Kuliah Farmakologi Toksikologi II Agen Trombolitik
-
Upload
ramadhani-fithra-subhiya-chaniago -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
description
Transcript of Kuliah Farmakologi Toksikologi II Agen Trombolitik
Kuliah Farmakologi Toksikologi IIKode MK: FKC 292
Farmakologi dan Toksikologi Trombolitik Agen
Pendahuluan
Hemostasis. Tubuh manusia sering mengalami robekan kapiler halus dan kadang-kadang
memutus pembuluh darah yang lebih besar. Tubuh mampu menghentikan perdarahan dari
pembuluh halus tetapi tidak mampu untuk mengendalikan perdarahan dari pembuluh darah
yang lebih besar tanpa bantuan eksternal. Pengendalian perdarahan terjadi dalam dua proses
yaitu pembentukan sumbatan trombosit diikuti dengan pembentukan bekuan darah. Proses ini
bersifat interdependen dan terjadi berurutan satu sama lain dalam rangkaian proses yang
cepat. Pengendalian proses perdarahan disebut hemostasis.
Peran trombosit dalam hemostasis
Trombosit berperan penting dalam kedua proses hemostasis. Thrombosit dalam keadaan
normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah tanpa menempel di sel-sel endotel
vascular. Akan tetapi, dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit
tertarik ke daerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan
subendotel pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Trombosit melekat ke protein (disebut
factor Von Willebrand) yang menunjukkan adanya kerusakan permukaan pembuluh darah, dan
mengeluarkan beberapa zat kimia vasoaktif, termasuk serotonin dan Adenosin Difosfat (ADP).
Serotonin menyebabkan vasokonstriksi, yang membantu penurunan aliran darah ke area luka
sehingga membatasi perdarahan. Serotonin dan zat kimia lainnya termasuk ADP, juga
menyebabkan trombosit berubah bentuk dan menjadi lengket, dimulai dengan proses
pembentukan yang disebut sumbat atau plak trombosit di dalam pembuluh darah yang rusak.
Trombosit lainnya ditarik ke area luka dan selanjutnya membentuk sumbatan. Tromboksan A2,
dihasilkan dari trombosit dan membantu menarik lebih banyak trombosit ke area luka.
Fibrinogen, adalah suatu protein plasma yang bersirkulasi, menghubungkan antara area yang
terpajan trombosit, menciptakan suatu jembatan untuk membantu menstabilisasi sumbatan
yang terbentuk. Sumbat trombosit tersebut secara efektif menambal daerah yang luka. Jika
terjadi defisiensi salah satu factor yang terlibat dalam proses pembekuan akan menyebabkan
perdarahan berlebihan bahkan pada robekan kapiler yang halus sekalipun.
Pembatasan Fungsi Trombosit
Penimbunan trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke
jaringan yang memanjang atau mengakibatkan sumbatan menjadi sangat besar sehingga
terlepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir sebagai embolus, yang menyumbat aliran ke
hilir. Untuk mencegah pembentukan emboli, sel-sel endotel terdekat yang tidak cedera
melepas zat lain yang dapat membatasi lamanya agregasi trombosit. Zat utama yang dilepas
sel-sel endotel terdekat yang tidak cedera tersebut untuk membatasi kecepatan agregasi
trombosit adalah prostaglandin I2, yang juga disebut prostasiklin dan oksida nitrit, yang
merupakan vasodilator penting.
Pada akhirnya, keseimbangan antara factor pro-pembekuan dan anti pembekuan untuk
menyeimbangkan trombosit aktif di area cedera sekaligus mencegah agregasi trombosit yang
berlebihan dan mencegah sumbat thrombosit menyebar ke jaringan vaskuler yang tidak cedera.
Agregasi trombosit dan produksi sumbat trombosit dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gbr hal 405 Corwin
Bekuan darah (Trombus)
Trombus adalah bekuan darah yang dapat terbentuk di bagian system vascular mana saja, yang
menyebabkan penyempitan pembuluh. Trombus merupakan bekuan yang tidak diinginkan di
dalam pembuluh darah. Dengan menyempitnya diameter pembuluh, aliran darah dapat
terhambat (berkurang atau terbendung total). Thrombus dapat terbentuk akibat cedera dinding
pembuluh, karena sel endotel yang cedera akan menarik trombosit dan mediator peradangan
lainnya ke daerah tersebut. Banyak dari mediator tersebut merangsang pembentukan bekuan
dan pengaktifan kaskade koagulasi. Pembentukan thrombus dapat terjadi apabila aliran darah
melewati suatu pembuluh berjalan dengan lambat (trombosis paling mungkin terjadi pada
aliran darah yang lambat), yang merupakan penyebab mengapa sebagian besar thrombus
terbentuk di bagian vena yang bertekanan rendah, karena memungkinkan tempat thrombus
dan factor-faktor pembekuan yang teraktivasi dapat berkumpul (menumpuk) dan melekat ke
dinding pembuluh. Dengan kondisi yang hampir sama, ketika aliran darah tidak teratur atau
tidak menentu- sebagai contoh, selama periode denyut jantung yang tidak teratur atau henti
jantung maka pembentukan thrombus meningkat. Sumbat trombosit menjadi bekuan sejati
seiring dengan pembesaran ukuran dan menghambat sirkulasi sel-sel darah merah dan
makrofag. Keseluruhan bekuan distabilkan dan diperkuat jaringan serabut fibrin, yang
dihasilkan dari serabut fibrinogen yang telah disebutkan sebelumnya. Produksi fibrin yang stabil
merupakan langkah akhir pada komponen lain yang penting dalam hemostasis, disebut kaskade
koagulasi. Masalah yang sering terjadi adalah thrombosis pascaoperasi pada vena-vena tungkai.
Terkadang sebagian kecil thrombus terlepas (emboli) dan terbawa ke tempat-tempat yang jauh,
yang kemungkinan dirusak parah, misalnya emboli paru. Thrombus bisa terlepas dan
menyebabkan emboli otak (stroke).
Embolus
Embolus merupakan benda yang berjalan mengikuti aliran darah dari lokasi primer ke lokasi
skunder, kemudian terperangkap di pembuluh lokasi skunder tersebut, dan menyebabkan
obstruksi aliran darah. Sebagian besar emboli adalah bekuan darah (tromboemboli) yang
terlepas dari lokasi primernya (biasanya di vena tungkai profunda). Sumber-sumber lain
embolus adalah lemak yang terlepas pada saat tulang panjang patah atau dibentuk sebagai
respon terhadap trauma fisik, dan embolus cairan amnion yang masuk ke sirkulasi sewaktu
terjadi gradient tekanan yang besar saat kontraksi persalinan. Udara dan sel tumor juga dapat
berperan sebagai embolus untuk menghambat aliran darah.
Embolus biasanya terperangkap di jaringan kapiler pertama yang ditemuinya. Sebagai
contoh, embolus yang berasal dari vena vena ekstremitas bawah berjalan dalam system vena
ke vena kava dan sisi kanan jantung. Dari sana, embolus masuk ke arteri dan arteriol paru,
bertemu dengan kapiler paru dan terperangkap. Tromboemboli arteri biasanya terbentuk di
jantung, setelah infark miokard atau episode disritmia. Tromboemboli dari jantung dapat
terperangkap di dalam pembuluh koroner atau di setiap organ bagian hilir, termasuk otak,
ginjal dan ekstremitas bawah.
TERAPI ANTI TROMBOTIK
Hemostasis merupakan proses penghentian pendarahan pada pembuluh darah yang
cedera. Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap, yaitu:
1. Aktifitas tromboplastin
2. Pembentukan trombin dari protrombin
3. Pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini di butuhkan faktor–faktor pembekuan darah, yang sampai saat ini telah
dikenal 15 faktor (kaskade pembekuan darah tercantum pada lampiran). Proses pembekuan
darah akan dihentikan oleh sistem anti koagulan dan fibrinolitik di dalam tubuh. Faktor-faktor
yang menghentikan proses pembekuan darah adalah :
1. Larutnya faktor pembekuan darah dalam darah yang mengalir.
2. Metabolisme bentuk aktif faktor pembekuan darah oleh hati .
3. Mekanisme umpan balik di mana trombin menghambat aktifitas faktor V dan VIII.
4. Adanya mekanisme anti koagulasi alami terutama oleh antitrombin III, protein C dan S.
obat–obatan anti trombotik terdiri dari anti koagulan, anti platelet dan trombolitik.
Penggunaan obat anti trombotik bertujuan mempengaruhi proses trombosis atau mempengaruhi
pembentukan bekuan darah (clot) intravaskular, yang melibatkan platelet dan fibrin. Obat anti platelet
bekerja mencegah perlekatan (adesi) platelet dengan dinding pembuluh darah yang cedera atau dengan
platelet lainnya, yang merupakan langkah awal terbentuknya trombus. Obat anti koagulan mencegah
pembentukan fibrin yang merupakan bahan esensial untuk pembentukan trombus. Obat trombolitik
mempercepat degradasi fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga membantu larutnya bekuan darah.
obat-obat antikoagulan dan antiplatelet diberikan untuk mencegah pembentukan dan
perluasan bekuan. Obat-obat trombolitik digunakan untuk melisiskan bekuan yang telah
terbentuk.
Ini merupakan perbedaan penting yang harus diketahui untuk penggunaan klinis obat-obat
tersebut. Fibrinolisis adalah proses pemecahan fibrin yang menyatukan bekuan. Peristiwa
tersebut dimulai dngan aktivasi plasminogen menjadi plasmin. Selanjutnya, plasmin
mengatalisis degradasi fibrin. Aktivasi plasminogen normalnya diinisiasi oleh activator
plasminogen.
OBAT TROMBOLITIK
Biasanya obat ini digunakan untuk infark jantung akut untuk melarutkan bekuan darah
yang terbentuk pada arteri koronaria. Obat ini dapat dengan cepat melisiskan trombi melalui
aktivasi plasminogen membentuk plasmin, yang merupakan suatu enzim proteolitik yang
mendegradasi fibrin dan kemudian melarutkan trombi. Walaupun riwayat adanya gangguan
pembuluh darah otak merupakan kontra indikasi penggunaannya, pada saat ini sedang
berlangsung beberapa penelitian mengenai penggunaannya pada stroke (misalnya tissue
plasminogen activator, streptokinase dan urokinase). Pemberiannya secara IV atau IA, dan
harus segera diberikan dalam waktu 90 menit sampai 6 jam setelah serangan. Saat ini
penggunaanya masih dalam taraf eksperimental. Efek yang menguntungkan paling baik bila
obat diberikan dalam 90 menit setelah infark miokard, dengan keuntungan yang berkurang
secara progresif dalam 24 jam. Pemberian obat trombolitik segera setelah infark lebih penting
daripada pemilihan obat.
Contoh Obat-obat trombolitik
1. streptokinase
2. Alteplase
3. Anistreplase
4. Lanoteplase
5. Reteplase
6. t-PA (tissue Plasminogen Activator)
7. tenekteplase
8. urokinase
Streptokinase berasal dari Streptococcus C. hemolyticus . streptokinase bukan merupakan
suatu enzim, ia terikat pada plasminogen yang bersirkulasi dan menginaktifasi plasminogen
dengan cara tidak langsung yaitu dengan bergabung terlebih dahulu dengan plasminogen untuk
membentuk kompleks aktifator. Selanjutnya kompleks tersebut mengkatalisis perubahan
plasminogen bebas menjadi plasmin. Waktu paruhnya bifasik. Fase cepat 11-13 menit dan fase
lambat 23 menit. Loading dose 250.000 IU per infus selama 30 menit diikuti dengan 100.000
IU/jam (biasanya selama 24-72 jam). Efek samping selain mual, muntah dan perdarahan juga
terjadi reaksi alergi. Perdarahan biasanya terjadi pada tempat suntikan, namun kadang-kadang
terjadi stroke.
Alteplase merupakan activator plasminogen tipe jaringan (rt-PA) pada manusia, yang dihasilkan
oleh teknologi DNA rekombinan. Alteplase tidak menyebabkan reaksi alergi dan dapat
digunakan pada pasien dimana infeksi streptokokus yang baru terjadi atau penggunaan
streptokinase terakhir menyebabkan kontraindikasi penggunaan streptokinase (yaitu pasien
yang mungkin mengalami kegagalan reperfusi karena efek antibody penetralisasi atau pasien
yang beresiko anafilaksis).
Urokinase diisolasi dari urin manusia .Urokinase bekerja langsung mengaktifkan plasminogen.
Seperti streptokinase obat ini tidak bekerja spesifik terhadap fibrin sehingga menimbulkan lisis
sistemik (fibrinogenolisis dan destruksi faktor pembekuan darah lainnya). Waktu paruhnya
sekitar 20 menit. Loading dose yang dianjurkan 1000-4.500 IU/kgBB IV dilanjutkan dengan infus
IV 4.400 IU/kgBB/jam.
Obat-obat trombolitik adalah activator plasminogen
Saat ini terdapat dua generasi activator plasminogen. Obat generasi pertama (termasuk
urokinase dan streptokinase) mengubah semua plasminogen menjadi plasmin di seluruh
plasma. Obat generasi kedua (termasuk akivator plasminogen jaringan atau t-PA) secara selektif
mengaktifkan plasminogen yang berikatan dengan fibrin. Keadaan ini tampaknya akan
mengurangi efek samping obat dengan menargetkan tempat kerja.
Disolusi bekuan dan reperfusi lebih mungkin terjadi jika terapi dimulai dini setelah
pembentukan bekuan. Bila semakin lama, bekuan menjadi lebih sulit dilisis.
Obat-obat trombolitik telah terbukti melisiskan bekuan dalam arteri-arteri dan vena-vena dan
membentuk kembali perfusi jaringan. Senyawa-senyawa ini digunakan untuk penanganan
embolisme paru, thrombosis vena dalam, dan tromboembolisme arteri. Obat-obat trombolitik
terbukti sangat berguna untuk penanganan serangan jantung akut yang disebabkan oleh suatu
bekuan dalam arteri koroner.
Efek Samping
Efek samping utama obat-obat trombolitik adalah perdarahan, mual, muntah
Streptokinase merupakan suatu protein asing dan merupakan antigenic. T-PA bukan
antigenic.
Antigenisitas streptokinase (enzim yang dihasilkan oleh bakteri) menimbulkan salah satu dari
efek samping obat ini: reaksi alergi-anafilaksis. Pasien-pasien juga dapat membentuk antibody
terhadap streptokinase dan menginaktifkan streptokinase. Kemungkinan terjadi reaksi-reaksi ini
lebih kecil setelah pemberian t-PA, karena t-PA berasal dari manusia (dihasilkan melalui
teknologi DNA rekombinan).
Saat ini tersedia bentuk-bentuk rekombinan t-PA, mencakup reteplase, alteplase, dan
lanoteplase. Senyawa-senyawa ini memiliki waktu onset kerja dan durasi kerja yang berbeda
dengan t-PA.
Senyawa yang sedang dikembangkan adalah inhibitor thrombin langsung yang dapat digunakan
untuk profilaksis terhadap tromboembolisme dan pengobatan tromboembolisme. Satu contoh
obat ini adalah ximelagatran, yang merupakan prodrug untuk melagatran, suatu inhibitor
reversible baik terhadap thrombin yang terikat bekuan maupun thrombin lepas. Senyawa ini
belum tersedia di AS.
Daftar Bacaan
Janet L. Stringer (2006). Konsep dasar farmakologi. Panduan untuk mahasiswa. Edisi 3. Penerbit
EGC. Jakarta
Corwin, E.J., (2009). Buku Saku Patofisiologi. Cetakan I. Penerbit EGC. Jakarta