Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

28
KASUS I HIPERTENSI FARMAKOTERAPI TERAPAN PROFIL PASIEN Nama : Ny. MM Umur : 58 th BB : 60 kg Keluhan : - kedua lutut lemas terasa berat dan dirasakan sudah sejak 1 bulan yang lalu. - sesak nafas saat posisi berbaring, mual dan muntah Riwayat penyakit : - Hipertensi : 1 tahun lalu - DM : 3 tahun yang lalu Riwayat pengobatan : 1

description

ghfhgf

Transcript of Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

Page 1: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

KASUS I

HIPERTENSI

FARMAKOTERAPI TERAPAN

PROFIL PASIEN

Nama : Ny. MM

Umur : 58 th

BB : 60 kg

Keluhan :

- kedua lutut lemas terasa berat dan dirasakan sudah sejak 1 bulan yang lalu.

- sesak nafas saat posisi berbaring, mual dan muntah

Riwayat penyakit :

- Hipertensi : 1 tahun lalu

- DM : 3 tahun yang lalu

Riwayat pengobatan :

Glimepirid dan jamu-jamuan

Pasien diharuskan rawat inap dan didiagnosis DM Tipe 2, Hipertensi grade II, Udema anasarka, CKD grade V dan Udema otak.

Riwayat Keluarga/Sosial : -

Alergi Obat : -1

Page 2: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

I. Tanda Vital pasien

Parameter

Nilai

Normal

Tanggal

18

Des

19

Des

20

Des

21

Des

22

Des

23

Des

24

Des

25

Des

26

Des

27

Des

28

Des

29

Des

30

Des

31

Des

1

Jan

2

Jan

3

Jan

4

Jan

5

Jan

Tekanan

Darah

(mmHg)

140/100190 /

100

170 /

100

170 /

110

190 /

110

180 /

110

170 /

100

160 /

100

190

/100

160

/100

180 /

100

180 /

120

130 /

110

160 /

90

160 /

80

170

/100

130

/90

175

/100

160

/90

170 /

100

Nadi

(x/min)60-80 76 92 84 80 70 76 76 80 80 96 94 88 100 112 60 96 98 112 118

Respiration

Rate

(x/min)

12-18 24 24 24 18 20 21 22 20 21 20 20 20 22 22 20 22 26 24 24

Suhu (°C) 36 36 36,1 36,7 37 36,5 36,5 36,1 36,4 36,4 36,7 36,6 36,6 36,4 36,8 36,8 37,2 37,5 36,7 36,7

2

Page 3: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

II. Data Laboratorium

Parameter NormalTanggal

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5

HEMATOLOGI LENGKAP

(HL)

Hemoglobin 12-16 7.7 - - 12.2 - - - - - - - - - - - 11.4 - - -

Lekosit 3,2-10,0 x103 9.1 - - 10.6 - - - - - - - - - - - 39.2 - - -

Laju Endap

Darah<20 47/87 - - - - - - - - - - - - - -

102/

131- - -

Hitung Jenis9/-/-/

54/31/6- - - - - - - - - - - - - -

-/-/-/

88/5/

7

- - -

Hematokrit 35-45 23.1 - - 34.1 - - - - - - - - - - - 33.6 - - -

Trombosit 170-380 x103 183 - - 176 - - - - - - - - - - - 284 - - -

FAAL HATI

Bil Direk ≤ 0,40 0,10 - - - - - - - - - - - 0.10 - - - - - -

Bil Total ≤ 1,4 0,30 - - - - - - - - - - - 0.32 - - - - - -

SGOT 5-35 19 - - - - - - - - - - - 15 - - - - - -

SGPT 5-35 13 - - - - - - - - - - - 12 - - - - - -

Albumin 3,5-5,0 2.0 - - - - 2.2 2.3 - - - 2.6 - - - - - - - -

3

Page 4: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

GULA DARAH

GD sewaktu 341 - - 152 - 173 - - - - - - 126 - - - - 117

GD Puasa 76-110 - 108 - - 198 - 149 - 76 185 155 132 131 - 121 135 - 118 -

ELEKTROLIT

Natrium135-144 140.1 - - - - - - - - -

138.

0- - - - - - - -

Kalium 3,5-5 4.41 - - - - - - - - - 4.40 - - - - - - - -

Chlorida97-106 110.1 - - - - - - - - -

105.

4- - - - - - - -

Calsium 8,8-10,2 1.95 - - - - - - - - - 2.19 - - - - - - - -

Magnesium 1,7-2,3 0.95 - - - - - - - - - 0.78 - - - - - - - -

Fosfor 2,6-4,6 2.06 - - - - - - - - - 2.48 - - - - - - - -

FAAL GINJAL

Kreatinin 0,1-1,3 6.7 - - - - - - - - - - - 8.6 - - - - - -

BUN 10-24 83 - - - - - - - - - - - 111 - - - - - -

Urea 177 - - - - - - - - - - - 238 - - - - - -

Asam urat 2,3-6,6 11.2 - - - - - - - - - - - 11.2 - - - - - -

III. Terapi pasien

Nama ObatRegimen

Dosis

Tanggal Pemberian Obat

18/12 19/12 20/12 21/12 22/12 23/12 24/12 25/12 26/12 27/12 28/12 29/12 30/12 31/12 01/1 02/1 03/1 04/1 5/1

PZ 7 tpm √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

PZ 14 tpm - √ - - - - - - - - - - - - - - - - -

Antrain 3 x 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4

Page 5: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

amp

Ranitidin 2 x 1

amp√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ondansentron 3 x 1

amp√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone 2 x 1

amp√ √ √ - - - - - - - - - - - - - - - -

Ceftriaxone 3 x 1

amp- - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - -

Furosemide 2-2-0 - - √ √ √ - - - - - - - - - - - - - -

Furosemide 1-1-0 - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √

Metilprednisolon 2 x 62,5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - - - - -

Sucralfat 3 x CI - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Actrapid 3 x 10 µ - √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Transfusi PRC 1

kolf/hari- - √ √ √ - - - - - - - - - - - - - -

Lansoprazole 2 x 1 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Braxidin 3 x 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Allopurinol 300 mg 0-0-½ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Hidrochlorotyazid 2 x 1 - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus Albapure

20% 100 ml

1 x 100

ml- - - - - √ - - - - - - - - - - - - -

Infus Levofloxacin 1 x 1 - - - - - - - - - - - - - - - √ √ √ √

5

Page 6: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

Lodia 2 x 1 - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √ √

Lasix 5 amp - - - - - - √ √ √ √ √ - - - - - - - -

Piracetam 3 x 1gr - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √

Serolin 2 x 30 - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √

NGT 16 6 x 150

cc- - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ √

IV. ASSESMENT

Problem Medik dan Drug Related Problem Pasien

Problem

Medik

Subjektif/

Objektif

Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring

1. Hipertensi - Hipertensi sejak 1

tahun yang lalu

- Tekanan

darah pasien

170/100

mmHg

- Furosemid 2-2-0

(tgl 20-22)

- Lasik 5 amp (tgl

24-28)

- Furosemid 1-1-0

(tgl 29- 5)

- Hidrochlorotiazid

2x1 (tgl 23- 5)

- Furosemid adalah obat anti hipertesi

golongan diuretic loop yang bekerja

dengan cara meningkatan pengeluaran

air, Na, Cl dan K dari dalam tubuh.

- Hct adalah obat antihipertensi

golongan diuretic thiazid yang bekerja

menghambat reabsorbsi garam berlebih

dan cairan yang tidak diingikan tubuh.

- Furosemid dan Hct merupakan obat anti

hipertensi yang bekerja meningkatkan

- Pasien Hipertensi dengan kondisi

CKD dan DM tekanan

darahnya harus di turunkan

(BP Goals) menjadi 130/80

mmHg.Diuretic thiazid, beta

blocker, ACE inhibitor, ARB,

CCB dapat menurunkan

terjadinya stroke dan CVD

(Cardiovascular Disease) pada

pasien hipertensi yang disertai

dengan penyakit DM. Pasien

hipertensi dengan CKD

Plan:

- Terapi Furosemid/

Lasik tetap dilanjutkan

- Penggunaan Hct

dihentikan

- Penambahan 1 obat

golongan ARB untuk

menurunkan tekanan

darahnya

Monitoring:

- Monitoring tekanan

darah pasien hingga

6

Page 7: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

ekskresi cairan yang tidak di inginkan

tubuh (diuretic) sehingga tekanan

perifer menurun dan tekanan darah bisa

diturunkan.

- Obat hipertensi golongan diuretic

merupakan salah satu obat yang di

sarankan untuk terapi hipertensi pada

pasien hipertensi dengan penyakit

penyerta (JNC VII hal 13).

- Penggunaan Hct dan Furosemid secara

bersamaan dapat menyebabkan

hipokalemi (DIH)

- Pada pasien dengan gangguan ginjal

penggunaan diuretic loop lebih efektif

di bandingkan dengan diuretic thiazid

(Apllied Therapeupic Ed 9, chapter 13)

biasanya menggunakan terapi

kombinasi 3 obat atau lebih

(JNC VII hal 15)

- Pilihan terapi pada pasien

hipertensi yang disertai

dengan CKD dan DM adalah

golongan ARB atau ACEI

(JNC 8 hal 1)

- Penggunakan ACE inhibitor

yang di kombinasikan dengan

diuretic loop dapat

meningkatkan efek hipotensi

dan nefrotoksik serta efek

samping ACEI mengakibatkan

batuk (DIH)

mencapai < 130/80

mmHg

- Monitor elektrolit dan

kadar kaliumnya

Informasi:

- Pasien di anjurkan

makan makanan yang

banyak mengandung

kalium seperti pisang,

kismis dan jus jeruk

untuk menghindari

hipokalemi.

- Menghindari makanan

yang banyak

mengandung natrium/

garam

- Menenangkan fikiran

dan selalu berpikir

positif agar rileks dan

tidak stres

2. Udema

Anasarka

- hasil diagnosa

dokter

- Furosemid 2-2-0

(tgl 20-22)

-Hidrochlorotyazid

2x1 (23/12-5/1)

Furosemide

-Golongan : Diuretik loop (diuretik kuat

-Indikasi : Mengurangi kelebihan cairan

Hct efektif di gunakan pada

pasien dengan kondisi GFR

rendah jika di kombinasikan

Plan:

- Terapi Furosemid/

Lasik tetap dilanjutkan

- Penggunaan Hct

7

Page 8: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

intrasel

-Mekanisme Kerja : Menghambat

reabsorbsi dari Na dan Cl di loop henle

(ascendens) dan tubulus distal.

(DIH ed 17)(A to Z drug fact)

Hidrochlorotiazid

-Golongan : Thiazide

-Mekanisme Kerja : Meningkatkan

ekskresi natrium, klorida, dan air dengan

mengganggu transportasi ion natrium di

ginjal epitel tubular.

-Indikasi :terapi ajuvan untuk edema

terkait dengan CHF, sirosis hati,

disfungsi ginjal.

(A to Z drug fact)

dengan diuretic loop (DIH)

Kombinasi diuretik loop

(furosemide) dengan diuretik

golongan thiazid (HCT) dapat

meningkatkan resiko

hipokalemia

dihentikan

Monitoring :

-cairan intraseluler

berkurang (volume udem

berkurang)

Informasi :

1. Obat ini diminum pada

pagi hari

Anjurkan pasien untuk

minum obat setelah makan

untuk meminimalkan iritasi

GI.

2. Anjurkan pasien untuk

menghindari jumlah besar

makanan yang kaya kalium

atau pengganti garam

kalium.

3. Beritahu pasien untuk

menimbang diri dua kali

seminggu dan untuk

memberitahu dokter

peningkatan apapun.

8

Page 9: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

3. Udem

Otak

-diagnosis dokter

-leukosit

-Furosemid 1-1-0

(tgl 29- 5)

- Hidrochlorotiazid

2x1 (tgl 23- 5)

-Methilprednisolon

2x 6,5 (tgl 18- 29)

- Antrain 3x 1 amp

(tgl 18-5)

-Piracetam 3x 1 g

(tgl 30- 5)

- Serolin 2x 30 (tgl

30-5)

- Ceftriaxone 2x 1

amp (tgl 18-20)

- Ceftriaxone 3x 1

amp (tgl 21-1)

- Inf. Levofloxacin

1x1

Furosemide

-Golongan : Diuretik loop (diuretik kuat

-Indikasi : Mengurangi kelebihan cairan

intrasel

-Mekanisme Kerja : Menghambat

reabsorbsi dari Na dan Cl di loop henle

(ascendens) dan tubulus distal.

(DIH ed 17)(A to Z drug fact)

Hidrochlorotiazid

-Golongan : Thiazide

-Mekanisme Kerja : Meningkatkan

ekskresi natrium, klorida, dan air dengan

mengganggu transportasi ion natrium di

ginjal epitel tubular.

-Indikasi :terapi ajuvan untuk edema

terkait dengan CHF, sirosis hati,

disfungsi ginjal.

(A to Z drug fact)

Methilprednisolon

-Golongan : Steroid

-Indikasi: menekan peradangan dan

gangguan alergi; penyakit inflamasi usus

- Kombinasi diuretik loop

(furosemide) dengan diuretik

golongan thiazid (HCT) dapat

meningkatkan resiko

hipokalemia

- Metilprednisolon merupakan

golongan kortikosteroid,

dimana penggunaannya pada

kasus ini dapat menyebabkan

interaksi dengan terapi-terapi

yang telah diberikan.

(DIH)

-Direkomendasikan

metilprednisolon diganti

dengan dexamethason

- Penggunaan neurotropik

hanya dipilih salah satu, dan

pada kasus tersebut lebih

direkomendasikan hanya

serolin yang digunakan. Karena

serolin lebih komplek dalam

menangani kasus tersebut.

-Pada saat penggunaan

antibiotik ceftriaxone diganti

Plan:

-Penggunaan furosemide

dilanjutkan, sedangkan HCT

dihentikan.

-penggunaan

metilprednisolon digantikan

dengan deksametason

-sebagai neurotropik hanya

digunakan serolin

-penggunaan antibiotik

ceftriaxone tetap digunakan

karena lebih poten dan

bersifat lebih lipofil

sehingga mudah menembus

BBB

Monitoring :

-volume intraselular (volume

udem berkurang)

-GCS untuk mengetahui

pemulihan fungsi kognitif

-leukosit kembali normal

Informasi :

1. Obat ini diminum pada

9

Page 10: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

parah; edema serebral ganas; penyakit

rematik; dan penyakit kulit (BNF 61,

2011: 448).

-Interaksi obat: antacid, antidiabet,

antifungal, Calcium Channel Blockers

(Nondihydropyridine), Loop Diuretics,

NSAID (Nonselective), Thiazide

Diuretics. (DIH)

Antrain

-Komposisi : Metamizole Na

-Golongan : Nsaid

-Mekanisme Kerja : menghambat

transmisi rasa sakit ke SSP dan perifer

-Indikasi : Analgesik

Piracetam

-Golongan : Racetams

-Indikasi : Neurotropik

-Kontraindikasi : Pendarahan otak

(BNF 61)

Serolin

-Komposisi : nicergoline

-Mekanisme kerja : antagonis α1-

dengan levofloxacin, leukosit

menunjukkan peningkatan yang

bermakna sebagai tanda adanya

infeksi sehingga

direkomendasikan terapi

ceftriaxone tetap dilanjutkan

karena ceftriaxone lebih poten

dan lebih lipofil untuk

menembus blood brain barier.

pagi hari

Anjurkan pasien untuk

minum obat setelah makan

untuk meminimalkan iritasi

GI.

2. Anjurkan pasien untuk

menghindari jumlah besar

makanan yang kaya kalium

atau pengganti garam

kalium.

3. Beritahu pasien untuk

menimbang diri dua kali

seminggu dan untuk

memberitahu dokter

peningkatan apapun.

4. anjurkan pasien menjaga

asupan cairan

10

Page 11: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

adrenoceptor,menginduksi vasodilatasi

dan meningkatkan aliran darah arteri;

meningkatkan fungsi kolinergik dan

katekolaminergik neurotransmitter;

menghambat agregasi platelet;

mempromosikan aktivitas metabolik,

yang mengakibatkan peningkatan

pendayagunaan oksigen dan glukosa oleh

sel otak; dan memiliki neurotropik dan

sifat antioksidan (European Medicines

Agency, 2014).

-Indikasi: Pengobatan simtomatik

gangguan kognitif dan neurosensorial

patologis kronis pada usia lanjut (kecuali

penyakit Alzheimer dan kepikunan

lainnya), (European Medicines Agency,

2014)

Ceftriaxone

-Golongan : Sefalosporin generasi 3

-Mekanisme kerja : Menghambat sintesis

mucopeptide di dinding sel bakteri.

- Indikasi : Pengobatan infeksi saluran

pernapasan bawah, struktur kulit dan

11

Page 12: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

kulit, tulang dan sendi, saluran kemih;

pengobatan penyakit radang panggul,

infeksi intra-abdomen, gonore,

meningitis dan septicaemia karena

mikroorganisme rentan; profilaksis pra

operasi.

(A to Z drug facts)

Inf. Levofloxacin

-Golongan : Kuinolon

-Mekanisme kerja : Mengganggu sintesis

DNA mikroba.

- Indikasi : Pengobatan infeksi dari sinus

maksilaris, atas dan saluran pernapasan

bagian bawah, kulit dan struktur kulit,

dan saluran kemih yang disebabkan oleh

organisme rentan; pielonefritis akut yang

disebabkan oleh E. coli

(A to Z drug facts)

4. CKD

Stage V

- Kreatinin 6,7

(Normalnya

0,6- 1,3)

- BUN 83

(normalnya

- Infuse Albapure

20% 100 1x 100

mL (tgl 23)

- Transfusi PRC 1

kolf/ hari(tgl 20-

- PRC adalah Packed Red Cells yang

berisi hemoglobin

- Albapure merupakan infuse yang berisi

albumin yang bekerja dengan cara

meningkatkan tekanan onkotik

- Pada pasien CKD biasanya

terjadi anemia yang

disebabkan karena

berkurangnya produksi

hormon eritropoitin oleh

Plan:

- Terapi yang di lakukan

sudah tepat

- Pasien di anjurkan

untuk melakukan cuci

12

Page 13: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

5-25)

- Pasien sering

minum jamu-

jamuan

22 intravascular dan menyebabkan

mobilisasi cairan dari interstisial ke

ruang intravascular (DIH)

sel -sel progenitor dari

ginjal dan pada saat

hemodialysis (cuci darah)

volume darah banyak yang

keluar

- Pasien CKD stage V

disarankan terapi dengan

hemodialisis 3 kali dalam

seminggu (Dipiro, hal

772)

darah

- Penggunaan jamu-

jamuan sebaiknya di

hentikan

Monitoring:

- Kadar Hemoglobin,

albumin, dan elektrolit

Informasi:

- Diet protein

- Perbanyak makan

sayuran seperti brokoli

5. DM tipe 2 - Pasien dengan

riwayat DM

sejak 3 tahun

yang lalu

- Gds: 341

(normalnya

100-120),

- Gdp: 108

(normalnya

70-100)

- Actrapid 3x 10 unit

(tgl 19,20, 23-5)

- konsumsi teratur

glimepirid

- Terapi Insulin merupakan terapi yang

tepat untuk pasien DM tipe 2 setelah

terapi oral tidak berhasil (ADA hal 8)

- Dosis actrapid 0.5- 1.0 unit/ kg bb/ hari

(New Zaeland data sheet, hal 2)

- Glimepirid merupakan obat antidiabetes

golongan sulfonylurea yang bekerja

merangsang sekresi insulin

postprandial endogen pada sel beta

- Injeksi Actrapid (Insulin)

pada pasien DM tipe 2

dengan kadar gula darah

yang tinggi sudah tepat

karena Actrapid

merupakan obat anti

diabetic yang bekerja

cepat (rapid action).

- Pemakaian glimepirid

pada saat rawat inap

kurang di anjurkan karena

Plan:

-Terapi actrapid di lanjutkan

- terapi glimepirid bisa di

lanjukan jika pola makannya

sudah teratur

Monitoring:

- Gula darah < 100

mmol/L

- Sebaiknya di ukur

hbA1c nya untuk

13

Page 14: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

- sebelumnya

minum rutin

glimepirid

pancreas. Glimepirid dapat di gunakan

bersama dengan terapi insulin dosis

rendah dengan dosis awal 8mg/ hari

dengan pemantauan efek

hipoglikeminya. (DIH)

di kwatirkan terjadi

hipoglikemi karena pasien

juga mendapatkan terapi

insulin sedangkan

makannya belum teratur

dan pasien masih

menglami mual muntah

mengetahui

perkembangan DM tipe

2 nya lebih akurat tiap

3-6 bulan sekali

Informasi:

- Hindari makanan yang

mengandung gula

- Lebih di terangkan lagi

tentang penggunaan

injeksi insulin pada saat

pasien akan pulang dari

rawat inap agar lebih

menggunakannya di

rumah (cara

penyuntikan,dosisnyada

n cara menyimpan

insulin)

6. Stress

Ulcer

- Mual dan

muntah

- Ranitidine 2x 1

amp (tgl 18- 5)

- Ondansentron 3x

1 amp (tgl 18- 5)

- Lansoprazole 2x

- Ranitidine merupakan reseptor antagonis

histamin H2 yang berperan dalam sel

parietal mukosa lambung yaitu

menghambat pengeluaran asam

lambung di sel parietal. Aktivasi

Pada kasus ini hanya digunakan

ranitidine untuk mengatasi

stress ulcer. Berdasarkan data

lab, pasien tidak memiliki

Plan:

- Terapi ranitidine

dilanjutkan.

- Terapi Ondansentron,

lansoprazole, sucralfat,

14

Page 15: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

1 (tgl 19-5 )

- Sucralfat 3x CI

(tgl 19-5)

- Braxidin 3x1 (tgl

18-5)

- Lodia 2x1 (tgl

29-5)

reseptor tersebut dilakukan oleh

histamin yang merangsang sel tersebut

dalam sekresi asam lambung. Dengan

dihambatnya asam lambung maka gejala

mual muntah dapat berkurang.

-Ondansentron termasuk kelompok obat

Antagonis serotonin 5-HT3, yang

bekerja dengan menghambat secara

selektif serotonin 5-hydroxytriptamine

(5HT3) berikatan pada reseptornya yang

ada di CTZ (chemoreseceptor trigger

zone) dan di saluran cerna. Serotonin 5-

hydroxytriptamine (5HT3) merupakan

zat yang akan dilepaskan jika terdapat

toksin dalam saluran cerna, berikatan

dengan reseptornya dan akan

merangsang saraf vagus menyampaikan

rangsangan ke CTZ dan pusat muntah

dan kemudian terjadi mual dan muntah.

Sehingga obat ini dapat digunakan

untuk mengatasi derita akibat mual dan

muntah.

riwayat gastritis. Selain itu,

pasien CKD disertai dg

penyakit lain akan memiliki

beberapa problem medik salah

satunya gangguan pada GI tract

seperti mual, muntah, dan diare.

Dan berdasarkan buku Praktik

Farmasi Klinik, manajemen

terapinya hanya menggunakan

H2 Blocker seperti Ranitidine

braxidin dan lodia

sebaiknya di hentikan

Monitoring:

Monitoring frekuensi mual

dan muntah

Informasi:

- Hindari makanan dan

minuman yang dapat

memeicu mual /muntah

seperti asam dan berlemak

- Penggunaan obat obat yang

memicu sekresi asam

lambung sebaiknya di

minum bersama atau

sesudah makan

15

Page 16: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

-Lansoprazole merupakan penghambat

sekresi asam lambung yang secara

spesifik menghambat H+/K+-ATPase

(pompa proton) dari sel parietal mukosa

lambung. Lansoprazole secara cepat

diabsorpsi, kadar serum maksimum

dicapai 1,7 jam setelah pemberian obat.

Bioavailabilitas lansoprazole 80-90%

pada dosis awal, sehingga efektifitas

penghambatan sekresi asam lambung

cepat dicapai.

-Sucralfat merupakan obat oral yang

terdiri dari kompleks gula disakarida,

sukrosa, dan dikombinasikan dengan

sulfat dan aluminium yang digunakan

untuk mengobati ulcer pada saluran

pencernaan bagian atas. Tujuan

pengobatan ini adalah sepenuhnya pada

lapisan lambung dan duodenum.

-Braxidin mengandung klrodiazepoksid

dan klidium bromida yang digunakan

16

Page 17: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

untuk pengobatan gejala tukak lambung.

- Lodia mengandung Loperamid yang

dapat menghambat motilitas usus dan

juga mengurangi sekresi

gastrointestinal. Loperamid diyakini

bekerja dengan cara mengganggu

mekanisme kolinergik dan non

kolinergik yang terlibat dalam refleks

peristaltik, menurunkan aktivitas otot

circular dan longitudinal pada dinding

usus.

7. Asam Urat - Kaki lemas

dan terasa

berat

- Asam urat

11,2

(normalnya

3,4-8,5)

- Allupurinol

300mg 0-0-1/2

(tgl 18- 5)

- Allupurinol adalah obat untuk indikasi

terapi profilaksis gout, asam urat, batu

calcium oksalat pada ginjal. Dosis

mula 100 mg/ hari, untuk kondisi

sedang 200 mg/ hari (BNF hal 582).

- Mekanisme kerja allupurinol adalah

menghambat enzin xantin oksidase

yaitu enzim yang mengubah hipoxantin

menjadi dan xantin dan asam urat

(DIH).

Penggunaan Allupurinol sudah

tepat untuk menurunkan kadar

asam urat karena allupurinol

merupakan pilihan pertama

dengan mekanisme

penghambatan enzim xanthin

oxidase semakin tinggi dosis yg

digunakan semakin besar

penurunan kadar asam urat,

dosisnya harus disesuaikan

pada pasien gagal ginjal,

Sedangkan untuk golongan

Urikosurik tidak boleh

Plan:

Terapi asam urat

menggunakan allpurinol

dilanjutkan.

Monitoring:

-Monitor kadar asam urat

dan keluhan pasien

mengenai kakinya

Informasi:

- Hindari makanan

mengandung tinggi

17

Page 18: Kasus Hipertensi Profesi Angk. III

digunakan untuk pasien gagal

ginjal (Applied Therapeutics).

purin (jeroan, emping

belinjo dll)

8.Keseimban

gan elektrolit

- Mual dan

muntah

- PZ 7 tpm (tgl

18, 20-5)

- PZ 14 tpm (tgl

19)

PZ adalah cairan infuse NaCl 0,9%. PZ di gunakan tubuh untuk

cairan isotonis. PZ aman

digunakan untuk kondisi

apapun karena mempunyai Na

dan Cl yang sama seperti

plasma.

Plan:

Infus PZ sudah tepat dan

bisa dilanjutkan

18