LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6...

86
i LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI SMART ECONOMY) Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Iman Lubis, S.E., M.S.M. 0425098602 (Ketua) Mohamad Safii, S.Ikom., M.M. 0408107904 (Anggota) Ahmad Yani Nasution, Lc.,M.Sy 0422118502 (Anggota) Dibiayai Oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Penelitian Nomor : 111/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018 UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN SEPTEMBER, 2018

Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6...

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

i

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART CITY DI KOTA

TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU ANALISIS MELALUI

SMART ECONOMY)

Tahun ke – 1 dari rencana 1 tahun

Iman Lubis, S.E., M.S.M. 0425098602 (Ketua)

Mohamad Safii, S.Ikom., M.M. 0408107904 (Anggota)

Ahmad Yani Nasution, Lc.,M.Sy 0422118502 (Anggota)

Dibiayai Oleh:

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Sesuai dengan Kontrak Penelitian

Nomor : 111/A5/SPKP/LPPM/UNPAM/III/2018

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

SEPTEMBER, 2018

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

ii

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

iii

RINGKASAN

Penelitian ini menjelaskan indikator smart economy di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini

bertujuan untuk memberikan informasi kepada walikota Tangerang Selatan seberapa kompetitif

kotanya. Metode yang digunakan adalah fishbone. Tambahan, karena menggunakan penelitian

kualitatif, selama periode penelitian akan ada kemungkinan pengembangan masalah dalam

menganalisa. Data berasal dari teori, publikasi BPS kota Tangerang Selatan, Dinas Komunikasi

dan Informatika, Dinas UMKM dan Koperasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Badan

Pendapatan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, dan Badan Pengelolaan

Aset dan Keuangan Daerah. Indikator untuk smart economy adalah inovasi, kewirausahaan, merek

dagang, produktivitas, ketetapan internasional, dan tenaga kerja yang fleksibel. Hasil dari

penelitian ini adalah smart economy menjelaskan bahwa di kota Tangerang Selatan memiliki

inovasi yang rendah, kewirausahaan yang tinggi, produktivitas yang sedang, fleksibilitas pekerja

yang rendah, produk local yang dikenalkan ke luar negeri dan menjadi favourite adalah krupuk

jengkol, merek dagan belum memiliki pasar yang luas, dan terdapat beberapa perusahaan yang

menerbitkan saham. Di kota Tangerang Selatan, produktivitas (Dinas Tenaga Kerja) dan Ketetapan

Internasional (Dinas Pariwisata) tidak dimasukkan di dalam smart economy, tetapi dinas tenaga

kerja adalah smart social, dan dinas pariwisata adalah smart brand.

Kata Kunci : Smart Economy, Fishbone, Inovasi, Kewirausahaan, Ketetapan Internasional,

Fleksibilitas Pekerja, Produktivitas.

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

iv

PRAKATA

Penelitian ini tidak bisa dimulai tanpa kehadiran Pak Irwansyah dan Pak Suworo. Oleh

sebab itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada mereka. Kedua, ucapan terima kasih

kepada Ketua LPPM dan Dekan Fakultas Ekonomi yaitu Pak Ali Maddinsyah dan Pak Dr.

Ir. Boedi Hasmanto, M.S karena tanpa izin mereka dan dukungan mereka penelitian ini

tidak diakui oleh Kemenristekdikti. Ketiga, penulis juga berterimakasih kepada teman-

teman seperjuangan Pak Syamruddin, Pak Nefo Indra, dan Pak Ahmad Nazir yang

menyediakan waku mereka untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pada penelitian

kami. Keempat, penulis sangat berterimakasih kepada bu Dian Anggraini S.T., M.Si

sebagai Kepala Pengembangan Sumber Daya Manusia TIK dan Kerjasama Smart City dan

staf-stafnya seperti Pak Hasikin dan Pak Heri Darmawan dari Dinas Kominfo karena

mereka telah memberikan master plan smart city kota Tangerang Selatan dan tidak merasa

beban untuk menjawab setiap pertanyaan kami. Kelima, penulis berterimkasih kepada

Kepala departemen Ekonomi dan mbak Hijri karena mereka telah mengundang kami

dalam rapat inflasi daerah sebelum ramadhan. Keenam, Rasa terima kasih juga saya

sampaikan kepada Pak Artiyugo dari Dinas Koperasi dan UMKM karena beliau menjawab

semua pertanyaan tentang wirausaha mikro, kecil, dan menengah, juga kepada staf

Disperindag, staf BPKAD, Pak Sriyono dan Pak Bachtiar STP, M.Si dan staf BAPENDA

lainnya, Bu Ria kepala perencanaan Dinas Ketapang.

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

RINGKASAN ii

PRAKATA iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7

BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 19

BAB 5 HASIL YANG DICAPAI 22

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53

DAFTAR PUSTAKA 56

LAMPIRAN 57

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Tabel 22

Tabel 23

Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha

(persen), 2010-2014

Pertumbuhan Ekonomi

PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan

Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan

Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan

Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang

Selatan Banten

Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor

Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan

Karakter dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017

Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors

Jumlah UMKM 2017

Jumlah UMKM 2015

Perubahan Jumlah Kewirausahaan

Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan

Data Industri Kecil Menengah per Jenis

PDRB per Pekerja

Proporsi Pegawai Lepas

Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan

Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan

Kendala dan Non-Kendala Smart Economy

Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD

BPHTB Sudah Online

E-Formulir Pajak (E-SPPT)

NON-BPHTB Sudah Dibayar Online

2

22

22

23

24

25

25

26

28

28

29

29

30

30

29

31

32

33

34

34

37

37

38

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota

Tangerang Selatan

Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013

Ishikawa Diagram – 6 Komponen pembentuk Smart City

Kerangka Konseptual

1

3

4

16

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL 59

FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL 60

Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian 61

PERTANYAAN KE DINAS-DINAS 62

RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018 72

Lampiran File Submitted to ICE-BEES UNNES 2018 75

Lampiran Email Sybmitted JIAP BRAWIJAYA 78

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai Negara yang pada awalnya sukses dalam pertanian, Indonesia telah

bergerak menjadi Negara Industri Maju Baru sebagaimana platform yang telah

diletakkan. Kemajuan Industri Indonesia di satu sisi masih bertumpu pada basis

Pertanian atau Agroindustri terutama industri perkebunan sawit, kakao, karet dan hasil

laut, tetapi pengembangan pengolahan lebih lanjut dilakukan diluar negeri sehingga

nilai tambah ekonomi komoditi dinikmati oleh Negara yang memiliki teknologi

pengolahan lebih maju dan manajemen usaha yang efisien yang sebagian besar

bergerak di industri hilir dan pemasaran produk akhir.

Untuk menilai dan menganalisis perekonomian dibutuhkan data statistik. Data

ini berfungsi untuk alat pengambilan keputusan. Perekonomian terbagi atas 3 sektor

yaitu sektor premier, sekunder, dan tersier. Upaya – upaya pembangunan di kota

Tangsel bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Diperlukan

perencanaan yang matang agar pembangunan dapat dioptimalkan secara optimal dan

disesuaikan dengan visi dan misi kota Tangsel. Untuk menghitung indikator

perekonomian daerah yang digunakan adalah PDRB (Produk Domestik Regional

Bruto).

Kelompok lapangan usaha primer terdiri atas 1) lapangan usaha Pertanian, 2)

Kehutanan dan Perikanan, 3) Pertambangan dan Penggalian. Kelompok lapangan

usaha sekunder terdiri atas a) lapangan usaha Industri Pengolahan; b) Pengadaan

Listrik, dan Gas; c) Pengadaan Air; d) Konstruksi. Kemudian kelompok lapangan

usaha tersier terdiri atas a) lapangan usaha Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor; b) Transportasi dan Pergudangan; c) Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum; d) Informasi dan Komunikasi; e) Jasa Keuangan; f) Real Estat; g) Jasa

Perusahaan; h) Administrasi Pemerintahan, i) Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; j)

Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.

Gambar 1

Kontribusi PDRB Menurut Sektor Lapangan Usaha

di Kota Tangerang Selatan (persen), 2014

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

2

Perekonomian di kota Tangsel berdasarkan Gambar 1 73,07% adalah tersier,

26,62% adalah sekunder, dan 0,32 % adalah premier.

Tabel 1

Peranan PDRB Kota Tangerang Selatan

Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010-2014

Business Field 2010 2011 2012 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Agriculture, Forestry and Fisheries 0,34 0,33 0,30 0,29 0,32

B Mining and Excavation 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C Processing Industry 13,04 12,62 11,84 11,62 11,45

D Procurement of Electricity and Gas 0,10 0,10 0,11 0,12 0,12

E Water Supply, Waste Management,

Waste and Recycling

0,06 0,05 0,05 0,05 0,04

F Construction 12,28 12,54 13,55 14,39 15,01

G Wholesalers and Retails; Car and

Motorcycle Repair Shop

17,64 18,40 18,63 17,95 17,56

H Transportation and Warehouse 2,52 2,62 2,70 2,91 3,07

I Providing Accomodation and Eating

and Drinking

3,09 3,08 3,14 3,32 3,36

J Information and Communication 12,33 12,55 11,94 10,91 10,86

K Financial Service and Insurance 1,21 1,20 1,22 1,22 1,21

L Real Estate 17,04 16,52 16,46 16,65 16,21

M,N Company Services, Government

Administration, Defence and

3,01 3,03 3,12 3,28 3,42

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

3

Warranties

O Social Compulsory 1,12 1,20 1,21 1,20 1,25

P Educational Services 8,11 7,90 8,19 8,73 8,96

Q Health Services and Social Activities 4,96 4,73 4,58 4,35 4,05

R,S,T,U Other Service 3,14 3,12 2,95 3,12 3,14

Gross Domestic Product 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Gambar 2 Struktur PDRB Kota Tangerang Selatan, 2013

Struktur perekonomian kota Tangsel didominasi oleh pedagang besar dan

eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sekitar 17,56% dengan nilai nominal 8,977

triliyun rupiah. Kategori penyumbang kedua adalah real estate sebesar 16,21% atau

senilai 8,302 triliun rupiah. Kategori penyumbang ketiga adalah konstruksi sebesar

15,02 % atau sebesar 7,690 triliyun rupiah.

Permasalahan yang akan dihadapi oleh pemukiman perkotaan (urban living)

adalah peningkatan populasi wilayah perkotaan ( United Nation, 2011). Sudah pasti

wilayah perkotaan akan banyak mengalami masalah dari sisi tanah, ekonomi,

pemukiman, sampah, budaya, administrasi pemerintahan, pengangguran, kualitas hidup,

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

4

kemacetan, persaingan yang semakin keras. Oleh sebab itu ide smart city ini sangat baik

untuk menyelesaikan permasalahan perkotaan (urban).

Komponen pembentuk terwujudnya Smart City adalah 1) Smart Governance,

2) Smart environment, 3) Smart Living, 4) Smart Mobility, 5) Smart Economy, dan 6)

Smart People. Hal ini bisa dicermati pada diagram fishbone di bawah ini.

Gambar-3: Ishikawa Diagram – 6 komponen pembentuk Smart City

Smart economy adalah salah satu bagian untuk membentuk smart city. Smart

economy menunjuk sebuah perekonomian yang didukung oleh inovasi teknologi dalam

rangka pengefisienan biaya konsumen, investor, pemerintah, importir dan eksportir.

Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti smart economy sebagai salah satu faktor

pendorong smart city. Jika ekonomi memburuk maka permasalahan perkotaan menjadi

carut marut.

Beberapa kota yang menjadi sasaran untuk smart economy adalah Holyoke

(Massachusettes), Kochi (India), Malta, Manado (Indonesia), Nanjing (China). Smart

economy juga menggambarkan sebuah persaingan dari urban living itu sendiri.

Indikator smart economy terdiri atas inovasi, produktivitas, jiwa inovasi, haki,

kewirausahaan, pengetahuan pasar dan keterbukaan.

Kota Tangerang Selatan mendapatkan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI)

2017 yang diberikan oleh Wakil Presiden Yusuf Kala. Airin (Walikota Tangerang

Selatan) mengatakan bahwa Tangsel mendapatkan delapan penghargaan dengan

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

5

kategori Rating Ekosistem Kompetitif, Rating Keamanan dan Kebencanaan Kota,

Rating Lingkungan Cerdas, Rating Mobility, Rating Ekosistem Teknologi Finansial,

Rating Ekonomi Cerdas, Rating Sosial Cerdas, dan Rating Ekosistem Inovasi. Tangsel

masuk ke dalam 15 kota yang mendapatkan penghargaan dan dikelompokkan menjadi

tiga jenis kota yaitu kota besar, kota sedang dan kota kecil. Kota besar yang

mendapatkan penghargaan adalah Surabaya, Bandung, Semarang, Bekasi dan Tangerang

Selatan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa sektor di

Bidang Ekonomi memiliki peranan dalam upaya pengembangan salah satu Smart City

Kota Tangerang Selatan. Sekaitan dengan itu penulis sangat tertarik untuk mengambil

judul mengenai “ ANALISIS KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN SMART

CITY DI KOTA TANGERANG SELATAN, PROVINSI BANTEN (SUATU

ANALISIS MELALUI KOMPONEN SMART ECONOMY)”.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar terlalu jauh, maka peneliti melakukan

pembatasan masalah, agar penelitian fokus dan hasil penelitiannya sesuai dengan apa

yang diharapkan peneliti. Berikut fokus permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah Smart Economy Kota Tangerang Selatan.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah ekonomi kota Tangerang Selatan ?

2. Bagaimanakah teknologi informasi yang sudah diaplikasikan di kota Tangerang

Selatan?

3. Berapa banyak pegawai di sektor pemerintah dan swasta yang memiliki kemampuan

dalam mengeoperasikan teknologi informasi tersebut?

4. Berapa banyak konsumen menggunakan teknologi informasi dalam memenuhi

kebutuhan?

5. Berapa banyak entrepeneur-entrepreneur yang menggunakan teknologi informasi

dalam menggunakan bisnisnya?

6. Adakah eksportir dan importir yang menggunakan teknologi informasi dalam proses

bisnisnya?

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

6

7. Peraturan daerah dan prosedural apakah yang sudah dibuat oleh Pemda Tangsel

untuk menopang ekonomi dengan teknologi informasi?

8. Bagaimanakah Smart Economy di kota Tangerang Selatan?

9. Apa sajakah faktor penghambat dan pendorong untuk Smart Economy kota

Tangerang Selatan?

10. Apakah Smart Economy dapat diaplikasikan dengan baik di kota Tangerang Selatan?

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intelligent City (Letaifa, 2015)

1. Kota yang dapat mengelola sumber dayanya sendiri, merencanakan pencegahan

aktivitas pemeliharaan dan mengawasi aspek keamanan selama memaksimalkan

pelayanan untuk warga kotanya.

2. Kota dimana ICT nya menguatkan kebebasan berbicara dan transparan.

3. Kota yang memiliki alat alat untuk mengintegrasikan keseluruhan kehidupan

dengan kamera, handphone, alat kesehatan. Intelegensi menunjukkan analisa

kompleks, permodelan, optimalisasi dan visualisasi di proses bisnis operasional

untuk membuat keputusan operasional yang lebih baik. Contoh intelligent city:

Singapura biasa disebut intelligent island, Toronto, Winnipeg, New Taipei City

2.2 Smart City

1. Sebuah kota yang memiliki kinerja yang baik dalam melihat masa depan di

economy, people, governance, mobility, environment, dan living membangun

kombinasi pintar dari warisan dan aktivitas keputusan sendiri, mandiri, dan

peduli terhadap warga kotanya.

2. Sebuah penggunaan teknologi komputer pintar untuk membuat komponen

infrastruktur yang penting dan jasa dari kota seperti administrasi,

pendidikan,kesehatan, keamanan public, properti, transportasi, penggunaan

alat yang lebih pintar, interkoneksi internet, dan efisien.

3. Kota yang melakukan dan menyebarkan informasi dan infrastruktur teknologi

komunikasi untuk mendukung sosial dan pertumbuhan perkotaan melalui

penambaan ekonomi, kepedulian warga kota, dan pemerintahan yang efisien.

4. Lingkungan yang aman dan pusat perkotaan yang efisien dari masa depan

dengan infrasruktur yang maju seperti sensor , alat elektronik, dan jaringan

untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan hidup yang

Berkualitas tinggi. Contoh: London, Stockholm, Amsterdam, Vienna,

Luxemborg, Turku, Eindhoven, dan Montpellier.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

8

2.3 Creative City

1. Kota yang memberikan inspirasi, budaya, pengetahuan, dan hidup yang

memotivasi penduduknya untuk berkembang dalam hidupnya.

2. Kota yang menginovasi, mengembangkan dan menawarkan kesejahteraan dan

pekerjaan ke penduduknya, merasakan bahwa mereka dapat ke daerah dimana

ilmu dan kreativitas bisa berkembang. Budaya biasanya ditambahakn pada

wilayah ini, akan membuat pengetahuan pekerja meningkat tetapi uga sektor

ekonominya.

2.4 Smart Economy

1. Smart Economy memasukkan pengetahuan ekonomi dimana inovasi dan

teknologi dipertimbangkan sebagai penggerak utama yang paling penting.

2. Smart Economy memasukkan penyelenggaraan klaster inovasi dan kerjasama

yang saling menguntungkan antara perusahaan, institusi penelitian, dan warga

negara untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan mempromosikan

melalui jaringan ini.

3. Smart economy menggabungkan ekonomi perusahaan dan inovasi aatau ide dari

ekonomi. Smart economy adalah karakter dari penggunaan human capital

(pengetahuan, keahlian, dan kreativitas, merubah ide menjadi proses, produk dan

jasa yang berharga). Smart economy juga fokus terhadap pembuatan ekonomi

hijau dengan mengembangkan perusahaan hijau (mempromosikan sumber energi

yang bisa didaurulang sehingga dapat menurunkan biaya).

4. Smart economy adalah kemampuan untuk menjalankan sumber yang ada untuk

pengembangan dan perlakuan dari solusi inovasi.

5. Smart Economy adalah jaringan ekonomi, mengembangkan model kerjasama

baru dalam produksi, distribusi dan konsumsi.

6. Smart economy adalah economy yang fleksibel dan memiliki kemampuan untuk

berkompetisi (keterbukaan), membuat nilai tambah yang tinggi, berdasarkan

pengetahuan, inovasi kewirausahaan (kreativitas) dan tanggung jawab sosial dan

pertumbuhan hijau (tanggung jawab).

7. Smart economy adalah lingkungan yang baik untuk pertumbuhan ekonomi dan

ekonomi integrasi orientasi nilai tambah yang tinggi.

8. Smart economy membedakan kemampuan untuk melawan tantangan ekonomi,

menciptakan pekerjaan, mendirikan bisnis baru dan meningkatkan ketertarikan

dan kompetitif regional.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

9

9. Keefisienan perkotaan (urban) diidentifikasikan dengan kotanya pintar, sebagai

keefektifan operasi kota yang menarik dan memelihara keahlian, bisnis baru,

murid, turis dan penduduk.

10. Smart economy adalah persaingan dalam inovasi, kewirausahaan, kepemilikan

intelektual, efisiensi, dan fleksibilitas pasar tenaga kerja dan integrasi pasar

global.

11. Smart economy adalah ekonomi hijau. Itu mendukung pengurangan jumlah

karbondioksida di industri dan menyarankan invetasi di “ekonomi bersih”.

12. Smart economy berhubungan dengan persaingan ekonomi dan melibatkan

inovasi, kewirausahaan, gambaran ekonomi, efisiensi dan fleksibilitas pasar

tenaga kerja, integrasi di lokal dan pasar internasional sama dengan kemampuan

untuk merubah.

13. Smart economy termasuk pekerjaan dari teknologi informasi dan telekomunikasi

di aktivitas ekonomi, proses bisnis pintar baru, dan sektor teknologi pintar. Smart

Business dikarakterkan oleh pertumbuhan bisnis, pembuatan pekerjaan,

penambahan persyaratan dan efisiensi keuntungan.

14. Kota disebut pintar saat investasi di orang dan modal sosial dan tradisional

(transport) dan modern (ICT) infrastruktur komunikasi bahan pertumbuhan

ekonomi berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen yang

bijak dari sumber alami, melalui partisipasi pemerintahan.

15. Smart economy melibatkan ekonomi yang dikarakteristikkan oleh pemimpin

bisnis, membuat lingkungan bisnis yang baik di kota agar menarik bisnis lama

dan baru. Pola penting dari pertumbuhan urban jangka panjang

2.5 Indikator Smart Economy (Lazariou dan Roscia, 2012)

1. Inovatif Spirit

a. Persentasi Riset dan Penelitian persentase Produk Domestik Bruto

b. Tingkat pekerja di Knowledge Intensive Sector

c. Jumlah paten dibandingkan penduduk

2. Entrepreneurship

a. Tingkat pekerjaan mandiri

b. Jumlah bisnis baru yang terdaftar

3. Economic Image and Trademarks

a. Penting sebagai pusat pengambilan keputusan seperti kantor pusat

4. Productivity

a. Produk Domestik Bruto per pekerja

5. Fleksibilitas dari Pasar Pekerja

a. Tingkat Pengangguran

b. Proporsi pekerja part-time (bekerja yang kurang dari 30 jam per minggu)

6. International Embed

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

10

a. Penumpang Pesawat

b. Perusahaan yang menerbitkan saham pada pasar saham.

2.7 Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Simon Kuznets dalam Jhingan, (2010) Pertumbuhan ekonomi adalah

peningkatan kemampuan suatu Negara (daerah) untuk menyediakan barang barang

ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional

secara terus-menerus yang disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya

penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya.Sedangkan Boediono

(1999) dalam Almulaibari (2011), mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai

penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut

sehingga terjadi proses proses pertumbuhan. Sehingga pertambahan output itu haruslah

lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan

dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan terus berlanjut.

Adam Semit dalam Tarigan (2005), mengemukakan bahwa salah satu faktor

yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk, jumlah

penduduk yang bertambah akan memperluas pangsa pasar dan perluasan pasar akan

meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih lanjut, spesialisasi akan

meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan.

Dengan Demikian, peroses pertumbuhan akan terus berlangsung sampai seluruh

sumberdaya termanfaatkan.

Sedangkan David Ricardo dalam Tarigan (2005), memberikan pandangan yang

berbeda dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan

cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ketaraf

yang rendah. Pola pertumbuhan ekonomi berawal dari jumlah penduduk rendah dan

sumber daya relatif melimpah.

Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2010), ada perbedaan dalam

istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan. Perkembangan ekonomi merupakan

perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa

mengubah dan mengganti situasi kesimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan

pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap

yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Beberapa pakar ekonomi

membedakan pengertian antara pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

11

Para pakar ekonomi yang membedakan kedua pengertian tersebut mengartikan istilah

pembangunan ekonomi sebagai :

Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertumbuhan

Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto pada suatu tahun tertentu dibagi dengan

tingkat pertumbuhan penduduk, atauPerkembangan Produk Domestik Bruto/Produk

Nasional Bruto yang terjadi dalam suatu negara dibarengi oleh perombakan dan

modernisasi struktur ekonominya (transformasi struktural). Sedangkan pertumbuhan

ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto

tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk, atau apakah perluasan struktur ekonomi terjadi atau tidak.

Laju pertumbuhan ekonomi didapat dari perhitungan PDRB atas dasar harga

konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke -t terhadap nilai

pada tahun ke t-1, dibagi dengan nilai pada tahun ke t-1, kemudian dikalikan dengan

100 persen. Laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan agregat pendapat

dari satu waktu terhadap waktu sebelumnya. Dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi

digunakan PDRB atas dasar harga konstan agar dapat menggambarkan pertumbuhan

produksi barang dan jasa yang sesungguhnya (riil) sebagai akibat proses produksi tanpa

akibat peroses produksi tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga (inflasi) yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting sebagai

berikut (Arsyad, 2010):

a. Akumulasi Modal

Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah

(lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources), akan terjadi jika

ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk

memperbesar output pada masa yang akan datang. Akumulasi modal akan menambah

sumberdaya-sumberdaya yang baru dan akan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya

yang telah ada. b. Pertumbuhan Penduduk

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

12

Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan

jumlah angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor yang positif dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang pertumbuhan

ekonomi bergantung pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap

dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif. c. Kemajuan Teknologi

Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling

penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan

teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam

melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.

2.8 Membangun Daya Saing Daerah Berbasis Kompetensi Inti

Istilah kompetensi inti (core competence) pertama kali digunakan oleh

Prahalad dan Hamel (1990). Kompetensi inti didefinisikan sebagai pembelajaran

kolektif di dalam suatu organisasi/perusahaan, terutama mengenai bagaimana cara

mengkoordinasikan berbagai keahlian di bidang produksi dan mengintegrasikan

berbagai perkembangan teknologi. Beberapa pemahaman tentang Kompetensi Inti

sebagai berikut :

1. Menurut Gary Hamel & C.K. Prahalad (1994) dalam loporan KIID Kotawaringin

Barat 2013, kemampuan perusahaan seharusnya dibangun dari integrasi teknologi

dan keterampilan yang disebut sebagai kemahiran/kompetensi inti (core

competence). Paradigma baru ini dikembangkan untuk membantu perusahaan agar

mampu bersaing lebih efektif dalam lingkungan global yang dinamis. Suatu

kumpulan kemampuan yant terintegrasi dari serangkaian sumber daya dan

perangkat pendukungnya sebagai hasil dari proses akumulasi pembelajaran

individual dan organisasi, yang akan bermanfaat bagi keberhasilan bersaing suatu

bisnis. Kemampuan yang berjalan sendiri-sendiri tidak akan dapat optimal dalam

menghadirkan keunggulan bersaing.

2. Hitt et al (2001); kompetensi inti merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan

dan kapabilitas yang merupakan gabungan sumber daya tangible dan intangible

yang dipakai sebagai sumber untuk menjadi keunggulan bersaing perusahaan

dibanding pesaingnya.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

13

3. Stewart (1999) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013 ; kompetensi inti sebagai

keahlian, keterampilan atau bakat yang tidak berwujud (intangible), yang

memberikan nilai tambah dan memiliki nilai strategis.

4. Hammer (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; kompetensi inti adalah

sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan secara baik sekali

sehingga perusahaan tersebut berhasil dalam persaingan.

5. Kanter (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; kompetensi inti sebagai

keahlian atau keterampilan yang berbeda (distinctive skills) yang membedakannya

dari perusahaan lain.

6. Menurut Hitt et al. (2001) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013 ; kompetensi inti

suatu daerah adalah kemampuan sumberdaya daerah yang merupakan sumber

keunggulan bersaing daerah tersebut terhadap daerah lainnya. Dengan demikian,

ketika ditarik pada entitas yang lebih luas dari sebatas perusahaan, maka daerah

tersebut harus mampu menggali kemampuan/ kapabilitas yang bernilai, tidak

gampang ditiru dan tidak tergantikan oleh daerah lain.

7. Kotler (1994) dalam KIID Kotawaringin Barat 2013; mengemukakan syarat bahwa

kompetensi inti harus menjadi sumber utama bagi keunggulan bersaing sehingga

dapa memberikan manfaat bagi pertumbuhan organisasi, sulit ditiru dan memiliki

bidang aplikasi yang luas. Kompetensi inti industri daerah karenanya merupakan

pembelajaran koletif berbagai elemen di suatu daerah yang mengkoordinasikan

kemampuan produksi yang beragam dan mengintegrasikannya dengan teknologi

yang beragam secara optimal. Kompetensi inti industri daerah sebagaimana

dinyatakan dalam kebijakan industri nasional adalah sekumpulan keunggulan atau

keunikan sumber daya termasuk sumber daya alam dan kemampuan suatu daerah

untuk membangun daya saing dalam rangka mengembangkan provinsi dan

kabupaten/kota menuju kemandirian. Membangun kompetensi inti daerah berarti

pembinaan dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan oleh

suatu daerah untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah bisa lebih fokus,

efisien, dan efektif sesuai dengan potensi.

Kompetensi Inti Daerah memiliki kriteria diantaranya :

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

14

Akses potensial untuk masuk ke beragam pasar atau disebut juga

backward linkage. Orientasinya adalah melihat industri pendukung

untuk menjadi penilaian dari daya saing industri tersebut.

Pengolahan mampu menimbulkan efek pengganda (multiplier effect)

yang dapat mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi lainnya.

Unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Pengetahuan tradisional yang

memiliki nilai komersial dilakukan pematenan hak karena memiliki

spesifikasi atau keunikan. Hak inilah yang disebut sebagai Hak atas

Kekayaan Intelektual.

Kebijakan dalam pengembangan industri di daerah diarahkan untuk

meningkatkan daya saing daerah, melalui pemanfaatan kekayaan alam, modal,

atau aset berwujud lainnya, serta pemanfaatan aset tidak berwujud seperti

teknologi, pengetahuan proses kerja, dan perencanaan yang matang. Daerah

harus mampu untuk menarik kesimpulan atas keunggulan yang dimiliki daerah

tersebut. Dalam hal ini menjadi penting para pemangku kepentingan

(stakeholder) untuk memikirkan dengan jernih dan tajam komoditas unggulan

apa yang mampu dijadikan produk bernilai tambah dan dari rangkaian proses

untuk mengubah komoditas menjadi produk dimaksud yang tentunya mampu

bersaing di pasar, proses mana yang akan dipilih dan menjadi kompetensi inti

industri daerah.

2.9 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan

kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang

disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010). Menurut Meier (1995)

dalam Kuncoro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses dimana

pendapatan per kapita suatu negara meningkat selama kurun waktu yang panjang,

dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah “garis kemiskinan

absolut” tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang. Peningkatan

pendapatan per kapita dalam jangka panjang merupakan kunci dalam melihat suatu

pengertian pembangunan ekonomi.

Suatu proses pembangunan tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Todaro (2006) proses pembangunan paling tidak memiliki tiga tujuan inti yaitu

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

15

1) peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup

yang pokok; 2) peningkatan standar hidup; dan 3) perluasan pilihan-pilihan ekonomis

dan sosial. Disamping memiliki tujuan inti,pembangunan secara garis besar memiliki

indikator-indikator kunci yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

indikator ekonomi dan indikator sosial. Yang termasuk sebagai indikator ekonomi

adalah GNP per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan Purchasing

Power Parity, sedangkan yang termasuk indikator sosial adalah Human Development

Index (HDI) dan Physical Quality Life Index (PQLI) atau indeks mutu hidup (Kuncoro,

2006).

2.9 Pembangunan Ekonomi Daerah

Arsyad (2010) mengartikan pembangunan ekonomi daerah sebagai suatu

proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi dengan

wilayah tersebut.Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses, yaitu proses

yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembanguan industri-industri

alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan

jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan

pengembangan perusahaan-perusahaan baru (Arsyad, 2010).

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan

untuk memperbaiki penggunaan sumber-sumberdaya publik yang tersedia di daerah

tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai

sumberdaya-sumber daya swasta secara bertanggung jawab. Dalam pembangunan

ekonomi daerah diperlukan campur tangan pemerintah.

Apabila pembangunan daerah diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar

maka pembangunan dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh seluruh daerah secara

merata (Arsyad, 2010).

Menurut Arsyad (2010) keadaan sosial ekonomi yang berbeda disetiap daerah

akan membawa implikasi bahwa cakupan campur tangan pemerintah untuk tiap daerah

berbeda pula. Perbedaan tingkat pembangunan antar daerah, mengakibatkan perbedaan

tingkat kesejahteraan daerah. Ekspansi ekonomi suatu daerah akan mempunyai

pengaruh yang merugikan bagi daerah-daerah lain, karena tenaga kerja yang ada,

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

16

modal, perdagangan, akan pindah kedaerah yang melakukan ekspansi tersebut seperti

yang diungkapkan Myrdal (1957) dalam Jhingan (2010) mengenai dampak balik pada

suatu daerah.

Gambar 4 Kerangka Konseptual

Menurut Lazouria dan Soscia (2012) menyatakan bahwa smart economy

memiliki factor pendorong (penghambat) yaitu ada (tidaknya) inovasi, ada (tidaknya)

entrepreneurship, ada (tidaknya) economic images and trademarks, ada (tidaknya)

international embeddedness, ada (tidaknya) productivity, dan ada (tidaknya) Flexibility

of Labour Market.

Economic

Image

Trademarks

International

Embed Productivity

Entrepreneur Innovation

Flexibility of

Labour Market

Smart

Economy

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

17

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perekonomian kota Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui sudah sejauhmana teknologi informasi sudah diaplikasikan di

kota Tangerang Selatan.

3. Untuk mengetahui banyaknya pegawai swasta dan pemerintah yang mengerti

tentang pengoperasian teknologi informasi.

4. Untuk mengetahui banyaknya konsumen yang menggunakan teknologi informasi

dalam proses pemenuhan kebutuhan.

5. Untuk mengetahui banyaknya entrepreuner-entrepreneur di kota Tangerang Selatan

yang menggunakan teknologi informasinya.

6. Untuk mengetahui berapa banyak eksportir dan importir menggunakan teknologi

informasi dalam proses bisnisnya.

7. Untuk mengetahui peraturan dan prosedural pemda Tangsel terhadap inovasi

teknologi informasi yang berkontibusi terhadap perekonomian regional bruto.

8. Untuk mengetahui komponen smart economy di kota Tangerang Selatan.

9. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong Smart Economy.

10. Untuk mengetahui aplikasi Smart Economy cocok menjadi faktor pendorong Smart

City di kota Tangerang Selatan.

3.2 Manfaat Penelitian

Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat

terhadap:

1. Bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan masukan

kepada pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengambil kebijakan terkait

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

18

dengan inovasi, produktivitas dan lapangan kerja sehingga tercipta efektivitas dalam

membuat kebijakan.

2. Bagi Akademisi

Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan, referensi dan

menyajikan informasi mengenai analisis teknologi informasi terhadap pertumbuhan

ekonomi termasuk inovasi, kewirausahaan, lapangan kerja yang tersedia, ketetapan

internasional, dan merek dagang meningkatkan indikator smart economy.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan menambah wawasan dan memperluas

pengetahuan peneliti dalam riset ekonomi wilayah tentang indikator Smart Economy di

kota Tangerang Selatan.

4. Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

digunakan sebagai acuan dan dasar dalam penelitian selanjutnya.

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

19

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dinas-dinas yang terkait dengan Smart City yaitu

dinas komunikasi dan informasi dan Smart Economy yaitu dinas perindustrian dan

perdagangan, dinas koperasi dan umkm, dinas ketahanan pangan pertanian dan

perikanan, badan pengelolaan kekayaan dan asset daerah, badan pendapatan daerah kota

Tangerang Selatan yang merupakan salah satu Kota Provinsi Banten. Pemilihan kota

Tangerang Selatan dengan pertimbangan bahwa kota ini masih baru dan berkembang

dan penyumbang PDB terbesar di Banten. Salah satu penyumbang dalam Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tangerang Selatan adalah sektor tersier

khususnya jual beli, perbaikan motor dan mobil itu sendiri dan hasil dari penelitian ini

dapat digunakan sebagai informasi dan dapat diprioritaskan dalam perencanaan

pembangunan kususnya dalam menentukan kebijakan di Smart Economy kota

Tangerang Selatan sebagai salah salah satu indikator Smart City.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh melalui studi kepustakaan dan mencatat teori-teori dari buku-buku literatur,

bacaan-bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data instansi-

instansi pemerintahan seperti publisitas BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Tangerang

Selatan Kota Tangerang Selatan, serta instansi-instansi lain yang terkait juga

wawancara ke dinas-dinas terkait dan dengan pakar ahli terkait.

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

20

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang akan dilakukan pada kajian Smart Economy kota Tangerang

Selatan diawali dengan studi literatur untuk mengetahui indikator-indikator Smart

Economy. Setelah penentuan indikator dan tolak ukur untuk Smart Economy kota

Tangerang Selatan maka dilakukan survei data yang dibutuhkan, pengolahan data,

survey dan dilakukan analisa lalu disimpulkan kondisi saat ini baik tantangan maupun

hambatan. Setelah mengetahui kondisi tersebut maka akan dilakukan pendampingan

bagi kewirausahaan untuk berkembang di kota Tangerang selatan.

Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data penelitian yang

diperoleh dari data sekunder yang dibutuhkan (Bungin,2010). Penelitian ini berasal dari

Badan Pusat Setatistik (BPS). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu :

1. PDRB Kota Tangerang Selatan. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kota Tangerang Selatan.

2. Wawancara dengan KOMINFO TANGSEL sekaligus meminta road map smart city

kota Tangsel dan meminta peraturan-peraturan pendukung smart city di kota

Tangerang Selatan

3. Melampirkan surat permohonan data kepada beberapa dinas.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan komparatif dan kompetitif penyebab dan dampak

dari diagram fishbone:

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

21

1. Data dianalisis dengan pertanyaan penelitian yang relevan dengan smart

economy di kota Tangerang selatan.

2. Melakukan pengamatan pendahuluan dimana dalam proses tersebut dilakukan

penggalian data melalui studi pustaka untuk menyusun pedoman wawancara

yang akan digunakan sebagai salah satu alat penggali data dari narasumber

yang berwenang.

3.5 Pengujian Kredibilitas Data

Untuk pengujian keabsahan data yang dilakukan melalui pendekatan penelitian

kualitatif dilakukan empat uji yaitu uji kredibilitas Data, Uji Transferability, Uji

Dependability,dan Uji Confirmability.

1. Uji kredibilitas data dilakukan dengan melibatkan empat komponen, yaitu:

a. Perpanjangan pengamatan

b. Peningkatan ketekunan, dilakukan dengan membekali diri

dengan membaca berbagai literatur.

c. Melakukan triangulasi, sumber, waktu dan teknik

d. Diskusi dengan teman

2. Uji Transferability dilakukan dengan berusaha membuat laporan penelitian

ini dengan rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, agar setiap pembaca

dapat memutuskan penelitian ini apakah baik atau tidak menjadi dasar

penelitian untuk mereka.

3. Uji depandability dan uji confirmability dilakukan secara bersama sama

dengan melaporkan jejak langkah aktivitas kepada pembimbing penelitian ini.

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

22

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

5.1 Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Table 2 Pertumbuhan Ekonomi

Components 2012 2013 2014 2015* 2016**

Indonesia 6,03 5,58 5,02 4,88 5,02

Banten 6,803 6,67 5,51 5,40 5,26

Tangerang Selatan 8,66 8,75 8,05 7,20 6,98

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan [19]

*angka permanen

**angka sementara

Tabel 2 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012, 2013, 2014,

2015 dan 2016 adalah 6,03%, 5,58%, 5,02%, 4,88%, dan 5,02%. Pertumbuhan ekonomi Banten

6,803%, 6,67%, 5,51%, 5,40%, dan 5,26%. Pertumbuhan ekonomi Tangerang Selatan 8,66%,

8,75%, 8,05%, 7,20%, dan 6,98%. Pertumbuhan ekonomi di Tangerang Selatan adalah yang

terbesar dibandingkan Indonesia dan Banten dalam periode 2012 sampai 2016. Walaupun terlihat

pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan namun tingkat pertumbuhan masih di atas lima

persen.

Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan

Komponen PDRB Berdasarkan pada Pengeluaran (Jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013

Konsumsi Rumah Tangga 27436459.85 28843278.33 30741517.59 32375298.68

Konsumsi Lembaga Swasta

Nirlaba 70570.64 76268.24 80015.13 87623.21

Konsumsi Pemerintah 643174.14 689808.27 699016.06 721940.67

Pembentukan Modal Tetap

Bruto 14128123.08 15359536.36 15937570.7 16644710.09

Perubahan Inventori 1900153.7 1794252.53 2311528.68 2287332.15

Ekspor 20782871.46 22037898.08 22437890.35 22351580.25

Impor 34436037.97 35586219.07 36115729.83 35181169.8

PDRB 30525314.92 33214822.74 36091808.68 39251537.48

Source: BPS Kota Tangerang Selatan[18]

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

23

Lanjutan Tabel 3 PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kota Tangerang Selatan

Komponen

PDRB Berdasarkan Pengeluaran (Jutaan

Rupiah)

2014 2015 2016

Konsumsi Rumah Tangga 34007214.34 35667902.58 37485622.07

Konsumsi Lembaga Swasta

Nirlaba 99877.13 103331.66 106082.85

Konsumsi Pemerintah 720750.61 755445.72 802054.72

Pembentukan Modal Tetap

Bruto 17530641.24 17637358.8 18343476.41

Perubahan Inventori 2017657.01 979682.43 29417.68

Ekspor 24189342.89 26954584.14 28773459.66

Impor 36154016.06 36633102.64 36902728.66

PDRB 42411467.14 45465202.69 48637384.73

Source: BPS Kota Tangerang Selatan [38]

Di kota Tangerang Selatan komponen PDRB adalah pengeluaran rumah tangga, pengeluaran

lembaga non-profit, pengeluaran pemerintah, penyertaan modal tetap kotor, perubahan persediaan

barang dagang, ekspor dan impor dari 2010 ke 2016. Konsumsi Rumah tangga adalah sebesar

27.436.459,85, 28.843.275,33, 30.741.517,59, 32.375.298,68, 34.007.214,34, 35.667.902,58 , dan

37.485.622,07. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba adalah sebesar 70.570,64, 76.268,24,

80.015,13, 87.623,21, 99.877,13, 103.331,66, dan 106.082,85. Konsumsi pemerintah adalah

sebesar 643.174,14, 689.808,27, 699.016,06, 721.940,67, 720.750,61, 755.445,72 dan 802.054,72.

Pembentukan modal tetap bruto adalah sebesar 14.128.123,08, 15.359.536,36, 15.937.570,7,

17.530.641,24, 17.637.358,8, dan 18.343.476,41. Perubahan inventori adalah sebesar 1.900.153,7,

1.784.252,53, 2.311.528,68, 2.287.332,15, 2.017.657, 979.682,43, dan 29.417,68. Ekspor adalah

sebesar 20.782.871,46, 22.037.898,08, 22.437.890,35, 223.515.80,25, 24.189.342,89,

26.954.584,14, dan 28.773.459,66. Impor adalah sebesar 34.436.037,97, 35.586.219,07,

36.115.729,83, 35.181.169,8, 36.154.016,06, 36.633.102,64 dan 36.902.728,66. PDRB adalah

sebesar 30.525.314,92, 33.214.822,74, 36.091.808,68, 39.251.537,48, 42.411.467,14,

45.465.202,69, dan 48.637.384,73. Konsumsi Pengeluaran rumah tangga adalah penyumbang

terbesar di PDRB dan impor memiliki jumlah yang lebih besar daripada ekspor dan mengurangi

PDRB. Ini menandakan bahwa warga tangsel lebih ke arah konsumtif dibandingkan produktif.

Table 4 Jumlah Populasi Kota Tangerang Selatan

Kecamatan Populasi (Orang)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Setu 66667 69391 72170 75002 77881 80811 83777

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

24

Serpong 138177 144378 150736 157252 163915 170731 177677

Pamulang 287955 296915 305909 314931 323957 332984 341967

Ciputat 193369 199807 206293 212824 219384 225974 232559

Ciputat

Timur 179792 184391 188957 193484 197960 202386 206729

Pondok

Aren 305073 316988 329103 341416 353904 366568 379354

Serpong

Utara 127471 134232 141237 148494 155998 163755 171749

South

Tangerang

City

1298504 1346102 1394405 1443403 1492999 1543209 1593812

Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan

Tabel 4 menunjukkan jumlah populasi perkecamatan dari tahun 2010 ke 2016. Populasi Setu

adalah sebesar 66.667 orang, 69.391 orang, 72.170 orang, 75.002 orang, 77.881 orang, 80.811

orang dan 83.777 orang. Populasi Serpong adalah sebesar 138.177 orang, 144.378 orang, 150.736

orang, 157.252 orang, 163.915 orang, 170.731 orang, 177.677 orang. Populasi Pamulang adalah

sebesar 287.955 orang, 296.915 orang, 305.909 orang, 314.931 orang, 323.957 orang, 332.984

orang, dan 341.967 orang. Populasi Ciputat adalah sebesar 193.369 orang, 199.807 orang, 206.293

orang, 212.824 orang, 219.284, 225.974 orang dan 232.559 orang. Populasi Ciputat Timur adalah

sebesar 179.792 orang, 184.391 orang, 188.957 orang, 193.484 orang, 197.960 orang, 202.386

orang, dan 206.729 orang. Populasi Pondok Aren adalah sebesar 305.073 orang, 316.988 orang,

329.103 orang, 341.416 orang, 353.904 orang, 366.568 orang, dan 379.354 orang. Populasi

Serpong Utara adalah sebesar 127.471 orang, 134.232 orang, 141.237 orang, 148.494 orang,

155.998 orang, 163.755 orang, dan 171.749 orang. Populasi Kota Tangerang Selatan meningkat

terus menerus dari 2010 sebesar 1.298.504 orang ke 2016 1.593.812 orang.

Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan

Dalam Jutaan Rupiah

2010 2011 2012 2013

PDRB 30525314.9 33214822.7 36091808.7 39251537.5

Jumlah Populasi 1298504 1346102 1394405 1443403

PDRB/Jumlah populasi 23.5080638 24.6748187 25.8833041 27.193748

Sumber: Diolah Sendiri [39-47]

Lanjutan Tabel 5 Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang Selatan

Dalam Jutaan Rupiah

Komponen 2014 2015 2016

PDRB 42411467.1 45465202.7 48637384.7

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

25

Total Populasi Kota

Tangerang Selatan 1492999 1543209 1593812

PDRB/Total Populasi 28.4068959 29.4614681 30.5163876

Sumber: Diolah Sendiri

Tabel 5 menunjukkan pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016

pembangunan ekonomi adalah sebesar 23,5; 24,67; 25,88; 27,19; 28,4; 29,46; dan 30,5. Tangerang

Selatan mengalami peningkatan pembangunan ekonomi dari tahun 2010 sampai 2016. Ini

menunjukkan peningkatan populasi diiringi dengan pembangunan ekonomi.

Table 6 Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang

Selatan Banten

Kabupaten/Kota Indeks Pembangunan Manusia

2011 2012 2013 2014 2015

Kabupaten Pandeglang 59.92 60.48 61.35 62.06 62.72

Kabupaten Lebak 59.82 60.22 61.13 61.64 62.03

Kabupaten Tangerang 68.45 68.83 69.28 69.57 70.05

Kabupaten Serang 61.97 62.97 63.57 63.97 64.61

Kota Tangerang 74.15 74.57 75.04 75.87 76.08

Kota Cilegon 69.26 70.07 70.99 71.57 71.81

Kota Serang 68.69 69.43 69.69 70.26 70.51

Kota Tangerang Selatan 76.99 77.68 78.65 79.17 79.38

Provinsi Banten 68.22 68.92 69.47 69.89 70.27

Sumber: BPS Tangsel

Tabel 6 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia Kota dan Kabupaten di Kota Tangerang

Selatan bahwa kota Tangerang Selatan memiliki IPM tertinggi diantara kota dan kabupaten di

Banten.

5.2 Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kota Tangerang Selatan

Table 7 Pelayanan TIK Kondisi Sekarang dan Sektor

Sektor Kondisi Sekarang

Pelayanan TIK Pelayanan TIK di Kota Tangerang Selatan masih baru

dalam proses urusan pemerintah. Pelayanannya masih

belun terintegrasi dan memiliki koneksi yang bagus.

Aplikasi ini memiliki dua pengembangan yaitu satu

untuk OPD dan satu untuk pemerintah pusat.

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

26

Infrastruktur TIK Infrasruktur jaringan TIK di Kota Tangerang Selatan

disediakan oleh BPTI (Badan Pengelola Teknologi

Informasi),Banyak dari OPD sampai kecamatan

memiliki internet yang bagus, namun jaringan tidak

dapat dipercaya karena tidak tetap. Tambahan, OPD

menggunakan jaringan sendiri untuk menyelesaikan

pekerjaan mereka. Tidak semua akses disediakan

untuk operasional warga sehingga warga harus

menyediakan internetnya sendiri.

TIKnya Pemerintah Ada dua lembaga yang menangani TIK Kota

Tangerang Selatan yaitu dinas Kominfo dan BPTI.

Percepatan tim TIK mendukung koordinasi diantara

perkembangan TI di Kota Tangerang Selatan.

Kebijakan yang dijalankan adalah PerWal No. 6

tahun 2014.

Sumber: Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota Tangerang Selatan[36]

5.3 Jumlah Pegawai Pemerintah dan Swasta yang dapat Mengoperasikan TIK

Data di kota Tangerang Selatan masih belum terintegrasi

5.4 Jumlah Konsumen menggunakan TIK

Table 8 Persentase dari Anggota Rumah Tangga di atas Lima Tahun Berdasarkan Karakter

dan Penggunaan TIK Tiga Bulan Terakhir 2017

Karakter Menggunakan

Hand Phone /

Wireless

Memiliki Hand

Phone / Wireless

Menggunakan

Computer ( PC/

Desktop,

Laptop/Notebook,

Tablet)

Mengakses

Internet (Include

Facebook,

Twitter, BBM,

Whatsaap)

(1) (2) (3) (4) (5)

Gender

Laki-laki

Wanita

84,99

80,60

80,25

76,14

45,19

37,31

70,17

63,47

Quintile Expenditure

Quintile1

Quintile 2

Quintile 3

65,10

80,62

83,22

61,70

71,73

78,45

16,19

25,36

33,42

42,14

60,67

66,24

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

27

Quintile 4

Quintile 5

91,03

93,52

87,84

90,71

56,12

74,52

77,44

86,91

Pendidikan

Tidak pernah

sekolah atau

yang sama

SD atau

Sederajat

SLTP atau

Sederajat

SLTA atau

diatasnya

44,44

75,17

89,36

97,38

28,95

70,23

86,05

96,66

17,95

28,53

27,96

56,28

27,62

48,59

60,13

87,41

Sumber: BPS Kota Tangerang Selatan [39]

Pada table 8 terlihat bahwa pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terbesar

adalah pada Laki laki, pengeluaran di quintile 5 dan pendidikan di tas SLTA.

5.5 Eksportir dan Importir yang Menggunakan TIK

Data untuk eksportir dan Importir belum terintegrasi

5.6 Peraturan untuk Mendukung Smart Economy dengan TIK

Peraturan-peraturan yang mendukung smart economy:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

6. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang E-Government;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41 Tahun 2011 tentang

Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;

8. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri;

10. Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2009;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar Akuntansi

Pemerintah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

Daerah;

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

28

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005 – 2025;

17. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Provinsi Banten

Tahun 2011 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor

0211)

18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2031 (Lembaran

Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2012 Nomor 01, Tambahan Lembaran

Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0112);

5.7 Indikator Smart Economy untuk Kota Tangerang Selatan

1. Innovation Spirit

Table 9 Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors

Tahun Tingkat Pekerja di Knowledge Intensive Sectors

2010

2011

2012

2013

2014

2015

4,4%

7,4%

4,44

20%

30,9%

83%

Source: South Tangerang City in Number 2010-2015 [40-47]

Jiwa inovasi jika dilihat dari knowledge intensive sectors, sektor yang bergerak dibidang

konsultansi, dari 2010 sampai 2015 adalah 4,4%, 7,4%, 4,44%, 20%, 30,9%, dan 83%. Terlihat

besarnya jiwa inovasi di tahun 2014 namun terlihat berubah karena diiringi oleh perubahan

penulisan pada BPS Tangerang Selatan.

2. Entrepreneurship

Table 10 Jumlah UMKM 2017

No Kecamatan UMKM Mikro UMKM Kecil UMKM Menengah Total

1 Ciputat Timur 2127 1064 719 3910

2 Ciputat 2471 1007 687 4165

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

29

3 Pamulang 1330 889 640 2859

4 Pondok Aren 3622 829 570 5021

5 Setu 1347 209 106 1662

6 Serpong 1262 1438 858 3558

7 Serpong Utara 3146 1089 590 4825

Total 15305 6525 4170 26000

Source: Dinas Koperasi dan UMKM [2]

Table 11 Jumlah UMKM 2015

Jenis UMKM Kecamatan

Jumla

h CIPTI

M

CIPUTA

T

PML

G

PD

AREN

SET

U

SR

P

SERU

T

Accessories 85 49 47 63 20 167 48 479

Fashion 79 70 66 152 36 291 45 739

Furniture 29 41 24 120 15 59 34 322

Service 324 210 195 367 164 534 431 2225

Counter/Hand

Phone 197 80 140 131 62 174 139

923

Konveksi 34 28 47 214 18 43 33 417

Creatif 29 18 58 47 13 59 52 276

Culinary 1213 871 818 988 455 200

2 1150

7497

Fishery 10 14 20 49 9 37 27 166

Agriculture 8 14 77 89 18 52 29 287

Restaurant 102 61 25 117 31 135 100 571

Nine Basic Needs

Shop 119 288 67 360 136 657 330

1957

Shops 596 538 642 826 275 966 852 4695

Others 11 2 12 40 1 46 5 117

Total of SME

2836 2284 2238 3563 1253 522

2 3275 20671

2836 2284 2238 3563 1253 522

2 3275 20671

Source: Dinas Koperasi dan UMKM [2]

Table 12 Perubahan Jumlah dari Kewirausahaan

No. Kecamatan 2015 2017 Perubahan

1. Ciputat Timur 2836 3910 1704

2. Ciputat 2284 4165 1881

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

30

3. Pamulang 2238 2859 621

4. Pondok Aren 3563 5021 1458

5. Setu 1253 1662 409

6. Serpong 5222 3558 -1604

7. Serpong Utara 3275 4825 1550

Total 6019

Sumber: Diolah Sendiri

Tabel 12 menunjukkan di Ciputat Timur bertambah 1.704 kewirausahaan; Ciputat bertambah

1.881 wirausaha; Pamulang bertambah 62 wirausaha; Pondok Aren bertambah 1.458 wirausaha;

Setu meningkat 409; Serpong menurun sebesar 1.604; dan Serpong Utara telah tumbuh sebesar

1.550 wirausaha.

Table 13 Data Industri Kecil Menengah per Kecamatan 2017

DISTRICT DATA SMALL MEDIUM

INDUSTRY PER DISTRICTS

Serpong 234

Pondok Aren 602

Pamulang 28

Ciputat Timur 278

Ciputat 59

Serpong Utara 406

Setu 100

Sumber: http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017[33]

Table 14 Type of Small Medium Industry per Task

JENIS TYPE OF SMALL MEDIUM

INDUSTRY

Workshop 55

Smithy 87

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

31

JENIS TYPE OF SMALL MEDIUM

INDUSTRY

Furniture 209

Service 112

Crafting 13

The Basic Chemical 4

Convection 276

The Basic Metal 9

Food 884

Printing 22

Trading 34

Ranch 1

Property 1

Sumber: http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017 [33]

Kecamatan yang memiliki industry kecil menengah dari yang jumlahnya terbesar sampai yang

kecil yaitu Pondok Aren, Serpong Utara, Ciputat Timur, Serpong, Setu, Ciputat dan Pamulang.

Perubahan yang terbesar. Perubahan terbesar dati jenis usaha dari industry kecil menengah adalah

makanan, konveksi, furniture, jasa, tukang las, perdagangan, percetakan, kerajinan, kimia dasar,

dan property.

3. Economic Image and Trademarks

Economic Image and Trademarks di Kota Tangerang Selatan adalah dodol cilenggang, krupuk

jengkol, Krupuk RHR, sagon bakar, bir peletok, bunga anggrek, batik Kota Tangerang Selatan, and

kacang kranggan.

4. Produktivitas

Table 15 PDRB per Pekerja

Dalam Jutaan Rupiah

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

32

Komponen 2011 2012 2013 2014 2015

PDRB 33214822.7 36091808.7 39251537.5 42411467.1 45465202.7

Pekerja 587163 587131 620627 656498 643694

PDRB/ Pekerja 56.568317 61.4714752 63.2449724 64.6025839 70.6317018

Sumber: Hasil Sendiri

Produktivitas Kota Tangerang Selatan di 2011 biasa saja tetapi dari 2011 sampai dengan 2015

Kota Tangerang Selatan berhasil meningkatkan produktivitasnya sebesar 56,5; 61,4; 63,2; 64,6;

dan 70,6.

5. Fleksibilitas Pasar Pekerja

Tabel 16 Proporsi Pegawai Lepas

Tahun Jumlah Pegawai Lepas Proporsi pegawai Lepas

2010 7.996 1,43%

2011 15.187 2,59%

2012 9.530 1,62%

2013 5.351 0,86%

2014 98.907 15,06%

2015 61.420 9,51%

Sumber : Hasil Sendiri [40-47]

Tabel 16 terlihat bahwa jumlah pegawai lepas dari angkatan pekerja dari 2010 – 2015 sebesar

1,43%, 2,59%, 1,62%, 0,86%, 15,06%, dan 9,51%. Pegawai di kota Tangerang Selatan sangat

sedikit yang merupakan pegawai lepas.

Table 17 Indikator Pekerja Kota Tangerang Selatan

Indikator Pekerja 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Penduduk Usia Kerja 957.896 984.101 1.070.776 1.118.827 1.160.021

-Angkatan Kerja 667.098 638.659 650.259 705.312 685.752

a. Pekerja 587.163 587.131 620.627 656.498 643.694

b. Pengangguran 79.935 51.528 29.632 48.823 42.058

- Bukan Angkatan Kerja 290.798 345.442 420.517 413.506 474.269

TKK (%) 88,02 91,93 95,44 93,08 93,86

TPT (%) 11,98 8,07 4,56 6,92 6,13

TPAK (%) 69,64 64,90 60,73 63,04 59,12

Sumber: Potensi Ekonomi Analisis Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 Hal 5 [38]

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

33

Fleksibilitas dan pengangguran di Kota Tangerang Selatan sama sama rendah. Untuk

pengangguran rendah sangat baik tetapi lebih banyak yang bukan wirausahawan.

6. International Embedded

Table 18 Perusahaan yang Menerbitkan Saham di Kota Tangerang Selatan

No. Company Type of Activity Business Address

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

PT. Petrosea Tbk.

Kantor P2T PT.

Bumi Serpong

Damai

PT. Jaya Real

property Tbk.

PT.Akasha Wira

International Tbk

Pabrik Kertas

Tjiwi Kimia Tbk

PT. Asuransi

Ramayana Tbk

PT. Tjiwi Kimia

Tbk.

PT. BFI Finance

Indonesia Tbk

PT. Indah Kiat

Pulp & Paper Tbk

PT.

Telekomunikasi

Indonesia Tbk

PT. Asuransi

Ramayana Tbk

PT. CSA Tbk

PT. Bintraco

Dharma

PT. Tiga Raksa

Kantor Perusahaan

Kantor Perusahaan

Konsultan Perumahan Elit

Kantor Perusahaan

Toko ATK

Kantor Perusahaan

Pabrik

Perencanaan Keuangan

Pabrik

Perusahaan Telepon

Agen Asuransi

Kantor Perusahaan

Kantor Perusahaan

Jl. Al-Hidayah No.44 , Pondok

Jaya, Pondok Aren

Jl. Griya Loka Raya Block D1

No.2

Boulevard Bintaro Jaya Block

B7/C2 No. 1, Pondok Jaya,

Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Graha Telecommunication

Building, Pahlawan Seribu

Street

Kota Tangerang Selatan

Jl. Rempoa No.32

Kota Tangerang Selatan

Sunburst CBD Lot II No.3, BSD

city Kota Tangerang Selatan

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

34

15.

16.

Satria Tbk

PT. Asuransi Jasa

Tania Tbk

PT. Elnusa Tbk

Insurance Agency

Kantor Perusahaan

Penyedia Alat-ALat Industri

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan

Sumber: Diolah Sendiri

Internasional embedded di Kota Tangerang Selatan tidak bisa diteliti karena dinas

pariwisata tidak dimasukkan ke dalam smart economy tangsel, selain itu perusahaan yang

menerbitkan saham di BEI yang berlokasi di Tangerang Selatan sangat sedikit.

7. Kendala dan Non-kendala Smart Economy

Table 19 Kendala dan Non-Kendala Smart Economy

Barriers Boosters

1. Kurangnya perusahaan yang menerbitkan

saham

2. Tidak ada lapangan udara

3. Rendahnya hak paten per penduduk

4. Rendahnya proporsi pekerja paruh waktu

dan pekerja sendiri

5. Image economic and Trademarks sangat

jarang karena hanya krupuk jengkol yang

disukai di luar negeri.

1. Banyak bisnis baru teregistrasi

2. Pengangguran sangat rendah

3. Pertumbuhan produktivitas bagus

4. Sedikitnya pegawai lepas di Kota

Tangerang Selatan

5. Sudah mulai besarnya jiwa inovasi di Kota

Tangeran Selatan tahun 2014 ke atas.

Sumber: Diolah Sendiri

5.8 Inisiasi Smart Economy berdasarkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah)

Smart economy di kota Tangerang Selatan dibagi atas lima OPD yaitu, Badan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Badan Pendapatan Daerah, Dinas

Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, dan

Dinas Industri dan Perdagangan.

Tabel 20 Inisiasi Smart Economy bedasarkan OPD

Indikator

Organisasi

Perangkat Daerah Usulan Inisiatif 2017 2018 2019 2020 2021

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

35

Smart

Economy

Badan

Pengelolaan

Keuangan dan

Aset Daerah

Kota Tangerang

Selatan

belum melaporkan inisiatif ke

Kominfo Tangsel

Dinas Ketahanan

Pangan,

Pertanian dan

Perikanan Kota

Tangerang

Selatan

belum melaporkan inisiatif ke

Kominfo Tangsel

Badan

Pendapatan

Daerah

Koneksi PBB

Aplikasi Masyarakat Mandiri

Pemetaan Lokasi Objek PBB

(AMMPLOP)

Elektronik Air Bawah Tanah (e-

ABT)

Integrasi Pajak Reklame dengan

SIMPONIE DPMPTSP

Sistem Informasi Pengendalian

Pemeriksaan Pajak (SIPPP)

Pengembangan Sistem Monitoring

Omset (Simonet)

Pengembangan Executive

Information Sistem (EIS)

Proses Balik Nama SPPT PBB

Otomatis (PRAKMATIS)

Dinas Koperasi

dan UMKM

Pengembangan dan Pemetaan

Koperasi dan UMKM

Pemetaan Destinasi Kuliner

Pengembangan dan Pembinaan

Produk Unggulan UMKM

(Branding)

Pengembangan Usaha On Line

Pembangunan Gedung Inovasi

Center

Pengembangan Kapasitas SDM dan

Koperasi UMKM

Pembangunan Galeri Kecamatan

Penataan Pedagang Kaki Lima

Pengembangan Portal UMKM

Pengembangan dan Updating

Sistem Data Base (SIDATUK)

Fasilitasi Pengembangan

Permodalan Bagi KUMKM

Revitalisasi SERBUK

Peningkatan Kualitas Daya Saing

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

36

Peningkatan Pengembangan

Ekonomi Kretif Koperasi dan

UMKM

Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

Sistem informasi pasar dan sistem

pengawasan harga pasar (harga

sembako online)

Revitalisasi pasar tradisional

Pengembangan kawasan

perdagangan tradisional

Sistem pemetaan industri dan

pariwisat Kota Tangerang Selatan

Pemetaan potensi industri dan

pariwisata Tangerang Selatan

Transparansi dan pengembangan

sistem perizinanindustri satu atap

berbasis online

Pengembangan industri kreatif dan

produk unggulan

Pengembangan industri kecil dan

menengah Sumber: Executive Summary Planning Smart City 2018-2022

Persiapan, Perencanaan Pembangunan

Implementasi Awal

Implementasi Lanjutan (Perluasan dan

Pengembangan)

5.9 OPD SMART ECONOMY

1. Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DK3P) [10]

a. Jumlah Karyawan 93 orang dan dapat menggunakan IT

b. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy pada

DK3P dengan mengaktifkan website resmi agar informasi dapat dikonsumsi

oleh warga. Tambahan, DK3P juga menggunakan social media seperti

instagram (IG= dkp3tangsel) untuk pengumuman informasi DK3P yang

akan dengan mudah dilihat oleh masyarakat.

c. Aplikasi whatsap digunakan untuk menyampaikan undangan dan email

untuk mengirimkan data melalui lembaga untuk mengurangi tinta, kertas

dan listrik.

d. Smart economy masih kurang dikoordinaikan sehingga pengimplementasian

smart economy tidak maksimal.

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

37

e. Sedang merencanakan SILAPOR yang memiliki fungsi untuk mendukung

karyawan untuk melaporkan aktivitas mereka di lapangan.

2. Dinas Industri dan Perdagangan[18]

a. Industri Kecil dan Menengah di Kota Tangerang Selatan adalah 1.707

b. 43 produk sudah dipaten kan di tahun 2018

c. Sudah ada perusahaan yang list di BEI di Kota Tangerang Selatan

d. Terdapat 41 unit hardware yang ditempatkan.

e. Jumlah pegawai 132 orang dan hanya 13 yang mendukung IT

f. Smart Economy kurang diimplementasikan

3. Badan Pendapatan Daerah

a. Semua pembayaran sudah online

b. Jumlah total 135 orang dan hanya 10 yang mendukung TIK

c. Jumlah wajib pajak yang sudah membayar online adalah sebagai berikut:

Table 21 BPHTB Sudah Online

Tahun Jumlah

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

15.086

17.889

18.009

18.811

23.637

21.210

24.520

10.085

Sumber: BAPENDA[6]

SMS GATEWAY

Mulai January 1st 2018 28.133 sudah berhasil

Tabel 22 E-Formulir Pajak (E_SPPT)

Tahun Registrasi Jumlah

2014

2015

2016

2017

1

115

265

564

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

38

2018 514

Sumber: BAPENDA[6]

Tabel 23 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online

No Districts Hotel Restauran Hiburan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

OUT TOWN(00)

SERPONG (01)

SERPONG UTARA (02)

PONDOK AREN (03)

CIPUTAT (04)

CIPUTAT TIMUR (05)

PAMULANG (06)

SETU (07)

0

22

9

8

4

3

0

0

1

262

300

350

33

46

62

7

16

55

75

32

10

2

14

1

JUMLAH 46 1.061 205

Sumber: Regional Revenue Agency [6]

Lanjutan Tabel 24 NON-BPHTB Sudah Dibayar Online

No Kecamatan Reklame Parkir Air Tanah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

OUT TOWN(00)

SERPONG (01)

SERPONG UTARA (02)

PONDOK AREN (03)

CIPUTAT (04)

CIPUTAT TIMUR (05)

PAMULANG (06)

SETU (07)

1.814

481

663

431

163

161

208

62

2

58

59

55

19

14

21

1

0

92

153

133

76

50

69

27

JUMLAH 3.983 229 600

Sumber: Regional Revenue Agency[6]

4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD)

a. Jumlah karyawan di kota Tangerang Selatan 108 orang

b. Jumlah karyawan yang dapat memahami TIK sebanyak 95 orang

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

39

c. Perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy di

BPKAD sekarang ini adalah menyusun e-budgeting akan

mengimplementasikan ARKA (Asisten Rencana Kerja Anggaran) dan

verifikasi DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran).

d. Aplikasi smart economy yang diaplikasikan di BPKAD adalah:

i. Sudah teraplikasinya dua aplikasi system informasi administrasi

kekayaan daerah (SIAP BMD), yaitu distribusi BMD dan pelaporan,

penganggaran, aplikasi system informasi perencanaan manajemen

(SIMRAL).

ii. Sudah terintegrasinya e-planning, e-budgeting, dan e-reporting di

aplikasi pembagian SIMRAL

iii. Sudah ada aplikasi transaksi non cash untuk pembayaran gaji dan

pembayaran pihak ketiga.

iv. Sudah diimplementasi surat pencairan dana (SP2D) online untuk

kemudahan pendanaan OPD.

e. Hambatan smart economy di BPKAD adalah jaringan yang tidak stabil,

namun dinas kominfo dengan cepat memperbaikinya.

5. Dinas Koperasi dan UMKM [2]

a. Jumlah pegawai 34 orang dan hanya 7 orang yang mengerti IT.

b. Sudah terdaftar 516 koperasi yang sudah berbadan hukum yang sudah

didaftarkan secara online data system Kementrian Koperasi dan UMKM.

Bantuan yang belum berbadan hukum untuk bisnis mikro pemula, kecil dan

menengah sudah divalidasi oleh Koperasi dan UMKM tingkat Provinsi

telah dilengkapi dengan formal hukum seperti sertifikat dan standard

UMKM seperti PIRT (dinkes), Halal Food MUI Provinsi, kota/kabupaten

dengan laboratorium kesehatan daerah (labkesda), MD untuk daging dan

ikan, expired date (labkesda), HAKI di dinas perindustrian dan perdagangan

(35 produk yang sudah teregistrasi). Untuk setiap UMKM memiliki proses

produksi yang berbeda-beda, alat pendukung produksi, marketing promosi,

jaringan bisnis, akses ke modal, dan sumber produksi. Untuk menyelesaikan

masalah mereka maka harus dipisahkan menjadi beberapa grup. Teknologi

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

40

Pusat teknologi inkubasi bisnis merancang proses ke pengepakan dan

melampirkan experiment.

c. Di 2016, OPD di Kota Tangerang Selatan membawa Krupuk RHR ke

Bremen, Jerman dan Krupuk Jengkol. Krupuk jengkol menjadi sangat

favorit di Jerman. Di. 2015, Indopacific di Sagon, China, sagon bakar,

dodol Cilenggang, dan kacang kranggan dipamerkan namun orang tidak

menyukainya.

d. Ada asistensi pembimbing teknologi antara 30 dan 50 UMKM.

e. Aplikasi smart economy yang telah dijalankan oleh Dinas Koperasi dan

UMKM di Kota Tangerang Selatan, adalah SIDAKU (Sistem Administrasi

Koperasi Data UMKM) yang dibuat Dinas Koperasi dan UMKM dan

Sistem Manajemen Rencana, Anggaran, dan Laporan. Beberapa program

dapat menyelesaikan masalah yaitu Koperasi SERBUK, SATU KOPERASI

SERIBU dimana setiap anggota memiliki masing-masing bisnis, Koperasi

MAESTRO sudah membuat air mineral, Sudah ada koperasi yang punya

system adminstrasi karyawan.

5.10 Inovasi Smart Economy di Kota Tangerang Selatan

Dimensi ketiga dalam Smart City adalah smart economy atau tata kelola perekonomian yang

pintar.Smart economy dalam dalam Smart City dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem

perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi yang disruptif dan

menuntut tingkat adaptasi yang cepat seperti saat ini.

Sasaran dari dimensi smart economy di dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem yang

mendukung aktifitas ekonomi masyakat yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan daerah yang

adaptif terhadap perubahan yang terjadi di era informasi saat ini, serta meningkatkan financial

literacy masyarakat melalui berbagai program diantaranya mewujudkan less-cash society. Sasaran

tersebut diwujudkan dengan mengembankan tiga elemen dalam smart economy, yaitu ekosistem

industri, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ekosistem transaksi keuangan. Inisiatif

pembangunan Smart Economy dilakukan pada beberapa indikator sebagai berikut:

a. Membangun ekosistem industry yang berdaya saing (industry)

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

41

Membangun daya saing industri daerah pada leading sector industri tertentu

yang terintegrasi antara industri primer (misalnya pertanian, perikanan,

peternakan dan lainlain), industri sekunder (misalnya manufaktur,

pengolahan, packaging dan lain-lain), dan industri tersier (misalnya pasar

produk daerah).

b. Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat (Welfare)

Mengembangkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pendapatan rumah tangga (income)− Program peningkatan

penyerapan angkatan kerja (employment)

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat (empowerment).

c. Membangun Ekosistem Transaksi Keuangan (Transaction)

Membangun ekosistem transaksi keuangan digital untuk menjamin kelancaran

pembayaran menuju masyarakat yang less cash Mewujudkan masyarakat

yang bankable dan memiliki akses terhadap permodalan

Mewujudkan ekosistem ekonomi digital dengan mendorong industri e-

commerce dan market place.

Nama Singkat

Pengembangan Kampung Industri Kecil Konveksi di Kelurahan Jurang mangu Barat, Jurangmangu

Timur Kecamatan Pondok Aren

Deskripsi

Terdapat 150 Rumah Tanga Industri Kecil Konveksi (Celana Hawai), telah menembus pasar tanah

abang, cipulir, sumatera, Kalimantan, jabodetabek dimana proses produksi dan pemasaran sangat

sederhana, perlu penataan/ pembinaan dari segi desain produksi, ketersediaan bahan baku dari

tangan pertama (sekarang tangan keempat) serta permodalan dan sistim penjualan hasil produks

Manfaat dari Inovasi

1. Tertatanya lokasi Kampung Konveksi

2. Produksi tidak hanya menghasilkan celana hawai, tetapi terdapat di verifikasi produksi,

Contoh: Baju Sekolah SD, SMP, SMA dan pakaian muslim

3. Nilai jual produk meningkat

4. Mengurangi angka pengangguran khususnya di bidang konveksi

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

42

5. Menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan

Keunikan/Kreativitas dari Inovasi

Konveksi sudah berdiri dari berpuluh-puluh tahun yang lalu, sudah menjadi mata pencaharian di

Kampung Konveksi, dan pasar penjualan (Jabodetabek, Sumatera, dan Kalimantan)

Kemitraan

1. OPD terkait

2. Perbankan

3. Kementrian Perindustrian RI

4. Koperasi

Potensi Pengembangan Inovasi

1. Penataan kampung sehingga ramah lingkungan

2. Penataan ruang produksi

3. Ketesediaan bahan baku langsung ke sumbernya (sekarang tangan ke 4)

Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi

1. Perlu peran dari pemerintah diantaranya dari OPD terkait

2. Sumber daya masyarakat

Sumber daya yang digunakan

1. APBD Kota Tangerang Selatan (OPD Terkait)

2. Sumber Daya Masyarakat Kampung Konveksi

Analisis Resiko

1. Pemahaman masyarakat

2. Ketersediaan bahan baku (sekarang dari tangan ke 4)

3. Sumber Daya Manusia yang terampil dalam bidang jahit menjahit

Nama Singkat

Pengembangan Kampung Pariwisata Industri di Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu

Deskripsi Singkat Inovasi

Terdapat 107 Rumah Tangga yang memproduksi makanan ringan, kacang sangarai, rengginang,

kripik singkong, kripik pisang dll. Pariwisata Kranggan masih asri, sehingga dapat dikembangkan

selain industry kecil makanan, juga sekaligus dapat dikembangkan menjadi Destinasi Pariwisata.

Contoh: Pembeli dapat mengolah atau memasak makanan ringan yang mereka inginkan

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

43

Manfaat dari Inovasi

1. Tertata lokasi Kampung Industri, sehingga menjadi salah satu tujuan wisata Kota Tangerang

Selatan, karena posisinya yang strategis dengan cisadane

2. Nilai jual produk meningkat

3. Menambah penghasilan ibu rumah tangga secara rutin karena lokasi banyak dikunjungi tamu.

Keunikan/Kreativitas dari Inovasi

Kampung Industri Pariwisata sudah lama berdiri contohnya terdapat Industri Kecil Kacang

Kranggan yang sudah dikenal luas di Jabodetabek dan lokasi dapat menjadi tujuan wisata

khususnya wisata kuliner dan alam

Kemitraan

1. OPD terkait

2. Perbankan

Potensi Pengembangan Inovasi

Lokasi di Kranggan tidak hanya dikembangkan Industri Kecil Makanan Ringan (Snack) tetapi

dapat dikembangkan menjadi obyek wisata alam.

Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi

Melatih masyarakat untuk mengembangkan produk sehingga penghasilannya meningkat

Mengembangkan organisasi masyarakat setempat

Sumber daya yang digunakan

1. Sumber daya masyarakat

2. OPD terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Tata Kota, Badan Lingkungan Hidup dan

lain-lain)

Analisa Resiko

Lokasi alih fungsi karena masyarakat menjual tanah kepada pengembang untuk membiyai

kehidupan sehari-hari.

Nama singkat inovasi

SIDAKU

Deskripsi dari inovasi

Sekumpulan data UMKM yang sudah disusun sedemikian rupa dengan ketentuan atau aturan

tertentu yang saling berhubungan (terklasterisasi) sehingga memudahkan pengguna dalam

mengelolanya juga memudahkan memperoleh informasi atas produk-produk UMKM yang ada.

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

44

Manfaat dari inovasi

1. Database memiliki kemampuan dalam menyeleksi data sehingga menjadi suatu kelompok yang

terurut dengan cepat

2. Dengan memiliki database secara terpusat maka data yang dikeluarkan dapat

dipertanggungjawabkan karena data tersebut berasal dari sistem yang terpusat

3. Memudahkan membuat aplikasi baru karena sudah ada database yang tepusat

Keunikan/ Kreativitas dari inovasi

SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) akan berisi data-data UMKM yang

sudah terklasterisasi. Untuk Koperasi juga dapat dilihat data-data yang berhubungan dengan

kelembagaaan koperasi dan data-data tentang kesehatan dari koperasi tersebut

Kemitraan

Dalam pembuatan SIDAKU (Sistem Informasi Database Kopeasi dan UMKM), akan bermitra

denan kalangan akademisi, koperasi dan UMKM.

Potensi pengembangan inovasi

1. Dapat lebih cepat memonitor perkembangan dari UMKM dan koperasi di Kota Tangerang

Selatan

2. SIDAKU (Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM) dapat terintegrasi dengan portal

web UMKM

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Sistem Informasi Database Koperasi dan UMKM (SIDAKU) akan dilengkapi dengan mesin

pencarian cepat sehingga data yang diperlukan akan mudah didapat

Sumber daya yang digunakan

Pada saat pengoperasian Sistem Informasi Database Koperasi dsan UMKM maka sumberdaya

manusia pada Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan

sehingga mampu mengoperasikan SIDAKU dengan baik dan dapat terus berinovasi dalam

mengembangkan SIDAKU tersebut

Analisis Resiko

1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan Sistem Informasi Database

Koperasi dan UMKM

2. Berkembangnya virus computer yang dapat merusak Sistem Informasi Database Koperasi dan

UMKM.

3. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan Sistem

Informasi Database Koperasi dan UMKM tersebut.

Nama singkat inovasi

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

45

Portal Web UMKM adalah website yang menyediakan berbagai macam informasi, fasilitas dan

media bagi para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk-produknya. Para pelaku UMKM

dan konsumen juga dapat mengetahui produk-produk apa saja yang ada di kota Tangerang Selatan.

Manfaat dari inovasi

Manfaat inovasi dari portal web UMKM, yaitu:

1. Memperluas jangkauan promosi, dengan memiliki website maka produk UMKM lebih bisa

dikenal oleh masyarakat khususnya pengguna internet.

2. Bisa menjadi media tanpa batas, internet adalah media informasi yang tanpa batas. Dengan

memiliki website kita berarti sama saja memiliki banyak karyawan yang mempromosikan

produk kita selama 24 jam.

3. Promosi yang luas, internet adalah suatu media promosi terluas di dunia, jika dilihat dari

jangkaun area.

4. Media pengenalan produk UMKM, jika kita memiliki suatu produk UMKM akan lebih mudah

kita mengenalkan produk tersebut lewat website, karena jangkauan internet yang luas dan

pemakainya yang banyak, sehingga produk kita akan dikenal oleh masyarakat sehingga dapat

mendatangkan calon konsumen dengan cara promosi produk lewat website

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

Portal web UMKM akan memberikan akses terbatas kepada pelaku UMKM untuk mempromosikan

produk-produk unggulannya. Pemberian akses terbatas tersebut bisa dilakukan oleh pelaku UMKM

dengan syarat pelaku UMKM tersebut sudah terdata di Dinas Koperasi UKM Kota Tangerang

Selatan dan isi dari produk yang ditampilkan tidak boleh melanggar norma-norma atau aturan-

aturan yang dibuat oleh Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan.

Kemitraan

Dalam pembuatan portal Web UMKM, Dinas Koperasi UKM kota Tangerang Selatan akan

bermitra dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tangerang Selatan. Selain itu, dalam

pembuatan isi dari portal tersebut akan melibatkan juga kalangan akademisi dan para pelaku –

pelaku.

Potensi Pengembangan Inovasi

1. Dapat membantu memajukan produk UMKM untuk melakukan suatu bisnis dengan berbasis

teknologi.

2. Lebih dapat mempromosikan produk UMKM agar bisa dilihat khalayak ramai.

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Portal web UMKM akan diupdate mengikuti perkembangan zaman dengan membuat tampilan

menatik dan berisi data-data yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM dan calon konsumen.

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

46

Sumber daya yang digunakan

Dalam melaksanakan pembuatan portal web UMKM, Dinas Koperasi akan bekerjasama dengan

Dinas Kominfo Kota Tangerang Selatan. Pada saat pengoperasian portal web UMKM maka

sumber daya manusia pada Dinas UKM kota Tangerang Selatan akan diberikan pelatihan-pelatihan

sehingga mampu mengoperasikan portal web UMKM dengan baik dan dapat terus berinovasi

dalam mengembangkan portal web UMKM tersebut.

Analisis Resiko

1. Sumber daya manusia yang belum mahir dalam mengoperasikan portal web UMKM

2. Berkembangnya virus komputer yang dapat merusak portal web UMKM

3. Adanya penipuan yang mengatasnamakan portal web UMKM

4. Kurangnya dana pendukung untuk dapat menghasilkan inovasi perkembangan peortal web

UMKM tersebut.

Nama singkat inovasi

SIMONET (Sistem Monitoring Transaksi)

Deskripsi singkat inovasi

Sistem aplikasi yang digunakan untuk memonitoring atau memantau transaksi yang dilakukan oleh

wajib pajak secara real time

Manfaat dari inovasi

Dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak kepada pemerintah karena merasa selalu diawasi

Keunikan / Kreativitas dari inovasi

Pihak Bapenda dapat membandingkan data dari alat Tapping Box dengan data yang diberikan

wajib pajak sebagai alat rekonsiliasi pemeriksaan pajak daerah

Kemitraan

Bank Jabar Banten dan Pihak Konsultan

Potensi Pengembangan Inovasi

Dapat dipasang seluruh wajib pajak yang berada di Kota Tangerang Selatan sehingga bias

meningkatkan pendapatan daerah

Strategi menjaga kebelangsungan inovasi

Menjaga hubungan baik dengan wajib pajak dan membuat regulasi yang mengatur tentang

implementasi sistem tersebut yang diterapkan pada wajib pajak

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

47

Sumber daya yang digunakan

1. Koneksi internet

2. Sumber Daya Manusia

3. Alat Tapping Box

Analisis Resiko

1. Kerusakan pada alat

2. Tidak kooperatif

3. Resistensi pada wajib pajak

4. Kerahasiaan data wajib pajak

5. Ketergantungan pada konsultan

Nama singkat inovasi

Pengembangan Kampung Industri Kecil Pengrajin Tempe di Kelurahan Kedaung Kecamatan

Pamulang

Desktipsi singkat inovasi’

1. Terdapat 120 rumah tangga industri kecil pengrajin tempe

2. Produksi dapat solusi dengan standar mutu Gugus Kendali Mutu

3. Dapat dikembangkan diversifikasi produk tempe menjadi produk keripik tempe berbagai varian

rasa

4. Dapat menjadi tujuan tamu ke lokasi tersebut

5. Pemasaran produk dapat lebih meningkat baik dari segi kualitas, harga, maupun dari kuantitas

produk menignkat dengan memiliki legalitas

6. Meningkat sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

Keunikan Kampung Tempe apabila ditata dengan baik akan menghasilkan keseimbangan ekonomi

masyarakat, keseimbangan social, dan keseimbangan lingkungan, menurunkan tingkat kemiskinan,

menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan, dan dapat mendukung pariwisata

Kota Tangerang Selatan

Kemitraan

1. OPD terkait (Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Tata Kota Pemukiman, Dinas

Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kecamatan Pamulang,

Kelurahan Kedaung, RUkun Tetangga, dan Rukun Warga)

2. Badan Standarisasi Nasional (BSN)

3. Kementrian Perindustrian RI

4. Lembaga Perguruan Tinggi

5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

6. Koperasi

Potensi Pengembangan Inovasi

1. Potensi pengembangan inovasi sangat besar karena sebagian peralatan yang digunakan masih

sangat sederhana (contoh dsalam proses produksi menggunakan kayu bakar dan drum bekas)

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

48

2. Belum tertata lokasi dapur produksi

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Perlu peran nyata dari

1. Pemerintah Daerah (SKPD terkait)

2. Peran Serta Masyarakat

Sumber daya yang digunakan

1. APBD Kota Tangerang Selatan

2. Sumber daya masyarakat pengrajin tempe

Analis Resiko

1. Pemahaman masyarakat terhadapa penataan kampung tempe

2. Dampak lingkungan adanya limbah cair

Nama singkat inovasi

Bidang Pajak I : KONEKSI PBB DAN AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan

Lokasi Objek PBB)

Deskripsi singkat inovasi

Koneksi PBB : merupakan system komunikasi dalam jaringan yang memungkinkan antara

Bapenda dengan kelurahan, kecamatan atau OPD dapat berkomunikasi terkait informasi atau

keterangan yang dibutuhkan untuk memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB.

AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Merupakan

Aplikasi yang memungkinkan User/Pengguna untuk menambahkan informasi dalam PETA SIG

PBB secara mandiri dan bersifat kolaboratif dan partisipatif.

Manfaat dari inovasi

1. Koneksi PBB : membantu wajib pajak dalam memenuhi kelengkapan berkas pelayanan PBB

yang dibutuhkan.

2. Meminimalisir dokumen yang tidak benar dan kurang akurat

3. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Obyek PBB) : dapat digunakan

untuk penambahan sebagai salah satu sumber data special alternatif, sehingga informasi atas

bidang PBB dapat terkumpul dengan cepat dan dapat diperbaharui dengan mudah, cepat, dan

efisien.

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

1. Koneksi PBB: Wajib pajak tidak perlu datang dan meminta langsung surat keterangan dari

kelurahan, kecamatan atau OPD

2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : masyarakat

dapat memperbaharui bidang pajaknya sendiri, baik dari sisi alamat objek, tampilan foto

objeknya, dan bentuk bidang buminya (Pemetaan Partisipatif)

Kemitraan

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

49

Koneksi PBB : Kelurahan, Kecamatan,dan OPD

AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB): Google Maps

Potensi Pengembangan Inovasi

1. Koneksi PBB : Sistem ini bisa dikembangkan untuk keperluan pelayanan publik lainnya.

2. AMMPLOP (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : pengembangan ke

arah navigasi system dalam peta SIG PBB berdasarkan nomor objek pajak.

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

1. Koneksi PBB : Komitmen dan dukungan dari para pemangku kepentingan.

2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : Net

Work/Jaringan Internet Aplikasi Peta SIG Google Maps

Analisis Resiko

1. Koneksi PBB : Jaringan internet

2. AMMPLOP PBB (Aplikasi Masyarakat Mandiri Pemetaan Lokasi Objek PBB) : adanya

kemungkinan pembaharuan data / update Data Spesial menggunakan tulisan yang bersifat

Narsisme

Nama singkat inovasi

BIDANG PAJAK II : e-ABT (Air Bawah Tanah) dan Reklame

Deskripsi singkat inovasi

e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air bawah tanah

Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame

Manfaat dari inovasi

1. e-ABT (Air Bawah Tanah) : memudahkan pelaporan dan pencatatan air di bawah tanah

2. Reklame : meminimalisir jumlah pajak yang hilang dan memastikan ukuran reklame dan

mengoptimalkan potensi pajak reklame

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

e-ABT (Air Bawah Tanah) : petugas pencatatan air bawah tanah tidak lagi kelapangan untuk

mencatat penggunaan volume air bawah tanah.

Reklame : mengoptimalkan dan meminimalisir pajak yang hilang

Kemitraan

e-ABT (Air Bawah Tanah) : wajib pajak

Reklame : DPMPTSP dan Wajib pajak

Potensi Pengembangan inovasi

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

50

Sementara tidak ada

Strategi menjaga keberlangsungan inovasi

Sementara tidak ada

Sumber daya yang digunakan

Koneksi internet dan Sumber daya manusia

Analisa Resiko

e-ABT (Air Bawah Tanah) : pelaporan tidak dapat diproses jika koneksi internet yang tidak

stabil/pelaporan gagal

Reklame : berita acara pemeriksaan tidak dapat diproses jika koneksi internet tidak stabil.

Nama singkat inovasi

Bidang pemeriksaan : Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP)

Deskripsi Singkat Inovasi

Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system informasi database yang

membantu dan memudahkan pengawasan penyelesaian pemeriksaan pajak, yang dimulai dari

pengusulan daftar normatif wajib pajak yang akan diperiksa yang akan diperiksa sampai dengan

penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak). Modul-modul ini terintegrasi dalam system

informasi pemeriksaan pajak

Manfaat dari inovasi

Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) adalah system aplikasi yang membantu

proses administrasi pemeriksaan pajak, yang dimulai dari usulan pemeriksaan pajak sampai dengan

penyelesaian LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak), sehingga dalam proyek perubahan ini

merasa perlu membuat sistem informasi seperti ini dikarenakan seksi pemeriksaan wilayah 1-3 ada

sekitar 285 wajib pajak yang harus dikeluarkan SP3 (Surat Perintah Pemeriksaan Pajak) terbit di

tahun ini, selain untuk memudahkan proses administrasi, system ini akan memudahkan

pengawasan penyelesaian pemeriksaan yang sedang berlangsung, sehingga akan meminimalisir

kesalahan dalam pengadministrasian.

Keunikan/Kreativitas dari inovasi

Proses Pemeriksaan yang dituangkan kertas kerja pemeriksaan (KKP) sampai dengan penyelesaian

pemeriksaan pajak) dan selanjutnya akan diterbitkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak)

Kemitraan

Bidang Perencanaan Pendapatan, Regulasi, dan Keberatan Pajak Daerah dan Tenaga Ahli di bidang

Program Aplikasi.

Page 59: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

51

Potensi Pengembangan Inovasi

Sistem Informasi Pengendalian Pemeriksaan Pajak (SIPPP) kedepannya agar aplikasi ini bisa

terintegrasi dengan seluruh aplikasi yang ada di Badan Pendapatan Daerah

Strategi Menjaga Keberlangsungan Inovasi

Untuk menjaga keberlangsungan inovasi system yang dibangun menggunakan basis data yang

mudah diperbaharui dan berorientasi pada tampilan web, selain itumsistem yang dibangun perlu

maintenance / perawatan secara berkesinambungan, sehingga kinerja system dapat berjalan secara

optimal dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan

Sumber daya yang digunakan

Potensi yang ada dan menjadi wewenang Badan Pendapatan Daerah

Analisa Resiko

Sistem tidak berfungsi sebagaimana diharapkan dan tidak adanya dukungan yang maksimal dari

manajemen dan tidak adanya transfer knowledge dari pengembang ke end user.

Page 60: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

52

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya peneliti melihat adanya kekurangan pada smart economy di

Kota Tangerang Selatan khususnya pada dinas ketahanan pangan, pertanian, dan perikanan

disebabkan ketika peneliti melakukan observasi ke dinas tersebut masih terasa kurang

memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan. Oleh sebab itu,

Peneliti meneruskan penelitian yang saya ajukan di penelitian 2019 dengan judul “Analisis

Faktor Kendala dan Faktor Non-Kendala Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan

dalam Struktur Perekonomian Kota Tangerang Selatan

Page 61: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

53

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan perekonomian kota Tangerang Selatan

stabil

2. Teknologi informasi (TIK) yang ada di kota Tangerang Selatan fokus pada

pemerintah tetapi belum terintegrasi.

3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri, swasta, eksportir, dan importer di kota

Tangerang Selatan belum lengkap terintegrasi.

4. Jumlah dari laki-laki, quintile ke 5 dan pendidikan di atas SLTA atau di atasnya

sudah memiliki hp, memiliki hp, menggunakan computer dan mengakses internet

5. Wirausahawan di kota Tangerang Selatan memiliki pertumbuhan signifikan dan

mereka menggunakan social media, contoh, facebook, twitter and instagram untuk

mempromosikan prosuk mereka.

6. Regulasi mendukung smart economy

7. Indikator smart economy menunjukkan inovasi yang rendah, pertumbuhan pada

produksi, pasar tenaga kerja kurang fleksibel, sedikit yang menggunakan sumber

uang dari pasar modal walaupun proporsi wirausahawan besar.

8. Dinas Koperasi dan UMKM memberi dukungan yang penuh terhadap

wirausahawan yang baru untuk memulai dan mengorganisasikan bisnis mereka

dengan bimbingan teknologi gratis. Dinas Perdagangan dan Perindustrian

mendukung pencatatan ekspor dan impor dan paten, smart economy belum

diimplementasi secara baik disebabkan jumlah hak paten sangat rendah

dibandingkan jumlah penduduk. Badan Pendapatan Daerah sudah mendukung

smart economy dengan pembayaran pajak PBB dan Non-PBB. Badan Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah telah mengintegrasikan SIAP BMD untuk e-planning,

e-budgeting, e-reporting, pembayaran bukan kas dan kas. Dinas Ketahanan Pangan

Pertanian dan Perikanan masih belum fokus ke smart economy.

Page 62: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

54

9. Hambatan smart economy adalah sedikitnya perusahaan yang menerbitkan saham,

tidak ada bandara (tidak adanya pencatatan warga kota yang menggunakan pesawat

terbang), sedikitnya free lance dan pengusaha. Pendukung smart economy adalah

banyaknya bisnis baru, pengangguran yang lebih kecil dari Sembilan persen,

pertumbuhan produktivitas baik dan keinginan untuk berwirausaha tinggi.

10. Ada beberapa program yang sudah dijalankan baik di kota Tangerang Selatan

seperti pengembangan industry kecil konveksi di Jurangmangu, perkembangan

desa industry pariwisata di Kranggan, SIDAKU, Portal Web UMKM, SIMONET,

pengembangan desa industry tempe di Kedaung, Bidang Pajak I: KONEKSI PBB

dan AMMPLOP PBB, Bidang Pajak II: e-ABT dan Reklame dan Bidang

Pemeriksaan: SIPPP.

6.2 Saran

1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus dapat menjaga pertumbuhan dan

pengembangan sehingga tetap stabil.

2. Fokus TIK dari pemerintah kota Tangerang Selatan diharapkan tidak hanya

fokus.

3. Data pengguna TIK untuk pegawai negeri dan swasta, eksportir, dan importir

di kota Tangerang Selatan harus dikumpulkan untuk melihat bagaimana efektif

smart city di kota Tangerang Selatan.

4. Perlunya mensosialisasikan smart city karena hanya lulusan SLTA ke atas dan

laki laki yang banyak menggunakan hp, memiliki hp, menggunakan computer

dan mengakses internet.

5. Perlunya implementasi untuk mensosialisasikan peraturan untuk smart economy

untuk setiap pegawai OPD dan masyarakat mengetahui apa haknya dan

kewajibannya.

6. OPD dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan inovasi, produktivitas,

dan tingkat fleksibilitas.

7. Mendorong Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan dan Dinas

Perdagangan dan Industri akan mendukung kota Tangerang Selatan.

Page 63: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

55

8. Dinas Industri dan Perdagangan harus mensosialisasikan bagaimana untuk

mematenkan penemuan mereka.

9. Mengintegrasikan system diantara OPD untuk smart economy.

10. Memastikan koneksi internet stabil untuk memfalisitasi smart economy di Kota

Tangerang Selatan.

Page 64: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

56

DAFTAR PUSTAKA

[1]Anggraini, D. (2018, March 14). Executive Summary Master Planning 2018-2022. (I. Lubis,

Interviewer)

[2]Artiyugo. (2018, May 09). Smart Economy in SME and Cooperative Office. (I. Lubis,

Interviewer)

[3]Arsyad, Lincollin.(2010). EkonomiPembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN,Yogyakarta.

[4]Arsyad, Lincolin.(2010).Ekonomi Pembangunan Edisi 5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, [BPS] Badan Pusat Statistik.

[5]Almulaibari, Hilal.(2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004- 2008 [Penelitian ilmiah]. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

[6]Bachtiar. (2018, May 21). Regional Revenue Agency. (I. Lubis, Interviewer)

[7]Caragliu, A, Bo, C, D, dan Nijkamp, P. (2009). Smart Cities in Europe. 3rd Central

European Conferences in Regional Sciences-CERS

[8]Darmawan, H. (2018, March 01). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)

[9]Dewi. (2018, May 24). Regional Asset and Financial Distribution Agency. (I. Lubis,

Interviewer)

[10]Dewi, R. K. (2018, May 24). Planning Smart Economy in Fishery Agriculture and Food

Security Office. (I. Lubis, Interviewer)

[11]Hamel dan Prahalad,(1990). the core competence of the corporation‟ by president and fellows of harvrd college1

[12]Hitt et al .2003.“Journal of Management” a model of strategic entrepreneurship : the construct

and its dimensions

[13]Hammer.2013. Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakarta kementrian Industri Repulik Indonesia

[14]Hasikin. (2018, March o11). Smart City. (I. Lubis, Interviewer)

[15]Johnston, B.F. and Mellor, J.W. (1961).The role of agriculture in economic development‟. American Economic Review Vol. 51, No.4.

[16]Jhingan, M.L.(2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers

[17]Karlinah, N.(2013).Study Ethnomathematich: Pengungkapan Sistem Bilangan Masyarakat

Adat Baduy. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung

Page 65: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

57

[18]Kepegawaian, K. U. (2018, March 06). Smart Economy in Trade and Industry Office. (I. Lubis,

Interviewer)

[19]Kementrian Perindustrian.(2013). “Reset KIID (Kajian Kopetensi Industri) kotawaringin barat” Jakarta.

[20]Kuznets, Simon.( 1964). Ekonomi Growth and the contribution of Agriculture : Notes For Measurement”, in C. Eicher and L. Win, eds. Agriculture in Economic Development, New York : McGraw-Hill.

[21]Kuncoro, M, (2006). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan Strategi dan peluang. Erlangga, Jakarta.

[22]Lazaroiu, C,G, dan Roscia, M.(2012). Definition methodology for the smart cities model. Journal Energy

[23]Lewis Arthur.(1954). “The Rise and Decline of Development Economics” London, George Allen and Unwin, Ltd.

[24Letaifa, S.B.(2015).How to strategize smart cities: Revealing the SMART MODEL.Journal of Business Research 68 (2015) 1414-1419

[25Macek, A.(2017,11) .Smart Economy Indicators DOBA Fakulteta Business School. http://www.smarttowns.eu/wp-content/uploads/2017/11/Economy-of-the-city-of-the-future.pdf.Retrieved April 28, 2018

[26]Notohadiprawiro.(2006). Logam Berat dalam Pertanian. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[27]Stewart (1999), Kompetensi Industri Daerah Kotawaringin Barat, Jakrata kementrian Industri Repulik Indonesia 2013.

[28]Tarigan, Robinson.(2005). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta, ,

[29]Todaro M.P. (2006). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

[30]Todaro, Michael P.(2003). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa:Aminuddin

dan Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

[31]https://data.oecd.org/emp/part-time-employment-rate.htm#indicator-chart22/06/2018

18:12

[32]https://data.oecd.org/emp/self-employment-rate.htm#indicator-chart22/06/2018 18:16

[33]http://disperindag.tangerangselatankota.go.id/ikm-tangerang-selatan-2017/26/06/2018 20:34

[34]https://tangselkota.bps.go.id/dynamictable/2018/04/06/64/indeks-pembangunan-manusia-ipm-

kabupaten-kota-di-provinsi-banten.html26/06/2018 20:10

Page 66: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

58

[35]https://www.suara.com/partner/content/bantenhits/2018/03/04/223909/8045-persen-pengguna-

internet-di-banten-hanya-untuk-aktivitas-di-medsos

[36]Prima.S.M.P. 2012. Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Kota Cerdas Kota

Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan : PT.Multimedia Solusi Prima

[37]Sriyono. (2018, May 21). Non-BPHTB. (I. Lubis, Interviewer)

[38]Widijanto,R.A.(2016). Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil Listing Potensi Ekonomi Kota Tangerang Selatan. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[39]Widijanto,R.A.(2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[40]Widijanto,R.A.(2010).Tangerang Selatan dalam Angka 2010.Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[41]Widijanto,R.A.(2011). Tangerang Selatan dalam Angka 2011. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[42]Widijanto,R.A.(2012). Tangerang Selatan dalam Angka 2012. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[43]Widijanto,R.A.(2013). Tangerang Selatan dalam Angka 2013. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[44]Widijanto,R.A.(2014). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[45]Widijanto,R.A.(2015). Tangerang Selatan dalam Angka 2015. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[46]Widijanto,R.A.(2016). Tangerang Selatan dalam Angka 2016. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

[47]Widijanto,R.A.(2017). Tangerang Selatan dalam Angka 2017. Statistics of South Tangerang, South Tangerang City

Page 67: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

59

LAMPIRAN

Format Wawancara Smart Economy di KOMINFO TANGSEL lantai 4 gedung 1 pada hari Kamis

tanggal 1 Maret 2018 Staff Kominfo Pak Asikin dan Heri Darmawan

No. Pertanyaan No. Jawaban

1.

2.

3.

Bagaimanakah Struktural

yang bertanggung jawab

pada program Smart

City?

Bagaimanakah kendala

Smart City di Tangsel?

Sejak kapankah Smart

City dimulai di kota

Tangsel?

1.

2.

3.

Pak Isep Kuarsa, S.T., M.T. sebagai Kepala Kominfo

Ibu Dian Anggraini S.T., M.T. sebagai Kepala

Pengembangan SDM TIK dan kerjasama Smart City

Belum ada sinkronisasi antar dinas dan data

pengumpulan lama.

Sejak Ibu Airin (Walikota Tangsel) mencanangkan

2015 yang digagaskan oleh Prof. Suhono ITB. Dalam

menjalankan Smart City terdapat dua bagian; pertama,

dewan Smart City yang belum dibentuk; kedua, tim

pelaksana yang sudah dibentuk

Page 68: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

60

FORM WAWANCARA UMKM DI KOTA TANGSEL

1. Nama UMKM

2. Alamat

3. Jenis Barang

4. Teknologi Informasi yang sudah digunakan

5. Biaya yang dikeluarkan untuk teknologi

informasi

6. Beban komunikasi yang dikeluarkan

7. Jenis pemasaran online/tidak

8. Online yang digunakan

9. Beban yang ditanggung jika menggunakan

online

10. Besarnya riset dan pengembangan produk

dan jasa

11. Adakah produk dan jasa yang diunggulkan

dan diekspor

12. Adakah produk dan jasa yang diimpor

13. Konsumen yang dilayani melalui penjualan

online

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Page 69: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

61

Format Pedoman Wawancara Smart Economy di Kota Tangsel Kabag Perekonomian Pak Wijaya

Kusuma dengan staf Mbak Hijri di Gedung Depan Walikota Tanggal 8 Maret 2018 Pukul 16.00

No. Pertanyaan No. Jawaban Mbak Hijri (Staff Perekonomian)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Bagaimanakah Smart

Economy di Kota Tangsel?

Kenapa belum terintegrasi?

Ada berapakah dinas yang

terkait dengan

perekonomian?

Untuk Ketapang (Ketahanan

Pangan), Apakah yang

disoroti Bagian

Perekonomian Tangsel ?

Untuk Disnaker, apakah

yang disoroti?

Mengapa harus UMR?

Bagaimana tentang

Disperindag ?

Mengapa harga pasar?

Bagaimana dengan Dinsos?

Bagaimana dengan Dishub?

Bagaimana dengan Dinas

Pariwisata?

Apakah fokus dari Dinas

Koperasi dan Kecil

Menengah?

Apasajakah dasar dari

bagian perekonomian ?

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Data Smart Economy tidak ada di

bagianperekkonomian Namun, Data-data

perekonomian di Tangsel belum terintegrasi.

Karena satu sama lain masih sulit untuk memadukan

data menjadi satu.

Ada beberapa dinas yaitu: Ketapang, Disperindag,

Dinas Koperasi dan UKM, Disnaker, Dinsos, Dinas

Pariwisata dan Dishub.

Harga Bahan Pasok

UMR (Upah Minimum Regional)

Karena Upah dipengaruhi oleh Inflasi. Kenaikan Inflasi

akan menaikkan UMR untuk menghindari penurunan

daya beli.

Data disperindag yang diambil adalah harga pasar.

Info harga pasar sangat dibutuhkan oleh masyarakat

untuk menghindari perbedaan besar harga pasar yang

beredar dengan harga pasar sebenarnya.

Dinas sosial berhubungan dengan beras dari BULOG

yaitu RASTRA.

Dishub dengan ekonomi memiliki hubungan dengan

jalur ekonomi. Permasalahan utamanya adalah cuaca,

Tangsel bukan penghasil dan harga BBM.

Permasalahan utamanya adalah penyebaran hotel,

kuliner, dan wisatawan.

Produk yang terunggul adalah Bunga Anggrek, Dodol

Cilenggang, Kacang Kranggan, Bir Pletok, dan Batik

Tangsel. Namun Koperasi tidak menonjol Rencana ke

depan akan membuka Divisi BPRS.

Pepres tentang Tim Pengendalian Inflasi Daerah 2017

Kemendagri Pemkot dimana Ketua TPID harus Kepala

Daerah 2017

Kepwal TPID 2017

Page 70: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

62

PERTANYAAN KE DINAS-DINAS

INDIKATOR SMART ECONOMY (Kominfo)

1. Berapakah jumlah ahli ICT yang digunakan dalam mensupport smart city di kota tangerang

selatan?

2. Berapakah jumlah dari semua alat elektronik seperti sensor yang terhubung dengan internet

pada untuk mensupport sistem smart city di kota Tangerang Selatan?

3. Berapa jumlah dari komputer yang berhubungan dengan internet di Kota Tangerang Selatan?

4. Berapa jumlah dari pengguna internet di Kota Tangerang Selatan?

5. Berapa investasi pada hardware di Kominfo?

6. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk ditugaskan

mensupport smart city di masing masing OPD?

7. Aplikasi smart city apakah yang sudah berjalan di Kominfo Kota Tangerang Selatan?

Page 71: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

63

Disperindag

1. Berapa banyak perusahaan yang ada di Kota Tangerang Selatan?

2. Berapa banyak produk yang sudah dipatenkan?

3. Apakah ada Industri yang sudah menerbitkan saham di BEI yang bertempat di Kota

Tangerang Selatan?

4. Apakah ada catatan ekspor dan impor pada industry di Kota Tangerang Selatan?

5. Apakah ada Industri yang memiliki kantor pusat di Kota Tangerang Selatan?

6. Berapa jumlah dari jumlah usahawan yang tergabung dengan koneksi internet di Kota

Tangerang Selatan?

7. Berapa jumlah dari perusahaan yang memiliki website perusahaan di Kota Tangerang

Selatan?

8. Berapa investasi dan beban untuk informasi teknologi produk dan jasa pada perusahaan di

Kota Tangerang Selatan?

9. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada dinas Industri dan

Perdagangan?

10. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk

mensupport Disperindag?

11. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Tangerang Selatan?

Page 72: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

64

Dinas Koperasi dan UKM

1. Berapa banyak Koperasi dan UKM yang sudah terregistrasi? 516 unit koperasi berbadan

hukum teregistrasi dalam data ODS Kementrian Koperasi dan UKM RI dan tervalidasi oleh

dinas koperasi provinsi dan UKM by sensus tidak berbadan hukum, mikro baru mulai, kecil

cenderung lebih baik dan sudah melengkapi beberapa legal formal seperti sertifikasi dan

standarisasi UMKM seperti PIRT (DINKES), halal food MUI provinsi maupun kota/kabupaten

proses dengan labkesda (laboratorium kesehatan daerah), MD untuk olahan daging dan ikan,

expired date (labkesda), HAKI di disperindag (35 produk yang didaftarkan). Proses produksi,

alat bantu produksi, pemasaran promosi, jaraingan usaha, akses permodalan pembiayaan, dan

sumber produksi. Untuk UKM berbeda beda masalah maka dengan berbeda beda kelompok

maka bias lebih mudah. TBIC (Technology business incubation center) desain kemasan sampai

proses kemasan melamakan expired.

2. Berapa banyakkah ekspor dan impor yang sudah dilakukan oleh UKM di Kota Tangerang

Selatan? Bremen di kota Jerman bawa Krupuk RHR diminati adalah krupuk jengkol 2016 dari

kota tangsel, 2015 di indopasifik di china sagon bakar dari tangsel, dodol cilenggang, dan

kacang kranggan namun tidak favourite (ekspor impor di disperindag)

3. Berapa jumlah dari perusahaan yang bisnis online di Kota Tangerang Selatan? Bli bli.com,

Kopi Tangsel (di kominfo)

4. Berapa jumlah dari koperasi yang sudah menggunakan online di Kota Tangerang Selatan?

Banyak yang sudah menggunakan online, Himkopsyah

5. Berapa investasi dan beban komunikasi untuk produk dan jasa UKM dan Koperasi di Kota

tangerang Selatan? Bimtek / pelatihan 30- 50 UKM

6. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada Dinas Koperasi dan UKM? 2

Giga perbulan

7. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk mensupport

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan?

8. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan? SIDAKU (Sistem Administrasi Koperasi Data UMKM) buatan Dinas

UKM, Simral (system Manajemen Perencanaan dan Penganggaran). Program memecahkan

masalah. Koperasi serbuk, satu koperasi seribu UMKM.dimana setiap anggota memiliki usaha

masing. Koperasi maestro sudah membuat air mineral. Lasik (Layanan administrasi sistem

kepegawaian)

9. Pelatihan bimtek kepada pelaku UMKM.

2018 ini tangsel jadi tuan rumah rakernas smart city tataran staf ahli walikota dan bupati.

Page 73: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

65

Tito 08121811662

Dinkop

Kepala Bidang Data Inovasi dan teknologi (1 kepala)

data teknologi dan inovasi (2 staf), seksi restrukturisasi usaha dan ekonomi kreatif (2 staf), Seksi

Pengawasan dan Pengendalian (2 staf)

Seksi teknologi dan informasi bertujuan membantu mempercepat smart city di tangsel.

Page 74: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

66

Badan Pendapatan Daerah

1. Berapa orang atau perusahaan yang sudah menggunakan sistem online untuk melakukan

pembayaran ke Bapenda ?

2. Berapa investasi berupa hardware dan beban komunikasi pada Badan Pendapatan Daerah?

3. Berapa jumlah pegawai dan jumlah pegawai yang mengerti IT dan dilatih untuk

mensupport Badan Pendapatan Daerah?

4. Aplikasi smart economy apakah yang sudah berjalan di Badan Pendapatan Daerah Kota

Tangerang Selatan?

5. Kendala apa sajakah yang masih dibahas untuk kelancaran smart economy kota Tangerang

Selatan?

Page 75: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

67

Dinas Pariwisata

1. Berapakah pelaku ekonomi kreatif di kota Tangerang Selatan ?

2. Berapakah pelaku ekonomi kreatif yang sudah online di kota Tangerang Selatan?

3. Bagaimanakah pemetaan pelaku ekonomi kreatif di kota Tangerang Selatan?

4. Berapakah konsumen yang sudah melakukan pemesanan secara online?

5. Berapakah turis yang mengunjungi dari luar kota dan warga tangerang selatan yang berlibur ke

luar kota Tangerang Selatan melalui jalur udara?

6. Berapakah penumpang pesawat terbang yang melakukan perjalanan dari kota Tangerang

Selatan?

Page 76: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

68

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

1. Berapakah produk di kota Tangerang Selatan yang terdaftar di kota Tangerang selatan ?PIRT

2. Berapakah total biaya yang harus dikeluarkan oleh tiap tiap pendaftar untuk mendaftarkan

produknya pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sebagai indikator innovative spirit ?

3. Berapakah pelaku usaha di Kota Tangerang Selatan yang teregistrasi baik usaha kecil,

menengah dan besar?

4. Berapakah perusahaan yang menggunakan online dan website yang terdaftar?

1. Izin produk pomg di serang

2.

Page 77: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

69

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan

1. Berapakah pegawai yang ada di Dinas Ketahanan Pangan,Pertanian, dan Perikanan?

2. Berapakah pegawai yang yang mengerti dan mensupport IT pada Dinas Ketahanan Pangan,

Pertanian dan Perikanan?

3. Berapakah jumlah hardware dan beban komunikasi pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian

dan Perikanan ?

4. Bagaimanakah perencanaan, pengembangan, dan pengaplikasian smart economy Dinas

Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan ?

5. Bagaimanakah smart economy Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan

diaplikasikan di kota Tangerang Selatan ?

6. Kendala apa sajakah yang masih jadi pembahasan untuk smart economy Dinas Ketahanan

Pangan, Pertanian, dan Perikanan?

Page 78: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

70

Dinas Tenaga Kerja

1. Berapakah pekerja yang memiliki sertifikasi professional, sarjana, pasca sarjana, doktor di kota

Tangerang Selatan?

2. Berapakah tingkat upah kerja berdasarkan tingkat pendidikan di kota Tangerang Selatan selama

5 tahun?

3. Berapakah tingkat pengangguran di kota Tangerang Selatan selama 5 tahun ?

4. Berapakah tingkat pekerja di sektor knowledge-insentive (business consultant dan financial

service) selama 5 tahun ?

Page 79: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

71

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan

1. Berapakah jumlah pegawai yang ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Tangerang Selatan ?

2. Berapakah jumlah pegawai yang mengerti dan mensupport IT di Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?

3. Berapakah investasi hardware dan beban komunikasi yang dibebankan ke Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah?

4. Bagaimanakah Perencanaan, pengembangan dan pengaplikasian smart economy di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah?

5. Aplikasi smart economy apakah yang sudah diaplikasikan di Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Tangerang Selatan?

6. Kendala apa sajakah yang masih dimenjadi sandungan untuk smart economy Kota Tangerang

Selatan?

Page 80: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

72

RAPAT TPID TRIWULAN I TAHUN 2018

Walikota Tangsel Hj. Airin Rachmi Diany, S.H., M.H.

Wakil Walikota Tangerang Selatan Drs. H. Benyamin Davne

TPID memberikan kontribusi kepada inflasi

Kerjasama antar daerah (Hal Baru)

Ada Road Map

Evaluasi Kinerja Pokja Daerah dan Pusat

500 TPID

Apresiasi oleh presiden

Gerakan tanam cabai

Provinsi dan kota tidak nyambung dalam program

Kriteria daerah Non IHK 60% 40%

Pengawalan Gamalisasi

Tangsel daerah konsumsi

Kendala Solusi

Inflasi belum terkendali

Realisasi tahun 2015 pangan tidak mengalami

kenaikan

Tingkatan ekspor sedang berpengaruh dengan

kurs

UU pangan belum dijalankan

Biaya pendidikan, masuk ke inflasi

Inflasi tangsel 74,5 % ditopang konsumsi jadi

tidak bias bertumbuh jumping

Kalau ada shock, pengembaliannya agak lama

seperti sewa dsb.

TPID terbaik di provinsi

TPID terbaik di kota

Sumatera, Jawa bali, NTT, Maluku, Papua

Mendapatkan tambahan anggaran transportasi

jika menang bagi pemda

Memanggil semua sekolah swasta untuk jangan

membuat langsur bayar

Page 81: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

73

Kelebihan Solusi

Tangsel fiskalnya kuat

Tangerang Selatan dekat dengan Jakarta

Penduduknya mampu beli

Infrastruktur memadai

Perumahan, Kawasan Industri dan perkantoran

tinggi

Untuk memberikan investasi ke daerah supply

pangan

Tambah Sektor Pariwisata

Tarif listrik naik 6 x

Rokok kretek 12 x

Bensin 6 x

Core Inflasi

Pendidikan 2 x

Kue kering

Air kemasan

Tariff pulsa ponsel

Volatile

Beras

Telor ayam ras

Melon

Ikan Bandeng

Resiko pengendalian Inflasi

Ketidakpastian cuaca

Distribusi pangan

Kenaikan biaya transportasi

Penyesuaian tariff listrik

Tahun politik

Naik bahan bakar minyak

Inflasi Nasional

Meningkat dari Maret Karena administrasi

inflasi

Volatile food

Cabe merah, bawang merah, cabe rawit

Administer price

Volatile Food

Bawang merah

Bawang putih

Caba

Page 82: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

74

ADM Price

Bensin

Rokok Kretek

Angkutan Udara

Rokok putih

Biaya keamanan Meningkat tinggi

Bawang Putih

Cabai Merah

Bawang Merah

Pemeliharaan Service

Banten memiliki 8 kabupaten kota memiliki kelebihan masing masing.

Model kerjasama sudah dibuat di POKJA TPID

Rekomendasi

Penguatan antar daerah

Sudah Ada PDP, Pembentukan BUMD Pangan , Pembentukan Plasma BUMD Pangan.

Tahun 2017 meningkat besar di Banten

JANUARI 71%

Juni 72%

Deflasi -0,1%

Desember 70%

Strategi Mengurangi Inflasi

Strategi jangka pendek Strategi jangka menengah

Sidak Pasar

Bazar

Operasi Pasar

Pengawasan Barang

Satgas Pemantauan Harga

Pola tanam Holtikultura

Buat Pasar Induk

Urban Farming

Page 83: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

75

Ketahanan Pangan

Tangerang Selatan defisit beras -175.073 ton

UU dan Perda No. 17

Distribusi Pangan

Produk yang berbahaya bagi kesehatan

Rekomendasi program pengembangan usaha pangan masyarakat PUPM-TI

1. Menjaga harga tingkat produsen

2. Memotong rantai pasok

3. Menekan harga di tingkat konsumen

4. Menciptakan margin keuntungan berkeadilan bagi seluruh pihak

5. Mengefisienkan struktur pasar

TPIC

I radiasi Gama di BPPT untuk ketahanan pangan

Page 84: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

76

LAMPIRAN

[ABS-40 FULL_PAPER] File Submitted to ICE-BEES 2018 1 pesan

ICE-BEES 2018 <[email protected]> 1 Juli 2018

22.47

Balas Ke: [email protected]

Kepada: [email protected]

Cc: [email protected]

Please do NOT reply this automail

Always send your email to [email protected]

------------------------------------------------------------

Dear Mr. IMAN LUBIS,

We have received the submission of your file.

Please download the file for your own backup.

File: http://icebees2018.interconf.org/kfz/files/full_paper_abs-40_2389392128.docx

Abstract ID:

ABS-40

Title:

Analysis Criteria and Indicator Estimation Smart City in South Tangerang City, Banten

Province (An Analysis through Smart Economy)

Authors:

Iman Lubis (1), Ahmad Yani Nasution (2), Mohamad Safii (2)

Type:

full_paper

Topic:

Regional Economics

Presenter:

IMAN LUBIS

Thank you very much.

Best Regards,

ICE-BEES 2018 Organizing Committee

Page 85: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

77

Website : http://ice-bees.unnes.ac.id

Email: [email protected]

------------------------------------------------------------

Listed in Indonesia Conference Directory | http://ifory.net

Automated Conference System provided by Konfrenzi | http://konfrenzi.com

Page 86: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULAlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/... · BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 52 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 53 DAFTAR PUSTAKA 56 LAMPIRAN

78

Lampiran Email Submitted JIAP BRAWIJAYA

[FIA-UB] Submission Acknowledgement Kotak Masuk

x

Dr. Sujarwoto S.IP M.Si MPA <[email protected]>

9 Okt 2018

17.04

ke saya

Inggris

Indonesia

Terjemahkan pesan

Nonaktifkan untuk: Inggris

Mr. Iman Lubis:

Thank you for submitting the manuscript, "Analysis Criterion and Analysis

Estimation Smart City in South Tangerang City (an Analysis through Smart

Economy" to Jurnal Ilmiah Administrasi Publik. With the online journal

management system that we are using, you will be able to track its progress

through the editorial process by logging in to the journal web site:

Manuscript URL:

http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/author/submission/844

Username: imanlubis

If you have any questions, please contact me. Thank you for considering this

journal as a venue for your work.