Buku Paket KWN

104
BAB I WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIOAL A. Wawasan nusantara Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Republik Indonesia. Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain Rules The Waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya. Tetapi cukup banyak negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan sbagai Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan

Transcript of Buku Paket KWN

Page 1: Buku Paket KWN

BAB I

WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIOAL

A. Wawasan nusantara

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara

adalah wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintahan yang

diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui

Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai

sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep

wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut

nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu

bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak

Negara Republik Indonesia.

Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia

memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu

biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan

pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain Rules The Waves". Ini berarti

tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.

Tetapi cukup banyak negara yang tidak mempunyai wawasan,

seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan sbagai Indonesia wawasan

nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara.

Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan

Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan

lingkungannya dalam eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka dan

berdaulat dalam penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai

bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya. Unsur-unsur dasar

wasantara ialah wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari

wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk

mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:1

Satu kesatuan wilayah

Satu kesatuan bangsa

Satu kesatuan budaya

Satu kesatuan ekonomi

1 Soegardo (2002) “Keunggulan Trigatra” Lembanas, Jakarta

Page 2: Buku Paket KWN

Satu kesatuan hankam

Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan

falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik

Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan

terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang

senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.

Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan

yang meningkat, dalam "koridor" wasantara.

Konsep geopolitk dan geostrategi

Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang dua pertiga

wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau

Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara

kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam

salah satu doktrin nasional yang disebut wawasan nusantara dan politik

luar negeri bebas aktif, sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan

melalui konsep ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan

kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan

keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim,

maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan

doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah

yang harus dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim

adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritim power) yang dapat

menjamin kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman.

Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia

Nusantara (archipelago) dipahami sebagai konsep kewilayahan

nasional dengan penekanan bahwa wilayah Negara Indonesia terdiri dari

pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan

dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa.

Sedangkan wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia

yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi

tanah (darat), air (laut), termasuk dasar laut dan tanah dibawahnya

udara diatasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan

negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan

nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan

Page 3: Buku Paket KWN

hankam. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan

yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah

ditegaskan dalam GBHN dengan TAP MPR No. IV tahun 1973.

Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi

Negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Deklarasi Juanda

pada tanggal 13 Desember 1957.

Pengertian dan hakekat Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia

terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara diatasnya sebagai satu

kesatuan politk, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.

Apa Wawasan Nusantara?

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia

tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945)

yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat,

bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan

perjuangan nasional. Selain itu juga bisa berarti cara pandang bangsa

Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara diatasnya

sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan

keamanan.

Mengapa Wawasan Nusantara Harus Ada?

Wawasan nusantara adalah suatu konsep politik bangsa

Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah,

meliputi tanah (darat), air (laut), termasuk dasar laut dan tanah

dibawahya dan udara diatasnya secara tidak terpisahkan, yang

menyatukan bangsa dan negara secara utuh dan menyeluruh mencakup

segenap bidang-bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik,

ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai

konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran

politik bangsa Indonesia.

Bagaimana Tujuan Wawasan Nusantara Itu?

Page 4: Buku Paket KWN

Wawasan Nusantara dalam TAP MPR 1983 konsepsi untuk

mencapai tujuan pembangunan nasional:

Kesatuan politik

Kesatuan ekonomi

Kesatuan sosial budaya

Kesatuan pertahanan keamanan

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual,

geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang

disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktig.

Sedangkan geostrategi Indonesia diwujukan melalui konsep Ketahanan

Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu

pada kondisi geografi bercirikan maritisme, maka diperlukan strategi

besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan

defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus

dipertahankan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah

mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin

kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai

WAWASAN NUSANTARA

Setiap bangsa memiliki Wawasan Nasional (national outlook)

yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan menujuke masa depan

dan bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan bangsa,

wilayah serta jati diri bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan adalah

bangsa yang bernegara (nation state). Secara umum wawasan nasional

berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dasn lingkungannya yang

dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan

posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan dan cita-

cita nasionalnya.

Wawasan nasional bangsa Indonesia dikenal dengan "wawasan

nusantara", yang berarti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri

dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai

dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa

Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai rambu-

rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaannya, juga unuk

mengajarkan akan pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam

Page 5: Buku Paket KWN

segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan

dan cita-citanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara:

1. Wilayah (Geografi)

a) Asas kepulauan (Archipelago Principle). Archipelago dapat

diartikan sebagai lautan terpenting atau wilayah lautan dengan

pulau-pulau didalamnya. Lahirnya asas kepulauan

mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu

dalam keadaan utuh, sementara tempat unsur perairan atau

lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsur penghubung

dan bukan unsur pemisah

b) Kepulauan Indonesia. Bagian wilayah "Indischa Archipel" yang

dikuasai Belanda dinamakan Netherlands Oost Indischa

Archipelago, itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian

menjadi wilayah RI. Sebutan Indonesia merupakan ciptaan

ilmuwan J.R. Logan dalam bukunya 'Journal Of The Indian

Archipelago and East Asia (1850)'. Nama Indonesia sangat

dicintai oleh bangsa Indonesia, dan resmi menjadi nama

Negara sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-08-1945.

c) Konsepsi tentang wilayah lautan. Dalam perkembangan hokum

laut Internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai

pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut: i. Res

Nullius; menyatakan bahwa laut tidak ada yang memilikinya. Ii.

Res Cimmunis; menyatakan bahwa laut itu adalah milik

masyarakat dunia karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-

masing Negara. Iii. Mare Libirium; menyatakan bahwa wilayah

laut adalah beban semua bangsa. Iv. Mare Clausum (The Right

And Dominium Of The Sea); menyatakan bahwa hanya laut

sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara

sejauh yang dapat dikuasai dari darat (waktu ± 3 mil).

Archipelago State Principles (asas Negara Kepulauan) yang

menjadikan dasar dalam konvensi PBB tentang hukum. Sesuai

dengan hukum laut internasional secara garis besar Indonesia

sebagai Negara Kepulauan memiliki laut territorial, perairan

pedalaman, ZEE, dan landasan kontinen. Masing-masing

sebagai berikut:

Page 6: Buku Paket KWN

1) Negara Kepulauan adalah suatu Negara yang seluruhnya

terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup

pulau-pulau lain.

2) Laut territorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak

melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan

garis pangkal adalah garis air yang surut terendah

sepanjang pantai. Kedaulatan suatu Negara pantai

mencakup daratan, perairan pendalaman dan laut territorial

tersebut.

3) Perairan pendalaman adalah wilayah sebelah dalam

daratan atau sebelah dalam garis pangkal.

4) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil

laut dari garis pangkal. Di dalam ZEE negara yang

bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan

eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber

kekayaan alam hayati dari perairan.

5) Landas kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut

dan tanah dibawahnya yang terletak di laut teritorialnya

sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah

daratannya. Jaraknya 200 mil, tidak boleh melebihi 100 mil

dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.

d) Karakteristik wilayah Nusantara berarti kepulauan Indonesia

yang terletak diantara benua Asia dan Australia serta diantara

samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang tersiri dari

17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah peluang yang sudah

memiliki nama adalah 6044 buah. Kepulauan Indonesia terletak

pada batas astronomi sebagai berikut: ± 6008'LU, ±11015'LS, ±

94045'BT, ± 141005'BT. Jaraj utara selatan sekitar 1.888

kemerdekaan, sedangkan jarak barat-timur sekitar 5.110

kemerdekaan. Luasnya wilayah Indonesia seluruhnya adalah

5.193.250 km2 yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km2.

Luas wilayah Indonesia menempati urutan ke-14 terbesar di

dunia.

2. Geopolitik dan Geostrategi

a. Geopolitik

Page 7: Buku Paket KWN

Pengertian geopolitik adalah ilmu yang mempelajari

fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik memeparkan dasar

pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk

mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi

perkembangan suatu wawasan nasional.

Pandangan Ratzel dan Kjellen Frederich pada akhir abad ke-

19 mengembangkan kajian geopolitik dengan dasar pandangan

bahwa negara adalah mirip organisme. Sedangkan Rudolf Kjellen

Berpendapat bahwa negara adalah organisme yang harus

memiliki intelektual. Kedua pandangan ini hampir sama, mereka

memandang pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan

organisme sehingga negara memerlukan ruang hidup, serta

mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut

dan mati. Mereka juga mengajukan ekspansionisme (pemekaran

wilayah) kemudian melahirkan ajaran adu kekuatan.

Pandangan Haushofer Pemikiran Haushofer disamping berisi

paham ekspansionisme juga mengandung rasialisme, yang

menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras yang pakling unggul yang

harus dapat menguasai dunia. Pandangan macam ini juga didunia

berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi

semangat militerisme dan fasisme.

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan

pada nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan

tegas tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia

adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan.

Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan,

ekspansinisme, adu kekuatan, rasialisme dan chauvisme.

Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak

pada paham kebangsaan serta menganut asas bebas aktif, selalu

terbuka, saling tolong menolong dan saling menguntungkan. Semua

ini dalam rangkan ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia

yang abadi.

b. Geostrategi

Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan

memperhitungkan kondisi dan kostelasi geografi sebagai faktor

utamanya serta dengan memperhatikan kondisi sosial, budaya,

Page 8: Buku Paket KWN

penduduk, sumber daya alam lingkungan regional maupun

internasiona.

Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara

1. Wadah wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga

komponen : a. Wujud wilayah b. Tata inti organisasi c. Tata

kelengkapan organisasi

2. isi wawasan Nusantara. Isi wawasan nusantara tercermin dalam

perspektif kehidupan manusia dalam eksistensinya yang meliputi

cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu.

3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi:

a. Tata laku batiniah, yang berlandaskan falsafah bangsa yang

membentuk sikap mental bangsa yang memiliki kekuatan batin.

b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti

kesatuan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan dan

perbuatan.

Implementasi Wawasan Nusantara

1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila.

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Konsep wawasan

Nusantara berpangkalan dasar ketuhanan YME sebagai sila

pertama Pancasila yang kemudian melahirkan hakikat misi

manusia Indonesia yang menjabarkan sila-sila berikutnya.

Wawasan Nusantara sebagai aktualisasi falsafah Pancasila

menjadi landasan dan pedoman bagi pengelolaan kelangsungan

hidup bangsa Indonesia.

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

a. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan

politik

b. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan

ekonomi

c. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan

sosial budaya

d. Perwujudan kedaulatan nusantara sebagai satu kesatuan

pertahanan keamanan

Page 9: Buku Paket KWN

3. Penerapan Wawasan Nusantara

a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan

nusantara, khususnya di bidang wilayah, adalah diterima

konsepsi Nusantara di forum internasional, sehingga

terjaminlah integritas wilayah teritorial bangsa Indonesia.

b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut

menghasilkan sumber daya alam yang cukup besar untuk

kesejahteraan bangsa Indonesia.

c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia

internasional termasuk Negara-negara tetangga.

d. Penerapan wawasan Nusantara dalam pembangunan Negara

di berbagai bidang tampak pada berbagai proyek

pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan

transportasi.

e. Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan

untuk menjadikan bangsa Indonesia yang satu tetap merasa

sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan asas

Pancasila.

f. Penerapan wawasan Nusantara di bidang pertahanan

keamanan terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan

seluruh rakyat melalui sistem pertahanan keamanan rakyat

semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan

negara.2

Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional Wawasan

Nasional bangsa Indonesia

Adalah wawasan Nusantara yang merupakan pedoman bagi

proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan

ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar

proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan

sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan Nasional

yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Dan dapat

dikatakan bahwa wawasan Nusantara dan ketahanan nasional

merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung sebagai

2 Chaidir Basri (2001) “Wawasan Nusantara sebagai Cara Pandang Bagsa Indonesia” Program Studi S2 Tannas UI, Jakarta

Page 10: Buku Paket KWN

pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsan dan bernegara

agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.

Pengertian Atau Arti Definisi Wawasan Nusanatara Yang Merupakan

Cara Pandang Bangsa Indonesia

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa

Indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide

nasionalnyaa yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Undang-

Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang

merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam

mencapai tujuan perjuangan nasional.

Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai

konsepsi politik kewarganegaraan yang termaktub/tercantum dalam

dasar-dasar berikut ini:

- Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tanggal 22 Maret 1973

- TAP MPR No. IV/MPR/1978 tanggal 22 Maret 1978 tentang GBHN

- TAP MPR No. II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983

Ruang lingkup dan cakupan wawasan Nusantara dalam TAP

MPR '83 dalam mencapai tujuan pembangunan nasional:

- Kesatuan Politik

- Kesatuan Ekonomi

- Kesatuan Sosial Budaya

1. Wawasan Nusantara dalam pembangunan nasional

a.Perpaduan antara konsep ruang dan kesatuan memberikan

implikasi bahwa Negara RI di dalam kesemestaannya merupakan

kesatuan yang utuh; dan ancaman terhadap satu kawasan laut

akan diartikan sebagai ancaman nyata terhadap seluruh wilayah

negara RI. Karena itulah pengukuhan internasional terhadap Azas

Negara Kepulauan melalui Konvensi Hukum Laut adalah sangat

kritis.

Wilayah nasional suatu negara merupakan modal dasar kodrati

yang perlu didaya-gunakan semaksimal mungkin untuk

kepentingan peningkatan kesejahteraan dan keamanan bangsa.

Kemajuan tekhnologi, berkurangnya sumber daya alam serta

pertambahan jumlah penduduk telah menjadikan ruang dunia

Page 11: Buku Paket KWN

terasa relatif semakin sempit, sedangkan di lain pihak dirasakan

pula bahwa politik kekuasaan negara maju sebaliknya semakin

bersifat global. Karena itu setiap bangsa berusaha menjadikan

wilayah nasionalnya masing-masing suatu ruang hidup yang

mampu mendukung kepentingan nasionalnya, dimana perbatasan

wilayah nasional tidak hanya mempunya dimensi politik dan hukum

semata-mata tetapi juga mempunyai dimensi ekonomi dan budaya

bangsa.

Menyempitnya ruang dunia sebagaimana diuraikan diatas

membuat aspek wilayah menjadi faktor yang makin penting di

dalam pembentukan posisi kekuasaan maupun politik kekuasaan

yang mampu menjamin tegaknya kedaulatan, integritas wilayah

serta kesatuan dan persatuan bangsa.

b.Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia,

merupakan inti dasar budaya bangsa Indonesia yang dilandasi oleh

falsafah Pancasila serta kondisi dan posisi geografi wilayah

Indonesia yang menentukan pola pikir dan tata laku bangsa dalam

mewujudkan kehidupan nasional yang dikembangkan dengan

menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pemanfaatan

lingkungannya. Dilain pihak Wawasan Nusantara, sebagai

konsepsi geopolitik bangsa dan negara Indonesia dikembangkan

untuk menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan

nasional serta merentangkan hubungan internasional dalam upaya

ikut menegakkan.

Wawasan nusantara mendasari dinamika bangsa Indonesia dalam

mencapai tujuan nasional sebagaimana digariskan dalam pembukaan

UUD 1945 yaitu:

1. Di bidang politik, pertahanan dan keamanan : mempertahankan

kemerdekaan dan menjamin kelanjutan kehidupan bangsa dan

negara dan turut serta menegakkan perdamaian dunia.

2. Di bidang ekonomi: memajukan kesejahteraan dan keadilan sosial.

3. Dibidang sosial budaya : mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan Wawasan Nusantara yang telah saya jelaskan

sejarah kelahiran, pertumbuhan (evolusi) serta artinya diatas itulah akan

diusahakan suatu pendekatan terhadap kebudasyaan nasional

Indonesia berdasarkan Wawasan Nusantara.

Page 12: Buku Paket KWN

Wawasan Nusantara sebagai pengertian persatuan dan kesatuan

bangsa yang disesuaikan dengan kenyataan geografi Indonesia sebagai

negara kepulauan, perlu dikemukakan bahwa tidask kurang pentingnya

dalam proses pertumbuhan danperkembangan wawsan nusantara ini

adalah bertambah sempurnanya hubungan pengangkutan

(transportation) dan komunikasi (communication) antar pulau yang telah

berlangsung dari tahun ke tahun dan bagi sistem komunikasi antar pulau

mencapai titik puncaknya dengan komunikasi satelit domestik Indonesia

yang melengkapi sistem komunikasi yang ada hingga waktu ini.

Adanya tekad bangsa Indonesia menjadi satubangsa walaupun

hidup berserak diatas pulau-pulau yang beribu-ribu jumlahnya dan

berbeda suku, ditambah dengan sistem alat perhubungan dan

komunikasi yang memungkinkan yang itu menjadi satu dalam kenyataan

menyebabkan bahwa Nusantara merupakan suatu kenyataan dimana ia

lebih daripada sekedar kumpulan daripada berbagai suku bangsa yang

berdiam di berbagai pulau belaka.

Kesatuan (entity) inilah yang diikat oleh ideologi dan falsafah yang

sama dan didorong oleh tekad untuk terus langsung hidup sebagai suatu

bangsa dan negara yang dimaksudkan dengan Nusantara.

B. Ketahanan Nasional

Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai

suku dan bangsa, terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas.

Jika kita sebagai warga negara ingin mempertahankan daerah kita dari

gangguan bangsa atau negara lain, maka kita harus memperkuat

ketahanan nasional kita. Ketahanan Nasional adalah cara paling ampuh,

karena mencakup banyak landasan seperti: Pancasila sebagai landasan

visional. Jadi dengan demikian ketahanan Nasional kita sangat solid.

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa

yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk

mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segalam

macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik

yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun tidak

langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas,

kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam

mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Page 13: Buku Paket KWN

Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas

(catur dharma eka karma), yaitu:

1. Ancaman dari dalam negri

Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal

atau terbentuk dari masyarakat Indonesia

2. Ancaman dari luar negri

Contohnya adalah infiltrasi, subversi, dan intervensi dari kekuatan

kolonialisme dan imperialisme serta dari darat, udara, dan laut

oleh musuh dari luar negri.

a. Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan

dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang,

serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan

terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan

Nusantara. Dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan

pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan

pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat

digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan

mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya

kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan

keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional

terhadapancaman dari luar maupun dalam negri.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia menggunakan

pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Antara kesejahteraan dan

keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.

Penyelenggaran kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu,

dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat

kesejahteraan tertentu. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem

kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung dalam kehidupan

nasioanal. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan

keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional. Peran

masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi.

Maksudnya antargatra seimbang dan saling mengisi. Maksudnya

antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling

Page 14: Buku Paket KWN

bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat

dalam kehidupan nasional

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa

yang meliputi segenap kehidupan yang terintegrasi, berisi keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan

kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,

ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam

maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi,dan kelangsungan

hidup bangsa dan negara serta perjuanganmencapai tujuan nasional

dapat dijelaskan seperti dibawah ini:

Ketangguhan

Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu

dapat bertahan, kuat, menderita, atau dapat menanggulangi

beban yang dipikulnya

Keuletan

Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras

dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas dalam

mencapai tujuan tertentu

Identitas

Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara

keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu

organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan

penduduk, sejarah, pemerintah, dan tujuan nasional serta

peran internasionalnya

Integritas

Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu

bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat

potensial maupun fungsional.

Ancaman

Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat

mengubah atau merombak kebijaksanaan. Dan usaha ini

dilakukan secara konseptual, kriminal, dan politis.

Hambatan dan gangguan

Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri

sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau

mengahalangi secara tidak konsepsional.

Page 15: Buku Paket KWN

1. Ciri-ciri ketahanan nasional

Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara

berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi

juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan,

dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Didasarkan pada metode astagrata;seluruh aspek kehidupan

nasional tercermin dalam sistematika astagrata yang terdiri atas tiga

aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan

kependudukan. Dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi

ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan

berpedoman pada wawasan nasional. Wawasan nusantara merupakan

cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Wawasan

nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat

dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan

nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan

ketahanan nasional.

2. Sifat-sifat Ketahanan Nasional Indonesia

Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada

kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan

yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada

identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan

prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam

global.

Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melalikan

dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi

bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai

dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini

senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan

nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan

dinamikanya diarahkan untuk mencapai kondisi kehidupan nasional yang

lebih baik.

Page 16: Buku Paket KWN

Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif

yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,

serasi, dan selaras, diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan

yang bersifat manunggal dapat mewujudkan nasional yang akan

diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal

suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar

pula kewibawaannya.

Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indonesia

tidak mengutamakan sikap kontrotatif dan antagonis, tidak

mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada

sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan

mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

3. Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai

yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan wawasan

Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas,

2000:99-11)3

a)Asas kesejahteraan dan keamanan

Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib

dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok.

Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur

kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi

mantap atau tidaknya ketahanan nasional.

b)Asas komprehensif atau menyeluruh terpadu

Artinya ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan.

Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan

perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.

c)Asas kekeluargaan

Asas ini bersifat keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong

royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan

bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam hidup dengan

3 Lemhannas “Bunga Rampai” (2005) Jakarta

Page 17: Buku Paket KWN

asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan

real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan

dan dijaga dari konflik yang bersifak merusak atau destruktif.

4. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional

Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a)Kedudukan

Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini

kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan

cara terbaik yang perlu diimplementasikan secara berlanjut dalam

rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin

diwujudkan. Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional

berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh

Pancasila sebagai landasan ideal, dan UUD 1945 sebagai

landasan konstitusional dalam paradigma pembangunan nasional.

b)Fungsi

Ketahanan nasional fungsinya sebagai doktrin dasar nasional

perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola

sikap, pola tindak, dan pola kerja dalam menyatukan langkah

bangsa yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral

maupun multidisiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada

cara berpikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah

bahwa bila penyimpangan tejadi, maka akan timbul pemborosan

waktu, tenaga, dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-

cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola

dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah

dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional di

segala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu; yang

dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

b. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara

Tiap-tiap aspek-aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional

relatif berubah menurut waktu, ruang, dan lingkungan sehingga

Page 18: Buku Paket KWN

interaksinya menciptakan kondisi umum yang sangat komplek dan amat

sulit.

Dari pemahaman tentang hubungan tersebut, gambaran bahwa

Konsepsi Ketahanan Nasional akan menyangkut hubungan antar aspek

yang mendukung kepribadian, yaitu:

1. Aspek yang berkaitan dengan alam bersifat statis, yang meliputi

Aspek Geografi, Aspek kependudukan, dan Aspek Sumber Daya

Kekayaan Alam.

2. Aspek yang berkaitan dengan sosial besifat dinamis, yang

meliputi Aspek Ideologi, Aspek Politk, Aspek Sosial Budaya, dan

Aspek Pertahanan dan Keamanan.

1. Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah suatu sistem niali sekaligus kebulutan ajaran yang

memberikan motivasi. Ideologi juga mengandung konsep dasar

tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Secara

teoritis, suatu ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan

pelaklsanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

a. Ideologi Dunia

1. Liberalisme

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran

ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society)

yang disusun atas kontrak semua individu dalam masyarakat itu (kontrak

sosial).

Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada

manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun

termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham

liberalisme mempunyai dasar-dasar kebebasan dan kepentingan pribadi

yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan

mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang

melimpah dan dicapai dengan bebas.

2. Komunisme

Page 19: Buku Paket KWN

Aliran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx,

Engels, dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Karl Marx atas

kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri.

Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan

golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat

menindas ekonomi lemah. Golongan borjuis menindas golongan proletar

(kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh

mengasdakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari

golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti

berkuasa dan mengatur negara.

Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme, dalam

upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan:

a. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan

tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

b. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan

Yang Maha Esa dan didasarkan pada kebendaan (materialistis).

Bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan

bermasyarakat.

c. Masyarakat komunis bercorak Internasional. Masyarakat yang

dicita-citakan oleh komunis adalah masyarakat komunis dunia

yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional. Hal ini tercermin

dalam seruan Marx yang terkenal "Kaum buruh diseluruh dunia

bersatulah!" Komunisme menghendaki masyarakat tanpa

nasionalisme.

d. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat

tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang

dapat memberikan suasana hidup yang aman dan tentram, tanpa

pertentangan, tanpa hak milik pribadi atas alat produksi dan tanpa

pembagian kerja.

3. Paham Agama

Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab

suci agama.

b. Ideologi Pancasila

Sifat-sifat Pancasila adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Page 20: Buku Paket KWN

Sila ketuhanan yang Maha Esa mengandung nilai spiritual,

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua

pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan yang

Maha Esa untuk berkembang di Indonesia

2. Kemanusiaan Yang Adil Beradab

Sila ketuhanan yang Maha Esa mengandung nilai spiritual,

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua

pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan yang

Maha Esa untuk berkembang di Indonesia

3. Persatuan Indonesia

Sila persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang

pluralistik mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan

wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan

nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah

Permusyawaratan atau Perwakilan Sila kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau

perwakilan menunjukkan bahwa kedaulatan berada ditangan

rakyat, yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan

wajar.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung niai

keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan

terhadap hak orang, gotong royong, dalam suasana kekeluargaan,

ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan

kemajuan yang merata dan berkeadilan social.

c. Ketahanan Pada Aspek Ideologi

1.Konsepsi tentang Ketahanan Ideologi

Ketahanan ini mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan

nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,

hambatan serta gangguan dari luar maupun dari dalam secara langsung

maupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan

kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.

Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai yang secara

surat terkandung dalam ideologi atau paling tidak secara tersirat dalam

Page 21: Buku Paket KWN

UUD 1945 serta secara peraturan tidak seara peraturan perundang-

undangan dibawahnya dan segala kegiatan penyelenggaraan negara.

Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan nilai-nilai tersebut oleh

masing-masing individu dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pribadi,

anggota masyarakat, dan warga negara. Pancasila mengandung sifat

idealistik, realistik, dan fleksibel, sehingga terbuka terhadap

perkembangan yang terjadi.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia dalam alinea

4 Pembukaan UUD 1945, ketetapan MPR RI No. 2 XVIII/MPR/1998.

Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum terhadap

ketetapan MPR RI No. 2 XX/MPRS/1996 dan ketetapan MPR/RI No. 2

IX/MPR/1978.

2.Pembinaan Ketahanan Ideologi

Upaya untuk memperkuat ketahanan Ideologi memerlukan langkah

pembinaan berikut:

A. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus

dikembangkan serta ditingkatkan

B. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlefansikan dan

diaktualisasi nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing

dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang berubah

dengan cepat tanpa kehilangan jati diri bangsa Indonesia.

C. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan Nusantara

yang bersumber dari Pancasila harus terus dikembangkan dan

ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya

untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah

serta moralitas yang royal dan bangga terhadap bangsa dan

negara. Disamping itu anggota masyarakat dan pemerintah perlu

bersikap wajar terhadap kebhinekaan.

D. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara

Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan serta nyata oleh

setiap penyelenggaraan negara, lembaga kenegaraan, lembaga

kemasyrakatan, serta setiap warga negara Indonesia. Agar

kelestarian dan keampuhannya terjaga dan tujuan nasional serta

cita-cita bangsa Indonesia terwujud. Dalam hal ini suri tauladan

Page 22: Buku Paket KWN

para pemimpin penyelenggaraan negara dan pemimpin tokoh

masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.

E. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, harus

menunjukkan keseimbangan antara fisik material dengan mental

spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan

skuarisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia,

pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayah untuk

memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah

F. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik

dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain

seperti pendidikan budi pekerti, pendidikan sejarah perjuangan

bangsa, bahasa Indonesia dan kepramukaan. Pendidikan moral

Pancasila juga perlu diberikan kepada masyarakat luas secara

non formal.

3. Pengaruh Aspek Politik

a)Politik Secara Umum

Politik berasal dari kata politik yang mengandung makna

kekuasaan (pemerintah) dan atau politik yang berarti kebijaksanaan.

Di Indonesia, kita tidak memisahkan politik dari politik. Hubungan ini

tercermin pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu

kebijaksanaan dan ingin mewujudkan aspirasi semi tuntutan

masyarakat. Karena itu, kebijaksanaan pemerintah negara tersebut

harus serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.

b)Politik di Indonesia

Politik Di Indonesia yang harus dilihat dalam konteks

ketahanan Nasional meliputi dua bagian utama yaitu, Politik Dalam

Negri dan Politik Luar Negeri.

1)Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi

dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem. Unsur-

unsurnya terdiri dari struktur politik, proses politik, budayapolitik,

komunikasi politik, dan partisipasi politik.

Struktur politik merupakan wadah penyaluran kepentingan

masyarakat dan sekaligus wadah pengkaderan pemimpin

nasional.

Page 23: Buku Paket KWN

Proses politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan

tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum

yang bersifat rasional dan penentuan dalam pemilihan

kepemimpinan yang puncaknya terselenggara dalam pemilu.

Budaya politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan

kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara yang dilaksanakan secara dasar dan rasional

melalui pendidikan politik maupun kegiatan politik yang sesuai

dengan disiplin nasional.

Komunikasi politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dimana

rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan

nasional

2)Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian

kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri

Indonesia yang berlandaskan pada pembukaan UUD 1945

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dengan

prikemanausiaan dan prikeadilan.

a)Sebagai bagian Integral dari Strategi Nasional

Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional

dalam kehidupan antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah negara

Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri

Indonesia ditujukan pada kepentingan nasional terutama

pembangunan nasional. Dengan demikian, politik luar negeri

merupakan bagian integral dari strategi nasional dan secara

keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan

nasional.

b)Garis Politik Luar Negeri

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas,

dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-

kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif, dalam

pengertian peran Indonesia dalam peraturan Internasional tidak

bersifat reaktif dan Indonesia tidak menjadi objek peraturan

Internasional.

Page 24: Buku Paket KWN

c)Ketahanan Pada Aspek Politik

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi

dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan

dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan

serta gangguan yang datang dari luar maupun dalam, secara

langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan

hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

a)Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri

1)Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan

kekuasaan yang absolut, dimana kedaulatan berada ditangan

rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan

seluruh rakyat.

2)Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan

pendapat. Namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai

dasar, sehingga tidak menjurus pada konflik fisik. Disamping itu,

timbulnya diktator mayoritas dan tirankaminoritas harus dicegah.

3)Kepemimpinan Nasional maupun mengakomodasikan aspirasi

yang hidup dalam masyarakat dan tetap berada dalam lingkup

pancasila, UUD 1945 dan wawasan Nusantara.

4)Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan

masyarakat dan antar kelompok atau golongan masyarakat

dalam rangka mencapai tujuan nasional dan kepentingan

nasional.

b)Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri

1)Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama

Internasional di berbagai bidang atas dasar sikap saling

menguntukngkan, meningkatkan citra positif Indonesia di luar

negeri, dan memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan

NKRI.

2)Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam

rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara

berkembang dan negara maju sesuai kemampuan demi

kepentingan nasional. Peran Indonesia dalam membina dan

mempererat persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang

saling menguntungkan perlu diperluas dan ditingkatkan.

Page 25: Buku Paket KWN

Kerjasama dengan negara-negara anggota ASEAN, terutama

dibidang ekonomi, IPTEK dan sosial budaya terus dilanjtkan dan

dikembangkan. Peran aktif Indonesia dalam gerakan Non-Blok

dan OKI serta mengembangkan hubungan demi kerjasama

antarnegara di kawasan Aisa Pasifik perlu terus ditingkatkan.

3)Citra positif Indonesia terus dikembangkan dan diperluas.

4)Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan

dikaji dengan seksama agar terjadinya dampak negatif yang

dapat mempengaruhi stabilitas nasional dan menghambat

kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional dapat

diperkirakan secara dini.

5)Langkah kerjasama negara berkembang dengan negara industri

maju untuk memperkecil ketimpangan dan mengurangi

ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan

internasional serta kerjasama dengan lembaga-lembaga

keuangan internasional

6)Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial melalui penggalangan, pemupukan solidaritas, kesamaan

sikap, serta kerjasama internasional dalam berbagai forum

regional dan global

7)Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia perlu dilaksanakan

dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan, dan

penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh. Perjuangan

bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional,

seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan

diplomasi negatif negara lain dan melindungi hak-hak warga

negara Republik Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan.

Page 26: Buku Paket KWN

4.Pengaruh Aspek Ekonomi

a.Perekonomian Secara Umum

Perekonomian adalah salah satu satu aspek kehidupan nasioal

yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang

meliputi produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa, dan

dengan usaha untuk meningkatkan, taraf hidup masyarakat.

b.Perekonomian Indonesia

Sistem perekonomian bangsa Indonesia mengacu pada pasal 33

UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia

disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Secara makro, sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai

sistem perekonomian kerakyatan.

c.Perekonomian Pada Aspek Ekonomi

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan

perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan

nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan,

ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun

ancaman dalam negeri secara langsung maupun tidak langsung untuk

menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan

memerlukan pembina berbagai hal, yaitu antara lain:

1)Sistem Ekonomi Indonesia

Diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan

kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara

melalui ekonomi kerakyatan serta untuk menjamin

kesinambungan pembangunan nasional berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945

2)Ekonomi Kerakyatan

a) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku

ekonomi kuat dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi

kerakyatan

b) Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi

negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi

dari daya kreasi unit-unit di luar sektor negara.

Page 27: Buku Paket KWN

c) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk

monopoli cita-cita keadilan sosial.

3)Struktur Ekonomi

Dimantapkan secara seimbang dan salin menguntungkan dalam

keselarasan dan keterpaduan antara sektor pertanian dan perindustrian

serta jasa.

4) Pembangunan Ekonomi, yang merupakan usaha

bersama atas dasar asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota

masyarakat, memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat serta

aktif.

5.Pengaruh Aspek Sosial Budaya

Yang disebut "sosial disini pada hakikatnya adalah psergaulan

hidup dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan,

senasib, sepenanggungjawaban dan solidaritas yang merupakan unsur

pemersatu. Sementara "budaya" adalah sistem nilai yang merupakan

hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang menumbuhkan gagasan-

gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan

kehidupan.

a.Strukrur Sosial di Indonesia

Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai

fungsi, peran dan profesinya. Kehidupan masyarakat terstruktus

berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota.

b.Kondisi Budsaya di Indonesia

1.Kebudayaan Daerah

Dalam setiap kebudayaan daetah terdapat nilai-nilai budaya yang

tidak dapar dipengaruhi oleh budaya asing, yang sering disebut sebagai

local genius. Local genius ialah pangkal segala kemampuan budaya

daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

2.Kebudayaan Nasional

a.Bersifat religius

b.Bersifat kekeluargaan

c.Bersifat serba selaras

d.Bersifat kerakyatan

3.Integrasi Nasional

Komunikasi dan integrasi suku-suku bangsa yang mendiami bumi

Nusantara ini pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama

Page 28: Buku Paket KWN

untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini

terwujud secara sah dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia melalui

Proklamasi Kemerdekaan tangga 17 Agustus 1945. Kenyataan sejarah

menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru merupakan hikmah

bagi bangsa Indonesia dan dimasa lalu telah mampu memunculkan

faktor-faktor perekat persatuan atau integrasi bangsa. Di masa depan,

upaya untuk melestarikan keberadaan keberadaan faktor perekat

persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan

meraih cita-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.

c.Ketahanan pada Aspek Sosial Budaya

Ketahanan di bidang sosial budaya atau ketahanan sosial budaya

diartikan sebagai kondisi dinamis budaya bangsa Indonesia yang berisi

keuletan, ketangguhan, dan kemampuan untuk mengembangkan

kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan

ancaman, hambatan serta gangguan dari luar maupun dari dalam yang

langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan

kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia.

6.Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan

a.Pokok-pokok Pengetahuan Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya

upaya seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan

mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuannya adalah untuk menciptakan keamanan bangsa dan

negara dalam rangka mewujudkan Ketahanan Nasional Indonesia.

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi

dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang

mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam

mengembangkan menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan

hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara

langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas,

dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b.Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

Page 29: Buku Paket KWN

Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan

kesiapsiagaan serta upaya bela negara, yang berarti berisi ketangguhan,

kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas

(Sishankamrata) untuk menjalin kesinambungan Pembangunan Nasional

dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945.

c.Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia

Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada

kemampuan bangsa dan negara dalam mempergunakan aspek alamiah

(trigatra) sebagai dasar penyelesaian kehidupan nasional dalam segala

bidang yang ada dalam pancagatra.

Ketahanan nasional mengandung pengertian holistic yang di

dalamnya terdapat hubungan antargatra dalam keseluruhan kehidupan

nasional (astragatra)

Kelemahan salah satu bidang mengakibatkan kelemahan bidang

lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan

Ketahanan nasional bukan merupakan sejumlah ketahanan

segenap gatranya, melainkan satu resultsan keterkaitan yang integratif

dari kondisi-kondisi dinamis kehidupan bangsa dibidang ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.

Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap

warga negara Indonesia perlu memiliki semangat perjuangan bangsa

dalam bentuk Perjuangan Non Fisik yang disertai keuletan dan

ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan

kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan,

ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari

dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa

dan negara serta pencapaian tujuan nasional.

Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada

aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan

keamanan sehingga setiap warga negara Indonesia dapat mengeleminir

pengaruh tersebut.

Page 30: Buku Paket KWN

7.Aspek Ilmu Pengetahuan

Untuk mencapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan

berbaris dukungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dilakukan

lewat penguatan empat pilar knowledge based economy (KBE), yaitu:

System Pendidikan

Sistem Inovasi

Infrastruktur masyarakat informasi

Kerangka kelembagaan, peraturan perudangan, dan ekonomi

Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan

Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya IPTEK4

4 Muladi (Gubernur Lemhannas) “Ketahanan Ekonomi Kaitannya dengan Ketahanan Nasional” Lemhannas, Jakarta, 2007

Page 31: Buku Paket KWN

BAB II

MEMBENTUK KARAKTER SUATU BANGSA

Ada apa dengan bangsa ini?

Ada suatu pertanyaan kolektif yang belakangan ini diam-diam

menyelundup ke dalam sanubari kita: apa yang sedang terjadi dengan

bangsa ini? Mengapa sebagian masyarakat kita berubah menjadi

masyarakat pemarah, pendengki dan pendedam? Rasa aman di negeri

ini seolah pupus. Berita-berita di media massa semakin hari semakin

mengerikan dan mendirikan bulu roma, seolah manusia Indonesia telah

kehilangan hati nurani dan rasa kemanusiaan dengan melakukan

berbagai tindakan yang diluar logika manusia. Ironisnya, masyarakat

justru semakin menggemari dan menikmati berita dan tayangan sejenis

itu.

Akibatnya, masyarakat menjadi mudah curiga terhadap sesama.

Hal ini tidak aneh, sebab menurut seorang psikologi, Maslow, kebutuhan

rasa aman terhadap segala macam bentuk ancaman dari luar adalah

termasuk kebutuhan dasar manusia; di samping kebutuhan fisiologis

yang mencakup pangan., sandang, papan, dan kesehatan. Manusia

akan merasa terancam bukan saja oleh adanya pertiksisn, paksaan,

serangan secara fisik, dan anarki, melainkan juga oleh perlakuan tidak

adil, tidak jujur, dan tekanan batin. Contoh konkritnya dadlah ketika

seseorang terkait dengan masalah hukum, pihak keluarga biasanya

bukan mencari pengacara, tetapi mencari siapa yang kenal dengan polisi

atau atasan itu. Inilah kenyataan empiric di masyarakat yang

menunjukkan tidak adanya rasa aman walaupun pada penegak hukum;

rasa tidak aman kalau polisi atau penyidik tidak menjalankan tugas

dengan benar.

Seolah hendak menggenpi pandangan Maslow, perilaku tidak

jujur, penyelewengan, dan niatan korupsi di negeri ini juga semakin

mengerikan dan lebih terang benderang ketimbang di masa-masa lalu.

Lengkaplah sudah ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia kita.

Lalu kemana kah bangsa yang ramah, penuh senyum, dan berjiwa

gotong royong?

Page 32: Buku Paket KWN

Manusia akan merasa terancam bukan saja oleh adanya pertikaian, paksaan,

serangan fisik, dan anarki, melainkan juga oleh perlakuan tidak adil, tidak jujur,

dan tekanan batin.5

Krisis ekonomi dan moneter yang mencekam sejumlah Negara,

termasuk negeri kita selama tujuh tahun silam, bisa saja dituduh sebagai

biang keladi hilangnya keramahan di masyarakat kita. Pasalya, krisis

mau tak mau memaksa masyarakat untuk hidup lebih keras lagi dalam

memenuhi kebutuhan hidup. Namun, disaat Negara-negara lain mulai

pulih dari krisis dan mulai bangkit kembali, kita justru seolah terlena oleh

keterpurukan, mengalami krisis di segala bidang (krisis multidimensi),

kesan yang mencuat adalah negeri ini seolah membiarkan dirinya

berjalan lambat. Bahkan, beberapa hal diam ditempat atau mundur.

Sebab, memang para pemain kunci di Negara ini, entah di jajaran

legislative, eksekutif, maupun yudhikatif, tidak bersungguh-sungguh

berbenah diri dalam berupaya beradu cepat dengan Negara lain dalam

berbagai hal.

Pada fasa selanjutnya, krisis multidimensi yang mendera bangsa

Indonesia itu bermetamorfosis menjadi krisis intelektual dan nurani

kemunusiaan. Kebiasaan untuk tidak menghargai bahkan cenderung

mencurigai dan membenci mereka yang berbeda (dalam segala hal)

justru semakin mudah terpicu; mewujudkan dalam berbagai wujud

praktik destruktif, dan tindak kekerasan dalam menyelesaikan masalah,

kemarahan dan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

Belum lagi banyak pemimpin kita dan mungkin diri kita sendiri

yang saat ini sudah tidak memilik keteladanan untuk memeuhi

komitmen. Kelemahan ini menguat sejalan dengan lunturnya kepribadian

manusia yang tidak sincere lagi, tidak tulus ikhlas dan lebih senang pada

hal-hal semu. Konfik kepentingan terjadi disana sini, membelit hampir di

setiap lini kepemimpinan bangsa. Tentu, ini bukan perkara yang mudah

diurai untuk dicari simpulnya karena bagaimana pun juga hal ini terkait

erat dengan masalah jati diri, baik sebagai pribadi, kelompok, maupun

bangsa. Sehingga pertanyaan yang muncul kemudian adalah

bagaimana nasib bangsa ini kelak?

5 H. Soemarno Soedarsono, 2000, Penyemaian Jati Diri Bangsa, Gramedia Jakarta

Page 33: Buku Paket KWN

Sejarah Perjalanan Bangsa

Bicara soal nasib bangsa tentu harus menyinggung soal

perjalanan bangsa hingga hari ini. Sebagai bangsa yang memiliki

sejumlah aspek potensial tidak seharusnya kita berlama-lama

mengalami keterpurukan. Kondisi masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini

sungguh ibarat kita sedang membalik sejarah bangsa kembali ke tititk

nadir. Upayanya, pembangunan untuk menuju masyarakat adil, makmur,

aman, dan tertib,di nafiakan, dianggap kau sebagai “bagian” dari zaman

pemerintahan lama yang harus disingkiri.

Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa di Negara

berkembang, pembangunan akhirnya menjadi mitos. Sebuah keyakinan

bahwa pembangunan pada akhirnya dapat membuat Negara-negara

terbelakang mampu mengejar ketertinggalanya untuk menjadi setara

dengan Negara yang maju. Akan tetapi, kenyataannya sebagian besar

perjalanan pembangunan di Negara-negara tersebut berujung pada

jalan buntu. Meski demikian, terlepas dari buruknya citra “pembangunan”

di masa lalu dan atas nama “reformasi”, bukan lalu berarti di masa kini

kita boleh seenaknya mencederai hasil pembangunan itu dengan

mengakili keadilan, mengingkari kemakmuran, menghilangkan rasa

aman, menodai ketertiban. Terhadap pencederaan itu, dapat dikatakan

bangsa ini telah kenyang dengan akibat yang ditimbulkannya.

Pembangunan nasional yang telah berjalan seolah dipatahkan di sana

sini sehingga kembali di titik nol. Kerusuhan Mei 1998, pertikaian

anataretnis, pertikaian antaragama, dan upaya separatisme telah

memutus sendi-sendi yang menyokong berjalannya pembangunan

bangsa. Sikap toleransi dan tenggang rasa telah disemaikan sejak lama,

pupus begitu saja diganti dengan sikap saling curiga dan fanatisme

sempit. Hati nurani sudah tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai

pemberi arah atau sebagai filter bagi pemiliknya.

Oleh karena itu, jika dibayangkan dalam bentuk kurva maka kurva

sejarah bangsa ini terlihat sedang munurun. Lihat saja, di zaman Orde

Baru, tercatat Indonesia pernah memosisikan diri dari Negara miskin

menjadi Negara berkembang, kemudian dari Negara berkembang

menjadi Negara berpendapatan menengah. Tetapi, di penghujung abad

Page 34: Buku Paket KWN

ke-20 merosot kembali menjadi Negara miskin karena tertimpa krisis

ekonomi dan moneter 1997.

Namun, hingga hari ini rasanya Indonesia belum kunjung keluar

dari krisis. Padahal, secara riil Indonesia memiliki peluang untuk pulih.

Tersedianya sumber daya alam yang melimpah, penduduk atau sumber

daya manusia, dan sumber daya ekonomi yang meruah. Lalu mengapa

kita masih seperti ini? Kelemahan Indonesia yang paling utama adalah

lemahnya manajemen pembangunan nasional sebagai akibat dari

lemahnya kepemimpinan nasional. Akan tetapi, jika mau menelusur lebih

dalam lagi, kelemahan ini bermuara pada kepribadian yang tidak tulus

ikhlas dan senang pada hal-hal semu. Siapakah yang bertanggung

jawab atas semua ini? Tidak ada yang patut dari bangsa yang ternyata

memang belum memiliki ketajaman intuisi dalam memilih pemimpin-

pemimpinnya.

Oleh karena itu, agar kurva sejarah bangsa tidak terus merosot

maka kita tidak boleh mengulang kesalahan yang sama. Kita masih

mempunyai kesempatan untuk bersama-sama memperbaiki kehidupan

bangsa. Dalam hal ini. Pemilu 2004 tanpaknya menjadi momentum yang

menentukan.

Pemilu 2004: Momentum yang Menentukan

Pemilihan umum di Negara ini belum sepenuhnya sempurna,

meski sudah berkali-kali dilaksanakan. Sejarah mencatat, sejak

berlakunya demokrasi terpimpin 1957, peranan partai politik mulai surut.

Hal ini terus berlangsung selama periode orde baru, tetapi lalu bangkit

kembali lewat pemilu 1999. Kebangkitan peran partai politik ini

ditunjukkan dengan maraknya partai peserta pemilu, yang dengan penuh

semangat, berlomba-lomba adu argument dan berusaha menarik simpati

masyarakat. Keyakinan pun sempat muncul bahwa dengan pemilu yang

demokratis ini krisis multidimensi di negeri ini akan selalu berlalu.

Supremasi hukum bakal jadi panglima, praktik korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN) akan sirna. Pemulihan ekonomi dalam negri bakal

segera terwujud.

Pemerintahan yang sekarang berlangsung adalah hasil dari

pemilu kita Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak dapat saling

menjatuhkan. Dalam perjalanan waktu, semangat untuk saling

Page 35: Buku Paket KWN

mengontrol dan mengkritik tampak begitu bergairah. Banyak yang

mengatakan bahwa semangat untuk belajar berdemokrasi di negeri ini

begitu besar.

...kita belum juga berhasil menemukan kepemimpinan yang besar,

kepemipinan yang menjanjikan dan mampu membuktikan janji

kehidupan di masa depan yang lebih baik.

Namun, kenyataan berbicara lain kita belumjuga berhasil

menemukan kepemimpinan yang besar; kepemimpinan yang

menjanjikan dan mampu membuktikan janji kehidupan di masa depan

yang lebih baik. Yang terlihat setelah hampir lima tahun ini adalah suatu

ketidakpastian yang kian mencolok. Janji janji dari semua parpol peserta

pemilu hilang bersama angin. Parpol hanya melihat kepentingan diri

sendiri, termasuk membela anggotanya yang terlibat korupsi atau

menyalahi aturan. Jiwa besar dan lapang dada telah terabaikan.

Padahal, jiwa besar adalah modal utama untuk mau memperbaiki diri.

Padahal pula, hanya kepemimpinan yang baik dan kapabellah yang bisa

memulihkan keunggulan organisasi. Harus diakui bahwa jika terjadi

ketidakmampuan dari sebuah kepemimpinan maka kondisi itu dapat

menjalar ke pelabagi organisasi, baik ekonomi, politik, sosial, maupun

keamanan. Baik secara perorangan maupun kelembagaan.

Inflasi Indonesia sempat melonjak hingga 650%. Tim ekonomi yang

ditugaskan oleh Soeharto untuk “menjinakkan inflasi”, mengistilahkannya

dengan mewarisi “gajah mengamuk”. Dalam kuru waktu sepuluh tahun

angkanya menjadi kurang dari 15%. Bahkan setelah tahun 1983, inflasi

selalu berada di bawah angka 10%. Strategi untuk “menjinakkan” inflasi

sangat bervariasi. Lihat Radius Prawiro, Pergulutan Indonesia

Membangun Ekonomi: Pragmatisme dalam Aksi.

Soeharto misalnya, benar ia pernah menyelamatkan Indonesia

dari kebangkrutan, tetapi ia gagal memepertahankannya.6 Semantara,

Presiden-presiden sesudahnya tampaknya ”belum sempat” berbuat lebih

banyak untuk memberikan kehidupan yang berkemanusiaan dan

berkeadilan. Selain masalah ketidakmampuan kepemimpinan nasional,

hal ini diperburuk lagi oleh praktik “balas dedam” dalam panggung politik

nasional. Sebuah studi dari Booz-Allen & Homilton menemukan fakta

6 Soeharto (1998) “Menjinakkan Ekonomi” Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Page 36: Buku Paket KWN

yang cukup menyakitkan, yakni menyebutkan bahwa Indonesia adalah

negara dengan tingkat good governance paling rendah di antar negara

tetangganya.

Upaya penegakan good governance (tatkala pemerintah yang

baik) merupakan paradigma baru yang belum tuntas diperdebatkan,

menggantikan paradigma clean goverment (pemerintah yang bersih)

yang muncul sebelumnya. Jika clean goverment menggambarkan

produk kelembagaan yang dicita-citakan bebas dari penyimpangan,

karna bersifat statik sepihak, maka good governance menuntut keadaan

dan proses yang harus dilakukan untuk tercapainya cita-cita

kelembagaan itu sehingga bersifat dinamik dan melibatkan banyak

pihak*. Praktik good governance jelas masih jauh dari harapan. Sebab,

di dalamnya aroma KKN bahkan semakin muncul kepermukaan, baik

terkait dengan parpol, pejabat korupsi dalam kaitan otonomi daerah,

ataupun KKN dalan tender barang dan jasa.7 sungguh kenyataan yang

sangat memprihatinkan dan memerlukan sebuah kerja besar untuk

memperbaikinya. Kesempatan untuk itu masi ada dan masih terbuka,

tinggal bagaimana kita akan memanfaatkan kesempatan itu, bukan

untuk kepentingan pribadi dan golongan, tapi untuk kepentingan bangsa.

Pemilu 2004 dikatakan sebagai moment yang menentukan sebab

pemilu ini berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. Setelah ditata ulang

disana-sini, maka pada pemilu kali ini rakyat tidak lagi ibarat memilih

kucing dalam karung untuk mendapatkan pemimpin rasional, tapi

bertanggung jawab langsung dalam memilih pemimpinnya. Sejak MPR

menetapkan model pemilihan presiden secara langsung lewat

amandemen UUD 1945, otimisme kita atas pemulihan stbilitas politik

mulai menunjukkan tanda-tanda politik. Kesempatan ini akan mendi

kesempatan emas bila domafaatkan secara baik dan penuh kesadaran,

tetapi kesempatan ini pun bisa hilang bila disia-siakan, salah memilih

pemimpin, atau dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Untuk hal yang terakhir itu, taruhannya sangat berat: perpecahan

bangsa dan negara!

Jadi, siapkah kita untuk bersama-sama membangun dan

membangkitkan kembali kejayaan bangsa? Memilih pemimpin nasional 7 Erry Riyana Hardjapamekes “Pembinaan Kelembagaan Dalam Rangka Penegak God

Govermance, Masyarakat Transportsi Indonesia” (2002) Jakarta

Page 37: Buku Paket KWN

yang benar-benar berkomitmen dan memiliki karakter unggul.

Mewujudkan Ketahanan Bangsa secara buttom up.

Kepercayaan masyarakat luas terhadap pemerintah dan lembaga

pembuat keputusan disadari atau tidak terasa kian menyurut belakangan

ini. Banyak tuntutan yang meminta agar mereka yang sedang berada di

pusat kekuasaan mau sedikit memperbaiki watak. Sayang sekali

tuntutan ini seolah bertepuk sebelah tangan. Bukannya terjadi perbaikan

watak para pemimpin, tetapi justru semakin memudarnya rasa malu.

Benarlah bila dikatakan dalam praktik sehari-hari akan lebih mudah dan

cepat mengajak orang melakukan hal-hal benar, lurus, dan bersih lebih

sulit dari pada mengajak orang melakukan hal-hal yang sedikit

menyimpang, hingga akhirnya benar-benar menyimpang. Dimulai dari

berbohong, membuat kuitansi fiktif, mark up proposal, sampai

puncaknya adalah manupulasi tanpa batas.

...yang terjadi bukan lagi pola bottom up, melainkan top down, yakni

ketika seseorang berfungsi sebagai panutan bagi orng lain.

Implementasi semacam ini akan lebih mempercepat perbaikan karakter

bangsa ini, sebagai bangsa yang masih paternalistik

Mengharapkan terjadinya perubahan watak secara radikal dari

para pemimpin rasanya akan memakan waktu lama, membuang energi,

atau bahkan sia-sia. Oleh karena itu, mengapa kita tidak mencobanya

dengan pendekatan lain, yaitu pembetukan watak dengan pola bottom

up, diawali dari diri sendiri, lalu meningkat kekeluarga, lingkungan,

masyarakat dan terakhir adalah bangsa, barang kali memang lewat

pemahaman pola pemikiran ini bahwa sebelum menuntut perbaikan

orang lain, sebaiknya kita memperbaiki karakter sendiri. Seperti kata

John F. Kennedy yang sangat terkenal: “jangan tanyakan apa yang

negara dapat lakukan untukmu, tetapi tanyakanlah pada dirimu sendiri,

apa yang dapat kamu lakukan untuk negerimu. ” Bahkan, bila ditarik

lebih ke belakang, M. Quraish Shihab mengatakan bahwa cara inilah

yang pernah ditempuh dan dibuktikan keberhasilannya oleh para Nabi

dan penganjur kebaikan “mulailah dari dirimu, kemudian keluargamu”

begitulah sabda Nabi Muhammad SAW yang berhasil mengubah

karakter masyarakat jahiliyah dan membangun satu masyarakat yang

Page 38: Buku Paket KWN

berhasil menerapkan lalu menyebarkan nilai-nilai luhur di seluruh

persada bumi.

Falsafah ini tentu akan semakin penting dan bermakna bila

pribadi-pribadi yang mengembangkan adalah mereka yang mempunyai

peran penting di masyarakat termasuk diantaranya adalah para

pemimpin bangsa ini beserta seluruh ajaran aparatur pemerintahannya.

Dengan demikian, yang terjadi bukan pola buttom up melainkan top

down, yakni ketika seseorang berfungsi sebagai panutan bagi orang lain.

Implementasi semacam ini akan lebih mempercepat perbaikan karakter

bangsa ini; sebagai bangsa yang masih paternalistik. Idealnya, bila

pendekatan ini berhasil diimplementasikan oleh seluruk komponen

bangsa ini niscaya masalah yang important dan urgent di neheri ini akan

teratasi secara bersama. Sebagai pondasi dari pendekatan ini adalah

iman dan takwa, dengan imbauan menjalankan perintah agama dan

kepercayaan secara benar, sungguh-sungguh dan konsisten. Dengan

mengamalkan ajaran agama dengan benar maka kita akan bisa

merasakan apa yang menjadi amanah hidup kita, yaitu keselarasan

secara vertikal dan horisontal. Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa:

menyembah, mengabdi berbakti, berserah diri, dan hanya padaNya kita

memohon bantuan dan pertolongan, disamping ibadah kepada sesama

makhluk Tuhan.

Dalam kaitannya dengan munusia Indonesia maka kepribadian

yang mengacu pada nilai sistem pancasila harus dapat terlihat secara

nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian yang terbakar tumbuh

dan berkembang menjadi ketahanan pribadi niscaya tidak akan mudah

goyah ataupun berubah, kendati diguncang berbagai pengaruh dalam

segala bentuknya. Sebagai tuntutan dan tujuan hidup bangsa, Pancasila

diharapkan dapat dipahami. dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan

sehari – hari. Lewat kelima silanya, terlihat dengan jelasapa

sesungguhnya yang diharapkan dari seorang manusia yaitu, memiliki

iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; memiliki cinta

tanah air; memiliki rasa persatuan dan kesatuan, mendambakan

kerukunan dan kebersamaan; meyakini adanya kesamaan hak (tidak

ada dominasi dari yang satu terhadap yang lain).

Akan tetapi, mengapa yang terjadi belakangan ini justru bertolak

belakang dengan kepribadian Pancasila? Sifat ramah tamah, sopan

Page 39: Buku Paket KWN

santun, dan suka menolong yang sering dilekatkan kepada kita ternyata

telah mengalami deteriorisasi atau perusakan yang cukup mencolok.

Sifat ramah tamah berubah menjadi sifat beringas, sifat sopan santun

berbalik menjadi kasar, berangasan dan barbar, sifat suka menolong

memudar menjadi egois dan hanya mementingkan diri atau

kelompoknya. Sementara, perbedaan suku, agama, ras, clan

antargolongan bukannya memperkokoh toleransi dan persatuan, tetapi

malah memperuncing perbedaan.

Inilah yang pertama-tama perlu diperangi dalam diri pribadi kita,

lewat pemantapan atau penegasan kembali pembangunan karakter.

Sebab, hanya dengan kepribadian yang utuh dan koKoh, seseorang

akan tampil sebagai manusia dengan watak yang dapat diandalkan,

berperinsip teguh dengan fokus perhatian pada keinginan untuk

menyelesaikan tugas secara tuntas.

Dengan memiliki ketahanan pribadi maka setiap manusia

Indonesia dapat menunjukkan ciri atau warna dasar kepribadian

Pancasila; bekal utama yang dibutuhkan demi terbentuknya integritas

dan identitas bangsa. Kedua hal itulah yang nantinya alkan

membedakan pribadi yang satu dengan yang lain, t begitu juga

kepribadian bangsa yang satu dengan yang lain.

Ketahanan pribadi yang perlu ditumbuhkembangkan pada

dasarnya berkaitan erat dengan lingkup keberadaan setiap individu.

Seperti diketahui, lingkup terdekat setiap individu adalah lingkungan

keluarga. Oleh karena itu, ketahanan pribadi juga berkaitan erat dengan

ketahanan keluarga, begitu juga sebaliknya. kondisi dan kualitas

keluarga. Kondisi masa depan kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan,

dan kenegaraan kita pada akhirnya juga tergantung pada

kesinambungan upaya kita mebina kualitas kehidupan keluarga

Ketahan pribadi yang tangguh akan memperkukuh ketahanan

keluarga, begitu seterusnya akan mebantu memperteguh ketahanan

lingkungan, kerahanan daerah, dan akhirnya akan dapat mewujudkan

ketahanan nasional yang kita dambakan.

Kita memiliki karakter yang mulia, tetapi nilai-nilai yang mulia itu tidak

akan dengan sendirinya terpancar dalam kehidupan kita sehari-hari

Page 40: Buku Paket KWN

seandainya kita “mengawinkannya” dengan tindakan-tindakan yang

bertentangan atau tindakan tidak mulia

Dalam bahasa yang lebih sederhana, seseorang akan dikatakan

memiliki ketahanan pribadi bila ia mempunyai daya tahan atau

kekebalan untuk menepis atau menolak semua hal yang tidak baik;

misalnya berbuat ABS, berbuat uang palsu dan semu, mencari selamat,

mencari muka, atau mencari kambing hitam. Di dalam keluarga, ia dapat

dipastikan akan menularkan ketahannya itu kepada keluarganya

sehinnga ia akan memiliki keluarga yang harmonis-bahagiakarena

dilandasi uleh saling percaya dan menghargai. Terlepas dari masalah

kaya atau miskin, apabila orang tua memberikan terbaik, mencurahi

anak dengan kasih sayang, pola dan sistem nilai keluarga ituiah yang

akan melekat pada anak dalam perturnbuhan dan perkembangannya.

Pada tingkat yang lebih lanjut, seseorang yang memiliki

ketahanan pribadi tentu akan menularkannya ke lingkungan-

lingkungannya, baik lingkungan kerja maupun lingkungan tempat tinggal.

Di lingkungan kerjanya atau organisasi, ia tentu akan menjadi

sosok yang penuh keteladanannya bisa menangkap visi dan misi

perusahaan dan menerapkannya dalam kinerjanya, serta mengikis

terbentuknya pola hidup feodal. Sebagai bagian dari suatu tim kerja

maka ia tentu akan memberi keteladanan pada sesama kanyawan. Dari

sinilai maka akan terbentuk ketahanan perusahaan, terbentuk jati diri

perusahaan sebagai modal dalam memasuki kompetisi bisnis.

Ketangguhan perusahaan tentu akan lebih mudah dibentuk bila dipimpin

oleh seseorang yang memiliki keteladanan, yakni ketahanan pribadi

yang tangguh. Sebagai pengambil keputusan, bila ia dapat bertindak

bijaksana maka keseimbangan dan keserasian di antara komponen

perusahaan atau organisasi tentu akan terwujud.

Ketahanan lingkungan tempat tinggal adalah kondisi dimana

dinamis yang ditampilkan oleh sekelompok orang yang bertempat tinggal

dalm suatu lingkungan tertentu, misalnya RT, RW, Kelurahan, atau

Kecamatan. Kebersamaan yang ditampilkan oleh kelompok ini akan

mencerminkan keuletan dan ketangguhan serta kemampuan untuk

menghadapi segala bentuk ancarnan, tantangan, hambatan, dan

gangguan. Menciptakan ketahanan lingkungan bukanlah hal yabg sulit.

Page 41: Buku Paket KWN

Kuncinya adalah kebersamaan. Di antara penghuni lingkungan Au,

Siskamlong misalnya, buka sekedar “jaga malam”, tetapi di situ ada nilai-

nilai kebersamaan yang bisa dikembangkan sehingga paradigma “tugas

jaga bisa diganti uang” harus ditepis dan dihindaro. Kecenderungan

yang terjadi di kota-kota besar dan mulai merembet ke kota-kota kecil

adalah sikap egais yang hanya mementingkan diri sendiri. Padahal

dengan kebersamaan, kita bisa mengenal lebih dekat sesama penghuni

suatu lingkungan, mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan hingga

Kecamatan dan secara bersama-sama pula membangun ketahanan

lingkungan.

Inilah karakter yang hendak kita bangun bersama, yang bila bisa

ditumbuhkembangkan di satuan- satuan sosial yang lain, secara

bersama-sama akan menjadi tulang punggung dalam terwujudnya

karakter bangsa sebgai modal utama membangun ketahanan nasional.

Dan, hanya dengan pendekatan bottom up-yaitu mulai dari diri sendiri-

pembaruan karakter bangsa dapat terwujud. Katakanlah misalnya kita

memiliki kara.kter yang mulia, tetapi nilai-nilai yang mulia itu tidak akan

dengan sendirinya terpancar dalam kehidupan kkita sehari-hari

seandainya kita “mengawinkannya” dengan tindakan-tindakan yang

bertentangan atau tindakan yang tidak mulia.

Bayangkan saja, seandainya mereka yang mempunyai jabatan

atau kedudukan penting tergerak untuk mulai memperbaiki diri sendiri

maka mereka sekaligus akan menjadi panutan baik bagi keluarga

maupun bawahan mereka. Sungguh ini akan menjadi suatu gerakan

yang luar biasa indahnya bagi kehidupan bangsa. Dalam hal ini, budaya

bergantung atau bercermin atau meniru pada pimpinan, yang semula

berkonotasi negatif, dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kebiasaan

positif bawahan. Pendeknya, sekali saja kita bertekad menumbuhkan

ketahanan pribadi maka efek bola salju pasti akan terjadi. Dan, jika ini

berlangsung pada lebih satu pribadi, bisa dibayangkan berapa efek bola

salju akan terjadi. Melihat hal ini, kita boleh optimis bahwa masih ada

harapan bagi hari depan bangsa Indonesia yang lebih cerah.

Page 42: Buku Paket KWN
Page 43: Buku Paket KWN

BAB IV

TANTANGAN DEMOKRASI

Belajar dari George Washington

Peristiwa mei 1998 tentu masih sangat kuat adad dalam ingatan

kita. Sebuah peristiwa yang sangat panjang dan melelahkan akhirnya

berubah lengsernya presiden RI yang ke-2, Soeharto, dari tampuk

kepemimpinan nasional. Kala itu, pernyataan pengunduran diri soeharto

disambut dengan tempik sorak anak bangsa, baik sudah berhari-hari

menduduki gedung rakyat maupun hanya mengikuti detik-detik

menegangkan itu lewat televise dan radio. Namun, kegembiraan itu tidak

lama karena Soeharto secara sepihak menyerahkan tampuk

kepemimpinannya kepada wakilnya, Habibie.

Banyak orang tahu, sejak di Makasar dulu Habibie sudah

menganggap Soeharto sebagai ayahnya sendiri. Karena itu, Soeharto

membacakan pasal 8 UUD 1945, Habibie tampak ragu-ragu maju

kedepan berdiri menggantikan posisi “sang ayah”. Soeharto maklum,

ada semacam perasaan kurang enak pada habibie saat itu. Dengan

tangan terbuka , Soeharto menyilakan pemegang tongkat estafet

kepresidenan setelah dirinya itu maju. Lalu tanpa ekspresi dia mundur.

Sambil menyilangkan kedua tangannya kedepan, wajahnya nyaris tanpa

ekspresi menyksikan Habibie mengalah. Saat itu Habibie tampak gugup.

Tangannya gemetaran ketika memegang teks sumpah presiden yang

akan diucapkannya. Ia seakan tak percaya peristiwa yang tengah terjadi.

Harapan mempunyai presiden baru yang barangkali sempat

menyesaki dada tiap anak bangsa saat itu, yang selama 32 tahun lebih

seolah kehilangan hak untuk memiliki harapan itu, mengenduk kembali.

Peristiwa ini seolah hendak menggenapi sinisme yang berkembang luas

di masyarakat bahwa ‘menjadi’ presiden di negeri ini hanya boleh

sebatas pada cita-cita semasa kanak-kanak. Oleh karena itu,tidaklah

mengherankan bila hingga hari ini, setiap kali ada peristiwa ganti

presiden, disambut masyarakat dengan antusiasme tinggi, bahkan

terkadang berlebihan. Boleh dibilanh, saat ini kita sedang berada dalam

fase senang-senangnya ganti presiden. Tetapi, sekaligus menunjukkan

bahwa kita masih belum menemukan sosok yang benar kepabel dan

Page 44: Buku Paket KWN

layak. Forum-forum demokrasi sering berubah menjadi ajang caci maki

dan saling menjatuhkan. Bahkan tak luput ketinggalan praktik-praktik

jual-beli suara pun dimainkan.8

Washington melihat adanya potensi akumulasi kekuasaan pada

individu presiden.

Berbeda dengan Soeharto yang bertahan memimpin negeri ini

selama enam periode berturut-turut, presiden pertama Amerika, George

Washington, justru menolak ketika diminta oleh rakyatnya untuk menjadi

presiden yang ketiga kalinya. Akan tetapi dengan penuh kearifan dia

tidak menerima desakan itu. Ssat itu Washington dihadapkan pada dua

pilihan. Disatu sisi dia menyadari sebagai satu-satunya figure yang

mampu menyatukan seluruh kekuatan di Amerika, sekaligus disegani

oleh Inggris dan Perancis. Di sisi lain, Washington melihat adanya

potensi akumulasi kekuasaan pada individu presiden. Meski,

Washington tidak berniat untuk mengakumulasi kekuasaan, ia sadar

bahwa pilihannya akan dijadikan rujukan oleh presiden berikutnya.

Apalagi pada saat itu konstitusi Amerika belum membatasi jumlah masa

jabatan seorang presiden. Padahal, seandainya ia mau, ia dapat dengan

mudah mengusahakan amamdemen atau perubahan konstitusi. Bahkan,

melihat reputasi dukungan rakyat dimasa itu, para sejarawan percaya

bahwa Washington bisa dipilih setiap empat tahun sekali sampai akhir

hayatnya. Namun, hal itu tidak dilakukannya demi sebuah keteladanan

untuk memenuhi komitmen pada bangsa dan Negara.

Washington akhirnya berpendapat bahwa meski konstitusi

membenarkan, cita-cita untuk berdemokrasi akan sulit tercapai bila

presiden dipilih berkali-kali. Oleh karena itulah, ia memilih membatasi

diri. Dengan suka reela ia berhenti dan mengakhiri masa jabatannya

setelah dua periode pada 4 maret 1787. Setelah lebih dari 150 tahun

sejak tradisi “dua periode cukup” ini dicanangkan oleh Washington,

kongres AS melakukan baru amandemen dalam konstitusi. akhirnya,

sejak 1959 konstitusi AS secara resmi membatasi masa jabatan seorang

presiden menjadi dua periode.

8 Basofi Soedirman (2003) “Antara Pena dan Pedang”. Surabaya

Page 45: Buku Paket KWN

Anies Basweden, “Menjadi Mantan Presiden: Tradisi Politik di Amerika”, dalam

penerbitan kompas, reformasi kehidupan bernegara: dari krisis ke reformasi

(Jakarta: Penerbit Harian Kompas, 1999), hl. 77. Keberanian Washington untuk

menolak dipilih kembali pada periode ketiga merupakan tonggak penting dalam

tradisi demokrasi dunia.

Teladan yang ditunjukkan oleh George Washington rupanya tidak

sia-sia dan terus melekat kuat didalam ingatan bangsa Amerika Serikat.

Misalnya saja pada saat terjadi persaingan ketat antara George W.Bush

dengan Al Gore dalam merebut kursi kepresidenan di Amerika Serikat.

Setelah Bush dinyatakan menang, secara jantan dan tegas Al Gore

menyatakan: “saya terima keputusan itu dan saya ucapkan selamat atas

terpilihnya anda sebagai presiden Amerika Serikat, betapapun saya tidak

setuju dengan keputusan itu, saya sebagai pribadi, sebagai warga

Negara, dan sebagai partai siap membantu anda demi kepentingan

Amerika Serikat.”

Al Gore seolah mengulang kembali apa yang pernah dilakukan

oleh George Washington, yaitu menunjukkan keteladanan untuk

memenuhi komitmen kepada bangsa dan Negara, dengan

mengesampingkan kepentingan pribadi, kelompok dan partai.

Berbeda dengan di Amerika Serikat, proses pergantian presiden

di Indonesia rupanya selalu menyisakan pro kontra. Dimulai dari

peralihan kepemimpinan presiden RI ke-1, Soekarno, kepada presiden

RI ke-2, Soeharto, yang hingga hari ini dipercaya didasarkan atas

sebuah surat perintah asli yang masih simpang siur, begitu pula dengan

isi dari Supersemar.

Berikutnya setelah berkuasa selama 32 tahun, Soeharto harus

turun dari jabatannya karena adanya desakan dari rakyat. Lewat sebuah

prosesi singkat-darurat di Istana Negara, secara sepihak ia

menyerahkan tampuk kepemimpinan RI kepada wakilnya, Habibie,

menjadi presiden RI ke-3. Hingga hari ini pun, cara yang digunakan

Soeharto masih sering dipertanyakan keabsahannya menurut konstitusi.

Habibie tidak berkuasa terlalu lama, sebab tak lama setelah ia

menjadi presiden , rakyat menghendaki diselenggarakannya pemilu yang

diharapkan lebih demokratis. Dalam kalkulasi politik Habibie, peluang

terbesar baginya untuk bertahan sebagai presiden hanya akan dating

Page 46: Buku Paket KWN

jika dia dapat mengambil alih merealisasikan berbagai tuntutan yang

dilontarkan oleh kaum penentang utama orde baru, khususnya kaum

mahasiswa dan kelas menengah kota serta para pemimpin mereka.

Cita – cita demokrasi

Disini, kesalahan kita adalah membangun nilai bahwa

kepemimpunan itu tunggal, dan bahwa kepemimpinan itu identik dengan

kekayaan. Seperki dicatat oleh Juwono Sudarsono, kultur politik itulah

yang ada di bangsa kita, Oramng yang memegang kekuasaan politik

cenderung memperbesar simpanan harta clan kekayaannya. Simpanan

itu bukan semata-mata demi kepentingannya, namun juga untuk

mempertahankan jumlah bawahan dan pengikut yang berjuang

bersamanya). Sebuah fakta pahit yang menjadi agenda bagi

kepemimpinan clan pemimpin masa depan. Bahwa kepemimpinan

adalah perkara tanggung jawab, bukan semata-mata hak dan

kewenangan.

Namun demikian, sungguhlah tidak mudah menyusun kriteria

pemimpin masa depan bagi Indonesia. Seorang pemimpin yang ideal

adalah yang memiliki kualifikasi dalam bidang pengetahuan,

keterampilan; watak terpuji; jiwa, kerohanian, spiritualitas; tuntunan ilahi.

Kita menyadari bahwa untuk soal kepandaian dan kappabilitas mungkin

bangsa kita tidak kekurangan figur. Tetapi, untuk menemukan figur yang

memiliki kemampuan otak sekaligus hati naruni dan karakter yang baik,

rasanya kita sangat sulit menemukannya.9

Selamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara

Jalan membangun sumber daya manusia yang unggul belumlah

tertutup, tetapi juga tidak mudah. Sebab, keunggulan seseorang

sangatlah berbeda. Bila pengetahuan menguasai manusia maka yang

akan hadir antara lain adadalh figur-figur pengacara yang berprinsip

“membela yamg bayar”, akuntan yang “memenipulasi neraca”, fisikawan

9 Juwono Sudarsono, (1982) Politik dan Pembangunan (Jakarta: Rajawali, 1982).

Seorang pemimpin yang ideal adalah yang memiliki kualifikasi dalam

bidang pengetahuan, keterampilan; jiwa, kerohanian, spritualitas; tuntunan

ilahi.

Page 47: Buku Paket KWN

yang “membengun senjata pembunuh”, dokter yang membuka praktik

aborsi.

Sementara, manusia hanya bisa menguasai pengetahuan jika

manusia memiliki bekal nilai moral adan peradaban yang memadai yamg

membuatnya tidak mudah mengalah pada pengetahuan. Sungguh suatu

tantangan yang besar bagi bangsa ini di saat kehidupn masyarakatnya

sedang mengalami keterpurukan, dimana terjadi kesenjangan dan

inkonsistensi antara nilai-nilai yang diajarkan di seklah dengan yang

diteladankan dirumah, lingkungan, dan yang menjadi wacana di media

massa cetak dan elektroik.

Benar, di sekolah sekarang mulai diajarkan kemabli mata

pelajaran budi pekerti. Tatapi, apa jadinya bila yang diajarkan di kelas

sangat bertolak belakang dengan praktik yang berlaku di luar kelas.

Inkonsistensi nilai ini misalnya, di keluraga ditanamkan nilai hormat

kepada orang tuan, di sekolah diajarkan kecintaan kepada negara, di

sekolah dan tempat ibadah diajarkan tentang takut kepada takut, namum

di jalan bertemu dengan orang-orang tuayang tidak patut dihormati,

meyaksikan wakil rakyat saling baku hantam di gedung rakyat,

demonstrasi massa yang membenci negara yang membenci negara, dan

media massa yang mengajarkan kebencian satu sama lain.

Pelajaran budi pekerti bukanlah suatu hal yang baru. Ia hanya

sempat hilang dan digantikan dengan pelajaran PMP (Pendidikan Moral

Pancasila) dan P4. Akan tetapi, keduanya bukanlah penyebab terjadinya

kemerosotan moral bangsa ini, hanya karena kurang cukup untuk

menjadi acuan moral dan pembangunan adab anak didik. Saat begitu

yakin bahwa PMP dan P4 adalah melulu urusan guru dan penatar,

bukan lagi menjadi tugas pemimpin bangsa dan unsur-unsur masyarakat

yang lain. Akibatnya, selama puluhan tahun kita merasa tidak wajib turut

turut membangun konsistensi nilai-nilai moral masyarakat. Kita seolah

menutup mata bahwa dalam mengajarkan moral juga melekat fungsi

teladan. Sementara, kondisi para guru dan penatar sangat beragam dan

…… selama puluhan tahun kita merasa tidak wajib turut

membangun konsistensi nilai-nilai moral masyarakat. Kita seolah

menutup mata bahwa dalam mengajarkan moral juga melekat fungsi

teladan.

Page 48: Buku Paket KWN

belum tentu semuanya memiliki kadar keteladanan yang baik.

Bandingkan dengan singapura atau jepang, di kedua negara tersebut

telah terbangun kultur tertib masyarakat, misalnya tidak boleh

membuang sampah sembarang tempat. Larangan berlaku sejak di

dalam rumah, sekolah, tempat ibadah hingga jalanan. Atau budaya antri

yanng sudah kuat mengakar sehingga ketertiban umum semakin

terjamin. Ada konsistensi yang dibangun bersama yang akhirnya

menjadi ciri budaya bangsa, melahirkan sumber daya manusia yang

memiliki bekal moral dan peradaban yang kuat untuk menjadi manusia

yang menguasai pengetahuan.

Pesimiskah kita dengan kondisi saat ini ? jangan dulu sebab kalau

kita mau, kita masih dapat membangun kembali bangsa ini, dimulai dari

membangun kembali diri sendiri. Kita harus introspeksi, tidak pernah

malu, ibarat pergi ke dokter, kita akan dengan sukarela bercerita tentang

keluhan yang kita alami dan bersedia membuka baju untuk diperiksa.

Demikian pula dengan instropeksi ini. Semakin jujur, kita akan semakin

tahu kondisi diri sendiri apakah termasuk dalam kelompok yang

bertindak atas komando hati yang bersih atau bertindak atas dorongan

hati yang sakit, kotor, atau terkotori. Tidak ada kata terlambat, sebab

membentuk karakter diri merupakan suatu proses yang tiada henti.

Sebagai hasil introspeksi, membentuk watak harus dimulai dari

menemukan atau menemukan kembali jati diri. Jika kita sudah

menemukan atau menemukan kembali jati diri kita, berarti kita telah

kembali ke fitrah. Kita telah membuka mata sehingga roh kita kembali

memberi sinar pada pemikiran, sikap, dan perilaku kita.

Setelah menemukan atau menemukan kembali jati diri, kita coba

untuk ”mewariskan” hal itu pada keluarga, lewat sebuah keteladanan.

Lalu meningkat pada lingkungan sekitar, meluas, hingga akhirnya

menjadi gerakan bersam seluruh bangsa. Jika gerakan moral dan etika

ini bisa dilaksanakan niscaya akan menyelamatkan kehidupan

berbangsa bernegara di masa depan. Dengan kata lain, upaya

pembentukan watak dari diri sendiri (bottom up) bertujuan untuk

menghasilkan panutan. Selanjutnya setelah ada panutan maka

keteladanan ini perlu diimplementasikan secara top down. Sebagai

contoh, bila seseorang bersetatus sebagai kepala keluarga maka ia

wajib menularkan keteladanan yang telah diupayakannya itu kepada Upaya pembentukan watak dari diri sendiri (bottom up)

bertujuan untuk menghasilkan panutan. Selanjutnya setelah ada

panutan maka keteladanan ini perlu diimplementasikan secara top

down.

Page 49: Buku Paket KWN

anggota keluarga. Apabila ia juga menjabat sebagai pengurus RT maka

ia pun wajib menularkannya pada warganya. Demikian seterusnya,

semakin penting kedudukan seseorang di dalam masyarakat maka

semakin banyak ia dapat mengimplementasikannya keteladanan secara

top down.

Seratusan partai baru pun bermunculan, meski tidak semuanya

boleh menjadi peserta pemilu. Pemilu 1999 akhirnya dimenangkan oleh

PDI-P Pimpinan Megawati Soekarnoputri. Namun, jalan Megawati

menjadi presiden RI ke-4 tidaklah lempang karena terus diganjal dari

berbagai arah. Dan, lewat suatu kompromi politik muncullah nama

Abdurrahman Wahid (Gusdur) sebagai calon presiden. Gus Dur adalah

yang terbaik diantara yang terburuk, tetap saja ia bukan yang “terbaik”

dalam arti sebenarnya. Kekurangan terbesar Gus Dur adalah kelemahan

fisiknya dan rencahnya kopetensi managemennya. Sehingga presiden

RI ke-4 inipun tidak bertahan lama dan harus turun dari kursi

kepresidenan melalui sebuah konflik yang menyedihkan antara eksekutif

dan legislative. Ia digantikan oleh wakilnya, Megawati Soekarnoputri,

yang kemudian menjadi presiden RI ke-5. Sungguh melelahkan

mencermati pergantian kepemimpinan nasional kita selama ini. Rasanya

sulit menemukan bentuk-bentuk keteladanan memenuhi komitmen

karena yang muncul ke permukaan justru perangai perebutan

kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.

Upaya pembentukan watak dari diri sendiri (bottom up)

bertujuan untuk menghasilkan panutan. Selanjutnya setelah ada

panutan maka keteladanan ini perlu diimplementasikan secara top

down.

Page 50: Buku Paket KWN

BAB V

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI-NILAI

NASIONALISME

Teknolgi internet merupakan teknologi yang memberikan

informasi tanpa batas dn dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi

anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika

digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh mafaat yang

berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan

sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak

semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya

internet saja,ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa

sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih

memilih siuk dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yng tingkah lakunya tidak

kenal sopan santun dan cenderun cuek tidak ada rasa perduli terhadap

lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan

sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya

geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang

mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atas di biarkan, mau apa jadinya

genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul

tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai

nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap

badaya bangsa sendiri dan rasa perduli terhadap masyarakat. Padahal

generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika

penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif

globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu

diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negative globalisasi

terhadap nilai nasionalisme.

Page 51: Buku Paket KWN

ANTISIPASI PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI

TERHADAP NILAI NASIONALISME

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi

terhadap nilai- nilai nasionalisme atara lain yaitu :

1. Menumbuhkaan semangat nasinalisme yang tangguh, misal

semangat mencintaiproduk dalam negeri.

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila

dengan sebaik- baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan

sebaik- baiknya.

4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan

menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan

seadil- adilnya.

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,

ideology, ekonomi, sosial badaya bangsa.

Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan

mampu menangkis pengaruh gobalisasi yang dapat mengubah nilai

nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan

kepribadian bangsa.

Nasionalisme adalah suatu paham yng menciptakan dan

mempertahankan kedaulatansebuah Negara (dalam bahasa inggris

“nation”) dengan menwujudkan suatu konsep identitas bersama untuk

sekelompok manusia. Para nasionalis mengangap negara adalah

berdsarkan beberapa “kebenaran politik “ (political legitimacy).

Bersumber dari teori romantisme yaitu “indentitas budaya”, dbat

liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumer dari

kehendak rakyak, atau gabungan kedua teori itu.

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola

pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup

bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat

itu, naluri mempertahankn diri sangat berperan dan mendorong

mereka utuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup an

menggantungkan diri. Dari sinilah sikap bakal timbulnya ikatan ini, yang

nitabene lemah dan bermutu rendah, ikatan inipun tampak pula

dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak

menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya

Page 52: Buku Paket KWN

aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu

sinalah kekuatan ini.

Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepaa amalan

politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik

serta keagamaan, seperti yang dinytakan di bawah. Para ilmuwan

politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada

nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme mengasingan

dan sebagian.

BEBERAPA BENTUK NASIONALISMENasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian

paham negara atau gerakan (buan negara) yang populer berdasarkan

pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.

Katagori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori

nasionalisme mencampuradukkan sebagian atau semua elemen

tersebut.

Nasionalisme kewargangaraan (atau nasioalisme sipil) adalah

sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik

dari penyertaana aktif rakyatnya “kehendak rakyat”; “perwakilan politik”.

Teori ini mula-mula dibangun leh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi

bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku yang

berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia “Mengeni

Kontrak Sosial”).

Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah

masyarakat.dibangun oleh Johann Gottfrien Von Hender, yang

memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk “rakyat”).

Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik,

nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana

negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi (”organik”)

hasil daribangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

Nasionalsisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya

etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah

direka untuk konsep nasionalisme romantik, misalnya “Grimm

Page 53: Buku Paket KWN

Bersaudara “ yang dinukilkan oleh hender merupakan koleksi kisah –

kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.

Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimmana

negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan

bukannya “sifat keturunan” sepeti warna kulit, ras dan sebagainya.

Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara

adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di

mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap

sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinastiQing untuk

mengunakan adat istiadat t Tionghoa membuktikan keutuhan budaya

Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka

nasionalis Tiongkok sebab peraaan badaya mereka tetapi menolak RRC

karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.

Nasionalisme keegaraan ialah variasi nasionalisme

kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan

mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu

selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.

Penyelenggaraan sebuah ‘nasional state’ adalah suatu argumen yang

ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan

tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki

kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme

sayapkanan di Spanyol, serta sikap ‘Jacobin’ terhadap unitaris dan

golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme

masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan

hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming,

dan nasionalis Basque atau korsika. Secara sistematis, bilamana

nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik

kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti

nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme

Kurdi, pembangkangan di antara pemerintah pusat yang kuat di Spanyol

dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.

Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walapun begitu,

lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan

nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme

Page 54: Buku Paket KWN

bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di

India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari

agama Hindu.10

Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama

hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok

tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh

mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia

bukannya berjuang memartabatkan teologi semata-mata. Mereka

berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut denga

Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia.

Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.

Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang tergolong paling

mutakhir dalam pemahaman politik nasional. Dalam puncak pencapaian

ide polotiknya akan menghasilkan sebuah sistem polotik nation state

(negara bangsa) sebagai sebuah entitas politik yang kuat di tengah-

tengah lingkungan umat manusia di dunia kehidupan ini (Yudi Syamsudi,

200) Yogyakarta.11

Namun, nasionalisme harus dibentuk dan dibangun secara

manifestasi malalui berbagai teori dan praktek sehingga mampu

menghasilkan sebuah paradigma dan realita. Dalam membangun ide

nasionalisme secara utuh memerlukan pemahaman dan organisasi

berbasis gerakan untuk bertransaksi secara sosial dengan masyarakat,

sehingga pada akhirnya terjadi interaksi kuat antara organisasi dan

massa dalam satu ide, yaitu nasionalisme.

Indonesia saat ini memerlukan genre baru untuk

mereinterpretasikan ide nasionalisme yang secara fundamental telah

dibangun oleh founding father seperti Soekarno. Soekarno kita akui

sebagai individu yang mampu membentuk nasionalisme Indonesia

dengan membangun satu sistem berantai melalui penyatuan

kepentingan. Dari kalangan islam dan sekuler pada saat itu. Namun,

dalam proses pembangunan tahap awal ideologi nasionalisme nampak

terjadi dikotomi antara islam dan nasionalisme itu sendiri.

10 Oetomo Jakob (1990) “Menuju Masyarakat Baru Indonesia dan Antisipasi Masyarakat terhadap Tantangan Abad XXI Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.11 Yudi Syamsudi (2008) “Suatu Bangsa Harus Memiliki Nasionalisme” Yogyakarta

Page 55: Buku Paket KWN

Kita harus mengakui sebuah gagasan dalam masyarakat

Indonesia yang majemuk tentu memerlukan proses. Dimana proses

tersebut tentu merupakan proses bersejarah dalam suatu bangsa. Saat

ini nasionalisme sudah menjadi rapuh. Tentu kita harus mulai

menghidupkan kembali spirit dan etika nasionalisme sebagai sebuah

praktek politik negara dan masyarakat dalam konteks Indonesia kekinian

di tengah-tengah arus milenium ke-3.

Sumber dari kekuatan ideologi nasionalis saat ini memang belum

ditemukan oleh banyak orang Indonesia sehingga ketika kita mencari

arus apa yang seharusnya berada di depan kita sebagai energi yang

menuntun kemajuan nasional negara dan masyarakat kita seringkali

bimbang dan gelap. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan ini

sebuah organisasi polotik harus mampu menentukan sumber ideologi

nasionalisme. Sekaligus mampu ueyawvarra pun meorogr nasionalisme

memilik dua organ penuh dalam kehidupannya, yaitu Rakyat dan

Negara.

Dua organ penting ini dalam gagasan gerakan politik ketika kita

mengkategorikan dalam ruang struktur politik maka terbentuk rumusan

politik untuk merangkai menjadi dua sistem yaitu sistem masyarakat dan

sistem negara.

Dua sistem negara dan masyarakat ini harus dimulai dari

pembentukan sistem masyarakat secara civil society, yang mampu

melahirkan berbagai ide ekonomi, polotik, pertahanan, sosial dan

bedaya dalam sebuah sistem yang benar-benar solid dan siap ketika

sistem ini bertransformasi menjadi sistem negara. Dari basis gerakan

civil society tersebut ketika terjadi transformasi politik ke arah sistem

negara akan menghasilkan sistem negara secara civil state.

Menggerakka menjadi kekuatan utama dalam pencapaian tujuan

politiknya. Sebenarnya sangat mudah kita temukan dimana sumber

ideologi tersebut jika kita telah mencapai kesadaran penuh dengan

kualitas yang sehat. Karena ideologi nasionalisme itu bersumber pada

mainstream persatuan dan kesatuan.

Namun, pemahaman akan persatuan dan kesatuan sering kali

menjadi kesalahan dalam ide dan prakteknya sehingga kita berbicara

tentang nilai tersebut kita tidak mapu mengambil kekuatan intinya.

Page 56: Buku Paket KWN

Persatuan dan kesatuan memiliki arti independen organik, atau sosial

liberal dalam konteks manifestasinya.

Independen organik ini berarti sebuah penyatuan sosial secara

individual dan kolektif ketika kita sebagai menusia tersadarkan melului

nalar, perasaan, dan gerakan kemanusiaan untuk suatu keadilan,

kemakmuran, dan kemajuan.

Dari sumber kekuatan nasionalisme ini kita akan bergerak ke arah

revolusi nasional sebagai gerakan perlawanan terhadap kejahatan dan

ketidakadilan sistem yang mengatur manusia untuk kepentingan nafsu

dan syahwat. Namun, dalam memaknai revolusi kita harus menyadari

juga bahwa revolusi nasionalisme yang dimaksud di sini bukanlah

revolusi berdarah yang meghadirkan konflik dan perpecahan nasional,

karena kembali pada sumber ide nasionalisme itu sendiri yaitu

“persatuan dan kesatuan”.

Lantas revolusi seperti apakah yang seharusnya dicapai.

Pertama kalinya adalah revolusi mental. Mental merupakan

kekuatan utama yang akan menjadi motor penggerak kekuatan

perubahan yang manifestinya menuju pada kemajuan ekonomi,

politik, pertahanan, sosial dan budaya. Kemudian jika

dipertanyakan lagi apa yang menjadi obyek ideologi

nasionalisme.

Indonesia tersebut. Tentu obyek pelaksanaan proyeknya

adalah menghapuskan kemiskinan, kebodohan, kemalasan, dan

ketertindasan rakyat Indonesia. Karena bagaimana pun ideologi

nasionalisme memilki dua organ penting dalam kehidupannya,

yaitu Rakyat dan Negara.

Dua organ penting ini dalam gagasan gerakan politik

ketika kita mengkategorikan dalam ruang struktur politik maka

terbentuk rumusan politik untuk merangkai menjadi dua sistem

yaitu sistem masyarakat dan sistem negara. Dua sistem negara

dan masyarakat ini harus dimulai dari pembentukan sistem

masyarakat secara civil society, yang mampu melahirkan

berbagai ide ekonomi, politik, pertahana, sosial, dan budaya

dalam sebuah sistem yang benar- benar solid dan siap ketika

sistem ini bertransformasi menjadi sistem negara. Dari basis

Page 57: Buku Paket KWN

gerakan civil society tersebut ketika terjadi transformasi politik

ke arah sistem negara akan menghasilkan sistem negara

secara civil state.

Ide ini akan mampu menjadi realistis ketika instrumen

politiknya pun merupakan instrumen politik yang rasional yaitu

partai politik. Karena partai politik dalam berbagai kajian ilmu

politik modern merupakan organisasi politik yang legal untuk

menjadi kekuatan signifikan dalam proses perubahan negara

dan masyarakat.

Saat ini kita sedang dalam proses menuju pemilihan

umum sebagai sebuah prosesi suksesi politik yang

konstitusional. Untuk mendorong terbentuknya Indonesia Masa

Depan saat ini rakyat tengah menunggu munculnya partai yang

mampu dan berani melahirkan kembali ideologi nasionalisme.

Dan, bergerak melalui praktek revolusi. Baik sebelum dan

sesudah terbentuknya Kepemimpinan Nasional Indonesia Maa

Depan, yang ditentukan oleh dukungan massa yang akan

memenangkannya pada Pemilu 2009.

CIRI CIRI GLOBALISASI

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin

berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.

Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara

menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia.

Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

Page 58: Buku Paket KWN

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa

transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.?

TEORI GLOBALISASI

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:12

Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. Meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.

Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa

12 Cochrane dan Paine “Globalisasi dengan Tiga Posisi Teoritis” Kompas Pebruari 2009

Page 59: Buku Paket KWN

globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.

Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenranya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi tengah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teroritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai “seperangkat

Hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah

kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung”. Mereka

menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut

negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

SEJARAH GLOBALISASI

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena

di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi

internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan

antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila

ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai

mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M.

Page 60: Buku Paket KWN

Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri

lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan

laut untuk berdagang.

Berkas Contoh : Mcdonalds

Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh

pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum

muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan

perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam,

Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah,

Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum

pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama- nama,

abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-

besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda

adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan

terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa

dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar

perkembangan teknologi saati ini, seperti komputer dan internet. Pada

saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa

pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan

baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan

multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka,

perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di

Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari

Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa

contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon

globalisasi hingga saat ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya

ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh.

Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme

adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.

Implikasinya, negara negara di dunia mulai nenyediakan diri sebagai

pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan

Page 61: Buku Paket KWN

teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara

pun mulai kabur.

REAKSI MASYARAKAT GERAKAN PRO-GLOBALISASI

Pendukung globalisasi (sering disebut juga dengan pro-

globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka

berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David

Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain

saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama

lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam

bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran

sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya,

Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital

(mampu mencetak lebih efisien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia

memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini,

Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan

mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi

kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan

membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Salah satu penghambat utama terjadinya kerja sama diatas

adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari

pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan dapat melindungi

produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan

biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara

yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan

larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan

perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat

ditekan,akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan

meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.

Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia

dan IMF, mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya

mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan

kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak

pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang

kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut

Page 62: Buku Paket KWN

sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang

negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun.

Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu

terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang

impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka

-- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.

Page 63: Buku Paket KWN

GERAKAN ANTI GLOBALISASI

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk

memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang

perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur

perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia

(WTO).

Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan

sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum

yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun

juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan

terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut

mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional,

dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Namun, orang-orang yang dicap “antiglobalisasi” sering menolak

istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan

Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah

lainnya.

GLOBALISASI PEREKONOMIAN

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan

ekonomi atau perdagangan, dimana Negara-negara diseluruh dunia

menjadi satu kakuatan pasar yang semakinterintegrasi tanoa rintangan

batas territorial Negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan

penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,

barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas Negara akan

menjadi kabur dan keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian

internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak

akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar

intrnasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang

masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi

antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:

Globalisasi produksi, daimana perusahaan berproduksi di negra,

dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini

dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tariff bea masuk yang

Page 64: Buku Paket KWN

murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha politik

yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. 13Kehadiran tega kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi

tenga kerja.

Globalisasi pembiayaan, perusahan global mempunyai akses

untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam

bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai

contoh, PT Telkom dalam memperbanyak suatu sambungan telepon,

atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah

memanfaatkan system pembaiyaan dengan pola BOT (build-operate-

transfer) brsama mitra usaha dari manca Negara.

Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu

memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasn ya, seperti

pengunaan staf professional dari tenaga kerja yang telah memiliki

pengalaman intrnasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari

negara berkembang. Dengan globalisasi maka human mov ement akan

semakin mudah dan bebas.

Globalisasi jaringan infomasi. Masyarakat suatu Negara dengan

mudah dan cepat mendapatkan informasi dari Negara-negara di

seluruh dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui:

TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin

maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia

dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC , celana jeans

levi’s , atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera

msyarakat dunia baik yang berdomisili di seluruh kota ataupun di desa

menuju pasar selera global.

Globslisasi perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk

penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai

hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdan gan dan

persaingan menjadi semakin cepat,ketat, dan fair.

Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini

telah menjadi sebuah intesifikasi secara dalam investasi dan

perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian

13 Tantri Abeng, (2004) Pola Manajemen Berdasarkan TI di Era Globalisasi”

Page 65: Buku Paket KWN

nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai

adanya kekuatan pesar dunia.

KEBAIKAN GLOBALISASI EKONOMIa) Produksi global dapat dikatakan

Pandangan ini sesuai dangan toeri ‘Keuntungan Komparatif ‘ dari

David Ricardo. Melalui spesialisai dan perdgangan factor-faktor

produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efisien, output dunia

bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari

spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang

meningkat, yang seharusnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan

tabunganb) Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu

masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari

berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal

ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih

banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih

b aik dengan harga yang lebih rendah.c) Meluasnya pesar untuk prduk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap

negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dalam pasar negeri. d) Dapat meperoleh lebih b anyak modal dan teknologi yang lebih baik

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati

oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal

dan tenaga ahli serta ter didik yang berpengalaman kebanyakan

dihadapi oleh negara-negara berkembang.e) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Pembangunan sektor industry dan berbagai sektor lainya bukan saja

dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui

investasi yang dilakukan oleh perusahaan swsata domestic.

Perusahaan domestic ini sering kali memerlukan modal dari bank atau

pasar saham. Dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju

yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat

membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Page 66: Buku Paket KWN

KEBURUKAN GLOBAL EKONOMI

a) Menghambat pertumbuhan sector industry

Salah satu efek dari globalisasi adalah berkembangnya sistem

perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini

menyababkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi

menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan proteksi kepada

industri yang berkembang (infant industy). Dengan demikian,

perdangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan

kepaa Negara berkembang untuk memajukan sektorindustri domestik

yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri

yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.b) Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikan barang-barang impor. Sebaliknya,

apabila suatu negra tidak mampu bersaing, maka ekspor bekembang.

Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek

buruk lain dari globalisasi terhadap neraca pembayaran adalah

pembayaran noto pendapatan factor produksi dari luar negeri

cenderung lebih deficit. Investasi asing akan bertambah banyak

menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan)

Investasi ke luar negeri semakin meningkat.Tidak berkembangnya

ekspor dapat berkembang buruk terhadap neraca pembayaran.c) Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi

(modal)portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi

partisipasi dana luar negeri ke pasar saham.Ketika pasar saham

sedang meningkat , dana ini akan mengalir masuk, neraca

pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik.

Sebaliknya, ketika harga harga saham di pasar saham menurun, dana

dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran

cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestic

merosot. Ketidak setabilan di sector keuanagan ini dapat

menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara

keseluruhan.d) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hala hal yang dinyatakan diatas berlaku dalam suatu Negara,

maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak

Page 67: Buku Paket KWN

stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan

mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.Pendapatan nasional dan

kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan

masalah pengangguaran tidak dapat diatasi atau malah semakin

memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek

buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangaka panjang suatu

Negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan

masalah social-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

GLOBALISASI KEBUDAYAAN

Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang

berkembangsecara global. Globalisasi mempengaruhi hamper semua

aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek

budaya.Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai nilai (values ) yang

dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga

masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi

berkaitan dengan aspek – aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang

terdapat dalam pikiran. Aspek-aspek kejiwaaan ini menjadi penting

artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat

dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang

bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan

seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari

kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai da

budaya tertentu keseluruhan dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau

world culture ) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran

budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa

Barat ke berbagai tempat didunia ini

Namun perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif

terjadi pada awal abad ke-20 dengan berkembangnya teknologi

komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontamfisik sebagai

saana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan

komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan

semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Page 68: Buku Paket KWN

CIRI BERKEMBANGNYA GLOBALISASI KEBUDAYAAN

1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

2. Penyabaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism),

dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di

luar kebudayaannya.

3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.

4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu Negara ke Negara

lain.

5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti

pakaian, film dan lain lain.

Page 69: Buku Paket KWN

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugardo (2002 )”Keunggulan Trigatra” Lemhanas Jakarta

2. Chaidir Basri ( 2001 ) Wawasan Nusantara sebagai Cara Pandang

Bangsa Indonesia”Program Studi, S2 Tanhas Jakarta

3. Lemhanas ( 2005 ) “Bunga Rampai, Jakarta

4. Muladi (2007 ) “Ketahanan Nasional Kaitannya dengan Ketahanan

Nasional”Lemhanas Jakarta

5. Soemarno Soedarsono ( 2000 ) “ Penyemaian Jati Diri Bangsa “

Media Komputindo Jakarta

6. Soeharto (1998 ) “ Mejinakkan Ekonomi “ Gramedia Pustaka Utama

Jakarta

7. Erry Riyana Harjopamukas Pembinaan Kelembagaan Dalam rangka

Penegakan Good Govermance, Masyarakat Transparasi Indonesia

(2002 ) Jakarta

8. Nicollo Bernardo Machiavelli ( 1469-1527 ) dalam bukunya”The

Prince” / Sang Pangeran.

9. Basofi Soedirman (2003) Mantan Gubernur Jawa Timur” Anta Pena

dan Pedang “ Surabaya

10. Samuel Huntington (1995), Gelombang Demokrasi Ketiga, Edisi

Terjemahan Grafitri Jakarta.Herbert Feith, Pemilihan Umum tahun

1995 di Indonesia, Edisi Terjemahan Kepustakaan Populer

Gramedia, 1999 Jakarta

11. Herbert Feith; Pemilihan Umum tahun 1955 di Indonesia, Edisi

Terjemahan Kepustakaan Populer Gramedia, 1999 Jakarta

12. Rian Nugroho Dwijowijoto Teori Mengejar Layang-Layang” media

Komputindo, 2001 Jakarta.

13. Juwono Sudarsono (1982) “ Politik dan Perkembangan “ Rajawali

Jakarta

14. Umar Kayam (budayawan) 2000 “Membudayakan Budaya

Kesadaran Sendiri” Yogyakarta

15. Koento Wibisono (2001) Pembentukan Watak Berawal dari”Diri

Sendiri”UGM Yogyakarta

16. Edison A. Jamil (2005) Pendidikan Kewarganegaraan, Sinar Obor

Bandung.

Page 70: Buku Paket KWN

17. Kresna (2005)” Pengaruh Globalisasi Terhadap nilai nila

Nasionalisme” Jakarta

18. Tri Darmiyati (2008) Efek Dari Globalisasi (Kompa< Mei 2008)

Jakarta

19. Oetomo Jakob (1990) “Menuju Masyarakat Baru Indonesia dan

Antisipasi Terhadap Tantangan Abad XXI Gramedia Jakarta

20. Yudi Syamsudi (2008) “ Suatu Bangsa Harus Memiliki

Nasionalisme”Yogyakarta.

21. Cochrane dan Paine “ Globalisasi dengan Tiga Posisi Teoritis”

Kompas Pebruari 2009

22. Tantri Abeng (2005) Globalisasi Ekonomi Abad XXI tdak Bisa

Dihindari” Jakarta

23. Lucian W Pye (1966) “ World Culture Globalisasi “ Kompas 2006

Jakarta.