Laporan Akhir Biokim 2

download Laporan Akhir Biokim 2

of 15

description

biokimia perairan

Transcript of Laporan Akhir Biokim 2

HIDROLISIS PROTEIN ENZIMATISHapsari Purwitaningrum 230110140039Kelompok 16 Kelas Perikanan AABSTRAKProtein merupakan senyawa makro-molekul yang terdiri atas sejumlah asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Hidrolisis protein oleh enzim protease berfungsi memutus ikatan peptida sehingga terjadilah perubahan tekstur pada protein. Enzim merupakan salah satu bentuk protein yang memiliki peran penting bagi kehidupan. Enzim inidapat menurunkan energiaktivasisuatu reaksi kimia. Dimana reaksi kimia ada yang membutuhkan energi dan ada pula yang menghasilkan energi. Tujuan dari dilakukannya praktikum hidrolisis protein enzimatis adalah agar mahasiswa dapat melakukan hidrolisis protein secara enzimatis dengan menggunakan ekstrak nanas dan pepaya dan memahami perubahan tekstur yang terjadi pada protein serta memahami konsep pemutusan ikatan peptida oleh enzim protease. Jikaproteinstruktural melakukanpemutusanikatan tersebut, maka akanmenyebabkan berkurangnya tingkatkekerasanatautekstur. Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah perubahan tekstur, warna dan pH yang terlihat jelas pada sampel saat ditambahkan ekstrak nanas tua maupun ekstrak pepaya matang, karena nanas tua dan pepaya matang memiliki enzim bromelin dan papain lebih banyak dan kedua enzim tersebut bekerja optimal dalam menghidrolisis protein.Kata kunci: Protein, Hidrolisis, Ikatan Peptida, Enzim ProteasePENDAHULUAN Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Protein merupakan nutrisi penting yang diperlukan tubuh untuk membentuk jaringan otot. Fungsi protein yang selanjutnya adalah sebagai zat pengatur. Protein membantu mengatur hormon-hormon yang berfungsi dalam proses pencernaan. Protein juga berperan dalam menjaga keseimbangan pH asam dan basa tubuh. Manfaat lainnya dari protein adalah sebagai cadangan makanan dan energi dalam tubuh. Karena pentingnya fungsi protein untuk tubuh tubuh, maka perlu mencukupi kebutuhan protein dalam tubuh setiap harinya. Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan sedangkan protein hewani berasal dari hewan. Protein hewani mengandung profil asam amino yang lengkap termasuk asam amino esensial yang mutlak dibutuhkan untuk perkembangan tubuh. Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Misalnya reaksi hidrolisis protein dengan bantuan enzim yang menunjukkan perubahan tekstur dari bahan yang di uji. Hidrolisis protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Enzim yang berperan penting dalam hidrolisis protein ada 2 yaitu protease yang dapat memecah ikatan protein menjadi peptide, dan peptidase yang dapat memecah ikatan peptida menjadi asam amino. Fungsi hidrolisis protein ini sendiri untuk melihat perubahan tekstur dari protein. Maka dilakukanlah praktikum hidrolisis protein secara enzimatis dengan menggunakan ekstrak nanas dan pepaya sehingga kita dapat memahami konsep pemutusan ikatan peptida dengan enzim protease dan memahami perubahan tingkat kekerasan atau tekstur protein. Protein Protein merupakan senyawa makro-molekul yang terdiri atas sejumlah asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Jika ikatan peptid tersebut terdiri dari dua asam amino maka disebut dengan dipeptida, dan jika dari tiga, empat, atau lima peptida, maka disebut dengan tripeptida, peptapeptida, dan penta peptida. Jika ikatan peptida tersebut lebih dari dua ikatan maka secara umum dapat dinamakan sebagai polipeptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Senyawa protein didapatkan dalam sitoplasma pada semua sel hidup, baik binatang maupun tanaman. Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut dan lain-lain (Winarno, 1989). Atas dasar susunan asam amino serta ikatan-ikatan yang terjadi antara asam amino dalam suatu molekul protein, struktur protein bisa dibedakan menjadi 4 macam, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit : keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya. Sifat Protein : a. Dapat berubah tidak hanya oleh zat kimia tetapi juga pengaruh fisik. Protein dapat dalam larutan dan diubah menjadi gel atau mengendap. Pada prinsip pembuatan tahu dari kedele. Atau proses sebaliknya melarutkan kuku hewan dengan asam atau basa untuk pembuatan lem. b. Protein dapat dirusak oleh panas yang berlebihan, bahan kimia, pengadukan yang berlebihan terhadap solusi protein. Dan adnya penambahan asam dan basa. Susu diberi asam dan dipanaskan akan berkoagulasi. Protein akan mengendap dan membentuk Choose curd c. Protein didalam larutan dapat membentuk selaput atau film. Putih telur dikocok, selaput akan menghalangi keluarnya udara, sehingga terbentuk busa, tetapi jika dikocok berlebihan akan rusak, sehingga selaput akan pecah, udara keluar atau terlepas yang mengakibatkan busa tidak dapat mengembang. d. Polimerisasi protein dapat terurai atau terpecah menjadi bentuk yang lebih sederhana. Ini terjadi bila bereaksi dengan asam, basa atau enzim. Misal proses pemasakan (ripening) keju menyebabkan pemecahan protein. Pembusukan daging : dekomposisi protein lebih lanjut dan disertai perubahan yang lain.Hidrolisis Protein Enzimatis Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O sebagai pemecah suatu persenyawaan termasuk inversi gula, saponifikasi lemak dan ester, pemecahan protein dan reaksi Grignard. H2O sebagai zat pereaksi dalam pengertian luas termasuk larutan asam dan basa (dalam senyawa organik, hidrlisis, netralisasi). Hidrolisis protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Bila hidrolisis dilakukan dengan sempurna maka akan diperoleh hidrolisat yang terdiri dari campuran 18 sampai 20 macam asam amino. Produk akhir dapat berbentuk cair, pasta atau bubuk/tepung yang bersifat higroskopis. Fungsi hidrolisis protein dapat sebagai penyedap atau sebagai "intermediates untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagai obat diet untuk penderita pencernaan. Hidrolisis protein dengan menggunakan basa mempunyai kelebihan tidak menghancurkan triptofan dari protein dan pembentukan "humin" lebih sedikit. Kekurangannya. hidorlisis basa menghasilkan produk yang tidak mengandung semua asam amino dan mempunyai cita rasa yang kurang dibanding dengan hasil hidrolisis asam. Enzim yang berperan penting dalam hidrolisis protein ada 2 yaitu protease yang dapat memecah ikatan protein menjadi peptide, dan peptidase yang dapat memecah ikatan peptida menjadi asam amino. Dengan kombinasi protease dan peptidase dapat memecah 90% ikatan peptide. Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya. Enzim Protease Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah (1) dapat meningkatkan produk beribu kali lebih tinggi; (2) bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yang relatif rendah; dan (3) bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu. Enzim telah banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya amilase, invertase, glukosa-isomerase, papain, dan bromelin, sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amilase, lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Boyer, 1971). Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi untuk kehidupan organisme pada tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme (Rao et al., 1998). Penggunaan tumbuhan sebagai sumber protease dibatasi oleh tersedianya tanah untuk penanaman dan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan. Disamping itu proses produksi protease dari tumbuhan sangat memakan waktu. Protease tumbuhan yang dikenal antara lain papain, bromelain, dan keratinase. Protease hewan yang paling dikenal adalah tripsin, kimotripsin, pepsin dan renin. Enzim-enzim ini dapat diperoleh dalam keadaan murni dengan jumlah besar (Boyer, 1971). Reaksi enzim dipengaruhi oleh pH, suhu, waktu inkubasi, dan pengaruh substrat. Enzim protease memutuskan ikatan peptida pada struktur protein. Mekanisme reaksi pemutusan ikatan peptida terdiri atas reaksi alkilasi dan deasilasi. Naz (2002) menjelaskan tahapan reaksi tersebut sebagai berikut: 1) pembentukan kompleks enzim-protein dengan ikatan kovalen yang bersifat reversible, 2) pembentukan produk antara tetrahedral akibat penyerangan oleh serin 221 yang bersifat reaktif terhadap C karbonil. 3) protonasi pada substrat yang 7 menyebabkan berubahnya struktur tetrahedral menjadi kompleks asil-enzim. 4) produk antara tetrahedral terbentuk kembali akibat penyerangan H2O terhadap kompleks asil-enzim. 5) aktivitas His 64-Ser 221 mengakibatkan terjadinya pembebasan sisi asilasi pada substrat sehingga menghasilkan asam amino. Mekanisme reaksi enzim protease dapat dilihat pada gambar dimana protease aktif pada kondisi pH antara 6-8 (Barberis et al. 2008).

Gambar: Mekanisme reaksi enzim protease

Enzim Bromelin Bromelin merupakan ekstrak cairan yang diperoleh dari batang dan buah tumbuhan nanas yang mengandung beberapa enzim proteolitik. Enzim proteolitik dianggap penting dalam metabolisme protein dan banyak digunakan dalam industri pangan, misalnya untuk mengempukkan daging. Ada banyak jenis enzim proteolitik yang dikenal seperti enzim bromelin, papain, rennin, protease dan fisin yang mempunyai sifat menghidrolisa protein dan menggumpalkan susu (Smith, 1993). Dengan demikian enzim bromelin dapat digunakan sebagai substitusi bagi enzim sejenis lainnya. Enzim bromelin dari nenas banyak digunakan untuk mengempukkan daging. Enzim bromelin dapat menguraikan serat-serat daging sehingga menjadi lebih empuk. Buah nenas yang belum matang mengandung bromelin lebih sedikit dibandingkan buah nenas matang yang masih segar. Kandungan bromelin paling banyak terdapat dalam bagian kulit. Adapun ciri bromelin merupakan enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide, sehingga dapat digunakan untuk pengempukkan daging. Enzim protease dapat aktif pada temperatur antara 500-700 saat pemasakan daging. Enzim ini mampu mendegradasi kolagen pada temperatur yang lebih tinggi sehingga dapat menghasilkan perubahan keempukan awal dan residu serabut-serabut jaringan ikat. Peningkatan konsentrasi enzim dan lama perendaman enzim dengan substrat dapat mempengaruhi kandungan protein suatu bahan. Enzim Papain Enzim papain adalah enzim proteolitik yang terdapat pada getah tanaman papaya (cacica papaya L). secara umum yang dimaksud dengan papain adalah papain yang dimurnikan maupun papain yang masih kasar. Semua bagian papaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung enzim papain adalah buahnya. Enzim papain tergolong protease sulhidril. Aktivitasnya tergantung pada adanya gugus sulfhidril pada sisiaktifnya. Enzim ini dapat dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator, dan logam barat (Winarno,1982). Enzim papain mempunyai daya tahan panas paling tinggi diantara enzim-enzim proteolitik lainnya. Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja secara optimum pada suhu 50-600C dan pH 5-7, serta memiliki aktifitas proteolitik antara 70-100 unit/gram. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang digunakan.

METODOLOGIPraktikum ini dilaksanakan di Laboratorium FHA di gedung dekanat,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum dilakukan pada hari Selasa, 27Oktober 2015 pukul 12.30 WIB. Alat yang digunakan pada saat praktikum cawan petri untuk menyimpan sampel filtrat yang akan diamati, blender untuk menghaluskan sampel, timbangan untuk menimbang bobot sampel, gelas ukur untuk mengukur aquades atau sempel, gelas beker untuk menyimpan hasil filtrat dari sampel, pH meter untuk mengukur pH sampel, pipet tetes untuk mengambil atau memindahkan larutan, spatula untuk mengaduk sampel, almuniumfoil untuk menutup wadah sampel, kertas label untuk memberi tanda pada sampel. Bahan yang diperlukan pada saat praktikum yaitu tempe sebanyak 10gr, telur 5ml, susu 5ml, daging 8gr. Dan filtrat yang digunakan papaya muda, papaya tua dan nanas muda, nanas tua.PROSEDUR KERJA

Nanas dan pepaya

ditimbang 250gram dimasukkan ke dalam blender, aquades ditambah 150ml, buah dihaluskan Filtratjus buah disaring

Dimasukan kedalam gelas beker

Sampel Ditimbang 50gram Diletakan di atas cawan petri Di amati dan di catatDitambahkan 50gram filtrat, cawan petri ditutup, ditambahkan 30menit

HASIL DAN PEMBAHASAN KLMPKSampelFiltratpHPengamatan awalPengamatan akhir

AwalAkhir

9Tempe 10grPepaya muda67Bau kedelai, Tekstur empuk, warna putih creamBau tempe, tekstur lunak, warna tetap

Pepaya tua6

10Tempe 10grNanas muda67Bau kedelai, Tekstur keras, warna putih creamBau kedelai, tekstur kenyal, warna pucat

Nanas tua6

11Telur 5mLpepaya muda107Berbau amis, tekstur lengket, warna kuningBau pepaya, tekstur cair, warna pucat

pepaya tua9

12Telur 5mLNanas muda107Berbau amis, tekstur lengket, warna kuningBau pepaya, tekstur cair, warna pucat

Nanas tua7

13Susu 5mLPepaya mu65Bau aroma susu, tekstur cair, warna putihBau susu basi, tekstur cair,warna pucat

Pepaya tua6

14Susu 5mLNanas muda65Bau aroma susu, tekstur cair, warna putihBau nanas, tekstur kental, warna kuning

Nanas tua5

15Daging 8grPepaya mud66Bau amis, tekstur kental, warna abu pucatBau tetap, tekstur lunak, warna pucat

Pepaya tua6

16Daging 8grNanas muda 66Bau amis, tekstur kental, warna abu pucatBau nanas, tekstur lunak, warna pucat

Nanas tua6

Pada hasil data praktikum hidrolisis protein enzimatistersebut telah terlihat bahwa pada masing-masing perlakuan yang dicampur dengan sampel daging ikan, susu dan tempe memiliki PH awal yang sama, yaitu 6-10. Dimulai pada saat jam 13.07-13.37 setelah dilakukan perlakuan dengan cara didiamkan selama 30 menit, pH pada masing-masing sampel menurun atau menjadi antara 6-5 untuk perlakuan menggunakan nanas dan 5-9 untuk perlakuan menggunakan pepaya.Hal ini pasti dikarenakan adanya perbedaan tingkat keasaman antara pH nanas dan pepaya. pH nanas terbilang cukup asam karena didalamnya mengandung asam sitrat dan asam lainnya yang cukup tinggi sehingga menciptakan kondisi asam pada nanas sendangkan pada pepaya tidak. Pepaya cenderung netral atau basa dilihat dari perubahan pH awal dan akhir kenaikan dan penurunannya cenderung stabil. Lalu pada kedua zat ini memiliki enzim masing-masing yang berperan dalam mengkatalisir senyawa protein. Pada nanas terdapat bromelin yang menkatalisir protein dari setiap sampel. Dan pada pepaya terkandung enzim papain yang memiliki fungsi yang sama dengan enzim nanas karena masih sama-sama enzim protease.Enzim bremiolin dan enzim pepain yang terkandung di dalam buah tersebut akan melakukan reaksi hidrolisis pada protein yang terkandung pada sampel. Lalu pengaruh pH terhadap sampel akan berhubungan dengan beberapa faktor. Faktor itu berhubungan dengan kerja enzim dan juga kepada sampel nya. Ketika pH perubahan media tertentu, itu mengarah ke perubahan dalam bentuk enzim. Tidak hanya pada enzim, tingkat pH juga dapat mempengaruhi sifat muatan dan bentuk substrat. Dalam kisaran pH yang sempit, perubahan bentuk struktural dari enzim dan substrat mungkin reversibel. Tapi untuk perubahan yang signifikan dalam tingkat pH, enzim dan substrat dapat mengalami denaturasi. Dalam kasus tersebut, mereka tidak dapat mengidentifikasi satu sama lain. Akibatnya, tidak akan ada reaksi seperti itu. Ini alasan mengapa, pH mempengaruhi aktivitas enzim.Faktor sampelnya,Penurunan pH menyebabkan denaturasi protein. Akibat denaturasi protein, maka terjadi penurunan kelarutan protein, daya ikat air hilang dan intensitas warna dari pigmen daging. Perubahan pH selama proses rigor mortis dan pengaruhnya terhadap mutu daging. Menurut Teori pH berpengaruh pada struktur pengembangan dan juga kelarutan protein. Kondisi protein ini juga akan berpengaruh pada daya ikat air/ WHC (Water Holding Capacity), juiciness, daya emulsi, kemampuan membentuk gel, kekerasan, warna dan umur simpan. Kedaan inilah yang menyebabkan perubahan tekstur warna dan yang lainnya pada sampel yang di praktikum kan.Tingkat kematangan buah juga berpengaruh terhadap kualitas enzim dan kandungan didalamnhya.Buah nanas muda memilki kualitas enzim yang lebih rendah dibandingkan buah nanas yang sudah tua, akibatnya pemberian filtrat nanas tua memberikan perubahan yang sangat signifikan baik dari pH, tekstur maupun bau pada sampel. Begitu pula pada buah pepaya. Pada buah pepaya muda memang enzim dihasilkan lebih banyak karena getah yang dihasilkan cukup banyak namun belum tahu apakah enzimnya bisa bekerja lebih baik dibandingkan kualitas enzim pada buah pepaya tua atau papaya matang.Kesimpulan Hidrolisis protein secara enzimatis dilakukan dengan cara menambahkan ekstrak nanas atau pepaya pada sampel dan didiamkan selama 30 menit sehingga kita dapat mengamati perubahan-perubahan tekstur dan pH pada sampel dari perlakuan tersebut. Enzim protease memutuskan ikatan peptida pada struktur protein. Mekanisme reaksi pemutusan ikatan peptida terdiri atas reaksi alkilasi dan deasilasi. Dimana konsep dari tahapan reaksi tersebut bermula dari pembentukan kompleks enzim-protein dengan ikatan kovalen yang bersifat reversible hingga terjadinya pembebasan sisi asilasi pada substrat sehingga menghasilkan asam amino. Perubahan tekstur, warna maupun pH pada sampel lebih jelas terlihat saat ditambahkan ekstrak nanas tua dan ekstrak pepaya matang, yang menunjukkan bahwa nanas tua lebih banyak mengandung enzim bromelin daripada nanas muda, begitu juga dengan pepaya matang yang lebih banyak mengandung enzim papain daripada pepaya mentah. Enzim bromelin dan enzim papain bekerja optimal dalam menghidrolisis protein. DAFTAR PUSTAKA Pengaruh suhu inkubasi terhadap aktivitas protease dari Bacillus subtilis. http://digilib.its.ac.id/ public/ ITS- Undergraduate-12616-Chapter1.pdf Rusli. 2008. Pengaruh Pemakaian Enzim Bromelin Dari Kulit Nenas Terhadap Kadar Air, Protein Terlarut dan Keempukan Daging Kerbau. Universitas Andalas: Padang. Sudjarwo, Sri Agus. 2005. Anti-inflammatory and analgesic effect of bromelain in mice and rats. Universitas Airlangga: Surabaya. Suri, Wilda Liona. 2013. Optimization Of Protease Activity From Lactic Acid Bacteria (Lab) Pediococcus Pentosaceus Isolated From Soursop Fermentation (Annona Muricata L.). Universitas Andalas: Padang. Vistanty, Hanny. 2010. Pengeringan Pasta Susu Kedelai Menggunakan Pengering Unggun Terfluidakan Partikel Inert. Universitas Diponegoro: Semarang. Yuniwati, Murni. Yusran. Rahmadany. 2008. Pemanfaatan Enzim Papain Sebagai Penggumpal Dalam Pembuatan. IST AKPRIND: Yogyakarta.

LAMPIRAN 1. Alat Yang Digunakan Pada PraktikumGambar 1. (Universal Indicator)Gambar 2. (Perti Disk) Gambar 3. (Gelas Ukur)Gambar 4. (Gelas Baker)Lampiran 2. Bahan Yang Digunakan Pada PraktikumGambar 5. (Daging dan Sampel Nanas muda&tua)Lampiran 3. Kegiatan Yang Dilakukan Pada PraktikumGambar 6. (Menyiapkan Daging 8gr)Gambar 7. (Menyiapkan nanas muda& tua 8ml) Gambar 8. (mencampur daging&Gambar 9. (mencampur daging&nanas tua)nanas muda)Gambar 10. (daging&nanas Gambar 11. (daging&nanas mudaTua etelah 30 menit) setelah 30menit)