Kpd

8
Ketuban pecah dini 1. Definisi: biasanya merujuk kepada kehamilan diatas 37 minggu, dan ketuban pecah sebelum dimulainya proses persalinan Ketuban pecah dini preterm 2. Definisi: pecahnya ketuban sebelum umur kehamilan 37minggu. 3. Etiologi Selaput ketuban pecah karena daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh 4. Faktor resiko Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abonarmal karena antara lain perokok 5. Epidemiologi Pada usia kehamilan aterm, 8-10% wanita hamil mengalami ketuban pecah dini, KPDP terjadi pada kira-kira 1% dari seluruh kehamilan. 6. Histologi ketuban

description

KPD

Transcript of Kpd

Ketuban pecah dini1. Definisi: biasanya merujuk kepada kehamilan diatas 37 minggu, dan ketuban pecah sebelum dimulainya proses persalinanKetuban pecah dini preterm2. Definisi: pecahnya ketuban sebelum umur kehamilan 37minggu.

3. EtiologiSelaput ketuban pecah karena daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh4. Faktor resiko Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abonarmal karena antara lain perokok5. EpidemiologiPada usia kehamilan aterm, 8-10% wanita hamil mengalami ketuban pecah dini, KPDP terjadi pada kira-kira 1% dari seluruh kehamilan.

6. Histologi ketuban

Amniono epitel amnion (20-30m)o mesoderm amnion (15-30m) lamina basalis atau membran basal lapisan stroma kompakta lapisan fibroblas Lapisan spongiosum intermediat (tebal bervariasi) Chorion laeveo mesoderm korionik (15-20m) pembuluh darah lamina basalis atau membran basal Trofoblas (10-50m) Desidua kapsularis (hingga 50m)

Lapisan paling dalam, yang terdekat dengan janin, adalah epitel amnion. Sel epitel amnion mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein nonkolagen (laminin, nidogen, dan fibronektin) yang membentuk membran basal, lapisan berikutnya dari amnion. Lapisan padat jaringan ikat yang dekat dengan membran basal membentuk kerangka fibrosa utama amnion. Kolagen lapisan padat tersebut disekresikan oleh sel mesenkim pada lapisan fibroblas. Kolagen interstisial (tipe I dan III) predominan dan membentuk ikatan parallel yang mempertahankan integritas mekanik amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk penghubung filamentosa antara kolagen interstisial dan membran basal epitel. Tidak ada penempatan substansi dasar amorf antara fibril kolagen dalam jaringan ikat amnion aterm, sehingga amnion mempertahankan daya regangnya sepanjang tahap akhir kehamilan normal.Lapisan fibroblast adalah lapisan yang paling tebal diantara lapisanlapisanamnion, mengandung sel-sel mesenkim dan makrofag dalam suatu matriks ekstraselular. Kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan longgardengan pulau-pulau glikoprotein nonkolagen. Lapisan intermediat (lapisan spons, atau zona spongiosa) terletak di antara amnion dan korion. Kandungan yang melimpah dari proteoglikan terhidrasi dan glikoprotein memberikan sifat "kenyal" lapisan ini dalam preparat histologis, dan mengandung jaringan nonfibrillar sebagian besar kolagen tipe III. Lapisan intermediat menyerap tekanan fisik dengan membuat amnion bergeser di korion dasarnya, yang melekat kuat pada desidua maternal.7. PatofisiologiDegradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibot jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan Tissue inhibitor of metalloproteinases-1 (TIMP-1) mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraselular dan membran janin.Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadinya ketuban pecah dini. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubunganya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerak janin. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal yang fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang mejalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks, dan solusio plasenta.8. Diagnosis Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban di vagina Jika tidak ada, coba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien untuk batuk dan mengedan. Penentuan cairan ini dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu lakukan USG Cek tanda2 infeksi bila suhu ibu lebih dari 380C serta air ketuban keruh dan berbau, leukosit darah >15.000/mm3. Bila janin terdapat takikardia, mungkin bayi mengalami infeksi intrauterina. Tentukan tanda2 persalinan dan skoring pelvic Tentukan adanya kontraksi yang teratur Periksa dalam dilakukan bila akan melakukan penangan aktif (terminasi kehamilan)9. Pencegahan Hindari faktor resiko yang menyebabkan ketuban pecah dini

10. Penatalaksanaan KonservatifRawat dirumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x500mg atau eritrimisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazol 2x500 mg selama 7hari). Jika umur kehamilan < 32 34 minggu, dirawat selamar air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum intrapartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif berikan deksametason, observasi tanda2 infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37minggu. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24jam. Jika usia kehamilan 32-37minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan infuksi, nilai tanda2 infeksi (suhu, leukosit, tanda2 infeksi intrauterin). Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin, bila memungkinkan periksa kada lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, Deksametason I.M. 5mg setiap 6jam sebanyak 4x. AktifKehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 25-50 microgram intravaginal tiap 6jam maksimal 4x. Bila ada tanda-tanda infeksi diberikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan di akhiri (terminasi) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian di induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan11. Komplikasi Persalinan premature Infeksi Hipoksia dan asfiksia Sindrom deformitas Janin12. Selaput dan cairan amnionSelaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tapi kuat, bagian dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. Jaringan ini berhubungan dengan lapisan interstisial mengandung kolagen I, III, IV. Bagian luar dari selaput ialah jaringan mesenkim yang berasal dari mesoderm.Cairan amnion merupaka pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Osmolaritas, kadar natrium, ureum, kreatinin tidak berbeda dengan kadar pada serum ibu, artinya kadar di cairan amnion merupakan hasil difusi dari ibunya.Cairan amion mengandung banyak sel janin (lanugo, verniks kaseosa). Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan seng.13. Menghitung usia kehamilan rumus Naegele yaitu tanggal terakhir haid +7, kemudian bulan haid 3 serta tahun ditambah dengan angka 1 Sistem Fundus Uteri atau puncak rahim

Metode ultrasonografi (USG)Ada dua macam pemeriksaan USG yang dapat dilakukan, USG transvaginal dimana pemeriksaan dilakukan melalui jalan lahir (dapat menilai kehamilan pada usia kehamilan yang lebih awal) dan USG transabdominal dimana pemeriksaan dilakukan melalui dinding perut (memberikan gambaran yang lebih jelas saat kandung kemih terisi atau menahan berkemih).