kUL 3 Penyimpangan Hk Mendel
-
Upload
nhoerhoel-cah-ndeso -
Category
Documents
-
view
100 -
download
22
Transcript of kUL 3 Penyimpangan Hk Mendel
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Hartono, S.Si, S.Pd, M. Biotech
Berdasar Hukum Mendel
Dominansi Monohibrid 3 : 1 Intermediet 1 : 2 : 1 Dihibrid 9 : 3 : 3 : 1
Namun dalam kenyataannya ada beberapa penyimpangan walaupun bersifat semu (karena pada hakekatnya kalau dilihat masih mengikuti pola Hukum Mendel)
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Interaksi beberapa gen (Atavisme) bentuk pial / jengger pada ayam
Hasil percobaan William Bateson dan R.C Punnet
Mengawinkan antara ayam berpial rose dengan pea dan memperoleh 2 fenotif yang baru yaitu tipe walnut dan single
Single
walnut
mawar
Bentuk pial pada ayam
P1 ♂ Rose X ♀ Pea
F1
P2 Walnut X Walnut F2 : 9 3 3 1
Atavisme
Genotif bentuk pial pada ayam:R – P – = walnut / sumpel dominanRRpp = rose / gerigirrPP = pea / bijirrpp = bilah / single resesif
P1 ♂ RRpp X ♀ rrPP
Gamet Rp rP F1 RrPp
P2 RrPp X RrPp
Gamet : RP, Rp, rP, rp F2 : R – P – = 9 Walnut R – pp = 3 Rose rrP – = 3 Pea rrpp = 1 Single
(rose/gerigi) (pea/biji)
(walnut)
(walnut) (walnut)
Munculnya fenotip walnut dan single disebabkan karena adanya interaksi antara gen dominan
Epistasis & Hipostasis
Interaksi gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealela
Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya epistasis
Gen dominan yang tertutup hipostatis Contoh warna kulit gandum dan
warna kulit labu squash
Peristiwa epistasi dibedakan atas :
1. Epistasi dominan
2. Epistasi resesip
3. Epistasi dominan dan resesip
4. Adanya gen resesip rangkap
5. Adanya gen dominan rangkap
6. Adanya gen2 rangkap yg mempunyai pengaruh kumulatif
H (hitam) dominan terhadap h (putih) K (kuning) dominan terhadap k (putih) H epistasis terhadap K dan k
P1 HHkk (hitam) X hhKK (kuning)Gamet Hk hKF1 HhKk (hitam)P2 HhKk (hitam) X HhKk (hitam)Gamet HK, Hk, hK, hkF2 :
H – K – = 9 hitam H – kk = 3 hitam hhK – = 3 Kuning hhkk = 1 putih
12 : 3 : 1
Epistasi Dominan
Terjadi jika gen epistasis resesif homozigot menutup ekspresi pasangan gen lain yg bukan alelnya
Peristiwa ini dapat terjadi pada tikus A = gen untuk warna kelabu a = gen untuk warna hitam C = gen keluarnya warna c = gen menghalangi keluarnya warna
Epistasi Resesip
P1 CCaa (hitam) X ccAA (putih)Gamet Ca cAF1 CcAa
(kelabu)
P2 CcAa (kelabu) X CcAa (kelabu) Gamet CA, Ca, cA, ca
F2 : C – A – = 9 kelabu C – aa = 3 hitam ccA – = 3 putih ccaa = 1 putih cc epistasis thd A dan a
9 : 3 : 4
Epistasi dominan dan resesip
Contoh pada ayam negeri : C = gen yg menghasilkan warna c = gen yg tdk menghasilkan warna I = gen yang menghalangi keluarnya warna i = gen yang tdk menghalangi keluarnya warna
Jika ayam Leghorn putih (IICC) dikawinkan dengan ayam White Silkie yg putih pula (iicc) maka semua F1 putih (tdk berwarna). Akan tetapi suatu hal yang mengherankan krn pada F2 memperlihatkan perbandingan 13 : 3 (putih : berwarna)
P1 IICC (putih) X iicc (putih)Gamet IC icF1 IiCc
(putih)
P2 IiCc (putih) X IiCc (putih)Gamet : IC, Ic, iC, ic
F2 : I – C –= 9 putih I – cc = 3 putih iiC – = 3 berwarna iicc = 1 putih
I epistasis thd C dan c cc Epistasis thd I dan i
13: 3
Gen resesif rangkap (Komplementer)
Ditemukan oleh Bateson dan Punnet pd tanaman kacang manis (Lathyrus odoratus)
Gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi
Apabila salah satu gen tidak ada maka pemunculan suatu karakter akan terhalang
Contoh ada 2 gen yang berinteraksi dalam menumbuhkan pigmen
C = menyebabkan timbul pigmen c = tidak menimbulkan pigmen P = menumbuhkan enzim pengaktif pigmen p = tidak menumbuhkan pigmen
P1 CCpp (putih) X ccPP (putih)Gamet Cp cP F1 CcPp (ungu)P2 CcPp (ungu) X CcPp (ungu)Gamet CP, Cp, cP, cpF2 : C – P – = 9 Ungu C – pp = 3 Putih ccP –= 3 Putih ccpp = 1 Putih
9 : 7
pp epistasis thd C dan c cc epistasis thd P dan p
DDee x ddEE
tuli bisu tuli bisu DdEe
Normal
DdEe x DdEeNormal Normal
Gamet DE, De, dE, de
F2:D – E – = 9 ….NormalD – ee = 3 …. tuli bisu ddE – = 3 …. tuli bisu ddee = 1 ..... tuli bisu
9 : 7
ee epistasis thd D dan d dd epistasis thd E dan e
Adanya gen dominan rangkap
Adanya gen dominan yang sealel atau tdk, terdapat bersama-sama atau sendiri dalam genotip akan memberikan pengaruh/dampak sama pada satu karakter
Fenomena ini ditemukan pada tanaman Bursa sp A dan B atau A saja atau B saja = bentuk segitiga a atau b (tanpa ada gen dominan) = buah oval
P2 AaBb X AaBb
Gamet AB, Ab, aB, ab
F2 : A – B – = 9 segitiga A – bb = 3 segitiga aaB –= 3 segitiga aabb = 1 oval
(segitiga) (segitiga)
P1 : AABB X aabb(segitiga) (oval)
Gamet AB abAaBb(segitiga)
15 : 1
Adanya gen2 rangkap yg mempunyai pengaruh kumulatif
Gen dominan yang seolah-olah tersembunyi apabila berdiri sendiri dan pengaruhnya baru tampak jika bersama-sama dengan gen dominan yang lain
Ditemukan oleh Miyake dan Imai pada tanaman gandum (Hordeum vulgare)
A dan B = ungu tua A atau B saja = ungu a atau b (tanpa ada gen dominan) = putih
P2 AaBb X AaBb
Gamet AB, Ab, aB, ab
F2 : A – B – = 9 ungu tua A – bb = 3 ungu aaB – = 3 ungu aabb = 1 putih
(ungu tua) (ungu tua)
P1 AABB X aabb(Ungu tua) (putih)
Gamet AB ab
9 : 6 : 1
Ringkasan bentuk perbandingan pada berbagai macam epistasis
Genotip A-B- A-bb aaB- aabb
Perbandingan Klasik 9 3 3 1
Epistasis Dominan 12 3 1
Epistasis Resesif 9 3 4
Epistasis Dominan dan Resesif 13 3
Epistasis Resesif Rangkap 9 7
Epistasis Dominan Rangkap 15 1
Gen-gen rangkap dengan pengaruh Kumulatif
9 6 3
Polimeri/Poligeni
Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigotik dengan sifat beda yang berdiri sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh yang sama
Banyak gen yang mempengaruhi satu gejala/karakter disebut POLIGEN
Ditemukan oleh Nilsson-Ehle ketika menyilangkan tanaman gandum biji merah dengan biji putih
M = gen untuk warna bunga merah m = gen untuk warna putih
P1 M1M1M2M2 X m1m1m2m2 (merah ) ( putih )
Gamet M1M2 m1m2
F1 M1m1M2m2
(merah)
P2 M1m1M2m2 X M1m1M2m2 ( merah ) (merah)
Gamet M1M2, M1m2, m1M2, m1m2
F2 M1 – M2 – = 9 merah M1 – mm = 3 merah m1m1M2 – = 3 merah m1m1m2m2= 1 putih
15 : 1
Kriptomeri Gen dominan yang seolah-olah tersembnyi apabila berdiri
sendiri dan pengaruhnya baru tampak jika bersama-sama dengan gen dominan yang lain
Pertamakali ditemukan oleh Correns pada saat menyilangkan bunga Linaria maroccana warna merah dengan warna putih
A = ada bahan pigmen antosianin a = tidak ada antosianin B = reaksi plasma bersifat basa b = reaksi plsma bersifat asam
P2 AaBb X AaBb
Gamet AB, Ab, aB, ab
F2 : A – B – = 9 Ungu A – bb = 3 merah aaB – = 3 putih aabb = 1 putih
(ungu) (ungu)
P1 AAbb X aaBB(merah) (putih)
Gamet Ab aBAaBb
(ungu)
9 : 3 : 4
SELESAI…