Lapkas CTEV 2 Scrib

29
PENDAHULUAN Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) atau Congenital club foot merupakankelainan bawaan pada kaki dan pergelangan kaki yang berupa:1,4 Talipes (kelainan pada kaki dimana kaki terputar, dari bahasa Latin: talus/ ankle,pes/ foot ), Equinus dari ankle dan subtalar dan Varus (inversi dan adduksi dari fore foot, mid foot dan hind foot ). Deformitas talipes diantaranya : -Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam -Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar -Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah daripada tumit -Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit Congenital Talipes Equinovarus merupakan kelainan kongenital kaki yang palingpenting karena mudah mendiagnosisnya tetapi sulit mengkoreksinya secara sempurna,meskipun dengan tindakan pembedahan. Derajat beratnya deformitas dapat ringan,sedang atau berat, tergantung fleksibilitas atau adanya resistensi terhadap koreksi.1,2 Insiden CTEV sangat bervariasi pada setiap ras dan jenis kelamin, dari populasiumum adalah sebesar 1 : 1000 kelahiran hidup dimana anak laki- laki dua kali lebihsering daripada anak perempuan. Dapat unilateral maupun bilateral, 50% kasus terjadipada bilateral.2 Penyebab CTEV belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa teori yaituberhubungan dengan faktor mekanik dalam uterus, defek muscular, defek primary germ plasm, terhentinya perkembangan janin akibat iskemi pada sinus tarsal, pengaruh dariagen-agen teratogen pada masa perkembangan kaki yang meningkat sebesar 10-25%bila ada keluarga dengan kelainan tersebut.1,2,3

description

CTEV

Transcript of Lapkas CTEV 2 Scrib

Page 1: Lapkas CTEV 2 Scrib

PENDAHULUAN

Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) atau Congenital club foot merupakankelainan bawaan pada kaki dan pergelangan kaki yang berupa:1,4 Talipes (kelainan pada kaki dimana kaki terputar, dari bahasa Latin: talus/ ankle,pes/ foot ), Equinus dari ankle dan subtalar dan Varus (inversi dan adduksi dari fore foot, mid foot dan hind foot ).

Deformitas talipes diantaranya :

-Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam

-Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar

-Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendah daripada tumit

-Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit

Congenital Talipes Equinovarus

merupakan kelainan kongenital kaki yang palingpenting karena mudah mendiagnosisnya tetapi sulit mengkoreksinya secara sempurna,meskipun dengan tindakan pembedahan. Derajat beratnya deformitas dapat ringan,sedang atau berat, tergantung fleksibilitas atau adanya resistensi terhadap koreksi.1,2

Insiden CTEV sangat bervariasi pada setiap ras dan jenis kelamin, dari populasiumum adalah sebesar 1 : 1000 kelahiran hidup dimana anak laki-laki dua kali lebihsering daripada anak perempuan. Dapat unilateral maupun bilateral, 50% kasus terjadipada bilateral.2

Penyebab CTEV belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa teori yaituberhubungan dengan faktor mekanik dalam uterus, defek muscular, defek primary germ plasm, terhentinya perkembangan janin akibat iskemi pada sinus tarsal, pengaruh dariagen-agen teratogen pada masa perkembangan kaki yang meningkat sebesar 10-25%bila ada keluarga dengan kelainan tersebut.1,2,3

Diagnosa ditegakkan dengan tanda klinis dan pemeriksaan penunjang radiologi.1

Congenital Talipes Equinovarus harus dibedakan dengan postural clubfoot atau posisional equinovarus yang disebabkan karena malposture intra uterin dimana kakidapat dikoreksi secara manual oleh pemeriksa dan mempunyai respon yang baik dancepat terhadap serial casting dan jarang kambuh kembali, sedangkan pada CTEVbersifat rigid dan menimbulkan deformitas yang menetap bila tidak segera dikoreksi. 2

Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik CTEV bertujuan untuk mencegahterjadinya disabilitas sehingga penderita dapat melakukan aktifitas secara normal baik ketika anak-anak maupun setelah tumbuh dewasa. Dilakukan minimal pada beberapahari setelah lahir, tiga minggu pertama merupakan golden period , meliputi terapikonservatif mulai hari ke-3 dan 4 lahir, berupa passive stretching dan long leg plaster pada posisi 90

Page 2: Lapkas CTEV 2 Scrib

0 fleksi lutut dan equinus pada pergelangan kaki selama 2 minggu secaraserial sampai 3 bulan dan dilanjutkan dengan pemakaian Denis-Browne Splint untuk mempertahankan koreksi jangka panjang dan pengawasan sampai akhir pertumbuhananak.2,4

Denis-Browne Splint berupa metal bar dengan sol plat posisi eversi, abduksi,dan eksternal rotasi. Tumit ditahan pada sepatu dengan adanyaheel strap. Koreksi yangsalah dapat mengakibatkan Rocker bottomed foot yaitu bila forefoot equinus terkoreksitapi hindfoot tetap equinus ini terjadi bila serial casting tidak dilakukan bertahapmelainkan secara langsung. Bila hal ini terjadi maka perlu dilakukansimple post soft tissue release.

Akibat koreksi yang salah lainnya adalah Bean shaped foot,dimanaequinus terkoreksi tapi terjadi lateral rotasi dari hindfoot , penanganannya dilakukanmedial release dan calcaneocuboid fusion. Pada beberapa kasus seperti rigid clubfoot bila terapi konservatif tidak berhasil dan usia anak masih kurang dari satu tahun (umur 3 – 9 bulan) atau sebelum anak berjalan, diperlukan tindakan pembedahan, berupa soft tissue release/ tendon transfer dan osteotomi.2,4

Tujuan dari Rehabilitasi Medik CTEV adalah mengurangi deformitas dengankriteria keberhasilannya adalah kaki dapat fungsional, bebas dari nyeri, mobilitas baik dan tidak memerlukan sepatu koreksi. Untuk menghasilkan hasil koreksi yang maksimaldibutuhkan kerja sama yang baik dengan orang tua penderita.

LAPORAN KASUS

Seorang bayi laki-laki JR, umur 3 hari dikonsulkan dari neonati dengan

congenitaltalipes equino varus dekstra.

Keluhan utama: pergelangan kaki kanan bengkok ke dalam sejak lahir

Anamnesis: (alloanamnesa dengan ibu penderita) pada tanggal 24 Juni 2011

Riwayat penyakit sekarang:

pergelangan kaki kanan bengkok ke dalam dialamipenderita sejak lahir. Pergelangan kaki yang bengkok tersebut tidak disertai bengkak,nyeri waktu dipegang, dan kemerahan dan dapat diluruskan seperti kaki sebelah kiri.Pergerakan normal seperti kaki sebelah kiri. Ibu pasien merasa khawatir dengan kondisikaki anaknya ini

Riwayat Kehamilan (ANC):

Selama hamil ibu penderita memeriksakan diri teratur didokter kandungan sebulan sekali sampai usia kandungan 8 bulan, selanjutnya seninggusekali pada usia kandungan 9 bulan. Selama hamil tidak pernah sakit, tidak pernahminum obat-obat yang dibeli sendiri, kecuali vitamin yang didapat dari dokterkadungan. Imunisasi TT sebanyak 2 kali. Anak pertama umur 6 tahun lahir secaraspontan dan anak kedua umur 3 tahun lahir secara sectio cesarea. Usia ibu saat hamilpenderita 33 tahun, TB: 160 cm, BB: 50 kg)

Page 3: Lapkas CTEV 2 Scrib

Riwayat Persalinan: Persalinan dilakukan secarasectio cesarean di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou pada tanggal21-6-2011, atas indikasi bekas sectio cesarea dan ketuban pecah dini 2 jam. Berat badanlahir 3050 gram, panjang badan saat lahir 47 cm, Apgar score 7

9.

Family Tree:

6 thn 3 thn ctev

Riwayat Penyakit Keluarga:

Hanya penderita yang sakit seperti ini

Keadaan Sosial Ekonomi:

Penderita tinggal bersama orang tuanya, rumah permanen milik sendiri. WC jongkok didalam rumah, sumber air PAM, sumber listrik PLN. Ayah penderita umur

eorang karyawan swasta (di perusahaan farmasi), lulusan SMA. Ibu penderita umur 33tahun, PNS, lulusan D3. Biaya persalinan ditanggung Jampersal. Biaya penderitaditanggung pribadi karena merupakan anak ketiga.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: aktif (+), refleks (+), nadi 150 kali/menit, respirasi 40 kali/menit suhubadan 36,4

0

C, BB: 3050 gr, PB: 47 cmKulit : sawo matang, kulit ikterik (-), turgor cukup, tonus normal.Kepala : bentuk : bulat, simetris, lingkar kepala: 35 cm, ubun-ubun besarterbuka datarRambut : Hitam, tidak mudah dicabutMata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflekscahaya +/+ normalTelinga : bentuk normal, mudah membalik Hidung : bentuk normal, secret -/-Mulut : bibir tidak sianosisLeher : trakea ditengah, kaku kuduk tidak adaToraks : bentuk simetris,tidak ada tanda deformitas jantung dan paru tidak ada kelainanAbdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, tali pusat terawatGenitalia : laki-laki, testis +/+Anggota gerak : akral hangat, oedem (-)Ekstremitas superior: bentuk normal, gerakan aktif sama kuat sinistra dan dekstraEkstremitas inferior sinistra: bentuk normal, gerakan aktif

Status lokalis : Ekstremitas Inferior dekstra

Inspeksi:

-

Bean shaped deformity

Page 4: Lapkas CTEV 2 Scrib

(+)

-

Torsi os tibia dekstra (+)

-

Forefoot

dan

midfoot

inversi dan a Sisi lateral kaki konveks, sisi medial konkaf, terdapat kerutan pada medialplantar kaki (+)

-

Hindfoot

equines (+), tumit tertarik ke atas dan inversi, kerutan yang dalam padaaspek posterior sendi

ankle

Palpasi dan Gerakan:

-

Kaki dapat dibuat posisi netral

-

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapatdieversikan

-

Otot betis tidak teregang

-

Lingkar betis 5 cm di bawah patella: dekstra : 9,5 cm (atrofi), sinistra: 10 cm

-

Page 5: Lapkas CTEV 2 Scrib

Panjang kaki dekstra: 21 cm, sinistra: 21 cmDiagnosis Klinis :

Congenital Talipes Equinovarus

DekstraDiagnosis Etiologi : tidak diketahuiDiagnosis Fungsional : belum bisa dievaluasiProblem Rehabilitasi :1.

Bean shaped deformity

ankle

dekstra2.

Torsi os tibia dekstra3.

Forefoot

dan

midfoot

inversi dan adduksi

4.

Sisi lateral kaki konveks, sisi medial konkaf, terdapat kerutan pada medialplantar kaki

5.

Hindfoot

equines, tumit tertarik ke atas dan inversi, kerutan yang dalam padaaspek posterior sendi

ankle

6.

Page 6: Lapkas CTEV 2 Scrib

Masalah psikologis orang tua penderita

PENANGANAN

Program Rehabilitasi MedikFisioterapi:

Inspeksi:

-

Bean shaped

deformity

(+)

-

Torsi os tibia dekstra (+dduksi (+

Forefoot

dan

midfoot

inversi dan adduksi

-

Sisi lateral kaki konveks, sisi medial konkaf, terdapat kerutan pada medialplantar kaki

-

Hindfoot

equinusPalpasi :

-

Kaki dapat dibuat posisi netral

-

Forefoot

Page 7: Lapkas CTEV 2 Scrib

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapatdieversikan

-

Panjang kaki kanan 21 cm, lingkar betis dekstra: 9,5 cm (atrofi)Program:-

Infrared ekstremitas inferior-

Massage

ekstremitas inferior dekstra-

Passive stretching

pada daerah pergelangan kaki kanan

Ortotik Prostetik

Evaluasi :

bean shaped deformity ankle

dekstra, torsi os tibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

posisi adduksi dan inversi, hindfoot equinus, tumit tertarik ke atas dan inversi,kaki dapat dibuat posisi netral,

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

Page 8: Lapkas CTEV 2 Scrib

dapat dieversikan, lingkar betis ( 5 cm di bawah patella) kaki kanan: 9,5 cm,kiri: 10 cm, panjang kaki kanan 21 cm, kiri: 21 cmProgram :-

Serial casting

(

long leg plaster / above knee cast)

selama 3 bulandilakukan oleh bagian bedah

-

Dilanjutkan pemakaian

Denis-Browne Splint

Psikologi

Evaluasi :

-

Orang tua penderita merasa khawatir dengan kondisi kaki penderitaProgram :

-

Support mental

kepada orang tua penderita untuk secara teratur datang karenaterapi penyakit anaknya membutuhkan waktu yang agak lama

7

-

Edukasi tentang penyakit penderita

Evaluasi Program:

Page 9: Lapkas CTEV 2 Scrib

I. Tanggal 26 Juni 2011 (minggu 1)Evaluasi:

bean shaped deformity ankle

dekstra, torsi os tibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

posisi adduksi dan inversi, hindfoot equinus, tumit tertarik ke atas dan inversi,kaki dapat dibuat posisi netral,

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapat dieversikan, lingkar betis ( 5 cm di bawah patella) kaki kanan: 9,5 cm,kiri: 10 cm, panjang kaki kanan 21 cm, kiri: 21 cmProgram:Fisioterapi:-

Infrared ekstremitas inferior-

Massage

ekstremitas inferior-

Passive stretching

pada daerah pergelangan kaki kanan-

Dilakukan pemasangan

long leg plaster

(

above knee cast

Page 10: Lapkas CTEV 2 Scrib

) bekerja sama denganortopedi selama 10 hari (diperhatikan pulsasi arteri dorsalis pedis tetap baik)

Home program

:-

Bila ujung jari kaki yang dipasang

casting

membiru atau pucat langsung dibawake rumah sakit kembali, untuk koreksi pemasangan

casting

-

Ujung kaki jangan ditutup-

Sering ganti popok agar gips tidak rusak -

Setelah hari ke-10 sebelum terapi ke rumah sakit

casting

dibuka sendiri dirumah, dengan cara direndam di air dan dilepas bila

casting

sudah lunak II. Tanggal 7 Juli 2011 (minggu ke-3)Evaluasi:

bean shaped deformity ankle

dekstra, torsi os tibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

posisi adduksi dan inversi, hindfoot equinus, tumit tertarik ke atas dan inversi,kaki dapat dibuat posisi netral,

Page 11: Lapkas CTEV 2 Scrib

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapat dieversikan, lingkar betis ( 5 cm di bawah patella) kaki kanan: 9,5 cm,kiri: 10 cm, panjang kaki kanan 21 cm, kiri: 21 cm

Program:Fisioterapi:-

long leg plaster

dibuka kemudian dilakukan

passive stretching

-

Dilakukan pemasangan

long leg plaster

kembali oleh ortopedi selama 10 hariIII. Tanggal 20 Juli 2011 (minggu ke-5)Evaluasi:

bean shaped deformity ankle

dekstra, torsi os tibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

posisi adduksi dan inversi, hindfoot equinus, tumit tertarik ke atas dan inversi,kaki dapat dibuat posisi netral,

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapat dieversikan, lingkar betis ( 5 cm di bawah patella) kaki kanan: 9,5 cm,kiri: 10 cm, panjang kaki kanan 21 cm, kiri: 21 cmProgram:Fisioterapi:-

Page 12: Lapkas CTEV 2 Scrib

long leg plaster

dibuka kemudian dilakukan

passive stretching

-

Dilakukan pemasangan

long leg plaster

kembali oleh ortopedi selama 10 hariSelanjutnya orang tua pasien menolak untuk pemasangan

long leg plaster

berikutnyadengan alasan tidak tega melihat pasien menangis terus-menerus waktu dipasang gips.Total pemasangan long leg plaster sebanyak 3 kali, masing-masing selama 10 hari.IV. Tanggal 15 Agustus 2011 (minggu ke-8)Evaluasi:

bean shaped deformity ankle

dekstra, torsi os tibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

posisi adduksi dan inversi, hindfoot equinus, tumit tertarik ke atas dan inversi,kaki dapat dibuat posisi netral,

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapat dieversikan, lingkar betis ( 5 cm di bawah patella) kaki kanan: 9,5 cm,kiri: 10 cm, panjang kaki kanan 21 cm, kiri: 21 cmProgram:Fisioterapi:-

Infrared ekstremitas inferior

Page 13: Lapkas CTEV 2 Scrib

Massage

ekstremitas inferior-

Passive stretching

pada daerah pergelangan kaki kananOrtotik Prostetik:-

Pembuatan

Denis-Browne Splint

V. Tanggal 8 Oktober 2011 (minggu ke-15)Evaluasi:

bean shaped deformity ankle

dekstra, torsi os tibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

posisi adduksi dan inversi, hindfoot equinus, tumit tertarik ke atas dan inversi,kaki dapat dibuat posisi netral,

Forefoot

dapat diposisikan pada posisi abduksi dan dan

hindfoot

dapat dieversikan, lingkar betis (5 cm di bawah patella) kaki kanan: 9,5 cm,kiri: 10 cm, panjang kaki kanan 21 cm, kiri: 21 cmProgram:Fisioterapi:-

Infrared ekstremitas inferior-

Massage

ekstremitas inferior-

Page 14: Lapkas CTEV 2 Scrib

Passive stretching

pada daerah pergelangan kaki kananOrtotik Prostetik:

Denis-Browne Splint

(dipakai selama 23 jam, hanya dilepas bilamandi, ganti popok dan saat dilakukan

passive stretching

)

Diskusi

Congenital Talipes Equinovarus

(CTEV) atau

Congenital Clubfoot

merupakankelainan bawaan pada kaki dan pergelangan kaki yang berupa deformitas inversi,kombinasi equines dan varus dari

hindfoot

, serta adduksi dari sendi subtalar danmidtarsal. Kondisi ini ditandai dengan beberapa komponen, yaitu: inversi (putaran kedalam) dan adduksi (deviasi ke dalam) dari

forefoot

, varus dari kalkaneus (tumitinversi), equinus (plantar fleksi), kontraksi jaringan di sisi medial kaki, otot-otot evertordi sisi lateral kaki tidak berkembang, otot-otot betis tidak berkembang, serta resistensiterhadap koreksi pasif.

Penyebab pasti kelainan ini belum diketahui namun terdapat beberapa teori yangdikemukakan, yaitu:

6,8

Faktor mekanik dalam uterus, berupa tekanan intrauterin sehingga kaki beradadalam posisi equinovarus, yang selanjutnya mempengaruhi kecepatan pertumbuhantulang dan adaptasi otot dan ligamen.2.

Page 15: Lapkas CTEV 2 Scrib

Defek neuromuskuler, dimana terjadi lesi pada nervus peroneus karena tekananintrauterine atau gangguan perkembangan otot.3.

Defek

primary plasma-germ

, sehingga leher talus menjadi pendek dan bagian depantalus berotasi ke medioplantar, mengakibatkan permukaan artikulasi tidak lagimenghadap ke depan.4.

Gangguan perkembangan janin, akibat:a)

Gangguan intrauterine berupa iskemi pada sinus tarsal, menyebabkan terjadinyagangguan perkembangan leher talus (menurut Irani dan Sherman).b)

Gangguan pertumbuhan tibia akibat agen teratogen (menurut Diaz) pada faseperkembangan kaki, dapat berupa virus, steroid, radiasi dan lain-lain.5.

Herediter, resiko pada anak dari orang tua dengan kelainan CTEV sebesar 10

25%.Berdasarkan gejala klinisnya, CTEV dapat diklasifikasikan dalam 2 kelompok:1.

Tipe ekstrinsik (70

75%)Kaki equinovarus tetapi fleksibel dan mudah dikoreksi dengan tekanan manual.Merupakan tipe postural yang dihubungkan dengan postur intrauterine. Kelainanpada tulang tidak menyeluruh, tidak terdapat pemendekan jaringan lunak yangberat. Tampak tumit dan terdapat lipatan kulit pada sisi luar

ankle

.2.

Page 16: Lapkas CTEV 2 Scrib

Tipe intrinsik Kaki lebih kaku dan deformitas yang hanya dapat dikoreksi sebagian atau sedikitdengan tekanan manual dan tulang yang abnormal tampak waktu dilahirkan.Deformitas yang unilateral biasanya lebih ringan daripada deformitas yangbilateral. Pada kasus yang khas,

hindfoot

terlihat, teraba dan dalam posisiplantarfleksi. Bila equines berat, tumit tampak kecil karena ujung posteriorcalcaneus ke arah atas terletak dalam bagian posterior ujung distal tibia. Biladilihat dari belakang calcaneus tampak inverse. Talus plantarfleksi dan kepalatalus menonjol dan mudah terada di bagian dorsal kaki. Os naviculare tergeserke bagian medial dan cuboid menonjol pada sisi luar kaki, forefoot umumnyaadduksi dan inversi. Tampak lipatan kulit disisi medial kaki.

)

Sudut talometatarsal pertama: perpotongan aksis longitudinal talus denganmetatarsal. Normalnya sudut talometatarsal 0

0

15

0

. Sudut metatarsal padaCTEV >15

0

karena varus.Posisi lateral:Kaki pada posisi dorsofleksi maksimal dengan ditahan oleh papan di permukaanplantar kaki. Sudut talocalcaneal pada posisi ini: perpotongan aksis longitudinaltalus (garis yang melalui titik pusat bagian kepala dan badan talus) dengan aksislongitudinal calcaneus (garis yang melalui permukaan plantar), berhubungandengan tuberositas calcaneus dan bagian anterior yang cembung. Normalnyasebesar 30

0

50

Page 17: Lapkas CTEV 2 Scrib

0

, pada CTEV < 25

0

.Diagnosis banding dari CTEV adalah:

Postural clubfoot

yang disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus dimana kakidapat dikoreksi secara manual oleh pemeriksa.

Postural clubfoot

mempunyairespon yang baik dan cepat terhadap

serial casting

dan jarang akan kambuhkembali.

Metatarsus adductus (atau varus)

adalah deformitas pada metatarsal saja. Kakibagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Dapat dikoreksi denganmanipulasi dan mempunyai respon baik terhadap

serial casting

.Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik dilakukan segera setelah lahir, sedinimungkin, tiga minggu pertama kehidupan merupakan

golden period

karena jaringanserta ligamentum masih lentur. Penanganan penderita dilakukan dengan teknik manipulasi yang bertujuan untuk meregangkan jaringan lunak yang kontraktur sehinggadapat memperbaiki hubungan yang abnormal diantara tulang-tulang tarsal sertamemperbaiki arsitektur tulang. Teknik manipulasi:

2,11,12

1.

Page 18: Lapkas CTEV 2 Scrib

Triceps surae, kapsul posterior pergelangan kaki dan sendi subtalar,ligamentum calcaneofibular diregangkan dengan menarik tumit ke bawahdan mendorong midfoot ke arah dorsofleksi, tahan selama 5 hi kemudian lepaskan, diulang sebanyak 20 kali. Hati-hati jangan sampaimenyebabkan deformitas

rocker bottomed foot

dimana

forefoot

terkoreksitetapi

hindfoot

tetap equinus.2.

Otot tibialis posterior dan ligamentum tibiocalcaneal medial diregangkandengan menginversikan

hindfoot

dan

midfoot

.3.

Jaringan lunak daerah plantar diregangkan dengan mendorong tumit dan

forefoot

ke atas, tahan selama 5 hitungan dan diulang sebanyak 20 kali.Setelah dilakukan manipulasi, dipasang

above knee cast

yaitu

Plaster cast of Paris

suatu serial

splint

Page 19: Lapkas CTEV 2 Scrib

yang kaku, dipergunakan untuk mempertahankan hasil koreksidari manipulasi dan operasi, dipasang sampai di atas lutut dengan kaki dalam koreksimaksimal dan lutut dalam fleksi. Koreksi ini diganti setiap 1

2 minggu dengansebelumnya dilakukan teknik manipulasi tersebut.

4,13

Gambar 1. Teknik

cast

oleh Ponseti (dikutip dari referensi 4)

Teknik manipulasi dan

serial casting

berlangsung selama 3

5 minggu. Setelahpelepasan gips yang terakhir penderita diberikan alat bantu yaitu

Denis-Browne splint

dengan kaki dalam posisi dorsofleksi, tumit dalam posisi eversi,

forefoot

dan

midfoot

pada posisi abduksi maksimal, dipakai 23 jam (hanya dilepas saat mandi, ganti popok,dan

passive stretching

) selama 3 bulan, dilanjutkan dengan pemakaian 12 jam padamalam hari sampai umur 2-3 tahun. Setelah itu bila anak sudah berjalan diberikansepatu khusus yaitu

Reversed Thomas Heel.

4,14,15

Page 20: Lapkas CTEV 2 Scrib

Latihan aktif dan pasif tetap dilakukanuntuk memperkuat otot dan mempertahankan ruang gerak sendi pergelangan kaki, sendisubtalar dan midtarsal.Terapi operatif dilakukan bila terapi konservatif tidak berhasil, dimana usia anak sebisa mungkin kurang dari 1 tahun atau sebelum anak berjalan, pada kasus

rigid club foot

paling baik dilakukan pada umur 3-9 bulan. Operasi dilakukan dengan me jaringan lunak yang mengalami kontraktur maupun dengan osteotomi. Teknik

posteromedial soft tissue release

melepaskan 4 tendon, yaitu: achilles, tibialis posterior,flexor communis longus, dan flexor hallucis longus. Setelah dilepaskan dapat dikoreksideformitasnya dengan

K-wire fixation

pada sendi talonavicular dilanjutkan pemakaian

long leg plaster

dengan posisi ekstensi penuh sendi lutut selama tiga minggu. Setelahtiga minggu dievaluasi dan diganti dengan

short leg plaster

, dilanjutkan dengan

Denis- Browne Splint

, serta bila sudah berjalan dengan

Reversed Thomas Heel

. Programfisioterapi yang diberikan adalah

stretching

tendon achilles dan terapi latihan.Osteotomi biasanya dilakukan pada kasus

club foot

yang

neglected

/ tidak ditanganidengan tepat. Pada umur lebih dari lima tahun dilakukan

bone procedure osteotomy

Page 21: Lapkas CTEV 2 Scrib

.Diatas umur 10 tahun atau kalau tulang kaki sudah matur, dilakukan tindakan

artrodesistriple

yang terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian, yaitu : art.talokalkaneus, art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.

1,2,4

Pada kasus ini penderita adalah bayi laki-laki, usia 3 hari, pergelangan kakikanan bengkok ke dalam yang dialami sejak lahir. Pergelangan kaki yang bengkok tidak disertai bengkak, nyeri ataupun kemerahan saat dipegang. Pergelangan kaki bengkok inipergerakannya normal seperti kaki kiri. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan,kecuali di ekstremitas dekstra, pada inspeksi ditemukan

bean shaped deformity

, torsi ostibia dekstra,

forefoot

dan

midfoot

inversi dan adduksi, sisi lateral kaki konveks, sisimedial konkaf, terdapat kerutan pada medial plantar kaki,

hindfoot

equines, tumittertarik ke atas dan inversi, kerutan yang dalam pada aspek posterior sendi

ankle

. Daripalpasi ditemukan kaki masih dapat dibuat posisi netral,

forefoot

dapat diposisikan padaposisi abduksi dan

hindfoot

pada posisi eversi, otot betis tidak teregang, lingkar betis 5cm di bawah patella: dekstra : 9,5 cm (atrofi), sinistra: 10 cm, panjang kaki dekstra: 21cm, sinistra: 21 cm. Telah diberikan program fisioterapi: infra red pada ekstremitasinferior,

massage

Page 22: Lapkas CTEV 2 Scrib

ekstremitas inferior,

passive stretching

pada daerah pergelangan kakikanan,

serial casting

dengan

long leg plaster

yang hanya dijalani pasien sebanyak 3 kalimasing-masing 10 hari, dengan alasan orang tua pasien tidak tega melihat anaknyamenangis sewaktu dipasang gips (rasa panas dan tidak bisa bergerak leluasa).Selanjutnya pasien dibuatkan

Denis-Browne Splint

. Pasien hanya datang terapi beberapakali lagi setelahnya

15

Diagnosis ditegakkan dan penanganan yang dilakukan sedini mungkin, segerasetelah bayi lahir akan memberikan prognosis yang baik. Walaupun demikian, keadaanini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh, terutama pada bayi dengankelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit neuromuskuler. Beberapa kasusmenunjukkan respon yang positif terhadap penanganan, sedangkan beberapa kasus lainmenunjukkan respon yang lama atau tidak berespon sama sekali terhadap terapi.Orangtua harus diberikan informasi bahwa hasil dari penanganan tidak selalu dapatdiprediksi dan tergantung pada tingkat keparahan dari deformitas, umur anak saatintervensi, perkembangan tulang, otot dan syaraf. Fungsi kaki jangka panjang setelahterapi secara umum baik tetapi hasil studi menunjukkan bahwa koreksi saat dewasaakan menunjukkan kaki yang 10% lebih kecil dari biasanya.

12

Gurnett CA, Boehm S, Connolly A, Reischisei T, Dobbs MB. Impact of congenitaltalipes equinovarus etiology on treatment outcomes. Developmental Medicine &Child Neurology, 2008, 50: 498-502.2.

Tachdjian MO. Pediatric Orthopedics. Volume 4. Second edition. WB SaundersCompany. Philadelphia, 1990: 2420-541.3.

Page 23: Lapkas CTEV 2 Scrib

Reksoprodjo S. Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)

Congenital Club Foot

Kaki Pengkor. Lokakarya SOP Rehabilitasi Medik, Jakarta, 2002.4.

Ponseti IV. Congenital Clubfoot: Fundamentals of Treatment. Oxford, 1996: 61

95.5.

Brunner R, Freuler F, Hasler C, Jundt G. Pediatric orthopedics in Practice. Springer

Verlag Berlin Heidelberg, 2007. 374

88.6.

Singh A. Clinical Study. Evaluation of Neglected Idiopathic CTEV Managed byLigamentotaxis Using Jess: A Long-Term Followup. SAGE-Hindawi Access toResearch Advances in Orthopedics. Volume 207.

Hussain S, Inam M, Arif M, Satta A, Saeed M. Turco’s postero

-medial release forcongenital talipes equino-varus. Gomal Journal of Medical Sciences July-Dec 2007,Vol 5, No.2:51-54.8.

Andriesse H, Hagglund G, Jarnlo G. The clubfoot assessment protocol (CAP);description and reliability of structured multi-level instrument for follow-up. BMCMusculockeletal Disorders 2005, 6:40. doi:10.1186/1471-2474-6-40.9.

Page 24: Lapkas CTEV 2 Scrib

Desai L, Oprescu F, DiMeo A, Morcuende JA. Bracing in the treatment of childrenwith clubfoot: past, present, and future. The Iowa Orthopaedic Journal. Volume30:15-23.10.

Jergese FH. The Treatment of Unilateral Congenital Talipes Equinovarus with theDennis Browne Splint. The Journal of Bone & Joint Surgery. 1943:25:185-187.11.

Richards BS, Faulks S, Rathjen KE, Karol LA, Johnston CE, Jones SA. AComparison of Two Nonoperative Methods of Idiopathic Clubfoot Correction: ThePonseti Method and the French Functional (Physiotherapy) Method. The Journal of Bone & Joint Surgery. 2008;90:2313-2321.

12.

Singh A. Evaluation of Neglected Idiopathic Congenital Talipes EquinovarusManaged by Igamentotaxis using Jess: A Long-Term Followup. SAGE-HindawiAccess to Research. Advances in Orthopedics. Volume 2011, Article ID 218489. 26September 2010.13.

Wainwright AM, Auld T, Benson MK, Theologies TN. The classification of congenital talipes equinovarus. The Journal of Bone & Joint Surgery (Br) 2002;84-B:1020-4.14.

Mc Ra R.Clinical Orthopaedic Examination. Second Edition. Edinburgh: ChurchillLivingstone, 1976: 183.15.

Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ujung Pandang: Bintang Lamumpatue,1998: 127

9