Lapkas Mata

download Lapkas Mata

of 16

description

lapkas mata

Transcript of Lapkas Mata

PENDAHULUAN

Kekeruhan lensa kristalina dinamakan katarak, dimana kekeruhan ini terjadi akibat hidrasi-hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.1,2 Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, dalam bahasa Inggris Cataract, dan dalam bahasa Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau dapat terjadi akibat kedua-duanya.1

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.1

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan proses penyakit intraokular lainnya.1

Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti: eserin (0,25 0,5%), kortikosteroid, ergot, dan antikolinesterase topikal. Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes mellitus, galaktosemi, dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senile, juvenile, herediter) atau kelainan kongenital mata.1Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti:

Fisik

Kimia

Penyakit predisposisi

Genetik dan gangguan perkembangan

Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin

Usia

Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atau abu-abu. Pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus.1Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slitlamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, dilakukan juga pemeriksaan tonometer selain dari pada pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya, seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena bisa saja didapatkan penyulit yang berat berupa panoftalmitis pascabedah dan fisik umum.1Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan turunnya tajam penglihatan. Pada katarak nuklear tipis dengan miopia tinggi akan terlihat tajam penglihatan yang tidak sesuai,sehingga mungkin penglihatan yang turun akibat kelainan pada retina dan bila dilakukan pembedahan memberikan hasil tajam penglihatan yang tidak memuaskan. Sebaliknya pada katarak kortikal posterior yang kecil akan mengakibatkan penurunan ketajaman yang sangat berat pada penerangan yang sedang ataupun keras akan tetapi bila pasien berada di tempat gelap maka tajam penglihatan akan memperlihatkan banyak kemajuannya.1Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan. Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokuler.Klasifikasi Katarak

Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam:

1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun

2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

3. Kataral senilis, katarak setelah usia 50 tahun.

Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya terdapat pada hampir semua katarak senile, katarak herediter, dan congenital.1Katarak Senilis

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas 40 tahun. Hal ini terjadi karena suatu perubahan degenerasi dari lensa atau karena proses ketuaan. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia sekitar 147 juta orang, diantaranya terdapat 29,4 juta orang penderita katarak berusia di atas 40 tahun.1,2Perubahan yang tampak pada katarak senilis adalah bertambah tebalnya nukleus dengan berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinik, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul pada usia decade 4 dalam bentuk keluhan presbiopia. Dikenal 3 bentuk katarak senilis, yaitu katarak nuclear, kortikal, dan kupuliform.7Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Pada katarak senilis sebaiknya disingkirkan penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata. 2Dalam perlangsungannya katarak senilis dibagi dalam 4 stadium : stadium insipien, imatur, matur, dan hipermatur. 3Perbedaan stadium katarak senilis. 1InsipienImaturMaturHipermatur

Kekeruhan

Cairan lensa

Iris

Bilik mata depanSudut bilik mataShadow test

PenyulitRinganNormal

Normal

Normal

Normal

Negatif

-SebagianBertambah (air masuk)

Terdorong

Dangkal

Sempit

Positif

GlaukomaSeluruhNormal

Normal

Normal

Normal

Negatif

-MassifBerkurang

(air+masalensa berkurang)

Tremulans

Dalam

Terbuka

Pseudopos

Uveitis + glaukoma

Keluhan-keluhan pada katarak senilis pada umumnya berupa penurunan ketajaman penglihatan (visus yang menurun) yang dapat terjadi secara cepat ataupun perlahan-lahan. Keluhan lain yang sering ditemukan adalah melihat bintik-bintik hitam pada lapangan pandang, melihat dua atau lebih bayangan (diplopia atau poliopia).2Diagnosa katarak senilis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dengan opthalmoskop.4Penanganan katarak senilis tergantung pada waktu ditegakkan diagnosa berdasarkan stadium. Oleh karena katarak senilis tidak dapat dicegah timbulnya dan tidak menurun dengan perbaikan gizi, hygiene dan sanitasi, maka tindakan pembedahan merupakan satu-satunya pertolongan untuk mencegah kebutaan.1,2 Teknik Pembedahan terbagi atas ekstraksi katarak ekstra kapsuler (EKEK), ekstrasi katarak intra kapsuler (EKIK) dan Small Incision Cataract Surgery (SICS).5 SICS adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus) melalui kapsul anterior yang dirobek (kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior. Tindakan bedah ini pada saat ini dianggap lebih baik karena mengurangi beberapa penyulit.2Katarak Senilis Stadium Matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negative.7

Pada pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Pada stadium ini dilakukan shadow test untuk membedakan stadium ini dengan stadium imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika. Oleh karena pada katarak Polaris anterior juga terdapat shadow test yang negative, oleh karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja.3LAPORAN KASUSSeorang penderita laki-laki, 69 tahun, suku Minahasa, agama Kristen Protestan, pekerjaan swasta, alamat pakowa, datang ke poliklinik bagian mata RSUP Manado kiriman dari dokter ahli mata pada tanggal 14 Juni 2012 dengan keluhan utama mata kanan kabur.

Mata sebelah kanan kabur dialami penderita sejak 2 tahun yang lalu. Penglihatan berkurang terjadi secara perlahan-lahan sehingga akhirnya penderita hanya dapat melihat cahaya saja. Kadang-kadang penderita melihat bayangan seperti berawan di depannya dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan mata pada lapangan pandangnya. Jika penderita memaksakan diri untuk melihat, penderita merasa kepalanya sakit dan matanya pedih.

Riwayat trauma pada mata, sakit gula, tekanan darah tinggi dan jantung disangkal penderita.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis, keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis, tensi 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,80C, jantung dan paru dalam batas normal, abdomen datar lemas, hepar dan lien tidak teraba. Ekstremitas akral hangat, udema tidak ada.

Pada pemeriksaan status opthalmologis subjektif ditemukan VOD 1/300, VOS 6/50, tes konfrontasi pada kedua mata baik, proyeksi cahaya pada keempat kuadran baik.

Pada pemeriksaan obyektif terlihat kekeruhan lensa, berwarna putih pada mata kanan, mata kiri normal.

1. Penyinaran dari samping oblicus illumination nampak COA normal pada ODS iris shadow negatif pada OD, positif pada OS.

2. Pemeriksaan dengan opthalmoskop nampak refleks fundus OD negatif, OS positif uniform. Lensa OD berwarna hitam tanpa latar belakang merah jingga (keruh menyeluruh). Sedangkan pada lensa OS nampak berwarna merah jingga.

3. Pemeriksaan dengan slit lamp nampak COA normal ODS, lensa OD keruh menyeluruh.

Dengan tonometer Schiotz diperoleh TIOD 7,8 mmHg, TIOS 7,8 mmHg.

Pemeriksaan laboratorium: Hb: 14,8 mg%, Leukosit: 8500, Trombosit: 208.000, GDP: 97 mg%, Cloting Time: 730, Bleeding Time: 130, EKG: dalam batas normal.

Diagnosa kerja adalah Katarak Senilis Stadium Matur OD dan dianjurkan operasi dengan cara SICS dan pemasangan intra okuler lensa (IOL).Follow up

14 - 6 - 2012S : Mata kanan kabur.

O : St. generalis : KU cukup, kesadaran : CM, T : 130/80 mmHg.

St. oftalmikus : OD VOD 1/300 TIOD 7,8 mmHg.

Inspeksi : palpebra hematom (-)

konjungtiva hiperemis (-)

kornea jernih

COA cukup dalam, hifema (-)

lensa keruh

A : Katarak Senilis Stadium Matur ODP : Rencana operasi hari ini.

- Gunting bulu mata.

- Diamox 1-0-0

- Diazepam 1-0-0

- Gentamisin eye drops 1 tetes OD

Jam :08.00 : Midriasil 1 tts OD

08.30 : Voltaren I 1 tts OD

09.00 : Efrisel 1 tts OD

09.30 : Voltaren II 1 tts OD

Penderita masuk kamar operasi.15 - 6 - 2012S : Nyeri pada mata yang dioperasiO : St. generalis : dalam batas normal.

St. oftalmikus : OD VOD : 4/60

Inspeksi : palpebra hematom (-)

konjungtiva hiperemis (+)

kornea jernih

COA cukup dalam

Lensa pseudo

A : Post SICS + IOL hari ke II

P : - Amoxyllin 3 x 500 mg

- Mefenamic acid 3 x 500 mg

- Transamin 3 x 1

- Dexamethason 3 x 1

- Cendoxytol eye drops 8 x gtt I OS

- Catarlent eye drops 3 x gtt I OS

- Penderita boleh pulang, kontrol di Poli MataDISKUSIDiagnosa katarak senilis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan mata.

Dari anamnesa didapatkan penderita berusia 69 tahun. MRS dengan keluhan mata kanan kabur. Mata kanan kabur sejak 2 tahun yang lalu. Penglihatan kabur ini terjadi secara perlahan-lahan sehingga akhirnya dapat melihat cahaya saja. Kadang-kadang penderita melihat bayangan seperti berawan di depannya, dan ada bintik hitam yang mengikuti gerakan mata pada lapangan pandangnya. Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana dikatakan bahwa keluhan yang umumnya didapat yaitu pandangan yang kabur/berawan dan terdapat bintik-bintik hitam pada lapang pandang penderita.1 Usia penderita yang sudah lanjut (69 tahun) dan adanya penyangkalan penderita terhadap riwayat trauma pada mata, sakit gula, tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan pada pemeriksaan ditemukan T: 120/70 mmHg, GDS 97 mg%, hasil EKG dalam batas normal maka kasus ini digolongkan pada Katarak Senilis.

Pada pemeriksaan subjektif didapatkan VOS 6/50, VOD 1/300. Pada pemeriksaan objektif kekeruhan lensa OD warna putih terutama pada mata kanan. Pada penyinaran dari samping dengan senter didapatkan COA normal pada OD dan OS, iris shadow negatif pada OD oleh karena lensanya telah keruh menyeluruh, sedangkan pada OS iris shadow positif.

Dengan slit lamp terlihat COA normal pada OD dan OS lensa, OD keruh menyeluruh. Jadi berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan di atas dikatakan bahwa katarak yang terjadi pada penderita ini adalah stadium matur OD dan dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan pemasangan IOL.

Dengan operasi diharapkan masih dapat mencegah kebutaan total dan memperbaikai visus penderita. Suatu operasi katarak bertujuan merngangkat atau mengeluarkan lensa yang telah keruh sehingga menghalangi penglihatan. Operasi yang dilakukan pada kasus ini adalah Small incision cataract surgery (SICS).

Setelah lensa dikeluarkan, mata penderita perlu diberikan kacamata dengan tujuan agar objek yang dapat dilihat dapat jatuh tepat di retina. Adapun jenis lensa yanng dipakai adalah kacamata katarak dengan kekuatan sferis positif 10 dioptri atau lensa kontak atau lensa implant intraokuler.1,6 Pada pasien ini digunakan lensa implant intra okuler dengan ukuran sebesar positif 21 dioptri.

Prognosa pada kasus ini adalah baik karena telah dilakukan pembedahan.LAPORAN OPERASIPersiapan Operasi

13 Juni 2012 (pagi)

Jam 08.30 WITA periksa tanda vital TD = 130/80 mmHg. Gunting bulu mata kanan. Pantocain ED 0,5 % 1 tetes oculus dextra (OD) lalu dilakukan pemeriksaan TIO, ODS adalah 17,3 mmHg. Jam 08.45 WITA diberikan Mydriatil 0,5 % ED 1 tetes OD. Jam 09.00 WITA diberikan Noncort ED 1 tetes OD. Jam 09.15 WITA Mydriatil 0,5 % ED 1 tetes OD. Jam 09.30 WITA diberikan Noncort ED 1 tetes OD. Jam 09.45 WITA Mydriatil 0,5 % ED 1 tetes OD.

Teknik Operasi

Operasi dimulai pada jam 10.00 WITA, penderita dibawah ke ruang operasi dan dibaringkan terlentang di atas meja operasi, mikroskop di atur sedemikian rupa sehingga lapangan pandang operasi jelas. Mata kanan akan ditetesi dengan anastesi Pantocain 0,5 % 1 tetes, kemudian dilakukan spooling kantus media/lateral dari forniks superior/anterior bola mata dengan sol povidone iodine dan alkohol sebagai tindakan aseptik, kulit luar mata kanan penderita didesinfeksi dengan povidone iodine dan dibilas dengan alkohol 70 %. Tutup lapang pandang operasi dengan doek steril besar.

Lapangan operasi diperkecil kembali dengan doek steril kecil, lalu dipasang eye speculum di mata kanan dan dilakukan anastesi subtenon dengan lidokain 2 % sebanyak 3 cc.

Eye speculum dilepas kemudian dilakukan massage OD selama 5 menit. Eye speculum dipasang lagi, kemudian dilakukan fiksasi mukulus rektus superior 7 mm dari limbus superior dengan benang Dexson 5,0 dan fiksasi pada doek steril selama operasi.

Selama operasi, kornea dibasahi dengan ringer laktat, operasi dimulai dengan melakukan periktomi konjungtiva forniks base sepanjang 7 mm. perdarahan terjadi dirawat dengan kapas gulung dan kauter bipolar.

Selanjutnya dibuang grooving pada limbus seluas dari arah jarum jam 2 sampai dengan jam 10 dan kontrol perdarahan. Kornea ditembus sampai COA dengan blode 15 dengan jarum disposable 1 cc yang ujungnya telah dibengkokkan. Dilakukan kapsulektomi dengan can opener. Luka diperlebar dengan menggunting ke arah kanan dan kanan dengan gunting kornea. Nukleus lensa dikeluarkan secara perlahan-lahan dengan muscle hook pada arah jam 6 dan loop lensa pada arah jam 12 lalu nukleus lensa dikeluarkan, sisa korteks dikeluarkan dengan bantuan infus aspirasi.

Dilakukan penyuntikan vesikoelastik ke COA post dan lensa berkekuatan +21,50 D dimasukkan sebagai pengganti lensa. Setelah itu dimasukkan cairan myostat ke COA, sisa cairan vesikoelastik diaspirasi lagi.

. Benang fiksasi dilepaskan. Diberi salep Gentamisin app OD, mata ditutup dengan kasa steril. Operasi selesai jam 10.30 WITA.

Pasien diistirahatkan kemudian dipulangkan dengan anjuran kontrol di Poliklinik Mata RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado.PENUTUPDemikianlah telah dibahas suatu laporan kasus dengan judul Katarak Senilis Stadium Matur OD dengan Pemasangan IOL pada penderita pria berumur 69 tahun yang dirawat di RSUP Malalayang Manado.DAFTAR PUSTAKA1. Ilyas H.S, prof. dr. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah, Dalam : Ilmu Penyakit Mata. FK UI. Jakarta, 2009 : 200-211.2. Mandang J. H. A. Penyebab Utama Kebutaan di Indonesia, Dalam : Penyakit Mata Utama di Indonesia dan Penanggulangannya. FK Unsrat Manado, 1982 : 55-58.

3. Wijaya N. Lensa (Katarak), Dalam : Ilmu Penyakit Mata, FK UI Jakarta, 1990: 40-72.

4. Weinggeist Th, Liesegang Th, Slamovist Th. Lens and Catarac, In : Basic and Clinical Science Course Sect. II American Academy of Ophtalmology, 1997 : 40-72.

5. Hariono B. Lensa, Dalam : Buku Panduan Oftalmologi Jilid II. Binarupa Aksara, Jakarta, 1993 : 153-6.

6. The Italian American Cataract Study Group, American journal og

Ophtalmology, vol. 118, No. 15:14.7. Ilyas S, Mailangkay H.B, Taim H, dkk. Katarak senilis, dalam: Ilmu Penyakit

Mata. Sagung Seto. Jakarta. 2002 : 148-152