LAP SC RIZNI 1

3
Laporan Operasi SC Nama Pasien : Ny. Kristia / 19 th Operator : dr. Trestyawaty, Sp.OG Hari/ Tanggal : Jumat / 24-10-2014 Asisten I : Alamat : Rumbia Asisten II : MR/Reg : 250049/11806 Anastesi : dr. Hartawan, Sp.An Jenis Anastesi : Spinal Anastesi Instrumen : Doni Pukul 09.10 WIB 1. Terlentang dalam keadaan narkosis spina 2. Dilakukan aseptik dan antiseptik di daerah perut dan sekitarnya 3. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril 4. Dilakukan insisi pfanensteil dua jari diatas simphisis sepanjang 10 cm melingkari luka lama 5. Insisi diperdalam secara tajam dan tumpul menebus musculus rectus abdominis sheet sampai terlihat peritoneum profunda 6. Peritoneum profunda dibuka, tampak uterus gravidarum 7. Dilakukan insisi semilunar pada segmen bawah uterus sepanjang ± 6 cm, didapatkan ketuban jernih, tidak berbau, encer. 8. Bayi dilahirkan dengan kepala terlebih dahulu 9. Pukul 09.25 WIB lahir neonatus hidup laki-laki, BB : 2450 gram PB : 43 cm A/S : 8/9 FTAGA

description

obs

Transcript of LAP SC RIZNI 1

Laporan Operasi SCNama Pasien: Ny. Kristia / 19 th

Operator: dr. Trestyawaty, Sp.OG

Hari/ Tanggal : Jumat / 24-10-2014

Asisten I:

Alamat

: Rumbia

Asisten II:

MR/Reg: 250049/11806

Anastesi: dr. Hartawan, Sp.An

Jenis Anastesi: Spinal Anastesi

Instrumen : Doni

Pukul 09.10 WIB

1. Terlentang dalam keadaan narkosis spina

2. Dilakukan aseptik dan antiseptik di daerah perut dan sekitarnya

3. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril

4. Dilakukan insisi pfanensteil dua jari diatas simphisis sepanjang 10 cm melingkari luka lama

5. Insisi diperdalam secara tajam dan tumpul menebus musculus rectus abdominis sheet sampai terlihat peritoneum profunda

6. Peritoneum profunda dibuka, tampak uterus gravidarum

7. Dilakukan insisi semilunar pada segmen bawah uterus sepanjang 6 cm, didapatkan ketuban jernih, tidak berbau, encer.8. Bayi dilahirkan dengan kepala terlebih dahulu

9. Pukul 09.25 WIB lahir neonatus hidup laki-laki, BB : 2450 gram PB : 43 cm A/S : 8/9 FTAGA

10. Diberikan oksitosin drip ke dalam cairan infus sebanyak 20 IU, plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan pada tali pusat.11. Pukul 09.30 WIB lahir plasenta lengkap dengan berat 500 gram PTP 44 cm, dengan ukuran 16 x 17 cm, selanjutnya dilakukan pembersihan cavum uteri dengan kassa

12. Kemudian dilakukan pemasangan IUD dalam cavum uteri

13. Dilakukan penutupan dinding uteri dengan cara penjahitan pada kedua sudut luks insisi segmen bawah uteri secara figure of eight dengan benang chromic catgut no I..

14. Dilakukan penjahitan segmen bawah uteri satu lapis jelujur festoon dengan benang cgromic catgut no I, perdarahan diperlakukan sebagaimana mestinya15. Peritoneum dijahit jelujurdengan plain no 2.0

16. Otot dijahit secara satu satu dengan catgut nomor 2.0

17. Fascia dijahit secara jelujur festoon dengan PGA nomor 1.0

18. Subcutis dijahit secara satu satu dengan plain catgut nomor 2.0

19. Kutis dijahit secara jelujur subkutikuler dengan chromic catgut nomor 2.0

20. Luka operasi dibersihkan lalu ditutup dengan softratule, kassa dab hypafix.

21. Pukul 10.00 WIB operasi selesai.

Diagnosis Pra-Bedah :

G2P0A1 Usia 19 tahun Hamil 39 Minggu JTH Intrauterin Presentasi Kepala dengan Oligohidroamnion e.c. KPDDiagnosis Post Op :

P1A1 post SSTP atas indikasi OligohidroamnionTindakan : SSTP