Laporan ABORTUS INKOMPLIT

11
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. R Usia : 30 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tgl MRS : 16 Maret 2015 No. RMK : 00.90.46.68 ANAMNESA Keluhan utama : Os hamil 16 minggu, keluar darah post urut Riwayat penyakit sekarang Seorang wanita 30 tahun G1P0A0 dengan kehamilan 16 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Darah yang keluar berupa daerah segar dan sedikit menggumpal. Perdarahan yang keluar sekitar 200 cc. Keluhan dirasakan setelah os diurut oleh tukang pijat karena kelelahan. Os juga mengeluh mules dan shubuh tadi telah keluar bayi, namun ia mengatakan ari-ari belum keluar. Riwayat pemeriksaan kehamilan : 6

description

informasi

Transcript of Laporan ABORTUS INKOMPLIT

Page 1: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R

Usia : 30 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tgl MRS : 16 Maret 2015

No. RMK : 00.90.46.68

ANAMNESA

Keluhan utama : Os hamil 16 minggu, keluar darah post urut

Riwayat penyakit sekarang

Seorang wanita 30 tahun G1P0A0 dengan kehamilan 16 minggu datang ke RS dengan

keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Darah yang keluar berupa daerah segar

dan sedikit menggumpal. Perdarahan yang keluar sekitar 200 cc. Keluhan dirasakan setelah os

diurut oleh tukang pijat karena kelelahan. Os juga mengeluh mules dan shubuh tadi telah keluar

bayi, namun ia mengatakan ari-ari belum keluar.

Riwayat pemeriksaan kehamilan :

ANC tidak pernah selama hamil

Riwayat penyakit dahulu:

Diabetes Mellitus (-)

Hipertensi (-)

6

Page 2: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

Asma (-)

Riwayat penyakit keluarga

Diabetes Mellitus (-)

Hipertensi (-)

Asma (-)

Riwayat Pengobatan

Os datang ke bidan sebelum ke RS dengan keluhan keluar flek-flek darah dan bayi belum keluar

dari jalan lahir.

Riwayat Perkawinan

Pernikahan pertama, masih menikah, lama pernikahan 42 tahun.

Riwayat Haid

Menarkhe : 13 tahun

Siklus Haid : 28 hari, lama 13 hari, HPHT : 23 November 2014, TP : 30 Agustus 2015

Riwayat Persalinan

Kehamilan ini merupakan anak pertama

Riwayat Alergi

Os tidak alergi terhadap obat-obatan, alergi makanan (-) alergi cuaca-debu (-)

Riwayat Kebiasaan

Makan teratur, merokok (-), konsumsi jamu (-), alkohol (-)

PEMERIKSAAN FISIK

7

Page 3: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Vital Sign

TD : 110/60 mmHg

Nadi : 81x/menit, irama nadi teratur, regular, kualitas cukup

RR : 20x/menit

Suhu : 36,5 oCelcius

BB : 51 kg

TB : 158 cm

Status Generalis

Kepala : Normocephal simetris

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-), refleks pupil (+) isokor

Mulut : Sariawan (-)

Kulit : Ikterus pada kulit (-), pucat telapak tangan dan kak (-), sianosis(-) ruam-ruam kemerahan di kulit

(- ),  turgor kulit normal

KGB : Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axilla, leher, inguinal dan submandibula,

nyeri tekan (-)

Dada : Normochest

Extremitas

Atas : akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik

Bawah : akral hangat, udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik

Status Obstetri

8

Page 4: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

Kehamilan 16 minggu

Diagnosis

Ibu : G1P0A0 hamil 16 minggu, abortus inkomplit

Anak : IUFD

Progonosis

Ibu : Diharapkan baik

Anak : Tidak baik

Rencana Tindakan

- Observasi tanda-tanda vital ibu

- Persalinan kala 3

- Vit.K

- Transamin

- Infuse RL

9

Page 5: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan. Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus

insipiens, abortus inkompletus, dan kompletus.

Pada kasus ini diagnosisnya ialah abortus jenis inkompletus. Abortus inkompletus adalah

pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa

tertinggal dalam uterus.

Di Amerika Serikat, definisi abortus terbatas pada terminasi kehamilan sebelum 20 minggu,

didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir. Definisi lain yang sering digunakan

adalah pelahiran janin-neonatus yang beratnya kurang dari 500 gram.

II. Epidemiologi

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan, kecuali

apabila terjadi komplikasi; juga karena sebagian abortus sponyan hanya disertai gejala dan tanda

ringan, sehingga pertolongan medic tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid

terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%.

Lebih dari 80% aborsi terjadi dalam 12 minggu pertama. Anomali kromosom menyebabkan

paling sedikit separuh dari aborsi dini ini. Risiko aborsi spontan meningkat seiring dengan

paritas serta usia ibu dan ayah. Aborsi spontan yang secara klinis terdeteksi meningkat dari 12%

pada wanita berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun.

Akhirnya insidensi aborsi meningkat pada wanita yang hamil dalam 3 bulan setelah melahirkan

aterm.

III. Klasifikasi

Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkompletus, dan kompletus. Selanjutnya, dikenal pula abortus servikalis, missed abortion, abortus habitalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.

10

Page 6: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

IV. Etiologi

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah. Sebaliknya,

pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal

yang menyebabkan abortus dapat dibagi menjadi sebagai berikut.

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut.

a. Kelainan kromosom

b. Lingkungan kurang sempurna

c. Pengaruh dari luar

2. Kelainan pada plasenta

Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi plasenta

terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan

ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu

Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga

menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus

4. Kelainan traktus genitalis

Retroversi uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan

abortus.

V. Patogenesis

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh

nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau

11

Page 7: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan kontraksi

untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya

dikeluarkan seluruhnya karena vili koreales belum menembus desidua secara mendalam. Pada

kehamilan antara 8-14 minggu vili koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya

plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada

kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin,

disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas

dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.

VI. Diagnosis

Abortus inkomplet didiagnosis jika plasenta, seluruhnya atau sebagian, tertahan di uterus

tetapi janin telah keluar.

Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam

kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan pada

abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak

akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.

VII. Penatalaksanaan :

Dalam penanganannya, apanila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan,

segera harus diberikan infuse cairan NaCl fisiologik atau cairan Ringer yang disusul dengan

transfusi. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan. Pasca tindakan disuntikkan intramuskulus

ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.

Prognosis :

Komplikasi :

Komplikasi yang bisa terjadi pada abortus

- Perdarahan

12

Page 8: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu

pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan

tidak diberikan pada waktunya.

- Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi

hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan teliti. Jika ada

tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk

perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.

- Infeksi

- Syok

Syok pada abortus bisa terjadu karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat

(syok endoseptik).

KESIMPULAN

Os didiagnosis abortus inkomplet dengan alasan :

1. Plasenta, seluruhnya atau sebagian, tertahan di uterus tetapi janin telah keluar.

2. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam

kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan

pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan

perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. \

REFERENSI

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. “Ilmu Kebidanan.” Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Kenneth, et al. 2009. “Obstetri Williams.”. Jakarta : EGC

13

Page 9: Laporan ABORTUS INKOMPLIT

14