Lap. Kklp Angk. III Stiper

58
LAPORAN HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS (KKLP) DAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT ANGKATAN III TAHUN 2007

Transcript of Lap. Kklp Angk. III Stiper

Page 1: Lap. Kklp Angk. III Stiper

LAPORAN HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS (KKLP) DAN KEGIATAN PENGABDIAN

MASYARAKAT ANGKATAN III TAHUN 2007

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIANYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS

STIPER YAPIM2007

Page 2: Lap. Kklp Angk. III Stiper

L A P O R A N

HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS(KKLP) / STUDI BANDING

ANGKATAN III TAHUN AKADEMIK 2006 / 2007

KABUPATEN SIDRAP – ENREKANG – TORAJATANGGAL 10 S/D 14 JANUARI 2007

O l e h :

~ MANRAMPASI ~ H. ABU SAENI~ SOFYANG ~ ABDUL HAFID ~ BUDIRMAN~ WENLANGGO ~ ABDUL AZIES

~ JAKA SRI UTAMA ~ AHMAD AFANDI ~ AMRAN ~ SEHUDDIN ~ MAHMUDDIN ~ KASMAWATI ~ DASWITASULIATI

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIANYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS

STIPER YAPIM2007

Page 3: Lap. Kklp Angk. III Stiper

TIM PENYUSUN :

~ H. ABU SAENI 0410407015

~ MANRAMPASI 0310407007

~ SEHUDDIN 0310404001

~ SOFYANG 0310407062

~ ABDUL HAFID 0310407015

~ BUDIRMAN 0310407004

~ WENLANGGO 0310407003

~ ABDUL AZIES 0310407006

~ JAKA SRI UTAMA 0310407008

~ AHMAD AFANDI 0310407016

~ AMRAN 4410407002

~ MAHMUDDIN 0310404002

~ KASMAWATI 0310404004

~ DASWITASULIATI 0310404006

ii

Page 4: Lap. Kklp Angk. III Stiper

PENGESAHAN LAPORAN

Tulisan ini mengetengahkan judul “LAPORAN HASIL KEGIATAN

KULIAH KERJA LAPANGAN PLUS (KKLP) / STUDI BANDING

ANGKATAN III TAHUN AKADEMIK 2006/2007 : KABUPATEN SIDRAP –

ENREKANG – TORAJA TANGGAL 10 S/D 14 JANUARI 2007”.

Laporan ini diterima dan disahkan menjadi laporan akhir pelaksanaan KKLP /

Studi Banding Mahasiswa STIPER YAPIM Tahun Akademik 2006 / 2007 Angkatan

III untuk memenuhi sebagian persyaratan penyelesaian program studi semester akhir

tahun akademik 2006 / 2007.

Maros, 25 Maret 2007

Yang MensahkanKetua STIPER YAPIM

Dr. Muhammad Yasin, M.P

Dosen Pembimbing KKLP / Studi Banding :

1. Ir. Muhammad Izzdin Idrus, M.P ( ...................................... )

iii

Page 5: Lap. Kklp Angk. III Stiper

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat

dan Karunia-Nyalah sehingga laporan ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan

baik.

Laporan ini disusun sebagai ulasan dari rangkaian perjalanan KKLP – Studi

Banding yang diadakan di beberapa kota di Sulawesi Selatan dengan melihat berbagai

objek-objek pertanian. Laporan ini juga merupakan tugas yang dilaksanakan dalam

rangka penyelesaian studi jenjang program Strata Satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian (STIPER) YAPIM Maros.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi laporan ini masih jauh dari sempurna.

Olehnya itu kami mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari semua

pihak guna penyempurnaan laporan ini.

Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

atas segala bantuan, mulai dari rencana pelaksanaan kegiatan KKLP – Studi Banding,

pelaksanaan kegiatan, sampai pada penulisan laporan hasil kegiatan KKLP – Studi

Banding. Begitu juga kepada rekan-rekan panitia, tim penyusun laporan, peserta

KKLP – Studi Banding dan semua pihak yang turut mensukseskan kegiatan ini.

Terima kasih atas kerjasamanya yang baik.

Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat menjadi salah

satu sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Maros, 25 Maret 2007

Tim Penyusun

iv

Page 6: Lap. Kklp Angk. III Stiper

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

TIM PENYUSUN ............................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Tujuan KKLP / Studi Banding .................................................... 1

C. Manfaat KKLP / Studi Banding .................................................. 1

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ................................. 2

BAB II WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN KKLP/STUDI BANDING. 3

A. Waktu KKLP / Studi Banding ..................................................... 3

B. Tempat KKLP / Studi Banding ................................................... 3

BAB III URAIAN KEGIATAN ...................................................................... 4

A. Perseroan Terbatas Berdikari United Livestock (PT. BULI)....... 4

B. Budidaya Tanaman Hortikultura (Sayur-Sayuran) Kabupaten

Enrekang ...................................................................................... 7

C. Usaha Dagang (UD) SANUSI ..................................................... 9

D. PT. Shang Hyang Seri ................................................................. 15

E. Loka Penelitian Penyakit Tungro Tanaman Padi Langrang

Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan ............................................ 18

F. PT. Toarco Jaya ........................................................................... 21

BABIV PENUTUP ......................................................................................... 30

A. Kesimpulan .................................................................................. 30

B. Saran ............................................................................................ 31

LAMPIRAN

v

Page 7: Lap. Kklp Angk. III Stiper

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kuliah Kerja Lapangan Plus (KKLP) merupakan suatu kegiatan akhir

dalam perkuliahan dan sebagai syarat utama untuk menyelesaikan studi. Kegiatan

ini merupakan pengganti KKN dengan jumlah nilai kredit 4 SKS. Kecenderungan

mahasiswa untuk lebih memilih KKLP Studi Banding dibandingkan dengan

KKLP Magang dikarenakan oleh berbagai pertimbangan seperti : waktu yang

digunakan dalam kegiatan KKLP Studi Banding relatif lebih singkat. Selain itu,

adanya keinginan dari mahasiswa untuk melihat secara langsung objek-objek

pertanian yang ada di Sulawesi Selatan.

B. TUJUAN KKLP / STUDI BANDING

Kegiatan KKLP / Studi Banding ini bertujuan untuk :

Membekali para mahasiswa dengan berbagai pengalaman langsung

Memperoleh pengetahuan di bidang pertanian sehingga dapat membandingkan

antara teori yang telah diperoleh dengan kejadian di lapangan.

Dapat melihat secara langsung objek dan cara pengelolaan suatu usaha

pertanian.

C. MANFAAT KKLP / STUDI BANDING

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan KKLP / Studi Banding adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam

bidang pertanian.

2. Sebagai media tukar-menukar informasi dalam hal pengembangan

pembangunan pertanian.

1

Page 8: Lap. Kklp Angk. III Stiper

D. FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

Ada beberapa faktor pendukung yang menunjang pelaksanaan

kegiatan KKLP/Studi Banding ini, yaitu :

a. Dukungan dan perhatian dari Kopertis Wil. IX Sulawesi, Ketua YAPIM,

dan Ketua STIPER YAPIM.

b. Adanya dukungan dan bimbingan dari dosen pembimbing.

c. Partisipasi aktif dan kerjasama yang baik dari para peserta KKLP/Studi

Banding dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

d. Tersedianya dana yang cukup dari seluruh peserta untuk kelancaran

seluruh kegiatan.

e. Tercipta suasana kekeluargaan dan komunikatif antara dosen pembimbing,

peserta dan panitia.

f. Penerimaan dan pelayanan yang baik dari setiap objek pertanian yang

menjadi lokasi kunjungan.

g. Dukungan dan kerjasama dari pihak YAPIM dan STIPER YAPIM.

2. Faktor Penghambat

Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan KKLP/Studi

Banding ini :

a. Singkatnya waktu pelaksanaan dan waktu kunjungan di setiap objek

pertanian sehingga data yang diperoleh tidak maksimal.

b. Kurangnya / terlambatnya informasi dari perusahaan yang akan

dikunjungi.

2

Page 9: Lap. Kklp Angk. III Stiper

BAB II

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN KKLP / STUDI BANDING

A. WAKTU KKLP / STUDI BANDING

Kegiatan KKLP Studi Banding oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian, Yayasan Perguruan Islam Maros T.A. 2006 / 2007 dilaksanakan

Tanggal 10 Januari 2007 sampai 14 Januari 2007.

B. TEMPAT KKLP / STUDI BANDING

Kegiatan KKLP studi Banding oleh mahasiswa sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian, Yayasan Perguruan Islam Maros T.A 2006/2007 bertempat di :

- Kabupaten Sidrap dengan objek kunjungan yaitu PT. Berdikari United

Livestock (BULI), PT. Sang Hyang Seri Wilayah V dan Lokasi Penelitian

Penyakit Tungro.

- Kabupaten Enrekang dengan objek kunjungan yaitu UD. Sanusi dan

perkebunan Holtikultura Desa Baroko, Kecamatan alla.

- Kabupaten Tana toraja dengan objek kunjungan PT. Toarco Taya.

3

Page 10: Lap. Kklp Angk. III Stiper

BAB III

URAIAN KEGIATAN

A. PERSEROAN TERBATAS BERDIKARI UNITED LIVESTOCK (PT. BULI)

PT. Berdikari United Livestock berdiri pada tahun 1970 tepatnya di Bila

Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap dan merupakan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) sebagai salah satu anak dari Perusahaan PT. Berdikari Persero

yang bergerak dibidang peternakan khususnya ternak sapi potong dan sapi bibit.

PT. Berdikari United Livestock pada awal berdirinya, ternak sapi yang

dipelihara sebanyak 175 ekor yang didatangkan dari Australia dengan jenis sapi

Limosin, Brahman Cross, dan Bali yang sebagian besar adalah potong

penggemukan. Sedangkan potensi luas lahan yang dimiliki oleh PT. Berdikari

United Livestock sekitar 6441,00 Ha.

Sekarang ini populasi ternak yang dimiliki oleh PT. Berdikari United

Livestock sekitar 5000 ekor yang terdiri dari 2100 ekor induk sedang sisanya

merupakan sapi Pedet, Dara dan Pejantan.

Dalam menjalankan aktivitas dan manajemen perusahaan PT. Berdikari

United Livestock dipimpin oleh dua diretur produksi dan direktur pemasaran yang

berkedudukan di kotamadya Pare-Pare, di Raneh dipimpin oleh seorang manajer.

PT. Berdikari United Livestock memiliki Paddock sebanyak 32 buah

kandang yang dilengkapi sungai atau cekdaun sebagai tempat minum sapi,

maksud dan tujuan dibangun paddock adalah tempat mengatur perkawinan dan

tempat pengelompokan sapi, baik itu sapi bunting maupun yang melahirkan serta

tempat pemeriksaan kesehatan sapi.

Jenis-jenis kegiatan yang ada di PT. Berdikari United Livestock

adalah :

1. Breading (Perkembangbiakan)

Breading atau perkembangbiakan mengelola unit reproduksi yang

mana kegiatan produksi ini meliputi :

4

Page 11: Lap. Kklp Angk. III Stiper

~ Perkawinan

~ Pembuntingan

~ Kelahiran, dan

~ Seleksi

Dalam sistem perkawinan digunakan dua cara yaitu kawin alami

dengan perbandingan sex ratio 1 jantan : 25 betina dan kawin buatan (transfer

embrio).

Setelah terjadi pembutingan, sapi-sapi dikelompok. Sapi yang berumur

4 bulan dilakukan penyapihan atau pemisahan dengan induk. Selanjutnya

masuk ke paddock untuk digemukkan selama 12 bulan sampai mencapai berat

kisaran 350 – 375 kg setiap ekor.

Seleksi dilakukan untuk melihat calon induk, calon pejantan yang

baik, adapun sapi induk yang telah melahirkan 5 kali selanjutnya di apkir.

2. Fattening (Penggemukan)

Setelah melalui unit produksi breading tahap berikutnya adalah

fattening (penggemukan). Pemberian pakan yang diberikan pada fattening

tersebut 30% hijauan berupa rumput gajah, Brachiaria tambah jerami dan 70%

konsentrasi dengan kandungan protein 14%.

Komposisi konsentrat terdiri dari :

~ Dedak padi ~ Garam

~ Dedak gandung ~ Urea

~ Bungkil ~ Molasses

~ Mineral

3. Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak

Dalam pemeliharaan sapi potong, ketersediaan hijauan makan ternak

mutlak ada. Hal ini untuk mendukung sistem penggemukan Pasture Fattening

yang mengendalikan padang rumput sebagai tempat pengembalaan. Ada dua

5

Page 12: Lap. Kklp Angk. III Stiper

golongan hijauan makanan ternak yang ada di PT. Berdikari United Livestock

yaitu :

Golongan graminae seperti Rumput Gajah, Bricharia Dekambents,

Bricharia Brisanta, Rumput Benggala dan Kolonjono.

Golongan Leguminosa seperti Kalopogonium, Sentrosema Dekambest,

Silatro dan Stylocentis Guyanensis.

4. Pembuatan Kompos

Untuk memanfaatkan limbah kotoran sapi, PT. Berdikari United

Livestock juga memproduksi pupuk kompos yang dikelola oleh koperasi.

Komposisi pupuk kompos terdiri dari :

Kotoran sapi 80%

Abu sekam 10%

Kalsit 10%

Serbuk gergaji 7%

Kapur 2%

Stardek 0,2%

5. Pemasaran

Sistem pemasaran yang diterapkan oleh PT. Berdikari United

Livestock adalah pemasaran bebas dan tidak terikat. Pada umumnya

pemasaran dilakukan antar pulau dan di daerah-daerah Kabupaten yang ada di

Sulawesi Selatan dan sekitarnya sedangkan harga untuk betina Apkir berkisar

Rp. 8.000.000,- dan jantan RP. 10.000.000,-

Transfer Embrio

Kegiatan transfer embrio merupakan bagian dari kegiatan breeding.

Transfer embrio merupakan perkawinan buatan melalui rekayasa teknologi

6

Page 13: Lap. Kklp Angk. III Stiper

dimana sapi bunting umur satu minggu diambil embrionya kira-kira 40

embrio, kemudian disuntikkan ke sapi betina yang siap menerima embrio.

Adapun persyaratan sapi yang dijadikan sapi ovulasi antara lain :

1. Sapi yang bertindak sebagai sapi ovulasi minimal satu kali melahirkan

2. sapi ovulasi dalam keadaan birahi

3. Sapi ovulasi memenuhi persyaratan secara fisik.

Keunggulan kegiatan transfer embrio yaitu :

1. Sapi yang akan dilahirkan adalah jenis unggul

2. Bisa memilih jenis kelamin sapi yang diinginkan

3. Tingkat keberhasilan kelahiran sangat tinggi

4. Sapi bisa melahirkan kembar.

B. BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA (SAYUR-SAYURAN)

KABUPATEN ENREKANG

Desa Baroko Kecamatan Allu Kabupaten Enrekang berada pada

ketinggian 1100 M di atas permukaan laut. Status kepemilikan tanah adalah tanah

warisan tidak ada berupa hak milik melainkan hanya hak pakai sesuai dengan

silsilah keturunannya. Setiap turunan mengelola tanah hanya 1 tahun selanjutnya

berpindah kepada anggota keluarga lain yang masih satu turunan.

Pada awalnya, di daerah tersebut jenis komoditi yang dibudidayakan

adalah tanaman padi, namun Karena kondisi topografi yang tidak mendukung

pada sistem budidaya tanaman pada akhirnya beralih pada tanaman hortikultura

(sayur-sayuran) antara lain :

~ Kubis ~ Sawi (sawi putih dan sawi cabut)

~ Bawang merah ~ Labu siam, dan

~ Daung bawang ~ Jahe

~ Cabe merah

7

Page 14: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Namun, pada umumnya penduduk Desa Baroko Kecamatan Allu

Kabupaten Enrekang adalah petani yang mengelola budidaya sayur-sayuran.

Adapun komoditi sayuran yang menjadi unggulan daerah tersebut adalah :

1. Budidaya Tanaman Kubis

Sumber bibit berasal dari Toko Tani

Jarak Tanaman

Luas bedengan dipersemaikan 1 x 25 cm dengan umur bibit 45 hari

sebelum dipindahkan kepertanaman, jarak tanam yang dipakai 30 x 40 cm.

Pemupukan

Dalam hal ini, pupuk yang digunakan ada dua jenis yaitu pupuk organik

(alami) dan pupuk anorganik (pupuk buatan). Pupuk organik yang

digunakan adalah pupuk kandang sedangkan pupuk anorganik ialah Urea

dan KCL (200 Kg, Urea, 150 Kel per hektar).

Hama

Sebagaimana informasi yang didapatkan, tanaman hortikultura di sana

jarang terkena hama dan penyakit karena di daerah tersebut sudah terapkan

sistem PHT. Adapun hama yang kadang menyerang adalah Flutella dan

Ulat Krop. Pengendalian yang biasa dilakukan adalah dengan

menggunakan tanaman perangkap dan pemanfaatan musuh alami.

Penyakit jarang muncul

Panen

Panen dilakukan secara selektif dan panen total yaitu pada umur 60 – 80

hari.

Pemasaran

Proses pemasaran yaitu dengan cara menjual langsung ke pasar dan

pengambilan langsung oleh pedagang dari Sidrap, Pinrang, Kalimat dan

Sulawesi Tengah.

8

Page 15: Lap. Kklp Angk. III Stiper

2. Budidaya Bawang Merah

Sumber bibit berasal dari petani dan Toko Tani

Jarak tanaman yang digunakan adalah 15 x 15 cm

Pemupukan

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara bertahap, dengan dosis

keseluruhan pupuk yang digunakan yaitu 25 Kg Urea/Ha, 200 kg Za/Ha,

125 kg TSP/Ha, 200 kg KCL/Ha dan pupuk kandnag 10 tom/Ha yang

ditabur satu hari sebelum tanam.

Hama : Thryps Tabaci (menyerang daun)

Penyakit : Fusarium

Panen

Tanda-tanda yang muncul jika bawang siap panen yaitu 75% daunnya

mengering layu dan hijau kekuning-kuningan, batang rebah dan batang

terasa gembus serta umbinya sudah padat.

Pasca panen

Pengeringan selama 1-2 minggu, menghilang kulit ari yang terkelupas dan

penyimpanan pada tempat yang teduh dan tidak lembab.

Pemasaran

Proses pemasaran yaitu dengan cara menjual langsung ke pasar dan

pengambilan langsung oleh pedagang dari Sidrap, Pinrang, Kalimantan

dan Sulawesi Selatan.

C. USAHA DAGANG (UD) SANUSI

1 Asal Usul

UD. SANUSI merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang industri

sapi perah, usaha ini didirikan pada tahun 1987. perusahaan ini merupakan

suatu perusahaan swasta yang merupakan milik pribadi.

Usaha dagang ini berada di Enrekang dengan nama UD. SANUSI

dimana pada saat itu perusahaan tersebut hanya memiliki 1 ekor sapi yang

9

Page 16: Lap. Kklp Angk. III Stiper

merupakan subsidi dari pemerintah kemudian berkembang sampai sekarang

dan berjumlah sekitar 10 ekor.

Pada tahun 2006 Usaha Dagang SANUSI mengembangkan usahanya

dengan adanya pembuatan dangke yang kemudian memasyarakat banyak

yang berminat dan mengkonsumsinya.

Usaha Dagang ini dipimpin oleh Bapak Sanusi yang sekaligus

merupakan pemilik UD tersebut, dan saat itu pula penggunaan peralatan

pemecah susu yang menggunakan mesin. Dengan adanya penggunaan mesin

tersebut maka efisiensi waktu dan tenaga manusia, serta penggunaan ongkos

produksi dapat ditekan.

2 Proses Pembuatan Dangke

Perusahaan susu perah UD. SANUDI dalam mengelola susu menjadi

dangke memiliki beberapa tahap pengolahan, yaitu pertama melakukan

pembersihan terhadap ternak yang akan diperah susunya agar menghasilkan

susu yang bersih, kemudian melakukan pemerahan dengan tenaga manuai

ataupun dengan bantuan mesin.

Setelah pemerahan susu selesai kemudian dilanjutkan dengan

pengolahan dengan memasak susu sapi untuk mengendapkan proteinnya

kemudian dicampur dengan getah pepaya untuk membuatnya menggumpal

dan mudah dibentuk. Setiap satu ekor sapi mampu menghasilkan dangke

sebanyak 6 biji per hari. Setiap satu biji dangke terbuat dari 1,5 liter susu sapi.

Jadi satu ekor sapi mampu menghasilkan 9 liter susu segar.

3 Teknologi Sederhana Pemanfaatan Limbah

Disamping itu kotoran sapi sebagai limbah ternak dimanfaatkan

sebagai biogas. Biogas dapat dibakar seperti gas elpiji dan dalam jumlah yang

banyak dapat digunakan sebagai pembangkit listrik, sehingga biogas dapat

menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.

10

Page 17: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Biogas

mengandung kurang lebih 60% metana (CH4) 38%, karbon dioksida (CO2),

serta 2% N2, O2, H2, dan H2S.

Sumber energi utama biogas adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi

dan kuda. Sebagai bahan energi 1m3 biogas setara dengan 0,62 liter minyak

tanah, atau 0,46 kg alpiji, 0,52 liter solar, 0,80 liter bensin atau 3,50 kg. kayu

bakar.

Spesifikasi Teknis Unit Biogas Skala Rumah Tangga

Spesifikasi teknis satu unit biogas skala rumah tangga dengan sistem

knockdown yang sekarang mulai banyak digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sebuah tabung reaktor yang terbuat dari plastik, volume 4000 liter

2. sebuah tabung penampung gas yang terbuat dari plastik, volume 2.500

liter

3. Tempat pemasukan bahan yang akan diolah menjadi gas 1 buah

4. Selang saluran gas 10 m dilengkapi dengan klep pengaman gas

5. Tempat pengeluaran ampas sisa kotoran (sludge) : 1 buah

6. Kompor biogas : 1-2 buah

7. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi / kerbau, atau 6

ekor babi.

8. Biogas yang dihasilkan : 4 m3 per hari (setara dengan 2,5 liter minyak

tanah).

Persiapan Pemasangan Reaktor Gas

Sebelum pemasangan reaktor biogas perlu dilakukan beberapa

persiapan sebagai berikut :

1. Pembuatan lubang reaktor, panjang = 1,1 m ; dalam 1,2 m

11

Page 18: Lap. Kklp Angk. III Stiper

2. Pembuatan meja tabung gas (diameter 1,2m) : panjang = 3 m, lebar = 1,2

m.

3. Kotoran sapi (fases) awal sebanyak 100 karung kantong semen atau

karung saukuran (100 karung semen = 2000 lt). Persiapan awal ini untuk

mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan).

4. Drum untuk pencampuran kotoran (fases) dengan air 1 buah (200 ltr).

5. Karung 20 buah

6. Kayu atau bambu untuk pagar, supaya reaktor aman dari gangguan ternak

atau lainnya.

7. Terpal atau bahan lainnya untuk atap reaktor agar terhindar dari hujan dan

material yang jatuh dari atas.

Cara Pengoperasian Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga

Cara mengoperasikan reaktor biogas adalah sebagai berikut :

1. Buat bahan biogas yang terbuat dari campuran kotoran ternak dan air

dengan perbandingan 1:1.

2. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tepat pengisian

sebanyak 2000 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi di

dalam reaktor.

3. Setelah kurang lebih 15 hari reaktor biogas dan tempat penampungan akan

terlihat mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan.

Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas sudah

dapat digunakan.

4. Sekali-kali goyangkan reaktor biogas supaya terjadi penguraian yang

sempurna dan gas yang terbentuk dibagian bawah naik ke atas. Lakukan

juga padat saat pengisian reaktor.

5. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu kira-

kira 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa hasil pengolahan bahan biogas

12

Page 19: Lap. Kklp Angk. III Stiper

tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam

keadaan basah maupun kering.

Cara Pengoperasian Kompor Biogas

Cara pengoperasian kompor biogas adalah sebagai berikut :

1. Buka sedikit kran gas yang ada pada kompor (memutar ke sebelah kiri)

2. Nyalakan korek api dan sulut tepat di atas tungku kompor

3. Apabila menginginkan api yang lebih besar, kran gas dapat dibuka lebih

besar lagi, demikian pula sebaliknya. Api dapat distel sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan kita.

Cara Pemeliharaan dan Perawatan

Untuk mengamankan reaktor biogas dan agar reaktor biogas dapat

berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama perlu dilakukan

pemeliharaan / perawatan sebagai berikut :

1. Hindari reaktor dari gangguan anak-anak, tangan jahil ataupun dari ternak

yang dapat merusak reaktor dengan cari memagar dan memberi atap

supaya air tidak dapat masuk ke dalam galian reaktor.

2. Isilah selalu pengaman gas dengan air sampai penuh, jangan biarkan

sampai kosong karena gas yang dihasilkan akan terbuang melalui

pengaman gas.

3. Apabila reaktor gas keras tetapi gasnya tidak mengisi penampung gas,

maka luruskan selang dari pengaman gas sampai reaktor karena uap air

yang ada di dalam selang dapat menghambat gas mengalir ke penampung

gas. Lakukan hal tersebut sebagai pengecekan rutin.

4. Cegah air masuk ke dalam reaktor dengan menutup drum pengisian di saat

tidak ada pengisian reaktor.

5. Berikan pemberat di atas penampung gas (misalnya dengan karung-karung

bekas).

13

Page 20: Lap. Kklp Angk. III Stiper

6. Bersihkan kompor dari kotoran saat memasak ataupun minyak yang

menempel.

Keunggulan

Keunggulan atau kelebihan reaktor biogas skala rumah tangga dengan

sistem knockdown antara lain :

1. Konstruksi sederhana dan tinggal dipasang dalam waktu singkat (tidak

sampai satu hari).

2. Harga terjangkau, sekitar Rp. 2,5 juta sudah termasuk pemasangan dan

satu unit kompor biogas.

3. Awet, menggunakan material plastik khusus sehingga tahan hingga 8

tahun.

4. Mudah dalam perawatan dan penggunaan

5. Produksi gas setara dengan 2,5 liter minyak tanah / hari, lebih dari cukup

untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak.

6. Menghasilkan kompos (pupuk organik) yang sangat bagus kualitasnya dan

dapat langsung digunakan pada lahan / usaha budidaya pertanian.

4 Pemasaran

Sistem pemasaran yang diberlakukan oleh UD. SANUSI masih

terbilang masih sederhana dengan memasarkan dangke di sekitar tempat usaha

serta menerima pesanan dari beberapa daerah misalnya UD. SANUSI pernah

menerima pesanan dari Jakarta serta dibeberapa daerah sekitar tempat usaha.

Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah produksi dangke yang masih sangat

terbatas sehingga belum ada sistem pemasaran yang khusus.

14

Page 21: Lap. Kklp Angk. III Stiper

D. PT. SHANG HYANG SERI

1 Sejarah

PT. Shang Hyang Seri adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam

bidang perbenihan. Salah satu yang berada di wilayah Sulawesi Selatan atau

di wilayah 5 adalah Unit Sidrap.

Perkembangan ekonomi yang seiring dengan kemajuan teknologi pada

abad sekarang ini adalah sangat pesat yang melahirkan berbagai macam

industri sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia yang kian hari

semakin pesat.

Dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang, maka persoalan

produksi tidaklah menjadi kendala. Sedangkan yang menjadi kendala dan

masalah bagi perusahaan saat ini adalah bagaimana memasarkan hasil

produksi dalam jumlah yang besar dengan cara yang efektif, efisien dan tepat.

Disamping itu pengusaha harus berusaha memberikan kepuasan kepada

konsumen khususnya dalam bidang distribusi yang merupakan bagian yang

sangat penting artinya bagi pengembangan perusahaan.

Untuk pengembangan dimasa yang akan datang maka harus diadakan

perencanaan pemasaran yang berdasarkan analisa tentang yang dilaluinya,

sebab merencanakan sesuatu pertumbuhan tertentu bagi perusahaan dimasa

yang akan datang, maka harus didasarkan pada kondisi perusahaan dimasa

lalu dan masa sekarang.

Dalam perencanaan kegiatan pemasaran dimasa yang akan datang

inilah kita sering diperhadapkan pada beberapa permasalahan yang muncul,

maka peranan marketing sangat penting, karena perusahaan hanya

berproduksi tanpa memperhitungkan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan

tidak akan tercapai. Dengan demikian banyaklah perusahaan yang bergerak

dalam usaha yang sama telah menciptakan kondisi persaingan yang semakin

ketat. Untuk itu berlaku apa yang disebut barang mencari pembeli, bukan lagi

pembeli yang mencari barang.

15

Page 22: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penyusun atau penulis

berusaha untuk membahas persoalan perusahaan PT. Shang Hyang Seri

sebagai objek pengamatan kami yang merupakan salah satu perusahaan

BUMN yang memenuhi standar nasional atas kualitas produksinya dan dari

sisi lain yang mendorong penyusun untuk mengamatinya yaitu mengenai

eksisnya dengan sederetan perusahaan yang sama, yang tentunya terdapat

persaingan yang keadaan ini banyak merugikan perusahaan.

2 Mekanisme Penyediaan Benih

Dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan benih untuk kebutuhan

para petani, selain disediakan dari lahan penangkaran sendiri, PT. Shang

Hyang Seri juga bekerjasama dengan petani setempat untuk membantu

memenuhi kebutuhan benih di wilayah tugasnya. Adapun mekanisme atau

proses penyediaan benih dasar hingga pelabelan adalah sebagai berikut :

Penyediaan Benih Sumber Benih Pokok / Benih Dasar

Kerjasama dengan Petani Panangkar

Pelaksanaan Seleksi

Pengawasan Panen

Pengeringan

Pembersihan (Cleaner)

Penyimpanan

Pengujian

Packing (Pengepakan)

16

Page 23: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Keterangan :

Penyediaan benih sumber atau benih pokok diperoleh dari para

pemulia tanaman, misalnya dari BALITPA (Balai Penelitian Tanaman Padi)

yang mengembangkan varietas baru kemudian disebar oleh instansi

pemerintah lainnya termasuk PT. Shang Hyang Seri yang kemudian

memperbanyaknya untuk kemudian disebar kepada petani.

Proses selanjutnya adalah perbanyakan benih pokok, dalam hal ini PT.

Shang Hyang Seri bekerja sama dengan para petani penangkar untuk

memperbanyak jumlah perluasan lahan yang digunakan untuk perbanyakan

dengan demikian jumlah benih yang dihasilkan cukup banyak dan diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan para petani.

Selama dalam penangkaran diadakan seleksi dalam hal ini dilakukan

oleh pihak PT. Shang Hyang Seri untuk menjaga kemurnian benih, seleksi

yang dilakukan antara lain seleksi masa pertumbuhan pada masa 3 minggu

setelah tanam, kemudian diadakan seleksi pada saat tanaman 5% berbunga

dan seleksi terakhir dilaksanakan pada saat 7 hari sebelum panen. Itulah

beberapa seleksi yang diadakan pada saat dipertanaman.

Pengawasan panen selanjutnya diadakan untuk mengontrol gabah

kering panen, untuk selanjutnya diadakan pengeringan, baik secara alami

maupun dengan menggunakan mesin untuk mendapat kadar air yang

diinginkan (11-13%).

Setelah tahap pengeringan, tahap selanjutnya adalah tahap cleaner

(pembersihan) pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan calon benih

dari kotoran, menghilangkan gabah yang hampa, membuang gabah yang

terlalu besar, terlalu kecil, serta biji yang setengah berisi. Hal ini penting

untuk menjaga kemurnian dan kualitas benih.

Selanjutnya calon benih tadi disimpan selama 1 bulan dalam

penyimpangan khusus untuk kemudian diadakan pengujian daya tumbuh,

17

Page 24: Lap. Kklp Angk. III Stiper

kotoran, campuran, serta benih murni. Tahap terakhir dari seluruh rangkaian

proses ini adalah pengantongan (packing) dengan berat 5 kg per paket. Setelah

itu benih siap dipasarkan dengan label biru atau benih sebar.

3 Strategi Sistem Pemasaran

Sistem yang dipergunakan oleh PT. Shang Hyang Seri adalah sistem

pemasaran dengan memanfaatkan pedagang penyalur yang berjumlah 130

penyalur yang tersebar di wilayah Sulawesi, Maluku, dan lain-lain baik

berupa instansi maupun perorangan. Penyalur-penyalur inilah yang kemudian

yang menjualnya kepada petani ditempatnya masing-masing.

4 Perwilayahan Shang Hyang Seri di Indonesia Timur.

Di Indonesia timur atau wilayah region V meliputi : Sulawesi,

Maluku, Irian, dan Kalimantan Timur.

E. LOKA PENELITIAN PENYAKIT TUNGRO TANAMAN PADI

LANGRANG KABUPATEN SIDRAP SULAWESI SELATAN

Loka Penelitian Penyakit Tungro Tanaman Padi Langrang terletak di

Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, Lolittungro di bentuk berdasarkan

SK Menteri Pertanian No : 81 / Kpts / OT.210 / 1 / 2002 Tanggal 29 Januari 2002,

merupakan salah satu unit pelaksana tugas dibidang penelitian dan pengembangan

yang dipimpin oleh Kepala Loka dan berada di bawah dan tanggungjawab

langsung kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Memiliki tugas melaksanakan penelitian sistem pengendalian penyakit tungro di

Indonesia.

Sebelum menjadi loka penelitian penyakit tungro, Lolittungro Lanrang

bernama Sub Balai Penelitian Tanaman Pangan dan dibawahi oleh Balittan

Maros. Karena oleh tempat dan letak yang strategis dengan luas dan potensi lahan

sawah yang dimiliki oleh Lolittungro Lanrang sekitar 33.000 Ha. Dan luas

18

Page 25: Lap. Kklp Angk. III Stiper

bangunan serta fasilitas lainnya sekitar 2,00 Ha. Oleh Litbang dan IRRI dipilih

menjadi Loka Penelitian Penyakit Tungro di Indonesia.

Dalam melaksanakan tugasnya Lolittungro Lanrang menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut :

~ Melaksanakan penelitian epidemilogi penyakit tungro

~ Melaksanakan penelitian ketahanan tanaman terhadap tungro

~ Melaksanakan penelitian teknik pengendalian tungro

~ Menyiapkan kerjasama penelitian

~ Menyebarluaskan hasil penelitian kepada pengguna.

1. Visi Lolittungro Lanrang

Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) penyakit

tungro terdepan dan profesional.

2. Misi Lolittungro Lanrang

Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, strategis,

dan unggulan serta meningkatkan profesionalisme dalam penyediaan dan

komersialisasi IPTEK penyakit tungro.

3. Fasilitas Lolittungro Lanrang

Sebagai lembaga penelitian, Lolittungro Lanrang dilengkapi berbagai

fasilitas fisik berupa gedung perkantoran, lahan sawah percobaan, rumah

kaca, traktor dan hand traktor, guest house, perumahan karyawan dan

kendaraan dinas.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Lolittungro Lanrang memiliki 6 orang tenaga peneliti dan 15 orang

tenaga teknis serta 7 orang tenaga administrasi termasuk 12 orang tenaga

honorer. Dari jumlah tersebut 2 orang berkualifikasi Master (S2), 7 orang

Sarjana (S1), 1 orang Sarjana Muda, 18 orang lainnya berpendidikan SD dan

SLTA, 1 orang Peneliti Muda, 2 orang asisten Peneliti Madya dan 1 orang

Asisten Peneliti Muda.

19

Page 26: Lap. Kklp Angk. III Stiper

5. Kegiatan di Lolittungro Lanrang

Dalam upaya mengatasi masalah penyakit tungro di Indonesia,

Lolittungro Lanrang telah melakukan berbagai kegiatan-kegiatan penelitian

meliputi :

a. Skrining ketahanan galur padi terhadap penyakit tungro

b. Reevaluasi fluktuasi populasi wereng hijau dan keberadaan penyakit

tungro.

c. Uji Virulensi dari berbagai daerah endemis tungro terhadap berbagai

varietas padi.

d. Implementasi pengendalian tungro di daerah endemis tungro.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kini Lolittungro Lanrang

sedang melaksanakan kegiatan cara pengendalian terpadu dengan strategi

menghindari infeksi, meminimalkan peran virus Helper dan akusisi virus oleh

serangga penularnya (wereng hijau).

Adapun rencana kegiatan penelitian Lolittungro Lanrang kedepan

adalah membuat suatu koloni serangga dengan membuat kelompok-kelompok

serangga tiap daerah serta membuat pemetaan daerah-daerah yang cocok

ditanam varietas padi tahan tungro.

6. Penyakit Tungro

Tungro merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi,

penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus berbentuk batang rice tungro

bacilliform (RTBV) dan virus berbentuk bulat rice tungro Spherical Virus

(RTSV). Kedua virus ini hanya ditularkan oleh wereng hijau terutama

Nepothettix Virescens.

Gejala tanaman padi yang terserang tungro adalah :

a. Daun muda berwarna kuning / orange

b. Tanaman menjadi kerdil

c. Jumlah anakan sedikit

20

Page 27: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Strategi pengendalian tungro dari hasil penelitian Lolittungro Lanrang

adalah :

a. Penetapan waktu tanam

b. Pergiliran varietas

c. Menanam varietas tahan tungro

d. Pengendalian terpadu dengan strategi menghindari infeksi

e. Meminimalkan peran virus helper oleh serangga wereng hijau

f. Perlindungan preventif terhadap tanaman fase vegetatif

g. Sanitasi sumber inokulum virus.

Beberapa Varietas padi tahan tungro adalah varietas Tukad Unda,

Tukad Petanu, Tukad Balian, Kalimas, Bondoyudo, Celebes, Membramo,

Gilirang, Citarum, Way Apo Buru, Cisantana, Cimelati, Cibogo, Mekongga,

dan Batang Gadis.

F. PT. TOARCO JAYA

Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari

Benua Afrika. Pada zaman Belanda, oleh VOC diadakan percobaan-percobaan

penanaman di Pulau Jawa, sedang bibit yang didatangkan dari Malabar dengan

jenis kopi Arabica.

Ada bermacam-macam tanaman kopi, namun dalam garis besarnya hanya

ada tiga golongan yaitu :

1. Golongan Arabica

2. Golongan Liberica

3. Golongan Rabusta

Yang paling dulu diusahakan di Indonesia adalah golongan Arabica

kemudian menyusul golongan Liberica, yang terakhir adalah golongan Robusta.

Golongan Arabica dengan golongan Liberica hampir tidak ada, golongan

Arabica hanya hidup dengan baik kalau ditanam di atas 1000 meter dari

21

Page 28: Lap. Kklp Angk. III Stiper

permukaan laut. Sedang golongan Liberica kurang disenangi, sekarang ini yang

paling banyak diusahakan dan dijumpai dipasaran adalah golongan Robusta.

Dulu sebelum kopi Arabica dikenal, masyarakat Toraja sudah lebih dulu

mengusahakan budidaya kopi jenis kalosi dan kopi Rantepao, hingga akhirnya

sekitar tahun 1997 dan tahun 1998 muncullah jenis kopi Toraja golongan Arabica

sampai sekarang.

PT. Toarco Jaya sendiri dirintis oleh Jepang hasil kerjasama antara

Suladeko dengan PT. Utesco yang bergerak di bidang perkopian PT. Toarco Jaya

mempunyai potensi lahan seluas 518,00 Ha sebagian besar diperuntukkan untuk

perkebunan kopi yakni sekitar 320,00 Ha selebihnya sekitar 198,00 Ha dihijaukan

dan dihutankan kembali.

Sebagai produsen kopi PT. Toarco Jaya cukup potensial karena selama ini

produksinya cukup besar bahkan lahan perkebunan kopinya cukup luas untuk

mengembangkan kopi ke depan. Faktor utama dari pada mutu dan kualitas kopi

yang dihasilkan karena ditunjang dengan keadaan iklim dan tofografi yang sangat

mendukung yaitu perkebunan kopi berada pada ketinggian 1.200 meter dari

permukaan laut namun golongan Arabica mutu yang paling baik berada 1.400

meter pada permukaan laut.

PT. Toarco Jaya setiap tahunnya memproduksi kopi sekitar 90 ton dalam

bentuk biji kopi kering sedang hasil kopi yang diserap dari produksi petani sekitar

510 ton biji kopi kering setiap tahunnya. PT. Toarco Jaya sendiri setiap tahunnya

melakukan kegiatan ekspor kopi sekitar 600 ton biji kopi kering dengan tujuan

negara Jepang.

BUDIDAYA TANAMAN KOPI

Penanaman kopi tidaklah dapat dilakukan secara serampangan bahkan asal

ditanam ia akan tumbuh dan memberikan hasil yang baik, melainkan ada

beberapa faktor yang harus dipenuhi sebagai syarat seperti lingkungan, tanah,

ketinggian dan curah hujan.

22

Page 29: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Di dalam penyelenggaraan tanaman di kebun perlu adanya beberapa

kegiatan meliputi :

A. Persiapan Bibit

Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari biji atau stek. Biji yang

baik untuk dijadikan bibit berasal dari pohon kopi yang produksi tinggi dan

berkualitas serta matang, tidak cacat dan besarnya normal sedangkan bibit

stek adalah berasal dari pohon kopi yang unggul. Yang paling banyak

digunakan adalah penggunaan bibit yang berasal dari biji.

B. Persiapan Persemaian

Sebelum dilakukan persemaian kopi hendaknya tempat persemaian

lebih dahulu ditanami tanaman pelindung satu tahun sebelum diadakan

kegiatan persemaian.

Menyemai ada tiga tindakan yaitu :

1. Tingkat perkecambahan

2. Dederan bibit

3. Pemindahan dari perkecambahan

Sebelum ditanam kepersemaian, biji kopi harus dikecambahan lebih

dahulu. Tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bedengan dengan ukuran

panjang 5-10 meter sedang lebarnya 1,20 meter dan diberi atap.

Cara mengecambahkan biji kopi dibenamkan menghadap ke bawah,

biji dibenamkan secara dilarikan dengan jarak 5 cm antara larikan dan 2,5 cm

antara biji, setelah itu biji ditutup dengan potongan jerami.

Untuk dederan persemaian kopi tanah dicangkul selama 30 cm karena

bibit akan berada di persamaian sekitar 9 bulan agar struktur tanah lebih bauk

maka diberi pupuk organik kemudian membuat bedengan persemaian dengan

ukuran panjang 5 meter dan lebar 1,20 meter, jarak bedengan satu dengan

bedengan lain 50 cm, bedengan ke arah utara – selatan.

23

Page 30: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Bila semua bedengan sudah siap, kecambah biji kopi dapat

dipindahkan kepersemaian dengan jarak tanaman 15 x 30 cm. penanaman

kecambah harus dilakukan dengan hati-hati maksudnya agar batang kecambah

tidak rusak jarak antara daun biji kopi kecambah dengan tanah sekitar 3 cm.

C. Persiapan Penanaman

Sebelum melakukan penanaman lebih dahulu dilakukan pembuatan

lubang yang cukup besar sebaiknya berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan

tujuan :

1. Agar daerah perakaran dapat diganti dengan tanah atau bahan yang subur

lebih banyak.

2. Dapat dipastikan bahwa perakaran tidak akan terganggu

Tutup lubang tanaman dengan tanah yang gembur dan subur serta

dicampur dengan pupuk kandang sebaiknya satu bulan sebelum penanaman.

D. Penanaman

Awal dari waktu yang cukup baik yaitu dua bulan kedepan untuk

menanam pohon kopi karena cuaca atau musim hujan ikut mendukung

pertumbuhan pohon muda. Tanaman bibit akarnya lurus agar pertumbuhannya

kelak lebih baik dengan jarak tanam 2,5 x 3 meter dengan perhitungan tiap

hektarnya memuat kira-kira 1100 – 1500 batang.

E. Pemeliharaan

Setelah selesai penanaman tidaklah berarti bahwa pekerjaan itu sudah

selesai, tapi masih banyak pekerjaan yang harus di lakukan yaitu

pemeliharaan.

24

Page 31: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Adapun pemeliharaan yang perlu dilakukan meliputi :

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan beberapa minggu setelah penanaman

tujuannya adalah mengganti tanaman yang mati. Penyulaman sebaiknya

dilakukan pada memasuki awal musim penghujan sedang menyulam

kedua dilakukan pada akhir musim hujan.

Agar sulaman cepat menyemai tanaman yang lain, hendaknya

dipilih bibit yang baik.

2. Penggemburan Tanah

Agar peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik maka

perlu dilakukan pelonggaran tanah melalui penggemburan. Tujuan

penggemburan tanah antara lain :

a. Mengurangi kelebihan air

b. Mengurangi keasaman tanah

c. Memasukkan udara ke dalam tanah

3. Pemupukan

Untuk tanaman kopi yang normal, pemberian pupuk hanya dua

kali dalam satu tahun :

a. Diberikan pada akhir musim penghujan

b. Diberikan pada akhir musim kemarau

Dosis rata-rata pemberian pupuk :

No Umur PohonDosis Pupuk

(gr) Jumlah(gr)

KeteranganN P K

1. Pohon muda 20 20 20 60 Perpohon 2. Pohon remaja 20 20 20 60 Perpohon3. Pohon yang menghasilkan

pertama100 100 100 300 Perpohon

4. Pohon yang cukup dewasa atau produktif

200 200 200 600 Perpohon

25

Page 32: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Sebaiknya produk yang diberikan dalam pupuk kandang

kegunaannya adalah memberikan makanan pada pohon dan memperbaiki

kondisi tanah sedangkan pemberian pupuk kimia berupa Urea, KCL, dan

TSP kegunaannya adalah mendukung pembentukan akar yang baru,

memperkuat cabang yang baru tumbuh dan menunjang pertumbuhan bakal

bunga.

4. Pemberantasan Gulma

Pembersihan rumput dan gulma bertujuan :

a. Menunjang kebersihan pemupukan

b. Menyediakan tambahan bahan organik bagi tanah

c. Menghindari perkembangan hama

Adapun jenis herbisida yang digunakan adalah Roundup. Biasanya

digunakan pada bulan Maret dan Nopember.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Jenis hama yang sering dijumpai pada tanaman kopi adalah :

a. Pada akar seperti nematode, rayap, kumbang

b. Pada batang / dahan seperti kumbang merah, penggerek, ranting

c. Pada daun, bunga dan buah seperti kutu tanaman.

Pengendalian hama biasanya dilakukan dengan insektisida jenis

Acodan yang biasa diaplikasikan pada bulan Pebruari.

Jenis penyakit yang dijumpai pada tanaman kopi adalah :

a. Penyakit akar, disebabkan oleh cendawan Rosselinia.

b. Penyakit pada batang disebabkan oleh jamur Corticium Salmonicolor

c. Penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan Hemileia

d. Penyakit daun Cercospora disebabkan oleh cendawan Cercospora

e. Penyakit bunga dan buah disebabkan oleh pengaruh iklim.

Pengendalian penyakit pada tanaman kopi biasanya dengan

menggunakan Fungisida jenis Cobox sering diaplikasikan pada bulan

Maret dan April biasa diaplikasikan pada bulan Nopember.

26

Page 33: Lap. Kklp Angk. III Stiper

6. Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman kopi ada beberapa macam, antara lain :

a. Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan bentuk bermaksud agar tanaman itu membentuk

mahkota pohon yang dikehendaki. Tanaman tidak tumbuh begitu

tinggi dan memberi kesempatan cabang-cabang primer bisa

memanjang, pertumbuhan bertambah luas dan melebar.

Pemangksasan pertama pada tanaman kopi dilakukan pada

umur 3-4 tahun.

b. Pemangkasan Pemeliharaan

Pemangkasan pemeliharaan meliputi wiwilan, pemangkasan

berat dan pemangkasan untuk pemberantasan hama dan penyakit.

Pemangkasan wiwilan dilakukan sekali dalam satu tahun,

sehabis pemungutan buah. Sedangkan pemangkasan berat sering

dilakukan pada kebun-kebun yang berada pada daerah lembab dan

subur. Untuk mengindari kemungkinan turunnya produksi maka

pemangkasan cabang perlu dilakukan dengan membuang pang

sekunder dengan jarak 15-20 cm dari pang-pang primer.

Pemangkasan untuk pemberantasan hama dan penyakit hanya

dilakukan bila pada pohon kopi terdapat hama atau penyakit.

c. Pemangkasan Peremajaan

Pemangkasan peremajaan adalah membuat kebun kopi yang

sudah tua dan pohon-pohon kopi yang tidak produksi menjadi muda

kembali tanpa adanya penanaman secara besar-besaran.

Tujuan pemangkasan peremajaan yaitu munculnya cabang-

cabang pohon yang baru dan produktif.

27

Page 34: Lap. Kklp Angk. III Stiper

F. Panen

Petiklah buah kopi yang telah berwarna merah atau masak sempurna

karena sangat besar pengaruhnya pada mutu dan termasuk harga jualnya dan

sebaiknya jangan memetik buah kopi yang belum masak atau masih muda

karena dapat mempengaruhi mutu dan harga jualnya.

Pemungutan Buah Ada Beberapa Tingkatan Yaitu :

1. (Na-oogst) Tingkatan Permulaan (Voor-oogst)

2. Tingkatan Pertengahan (Hooft-oogst)

3. Tingkatan Terakhir

G. Pasca Panen

Dalam penanganan pasca panen kopi oleh petani. Kegiatan yang

dilakukan adalah

1. buah yang terlalu masak sempurna segera dikupas.

2. melakukan fermentasi pada biji kopi yang telah dikupas hasilnya lebih

baik sebelum dicuci.

3. segera dicuci kopi yang telah di fermentasi agar tidak menjadi rusak.

4. gunakan alas yang bersih untuk menjemur kopi segera setelah dicuci.

Dalam dunia perdagangan, kopi hanya dapat diperdagangkan dalam

bentuk biji kering yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya.

Untuk mendapatkan kopi beras perlu adanya pengolahan. Pada

pokoknya pengolahan kopi itu hanya ada dua cara yaitu :

1. pengolahan kering yang biasa disebut OIB (Oost

Indische Bereiding)

2. pengolahan basah yang biasa disebut WIB (West

Indische Bereiding)

pengolahan yang biasa dilakukan oleh perkebunan besar adalah

pengolahan basah atau WIB, hal ini dilakukan karena produksinya banyak

sehingga perlu tenaga mesin.

28

Page 35: Lap. Kklp Angk. III Stiper

Untuk keperluan ini, sampai menjadi kopi ekspor melalui beberapa

tingkatan pekerjaan yaitu :

a. Penerimaan pabrik

b. Pelepasan daging buah

c. Pemeraman

d. Pencucian

e. Pengeringan

f. Pengrebusan (pelepasan kulit taduk)

g. Penyortiran

h. Pengemasan (pengkelasan kopi)

H. Pemasaran

PT. Toarco Jaya dalam memasarkan produksi kopinya, selain

melakukan ekspor ke Jepang, juga memasarkan produksinya pada perusahaan

kopi dalam negeri. Disamping itu, sebagian diolah sendiri menjadi kopi bubuk

dan dipasarkan melalui distributor atau agen penjualan.

29

Page 36: Lap. Kklp Angk. III Stiper

BAB IV

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan KKLP Studi Banding oleh mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Pertanian Yayasan Perguruan Islam Maros T.A 2006/2007, maka

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Loka Penelitian Penyakit Tungro Lanrang merupakan salah satu unit

pelaksana tugas dibidang penelitian dan pengembangan yang melaksanakan

kegiatan penelitian sistem pengendalian penyakit tungro. Loka Penelitian

Penyakit Tungro Lanrang sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi penyakit

tungro terdepan dan profesional, serta menjalankan misi yang menghasilkan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, strategis dan unggul serta

meningkatkan profesionalisme dalam penyediaan dan komersialisasi IPTEK

penyakit tungro.

2. PT. Toarco Jaya mulanya dirintis oleh Jepang hasil kerjasama antara Suladeko

dengan PT. Utesco yang bergerak dibidang kopi Toraja Arabica.

3. UD. SANUSI merupakan usaha yang bergerak dalam bidang peternakan sapi

perah, serta pengolahan susu sapi menjadi dangke, yang pada awalnya

memperoleh sapi subsidi dari pemerintah yang berjumlah satu ekor kemudian

berkembang hingga sepuluh ekor sapi perah. Selain pengolahan susu menjadi

dangke UD. SANUSI juga memanfaatkan limbah ternak (kotoran sapi)

menjadi biogas yang dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.

4. PT. Shang Hyang Seri adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dalam bidang penyediaan benih tanaman pangan serta pupuk dan

pestisida. Dalam menyediakan benih untuk kebutuhan para petani, juga

melaksanakan proses / mekanisme yang bertujuan untuk mendapatkan benih

yang siap edar atau hambur dengan bekerjasama para petani penangkar,

melaksanakan seleksi pada pertanaman serta pasca panen,

30

Page 37: Lap. Kklp Angk. III Stiper

5. PT. Berdikari United Livestock berdiri pada tahun 1970 di Bila Kec. Dia Pitue

Kab. Sidrap dan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

dibidang peternakan, jenis kegiatan yang ada antara lain ; Breading

(perkembangbiakan), Fattening (penggemukan), pengelolaan hijauan makanan

ternak, pembuatan kompos, pemasaran dan transfer embrio. Sedangkan jenis

tanaman yang dibudidayakan di Desa Baroko Kec. Allu Kab. Enrekang yaitu :

kubis, bawang merah, bawang daun, cabe merah, sawi (sawi putih dan sawi

cabe) labu siam dan jahe.

B. SARAN

1. Untuk menjamin kelancaran pemasaran hasil produksi UD. SANUSI, supaya

mencari alternatif pemasaran yang lebih baik untuk menjamin kelancaran

pemasaran hasil produksi.

2. Proses seleksi penyediaan benih lebih ditingkatkan sebab kepercayaan petani

sangat bergantung pada kualitas benih berlabel yang dihasilkan.

3. Transfer embrio di PT. Buli disebarluaskan kepada petani / peternak sapi.

4. Diusahakan agar tanaman hortikultura yang dibudidayakan mempunyai nilai

pasar.

31