowledge”. Melalui brand baru ini akan

tercipta suatu kesan baru bagi pemustakanya bahkan terhadap masyarakat luas.

Kesan baru yang timbul akibat pelabelan tersebut akan menimbulkan persepsi

baru dihati pemustakanya. Disinilah efek besar yang timbul dari promosi

perpustakaan akan mendorong pemustakanya untuk datang mengunjungi

perpustakaan mereka.

III. Jejaring Sosial Facebook

Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang

dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi)

yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,

keturunan, dll.

Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta

semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula

digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering

digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai

titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya. Berikut dapat divisualisasikan

diagram terbentuknya suatu jaringan sosial yang menghubungkan titik (individu)

dan garis sebagai penghubung dalam jaringan.

Page 61: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

54

Diagram jaringan sosial diadopsi dari Wikipedia Foundation

(2011:10.31 AM).

FB pertama kali ditemukan oleh Mark Zuckerberg di Harvard, United

Kingdom tahun 2004. Berawal dari keinginan untuk menghubungkan/menjalin

informasi antar temannya di kampus terus berkembang pesat hingga ke seluruh

dunia ingin memiliki account tersebut.

FB adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung

dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan

koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan

teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbaharui profil pribadi agar

orang lain dapat melihat informasi tentang dirinya.

IV. Berbagi Informasi

Berdasarkan Advance Learner’s Dictionary (2008), menyatakan

kata informasi berpadanan arti dengan fakta tentang situasi, orang, peristiwa dan

lain-lain. Sedangkan dalam kamus Encarta (2009), memberikan pengertian

informasi secara denotatif dengan beragam, sebagai berikut:

Page 62: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

55

(6) Informasi adalah pengetahuan, yakni pengetahuan tertentu yang diperoleh

atau dipasok melalui sesuatu.

(7) Fakta-fakta, kumpulan fakta dan data mengenai subjek spesifik.

(8) Membuat fakta terketahui, komunikasi tentang fakta dan pengetahuan,

pemberitahuan, pemberitaan.

(9) Data yang diorganisasikan dalam komputer dengan cara tertentu sehingga

memiliki makna bagi seseorang.

(10) Dalam konteks hukum, bisa jadi maknanya adalah hasil penetapan bersalah

atau tidak terhadap kasus tertentu.

Pengertian informasi tersebut melingkupi beberapa konteks seperti konteks

dasar dan umum, konteks subjek tertentu, konteks teknologi informasi khususnya

komputer dan terakhir konteks hukum. Jadi arti kata informasi itu sendiri

disesuaikan dengan lingkungan atau situasi dimana informasi itu digunakan.

Sedangkan para ahli dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi

bisa jadi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang

dapat dipahami. Atau bisa juga data yang telah diproses atau ditata untuk

menyajikan fakta yang mengandung arti.

Dengan demikian informasi dapat dimaknai sebagai fakta atau data tentang

sesuatu yang tersusun sedemikian rupa dengan maksud disampaikan kepada pihak

lain sehingga memiliki makna bagi orang lain.

Sesungguhnya, informasi merupakan salah satu modal intelektual yang

dimiliki seseorang. Apalagi di jaman global ini, mengetahui suatu informasi

sangatlah berharga karena jika tidak, maka akan dapat menyebabkan ketersesatan

terhadap sesutau. Pada jaman teknologi informasi ini, pengaksesan informasi

Page 63: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

56

sudah sangat mudah sekali. Seseorang dapat memperoleh informasi dengan cepat,

mudah tanpa batasan ruang dan waktu. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan

dengan jaman dahulu kala yang bersifat primitif. Pengaksesan informasi sangat

terbatas dan memerlukan waktu serta tenaga yang tidak sedikit.

Merujuk pada pentingnya informasi dalam kehidupan sekarang, maka

diharapkan informasi tersebut dapat dibagikan atau disampaikan kepada pihak lain

yang relevan agar dapat dipergunakan. Karena, informasi itu tidak akan

bermanfaat jika tidak tersampaikan kepada orang/instansi/lembaga yang

memerlukan. Menurut Yusup (2012), menyatakan bahwa sesungguhnya tidak ada

informasi yang tidak bermanfaat. Kebermanfaatan suatu informasi bagi seseorang

hanya dibedakan atas waktunya.

Perpustakaan merupakan gudangnya informasi, sehingga berbagai jenis

informasi dapat diperoleh di perpustakaan. Informasi yang sudah terkumpul di

perpustakaan akan bermanfaat bagi siswa dan juga guru dalam menunjang

kegiatan pembelajaran. Disinilah letak peran dinamis pengelola perpustakaan

sekolah dalam memfasilitasi pemustaka agar segala informasi yang ada dapat

tersampaikan dan kemudian mempunyai makna bagi pemakainya.

V. Simpulan

Membangun komunitas virtual para pengelola perpustakaan khususnya di

kabupaten Buleleng memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup

perpustakaan dalam menghadapi era digital. Komunitas perpustakaan yang

dibangun dengan memanfaatkan media sosial FB difungsikan untuk saling

berbagi informasi dalam suatu jaringan mutual, baik dari pihak pengelola

perpustakaan dengan pengelola lainnya, maupun dengan pemustakanya. Sehingga,

Page 64: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

57

tujuan dari unit perpustakaan dalam memberikan layanan optimal dengan

berorientasi pada kepuasan pengguna dapat terwujud.

VI. Daftar Pustaka

Autry, Alex J dan Zane, Berge. 2011. Digital Natives and Digital Immigrants:

getting to know each other. Emerald Group Publishing Limited: USA.

Cambridge Advanced Learner’s Dictionary Third Edison. 2010. Microsoft

Corporation.

Encarta Encyclopedia. 2008. Microsoft Corporation.

Garofalo, Denise A. 2013. Building Communities: Social Networking for

Academic Libraries.Chandos Publishing: New Delhi.

Papacharissi, Zizi. 2011. A Networked Self: Identity, Community, and Culture on

Social Network Sites. Routledge: New York.

Prensky, Mark. 2001. Digital Natives and Digital Immigrants.

On The Horrizon Vol. 9 No 5.

Rao, K.Nageswara and Babu,KH. 2001. Role of Librarian in Internet and World

Wide Web Environment. Information Science. Vol.4(1).

UU RI No 43 tahun 2007. Jakarta: Depdiknas

Utami, Pramita. 2011. Pengembangan Program Notifikasi Berbasis Komputer

untuk Memperlancar Pengembalian Buku Pinjaman pada Perpustakaan

Undiksha. Laporan Penelitian DIPA yang tidak dipublikasikan. Lembaga

Penelitian UNDIKSHA.

Wikipedia. 2011. Jejaring Sosial. www. Wikipedia.com. 2/7/2011 10:31 AM

Yusup, P. M. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan Informasi, Komunikasi,

Pendidikan dan Perpustakaan. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Page 65: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

58

MODUL PELATIHAN

Oleh

Agus Januharsa, A.Md.Kom.

Makalah disampaikan pada pengabdian kepada Masyarakat

LPM Undiksha, tanggal 22 Agustus 2014

PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK

DALAM INFORMATION SHARING BAGI PARA

PENGELOLA PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN

BULELENG

Page 66: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

59

Membuat Email

Sebelum membuat Facebook, kita harus mempunyai akun email tertentu, akun

email dapat dibuat di yahoo, google, msn dan lain-lainnya. Akun email yang kita

miliki tersebut sebagai konfirmasi keabsahan membuat Facebook. Langkah-

langkah membuat Email sebagai berikut:

Membuat akun email di google

[1] Kunjungi halaman web www.gmail.com

[2] Pilih tombol Buat akun untuk membuat akun baru di gmail, seperti pada

gambar

Page 67: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

60

[3] Masukkan data lengkap, seperti pada gambar

[3] Setelah itu masukkan nomor ponsel anda, kemudian masukkan kode verifikasi

akun anda yang anda terima melalui sms teks di ponsel anda yang dikirim dari

server google.

[4] Beberapa saat kode verifikasi akan diproses, jika kode verifikasi yang anda

masukkan benar maka proses pembuatan akun email di www.gmail.com telah

berhasil

Page 68: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

61

Membuat akun di facebook

[1] Jalankan browser kesayangan anda, sebagai contoh Mozilla firefox dan ketik

http://www.facebook.com

[2] Muncul tampilan Facebook seperti

[3] Kemudian isikan data full name dengan nama anda sendiri, ketikan akun email

yangtelah dibuat sebelumnya, isikan password sesuai keinginan, pilih jenis

kelamin, pilih bulan, tanggal dan tahun lahir, setelah semua data di masukkan

klik tombol Mendaftar, seperti pada gambar :

[4] Muncul Langkah pertama yang harus anda lakukan dalam proses membuat

akun di facebook ini adalah mencari teman-teman anda yang sudah lebih dulu

bergabung di facebook. Caranya masukkan alamat email anda dan klik CARI

TEMAN (atau anda juga bisa memilih untuk melewati dengan mengklik

tulisan Lewati langkah ini) seperti gambar :

Page 69: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

62

[5] Langkah kedua adalah masukkan data INFORMASI PROFIL anda yang

berhubungan dengan pendidikan dan pekerjaan. Anda juga bisa memilih

untuk melewati tahap pendaftaran yang ini.

Jika anda mengisi data pendidikan, dan pekerjaan, maka facebook akan

menyarankan anda beberapa akun yang juga bersekolah atau bekerja di tempat

yang sama dengan anda.

[7] Langkah selanjutnya adalah memasukkan foto profil anda.

Klik UPLOAD dan browse foto anda dari komputer. Lalu klik Selanjutnya

seperti gambar :

Page 70: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

63

[8] Dengan ini pendaftaran hampir rampung. Anda akan melihat pemberitahuan di

bagian atas jendela sambutan anda yang berisi pemberitahuan untuk

melakukan konfirmasi email untuk akun facebook yang baru saja anda buat,

seperti gambar :

Konfirmasi Akun Email Yang Digunakan Mendaftar Facebook

[1] Sekarang saatnya membuka akun email anda. Khusus pengguna gmail aka

nada pemberitahuan seperti gambar :

Page 71: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

64

Selanjutnya klik tombol Terima untuk mengkonfirmasi akun email anda

yang digunakan sebagai akun Facebook.

[2] Klik tombol OKE untuk melanjutkan masuk ke halaman Facebook

Setelah anda menyelesaikan tahap di atas, maka keseluruhan proses mendaftar

dan membuat akun facebook ini sudah selesai. Perhatikan juga bahwa semua

pemberitahuan akan dikirimkan ke alamat email yang anda gunakan untuk

mendaftar.

Page 72: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

65

Membuat grup di facebook

Dalam facebook kita dapat membuat group. Dengan menggunakan group

pertemanan maupun informasi lebih terorganisir. Group ini menjadi fasilitas bagi

yang dimiliki facebook untuk para penggunanya (user) dalam membuat suatu

komunitas atau kumpulan orang yang mempunyai hobi, aktivitas, atau berbagai

persamaan lainnya. Dengan membuat group kita dapat membuat sebuah

komunitas yang dapat berbagi informasi dan bahkan kopi darat jika memang

diperlukan. Langkah-langkah membuat group adalah sebagi berikut:

[1] Setelah masuk ke halaman Facebook anda tinggal mengklik tulisan Buat grup

yang terdapat pada pojok kiri bawah, seperti gambar :

[2] Mucul jendela untuk membuat Grup baru, seperti pada gambar

Page 73: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

66

Lalu isikan nama grup (misal nama grup : Perpustakaan), anggota grup dan

tentukan pula jenis privasi grup. Setelah semua terisi klik tombol Buat.

[3] Pilih icon yang akan dijadikan identitas grup setelah itu klik tombol Oke atau

anda bisa melewati pilihan ini dengan mengklik tombol Lewati, seperti pada

gambar:

[4] Muncul Personalisasi grup, anda dapat mengunggah foto untuk menunjukkan

tentang grup yang anda buat,menambahkan keterangan, menambahkan ikon

untuk menggambarkan grup bahkan anda dapat menambahkan foto sampul

sebagai alat bantu memberikan berita kepada grup anda, seperti pada gambar :

Page 74: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

67

Dalam grup yang telah kita buat ada beberapa sub menu, di antaranya sub menu

anggota yang digunakan untuk menambahkan anggota grup. Kalau anda ingin

menambahkan anggota grup, klik tombol Tambahkan orang, seperti pada

gambar :

[5] Ketikan nama teman yang ingin anda tambahkan sebagai anggota grup setelah

itu klik tombol Tambahkan, seperti pada gambar :

Page 75: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

68

[6] Sub menu Acara digunakan untuk menambahkan acara jika ada kegiatan

tertentu dalam grup dengan mengklik tombol Buat acara, seperti pada

gambar :

[7] Isikan form untuk membuat acara pada grup anda setelah itu klik tombol Buat,

seperti pada gambar :

Page 76: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

69

[8] Sub menu foto digunakan untuk mengunggah foto dan video dengan

mengklik tombol Unggah foto untuk mengupload foto maupun tombol

Unggah video jika ingin mengupload video seperti pada gambar :

[9] Jika anda ingin menambahkan file dalam grup, anda bisa mengunggah file

dalam bentuk dokumen maupun file bisa melalui sub menu File seperti pada

gambar :

Page 77: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

70

[10] Untuk membuat sebuah dokumen anda tinggal mengklik tombol Buat

Dokumen, isikan judul dokumen dan deskripsi dokumen seperti pada

gambar

[11] Sedangkan jika anda inggin mengunggah(mengupload) file, anda klik tombol

Unggah File seperti pada gambar

Page 78: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

71

Isikan nama file yang anda unggah, pilih file dengan mengklik tombol Pilih File

untuk memilih file yang akan diunggah, setelah itu klik tombol simpan.

Page 79: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

72

Lampiran 7 Hasil Monitoring

Page 80: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

73

Lampiran 8 Surat Perjanjian Kerja P2M

Page 81: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

74

Page 82: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

75

Page 83: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

76

Page 84: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198102252005012001... · dan pelaksanaan pelatihan. 5. Kolega pustakawan Undiksha yang telah

77