lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

42
LAPORAN KASUS KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 36-37 MINGGU, ANAK HIDUP, TUNGGAL, INTRAUTERIN, PRESENTASI KEPALA DENGAN HIPERTENSI KRONIS DI RUANGAN POLIKLINIK KEBIDANAN RSUD PARIAMAN Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan di RSUD Pariaman Periode 8 Juli – 3 Agustus 2013 OLEH : RAHMADONA BP. 1121228046 DOSEN PEMBIMBING : Dr. ALADIN, Sp.OG (K) 1

Transcript of lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Page 1: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

LAPORAN KASUS

KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “Y” G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 36-37 MINGGU, ANAK HIDUP, TUNGGAL,

INTRAUTERIN, PRESENTASI KEPALA DENGAN HIPERTENSI KRONIS DI RUANGAN

POLIKLINIK KEBIDANAN RSUD PARIAMAN

Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan

di RSUD Pariaman Periode 8 Juli – 3 Agustus 2013

OLEH :

RAHMADONABP. 1121228046

DOSEN PEMBIMBING :Dr. ALADIN, Sp.OG (K)

PROGRAM MAGISTER ILMU KEBIDANANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG2013

1

Page 2: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan kasus yang berjudul “Kajian Asuhan Kebidanan pada Ny. “Y”

G2P1A0H1 Usia Kehamilan 36-37 minggu, anak hidup, tunggal, intrauterine,

presentasi kepala dengan hipertensi kronis di ruang Poliklinik Kebidanan RSUD

Pariaman ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Dosen Pembimbing,

Dr. Aladin, Sp.OG (K)

Padang, 27 Juli 2013Mahasiswa,

Rahmadona

Mengetahui, Ketua Program Studi,

Dr. Yusrawati, Sp.OG (KFM)

ii

Page 3: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN....................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A.Latar Belakang.......................................................................................................1

B.Tujuan Penulisan....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS...................................................................................4

A.Hipertensi Dalam Kehamilan.................................................................................4

B.Hipertensi Kronis...................................................................................................6

1. Diagnosis Hipertensi Kronis............................................................................6

2.Faktor Risiko Hipertensi Kronis.......................................................................7

3..Efek Hipertensi Kronis pada Kehamilan.........................................................8

C. Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan.....................................................9

D. Peran Bidan Dalam Kasus Hipertensi Kronis.....................................................11

BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................13

BAB IV KAJIAN / ANALISA ASUHAN KEBIDANAN.........................................19

BAB V PENUTUP......................................................................................................23

A.Kesimpulan..........................................................................................................23

B.Saran.....................................................................................................................23

TINJAUAN KEPUSTAKAAN...................................................................................24

iii

Page 4: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hingga saat ini, hipertensi dalam kehamilan masih merupakan

masalah kesehatan serius di bidang obstetri di seluruh dunia. World

Health Organization (WHO) memperkirakan di dunia setiap menit

perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan

kehamilan dan persalinan. Dari jumlah kematian maternal,

prevalensi paling besar adalah pre-eklampsia dan eklampsia

sebesar 12,9% dari keseluruhan kematian ibu. Insidensi pre

eklamsia di Indonesia sekitar 3 – 10%, menyebabkan mortalitas

maternal sebanyak 39.5% pada tahun 2001, dan sebanyak 55.56%

pada tahun 2002 (Roeshadi, 2004).

Hipertensi kronis merupakan salah satu komplikasi tersering

yang terjadi selama kehamilan. Podymow dan August menyatakan

insiden sebesar 3% pada tinjauannya.(Cunningham et al, 2013).

Sebagian besar wanita dengan hipertensi sebelum kehamilan

menunjukkan peningkatan kontrol tekanan darah selama

kehamilan. Namun pada wanita lainnya, terdapat perburukan

hipertensi yang dapat disertai proteinuria, gejala-gejala dan

konvulsi. Kelompok wanita ini kadang tidak dapat dibedakan 1

Page 5: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

dengan wanita normotensif yang mengalmi pre eklampsia pada

kehamilan pertamanya (Cunningham et al, 2013).

Hipertensi pada kehamilan memiliki resiko baik terhadap ibu

dan juga janinnya. Pada ibu, hipertensi dapat menjadi pre eklamsia

atau eklamsia yang mengancam jiwa. Sedangkan pada bayi akan

menyebabkan kematian perinatal, 5% bayi lahir dengan kelainan

congenital. Biasanya pada kehamilan pertama, 8 – 10% bayi akan

lahir premature (kurang dari 34 minggu) sebagai konsekuensi dari

pre eklamsia, tapi pada wanita dengan pre eklamsia berat, 50%nya

mengalami kelahiran preterm (Cunningham et al, 2013; Saifuddin,

2011; Oxorn dan Forte, 2010).

Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama

beberapa dekade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau

memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum

terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu

hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada

kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia

kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul

pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti

kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35

tahun dan sebab lainnya (Cunningham, et al, 2013).

2

Page 6: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Selama melakukan observasi di poliklinik kebidanan RSUD Pariaman,

penulis mendapatkan kasus seorang wanita hamil yang datang dengan gejala

peningkatan tekanan darah, kaki oedem namun tanpa disertai proteinuria. Pasien

juga memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan, Mengingat hipertensi kronis

dapat tumpang tindih dengan sindrom pre eklamsia yang berbahaya terhadap ibu dan

janin begitu besar, maka penulis tertarik mengkaji lebih dalam dan menuliskannya

sebagai laporan kasus di poliklinik kebidanan RSUD Pariaman.

B.Tujuan Penulisan

Melakukan kajian asuhan kebidanan pada Ny. “Y” G2P1A0H1 usia kehamilan

36-37 minggu, anak hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala dengan hipertensi

kronis di ruang poliklinik kebidanan RSUD Pariaman.

3

Page 7: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Hipertensi Dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan memiliki terminologi tersendiri.

Disadur dari Report on the National High Blood Pressure

Education Program Working Group on High Blood Pressure in

Pregnancy (AJOG Vol 183 : S1, Juli 2000), hipertensi dalam

kehamilan meliputi:

1. Hipertensi Gestasional

Didapatkan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg untuk

pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan

proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu

pasca persalinan.

Wanita dengan hipertensi gestational harus dianggap

beresiko terjadinya preeklamsia, yang dapat berkembangkan

setiap saat, termasuk minggu pertama pasca melahirkan.

Sekitar 15% hingga 45% perempuan awalnya didiagnosis

dengan hipertensi gestational akan mengembangkan

preeklamsia, dan kemungkinan lebih besar pada pasien yang

4

Page 8: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya, miscarriage, dan

riwayat hipertensi kehamilan sebelumnya (Davis et.al, 2007).

2. Preeklamsi

Preeclampsia adalah sindrom yang memiliki manifestasi

klinis seperti new-onset hypertension pada saat kehamilan

(setelah usia kehamilan 20 minggu, tetapi biasanya mendekati

hari perkiraan lahir), berhubungan dengan proteinuria: 1+

dipstick atau 300 mg dalam 24 jam urin tampung. Sindrom ini

terjadi pada 5 - 8 % dari seluruh kehamilan. (Levine et.al,

2004).

3. Eklamsi

Serangan konvulsi pada wanita dengan preeklampsia yang

tidak dapat dihubungkan dengan sebab lainnya disebut

eklamsi. Konvulsi terjadi secara general dan dapat terlihat

sebelum, selama, atau setelah melahirkan. Pada studi

terdahulu, sekitar 10% wanita eklamsi, terutama nulipara,

serangan tidak muncul hingga 48 jam setelah postpartum.

(Cunningham et al, 2013).

5

Page 9: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi

Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita

hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya.

Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.

5. Hipertensi kronik (preexisting hypertention)

Ditemukannya tekanan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum

kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak

menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan. Walaupun

terdapat peningkatan resiko terjadi superimposed

preeclampsia, akan tetapi secara fisiologi akan terjadi

penurunan tekanan darah selama kehamilan dan penurunan

kebutuhan terhadap agen antihipertensi. Capaian

tatalaksananya adalah mempertahankan tekanan darah pada

level yang memiliki resiko gangguan kardiovaskular dan

serebrovaskular pada ibu yang minimal (Abalos et.al, 2007).

B.Hipertensi Kronis

1. Diagnosis Hipertensi Kronis

Diagnosis hipertensi dalam kehamilan berarti adalah

ditemukannya peningkatan tekanan darah pada pemeriksaan vital

sign. Standar pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut.

Tekanan darah sebaiknya diukur pada posisi duduk dengan posisi 6

Page 10: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

cuff setinggi jantung. Adanya penekanan vena kava inferior oleh

uterus gravid pada posisi berbaring dapat mengganggu pengukuran

sehingga terjadi pengukuran yang lebih rendah. Sebelum

pengukuran, wanita hamil dianjurkan untuk duduk tenang 5-10

menit (Gipson dan Carson, 2009). Diagnosis hipertensi kronis yang

mendasari dilakukan apabila :

Hipertensi (≥ 140/90 mmHg) terbukti mendahului kehamilan.

Hipertensi (≥ 140/90 mmHg) diketahui sebelum 20 minggu,

kecuali bila ada penyakit trofoblastik.

Hipertensi berlangsung lama setelah kelahiran.

Hipertensi kronis dalam kehamilan sulit didiagnosis

apalagi wanita hamil tidak mengetahui tekanan darahnya

sebelum kehamilan. Pada beberapa kasus, hipertensi kronis

didiagnosis sebelum kehamilan usia 20 minggu, tetapi pada

beberapa wanita hamil, tekanan darah yang meningkat

sebelum usia kehamilan 20 minggu mungkin merupakan

tanda awal terjadinya preeklamsi.

Pada beberapa wanita dengan hipertensi kronis,

tekanan darah dapat meningkat sampai tingkat abnormal,

khususnya setelah 24 minggu. Jika disertai oleh proteinuria,

maka preeklamsi yang mendasarinya dapat didiagnosis.

7

Page 11: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Preeklamsi yang mendasari hipertensi kronis ini sering

berkembang lebih awal pada kehamilan daripada preeklamsi

murni, dan hal ini cenderung akan menjadi lebih berat dan

sering menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan janin.

(Cunningham et al, 2013)

2.Faktor Risiko Hipertensi Kronis

Obesitas merupakan suatu factor risiko untuk hipertensi

kronis. Secara spesifik prevalensi hipertensi dapat meningkat

hingga 10 kali lipat pada wanita dengan obesitas dan juga

lebih mungkin mengalami superimposed preeclampsia.

(Cunningham dkk, 2013). Penelitian oleh Cruz M, Gao W dan

Hibbart J (2011) membuktikan bahwa wanita obesitas dengan

indeks masa tubuh 32.9 ± 9.4 sebelum hamil dan indeks

massa tubuh 37.9 ± 8.9 saat mendekati persalinan cenderung

menderita hipertensi kronis dalam kehamilan (p < 0.0001)

Diabetes Mellitus juga prevalen pada wanita dengan

hipertensi kronis dan keterkaitannya dengan obesitas sangat

erat. Hereditas memeiliki peranan penting, dan menurut

tinjauan Cowley (2006) terdapat ratusan fenotip terkait

tekanan darah dan region genomic yang telah teridentifikasi.

8

Page 12: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Pada beberapa kasus, gen kandidat untuk untuk preeklamsi

dan hipertensi kronis telah dikenali. Penelitian Wang, dkk

(2006), mengatakan bahwa hipertensi sering terjadi pada

wanita yang anggota keluarganya ada yang menderita

hipertensi yang sama

3..Efek Hipertensi Kronis pada Kehamilan

1. Morbiditas dan Mortalitas Maternal

Sebagian besar wanita yang hipertensinya terkontrol baik

sebelum kehamilan menunjukkan prognosis baik, namun tetap

berisiko lebih tinggi mengalami superimposed preeclampsia dan

solusio plasenta. (Cunningham et al, 2013)

August dan Lindheimer (1999) melaporkan bahwa

superimposed preeclampsia terjadi pada 4-40% wanita. Risiko

superimposed preeclampsia berhubungan langsung dengan

tingkat keparahan hipertensi awal, terutama pada awal

kehamilan serta perlunya terapi untuk mendapatkan kontrol.

Penelitian Maternal-Fetal Medicine Units Network, Caritis,

dkk (1998) menggunakan criteria yang telah ditentukan untuk

mendiagnosis preeklamsia pada 774 wanita dengan hipertensi

kronis. Insiden superimposed preeclampsia sama besarnya pada

9

Page 13: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

wanita yang mengalami atau tidak mengalami proteinuria dasar

namun terdapat peningkatan bermakna pada wanita yang

hipertensi setidaknya 4 tahun atau mengalami preeclampsia

pada kehamilan sebelumnya. (Sibai, dkk, 1998; Cruz M, Gao W

dan Hibbart J, 2011)

2. Morbiditas dan Mortalitas Perinatal

Hampir semua hasil akhir perinatal yang buruk meningkat

pada kehamilan yang terkomplikasi dengan hipertensi kronis.

Pada suatu penelitian berbasis populasi dari Swedia, Zetterstorm,

dkk (2006), melaporkan peningkatan risisko hambatan

pertumbuhan janin sebesar 2,4 kali lipat pada 2.754 wanita

dengan hipertensi kronis. Insiden dan keparahan hambatan

pertumbuhan janin berkaitan langsung dengan keparahan

hipertensi.

Kelahiran kurang bulan sering diindikasikan pada wanita

dengan hipertensi kronis. Pada semua wanita dengan hipertensi

kronis hampir seperlimanya melahirkan sebelum 35 minggu dan

terdapat angka perawatan NICU yang juga meningkat. Jumlah ini

hampir 2 kali lipat jika terjadi superimposed preeclampsia.

10

Page 14: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Yang terpenting, angka mortalitas perinatal meningkat 3-4

kali lipat pada wanita dengan hipertensi kronis bila dibandingkan

dengan kontrol yang normotensi atau populasi obstetric umum

(Ferrer dkk, 2000 dalam Cunningham dkk, 2013; Sibai dkk, 1998;

Cruz M, Gao W dan Hibbart J, 2011)

C. Penatalaksanaan Hipertensi Dalam Kehamilan

Pada wanita yang tidak hamil, kontrol tekanan darah

jangka panjang secara signifikan dapat mengurangi angka

stroke dan morbiditas serta mortalitas kardiovaskular. Pada

hipertensi ringan hingga berat efek baru terasa setelah 5

tahun terapai dan efek terapi hanya terbatas pada wanita itu

sendiri.

Hipertensi dalam kehamilan berbeda karena lama

terapi lebih singkat, keuntungan bagi tidak terlalu jelas

karena pendeknya masa terapi dan efek sampingnya

berpengaruh bagi ibu dan janin. Dalam hal ini harus

diseimbangkan antara keuntungan potensial jangka pendek

bagi ibu dengan keuntungan jangka pendek dan jangka

panjang serta risiko terhadap janin dan bayi (Ferrer dkk, 2000

dalam Cunningham dkk, 2013)

11

Page 15: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Tujuan penatalaksanaan hipertensi kronis dalam

kehamilan adalah mengurangi efek maternal dan perinatal

yang tidak diinginkan dan target tatalaksana adalah

mencegah hipertensi sedang hingga berat dan menunda atau

menghilangkan hipertensi yang diperberat oleh kehamilan.

(Brown dkk, 2004 dalam Cunningham dkk, 2013)

Terapi obat antihipertensi sebelum kehamilan dan

berlanjut ketika wanita tersebut hamil masih diperdebatkan.

Walaupun penurunan tekanan darah jelas bermanfaat jangka

panjang pada ibu, secara teoretis hal tersebut menurunkan

perfusi uteroplasenta. Laporan observasional yang sudah

lama secara umum memaparkan bahwa sebagian besar hasil

akhir kehamilan baik tanpa diterapi (Chesley, 1978 dalam

Cunningham dkk, 2013)

Working group on high blood pressure in pregnancy

(2000) menyimpulkan bahwa ada keterbatasan data untuk

menarik kesimpulan mengenai keputusan untuk memberikan

terapi hipertensi kronis ringan pada kehamilan. Working

group ini merekomendasikan terapi empiris pada wanita

dengan tekanan darah melebihi ambang batas sistolik 150-

160 mmhg atau diastolik 100-110 mmhg atau bila terdapat

12

Page 16: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

kerusakan target organ seperti hipertrofi ventrikel kiri atau

isufisiensi renal. Mereka menyimpulkan bahwa terapi dini

hipertensi kemungkinan dapat menurunkan rawatan inap

nantinya selama kehamilan (Sibai, dkk, 2000)

D. Peran Bidan Dalam Kasus Hipertensi Kronis

Bidan dalam mengkaji riwayat kesehatan ibu, bidan

dapat mengidentifikasi masalah yang sudah ada atau yang

dapat terjadi, yang meliputi kondisi medis yang sudah

diketahui (Varney dkk, 2007; Fraser dan Cooper, 2009)

Ibu yang menderita hipertensi kronis cenderung lebih

tua, pernah melahirkan dan memiliki riwayat hipertensi, baik

pribadi maupun keluarga. Pengukuran tekanan darah yang

akurat merupakan hal yang sangat penting. Pencatatan

tekanan darah berturut-turut harus dilakukan untuk

menentukan pola sebenarnya karena wanita normotensif

sekalipun dapat sekali waktu menunjukkan peningkatan

tekanan darah.

Hospitalisasi untuk pengkajian awal mungkin diperlukan.

Bidan dalam hal ini dapat mengkaji latar belakang sosial ibu

13

Page 17: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

dan kebutuhan fisiologisnya sera memberikan dukungan jika

diperlukan. (Fraser dan Cooper, 2009)

Hasil pengkajian dan pemeriksaan harus

diinformasikan pada ibu. Penjelasan hasil pemeriksaan pada ibu

merupakan pemenuhan hak ibu sebagai pasien dan bidan merupakan individu

utama yang memberikan informasi pada ibu tentang gangguan kehamilan

yang dialaminya.

Penjelasan ini ditujukan agar ibu mengenali kondisi yang

dialaminya dan bersama-sama bidan menetapkan kebutuhan untuk mengatasi

masalah dan meminimalkan efek dari masalah yang dialaminya (Fraser dan

Cooper, 2009)

Hipertensi kronis ringan dengan tekanan darah sistolik <

160 mmhg dan tekanan darah diastolik < 110 mmhg

cenderung tidak memerlukan hospitalisasi antenatal dan

dapat dirawat di komunitas oleh bidan dan dokter umum.

Kondisi ibu harus dipantau dengan cermat untuk

mengidentifikasi jika terjadi preeklamsia. Waktu kelahiran

direncanakan sesuai dengan ibu dan janin. Jika persalinan dini

perlu dilakukan, induksi persalinan akan lebih baik daripada

sectio caesarea (Varney dkk, 2007; Fraser dan Cooper, 2009)

14

Page 18: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

BAB III

TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS PADA Ny.’Y‘ G2 P1 A0 H1 USIA KEHAMILAN 36-37

MINGGU, JANIN HIDUP, TUNGGAL, INTRAUTERIN, PRESENTASI

KEPALA DENGAN HIPERTENSI KRONIS DI RUANGAN POLI

KEBIDANAN RSUD PARIAMAN

Kunjungan : I MR : 05 58 11Hari/Tanggal : Selasa / 23 Juli 2013 Pukul : 10.00 wib

I. PENGUMPULAN DATAA. Identitas / BiodataNama Istri : Ny. Yulianis Nama Suami : Tn. SyafrizalUmur : 33 th Umur : 40 thAgama : Islam Agama : IslamSuku/Bangsa : Minang/ Indonesia Suku/ Bangsa : Minang/ IndonesiaPendidikan : SMP Pendidikan : SDPekerjaan : IRT Pekerjaan : BertaniAlamat : Sicincin Alamat : Sicincin

B. DATA SUBJEKTIF1. Alasan kunjungan : kunjungan pertama kali dan ada keluhan

2. Keluhan Utama : Ibu hamil anak kedua mengeluhkan kakinya

bengkak, tapi tidak ada merasakan sakit kepala menetap. Ari-ari juga dirasakan sakit sejak subuh. Ibu mengatakan punya riwayat hipertensi sebelum hamil anak kedua ini.

3. Riwayat Menstruasi Haid pertama umur : 14 tahun Siklus : 28 hari Banyaknya : 2 x ganti doek Teratur/tidak : Teratur Lamanya : 7 hari

15

Page 19: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

Sifat Darah : Encer Warna : Merah kehitaman Bau : Amis Disminorea : Tidak ada

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :Kehamilan pertama aterm, anak lahir secara SC atas indikasi CPD oleh dokter spesialis Obsgyn. Jenis kelamin anak laki-laki, berat badan lahir 3400 gr dan umurnya sudah 7 tahun.Sekarang ibu sedang hamil anak kedua

5. Riwayat kehamilan ini :a.HPHT : 8 – 11 - 2012b. TP : 15 – 8 - 2013c.Keluhan pada

- Trimester I : mual muntah- Trimester II : -- Trimester III : kedua kaki bengkak

d. Pergerakan Anak Pertama Kali : belum terasa

e.Keluhan yang dirasakan - Rasa lelah : ada- Mual dan muntah yang lama : tidak ada- Nyeri perut : tidak ada- Panas dan menggigil : tidak ada- Sakit kepala berat/terus menerus : tidak ada- Penglihatan kabur : tidak ada- Rasa nyeri dan panas waktu BAK : tidak ada- Rasa gatal pada vulva / vagina : tidak ada- Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada- Odema : ada, pada kedua kaki

6. Pola Kebiasaan Sehari-hari :a.Biologis

- Nutrisi : 3 x sehari dengan porsi biasa, nafsu makan baik ibu jarang makan buah, sayur dan ada minum susu

- Minum : cukup, 7-8 gelas sehari- Eliminasi

BAK oFrekuensi : 6-7 x seharioWarna : kuning jernih

16

Page 20: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

BABoKonsistensi : lembekoFrekuensi : 1 x sehari

- AktifitasoSenam hamil : tidak adao Istirahat : malam : 6-7 jam, siang : 1-2 jamoPekerjaan : aktivitas rumah tangga biasa, tidak ganggu kehamilan

- HigieneoMandi : 2 x seharioGanti pakaian : 2 x seharioKebersihan ibu : baik

- Kebiasaan ibu yang lain oMinum Alkohol : tidak adaoMerokok : tidak adaoMinum obat : ada, obat antihipertensi sebelum hamil

- Social Budayao Ibu menganut kepercayaan yang : tidak ada

Merugikan kesehatanb. Psikologis

- Perasaan ibu dan keluarga terhadap : senangkehamilan

- Hubungan ibu dengan suami dan : baikKeluarga

7. Riwayat penyakit sistematik yang pernah dideritaa. Jantung : tidak adab. Ginjal : tidak adac. Asma : tidak adad. TB paru : tidak adae. Hepatitis : tidak adaf. Hipertensi : ada, ibu riwayat hipertensi sebelum

hamilg. Diabetes Melitus : tidak adah. Dan Lain-lain : tidak ada

8. Riwayat penyakit keluargaa. Jantung : tidak adab. Hipertensi : ada (ayah kandung) penderita hipertensi

kronisc. Diabetes Melitus : tidak adad. Keturunan Kembar : tidak ada

17

Page 21: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)1. Status Emosional : Baik2. Tanda Vital

a. Tinggi Badan : 156 cmb. BB sebelum hamil : 80 kgc. BB sekarang : 95 kgd. LILA : 32 cme. Tekanan Darah : 150/90 mmHgf. Nadi : 88 x/ig. Pernafasan : 22 x/ih. Suhu : 37 0C

3. Pemeriksaan khusus (Obstetri)a. Inspeksi

- Matao Conjungtiva : tidak pucato Skelera : tidak ikterik

- Mukao Closma Gravidarum : tidak adao Edema : tidak ada

- Muluto Caries : tidak adao Hygiene : bersiho Stomatitis : tidak ada

- Lehero Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesarano Kelenjer Limfe : tidak ada pembesarano Hyperpigmentasi : ada

- Ekstremitas Ataso Edema : tidak adao Kelainan-kelainan : tidak ada

- Mammaeo Bentuk : simetriso Areola Mamae : hiperpigmentasio Putting Susu : menonjolo Kolostrum : sudah ada

- Abdomen o Bekas operasi : ada, bekas luka SC di supra pubis

18

Page 22: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

o Linia nigra/ Alba : tidak adao Strie Livide/ Albikan : tidak ada

- Genitaliao Perineum : tidak ada masalaho Varises : tidak adao Edema : tidak adao Flour Albus : tidak adao Pengeluaran dari vagina : tidak ada

- Ekstremitas Bawaho Varises : tidak adao Edema : ada, oedem pre tibia kiri kanano Kelainan-kelainan : tidak ada

b. Palpasi- Leopold I : TFU 3 jari bw PX, di fundus teraba

massa lunak, noduler kemungkinanbokong janin

- Leopold II : sebelah kanan perut ibu teraba tahanan Memanjang kemungkinan punggung

janin- Leopold III : bagian bawah abdomen teraba massa

bulat, keras kemungkinan kepala janin. Kepala masih bisa digoyang

- Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP, perabaan penurunan kepala 5/5

- Tinggi Fundus : 33 cm - TBJ : 3100 gram

c. Auskultasio DJJ : 148 x/mnt, teratur, intensitas kuat o Punctum Maksimum : terdengar jelas di kuadran kanan

bawah abdomen ibu

D. UJI DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23-7-2013

Hb : tidak dilakukan Protein Urin : negatif (-) Glukosa Urin : tidak dilakukan

2. Golongan Darah : O3. USG : belum dilakukan

19

Page 23: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

II. ASESSMENT

Ny. “Y” G2P1A0H1 usia kehamilan 36-37 minggu, anak hidup, tunggal, intrauterine, presenasi kepala dengan hipertensi kronis dalam kehamilan

III. PLANNING

1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu2. Melakukan kolaborasi dengan dokter. Hasil :

- Ibu dilakukan peneriksaan dalam oleh dokter- Ibu direncanakan rawat inap- Ibu direncanakan untuk section caesarea

3. Mempersiapkan ibu untuk rawat inap di ruangan bersalin4. Ibu diantarkan ke ruangan bersalin

20

Page 24: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

BAB IV

KAJIAN / ANALISA ASUHAN KEBIDANAN

Ny.”Y” G2P1A0H1 usia kehamilan 36-37 minggu datang ke poliklinik

kebidanan RSUD Pariaman tanggal 23-7-2013 pukul 10.00 wib dengan keluhan kaki

bengkak dan nyeri pada ari-ari. Dari hasil anamnesa diketahui bahwa Ny.”Y” ada

riwayat menderita hipertensi sebelum kehamilan dan di keluarga juga ada yang

menderita hipertensi. Ny.”Y” juga mengatakan ada riwayat SC 1 kali yaitu hamil

anak I atas indikasi panggulnya sempit. Dari pemeriksaan fisik diperoleh data tekanan

darah 150/90 mmhg, kaki oedem kanan dan kiri namun dari hasil pemeriksaan

laboratorium protein urine negatif. Setelah dikonsultasikan ke dokter, ditegakkan

diagnose ibu hamil dengan hipertensi kronis.

Diagmosis Ny.”Y” tersebut ditegakkan berdasarkan ketetapan working group

for high blood pressure in pregnancy (2000) dimana hipertensi kronis dalam

kehamilan ditegakkan bila TD sistolik ≥ 140 mmhg dan diastolic ≥ 90 mmhg ditemui

sebelum kehamilan atau kurang dari 20 mg kehamilan (Cunningham dkk, 2013).

Pada kasus Ny.”Y” ini, diketahui ibu punya riwayat penyakit hipertensi dan

pernah mengkonsumsi obat anti hipertensi walaupun sejak kehamilan konsumsi

dihentikan. Selain peningkatan tekanan darah, tidak ditemui tanda lain untuk

preeklamsia seperti proteinuria, sakit kepala, penglihatan kabur atau oedem pada

muka dan tangan. Oedem pada Ny.”Y” hanya terbatas pada kaki kiri dan kanan yang

21

Page 25: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

hal itu mungkin saja disebabkan perubahan fisiologis selama kehamilan trimester III.

Jadi dengan tidak adanya tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronis tumpang

tindih dengan pre eklamsia (superimposed preeclampsia), maka diagnose yang paling

mungkin untuk Ny.’Y” adalah hipertensi kronis.

Ada beberapa factor risiko seorang ibu hamil menderita hipertensi kronis antara

lain adalah karena obesitas, diabetes mellitus maupun factor herediter. Pada kasus

Ny.”Y” ini bila dilihat dari perbandingan tinggi badan (TB) terhadap berat badan

(BB) sebelum hamil dan berat badan sekarang bisa digolongkan pada obesitas.

Dengan tinggi badan 156 cm, BB sebelum hamil 80 kg, indeks massa tubuh (IMT)

ibu adalah 32.9 dan BB sekarang 95 kg, IMT ibu adalah 39.

Obesitas pada Ny.”Y” akan meningkatkan risiko ibu mengalami hipertensi dan

mengalami superimposed preeclampsia, seperti halnya yang

disebutkan dalam Cunningham dkk (2013) bahwa prevalensi

hipertensi dapat meningkat hingga 10 kali lipat pada wanita dengan

obesitas dan juga lebih mungkin mengalami superimposed

preeclampsia. Penelitian oleh Cruz M, Gao W dan Hibbart J (2011)

juga membuktikan bahwa wanita obesitas dengan indeks masa

tubuh 32.9 ± 9.4 sebelum hamil dan indeks massa tubuh 37.9 ± 8.9

saat mendekati persalinan cenderung menderita hipertensi kronis

dalam kehamilan (p < 0.0001)

Selain karena obesitas, factor risiko Ny.”Y” menderita

hipertensi kronis juga melalui factor herediter. Diketahui dari

22

Page 26: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

anamnesis, dalam keluarga Ny.”Y” ada yang menderita penyakit

hipertensi kronis yaitu ayah kandungnya. Hal tersebut sesuai

dengan Penelitian Wang, dkk (2006), mengatakan bahwa hipertensi

sering terjadi pada wanita yang anggota keluarganya ada yang

menderita hipertensi yang sama.

Rencana asuhan pada Ny.”Y” ini antara lain menjelaskan

informasi hasil pemeriksaan pada ibu dan kolaborasi dengan dokter

untuk penatalaksanaannya. Penjelasan hasil pemeriksaan pada ibu

merupakan pemenuhan hak ibu sebagai pasien dan bidan merupakan individu utama

yang memberikan informasi pada ibu tentang gangguan kehamilan yang dialaminya.

Penjelasan ini ditujukan agar ibu mengenali kondisi yang dialaminya dan bersama-

sama bidan menetapkan kebutuhan untuk mengatasi masalah dan meminimalkan

efek dari masalah yang dialaminya (Fraser dan Cooper, 2009)

Pada kasus Ny.”Y” ini, sehubungan dengan hipertensi kronis yang dialami ibu

ditambah riwayat ibu pernah melahirkan dengan SC maka dilakukan kolaborasi

dengan dokter dengan hasil kolaborasi, Ny.”Y” dianjurkan untuk rawat inap dan

direncanakan untuk kelahiran SC.

Pada teoritis di bab II sebenarnya penatalaksanaan untuk kasus Ny.”Y” dengan

hipertensi kronis yang masih dalam tahap ringan karena tekanan darah sistolik

< 160 mmhg dan tekanan darah diastolik < 110 mmhg, tidak

memerlukan hospitalisasi antenatal dan dapat dirawat di

23

Page 27: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

komunitas oleh bidan dan dokter umum. Hanya saja dilakukan

pemantauan ketat tekanan darah untuk mengidentifikasi tanda-

tanda munculnya preeklamsia. Waktu kelahiran direncanakan

sesuai dengan ibu dan janin. Jika persalinan dini perlu dilakukan,

induksi persalinan akan lebih baik daripada sectio caesarea

(Varney dkk, 2007; Fraser dan Cooper, 2009)

Namun pada kasus Ny.”Y” ini, pertimbangan dokter untuk

melakukan SC kemungkinan karena ibu sudah mengeluhkan nyeri

di ari-ari, dan walaupun riwayat SC ibu sudah berlalu 7 tahun yang

lalu, akan tetapi kemungkinan persalinan pervaginam dengan

induksi mungkin akan mengalami kegagalan karena dari hasil

pemeriksaan panggul dalam oleh dokter diketahui panggul ibu

sempit didukung riwayat CPD terdahulu pada ibu.

24

Page 28: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Observasi terhadap Ny.”Y” G2P1A0H1 usia kehamilan 36-37 minggu dengan

hipertensi kronis telah diberikan informasi mengenai kondisi ibu dan telah dilakukan

kolaborasi dengan dokter yang hasilnya ibu dirawat inap untuk rencana section

caesarea karena riwayat pernah SC atas indikasi CPD pada persalinan ibu sebelumnya

B.Saran

Diharapkan bidan dapat melanjutkan pemantauan ketat tekanan darah dan

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antihipertensi pada ibu setelah

operasi SC karena karakteristik hipertensi kronis dalam kehamilan tekanan darah

cenderung tetap meninggi hingga 12 minggu postpartum

25

Page 29: lap case hamil+hipertensi kronik+riwayat SC atas indikasi CPD

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta ; EGC

Cunningham, F.G, et al. 2013. Williams Obstetric, 23rd edition. Mc GrawHill: New York

Cruz M, Gao W, Hibbard J. 2011. Obstetrical and Perinatal Outcome Among Women With Gestasional Hypertension, Mild Preeklampsia and Mild Chronic Hypertension. J Obstet Gynekol 2011. 205;260.e1-9.

Enkin M et al. 2000. A Guide to an Effective Care in Pregnancy and Childbirth 3rd Edition. Oxford. Oxford University Press.

Fraser, D dan Cooper, M. 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mansjoer A, 2008, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Acsulapius

Mochtar, 2004, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Saifuddin AB, 2011, Ilmu Kebidanan . Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBPSP)

____________2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Edisi I Cetakan Keempat, Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2006.

_____________, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo dan JNPK-KR. Jakarta.

Sibai BM. 2002. Chronic Hypertension inPregnancy. Download from www.ajog.org

Sibai BM et al. 2011. The Impact of Prior Preeklampsia on The Risk of Superimposed Preeklampsia and Other Adverse Pregnancy Outcome in Patients with Chronic Hypertension. J Obstet Gynekol 2011. 204;345.e1-6

Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC

26