LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA...
Transcript of LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA...
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PENERAPAN IPTEKS
DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI BAGI GURU-
GURU KELAS LIMA DI SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BULELENG
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. (Ketua)
NIP. 196609081991022002
Dr. I Gede Budasi, M.Ed., Dip.App.Lin (Anggota 1)
NIP. 195812311985031022
Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2)
NIP. 198805172012122002
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksnaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan
Ganesha dengan SPK Nomor: 152/UN48.15/LPM/2015 tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa kami
panjatkan, sehingga kegiatan P2M yang berjudul “Diseminasi dan Pelatihan Penggunaan
Media Audio Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Lagu Kreasi Bagi Guru-Guru Kelas
Lima di Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng” dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam kesempatan ini, kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan P2M ini, antara lain:
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, yang
dalam hal ini melalui LPM telah menyalurkan dana DIPA tahun 2015 untuk pelaksanaan
P2M ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala DIKNAS Kabupaten
Buleleng, Kepala UPP Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, Tejakula,
Banjar, Seririt, Busungbiu, dan Gerokgak, staf Diknas, dan Bapak Kepala Sekolah di 9 SD
yang telah mengijinkan para guru pengampu Bahasa Inggris dan telah mendukung dan
menyambut baik kegiatan P2M ini. Pelaksana juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua panitia dan peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan P2M ini.
Kepada semua pihak yang terlibat, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kami
ucapkan terimakasih banyak.Semoga semua kebaikannya mendapat pahala dari Tuhan Yang
Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Pelaksana yakin bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik
dan saran untuk penyempurnaan laporan ini diterima dengan senang hati.
Singaraja, 7 Oktober 2015
Ketua Pelaksana,
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.
NIP. 196609081991022002
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Muka ...................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………… iii
Daftar Isi ............................................................................................................. iv
Daftar Tabel………………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………........ 1
1.1 Analisis Situasi ............................................................................................. … 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah................................................................ … 2
1.3 Tujuan Kegiatan ………………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Kegiatan …………………………………………………………...... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran .................................................... 5
2.2 Hakikat dan Peranan Lagu........................................................................... …. 7
BAB III METODE PELAKSANAAN …………………………………………… 10
3.1Khalayak Sasaran Antara yang Strategis ......................................................... …… 10
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………… ….. 10
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah …………………………………………………. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 14
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………. 14
4.2 Pembahasan ………………………………………………………………… ….. 22
BAB V PENUTUP………………………………………………………………….. 25
5.1 Simpulan ………………………………………………………………………… 25
5.2 Saran …………………………………………………………………………...... 25
Daftar Pustaka...................................................................................................... …. 26
Lampiran……………………………………………………………………………. 28
Lampiran A Absensi Peserta Kegiatan dan Panitia ………………………………. 28
Lampiran B Foto-Foto Kegiatan ………………………………………………….. 31
Lampiran C Peta Lokasi Daerah Sasaran ……………………………………….... 36
Lampiran D Susunan Acara Kegiatan …………………………………………….. 37
Lampiran E Materi Pelatihan ……………………………………………………… 38
Lampiran F Kisi-Kisi Kuesioner ………………………………………………….. 58
Lampiran G Daftar Kuesioner …………………………………………………….. 59
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan
Diseminasi dan Pelatihan
15
Tabel 4.2 Kriteria Efektivitas 16
Tabel 4.3 Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam
Peningkatan Pengetahuan
17
Tabel 4.4 Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam
Peningkatan Kompetensi Guru dalam merancang
Pembelajaran
18
Tabel 4.5 Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran
19
Tabel 4.6 Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Pembelajaran
(Skenario Pembelajaran)
21
Tabel 4.7 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 21
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas Lima di 5 SD 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bali sudah dimulai sejak
dua dasa warsa yang lalu, yakni sejak tahun 1994. Pun halnya sekarang dengan
pemberlakuan kurikulum 2013, walaupun secara eksplisit mata pelajaran bahasa
Inggris tidak diatur dalam kurikulum, namun bahasa Inggris tetap diijinkan untuk
diajarkan di SD sebagai mata pelajaran muatan lokal. Sampai saat ini, pemerintah
Propinsi Bali melalui Dinas Pendidikan masih tetap memberikan perhatian yang
besar terhadap pengajaran bahasa Inggris di SD. Hal ini dapat dibuktikan dari
wawancara dengan 9 kepala SD di Kabupaten Buleleng bahwa mereka masih
memberikan 2 jam pelajaran untuk pembelajaran bahasa Inggris dari kelas 4
sampai dengan kelas 6.
Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa manakala perhatian untuk
tetap mengajarkan bahasa Inggris di SD, kebijakan ini tidak diikuti dengan usaha
maksimal untuk menyiapkan tenaga pengajar dan fasilitas yang memadai. Hasil
wawancara Ratminingsih dan Budasi (2012; 2014) membuktikan bahwa guru
tidak pernah menggunakan media pembelajaran inovatif, mereka hanya
mengandalkan buku teks dengan visualisasi gambar yang ada di dalamnya.
Mereka mengakui walaupun ada komputer dan LCD di sekolah, fasilitas tersebut
belum digunakan karena belum tersedia CD pembelajaran. Dari hasil wawancara
9 guru bahasa Inggris di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng (Ratminingsih &
Budasi, 2014), para guru menegaskan bahwa mereka sangat memerlukan media
pembelajaran untuk memaksimalkan pembelajaran dan membuat pelajaran lebih
menarik dan memotivasi peserta didik. Disamping itu mereka juga menegaskan
perlunya diberikan pelatihan terkait penggunaan fasilitas tersebut, sehingga
mereka bisa menggunakan media tersebut dalam melaksanakan pembelajaran. Hal
ini dapat diupayakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yakni
berupa diseminasi penggunaan media audio pembelajaran dan pelatihan cara
mengimplementasikannya serta penyediaan falilitas CD audio bagi semua peserta
P2M tahun 2015.
2
Dengan melibatkan peserta, yakni para guru pengampu mata pelajaran
Bahasa Inggris dari 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng dalam kegiatan tersebut,
mereka dapat menimba ilmu tentang konsep pembelajaran PAKEM, teknik lagu
kreasi, media audio melalui diseminasi. Selanjutnya, dengan pelatihan
penggunaan CD audio tersebut melalui kegiatan modeling, yakni dari video
pembelajaran implementasi CD audio di kelas lima SD, mereka dapat menimba
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran. Yang
terpenting dari kegiatan diseminasi adalah adanya peningkatan kompetensi guru
dalam menggunakan media audio CD tersebut melalui kegiatan simulasi
kelompok
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas, beberapa permasalahan yang
teridentifikasi adalah:
a) Pembelajaran hanya memfokuskan buku teks (textbook) dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran bahasa Inggris menjadi kegiatan
rutinitas yang tidak variatif dan membosankan peserta didik anak-anak.
b) Pembelajaran belum mengarah pada pembelajaran yang PAKEM dan
inovatif yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenagkan dan
dapat membuat anak-anak termotivasi belajar.
c) Belum adanya media audio pembelajaran berupa CD yang dapat
digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral padahal fasilitas
pendukung yaitu komputer, laptop dan LCD tersedia di sekolah.
d) Belum adanya CD yang berisi lagu-lagu kreasi yang dapat
memperkenalkan komponen kebahasaan, yaitu kosakata, struktur
gramatika, dan pengucapan yang dapat menghadirkan pembelajaran
bahasa yang lebih menarik dan menyenangkan.
e) Masih kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media audio CD
melaksanakan pembelajaran yang PAKEM.
Mengacu pada masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka dua
rumusan permasalahan utama yang diangkat pada pengabdian masyarakat ini
adalah sebagai berikut:
3
a) Perlupeningkatan pengetahuan guru tentang konsep pembelajaran PAKEM
dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif berupa lagu-lagu
kreasi.
b) Perlupeningkatan keterampilan guru dalam menggunakan media audio
pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan
pajanan bahasa secara oral.
1.3 Tujuan Kegiatan
Sesuai dengan analisis situasi dan rumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
adalah sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep pembelajaran
PAKEM dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif berupa
lagu-lagu kreasi.
b) Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media audio
pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan
pajanan bahasa secara oral.
1.4 Manfaat Kegiatan
Melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, manfaat yang dapat
dipetik oleh beberapa pihak adalah sebagai berikut:
a) Bagi Guru Bahasa Inggris Sekolah Dasar
Kegiatan P2M ini akan memberikan masukan yang berharga berupa
pengetahuan dan keterampilan praktis bagi guru-guru bahasa Inggris dalam
rangka mengupayakan pembelajaran yang memanfaatkan media yang lebih
variatif dan inovatif, sehingga siswa yang diajar dapat meningkatkan konsentrasi
dan ketertarikan mereka belajar, yang akan berdampak pada peningkatkan hasil
belajar.
b) Bagi Sekolah
Kegiatan P2M ini akan memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan kualitas guru bahasa Inggris dari segi penambahan pengetahuan dan
4
keterampilan praktis melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik,
yaitu melalui strategi pembelajaran yang lebih inovatif yang dilengkapi dengan
penggunaan media audio berupa CD lagu-lagu kreasi. Dengan menggunakan
media yang lebih inovatif, yang berisi lagu-lagu kreasi akan berdampak langsung
terhadap peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris khususnya dan mutu
pendidikan secara umum di sekolah tersebut.
c) Bagi Siswa Sekolah Dasar
Dengan adanya penggunaan meia audio yang digunakan guru dalam
memvariasikan pelajaran disertai dengan pembaharuan dalam cara guru
mengajarkan bahasa Inggris melalui lagu-lagu yang terdapat di CD audio,
pembelajaran bahasa Inggris akan menjadi lebih menyenangkan, sehingga siswa
lebih semangat, tertantang dan termotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar.
d) Bagi UNDIKSHA
Sebagai sebuah LPTK, yang salah satu dari Tri Dharma adalah melakukan
pengabdian pada masyarakat, kegiatan P2M ini akan menjadi salah satu wujud
kepedulian Undiksha untuk berperan aktif secara berkelanjutan dalam
meningkatkan kualitas SDM (guru) di Propinsi Bali pada umumnya dan di
Kabupaten Buleleng khususnya, untuk selalu mengupayakan perbaikan kualitas
pendidikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah,
perantara atau pengantar. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Communication Technology) memberikan
batasan, yaitu media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Secara lebih spesifik, Heinrich, dkk.
mengemukakan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi
(dalam Arsyad, 2011:3).
Lebih jauh Arsyad (2011) menjelaskan bahwa apabila media itu membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Gagne
& Briggs (1979) memaparkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari
buku,modul,teks terprogram, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,
film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik yang
digunakan dalam menyampaikan informasi, yaitu berupa materi pembelajaran
kepada peserta didik.
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam menyukseskan
pembelajaran. Yassaei (2012) menyatakan bahwa salah satu cara yang paling
terkenal untuk menciptakan konteks bermakna untuk pembelajaran bahasa
Inggris adalah melalui penggunaan media, yang dapat ditampilkan melalui
berbagai format, seperti cetak, audio, dan visual. Hamalik (dalam Arsyad,
2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
6
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa. Kemp (1980 dalam Ramendra dan
Ratminingsih, 2006; 2007) menegaskan beberapa kontribusi dari pemanfaatan
AVA sebagai media pembelajaran sebagai berikut:
(1) Membuat pendidikan lebih produktif, yaitu dengan menggunakan AVA
dapat meningkatkan capaian pembelajaran karena AVA dapat
menyediakan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang tidak perlu
dijelaskan oleh guru.
(2) Membuat pendidikan lebih individual, yaitu melalui penyediaan berbagai
variasi AVA, pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan kesenangan
siswa.
(3) Membuat pembelajaran lebih cepat, yaitu dapat menjembatani adanya gap
yang ditemui di dalam dengan di luar kelas.
(4) Memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua siswa, dalam situasi
apa pun dan di mana pun.
(5) Membuat pembelajaran lebih ilmiah, bahwa pemanfaatan AVA adalah
merupakan satu komponen dari teknologi pembelajaran.
Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris, Scott dan Ytreberg (2000)
menjelaskan bahwa dunia fisik merupakan cara utama untuk menyampaikan
makna kepada anak-anak. Oleh karena itu, berbagai variasi penggunaan alat bantu
sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa asing. Pelajaran akan jauh lebih
mudah dan lebih menarik jika benda-benda atau objek serta bahasa digunakan
secara optimal dalam menyampaikan makna. Csabay (2006:24) menambahkan
bahwa motivasi sangat penting dalam belajar bahasa dengan membawa sesuatu
yang luar biasa dan baru dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Csabay, Shin
(2006) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perhatian dan
keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar diperlukan adanya alat pendukung
berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka atau objek-objek lain yang
berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau lagu yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah dipahami.
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat proses
7
pembelajaran berhasil. Media yang dikemas dengan menarik dapat memotivasi
siswa untuk mau dan mempertahankan belajarnya, mempermudah proses belajar,
membuat pembelajaran efektif dan efisien, dan kemudian meningkatkan hasil
belajar.
2.2 Hakikat dan Peranan Lagu
Lagu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak mereka
menyadari kehidupannya. Melalui lagu, manusia bisa mendapatkan kesenangan,
hiburan, dan bahkan belajar bahasa. Terkait dengan hal ini, Schoepp
mengemukakan bahwa telah menjadi bagian yang integral dari pengalaman
berbahasa manusia (Schoepp, 2008).
Griffee (1992:3) menyatakan: “Songs refer to pieces of music that have
words” . Flattum (2008) menegaskanlagu sebagai suatu kombinasi antara melodi
dan lirik yang ditambah dengan harmoni, irama atau bit. Lagu memiliki struktur
yang biasanya berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus. Cox (dalam
Wickham, 2013) menambahkan bahwa lagu adalah bentuk lain dari puisi yang
diiringi musik dan berisi pola ritmis dan pengulangan-pengulangan, yang oleh El-
Nahhal (2011) dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat
pada lagu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu
adalah suatu kombinasi musik yang terdiri dari melodi dan lirik atau sebuah
komposisi kata dan musik, yang memiliki harmoni, irama, dan bit serta memiliki
struktur yang berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus, yang bisa diiringi
dengan instrumen musik atau tanpa instrumen yang dapat memudahkan anak-anak
memahami pesan yang terkandung di dalamnya.
Para ahli pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing mengakui
bahwa lagu mempunyai manfaat yang besar dalam pembelajaran. Shtakser (2012)
menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa musik dan lagu digunakan
dalam pembelajaran bahasa asing. Alasan utamanya adalah bahwa musik dan lagu
dapat menciptakan atmosfer belajar yang baik dalam kelas. Siswa merasakan lagu
sebagai bagian yang menghibur daripada sebuah tugas, sehingga belajar kosakata
melalui lagu memberikan kesenangan hati dan menghilangkan kebosanan.
8
Brewster, dkk. (2007) menekankan bahwa lagu merupakan strategi yang
ideal untuk belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulangan-
pengulangan kosakata dan struktur bahasa serta irama yang dapat meningkatkan
ketertarikan mereka dalam belajar. Malley (dikutip oleh Murphey, 1993)
mengemukakan dua manfaat utama penggunaan musik dan lagu dalam
pembelajaran bahasa, yakni lagu mudah dihafalkan dan sangat memotivasi
pebelajar. Sementara, Murphey menambahkan bahwa musik dan lagu lama
disimpan dalam ingatan, dan dapat menjadi bagian dari diri kita serta mudah
dimanfaatkan di dalam kelas.
Secara lebih rinci Murphey (1993: 3) mengemukakan beberapa alasan
mengapa guru perlu menggunakan lagu sebagai instrumen pengajaran, sebagai
berikut:
Song appears to precede and aid the development of language in young
children, works on our short and long term memory, may strongly activate
the repetition mechanism of the language acquisition device, is more
motivating than other texts, relaxing, short, self-contained texts,
recordings, and films that is easy to handle in a lesson.
Dalam kutipan di atas Murphey menegaskan bahwa lagu mengarahkan dan
membantu perkembangan bahasa anak-anak, dapat bekerja pada ingatan jangka
pendek dan jangka panjang, mengaktifkan mekanisme pengulangan alat
pemerolehan bahasa, lebih memotivasi dibandingkan dengan teks lain,
merilekskan, dan biasanya pendek dan mengandung teks yang mudah digunakan
dalam pebelajaran.
Griffee (1992:4) mengklasifikasikan enam (6) kategori keuntungan
penggunaan lagu dan musik dalam kelas bahasa, yaitu (1) Classroom atmosphere,
yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan situasi rileks pada siswa, dan
suasana kelas yang menyenangkan, (2) Language input, yaitu lagu dan musik
digunakan untuk memberikan pajanan irama bahasa, (3) Cultural input, yaitu lagu
dan musik (khususnya musik pop) merupakan refleksi dari pembuatnya pada masa
dan tempat tertentu, yang di dalamnya memberikan pengenalan budaya, (4) Text,
yaitu lagu digunakan sebagai teks pembelajaran, seperti halnya puisi, cerita
pendek, dan novel, (5) Supplement, yaitu lagu digunakan sebagai pelengkap dari
buku teks, dan (6) Teaching and Student interest, yaitu lagu dapat digunakan
9
untuk mengajarkan percakapan, kosakata, struktur gramatika, lafal, latihan pola,
dan pemantapan ingatan, serta dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa.
Sementara, Paul (2003: 58) menegaskan:
Songs add a whole dimension to children’s classes, and make it easier for
the children to remember words and patterns and natural chunks of
language. Songs can add feeling and rhythm to language practice that
might otherwise be flat, help children remember things more easily, and
draw children more deeply into a lesson.
Kutipan di atas mengungkapkan bahwa lagu menambah dimensi
keseluruhan kelas dan membuat anak-anak lebih mudah mengingat kata-kata dan
pola-pola serta potongan-potongan natural dari bahasa (chunks of language). Lagu
dapat menambah rasa dan irama terhadap latihan kebahasaan yang biasanya datar
saja, membantu mereka mengingat berbagai hal lebih mudah, dan melibatkan
mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran.
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu memiliki
berbagai manfaat untuk mengajarkan bahasa secara lebih menyenangkan yang
dapat mempermudah siswa mengingat kata, pola bahasa, dan potongan-potongan
natural dari bahasa, serta dapat melibatkan perasaan mereka secara lebih
mendalam pada pebelajaran. Berbagai manfaat dari lagu secara umum dapat
dilihat dari beberapa sumber, yakni linguistik, psikologis/afektif, kognitif, dan
sosial.
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Khalayak Sasaran Antara yang Strategis
Peserta yang akan menjadi khalayak sasaran strategis dari kegiatan P2M
ini adalah guru-guru bahasa Inggris di SDdi 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng.
Masing-masing kecamatan akan diwakili oleh 3 orang guru dari 3 SD yang
berbeda, sehingga jumlah guru yang akan dilibatkan adalah 27 orang guru. Dari
total 27 guru, 9 orang guru adalah mereka yang sudah menjawab kuesioner dalam
penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014), yang telah memberikan bukti-bukti
bahwa memang benar mereka belum mampu memaksimalkan pembelajaran
bahasa Inggris dan belum mempunyai CD audio pembelajaran di sekolahnya
walaupun terdapat komputer, laptop dan LCD. Sisanya sebanyak 18 orang adalah
para guru dari SD yang lain untuk memberikan imbas dan pengetahuan serta
keterampilan dalam memanfaatkan media audio sebagai sarana untuk menunjang
dan memvariasikan strategi pembelajaran bahasa Inggris agar dapat membuat
pembelajaran lebih PAKEM.
Hasil penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014) membuktikan masalah-
masalah media pembelajaran yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di 9
sekolah dasar di 9 kecamatan dan pengembangan media audio yang telah
dibuktikan dalam penelitian juga menjadi dasar bahwa kegiatan P2M ini
mendesak untuk dilaksanakan agar para guru di Kabupaten Buleleng dapat
meningkatkan kualitas pembelajarahn bahasa Inggris di sekolah mereka masing-
masing.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah berupa in-service training
program yaitu diseminasi dan pelatihan kepada para guru bahasa Inggris di
sekolah dasar di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Mereka diberikan informasi
terkait dengan konsep pembelajaran PAKEM, strategi pembelajaran dengan lagu
terutama lagu kreasi, dan media pembelajaran, pelatihan berupa simulasi
penggunaan media dalam pembelajaran yang dilanjutkan dengan pendampingan
11
dan observasi kelas terkait implementasi media audio berupa lagu-lagu kreasi
dalam pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan yang akan ditempuh adalah
sebagai berikut:
a) Penyemaian informasi, berupa landasan teoretis tentang konsep
pembelajaran PAKEM.
b) Penyemaian informasi terkait dengan kajian teroretis tentang hakikat dan
peranan menggunakan lagu-lagu kreasi khusus dalam pembelajaran bahasa
Inggris.
c) Pemberian model guru yang mengimplementasikan media audio CD
pembelajaran berisi lagu-lagu kreasi melalui penayangan video.
d) Simulasi pembelajaran dengan menggunakan media audio berisi lagu
kreasi
e) Penyebaran angket untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan
efektivitas diseminasi dan pelatihan yang diikuti.
f) Pendampingan dan observasi kelas sebanyak masing-masing 3 sesi (2 sesi
pembelajaran dan 1 sesi tes akhir).
12
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah yang akan dilakukan dapat dilihat
pada bagan alir di berikut:
Dari bagan di atas, terdapat 4 jenis kegiatan inti dalam kegiatan P2M ini,
yaitu (1) diseminasi informasi terkait dengan pembelajaran PAKEM, strategi
pembelajaran melalui lagu, jenis lagu khususnya lagu kreasi, dan media
pembelajaran, (2) simulasi pembelajaran setelah mencermati model yang
mengimplementasikan media audio CD berbasis lagu kreasi melalui video
rekaman, (3) survei mini melalui penyebaran angket untuk menjaring pendapat
para guru terkait dengan kegiatan yang telah dilaksanakan, dan (4) Pendampingan
Penyemaian informasi tentang
konsep Pembelajaran PAKEM Ceramah dan tanya jawab Diseminasi
Ceramah dan tanya jawab Penyemaian informasitentang
pembelajaran melalui lagu
Penyemaian informasitentang
penggunaan media pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
Diskusi kelas tentang
tayangan video model
pembelajaran yang
mengimplementasikan lagu
kreasi
Memberikan model
pembelajaran yang
mengimplementasikan media
audio berbasis lagu kreasi
melalui video
Praktek menyelenggarakan
pembelajaran dengan
menggunakan media audio
berbasislagu kreasi
Simulasi Simulasi pembelajaran dengan
menggunakan media audio
berbasis lagu oleh para guru
Pengisian lembar angket oleh
guru-guru peserta kegiatan
P2M
Penyebaran angket terkait
dengan pendapat guru tentang
pelaksanaan diseminasi dan
pelatihan
Survei mini
Pendampingan dan Observasi
pelaksanaan pembelajaran
dengan pemanfaatan media audio
berbasis lagu yang telah
disediakan oleh tim pelaksana.
Pendampingan dan
Observasi kelas
13
dan observasi kelas terkait implementasi media audio yang telah disediakan tim
pelaksana dalam pembelajaran di kelas yang diwakili oleh 5 representasi area
sekolah di Kabupaten Buleleng, yaitu Buleleng Barat (Kecamatan Gerokgak),
Buleleng Timur (Kecamatan Kubutambahan), Buleleng Tengah (Kecamatan
Sawan), Buleleng Utara (Kecamatan Buleleng), dan Buleleng Selatan (Kecamatan
Sukasada).
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan diseminasi yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 18
April 2015 kegiatan dibuka oleh Ketua LPM Undiksha yang diwakili oleh
sekretaris yaitu Bapak Dr. I Wayan Mudana, M.Pd. dalam sambutannyabeliau
menegaskan pentingnya melakukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran
bisa dilakukan dengan mengupayakan pemanfaatan strategi pembelajaran yang
lebih menarik dan menantang peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dapat membuat peserta didik khususnya anak-anak
termotivasi belajar apabila mereka dapat belajar sambil bermain. Salah satu yang
dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan lagu-lagu dalam pembelajaran. Lagu
bukan hanya membuat peserta didik senang belajar, tetapi juga membuat mereka
rileks dan tidak cepat bosan, sehingga pelajaran yang diberikan lebih mudah
dicerna dan dapat lebih lama disimpan dalam ingatan baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Selanjutnya, kegiatan inti berupa diseminasi dilakukan dengan
memberikan materi pelatihan berupa sejumlah pengetahuan penting terkait dengan
pembelajaran PAKEM, pembelajaran melalui Lagu khususnya Lagu Kreasi,
Hakikat Pemanfaatan Media Pembelajaran dan model video pembelajaran yang
memanfaatkan media audio lagu kreasi (Materi pelatihan dapat dilihat pada
lampiran 4).Disamping materi pelatihan, para peserta pelatihan juga diberikan
contoh RPP yang dapat dijadikan model pembuatan persiapan mengajar dengan
memanfaatkan media audio berbasis lagu kreasi (contoh RPPdapat dilihat pada
bagian 5 dari materi pelatihan pada lampiran E). Setelah diberikan sejumlah
pengetahuan konseptual terkait dengan pembelajaran inovatif melalui lagu dan
pemanfaatan media audio dan model video pembelajaran, maka guru bekerja
dalam kelompok yang terdiri atas 5-6 orang untuk mempersiapkan skenario
pembelajaran khususnya terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang
disimulasikan dalam kegiatan peer teaching. Mereka dapat menentukan sendiri
15
topik apa yang ingin diangkat dalam pembelajaran dan memilih lagu yang sesuai
dengan topik. Para perwakilan guru dari masing-masing kelompok dari 5
kelompok yang terbentuk kemudian mensimulasikan pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio dengan lagu yang mereka telah tentukan dan buatkan
skenarionya.
Pada akhir sesi pelatihan, disebarkan kuesioner kepada guru untuk
menjaring pendapat para guru terkait dengan kegiatan diseminasi dan pelatihan.
Terdapat 15 item yang ditanyakan pada kuesioner tersebut (lembar kuesioner
dapat dilihat pada lampiran G). Dari 15 item tersebut, 5 item untuk menjaring
peningkatan pengetahuan dalam menggunakanmedia pembelajaran, 5 item untuk
menjaring peningkatan keterampilan dalam merancang pembelajaran dengan
menggunakan media audio, dan 5 item terakhir untuk menjaring peningkatan
keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media
audio. Berikut adalah tabel hasil kuesioner tersebut.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi dan
Pelatihan
Item
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 66
2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 73
3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
6 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 66
7 5 3 3 5 5 4 3 3 5 5 4 4 4 5 5 59
8 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 68
9 4 4 5 4 4 3 3 3 5 4 4 1 3 4 4 55
10 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 67
11 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 69
12 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
13 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 69
14 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 69
15 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 60
16 5 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 56
16
17 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 5 52
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
19 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 66
20 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 69
21 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 71
22 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 67
23 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 68
24 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 65
25 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 64
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
27 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 66
28 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 69
Jml 134 120 122 129 126 120 113 114 125 129 120 114 120 127 128 1841
Keterangan: (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (1841/2100) x 100% = 88 %
Tabel 4.2 Kriteria Efektivitas
NO PERSENTASE EFEKTIVITAS
1 85-100 SANGAT BAIK
2 70-84 BAIK
3 55-69 CUKUP
4 40-54 KURANG
5 0-39 SANGAT KURANG
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa para guru memiliki pendapat
yang sangat positif terkait dengan kegiatan pelatihan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa efektivitas pelatihan adalah 88% yang berarti bahwa kegiatan pelatihan
dinilai sangat baik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru
dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi dalam pembelajaran di
kelas lima SD.
Secara lebih detail dapat dilaporkan bahwa dalam hal adanya peningkatan
pengetahuan dalam menggunakan media audio dalam pembelajaran, hasil
kuesioner item nomor 1 s.d nomor 5 membuktikan bahwa para guru menilai
kegiatan diseminasi dan pelatihan sangat efektif meningkatkan pengetahuan
mereka dalam menggunakan media audio dengan nilai efektivitas sebanyak 90%.
17
Dibawah ini adalah tabel hasil kuisioner terkait dengan efektivitas diseminasi dan
pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan guru dalam menggunakan media
audio berbasis lagu kreasi.
Tabel 4.3Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan
Pengetahuan
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (631/700) x 100% = 90 %
Item
Resp 1 2 3 4 5 Total
1 5 4 4 5 5 23
2 5 5 5 5 4 24
3 5 5 5 5 4 24
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 25
6 5 5 5 4 5 24
7 5 3 3 5 5 21
8 5 4 4 4 5 22
9 4 4 5 4 4 21
10 5 4 4 5 4 22
11 5 5 5 5 4 24
12 5 5 4 4 4 22
13 5 4 4 5 5 23
14 5 5 4 5 5 24
15 5 3 5 4 4 21
16 5 2 2 4 5 18
17 4 3 4 3 3 17
18 5 4 4 4 4 21
19 5 4 4 5 5 23
20 5 4 5 5 5 24
21 5 5 4 5 5 24
22 5 5 5 5 4 24
23 4 5 5 4 4 22
24 4 5 4 5 5 23
25 5 4 4 5 5 23
26 4 4 4 4 4 20
27 4 5 5 5 4 23
28 5 4 5 5 5 24
Jml 134 120 122 129 126 631
18
Lebih jauh dalam hal peningkatan keterampilan yang dibagi menjadi dua
bagian, yakni dalam merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran,
hasil kuesioner dengan item no 6 s.d 10 membuktikan bahwa para guru menilai
efektivitas pelatihan dalam meningkatkan keterampilan guru dalam merancang
pembelajaran adalah86%.Hasil kuisioner secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4
dibawah.
Tabel 4.4Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan
Kompetensi Guru dalam merancang Pembelajaran
Item
Resp 6 7 8 9 10 Total
1 4 4 4 4 5 21
2 5 5 5 4 5 24
3 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 25
6 4 4 4 5 4 21
7 4 3 3 5 5 20
8 5 4 4 5 5 23
9 3 3 3 5 4 18
10 4 4 4 4 5 21
11 4 5 5 4 4 22
12 4 4 4 4 4 20
13 5 4 4 5 5 23
14 5 4 4 5 4 22
15 4 3 4 4 4 19
16 4 2 2 5 5 18
17 4 3 2 2 4 15
18 4 4 4 4 4 20
19 4 4 4 5 5 22
20 5 5 5 5 5 25
21 5 4 4 5 5 23
22 4 5 5 4 4 22
23 4 4 5 4 5 22
24 4 4 4 5 4 21
25 4 4 4 4 5 21
19
26 4 4 4 4 4 20
27 4 4 4 4 5 21
28 4 4 4 5 5 22
Jml 120 113 114 125 129 601
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (601/700) x 100% = 86 %
Dalam hal penilaian efektivitas kegiatan dalam melaksanakan
pembelajaran, para guru menilai bahwa kegiatan yang dilaksanakan sangat efektif
dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam melaksanakan pembelajaran yang
dijaring dengan item no. 11 s.d 15 dengan capaian87%.Hasil kuisioner secara
rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah.
Tabel 4.5Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan
Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Item
Resp
11 12 13 14 15 Total
1 4 4 4 5 5 22
2 5 5 5 5 5 25
3 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 25
6 4 4 4 5 4 21
7 4 4 4 5 5 22
8 5 4 4 5 5 23
9 4 1 3 4 4 16
10 4 4 4 4 4 20
11 4 5 5 4 5 23
12 4 4 4 4 4 20
13 5 4 4 5 5 23
14 4 4 5 5 5 23
15 4 4 4 4 4 20
16 4 4 4 4 4 20
17 4 3 4 4 5 20
18 4 4 4 4 4 20
19 4 3 4 5 5 21
20 4 4 4 4 4 20
21 4 5 5 5 5 24
20
22 4 4 5 4 4 21
23 4 5 5 5 5 24
24 4 4 4 5 4 21
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 5 4 4 4 5 22
28 5 4 4 5 5 23
Jml 120 114 120 127 128 609
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (609/700) x 100% = 87 %
Setelah kegiatan pelatihan yang berlangsung selama sehari, kegiatan
dilanjutkan dengan pendampingan ke beberapa SD perwakilan, yang
diselenggarakan dari tanggal 20 April 2015 sampai dengan 22 Mei 2015. Terdapat
5 SD perwakilan yang merepresentasikan wilayah Buleleng yaitu Buleleng Timur
diwakili oleh SDN 1 Kubutambahan, Buleleng tengah diwakili olehSDN 1
Sangsit, Buleleng Utara diwakili oleh SDN 3 Penarukan, Buleleng selatan
diwakili oleh SDN 3 Sukasada, dan Buleleng barat diwakili oleh SDN 2 Tinga-
Tinga. Masing-masing SD didampingi sebanyak 3 kali, 2 kali dilakukan untuk
kegiatan pendampingan, yaitu diskusi persiapan pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran yang mengimplementasikan media audio dan diikuti dengan
observasi kelas dan 1 kali untuk kegiatan posttest atau pemberian tes formatif
kepada siswa sesuai dengan tema pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam 2
kali pendampingan. Ada dua temuan penting dalam kegiatan pendampingan, yaitu
(1) kompetensi guru yang dilihat dari persiapan pembelajaran yang dinilai dengan
menggunakan format N1 dan keterampilan mengajar yang dinilai dengan format
N2, dan (2) kompetensi siswa dilihat dari hasil belajar mereka. Berikut adalah
tabel hasil analisis kompetensi mempersiapkan pembelajaran (N1):
21
Tabel 4.6 Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Pembelajaran (Skenario
Pembelajaran)
NO NAMA SEKOLAH PENDAMPINGAN 1 PENDAMPINGAN 2
N1 N1
1 SD N 1 KUBUTAMBAHAN 4.1 4.8
2 SD N 3 SUKASADA 4.1 4.8
3 SD N 3 PENARUKAN 3.9 4.5
4 SD N 1 SANGSIT 4.6 4.9
5 SD N 2 TINGA-TINGA 4.6 4.5
Rata-rata 4.26 4.7
Keterangan:
Pendampingan 1 (Nilai rata-rata N1/nilai maksimal) x 100 = (4.26/5) x 100 = 85%
Pendampingan 2 (Nilai rata-rata N/nilai maksimal) x 100 = (4.7/5) x 100 = 94 %
Dari tabel 4.6 di atas dapat dibuktikan bahwa selama 2 kali pendampingan
kelima sekolah perwakilan di Kabupaten Buleleng, presentase kompetensi guru
dalam mempersiapkan pembelajaran adalah 85%terkategori sangat baik pada
pendampingan 1 dan 94% terkategori sangat baik pada pendampingan 2.
Tabel 4.7 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
NO NAMA SEKOLAH PENDAMPINGAN 1 PENDAMPINGAN 2
N2 N2
1 SD N 1 KUBUTAMBAHAN 4.5 4.7
2 SD N 3 SUKASADA 4 4.7
3 SD N 3 PENARUKAN 4.5 4.8
4 SD N 1 SANGSIT 4.6 4.8
5 SD N 2 TINGA-TINGA 4.6 4.5
Rata-rata 4.44 4.7
Keterangan:
Pendampingan 1: (Nilai rata-rata N2/nilai maksimal) x 100 = (4.44/5) x 100 =89%
Pendampingan 2: (Nilai rata-rata N2/nilai maksimal) x 100 = (4.7/5) x 100 = 94 %
Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa presentase kompetensi guru
dalam melaksanakan pembelajaran pada pendampingan 1 adalah 89% dengan
kategori sangat baik. Sedangkan presentase kompetensi guru pada pendampingan
2 adalah 94% dengan kategori sangat baik.
22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
kompetensi guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran melalui
pemberian bantuan berupa pendampingan ke sekolah.
Peningkatan kompetensi guru dalam menyiapkan dan melaksanakan
pembelajaran juga dapat dilihat dampaknya melalui hasil belajar yang ditunjukkan
oleh siswa dari hasil post test. Tabel berikut adalah hasil post test tersebut:
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas Lima di 5 SD
NO HASIL POSTTEST RATA-RATA POSTTEST
TIAP SD
1 SDN 1 Kubutambahan 90.24
2 SDN 1 Sangsit 92.73
3 SDN 2 Tinga-Tinga 88.33
4 SDN 3 Penarukan 67
5 SDN 3 Sukasada 76.9
Rata-rata 83.04
Keterangan: (Nilai rata-rata / nilai maksimal) x 100 = (83.04/100) x 100 = 83 %
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa presentase hasil belajar Bahasa
Inggris siswa kelas 5 di 5 sekolah mitra adalah 83%dengan kategori baik. Hal ini
membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa merupakan dampak dari
adanya peningkatan kompetensi guru dalam menyelenggarakan
pembelajaran.Dapat disimpulkan bahwa semakin baik guru dalam melaksanakan
pembelajaran, maka semakin baik pula hasil belajar siswa.
4.2 Pembahasan
Hasil kuesioner membuktikan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
dan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berbasis
lagu kreasi, yang dibuktikan dari hasil kuesioner bahwa para guru yang berjumlah
28 orang menilai kualitas diseminasi dan pelatihan 88% yang terkategori sangat
baik. Secara lebih rinci, peningkatan pengetahuan dinilai oleh para guru sebanyak
90% sedangkan dalam hal menyiapkan pembelajaran sebanyak 86% dan dalam
melaksanakan pembelajaran sebanyak 87%.
23
Hasil kuesioner dilengkapi dengan hasil observasi pembelajaran langsung
melalui pendampingan sebanyak 2 kali ke 5 SD dan hasil penilaian membuktikan
bahwa presentase kompetensi guru dalam menyiapkan pembelajaran 85% dan
presentase melaksanakan pembelajaran 89% pada pendampingan 1. Selanjutnya,
dalam pendampingan 2, presentase guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah
94% dan presentase dalam melaksanakan pembelajaran adalah 94% pada
pendampingan 2. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru baik dalam menyiapkan
pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran.
Selanjutnya hasil belajar siswa setelah diberikan post tes adalah
83%.Dapat dikatakan bahwa kegiatan pendampingan secara tidak langsung
berdampak baik pada hasil belajar peserta didik.Temuan di atas mengindikasikan
bahwa kegiatan diseminasi dan pelatihan yang dilakukan dengan langkah-langkah
seperti penyemaian informasi, pemberian model video pembelajaran yang diikuti
dengan simulasi dan pendampingan ke sekolah dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang
memanfaatkan media audio berbasis lagu kreasi.Media pembelajaran memang
benar dapat dibuktikan memiliki peran sentral dalam menyukseskan
pembelajaran. Yassaei (2012) dan Arsyad (2011) mengakui bahwa media
pembelajaran merupakan cara ampuh dalam menciptakan konteks yang bermakna
yang dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa.Scott & Ytreberg (2000) menekankan bahwa makna
dapat disampaikan dengan baik melalui dunia fisik, yakni berupa bantuan
media.Disamping itu, hasil observasi kelas juga membuktikan bahwa siswa lebih
cepat dapat memahami pelajaran dengan bantuan media. Hal ini senada dengan
Kemp (dalam Ramendra & Ratminingsih, 2006; 2007) Shin (2006), dan
Ratminingsih & Budasi (2014)bahwa bantuan media yang digunakan dalam
proses pembelajaran dapat menyebabkan peserta didik lebih cepat dan mudah
memahami pelajaran dan lebih produktif dalam mencapai tujuan yang ditargetkan.
Lagu adalah salah satu strategi yang memiliki kekuatan ampuh dalam
melaksanakan pembelajaran bagi anak-anak.Disamping merilekskan, lagu dapat
24
menampilkan fitur-fitur kebahasaan yang sangat penting seperti kosakata,
gramatika, lafal dan ejaan. Lagu kreasi, yaitu lagu yang liriknya diciptakan
berdasarkan tema yang harus diajarkan dengan latar belakang musik lagu-lagu
anak-anak Indoneai atau Barat yang sudah dikenal memiliki kekuatan yakni
memperkenalkan tema dalam konteks, sehingga kosakata, gramatika, lafal, dan
ejaan dapat dengan lebih mudah dan cepat dipahami oleh peserta didik. Hal ini
sesuai dengan pendapat El-Nahhal (2011) bahwa lagu dapat memudahkan siswa
untuk memahami pesan yang terdapat pada lagu.Disamping itu, melalui lagu,
kosakata, gramatika, dan lafal ditampilkan dengan pengulangan-pengulangan
sebanyak 3 kali.Hal ini dapat memudahkan siswa dalam menghafalkan kosakata
dan lafal.Hal ini didukung oleh Brewster, dkk, (2007) dan Malley (dalam
Murphey, 1993), Shtakser (2012), dan Wickham (2013) bahwa lagu merupakan
strategi ideal dalam belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulangan-
pengulangan kosakata dan struktur bahasa yang dapat memudahkan siswa
memahami pesan yang terkandung dalam lagu.Irama dalam lagu dapat
menghindarkan siswa dari kebosanan, karena musik dapat menghadirkan
kesenangan, meningkatkan ketertarikan dan memotivasi.Hal ini juga didukung
oleh Brewster, dkk.(2007) dan Malley (dalam Murphey, 1993) bahwa irama
musik dapat meningkatkan ketertarikan siswa belajar dam sangat memotivasi
mereka.Ratminingsih, dkk.(2013), Ratminingsih & Budasi (2014) dan
Ratminingsih (2014) juga menegaskan bahwa lagu kreasi yang dikembangkan
terbukti efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas 4 dan kelas
5 SD.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor utama
yang menjadi kekuatan pemanfaatan lagu dalam pembelajaran, yaitu (1) faktor
kognitif, yakni lagu memberikan input kebahasaan yaitu berupa kosakata,
gramatika, lafal dan ejaan, dan (2) faktor non kognitif yakni berupa rilaksasi,
kesenangan dan motivasi belajar. Hal ini senada dengan Griffee (1992) dan
Schoepp (2008) bahwa lagu dapat memberikan language input dan text bahasa
secara kognitif, dan menghadirkan classroom atmosphere yang rileks dan
meningkatkan ketertarikan baik guru dan siswa (Teaching and Student interest).
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian temuan di atas, ada dua hal yang dapat disimpulkan
dari kegiatan diseminasi dan pelatihan penggunaan media audion berbasis lagu
kreasi, yaitu:
(1) Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
menggunakan audio media berbasis lagu kreasi yang ditunjukkan dari
persentase hasil kuesioner 88% yang menegaskan bahwa para guru
menilai kegiatan diseminasi dan pelatihan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan media audio
berbasis lagu kreasi dengan sangat baik.
(2) Adanya peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran
juga ditegaskan dengan hasil pendampingan dan observasi kelas dengan
menggunakan lembar penilaian N1 dan N2 yakni dalam mempersiapkan
dan melaksanakan pembelajaran. Dalam mempersiapkan pembelajaran,
hasil observasi menunjukkan peningkatan dari pendampingan 1 dengan
persentase 85% menjadi 94% pada pendampingan 2, yang terkategori
sangat baik. Selanjutnya, dalam melaksanakan pembelajaran, hasil
observasi menunjukkan persentase 89% pada pendampingan 1 menjadi
94% pada pendampingan 2, dengan kategori sangat baik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, beberapa hal yang dapat disarankan adalah
sebagai berikut:
(1) Guru hendaknya terus dapat mengupayakan hasil dari kegiatan
pelatihan dan pendampingan dalam menggunakan media audio
berbasis lagu dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
26
(2) Guru disarankan agar selalu mengupayakan membuat persiapan
pembelajaran baik berupa RPP atau skenario pembelajaran sebelum
melaksanakan pembelajaran. Hal ini penting agar guru selalu terarah
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses
pembelajaran.
(3) Kegiatan pelatihan dan pendampingan perlu diupayakan
pemanfaatannya secara terus menerus oleh LPM sebagai salah satu
strategi pengembangan profesi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Brewster, J., Ellis. G.,&Girard, D. (2007).The Primary English teacher’s guide.
Essex, England: Pearson Education Limited.
Csabay, N. 2006. Using Comics Strips in Language Classes. English Teaching
Forum, 44(1), 24-27.
El-Nahhal, M.M. (2011). The effectiveness of using children songs on developing
the fourth graders English vocabulary in Rafah Governmental Schools.
Unpublished Thesis. Al-Azhar University, Gaza.
Flattum, J. What is A Song? (2008). Tersedia pada http://www.musesmuse.com
/00000742.html (diakses tanggal 19 Mei 2012).
Gagne, R. M. and Briggs, L. J. (1979). Principles of instructional design. New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Griffee, D. T. (1992).Songs in action. New Jersey: Prentice-Hall International
(UK) Ltd.
Murphey, T. (1993).Music and song. Oxford: Oxford University Press.
Paul, D. (2003). Teaching English to children in Asia. Hong Kong: Pearson
Education Asia Ltd.
Ratminingsih, N.M.& Budasi, I G. (2014). Pengembangan media audio
pembelajaran bahasa Inggris berbasis lagu kreasi di kelas lima sekolah
dasar. Lapaoran Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Ratminingsih, N.M. & Budasi, I G. (2012) Pelatihan pemanfaatan lagu-lagu
kreasi khusus (scripted songs) dalam pembelajaran bahasa Inggris
27
berbasis tema di sekolah dasar di Kecamatan Sukasada Kabupaten
Buleleng. Laporan P2M. Universitas Pendidikan Ganesha.
Ramendra, D.P. & Ratminingsih, N.M. (2007). Pemanfaatan Audio-Visual Aids
(AVA) dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di
sekolah dasar. Jurnal Penelitian danPengembangan Pendidikan. Lembaga
Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 1(2),78- 95.
Ramendra, D.P. & Ratminingsih, N.M. (2006). Studi pemanfaatan alat bantu
pembelajaran (Audio Visual Aids) dalam proses belajar mengajar mata
pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Kota Singaraja: Upaya
menguaktualisasikan kurikulum berbasis kompetensi. Laporan Penelitian.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Schoepp, K. (2008). Reasons for using songs in the ESL/EFL classroom.Terserdia
pada http://iteslj.org/ Articles/Schoepp-Songs.html. (diakses tanggal 17
Oktober 2008).
Scott, W. A. & Ytreberg, L. H. (2000).Teaching English to children.New York:
Longman Group UK Ltd.
Shin, J.K. (2006). Ten helpful ideas for teaching English to young learners.
English Teaching Forum, 44(2), 2-7.
Shtakser, I.(2012). Using music and songs in the foreign language
classroom.Tersedia pada
http://www.laits.utexas.edu/hebrew/music/music.html (diakses tanggal 18
Februari 2012).
Wickham, R. (2013). Songs and poetry for young learners. Brighton Education
Learning Services.
Yassaei, S. (2012). Using original video and sound effect to teach English.
English Teaching Forum, 1, 12-16.
28
LAMPIRAN
Lampiran A: Absensi Peserta Kegiatan dan Panitia
29
30
31
Lampiran B: Foto-foto Kegiatan
Foto 1: Pelaksanaan Diseminasi dan Pelatihan di Ruang Pertemuan Diknas
Kabupaten Buleleng
Foto 2: Pembukaan kegiatan Diseminasi dan Pelatihan oleh Kabid Dikdas Kab.
Buleleng
32
Foto 3: Penyemaian pengetahuan tentang penggunaan media audio berbasis lagu
oleh narasumber
Foto 4: Sesi tanya jawab dengan peserta pelatihan
33
Foto 5: Sesi kerja kelompok untuk mempersiapkan skenario pembelajaran dengan
media audio berbasis lagu kreasi
Foto 6: Tenaga lapangan membantu guru dalam sesi kerja kelompok untuk
mempersiapkan pembelajaran dengan media audio berbasis lagu kreasi
34
Foto 7: Guru berpartisipasi dengan serius dalam bekerja kelompok
mempersiapkan skenario pembelajaran
Foto 8: Sesi penampilan Guru dalam praktek implementasi media audio berbasis
lagu dalam pembelajaran
35
Foto 9: Sesi penampilan Guru dalam praktek implementasi media audio berbasis
lagu dalam pembelajaran
Foto 10: Panitia Pelaksana Kegiatan P2M 2015
36
Lampiran C: Peta Lokasi Daerah Sasaran
Peta Lokasi Daerah Sasaran
37
Lampiran D: Susunan Acara Kegiatan Pelatihan
DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI GURU-GURU KELAS
LIMA DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG
HARI/TANGGAL: SABTU, 18 APRIL 2015
TEMPAT: AULA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
BULELENG
NO WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
1 08.30-09.00 Presensi Peserta Sie Acara
2 09.00-10.00 Pembukaan: Pewara : Jane Purnama
1) Berdoa
2) Menyanyikan Lagu
Indonesia Raya
3) Sambutan
4) Sambutan dan pembukaan
secara resmi kegiatan
pelatihan
Petugas : Arya Bayu
Petugas : Arya Bayu
Kadiknas Kab
Buleleng/Kabid Dikdas
Ketua LPM Undiksha
3 10.00-10.15 Kudapan Sie Konsumsi: Febri
Riyani
4 10.15-11.30 Pemaparan Materi
Dr. Ni Made
Ratminingsih, M.A.
5 11.30-12.00 Penayangan video model
pembelajaran dengan media audio
berbasis lagu kreasi
Panitia
6 12.00-12.30 Istirahat Makan Siang Panitia
7 12.30-14.00 Praktek penyelenggaraan
pembelajaran oleh peserta
Performansi perwakilan
guru dari beberapa
kecamatan (3-4
kelompok)
8 14.00-14.15 Penyebaran dan pengisian angket
pelaksanaan kegiatan diseminasi
dan pelatihan
8 14.15 Penutupan Panitia
38
Lampiran E: Materi Pelatihan
MATERI KEGIATAN P2M 2015
DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI
BAGI GURU-GURU KELAS LIMA DI SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BULELENG
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.
NIP. 196609081991022002
Disampaikan pada Kegiatan P2M Undiksha yang Diselenggarakan
di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Jalan Pahlawan No.5
Singaraja
Sabtu, 18 April 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
39
1. Pendahuluan
Meskipun mata pelajaran Bahasa Inggris tidak lagi dimasukkan secara
eksplisit pada kurikulum 2013 sekolah dasar, pembelajaran bahasa Inggris
masih diberikan perhatian yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni
sebagai mata pelajaran muatan lokal di SD di Bali. Kebijakan Dikbud Propinsi
tetap memberikan bahasa Inggris sebagai muatan lokal tidak bisa dilepaskan
dari posisi Bali yang cukup strategis sebagai daerah tujuan wisata
internasional. Dengan kompetensi Bahasa Inggris yang memadai sejak dini,
para pebelajar bukan hanya dapat berkomunikasi dengan masyarakat global,
tetapi juga membuka cakrawala pendidikan yang luas dan pintu menuju
kesuksesan. Melalui pengenalan bahasa sejak dini, pebelajar dapat menguasai
bahasa Inggris lebih baik dan dapat memberikan fondasi yang kuat pada
tingkat-tingkat berikutnya. Harmer (2007) dengan tegas menyatakan bahwa
semakin dini usia seseorang diperkenalkan dengan bahasa target, semakin
cepat dan semakin bagus penguasaan dan pemerolehan anak terhadap bahasa
yang dipelajari.
Brown (2001) menekankan bahwa anak-anak sampai pada usia 11
tahun masih dalam fase pertumbuhan intelektual yang dinamakan oleh Piaget
“concrete operation”, pada fase ini anak-anak belum bisa diberikan konsep-
konsep yang abstrak. Konsep abstrak dapat dijelaskan melalui konkritisasi
media pembelajaran. Disamping itu anak-anak juga diakui memiliki
konsentrasi singkat (attention span)dalam pembelajaran.Konsentrasi mereka
dalam pembelajaran banyak tergantung dari bagaimana pembelajaran itu
dikemas oleh guru. Mereka kurang atau tidak akan memperhatikan pelajaran
jika materi yang diajarkan membosankan, tidak berguna, dan terlalu sulit.
Dengan demikian, tugas guru adalah untuk membuat pembelajaran
menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menyenangkan
adalah melalui penggunaan media yang menarik perhatian mereka.
Media pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang
sangat penting, terutama pada pembelajaran di kelas-kelas rendah. Hal ini
terkait dengan fase perkembangan anak-anak yang masih pada tahap
konkritisasi. Verbalisasi konsep bahasa dapat ditampilkan melalui
40
penggunaan media yang tepat. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 3
jenis media yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
yaitu media visual, audio,dan audio visual. Media visual bisa digunakan untuk
menampilkan bahasa melalui pandangan, media audio dapat digunakan untuk
menampilkan bahasa oral, dan media audio visual dapat menampilkan bahasa
melalui indera pandang dan dengar. Hasil wawancara dalam kegiatan P2M di
Kecamatan Sukasada yang diikuti oleh 25 orang guru bahasa Inggris
(Ratminingsih dan Budasi, 2012), menegaskan bahwa guru hanya berpedoman
pada buku teks atau LKS dalam melaksanakan pembelajaran. Media yang
digunakan dalam hal ini lebih banyak media cetak yang direpresentasikan oleh
buku. Mereka menyadari tidak pernah menggunakan media pembelajaran
inovatif audio (lagu-lagu kreasi). Guru hanya mengandalkan kemampuan
yang mereka bisa seadanya.
Hasil penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014) membuktikan bahwa
hanya 47% guru menyatakan bahwa sekolahnya mempunyai potensi media
yang dimiliki oleh sekolah dasar di Kabupaten Buleleng. Dari persentase
tersebut, jika dirinci 77,77% guru menyatakan tersedia media visual yaitu
berupa gambar yang terdapat di dalam buku dan realia yang terdapat di sekitar
kelas dan sekolah. Dari temuan ini dapat dibuktikan bahwa memang benar
guru lebih menekankan pada penggunaan media visual. Temuan yang menarik
adalah 66,66% guru menegaskan bahwa di sekolahnya terdapat media audio
visual yaitu komputer, laptop, TV, dan LCD. Namun demikian, 100% guru
menyatakan tidak pernah menggunakan media audio berupa CD player dan
CD materi pembelajaran dalam pembelajaran padahal media pendukungnya
seperti laptop dan LCD bisa dimanfaatkan untuk memperdengarkan media
audio.
Salah satu teknik pembelajaran yang dapat membuat anak-anak dapat
mempertahankan dan meningkatkan konsentrasinya belajar adalah dengan
memasukkan nuansa bermain dalam pembelajaran (learning while playing),
yaitu melalui lagu (bernyanyi). Teknik pembelajaran melalui lagu bukan
hanya dapat menghadirkan unsur bermain, tetapi yang lebih penting aspek-
aspek kebahasaan (kosakata, gramatika, lafal, intonasi, ejaan) dan
41
keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis)
dapat diperkenalkan secara terintegrasi. Pemanfaatan lagu sebagai teknik
pembelajaran telah terbukti baik secara teoretis dan emperis sebagai salah satu
teknik yang efektif dalam meningkatkan kompetensi bahasa Inggris siswa
sekolah dasar. Ward (1985) menyatakan lagu merupakan cara yang bagus
untuk mengekspos bahasa otentik. Di samping itu, lagu dapat menghadirkan
kenikmatan, dan oleh karenanya guru dapat menghidupkan suasana kelas
dengan merangsang ketertarikan siswa. Dalam aktivitas pembelajaran, lagu
dapat digunakan untuk memberikan pengulangan yang menarik dari struktur
bahasa yang cenderung membosankan, dapat melatih pemberian irama dan
tekanan yang benar, dapat mengajarkan kosakata baru, dan dapat digunakan
untuk mengajar dalam kelompok maupun dalam latihan perorangan. Brewster,
dkk. (2007) menambahkan bahwa banyak anak menyukai lagu (songs), syair
(rhymes), dan syair yang diujarkan pendek-pendek (chants) dan naturalitas
pengulangan-pengulangan serta irama yang ada di dalamnya menjadikannya
alat yang ideal untuk belajar bahasa.
Berdasarkan fakta di atas, maka Ratminingsih dan Budasi (2014)
mengembangkan media audio pembelajaran berbasis lagu kreasi yang dapat
membantu para guru bahasa Inggris di Kabupaten Buleleng dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan media yang
bervariasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa media audio yang
dikembangkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN
No.1 Sukasada.
Melalui wawancara informal dengan 9 guru bahasa Inggris di 9
kecamatan di Kabupaten Buleleng, mereka menyatakan perlu dibantu dengan
berbagai pengadaan media pembelajaran untuk dapat digunakan dalam
mengajar dan diberikan model bagaimana memenfaatkan media dalam
melaksanakan pembelajaran. Didukung oleh temuan Ratminingsih dan
Budasi (2014) tersebut, sudah menjadi kewajiban para peneliti untuk
menindaklanjutinya melalui pengabdian kepada masyarakat (P2M) Undiksha.
42
2. Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah,
perantara atau pengantar. Secara khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Communication Technology)
memberikan batasan, yaitu media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Secara lebih spesifik,
Heinrich, dkk. mengemukakan medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio,
rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan
sejenisnya adalah media komunikasi (dalam Arsyad, 2011:3).
Lebih jauh Arsyad (2011) menjelaskan bahwa apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media
pembelajaran. Gagne & Briggs (1979) memaparkan bahwa media
pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari buku,modul,teks
terprogram, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide,
foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik
yang digunakan dalam menyampaikan informasi, yaitu berupa materi
pembelajaran kepada peserta didik.
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam menyukseskan
pembelajaran. Yassaei (2012) menyatakan bahwa salah satu cara yang paling
terkenal untuk menciptakan konteks bermakna untuk pembelajaran bahasa
Inggris adalah melalui penggunaan media, yang dapat ditampilkan melalui
berbagai format, seperti cetak, audio, dan visual. Hamalik (dalam Arsyad,
2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Kemp (1980 dalam Ramendra
43
dan Ratminingsih, 2006; 2007) menegaskan beberapa kontribusi dari
pemanfaatan AVA sebagai media pembelajaran sebagai berikut:
(6) Membuat pendidikan lebih produktif, yaitu dengan menggunakan AVA
dapat meningkatkan capaian pembelajaran karena AVA dapat
menyediakan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang tidak perlu
dijelaskan oleh guru.
(7) Membuat pendidikan lebih individual, yaitu melalui penyediaan berbagai
variasi AVA, pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan kesenangan
siswa.
(8) Membuat pembelajaran lebih cepat, yaitu dapat menjembatani adanya gap
yang ditemui di dalam dengan di luar kelas.
(9) Memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua siswa, dalam situasi
apa pun dan di mana pun.
(10) Membuat pembelajaran lebih ilmiah, bahwa pemanfaatan AVA adalah
merupakan satu komponen dari teknologi pembelajaran.
Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris, Scott dan Ytreberg (2000)
menjelaskan bahwa dunia fisik merupakan cara utama untuk menyampaikan
makna kepada anak-anak. Oleh karena itu, berbagai variasi penggunaan alat bantu
sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa asing. Pelajaran akan jauh lebih
mudah dan lebih menarik jika benda-benda atau objek serta bahasa digunakan
secara optimal dalam menyampaikan makna. Csabay (2006:24) menambahkan
bahwa motivasi sangat penting dalam belajar bahasa dengan membawa sesuatu
yang luar biasa dan baru dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Csabay, Shin
(2006) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perhatian dan
keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar diperlukan adanya alat pendukung
berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka atau objek-objek lain yang
berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau lagu yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah dipahami.
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat proses
pembelajaran berhasil. Media yang dikemas dengan menarik dapat memotivasi
siswa untuk mau dan mempertahankan belajarnya, mempermudah proses belajar,
44
membuat pembelajaran efektif dan efisien, dan kemudian meningkatkan hasil
belajar.
3. Hakikat dan Peranan Lagu
Lagu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak mereka
menyadari kehidupannya. Melalui lagu, manusia bisa mendapatkan kesenangan,
hiburan, dan bahkan belajar bahasa. Terkait dengan hal ini, Schoepp
mengemukakan bahwa telah menjadi bagian yang integral dari pengalaman
berbahasa manusia (Schoepp, 2008).
Griffee (1992:3) menyatakan: “Songs refer to pieces of music that have
words” . Flattum (2008) menegaskanlagu sebagai suatu kombinasi antara melodi
dan lirik yang ditambah dengan harmoni, irama atau bit. Lagu memiliki struktur
yang biasanya berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus. Cox (dalam
Wickham, 2013) menambahkan bahwa lagu adalah bentuk lain dari puisi yang
diiringi musik dan berisi pola ritmis dan pengulangan-pengulangan, yang oleh El-
Nahhal (2011) dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat
pada lagu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu
adalah suatu kombinasi musik yang terdiri dari melodi dan lirik atau sebuah
komposisi kata dan musik, yang memiliki harmoni, irama, dan bit serta memiliki
struktur yang berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus, yang bisa diiringi
dengan instrumen musik atau tanpa instrumen yang dapat memudahkan anak-anak
memahami pesan yang terkandung di dalamnya.
Para ahli pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing mengakui
bahwa lagu mempunyai manfaat yang besar dalam pembelajaran. Shtakser (2012)
menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa musik dan lagu digunakan
dalam pembelajaran bahasa asing. Alasan utamanya adalah bahwa musik dan lagu
dapat menciptakan atmosfer belajar yang baik dalam kelas. Siswa merasakan lagu
sebagai bagian yang menghibur daripada sebuah tugas, sehingga belajar kosakata
melalui lagu memberikan kesenangan hati dan menghilangkan kebosanan.
Brewster, dkk. (2007) menekankan bahwa lagu merupakan strategi yang
ideal untuk belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulangan-
45
pengulangan kosakata dan struktur bahasa serta irama yang dapat meningkatkan
ketertarikan mereka dalam belajar. Malley (dikutip oleh Murphey, 1993)
mengemukakan dua manfaat utama penggunaan musik dan lagu dalam
pembelajaran bahasa, yakni lagu mudah dihafalkan dan sangat memotivasi
pebelajar. Sementara, Murphey menambahkan bahwa musik dan lagu lama
disimpan dalam ingatan, dan dapat menjadi bagian dari diri kita serta mudah
dimanfaatkan di dalam kelas.
Secara lebih rinci Murphey (1993: 3) mengemukakan beberapa alasan
mengapa guru perlu menggunakan lagu sebagai instrumen pengajaran, sebagai
berikut:
Song appears to precede and aid the development of language in young
children, works on our short and long term memory, may strongly activate
the repetition mechanism of the language acquisition device, is more
motivating than other texts, relaxing, short, self-contained texts,
recordings, and films that is easy to handle in a lesson.
Dalam kutipan di atas Murphey menegaskan bahwa lagu mengarahkan dan
membantu perkembangan bahasa anak-anak, dapat bekerja pada ingatan jangka
pendek dan jangka panjang, mengaktifkan mekanisme pengulangan alat
pemerolehan bahasa, lebih memotivasi dibandingkan dengan teks lain,
merilekskan, dan biasanya pendek dan mengandung teks yang mudah digunakan
dalam pebelajaran.
Griffee (1992:4) mengklasifikasikan enam (6) kategori keuntungan
penggunaan lagu dan musik dalam kelas bahasa, yaitu (1) Classroom atmosphere,
yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan situasi rileks pada siswa, dan
suasana kelas yang menyenangkan, (2) Language input, yaitu lagu dan musik
digunakan untuk memberikan pajanan irama bahasa, (3) Cultural input, yaitu lagu
dan musik (khususnya musik pop) merupakan refleksi dari pembuatnya pada masa
dan tempat tertentu, yang di dalamnya memberikan pengenalan budaya, (4) Text,
yaitu lagu digunakan sebagai teks pembelajaran, seperti halnya puisi, cerita
pendek, dan novel, (5) Supplement, yaitu lagu digunakan sebagai pelengkap dari
buku teks, dan (6) Teaching and Student interest, yaitu lagu dapat digunakan
untuk mengajarkan percakapan, kosakata, struktur gramatika, lafal, latihan pola,
dan pemantapan ingatan, serta dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa.
46
Sementara, Paul (2003: 58) menegaskan:
Songs add a whole dimension to children’s classes, and make it easier for
the children to remember words and patterns and natural chunks of
language. Songs can add feeling and rhythm to language practice that
might otherwise be flat, help children remember things more easily, and
draw children more deeply into a lesson.
Kutipan di atas mengungkapkan bahwa lagu menambah dimensi
keseluruhan kelas dan membuat anak-anak lebih mudah mengingat kata-kata dan
pola-pola serta potongan-potongan natural dari bahasa (chunks of language). Lagu
dapat menambah rasa dan irama terhadap latihan kebahasaan yang biasanya datar
saja, membantu mereka mengingat berbagai hal lebih mudah, dan melibatkan
mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran.
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu memiliki
berbagai manfaat untuk mengajarkan bahasa secara lebih menyenangkan yang
dapat mempermudah siswa mengingat kata, pola bahasa, dan potongan-potongan
natural dari bahasa, serta dapat melibatkan perasaan mereka secara lebih
mendalam pada pebelajaran. Berbagai manfaat dari lagu secara umum dapat
dilihat dari beberapa sumber, yakni linguistik, psikologis/afektif, kognitif, dan
sosial.
4. Skrip Lagu-Lagu di Kelas Lima
SEMESTER I
a. Fruits and Vegetables (Buah-buahan dan Sayuran)
1) Song : PELANGI – PELANGI
Lyric : Ni Made Ratminingsih &I G.A.Anom Maruti P.
Good morning everyone
Let’s talk about the fruits
Mango apple orange
Watermelon cherry
All fruits make you healthy
And which one do you like
Mango apple watermelon cherry
47
2) Song : KALAU KAU SUKA HATI
Lyric : Ni Made Ratminingsih
Hi my friends do you like cucumber
Yes, I do.
Hi my friends do you like cauliflower
Yes, I do.
Carrot onion tomato
Cabbage and pumpkin
Those are the names of vegetables
b. Sports (Olah raga)
Song : AMPAR – AMPAR PISANG
Lyric : Ni Made Ratminingsih
I like to play football
I play it everyday
I like to play badminton
And what about you friend
What sport do you like 2x
I like to play football too, and let’s play together 2x
c. Daily Activities (Kegiatan Sehari-hari)
Song : NAIK DELMAN
Lyric : Ni Made Ratminingsih
I get up every morning before I go to school
And then I have my breakfast with all my family
I also don’t forget to bring my bag and also books
After that I get ready to walk with friends to school
Walk I walk I walk I walk I walk I walk to school
Let’s go
Walk I walk I walk I walk I walk to go to school
Yeah
d. Time (Waktu)
Song : ARE YOU SLEEPING
Lyric : Ni Made Ratminingsih and N.L.P. Vita Dewi
Hello my friend
Hello my friend
What time is it?
What time is it?
It is seven o’clock
48
It is seven o’clock
in the morning
in the morning
Hello my friend
Hello my friend
What time is it?
What time is it?
It is five o’clock
It is five o’clock
in the afternoon
in the afternoon
Hello my friend
Hello my friend
What time is it?
What time is it?
It is nine o’clock
It is nine o’clock
in the evening
in the evening
e. Vehicle (Kendaraan)
Song : WE WISH YOU A MERRY CHRISTMAS
Lyric : Ni Made Ratminingsih
I have a bicycle in my house
I have a motorbike in my house
I have two scooters in my house
They are in the garage
I ride my scooter to go to the beach
I ride my bicycle to go to the hill
SEMESTER II
a. Weather (Cuaca)
Song : JINGLE BELL
Lyric : Ni Made Ratminingsih and Kadek Nano
Look outside
Look outside
This is sunny day
Let’s go out
Let’s go out
We play together
49
Look outside
Look outside
This is cloudy day
Stay inside
Stay inside
Rain will be falling down
b. Invitation (Undangan)
Song : BROTHER JOHN
Lyric : Ni Made Ratminingsih and Widia Helena A.
Come to my house… Come to my house…
Tomorrow… tomorrow…
It’s my birthday party…
Many balloons and hats…
We’re happy together…
Come to my house… Come to my house…
Tomorrow… tomorrow…
It’s my birthday party…
Many candies and cakes…
We’re happy together…
c. Clothes (Pakaian)
Song : JINGLE BELL
Lyric : Ni Made Ratminingsih
Hello friends, hello friends
I have a nice dress
I like it I wear it
To go for a party
Hello friends, hello friends
I have pretty shoes
I like them I wear them
To go for a walk
It is a nice dress
They are pretty shoes
They are all my new clothes
I get from my mom
d. Good Hygiene
Song : I LOVE YOU (Barney Theme Song)
Lyric :Ni Made Ratminingsih and D.M. Cipta Dwijaya
Wash your hand
Brush your teeth
We are healthy family
50
With a clean body, your life will be happy
Won’t you say do it with me
e. The Expression of Gratitude (Terima Kasih)
Song : LIHAT KEBUNKU
Lyric : Ni Made Ratminingsih and L. Ade Budanadi
Thank you for my Mom
Thank you for your nice shoes
They’re so beautiful
They’re really colorful
I like them so much
They’re really good on me
I always wear them
To go to the school
My shoes
5. Contoh RPP Kelas Lima
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Sukasada
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/semester : V/1 (satu)
Materi Pokok : Sports
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2x35 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli dan percaya
diri, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya
dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya, di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain
KI 4 : Menyajikan pengetahuan factual dan konseptual dalam bahada yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
51
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Mensyukuri kesempatan
dapat mempelajari bahasa
Inggris sebagai bahasa
pengantar komunikasi
internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar
-
2. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
percaya diri,dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional
dengan guru dan teman
2.1.1 Siswa mampu menyanyikan lagu
yang diberikan dengan disiplin,
percaya diri, dan penuh tanggung
jawab
3. 3.11 Memahami fungsi sosial dan unsur
kebahasaan dalam lagu
3.11.1 Siswa mampu menyebutkan
jenis-jenis olahraga yang terdapat
dalam lagu
3.11.2 Siswa mampu mencocokkan
jenis-jenis olahraga dan alat-alat yang
berhubungan dengan olahraga tersebut
4. 4.14 Menangkap makna lagu 4.14.1 Siswa mampu memperagakan
jenis-jenis olahraga
4.14.2 Siswa mampu melaporkan hasil
diskusi kelompok
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan menyanyikan lagu yang diberikan, siswa dapat
menyebutkan jenis olar raga dalam lagu dengan benar.
2. Melalui gambar, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis olah raga lainnya
dengan benar.
3. Melalui kegiatan memperagakan (gesturing game) dengan bantuan
gambar, siswa mampu mengidentifikasi jenis olahraga dengan benar.
4. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu mencocokkan alat-alat
yang berhubungan dengan kegiatan olahraga tertentu dengan lengkap dan
benar.
5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil
diskusi kelompok mereka di depan kelas tentang alat-alat olahraga
berdasarkan jenis olah raga dengan baik dan benar.
52
D. Materi Pembelajaran
1. Lagu
Sports 1
Melody : Ampar-ampar pisang
Lyrics : Ni Made Ratminingsih
2. Kosakata
Football /'fUtbO;l/ Sepak bola
Badminton / b&dmIntJn/ Bulu Tangkis
Basketball / bA;skItbO;l/ Bola Basket
Tennis / tenIs/ Tenis Lapangan
Swimming / swImIN/ Berenang
Cycling / saIklIN/ Bersepeda
Wall Climbing / Panjat Tebing
Dancing / dA;nsIN/ Menari
Playing chess / pleIIN tSes/
Singing / sININ/
Cocking / kQking/
Athletics /&T'letIks/ hetic
3. Latihan(Student’s worksheet)
E. Metode/Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific (mengamati, menanya, mengolah
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan)
2. Metode : Communicative Language Teaching (CLT) dan
Total Physical
Response (TPR)
I like to play football, I play it every day
I like to play badminton, and what about you friend
What sports do you like?
What sports do you like?
I like to play football too and let’s play together
I like to play football too and let’s play together
53
3. Teknik : Lagu, permainan, diskusi kelompok, presentasi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lagu kreasi, gambar, realia
2. Alat : Laptop, LCD, speaker, kertas HVS, double tip, amplop,
alat tulis
3. Sumber : Song entitled “Sports 1” by Ni Made Ratminingsih,
Internet source
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pendahuluan 1. Siswa berdoa bersama dipimpin salah satu
siswa
2. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran
sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran
yang akan diajarkan.
3. Guru menunjukkan gambar tentang salah satu
jenis olahraga kepada siswa dan bertanya
“what is he doing? Do you like this sport?”
4. Guru memperkenalkan tema pembelajaran
melalui lagu berjudul “Sports” kepada siswa
5 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
1. Guru memperdengarkan lagu 3x
2. Siswa menyebutkan jenis olah raga dalam lagu
3. Guru menunjukkan lirik lagu tersebut melalui
slide power point
4. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi
10 menit
Menanya
1. Guru bertanya tentang pemahaman siswa
terhadap lagu yang diberikan
2. Guru bertanya apakah ada kata-kata sulit yang
ditemukan oleh siswa di dalam lagu yang
diberikan
5 menit
Mengumpulkan Informasi
1. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan jenis-
jenis olahraga apa saja yang mereka ketahui
dalam kehidupan sehari-hari
2. Guru memberikan gambar-gambar jenis olah
raga
3. Guru membantu siswa untuk menemukan
10 menit
54
kosakata-kosakata yang berhubungan dengan
olahraga-olahraga tersebut
Mengasosiasi
1. Guru menunjuk satu orang siswa untuk
mendemonstrasikan (gesture) salah satu jenis
olahraga di depan kelas sesuai gambar
2. Guru menginstruksikan siswa yang lainnya
untuk menebak jenis olahraga apa yang
didemonstrasikan oleh temannya
3. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok (1
kelompok terdiri dari 4-5 siswa)
4. Guru membagikan amplop pada masing-masing
kelompok, dimana setiap amplop berisi gambar
salah satu olahraga dan beberapa jenis
perlengkapan yang berhubungan dengan
olahraga
5. Guru menginstruksikan siswa untuk
mencocokkan jenis olahraga yang mereka
dapatkan dengan alat-alat yang berkaitan
dengan olahraga tersebut secara benar dan tepat
15 menit
Mengkomunikasikan
1. Guru mengintruksikan siswa untuk melaporkan
hasil pekerjaan kelompok mereka di depan
kelas
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memberikan tanggapan dan memberi
pertanyaan kepada siswa yang sedang
melaporkan hasil diskusi mereka
3. Guru mengontrol jalannya diskusi dan
memberikan klarifikasi apabila diperlukan
20 menit
Penutup 1. Guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi pembelajaran yang
telah dipelajari
2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan
refleksi terkait kegiatan pembelajaran
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
5 menit
H. Penilaian
1) Penilaian Sikap
Instrumen lembar observasi sikap spiritual
No. Nama
Aspek yang dinilai
Ketaatan
beribadah
Perilaku
syukur
Berdoa sebelum
dan sesudah
melakukan
kegiatan
Toleransi dalam
beribadah
55
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
Dst
Rubrik penilaian sikap spiritual
Kriteria Baik sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Ketaatan
beribadah
Selalu taat
beribadah
Sering taat dalam
beribadah
Kadang-kadang
taat beribadah
Tidak taat dalam
beribadah
Perilaku syukur Selalu
menunjukkan
rasa syukur
Sering
menunjukkan rasa
syukur
Kadang-kadang
menunjukkan rasa
syukur
Tidak bersyukur
Berdoa sebelum
dan sesudah
melakukan
kegiatan
Selalu
melakukan doa
sebelum dan
sesudah
melakukan
kegiatan
Sering berdoa
sebelum dan
sesudah
melakukan
kegiatan
Kadang-kadang
berdoa sebelum
dan sesudah
melakukan
kegiatan
Tidak berdoa
sebelum dan
sesudah
melakukan
kegiatan
Toleransi dalam
beribadah
Selalu
menunjukkan
sikap toleransi
dalam beribadah
Sering
menunjukkan
sikap toleransi
dalam beribadah
Kadang-kadang
menunjukkan
sikap toleransi
dalam beribadah
Tidak
menunjukkan
sikap toleransi
dalam beribadah
Instrumen lembar observasi sikap
No. Nama
Aspek yang dinilai
Disiplin Percaya diri Tanggung
Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
(Catatan : Centang pada bagian yang memenuhi kriteria)
56
Rubrik Penilaian Sikap
2) Penilaian Keterampilan
1. Please act out a sport that you know (Peragakanlah salah satu jenis olahraga
yang kamu ketahui) !
2. Please report things used in a certain sport (Laporkan hasil diskusi tentang
alat-alat olah raga berdasarkan) (Setiap kelompok presentasi peralatan 1
jenis olah raga)
(1) Things used in Badminton
(2) Things used in Tennis
(3) Things used in Swimming
(4) Things used in Football etc.
Daftar Periksa Keterampilan/Unjuk Kerja untuk item 1 dan 2
No. Nama Siswa Keterampilan yang dinilai
1 2 3 4
1
2
dst
Kriteria Baik sekali
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Disiplin Tidak pernah
bercanda dengan
teman dan
mengganggu
temannya selama
proses
pembelajaran.
Kadang-kadang
bercanda dengan
teman dan
mengganggu
temannya selama
proses
pembelajaran
Sering bercanda
dengan teman
dan mengganggu
temannya selama
proses
pembelajaran.
Selalu bercanda
dengan teman dan
mengganggu
temannya selama
proses
pembelajaran.
Percaya diri
dalam
berinteraksi di
dalam kelas
Sangat aktif
bertanya dan
menjawab di kelas
Aktif bertanya dan
menjawab di kelas
Cukup aktif
bertanya dan
menjawab di
kelas
Kurang aktif
bertanya dan
menjawab di
kelas
Tanggung
jawab
Tertib mengikuti
instruksi dan selesai
tepat pada
waktunya
Tertib mengikuti
instruksi, selesai
tidak tepat
waktunya
Kurang tertib
mengikuti
instruksi, selesai
tidak tepat
waktunya
Tidak tertib
mengikuti
instruksi, selesai
tidak tepat
waktunya
57
Catatan : Centang pada bagian yang memenuhi kriteria
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Rubrik Penilaian Keterampilan
Skor Deskripsi
4 Siswa mampu memperagakan jenis olahraga
/melaporkan alat-alat olah raga dengan sangat baik
3 Siswa mampu memperagakan jenis olahraga /
melaporkan alat-alat olah raga dengan baik
2 Siswa mampu memperagakan jenis olahraga /
melaporkan alat-alat olah raga dengan cukup baik
1 Siswa kurang mampu memperagakan jenis
olahraga / melaporkan alat-alat olah raga
3) Penilaian Kognitif
1. Please find out names of sports from the song! (Sebutkan jenis-jenis olah
raga yang ada dalam lagu!)
2. Please mention some sports based on the pictures! (Sebutkan jenis olah
raga sesuai gambar)
3. Please match all the things based on a certain kind of sport in the
envelope! (Cocokkan semua alat olahraga dari jenis olah raga pada amplop)
Rubrik Penilaian
Satu jawaban benar nilai 1
Satu jawaban salah nilai 0
Bila guru menggunakan 10 gambar tentang jenis olah raga, maka
Skor maksimal 10
Skor minimal 0
Bila siswa benar mencocokkan semua alat yang digunaka dalam olah raga
tertentu dalam amplop maka skor maksimal 10 dan skor minimal 0.
58
Lampiran F: Kisi-Kisi Kuesioner
INDIKATOR EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN
NO INDIKATOR NO
ITEM
PERNYATAAN
POSITIF
PERNYATAAN
NEGATIF
JUMLAH
ITEM
1 Peningkatan
Pengetahuan
dan dalam
menggunakan
media
pembelajaran
1,2,3,4,
5
1,4,5 2,3 5
2 Peningkatan
Keterampilan
dalam
merancang
pembelajaran
dengan
menggunakan
media audio
6,7,8,9,
10
6,9,10 7,8 5
3 Peningkatan
Keterampilan
dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
media audio
11,12,1
3, 14,
15
11,14,15 12,13 5
JUMLAH ITEM 15
59
Lampiran G: Daftar Kuesioner
KUESIONER PENDAPAT GURU TERHADAP EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN
Petunjuk Umum
1. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan
pendapat anda!
2. Mohon anda menjawab secara jujur, karena pilihan jawaban anda hanya
menunjukkan kecenderungan, dan tidak menunjukkan jawaban salah dan
benar.
3. Pendapat anda akan sangat bermanfaat, karena akan digunakan untuk
mengetahui efektivitas pelaksanaan P2M yang Bapak/Ibu ikuti.
4. Terima kasih atas kerjasamanya.
Alternatif jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju S : Setuju RR : Ragu-ragu
KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR KS TS
1. Kegiatan pelatihan menarik untuk diikuti karena
dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pemanfaatan media audio dalam pembelajaran.
2. Saya merasa biasa-biasa saja dengan kegiatan
pelatihan pemanfaatan media audio
pembelajaran.
3. Saya merasa pelatihan ini tidak memiliki
signifikansi terhadap peningkatan pengetahuan
tentang pemanfaatan media audio pembelajaran.
4. Saya merasa kegiatan pelatihan media audio
pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dalam pembelajaran bahasa
Inggris.
5. Saya merasa rugi jika tidak mengikuti kegiatan
pelatihan pemanfaatan media audio
pembelajaran.untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Inggris.
6. Keterampilan saya dalam merancang
pembelajaran dengan pemanfaatan media audio
pembelajaran meningkat setelah diberikan
pelatihan.
60
7. Tidak ada perubahan yang mendasar pada
keterampilan saya merancang pembelajaran
dengan memanfaatkan media audio setelah
diberikan pelatihan.
8. Saya merasa tidak ada peningkatan yang
signifikan dalam keterampilan saya merancang
pembelajaran dengan memanfaatkan media
audio setelah diberikan pelatihan.
9. Mempersiapkan pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio perlu dilakukan agar
saya lebih terampil dalam mengajar bahasa
Inggris.
10. Bagi saya keterampilan menyiapkan
pembelajaran yang menggunakan media audio
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
11. Keterampilan saya dalam melaksanakan
pembelajaran yang memanfaatkan media audio
meningkat setelah diberikan pelatihan.
12. Tidak ada perubahan yang mendasar pada
keterampilan saya melaksanakan pembelajaran
dengan memanfaatkan media audio setelah
diberikan pelatihan.
13. Saya merasa tidak ada peningkatan yang
signifikan dalam keterampilan saya
melaksanakan pembelajaran yang
memanfaatkan media audio setelah diberikan
pelatihan.
14. Melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio perlu dilakukan agar
saya lebih kompeten dalam mengajar bahasa
Inggris.
15. Bagi saya keterampilan melaksanakan
pembelajaran yang menggunakan media audio
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.