Kurikulum dan pengajaran editan

35
KURIKULUM DAN PENGAJARAN Ririn Romayanti (2011031120) Pendidikan Ekonomi / IIA Penulis : Prof. Dr. S. Nasution M.A. Penerbit : PT Bumi Aksara, Jakarta Tahun Terbit : Cetakan 4, Juli 2006 Jumlah halaman : x + 183

description

 

Transcript of Kurikulum dan pengajaran editan

Page 1: Kurikulum dan pengajaran editan

KURIKULUM DAN PENGAJARAN

Ririn Romayanti (2011031120)Pendidikan Ekonomi / IIA

Penulis : Prof. Dr. S. Nasution M.A.Penerbit : PT Bumi Aksara, JakartaTahun Terbit : Cetakan 4, Juli 2006Jumlah halaman : x + 183

Page 2: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB I KONSEP-KONSEP DASAR KURIKULUM

DAN PENGAJARANA. Pengertian KurikulumKurikulum dipandang, sebagai suatu rencana yang disusun untuk

melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

1. Kurikulum formal meliputi : Tujuan pelajaran, umum & spesifik Bahan pelajaran yang tersusun sistematis Strategi belejar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya Sistem evaluasi2. Kurikulum tak formal : kegiatan yang direncanakan tetapi

tidak berkaitan langsung dengan bidang akademis. Misalnya, pertunjukan sandiwara, paskibra

3. Kurikulum tersembunyi : aturan yang tak tertulis dalam proses pembelajaran. Sebagian menganggap ini tidak tergolong kurikulum karena tidak direncanakan

Page 3: Kurikulum dan pengajaran editan

B. Proses Pengembangan Kurikulum1. Pedoman Kurikulum meliputi : Latar Belakang, berisi rumusan falsafah dan tujuan

lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah serta struktur organisasi bahan pelajaran.

Silabus, berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni scope (ruang lingkup), dan sequence (urutan pengajiannya).

Desain Evaluasi, termasuk strategi revisi atau perbaikanPedoman kurikulum disusun untuk:o Menentukan apa yang akan diajarkano Kepada siapa diajarkano Apa sebab diajarkan dan dengan tujuan apao Dalam urutan yang bagaimana2. Pedoman Instruksional, diperoleh atas usaha pengajar

untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah untuk persiapan pembelajaran di kelas.

Page 4: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB I

Penyusunan kurikulum dalam suatu instansi pendidikan memang sangat diperlukan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan terencana, teratur dengan efektif dan efisien. Penyusunan kurikulum tentu harus sejalan dengan tujuan instansi pendidikan, kebutuhan masyarakat, serta aspek psikologis siswa. Suatu kurikulum mungkin sesuai jika digunakan saat ini, tetapi belum tentu sesuai sesuai jika masih digunakan untuk beberapa waktu mendatang. Oleh karena itu kurikulum haruslah mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman untuk memaksimalkan tujuan pendidikan. Selain itu kurikulum juga perlu penguraian dalam pelaksanaannya agar lebih spesifik sehingga tujuan kurikulum semakin jelas dan lebih mudah dipahami oleh guru maupun siswa.

Page 5: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB IIBAB IIDETERMINAN KURIKULUMDETERMINAN KURIKULUM

Determinan kurikulum merupakan hal-hal yang secara mendasar menentukan kurikulum (asas-asas kurikulum).

A.Determinan Filosofis (pandangan pokok)Pendidikan pada dasarnya bersifat normatif jadi

ditentukan oleh sistem nilai-nilai yang dianut. Tujuan pendidikan adalah membina warga negara yang baik. Norma-norma yang baik terkandung dalam falsafah bangsa (Pancasila bagi Indonesia)

B.Determinan SosiologisKurikulum mencerminkan keinginan, cita-cita,

tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Keputusan mengenai kurikulum akhirnya bergantung pada bagaimana pengembang kurikulum memandang dunia tempat ia hidup, bagaimana bereaksi terhadap kebutuhan golongan dalam masyarakat dan juga oleh falsafah hidup dan falsafah pendidikannya.

Page 6: Kurikulum dan pengajaran editan

C. Determinan Psikologis1. Teori Belajar, yakni bagaimana siswa belajar Behaviorisme : pelajar sebagai organisme yang

merespon terhadap stimulus dari dunia sekitarnya.

Psikologi daya : belajar ialah mendisiplin dan menguatkan daya mental melalui latihan ketat.

Pengembangan kognitif : kematangan mental berkembang secara berangsur-angsur karena interaksi dengan lingkungan.

Teori lapangan (teori Gestalt) : individu belajar bukan hanya sekedar akumulasi pengetahuan tetapi juga menyangkut penalaran atau pemahaman

Teori kepribadian : tiap individu berkembang melalui tahap-tahap perkembangan namun menurut cara dan kecepatan yang berbeda – beda antara individu satu dengan individu lainnya.

Page 7: Kurikulum dan pengajaran editan

2. Hakikat pelajar secara individual antara lain berkenaan dengan taraf :

Motivasi KesiapanKematangan intelektualKematangan emosionalLatar belakang pengalamanD.Determinan Hakikat PengetahuanPengetahuan berubah dan meluas dengan

kelakuan yang kian pesat sehingga menuntut para pengembang kurikulum untuk terus berupaya mengembangkan dan menetapkan pengetahuan apa yang harus diajarkan serta bagaimana pengorganisasiannya.

Page 8: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB IIREFLEKSI BAB IIDalam hal menyusun dan menetapkan

kurikulum tidak hanya berkenaan denga materi apa saja yang akan diajarkan kepada siswa. Penentuan dasar penetapan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain falsafah atau landasan pokok serta nialai-nilai yang dianut, kebutuhan masyarakat sekitar, kondisi psikologis anak (usia, faktor mental) serta perkembangan pengetahuan. Intinya suatu kurikulum dibuat atau dirancang harus sesuai dengan tujuan atau cita-cita, lingkungan (tempat), serta kepada siapa kurikulum itu diberlakukan. Dengan demikian tujuan dari pendidikan pun akan tercapai.

Page 9: Kurikulum dan pengajaran editan

1. Pendekatan Bidang StudiMenggunakan bidang studi atau mata pelajaran

sebagai dasar organisasi kurikulum.

2. Pendekatan IndisiplinerMembuat suatu keterkaitan antara satu disiplin

ilmu dengan disiplin ilmu lainnya agar siswa bisa mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu yang merupakan bagian dari kehidupan manusia.

Page 10: Kurikulum dan pengajaran editan

3. Pendekatan RekonstruksionismeMemfokuskan kurikulum pada masalah-

masalah penting yang dihadapi masyarakat.

Konservatif : masalah sosial adalah hasil ciptaan manusia dan karena itu dapat diatasi (berupaya untuk memperbaiki hidup)

Radikal : merombak tata sosial yang ada dan menciptakan tata sosial yang baru untuk memperbaiki mutu hidup karena tata sosial yang ada dianggap tidak akan pernah bisa adil dan diperbaiki.

Page 11: Kurikulum dan pengajaran editan

4. Pendekatan HumanistikKurikulum mengutamakan perkembangan

afektif serta memfokuskan pada kebutuhan siswa baik personal maupun sosial.

5. Pendekatan “Accountability”Accountability merupakan pertanggung-

jawaban lembaga pendidikan tentang pelaksanaan tugasnya pada masyarakat. Pendekatan ini menentukan standar dan tujuan spesifik yang jelas serta mengukur efektivitas berdasarkan taraf keberhasilan siswa mencapai standar tersebut. Terdapat 2 jenis pendekatan accountability yakni sistem tertutup (latihan) dan sistem terbuka (pendidikan)

Page 12: Kurikulum dan pengajaran editan

Pendekatan pendekatan dalam pengembangan kurikulum yang telah dijelaskan, tidak dapat ditentukan mana pendekatan yang terbaik dan terburuk dalam menyusun suatu kurikulum pendidikan dikarenakan pendekatan-pendekatan tersebut mempunyai karakteristik tersendiri dan tujuan yang berbeda. Keenam pendekatan tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan para pelajar dan guru dalam menjalankan pembelajaran. Tetapi alangkah lebih baiknya jika pendekatan-pendekatan tersebut bisa dikombinasikan denga komposisi yang baik dalam menyusun kurikulum pendidikan. Pengkombinasian tersebut bisa melalui pengambilan sisi positif yang dimiliki masing-masing pendekatan. Dengan demikian kandungan isi kurikulum akan lebih lengkap dan bervariasi sehingga siswa tidak hanya berkembang dalam satu aspek saja.

Page 13: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB IVTUJUAN PENGAJARAN

A. Tujuan UmumTujuan umum pendidikan menggambarkan hasil

belajar siswa secara umum yang diharapkan oleh lembaga pendidikan. Tujuan umum menentukan apa yang harus dicapai, bukan sebagai alat untuk memberi petunjuk bagaimana proses belajar mengajar dilakukan.

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)Tujuan ini menyatakan arah yang jelas tentang

bagaimana proses belajar mengajar berlangsung, namun masih bersifat umum dan belum spesifik.

Page 14: Kurikulum dan pengajaran editan

C. Tujuan Instruksional KhususTujuan ini menyatakan secara spesifik

tentang seperti apa dan bagaimana proses belajar mengajar berlangsung. TIK dinyatakan dengan kata kerja yang mengandung “action” (perbuatan)

Ranah Belajar Kognitif : pengetahuan yang dipelajari

siswa Afektif : sikap siswa Psikomotor : keterampilan siswa

Page 15: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB IV

Ada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga ranah ini harus diperhatikan dalam perumusan tujuan pendidikan. Tujuan umum sering menunjukan tingkat pencapaian ketiga ranah belajar yang tinggi. Namun jika tidak dibarengi dengan rumusan TIU dan TIK yang jelas dan konsisten dengan tujuan umum, maka hasil yang diharapkan pun tidak akan tercapai.

Page 16: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB VBAB VSTRATEGI DAN SUMBER STRATEGI DAN SUMBER

MENGAJARMENGAJARA. RasionalDengan adanya perencanaan yang cermat

mengenai strategi dan sumber mengajar lebih terjamin bahwa kurikulum dapat diwujudkan dan apa yang diajarkan dikuasai dan dimiliki siswa.

B. Sumber MengajarBisa berupa buku pelajaran, buku referensi,

majalah, transparansi, proyektor serta segala alat dan bahan lainnya yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Page 17: Kurikulum dan pengajaran editan

C. Strategi MengajarStrategi mengajar memiliki berbagai variasi dalam

pelaksanaannya tergantung dari tujuan tingkat pembelajaran. Strategi yang lazim digunakan menurut tingkatan tujuan pembelajaran :

Kuliah Demonstrasi Praktek latihan Diskusi-bertanya Analisis situasi-dilema Inkuiri-pertemuan Kerja lapangan Pemprosesan informasi Penelitian akademis Pemecahan masalah Dramatisasi Simulasi Synectics Proyek aksi sosial

Page 18: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB VREFLEKSI BAB V

Dalam proses belajar-mengajar strategi mengajar sangat perlu diterapkan agar proses pembelajaran berjalan efektif sehingga mencapai tujuan pendidikan. Strategi mengajar merupakan suatu bentuk dari pelaksanaan kurikulum sehingga sangat perlu pelaksanaan dan perencanaan yang baik dan tentunya sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Walaupun suatu kurikulum sangat sempurna penyusunannya, tetapi tidak dibarengi dengan strategi mengajar yang baik maka tujuan pembelajaran pun tidak akan tercapai secara maksimal. Dari penjabaran di atas, sekiranya strategi mengajar seperti apa yang sesuai diterapkan di tingkat universitas khususnya di Indonesia ??

Page 19: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB VIMENDISAIN RENCANA EVALUASI

KURIKULUM

Tujuan evalusi kurikulum diantaranya untuk mengatur tingkat pencapaian tujuan, menilai efektivitas kurikulum, dan menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.

Desain evaluasi menguraikan tentang data yang harus dikumpulkan dan analisis data untuk membuktikan nilai dan efektivitas kurikulum.

Page 20: Kurikulum dan pengajaran editan

Langkah-langkah desain evalusi kurikulum :

a.Merumuskan tujuan evaluasiTujuan evaluasi yang komperehensif meliputi tiga

dimensi yaitu formatif- sumatif, proses-produk, opreasi-hasil belajar siswa. Dalam penilaian harusnya meliputi ketiga dimensi tersebut, namun terkadang yang diperlukan hanya evaluasi partial (evaluasi sebagian).

b.Proses dan Metodologi PenilaianTerdapat beberapa model evaluasi yang dapat

digunakan untuk mendesain proses dan metodologi penialain kurikulum. Model-model evaluasi ini digunakan bergantung pada tujuan evaluasi, waktu dan biaya serta tingkat kecermatan dan kespesifikan yang diinginkan. Model-model tersebut diantaranya model diskrepansi provus, model CIPP Stufflebean, model transformasi kualitas eisner, dan model lingkaran tertutup corrigon.

Page 21: Kurikulum dan pengajaran editan

c. Data, Instrumen, dan Prosedur Pengumpulannya

• Data “keras” berupa fakta seperti score test, absensi, pembiayaan dsb.

• Data “lunak” seperti persepsi dan pendapat orang yang dapat berbeda-beda.

d. Mengumpulkan, Menyusun dan Mengolah Data

e. Menganalisis dan melaporkan dataProses analisis berhubungan dengan tujuan

evaluasi yakni hasil-hasil, kesimpulan, dan rekomendasi.

Page 22: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB VI

Evaluasi kurikulum perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana kurikulum itu berhasil diterapkan dalam lembaga pendidikan. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dilihat dimana keunggulan dan kelemahan dari suatu kurikulum. Hal ini dapat menjadi pedoman untuk penyusunan kurikulum selanjutnya yang tentunya diharapkan dapat lebih baik dari kurikulum sebelumnya.

Page 23: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB VIIDISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN

EFEKTIFInstruksi atau pengajaran adalah proses interaktif

yang berlangsung antara guru dengan siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta memantapkan apa yang dipelajari.

Pengajaran efektif merupakan proses sirkuler (berupa lingkaran) yang setidaknya terdiri dari 4 komponen :

Page 24: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB VIIPengajaran dikatakan efektif jika pengajaran

mencapai tujuan yang diharapkan yakni keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran. Guru sebagai pengajar menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Seorang guru harus mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dengan tidak hanya memberikan materi pelajaran saja, tetapi harus mampu mendorong, memotivasi dan membimbing siswa dalam belajar. Selain itu tentu saja harus memperhatikan juga waktu dalam proses pembelajaran. Intinya untuk mencapai pengajaran efektif guru dituntut untuk bersikap profesional.

Page 25: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB VIIIMENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERFIKIR

DAN MEMECAHKAN MASALAH

Pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan secara rasional dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran.

Pendekatan –pendekatan dalam pemecahan masalah

a.Yang bertalian dengan waktuReaktif : tidak memiliki banyak alternatif pemecahan

masalah karena waktu yang singkat atau terbelenggu oleh adat kebiasaaan.

Antisifatif : masalah dipikirkan sejak awal timbulnya sehingga punya banyak alternatif pemecahan masalah.

Page 26: Kurikulum dan pengajaran editan

b. Yang berkenaan dengan kedalaman analisis

Reflektif : masalah dipikirkan secara mendalam

Implusif: masalah dipecahkan berdasarkan insting atau perasaan.

Tipe-tipe berfikir : Divergen : membuka diri terhadap ide baru Konvergen : konservatif, (kurang terbuka

pada ide baru)

Page 27: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB VIIIUntuk dapat mengembangkan kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah, maka seorang guru harus mampu membantu siswa dalam menguasai unsur-unsur keterampilan berpikir karena dengan menguasai hal tersebut akan sangat membantu siswa dalam memecahkan masalah. Siswa hendaknya dibiasakan untuk melatih unsur keterampilan berpikir seperti mengamati, menyusun dan membuat kesimpulan dalam kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas. Dengan begitu siswa akan terbiasa untuk “berpikir” tidak hanya sekedar “tahu” tentang suatu hal. Berkenaan dengan tipe-tipe berpikir baik divergen maupun konvergen memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Berpikir divergen berguna untuk mendapatkan ide-ide baru untuk dijadikan referensi bagi pengambilan keputusan. Sedangkan berpikir konvergen, bisa digunakan dalam hal pengambilan tindakan dan mengevaluasi suatu keputusan yang telah dipikirkan matang-matang dari hasil pemikiran divergen.

Page 28: Kurikulum dan pengajaran editan

BAB IXPERENCANAAN INSTRUKSIONAL

UNTUK TUJUAN AFEKTIF Tujuan Pendidikan Nilai-NilaiNilai adalaha seperangkat sikap yang dijadikan dasar

pertimbangan, prinsip sebagai ukuran bagi kelakuan. Tujuan pendidikan nilai adalah untuk meningkatkan mutu pemikiran dan perasaan siswa terhadap nilai-nilai yang mereka miliki.

Pendidikan moralMoral adalah seperangkat nilai, prinsip yang diterima baik

dalam suatu kontek kultur tertentu. Tujuan pendidikan moral adalah untuk membantu siswa agar mampu memberi pendapat yang bertanggung jawab, adil dan matang.

Pendidikan afektifMencakup pendidikan nilai dan moral. Tujuannya

membantu siswa dalam mematangkan diri secara moral dan menginternalisasi nilai-nilai yang diterima.

Page 29: Kurikulum dan pengajaran editan

Nilai-nilai dan penelitian otakOtak mempengaruhi sistem kepercayaan, sikap serta

pandangan terhadap nilai-nilai. Menurut penelitian tahun 1960-1970, otak kiri manusia berfungsi logis-linguistik, sedangkan otak kanan berfungsi afektif-kreatif.

Komunikasi dan informasi baru dalam hubungannya dengan pendidikan afektif

Hakikat dan isi informasi yang diterima oleh manusia bergantung pada sejumlah faktor yang saling berhubungan yaitu kepercayaan, sikap dan nilai-nilai. Selain itu terdapat faktor yang mempengaruhi informasi yaitu kredibilitas, kesiapan internal, motivasi dan metode, atau proses penerimaan informasi.

Perubahan kelakuan sebagai pengaruh informasi baru

Belajar hakikatnya adalah menerima informasi-informasi baru yang akan berpengaruh pada kelakuan siswa.

Page 30: Kurikulum dan pengajaran editan

REFLEKSI BAB IX

Tujuan afektif dalam suatu kurikulum sangat penting keberadaannya karena menyangkut perubahan tingkah laku, pola pikir, dan sikap siswa. Penyusunan kurikulum dan desain instruksional afektif harus ditangani sama seperti penyusunan kognitif sekolah, karena aspek afektif juga sangat penting bagi perkembangan siswa dalam hal efektivitas serta produktivitasnya sebagai siswa, individu dan warga negara.

Page 31: Kurikulum dan pengajaran editan

Pendidikan afektif dipandang sebagai bidang studi indisipliner karena didasarkan atas berbagai bidang ilmu. Bidang-bidang ilmu tersebut diantaranya:

a.Filosofi sosialTokoh yang berpengaruh :Thomas Hobbes (Teori Kontrak Sosial)Jean Jacques Rousseau (Naturalisme)Immanuel Kant (Rasionalisme)Emile Durkheim (Teori Konteks Sosial)

Page 32: Kurikulum dan pengajaran editan

b. PsikologiTokoh yang berpengaruh : Sigmund Freud : kepribadian terbentuk dari

ego, super ego dan id (diri tak sadar) John Dewey : pertumbuhan moral

berlangsung secara berangsur-angsur. Jean Piaget : belajar dipengaruhi

lingkungan eksternal

c. KepribadianTokoh yang berpengaruh Peck & Havighurst : membagi 5 tipe

kepribadian, amoral, expendient, conformist, irrasional, rational.

Abraham maslow : tipa orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda namun nilai-nilai sama bagi setiap orang.

Page 33: Kurikulum dan pengajaran editan

Model-model pendidikan afektif Model Konsiderasi (kepedulian terhadap orang

lain) Model Pembentukan Rasional (Kematangan

pemikiran moral) Model “Values Clarification” (proses perolehan

gambaran yang jelas tentang nilai-nilai) Model Pengembangan Kognitif (perkembangan

berangsur-angsur, bertahap tanpa lompatan) Model Analisis Nilai (mencapai prinsip penilaian

melalui pengumpulan dan analisis data secara sistematis, rasional dan ilmiah)

Model Aksi Sosial (pengembangan kompetensi kewarganegaraan siswa)

Model Masa Depan : Sains-Teknologi Masyarakat ( masalah sosial berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

Page 34: Kurikulum dan pengajaran editan

Pendidikan afektif dipengaruhi oleh falsafah moral, psikologi dan kepribadian. Dalam menjalankan pendidikan afektif seorang guru dapat mengambil inspirasi dari beberapa tokoh dunia dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum. Pendidikan afektif akan lebih efektif jika dilaksanakan secara bertahap dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi tanpa melewatkan satu tahap pun. Semuanya harus terurut sehingga siswa dapat mencapai kematangan berpikir mengenai nilai dan moral.

Page 35: Kurikulum dan pengajaran editan