UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196502191991032001... · laporan akhir...
Transcript of UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196502191991032001... · laporan akhir...
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN PENGOLAHAN JAJANAN DAN HIDANGAN SEPINGGANBAGI GURU DAN ORANG TUA SISWA DI PAUD ALAM BINA
CENDEKIA (ABC) SINGARAJA DESA PANJI KECAMATAN SUKASADAKABUPATEN BULELENG
OLEH :
Dra. Damiati, M.Kes NIDN.0019026502 (Ketua)Ni Made Suriani, S.Pd.,M.Par. NIDN.00071272007 (Anggota)Cok Istri R Marsiti, S.Pd.,M.Pd. NIDN.00030371002 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No : 230/UN48.15/LPM/2015
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNDIKSHA2015
UNIVERSI
TAS PE
NDIDIKAN GANESHA
UNDIKSHADE
PARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
AnugerahNYA, kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat dengan Judul ” Pelatihan Pengolahan
Jajanan dan Hidangan Sepinggan Bagi Guru dan Orang Tua Siswa di Paud Alam Bina Cendekia
(ABC) Singaraja desa Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng” dapat terlaksana dengan
baik dan lancar.
Terlaksananya kegiatan ini berkat adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak,
antara lain Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksaha, guru-guru dan Orang Tua siswa
Paud ABC Singaraja desa Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, tim pelaksana
kegiatan, Kepala sekolah Paud ABC,Ketua Yayasan Oase Bina Cendekia, serta pihak-pihak lain
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih
atas segala bantuan dan kerjasamanya, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana sesuai
harapan.
Semoga program Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat bermanfaat dalam rangka dinidi
lingkungan keluarga dan sekolah .
Singaraja , 6 September 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN MUKA
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Identifikasi Rumusan Masalah 4
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1 Realiasasi Pemecahan Masalah 10
2.2 2 Khalayak Sasaran 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan 14
3.2 Pembahasan 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan 18
4.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Materi Kegiatan
2. Foto-foto Kegiatan
3. Daftar hadir Peserta
4. Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Kepada Masyarakat
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pedoman penilaian
Tabel 2. Indikator keberhasilan program pelatihan
Tabel 3. Kriteria evaluasi hasil pengolahan jajanan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis situasi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan dari pendidikan di
Paud adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk
siap memasuki jenjang selanjutnya.
Masa anak-anak tepatnya usia 0 s.d 9 tahun merupakan usia emas (golden age) yang hanya
datang sekali dan tidak dapat terulang lagi pada masa berikutnya. Pada masa ini apabila
mendapatkan lingkungan dan perilaku yang kondusif, anak akan mengalami tumbuh kembang
yang sangat pesat, baik fisik-motorik, karakter, moral, emosional, intelektual, bahasa dan sosial
(depdiknas R.I, 2009).
Menyadari pentingnya hal tersebut, maka banyak orang tua yang berupaya untuk
memberikan layanan pendidikan yang didukung lingkungan belajar yang tenang, aman dan
nyaman untuk anak-anaknya. Bekal terbaik bagi anak adalah pendidikan yang sesuai dengan
tahap tumbuh kembang dan potensi kecerdasan yang telah dimilikinya. Semua anak lahir dengan
minat, bakat dan potensi kecerdasannya.
Kecerdasan tidak bersifat tunggal yang hanya diukur dengan itelengensi semata melainkan
bersifat jamak (multiple intelligence). Howard Gardner, pakar psikologi dari Amerika Serikat
mengekspose hasil penelitiannya yang fenomenal abad 21 yaitu “multiple intelligence (MI)
meliputi kecerdasan : bahasa, matematis-logis, visual-spasial, musik, kinestetis, interpersonal,
dan natruralis”.
Dalam kehidupan awal seorang anak, ada beberapa kebutuhan pokok yang harus
diperhatikan, diantaranya kebutuhan jasmani yang meliputi makan, minum, pakaian, tempat
tinggal, beraktivitas dan beristirahat. Semua kebutuhan jasmani tersebut harus seimbang untuk
mencapai perkembangan dan pertumbuhan yang optimal. Sebagai orang tua juga pendidik harus
memperhatikan kebutuhan jasmani yang cocok untuk usia dini agar pertumbuhan dan
perkembangannya tidak mengalami suatu gangguan. Seringkali para orang tua melalaikan
kebutuhan-kebutuhan anak baik itu masih berada dalam kandungan ataupun sejak bayi itu lahir.
Saat ini, terdapat sebuah trend paradigma pendidikan yang lumayan baru dan banyak
dinikmati, yakni sekolah alam. Sekolah alam telah berkembang pesat pada dasawarsa terakhir di
berbagai daerah seperti Jakarta, Cikeas, Ciganjur, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Bandung,
jogjakarta, Surabaya, Semarang, Salatiga, Samarinda, Balilpapan, Makasar, Padang, sekolah
Alam Jurank Doank, dan lain-lain. Menurut pengelolanya, rata-rata sekolah alam ini didirikan
sebagai reaksi terhadap sistem sekolah di Indonesia yang semakin lama semakin tersaing dari
lingkungan. Siswa hanya disiapkan sebagai calon-calon pekerja, dipaksa menelan materi
sebanyak-banyaknya dan seterusnya.
Bisa dibilang, gagasannya adalah “back to nature”, dalam arti mengembalikan fitrah anak
didik sesuai dengan kapasitas kemampuan (tanpa pemaksaan untuk mengunyah mata pelajaran
yang diwajibkan), dan kembali akrab dengan alam lingkungan. Dengan adanya konsep “alam”
ini, diharapkan siswa lebih menghayati apa yang dipelajarinya, juga pembelajaran lebih variatif
dan tidak membosankan. Alam, kehidupan, dan lingkungan dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, sehingga siswa akan lebih siap menghadapi kehidupan riil.
PAUD Alam Bina Cendekia (ABC) merupakan layanan pendidikan anak usia dini sejak
dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun dengan karakteristik pendidikan yang berbasis alam
(ecoschool) dan berbudi pekerti luhur, mengacu pendekatan MI, small group dan pembelajaran
tematik yang tetap memadukan pendidikan konvensional dan konsep alam. Pembelajaran
dilakukan dengan memadukan ruang kelas dan pembelajaran di ruang terbuka, taman-taman
yang indah, sakapat, rumah pohon, outing activities dan outbound yang menarik minat anak
untuk bermain dan belajar sebagaimana motto PAUD ABC Singaraja yaitu : “Bermain Sambil
Belajar-Belajar seraya Bermain, Bermain dan Berkawan-Berkawan dengan Alam”.
Di PAUD ABC Singaraja tidak hanya siswa yang belajar, gurupun belajar dari siswa, bahkan
orang tua juga belajar dari guru dan siswa. Siwa tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka
belajar di alam, di tengah-tengah masyarakat dan dari siapa saja belajar (integrated learning).
Mereka belajar tidak hanya belajar dari buku tapi dari alam sekelilingnya. Dan yang jelas mereka
tidak hanya belajar untuk mengejar angka-angka di rapot,tetapi juga meraih nilai (values) dan
mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di PAUD ABC keseragaman bukan
pada apa yang dikenakan, tapi pada budi pekerti siswa.
Konsep pembelajaran di PAUD ABC mengacu pada pembelajaran model tematik (spider
web), dilakukan dengan mengintegrasikan suatu tema dalam semua materi/mata pelajaran.
Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif,
komprehensip, aplikatif dan sekaligus lebih “membumi”. Sedangkan metode yang digunakan
adalah menggunakan metode sentra yaitu cara pembelajarannya berdasarkan pusat-pusat
kegiatan tertentu seperti sentra balok, sentra seni, sentra bermain peran, sentra sain dan
bahan alam, dan sentra memasak atau sentra coocking. Hal ini berbeda dengan sekolah TK
yang lain dimana metode pembelajarannya bersasarkan pada area
Metode sentra ini belum banyak dikembangkan oleh sekolah TK-TK yang lain karena
metode ini selain harus didukung oleh sarana dan prasarana, harus didukung pula oleh guru yang
berkualitas dan berdedikasi (sumber daya manusianya) agar kegiatan pembelajaran tercapai yaitu
menimbulkan suasana yang real dan fun, tanpa tekanan, jauh dari kebosanan dan siswa langsung
mengalaminya.
Melalui metode sentra pembelajaran berlangsung sangat gembira terutama pada kegitan
sentra memasak karena selain melibatkan siswa, orang tua siswa juga dilibatkan yaitu dengan
membantu menyiapkan bahan-bahan yang digunakan sehingga orang tua siswapun belajar dari
guru dan siswa.
Dalam melaksanakan program kegiatan belajar di PAUD ABC Singaraja, dilakukan acara
makan bagi siswanya. Setiap hari anak-anak makan disekolah dengan membawa bekal dari
rumah dan seminggu sekali pada hari sabtu disiapkan oleh sekolah hidangan berupa jajanan atau
hidangan sepinggan seperti mi goreng, nasi goreng dan lain-lain.
Dari hasil observasi di PAUD ABC Singaraja pada bulan Agustus 2014, hidangan atau
makanan yang dibawa dari rumah kurang bervariasi seperti nasi kuning, nasi goreng, serta jajan
yang dibeli dalam kemasan (ciki, tanggo, manisan, dan lain-lain), dan makanan yang dibawa dari
rumahpun sebagian besar orang tua jarang menyiapkan sendiri tetapi dibeli dari warung. Selain
itu terdapat pula kendala dalam mengembangkan sentra memasak yaitu kurangnya
pengetahuan dan variasi hidangan yang dimiliki oleh guru-guru, terutama jenis hidangan
yang cocok untuk diajarkan pada siswa PAUD ABC Singaraja.
Berdasarkan fenomena tersebut perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi para guru dan
orang tua siswa untuk mengikuti pelatihan pengolahan jajanan dan makanan sepinggan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan dapat diterapkan pada anak-anak pada kegiatan
sentra memasak dan anak diajarkan pengetahuan cara mengolah hidangan yang sehat, dan
dikembangkan di PAUD ABC Singaraja melalui kegitan sentra memasak.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas, dikemukanan bahwa konsep pembelajaran diPAUD
ABC Singaraja yaitu dengan kegiatan makan bersama dan pengembangan pembelajaranya
menggunakan metode sentra sangat sesuai dengan ciri sekolah ini yaitu sekolah berbasis alam
dan budi pekerti. Dengan metode sentra siswa menjadi gembira dan senang karena siswa tidak
saja belajar dikelas, tetapi mereka belajar di alam, ditengah-tengah masyarakat dan dari siapa
saja.kegiatan ini sudah diaplikasikan pada sentra memasak, hanya pengembangan variasi
hidangan masih monoton seperti hanya membuat aneka jus, dan membuat aneka omelet.
Sedangkan variasi hidangan lain yang memvariasikan hidangan berdasarkan bahan makanan,
bentuk, warna, rasa, teknik memasak dan teknik menyajikan belum ada seperti membuat aneka
bakso, aneka nuget, mie goreng, dan jenis jajanan lainnya belum dilakukan dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan keterampilan para guru di PAUD ABC Singaraja.
Bertolak dari identifikasi diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Pemberian pengetahuan bagi guru dan orang tua tentang variasi hidangan atau
makanan dapat meningkatkan variasi hidangan atau makanan yang diolah.
2. Pemberian cara mengolah hidangan atau makanan berupa jajanan dan hidangan
sepinggan akan meningkatkan keterampilan guru dan orang tua mengolah hidangan
atau makanan.
3. Para guru dan orang tua siswa dapat menyajikan variasi hidangan atau makanan
(variasi bahan makanan, variasi bentuk, variasi warna, variasi rasa, variasi teknik
pengolahan dan variasi penyajian) bagi siswanya atau anaknya.
Tinjauan Pustaka
a. Perkembangan jajanan di Indonesia
Sejak manusia mengenal api, maka sejak itulah manusia mulai mengenal makanan.
Mula-mula dengan teknik memasak yang paling sederhana dengan cara dibakar,
kemudian terus berkembang sampai saat ini menggunakan teknik memasak dengan
microwave. Semakin berkembang peradaban manusia, maka semakin meningkat pula
kebutuhan makanan yang lebih lezat, lebih bermutu, dan lebih bervariasi. Makanan tidak
hanya terdiri dari makanan pokok dengan lauk pauk dan sayuran saja, tetapi dilengkapi
dengan kue-kue dan minumannya juga.
Pada mulanya kue-kue atau jajanan dibuat sebagai sesajen, yaitu untuk
menghubungkan arwah leluhur dengan manusia. Masuknya agama-agama ke indonesia,
menyebabkan kue-kue atau jajanan tidak lagi digunakan sebagai pelengkap dalam acara-
acara adat saja.
Berdasarkan perkembangan jajanan di Indonesia, penggolongan jajanan nusantara
dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Jajanan tradisional atau klasik
Jajanan ini merupakan jajanan yang mempunyai resep secara turun temurun dari
generasi kegenerasi, sehingga disebut jajanan klasik. Tidak mudah membuat
jajanan tradisional, karena teknik pengolahannya (banyaknya bahan, cara
membuatnya dan cara penyajiannya) berdasarkan kebiasaan dan pengalaman yang
diperoleh dari orang tuanya. Jajanan tradisional mempunyai ciriciri seperti
memiliki aturan dalam bentuk, warna, dan rasa yang baku atau tetap, seperti kue
cucur berbentuk bulat pipih, warnanya keciklatan dan rasanya manis, komposisi
bahan yang digunakan tidak standart atau tidak baku, kuno dan klasik yaitu hanya
digunakan sebagai pelengkap dalam upacara atau sebagai sesajen.
2. Jajanan modern
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi kebudayaan
Indonesia, demikian juga dengan perkembangan jajanan nusantara sehinggakita
banyak mengenal berbagai jajanan modern yang banyak dimodifikasikan dari
bahan-bahan yang digunakan, dan kombinasi pada sebagian atau semua cara
membuat dan cara penyajiannya pada jajanan tersebut.
3. Jajanan cipta kreasi
Jajanan yang sudah mengalami modifikasi sedemikian rupa pada bahan yang
digunakan, teknik pengolahan dan cara penyajiannya, sehingga merupakan
jajanan hasil cipta karya seseorang. Jadi tidak berdasarkan perkembangan jajanan
tradisional, tetapi merupakan jajanan kreasi baru dengan berbagai modifikasi.
Contohnya lemper singkong, cake ubi, donat kentang dan sebagainya.
b. Penggolongan jajanan Indonesia
Penggolongan jajanan Indonesia dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan akan
penggolongan jajanan tersebut, seperti penggolongan berdasarkan :
- Suhu makanan, yaitu jajanan yang disajikan panas atau dingin
- Waktu makan, yaitu jajanan sebagai sarapan, jajanan sebagai selingan, jajanan
sebagai teman minum teh sore hari
- Tujuan membuat jajanan, yaitu jajanan sehari-hari untuk keluarga, jajanan untuk
dijual, jajanan untuk kesempatan khusus (arisan, rapat, reuni dan bekaal dalam
perjalanan), jajanan untuk pesta (perkawinan, ulang tahun, tahun baru, lebaran,
dan natal)
- Bahan yang digunakan, yaitu jajanan dari tepung beras, tepung terigu, jajanan dari
umbi-umbian, dan lain-lain.
- Teknik pengolahannya, yaitu jajanan yang digoreng, jajanan yang direbus, jajanan
yang dibakar, jajanan yang dioven dan sebagainya.
- Asal derah , yaitu jajanan khas Betawi, khas Sunda, khas Bali, khas Manado, khas
Sumatra, dan sebagainya.
- Konsumen, yaitu balita, anak-anak, remaja, orang tua, wanita, laki-laki, ataupun
jajanan yang dikonsumsi untuk diet (orang sakit).
Sedangkan berdasarkan konsistensinya jajanan Indonesia dapat digolongakan sebagai
berikut :
- Jajanan basah, adalah kue-kue basah (tidak kering) yang disajikan tanpa kuah,
yang dibuat dari bahan yang ada di Indonesia dengan menggunakan alat-alat
memasak rumah tangga, bila perlu dapat dilengkapi dengan cetakan kue dan
berdasarkan rasanya ada rasa manis dan asin.
- Jajanan kering, adalah kue-kue dengan konsistensi/kadar air yang rendah,
sehingga jajanan ini dapat bertahan lama. Proses pengolahannya menggunakan
oven atau digoreng, dan kue-kue kering ini dalam penyajiannya biasanya
menggunakan stoples yang kedap udara.
- Cake / kue besar, yaitu kue jenis bolu atau cake yang menggunakan bahan,
peralatan, dan teknik pengolahan tradisional Indonesia.
- Jajanan sepinggan, adalah jajanan yang berkuah memiliki cairan dan mempunyai
rasa manis. Penyajian jajanan berkuah ini menggunakan mangkuk atau piring
cekung yang dilengkapi dengan sedok, biasanya jajanan berkuah ini disajikanpada
pagi hari sebagai pengganti sarapan atau sebagai makanan selingan disore hari.
- Puding tradisional, adalah jajanan sejenis agar-agar, dengan konsistensi basah,
kenyal, lunak dan berbentuk sesuai dengan cetakan.
- Minuman Indonesia, dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu minuman
alkohol, minuman non alkohol, dan minuman isi.Minuman alkohol adalah
minuman yang mengandung kadar alkohol, sehingga apabila dikonsumsi secara
berlebihan dapat memabukkan. Biasanya minuman ini merupakan hasil
fermentasi dari enau seperti tuak, hasil fermentasi dari tapai ketan hitam seperti
brem bali, hasil fermentasi dari buah salak. Minuman non alkohol adalah
minuman yang tidak mengandung alkohol dan dapat disajikan panas seperti
macam-macam wedang, dan disajikan dingin macam-macam es, sedangkan
minuman isi adalah minuman baik yang disajijan poanas atau dengin yang diisi
dengan buah-buahan, cincau, daluman, biji mutiara, dan sebagainya.
Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang
pengolahan jajanan dan hidang sepinggan yang bervariasi bagi guru dan orang tua siswa di
PAUD ABC Singaraja.
Jika tujuan diatas dapat tercapai, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
keterampilandalam mengolah jajanan dan hidangan sepinggan bagi guru dan orang tua siswa
yang nantinya dapat dipraktikkan dan disajikan untuk siswa dan anaknya.
Manfaat Kegiatan
Apabila tujuan diatas telah tercapai maka diharapkan dapat :
1. Dapat meningkatkan pengetahuan bagi guru dan orang tua tentang variasi hidangan
atau makanan dapat meningkatkan variasi hidangan atau makanan yang diolah.
2. Dapat meningkatkan cara mengolah hidangan atau makanan berupa jajanan dan
hidangan sepinggan akan meningkatkan keterampilan guru dan orang tua mengolah
hidangan atau makanan.
3. Para guru dan orang tua siswa dapat menyajikan variasi hidangan atau makanan
(variasi bahan makanan, variasi bentuk, variasi warna, variasi rasa, variasi teknik
pengolahan dan variasi penyajian) bagi siswanya atau anaknya.
Kerangka Pemecahan Masalah
Pemberian pengetahuan dapat dilakukan guru dan orang tua melalui pengajaran
makan disekolah, yaitu melalui materi atau kegiatan sentra memasak atau kegiatan
pemberian makanan yang diberikan secara periodik, yang sesuai dengan usia PAUD. Di
balik pemberian pengetahuan tersebut, juga dimaksudkan agar siswa menyampaikan
pengetahuan tersebut kepada lingkungannya terutama dalam keluarga sehingga orangtua
dapat mempraktekkan cara memberi makanan yang baik sesuai dengan kebutuhan
tubuhnya dalam kegiatan makan sehari-hari yaitu membiasakan kepada anak untuk
mengkonsumsi makanan yang sehat.
Pengetahuan dan keterampilan dalam hal pengolahan jajanan dan makanan sepinggan
yang bervariasi merupakan salah satu kendala dalam pencapaian tujuan diatas, selain itu
pihak sekolah tidak setiap hari memberikan jajanan atau makanan sepinggan kepada
siswanya, hal ini disebabkan biaya yang amat terbatas. Makanan yang dibawa anak dari
rumah tentu tergantung pada pengetahuan dan keterampilan ibu, akibatnya banyak
ditemukan berbagai jenis makanan yang dibawa anak tidak bervariasi dan bahkan kurang
bergizi. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan keterampilan dalam mengolah jajanan dan
makanan sepinggan bagi guru dan orang tua sehingga dapat menyajikan hidangan yang
bervariasi.
Pelatihan ini mencakup beberapa kegiatan, sebagai berikut :
1. Perencanaan program meliputi rencana kegiatan, peserta, tenaga instruktur, dan
rencana anggaran. Tahap persiapan dimulai dari tahap observasi, rekruitmen
peserta pelatihan di PAUD ABC Singaraja. Pelaksanaan merupakan pelatihan
pengolahan jajanan dan hidangan sepinggan yang bervariasi. Adapun materi
kegiatan meliputi praktek pengolahan aneka jajan basah,aneka jajan kering,
dananeka hidangan sepinggan.
2. Pelaporan meliputi evaluasi kegiatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta hal-hal yang mendukung atau menghambat pelaksanaan program ini
BAB II
METODE PELAKSANAN
2.1 Realisasi Pemecahan Masalah
Untuk mencapai sasaran kegiatan perlunya dukungan dari berbagai pihak terkait, guna
kelancaran kegiatan. Koordinasi yang baik dari pelaksana kegiatan dan peserta merupakan faktor
penentu berhasilnya kegiatan pengabdian ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi beberapa tahap kegiatan yang meliputi : 1)
tahap persiapan meliputi: pembekalan materi tentang pemberian pengetahuan bagi guru dan
orang tua tentang variasi hidangan baik itu jajanan maupun makanan yang dikonsumsi sehari-
hari khususnya untuk anak-anak sepereti variasi bahan makanan, variasi bentuk, variasi warna,
variasi rasa, variasi teknik pengolahan dan variasai penyajian ; 2) tahap pelatihan meliputi:
pengolahan jajanan meliputi jajanan kering atau jajanan basah seperti aneka kue kering (nastar,
kue semprit), kue basah seperti Shiffon cake, bolu tape, pukis, kue sus, kue panada, dan bakso
ikan); 3) tahap evaluasi meliputi evaluasi akhir pembuatan makanan (mencari faktor penyebab
kegagalan), penilaian rasa dan tampilan makanan.
Untuk mencapai sasaran kegiatan diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak terkait,
guna kelancaran jalannya kegiatan. Koordinasi kegiatan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan kegiatan ini.
Kegiatan ini dibagi atas beberapa kegiatan yaitu : 1) Pembekalan materi pelatihan berupa
persiapan bahan, alat hal-hal yang terkait dengan pengolahan jajanan dan hidangan sepinggan
dengan berbagai variasi seperti variasi bahan, bentuk, warna, rasateknik pengolahan dan
penyajian , 2) Pelaksanaan kegiatan berupa demontrasi oleh instruktur yang langsung diikuti para
peserta, yaitu pengolahan jajanan dan hidangan sepinggan bagi guru dan orang tua siswa PAUD
ABC Singaraja.
2.2 Khalayak Sasaran
Adapun yang menjadi subjek sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
para guru dan orang tua siswa Paud ABC Singaraja desa Panji, Kecamatan Sukasada, kabupaten
Buleleng sebanyak 25 orang.
2.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi beberapa metode dengan tahap kegiatan yang
meliputi : 1) tahap persiapan meliputi: pembekalan materi tentang variasi hidangan atau makanan
dapat meningkatkan variasi hidangan atau makanan yang diolah; 2) tahap pelatihan meliputi cara
mengolah hidangan atau makanan berupa jajanan dan hidangan sepinggan akan meningkatkan
keterampilan guru dan orang tua mengolah hidangan atau makanan.; 3) tahap evaluasi meliputi
evaluasi akhir pembuatan makanan (mencari faktor penyebab kegagalan), penilaian rasa dan
tampilan makanan.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk
pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dilaksanakan secara
bertahap . Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya :
1. Ceramah digunakan untuk penyampaian pengetahuan secara umum tentang variasi
hidangan atau makanan terutama hidangan jajanan dan hidangan sepinggan. Demontrasi
digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses pengolahan jajanan
dan hidangan sepinggan, peralatan yang diperlukan serta bahan tambahan makanan yang
digunakan dalam pengolahan.
2. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua
metode diatas .
3. Pelatihan pembuatan makanan dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.
4. Evaluasi hasil akhir dan pengemasan makanan. Adapun pedoman yang digunakan dalam
penilaian keberhasilan pelaksanaan pelatihan sebagai berikut:
Tabel 1. Pedoman PenilaianNo. Rentangan Kategori
1. 85-100% Berhasil
2. 50-84% Sedang
3. 0-49% Kurang Berhasil
2.4 Rancangan Evaluasi
Rancangan metode evaluasi diberikan kepada peserta menggunakan kriteria/indikator
keberhasilan untuk penilaian pengolahan aneka jajanan dan aneka hidangan sepinggan.
Sedangkan evaluasi kegiatan ini secara keseluruhan dilakukan setelah peserta diberikan pelatihan
dan menghasil produk olahan aneka jajanan dan aneka hidangan sepinggan.
Kriteria atau indikator keberhasilan program pelatihan ini dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini :
NO KRITERIA IDIKATOR TOLAK UKUR
1. Kualitas bahan
a. Tepung terigub. Tepung berasc. Tepung ketand. Umbi-umbiane. Gula pasirf. Telurg. Garamh. Gula merahi. Pewarna
makananj. Asam sitrat
Rasa gurih, rasa manis, variasiwarna (warna kuningkecoklatan,warna hijau)bentuk yang sesuai dengankemasan atau sesuai dengancetakan
k. Garaml. Santanm. fermipann. Tepung kanjio. Daging ayamp. Bumbu-bumbuq. Minyak goreng
2.. Hasil berdasarkanTeknik Pengolahan
a. Direbusb. Dikukusc. digoreng
Teknik dapat dilakukanbeberapa kali dan bervariasi
3. Variasi BentukPenyajian
a. Bentukb. Rasac. Warna
Setiap hidangan memilikibentuk,warna, dan rasa yangberbeda dan bervariasi,bentukjajanan sesuai dengan cetakan
4. Pemakaian BahanTambahan
a. Alamib. Sintetis
Bahan tambahan yangdigunakan disesuaikan denganjenis dan variasi hidangan
Tingkat keberhasilan ini dilakukan melalui evaluasi, dilihat dari segi kualitas dengan
menggunakan pedoman sesuai dengan tabel 3 sebagai berikut :
NO Aspek Kualitas Kriteria yang diharapkan1. Bentuk2. Warna3. Rasa4. Aroma5. Tekstur
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat tentang ”Pelatihan pengolahan
Jajanan dan Hidangan Sepeinggan Bagi Guru dan Orang Tua Siswa Paud Alam Bina Cendekia
(ABC) Singaraja Desa Panji kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng” dengan jumlah peserta
25 orang, dimana peserta kegiatan ini adalah guru- guru dan orang tua siswa Paud ABC berjalan
dengan lancar sesuai dengan rencana.
Tahap pertama adalah persiapan tempat, pada kegiatan ini tempat yang digunakan adalah
di Ruang Belajar PAUD ABC Singaraja. Selain tempat pada tahap awal tim pelaksana membuat
kesepakatan mengenai pelaksanan kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan dan disepakati
kegiatan tersebut pada tanggal 31 Mei 2015.
Tahap kedua melakukan koordinasi dengan anggota pelaksana atau instruktur untuk
menyiapkan bahan dan serta materi yang akan disampaikan diawal kegiatan sebelum kegiatan
keterampilan dimulai, tujuannya adalah agar peserta memperoleh gambaran secara umum
pengetahuan tentang variasi hidangan atau makanan yang dapat meningkatkan selera makan
anak, serta meningkatkan keterampilan guru dan orang tua siswa dalam mengolah hidangan atau
makanan.bonggol pisang dan manfaatnya serta berbagai macam produk buah daribonggol pisang
yang dapat diolah.
Tahap ketiga, merupakan tahap pelaksanaan dari kegiatan inti yaitu pelatihan pengolahan
jajanan dan hidangan sepinggan bagi guru dan orang tua siswa berupa berbagai jenis jajanan
seperti chiffon cake, panada, kue pukis, kue susu, bolu tape, kue nastar, kue semprit dan bakso
ikan. Peserta hadir sesuai dengan undangan yang telah disepakati antara peserta dengan tim
pelaksana yaitu pada pukul 10.00 wita sampai dengan pukul 15.00 wita, kegiatan dimulai yang
didahului dengan acara pembukaan yang dibuka oleh bapak kepala sekolah dan ketua yayasan,
serta laporan ketua pelaksanan.
Dari pengamatan para instruktur dan tim pelaksana para peserta sangat antusias dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini, hal ini terlihat dengan semangatnya peserta yang
mengajukan beberapa pertanyaan dan memberi masukan selama kegiatan berlangsung dan
meminta kembali agar kegiatan seperti ini dilaksanakan setiap yahun di sekolah ini, dan akhirnya
perserta dapat menyelesaikan berbagai produk jajanan dan hidangan sepinggan.
Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini adalah evaluasi pelaksanan program
dan evaluasi yang meliputi hasil keterampilan pengolahn jajanan dan hidangan sepinggan yaitu
membuat chiffon cake, bolu tape, pukis, panada, nastar, semprit dan bakso ikan. Bila dilihat dari
peserta yang mengikuti pelatihan ini mereka belum pernah mengikuti pelatiahan pembuatan
macam-macam kue yang sangat bervariasi dan mudah. Para peserta menyampaikan sangat
bermanfaat sekali tertutama para guru, karena dapat menerapkan keterampilan pengolahan jajan
tersebut dalam proses pembelajaran yaitu pada sentra cocking (sentra memasak). Berdasarkan
hasil evaluasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program Pengabdian Kepada Masyarakat
tentang ”Pelatihan Pengolahan Jajanan dan Hidangan sepinggan bagi guru dan orang tua siswa
dapat dikatagorikan berhasil, hal ini dapat dilihat dari hasil keterampilan dalam mengolah
jajanan dan hidangan sepinggan yang mereka selesaikan.
Kegiatan pelatihan yang baru pertama kali dilaksanakan di PAUD ABC Singaraja Desa
panji ini memberikan kesan yang sangat mendalam bagi para peserta, hal ini dapat dilihat dari
antusias dan semangat serta peserta mengharapkan kegiatan seperti ini dapat diselenggarakan
kembali dengan materi yang lain seperti mengolah aneka selai, mengolah aneka roti dan aneka
hidangan sepinggan yang lain seperti mengolah anek bakso, empek-empek dan lain-lain yang
harapannya kedepan orang tua siswa dapat menyiapkan dan mengolah sendiri jajanan yang
mudah dan sederhana dan disukai oeh anak-anak karena dengan mengolah sendiri akan lebih
menjamin dari segi kualitas dari rasa dan warna serta kebersihannya. Sedangkan bagi guru-guru
dapat meningkatkan keterampilan terutama dalam memvariasikan jenis jajan dan hidangan
sepinggan yang akan diajarkan pada siswa dalam kegiatan sentra cocking (memasak). Hasil
keterampilan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan motivasi para guru dan orang tua
siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam memvariasikan dalam mengolah dan
menyediakan jajanan dan hidangan bagi anak-anak.
3.2 Pembahasan
Konsep pembelajaran di PAUD ABC mengacu pada pembelajaran model tematik (spider
web), dilakukan dengan mengintegrasikan suatu tema dalam semua materi/mata pelajaran.
Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif,
komprehensip, aplikatif dan sekaligus lebih “membumi”. Sedangkan metode yang digunakan
adalah menggunakan metode sentra yaitu cara pembelajarannya berdasarkan pusat-pusat
kegiatan tertentu seperti sentra balok, sentra seni, sentra bermain peran, sentra sain dan
bahan alam, dan sentra memasak atau sentra coocking. Hal ini berbeda dengan sekolah TK
yang lain dimana metode pembelajarannya bersasarkan pada area
Metode sentra ini belum banyak dikembangkan oleh sekolah TK-TK yang lain karena
metode ini selain harus didukung oleh sarana dan prasarana, harus didukung pula oleh guru yang
berkualitas dan berdedikasi (sumber daya manusianya) agar kegiatan pembelajaran tercapai yaitu
menimbulkan suasana yang real dan fun, tanpa tekanan, jauh dari kebosanan dan siswa langsung
mengalaminya.
Melalui metode sentra pembelajaran berlangsung sangat gembira terutama pada kegitan
sentra memasak karena selain melibatkan siswa, orang tua siswa juga dilibatkan yaitu dengan
membantu menyiapkan bahan-bahan yang digunakan sehingga orang tua siswapun belajar dari
guru dan siswa.
Dalam melaksanakan program kegiatan belajar di PAUD ABC Singaraja, dilakukan acara
makan bagi siswanya. Setiap hari anak-anak makan disekolah dengan membawa bekal dari
rumah dan seminggu sekali pada hari sabtu disiapkan oleh sekolah hidangan berupa jajanan atau
hidangan sepinggan seperti mi goreng, nasi goreng dan lain-lain.
Dari hasil observasi di PAUD ABC Singaraja pada bulan Agustus 2014, hidangan atau
makanan yang dibawa dari rumah kurang bervariasi seperti nasi kuning, nasi goreng, serta jajan
yang dibeli dalam kemasan (ciki, tanggo, manisan, dan lain-lain), dan makanan yang dibawa dari
rumahpun sebagian besar orang tua jarang menyiapkan sendiri tetapi dibeli dari warung. Selain
itu terdapat pula kendala dalam mengembangkan sentra memasak yaitu kurangnya
pengetahuan dan variasi hidangan yang dimiliki oleh guru-guru, terutama jenis hidangan
yang cocok untuk diajarkan pada siswa PAUD ABC Singaraja.
Berdasarkan fenomena tersebut perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi para guru dan
orang tua siswa untuk mengikuti pelatihan pengolahan jajanan dan makanan sepinggan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan dapat diterapkan pada anak-anak pada kegiatan
sentra memasak dan anak diajarkan pengetahuan cara mengolah hidangan yang sehat, dan
dikembangkan di PAUD ABC Singaraja melalui kegitan sentra memasak.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang
pengolahan jajanan dan hidangan sepinggan bagi guru dan orang tua siswa Paud ABC Singaraja
Desa Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.Tujuan ini diharapakan bagi orang tua
dapat menerapkan dalam mengolah dan menyajikan jajanan dan hidangan sepinggan tang
bervariasi, dan bagi guru dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya pada siswa dalam
kegiatan sebtra memasak.
Evaluasi akhir dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di PAUD Alam Bisa
Cendekia (ABC) Singaraja Desa Panji secara umum dapat berhasil atas dukungan dan kerjasama
antara Kepala sekolah dan Ketua Yayasan yang telah memberi kesempatan pada tim Pengabdian
Kepada Masyarakat khususnya Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, guru-guru dan
orang tua siswa. Hal ini terlihat dengan antusiasnya mereka mengikuti kegiatan ini, dan mereka
berharap kegiatan ini dapat diselenggarakan kembali dengan materi yang lain yang dapat
meningkatkan ketrerampilan dalam mengolah jajanan dan hidangan sepinggan dengan variasi
yang berbeda.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
PAUD Alam Bina Cendekia (ABC) merupakan layanan pendidikan anak usia dini sejak
dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun dengan karakteristik pendidikan yang berbasis alam
(ecoschool) dan berbudi pekerti luhur, mengacu pendekatan MI, small group dan pembelajaran
tematik yang tetap memadukan pendidikan konvensional dan konsep alam. Pembelajaran
dilakukan dengan memadukan ruang kelas dan pembelajaran di ruang terbuka, taman-taman
yang indah, sakapat, rumah pohon, outing activities dan outbound yang menarik minat anak
untuk bermain dan belajar sebagaimana motto PAUD ABC Singaraja yaitu : “Bermain Sambil
Belajar-Belajar seraya Bermain, Bermain dan Berkawan-Berkawan dengan Alam”.
Dalam melaksanakan program kegiatan belajar di PAUD ABC Singaraja, dilakukan acara
makan bagi siswanya. Setiap hari anak-anak makan disekolah dengan membawa bekal dari
rumah dan seminggu sekali pada hari sabtu disiapkan oleh sekolah hidangan berupa jajanan atau
hidangan sepinggan seperti mi goreng, nasi goreng dan lain-lain.
Dari hasil observasi di PAUD ABC Singaraja pada bulan Agustus 2014, hidangan atau
makanan yang dibawa dari rumah kurang bervariasi seperti nasi kuning, nasi goreng, serta jajan
yang dibeli dalam kemasan (ciki, tanggo, manisan, dan lain-lain), dan makanan yang dibawa dari
rumahpun sebagian besar orang tua jarang menyiapkan sendiri tetapi dibeli dari warung. Selain
itu terdapat pula kendala dalam mengembangkan sentra memasak yaitu kurangnya
pengetahuan dan variasi hidangan yang dimiliki oleh guru-guru, terutama jenis hidangan
yang cocok untuk diajarkan pada siswa PAUD ABC Singaraja.
Berdasarkan fenomena tersebut perlu diadakan pelatihan dan pembinaan bagi para guru dan
orang tua siswa untuk mengikuti pelatihan pengolahan jajanan dan makanan sepinggan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan dapat diterapkan pada anak-anak pada kegiatan
sentra memasak dan anak diajarkan pengetahuan cara mengolah hidangan yang sehat, dan
dikembangkan di PAUD ABC Singaraja melalui kegitan sentra memasak.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat tentang ”Pelatihan pengolahan
Jajanan dan Hidangan Sepeinggan Bagi Guru dan Orang Tua Siswa Paud Alam Bina Cendekia
(ABC) Singaraja Desa Panji kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng” dengan jumlah peserta
25 orang, dimana peserta kegiatan ini adalah guru- guru dan orang tua siswa Paud ABC berjalan
dengan lancar sesuai dengan rencana.
Tahap pelaksanaan dari kegiatan inti yaitu pelatihan pengolahan jajanan dan hidangan
sepinggan bagi guru dan orang tua siswa berupa berbagai jenis jajanan seperti chiffon cake,
panada, kue pukis, kue susu, bolu tape, kue nastar, kue semprit dan bakso ikan.
4.2 Saran
1. Peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah
jajanan dan hidangan sepinggan yang mudah dan bervariasi.
2. Hasil keterampilan ini diharapkan dapat diterapkan oleh orang tua dalam menyiapkan
hidangan yang sehat dan bergizi serta bervariasi sehingga anak tidak mudah bosan, dan bagi
guru dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan mengolah jajanan dan hidangan
sepinggan yang mudah, bervariasi dan dapat diajarkan kepada siswa Paud ABC Singaraja.
3. Kepada Institusi (Undiksha) melalui lembaga P2M untuk terus berupaya memberikan
bantuan untuk program-program sejenis dengan mengolah hidangan-hidangan yang lain dan
bervariasi untuk meningkatkan gizi anak atau siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Fadiati . 1988. Pengelolaan Usaha Boga. Depdikbud Jakarta
George S Morrison. 2012 Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Indeks.
Idrus H.A., 2000. Trend Jajan Pasar selera Nusantara. Solo Jawa Tengah : CV
Aneka.
Munif Chatib. 2009. Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple Intelegences
di Indonesia. Bandung : Kaifa PT Mizan Pustaka
Sugung, dkk. 2010. Kesehatan dan Gizi. Departemen pendidikan dan kebudayaan
Jakarta : Rineka Cipta.
Sudarna , 2014. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Berkarakter Melejitkan
Kepribadian Anak Secara Utuh (Kecerdasan Emodi, Spirit, dan Sosial). Sleman
Yogyakarta : Genius Publiser.
Yasaboga , 2003. Kue-kue Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Lampiran Gambar
Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat di PAUD Alam Bina Cendekia (ABC) Singaraja
Pengolahan Jajanan dan Hidangan Sepinggan
1. Gambar Persiapan alat pengolahan yang digunakan
GAMBAR 1 : Persiapan alat pengolahan yang digunakan
GAMBAR 2 : Persiapan Bahan yang digunakan
GAMBAR 3 : Instruktur sedang memberikan penjelasan dan mendemokan penggunaan alat
GAMBAR 4 : peserta melakukan pengolahan aneka jajanan
GAMBAR 5 : Hasil Pelatihan