Lap. Kklp Angk. III Stiper
Transcript of Lap. Kklp Angk. III Stiper
LAPORAN HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS (KKLP) DAN KEGIATAN PENGABDIAN
MASYARAKAT ANGKATAN III TAHUN 2007
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIANYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
STIPER YAPIM2007
L A P O R A N
HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS(KKLP) / STUDI BANDING
ANGKATAN III TAHUN AKADEMIK 2006 / 2007
KABUPATEN SIDRAP – ENREKANG – TORAJATANGGAL 10 S/D 14 JANUARI 2007
O l e h :
~ MANRAMPASI ~ H. ABU SAENI~ SOFYANG ~ ABDUL HAFID ~ BUDIRMAN~ WENLANGGO ~ ABDUL AZIES
~ JAKA SRI UTAMA ~ AHMAD AFANDI ~ AMRAN ~ SEHUDDIN ~ MAHMUDDIN ~ KASMAWATI ~ DASWITASULIATI
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIANYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
STIPER YAPIM2007
TIM PENYUSUN :
~ H. ABU SAENI 0410407015
~ MANRAMPASI 0310407007
~ SEHUDDIN 0310404001
~ SOFYANG 0310407062
~ ABDUL HAFID 0310407015
~ BUDIRMAN 0310407004
~ WENLANGGO 0310407003
~ ABDUL AZIES 0310407006
~ JAKA SRI UTAMA 0310407008
~ AHMAD AFANDI 0310407016
~ AMRAN 4410407002
~ MAHMUDDIN 0310404002
~ KASMAWATI 0310404004
~ DASWITASULIATI 0310404006
ii
PENGESAHAN LAPORAN
Tulisan ini mengetengahkan judul “LAPORAN HASIL KEGIATAN
KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS (KKLP) / STUDI BANDING
ANGKATAN III TAHUN AKADEMIK 2006/2007 : KABUPATEN SIDRAP –
ENREKANG – TORAJA TANGGAL 10 S/D 14 JANUARI 2007”.
Laporan ini diterima dan disahkan menjadi laporan akhir pelaksanaan KKLP /
Studi Banding Mahasiswa STIPER YAPIM Tahun Akademik 2006 / 2007 Angkatan
III untuk memenuhi sebagian persyaratan penyelesaian program studi semester akhir
tahun akademik 2006 / 2007.
Maros, 25 Maret 2007
Yang MensahkanKetua STIPER YAPIM
Dr. Muhammad Yasin, M.P
Dosen Pembimbing KKLP / Studi Banding :
1. Ir. Muhammad Izzdin Idrus, M.P ( ...................................... )
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan Karunia-Nyalah sehingga laporan ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan
baik.
Laporan ini disusun sebagai ulasan dari rangkaian perjalanan KKLP – Studi
Banding yang diadakan di beberapa kota di Sulawesi Selatan dengan melihat berbagai
objek-objek pertanian. Laporan ini juga merupakan tugas yang dilaksanakan dalam
rangka penyelesaian studi jenjang program Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian (STIPER) YAPIM Maros.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi laporan ini masih jauh dari sempurna.
Olehnya itu kami mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari semua
pihak guna penyempurnaan laporan ini.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
atas segala bantuan, mulai dari rencana pelaksanaan kegiatan KKLP – Studi Banding,
pelaksanaan kegiatan, sampai pada penulisan laporan hasil kegiatan KKLP – Studi
Banding. Begitu juga kepada rekan-rekan panitia, tim penyusun laporan, peserta
KKLP – Studi Banding dan semua pihak yang turut mensukseskan kegiatan ini.
Terima kasih atas kerjasamanya yang baik.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat menjadi salah
satu sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Maros, 25 Maret 2007
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
TIM PENYUSUN ............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan KKLP / Studi Banding .................................................... 1
C. Manfaat KKLP / Studi Banding .................................................. 1
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ................................. 2
BAB II WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN KKLP/STUDI BANDING. 3
A. Waktu KKLP / Studi Banding ..................................................... 3
B. Tempat KKLP / Studi Banding ................................................... 3
BAB III URAIAN KEGIATAN ...................................................................... 4
A. Perseroan Terbatas Berdikari United Livestock (PT. BULI)....... 4
B. Budidaya Tanaman Hortikultura (Sayur-Sayuran) Kabupaten
Enrekang ...................................................................................... 7
C. Usaha Dagang (UD) SANUSI ..................................................... 9
D. PT. Shang Hyang Seri ................................................................. 15
E. Loka Penelitian Penyakit Tungro Tanaman Padi Langrang
Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan ............................................ 18
F. PT. Toarco Jaya ........................................................................... 21
BABIV PENUTUP ......................................................................................... 30
A. Kesimpulan .................................................................................. 30
B. Saran ............................................................................................ 31
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) merupakan suatu kegiatan akhir
dalam perkuliahan dan sebagai syarat utama untuk menyelesaikan studi. Kegiatan
ini merupakan pengganti KKN dengan jumlah nilai kredit 4 SKS. Kecenderungan
mahasiswa untuk lebih memilih KKLP Studi Banding dibandingkan dengan
KKLP Magang dikarenakan oleh berbagai pertimbangan seperti : waktu yang
digunakan dalam kegiatan KKLP Studi Banding relatif lebih singkat. Selain itu,
adanya keinginan dari mahasiswa untuk melihat secara langsung objek-objek
pertanian yang ada di Sulawesi Selatan.
B. TUJUAN KKLP / STUDI BANDING
Kegiatan KKLP / Studi Banding ini bertujuan untuk :
Membekali para mahasiswa dengan berbagai pengalaman langsung
Memperoleh pengetahuan di bidang pertanian sehingga dapat membandingkan
antara teori yang telah diperoleh dengan kejadian di lapangan.
Dapat melihat secara langsung objek dan cara pengelolaan suatu usaha
pertanian.
C. MANFAAT KKLP / STUDI BANDING
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan KKLP / Studi Banding adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam
bidang pertanian.
2. Sebagai media tukar-menukar informasi dalam hal pengembangan
pembangunan pertanian.
1
D. FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang menunjang pelaksanaan
kegiatan KKLP/Studi Banding ini, yaitu :
a. Dukungan dan perhatian dari Kopertis Wil. IX Sulawesi, Ketua YAPIM,
dan Ketua STIPER YAPIM.
b. Adanya dukungan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
c. Partisipasi aktif dan kerjasama yang baik dari para peserta KKLP/Studi
Banding dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
d. Tersedianya dana yang cukup dari seluruh peserta untuk kelancaran
seluruh kegiatan.
e. Tercipta suasana kekeluargaan dan komunikatif antara dosen pembimbing,
peserta dan panitia.
f. Penerimaan dan pelayanan yang baik dari setiap objek pertanian yang
menjadi lokasi kunjungan.
g. Dukungan dan kerjasama dari pihak YAPIM dan STIPER YAPIM.
2. Faktor Penghambat
Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan KKLP/Studi
Banding ini :
a. Singkatnya waktu pelaksanaan dan waktu kunjungan di setiap objek
pertanian sehingga data yang diperoleh tidak maksimal.
b. Kurangnya / terlambatnya informasi dari perusahaan yang akan
dikunjungi.
2
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN KKLP / STUDI BANDING
A. WAKTU KKLP / STUDI BANDING
Kegiatan KKLP Studi Banding oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian, Yayasan Perguruan Islam Maros T.A. 2006 / 2007 dilaksanakan
Tanggal 10 Januari 2007 sampai 14 Januari 2007.
B. TEMPAT KKLP / STUDI BANDING
Kegiatan KKLP studi Banding oleh mahasiswa sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian, Yayasan Perguruan Islam Maros T.A 2006/2007 bertempat di :
- Kabupaten Sidrap dengan objek kunjungan yaitu PT. Berdikari United
Livestock (BULI), PT. Sang Hyang Seri Wilayah V dan Lokasi Penelitian
Penyakit Tungro.
- Kabupaten Enrekang dengan objek kunjungan yaitu UD. Sanusi dan
perkebunan Holtikultura Desa Baroko, Kecamatan alla.
- Kabupaten Tana toraja dengan objek kunjungan PT. Toarco Taya.
3
BAB III
URAIAN KEGIATAN
A. PERSEROAN TERBATAS BERDIKARI UNITED LIVESTOCK (PT. BULI)
PT. Berdikari United Livestock berdiri pada tahun 1970 tepatnya di Bila
Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap dan merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) sebagai salah satu anak dari Perusahaan PT. Berdikari Persero
yang bergerak dibidang peternakan khususnya ternak sapi potong dan sapi bibit.
PT. Berdikari United Livestock pada awal berdirinya, ternak sapi yang
dipelihara sebanyak 175 ekor yang didatangkan dari Australia dengan jenis sapi
Limosin, Brahman Cross, dan Bali yang sebagian besar adalah potong
penggemukan. Sedangkan potensi luas lahan yang dimiliki oleh PT. Berdikari
United Livestock sekitar 6441,00 Ha.
Sekarang ini populasi ternak yang dimiliki oleh PT. Berdikari United
Livestock sekitar 5000 ekor yang terdiri dari 2100 ekor induk sedang sisanya
merupakan sapi Pedet, Dara dan Pejantan.
Dalam menjalankan aktivitas dan manajemen perusahaan PT. Berdikari
United Livestock dipimpin oleh dua diretur produksi dan direktur pemasaran yang
berkedudukan di kotamadya Pare-Pare, di Raneh dipimpin oleh seorang manajer.
PT. Berdikari United Livestock memiliki Paddock sebanyak 32 buah
kandang yang dilengkapi sungai atau cekdaun sebagai tempat minum sapi,
maksud dan tujuan dibangun paddock adalah tempat mengatur perkawinan dan
tempat pengelompokan sapi, baik itu sapi bunting maupun yang melahirkan serta
tempat pemeriksaan kesehatan sapi.
Jenis-jenis kegiatan yang ada di PT. Berdikari United Livestock
adalah :
1. Breading (Perkembangbiakan)
Breading atau perkembangbiakan mengelola unit reproduksi yang
mana kegiatan produksi ini meliputi :
4
~ Perkawinan
~ Pembuntingan
~ Kelahiran, dan
~ Seleksi
Dalam sistem perkawinan digunakan dua cara yaitu kawin alami
dengan perbandingan sex ratio 1 jantan : 25 betina dan kawin buatan (transfer
embrio).
Setelah terjadi pembutingan, sapi-sapi dikelompok. Sapi yang berumur
4 bulan dilakukan penyapihan atau pemisahan dengan induk. Selanjutnya
masuk ke paddock untuk digemukkan selama 12 bulan sampai mencapai berat
kisaran 350 – 375 kg setiap ekor.
Seleksi dilakukan untuk melihat calon induk, calon pejantan yang
baik, adapun sapi induk yang telah melahirkan 5 kali selanjutnya di apkir.
2. Fattening (Penggemukan)
Setelah melalui unit produksi breading tahap berikutnya adalah
fattening (penggemukan). Pemberian pakan yang diberikan pada fattening
tersebut 30% hijauan berupa rumput gajah, Brachiaria tambah jerami dan 70%
konsentrasi dengan kandungan protein 14%.
Komposisi konsentrat terdiri dari :
~ Dedak padi ~ Garam
~ Dedak gandung ~ Urea
~ Bungkil ~ Molasses
~ Mineral
3. Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak
Dalam pemeliharaan sapi potong, ketersediaan hijauan makan ternak
mutlak ada. Hal ini untuk mendukung sistem penggemukan Pasture Fattening
yang mengendalikan padang rumput sebagai tempat pengembalaan. Ada dua
5
golongan hijauan makanan ternak yang ada di PT. Berdikari United Livestock
yaitu :
Golongan graminae seperti Rumput Gajah, Bricharia Dekambents,
Bricharia Brisanta, Rumput Benggala dan Kolonjono.
Golongan Leguminosa seperti Kalopogonium, Sentrosema Dekambest,
Silatro dan Stylocentis Guyanensis.
4. Pembuatan Kompos
Untuk memanfaatkan limbah kotoran sapi, PT. Berdikari United
Livestock juga memproduksi pupuk kompos yang dikelola oleh koperasi.
Komposisi pupuk kompos terdiri dari :
Kotoran sapi 80%
Abu sekam 10%
Kalsit 10%
Serbuk gergaji 7%
Kapur 2%
Stardek 0,2%
5. Pemasaran
Sistem pemasaran yang diterapkan oleh PT. Berdikari United
Livestock adalah pemasaran bebas dan tidak terikat. Pada umumnya
pemasaran dilakukan antar pulau dan di daerah-daerah Kabupaten yang ada di
Sulawesi Selatan dan sekitarnya sedangkan harga untuk betina Apkir berkisar
Rp. 8.000.000,- dan jantan RP. 10.000.000,-
Transfer Embrio
Kegiatan transfer embrio merupakan bagian dari kegiatan breeding.
Transfer embrio merupakan perkawinan buatan melalui rekayasa teknologi
6
dimana sapi bunting umur satu minggu diambil embrionya kira-kira 40
embrio, kemudian disuntikkan ke sapi betina yang siap menerima embrio.
Adapun persyaratan sapi yang dijadikan sapi ovulasi antara lain :
1. Sapi yang bertindak sebagai sapi ovulasi minimal satu kali melahirkan
2. sapi ovulasi dalam keadaan birahi
3. Sapi ovulasi memenuhi persyaratan secara fisik.
Keunggulan kegiatan transfer embrio yaitu :
1. Sapi yang akan dilahirkan adalah jenis unggul
2. Bisa memilih jenis kelamin sapi yang diinginkan
3. Tingkat keberhasilan kelahiran sangat tinggi
4. Sapi bisa melahirkan kembar.
B. BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA (SAYUR-SAYURAN)
KABUPATEN ENREKANG
Desa Baroko Kecamatan Allu Kabupaten Enrekang berada pada
ketinggian 1100 M di atas permukaan laut. Status kepemilikan tanah adalah tanah
warisan tidak ada berupa hak milik melainkan hanya hak pakai sesuai dengan
silsilah keturunannya. Setiap turunan mengelola tanah hanya 1 tahun selanjutnya
berpindah kepada anggota keluarga lain yang masih satu turunan.
Pada awalnya, di daerah tersebut jenis komoditi yang dibudidayakan
adalah tanaman padi, namun Karena kondisi topografi yang tidak mendukung
pada sistem budidaya tanaman pada akhirnya beralih pada tanaman hortikultura
(sayur-sayuran) antara lain :
~ Kubis ~ Sawi (sawi putih dan sawi cabut)
~ Bawang merah ~ Labu siam, dan
~ Daung bawang ~ Jahe
~ Cabe merah
7
Namun, pada umumnya penduduk Desa Baroko Kecamatan Allu
Kabupaten Enrekang adalah petani yang mengelola budidaya sayur-sayuran.
Adapun komoditi sayuran yang menjadi unggulan daerah tersebut adalah :
1. Budidaya Tanaman Kubis
Sumber bibit berasal dari Toko Tani
Jarak Tanaman
Luas bedengan dipersemaikan 1 x 25 cm dengan umur bibit 45 hari
sebelum dipindahkan kepertanaman, jarak tanam yang dipakai 30 x 40 cm.
Pemupukan
Dalam hal ini, pupuk yang digunakan ada dua jenis yaitu pupuk organik
(alami) dan pupuk anorganik (pupuk buatan). Pupuk organik yang
digunakan adalah pupuk kandang sedangkan pupuk anorganik ialah Urea
dan KCL (200 Kg, Urea, 150 Kel per hektar).
Hama
Sebagaimana informasi yang didapatkan, tanaman hortikultura di sana
jarang terkena hama dan penyakit karena di daerah tersebut sudah terapkan
sistem PHT. Adapun hama yang kadang menyerang adalah Flutella dan
Ulat Krop. Pengendalian yang biasa dilakukan adalah dengan
menggunakan tanaman perangkap dan pemanfaatan musuh alami.
Penyakit jarang muncul
Panen
Panen dilakukan secara selektif dan panen total yaitu pada umur 60 – 80
hari.
Pemasaran
Proses pemasaran yaitu dengan cara menjual langsung ke pasar dan
pengambilan langsung oleh pedagang dari Sidrap, Pinrang, Kalimat dan
Sulawesi Tengah.
8
2. Budidaya Bawang Merah
Sumber bibit berasal dari petani dan Toko Tani
Jarak tanaman yang digunakan adalah 15 x 15 cm
Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dengan cara bertahap, dengan dosis
keseluruhan pupuk yang digunakan yaitu 25 Kg Urea/Ha, 200 kg Za/Ha,
125 kg TSP/Ha, 200 kg KCL/Ha dan pupuk kandnag 10 tom/Ha yang
ditabur satu hari sebelum tanam.
Hama : Thryps Tabaci (menyerang daun)
Penyakit : Fusarium
Panen
Tanda-tanda yang muncul jika bawang siap panen yaitu 75% daunnya
mengering layu dan hijau kekuning-kuningan, batang rebah dan batang
terasa gembus serta umbinya sudah padat.
Pasca panen
Pengeringan selama 1-2 minggu, menghilang kulit ari yang terkelupas dan
penyimpanan pada tempat yang teduh dan tidak lembab.
Pemasaran
Proses pemasaran yaitu dengan cara menjual langsung ke pasar dan
pengambilan langsung oleh pedagang dari Sidrap, Pinrang, Kalimantan
dan Sulawesi Selatan.
C. USAHA DAGANG (UD) SANUSI
1 Asal Usul
UD. SANUSI merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang industri
sapi perah, usaha ini didirikan pada tahun 1987. perusahaan ini merupakan
suatu perusahaan swasta yang merupakan milik pribadi.
Usaha dagang ini berada di Enrekang dengan nama UD. SANUSI
dimana pada saat itu perusahaan tersebut hanya memiliki 1 ekor sapi yang
9
merupakan subsidi dari pemerintah kemudian berkembang sampai sekarang
dan berjumlah sekitar 10 ekor.
Pada tahun 2006 Usaha Dagang SANUSI mengembangkan usahanya
dengan adanya pembuatan dangke yang kemudian memasyarakat banyak
yang berminat dan mengkonsumsinya.
Usaha Dagang ini dipimpin oleh Bapak Sanusi yang sekaligus
merupakan pemilik UD tersebut, dan saat itu pula penggunaan peralatan
pemecah susu yang menggunakan mesin. Dengan adanya penggunaan mesin
tersebut maka efisiensi waktu dan tenaga manusia, serta penggunaan ongkos
produksi dapat ditekan.
2 Proses Pembuatan Dangke
Perusahaan susu perah UD. SANUDI dalam mengelola susu menjadi
dangke memiliki beberapa tahap pengolahan, yaitu pertama melakukan
pembersihan terhadap ternak yang akan diperah susunya agar menghasilkan
susu yang bersih, kemudian melakukan pemerahan dengan tenaga manuai
ataupun dengan bantuan mesin.
Setelah pemerahan susu selesai kemudian dilanjutkan dengan
pengolahan dengan memasak susu sapi untuk mengendapkan proteinnya
kemudian dicampur dengan getah pepaya untuk membuatnya menggumpal
dan mudah dibentuk. Setiap satu ekor sapi mampu menghasilkan dangke
sebanyak 6 biji per hari. Setiap satu biji dangke terbuat dari 1,5 liter susu sapi.
Jadi satu ekor sapi mampu menghasilkan 9 liter susu segar.
3 Teknologi Sederhana Pemanfaatan Limbah
Disamping itu kotoran sapi sebagai limbah ternak dimanfaatkan
sebagai biogas. Biogas dapat dibakar seperti gas elpiji dan dalam jumlah yang
banyak dapat digunakan sebagai pembangkit listrik, sehingga biogas dapat
menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.
10
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Biogas
mengandung kurang lebih 60% metana (CH4) 38%, karbon dioksida (CO2),
serta 2% N2, O2, H2, dan H2S.
Sumber energi utama biogas adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi
dan kuda. Sebagai bahan energi 1m3 biogas setara dengan 0,62 liter minyak
tanah, atau 0,46 kg alpiji, 0,52 liter solar, 0,80 liter bensin atau 3,50 kg. kayu
bakar.
Spesifikasi Teknis Unit Biogas Skala Rumah Tangga
Spesifikasi teknis satu unit biogas skala rumah tangga dengan sistem
knockdown yang sekarang mulai banyak digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sebuah tabung reaktor yang terbuat dari plastik, volume 4000 liter
2. sebuah tabung penampung gas yang terbuat dari plastik, volume 2.500
liter
3. Tempat pemasukan bahan yang akan diolah menjadi gas 1 buah
4. Selang saluran gas 10 m dilengkapi dengan klep pengaman gas
5. Tempat pengeluaran ampas sisa kotoran (sludge) : 1 buah
6. Kompor biogas : 1-2 buah
7. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi / kerbau, atau 6
ekor babi.
8. Biogas yang dihasilkan : 4 m3 per hari (setara dengan 2,5 liter minyak
tanah).
Persiapan Pemasangan Reaktor Gas
Sebelum pemasangan reaktor biogas perlu dilakukan beberapa
persiapan sebagai berikut :
1. Pembuatan lubang reaktor, panjang = 1,1 m ; dalam 1,2 m
11
2. Pembuatan meja tabung gas (diameter 1,2m) : panjang = 3 m, lebar = 1,2
m.
3. Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau
karung saukuran (100 karung semen = 2000 lt). Persiapan awal ini untuk
mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).
4. Drum untuk pencampuran kotoran (fases) dengan air 1 buah (200 ltr).
5. Karung 20 buah
6. Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak
atau lainnya.
7. Terpal atau bahan lainnya untuk atap reaktor agar terhindar dari hujan dan
material yang jatuh dari atas.
Cara Pengoperasian Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga
Cara mengoperasikan reaktor biogas adalah sebagai berikut :
1. Buat bahan biogas yang terbuat dari campuran kotoran ternak dan air
dengan perbandingan 1:1.
2. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tepat pengisian
sebanyak 2000 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi di
dalam reaktor.
3. Setelah kurang lebih 15 hari reaktor biogas dan tempat penampungan akan
terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan.
Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas sudah
dapat digunakan.
4. Sekali-kali goyangkan reaktor biogas supaya terjadi penguraian yang
sempurna dan gas yang terbentuk dibagian bawah naik ke atas. Lakukan
juga padat saat pengisian reaktor.
5. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu kira-
kira 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa hasil pengolahan bahan biogas
12
tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam
keadaan basah maupun kering.
Cara Pengoperasian Kompor Biogas
Cara pengoperasian kompor biogas adalah sebagai berikut :
1. Buka sedikit kran gas yang ada pada kompor (memutar ke sebelah kiri)
2. Nyalakan korek api dan sulut tepat di atas tungku kompor
3. Apabila menginginkan api yang lebih besar, kran gas dapat dibuka lebih
besar lagi, demikian pula sebaliknya. Api dapat distel sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan kita.
Cara Pemeliharaan dan Perawatan
Untuk mengamankan reaktor biogas dan agar reaktor biogas dapat
berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama perlu dilakukan
pemeliharaan / perawatan sebagai berikut :
1. Hindari reaktor dari gangguan anak-anak, tangan jahil ataupun dari ternak
yang dapat merusak reaktor dengan cari memagar dan memberi atap
supaya air tidak dapat masuk ke dalam galian reaktor.
2. Isilah selalu pengaman gas dengan air sampai penuh, jangan biarkan
sampai kosong karena gas yang dihasilkan akan terbuang melalui
pengaman gas.
3. Apabila reaktor gas keras tetapi gasnya tidak mengisi penampung gas,
maka luruskan selang dari pengaman gas sampai reaktor karena uap air
yang ada di dalam selang dapat menghambat gas mengalir ke penampung
gas. Lakukan hal tersebut sebagai pengecekan rutin.
4. Cegah air masuk ke dalam reaktor dengan menutup drum pengisian di saat
tidak ada pengisian reaktor.
5. Berikan pemberat di atas penampung gas (misalnya dengan karung-karung
bekas).
13
6. Bersihkan kompor dari kotoran saat memasak ataupun minyak yang
menempel.
Keunggulan
Keunggulan atau kelebihan reaktor biogas skala rumah tangga dengan
sistem knockdown antara lain :
1. Konstruksi sederhana dan tinggal dipasang dalam waktu singkat (tidak
sampai satu hari).
2. Harga terjangkau, sekitar Rp. 2,5 juta sudah termasuk pemasangan dan
satu unit kompor biogas.
3. Awet, menggunakan material plastik khusus sehingga tahan hingga 8
tahun.
4. Mudah dalam perawatan dan penggunaan
5. Produksi gas setara dengan 2,5 liter minyak tanah / hari, lebih dari cukup
untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak.
6. Menghasilkan kompos (pupuk organik) yang sangat bagus kualitasnya dan
dapat langsung digunakan pada lahan / usaha budidaya pertanian.
4 Pemasaran
Sistem pemasaran yang diberlakukan oleh UD. SANUSI masih
terbilang masih sederhana dengan memasarkan dangke di sekitar tempat usaha
serta menerima pesanan dari beberapa daerah misalnya UD. SANUSI pernah
menerima pesanan dari Jakarta serta dibeberapa daerah sekitar tempat usaha.
Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah produksi dangke yang masih sangat
terbatas sehingga belum ada sistem pemasaran yang khusus.
14
D. PT. SHANG HYANG SERI
1 Sejarah
PT. Shang Hyang Seri adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam
bidang perbenihan. Salah satu yang berada di wilayah Sulawesi Selatan atau
di wilayah 5 adalah Unit Sidrap.
Perkembangan ekonomi yang seiring dengan kemajuan teknologi pada
abad sekarang ini adalah sangat pesat yang melahirkan berbagai macam
industri sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia yang kian hari
semakin pesat.
Dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang, maka persoalan
produksi tidaklah menjadi kendala. Sedangkan yang menjadi kendala dan
masalah bagi perusahaan saat ini adalah bagaimana memasarkan hasil
produksi dalam jumlah yang besar dengan cara yang efektif, efisien dan tepat.
Disamping itu pengusaha harus berusaha memberikan kepuasan kepada
konsumen khususnya dalam bidang distribusi yang merupakan bagian yang
sangat penting artinya bagi pengembangan perusahaan.
Untuk pengembangan dimasa yang akan datang maka harus diadakan
perencanaan pemasaran yang berdasarkan analisa tentang yang dilaluinya,
sebab merencanakan sesuatu pertumbuhan tertentu bagi perusahaan dimasa
yang akan datang, maka harus didasarkan pada kondisi perusahaan dimasa
lalu dan masa sekarang.
Dalam perencanaan kegiatan pemasaran dimasa yang akan datang
inilah kita sering diperhadapkan pada beberapa permasalahan yang muncul,
maka peranan marketing sangat penting, karena perusahaan hanya
berproduksi tanpa memperhitungkan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan
tidak akan tercapai. Dengan demikian banyaklah perusahaan yang bergerak
dalam usaha yang sama telah menciptakan kondisi persaingan yang semakin
ketat. Untuk itu berlaku apa yang disebut barang mencari pembeli, bukan lagi
pembeli yang mencari barang.
15
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penyusun atau penulis
berusaha untuk membahas persoalan perusahaan PT. Shang Hyang Seri
sebagai objek pengamatan kami yang merupakan salah satu perusahaan
BUMN yang memenuhi standar nasional atas kualitas produksinya dan dari
sisi lain yang mendorong penyusun untuk mengamatinya yaitu mengenai
eksisnya dengan sederetan perusahaan yang sama, yang tentunya terdapat
persaingan yang keadaan ini banyak merugikan perusahaan.
2 Mekanisme Penyediaan Benih
Dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan benih untuk kebutuhan
para petani, selain disediakan dari lahan penangkaran sendiri, PT. Shang
Hyang Seri juga bekerjasama dengan petani setempat untuk membantu
memenuhi kebutuhan benih di wilayah tugasnya. Adapun mekanisme atau
proses penyediaan benih dasar hingga pelabelan adalah sebagai berikut :
Penyediaan Benih Sumber Benih Pokok / Benih Dasar
Kerjasama dengan Petani Panangkar
Pelaksanaan Seleksi
Pengawasan Panen
Pengeringan
Pembersihan (Cleaner)
Penyimpanan
Pengujian
Packing (Pengepakan)
16
Keterangan :
Penyediaan benih sumber atau benih pokok diperoleh dari para
pemulia tanaman, misalnya dari BALITPA (Balai Penelitian Tanaman Padi)
yang mengembangkan varietas baru kemudian disebar oleh instansi
pemerintah lainnya termasuk PT. Shang Hyang Seri yang kemudian
memperbanyaknya untuk kemudian disebar kepada petani.
Proses selanjutnya adalah perbanyakan benih pokok, dalam hal ini PT.
Shang Hyang Seri bekerja sama dengan para petani penangkar untuk
memperbanyak jumlah perluasan lahan yang digunakan untuk perbanyakan
dengan demikian jumlah benih yang dihasilkan cukup banyak dan diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan para petani.
Selama dalam penangkaran diadakan seleksi dalam hal ini dilakukan
oleh pihak PT. Shang Hyang Seri untuk menjaga kemurnian benih, seleksi
yang dilakukan antara lain seleksi masa pertumbuhan pada masa 3 minggu
setelah tanam, kemudian diadakan seleksi pada saat tanaman 5% berbunga
dan seleksi terakhir dilaksanakan pada saat 7 hari sebelum panen. Itulah
beberapa seleksi yang diadakan pada saat dipertanaman.
Pengawasan panen selanjutnya diadakan untuk mengontrol gabah
kering panen, untuk selanjutnya diadakan pengeringan, baik secara alami
maupun dengan menggunakan mesin untuk mendapat kadar air yang
diinginkan (11-13%).
Setelah tahap pengeringan, tahap selanjutnya adalah tahap cleaner
(pembersihan) pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan calon benih
dari kotoran, menghilangkan gabah yang hampa, membuang gabah yang
terlalu besar, terlalu kecil, serta biji yang setengah berisi. Hal ini penting
untuk menjaga kemurnian dan kualitas benih.
Selanjutnya calon benih tadi disimpan selama 1 bulan dalam
penyimpangan khusus untuk kemudian diadakan pengujian daya tumbuh,
17
kotoran, campuran, serta benih murni. Tahap terakhir dari seluruh rangkaian
proses ini adalah pengantongan (packing) dengan berat 5 kg per paket. Setelah
itu benih siap dipasarkan dengan label biru atau benih sebar.
3 Strategi Sistem Pemasaran
Sistem yang dipergunakan oleh PT. Shang Hyang Seri adalah sistem
pemasaran dengan memanfaatkan pedagang penyalur yang berjumlah 130
penyalur yang tersebar di wilayah Sulawesi, Maluku, dan lain-lain baik
berupa instansi maupun perorangan. Penyalur-penyalur inilah yang kemudian
yang menjualnya kepada petani ditempatnya masing-masing.
4 Perwilayahan Shang Hyang Seri di Indonesia Timur.
Di Indonesia timur atau wilayah region V meliputi : Sulawesi,
Maluku, Irian, dan Kalimantan Timur.
E. LOKA PENELITIAN PENYAKIT TUNGRO TANAMAN PADI
LANGRANG KABUPATEN SIDRAP SULAWESI SELATAN
Loka Penelitian Penyakit Tungro Tanaman Padi Langrang terletak di
Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Lolittungro di bentuk berdasarkan
SK Menteri Pertanian No : 81 / Kpts / OT.210 / 1 / 2002 Tanggal 29 Januari 2002,
merupakan salah satu unit pelaksana tugas dibidang penelitian dan pengembangan
yang dipimpin oleh Kepala Loka dan berada di bawah dan tanggungjawab
langsung kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Memiliki tugas melaksanakan penelitian sistem pengendalian penyakit tungro di
Indonesia.
Sebelum menjadi loka penelitian penyakit tungro, Lolittungro Lanrang
bernama Sub Balai Penelitian Tanaman Pangan dan dibawahi oleh Balittan
Maros. Karena oleh tempat dan letak yang strategis dengan luas dan potensi lahan
sawah yang dimiliki oleh Lolittungro Lanrang sekitar 33.000 Ha. Dan luas
18
bangunan serta fasilitas lainnya sekitar 2,00 Ha. Oleh Litbang dan IRRI dipilih
menjadi Loka Penelitian Penyakit Tungro di Indonesia.
Dalam melaksanakan tugasnya Lolittungro Lanrang menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
~ Melaksanakan penelitian epidemilogi penyakit tungro
~ Melaksanakan penelitian ketahanan tanaman terhadap tungro
~ Melaksanakan penelitian teknik pengendalian tungro
~ Menyiapkan kerjasama penelitian
~ Menyebarluaskan hasil penelitian kepada pengguna.
1. Visi Lolittungro Lanrang
Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) penyakit
tungro terdepan dan profesional.
2. Misi Lolittungro Lanrang
Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, strategis,
dan unggulan serta meningkatkan profesionalisme dalam penyediaan dan
komersialisasi IPTEK penyakit tungro.
3. Fasilitas Lolittungro Lanrang
Sebagai lembaga penelitian, Lolittungro Lanrang dilengkapi berbagai
fasilitas fisik berupa gedung perkantoran, lahan sawah percobaan, rumah
kaca, traktor dan hand traktor, guest house, perumahan karyawan dan
kendaraan dinas.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Lolittungro Lanrang memiliki 6 orang tenaga peneliti dan 15 orang
tenaga teknis serta 7 orang tenaga administrasi termasuk 12 orang tenaga
honorer. Dari jumlah tersebut 2 orang berkualifikasi Master (S2), 7 orang
Sarjana (S1), 1 orang Sarjana Muda, 18 orang lainnya berpendidikan SD dan
SLTA, 1 orang Peneliti Muda, 2 orang asisten Peneliti Madya dan 1 orang
Asisten Peneliti Muda.
19
5. Kegiatan di Lolittungro Lanrang
Dalam upaya mengatasi masalah penyakit tungro di Indonesia,
Lolittungro Lanrang telah melakukan berbagai kegiatan-kegiatan penelitian
meliputi :
a. Skrining ketahanan galur padi terhadap penyakit tungro
b. Reevaluasi fluktuasi populasi wereng hijau dan keberadaan penyakit
tungro.
c. Uji Virulensi dari berbagai daerah endemis tungro terhadap berbagai
varietas padi.
d. Implementasi pengendalian tungro di daerah endemis tungro.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kini Lolittungro Lanrang
sedang melaksanakan kegiatan cara pengendalian terpadu dengan strategi
menghindari infeksi, meminimalkan peran virus Helper dan akusisi virus oleh
serangga penularnya (wereng hijau).
Adapun rencana kegiatan penelitian Lolittungro Lanrang kedepan
adalah membuat suatu koloni serangga dengan membuat kelompok-kelompok
serangga tiap daerah serta membuat pemetaan daerah-daerah yang cocok
ditanam varietas padi tahan tungro.
6. Penyakit Tungro
Tungro merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi,
penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus berbentuk batang rice tungro
bacilliform (RTBV) dan virus berbentuk bulat rice tungro Spherical Virus
(RTSV). Kedua virus ini hanya ditularkan oleh wereng hijau terutama
Nepothettix Virescens.
Gejala tanaman padi yang terserang tungro adalah :
a. Daun muda berwarna kuning / orange
b. Tanaman menjadi kerdil
c. Jumlah anakan sedikit
20
Strategi pengendalian tungro dari hasil penelitian Lolittungro Lanrang
adalah :
a. Penetapan waktu tanam
b. Pergiliran varietas
c. Menanam varietas tahan tungro
d. Pengendalian terpadu dengan strategi menghindari infeksi
e. Meminimalkan peran virus helper oleh serangga wereng hijau
f. Perlindungan preventif terhadap tanaman fase vegetatif
g. Sanitasi sumber inokulum virus.
Beberapa Varietas padi tahan tungro adalah varietas Tukad Unda,
Tukad Petanu, Tukad Balian, Kalimas, Bondoyudo, Celebes, Membramo,
Gilirang, Citarum, Way Apo Buru, Cisantana, Cimelati, Cibogo, Mekongga,
dan Batang Gadis.
F. PT. TOARCO JAYA
Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari
Benua Afrika. Pada zaman Belanda, oleh VOC diadakan percobaan-percobaan
penanaman di Pulau Jawa, sedang bibit yang didatangkan dari Malabar dengan
jenis kopi Arabica.
Ada bermacam-macam tanaman kopi, namun dalam garis besarnya hanya
ada tiga golongan yaitu :
1. Golongan Arabica
2. Golongan Liberica
3. Golongan Rabusta
Yang paling dulu diusahakan di Indonesia adalah golongan Arabica
kemudian menyusul golongan Liberica, yang terakhir adalah golongan Robusta.
Golongan Arabica dengan golongan Liberica hampir tidak ada, golongan
Arabica hanya hidup dengan baik kalau ditanam di atas 1000 meter dari
21
permukaan laut. Sedang golongan Liberica kurang disenangi, sekarang ini yang
paling banyak diusahakan dan dijumpai dipasaran adalah golongan Robusta.
Dulu sebelum kopi Arabica dikenal, masyarakat Toraja sudah lebih dulu
mengusahakan budidaya kopi jenis kalosi dan kopi Rantepao, hingga akhirnya
sekitar tahun 1997 dan tahun 1998 muncullah jenis kopi Toraja golongan Arabica
sampai sekarang.
PT. Toarco Jaya sendiri dirintis oleh Jepang hasil kerjasama antara
Suladeko dengan PT. Utesco yang bergerak di bidang perkopian PT. Toarco Jaya
mempunyai potensi lahan seluas 518,00 Ha sebagian besar diperuntukkan untuk
perkebunan kopi yakni sekitar 320,00 Ha selebihnya sekitar 198,00 Ha dihijaukan
dan dihutankan kembali.
Sebagai produsen kopi PT. Toarco Jaya cukup potensial karena selama ini
produksinya cukup besar bahkan lahan perkebunan kopinya cukup luas untuk
mengembangkan kopi ke depan. Faktor utama dari pada mutu dan kualitas kopi
yang dihasilkan karena ditunjang dengan keadaan iklim dan tofografi yang sangat
mendukung yaitu perkebunan kopi berada pada ketinggian 1.200 meter dari
permukaan laut namun golongan Arabica mutu yang paling baik berada 1.400
meter pada permukaan laut.
PT. Toarco Jaya setiap tahunnya memproduksi kopi sekitar 90 ton dalam
bentuk biji kopi kering sedang hasil kopi yang diserap dari produksi petani sekitar
510 ton biji kopi kering setiap tahunnya. PT. Toarco Jaya sendiri setiap tahunnya
melakukan kegiatan ekspor kopi sekitar 600 ton biji kopi kering dengan tujuan
negara Jepang.
BUDIDAYA TANAMAN KOPI
Penanaman kopi tidaklah dapat dilakukan secara serampangan bahkan asal
ditanam ia akan tumbuh dan memberikan hasil yang baik, melainkan ada
beberapa faktor yang harus dipenuhi sebagai syarat seperti lingkungan, tanah,
ketinggian dan curah hujan.
22
Di dalam penyelenggaraan tanaman di kebun perlu adanya beberapa
kegiatan meliputi :
A. Persiapan Bibit
Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari biji atau stek. Biji yang
baik untuk dijadikan bibit berasal dari pohon kopi yang produksi tinggi dan
berkualitas serta matang, tidak cacat dan besarnya normal sedangkan bibit
stek adalah berasal dari pohon kopi yang unggul. Yang paling banyak
digunakan adalah penggunaan bibit yang berasal dari biji.
B. Persiapan Persemaian
Sebelum dilakukan persemaian kopi hendaknya tempat persemaian
lebih dahulu ditanami tanaman pelindung satu tahun sebelum diadakan
kegiatan persemaian.
Menyemai ada tiga tindakan yaitu :
1. Tingkat perkecambahan
2. Dederan bibit
3. Pemindahan dari perkecambahan
Sebelum ditanam kepersemaian, biji kopi harus dikecambahan lebih
dahulu. Tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bedengan dengan ukuran
panjang 5-10 meter sedang lebarnya 1,20 meter dan diberi atap.
Cara mengecambahkan biji kopi dibenamkan menghadap ke bawah,
biji dibenamkan secara dilarikan dengan jarak 5 cm antara larikan dan 2,5 cm
antara biji, setelah itu biji ditutup dengan potongan jerami.
Untuk dederan persemaian kopi tanah dicangkul selama 30 cm karena
bibit akan berada di persamaian sekitar 9 bulan agar struktur tanah lebih bauk
maka diberi pupuk organik kemudian membuat bedengan persemaian dengan
ukuran panjang 5 meter dan lebar 1,20 meter, jarak bedengan satu dengan
bedengan lain 50 cm, bedengan ke arah utara – selatan.
23
Bila semua bedengan sudah siap, kecambah biji kopi dapat
dipindahkan kepersemaian dengan jarak tanaman 15 x 30 cm. penanaman
kecambah harus dilakukan dengan hati-hati maksudnya agar batang kecambah
tidak rusak jarak antara daun biji kopi kecambah dengan tanah sekitar 3 cm.
C. Persiapan Penanaman
Sebelum melakukan penanaman lebih dahulu dilakukan pembuatan
lubang yang cukup besar sebaiknya berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan
tujuan :
1. Agar daerah perakaran dapat diganti dengan tanah atau bahan yang subur
lebih banyak.
2. Dapat dipastikan bahwa perakaran tidak akan terganggu
Tutup lubang tanaman dengan tanah yang gembur dan subur serta
dicampur dengan pupuk kandang sebaiknya satu bulan sebelum penanaman.
D. Penanaman
Awal dari waktu yang cukup baik yaitu dua bulan kedepan untuk
menanam pohon kopi karena cuaca atau musim hujan ikut mendukung
pertumbuhan pohon muda. Tanaman bibit akarnya lurus agar pertumbuhannya
kelak lebih baik dengan jarak tanam 2,5 x 3 meter dengan perhitungan tiap
hektarnya memuat kira-kira 1100 – 1500 batang.
E. Pemeliharaan
Setelah selesai penanaman tidaklah berarti bahwa pekerjaan itu sudah
selesai, tapi masih banyak pekerjaan yang harus di lakukan yaitu
pemeliharaan.
24
Adapun pemeliharaan yang perlu dilakukan meliputi :
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan beberapa minggu setelah penanaman
tujuannya adalah mengganti tanaman yang mati. Penyulaman sebaiknya
dilakukan pada memasuki awal musim penghujan sedang menyulam
kedua dilakukan pada akhir musim hujan.
Agar sulaman cepat menyemai tanaman yang lain, hendaknya
dipilih bibit yang baik.
2. Penggemburan Tanah
Agar peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik maka
perlu dilakukan pelonggaran tanah melalui penggemburan. Tujuan
penggemburan tanah antara lain :
a. Mengurangi kelebihan air
b. Mengurangi keasaman tanah
c. Memasukkan udara ke dalam tanah
3. Pemupukan
Untuk tanaman kopi yang normal, pemberian pupuk hanya dua
kali dalam satu tahun :
a. Diberikan pada akhir musim penghujan
b. Diberikan pada akhir musim kemarau
Dosis rata-rata pemberian pupuk :
No Umur PohonDosis Pupuk
(gr) Jumlah(gr)
KeteranganN P K
1. Pohon muda 20 20 20 60 Perpohon 2. Pohon remaja 20 20 20 60 Perpohon3. Pohon yang menghasilkan
pertama100 100 100 300 Perpohon
4. Pohon yang cukup dewasa atau produktif
200 200 200 600 Perpohon
25
Sebaiknya produk yang diberikan dalam pupuk kandang
kegunaannya adalah memberikan makanan pada pohon dan memperbaiki
kondisi tanah sedangkan pemberian pupuk kimia berupa Urea, KCL, dan
TSP kegunaannya adalah mendukung pembentukan akar yang baru,
memperkuat cabang yang baru tumbuh dan menunjang pertumbuhan bakal
bunga.
4. Pemberantasan Gulma
Pembersihan rumput dan gulma bertujuan :
a. Menunjang kebersihan pemupukan
b. Menyediakan tambahan bahan organik bagi tanah
c. Menghindari perkembangan hama
Adapun jenis herbisida yang digunakan adalah Roundup. Biasanya
digunakan pada bulan Maret dan Nopember.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Jenis hama yang sering dijumpai pada tanaman kopi adalah :
a. Pada akar seperti nematode, rayap, kumbang
b. Pada batang / dahan seperti kumbang merah, penggerek, ranting
c. Pada daun, bunga dan buah seperti kutu tanaman.
Pengendalian hama biasanya dilakukan dengan insektisida jenis
Acodan yang biasa diaplikasikan pada bulan Pebruari.
Jenis penyakit yang dijumpai pada tanaman kopi adalah :
a. Penyakit akar, disebabkan oleh cendawan Rosselinia.
b. Penyakit pada batang disebabkan oleh jamur Corticium Salmonicolor
c. Penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan Hemileia
d. Penyakit daun Cercospora disebabkan oleh cendawan Cercospora
e. Penyakit bunga dan buah disebabkan oleh pengaruh iklim.
Pengendalian penyakit pada tanaman kopi biasanya dengan
menggunakan Fungisida jenis Cobox sering diaplikasikan pada bulan
Maret dan April biasa diaplikasikan pada bulan Nopember.
26
6. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman kopi ada beberapa macam, antara lain :
a. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bermaksud agar tanaman itu membentuk
mahkota pohon yang dikehendaki. Tanaman tidak tumbuh begitu
tinggi dan memberi kesempatan cabang-cabang primer bisa
memanjang, pertumbuhan bertambah luas dan melebar.
Pemangksasan pertama pada tanaman kopi dilakukan pada
umur 3-4 tahun.
b. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan meliputi wiwilan, pemangkasan
berat dan pemangkasan untuk pemberantasan hama dan penyakit.
Pemangkasan wiwilan dilakukan sekali dalam satu tahun,
sehabis pemungutan buah. Sedangkan pemangkasan berat sering
dilakukan pada kebun-kebun yang berada pada daerah lembab dan
subur. Untuk mengindari kemungkinan turunnya produksi maka
pemangkasan cabang perlu dilakukan dengan membuang pang
sekunder dengan jarak 15-20 cm dari pang-pang primer.
Pemangkasan untuk pemberantasan hama dan penyakit hanya
dilakukan bila pada pohon kopi terdapat hama atau penyakit.
c. Pemangkasan Peremajaan
Pemangkasan peremajaan adalah membuat kebun kopi yang
sudah tua dan pohon-pohon kopi yang tidak produksi menjadi muda
kembali tanpa adanya penanaman secara besar-besaran.
Tujuan pemangkasan peremajaan yaitu munculnya cabang-
cabang pohon yang baru dan produktif.
27
F. Panen
Petiklah buah kopi yang telah berwarna merah atau masak sempurna
karena sangat besar pengaruhnya pada mutu dan termasuk harga jualnya dan
sebaiknya jangan memetik buah kopi yang belum masak atau masih muda
karena dapat mempengaruhi mutu dan harga jualnya.
Pemungutan Buah Ada Beberapa Tingkatan Yaitu :
1. (Na-oogst) Tingkatan Permulaan (Voor-oogst)
2. Tingkatan Pertengahan (Hooft-oogst)
3. Tingkatan Terakhir
G. Pasca Panen
Dalam penanganan pasca panen kopi oleh petani. Kegiatan yang
dilakukan adalah
1. buah yang terlalu masak sempurna segera dikupas.
2. melakukan fermentasi pada biji kopi yang telah dikupas hasilnya lebih
baik sebelum dicuci.
3. segera dicuci kopi yang telah di fermentasi agar tidak menjadi rusak.
4. gunakan alas yang bersih untuk menjemur kopi segera setelah dicuci.
Dalam dunia perdagangan, kopi hanya dapat diperdagangkan dalam
bentuk biji kering yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya.
Untuk mendapatkan kopi beras perlu adanya pengolahan. Pada
pokoknya pengolahan kopi itu hanya ada dua cara yaitu :
1. pengolahan kering yang biasa disebut OIB (Oost
Indische Bereiding)
2. pengolahan basah yang biasa disebut WIB (West
Indische Bereiding)
pengolahan yang biasa dilakukan oleh perkebunan besar adalah
pengolahan basah atau WIB, hal ini dilakukan karena produksinya banyak
sehingga perlu tenaga mesin.
28
Untuk keperluan ini, sampai menjadi kopi ekspor melalui beberapa
tingkatan pekerjaan yaitu :
a. Penerimaan pabrik
b. Pelepasan daging buah
c. Pemeraman
d. Pencucian
e. Pengeringan
f. Pengrebusan (pelepasan kulit taduk)
g. Penyortiran
h. Pengemasan (pengkelasan kopi)
H. Pemasaran
PT. Toarco Jaya dalam memasarkan produksi kopinya, selain
melakukan ekspor ke Jepang, juga memasarkan produksinya pada perusahaan
kopi dalam negeri. Disamping itu, sebagian diolah sendiri menjadi kopi bubuk
dan dipasarkan melalui distributor atau agen penjualan.
29
BAB IV
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan KKLP Studi Banding oleh mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Yayasan Perguruan Islam Maros T.A 2006/2007, maka
ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Loka Penelitian Penyakit Tungro Lanrang merupakan salah satu unit
pelaksana tugas dibidang penelitian dan pengembangan yang melaksanakan
kegiatan penelitian sistem pengendalian penyakit tungro. Loka Penelitian
Penyakit Tungro Lanrang sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi penyakit
tungro terdepan dan profesional, serta menjalankan misi yang menghasilkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, strategis dan unggul serta
meningkatkan profesionalisme dalam penyediaan dan komersialisasi IPTEK
penyakit tungro.
2. PT. Toarco Jaya mulanya dirintis oleh Jepang hasil kerjasama antara Suladeko
dengan PT. Utesco yang bergerak dibidang kopi Toraja Arabica.
3. UD. SANUSI merupakan usaha yang bergerak dalam bidang peternakan sapi
perah, serta pengolahan susu sapi menjadi dangke, yang pada awalnya
memperoleh sapi subsidi dari pemerintah yang berjumlah satu ekor kemudian
berkembang hingga sepuluh ekor sapi perah. Selain pengolahan susu menjadi
dangke UD. SANUSI juga memanfaatkan limbah ternak (kotoran sapi)
menjadi biogas yang dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.
4. PT. Shang Hyang Seri adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang penyediaan benih tanaman pangan serta pupuk dan
pestisida. Dalam menyediakan benih untuk kebutuhan para petani, juga
melaksanakan proses / mekanisme yang bertujuan untuk mendapatkan benih
yang siap edar atau hambur dengan bekerjasama para petani penangkar,
melaksanakan seleksi pada pertanaman serta pasca panen,
30
5. PT. Berdikari United Livestock berdiri pada tahun 1970 di Bila Kec. Dia Pitue
Kab. Sidrap dan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak
dibidang peternakan, jenis kegiatan yang ada antara lain ; Breading
(perkembangbiakan), Fattening (penggemukan), pengelolaan hijauan makanan
ternak, pembuatan kompos, pemasaran dan transfer embrio. Sedangkan jenis
tanaman yang dibudidayakan di Desa Baroko Kec. Allu Kab. Enrekang yaitu :
kubis, bawang merah, bawang daun, cabe merah, sawi (sawi putih dan sawi
cabe) labu siam dan jahe.
B. SARAN
1. Untuk menjamin kelancaran pemasaran hasil produksi UD. SANUSI, supaya
mencari alternatif pemasaran yang lebih baik untuk menjamin kelancaran
pemasaran hasil produksi.
2. Proses seleksi penyediaan benih lebih ditingkatkan sebab kepercayaan petani
sangat bergantung pada kualitas benih berlabel yang dihasilkan.
3. Transfer embrio di PT. Buli disebarluaskan kepada petani / peternak sapi.
4. Diusahakan agar tanaman hortikultura yang dibudidayakan mempunyai nilai
pasar.
31