Lap 1 Ekosistem

22
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN ‘EKOSISTEM’ OLEH : KELOMPOK 1 Hilwa Walida (3415081951) Fitriyani (3415081985) Sintia Sundari (3415081991) Dian Violeta Ikhsana (3415083246) Rosid Marwanto (3415083259) PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

Transcript of Lap 1 Ekosistem

Page 1: Lap 1 Ekosistem

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN

‘EKOSISTEM’

OLEH :

KELOMPOK 1

Hilwa Walida (3415081951)

Fitriyani (3415081985)

Sintia Sundari (3415081991)

Dian Violeta Ikhsana (3415083246)

Rosid Marwanto (3415083259)

PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

Page 2: Lap 1 Ekosistem

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb.

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat

dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam senantiasa tercurah,

kepada Rasulullah SAW, manusia terbaik sepanjang zaman.

Laporan praktikum dengan judul ‘Ekosistem’ ini akhirnya dapat penulis

selesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu

tugas dari mata kuliah Ekologi Tumbuhan.

Kami berharap, laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat menjadi

acuan serta pedoman untuk penelitian yang akan diadakan selanjutnya. Penulis

menyadari bahwa laporan praktikum ini masih memerlukan banyak perubahan dan

membutuhkan saran dan kritik guna kemajuan di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum, wr.wb

Jakarta, Maret 2011

Penyusun

Page 3: Lap 1 Ekosistem

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

2. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3

BAB III METODOLOGI

1. Alat dan Bahan ...................................................................................... 11

2. Lokasi .................................................................................................... 11

3. Cara Kerja ............................................................................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan ................................................................................. 13

2. Pembahasan ......................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Lap 1 Ekosistem

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan

timbal balik yang tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh

antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem

merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal

balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada

suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dengan

anorganisme, dan matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Pada ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama

dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Setiap tingkatan kumpulan organisme

mulai dari populasi, komunitas dan biosfer akan berlandaskan pada konsep

ekosistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya

organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.

Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem

ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan

fisik, yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut.

Ruang lingkup ekosistem adalah adanya sistem terbuka dan sistem tertutup, faktor

biotik dan abiotik, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida makanan, aliran

energi dan siklus materi. Dengan praktikum Ekologi Tumbuhan ini, mahasiswa dapat

mengamati lingkungan di sekitar bukan hanya sekedar mencatat data, namun dapat

dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan konsep ekosistem.

Melihat banyaknya ruang lingkup yang ikut berperan dalam pembentukan suatu

ekosistem, maka perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh ruang lingkup tersebut dalam membentuk suatu ekosistem lingkungan,

khususnya lingkungan kampus FMIPA UNJ.

Page 5: Lap 1 Ekosistem

2

2. Tujuan

Mengamati lingkungan sekitar kampus FMIPA UNJ dan menganalisis

lingkungan berdasarkan konsep ekosistem.

Mengetahui dan menganalisis ruang lingkup ekosistem yang dapat

mempengaruhi terbentuknya suatu ekosistem lingkungan.

Page 6: Lap 1 Ekosistem

3

BAB II

LANDASAN TEORI

Makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan tidak hanya tergantung pada

makhluk hidup lainnya saja, tapi makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan juga

tergantung pada zat tak hidup (abiotik). Kumpulan komunitas-komunitas lengkap

dengan lingkungan fisiknya sebagai tempat hidupnya membentuk suatu ekosistem.

Ilmu pengetahuan tentang ekosistem disebut ekologi. Seluruh ekosistem dalam dunia

membentuk biosfer.

Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya.

Di dalam suatu ekosistem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan

mempengaruhi antar semua komponen. Komponen dari suatu ekosistem terdiri dari

komponen abiotik yaitu zat-zat tak hidup dan komponen biotik yaitu berbagai macam

mahluk hidup baik yang monoseluler maupun yang poliseluler.

1. Komponen Biotik

Manusia,hewan dan tumbuhan termasuk komponen biotik yang terdapat dalam

suatu ekosistem. Komponen biotik dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu

produsen,konsumen dan dekomposer.

a. Produsen

Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga

disebut organisme autotrof. Sebagai produsen,tumbuhan hijau menghasilkan

makanan (karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan dimanfaatkan

oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian,

produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu

konsumen.

b. Konsumen

Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam

tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik

yang telah dibentuk oleh produsen atau dari konsumen lain yang menjadi

mangsanya.

Page 7: Lap 1 Ekosistem

4

Berdasarkan jenis makanannya,konsumen dikelompokkan sebagai

berikut:

Pemakan tumbuhan (herbivora), misalnya kambing, kerbau, kelinci dan

sapi.

Pemakan daging (karnivora), misalnya harimau, burung elang, dan

serigala.

Pemakan tumbuhan dan daging (omnivora), misalnya ayam, itik, dan

orang hutan.

c. Pengurai (dekomposer)

Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem. Jika kelompok ini tidak

ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang

mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai yang

menguraikan zat-zat organik (dari bangkai) menjadi zat-zat organik

penyusunnya.

2. Komponen Abiotik

Bagian dari komponen abiotik adalah:

a. Tanah

Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,

kematangan, dan kemampuan menahan air.

b. Air

Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup

adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan

kedalaman air.

c. Udara

Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. Gas itu

berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen (O2), karbon

dioksida (CO2), dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi

kehidupan makhluk hidup.

Page 8: Lap 1 Ekosistem

5

d. Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di

bumi ini. Namun demikian, penyebaran cahaya di bumi belum merata. Oleh

karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang

intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.

e. Suhu atau temperatur

Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan

metabolisme dan perkembangbiakannya (Udhi Coekhy, 2009).

Keseimbangan suatu ekosistem akan terjadi bila komponen-komponennya

dalam jumlah yang berimbang. Komponen-komponen ekosistem mencakup faktor

abiotik, produsen, konsumen, detritivora, dan dekomposer (pengurai). Di antara

komponen-komponen ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling

memberikan apa yang menjadi sumber penghidupannya (Prawiro, 2003).

Gambar 1. Interaksi antara faktor biotik dan abiotik

Page 9: Lap 1 Ekosistem

6

Hubungan Faktor Biotik dengan Biotik

Kehidupan suatu organisme tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi bergantung

kepada organisme lainnya, baik untuk kepentingan sumber-sumber penghidupannya

atau makanan, perkembangbiakan, maupun sebagai habitat (tempat tinggal). Untuk

mendapatkan sumber-sumber penghidupan tersebut, terjadilah interaksi antara

organism yang satu dengan organisme lainnya melalui apa yang disebut "Rantai

Makanan" dan "Jaring-Jaring Makanan" di alam, sehingga makhluk hidup bisa

mempertahankan kehidupan dan penghidupannya di bumi. Contohnya:

Tumbuhan kacang Ulat Burung Elang

Adapun Jaring-Jaring Makanan, yaitu perluasan dari rantai makanan, yang

setiap mata rantainya bisa bercabang-cabang dan berhubungan satu sama lain

hingga membentuk seperti bangun jaring yang memperlihatkan proses makan di

antara organisme di alam.

Gambar 2. Piramida makanan

Faktor abiotik merupakan penyokong kehidupan makhluk hidup, dimulai dari

tumbuhan sebagai produsen, kemudian hewan dan manusia sebagai konsumen,

maupun organisme lainnya yang berfungsi sebagai detritivora dan dekomposer/

Page 10: Lap 1 Ekosistem

7

pengurai. Tumbuh-tumbuhan sebagai produsen tampaknya merupakan jenis

makanan yang pertama ada untuk jenis organisme lainnya, termasuk oleh manusia.

Hubungan faktor biotik dengan abiotik terjadi karena pada dasarnya setiap organisme

tidak bisa hidup sendiri, tetapi bergantung kepada lainnya. Adanya ketergantungan

antar organisme ini disebabkan oleh kebutuhan hidup, seperti mendapatkan

makanan, perkembangbiakannya, tempat tinggal (habitat), dsb (Prawiro, 2003).

Siklus Biogeokimia

Siklus Biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau

senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke

komponen abiotik. Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga

melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik. Fungsi siklus biogeokimia

adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang

sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun abiotik,

sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga (Basukriadi, 2005).

Siklus-siklus biogeokimia antara lain siklus air, siklus oksigen, siklus nitrogen,

siklus karbon, dan siklus fosfor.

1. Siklus Nitrogen (N2)

Jumlah gas nitrogen (N2) di atmosfer mencapai 80% bentuk nitrogen di udara

dapat berbentuk amonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O),

nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat

(HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain. Nitrogen juga dapat bereaksi dengan

hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir (elektrisasi). Tumbuhan

menerima nitrogen dalam tanah dalam bentuk amonia (NO3), ion nitrit (NO2-), dan

ion nitrat (NO3-). beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada

akar legum dan akar tumbuhan lain misalnya Marsiella crenata. Selain itu,

terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung,

yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat

anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat

nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh

dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi

Page 11: Lap 1 Ekosistem

8

oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan

nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan,

nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang

dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam

ekosistem (Basukriadi, 2005).

Gambar 3. Siklus Nitrogen

2. Siklus Karbon dan Oksigen

Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia terbesar. karena banyak di

gunakan, 45% karbon digunakan untuk pertumbuhan, 45% untuk respirasi dan

10% untuk DOC. Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler

bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya

CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas

Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui

respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.Akan

tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi

CO2 ke atmosfir (Basukriadi, 2005).

Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer

juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2

terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik

lainnya. Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber

Page 12: Lap 1 Ekosistem

9

CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik,

pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan

oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya

akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan

tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam

tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga

menambah kadar CO2 di udara.

Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak

langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang

akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga

yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof

lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan

menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah

CO2 di air (Basukriadi, 2005).

Gambar 4. Siklus Karbon dan Oksigen

3. Siklus Fosfor

Di alam fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (ada

tumbuhan dan hewan) dan anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari

hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi

fosfat anorganik, begitu juga dengan batu dan fosil yang terkikis akan menjadi

fosfat anorganik, yang kemudian fosfat anorganik itu akan terlarut di air tanah atau

Page 13: Lap 1 Ekosistem

10

air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen dasar laut. lalu akan di serap lagi

oleh komponen organik (hewan dan tumbuhan) (Basukriadi, 2005).

Gambar 5. Siklus Fosfor

Page 14: Lap 1 Ekosistem

11

BAB III

METODOLOGI

1. Alat dan Bahan

Lembar pengamatan dan alat tulis

Kamera

Tali rafia

Meteran

2. Lokasi

Kebun P2KS samping laboratorium FMIPA UNJ.

La

bo

rato

riu

m F

MIP

A U

NJ

Rumah Kawat

Gre

en

Ho

use

Lokasi

Pengamatan

5 x 5 m

Page 15: Lap 1 Ekosistem

12

3. Cara Kerja

Menentukan lokasi pengamatan

dengan luas 5 x 5 m.

Mengamati lokasi pengamatan

berdasarkan konsep ekosistem.

Mencatat hasil pengamatan dan

mendokumentasikannya.

Membahas dan menganalisis

hasil pengamatan

Membuat kesimpulan

Page 16: Lap 1 Ekosistem

13

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

No Karakteristik Deskripsi

1 Sistem Sistem terbuka

2 Faktor Biotik

Hewan: Lalat, Gonocephalus sp., semut, nyamuk,

kutu daun, kaki seribu, kupu-kupu, Yucca.

Tumbuhan: Adenium, Agave attenuata, Agave

angustifolia, Rhoeo discolor, Careus, Zephyrantes

candida, Annona muricata, rerumputan, Canna

indica, bluntas, Fabaceae, Aloe vera, Killinga.

3 Faktor Abiotik Cahaya matahari, batu, udara, tanah, air, tempat

sampah, bambu, pipa paralon, ember.

4 Rantai Makanan

Yucca kutu daun semut (detritivor)

Canna bekicot semut

Annona semut Gonocephalus

5 Jaring-Jaring Makanan

Yucca kutu daun semut (detritivor)

Canna bekicot

Annona Gonocephalus

6 Piramida Makanan

Konsumen II

Konsumen I

Produsen

7 Aliran Energi Matahari produsen konsumen detritivor

8 Daur Materi

Daur CO2:

CO2 tumbuhan O2 hewan/ manusia

Page 17: Lap 1 Ekosistem

14

9 Ekosistem Masa Lalu Ekosistem kebun P2KS

10 Ekosistem Masa Kini Ekosistem kebun P2KS

11 Ekosistem Masa Datang Ekosistem kebun P2KS

Keterangan:

Produsen : Rerumputan, Adenium, Agave attenuata, Agave angustifolia,

Rhoeo discolor, Careus, Zephyrantes candida, Annona muricata, Canna indica,

bluntas, Fabaceae, Aloe vera, Killinga.

Konsumen I : Kutu daun, bekicot, kupu-kupu, nyamuk.

Konsumen II : Gonocephalus sp.

2. Pembahasan

Menurut UUPPLH No.32 tahun 2009, ekosistem adalah tatanan unsur

lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling

mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas

lingkungan hidup. Menurut Irwan (2010), di dalam ekosotem tidak hanya mencakup

serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk

materi yang melakukan siklus dalam sistem itu, serta energi yang menjadi sumber

kekuatan.

Pada pengamatan yang telah dilakukan pada plot berukuran 5x5 cm di kebun

P2KS pada tanggal 17 Maret 2001 diperoleh data-data mengenai sistem serta faktor-

faktor biotik dan abiotik yang ada pada plot tersebut. Data-data dapat dilihat di tabel

hasil pengamatan. Dilihat dari segi sistem, ekosistem di plot ini adalah sistem terbuka.

Sistem terbuka adalah system dalam ekositem energi dan materi yang terkandung di

dalamnya dapat keluar atau mauk ke perbatasan system, artinya ada intervensi dari

pihak di luar sistem. Ekosistem ini dikatakan terbuka karena selain mendapatkan

nutrien dari alam (produsen), nutrien didapatkan pula dari bantuan manusia. Hal ini

karena plot yang berada di kebun P2KS ini merupakan tempat yang sengaja dirawat

oleh mahasiswa, sehingga kondisi dan kebutuhannya diperhatikan oleh mahasiswa.

Bantuan yang diberikan dapat berupa pupuk, air atau obat anti hama. Ekosistem ini

juga sebagian telah diatur oleh manusia. Hal ini dapat dilihat dari tata letak dan jenis-

jenis tumbuhan yang tumbuh seragam dalam hal habitus, namun tidak demikian

halnya dengan tumbuhan rumput yang ada di tempat tersebut. Tumbuhan ini bebas

Page 18: Lap 1 Ekosistem

15

tumbuh dan terdiri dari beberapa jenis walaupun pertumbuhan tingginya dihambat

dengan pemotongan yang berkelanjutan.

Gambar 6. Bagan ekosistem sistem terbuka

Komponen biotik yang ditemukan sangatlah beragam. Faktor biotik yang

mendominasi atau paling banyak ditemukan adalah tumbuhan. Tumbuhan berperan

sebagai produsen. Tumbuhan atau produsen di suatu ekosistem jumlahnya haruslah

lebih banyak dari konsumen di atasnya karena tumbuhan merupakan penghasil

makanan dan merupakan makhluk hidup yang dapat mengubah energi dari cahaya

matahari menjadi bentuk energi yang dapat digunakan oleh makhluk hidup.

Tumbuhan mendapatkan energi dari sinar matahari. Sinar matahari diambil oleh

tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis, dalam hal ini energi cahaya diubah menjadi

energi kimia. Energi diteruskan dari satu organisme ke organism lainnya (Irwan,

2010).

Konsumen yang ada dalam ekosistem yang diamati terdiri dari serangga, reptil

dan mollusca. Beberapa dari anggota konsumen juga dapat digolongkan sebagai

pengurai atau detritivor. Konsumen yang ditemukan, setelah dianalisis ternyata hanya

sampai konsumen II. Hal ini karena hewan yang ditemukan sedikit dan serangga yang

paling banyak ditemukan. Konsumen akan memperoleh energi dari produsen. Suatu

saat produsen dan konsumen akan mati, lalu diuraikan oleh detritivor. Penguraian ini

akan menambah unsur-unsur hara dalam tanah yang akan digunakan oleh tumbuhan

dalam proses pembuatan makanan.

Page 19: Lap 1 Ekosistem

16

Gambar 7. Piramida makanan

Faktor abiotik yang terdapat dalam ekosistem ini benar-benar digunakan oleh

komponen biotik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Materi dan energi berasal dari

lingkungan abiotik dan kembali lagi ke lingkungan abiotik. Dalam hal ini komunitas

dalam hal lingkungan abiotiknya merupakan suatu sistem yang disebut ekosistem

(Irwan, 2010). Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya

semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organism produsen

memerlukan energi, cahaya, oksigen, air dan garam-garam yang semuanya diambil

dari lingkungan abiotik (Irwan, 2010).

Aliran energi dan zat-zat kimia merupakan suatu proses intergrasi fungsional,

yang keduanya merupakan suatu pasangan karena energi disimpan dalam ikatan

kimia. Aliran ini terjadi di antara tingkat trofik serta di antara komponen-komponen

biotik dan abiotik menggabungkan ekosistem ke dalam suatu unit fungsional. Ketika

energi dilepaskan melalui proses pernapasan, maka senyawa-senyawa yang terlibat

mengalami degradasi,dan unsur-unsur kimianya dilepaskan ke habitat, yang dapat

digunakan kembali. Aliran kimia ini disebut juga siklus mineral atau siklus biogeokimia.

Salah satu siklus biogeokimia yang terjadi pada ekosistem yang diamati adalah

siklus CO2. Gas CO2 pada plot yang diamati berasal dari hasil pernapasan berbagai

hewan yang hidup pada plot tersebut seperti semut, lalat, nyamuk, dll, sehingga kadar

CO2 pada udara semakin meningkat, selanjutnya CO2 yang berada di udara diserap

oleh tumbuhan sebagai bahan baku untuk fotosintesis. Oleh karena itu kadar CO2

diudara kembali menurun. Selain menurunkan kadar CO2 dalam udara, fotosintesis

juga menghasilkan karbohidrat dan O2. Gas O2 hasil fotosintesis selanjutnya

digunakan kembali oleh berbagai mahkluk hidup baik tumbuhan maupun hewan untuk

berfotosintesis, dan fotosintesis tersebut akan menghasilkan CO2, sehingga kadar

CO2 dalam udara meningkat kembali, dan siklus CO2 kembali berulang.

Page 20: Lap 1 Ekosistem

17

Perkembangan ekosistem pada plot yang diamati tidak ada perubahan yang

signifikan, baik faktor biotik maupun abiotik. Perubahan yang terjadi hanya jumlah

(kuantitas) dan kualitas dari komponen-komponennya. Plot yang diamati pada masa

lalu merupakan kebun P2KS, dan saat pengamatan plot tersebut juga masih berupa

kebun P2KS, serta beberapa tahun kemudian plot tersebut tetap digunakan sebagai

kebun P2KS.

Page 21: Lap 1 Ekosistem

18

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Ekosistem pada plot penelitian merupakan sistem terbuka, ekosistem tersebut

berasal dari ekosistem kebun yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan

sesuai dengan ekosistem masa lalunya.

Terdapat beberapa faktor biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi dalam

ekosistem kebun P2KS, yaitu tumbuhan dengan jumlah yang sangat

mendominasi, serangga, reptil, mollusca, cahaya matahari, udara (oksigen dan

karbon dioksida), dan air.

Page 22: Lap 1 Ekosistem

i

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Ekosistem sebagai Lingkungan Hidup Manusia. Bandung: ITB.

Basukriadi, Adi. 2005. Populasi, Ekosistem, Biosfer. Jakarta: FMIPA UI.

Coekhy, Udhi. 2009. Ekosistem. Jakarta: Unpublished Article.

Irwan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan, dan

Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Prawiro, T Y Nootohadi. 2003. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Depdikbud.