Lapkas

22
Laporan kasus SEORANG PASIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA Oleh : Tirzha Paparang 130 141 01 116 BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 1

description

segalanya

Transcript of Lapkas

Laporan kasus SEORANG PASIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARAOleh :

Tirzha Paparang130 141 01 116

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2014LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. HumiyangUmur: 41 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiTempat/Tanggal Lahir: Sangihe, 24 Agustus 1972Status perkawinan: KawinPendidikan terakhir: SDPekerjaan: PetaniSuku / Bangsa: Sangihe / IndonesiaAgama: Kristen ProtestanAlamat sekarang: Tanah Putih, LikupangTanggal MRS: 26 Juni 2014Cara MRS: Pasien diantar oleh keluargaTanggal pemeriksaan : 27 Juni 2014Tempat pemeriksaan: IGD Jiwa RS. Prof. Dr. V. L. RatumbuysangPasien dibawa oleh keluarga ke IGD jiwa RS Prof DR. V.L. Ratumbuysang pada tanggal 26 Juni 2014 dengan keluhan Bicara kacau.

II. RIWAYAT PSIKIATRIKRiwayat psikiatri diperoleh dari :

Alloanamnesis dengan istri pasien yaitu Ny Deitje 39 tahun

Rekam medikA. Keluhan utama : Pasien Berbicara KacauB. Riwayat gangguan sekarangKeluarga mengatakan bahwa pasien bicara kacau sejak dua hari yang lalu. Awalnya, 2 hari yang lalu pasien sedang makan siang bersama keluarganya rumah, tiba-tiba pasien terdiam dan murung, ketika ditanya pasien sudah mulai berbicara tidak nyambung. merasa lemah kemudian tiba-tiba urat di kepala terasa seperti bergerak dan nyeri. Kemudian keluarga berniat membawanya ke RS Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang untuk diperiksa. Keluarga mengalami kesulitan saat akan membawa pasien ke Rumah Sakit, karena pasien menolak untuk diajak pergi dan marah-marah dengan alasan yang tidak jelas. Keluarga mengatakan pasien juga mengalami halusinasi visual, karena pasien sering melihat seseorang atau sesuatu yang tidak dilihat oleh keluarganya. Beberapa bulan yang lalu pasien pernah mengalami masalah dengan teman-temannya dengan suku yang sama, tetapi menurut keluarga masalah tersebut telah selesai.Pasien sering menyebutkan 2 nama orang temannya secara tiba-tibaRiwayat gangguan sebelumnya.1. Riwayat gangguan psikiatriPasien tidak pernah konsultasi ke bagian Psikiatri sebelumnya.2. Riwayat gangguan medis umumPasien mengalami Asam urat sejak 6 bulan yang lalu yang membuat pasien tidak dapat bekerja selama 1 bulan. Satu minggu yang lalu, kepala pasien pernah terbentur. Pasien baru pertama kali dirawat di RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada tahun ini.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktifPasien tidak menggunakan obat-obatan lainnya selain dari obat yang diberikan untukasam urat. Pasien merokok dan minum alcohol sampai saat ini.III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Riwayat Prenatal dan AntenatalPasien merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara. Keadaan kelahiran pasien, pasien lahir normal dibantu oleh bidan dengan berat badan tidak diketahui, tidak kuning, tidak biru dan tidak ditemukan kelainan dan cacat bawaan.2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 Tahun) Tumbuh kembang pasien sama dengan anak lainnya. Pada usia 1 tahun pasien mulai belajar bebicara dan belajar berjalan sendiri. Saat kecil pasien memiliki kepribadian yang ramah dan senang bermain. Pasien mendapat ASI hingga umur 2 tahun dan tidak terdapat masalah dalam makan. Pasien diasuh oleh kedua orang tua dan kakak.3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 Tahun)Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Pasien pertama masuk SD umur 6 tahun sampai tamat dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien bersekolah di SD Tanah putih. Pada awal masuk SD ketika diantar oleh ibunya pasien tenang dan tidak menangis. Di sekolah pasien adalah pribadi yang mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya. Mereka pergi ke sekolah bersama-sama dengan jalan kaki karena sekolah mereka jaraknya cukup dekat dengan rumah. Sepulang sekolah pasien sering bermain bersama teman-temannya.4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan RemajaPasien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP setelah lulus SD dikarenakan masalah biaya. Pasien merupakan pribadi yang pandai bergaul dengan teman-temannya.5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien menamatkan sekolah sampai SD. Pasien tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya karena masalah ekonomi. b. Riwayat Keagamaan

Pasien beragama Kristen Protestan dan cukup sering mengikuti ibadah dan kegiatan yang dilaksanakan oleh gereja.c. Riwayat Psikoseksual

Pasien sudah mempunyai pasangan hidup dan memiliki dua orang anak, yang pertama merupakan anak angkat berjenis kelamin laki-laki berumur 17 tahun dan yng kedua merupakan anak kandung berjenis kelamin laki-laki berumur 16 tahun. Hubungan keluarga pasien terjalin harmonis dan penuh kasih baik suami-istri dan anak.d. Riwayat Pernikahan

Pasien sudah menikah dan usia pernikahan sudah berjalan selama 17 tahun. Pasien menikah atas pilihan sendiri. Hubungan dengan istri baik-baik saja.e. Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja di kebun kelapa sebagai petani.f. Aktivitas Sosial

Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan istri dan anak. Pasien merupakan seorang yang mudah bergaul dan terbuka tentang msalah yang dihadapinya. Orang-orang di sekitar pasien memperlakukan pasien dengan baik. Pasien juga sering berkumpul dengan tetangga-tetangganya untuk bercerita setiap sore. g. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat pelanggaran hukum. h. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal di rumah sendiri. Bentuk rumah papan sederhana. Terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur, dan WC. Perabotan rumah seadanya, televisi, meja, lemari, kursi. Sirkulasi udara baik karena pasien sering membuka jendela.i. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Pasien memiliki tiga orang saudara laki-laki dan tiga orang saudara perempuan. Dari masa kecil sampai dewasa, pasien merupakan anak kesayangan dari kedua orangtuanya karena pasien merupakan anak yang paling bungsu. Hubungan antar keluarga baik. Sifat ayah pasien tidak pendiam tapi cukup aktif, sedangkan ibu pasien lebih aktif dari ayahnya. Pasien merupakan golongan ekonomi menengah kebawah. Hubungan keluarga antara ayah ibu serta kakak beradik baik. Saat pasien mengalami bicara kacau, pasien masih bisa mengenali anggota keluarganya, hanya kalau diajak bicara tidak nyambung.j. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannyaMenurut keluarga pasien sadara bahwa dia sedang mengalami gangguan jiwa. Tetapi, persepsi yang sebenarnya tidak bisa dipastikan karena pasien berbicara kacaua dan tidak nyambung saat diajak bicara.SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM

17 tahun 16 tahun

(anak angkat)

Keterangan :Laki-laki:

Perempuan:Penderita:IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS

A. Deskripsi umum1) PenampilanSeorang laki-laki, penampilan sesuai dengan usia (usia 40-an), kulit sawo matang, penampilan kurang rapi menggunakan kaos dan celana jins panjang, dan rambut pendek dan tidak disisir rapi. Ekspresi wajah normal.2) Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama wawancara, pasien berbaring dengan tidak tenang,sehingga perlu diikat. Pasien tidak dapat merespon saat diucapkan salam, pasien tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai identitas dirinya dan pasien juga tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan lainnya. Kontak mata pasien tidak fokus dan perhatian pasien mudah terpengaruh oleh sekitar.3) Sikap terhadap pemeriksaPasien tidak kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan.B. Mood dan Afek

1) Mood: hipertimia2) Afek: Labil3) Kesesuaian : Sesuai afekC. Karakteristik bicaraKualitas

: Artikulasi jelas, volume keras dan intonasi tidak jelas. Pasien

merespon saat dipanggil namanya.

Kuantitas

: Menjawab tidak sesuai pertanyaan.

Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa.D. Gangguan persepsiHalusinasi visualE. Pikiran1) Arus pikiran : inkoheren, menjawab tidak sesuai pertanyaan.2) Isi pikir : Kemiskinan isi pikirF. Kesadaran dan fungsi kognitif1) Tingkat kesadaran: compos mentis

Orientasi Orientasi waktu: Baik. Pasien dapat membedakan siang dan malam Orientasi tempat: Baik. Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS

Orientasi orang:Baik. Pasien dapat mengenali orang-orang disekitarnya Daya konsentrasi: Distraktibilitas Perhatian: Pada saat wawancara pasien tidak mampu memusatkan perhatian dan mudah teralih.2) Daya ingat : Jangka panjang:Tidak terganggu. Pasien dapat menyebutkan nama anggota keluarganya. Jangka pendek:Tidak dievaluasi. Pada saat pemeriksaan pasien tidak kooperatif. Segera:Tidak dievaluasi. Pada saat pemeriksaan pasien tidak kooperatif.3) Kemampuan baca dan tulis

Tidak dievaluasi karena pasien tidak kooperatif..4) Daya nilaiDaya nilai sosial: TergangguUji daya nilai: TergangguPenilaian realitas: Terganggu5) Kemampuan menolong diri sendiriTerganggu. Makan dan minum pasien berkurang dan juga tidak terawat kebersihannya.6) TilikanDerajat III (menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya)Pasien inkoheren dalam diajak berbicara, tetapi menurut keluarga, pasien sadar bahwa dia memiliki gangguan kejiwaan.

7) Taraf dapat dipercayaWawancara terhadap keluarga dapat dipercaya. Saat mewawancara pasien, terkdang pasien masi menjawab pertanyaa hanya dengan satu kata, kemudian berbicara kacaul kembali, sehingga beberapa hal masih perlu konfirmasi dengan keluarga pasien.V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Status internusKeadaan umum

: Tampak sakitKesadaran

: Compos Mentis

Tanda vital

: T : 110/80 mmHg, N :82 /m, R : 22x/m, S : 36,5C

Kepala

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-

Thoraks

: Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen

: Datar, lemas, peristaltik (+) normal, Hepar/Lien : Tidak teraba

Ekstremitas

: Edema (-), turgor kembali cepat, akral hangat

B. Status NeurologikusGCS : E4M6V5TRM : Tidak ada

Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+

Pemeriksaan Nervus Kranialis :a. Nervus Olfaktorius (N.I) : tidak dilakukan evaluasi

b. Nervus Optikus (N.II) : tidak dilakukan evaluasi

c. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus Abducens (N.VI) : selama wawancara berlangsung dapat diamati bahwa pasien memiliki gerakan bola mata yang wajar (pasien mampu melirikkan bola matanya ke kiri dan ke kanan). Selain itu, bola mata pasien dapat mengikuti penlight kiri-kanan dan atas-bawah

d. Nervus Trigeminus (N.V) : selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.

e. Nervus Facialis (N.VII) : selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris

f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII) :Pasien memalingkan wajah ke arah sumber suara. Dari sini disimpulkan bahwa N. VIII pasien tidak terganggug. Nervus Glossofaringeus (N.IX) : tidak dilakukan evaluasi

h. Nervus Vagus (N.X) : tidak dilakukan evaluasi

i. Nervus Aksesorius (N.XI) : selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus Aksesorius pasien dalam keadaan normal

j. Nervus Hipoglosus (N.XII) : tidak dilakukan evaluasi

Sindrom Ekstrapiramidal: tidak ditemukan ada gejala ekstrapiramidalC. Pemeriksaan penunjangDarah rutin : Diperiksa di laboratorium Prokita pada tanggal 26 Juni 2014 dengan hasil sebagai berikut :Na 139 mmol/L, K 3.3 mmol/L, Cl 90 mmol/L, SGOT 26 U/L, SGPT 37 U/L, Ureum 71.3 mg/dl, Kreatinin 2.59 mg/dl, Asam urat 10.2 mg/dl,Hb 11,2 g/dl, Leukosit 8.7 103/mm3, Trombosit 375000/mm3.CT scan : belum dilakukanVI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Berdasarkan anamnesis (secara alloanamnesis dan beberapa data diperoleh dari rekam medik) didapatkan pasien laki-laki berumur 41 tahun, pendidikan terakhir SD, telah menikah dan memiliki 2 orang anak dimana anak pertamanya merupakan anak angkat. Pasien bekerja sebagai petani kelapa, agama Kristen Protestan, alamat tempat tinggal di Tanah putih, Likupang. Keluhan saat ini berbicara kacau sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat penyakit sebelumnya.Pasien tidak pernah konsultasi ke bagian Psikiatri

sebelumnya.Pasien mengalami Asam urat sejak 6 bulan yang lalu yang membuat pasien tidak dapat bekerja selama 1 bulan. Satu minggu yang lalu, kepala pasien pernah terbentur. Pasien baru pertama kali dirawat di RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada tahun ini.Pasien tidak menggunakan obat-obatan lainnya selain dari obat yang diberikan untukasam urat. Pasien merokok dan minum alcohol sampai saat ini.Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik Pasien adalah anak ketujuh dari tujuh

bersaudara. Dari masa kecil sampai dewasa, pasien merupakan anak kesayangan dari kedua orangtuanya karena pasien merupakan anak yang paling bungsu. Saat pasien mengalami bicara kacau, pasien masih bisa mengenali anggota keluarganya, hanya kalau diajak bicara tidak nyambung.

Pada pemeriksaan status mental pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, berpakaian sesuai. Selama wawancara pasien sedang berbaring dan bersikap tidak kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan, artikulasi jelas, volume keras dan intonasi tidak jelas, serta dapat melakukan kontak mata dengan pemeriksa walaupun hanya sesaat.

Pada wawancara didapatkan suasana mood hipertimia dan afek labil dan serasi serta sesuai afek terdapat gangguan bicara. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi visual. Arus pikiran inkoheren dan menjawab tidak sesuai pertanyaan. Ditemukan adanya kemiskinan isi pikir, dimana penderita tidak menjawab sesuai pertanyaan dan sering berbicara sendiri tanpa tujuan yang jelas. Kesadaran kompos mentis dan terdapat gangguan kognitif. Penilaian realitas terganggu. Tingkat tilikan derajat III yakni menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya. Pasien inkoheren dalam diajak berbicara, tetapi menurut keluarga, pasien sadar bahwa dia memiliki gangguan kejiwaan.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I: Gangguan Psikotik Akut dan sementara (F 23)Aksis II: Tidak ada diagnosis (Z 03.2)Aksis III: Chronic Kidney disease dan HiperurisemiaAksis IV: Masalah pekerjaan.Aksis V: GAF Scale Current 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungisiVIII. PROBLEMA. Organobiologi: HiperurisemiaB. Psikologi: bicara kacau, halusinasi visual, tilikan derajat IIIC. Lingkungan dan sosial ekonomi: dari segi ekonomi keluarga pasien memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak ada kesulitan dalam interaksi di lingkungan dan sosial.IX. PERENCANAAN TERAPIA. Psikofarmaka Haloperidol 5 mg 2x1 tablet/hari. Merlopam 2 mg 2x2 tablet/hari. Lodomer 1 gr IMM Valdimex 1 gr ImB. Psikoterapi dan intervensi psikososial Terhadap pasien :1) Memberikan edukasi dan support terhadap pasien agar memahami gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.2) Memberikan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan rasa percaya diri, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik.3) Memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar pasien tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak kendur.

Terhadap keluarga

1) Meminta keluarga untuk tetap memastikan pasien tetap berada dalam pengawasan keluarga.2) Memberikan pengertian dan dukungan kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.3) Meminta keluarga untuk tetap memberikan perhatian penuh terhadap pasien dan mengawasi pasien dalam minum obat4) Memberikan psiko-edukasi yaitu menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien dan menyarankan untuk senantiasa memberikan dukungan selama masa pengobatan.X. PROGNOSISAd vitam

: dubiaAd functionam

: dubia Ad sanationam

: dubia XI. EDUKASIEdukasi kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga pasien mengonsumsi obatnya dengan teratur. Usahakan pasien berada dalam pengawasan keluarga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.

XI. DISKUSI

Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis. Berdasakan anamnesis pada penderita ditemukan adanya gangguan psikologis yang secara klinis bermakna. Penderita menunjukkkan suatu gejala yang memperlihatkan gangguan psikotik yaitu bicara kacau, halusinasi visual. Berdasarkan PPDGJ-III, pedoman diagnostik untuk Gangguan Psikotik Akut dan sementara, Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan dengan ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah: (a) onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka watu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok. (b) adanya sindrom yang kas. (c) adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada). (d) tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif walaupun perubhana emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke watu. Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan. Sesuai dengan PPDGJ III pasien ini dikategorikan dengan Gangguan Psikotik akut dan sementara Waham (F 23)Pada pasien ini diberikan Haloperidol 5 mg 2x1 tablet/hari, Merlopan 2 mg 2x2

tablet/hari,Lodomer 1 gr IMM,valdimex 1 gr Im. Haloperidol, dapat digunakan sebagai anti psikosis dan anti mania. Lodomer juga termasuk dalam golongan haloperidol .Dalam kasus ini Haloperidol diberikan sebagai anti psikosis untuk mengatasi gejala positif dan negatif yang ada pada pasien. Selain itu, Haloperidol juga memiliki efek sedatif sehingga dapat mangatasi gangguan tidur pada pasien. Haloperidol dapat menimbulkan efek samping berupa gejala ekstrapiramidal (tremor, bradikinesia, rigiditas), Merlopan dan valdimex merupakan obat golongan benzodiazepin yang merupakan obat anti-anxietas yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine receptor) akan mengreinforce the inhibitory action of GABA-ergic neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda. Pasien diberikan obat merlopan karena hasil laboratorium pasien menunjukkan hiperurisemia, sehingga yang aling aman untuk pasien-pasien dengan kelaianan fungsi hati atau ginjal. Obat ini memiliki efeksamping sedasi dan juga relaksasi otat.Pada pasien ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam hal ini diberikan melalui edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, dan pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat. Keluarga pasien juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi dimana diberikan pengertian bahwa peran keluarga dekat sangat penting dalam memotivasi agar pasien tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak kendur.Prognosis penderita ini yaitu dubia, karena gejala yang timbul masih dalam fase akut dan pasien segera memeriksakan diri ke dokter sehingga segera diterapi.

REFERENSI1. Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2003. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins. 3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (5th ed). Washington, DC.4. Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto. Fakultas Kedokteran Indonesia Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri

5. Dr. Rusdi Maslim, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Atma Jaya. Jakarta. 2007WAWANCARA PSIKIATRIWawancara dilakukan di IGD Jiwa RS. Prof. dr . V. L. Ratumbuysang pada tanggal 26 Juni 2014.Keterangan :

A : Pemeriksa

B : PasienC : Istri PasienA : Selamat siang bapakB: bapak diam

A : Bapak nama siapa?B : Eh Fani, napa tu mose (tidak nyambung)A : Selamat siang ibu (istri pasien)

C : Siang dokter

A : Ibu istri dari bapak?

C : iya dokter..

A : Nama ibu siapa?

C : Dengan ibu Deitje

A : Ibu Deitje permisi ne mo bacrita sadiki B : Boleh noh dok,A : Nama bapak siapa ya?

B : Bapak Humiyang

A : Umur berapa Bapak sekarang

B : 41 tahun dokter

A : Bapak lulusan apa? Kong ada kerja apa?B : Lulusan SD dokter. Kerja tani kebun kelapa

A : Bapak agama apa?

B : Kristen protestan dok..

A : Saat ini bapak tinggal dimana? Deng siapa?

B : Tanah putih putih, Likupang dokter. Rumah sendiri, tinggal sama saya dan 2 anak laki-laki. Mar tu yang tua kw anak angkat.A : So dari kapan bapak bacerita kacau begini?B : so dari dua hari lalu dok.A : Bapak kage bacerita begitu atau dp pertama bagaimana dang?

B : Ada sementara makan sinag kw torang,kong tiba-tiba bapak maruku kong so badiam deng murung-murung serta tanya kiapa? dia cumabilang adoh,kasiang kong abis itu so mulai ja bacerita kacau, nda nyambung kalau ditanya.A : Bapak berapa basudara dang?

B : Bapak ada tujuh bersaudara kong bapak itu no yang bungsu, makanya dp papa deng mama sayang sekali pa dy.A : Hubungan bapak deng saudara-saudarnya bagaimana dang?B : Baik sekali, dorang nd ada masalah.A : Bapak dang dengan tetangga-tetangga atau teman-teman dang bagaimana?

B : Oh, bapak baik sekali deng dorang. Hanya lalu ada sempat masalah deng depe teman-teman satu suku, mar kita tau so nda ada masalah no sekrang. Mar tau jo kang laki-laki. Kong bapak suka tiba-tiba sebut dp temang dua pe nama.

A : Bapak pe kepala pernah tatoki?B : oh bapak waktu kerja ada jatuh kong tatoki di tanah.

A : hari-hari bapak bagaimana dang? Suka ikut kegiatan rohani? B : bapak hari-hari biasa. Aktif sekali ikut kegiatan rohani. Rajin pi gereja dengan ibadah kolong deng kaum bapak.

A : Ibu bapak pernah bilang dengar-dengar bisikan atau lia-lia sesuatu?

B : Kalo bisikan nyanda, cuma dia pernah bilang ada lia orang padahal torang nd dapa lia, kong dia bilang, awas,napa dia so datang

A : Sejak kapan tu ibu?

B : so dari dua hari lalu noh dok.

A : Kong ja ba rokok deng ba minum ato pake obat-obat?B : ada barokok deng ba minum sampe ssekarang, tau jo to orang sanger. 1 hari bapak bisa merokok 2 bungkus.A : Oke dang Ibu Deitje. Makase neh. Jang lupa jaga pa bapak supaya minum obat, supaya somo capat bae dang kong mo pulang, kalo bapak nda teratur minum obat bapak so nda bisa ba refreshing kong so kurang mo di rumah sakit turus.B : Iyo dok, so suka skali mo pulang ini. Lama-lama torang yang sehat so mw jadi gila ley.1