Robi Kurnia Adriansyah -...

121
ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Skripsi Oleh Robi Kurnia Adriansyah PROGRAM STUDI AGRIBISNIS STIPER DHARMA WACANA METRO 2016

Transcript of Robi Kurnia Adriansyah -...

Page 1: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN

Skripsi

Oleh

Robi Kurnia Adriansyah

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS STIPER DHARMA WACANA METRO

2016

Page 2: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Oleh

Robi Kurnia Adriansyah

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS STIPER DHARMA WACANA METRO

2016

Page 3: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

ABSTRAK

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA

SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Robi Kurnia Adriansyah

Jagung sebagai komoditas penting bahan pangan pokok, bahan baku industri dan pakan ternak. Produktivitas jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada saat ini masih tergolong rendah (5,01 ton per hektar) dibandingkan produksi jagung yang bisa mencapai 8 – 12 ton per hektar. Kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan luas areal tanam jagung, terbatasnya modal para petani, dan mahalnya harga pupuk.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan petani jagung hibrida dan menganalisis daya saing usahatani jagung hibrida di desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kulitatif dan kuntitatif. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani menggunakan teknik : (1) Kuisioner / daftar pertanyaan, (2) wawancara langsung, (3) Observasi / pengamataan pada area penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari Dinas/Instansi yang berkaitan dengan penelitian. Populasi adalah seluruh petani jagung hibrida di desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yang berjumlah 240 petani. Dengan rumus Sugiarto, maka didapat jumlah sample sebanyak 44 petani. Untuk mengetahui pengukuran analisis daya saing yaitu dengan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM).

Hasil penelitian menujukan bahwa PCR (0,49) < 1, berarti sistem komoditi yang diteliti memiliki keunggulan kompetitif dan sebaliknya jika PCR > 1, berarti sistem komoditi tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sedangkan DRC (0,17) < 1, berarti sistem komoditi mempunyai keunggulan komparatif dan sebaliknya jika DRC > 1, tidak memiliki keunggulan komparatif. Berdasarkan hasil analisis komoditi jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupetan Lampung Selatan layak untuk diusahakan baik secara finansial maupun ekonomi. Kata Kunci : Jagung Hibrida, Daya Saing Usahatani

Page 4: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Judul Skripsi : ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Nama Mahasiswa : Robi Kurnia Adriansyah

Nomor Pokok Mahasiswa : 12210002.P

Jurusan : Agribisnis

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Supriyadi, SE., M.T.A Dayang Berliana, SP., M.Si NIP. 196204271992031001 NIP. 0222078601

2. Ketua Jurusan

Ismalia Afriani, SP., M.Si NIP. 197504172005012001

Page 5: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Supriyadi, SE., M.T.A.

Penguji Utama : Ainul Mardliyah, SP. M.Si

Anggota : Dayang Berliana, SP. M.Si

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana

Kota Metro

Ir. Rakhmiati, M.T.A NIP. 196302161990031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi :

Page 6: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 27 November 1989. Penulis merupakan

anak bungsu dari dua bersaudara, Putra dari Bapak R. Masjhursyah dan Ibu

Suyati.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) penulis diselesaikan di SD N 1 Rajabasa lama

Lampung Timur (lulus tahun 2003), Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP N

1 Labuhan Ratu (lulus tahun 2006), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA

TUNAS BANGSA Metro (Lulus tahun 2009).

Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan pada Sekolah Tinggi Pertanian

(STIPER) Dharma Wacana Metro, Jurusan Agribisnis.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan di kecamatan Metro Barat, Metro Timur

dan Metro Selatan pada tahun 2013.

Page 7: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulilah, kupersembahkan karya kecilku ini

untuk orang – orang yang kusayangi :

Ayah Ibu tercinta, terimakasih atas segala kasih sayang, semangat dan doa

yang kau berikan.

Kakak, Istri dan Anakku, Shaka Ibadil Kiram yang setia mendampingi dan

mendoakan demi keberhasilanku.

Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana

Metro yang telah memberikan saran, kritik yang membantu kepada

penyusun.

Page 8: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

MOTTO

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, Jika itu hanya dipikirkan.

Sebuah cita – cita juga adalah beban, Jika itu hanya angan – angan.

Sesuatu akan menjadi kebanggaan,

Jika sesuatu itu dikerjakan, Dan bukan hanya di pikirkan.

Sebuah cita – cita akan menjadi kesuksesan, Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya.

Bukan hanya menjadi impian.

Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan, Kita akan sukses jika belajar dari kesalahan.

Page 9: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini sebagai salah satu sayarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Fakultas Agribisnis Universitas Dharma Wacana Metro Kota

Metro.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.TA. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Dharma

Wacana Metro.

2. Ibu Ismalia Afriani, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Stiper Dharma Wacana Metro

3. Bapak Supriyadi, SE. M.T.A. selaku Pembimbing I, atas saran dan bimbingan

yang selama ini diberikan kepada penulis.

4. Ibu Dayang Berliana, SP., M.Si. selaku Pembimbing II, atas segala saran,

bimbingan, dan kesempatan yang diberikan kepada penulis.

5. Ibu Ainul Mardliyah, SP. M.Si. selaku penelaah yang telah memberikan

saran, dukungan, masukkan, serta arahan sampai terselesaikan penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Stiper Dharma Wacana Metro atas

dorongan dan kebersamaan yang telah diberikan.

Page 10: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

7. Semua pihak yang telah membantu demi terselesainya skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, baik teknik penulisan ataupun materi penulisan, untuk itu penulis

berharap saran san masukkan dari pemerhati semua demi kesempurnaan skripsi

ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan dunia ilmu pengetahuan terutama di bidang pertanian.

Metro, Februari 2016

Penulis

Page 11: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ….………………………………………………. i ABSTRAK .............................................................................................. ii

PERSETUJUAN ..................................................................................... iii PENGESAHAN ..................................................................................... iv RIWAYAT HIDUP ............................................................................... v PERSEMBAHAN ................................................................................. vi MOTTO ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................ ix DAFTAR TABEL …………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… xiv I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 9 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10 D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 10

Page 12: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 12 1. Tinjauan Agronomis Jagung ............................................... 12 2. Konsep Usahatani Dan Pendapatan ...................................... 16 3. Konsep Daya Saing Usahatani Jagung .................................. 18 4. Model Analisis PAM (Policy Analysis Matrix) .................. 20 a. Metode penentuan harga bayangan ................................. 25 b. Harga bayangan output dan input .................................... 26 c. Keunggulan kompetitif .................................................... 28 d. Keunggulan komparatif ................................................... 29 e. Kebijakan pemerintah terhadap input, output, dan input- output ................................................................................ 30 B. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 33 C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 35 D. Hipotesis .................................................................................. 39

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional .................................. 40 B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ............. 45 C. Metode Pengambilan Data ....................................................... 47 D. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis .................................... 47 1. Analisis Pendapatan ............................................................ 48 2. Analisis Daya Saing ............................................................ 49 a. Identifikasi input dan output ............................................. 51 b. Penentuan alokasi biaya .................................................. 51 c. Penentuan harga sosial .................................................... 52 d. Efisiensi finansial dan efisiensi ekonomi ........................ 55 e. Dampak kebijakan pemerintah ........................................ 57

Page 13: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

3. Analisis sensitivitas ............................................................. 59

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Wilayah .................................................................... 61 1. Letak Geografis ..................................................................... 61 2. Luas Wilayah Dan Tipe Vegetasi ....................................... 61 3. Topografi dan Iklim ............................................................ 62 4. Demografi/Kependudukan .................................................. 62 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan........................... 63 6. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .......................... 64 7. Penduduk Berdasarkan Agama ........................................... 65 B. Pemerintahan Desa .................................................................. 66

C. Keadaan Umum Petani Responden 1. Identitas Responden ............................................................ 68 2. Umur petani jagung ............................................................. 68 3. Pendidikan petani jagung .................................................... 69 4. Mata Pencaharian Petani ..................................................... 70 5. Luas lahan usahatani ........................................................... 70 6. Pengalaman Petani .............................................................. 71 7. Jumlah tanggungan keluarga petani responden .................... 72 8. Pekerjaan sampingan petani responden ............................... 73 9. Permodalan petani ............................................................... 74 B. Keragaan Usahatani ................................................................ 75 1. Pola tanam ........................................................................... 75

Page 14: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

2. Budidaya jagung di daerah penelitian ................................. 76 C. Penggunaan Sarana Produksi ................................................... 78 1. Penggunaan benih ............................................................... 78 2. Penggunaan pupuk urea, TSP, NPK dan Kandang ............. 80 3. Penggunaan obat-obatan ..................................................... 81 4. Penggunaan tenaga kerja ..................................................... 82 D. Produksi dan Penerimaan ........................................................ 84

E. Analisis Kebijakan PAM ......................................................... 86 1. Analisis input tradeable dan non tradeable ........................ 86 2. Penentuan harga privat dan harga sosial ............................. 89 3. Analisis keuntungan privat dan sosial ................................. 94 a. Analisis pendapatan privat .............................................. 94 b. Analisis pendapatan sosial .............................................. 97 4. Analisis kebijakan ............................................................... 98 a. Analisis keuntungan finansial dan ekonomi .................... 98 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................... 102 B. Saran ................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 15: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Produksi, luas panen, dan produktivitas jagung di sentra produksi jagung di

indonesia tahun 2013 ....................................................................................................... 4

2. Produksi jagung menurut provinsi di Pulau Sumatra, tahun 2009 – 2013 5

3. Perkembangan luas areal, produksi, dan produktivitas jagung di Provinsi Lampung tahun 2009 – 2013 ...................................................................... 6

4. Produksi dan luas panen jagung di Provinsi Lampung menurut Kabupaten/Kota, tahun 2013 .................................................................................. 7

5. Luas areal panen, produksi, dan produktivitas tanaman jagung di masing -masing kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 ... 8

6. Format dasar Matrik Analisis Kebijakan (Policy Analysis Matriks) .... 21

7. Matrik Analisis Kebijakan (Policy Analysis Matriks) .............. 50

8. Penentuan alokasi biaya produksi ke dalam komponen domestik dan asing 52

9. Penentuan harga paritas ekspor output ..................................... 53

10. Penentuan harga paritas impor input .......................................... 54

11. Luas wilayah dan Tipe Vegetasi ............................................... 61

12. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Sukadamai Kecamatan

Page 16: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Natar Kabupaten Lampung Selatan.................................... 63

13. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan........................................... 64

14. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ....................................... 64

15. Jumlah penduduk berdasarkan agama di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ............................................. 65

16. Klasifikasi umur petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan……........................................ 68

17. Klasifikasi pendidikan petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ....................................... 69

18. Sebaran mata pencaharian petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ................. 70

19. Sebaran luas lahan petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .................................. 71

20. Klasifikasi pengalaman usahatani petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ................ 72

21. Klasifikasi jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan..... 73

22. Jumlah petani responden yang memiliki pekerjaan sampingan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan..... 74

23. Jenis jagung hibrida yang digunakan oleh petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan..... 79

24. Rata – rata penggunaan pupuk per usahatani dan per hektar oleh petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .............................................................. 80

25. Jenis – jenis pestisida yang banyak digunakan petani dalam usahatani

Page 17: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ……........................................................... 82

26. Penggunaan tenaga kerja rata – rata per usahatani dan per hektar untuk usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK)........ 83

27. Analisis keuntungan usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ..................... 85

28. Penggunaan input tradeable pada usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan 87

29. Penggunaan input non tradeable pada usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan 88

30. Komponen biaya privat usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ...... 95

31. Pendapatan privat per hektar usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan............... 96

32. Komponen biaya sosial usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.... 97

33. Pendapatan sosial usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ... 98

34. Matrik Analisis Kebijakan usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan (per hektar) 99

Page 18: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangaka pemikiran Analisis Daya Saing Usahatani Jagung Hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .... 38

2. Struktur Pemerintahan Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .............................................................. 66

Pola tanam jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .......................................................................................

Page 19: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan

rakyat akan pangan, dan meningkatkan pendapatan, serta membantu

memantapkan swasembada pangan. Peningkatan produksi tanaman pangan

antara lain dilaksanakan melalui peningkatan produktivitas usahatani yang

didukung dengan pemanfaatan teknologi.

Pembangunan di bidang ketahanan pangan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pembangunan nasional. Pangan mempengaruhi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka menjamin stabilitas

yang diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi nasional, serta terwujudnya

ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan pangan

dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau

dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani serta peningkatan

produksi.

Komoditas jagung merupakan salah satu komoditas yang strategis dalam

rangka swasembada pangan nasional. Permintaan terhadap komoditas jagung

akhir-akhir ini menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini tidak

terlepas dari semakin tingginya permintaan jagung untuk kebutuhan bahan

Page 20: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

pangan pokok, bahan baku industri maupun pakan ternak. Hal ini

menunjukkan adanya implikasi bahwa komoditas jagung kini memiliki

peranan yang sangat penting.

Tingginya permintaan akan komoditas jagung akhir-akhir ini disebabkan oleh

adanya permintaan jagung di pasar internasional, dimana sejumlah negara saat

ini mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) yang menggunakan jagung

sebagai bahan baku pembuatan ethanol yang berfungsi sebagai bahan

pengganti bensin. Pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dilakukan

sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada minyak bumi yang

cadangannya semakin menipis, dan harganya pun terus melonjak naik.

Menurut Alimuso (2006), seiring dengan trend penggunaan bahan bakar

nabati (BBN), para produsen utama jagung dunia (Cina dan Amerika) telah

menyatakan akan mengurangi ekspor jagungnya. Selama tahun 2005,

pemakaian jagung untuk ethanol di Amerika telah mencapai 50 juta ton atau

sekitar 20 persen dari kebutuhan jagung di sana. Pada tahun 2006, bahkan

menjadi 55 juta ton atau sekitar 22 persen, dan pada tahun 2008 saat ini

diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 82 juta ton (30 persen).

Indonesia memiliki peluang untuk merebut peran yang ditinggalkan oleh

Amerika dan Cina sebagai pemasok utama jagung dunia. Namun negeri ini

ternyata baru mampu mengekspor jagung rata-rata sekitar 40.000 hingga

150.000 ton per tahun. Skala ini berbanding terbalik dengan angka impor

jagung yang mencapai 400.000 sampai 1,8 juta ton per tahun. Oleh sebab itu,

Indonesia masih merupakan negara net importer jagung (Alimuso, 2006).

Page 21: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi

kebutuhan jagung nasional baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi

seperti program INMAS, GEMA PALAGUNG 2001 dan lain-lain. Namun,

masih saja kebutuhan jagung secara nasional belum terpenuhi.

Pengembangan jagung yang dicanangkan pemerintah dalam rangka

peningkatan produktivitasnya, dilakukan dengan dua cara yaitu ekstensifikasi

dan intensifikasi. Penerapan ekstensifikasi yang membutuhkan tambahan

lahan sepertinya lebih sulit. Hal ini disebabkan lahan produktif yang ada saat

ini sudah berkurang akibat konversi atau pengalihan fungsi seperti untuk

fasilitas umum. Kalaupun bisa, ekstensifikasi lebih memungkinkan dilakukan

di luar Pulau Jawa dengan pembukaan hutan. Namun, hal ini mengandung

resiko yang tidak sedikit karena jika hutan-hutan dikonversi menjadi lahan

pertanian maka kawasan perhutanan akan berkurang dan merusak ekologi.

Oleh karenanya intensifikasi merupakan pilihan utama yang sangat tepat

dalam upaya peningkatan produksi terutama untuk pengembangan jagung.

Intensifikasi akan dapat meningkatkan produksi jagung secara signifikan,

sehingga dapat mencapai swasembada jagung sekaligus memenuhi permintaan

pasar dalam negeri yang akhir-akhir ini terus meningkat seiring dengan

meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan industri

pakan ternak. Upaya intensifikasi ini bisa dilakukan dengan menekankan pada

peningkatan kualitas produk melalui perbaikan teknik budidaya dengan

menggunakan benih hibrida. (Tjionger’s, 2001).

Page 22: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Propinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi jagung di Indonesia

dengan urutan ketiga. Hingga tahun 2013, propinsi Lampung telah

menghasilkan 1.723.853 ton jagung, atau sekitar 12,30 persen dari total

produksi jagung Indonesia. Besarnya produksi jagung di Propinsi Lampung

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi, luas panen, dan produktivitas jagung di sentra produksi

jagung di Indonesia tahun 2013

No Propinsi Luas panen (ha)

% Produksi (ton)

% Produktivitas (ton/ha)

1 2 3 4 5

Jawa Timur Jawa Tengah Lampung Sumatera Utara Sulawesi Selatan

1.230.360 560.656 361.869 254.857 321.385

45,08 20,54 13,25 9,33 11,77

6.511.900 2.890.562 1.723.853 1.331.876 1.555.020

46,46 20,62 12,30 9,50 11,09

52,93 51,56 47,64 52,26 48,38

Indonesia 2.729.127 100 14.013.211 100 50,55

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2014

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa propinsi Lampung merupakan propinsi

sentra produksi jagung ketiga di Indonesia setelah propinsi Jawa Timur dan

propinsi Jawa Tengah. Produksi jagung Lampung mencapai 1.723.853 ton

dengan luas areal panen seluas 361.869 ha atau sekitar 13,25 persen dari luas

areal panen jagung nasional. Produktivitas jagung Propinsi Lampung juga

masih rendah apabila dibandingkan dengan produktivitas jagung nasional

yaitu hanya mencapai 47,64 ton/ha sehingga masih memiliki potensi untuk

ditingkatkan.

Propinsi Lampung merupakan penghasil jagung terbesar di Sumatera. Propinsi

Lampung merupakan produsen jagung terbesar dengan tingkat produksi

mencapai 1.725.727 ton. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 23: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Tabel 2. Produksi jagung menurut propinsi di Pulau Sumatera, tahun 2009- 2013

No Propinsi Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 NAD 137.753 51.232 60.105 67.386 77.747 2 Sumatera Utara 1.166.548 634.162 640.593 687.360 712.560 3 Sumatera Barat 404.795 48.820 67.241 85.410 118.170 4 Riau 56.521 39.915 38.588 31.635 42.122 5 Kepulauan Riau 1.064 961 923 849 1.061 6 Jambi 38.169 23.975 26.722 27.077 27.540 7 Sumatera Selatan 113.167 68.769 53.436 59.261 65.234 8 Kep. BaBel 1.403 1.055 850 967 1.061 9 Bengkulu 93.798 74.331 87.362 103.771 90.769 10 Lampung 2.067.710 2.126.571 1.817.906 1.760.275 1.725.727

Sumatera 4.080.928 4.300.337 4.026.802 4.045.689 3.718.516 Persentase Lampung Terhadap Sumatera (%) 50,66 49,45 45,15 43,50 46,40

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2014

Pada Tabel 2. terlihat bahwa produksi jagung di Pulau Sumatera didominasi

oleh Propinsi Lampung, dimana setiap tahunnya produksi jagung Propinsi

Lampung mencapai 50 persen dari produksi jagung Pulau Sumatera. Produksi

ini dapat terus ditingkatkan, mengingat semakin meningkatnya konsumsi

jagung, serta banyaknya industri-industri berbahan baku jagung yang

berkembang di Propinsi Lampung. Usaha peningkatan produksi jagung

tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan

penggunaan varietas hibrida dalam usahatani jagung, pemupukan yang

seimbang, cara budidaya yang baik dan benar, adanya sarana transportasi, dan

pemberian kredit, serta adanya jaminan harga dasar jagung di tingkat petani.

Produksi jagung di Propinsi Lampung secara umum disebabkan karena adanya

peningkatan atau penurunan luas panen. Sehingga hal ini juga akan

mempengaruhi produktivitas jagung di Propinsi Lampung. Perkembangan luas

Page 24: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

areal panen, produksi dan produktivitas jagung di Propinsi Lampung dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan luas areal, produksi, dan produktivitas jagung di

Propinsi Lampung tahun 2009-2013 Tahun Luas Areal Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha)

2009 434.542 2.067.710 47,58 2010 447.509 2.126.571 47,52

2011 380.917 1.817.906 47,72 2012 360.264 1.760.275 48,86

2013 346.315 1.760.278 50,83 Rata-rata 393.909 1.906548 48,50

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2014

Pada Tabel 3 bahwa luas perkembangan luas areal panen jagung Propinsi

Lampung mulai tahun 2009 hingga tahun 2010 mengalami peningkatan dari

434.542 ha menjadi 447.509 ha, namun jika dilihat dari tiga tahun terakhir,

luas areal panen jagung di Propinsi Lampung mengalami penurunan, yaitu

pada tahun 2011 mencapai 380.917 ha, pada tahun 2012 menjadi 360.264 ha

dan pada tahun 2013 menjadi 346.315 ha. Penurunan ini disebabkan karena

adanya rasio harga antara jagung dengan komoditas lainnya, sehingga banyak

petani yang mengganti tanaman jagungnya dengan tanaman yang lainnya,

seperti ubi kayu.

Penurunan luas areal tersebut tentunya berkorelasi dengan produksi yang

dihasilkan, dimana pada tahun 2012 produksi jagung Propinsi Lampung

sebesar 1.760.275 ton, namun pada tahun 2013 produksi jagung hanya

mencapai 1.760.278 ton.

Page 25: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Kalau dilihat dari tingkat produktivitas, pada tahun 2013 produktivitas jagung

Propinsi Lampung mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 hanya

48,86 ton/ha, dan pada tahun 2013 menjadi 50,83 ton/ha. Apabila dilihat dari

lima tahun terakhir, rata-rata tingkat produktivitas jagung di Propinsi

Lampung masih rendah, yaitu hanya mencapai 48,50 ton per hektar, tentunya

keadaan ini masih dibawah produktivitas jagung nasional yaitu sebesar 3,67

ton per hektar.

Tabel 4. Produksi dan luas panen jagung di Provinsi Lampung menurut Kabupaten/Kota, tahun 2013

No Kabupaten/Kota Produksi

(ton)

Luas Panen(ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bwg Barat Bandar Lampung Metro

16.488 31.340

529.028 481.637 373.276 122.103

70.972 7.114

90.555 28.102

2.202 5.749

985 719

4.151 6.228

105.252 96.220 74.134 29.467 17.025

1.702 18.204

5.667 461

1.407 193 152

Lampung 1.760.275 360.264

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2014

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 produksi jagung di

Kabupaten Lampung Selatan sebesar 529.028 ton dan merupakan sentra

produksi jagung tertinggi di Provinsi Lampung. Dengan demikian, Kabupaten

Lampung Selatan berpotensi besar untuk menjadi daerah penghasil jagung

utama di tingkat provinsi,sehingga produksi jagung di daerah ini perlu terus

ditingkatkan seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk serta

laju permintaan jagung.

Page 26: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Tabel 5. Luas areal panen, produksi, dan produktivitas tanaman jagung di

masing-masing kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014

No Kecamatan Luas Areal Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) 1 Natar 11.190 56.141,2 5,01 2 Jati Agung 9.900 49.823,6 5,03 3 Tanjung Bintang 4.331 22.559,6 5,20 4 Tanjung Sari 2.170 11.294,9 5,20 5 Katibung 4.500 23.682,2 5,26 6 Merbau Mataram 5.391 28.265,9 5,24 7 Way Sulan 3.118 16.313,4 5,23 8 Sidomulyo 6.309 33.119,0 5,24 9 Candipuro 5.405 28.340,1 5,24 10 Way Panji 4.192 22.114,0 5,27 11 Kalianda 7.860 41.015,5 5,21 12 Rajabasa 223 1.148,7 5,15 13 Palas 7.367 37.191,1 5,04 14 Sragi 6.187 31.224,0 5,04 15 Penengahan 15.896 82.169,1 5,16 16 Ketapang 16.425 83.197,4 5,06 17 Bakauheni 6.168 32.000,0 5,18 Jumlah 116.632 599.599,7 5,14 Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2014.

Pada Tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Natar mempunyai produktivitas

sebesar 5,01 ton per hektar. Rendahnya produktivitas tersebut disebabkan oleh

penurunan luas areal tanam jagung, usahatani jagung mempunyai potensi

produksi jagung 8-12 ton per hektar dengan menggunakan benih hibrida.

Rendahnya penggunaan pupuk disebabkan karena mahalnya harga pupuk,

terbatasnya permodalan petani, dan terkadang juga disebabkan karena

terlambatnya suplai pupuk sehingga sebagian besar petani menggunakan

pupuk kandang dalam usahatani mereka.

Penggunaan satu macam pupuk akan mengakibatkan pendapatan petani

menjadi rendah karena rendahnya hasil produksi. Rendahnya pendapatan

Page 27: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

petani juga sangat dipengaruhi oleh harga jagung yang cenderung rendah dan

tidak stabil. Hal ini disebabkan karena pasar yang terbatas sehingga perlu

adanya penetrasi pasar yang lebih luas.

B. Perumusan Masalah

Desa sukadamai merupakan sentra penghasil jagung di kecamatan

Natar,kabupaten Lampung Selatan. Sebagian lahan pertaniannya merupakan

lahan kering yang sangat potensial untuk budidaya tanaman jagung. Petani di

desa sukadamai tergolong petani maju, karena petani jagung di wilayah

tersebut telah menerapkan teknologi dasar yang meliputi penggunaan varietas

hibrida. Penggunaan bibit hibrida yang bermutu dan sehat serta populasi

tanaman sesuai anjuran, pemupukan berimbang dan saluran drainase yang

baik.

Peranan benih hibrida diharapkan dapat membantu petani dalam

meningkatkan produksi jagung. Namun pada saat ini, harga benih jagung

meningkat dengan tidak diiringi oleh peningkatan harga jagung di tingkat

petani, harga pestisida dan obat-obatan yang meningkat, yang mengakibatkan

pendapatan total petani tidak menentu. Keadaan tersebut tentunya

menyebabkan petani dalam menentukan benih yang akan digunakan

dipengaruhi oleh berbagai segi sosial ekonomi.

Rendahnya produktivitas komoditas jagung tersebut, secara tidak langsung

berkorelasi dengan rendahnya pendapatan petani. Selain produksi yang

rendah, rendahnya harga jagung dan cenderung tidak stabil yang diakibatkan

Page 28: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

kualitas hasil yang kurang memuaskan. Sehingga diperlukan suatu perubahan

pola usahatani khususnya dalam hal penggunaan benih varietas hibrida, dan

pupuk. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

(1) Bagaimanakah pendapatan petani jagung hibrida di desa sukadamai,

kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan.

(2) Bagaimanakah daya saing usahatani jagung hibrida di kecamatan Natar,

kabupaten Lampung Selatan

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(1) Mengetahui pendapatan petani jagung hibrida di desa sukadamai

kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan

(2) Menganalisis daya saing usahatani jagung hibrida di desa sukadamai

kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

(1) Petani, sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam perencanaan

pengelolaan usahatani yang efisien.

(2) Peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis terutama

untuk memperluas khasanah penelitian selanjutnya.

Page 29: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(3) Pemerintah, sebagai bahan masukan dalam penentuan kebijakan dan

keputusan dalam pengembangan komoditas jagung di Propinsi Lampung.

Page 30: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Agronomis Jagung

Jagung (Zea mays) termasuk keluarga (family) Gramineae (rumput-

rumputan), tetapi tanaman yang memiliki spesies tunggal seperti pada

rumput-rumputan yang lain, akar tanaman jagung dapat tumbuh dengan

baik pada kondisi tanah yang memungkinkan untuk pertumbuhan tanaman

(Anonymos, 1993).

Sistem perakaran jagung terdiri atas akar-akar primer, akar lateral, akar

horizontal, dan akar udara. Akar primer adalah akar yang pertama kali

muncul pada saat benih berkecambah dan tumbuh ke bawah. Akar lateral

adalah akar yang tumbuh dari bulu-bulu di atas permukaan tanah (Danarti

dan Najiyati, 1995). Sistem perakaran jagung yang didukung dengan

pengolahan tanah yang kedalamannya 10 cm, jumlah akarnya 68 akar,

kedalaman 50 cm, jumlah akarnya 23 akar, dan kedalaman 70 cm, jumlah

akarnya 6 akar, sehingga batang tidak mudah rebah (Anonymos, 1993).

Batang jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, tetapi padat dan

berisi oleh berkas-berkas pembuluh sehingga semakin memperkuat

tegaknya tanaman. Hal ini juga didukung oleh jaringan kulit yang keras

Page 31: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

dan tipis yang terdapat pada bagian batang sebelah luar. Batang jagung

beruas dan pada bagian pangkal batang mempunyai ruas yang pendek

dengan jumlah ruas berkisar antara 8-21 ruas. Jumlah ruas tersebut

tergantung pada varietas yang mempunyai panjang batang antara 50-60

cm, namun rata-rata panjang batang pada umumnya 150-300 cm. Jumlah

daun yang menempel pada tanaman yaitu antara 8-48 helai, tetapi biasanya

berkisar antara 12-18 helai. Danarti dan Najiyati (1995) dalam Agustina

(2001), menyatakan bahwa daun jagung tumbuh disetiap ruas batang.

Daun ini mempunyai lebar 4-15 cm dan panjang 30-150 cm, serta

didukung dengan pelepah daun yang menyelubungi batang.

Tanaman jagung menghendaki daerah-daerah yang beriklim sedang hingga

beriklim subtropis atau tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah

yang terletak antara 1-50o LU hingga 0-40o LS. Temperatur yang

dikehendaki tanaman jagung antara 21-30oC, sedangkan temperatur

optimum adalah antara 23-27 oC. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai

dataran rendah sampai dataran tinggi yang memiliki ketinggian antara

1000-1500 m dpl, dengan kemiringan tanah kurang dari 8 % (Anonymos,

1993).

Menurut Anonymos (1993), dalam usahatani jagung, benih harus

disiapkan terlebih dahulu, karena benih merupakan modal pokok dalam

budidaya jagung. Pada umumnya benih jagung yang dibutuhkan

tergantung pada :

(a) Kesehatan benih

Page 32: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Faktor kesehatan benih berasal dari dalam benih meliputi keadaan

embrio yang baik, normal, dan sehat, sehingga memungkinkan biji

tumbuh dengan baik, keadaan cadangan makanan dalam benih cukup

sebagai persediaan selama proses pertumbuhan benih, dan benih tidak

terinfeksi oleh hama dan penyakit.

(b) Kemurnian benih

Benih murni tidak tercampur oleh kotoran dan benih lain.

(c) Daya tumbuh benih

Daya tumbuh benih yang baik mencapai 90 %.

Peranan benih dalam usaha peningkatan produksi sangat besar, sehingga

penyediaan benih dalam pembangunan pertanian merupakan faktor yang

menentukan berhasil tidaknya usaha pertanian. Benih merupakan sarana

produksi yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas suatu

tanaman, sedangkan sarana produksi lainnya seperti pupuk dan pestisida

hanya akan memberikan dukungan yang positif, apabila disertai dengan

penggunaan benih bermutu.

Menurut Tjandramukti (1999), secara umum untuk menilai mutu benih

yang baik yaitu : (a) Benih bersih dari biji lain, debu, dan tidak tercampur

kotoran lain, (b) Warna benih yang baik, terang dan mengkilat (tidak

kusam), (c) Besar benih cukup normal, (d) Tidak terserang cendawan

(bercak-bercak hitam), (e) Benih bernas/berisi, (f) Benih cukup kering

(kadar air maksimum 12 %).

Page 33: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Keuntungan menggunakan benih bermutu dibandingkan dengan benih

lokal adalah (a) Benih bermutu (berlabel) telah memenuhi syarat dan

dijamin oleh pemerintah. (b) Benih bermutu mempunyai kemurnian tinggi,

sehingga memberikan kepuasan tersendiri bagi petani (c) Pertanaman yang

dihasilkan tumbuh serempak, merata serta masaknya juga serempak,

sehingga akan memudahkan pemanenan (Majalah Abdi Tani, Januari

1999)

Arsyad (1988), menyatakan bahwa lokasi penanaman jagung sebaiknya di

daerah terbuka seperti persawahan, sebab tanaman jagung adalah tanaman

yang memerlukan cahaya yang banyak. Selain itu bebas dari genangan air,

tidak terendam dan dapat diairi jika diperlukan. Suhu yang dibutuhkan

selama pertumbuhan tanaman jagung adalah berkisar antara 33o C-35o C.

Curah hujan yang baik bagi tanaman jagung adalah berkisar antara 100

mm – 123 mm setiap bulan dengan penyebaran merata. Tanaman jagung

baik ditanam pada tanah lempung berdebu, lempung, dan lempung

berpasir, pada pH tanah sekitar 5,5-7,5 dengan kemiringan tanah tidak

lebih dari 8 %.

Menurut Suprapto (1995), waktu tanam jagung yang baik adalah pada

musim hujan sekitar bulan September – November, sedangkan pada

musim kemarau sekitar bulan Februari – April. Pada saat tanam, tanah

harus lembab tetapi tidak becek. Untuk pemupukan, pupuk yang diberikan

berupa pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang diberikan

berupa pupuk kandang yang diberikan sebagai pupuk dasar dan diberikan

Page 34: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

pada saat pengolahan tanah, sedangkan pupuk anorganik yang diberikan

berupa pupuk dasar dan pupuk susulan.

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi : penjarangan tanaman

pada umur 2-3 hari setelah tanam, penyulaman (dilakukan pada umur 1

minggu setelah tanam), penyiangan (dilakukan pada saat tanaman berumur

15 hari setelah tanam) penyiangan kedua dilakukan pada waktu

pemupukan kedua yaitu dengan pembubunan. Pembubunan dilakukan

untuk memperkokoh batang dan untuk memperbaiki drainase.

Tanaman jagung yang sudah tua dan siap dipanen berumur 7 minggu

setelah berbunga. Produksi jagung dengan penggunaan benih jagung

hibrida yang diikuti dengan dosis pemupukan yang optimum dan dengan

bercocok tanam yang baik, dapat menghasilkan 4-5 ton/ha. (Anonymos,

1993).

2. Konsep Usahatani Dan Pendapatan

Usahatani dan pendapatan didefinisikan sebagai kemampuan usahatani

untuk tetap layak secara finansial (privat) pada kondisi teknologi

usahatani, lingkungan ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang ada. Pada

sistem perekonomian terbuka, daya saing berarti kemampuan usahatani

jagung domestik untuk tetap layak secara finansial pada kondisi harga

masukan maupun keluaran treadeable sesuai dengan paritas impornya.

Suatu usahatani dapat dilihat pada keuntungan yang benar-benar diperoleh

petani atau keuntungan aktual, sedangkan efisiensi keuntungan suatu

Page 35: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

usahatani dilihat pada keuntungan sosial. Keuntungan sosial merupakan

keuntungan yang dihasilkan dari alokasi penggunaan sumberdaya terbaik.

Suatu daerah (negara) akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat

dengan mengedepankan kegiatan yang menghasilkan keuntungan sosial

yang tinggi.

Kelayakan finansial didefinisikan sebagai kemampuan menghasilkan laba

atau hasil untuk manajemen (return to management) minimum sebesar

tingkat ―normal‖. Tingkat laba normal ditetapkan sebesar 20 % dari total

biaya atau, khusus untuk biaya usahatani, rata-rata setara dengan upah

buruh tani di pedesaan (Simatupang, 2003)

Laba finansial usahatani dapat dihitung sebagai selisih antara penerimaan

dan biaya total, yaitu :

RMF = TR – TC

TR = PQ

TC = TCT + TCN + TAX

TCT = S RiXi

TCN = S WjZj

B/C = TR/TC

dimana :

RMF = Laba atau penerimaan manajemen finansial (Rp/ha) Ri = Harga masukan treadeable (Rp/unit) Xi = Kuantitas masukan treadeable (unit/ha) Wj = Harga masukan non-treadeable (unit/ha) Zj = Kuantitas masukan non-treadeable (unit/ha) TCT = Biaya masukan treadeable (Rp/ha) TCN = Biaya masukan non-treadeable (Rp/ha) TC = Biaya total (Rp/ha) TAX = Pajak (Rp/ha) TR = Penerimaan usahatani (Rp/ha)

Page 36: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

P = Harga jagung (Rp/kg) Q = Volume produksi jagung (Kg/ha) Menurut Simatupang (2003), usahatani jagung dikatakan layak secara

finansial apabila profitabilitasnya paling kecil mencapai 20 persen, yang

berarti B/C ratio nya sebesar 1,20. atau nilai laba per hektar setara dengan

upah buruh tani di daerah penelitian. Waktu yang dicurahkan untuk

mengelola usahatani jagung diasumsikan 90 hari tiap siklus produksi.

Dengan demikian, agar layak secara finansial penerimaan manajemen per

hari dari usahatani jagung minimum sebesar laba atau penerimaan

manajemen / 90 hari atau Rp. 20.000 / hari

3. Konsep Daya Saing Usahatani Jagung

Pada hakekatnya suatu komoditas dikatakan memiliki daya saing

manakala memiliki harga jual yang bersaing dan bermutu baik.

Bahwa daya saing merupakan suatu konsep yang menyatakan kemampuan

suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditi dengan mutu yang

cukup baik. ( Simanjuntak, 1992)

Pada era perdagangan terbuka, harga barang dagangan (tradeable) di pasar

domestik ditentukan oleh harga pasar di pasar internasional. Menurut

Ward (1993) dalam Kasryno et al. (2003), untuk menghitung titik impas

finansial usahatani jagung untuk berbagai alternatif produktivitas, harga

jagung internasional, dan nilai tukar sebagai berikut :

QB = TC/P

PIB = (ATC + MQF)/(1 + TQ + HQ) * EX

Page 37: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

ATCN + MQF + S MFXi * AX EXB =

(1 + TQ + HQ) – S (1 + TXi + HXi) RIi * AXi dimana :

QB = Titik impas produktivitas (kg/ha) PIB = Titik impas harga internasional (US$/Kg) ATC = Biaya pokok produksi (Rp/Kg) MQF = Margin pemasaran jagung dari tingkat petani ke pabrik pakan (Rp/Kg) TQ = Pajak impor (rasio) HQ = Rasio biaya penanganan dan pemasaran jagung impor hingga tingkat pabrik pakan EX = Nilai tukar rupiah (Rp/US$) EXB = Titik impas nilai rupiah (Rp/US$) MFX = Margin pemasaran masukan tradeable hingga tingkat petani (Rp/Kg) AX = Koefisien masukan-keluaran tradeable ATCN = Biaya rata-rata masukan non-tradeable (Rp/Kg) RI = Harga masukan tradeable di pelabuhan (US$/Kg)

Profitabilitas sosial (ekonomi) dapat dihitung dengan prinsip yang sama

dengan profitabilitas finansial, yaitu penerimaan ekonomi dikurangi

dengan biaya ekonomi. Kalau pada analisis finansial semua harga sesuai

dengan tingkat aktual, pada analisis sosial semua harga ditetapkan pada

tingkat sosialnya yang dihitung dengan asumsi tidak ada pajak maupun

distorsi pasar. Titik impas laba sosial untuk produktivitas, harga

internasional, dan nilai tukar dapat dihitung dengan konsep yang sama

dengan titik impas laba finansial dengan menghilangkan komponen pajak

dan distorsi pasar. Hasil perhitungan biaya dan penerimaan privat maupun

sosial dirinci menurut barang tradeable dan non-tradeable dan selanjutnya

disusun dalam satu Matrik Analisis Kebijakan (MAK) atau Policy Analysis

Matrix (PAM).

Page 38: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

4. Model Analisis PAM (Policy Analysis Matrix)

Policy Analysis Matrix (PAM) digunakan untuk menganalisis secara

menyeluruh dan konsisten terhadap kebijakan mengenai penerimaan, biaya

usahatani, tingkat perbedaan pasar, sistem pertanian, investasi pertanian,

dan efisiensi ekonomi. Ada 3 pokok bahasan yang dapat dijelaskan melalui

pendekatan PAM yaitu :

(1) PAM dapat digunakan untuk mengukur dampak kebijakan terhadap

tingkat persaingan pada berbagai tingkat keuntungan (finansial dan

ekonomis), pengaruh efisiensi ekonomi dan keunggulan kompetitif

dalam kebijakan investasi dan efek perubahan teknologi terhadap

pengembangan pertanian.

(2) Efisiensi ekonomi atau keunggulan komparatif dalam investasi

pertanian berdasarkan kesesuaian atau keunggulan teknologi dan

kondisi alam (agroklimat). Berdasarkan keunggulan tersebut kebijakan

penggunaan sumberdaya alam layak atau tidak dikembangkan melalui

investasi dalam negeri atau luar negeri. Daya tarik investasi akan

berdampak kepada peningkatan efisiensi dan percepatan pertumbuhan

pendapatan nasional.

(3) PAM erat kaitannya dengan rangkaian persoalan atau masalah dalam

pengalokasian dana penelitian atau riset dibidang pertanian. Dengan

PAM seorang peneliti dapat menentukan kebijakan utama terhadap

peningkatan produksi pertanian dan mengurangi biaya sosial atau

peningkatan keuntungan sosial (Monke dan Pearson, 1995).

Page 39: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Perhitungan model PAM dapat dilakukan melalui matrik PAM yang terdapat

pada Tabel 6. Baris pertama adalah perhitungan berdasarkan harga finansial

(privat) atau harga setelah ada kebijakan. Baris kedua merupakan perhitungan

berdasarkan harga sosial dan baris ketiga merupakan selisih antara harga

privat dan harga sosial yang menunjukkan adanya kebijakan terhadap input

dan output.

Berdasarkan analisis PAM secara empiris, pendapatan dan biaya privat

(simbol A, B, dan C) didasarkan pada data yang diperoleh dari usahatani

maupun pengolahan hasil. Simbol D (keuntungan privat), diperoleh dengan

menerapkan identitas keuntungan. Menurut kaidah identitas tersebut, D

identik dengan A – (B+C). oleh karena itu, keuntungan privat pada PAM

adalah selisih dari pendapatan privat dengan biaya privat. Menurut Pearson

et.al (2005), untuk mengukur daya saing, dilakukan perhitungan keuntungan

privat, yaitu dari data bujet usahatani dan pengolahan hasil. Oleh karena itu,

salah satu dampak penting dari kebijakan pertanian dapat ditunjukkan oleh

baris pertama tabel PAM.

Tabel 6. Format Dasar Matrik Analisis Kebijakan (Policy Analysis Matriks)

No Uraian Penerimaan Biaya Keuntungan

Tradeable Non-tradeable

1 Harga privat A B C D 2 Harga sosial E F G H 3 Efek divergensi I J K L

Sumber : Monke dan Pearson, 1995

Page 40: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Keterangan :

Keuntungan Finansial (D) = A-(B+C) Keuntungan Ekonomi (H) = E-(F+G) Transfer Output (OT) (I) = A-E Transfer Input Tradeable/Input (IT) (J) = B-F Transfer Input Non-tradeable/Faktor (FT) (K) = C-G Transfer Bersih (NT) (L) = I-(K+J) Rasio Biaya Privat (PCR) = C/(A-B) Rasio BSD (DRC) = G/(E-F) Koefisien Proteksi Output Nominal (NCPO) = A/E Koefisien Proteksi Input Nominal (NCPI) = B/F Koefisien Proteksi Efektif (EPC) = (A-B)/(E-F) Koefisen Keuntungan (PC) = D/H Rasio Subsidi Bagi Produsen (SRP) = L/E

Pada baris kedua tabel PAM, menyajikan angka-angka yang dinilai dengan

harga sosial (harga yang akan menghasilkan alokasi terbaik dari sumberdaya,

dan dengan sendirinya menghasilkan pendapatan tertinggi). Huruf E adalah

simbol pendapatan yang dihitung dengan harga sosial (pendapatan sosial),

huruf F adalah simbol biaya input tradeable sosial. Huruf G adalah simbol

biaya domestik sosial, dan huruf H adalah simbol keuntungan sosial. Sebuah

negara akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan

mengedepankan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan keuntungan sosial yang

tinggi (H positif yang besar). digunakan. Estimasi harga sosial ini kemudian

dikalikan dengan jumlah output maupun input yang Pendapatan dan biaya

pada tingkat harga sosial (simbol E, F, dan G) didasarkan pada estimasi the

social opportunity costs dari komoditas yang diproduksi dan input yang

digunakan (yang juga digunakan untuk menghitung biaya maupun keuntungan

privat pada baris pertama tabel PAM).

Page 41: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Estimasi harga sosial yang dilakukan yaitu untuk input dan output yang dapat

diperdagangkan secara internasional, harga sosial dapat dihitung berdasarkan

harga bayangan (shadow price) yang dalam hal ini didekati dengan harga

batas (border price). Untuk komoditi yang diimpor dipakai harga CIF (Cost

Insurance and Freight), sedangkan komoditi yang diekspor digunakan harga

FOB (Free on Board). Untuk input non tradable digunakan biaya

imbangannya (opportunity cost), yang digali dari penelitian empirik di lapang.

Simbol H (keuntungan sosial) diperoleh dengan menggunakan identitas

keuntungan yaitu H = E – (F + G). Dengan demikian keuntungan sosial adalah

selisih antara penerimaan social (social revenues) dengan biaya sosial

(Pearson et.al, 2005)

Pada baris ketiga tabel PAM, disebut juga dengan baris effect of divergences.

Divergence timbul karena adanya distorsi kebijakan atau kegagalan pasar.

Kedua hal tersebut menyebabkan harga aktual berbeda dengan harga

efisiensinya. Sel dengan simbol huruf I mengukur tingkat divergensi revenue

atau pendapatan (yang disebabkan oleh distorsi pada harga output), simbol J

mengukur tingkat divergensi biaya input tradeable (yang disebabkan oleh

distorsi pada harga input tradeable), symbol K mengukur divergensi biaya

faktor domestik), dan simbol L mengukur net transfer effects (mengukur

dampak total dari seluruh divergensi)

Efek divergensi dihitung dengan menggunakan identitas divergensi

(divergences identity). Menurut Pearson et.al (2005), semua nilai yang ada

dibaris ketiga merupakan selisih antara baris pertama (usahatani yang diukur

Page 42: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

dengan harga aktual atau harga privat) dengan baris kedua (usahatani yang

diukur dengan harga sosial).

Menurut Pearson et.al (2005), salah satu penyebab terjadinya divergensi

adalah kegagalan pasar (market failure). Pasar dikatakan gagal apabila tidak

mampu menciptakan harga yang kompetitif, yang mencerminkan social

opportunity cost, yang menciptakan alokasi sumberdaya maupun produk yang

efisien. Penyebab kedua terjadinya divergensi adalah kebijakan pemerintah

yang distorsif. Kebijakan yang distorsif -diterapkan untuk mencapai tujuan

yang bersifat ―non-efisiensi‖ (yaitu pemerataan atau ketahanan pangan)- akan

menghambat terjadinya alokasi sumberdaya yang efisien dan dengan

sendirinya akan menimbulkan divergensi.

Secara teori, kebijakan yang paling efisien dapat dicapai apabila pemerintah

mampu menciptakan kebijakan yang mampu menghapuskan kegagalan pasar,

dan apabila pemerintah mampu mengesampingkan tujuan non-efisien dan

menghapuskan kebijakan yang distorsif, maka divergensi dapat dihilangkan

dan efek divergensi akan menjadi nol. Pada saat itu, entry yang ada pada baris

pertama akan sama dengan yang ada pada baris kedua, yakni pendapatan,

biaya, dan keuntungan privat akan sama dengan pendapatan, biaya, dan

keuntungan sosial (A = E, B = F, C = G, dan D = H)

Tahapan yang digunakan dalam perhitungan analisis PAM yang disarikan oleh

Monke dan Pearson (1995) adalah :

(1) Mengidentifikasi seluruh input yang digunakan dan output yang dihasilkan

dalam kegiatan yang akan dianalisis (Evaluations of Input and Output)

Page 43: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(2) Memisahkan seluruh biaya kegiatan tersebut ke dalam komponen

domestik dan asing atau tradeable dan non-tradeable (disaggregating

input cost into domestic factor and tradeable input component)

(3) Menentukan harga pasar dan menaksir harga bayangan input dan output

a. Metode penentuan harga bayangan

Gittinger (1993) mendifinisikan harga bayangan sebagai harga yang akan

terjadi dalam suatu perekonomian apabila pasar dalam keadaan persaingan

sempurna dan dalam kondisi seimbang. Pada kenyataannya sulit

menjumpai pasar dalam keadaan bersaing sempurna karena adanya

berbagai gangguan akibat kebijaksanaan pemerintah seperti subsidi, pajak,

dan penentuan harga upah.

Latar belakang digunakannya harga bayangan dalam analisis ekonomi

adalah bahwa harga yang berlaku di pasar tidak mencerminkan harga yang

sebenarnya diperoleh masyarakat melalui produksi yang dihasilkan dari

aktivitas tersebut dan harga pasar juga tidak mencerminkan apa yang

sebenarnya dikorbankan seandainya sejumlah sumberdaya yang dipilih

dan digunakan dalam aktivitas tertentu, tetapi tidak digunakan dalam

aktivitas lain yang masih tersedia di dalam masyarakat (Gray et.al, 1995).

Menurut Gittinger (1993), dalam proyek pertanian umumnya terdapat tiga

macam dalam analisis ekonomis dimana lebih tepat digunakan harga

bayangan daripada harga pasar. Ketiga hal tersebut adalah :

Page 44: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(1) Nilai valuta asing

Nilai valuta asing yang sebenarnya mungkin terletak diantara nilai

pasaran resmi dan nilai pasar gelap. Untuk menentukan harga

bayangan valuta asing lebih baik didekati berdasarkan nilai resmi yang

berlaku di negara tersebut.

(2) Harga pasar internasional

Harga pasar dunia lebih mencerminkan nilai sebenarnya. Harga

bayangan dapat didekati melalui pasaran dunia. Kegiatan ekspor dan

impor dapat digunakan sebagai penaksir harga bayangan.

(3) Tenaga kerja

Tenaga kerja tidak terlatih biasanya dinilai dengan harga bayangan di

bawah tingkat upah yang berlaku dan tenaga kerja yang terlatih jarang

didapat (langka), sehingga harga bayangannya dinilai di atas tingkat

upah yang diterimanya untuk mencerminkan kelangkaannya.

b. Harga bayangan output dan input

(a) Harga bayangan output

Harga bayangan output dengan orientasi perdagangan antar daerah adalah

harga di pedagang besar ditambah biaya tata niaganya.

(b) Harga bayangan sarana produksi dan peralatan

Menurut Gray et al. (1995), harga bayangan input ditentukan berdasarkan

border price atau harga perbatasan. Untuk input tradeable ditentukan

berdasarkan harga FOB dan harga CIF, sedangkan input non-tradeable

Page 45: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

dan indirectly traded ditentukan berdasarkan harga aktualnya atau harga

pasar.

(c) Harga bayangan tenaga kerja

Menurut Gray et al. (1995), pasar tenaga kerja di Indonesia terutama

tenaga kerja tak terlatih, tingkat upah yang diberikan seringkali melebihi

biaya imbalannya, karena adanya campur tangan pemerintah dalam

ketenagakerjaan. Harga bayangan tenaga kerja digunakan perhitungan

seperti Gittinger (1993) yaitu harga tenaga kerja dinilai tiap tahun pada

tingkat harga yang ditentukan dengan cara mengalikan upah yang diterima

pada saat kelangkaan tenaga kerja dengan jumlah hari dalam satu tahun,

dimana tenaga kerja benar-benar bekerja secara produktif.

(d) Harga bayangan lahan

Menurut Gittinger (1986), penilaian harga bayangan lahan dapat berupa

nilai sewa aktual, harga beli maupun berupa pendapatan dari tanah untuk

tanaman alternatif terbaik.

(e) Harga bayangan bunga modal

Harga bayangan modal adalah tingkat bunga tertentu atau tingkat

pengembalian riil atas proyek-proyek pemerintah. Tingkat bunga modal ini

diperlukan dalam menghitung biaya tunai yang dikeluarkan dalam proses

produksi. Dalam perhitungan analisis finansial, besarnya bunga modal

dihitung berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku didaerah penelitian.

Page 46: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(f) Harga bayangan nilai tukar

Harga bayangan nilai tukar adalah harga uang domestik dalam kaitannya

dengan mata uang asing yang terjadi pada pasar nilai tukar uang yang

bersaing sempurna. Menurut Gittinger (1986), hubungan antara nilai tukar

resmi (Official Exchange Rate atau OER), nilai tukar bayangan (Shadow

Exchange Rate (SER) dan faktor konversi baku (Standard Convertion

Factor (SCF) adalah :

OER SER = SCF M + X

SCF = (M + Tm) + (X –Xt) Keterangan :

M = Nilai impor (Rp) Tx = Pajak ekspor (Rp) SCF = Faktor Konversi Baku X = Nilai ekspor (Rp) Tm = Pajak impor (Rp)

c. Keunggulan kompetitif

Konsep keunggulan kompetitif digunakan untuk mengukur kebijakan

suatu aktivitas keuntungan privat yang dihitung berdasarkan harga pasar

dan nilai uang yang berlaku atau berdasarkan analisis finansial.

Keunggulan kompetitif timbul didasarkan pada kenyataan bahwa

perekonomian yang tidak mengalami distorsi sulit sekali ditemui di dunia

Page 47: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

nyata, yang menyebabkan keunggulan komparatif tidak dapat digunakan

untuk mengukur daya saing suatu kegiatan ekonomi pada kondisi

perekonomian aktual. Dalam matrik PAM, keunggulan kompetitif

diterangkan melalui PCR atau Private Cost Ratio, yaitu merupakan rasio

antara biaya input domestik dengan nilai tambah output atau selisih antara

penerimaan finansial dan input asing finansial.

d. Keunggulan komparatif

Keunggulan komparatif merupakan ukuran daya saing potensial yang akan

dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali.

Keunggulan komparatif dapat digunakan untuk membandingkan beragam

kegiatan ekonomi (produksi) di dalam negeri terhadap perdagangan dunia

(Gray et al. 1986) Keunggulan komparatif suatu komoditas diukur

berdasarkan harga bayangan (shadow price) atau berdasarkan analisis

ekonomi yang akan menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomi

sesungguhnya dari unsur harga maupun hasil.

Dalam matrik PAM, keunggulan komparatif diterangkan melalui Domestic

Resources Cost (DRC), yaitu merupakan rasio antara biaya input domestik

dengan nilai tambah output atau selisih antara penerimaan ekonomi

dengan input asing ekonomi.

Kriteria untuk menilai investasi khususnya dibidang produksi barang dan

jasa yang bersifat dapat diperdagangkan (tradeable) adalah :

(1) Sekarang diimpor atau diekspor

Page 48: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(2) Bersifat pengganti yang erat hubungannya dengan jenis lain yang

diimpor atau diekspor

(3) Jenis barang atau jasa yang tidak termasuk kedalam kriteria (1) dan

(2), karena adanya kebijaksanaan dari pihak pemerintah yang

menghindari diimpor atau diekspornya jenis barang dan jasa tersebut.

e. Kebijakan pemerintah terhadap input, output, dan input-output

Beberapa kebijakan yang dapat dijelaskan berdasarkan Matrik PAM yang

disajikan dari Monke dan Pearson (1995) adalah sebagai berikut :

(1) Kebijakan terhadap input

Kebijakan terhadap input tradeable dapat berupa pajak, subsidi, dan

hambatan perdagangan. Dampak kebijakan tersebut dapat dijelaskan

melalui IT (Input Transfer), NPCI (Nominal Protection On Input) dan

TF (Transfer Faktor). Nilai IT merupakan selisih antara biaya input

tradeable privat dengan biaya input tradeable ekonomi. Koefisen

proteksi input nominal (NPCI) adalah rasio biaya input tradeable

berdasarkan harga privat dan biaya input tradeable berdasarkan harga

bayangan. Perbedaan antara kedua biaya tersebut menunjukka adanya

proteksi pemerintah yang mengakibatkan harga privat input tradeable

berbeda dengan harga bayangan input tradeable. Kebijakan terhadap

input non-tradeable dapat dilihat dari nilai transfer faktor (FT) adalah

nilai perbedaan harga input non-tradeable finansial dengan harga input

non-tradeable bayangan yang diterima oleh produsen.

Page 49: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(2) Kebijakan terhadap output

Kebijakan terhadap output akan menyebabkan harga barang, jumlah

barang, surplus konsumen dan surplus produsen berubah, hal ini dapat

dijelaskan dengan menggunakan Transfer Output (OT) dan Nominal

Protection Coefficient on Output (NPCO). OT merupakan selisih

antara penerimaan privat (finansial) dengan penerimaan sosial

(ekonomi). Nilai OT menunjukkan kebijakan yang diterapkan pada

output, yang mengakibatkan harga output privat dan harga output

sosial berbeda. Sedangkan NPCO adalah harga privat dibagi dengan

harga sosial yang dapat dibandingkan. NPCO dapat digunakan untuk

mengukur dampak insentif kebijakan pemerintah yang menyebabkan

terjadinya perbedaan nilai output yang diukur dengan harga privat dan

harga sosial.

(3) Kebijakan terhadap input-output

Dampak kebijakan secara keseluruhan terhadap input-output dilihat

dari nilai koefisien proteksi efektif (EPC), Transfer Bersih (NT),

Koefisien Keuntungan (PC), dan Rasio Subsidi Bagi Konsumen (SRP).

Analisis EPC tidak memperhitungkan dampak kebijakan yang

mempengaruhi harga input non-tradeable, sedangkan NT, PC, dan

SRP memperhitungkan dampak kebijakan terhadap harga input

tradeable dan non-tradeable.

Nilai EPC menggambarkan arah kebijakan pemerintah terhadap input

tradeable apakah bersifat melindungi atau menghambat produksi

Page 50: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

secara efektif. Nilai EPC merupakan rasio perbedaan antara

penerimaan dan biaya tradeable dalam harga privat dengan harga

sosial. Rasio ini merupakan indikator pengaruh insentif dan disinsentif

dari kebijakan secara keseluruhan terhadap harga input dan output

tradeable.

Nilai transfer bersih (NT) dapat digunakan untuk melihat

ketidakefesiensinan dalam sistem pertanian. NT adalah selisih antara

keuntungan bersih yang benar-benar diterima produsen dengan

keuntungan bersih sosial. Nilai NT juga menggambarkan selisih antara

transfer output dengan transfer input dan transfer faktor. Jika nilai NT

lebih besar dari nol, maka nilai tersebut menunjukkan tambahan

surplus produsen yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang

dilakukan pada input dan output. Jika nilai NT lebih kecil dari nol,

maka yang terjadi adalah yang sebaliknya.

Koefisien keuntungan (PC) adalah perbandingan antara keuntungan

bersih privat dengan keuntungan bersih sosial. Rasio subsidi produsen

(SRP) menunjukkan persentase subsidi atau insentif bersih atas

penerimaan yang dihitung dengan harga bayangan.

Page 51: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Setiyowati (1996), meneliti tentang analisis keunggulan kompetitif dan

komparatif serta dampak kebijakan komoditas pisang di Propinsi Lampung

dengan menggunakan metode PAM. Hasil analisis menunjukkan bahwa

Propinsi Lampung memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif pada

usahatani rakyat. Kebijakan yang diterapkan pemerintah ternyata lebih

menguntungkan bagi pelaku usaha tingkat perusahaan, dan hasil sensivitas

memberikan gambaran bahwa keunggulan komparatif dan kompetitif

produsen pisang di Propinsi Lampung peka terhadap perubahan harga sosial

dan finansial output dibandingkan perubahan harga sosial dan privat tenaga

kerja dan sewa lahan.

Rachman dan Sudaryanto (2002), meneliti tentang kemampuan daya saing

sistem usahatani padi, penelitian dilakukan di Kabupaten Majalengka (Jawa

Barat), Kabupaten Klaten (Jawa Tengah), Kabupaten Kediri (Jawa Timur),

Kabupaten Agam (Sumatera Barat) dan Kabupaten Sidrup (Sulawesi Selatan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara finansial, usahatani padi masih

tetap memberikan keuntungan yang memadai, dengan kisaran keuntungan

sebesar 12,1 % - 31,7 % dari total nilai produksi.

Desliana (2005), meneliti tentang daya saing dan efisiensi usahatani padi

organik di Propinsi Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak

kebijakan pada output usahatani padi organik bernilai negatif. Transfer Input

pada daerah penelitian adalah nol, hal ini disebabkan oleh harga sosial input

tradeable digunakan harga aktual. Transfer bersih pada daerah penelitian

Page 52: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

bernilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam

pajak dan infrastruktur tidak memberikan insentif ekonomi bagi produsen.

Dampak kebijakan yang diterapkan pada usahatani padi organik menyebabkan

timbulnya pajak, tingginya biaya input, dan tidak memberikan insentif

ekonomi bagi produsen. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa daya

saing dan efisiensi tidak peka terhadap perubahan harga output, biaya pupuk

kandang, biaya tenaga kerja, dan biaya sewa lahan.

Agustina (2001), meneliti tentang analisis pendapatan usahatani jagung

hibrida dan non hibrida serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani jagung hibrida

adalah Rp. 1.648.014,00 dan Rp. 396.289,29 untuk jagung non hibrida. Hal ini

berarti penggunaan benih jagung hibrida telah memberikan dampak yang

besar terhadap pendapatan petani. Berdasarkan analisis regresi linier berganda,

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani adalah luas lahan, biaya

produksi, hasil produksi, penggunaan benih unggul, dan frekuensi mengikuti

penyuluhan mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap pendapatan usahatani

jagung hibrida.

Marti (2003), melakukan kajian tentang permintaan benih jagung hibrida di

tingkat petani. Analisis secara tunggal menunjukkan hanya luas lahan garapan

dan harga pupuk yang berpengaruh nyata terhadap permintaan benih jagung

hibrida di tingkat petani.

Desmon (1992), melakukan kajian tentang permintaan benih jagung hibrida di

tingkat petani. Analisis secara tunggal menunjukkan hanya luas lahan garapan

Page 53: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

dan penerimaan usahatani jagung hibrida yang berpengaruh sangat nyata

terhadap permintaan benih jagung hibrida di tingkat petani.

C. Kerangka Pemikiran

Lingkungan ekonomi dunia dan domestik mempengaruhi ketersediaan dan

harga pasar input dan output usahatani jagung hibrida. Apabila ketersediaan

input pasar terbatas atau tidak ada sama sekali, maka input dapat diperoleh

dari impor atau perdagangan antar daerah, walaupun harga yang terbentuk

lebih mahal. Pasar input dan output tidak terlepas dari berbagai macam

fragmentasi. Semua pasar faktor domestik terfragmentasi sampai tingkat

tertentu, menurut wilayah geografis ataupun jenis pelaku pasar. Beberapa

fragmentasi bersifat permanen atau tetap, seperti pasar lahan di suatu wilayah

akan berbeda berdasarkan jarak dari pusat kota atau pelabuhan, agroklimat,

produktivitas, dan kemiringan lahan.

Fragmentasi lainnya disebabkan oleh kegagalan pasar. Kegagalan pasar yang

sering terjadi di pedesaan negara berkembang adalah tidak cukup tersedianya

lembaga-lembaga yang diharapkan dapat membantu terpenuhinya permintaan

atas faktor domestik, misalnya kredit yang tidak sempurna dan tidak

tersedianya jaringan informasi yang baik.

Usahatani jagung hibrida memerlukan input tetap dan input variabel. Lahan

merupakan faktor produksi atau asset tak bergerak (fixed factor) dalam proses

produksi pertanian. Input variabel yang digunakan dalam usahatani jagung

hibrida adalah tenaga kerja, benih, pupuk, dan obat-obatan.

Page 54: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani jagung adalah benih.

Namun penggunaan benih varietas unggul pada saat ini masih sangat kecil,

rendahnya penggunaan benih varietas unggul terutama disebabkan oleh masih

rendahnya daya beli petani jagung. Rendahnya daya beli disebabkan oleh

beberapa hal antara lain : (a) Infrastruktur yang kurang baik disentra produksi

jagung menyebabkan tingginya biaya transportasi yang pada akhirnya

mengurangi pendapatan petani, (b) rendahnya luas kepemilikan lahan,

(c) fluktuasi harga jagung yang sangat tinggi karena petani tidak mampu untuk

mengolah jagung yang dihasilkannya dan menjual pada saat yang bersamaan.

Penggunaan benih di tingkat petani jagung terbagi menjadi dua kelompok,

yaitu pengunaan benih hibrida dan penggunaan benih non hibrida.

Penggunaan benih hibrida di tingkat petani pada umumnya dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah harga benih jagung hibrida tersebut.

Penggunaan benih jagung hibrida akan menyebabkan biaya produksi yang

harus dikeluarkan oleh petani menjadi lebih besar, akan tetapi dapat

menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Penggunaan benih jagung

hibrida dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan. Produksi yang tinggi

dan harga jual yang baik akan meningkatkan pendapatan petani. Adanya

peningkatan pendapatan petani akan mempengaruhi jumlah faktor produksi

yang diminta untuk musim tanam berikutnya.

Kegiatan usahatani pada akhirnya memiliki tujuan akhir untuk memperoleh

keuntungan atau pendapatan yang maksimal dengan cara meningkatkan

produksi. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi yakni dengan

Page 55: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

penggunaan benih unggul serta pengalokasian faktor-faktor produksi secara

optimal. Sehingga dengan peningkatan produksi tersebut, diharapkan

pendapatan petani juga akan meningkat.

Daya saing suatu usahatani dapat dilihat pada keuntungan yang benar-benar

diperoleh petani (keuntungan aktual). Daya saing usahatani jagung

didefinisikan sebagai kemampuan suatu usahatani untuk tetap layak secara

finansial (privat) pada kondisi teknologi usahatani, lingkungan ekonomi, dan

kebijakan pemerintah yang ada. Alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui daya saing usahatani jagung hibrida dalam penelitian ini adalah

Policy Analysis Matrix (PAM). PAM digunakan untuk menghitung tingkat

keuntungan privat (yang merupakan sebuah daya saing usahatani pada tingkat

harga aktual), menghitung keuntungan sosial (yang merupakan ukuran tingkat

efisiensi sistem usahatani), dan dampak kebijakan pemerintah terhadap

usahatani jagung hibrida.

Page 56: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Alur kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis daya saing usahatani jagung hibrida di

Desa sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

Usahatani Jagung

Permintaan Jagung

Industri Pangan Industri Pakan Ternak Konsumsi Langsung Lain-lain

Daya Saing

Harga input Hasil Produksi

Input Output

Total Biaya Penerimaan

Harga Output

PAM

Page 57: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang akan diuji

adalah : Diduga usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan berdaya saing tinggi dan

menguntungkan.

Page 58: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

tujuan penelitian, didefinisikan sebagai berikut :

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman dan

memperoleh simbol dari suatu permulaan.

Benih hibrida adalah benih yang memiliki keunggulan produksi dan mutu

hasil, tanggap terhadap pemupukan, toleran terhadap hama dan penyakit

utama, umur genjah, tahan terhadap kerebahan, dan tahan terhadap pengaruh

lingkungan.

Produksi total adalah hasil panen berupa jagung hibrida pipilan kering, yang

diperoleh dari lahan garapan selama setahun, sebelum dikurangi untuk

konsumsi, dan disimpan untuk keperluan lain, diukur dalam satuan kilogram

(Kg).

Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk usahatani

jagung hibrida selama satu periode, yang meliputi biaya tenaga kerja, benih,

Page 59: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

pupuk, obat-obatan, sewa tanah, nilai penyusutan alat, biaya panen, iuran,

bunga kredit, dan pajak diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani secara langsung dalam

proses produksi atau usahatani. Contohnya : biaya pembelian benih, pupuk,

pestisida, upah tenaga kerja dari luar keluarga, diukur dalam satuan rupiah

(Rp)

Biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani yang tidak

dalam bentuk modal tunai, tetapi dalam penggunaan faktor produksi dari

dalam keluarga seperti lahan sendiri, dan tenaga kerja dalam keluarga, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Penerimaan total adalah nilai hasil yang diterima oleh petani yang dihitung

dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual jagung hibrida, diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Pendapatan usahatani adalah total penerimaan dari hasil penjualan hasil

produksi dikurangi dengan total biaya selama proses produksi dalam satu kali

periode produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Jumlah jagung hibrida yang diminta adalah banyaknya benih jagung hibrida

yang benar-benar digunakan petani dalam usahataninya selama satu periode

produksi, diukur dalam satuan kilogram (Kg).

Page 60: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Harga benih jagung hibrida adalah besarnya jumlah uang yang harus

dikeluarkan petani untuk membeli benih jagung hibrida, diukur dalam satuan

rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Harga pupuk adalah jumlah uang yang harus dibayarkan petani untuk membeli

jenis pupuk urea, NPK, TSP dan Kandang diukur dalam satuan rupiah per kilo

gram(Rp/Kg).

Harga jagung adalah besarnya jumlah uang yang diterima petani pada saat

menjual hasil produksi jagung diukur dalam satuan rupiah per kilogram

(Rp/Kg).

Benih bantuan adalah benih hibrida yang dalam mendapatkannya, petani

mendapatkan pinjaman atau bantuan dari pihak lain baik perorangan, swasta,

maupun pemerintah.

Kemitraan adalah kerjasama antara petani dengan pihak lain dalam

usahataninya, seperti kerjasama pinjaman modal atau benih, yang biasanya

bersifat saling menguntungkan dengan sistem dan mekanisme yang telah

disepakati bersama.

Kemudahan mendapatkan benih adalah kemudahan petani untuk mendapatkan

benih hibrida pada waktu yang tepat dan jumlah yang sesuai dengan

usahataninya.

Page 61: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Daya saing usahatani jagung didefinisikan sebagai kemampuan usahatani

untuk tetap layak secara finansial (privat) pada kondisi teknologi usahatani,

lingkugan ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang ada.

Policy Analysis Matrix adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui dampak kebijakan pemerintah dan kegagalan pasar dalam

keuntungan privat dari sistem usahatani dan dalam efisiensi dari penggunaan

sumber daya.

Harga pasar, harga privat atau harga finansial adalah tingkat harga riil yang

diterima petani dalam penjualan hasil produknya atau tingkat harga yang

dibayar dalam pembelian faktor produksi, diukur dalam rupiah (Rp).

Harga bayangan atau harga ekonomi adalah harga yang terdapat dalam suatu

perekonomian apabila terjadi keseimbangan pada pasar persaingan sempurna,

diukur dalam rupiah (Rp).

Keunggulan komparatif adalah keunggulan suatu wilayah atau negara dalam

memproduksi suatu komoditas dengan biaya alternatif yang dikeluarkan lebih

rendah dari biaya untuk komoditas yang sama di daerah yang lain dan diukur

berdasarkan harga ekonomi.

Keunggulan kompetitif adalah keunggulan suatu komoditas yang dihasilkan

dalam kegiatan produksi yang efesien sehingga memiliki daya saing di pasar

lokal maupun internasional dan diukur berdasarkan harga privat atau harga

finansial.

Page 62: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Rasio biaya sumberdaya domestik (DRC) merupakan rasio antara biaya input

domestik dengan nilai tambah output atau selisih antara penerimaan ekonomi

dengan input asing ekonomi.

Rasio biaya privat (PCR) adalah rasio antara biaya input domestik dengan

nilai tambah output atau selisih antara penerimaan ekonomi dengan input

asing ekonomi.

Transfer output (OT) merupakan selisih antara penerimaan finansial

(private)dengan penerimaan yang dihitung berdasarkan harga bayangan atau

sosial (social).

Transfer input (IT) merupakan selisih antara biaya yang dapat diperdagangkan

pada harga privat dengan biaya yang dapat diperdagangkan pada harga sosial.

Transfer faktor (FT) merupakan nilai yang menunjukkan perbedaan harga

privat dengan harga sosialnya yang diterima produsen untuk pembayaran

faktor-faktor produksi yang tidak diperdagangkan.

Transfer bersih (NT) menunjukkan selisih antara keuntungan bersih yang

benar-benar diterima produsen berdasarkan harga finansial dengan keuntungan

bersih sosialnya.

Koefisien proteksi efektif (EPC) yaitu indikator yang menunjukkan tingkat

proteksi simultan terhadap output dan input tradeable. Semakin besar nilai

EPC maka semakin tinggi tingkat proteksi pemerintah terhadap komoditi

pertanian domestik.

Page 63: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Koefisien keuntungan (PC) menunjukkan rasio antara keuntungan finansial

dengan keuntungan ekonomi.

Rasio subsidi bagi produsen (SRP) menunjukkan rasio antara selisih

keuntungan finansial dan keuntungan ekonomi dengan penerimaan ekonomi.

Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI) yaitu indikator yang

menunjukkan tingkat proteksi pemerintah terhadap harga input pertanian

domestik. Kebijakan bersifat protektif terhadap input jika nilai NPCI < 1,

berarti ada kebijakan subsidi terhadap input tradeable.

Nominal Protection Coefficient on Output (NPCO) yaitu indikator yang

menunjukkan tingkat proteksi pemerintah terhadap output domestik.

Kebijakan bersifat protektif terhadap output jika nilai NPCO > 1, berarti ada

kebijakan protektif terhadap output.

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di

desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dengan

pertimbangan bahwa Desa Sukadamai merupakan daerah produsen jagung

terbesar di Kecamatan Natar yang merupakan sentra produksi jagung terbesar

di Kabupaten Lampung Selatan, akan tetapi Kecamatan Natar belum bisa

menghasilkan produktivitas yang tinggi serta masih memiliki lahan yang

cukup luas yang dapat diusahakan sebagai usahatani khususnya usahatani

jagung.

Page 64: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan wawancara kepada petani

dengan menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) yang telah dipersiapkan.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari petani jagung yang menggunakan

benih jagung hibrida di Kabupaten Lampung Selatan. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling),

dengan pertimbangan bahwa responden di daerah penelitian terdapat

keseragaman (homogenitas) pada masing-masing lahan baik dari segi

penggunaan input yang meliputi lahan, peralatan, pupuk, tenaga kerja, maupun

output yang dihasilkannya. Penelitian dilakukan pada bulan agustus 2014.

Penentuan jumlah sampel responden menggunakan rumus Sugiarto, Siagian,

Sunarto, dan Oetomo (2003), yaitu:

NZ2S2 n = Nd2 + Z2S2

dimana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Z = Tingkat kepercayaan (90% = 1,64) S2 = Varian sampel (5%) d = Derajat penyimpangan (5%)

Setelah melakukan survei dapat diketahui jumlah petani jagung di Desa

Sukadamai sebanyak 240 orang petani, sehingga jumlah responden yang

didapat menurut rumus di atas sebanyak 44 orang petani.

4405,0)64,1()05,0(240

05,0)64,1(24022

2

x

xxn orang

Page 65: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

C. Metode Pengambilan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani

responden yang sudah terpilih dengan menggunakan kuisioner (daftar

pertanyaan) yang telah disiapkan sebelumnya. Adapun data sekunder

diperoleh dari lembaga atau instansi pemerintah yang berhubungan dengan

penelitian ini. Data sekunder diperlukan sebagai informasi tambahan yang

diharapkan dapat menunjang penelitian ini.

Data yang dikumpulkan adalah data harga maupun kuantitas output dan input

yang berhubungan dengan usahatani jagung hibrida dan faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan benih jagung hibrida, serta data yang berhubungan

dengan data pemasaran pasca usahatani. Harga dunia digunakan untuk

menghitung harga paritas impor maupun ekspor untuk barang-barang

tradeable. Harga sosial sumberdaya domestik (upah dan tingkat bunga)

diestimasi dengan cara mengoreksi harga privat dengan potensi divergensinya.

D. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

mengetahui masalah-masalah dalam sistem produksi. Analisis kuantitatif

digunakan untuk menganalisis pendapatan dan daya saing usahatani jagung

hibrida.

Page 66: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Analisis data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Policy

Analysis Matrix (PAM). Untuk mengukur tingkat daya saing usahatani jagung

hibrida. PAM mengukur keuntungan baik privat (harga aktual) maupun sosial

(harga efisiensi). Metode ini menunjukkan pendapatan, biaya, dan keuntungan

aktual yang diperoleh, dan membandingkannya dengan nilai-nilai tersebut

seandainya komoditas dan sumberdaya dihitung pada tingkat harga

internasional atau Domestic Opportunity Costs.

1. Analisis Pendapatan

Untuk mengetahui keuntungan dari suatu model usahatani jagung dapat

dilakukan analisis akuntansi dengan model analisis rugi laba (Cost and

Revenue). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

BTTPxiXiPyYn

i

1

..

Keterangan :

= Pendapatan bersih/keuntungan Y = Jumlah produksi yang dari usahatani Py = Harga per satuan produksi Xi = Faktor produksi Pxi = Harga per satuan faktor produksi BTT = Biaya Tetap Total Untuk mengetahui sejauh mana penerapan teknologi memberikan manfaat

atau keuntungan bagi petani analisis di atas diteruskan dengan mencari

ratio antara tambahan penerimaan dengan tambahan biaya yang dikenal

dengan ratio benefit cost (R/C) secara matematis dapat dituliskan sebagai

berikut :

Page 67: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

R/C = ΔPNT ΔBT

Keterangan :

ΔPNT = Tambahan penerimaan total ΔBT = Tambahan biaya total

Terdapat dua kemungkinan hasil yang akan diperoleh dengan perhitungan

tersebut, yaitu :

1. Jika R/C < 1, maka usahatani jagung hibrida tidak menguntungkan.

2. Jika R/C = 1, maka usahatani jagung hibrida berada pada keadaan

BEP (Break Event Point).

3. Jika R/C > 1, maka usahatani jagung hibrida tidak menguntungkan.

2. Analisis Daya Saing

Analisis yang digunakan untuk mengukur daya saing adalah analisis PAM.

PAM (Policy Analysis Matrix) digunakan untuk menganalisis secara

menyeluruh dan konsisten terhadap kebijakan mengenai penerimaan, biaya

usahatani, tingkat perbedaan pasar, sistem pertanian, investasi pertanian,

dan efisiensi ekonomi. Keterbatasan utama dalam PAM adalah bahwa

hasil analisis adalah untuk tahun dasar, sehingga apabila parameter

utamanya (seperti harga dunia, nilai tukar, tingkat bunga dan pajak)

berubah, hasil tersebut akan berubah pula. Meskipun demikian metode

PAM dapat mengakomodir perubahan tersebut. Untuk itu, sebuah analisis

sensitivitas (sebuah simulasi) harus digunakan untuk mengukur dampak

Page 68: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

perubahan tersebut. Perhitungan model PAM dilakukan dengan

menggunakan matrik PAM yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Matrik Analisis Kebijakan (Policy Analysis Matriks)

No Uraian Penerimaan Biaya Keuntungan

Tradeable Non-tradeable

1 Harga privat A B C D 2 Harga sosial E F G H 3 Efek divergensi I J K L

Sumber : Monke dan Pearson, 1995

Keterangan :

Keuntungan Finansial (D) = A-(B+C) Keuntungan Ekonomi (H) = E-(F+G) Transfer Output (OT) (I) = A-E Transfer Input Tradeable/Input (IT) (J) = B-F Transfer Input Non-tradeable/Faktor (FT) (K) = C-G Transfer Bersih (NT) (L) = I-(K+J) Rasio Biaya Privat (PCR) = C/(A-B) Rasio BSD (DRC) = G/(E-F) Koefisien Proteksi Output Nominal (NCPO) = A/E Koefisien Proteksi Input Nominal (NCPI) = B/F Koefisien Proteksi Efektif (EPC) = (A-B)/(E-F) Koefisen Keuntungan (PC) = D/H Rasio Subsidi Bagi Produsen (SRP) = L/E

Baris pertama dari Matriks PAM adalah perhitungan dengan harga privat

atau harga finansial, yaitu harga yang betul-betul diterima atau dibayarkan

oleh pelaku ekonomi. Baris kedua merupakan perhitungan yang

didasarkan pada harga sosial (shadow price), yaitu harga yang

menggambarkan nilai sosial atau nilai ekonomi yang sesungguhnya bagi

unsur-unsur biaya maupun hasil. Baris ketiga merupakan perbedaan

perhitungan dari harga privat dengan harga sosial sebagai akibat dari

dampak kebijaksanaan pemerintah atau distorsi pasar yang ada.

Page 69: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

a. Identifikasi input dan output

Usahatani jagung hibrida menggunakan input yang meliputi lahan (ha),

benih (kg), pupuk (kg), alat pertanian (unit), tenaga kerja (HKP), dan

input pendukung lainnya. Output yang dihasilkan adalah jagung

hibrida. Output tidak dibeda-bedakan karena untuk setiap usahatani

dalam satu wilayah biasanya menggunakan benih yang tidak jauh

berbeda seperti Bisi, Pioneer, dan lain-lain.

b. Penentuan alokasi biaya

Komponen biaya domestik dan asing dapat ditentukan melalui dua

pendekatan. Menurut Pearson (1976 dalam Haryono, 1991), dua

pendekatan tersebut adalah :

- Pendekatan langsung (direct approach)

Pendekatan langsung diasumsikan bahwa seluruh biaya input

tradeable baik impor maupun produksi domestik dinilai sebagai

komponen biaya asing. Pendekatan ini digunakan apabila

kebutuhan permintaan input tradeable baik barang impor maupun

produksi domestik dapat dipenuhi dari perdagangan antar negara

atau penawaran di pasaran internasional.

- Pendekatan total (total approach)

Pada pendekatan ini setiap input tradeable produksi domestik

dibagi ke dalam komponen biaya domestik dan biaya asing.

Page 70: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Pendekatan ini lebih tepat apabila produsen lokal dilindungi

sehingga tawaran penawaran input tradeable datang dari produsen

lokal.

Pengalokasian seluruh biaya tradeable dilakukan dengan pendekatan

langsung, karena pendekatan langsung sesuai digunakan dalam analisis

keunggulan kompetitif dan komperatif. Penentuan alokasi biaya input

tradeable pada penelitian ini dilakukan pendekatan langsung. Semua

input tradeable digolongkan ke dalam komponen biaya asing 100

persen dan input non tradeable dimasukkan ke dalam biaya domestik

100 persen, seperti tampak pada Tabel 8.

Tabel 8. Penentuan alokasi biaya produksi ke dalam komponen

domestik dan asing

No Komponen

Domestik Asing %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Benih Pupuk Pestisida Tenaga kerja Penyusutan alat Bunga modal Sewa lahan Pajak Biaya lainnya

0 0 0 100 100 100 100 100 100

100 100 100 0 0 0 0 0 0

c. Penentuan harga sosial

Untuk input dan output yang dapat diperdagangkan secara internasional,

harga sosial dapat dihitung berdasarkan harga bayangan (shadow price)

yang dalam hal ini didekati dengan harga batas (border price). Untuk

komoditi yang diimpor dipakai harga CIF (Cost Insurance and Freight),

Page 71: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

sedangkan komoditi yang diekspor digunakan harga FOB (Free on

Board). Tentunya dilakukan berbagai penyesuaian pada titik mana

analisis akan dilakukan. Sedangkan untuk input non tradeable digunakan

biaya imbangannya (opportunity cost), yang digali dari penelitian empiris

di lapang.

(1) Harga sosial output

Harga sosial output yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga

perbatasan (border price). Oleh karena jagung merupakan komoditi

yang diimpor, maka harga sosial yang digunakan adalah harga CIF.

Penentuan harga sosial output dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penentuan harga paritas ekspor output

No Uraian Rincian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Harga FOB jagung (US$/ton) Pengapalan dan asuransi (US$/ton) Harga CIF (US$/ton) Nilai tukar (Rp/US$) CIF dalam mata uang domestic (Rp/kg) Bongkar/muat, gedung, susut (Rp/kg) Biaya transportasi ke propinsi (Rp/kg) Harga paritas impor di pedagang besar (Rp/kg) Distribusi ke tingkat petani (Rp/kg) Harga paritas impor di tingkat petani (Rp/kg)

a b c = a+b X d = cxX/1000 e f g = d+e+f h i = g-h

Sumber : Diadaptasi dari Pearson dkk, 2005

(2) Harga sosial sarana produksi dan peralatan (input)

Penentuan harga sosial input yang digunakan berdasarkan harga

perbatasan input yaitu harga FOB, CIF atau sama dengan harga pasar,

jika input tersebut diperdagangkan pada kondisi pasar persaingan

Page 72: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

sempurna, sedangkan harga sosial untuk input non tradeable

ditentukan berdasarkan harga pada pasar domestik. Penentuan harga

sosial paritas impor sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Penentuan harga paritas impor input

No Uraian Rincian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Harga CIF (US$/ton) Nilai tukar (Rp/US$) CIF dalam mata uang domestik (Rp/Kg) Bongkar/muat, gudang, susut Biaya transportasi ke propinsi (Rp/Kg) Nilai sebelum pengolahan (Rp/Kg) Faktor konversi proses (%) Harga paritas ekspor di pedagang besar (Rp/Kg) Distribusi ke tingkat petani (Rp/kg) Harga paritas impor di tingkat petani (Rp/kg)

a X b = a.X/1000 c d e = b+c+d Y f = e.Y g h = f+g

Sumber : Diadaptasi dari Pearson dkk, 2005

(3) Harga sosial tenaga kerja

Tenaga kerja yang dipakai dalam usahatani yang akan diteliti adalah

tenaga kerja tidak terampil dan peneliti berpendapat tidak ada

divergensi di pasar tenaga kerja tidak terampil di pedesaan. Dengan

demikian tingkat upah privat dapat digunakan sebagai penduga bagi

tingkat upah sosial.

(4) Harga sosial lahan

Lahan merupakan faktor biaya tetap dalam proses produksi pertanian.

Opportunity cost lahan pertanian yang ditanami suatu komoditi

tergantung nilai komoditi alternatif terbaiknya. Perhitungan nilai sosial

lahan dilakukan dengan menerapkan prinsip SOC. Nilai sosial

Page 73: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

diperoleh dengan mengestimasi keuntungan sosial lahan tersebut yang

diperoleh dari komoditi alternatif terbaiknya.

(5) Harga sosial bunga modal

Suryana (1980) mengemukakan bahwa harga sosial modal adalah

tingkat bunga tertentu atau pengembalian riil atas proyek-proyek

pemerintah, sedangkan tingkat bunga itu sendiri diperlukan untuk

menghitung biaya tunai yang dikeluarkan dalam proses produksi

usahatani. Estimasi tingkat bunga sosial harus dilakukan melalui

pendekatan kira-kira (Arbitary rule of thumb) yaitu pengalaman

peneliti lain untuk negara berkembang dengan tahap pembangunan

yang sama dengan Indonesia. Didasarkan pada pendekatan itu diduga

tingkat bunga sosial diperoleh dari tingkat bunga finansial (aktual)

ditambah dengan rata-rata tingkat inflasi.

d. Efisiensi Finansial dan Efisiensi Ekonomi

(1) Private Profitability

Keuntungan privat merupakan indikator daya saing (competitivness)

dari sistem komoditi berdasarkan teknologi, nilai output, biaya input

dan transfer kebijaksanaan yang ada. Apabila D > 0, berarti sistem

komoditi memperoleh profit atas biaya normal yang mempunyai

implikasi bahwa komoditi itu mampu ekpansi, kecuali apabila

sumberdaya terbatas atau adanya komoditi alternatif yang lebih

menguntungkan.

Page 74: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(2) Social Profitability

Keuntungan sosial merupakan indikator keunggulan komparatif

(comparative advantage) dari sistem komoditi pada kondisi tidak ada

divergensi baik akibat kebijakan pemerintah maupun distorsi pasar.

Apabila H > 0, berarti sistem komoditi memperoleh profit atas biaya

normal dalam harga sosial dan dapat diprioritaskan dalam

pengembangan.

(3) Private Cost Ratio (PCR)

Yaitu indikator profitabilitas privat yang menunjukkan kemampuan

sistem komoditi untuk membayar biaya sumberdaya domestic dan

tetap kompetitif. Jika PCR < 1, berarti sistem komoditi yang diteliti

memiliki keunggulan kompetitif dan sebaliknya jika PCR > 1, berarti

sistem komoditi tidak memiliki keunggulan kompetitif.

(4) Domestic Resource Cost Ratio (DRCR)

Yaitu indikator keunggulan komparatif, yang menunjukkan jumlah

sumberdaya domestik yang dapat dihemat untuk menghasilkan satu

unit devisa. Sistem mempunyai keunggulan komparatif jika DRC < 1,

dan sebaliknya jika DRC >1 tidak mempunyai keunggulan komparatif.

Page 75: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

e. Dampak Kebijakan Pemerintah

(1) Kebijakan Output

(a) Output Transfer (OT), Transfer output merupakan selisih antara

penerimaan yang dihitung atas harga finansial (private) dengan

penerimaan yang dihitung berdasarkan harga bayangan atau sosial

(social). Jika nilai OT>0 menunjukkan adanya transfer dari

masyarakat (konsumen) terhadap produsen, demikian juga sebaliknya.

(b) Nominal Protection Coefficient on Output (NPCO), yaitu indikator

yang menunjukkan tingkat proteksi pemerintah terhadap output jagung

domestik. Kebijakan bersifat protektif terhadap output jika nilai

NPCO>1, dan sebaliknya kebijakan bersifat disinsentif jika NPCO < 1.

(2) Kebijakan Input

(a) Transfer Input : IT = B – F : Transfer input adalah selisih antara biaya

input yang dapat diperdagangkan pada harga private dengan biaya

yang dapat diperdagangkan pada harga sosial. Jika nilai IT > 0,

menunjukkan adanya transfer dari petani produsen kepada produsen

input tradable, demikian juga sebaliknya.

(b) Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI), yaitu indikator yang

menunjukkan tingkat proteksi pemerintah terhadap harga input

pertanian domestik. Kebijakan bersifat protektif terhadap input jika

Page 76: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

nilai NPCI < 1, berarti ada kebijakan subsidi terhadap input tradable,

demikian juga sebaliknya.

(c) Transfer Factor (FT), merupakan nilai yang menunjukkan perbedaan

harga privat dengan harga sosialnya yang diterima produsen untuk

pembayaran faktor-faktor produksi yang tidak diperdagangkan. Nilai

FT>0, mengandung arti bahwa ada transfer dari petani produsen

kepada produsen input non tradeable, demikian juga sebaliknya.

(3) Kebijakan Input-Output

(a) Effective Protection Coefficient (EPC), yaitu indikator yang

menunjukkan tingkat proteksi simultan terhadap output dan input

tradeable. Kebijakan masih bersifat protektif jika nilai EPC > 1.

Semakin besar nilai EPC, maka semakin tinggi tingkat proteksi

pemerintah terhadap komoditi pertanian domestik.

(b) Net Transfer (NT), merupakan selisih antara keuntungan bersih yang

benar-benar diterima produsen dengan keuntungan bersih sosialnya.

Nilai NT > 0, menunjukkan tambahan surplus produsen yang

disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang diterapkan pada input dan

output, demikian juga sebaliknya.

(c) Profitability Coefficient (PC), adalah perbandingan antara keuntungan

bersih yang benar-benar diterima produsen dengan keuntungan bersifat

sosialnya. Jika PC > 0, berarti secara keseluruhan kebijakan

Page 77: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

pemerintah memberikan insentif kepada produsen, demikian juga

sebaliknya.

(d) Subsidy Ratio to Producer (SRP), yaitu indikator yang menunjukkan

proporsi penerimaan pada harga sosial yang diperlukan apabila subsidi

atau pajak digunakan sebagai pengganti kebijakan.

3. Analisis Sensitivitas

Analisis keunggulan kompetitif dan komparatif merupakan suatu analisis yang

bersifat statis. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengurangi kelemahan

tersebut. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan

hasil analisis suatu kegiatan ekonomi, bila terdapat suatu perubahan-

perubahan yang tidak terantisipasi yang mempengaruhi perhitungan biaya atau

manfaat. Analisis sensitivitas merupakan suatu teknik analisis untuk menguji

perubahan-perubahan kelayakan suatu kegiatan ekonomi secara sistematis,

bila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang telah dibuat

dalam perencanaan. Menurut Kadariah, dkk. (1978), analisis sensitivitas

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-

masing terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu

persentase dan menentukan beberapa pekanya hasil perhitungan

terhadap perubahan-perubahan tersebut.

b. Menentukan sampai berapa suatu variabel harus berubah sampai ke

hasil perhitungan yang membuat proyek tidak dapat diterima.

Page 78: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Untuk mengukur tingkat sensitivitas dalam penelitian ini digunakan analisis

elastisitas. Elastisitas yang digunakan adalah dengan mengunakan tingkat

elastisitas PCR dan elastisitas DRC yaitu analisis yang digunakan untuk

menilai tingkat keunggulan kompetitif dan komparatif usahatani jagung

hibrida, sehingga diperoleh seberapa besarkah persentase perubahan nilai PCR

dan DRC akibat perubahan sebesar satu persen dari parameter yang diuji.

Nilai PCR dan DRC yang semakin kecil (<1) menunjukkan sistem semakin

memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.

Untuk mengukur elastisitas nilai PCR dan nilai DRC terhadap perubahan

harga input dan output digunakan perhitungan sebagai berikut :

Elastisitas PCR = XiXi

PCRPCR

/

/

Elastisitas DRC =XiXi

DCRDCR

/

/

dimana :

i = 1,2,3,…., n X1 = Harga jagung X2 = Harga benih X3 = Harga pupuk

Keterangan : Elastisitas PCR dan DRC < 1 berarti tidak peka (inelastis) Elastisitas PCR dan DRC > 1 berarti peka (elastis)

Page 79: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum daerah penelitian

A. Keadaan wilayah

1. Letak Geografis

Desa Sukadamai merupakan bagian wilayah kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan yang mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan perkebunan Trikora

b. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Desa Margajaya dan Kali

Kandis

c. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Desa Sumbersari

d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kali Sekampung

2. Luas Wilayah dan Tipe Vegetasi

Desa Sukadamai mempunyai luas wilayah 1557 hektar,yang secara rinci dapat

dilihat pada tabel 11berikut :

Tabel 11. Luas Wilayah dan Tipe Vegetasi

No Uraian Luas Wilayah Persentase 1 Perladangan 624 Ha 40,07 2 Pekarangan 165 Ha 10,59 3 Kebun Rakyat 401 Ha 25,75 4 5

Luas pengairan Lain – lain

342 Ha 25 Ha

20,80 1,60

Page 80: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

1557 100,00

Sumber : Monografi Desa Sukadamai, 2014

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa luas keseluruhan Desa

Sukadamai adalah 1557 hektar, yang diperuntukan antara lain untuk

perladangan 624 hektar, pekarangan 165 hektar, kebun rakyat 401 hektar,

pengairan 342 hektar, dan untuk lain – lain 25 hektar. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar luas lahan di Desa Sukadamai

dipergunakan untuk perladangan.

3. Topografi dan Iklim

Desa Sukadamai berada di kemiringan 10 – 25 derajat, topografi lahan

termasuk lahan datar sampai bergelombang yaitu antara 1 s/d 5 m. Jenis

tanahnya adalah Podsolid Merah Kuning (PMK) dengan tekstur lempung

berpasir dengan pH kisaran 5,5 – 6.

Tipe iklim Desa Sukadamai adalah tipe iklim A dengan rata – rata curah hujan

pertahun 147,83 mm.

4. Demografi / Kependudukan

Jumlah Penduduk Desa Sukadamai kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan adalah 905 582 jiwa.

Untuk mendapatkan gambaran yang terperinci tentang penduduk Desa

Sukadamai maka berikut ini akan disajikan data mengenai penduduk yang

meliputi :

Page 81: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Tabel 12. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Sukadamai Natar Kabupaten Lampung Selatan

Umur (tahun) Jumlah Penduduk (jiwa) Persentase (%) 0 – 4 5 - 9 10 - 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 > 60

99 763 93 456 89 088 84 809 78 188 81 192 79 566 74 811 64 819 54 900 46 129 34 399 24 462

11,01 10,31 9,83 9,36 8,63 8,96 8,78 8,26 7,15 6,06 5,09 3,79 2,70

Total 905 582 100,00 Sumber : BPS Lampung Selatan,2014

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui jumlah penduduk pada umur 0 – 4 tahun ada

99.763 jiwa atau (11,01%), 5 – 9 tahun ada 99.456 jiwa atau (10,31%), 10 – 14

ada 89.088 jiwa atau (9,83%), 15 – 19 tahun ada 84.809 jiwa atau (9,36%), 20 –

24 tahun ada 78.188 jiwa atau (8,63%), 25 – 29 tahun 81.192 jiwa atau (8,96%),

30 -34 tahun ada 79.566 jiwa atau (8,76%), 35 – 39 tahun ada 74.811 jiwa atau

(8,26%), 40 – 44 tahun ada 64.819 jiwa atau (7,15%), 45 – 49 tahun ada 54.900

jiwa atau (6,06%), 55 – 59 tahun ada 34.399 jiwa atau (3,79%),dan umur > 61

tahun ada 24.462 jiwa atau (2,70%).

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sukadamai Tahun 2014.

No Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase (%)

Page 82: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

1 TK 80 7,74 2 SD / Sederajat 400 38,72 3 SLTP / Sederajat 286 27,68 4 SLTA / SMU 250 24,20 5 Perguruan Tinggi 17 1,64

1.033 100,00

Sumber : Monografi Desa Sukadamai, 2014

Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan

pendidikan di Desa Sukadamai adalah TK ada 80 jiwa atau (7,74%), SD /

Sederajat ada 400 jiwa atau (38,72%), SLTP / Sederajat ada 286 jiwa atau

(27,68%), SLTA / Sederajat ada 250 jiwa atau (24,20%), dan Perguruan Tinggi

ada 17 jiwa atau (1,64%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk

Desa Sukadamai sebgian besar adalah berpendidikan SD.

6. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jumlah

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Sukadamai Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan, secara terperinci dapat dilihat pada tabel 4

berikut :

Tabel 14. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Persentase (%) 1 Petani 980 80,79 2 Pekebun 70 5,77 3 Peternak 30 2,47 4 Tukang 25 2,06 5 Jasa Angkutan 10 0,82 6 Pedagang 50 4,12 7 PNS / TNI / POLRI 40 3,29 8 Pensiunan 8 0,65

Jumlah 1.213 100,00

Sumber : Monografi Desa Sukadamai, 2014

Page 83: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Berdasarkan tabel 14 diatas dapat diketahui jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

adalah Petani 980 jiwa atau (80,79%), Pekebun 70 jiwa atau (5,77%), Peternak 30

jiwa atau (2,47%), Tukang 25 jiwa atau (2,06%), Jasa Angkutan 10 jiwa atau

(0,82%), Pedagang 50 jiwa atau (4,12%), PNS / TNI / POLRI 40 jiwa atau

(3,29%), dan pensiunan 8 jiwa atau (0,65%). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar penduduk Desa Sukadamai adalah Petani.

7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Jumlah penduduk berdasarkan agama di Desa Sukadamai Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, secara terperinci dapat dilihat pada tabel 15 berikut

ini :

Tabel 15. Jumlah penduduk berdasarkan agama di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

No Agama Jumlah Penduduk Persentase (%) 1 Islam 3.450 98,57 2 Kristen 50 1,42 3 Katholik - - 4 Hindu - - 5 Budha - -

Jumlah 3.500 100,00

Sumber : Monografi Desa Sukadamai, 2014

Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan agama

di Desa Sukadamai berjumlah. Islam berjumlah 3.450 jiwa atau (98,57%),

Kristen 50 jiwa atau (1,42%) dan tidak satupun penduduk yang beragama

Katholik, Hindu dan Budha. Dengan demkian dapat disimpulkan bahwa penduduk

Desa Sukadamai mayoritas beragama Islam.

B. Pemerintahan Desa

Page 84: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Dalam menjalankan roda pemerintahan Desa Sukadamai dipimpin oleh seorang

kepala desa yang dibantu oleh seorang sekertaris desa dan 5 (lima) orang kepala

urusan (Kaur), 2 (dua) orang kepala seksi (Kasi), serta 3 (tiga) orang staf.

Organisasi pendukung berjalannya Desa Sukadamai antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Sebuah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

2. Ibu – ibu PKK

3. Karang Taruna

4. Sebuah Koperasi Unit Desa (KUD)

Desa Sukadamai terdiri dari (9) dusun, yang masing – masing dipimpin oleh

Kepala Dusun, dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh RW dan RT yang

seluruhnya berjumlah 25 orang. Adapun struktur organisasi Desa Sukadamai

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada gambar 2 :

Gambar 2. Struktur Pemerintahan Desa Sukadamai Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan

KEPALA DESA

BPD

SEKERTARIS DESA

LPMD

KEPALA DESA

KASI KEAMANAN

KASI PERTANIAN

KAUR PEM

KAUR PEMB

KAUR UMUM

KAUR KEUANGAN

KAUR KESEJAHTERA

AN

Page 85: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

C. Keadaan Umum Petani Responden

1) Identitas Responden

Untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang responden yang dijadikan

objek penelitian ini, maka berikut ini disajikan data identitas yang meliputi

umur responden, pendidikan responden, mata pencaharian responden dan luas

lahan usahatani.

2) Umur petani responden

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur petani responden di daerah

penelitian yaitu 46 tahun. Usia tersebut merupakan usia yang produktif

dimana petani masih dapat melakukan usahataninya mulai dari pengolahan

tanah sampai panen. Klasifikasi umur petani responden di Desa Sukadamai

Kecamatan Natar dapat dilihat pada Tabel 16

Tabel 16. Klasifikasi umur petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Tingkat Umur (tahun) Orang Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8

15 - 20 21 – 26 27 – 32 33 – 38 39 – 44 45 – 50 51 – 56 57 - 62

- - 1 5 10 17 7 4

0 0 2,27 11,36 22,72 38,63 15,90 9,09

Jumlah 44 100,00 Sumber : Lampung Selatan Dalam Angka,2014

Pada Tabel 16 terlihat bahwa sebagian besar responden petani jagung di Desa

Sukadamai berada pada selang umur 15 - 62 tahun, sehingga usia tersebut

sangat produktif terutama dalam usahatani jagung. Petani responden tersebut

Page 86: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

biasanya meneruskan usahatani milik orang tuanya sehingga petani responden

yang ada di Desa Sukadamai rata-rata masih berusia muda.

3) Pendidikan petani responden

Tingkat pendidikan responden petani jagung di daerah penelitian beragam

mulai tidak tamat SD sampai lulus SMA. Namun tingkat pendidikan yang

paling banyak ditempuh responden petani jagung adalah tamatan SMP,

sebagaimana tampak dalam Tabel 17.

Tabel 17. Klasifikasi pendidikan petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Tingkat Pendidikan Orang Persentase 1 2 3 4 5

Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT

0 11 17 16 0

0,00 25 38,63 36,36 0,00

Total 44 100 Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 17 terlihat bahwa mayoritas petani menyelesaikan pendidikan

formalnya hanya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sekitar

38,63 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden petani enggan

meneruskan pendidikan formalnya sampai tingkat Perguruan Tinggi (PT)

karena faktor biaya yang tidak mendukung serta mereka terbiasa bertani sejak

kecil sehingga pendidikan formalnya sering dilupakan.

4) Mata Pencaharian Petani Responden

Page 87: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Sebaran mata pencaharian responden sangat bervariasi, dimana selain petani

jagung yang merupakan mata pencaharian pokok. Petani juga memiliki mata

pencaharian sambilan atau sampingan dalam memenuhi kebutuhan. Berikut

secara rinci disajikan pada tabel 18.

Tabel 18. Sebaran mata pencaharian responden

No Mata Pencaharian Orang Persentase

1 Petani 24 54,54

2 Buruh 17 38,63 3 Buruh Bangunan 1 2,27

4 Jasa Angkutan 2 4,54

Jumlah 44 100

Sumber : Data primer diolah, 2015

Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 44 responden ada 24 responden yang

mempunyai mata pencaharian sebagai petani atau 54,54 persen, 17

responden sebagai buruh atau 38,63 persen, 1 responden sebagai buruh

bangunan atau 2,27 persen, dan 2 responden sebagai jasa angkutan atau 4,54

persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden memiliki mata pencaharian sebagai petani.

5) Luas Lahan Usahatani Responden

Sebaran luas lahan usahatani responden berkisar antara 0,25 s/d 5 Ha,

dengan perincian seperti pada tabel 19 berikut ini :

Tabel 19. Sebaran luas lahan usahatani responden.

No Luas Lahan (ha) Orang Persentase (%)

Page 88: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

1 0,25 – 1,83 22 50

2 1,84 – 3,41 15 34,09

3 3,42 – 4,99 7 15,90

Jumlah 44 100

Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa luas lahan responden. Terdapat

22 responden yang memiliki luas lahan 0,25 – 1,83 ha atau (50%),

15 responden yang memiliki luas lahan 1,84 – 3,41 ha atau (34,09%), dan 7

responden yang memiliki luas lahan 3,42 – 4,99 ha atau (15,90%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki luas

lahan 0,25 – 1,83 ha.

6) Pengalaman petani responden

Salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan petani dalam melakukan

usahatani adalah pengalaman yang dimilikinya. Semakin banyak

pengalaman yang dimiliki petani dalam berusahatani, maka petani akan

semakin terampil dalam melakukan usahataninya dan dapat diajarkan pada

generasi berikutnya. Rata-rata pengalaman petani responden jagung di Desa

Sukadamai dalam berusahatani yaitu 15,2 tahun. Klasifikasi pengalaman

petani jagung di Desa Sukadamai dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Klasifikasi pengalaman usahatani petani responden di

Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. No Tingkat Pengalaman Orang Persentase

Page 89: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(tahun) 1 2 3 4 5

1 - 6 7 - 13 14 - 20 21 - 27 28 - 34

3 5 7 10 19

6,81 11,36 15,90 22,72 43,18

Total 44 100 Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 20 terlihat bahwa tingkat pengalaman usahatani responden

petani jagung paling banyak berada pada selang 28 – 34 tahun, yaitu 19

orang atau 43,18 persen. Tingkat pengalaman ini sudah cukup untuk

menunjang keberhasilan dalam berusahatani jagung, terkait dengan umur

responden petani yang rata-rata di atas 30 tahun.

7) Jumlah tanggungan keluarga petani responden

Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang

menentukan besar kecilnya pengeluaran rumah tangga petani. Semakin

banyak jumlah keluarga yang harus ditanggung oleh petani, maka

pengeluarannya juga semakin besar dan secara tidak langsung berpengaruh

terhadap kegiatan usahataninya. Seharusnya sebagian pendapatan yang

diterima petani dialokasikan untuk membiayai keluarganya. Jumlah

tanggungan keluarga responden petani jagung dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Klasifikasi jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

No Jumlah Tanggungan (Orang)

Orang Persentase

Page 90: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

1 2

3 - 4 5 - 6

38 6

86,36 13,63

Total 44 100,00

Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 21 terlihat bahwa jumlah keluarga yang ditanggung oleh

responden petani jagung mayoritas 3 - 4 orang. Jumlah ini cukup banyak

dan yang paling banyak ditanggung adalah anak. Petani responden kurang

memikirkan betapa pentingnya pembatasan jumlah anak. Mereka hanya

berpikir bahwa dengan banyaknya anak, maka kelak anak-anak mereka

tersebut akan dapat meneruskan usahatani yang dilakukannya.

8) Pekerjaan sampingan petani responden

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan sambil menunggu

usahataninya panen, biasanya petani responden mencari pekerjaan

sampingan selain berusahatani. Pekerjaan sampingan yang sering

dilakukan responden yaitu tukang ojek dan buruh bangunan. Adapun

persentase dari responden yang mempunyai pekerjaan sampingan dapat

dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Jumlah petani responden yang memiliki pekerjaan sampingan di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Pekerjaan Sampingan Orang Persentase 1 Ada 20 45,45

Page 91: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

2 Tidak ada 24 54,54 Total 44 100,00

Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 22 terlihat bahwa petani responden di Desa Sukadamai yang

mempunyai pekerjaan sampingan hanya 20 orang atau 45,45

persen. Pekerjaan sampingan tersebut diantaranya sebagai Buruh, Jasa

angkutan dan Buruh bangunan.

9) Permodalan petani

Modal adalah faktor penting dalam produksi pertanian dalam arti

sumbangannya pada nilai produksi. Pada suatu usahatani, kebutuhan

modal untuk pembiayaan tidak hanya di bidang produksi tetapi juga pada

bidang pemasaran hasil-hasil produksi. Modal dapat dibagi dua yaitu

modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (credit).

Usahatani jagung di daerah penelitian sebagian besar diusahakan dengan

modal sendiri, walaupun ada beberapa responden yang menggunakan

modal pinjaman dalam usahatani jagung, namun pinjaman tersebut tidak

seluruhnya. Keadaan ini menurut petani responden dikarenakan bunga

pinjaman di daerah penelitian sebesar 4 persen, sehingga petani responden

enggan untuk meminjam modal.

Modal yang dimiliki petani responden pada umumnya dialokasikan untuk

membiayai kegiatan usahatani yang dilakukan, sedangkan untuk

membiayai pemasaran hasil produksi jagung, sebagian besar petani tidak

mengeluarkan biaya pemasaran, hal ini karena biaya pemasaran

Page 92: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

ditanggung oleh pembeli, mulai dari biaya pemipilan sampai biaya

transportasi.

B. Keragaan Usahatani

1. Pola tanam

Pada umumnya jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan ditanam secara monokultur (satu jenis tanaman). Pola

tanam jagung biasanya tergantung pada musim atau curah hujan yang ada.

Penanaman jagung biasanya dilakukan pada awal bulan Desember atau

Januari.

Secara umum pola tanam jagung yang dilakukan oleh responden petani

jagung di Desa Sukadamai selama 1 tahun yaitu :

a. Pada lahan kering, responden petani menanam jagung setahun dua kali,

kemudian diselingi atau digilir dengan tanaman lain yang mempunyai

waktu sama atau tidak diusahakan atau dibiarkan begitu saja.

b. Pada lahan sawah tadah hujan, pola tanamnya yaitu setelah tanam padi.

Dari gambaran diatas, maka pola tanam jagung yang banyak diusahakan

oleh petani responden dapat dilihat pada Gambar 3.

Pola tanam jagung pada lahan kering

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop

Jagung Jagung Tidak diusahakan

Page 93: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Pola tanam jagung pada lahan tadah hujan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop

Gambar 3. Pola tanam jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan.

2. Budidaya jagung di daerah penelitian

Budidaya jagung yang dilakukan didahului dengan kegiatan pengolahan

tanah. Pengolahan tanah yang dilakukan biasanya berbeda antara musim

tanam jagung pertama dan musim tanam jagung kedua, untuk musim

tanam pertama pengolahan tanah yang dilakukan adalah pembersihan

lahan, pembentukan drainase, dan persiapan lahan, untuk musim tanam

kedua sebagian besar petani responden mempersiapkan lahannya TOT

(tanpa olah tanah). Persiapan lahan biasanya dilakukan dengan cara ditajuk

untuk membuat alur tanam jagung sehingga proses penanaman akan lebih

cepat dan jarak tanam akan seragam.

Setelah persiapan lahan selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah

penanaman. Saat penanaman ditentukan terlebih dahulu jarak tanamnya.

Pada umumnya jarak tanam yang digunakan petani responden yaitu 70 cm

x 30 cm atau 65 cm x 15 cm.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penyiangan agar pertumbuhan

jagung tanaman terhambat dengan adanya gulma. Kegiatan penyiangan

dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan cara kimiawi. Cara

Jagung Padi Tidak diusahakan

Page 94: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

manual dilakukan dengan menggunakan cangkul atau garuk, sedangkan

cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida untuk membasmi

gulma. Setelah penyiangan dilakukan kegiatan selanjutnya adalah

pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat tergantung

kepada kesuburan tanah dan varietas yang ditanam. Dosis anjuran

pemupukan per hektar untuk benih jagung hibrida yaitu 300 kg urea, 200

kg TSP, 100 kg NPK dan 100 kg Kandang.

Pemberian pupuk dilakukan dua kali secara bertahap, yaitu :

a. Pemupukan dasar dilakukan pada saat tanam dengan dosis 1/3 dari

dosis pupuk urea dan semua dosis pupuk TSP, NPK dan pupuk

Kandang.

a. Pemupukan susulan atau pemupukan kedua dilakukan pada saat

tanaman berumur 21 hari setelah tanam dengan dosis 2/3 dari dosis

pupuk urea.

Selain pemberian pupuk urea, TSP, dan NPK, sebagian besar petani

responden menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Biasanya

pupuk kandang diberikan untuk menutupi lubang tanam jagung, agar

kelembabannya tetap terjaga sehingga dengan adanya pupuk kandang di

sekitar lubang tanam jagung, pertumbuhan jagung akan baik dan seragam.

Salah satu upaya untuk mengatasi serangan hama dan penyakit, dilakukan

penyemprotan dengan obat-obatan. Hama yang sering menyerang tanaman

jagung adalah ulat pemotong dan hama penggerek batang, sedangkan

penyakit yang sering menyerang adalah penyakit bulai. Upaya untuk

Page 95: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

mengatasi hama yaitu sebelum ditanam, benih dicampur terlebih dahulu

dengan fungisida seperti Amistartop, sedangkan untuk mengurangi

serangan penyakit bulai yaitu dengan melakukan pemupukan bersamaan

dengan waktu tanam, hal ini untuk membantu meningkatkan pertumbuhan

dan ketahanan tanaman terhadap penyakit bulai.

Pemanenan dilakukan saat umur jagung berkisar 110-120 hari setelah

tanam. Panen jagung dilakukan dengan cara memotong atau memutar

tongkol berikut kelobotnya atau dengan cara mematahkan tangkai buah

jagung.

C. Penggunaan Sarana Produksi

1. Penggunaan benih

Benih merupakan salah satu faktor yang penting dalam usahatani jagung,

dimana benih akan mempengaruhi produksi jagung yang dihasilkan. Benih

yang digunakan oleh petani responden di daerah penelitian bermacam-

macam, namun sebagian besar menggunakan benih hibrida DK 85,DK 99

varietas ini digunakan karena selain produksinya tinggi juga tahan

terhadap serangan penyakit bulai, tahan karat daun dan hawar daun.

Adapun jenis benih jagung hibrida yang digunakan petani responden dapat

dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Jenis benih jagung hibrida yang digunakan oleh petani di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Jenis Benih Orang Persentase 1 2

DK 99 Bisi-12

14 2

31,82 4,55

Page 96: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

3 4 5

DK 85 Pioneer C-12 Pioneer C-21

19 3 6

43,18 6,82 13,63

Total 44 100 Sumber : Data primer diolah, 2015 Pada Tabel 23 diatas terlihat bahwa sebanyak 43,18 persen petani responden

menggunakan benih jagung hibrida varietas DK 85 dan sisanya menggunakan

varietas lain dengan alasan ingin mencoba, dan ada beberapa responden yang

menanam dua jenis varietas yang berbeda pada satu lahan dengan alasan ingin

membandingkan dua jenis varietas tersebut, sehingga benih jagung yang

mempunyai keunggulan dari benih jagung yang lainnya akan digunakan untuk

musim tanam selanjutnya.

Penggunaan benih oleh petani responden di Desa Sukadamai rata – rata adalah 20

kg/Ha. Sedangkan anjuran penggunaan benih adalah 20 kg/Ha,

penggunaan rata-rata benih jagung yang digunakan sudah sesuai anjuran atau

sesuai kebutuhan, dan bahkan melebihi dari anjuran baik per usahatani maupun

per hektar. Kelebihan penggunaan benih jagung tersebut dikarekan beberapa

responden menanam jagung dengan jarak tanam yang agak rapat, sehingga

kebutuhan benih juga akan lebih banyak. Petani responden berpikir bahwa

semakin banyak benih yang ditanam, maka produksi yang dihasilkan juga akan

banyak, namun kenyataan yang terjadi sebaliknya dengan jarak tanam yang

semakin rapat, produksi jagung bahkan semakin menurun hal ini dikarenakan

Page 97: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

tanaman kurang terkena sinar matahari dan pertumbuhannya tidak maksimal

karena terlalu

Pupuk yang paling banyak dan sering digunakan oleh petani dalam

berusahatani jagung hibrida di daerah penelitian adalah pupuk urea, pupuk

kandang dan pupuk TSP, sedangkan rapat.

2. Penggunaan pupuk urea, TSP, NPK dan Kandang

Pupuk NPK hanya beberapa petani saja yang menggunakannya. Hal ini

dikarenakan harga pupuk NPK yang relatif mahal dan langka di pasaran.

Harga pupuk yang berlaku di daerah penelitian yaitu pupuk urea berkisar

antara Rp 1.200/kg—Rp 2.000/kg, pupuk TSP berkisar antara Rp

1.400/kg—Rp 2.100/Kg, pupuk kandang berkisar antara Rp 1.000/kg –

1.200/kg dan pupuk NPK berkisar antara Rp 1.830 /Kg—Rp 2.300/Kg.

Tabel 24. Rata-rata penggunaan pupuk per usahatani dan per hektar oleh petani responden hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Jenis Pupuk Luas (ha) Penggunaan Anjuran Persentase 1

Per hektar - Urea (Kg) - TSP (Kg) - NPK (Kg) - Kandang (Kg)

1

400 250 400 200

300 200 100 100

32 20 32 16

Jumlah 1250 700 100 Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 24 dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk urea, NPK, TSP dan

Kandang per hektar untuk tanaman jagung melebihi anjuran yang

seharusnya. Pemakaian pupuk urea mencapai 32 persen dari dosis anjuran,

pupuk TSP sebesar 20 persen dari dosis anjuran, pupuk NPK sebesar 32

Page 98: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

persen dari dosis anjuran, sedangkan pupuk Kandang mencapai 16 persen

dari dosis anjuran. Kelebihan pupuk ini dikarenakan oleh keadaan tanah

yang kurang subur, sehingga petani menggunakan pupuk melebihi dosis

yang dianjurkan agar tingkat kesuburan tanah meningkat. Namun petani

tidak berpikir dampak dari penggunaan pupuk yang melebihi dosis secara

terus menerus akan mengakibatkan kesuburan tanah berkurang dan tanah

menjadi bertekstur keras.

3. Penggunaan obat-obatan

Pestisida atau obat-obatan dalam usahatani jagung digunakan untuk

memberantas serangan hama dan penyakit tanaman, penggunaan pestisida

di daerah penelitian bervariasi tergantung jenis hama dan penyakit yang

menyerang. Jenis-jenis pestisida yang banyak digunakan petani seperti

pada Tabel 25.

Tabel 25. Jenis-jenis pestisida yang banyak digunakan petani dalam

usahatani jagung di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Penggolongan

Pestisida Jenis Bahan Aktif Formulasi

1 2 3

Insektisida Fungisida Herbisida

Alika Cruiser Amistartop Gramoxone

Lamda sihalotrin Tiametoksam Azoksistrobin Parakuat diklorida

ZC(kontak lambung) FS(sistemik)

SC(kontak lambung)

SL

Page 99: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Round up Kalium glifosat AS Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada dasarnya penggunaan pestisida dimaksudkan untuk mempermudah

pekerjaan petani, khususnya dalam kegiatan pemberantasan gulma. Pada

saat ini pemberantasan gulma sudah menggunakan herbisida, khususnya

pada pembukaan lahan atau pada sistem tanam TOT (Tanpa Olah Tanah),

sehingga waktu yang digunakan lebih cepat dibandingkan dengan cara

manual, namun saat ini banyak petani yang mengurangi jumlah

penggunaan pestisida karena harganya yang relatif mahal.

4. Penggunaan tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam kegiatan usahatani. Penggunaan tenaga kerja berasal dari dalam

keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja tersebut terdiri dari tenaga

kerja pria dan tenaga kerja wanita yang kemudian dikonversikan dalam

Hari Orang Kerja (HOK) berdasarkan tingkat upah yang berlaku.

Pemakaian tenaga kerja digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan,

pembersihan lahan, pengolahan tanah/pembajakan, pembuatan lubang,

penanaman benih, penyulaman, pemupukan, pengendalian HPT,

penyiangan.

Petani jagung di daerah penelitian mayoritas hanya menggunakan tenaga

kerja pria dan tenaga kerja wanita dimana upah tenaga kerja pria yang

berlaku adalah sekitar Rp. 50.000/hari (selama 8 jam kerja), sedangkan

upah tenaga kerja wanita yang berlaku adalah Rp. 40.000/hari (selama 8

Page 100: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

jam kerja). Perbedaan upah ini mengakibatkan berbedanya satuan yang

digunakan tenaga kerja pria dan wanita, sehingga tenaga kerja wanita

harus dikonversi ke tenaga kerja pria berdasarkan tingkat upah yang

berlaku. Jumlah penggunaan tenaga kerja usahatani jagung hibrida dapat

dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per usahatani dan per hektar untuk usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK)

No Jenis Kegiatan TKDK TKLK Total 1

Per hektar a. Pembukaan lahan b. Pembersihan lahan c. Pembajakan d. Pembuatan lubang e. Penanaman benih f. Penyulaman g. Pemupukan I h. Pemupukan II i. Pengendalian HPT j. Penyiangan I k. Penyiangan II l. Pemanenan

2 2 2 2 2,22 2 1,47 2 2 2 2,02

3,31 3 3 3 3,20 3 3 3 3 3 3,5

5,31 5 5 5 5,42 5 4,7 5 5 5 5,52

Jumlah 21,71 31,01 Total TKDK +TKLK 52,72

Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 26 terlihat bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam

usahatani jagung hibrida terbanyak adalah pembukaan lahan dan

pembersihan lahan. Kegiatan pembukaan lahan dan pembersihan lahan

membutuhkan tenaga kerja paling banyak. Hal ini karena dalam

pembukaan lahan dan pembersihan lahan terdapat beberapa kegiatan yaitu

mengolah lahan (membajak atau mencangkul), membuat tajuk tanam, dan

membersihkan gulma.

Page 101: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

D. Produksi dan Penerimaan

Keuntungan adalah penerimaan yang diperoleh petani dikurangi dengan

biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, baik berupa biaya tunai

maupun biaya yang diperhitungkan. Hasil panen jagung yang dijual petani

sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran saat itu (tentunya dengan

mempertimbangkan kualitas jagung) merupakan penerimaan yang

diperoleh petani.

Penerimaan petani dalam usahatani jagung hibrida dengan luasan 1 hektar

sebesar Rp. 14.300.000 dengan produksi rata-rata per hektar sebesar 6.500

kg. Penerimaan tersebut diperoleh dari hasil produksi dengan harga jual

jagung yaitu Rp. 2.200 per kg. Biaya-biaya yang digunakan dalam

usahatani jagung hibrida dibagi atas biaya tunai dan biaya yang tak

diperhitungkan. Biaya tunai sebesar Rp. 5.773.500 dan biaya yang

diperhitungkan sebesar Rp. 1.815.004 sehingga total biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp. 7.588.504.

Perhitungan analisis keuntungan usahatani jagung hibrida dapat dilihat

pada Tabel 27.

Tabel 27. Analisis keuntungan usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

No

Uraian Satuan Jumlah Harga (Rp)

Nilai (Rp)

1 Penerimaan Produksi Kg 6.500 2.200 14.300.000 2 Biaya Produksi I. Biaya Tunai Benih Kg 20 62.000 1.240.000 Pupuk Urea Kg 400 2000 800.000 Pupuk TSP Kg 250 1.900 475.000

Pupuk NPK Pupuk Kandang

Kg Kg

400 200

2.300 1.000

920.000 200.000

Page 102: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Insektisida 100 ml 800 550 440.000

Herbisida Fungisida

100 ml 100 ml

400 500

250 750

100.000 375.000

TK Luar Keluarga HOK 31,01 50.000 1.550.500 Pajak 1,00 18.000 18.000 Biaya Traktor Per ha 400.000 400.000 Total Biaya Tunai 6.518.500 II. Biaya diperhitungkan TK Keluarga HOK 21,71 50.000 1.085.500 Penyusutan Alat 206.750 206.750 Bunga Modal 14,25 1.503.569 1.503.569 Total Biaya diperhitungkan 2.795.819 Total biaya 9.314.319 III. Pendapatan 4.985.681

Sumber : Data primer diolah, 2015

Pada Tabel 27 di atas dapat dilihat bahwa keuntungan usahatani atas total

biaya tunai dan biaya total diperhitungkan sebesar Rp 6.518.500 dan Rp.

9.314.319. Biaya yang diterima oleh petani lebih kecil daripada biaya yang

dikeluarkan.

E. Analisis Kebijakan PAM

Policy Analysis Matrix (PAM) yang dikemukakan oleh Monke dan Pearson

(1995) mencakup analisis keuntungan finansial dan ekonomis, analisis

keunggulan kompetitif dan komparatif serta analisis rasio untuk kebijakan

pemerintah terhadap input, output serta input dan output.

Untuk mengkaji beberapa analisis yang tercakup dalam Policy Analysis Matrix

(PAM) di atas, maka dilakukan terlebih dahulu beberapa analisis yang

mencakup analisis input tradeable dan non tradeable, analisis harga privat

Page 103: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

(private price) dan harga sosial (social price), analisis penerimaan (revenue)

dan analisis keuntungan (profit).

1. Analisis input tradeable dan non tradeable

Input yang digunakan dalam usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dibagi menjadi dua yaitu

input tradeable dan input non tradeable.

(a) Input tradeable

Input tradeable adalah sejumlah input yang diperdagangkan seperti benih,

pupuk, dan obat-obatan. Penggunaan input tradeable pada usahatani

jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Penggunaan input tradeable pada usahatani jagung hibrida

per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Input tradeable Keterangan (kg) 1 2 3

Benih (kg/ha) Pupuk (kg/ha) a. Urea b. TSP c. NPK d. Kandang Obat-obatan a. Insektisida (ml/ha) b. Herbisida (ml/ha)

20 400 250 400 200 800 400

Sumber : Data primer diolah, 2015

Page 104: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Berdasarkan Tabel 28 di atas bahwa penggunaan input tradeable untuk

usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan sudah sesuai dengan anjuran yang ditetapkan dan

bahkan lebih besar dari anjuran, seperti penggunaan benih, dimana dalam

satu hektar lahan anjuran pemakaian benih yaitu 20 kg per hektar. Begitu

juga dengan pemakaian pupuk. Pemakaian pupuk urea mencapai 32

persen dari dosis anjuran atau 400 kg per hektar, sedangkan pupuk TSP

mencapai 20 persen dari dosis anjuran atau 250 kg per hektar, sedangkan

pupuk NPK mencapai 32 persen dari dosis anjuran atau 400 kg per hektar.

Dan pupuk kandang mencapai 16 persen dari dosis anjuran atau 200 kg per

hektar.

(b) Input non tradeable

Input non tradeable adalah sejumlah input yang tidak diperdagangkan

sehingga tidak memiliki harga pasar internasional. Input non tradeable

meliputi lahan, modal, tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya. Penggunaan

input non tradeable pada usahatani jagung hibrida dapat dilihat pada Tabel

29.

Tabel 29. Penggunaan input non tradeable pada usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

No Input non tradeable Keterangan TKDK TKLK Jumlah

Page 105: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

1

Tenaga kerja (HOK) a. Pembukaan lahan b. Pembersihan lahan c. Pembuatan lubang d. Penanaman e. Penyulaman f. Pemupukan I g. Pemupukan II h. Pengendalian HPT i. Penyiangan I j. Penyiangan II k. Pemanenan Total HOK

2 2 2 2 2,22 2 1,47 2 2 2 2,02 21,71

3,31 3 3 3 3,20 3 3 3 3 3 3,5 31,01

5,31 5 5 5 5,42 5 4,7 5 5 5 5,52 50,95

2 3 4

Modal kerja (Rp) Pajak (Rp) Biaya penyusutan (Rp)

8.747.882 18.000 206,750

Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 29 bahwa penggunaan input non tradeable pada

usahatani jagung hibrida per hektar adalah tenaga kerja yang dihitung

dengan Hari Orang Kerja (HOK) dengan upah rata-rata sebesar Rp. 50.000

per HOK, dimana tenaga kerja dibedakan tenaga kerja dalam keluarga

(TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Total tenaga kerja

(HOK) sebesar 50,95 HOK.

Modal kerja adalah total modal yang dikeluarkan petani dalam usahatani

jagung hibrida per hektar selama satu musim tanam yaitu sebesar Rp

9.314.319. Modal kerja yang digunakan untuk usahatani jagung hibrida

sebagian besar adalah modal sendiri dan sisanya berasal dari modal

pinjaman. Adapun untuk input berupa lahan, petani membayar pajak

selama satu tahun. Besarnya pajak yang berlaku bermacam-macam

tergantung dengan keadaan dan luas tanah. Biaya penyusutan merupakan

biaya yang harus dikeluarkan petani terhadap penyusutan sejumlah

peralatan seperti cangkul, arit, golok, sprayer, dan lain-lain.

Page 106: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

2. Penentuan harga privat dan harga sosial

Dalam analisis PAM, suatu kegiatan ekonomi dapat dipandang dari dua

sudut, yaitu (a) sudut privat (private perspective) dan (b) sudut sosial

(social perspective). Dalam analisis finansial, keuntungan ditinjau dari

pihak yang turut serta melaksanakan aktvitas suatu komoditi sedangkan

analisis ekonomi ditinjau dari masyarakat secara keseluruhan (produsen,

pelaku tataniaga, konsumen, dan pemerintah) tanpa melihat siapa yang

menyumbangkan dan menerima manfaat dari aktivitas tersebut.

Perbedaan sudut pandang tersebut membawa konsekuensi pada perbedaan

perlakuan terhadap input dan output dari suatu kegiatan usaha, serta harga-

harganya. Dalam analisis finansial digunakan harga privat (private price)

sedangkan dalam analisis ekonomi digunakan harga sosial (social price).

(a) Harga privat (private price) dan harga sosial (social price) output

Harga privat adalah harga yang benar-benar dihadapi oleh petani atau

harga yang terjadi dalam transaksi yang diterima setelah ada kebijakan

pemerintah. Harga output rata-rata yang diterima petani yaitu sebesar Rp

2.200/kg. Harga tersebut merupakan harga rata-rata tertimbang. Hal ini

dikarenakan harga dipengaruhi oleh kekuatan penawaran dan permintaan

terhadap output. Harga rata-rata tertimbang output diperoleh dengan

Page 107: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

menjumlahkan perkalian antara harga output yang diterima petani dengan

output yang dihasilkan petani kemudian dibagi dengan output keseluruhan

yang dihasilkan petani..

Menurut Dinas Pertanian (2005) harga sosial output jagung sebesar Rp

4.979,72/kg. Harga tersebut didapat dari FOB jagung Amerika Serikat

sebesar 258 US $/ton (Dinas Pertanian) ditambah dengan biaya

pengapalan dan asuransi sebesar 145 US $/ton kemudian dikalikan dengan

harga sosial nilai tukar rupiah Mei - Agustus tahun 2014 sebesar Rp

11.874,57/US $ (Bank Indonesia, 2014). Berdasarkan perhitungan tersebut

didapatkan harga jagung CIF dalam mata uang domestik sebesar Rp

4.785,45/kg, kemudian ditambahkan dengan biaya bongkar muat, susut

dan lain-lain sebesar 5 % dari CIF (Dinas Pertanian) dan biaya transportasi

ke propinsi sebesar Rp 10/kg, sehingga didapatkan harga paritas ekspor di

pedagang besar Rp 5.034,72/kg, untuk mendapatkan harga paritas ekspor

di tingkat petani, maka harga paritas ekspor pedagang besar dikurangi

biaya distribusi ke tingkat petani sebesar Rp 55/kg (Desliana,2005),

(b) Harga privat (private price) dan harga sosial (social price) input

a. Benih.

Harga privat benih yaitu sama dengan harga aktualnya, hal ini karena

pengadaannya berasal dari dalam negeri serta tidak adanya distorsi

baik karena distorsi kebijakan pemerintah maupun distorsi pasar, maka

penentuan harga sosialnya didekati dari harga aktualnya. Harga privat

benih sebesar Rp 62.000/5kg.

b. Pupuk urea, TSP dan NPK.

Page 108: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Harga privat pupuk urea, TSP, dan NPK yang digunakan adalah harga

rata-rata tertimbang yaitu Rp 2.000/kg, Rp 1.900/kg, dan Rp 2.300/kg.

Harga sosial pupuk urea diperoleh dari FOB pupuk urea yaitu sebesar

175,30 US$/ton (Distan) dikalikan dengan harga sosial nilai tukar mata

uang menjadi Rp 2.081,61/kg kemudian ditambah dengan biaya

bongkar muat, gudang, penyusutan, dan lain-lain sebesar 5 % dari FOB

sebesar Rp 104,08/kg dan biaya transportasi Rp 10/kg. Hasil tersebut

dikurangi dengan biaya distribusi ke tingkat petani sebesar Rp 55/kg.

Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapatkan harga sosial pupuk

urea sebesar Rp 2.140,69/kg.

Harga sosial TSP dan NPK diperoleh dari hasil perkalian antara harga

CIF yaitu 185 US$/ton dan 267,00 US$/ton (Distan) dengan harga

sosial nilai tukar rupiah ditambah dengan biaya bongkar muat, gudang,

penyusutan sebesar 5 % dari nilai FOB kemudian ditambah dengan

biaya distribusi ke tingkat petani masing-masing sebesar Rp 55/kg.

Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh harga sosial pupuk

TSP dan pupuk NPK yaitu sebesar Rp 2.371,64/kg dan Rp

3.394,04/kg.

c. Obat-obatan

Harga sosial obat-obatan sama dengan harga privat, hal ini didasarkan

karena subsidi yang diberikan pemerintah untuk obat-obatan

(pestisida) telah dicabut pada tahun 1986 (Keppres No. 2 tahun 1986)

dan diasumsikan bahwa mekanisme pasar yang terjadi adalah pasar

bebas.

Page 109: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

d. Lahan

Harga sosial lahan didekati dengan nilai sewa lahan, hal ini dilandasi

bahwa mekanisme pasar lahan berjalan dengan baik yang ditunjukkan

berjalannya sistem bagi hasil, sewa-menyewa lahan, beberapa kasus

ditemui sistem gadai dan transaksi jual beli lahan. Pada dasarnya harga

sewa lahan berbeda-beda tergantung dari kondisi dan kesuburan tanah,

namun besarnya tidak jauh berbeda. Harga privat sewa lahan yang

berlaku di daerah penelitian adalah Rp 4.000.000/ha/tahun atau Rp

10.000.000/ha/musim.

e. Peralatan

Harga privat peralatan sama dengan harga sosial yaitu berdasarkan

nilai penyusutan per musim. Hal tersebut dikarenakan tidak ada

kebijakan pemerintah yang secara langsung mengatur harga peralatan.

f. Tenaga kerja

Harga privat tenaga kerja yang digunakan adalah upah tenaga kerja

yang berlaku di daerah penelitian yaitu Rp 50.000/HOK. Harga sosial

tenaga kerja sama dengan harga privatnya. Hal ini dilandasi bahwa

mekanisme pasar tenaga kerja di sentra-sentra produksi jagung yang

umumnya mempunyai aksessibilitas yang sangat baik mendorong

berjalannya pasar tenaga kerja di pedesaan serta makin terintegrasinya

pasar tenaga kerja baik antar wilayah maupun antar sektor.

Page 110: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

g. Nilai tukar rupiah

Harga privat nilai tukar rupiah yaitu dengan menggunakan rumus

(SER) Shadow Exchange Rate (Gittinger, 1986) sebagai berikut :

OER SER =

SCF M + X

SCF = (M + Tm) + (X –Xt)

Keterangan :

M = Nilai impor (Rp) X = Nilai ekspor (Rp) Tx = Pajak ekspor (Rp) Tm = Pajak impor (Rp) SCF = Faktor Konversi Baku Nilai tukar resmi yang digunakan harga aktual nilai tukar adalah nilai

tukar rata-rata pada Mei - Agustus tahun 2014 sebesar Rp

11.874,57/US $. Sampai kuartal pertama pada tahun 2014, penerimaan

negara dari pajak ekspor adalah sebesar Rp 462.000.000, sedangkan

nilai ekspor Indonesia sebesar Rp 29.727.571.165. Pajak impor dan

bea masuk sebesar Rp 14.940.800.000, sedangkan nilai impor

Indonesia sebesar Rp 33.746.007.788. Berdasarkan hasil perhitungan,

diperoleh angka konversi baku (SCF) tahun 2014 sebesar 0,814,

sehingga harga bayangan nilai tukar mata uang (SER) adalah Rp

11.874,57/US $.

h. Tingkat suku bunga

Page 111: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga yang

berlaku yaitu sebesar 19,25 %/tahun (Bank BRI,2015) ditambah

dengan tingkat inflasi sebesar 3,99 %/tahun (Bank Indonesia,2014),

sehingga diperoleh tingkat suku bunga sosial sebesar 23,24 %/tahun.

3. Analisis Keuntungan Privat dan Sosial

a. Analisis pendapatan privat

Pendapatan privat merupakan selisih penerimaan total dengan total

biaya yang dihitung berdasarkan harga aktual yang berlaku di daerah

penelitian. Penerimaan total merupakan hasil perkalian antara output

yang dihasilkan dengan harga output yang diterima petani pada tingkat

harga yang berlaku, sedangkan harga total adalah jumlah biaya yang

dikeluarkan baik tunai maupun biaya yang diperhitungkan.

Biaya yang dikeluarkan pada usahatani jagung hibrida terdiri dari

biaya benih, pupuk, obat-obatan, sewa lahan, tenaga kerja, penyusutan,

dan bunga modal, serta pajak.

Tabel 30. Komponen biaya privat usahatani jagung hibrida perhektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan.

No Komponen biaya Nilai (Rp) Persentase

Page 112: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Benih Pupuk urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pupuk Kandang Pestisida Tenaga kerja Penyusutan Pajak Biaya Traktor Total biaya (A) Bunga modal (B)

1.240.000 800.000 475.000 920.000 200.000 915.000 2.636.000 206.750 18.000 400.000 7.810.750 1.503.569

13,31 8,58 5,09 9,87 2,14 9,82 28,30 2,21 0,19 4,29 83,85 16,14

13 Total Biaya (A+B) 9.314.319 100,00 Sumber : Data primer diolah, 2015

Tabel 30 menunjukkan bahwa komponen biaya terbesar adalah biaya

tenaga kerja, khususnya dalam hal penanaman dan pemanenan.

Kegiatan penanaman membutuhkan tenaga paling banyak karena

kegiatan yang dilakukan dalam penanaman dibagi dalam beberapa

kegiatan yaitu membuat lubang tanam dengan tajuk, memasukkan

benih kedalam lubang tanam, dan menutup lubang tanam dengan tanah

atau dengan pupuk kandang agar benih terjaga kelembabannya dan

tidak dimakan oleh binatang seperti burung dan semut, sehingga

tenaga yang diperlukan paling banyak. Kegiatan pemanenan juga

membutuhkan tenaga kerja yang banyak, hal ini dikarenakan kegiatan

pemanenan juga dibagi dalam beberapa kegiatan yaitu mengupas

kelobot jagung, memasukkan jagung ke dalam karung, dan membawa

atau mengangkut jagung yang telah dimasukkan kedalam karung ke

tepi jalan untuk diangkut atau dibawa pulang.

Berdasarkan Tabel 30 di atas juga dapat dilihat total biaya privat yang

benar-benar dikeluarkan atau dibayarkan petani pada usahatani jagung

Page 113: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

hibrida. Untuk mengetahui besarnya keuntungan, biaya-biaya tersebut

dikurangkan dengan penerimaan usahatani, yaitu hasil perkalian antara

produksi dan harga jual, seperti pada Tabel 31 berikut.

Tabel 31. Pendapatan privat per hektar usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

No Komponen Keterangan 1 2 3 4

Produksi (kg) Harga jual (Rp/kg) Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp)

6.500 2.200 14.300.000 9.314.319

Keuntungan (Rp) 4.985.681 Sumber : Data primer diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 31 bahwa keuntungan privat usahatani jagung

hibrida sebesar Rp 4.985.681. Keuntungan privat ini didapatkan dari

pengurangan penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan.

Keuntungan privat ini masih sangat kecil dan bahkan lebih besar dari

total biaya yang dikeluarkan, kondisi ini terjadi karena harga jual

jagung yang sangat rendah yaitu Rp 2.200/kg.

b. Analisis pendapatan social

Analisis pendapatan sosial dihitung berdasarkan harga sosial atau

harga yang terjadi di pasar dunia bila dilakukan pasar bebas. Harga

yang dipakai adalah harga perbatasan (border price) yaitu harga CIF

ditambah biaya tataniaga sampai ke lokasi apabila input/output adalah

Page 114: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

barang impor, atau harga FOB dikurangi biaya tataniaga apabila

input/output tersebut barang ekspor.

Tabel 32. Komponen biaya sosial usahatani jagung hibrida per hektar di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan.

No Komponen biaya Nilai (Rp) Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Benih Pupuk urea Pupuk TSP Pupuk NPK Pestisida Pupuk Kandang Tenaga kerja Penyusutan Pajak Sewa Traktor Total biaya (A) Bunga modal (B)

1.240.000 856.276 592.910

1.357.616 915.000

100.000 2.636.000

206.750 18.000 400.000

7.729.642 1.934.161

12,08 8,34 5,78 13,23 8,92 0,97 25,70 2.01 0,17 3,89 75,36 18,85

Total Biaya (A+B) 10.256.713 100

Sumber : Data primer diolah, 2015

Tabel 32 menunjukkan bahwa biaya sosial usahatani jagung hibrida

yang terbesar adalah biaya tenaga kerja, yaitu mencapai 25,70 persen.

Total biaya sosial usahatani jagung hibrida berbeda dengan total biaya

privat usahatani jagung hibrida, yaitu Rp 9.314.319 untuk biaya privat

dan Rp 10.256.713 untuk biaya sosial.

Penerimaan sosial lebih besar dari penerimaan privat karena harga

output sosial lebih tinggi dibandingkan harga output privat. Pada harga

output privat, harga yang berlaku yaitu Rp 2.200/kg, sedangkan pada

harga output sosial, harga yang berlaku yaitu Rp 5.035/kg, sehingga

mengakibatkan penerimaan sosial yang diterima semakin tinggi yaitu

sebesar Rp 32.725.680 seperti tampak pada Tabel 34.

Page 115: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Tabel 33. Pendapatan sosial per hektar usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

No Komponen Keterangan 1 2 3 4

Produksi (kg) Harga jual (Rp/kg) Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp)

6.500 5.035 32.725.680 10.256.713

Keuntungan (Rp) 22.468.967 Sumber : Data primer diolah, 2015

4. Analisis Kebijakan

a. Analisis Keuntungan Finansial dan Ekonomi

Perhitungan analisis keuntungan finansial (privat), penerimaan dan

biaya dihitung berdasarkan harga yang benar-benar diterima dan

dibayarkan oleh petani/produsen suatu komoditi. Harga tersebut telah

dipengaruhi oleh adanya kegagalan pasar atau adanya kebijakan

pemerintah pada usahatani jagung baik yang berupa subsidi, proteksi,

pembebasan bea masuk, pajak, maupun kebijakan lainnya. Perhitungan

analisis keuntungan ekonomi (sosial), penerimaan dan biaya dihitung

berdasarkan harga yang terjadi pada keadaan pasar persaingan

sempurna dimana tidak ada kegagalan pasar/distorsi pasar dan

intervensi kebijakan pemerintah. Alat analisis yang digunakan untuk

menganalisis keuntungan ekonomi dan finansial adalah Matrik

Analisis Kebijakan (Policy Analysis Matrix) yang disusun berdasarkan

data penerimaan, biaya produksi dan biaya tataniaga yang dibagi

dalam dua bagian yaitu harga privat dan harga sosial.

Page 116: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Nilai penerimaan, biaya produksi dan biaya tataniaga kemudian

dihitung ke dalam biaya privat dan sosial, selanjutnya dialokasikan ke

dalam komponen tradeable dan non tradeable. Berdasarkan

perhitungan, maka dapat disusun matrik PAM seperti pada tabel

berikut.

Tabel 34. Matrik Analisis Kebijakan usahatani jagung hibrida di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan (per hektar)

No

Uraian Penerimaan Biaya

Keuntungan Input Tradeable

Input Non Tradeable

1 2 3

Harga privat Harga sosial Divergensi

14.300.000 32.725.680 (18.425.680)

4.676.250 5.379.586 (703.336)

4.703.931 4.635.768 68.163

4.919.819 22.710.326 (17.790.507)

Keterangan : (…) bernilai negatif

Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan finansial dan keuntungan

ekonomi, pengembangan komoditi jagung di Kabupetan Lampung

Selatan layak untuk diusahakan baik secara finansial maupun ekonomi.

Hal ini dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh petani.

Keuntungan finansial yang diperoleh petani sebesar Rp 4.919.819 dan

keuntungan ekonomi sebesar Rp 22.710.326 dari lahan satu hektar.

Hasil analisis menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi yang

diperoleh petani lebih tinggi dibandingkan keuntungan finansial. Hal

ini disebabkan oleh harga output yang diterima oleh petani adalah

sebesar Rp 2.200/kg sedangkan harga yang terjadi di pasaran

internasional adalah sebesar Rp 5.035/kg. Perbedaan antara

keunggulan finansial dengan keuntungan ekonomi menunjukkan

Page 117: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

adanya divergensi yang disebabkan oleh harga yang diterima petani

lebih rendah dari harga sosial (harga yang seharusnya diterima oleh

petani).

Rendahnya harga privat jagung disebabkan oleh beberapa faktor

seperti pajak ekspor yang ditetapkan pemerintah, adanya retribusi-

retribusi yang dialami pihak pabrik atau eksportir, serta pajak lain yang

berakibat pada rendahnya harga yang diterima oleh petani

dibandingkan dengan harga yang sesungguhnya. Begitupun dengan

mobilitas input maupun output juga turut mempengaruhi terutama

terhadap biaya pupuk, biaya pengangkutan, dan biaya lainnya yang

tidak terduga.

Faktor lain yang menyebabkan harga jagung yang diterima oleh petani

disebabkan oleh pola tanam petani yang mengakibatkan terjadinya

kelebihan penawaran (supply) pada waktu panen sehingga

mengakibatkan terjadinya permainan harga oleh pihak pabrik, selain

itu juga kualitas jagung yang masih rendah yang belum sesuai dengan

kualitas yang diinginkan oleh pihak pabrik juga menyebabkan harga

jual jagung masih rendah.

Page 118: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil perhitungan keuntungan petani jagung hibrida di Desa

Sukadamai Kecamatan Natar Kabupetan Lampung Selatan sebesar Rp.

4.985.681. Keuntungan ini didapat dari pengurangan penerimaan (Rp.

14.300.000) dengan total biaya yang dikeluarkan (Rp. 9.314.319).

Sedangkan penerimaan didapat dari produksi petani per 1 ha (6.500/kg)

dikali dengan harga jagung yang berlaku (2.200/kg)

2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PCR (0,49) < 1, berarti sistem

komoditi yang diteliti memiliki keunggulan kompetitif dan sebaliknya jika

PCR > 1, berarti sistem komoditi tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Sedangkan DRC (0,17) < 1, berarti sistem komoditi mempunyai

keunggulan komparatif dan sebaliknya jika DRC > 1, tidak memiliki

keunggulan komparatif. Berdasarkan hasil analisis komoditi jagung di

Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupetan Lampung Selatan layak

untuk diusahakan baik secara finansial maupun ekonomi.

Page 119: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

B. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian ini adalah :

1. Petani sebagai produsen jagung, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

usahatani jagung memiliki keunggulan finansial dan keunggulan ekonomi

sehingga layak dan menguntungkan untuk diusahakan. Petani diharapkan

memiliki sistem pemeliharaan kebun yang baik untuk dapat meningkatkan

produksi agar dapat memenuhi permintaan jagung.

2. Peneliti lain, sebaiknya melakukan penelitian sejenis pada berbagai tipe

lahan yang berbeda, sehingga secara komprehensif dapat diketahui daya

saing jagung hibrida pada berbagai tipe lahan.

Page 120: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

DAFTAR PUSTAKA Abdi Tani Vol. 6. No. 1/Edisi XXII Januari-Maret 2005. Jagung Andalan Pasti

Pengembangan Agribisnis di Propinsi Sulsel. Surabaya. Agustina, R. 2001. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Hibrida dan Non

Hibrida Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 73 halaman.

Alimuso, S. 2006. Peluang Emas dari Butiran Jagung. Kompas. Jakarta. Anonymos. 1993. Budidaya Jagung Hibrida. Sekretariat Pembina Harian Bimas

Propinsi Lampung. Arsyad S. 1988. Konversi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. 2013. Lampung dalam Angka. BPS

Propinsi Lampung. Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. 2013. Lampung dalam Angka.

Kerjasama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung.

Bank Indonesia. 2014. Kurs Transaksi BI. nilai%20tukar/kurs/default%20-

%20Bank%20Sentral%20Republik%20Indonesia.htm. Diakses 27 November 2015.

Desliana, M. 2005. Analisis Daya Saing dan Efesiensi Usahatani Padi Organik di

Propinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 73 halaman.

Desmon. 1992. Analisis Permintaan Benih Jagung Hibrida di Tingkat Petani di

Kecamatan Bangunrejo Lampung Tengah. Skripsi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 94 halaman.

Gittinger. J.P. 1993. Analisis Proyek-Proyek Pertanian; Edisi II. Diterjemahkan

Oleh P. Sutomo dan K. Magin. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 579 halaman.

Gittinger, J.P. 1986. Analisis Proyek-Proyek Pertanian; Edisi II. Diterjemahkan

oleh P. Sutomo dan K. Magin. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Page 121: Robi Kurnia Adriansyah - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/239/1/Skripsi Robi .pdf · program studi agribisnis stiper dharma wacana metro 2016 . analisis

Gray, C., Kadariah, dan L. Karlina. 1995. Pengantar Evaluasi Proyek. FEUI. Jakarta. 104 halaman.

Kadariah. 1994. Teori Ekonomi Mikro. FEUI. Jakarta. 207 halaman. Kasryno, F., E. Pasandaran, dan A.M. Fagi. 2003. Ekonomi Jagung Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Marti, V.V. 2003. Analisis Permintaan Benih Jagung Hibrida di Tingkat Petani

di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 62 halaman.

Monke, E.A. dan S.R. Pearson. 1995. The Policy Analysis Matrix for

Agricultural Development. Correll University Press. New York. 280 halaman.

Pearson, S., C. Gorsch, dan S. Bachri . 2005. Aplikasi Policy Analysis Matrix

Pada Pertanian Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. 398 halaman. Rachman, B., dan T. Sudaryanto. 2002. Kemampuan Daya Saing Sistem

Usahatani Padi. Jurnal Sosio Ekonomika. Edisi Juni 2002. Hal. 31-44. Setyowati, D. 1996. Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif Serta

Dampak Kebijaksanaan Komoditas Pisang di Propinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 108 halaman.

Sugiarto, D. Siagian, L.S. Sunarto, dan D.S. Oetomo. 2003. Teknik Sampling.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suprapto, H.S. 1995. Bercocok Tanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta. 30

halaman. Simatupang, P. 2003. Daya Saing dan Efisiensi Usahatani Jagung Hibrida di

Indonesia. Jurnal. Badan Litbang Pertanian. Tjandramukti. 1999. Strategi Menuju Swasembada Jagung Nasional. Abdi Tani

Edisi 1 Januari 1999. Surabaya. Tjionger’s, M. 2001. Jagung Hibrida, Komoditas Andalan Sulawesi Selatan.

Majalah Abdi Tani. Vol. 2. No. 5/Edisi VIII Juli – September 2001. Surabaya.

Kadariah. 1978. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta. Lembaga Penerbit FE UI Monografi Desa Sukadamai. 2014. Desa Sidorejo. Balai Desa Sukadamai.