Lapkas

14
BAB I LATAR BELAKANG Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan nonimunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen maupun endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit ini. 1 Pada tahun 1898, dermatitis kontak pertama kali dipahami memiliki lebih dari satu mekanisme, dan saat ini secara general dibagi menjadi dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis kontak alergi, dimana dermatitis kontak iritan merupakan suatu respon biologis pada kulit berdasarkan variasi dari stimulasi eksternal atau bahan pajanan yang menginduksi terjadinya inflamasi pada kulit tanpa memproduksi antibodi spesifik. 2 Dermatitis kontak iritan lebih banyak tidak terdeteksi secara klinis disebabkan karena penyebabnya yang bermacam- macam dan interval waktu antara kontak dengan bahan iritan serta munculnya ruam tidak dapat diperkirakannya. Dermatitis muncul segera setelah pajanan dan tingkat keparahannya ditentukan berdasarkan kuantitas, konsentrasi, dan lamanya terpajan oleh bahan iritan tersebut. 3 Dermatitis kontak iritan Page 1

description

mia

Transcript of Lapkas

BAB I

LATAR BELAKANGDermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan nonimunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen maupun endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit ini.1Pada tahun 1898, dermatitis kontak pertama kali dipahami memiliki lebih dari satu mekanisme, dan saat ini secara general dibagi menjadi dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis kontak alergi, dimana dermatitis kontak iritan merupakan suatu respon biologis pada kulit berdasarkan variasi dari stimulasi eksternal atau bahan pajanan yang menginduksi terjadinya inflamasi pada kulit tanpa memproduksi antibodi spesifik.2Dermatitis kontak iritan lebih banyak tidak terdeteksi secara klinis disebabkan karena penyebabnya yang bermacam-macam dan interval waktu antara kontak dengan bahan iritan serta munculnya ruam tidak dapat diperkirakannya. Dermatitis muncul segera setelah pajanan dan tingkat keparahannya ditentukan berdasarkan kuantitas, konsentrasi, dan lamanya terpajan oleh bahan iritan tersebut.3Penanganan dermatitis kontak tidak selamanya mudah karena banyak dan seringnya faktor-faktor tumpang tindih yang memicu setiap kasus dermatitis.4 Pencegahan bahan-bahan iritasi kulit adalah strategi terapi yang utama pada dermatitis kontak iritan.5Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Data epidemiologi penderita dermatitis kontak iritan sulit didapat. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun sulit untuk diketahui jumlahnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang tidak datang berobat dengan kelainan ringan.6

Dari data yang didapatkan dari U.S. Bureau of Labour Statistic menunjukkan bahwa 249.000 kasus penyakit akupasional nonfatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6% (38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang merupakan penyebab kedua terbesar untuk semua penyakit okupational. Juga berdasarkan survey tahunan dari institusi yang sama, bahwa incident rate untuk penyakit okupasional pada populasi pekerja di Amerika, menunjukkan 90-95% dari penyakit okupasional adalah dermatitis kontak, dan 80% dari penyakit didalamnya adalah dermatitis kontak iritan.1,7

Sebuah kusioner penelitian diantara 20.000 orang yang dipilih secara acak di Sweden melaporkan bahwa 25% memiliki perkembangan gejala selama tahun sebelumnya. Orang yang bekerja pada industri berat, mereka yang bekerja bersentuhan dengan bahan kimia keras yang memiliki potensial merusak kulit dan mereka yang diterima untuk mengerjakan pekerjaan basah secara rutin memiliki faktor resiko. Mereka termasuk : muda, kuat, laki-laki yang dipekerjakan sebagai pekerja metal, pekerja karet, terapist kecantikan, dan tukang roti.8

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. A.KJenis Kelamin

: PerempuanUmur

: 50 tahunAlamat

: jln. Ahmad yaniAgama

: Kristen ProtestanSuku

: malukuPendidikan

: SMAPekerjaan

: Ibu Rumah TanggaTanggal Pemeriksaan: 17 03 2015 Status Perkawinan

: Sudah Menikah

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Timbul bercak pada tangan dan kakiRiwayat Penyakit Sekarang

Pasien wanita berumur 50 tahun datang ke Polik Kulit dan Kelamin dengan keluhan timbul bercak-bercak kehitaman pada daerah tangan dan kaki, bercak ini pada awalnya 3 tahun yang lalu, timbul gatal dan rasa perih pada daerah tangan saja, namun setelah beberapa lama menjalar ke daerah kaki, awal penyebab, setelah pasien mencuci baju dengan deterjen,pasien mengaku tangan terasa gatal sehingga pasien menggaruk-garuk tangan tersebut. Pasien mengaku selama itu merasa kulit tangan dan kaki pasien tampak semakin menebal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien sudah pernah mengalami hal demikian dan sudah pernah datang berobat ke polik Kulit namun setelah obatnya habis ternyata rasa gatal tersebut muncul lagi dan semakin meluas.Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus dan dalam keluarga hanya pasien yang mengalami sakit gatal-gatal tersebut. Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat ataupun alergi makanan. Riwayat Sosial

Pasien bertempat tinggal jln ahmad yani, pasien tinggal bersama keluarga pasien yang berjumlah 6 orang di dalam rumah.III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum

: Tampak sehatKesadaran

: Compos MentisTanda Vital

TD

: 130/80 mmHg

ND

: 80/menit

R

: 24/menit

SB

: 37,1oCKepala/leher

: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),

Pembesaran KGB (-)

Thorax

I

: Simetris, ikuti gerak napas, retraksi (-)

P

: Vokal fremitus dextra = sinistra, nyeri tekan (-)

P

: Sonor

A

: Suara napas vesikuler normal, ronchi (-/-), wheezing

(-/-),

bunyi jantung I-II reguler murni.Abdomen

I

: Simetris, datar

P

: Supel, Hepar & Lien = tidak teraba

P

: Tympani

A

: Bising Usus (+) normal

Genitalia

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

: Akral hangat superior inferior, oedema (-)

Status Dermatologis

Terdapat pada regio pedis dan manus : Tampak plak eritem dengan papul yang eritem dengan skuama dan erosi eritema akibat garukan dengan batas tegas, ukuran bervariasi mulai dari miliar sampai ada juga ukuran plakat, susunan asinar dengan tepi aktif dan distribusi lokalisata.IV. DIAGNOSIS KERJA

Dermatitis Kontak Iritan V. DIAGNOSIS BANDING Dermatitis kontak alergi Dermatitis atopikVI. PENATALAKSANAAN

Non Farmakologis:

Stop penggunaan bahan iritan dan substansi lainnya terutama untuk kulit di daerah sensitif. Menggunakan sarung tangan apabila terpaksa harus kontak dengan bahan iritan. Senantiasa menjaga kebersihan badan. Farmakologis : SistemikInterhistin (mebhidrolina napadisilt) 3x1 tablet. Topikal fuson cream 2x/hariMoisderm cream 2x/hariVII. PROGNOSIS

Quo Ad Vitam

: Bonam

Quo Ad Sanationam : Bonam

Quo Ad Functionam : BonamBAB III

PEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh timbul gatal dan perih pada jari tangannya sejak 3 tahun yang lalu setelah kontak dengan detergen. Timbulnya keluhan setelah bertahun-tahun kontak dengan bahan tersebut Perjalanan yang lama hingga menimbulkan gejala sesuai dengan gambaran dermatitis kontak iritan kumulatif. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap substansi tertentu, hal ini sesuai dengan DKI yang memang pemicunya adalah kontak dengan iritan primer.

DKI juga tidak mempunyai riwayat alergi terhadap allergen tertentu. Pasien juga menyangkal ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien dan menyangkal riwayat asthma di keluarganya. Namun ada pegawai salon pasien yang dikatakan mengalami keluhan yang sama. Pada DKI memang tidak ada riwayat keluarga dan biasanya tidak ada riwayat atopi, namun dapat terjadi pada orang lain yang kontak dengan bahan iritan yang sama. Prognosis pasien ini baik oleh karena termasuk DKI tipe akut, cepat mendapatkan pengobatan, dan tidak ada riwayat atopik pada pasien.

Lokasi effloresensi di jari tangan sesuai dengan lokasi predileksi dermatitis kontak iritan yaitu pada tangan dan lengan. Selain itu juga dapat timbul di daerah kulit yang sensitif apabila terpajan bahan iritan dengan konsentrasi dan durasi tertentu. Efloresensi berupa makula eritema disertai erosi sesuai dengan gambaran dermatitis kontak iritan pada umumnya.

Pemeriksaan penunjang khusus untuk diagnostik DKI tidak ada, KOH dan tes tempel hanya untuk mengeksklusi penyakit jamur dan DKA. Dalam kasus ini, riwayat kontak dengan iritan serta gambaran effloresensi khas untuk DKI, sehingga tidak diindikasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang.

DKA sebagai diagnosa banding dapat disingkirkan dari sangkalan terhadap riwayat alergi terhadap substansi tertentu. Dermatitis atopik dapat disingkirkan dari sangkalan pasien terhadap riwayat atopi di keluarganya.

Penatalaksanaan pasien ini antara lain penghentian kontak dengan bahan-bahan salon yang merupakan bahan iritan pemicu. Hal ini sesuai dengan prinsip terapi DKI, yaitu segera hentikan pemakaian atau pajanan substansi pemicu. terapi medikamentosa yang diberikan adalah berupa obat sistemik, yaitu interhistin yang mengandung mebhidrolina napadisilat. Obat ini mempunyai efek antihistamin, sehingga bisa mengurangi gejala pruritus. Untuk pengobatan topikal diberikan krim campuran mesone dan chloramphenicol..

Penatalaksanaan yang tidak kalah pentingnya penghentian penggunaan bahan iritan pemicu, menggunakan pelindung tangan seperti sarung tangan apabila diharuskan kontak dengan bahan iritan, dan juga tetap mempehatikan kebersihan tubuh. Prognosis kasus ini baik setelah mempertimbangkan beberapa hal, yaitu gejala klinis yang ringan, tipenya akut, tidak ada riwayat atopik dan alergi.

Prognosis penyakit dermatitis kontak iritan yaitu:

Quo ad vitam : bonam karena penyakit ini tidak mengancam hidup jika diobati dan pengobatannya dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten.

Quo ad functionam : bonam karena pada penyakit ini fungsi-fungsi kulit dapat kembali normal apabila diobati dengan benar.

Quo ad sanationam : bonam karena penyakit ini dapat sembuh sempurna bila diobati segera dan teratur, tetapi bisa timbul berulang kali apabila tidak diobati dengan baik terutama bila hygiene pribadi tidak dijaga dengan baik.

LAMPIRAN GAMBAR

Dermatitis kontak iritanPage 10