kwn FIX

25
MAKALAH KASUS 5 Bentuk Diskriminasi Keprofesian/ pekerjaan di Indonesia (media) dan strategi mencegah diskriminasi tersebut Diajukan untuk memenuhi tugas CIVIC Disusun oleh: Kelompok 3 Kelas B, A2012 Anggota: M. Randi G. P. 220110120086 Irvan Rafani Akhyar 220110120089 Randi Febriana 220110120095 Tiara Nurrachmi P 220110120101 Ridha Ranailla 220110120121 Alia Isna Y 220110120140 Maliha Mufidah 220110120163

description

k

Transcript of kwn FIX

Page 1: kwn FIX

MAKALAH KASUS 5

Bentuk Diskriminasi Keprofesian/ pekerjaan di Indonesia (media) dan strategi mencegah diskriminasi tersebut

Diajukan untuk memenuhi tugas CIVIC

Disusun oleh:

Kelompok 3

Kelas B, A2012

Anggota:

M. Randi G. P. 220110120086

Irvan Rafani Akhyar 220110120089

Randi Febriana 220110120095

Tiara Nurrachmi P 220110120101

Ridha Ranailla 220110120121

Alia Isna Y 220110120140

Maliha Mufidah 220110120163

FAKULTAS KEPERAWATAN

2013

Page 2: kwn FIX

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDiskriminasi di Indonesia masih menjadi masalah aktual. Diskriminasi masih

berlangsung di berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia, walaupun ditemukan banyak kemajuan dalam kesetaraan pada beberapa dekade terakhir ini, namun diskriminasi masih dipredisikan akan terus berkembang dan mencapai puncak akan menghancurkan pola bernegara suatu bangsa. Semua orang didunia ini tidak ada yang sama, oleh karena itu diperlukan kerendahan hati dari setiap individu untuk menghargai setiap perbedaan yang ada. Diskriminasi terbagi menjadi beberapa jenis yakni diskriminasi gender, etnis, ras, ataupun profesi, dan lain sebagainya.

Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi merupakan pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi. Tak jarang, diskriminasi keprofesian terjadi karena banyak faktor. Misalnya karena salah satunya belum memiliki kekuatan dalam bidang hukum atau juga bisa dikarenakan dari pandangan-pandangan negatif yang mendorong orang/lembaga untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang didasarkan pada prasangka mereka akan status seseorang. Profesi yang kurang mendapat dukungan dari pemerintahpun akan kurang mampu berkembang menjadi lebih baik. Diskriminasi bukan hanya menjadi hal yang perlu diatasi didalam diri setiap manusia, namun pula menjadi pekerjaan rumah pemerintah suatu negara.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang ada, penyusun tertarik untuk meneliti masalah:1. Bagaimana bentuk diskriminasi dalam keprofesian/pekerjaan yang kerap terjadi di

Indonesia.2. Bagaimana bentuk diskriminasi dalam keprofesian/pekerjaan yang kerap terjadi di

Indonesia.3. Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencegah diskriminasi4. Bagaimana strategi untuk mencegah diskriminasi dalam keprofesian/pekerjaan yang

kerap terjadi di Indonesia tersebut.

Page 3: kwn FIX

BAB IIISI

2.1 Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial (Theodorson & Theodorson: 115-116). Istilah tersebut biasanya untuk melukiskan suatu tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak demokrasi.

Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menjelaskan bahwa pengertian diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung maupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengangguran, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.

2.2 Bentuk diskriminasi

Diskriminasi terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu:

1. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.

2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

Page 4: kwn FIX

2.3 Jenis-jenis diskriminasi

1. Diskriminasi Umur : Individu tidak diberikan pelayanan yang memadai karena persoalan umur. Misalnya anak seringkali tidak dapat mengungkapkan pendapatnya kepada orang tua karena dianggap masih kecil. Atau dalam pekerjaan orang yang sudah tua dianggap tidak mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik karena keterbatasan usia.

2. Diskriminasi Jenis Kelamin (Gender) : Di Indonesia diskriminasi gender dalam satu dekade terakhir telah mengalami penurunan. Namun, perempuan lebih banyak bekerja pada sektor informal yang memang kurang mempunyai perlindungan hukum yang kuat. Perempuan cenderung dianggap hanya pas pada profesi tertentu seperti pekerjaan tulis menulis, kesekretariatan, guru dan perawat Dalam sector industri misalnya, perempuan sudah mulai masuk dan berperan dalam industry hilir seperti finishing yang upah produktivitasnya rendah, sedangkan industry hulu dengan produktivitas tinggi masih didominasi oleh laki-laki. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya diskriminasi pekerjaan diantaranya:

a. Marginalisasi perkerjaanMenurut Alison Scott, seorang ahli sosiologi Inggris melihat berbagai bentuk marginalisasi dalam empat bentuk yaitu:(1) Proses pengucilan, perempuan dikucilkan dari kerja upahan atau jenis

kerja tertentu(2) Proses pergeseran perempuan ke pinggiran (margins) dari pasar

tenaga kerja, berupa kecenderungan bekerja pada jenis pekerjaan yang memiliki hidup yang tidak stabil, upahnya rendah, dinilai tidak atau kurang terampil

(3) Proses feminisasi atau segregasi, pemusatan perempuan pada jenis pekerjaan tertentu (feminisasi pekerjaan), atau pemisahan yang semata-mata dilakukan oleh perempuan saja atau laki-laki saja

(4) Proses ketimpangan ekonomi yang mulai meningkat yang merujuk di antaranya perbedaan upah

b. Kedudukan Perempuan yang Subordinat dalam Sosial dan BudayaPeran gender dalam masyarakat ternyata juga dapat menyebabkan subordinasi terhadap perempuan terutama dalam pekerjaan. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau emosional menjadikan perempuan tidak bisa tampil sebagai pemimpin, dan ini berakibat pada munculnya

Page 5: kwn FIX

sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang kurang penting. Potensi perempuan sering dinilai secara tidak fair. Hal ini mengakibatkan perempuan sulit untuk menembus posisi strategis dalam komunitas yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Perempuan di sektor pertanian pedesaan, mayoritas di tingkat buruh tani. Perempuan di sektor industri perkotaan terutama terlibat sebagai buruh di industri tekstil, garmen, sepatu, kebutuhan rumah tangga, dan elektronik. Di sektor perdagangan, pada umumnya perempuan terlibat dalam perdagangan usaha kecil seperti berdagang sayur mayur di pasar tradisional.

c. Stereotipe terhadap perempuanStereotipe secara umum diartikan sebagai pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Pada kenyataannya stereotipe selalu merugikan dan menimbulkan diskriminasi. Salah satu jenis stereotipe itu adalah yang bersumber dari pandangan gender. Perempuan dianggap sebagai jenis manusia yang lemah fisik maupun intektualnya sehingga tidak layak untuk menjadi pemimpin.Misalnya laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama, perempuan hanya dinilai sebagai suplemen, karena itu perempuan dalam sistem penggajian atau upah boleh dibayar lebih rendah dari laki-laki.

d. Tingkat pendidikan perempuan rendahSemakin tinggi tingkat pendidikannya semakin sedikit jumlah perempuan yang menempuh jenjang pendidikan tersebut. Anggapan masyarakat bahwa nilai ekonomi anak laki-laki lebih besar dibandingkan nilai ekonomi anak erempuan menjadi salah satu factor utama kejadian ini. Sehingga pada beberapa daerah tertentu banyak sekali pengiriman TKW ke luar negeri, ini membuktikan bahwa rendahnya pendidikan dan keterampilan akan menimbulkan diskriminasi dalam pekerjaan.

3. Diskriminasi Kesehatan : Individu dibedakan karena mereka menderita penyakit atau cacat tertentu. Contohnya kasusnya seorang yang cacat yang ingin mendaftar menjadi pegawai negeri sipil (PNS) ditolak oleh pemerintah dan akhirnya dia menggugat kepada pemerintah. Ia merasa diperlakukan berbeda meski cacat kaki dia memiliki hak yang sama untuk mengikuti tes menjadi PNS. Atau contoh lain pegawai yang ditengah pekerjaannya mengalami penyakit tertentu dinilai menjadi kurang produktif karena keterbatasannya, dikucilkan atau dipandang negatif oleh rekanan kerja yang lainnya.

Page 6: kwn FIX

4. Diskriminasi Agama :Individu dibedakan berdasarkan agama yang dianut. Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam mendapat sorotan yang tajam dari mata dunia mengenai diskriminasi agama. Bahkan Komisaris Tinggi (High Commissioner) Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Navanethem Pillay menyatakan prihatin atas sejumlah kasus diskriminasi agama diIndonesia. Ia mendesak pemerintah untuk mencabut sejumlah undang-undang yang meruncingkan diskriminasi, dilansir media online tempo.co.

5. Diskriminasi Sosial : Individu dibedakan berdasarkan kelas sosialnya, seperti kaya-miskin, berpendidikan-tidak. Hal-hal tersebut menimbulkan diskriminasi sosial yang kurang baik bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Seharusnya sebagai sesama manusia kita dapat menolong dan membantu orang-orang disekitar kita.

6. Diskriminasi RAS : Diskriminasi berdasarkan perbedaan warna kulit. Contohnya pada tahun 2000 di perusahaan ternama yaitu Coca Cola telah terjadi suatu masalah diskriminasi terhadap karyawan ras kulit hitam yaitu upah kerja mereka lebih kecil dari pada karyawan kulit putih, selain itu jabatan-jabatan penting diperusahaan sebagian besar diberikan pada karyawan kulit putih. Namun, saat ini system tersebut sudah diperbaiki di internal perusahaan.

2.4 Diskriminasi dalam keprofesian atau pekerjaan

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi memiliki asosiasi profesi, kode etik serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keperatawatan, tenaga pendidik, keuangan, militer, dan teknik desaigner.

Perlakuan diskriminasi sangat bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 beserta amandemennya. Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas mengutamakan kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan bidang kemasyarakatan lainnya. Untuk itu Undang-Undang Dasar 1945 beserta amendemennya sangat penting untuk menjadi acuan universal para penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Page 7: kwn FIX

Tingkat diskriminasi dalam pekerjaan

Ada 3 perbandingan yang bisa membuktikan distribusi anggota kelompok:1. Perbandingan atas penghasilan rata-rata, yaitu perbandingan atas keuntungan

rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain. Perbandingan penghasilan ini mencerminkan berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan ras, gender atau jenis kelamin, dan jenis diskriminasi lainnya. Seperti perbandingan penghasilan rata-rata keluarga Amerika kulit putih dengan non-kulit putih, maka dapat kita lihat bahwa penghasilan keluarga kulit putih jauh lebih besar dari pada penghasilan keluarga non-kulit putih. Atau perbndingan penghasilan antara perempuan dan laki-laki

2. Perbandingan kelompok penghasilan terendah, yaitu perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama. Seperti tingkat kemiskinan kelompok minoritas yang memiliki penghasilan rata-rata lebih rendah.

3. Perbandingan pekerjaan yang diminati, yaitu perbandingan proporsi dari anggota kelompok terdiskriminasi yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama. Distribusi pekerjaan dapat dinilai dan dibuktikan dari diskriminasi kelompok minoritas, rasial, dan seksual.

Praktik Diskriminasi dalam pekerjaan

Tindakan-tindakan yang memungkinkan adanya diskriminasi adalah :1. Rekruitmen (cara penerimaan pegawai), perusahaan-perusahaan yang

sepenuhnya bergantung pada referensi verbal para pegawai dalam merekrut pegawai baru cenderung merekrut pegawai dari kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat dalam perusahaan.

2. Screening (seleksi), penempatan posisi pekerjaan atau kualifikasi pekerjaan terkadang dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai.

3. Kenaikan Pangkat, proses-proses seperti kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif jika strategi yang digunakan perusahaan dengan cara memisahkan evaluasi kerja menurut ras atau antara pegawai laki-laki dengan pegawai perempuan.

Page 8: kwn FIX

4. Kondisi pekerjaan, pemberian gaji dikatakan diskriminatif jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama.

5. PHK, memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin jelas merupakan bentuk diskriminasi. Bentuk diskriminasi lainnya adalah kebijakan pemutusan hubungan kerja yang didasarkan pada sistem senioritas, dimana pegawai perempuan dan kelompok minoritas menempati tingkat senioritas paling rendah akibat diskriminasi masa lalu.

2.5 Diskriminasi pada profesi

Indonesia merupakan negeri yang mempunyai banyak penduduk tepatnya menduduki urutan dengan penduduk terbanyak ke tiga se dunia. Oleh karena itu akan ada banyak profesi yang dibutuhkan dalam kelangsungan bernegara. Segala aspek kehidupan seperti industri, kesehatan, teknologi, pendidikan, dan sebagainya memerlukan banyak tenaga kerja. Tenaga kerja Indonesia merupakan tenaga kerja yang tergolong murah jika dibandingkan dengan negara lain karena kurang berpendidikan dan lain sebagainya. Hal ini salah satu faktor terjadinya diskriminasi di Indonesia.

Diskriminasi pada profesi kerap kali terjadi di Indonesia, permasalahan ini telah menjadi permasalahan bangsa, hal ini terjadi karena kurang meratanya pendidikan dalam profesi, serta kurang meratanya perlindungan hukum atau peraturan yang memayungi setiap profesi dan organisasi tersebut. Beberapa contoh diskriminasi pada profesi, diantaranya:

a. Diskriminasi pada buruh perempuanPada media online satuharapan.com terdapat pembahasan tentang demonstrasi tenaga buruh perempuan yang meminta penghapusan diskriminasi tanggal 1 Mei 2013. Mereka menuntut keadilan dalam pelaksanaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan (CEDAW). Mereka berpendapat masih adanya tindak ketidakadilan yang dilakukan berbagai pihak khususnya pengusaha dalam beberapa hal yaitu: hak reproduksi (cuti hamil, melahirkan, menyusui dan menikah) yang sering diabaikan oleh pengusaha, upah pekerja perempuan yang cederung lebih kecil daripada laki-laki karena tidak diberikannya tunjangan, dan keselamatan kerja misal ketika sedang haid ataupun hamil buruh wanita tetap disuruh berdiri ataupun lembur. Para aktivis buruh perempuan juga memita agar Departemen Tenaga Kerja tidak membiarkan pelanggaran-pelanggaran, kekerasan, diskriminasi terjadi pada buruh perempuan.

Page 9: kwn FIX

b. Diskriminasi pada tenaga OutsourcingOutsourcing sesuai pada Undang Undang No. 13 Tahun 2003 adalah karyawan kontrak yang disediakan oleh penyedia jasa outsourcing yang akan bekerja sama dengan perusahaan inti yang memerlukan karyawan yang tidak tetap seperti operator telepon, satpam, cleaning service, dan lain-lain. Perusahaan inti tersebut tidak perlu member tunjangan makan dan asuransi kesehatan karena sudah disediakan oleh penyedia jasa outsourcing. Tertera pada media liputan6.com terdapat 3 bentuk diskriminasi yang ditrima pekerja Outsourcing yaitu perbedaan upah, hak berorganisasi, dan status pernikahan yang membatasi akses mendapat pekerjaan. Selain itu juga mereka rentan terkena PHK, tidak ada jenjang karir, dan gaji mereka dipotong oleh penyedia jasa outsourcing

c. Diskriminasi pada status guruDiskriminasi pada status guru muncul ketika Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 (sekarang Kemdikbud), menggolongkan guru menjadi beberapa kelompok, yaitu Guru PNS, PNS Departemen Agama, PNS Dinas Pendidikan Kebudayaan, Guru Bantu, Guru Honorer Daerah, Guru Tetap Yayasan, dan Guru Tidak Tetap. Pada media online kompas.com tertera bahwa adanya protes dari guru-guru honorer yang merasa adanya kesenjangan dengan guru PNS. Guru PNS mendapat gaji sekitar 6 juta rupiah perbulan, tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, penghargaan bagi guru, pelayanan kesehatan, serta kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru. Sedangkan guru honorer hanya mendapat gaji sekitar juta perbulan dan tidak mendapat kemudahan-kemudahan seperti guru PNS. Hal ini kurang relevan dilihat dari tugas yang dilakukan oleh para guru tidaklah berbeda. Para guru memiliki tugas yang sama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sehingga para guru honorer menuntut pemerintah untuk lebih peka melihat keadaan dilapangan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua guru untuk mendapat kesejahteraan.

d. Diskriminasi pada perawatKurangnya perlindungan hukum yang jelas, membuat profesi perawat dinilai masih dalam pengaruh diskriminasi beberapa pihak. RUU Keperawatan yang tidak kunjung disahkan membuat ILMIKI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) mendatangkan salah satu anggota DPR RI, Nursuhud untuk berdiskusi seperti tertera pada media okezone.com Ia turut menyoroti persoalan diskriminasi dalam dunia kesehatan yang dialami perawat seperti dalam bidang kesehatan seperti jabatan direktur RS negeri dan Mentri Kesehatan Indonesia harus dokter.

Page 10: kwn FIX

2.6 Peran pemerintah terhadap diskriminasi

Penguatan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melakukan penolakan terhadap berbagai bentuk diskriminasi antara lain tertuang dalam Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (International Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women/ CEDAW) yang telah diratifikasi melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 dan diperkuat dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, 1965 (International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination, 1965).

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisi yang merdeka, setara, aman, bermartabat. Tujuan-tujuan utama ILO ialah mempromosikan hak-hak kerja, memperluas kesempatan kerja yang layak, meningkatkan perlindungan sosial, dan memperkuat dialog dalam menangani berbagai masalah terkait dengan dunia kerja. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1999 Tentang Pengesahan ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN).

Konvensi Umum Organisasi Perburuhan InternasionalDengan mempertimbangkan juga bahwa diskriminasi merupakan pelanggaran

hak-hak yang dinyatakan dalam Pernyataan Universal tentang Hak-Hak Manusia, pada tanggal 25 Juni tahun 1958 menyetujui Konvensi berikut ini, yang dapat disebut sebagai Konvensi tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) tahun 1958 :

Pasal 11. Dalam Konvensi ini, istilah “diskriminasi” meliputi:

(a) setiap perbedaan, pengecualian atau pilihan atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, keyakinan politik, kebangsaan atau asal usul dalam masyarakat, yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kesetaraan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan;

(b) setiap perbedaan, pengecualian atau pilihan lain yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kesetaraan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan sebagaimana yang ditentukan oleh Anggota terkait setelah berkonsultasi dengan

Page 11: kwn FIX

organisasi yang mewakili pengusaha dan pekerja, bila ada, dan dengan badan-badan terkait lainnya.

2. Perbedaan, pengecualian atau pilihan dalam hal pekerjaan tertentu yang didasarkan pada persyaratan khusus untuk pekerjaan tersebut, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi.

3. Untuk tujuan Konvensi ini, istilah “pekerjaan” dan “jabatan” mencakup akses untuk memperoleh pelatihan keterampilan, akses untuk memperoleh pekerjaan dan jabatan tertentu, serta persyaratan dan ketentuan kerja.

Pasal 2Setiap Anggota yang melaksanakan Konvensi ini perlu berupaya untuk menetapkan dan

mencari suatu kebijakan nasional yang bertujuan untuk mempromosikan, melalui cara yang sesuai dengan keadaan dan kebiasaan nasional, kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam hal pekerjaan dan jabatan, dengan tujuan untuk menghapus diskriminasi apapun di bidang tersebut.

Pasal 3Setiap Anggota yang melaksanakan Konvensi ini perlu berupaya dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kebiasaan nasional untuk:

(a) menjalin kerjasama dari organisasi pengusaha dan pekerja serta badan-badan terkait lainnya guna mempromosikan penerimaan dan ketaatan terhadap kebijakan ini;

(b) mengadakan perundang-undangan serta mempromosikan program-program pendidikan yang diperkirakan dapat menjamin diterimanya dan ditaatinya kebijakan ini;

(c) mencabut ketentuan perundang-undangan serta mengubah petunjuk atau kebiasaan administratif yang tidak sesuai dengan kebijakan ini;

(d) mendorong diberlakukannya kebijakan tentang pekerjaan ini yang langsung diawasi oleh penguasa nasional;

(e) menjamin ditaatinya kebijakan ini dalam kegiatan bimbingan keterampilan, latihan keterampilan serta layanan penempatan yang dipimpin oleh penguasa nasional;

(f) mencantumkan dalam laporan-laporan tahunannya tentang penerapan Konvensi ini, tindakan apa yang telah diambil untuk melaksanakan kebijakan ini serta hasil yang dicapai dengan melakukan tindakan tersebut.

Pasal 4Setiap tindakan terhadap seseorang yang diperkirakan atau benar-benar melakukan kegiatan yang mengancam keselamatan Negara, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi, selama yang bersangkutan diberi hak untuk mengajukan banding kepada badan yang berkompeten yang didirikan sesuai dengan kebiasaan nasional.

Page 12: kwn FIX

Pasal 51. Langkah-langkah khusus untuk memperoleh perlindungan atau bantuan yang diberikan

oleh Konvensi atau Rekomendasi lain yang telah disetujui oleh Konferensi ILO, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi.

2. Setiap Anggota dapat, setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan pekerja, bila ada, menetapkan bahwa perlu diambil langkah-langkah khusus lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus manusia, yang dikarenakan oleh jenis kelamin, usia, cacad, tanggung-jawab keluarga atau status sosial atau budaya, secara umum diakui perlu diberi perlindungan atau bantuan khusus, tidak akan dianggap sebagai diskriminasi.

Pasal 6Setiap Anggota yang meratifi kasi Konvensi ini akan berupaya menerapkannya di wilayah-wilayah non-metropolitan, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Konstitusi ILO.

Pasal 7Ratifikasi secara formal atas Konvensi ini harus diberitahukan kepada Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional untuk didaftarkan.

Pasal 81. Konvensi ini hanya akan mengikat Anggota-Anggota ILO yang ratifi kasinya telah

didaftarkan kepada Direktur Jenderal.2. Konvensi ini akan berlaku selama duabelas bulan setelah tanggal ratifi kasi oleh dua

Anggota didaftarkan pada Direktur Jenderal.3. Selanjutnya Konvensi ini akan berlaku untuk setiap Anggota selama duabelas bulan

setelah tanggal ratifi kasi Anggota tersebut didaftarkan.

Pasal 91. Anggota yang telah meratifi kasi Konvensi ini dapat mencabutnya setelah melewati

masa sepuluh tahun dari tanggal pertama kali Konvensi ini diberlakukan, melalui tindakan yang telah diberitahukan kepada Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional untuk didaftarkan. Pencabutan ini tidak akan berlaku sebelum satu tahun setelah tanggal pendaftarannya.

2. Setiap Anggota yang telah meratifi kasi Konvensi ini namun tidak menggunakan haknya untuk mencabut sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal ini dalam waktu satu tahun setelah berakhirnya masa sepuluh tahun yang disebutkan dalam ayat di atas, maka Anggota tersebut akan terikat selama jangka waktu sepuluh tahun berikutnya, dan

Page 13: kwn FIX

setelah itu, dapat membatalkan Konvensi ini pada saat berakhirnya setiap masa sepuluh tahun sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal ini.

Pasal 101. Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional akan memberitahukan semua

Anggota ILO tentang pendaftaran semua ratifikasi dan pencabutan yang disampaikan kepadanya oleh Anggota ILO.

2. Pada waktu memberitahukan Anggota ILO tentang pendaftaran ratifikasi kedua yang disampaikan kepadanya, Direktur Jenderal akan mengingatkan Anggota-Anggota ILO tentang tanggal mulai berlakunya Konvensi ini.

Pasal 11Direktur Jenderal Kantor Perburuhan Internasional akan memberitahukan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sesuai dengan Pasal 102 Piagam PBB tentang informasi rinci mengenai semua ratifi kasi dan pencabutan yang didaftarkan olehnya sesuai dengan ketentuan Pasal-Pasal tersebut di atas.

Pasal 12Pada saat yang dipandang perlu, Badan Pimpinan Kantor Perburuhan Internasional akan menyerahkan laporan mengenai pelaksanaan Konvensi ini kepada Konferensi Umum dan akan mempelajari perlunya memasukkan semua atau sebagian revisinya ke dalam agenda Konferensi.

Pasal 131. Apabila Konferensi ini mengesahkan Konvensi baru yang mengubah sebagian atau

seluruh Konvensi ini, kecuali kalau ditentukan lain oleh Konvensi baru tersebut, maka:(a) dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 5 di atas, ratifikasi atas Konvensi baru oleh

Anggota berarti membatalkan Konvensi ini saat itu juga demi hukum, apabila dan pada saat Konvensi yang baru tersebut mulai diberlakukan;

(b) mulai tanggal berlakunya Konvensi yang baru direvisi tersebut, Konvensi ini tidak dapat diratifi kasi lagi oleh Para Anggota.

2. Namun Konvensi ini akan tetap berlaku dalam bentuk dan isi yang asli bagi para Anggota yang sudah meratifikasinya tetapi belum meratifkasi Konvensi yang baru tersebut.

Pasal 14Bunyi naskah Konvensi ini dalam bahasa Inggris dan Perancis memiliki kekuatan hukum yang sama kuatnya.

Page 14: kwn FIX

2.7 Dampak Diskriminasi

Dampak Positif:Meskipun diskriminasi adalah sesuatu yang negative namun kita harus melihat semua hal dari dua sisi, maka dari itu sisi positif diskriminasi diantaranya adalah:

Memudahkan masyarakat dalam berinteraksi dengan kelas sosialnya Menumbuhkan rasa sadar diri dimana kelas social mereka berada sehingga

mereka mengetahui status dan peranny dalam suatu organisasi masyarakat. Pengkategorian ini dapat menimbulkan dan dapat memotivasi masyarakat

kelas bawah untuk berusaha naik ke kelas social yang lebih tinggi.

Dampak Negatif: Adanya kesenjangan social Tidak adanya rasa saling menghargai Berkurangnya rasa nasionalisme Tidak adanya tenggang rasa Masyarakat tingkat atas menganggap bahwa diskriminasi adalah sesuatu

yang wajar, sehingga mereka cenderung mengulangi hal tersebut secara terus menerus

Memunculkan permusuhan antar kelompok, perasaan melebihkan kelompok sendiri, dan merendahkan kelompok yang lain menjadi pemicu perseturuan antar kelompok.

Menghambat kesejahteraan kehidupan, sikap diskriminasi lebih menonjolkan sikap egoisme pribadi ataupun kelompok.

Menghalangi tegaknya keadilan, jika sikap diskriminasi dominan, maka keadilan sulit ditegakkan, karena dalam mengambil keputusan suatu masalah, selalu didasarkan pada pertimbangan subyektif diri atau kelompok yang dibelanya.

Menjadi pintu kehancuran masyarakat, jika dibiarkan sikap diskriminasi akan dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan social.

Mempersulit penyelesaian masalah, persoalan yang dihadapi mestinya segera diselesaikan secara baik, namun karena adanya sikap diskriminasi menjadi berlarut-larut.

2.8 Upaya mencegah serta menghapus diskriminasi dalam dan pada suatu profesi

Upaya untuk menghapus diskriminasi dihadapkan pada kendala pelaksanaannya dalam melakukan penyesuaian dan harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional. Hal yang menjadi hambatan dan perlu diperhatikan adalah :1. Rendahnya kualitas hukum dan kepastian hukum menjadi rangka mengurangi

perlakuan diskriminasi. Sampai saat ini hukum tertulis (peraturan perundang-undangan) merupakan satu-satunya landasan hukum bagi para penyelenggara

Page 15: kwn FIX

negara untuk menjalankan kehidupan bernegara dan berbangsa. Selain itu, dikarenakan masih rendahnya kewibawaan lembaga dan sistem peradilan.

2. Peran lembaga peradilan sangat penting untuk mengurangi terjadinya perlakuan diskriminasi terhadap setiap warga negara. Kewibawaan lembaga dan sistem peradilan di Indonesia saat ini menjadi sorotan masyarakat, karena keberhasilan pembangunan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera ditentukan oleh seberapa jauh sistem hukum yang berlaku ditegakkan dengan konsisten dan adil. Upaya menggerakkan perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, maupun penghapusan kemiskinan tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan apabila diskriminasi masih terjadi dan keadilan masih berpihak kepada siapa kuat, bukan berpihak pada kebenaran.

3. Rendahnya pemahaman aparat dan sistem pelayanan publik terhadap pentingnya peraturan perundang-undangan yang tidak diskriminatif. Sesuai dengan fungsinya setiap penyelenggara negara harus mempunyai kesadaran dan komitmen bahwa dalam menjalankan penyelenggaraan negara tidak boleh ada perlakuan diskriminasi pada setiap warga negaranya sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28. Hal ini juga berarti bahwa di Indonesia tidak boleh ada perlakuan diskriminasi di berbagai bidang kehidupan. Pelayanan publik sebagai salah satu fungsi utama penyelenggara negara dalam lingkup eksekutif harus benar-benar menjunjung tinggi asas kedudukan yang sama bagi setiap warga negara di hadapan hukum, menegakkan hukum dengan adil dalam arti tidak ada pembedaan baik dari warna kulit, golongan, suku, etnis, agama dan jenis kelamin, selanjutnya apabila dalam pelaksanaannya terhadap peraturan perundang-undangan yang bersifat diskriminatif dan melanggar prinsip keadilan harus berani ditindaklanjuti dengan langkah menghapus dan/ melakukan berbagai perubahan.

Walaupun peraturan perundang-undangan yang dibuat telah dipersiapkan dengan baik, namun faktor manusia yang berada di belakang peraturan tersebut sangat menentukan yaitu mereka yang menerapkan dan menegakkan hukum serta yang memberikan pelayanan hukum.

Untuk mendukung upaya penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah:

1. Terlaksananya peraturan perundang-undangan yang tidak mengandung perlakuan diskriminasi baik kepada setiap warga negara, lembaga/instansi pemerintah, maupun lembaga swasta/dunia usaha secara konsisten dan transparan

Page 16: kwn FIX

2. Terkoordinasikannya dan terharmonisasikannya pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang tidak menonjolkan kepentingan tertentu sehingga dapat mengurangi perlakuan diskriminatif terhadap warga negara

3. Terciptanya aparat dan sistem pelayanan publik yang adil dan dapat diterima oleh setiap warga negara.

4. Melihat keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.5. Membiasakan diri menghindari sifat-sifat saling merendahkan, saling mencela, saling

memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek (saling curiga), saling mencari-cari kejelekan orang lain, saling menggunjig

6. Belajar tidak membenci, karna dapat membahayakan diri sendiri bahkan orang lain.7. Mengkaji ulang antara “kita” dan “mereka”. Pengkategorian ulang ini akan

menimbulkan pandangan yang berbeda dengan sebelumnya.8. Pelajaran multiculturalisme harus dimasukkan kedalam pendidikan nasional dan

dimulai sejak kecil.

Upaya yang dapat dilakukan perawat

Contoh pengaplikasiannya dalam melaksanakan praktik keperawatan. Perawat melakukan peran & fungsi yang salah satunya adalah “Client Advocate”. Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Pada peran ini, perawat harus mempertahankan & melindungi hak-hak klien berupa hak atas informasi mengenai penyakit yang dideritanya, tindakan medic apa yang hendak dilakukan, hak atas pelayanan yang manusiawi, hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai standard profesi keperawatan tanpa diskriminasi.

Page 17: kwn FIX

BAB IIIPENUTUP

3.1 Simpulan

Diskriminasi merupakan sebuah fenomena yang kerap kali terjadi diseluruh penjuru dunia. Indonesia sebagai Negara multicultural merupakan daerah yang rawan terjadi diskriminasi. Pekerjaan yang ada di Indonesia pun beragam menurut kebutuhan penduduknya yang banyak. Dalam lingkup pekerjaan pun diskriminasi kerap kali terjadi, banyak hal yang mempengaruhinya seperti usia, ras, gender, agama, dan status social. Berbagai profesi mengalami berbagai bentuk diskriminasi dari keadaan disekitarnya, kurangnya payung hukum dan perhatian pemerintah menjadi salah satu pencetus utama menjamurnya diskriminasi dalam dan pada profesi tertentu.

3.2 Saran

Sebagai manusia kita harus lebih saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Manusia mempunyai derajat yang sama di mata Tuhan YME, oleh karena itu kita tidak boleh merasa lebih daripada orang lain. Peran pemerintah pun menjadi salah satu ujung tombak penghapusan diskriminasi di Indonesia, penegakan hukum yang adil dan tak berpihak pada sisi manapun diharapkan mampu membuat diskriminasi hilang dari bumi pertiwi.

Page 18: kwn FIX

Referensi

http://kampus.okezone.com/read/2013/09/26/373/872327/setop-diskriminasi-antarprofesihttp://yourbusiness.azcentral.com/examples-professional-discrimination-14074.htmlhttp://www.slideshare.net/firdafirgie/diskriminasi-dalam-ketenagakerjaan-12686800http://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasihttp://bisnis.liputan6.com/read/564638/3-jenis-diskriminasi-yang-diterima-pekerja-outsourcinghttp://satuharapan.com/read-detail/read/stop-diskriminasi-buruh-perempuan/