Kulit Dan Jaringan
-
Upload
yuni-purnamasari -
Category
Documents
-
view
226 -
download
4
description
Transcript of Kulit Dan Jaringan
MODUL
KULIT DAN JARINGAN PENUNJANG
Trigger I : “OH…NENEKKU”
Kelompok Tutorial : IX
Fasilitator : dr. Bakri Yunar , DABK
Ketua Kelompok : Rici Kurniawan (0710071000089)
Sekretaris : Puji Tri Handayani (0710070100088)
Anggota : Hendri Firmansyah (0710070100085)
Widia Rina (0710070100086)
Uly Hardiani Perdana (0710070100087)
Dini Ariesta Pamela (0710070100090)
Rahmat Prima MZ (0710070100091)
Siti Rahayu (0710070100092)
Rizki Mulia Abidin (0710070100093)
Boby Pandu Pradana (0710070100094)
Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah
Padang
3 April 2008
MODUL : Kulit dan Jaringan Penunjang
Trigger I : “ OH....NENEKKU ”
Kelompok Tutorial : IX
Fasilitator : Dr. Bakri Yunar DABK
Ketua Kelompok : Rici Kurniawan (0710070100089)
Sekretaris : Puji Tri Handayani (0710070100088)
Anggota : Hendri Firmansyah (0710070100085)
Widia Rina (0710070100086)
Uly Hardiani Perdana (0710070100087)
Dini Ariesta Pamela (0710070100090)
Rahmat Prima MZ (0710070100091)
Siti Rahayu (0710070100092)
Riski Mulya Abidin (0710070100093)
Boby Pandu Pradana (0710071000094)
Tutor kelompok IX Ketua kelompok IX
Dr. Bakri Yunar DABK Rici Kurniawan
Modul : Kulit dan Jaringan Penunjang
Trigger : 1. Oh,…Nenekku.
Tika, 18 tahun, membandingkan cutis neneknya yang berumur 70 tahun dengan cutis adiknya
yang masih bayi. Tika berpikir kenapa cutis neneknya keriput sedangkan cutis adiknya licin dan
halus ?
Apakah suatu saat nanti, cutis adiknya dan cutisnya sendiri akan keriput seperti neneknya ?
Mengapa dengan bertambah usia cutis menjadi keriput? Bagaiman fenomena yang terjadi pada
cutis neneknya, kata hati Tika…
STEP I : TERMINOLOGI
Cutis : Kulit
Keriput : Bentuk Kulit yang berkerut
Fenomena : Kejadian
Jaringan : Kumpulan-kumpulan sel yang mempunyai fungsi sama
STEP II : IDENTIFIKASI MASALAH
1. Histologi Kulit normal
( Lapisan, Ketebalan, Fungsi)
2. Bagaimana proses terjadi keriput ?
3. Apa saja faktor-faktor penyebab keriput ?
4. Bagaimana usaha memperlambat keriput ?
5. Apa perbedaan cutis normal & cutis keriput ?
STEP III : HIPOTESA
Dengan bertambahnya usia seseorang akan mempengaruhi penurunan kenormalan kulit
(seperti kulit menjadi keriput).
STEP IV : ANALISA MASALAH
1. Histologi Kulit
Cutis adalah organ yang terbesar dalam badan yang berperan penting untuk
menghalang kemasukan bakteria atau patogen kedalam tubuh kita.
Kulit terdiri atas 2 lapisan: epidermis, suatu epitel khusus berasal dari ektoderm, dan
dibawahnya, dermis atau korium berupa jaringan ikat (agak) padat, vaskular
(mengandung banyak pembuluh darah), dan berasal dari mesoderm. Kedua lapisan
tersebut, dermis dan epidermis, melekat erat satu sama lain dan membentuk membran
yang beragam tebalnya mulai dari 0,5-4 mm atau lebih pada berbagai tempat pada
tubuh. Di bawah kulit terdapat jaringan ikat longgar yang wujudnya beragam dari
jaringan ikat longgar sampai jaringan lemak. Ini disebut sebagai fasia superficial
dalam bidang anatomi makro yang kadang disebut hipodermis, tetapi ia dianggap
tidak termasuk turunan kulit. Dermis dilekatkan kepada hipodermis di bawahnya oleh
serat-serat jaringan ikat yang berselusupan ke dalam kedua lapisan jaringan tersebut.
Fasia superfisial ini memungkinkan keleluasaan gerak kulit di atasnya pada hampir
seluruh bagian kulit dipermukaan tubuh. Hanya pada beberapa tempat saja yang serat-
seratnya saling cekam sehingga keleluasaan gerak kulit di atasnya terbatas, yaitu pada
telapak tangan dan kaki.
Kulit secara garis besar terdiri atas dua golongan yaitu kulit tebal dan kulit tipis. Kulit
tebal terdapat pada telapak tangan dan kaki sedangkan kulit tipis terdapat pada bagian
badan yang lainnya.
Struktur kulit:
Lapisan Kulit
1. Epidermis
Epidermis yang merupakan epitel berlapis gepeng dengan tanduk, terdiri atas 4
jenis sel yang berbeda yaitu :
1. Keratinosit
2. Melanosit
3. Sel Langerhans
4. Sel Merker
Yang terbanyak jumlahnya ialah keratinosit, yang merupakan sel epitel yang akan
berkembang untuk membentuk keratin. Karena itu terbentuklah lapisan
permukaan kulit yang terdiri atas sel mati. Sel permukaan yang mengalami
keratinisasi ini terkelupas terus menerus dan harus digantikan oleh sel yang
tumbuh dari dari lapisan dibawahnya sebagai hasil kegiatan mitosis sel lapisan
basal epidermis. Sel-sel hasil proliferasi ini bergeser ke atas ke lapisan yang lebih
tinggi dan sambil bergeser ke atas mereka membentuk keratin. Keratin akan
menyulih sebagian besar sitoplasma, selnya akan mati dan akhirnya terkelupas.
Harus diingat bahwa lapis-lapis yang terdapat pada epidermis mencerminkan
tingkat-tingkat perkembangan keratinosit yang meliputi proliferasi dan
diferensiasi sel, pergeseran ke permukaan kulit, kematian dan pengelupasan sel.
EPIDERMIS TELAPAK TANGAN DAN KAKI
Terdiri atas lima lapisan atau stratum yaitu:
a. Lapis benih/Stratum germinativum atau lapis/stratum basal yang terletak
diatas demis.
Lapisan ini terdiri atas selapis sel kubis atau silindris, yang setiap selnya
mempunyai tonjolan sitoplasma pada permukaan basalnya.
b. Lapis taju/Stratum spinosum atau lapis sel duri.
Lapisan ini setebal beberapa lapis sel dan terdiri atas sel poligonal tidak
beratur yang satu sama lain terlihat terpisah. Makin permukaan sel-selnya
menggepeng.
c. Lapis berbutir/Stratum granulosum.
Disusun oleh 3-5 lapis sel gepeng yang sumbu penjangnya sejajar dengan
permukaan kulit. Sitoplasmanya mengandung granula keratohialin, yang
terpulas dengan beberapa zat warna basa tertentu.
d. Lapis bening/Stratum Lusidum.
Setebal 3-5 lapis sel. Masing-masing selnya tidak dapat dikenali dengan jelas
sebagai wujud yang utuh. Mereka gepeng dan terpampat erat. Intinya tidak
jelas atau tiada. Sitoplasma mengandung keratohialin.
e. Lapis tanduk/Stratum korneum lapis paling luar yang berzat tanduk.
Lapisan kelima, yang paling luar, yaitu stratum korneum, terdiri atas sel-sel
jernih, mati seperti sisik yang semakin menggepeng dan menyatu. Intinya
tiada dan sitoplasmanya disulih dengan keratin yang dianggap terutama
berasal dari tonofibril lapis-lapis epidermis dibawahnya.
EPIDERMIS PERMUKAAN TUBUH PADA UMUMNYA
Epidermis bagian lain tubuh lebih tipis dan sederhana dari yang terdapat pada
telapak tangan dan kaki. Semua lapisan epidermis menipis dan stratum lusidum
biasanya tiada. Stratum basale sama dengan kulit tebal, tetapi stratum basale sama
dengan kulit tebal, tetapi stratum spinosum tidak demikian tebal. Lapis berbutir
mungkin tampak sebagai satu atau dua deretan sel sepanjang tempat yang biasa
ditempatinya. Ketipisan epidermis kulit tipis mungkin disebabkan oleh
keratinisasi yang kurang nyata dan tidak terjadi terus-menerus disini.
2. Lapisan Dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan
element-element seluler dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
a. Pars Papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
b. Pars Retikulare, yaitu bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subcutanea,
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya ; serabut kolagen,
elastin dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut
kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan bundel yang mengandung
hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan
bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan
mudah mengembang serta lebih elastis.
Selain dua lapisan tersebut ada juga satu lapisan lagi yang terdapat pada kulit,
yaitu :
Lapisan Subcutis (hipodermis) adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak didalmnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar,
dengan inti terdesak kepinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
bergantung pada lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm,
didaerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga
merupakan bantalan.
Vaskularisasi dikulit diatur oleh 2 flexus yaitu fleksus yang terletak dibagian atas
dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak disubcutis (pleksus profunda).
Pleksus yang didermis bagian atas mengadakan anastomosis di papildermis,
pleksus yang disubcutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis,
dibagaian ini pembuluah darah berukuran lebih besar. Bergandengandengan
pembuluh darah terdapat saluran getah bening.
Ketebalan (1,5 mm- 4 mm)
- Kulit Tipis : Epidermis : 75 m - 160 m
- Kulit Tebal : Epidermis : 400 m - 600 m
Fungsi Kulit :
a. Fungsi proteksi, kulit menjaga bagiandalam tubuh terdapat gangguan fisis atau
mekanis, gangguan yang bersifat panas, gangguan infeksi luar terutama kuman
atau bakteri maupun jamur. Dalam fungsi ini melanosit turut berperanan dalam
melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning.
b. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebihmudah diserap, begitupun yang
larut lemak. Kemampuan arbsorpsi ini dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis retikulum.
c. Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, Urea, Asam Urat, dan
Amonia. Produk kelenjar lemak dan keringat dikulit menyebabkan keasaman kulit
pada pH 5-6.5.
d. Fungsi Persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik didermis dan
subcutis. Rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini didermis dan
subcutis. Dingin diperankan oleh badan-badan krause yang terletak didermis.
Badan taktil Meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak diepidermis. Sedangkan
tekanan diperankan ileh badan Paccini di epidermis.
e. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh atau Termoregulasi, kulit melakukan peranan ini
dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi)
pembuluh darah kulit.
f. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen atau melanosit, terletak
dilapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal :
Melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran
pigmen (malnosomes) menentukan warna kulit ras mauun individu. Melanosom
dibentuk oleh alat golgi denganbantuan enzim tiroisinase, ion Cu dan O2. Pajanan
terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan kelapisan kulit dibawahnya
dibawa oleh sel melanofag atau melanofor. Warna kulit tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi
Hb, oksi Hb, dan karoten.
g. Fungsi keratinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utam yaitu;
keratinosit, sel langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal
mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah keatas dan berubah
bentuknya menjadi sel spinosum, makin keatas sel semakin gepeng dan
bergranula di sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini
menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur
hidup, dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat
mungkin keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk.
Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberi
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologi.
h. Fungsi Pembentukan Vit.D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi
kolesterol dengan perlindungan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan
vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut sehingga pemberian vit. D sistemik
masih tetap diperlukan.
2. Proses terjadinya keriput
Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 – 30 hari.
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah
usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.
Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat
elastisitas, dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan
epidermis, dan sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin. Vitamin C
merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara meningkatkan
kemampuan perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis.
Struktur Kolagen
Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis)
yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai
panjang yang tersusun lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta
hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih dahulu terbentuk pro kolagen.
Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan bertambahnya usia, dampaknya
adalah meningkatnya proses “kulit kering” serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis
inilah yang bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin
smoothness) yang merupakan kunci utama untuk disebut “awet muda” serta memiliki
kulit indah (beautiful skin).
Proses penuaan pada kulit
Proses Penuaan pada kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan
kronologi (chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan
dari adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya
usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus,
adanya pigmentasi kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya
kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar
sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya
enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya
memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang
merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan
dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
3. Faktor penyebab keriput
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses penuaan kulit antara lain:
a. Genetik: dimana kondisi kulit pada orang-orang tertentu mempunyai
kecenderungan untuk mengalami penuaan lebih awal, seperti kerut dan uban
b. Hormonal: sangat berperan terhadap perkembangan kelenjar-kelenjar kulit dan
folikel rambut, sehingga adanya perubahan hormonal akan mengganggu fungsi
organ-organ dalam kulit
c. Psikis: timbulnya stress psikis yang terus menerus dapat menyebabkan kulit
nampak cepat tua
d. Sinar matahari: paparan sinar matahari dapat menimbulkan berbagai derajat
kerusakan pada kulit dan akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penuaan pada
kulit. Derajat kerusakan tergantung dari lamanya paparan serta dosis penyinaran
yang diterima
e. Penyakit: beberapa penyakit tertentu dapat mempercepat timbulnya penuaan kulit,
antara lain: diabetes mellitus, arteriosklerosis, penyakit auto imun dll
f. Pengaruh alkohol dan rokok: yang menyebabkan gangguan peredaran darah
sehingga nutrisi kulit terganggu dan berakibat terganggunya pembentukan sel-sel
kulit yang baru
g. Pengaruh lingkungan: salah satu faktor yang terpenting yaitu paparan yang lama
terhadap sinar matahari.
Hal ini menjelaskan mengapa proses penuaan lebih jelas pada bagian badan yang
terbuka. Paparan sinar matahari kronik selama beberapa tahun akan menimbulkan
kerusakan kulit yang lebih berat dari penuaan kulit secara kronologik (alamiah)
dalam jangka waktu yang sama.
4. Usaha memperlambat keriput
A. Konsumsi vitamin
Konsumsi vitamin sangat diperlukan bagi kulit yang kering. Dokter biasanya akan
memberikan pelembab yang mengandung bahan-bahan khusus, seperti vitamin E
maupun vitamin C. Sedangkan untuk kulit berkerut, bisa juga diberikan bahan
kandungan yang lain seperti tretinoin, asam alfa dan beta, atau vitamin C dan E.
B. Penggunaan krim
Maksudnya adalah penggunaan krim anti penuaan dini maupun krim anti keriput.
Krim seperti ini bisa juga dijual bebas di pasaran sehingga lebih mudah untuk
didapatkan. Untuk menggunakan krim ini, bisa tanyakan langsung pada beauty
consultant mengenai kandungan yang terdapat di dalam produk. Sebaiknya pilih
produk yang memiliki kandungan liposome yang bisa melembabkan kulit.
C. Laser
Cara ini ini termasuk pemanfaatan teknologi tinggi untuk mengatasi masalah
keriput. Tidak semua pusat kecantikan memiliki teknologi ini. Namun jika ada
yang menyediakannya, sebaiknya cari informasi terlebih dahulu tentang teknologi
ini, jangan sampai Anda salah pilih cara. Laser bisa digunakan untuk
meremajakan kulit adalah laser CO2, laser QsNd, dan lainnya.
D. Botox
Botox atau botulinum toxin adalah toksin yang dihasilkan oleh clostridium
botulinum. Yaitu suatu jenis mikroba anaerob berspora yang menyebabkan
paralisis otot lurik, sehingga dikembangkan sebagai terapi alternatif kulit menua.
E. Terapi sulin hormon
Terapi ini dapat menjadi pilihan pada kasus penuaan kulit terutama yang
disebabkan oleh gangguan faktor hormonal. Bahan yang digunakan antara lain
hormon setogen, melatonin
atau dehidro epiandrogen (DHEA). Dapat diaplikasikan secara topikal atau
sistemik.
5. Perbedaan cutis normal dan keriput
Saat umur kita bertambah, perubahan sel pada epidermis melambat dan epidermis itu
sendiri semakin menipis. dan batas antara dermal - epidermal semakin tidak jelas.
Coba perhatikan perbedaan tebal epidermis antara kulit muda dan kulit tua pada
gambar.
Penurunan produksi kolagen dan elstin dalam dermis juga dipengaruhi penambahan
usia. Karena produksi menurun, matriks kolagen dan elastin pada dermis semakin
rentan atas serangan lingkungan luar dan rusak. Sebagai akibatnya, makin sedikit
jumlah kolagen dan elastin yang ada pada dermis, kulit akan nampak lebih transparan
atau tipis. Kerusakan kolagen berakibat pada kulit yang makin kurang elastis dan
makin banyaknya garis penuaan serta kerutan. Pada ganmbar terlihat adanya ruang
kosong di mana kolagen tidak ada. Kolagen juga tidak tampil semerah kulit yang
masih muda, menandakan bahwa pada kulit tua, kolagen telah banyak rusak.
Efek dari GEN III pada Kulit Tua
Dengan pengertian masa kini, ada perbedaan antara kulit tua dan kulit muda. Dan kini
kita bisa mulai melihat ke efek anti-penuaan dari gen III.
SKEMA
STEP V : LEARNING OBJEKTIF
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami :
1. Histologi kulit normal
2. Proses terjadinya keriput
3. Faktor Penyebab keriput
4. Cara memperlambat keriput
5. Perbedaan cutis normal & cutis keriput
CIRI - CIRI
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERIPUT
USAHA MEMPERLAMBAT
KERIPUT
KULIT NORMAL
KERIPUT
Terlihat kulit yang tidak diinginkan
STEP VI : RESUME
Proses penuaan pada kulit
Proses Penuaan pada kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan
kronologi (chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan
dari adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya
usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus,
adanya pigmentasi kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya
kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar
sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya
enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya
memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang
merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan
dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Prof. Dr. dr. Adhi. 2007. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. Jakarta : FK. UI
Tambajong, dr. Jan. 1996. BUKU AJAR HISTOLOGI. Jakarta : EGC
Wikipedia
Kamus Kedokteran Dorlan