Koran Madura 26 Juni 2015

32
[email protected] 0328-6770024 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000 JUMAT Terdakwa Korupsi Meninggal setelah Sidang Berita Utama | hal 2 Berita Terkait | 2 PRESIDEN TOLAK REVISI UU KPK Presiden Joko Widodo mengambil sikap te- gas menolak merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jokowi telah memerintahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly untuk mengirim- kan surat resmi kepada DPR. JOKO WIDODO Presiden RI Sayangnya seka- rang ini kan su- dah masuk prole- gnas sebagaimana yang disampaikan DPR. Oleh karena itu presiden minta Menkum HAM untuk membicara- kan dengan DPR. Pratikno Menteri Sekretaris Negara

description

e Paper Koran Madura

Transcript of Koran Madura 26 Juni 2015

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV 1

[email protected]

0328-677002426 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000JUMAT

Terdakwa Korupsi

Meninggal setelah Sidang

Berita Utama | hal 2

Berita Terkait | 2

PRESIDEN TOLAK REVISI UU KPK

Presiden Joko Widodo mengambil sikap te-gas menolak merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jokowi telah memerintahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly untuk mengirim-kan surat resmi kepada DPR.

JOKO WIDODOPresiden RI

Sayangnya seka-rang ini kan su-dah masuk prole-gnas sebagaimana yang disampaikan DPR. Oleh karena itu presiden minta Menkum HAM untuk membicara-kan dengan DPR.

Pratikno Menteri Sekretaris Negara

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV2 Berita Utama

ant/andreas fitri atmoko

TOLAK DANA ASPIRASI. Pemuda yang tergabung dalam Seknas Jokowi melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Agung, Yogyakarta, Kamis (25/6). Dalam aksinya mereka menolak Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau Dana Aspirasi DPR dengan besaran Rp20 miliar per anggota karena dinilai lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya dan meminta Presiden Jokowi menolak UP2DP.

HUKUM

Terdakwa Korupsi Meninggal setelah SidangKENDARI-Terdakwa kasus tindak pidana korupsi, Ar meninggal setelah jatuh pingsan di persidangan Pengadilan Negeri Kendari, Sulawesi Tenggara.

Salah seorang keluarga korban, Mawar (39) di Kenda-ri, Kamis malam, mengatakan setelah jatuh pingsan dari kursi di persidangan yang dipimpin Hakim Ketua Purwanto SH MH terdakwa Ar sempat dilarikan ke rumah sakit Santa Ana Kendari.

Namun belum sempat men-dapat perawatan petugas keseha-tan, Ar sudah menghembuskan napas terakhir. “Selama proses sidang berlangsung, terdakwa baik-baik saja. Ia jatuh pingsan setelah mendengar keterangan saksi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada,” katanya.

Oleh pihak keluarga, lan-jutnya, langsung menggotong terdakwa ke luar ruangan sidang dan membawanya ke dalam mobil.

Pihak keluarga kemudian mendesak Jaksa Penuntut Umum (JPU) Irawan untuk membawa terdakwa yang pingsan ke rumah sakit. “Kami pihak keluarga mer-asa JPU harus bertanggung jawab dengan pingsannya terdakwa di persidangan karena JPU-lah yang menghadirkan terdakwa di depan sidang,” katanya.

Sementara itu, kuasa hukum terdakwa Yustiti Hamid SH me-ngatakan kliennya jatuh pingsan karena keterangan saksi, Sukma Kuntana (mantan Direktur Utama Perusda Kolaka) bertentangan dengan kenyataan sebenarnya.

“Di depan Majelis Hakim, sak-si mengaku tidak tahu menahu dengan pinjaman dana dari Pe-rusda Kolaka kepada Pemerintah Kabupaten Kolaka yang ketika itu bupatinya dijabat Buhari Matta,” katanya.

Padahal kata dia, uang Pe-rusda yang dipinjamkan kepada Pemerintah Kabupaten Kolaka atas persetujuan Dirut yang saat itu dijabat saksi, Sukma Kuntana.

“Klien saya terseret kasus dugaan korupsi keuangan Pe-rusda Kolaka karena kapasitasnya sebagai Direktur Umum Perusda,” katanya. =ANT/AGUS

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengambil sikap tegas menolak merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jokowi telah memerintahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly untuk mengirimkan surat resmi kepada DPR.

“Jadi saya mendengar Menkum HAM itu telah mengirimkan surat pada pimpinan DPR. Tapi saya belum lihat, jadi nanti cek aja,” kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada wartawan di Kompleks Istana Kepre-sidenan, Jakarta, Kamis (25/6).

Seperti diberitakan, pada Rapat Paripur-na DPR Selasa (23/6) lalu, DPR secara resmi telah memasukkan revisi UU KPK dalam Pro-gram Legislasi Nasional (Progelnas) 2015. Beberapa pasal yang menjadi sorotan un-tuk direvisi adalah terkait penyadapan dan pemberian kewenangan kepada KPK untuk menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3).

Pratikno menegaskan, tidak ada niatan

dari Presiden Jokowi untuk melakukan revisi UU KPK. Jokowi lebih mengutamakan fokus untuk merevisi KUHP dan KUHAP yang me-mang itu sudah menjadi agenda sangat lama yang harus segera diprioritaskan.

“Hanya sayangnya sekarang ini kan su-dah masuk prolegnas sebagaimana yang disampaikan DPR. Oleh karena itu presiden minta Menkum HAM untuk membicarakan dengan DPR. Nah makanya mungkin surat yang disampaikan menkumham berkaitan dengan itu,” terangnya.

Secara terpisah, Ketua PP Muhammadi-yah, Din Syamsuddin menolak tegas rencana DPR merevisi UU KPK. Merevisi UU KPK sama dengan melemahkan KPK. Apalagi, salah sa-tunya merevisi pasal tentang penyadapan. “Revisi UU KPK sama saja melemahkan, apal-agi yang akan direvisi mengenai penyadapan dan penuntutan. Kalau tidak ada penyadapan dan penuntutan, KPK akan menjadi macan ompong, akan mandul, maka dibubarkan saja,” ujar Din di Gedung KPK, Kamis (26/6).

Karena itu, Din menegaskan atas nama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ketua PP Muhammadiyah menolak revisi UU KPK. Posisi lembaga antirasuah ini harus diperkuat mengingat korupsi sekarang ini masih bergurita. “Saya memberikan duku-

ngan kepada KPK, apalagi KPK sebagai am-anat reformasi, memberantas yang dulu namanya KKN. Selama ini KPK sudah men-jalankan tugasnya dengan baik dalam mem-berantas korupsi. “Maka jangan dilemahkan. Kalau revusi UU KPK itu hanya bertujuan un-tuk melemahkan KPK,” lanjutnya.

Ia menyarankan agar lebih baik DPR ber-fikir ulang terhadap langkah merevisi UU KPK tersebut. Sebab, masih banyak UU yang ada dalam prolegnas lebih penting diba-has dibandingkan merevisi UU KPK. “Seka-rang ada 100 UU yang bertentangan terha-dap konstitusi. Kita akan mengajukan ini ke Mahkamah Konstitusi. Lebih baik DPR pikir-kan itu,” ungkapnya

Din mengingatkan, jangan sampai keingi-nan DPR untuk merevisi UU KPK, menjadi bumerang tersendiri bagi DPR. Sebab, jika tetap ngotot masyarakat malah akan ber-fikir negatif terhadap DPR. “DPR, seharus-nya memikirkan cara memperkuat lembaga antikorupsi itu, bukan justru melemahkam dengan merevisi UU KPK. “Saya berharap DPR, masih banyak masalah lain, justru se-harusnya memperkuat KPK, bukan melemah-kan. Proses penyadapan itu masih penting bagi KPK,” pungkasnya.

=GAM/ABD

Jokowi Tolak Revisi Undang-Undang KPKMenteri Hukum dan HAM Diminta Surati DPR

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV 3NASIONALPROBOLINGGO 3Nasional KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

JAKARTA-Komisi II DPR menggelar rapat dengan Men-dagri, Kepolisian, Kejaksaan, KPU, dan Bawaslu terkait per-siapan Pilkada serentak di 269 daerah pada Desember 2015 mendatang. Sejauh ini, segala persiapan sudah rampung ter-masuk soal dana.

“Untuk daerah dengan KPU tidak ada masalah, sudah selesai semua. Sudah 86,99 persen Provinsi yang sudah menandata-ngani Naskah Perjanjian Hibah Daerah

(NPHD) atau 234 Kabupaten/Kota. Semen-tara yang belum menandatangani ada seki-tar 13,1 persen atau sebanyak 35 Kabupa-ten/Kota,” kata Mendagri Tjahjo Kumolo di ruang rapat Komisi II, Gedung DPR, Sena-yan, Jakarta, Kamis (25/6).

Selain itu, kata dia, untuk dana kea-manan dalam proses pilkada dibebankan kepada daerah melalui APBD. Namun, untuk setiap daerah, besaran anggaran berbeda-beda tergantung luas wilayahnya masing-masing. “Untuk dana keamanan dibebankan kepada daerah. Daerah sudah siapkan namun belum dianggarkan dan bervariasi tergantung keluasan daerah,” papar dia.

Meski demikian, ada beberapa daerah yang belum melaporkan dananya. Tapi dia harap semua segera rampung dalam waktu dekat.

“Bagi kepala daerah yang maju pada periode kedua anggaran cepat sekali. Untuk bupati dua periode masih menunggu. Ban-yak alasan. Tapi secara umum sudah siap. Tapi kami warning untuk segera melaku-kan penganggaran,” pungkas dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pemeli-haraan Keamanan Komjen Putut Eko Bayu Seno mengatakan, kepolisian siap me-ngawal Pilkada serentak yang bakal digelar akhir 2015.

Putut menegaskan, kesiapan itu dengan

melakukan deteksi dini soal potensi kera-wanan keamanan dalam penyelenggaraan Pilkada 9 Desember tersebut. “Berdasar-kan deteksi intelijen, Polri sudah melaku-kan invetarisasi sebelum maupun sesudah Pilkada serentak nanti. Selain itu juga su-dah menginventarisir soal kerawanan kea-manan di beberapa titik di daerah,” kata Putut dalam rapat gabungan antara Komisi II dan III, di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (25/6/).

Putut menjelaskan, untuk mengantisi-pasi potensi ancaman serta menjaga titik rawan keamanan, Kepolisian telah menyi-apkan 225.362 ribu personil kepolisian di seluruh Indonesia, dengan pembagian 3000 personil berasal dari Mabes Polri. Na-mun angka tersebut masih estimasi se-mentara. Disamping itu, papar Putut, Polri juga menyiapkan kekuatan lain dalam me-nunjang keamanan dari sub brimob dae-rah untuk mengantisipasi potensi ganguan keamanan “Kami juga melibatkan TNI, dan kamtibnas lainnya. Sehingga terwujud kea-mana dalam pelaksanaan pilkada serentak nantinya,” pungkasnya.

=GAM/ABD

PILKADA SERENTAK

Dana Pengamanan Dibebankan ke APBD

ant/regina safri

GREBEG BATU AKIK. Ribuan warga berebut batu akik yang dipasang pada sebuah gunungan di Yogyakarta, Kamis (25/6). Terdapat 2.000 lebih batu akik sudah digosok maupun masih bentuk bahan mentah yang merupakan batu hasil donasi berbagai pihak, batu-batu tersebut dikirab lalu diperebutkan dengan bebas oleh masyarakat Yogyakarta.

GREBEG BATU AKIK

Gunung Batu Akik itu Pun LudesYOGYAKARTA- Ribuan batu akik yang menjadi bagian dari Gunu-ngan Batu Akik ludes dalam sekejap diperebutkan ratusan warga yang memadati halaman Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta XT-Square, Kamis.

“Ada sekitar 4.000 batu dari berbagai jenis yang digunakan untuk gunungan ini,” kata Direktur Operasional dan Pemasaran XT-Square Widihasto Wasana Putra di sela Grebeg Gunungan Batu Akik di Yogyakarta, Kamis.

Warga yang memadati halaman di depan Gedung Basiyo XT-Square langsung menuju gunungan batu akik yang baru saja tiba setelah diarak dari Kantor Kecamatan Umbulharjo itu.

Panitia sempat mengingatkan warga untuk sabar dan menunggu hingga gunu-ngan tersebut didoakan sebelum mempe-rebutkan batu yang menyusun gunungan tersebut.

Namun, ratusan warga tersebut tidak mempedulikan permintaan dari panitia dan tetap berusaha merebut batu-batu penyu-sun gunungan. Batu pun langsung ludes diserbu warga sebelum sempat didoakan.

Widihasto mengatakan, kegiatan gu-nungan tersebut dilakukan untuk memeri-ahkan kegiatan pameran batu mulia yang digelar di Gedung Basiyo XT-Square selama 20 hari hingga 14 Juli 2015. =ANT/EKA ARIFA

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV4 Nasional

JAKARTA-Menteri Agama Luk-man Hakim Saefuddin men-datangi kantor Komisi Pembe-rantasan Korupsi (KPK) untuk membahas evaluasi mengenai peraturan honor penghulu yang pernah dibahas sebe-lumnya dengan lembaga anti-rasuah ini. Rapat ini terkait dengan upaya KPK menekan penerimaan gratifikasi peng-hulu nikah yang merupakan pegawai dari Kantor Urusan Agama (KUA).

“Kami mengapresiasi KPK yang te-rus memberi dukungan agar nikah yang merupakan bentuk layanan hajat hidup orang banyak dari waktu ke waktu se-makin baik. Termasuk transparansi dan akuntabilitas nikah,” ujar Lukman Hakim di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (25/6).

Lukman mengaku masih banyak penghulu yang mengambil kesempatan untuk melakukan pungutan liar (Pungli). Bahkan, ada juga penghulu yang secara gamblang meminta kepada masyarakat untuk jasanya. Padahal, dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48 tahun 2014 tentang disebutkan bahwa pelaksanaan

pernikahan atau rujuk selama jam kerja tidak dikenakan tarif sepeser pun. Na-mun, jika di luar KUA atau di luar jam kerja pihak yang menikah akan dikena-kan biaya sebesar Rp 600 ribu. “Intinya bagaimana pelaksanaan PP Nomor 48 Tahun 2014 ke depan lebih baik. Pro-gress-nya, semakin sedikit penghulu dan kepala KUA yang melakukan penyimpa-ngan. Memang, penghulu tidak hanya menerima tapi meminta, ada oknum se-perti itu,” katanya.

Politikus PPP itu juga mengimbau masyarakat agar tidak memberikan hadi-ah dalam bentuk apa pun kepada petugas terkait saat hendak mengurus pernika-han. “Dalam pertemuan ini, kami beru-saha mencari solusi. Solusi agar pihak ketiga yang ingin dapat keuntungan, misal oknum petugas, misal ketua RT, RW, dan sebagainya bisa diminimalisir. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tak melakukan ini,” tandasnya.

Lukman mengatakan, hal yang me-nyebabkan terjadinya gratifikasi yang diterima penghulu lantaran menikahkan pasangan di luar KUA dan di luar jam ker-ja. Sehingga, penghulu harus membayar biaya transportasi dan sebagainya.

Selain itu, alasan lain sering ter-jadinya praktik gratifikasi karena ada-nya kebiasaan masyarakat yang terbiasa memberikan uang kepada penghulu. Ke-

biasaan itu, dinilai Lukman harus dihi-langkan.

Untuk itu, Lukman mengimbau agar masyarakat tidak lagi memberi imbalan kepada penghulu. Pasalnya, pemberian itu masuk dalam ranah gratifikasi.

Politisi PPP itu menilai, sejak adanya PP nomor 48 tahun 2014, penghulu yang meminta pungli mulai berkurang. Meski-pun masih ada oknum-oknum di lapa-ngan. “Tapi memang jujur di lapangan ada hal-hal yang tidak semestinya ter-jadi,” tandasnya.

Sekedar informasi, terkait tarif nikah sempat menjadi polemik di Tanah Air. Saat itu, KPK melakukan kajian terkait honor penghulu. Banyaknya penghulu yang menerima amplop dinilai sebagai bentuk gratifikasi.

Pemerintah kemudian menerbitkan PP Nomor 48 tahun 2014 tentang biaya Nikah Rujuk. Di PP itu diatur, nikah atau rujuk di KUA pada hari dan jam kerja dikenakan tarif Rp 0. Sementara nikah di luar KUA dan atau di luar jam kerja dikenakan tarif Rp 600 ribu.

Selain itu, bagi setiap warga yang tidak mampu dalam hal ekonomi atau terkena bencana alam tidak akan dikena-kan biaya alias gratis. Dengan catatan, melampirkan surat keterangan lurah atau kepala daerah.

=GAM/ABD

HONOR PENGHULU

Menteri Agama Konsultasi ke KPK

ant/risky andrianto

PERBAIKAN REL KERETA JELANG MUDIK. Sejumlah pekerja melakukan perbaikan dan penggantian jalur rel Kereta Api (KA) di per-lintasan rel kereta api, Ampera, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/6). Menjelang arus mudik 2015 PT. KAI melakukan perbaikan serta penggantian rel KA secara rutin demi keamanan dan keselamatan para pemudik yang menggunakan kereta api.

NARKOTIKA

Hakim PN Stabat Vonis Mati Kurir SabuSUMATERA UTARA-Majelis Hakim Pengadilan Negeri Stabat, Kabupa-ten Langkat, Sumatera Utara, yang diketuai Nurhadi, memvonis mati Muhammad Mufaddam (22) pem-bawa 4,2 kg sabu, dalam sidangnya, di Stabat, Kamis (25/6).

Ketua Majelis Hakim dengan anggota Ricky M Nazario dan Dwi Andriani, yang secara bergantian membacakan vonis tersebut, menyatakan terdakwa Mufaddam alias Fadal (22), warga Aceh, terbukti se-cara sah dan meyakinkan melanggar pasal 114 ayat (2), pasal 115 ayat (2) dan pasal 112 ayat (2), Undang-undang Nomor 35 tahun 2009, tentang narkotika.

Nurhadi juga menyatakan, terdakwa merupakan anggota sindikat jaringan internasional, karena aksinya dikendalikan rekannya Rizal dari Malaysia.

“Saat sabu-sabu itu diambil oleh terdakwa dari Panton Labu, Rizal langsung menghubungi terdakwa melalui telepon selulernya dan menjelaskan upah dari pekerjaannya membawa sabu tersebut sebesar Rp20 juta,” kata majelis.

Demikian juga sewaktu sabu tersebut dibawa terdakwa naik mobil L 300 no-mor polisi BK 1199 PQ. Rekan terdakwa yang mengendalikan sabu tersebut dari Malaysia terus melakukan kontak dengan terdakwa.

“Perbuatan terdakwa ini jelas tidak bisa ditolerir, karena jutaan anak bangsa ini nantinya yang akan menjadi korban-nya, sehingga majelis berketetapan untuk menjatuhkan vonis mati kepada terdak-wa,” katanya.

Mufaddam ditangkap 4 Desember 2014, ketika ia naik mobil penumpang yang dirazia aparat polisi Besitang.

Dalam tas hitam yang dibawa terdakwa ditemukan “bubuk putih” diduga jenis sabu golongan satu seberat 4,2 kilogram. Barang bukti tersebut telah dimusnahkan pihak kepolisian setelah mendapatkan penetapan dari pihak Kejaksaan.

Usai pembacaan vonis mati, terhukum Mufaddam terlihat lesu, dan menyerahkan sepenuhnya kelanjutan proses hukuman-nya kepada pengacaranya Syahrial.

Syahrial langsung menyatakan ban-ding, sementara Jaksa Penuntut Umum Boston, menyatakan pikir-pikir.

Di luar persidangan, Iwan, orang tua terdakwa Mufaddam, didampingi istrinya, terlihat menitikkan air mati dan menje-laskan kepada Antara bahwa terhukum merupakan anak ketiga dari sembilan bersaudara.“Kami hanya pasrah dan me-nyerahkan sepenuhnya kepada pengacara, untuk kelanjutannya,” katanya, sambil menangis.

=ANT/IMAM

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV 55Ekonomi KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

JAKARTA-Pemerintah Indonesia bergerak cepat mengantisipasi rencana Singapura menerap-kan kebijakan kemasan polos produk rokok (plain packaging). Jika kebijakan baru ini diber-lakukan, ekspor produk rokok dan produk tembakau diperkira-kan makin merosot.

Sebelumnya, kebijakan serupa telah dilakukan pemerintah Australia yang kini masih disengketakan di organisasi perda-gangan dunia (WTO).

“Indonesia adalah pengekspor terbesar ke-2 produk rokok ke Singapura. Apabila

kebijakan kemasan polos ini diterapkan Pemerintah Singapura, maka diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekspor kita ke Singapura,” tegas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Ke-menterian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak di Jakarta (25/6).

Ekspor produk tembakau Indonesia ke Singapura pada 2014 mencapai USD 139,99 juta, menurun 9,66% dibanding periode se-belumnya yang mencapai nilai USD 154,96 juta. Pengekspor terbesar rokok (HS 4 digit 2402) ke Singapura masih diduduki Tiong-kok dengan share sebesar 20,39%. “Kalau kebijakan kemasan polos produk rokok ini diterapkan, ekspor produk rokok dan produk tembakau makin merosot,” jelas-nya.

Pada 12 Maret 2015 lalu, Pemerintah Singapura melalui Kementerian Kesehatan Singapura telah mengungkapkan rencana kebijakan standardisasi kemasan rokok maupun produk tembakau lainnya pada acara public hearing dengan Health Com-mittee di parlemen.

Sekretaris Parlemen untuk Kesehatan Singapura Muhammad Faishal Ibrahim menyampaikan beberapa program terkait langkah-langkah pengendalian tembakau. Salah satunya yaitu Announcement: Public Consultation on Standardized Packaging yang menerangkan Singapura akan mene-rapkan kebijakan kemasan polos.

Nus menjelaskan, Singapura berencana mengadakan konsultasi publik pada akhir 2015 dan terbuka bagi para stakeholders

yang berkepentingan. Ini dilakukan Peme-rintah Singapura untuk mendapatkan pan-dangan atau masukan dari berbagai pihak. “Ini kesempatan bagi kita, Pemerintah, dan produsen rokok dan produk tembakau di Indonesia, untuk menyampaikan panda-ngan dan masukan sebelum kebijakan itu diberlakukan Singapura dengan disertai ar-gumentasi yang kuat,” ujar Nus.

Kebijakan kemasan polos mewajibkan produk rokok yang dijual harus dalam ko-tak kemasan seragam dengan warna ter-tentu dan menampilkan peringatan anca-man kesehatan pada kemasan rokok.

Selain itu, nama produk juga ditampil-kan dengan jenis huruf yang telah diten-tukan tanpa logo perusahaan dan merek dagang.

Saat bersengketa di WTO dengan Australia, Pemerintah berargumen bah-wa penghilangan merek dagang tak ada hubungannya dengan masalah keseha-tan. Untuk itu, penerapan kemasan polos produk rokok tidak relevan. Selain Singa-pura, kebijakan yang telah diberlakukan Pemerintah Australia tampaknya akan di-ikuti beberapa negara lainnya, seperti Se-landia Baru, Irlandia, dan Inggris.

=GAM

KEMASAN POLOS PRODUK ROKOK

Pemerintah Antisipasi Rencana Singapura

ant/muhammad adimaja

PENCEGAHAN EKSPORTASI HASIL PERIKANAN. Kepala KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Fadjar Donny (kanan) bersama Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Kelas I Ja-karta II Riza Priatna (kedua kanan), Sekertaris Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan Agus Priyono (ketiga kanan) serta Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nazory Zajuli (kiri) menunjukkan barang bukti berupa Frozen Cuttle Fish (daging ikan yang dibekukan) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/6). KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok berhasil melakukan pencegahan eksportasi hasil perikanan sebanyak 14 kontainer dengan perkiraan nilai barang Rp2.407.873.033 (dua miliar empat ratus tujuh juta delapan ratus tujuh puluh tiga ribu tiga puluh tiga rupiah).

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV6 Ekonomi

Kepala Divisi Perencanaan dan Pengem-bangan Departemen Pengelolaan Uang BI, Yudi Harymukti mengungkapkan, kebutu-han uang tunai periode Lebaran mengalami peningkatan rata-rata sebesar 14,7 persen per tahun. Karakteristik kebutuhan uang periode Ramadan dan Idul Fitri umumnya bersiklus 3 tahunan mengingat selisih hari antara kalender Masehi dan Hijriah 10-11 hari.

“Outflow periode Ramadan dan Idul Fitri 2015 diperkirakan sebesar Rp 119,1 triliun-Rp Rp 125,2 triliun atau mengalami

sedikit perubahan minus 4,6 persen sampai dengan 0,3 persen dibanding tahun sebe-lumnya yang mencapai Rp 124,8 triliun,” jelas dia saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (25/6).

Dikatakan Yudi, kenaikan kebutu-han uang Lebaran tidak terlalu signifikan mengingat jumlah hari libur Lebaran tahun ini lebih sedikit yakni 5 hari. Sedangkan jumlah hari libur Lebaran tahun lalu 6 hari, sehingga mempengaruhi kenaikan kebutu-han uang.

“Bulan puasa juga berlangsung di te-ngah bulan, sehingga konsumsi enggak ter-lalu tinggi. Jatuhnya juga enggak bentrok dengan gajian,” ujar dia.

Kenaikan kebutuhan uang tunai ini, sambung Yudi, dipengaruhi pula dari pem-bayaran gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNs)/TNI/POLRI. Alasan lain karena periode Ramadan bersamaan dengan li-buran anak sekolah (Juni-Juli). Sementara perkiraan uang yang masuk akan mencapai Rp 23,7 triliun sampai Rp 24,9 triliun.

Berdasarkan datanya, kebutuhan uang di periode ini per kelompok pecahan akan didominasi uang pecahan besar Rp 20 ribu ke atas yang diperkirakan mencapai 91,7 persen dari total outflow. Serta sisanya 8,3

persen merupakan uang pecahan kecil Rp 10 ribu ke bawah.

“Sebaran wilayahnya, kebutuhan uang tertinggi selama Ramadan dan Lebaran berada di Pulau Jawa 32 persen, Jakarta 29 persen dan Pulau Sumatera 20 persen,” terang Yudi.

Selama periode Ramadan sejak 18 Juni hingga 24 Juni 2015, realisasi penarikan uang tunai secara nasional telah mencapai Rp6,6 triliun atau setara dengan 5,3 persen dari proyeksi sebesar Rp125,2 triliun. “Sam-pai dengan 24 Juni 2015 (lima hari kerja) re-alisasi penarikan uang tunai periode Rama-dan 1436 H mencapai Rp6,6 triliun atau 5,3 persen dari proyeksi Rp125,2 triliun,” ujarnya.

Dia menambahkan, realisasi penarikan uang tunai di wilayah Jawa mencapai Rp4,1 triliun atau 5,4 persen dari proyeksi sebesar Rp76 triliun. “Khusus untuk Jakarta penari-kan uang tunai mencapai Rp1,2 triliun,” lanjut dia.

Sementara itu, realisasi penarikan di Sumatera mencapai Rp1,5 triliun atau 5,9 persen, Sulampua Bali Nusa Tenggara Rp0,6 triliun atau 3,9 persen, dan Kaliman-tan Rp0,4 triliun atau 4,6 persen.

=GAM

LEBARAN TAHUN 2015

Kebutuhan Uang Tunai Meningkat 14,7%

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebu-tuhan uang atau uang keluar (outflow) periode Ramadan hingga Lebaran 2015 menca-pai Rp 125,2 triliun. Angka ini diperkirakan naik tipis 0,3 persen dibanding ta-hun sebelumnya sebesar Rp 124,8 triliun.

GAS

Pertamina Mampu Jadi Pemain LNG Global JAKARTA- PT Perta Arun Gas, anak perusahaan PT Pertamina Gas yang meng-operasikan Terminal Pene-rimaan, Hub, dan Regasifi-kasi LNG Arun, hari ini telah menerima kargo LNG kelima dari Kilang LNG Tangguh yang menunjukkan kehanda-lan fasilitas untuk menyokong ketahanan energi nasional, khususnya di wilayah Sumat-era bagian Utara.

Direktur Utama Perta Arun Gas Teuku Khaidir mengatakan sejak menerima kargo perdana pada 19 Februari 2015, Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun telah beroperasi dengan aman dan lancar.

Plant availability factor hingga akhir Mei lalu nyaris 100% yang artinya fasilitas tersebut ter-bukti handal untuk menerima dan meregasifikasi LNG untuk dipasok kepada konsumen.

“Tentu pencapaian ini sangat membanggakan dan kami akan meneruskannya untuk secara konsisten menjaga kesinambu-ngan operasinya. Apalagi, terhi-tung sejak 10 Juni 2015 Perta Arun Gas sudah 100% mengoperasikan fasilitas ini, setelah sebelumnya bekerjasama dengan Rekayasa Industri selaku kontraktor EPC,” terang Teuku di Jakarta, Kamis (25/6).

Pada Kamis (25/06), Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun menerima kargo LNG kelima dari Kilang LNG Tangguh dengan volume sekitar 138.000 m3. LNG tersebut akan dialirkan kepada pembangkit listrik PLN di Belawan melalui pipa transmisi gas Arun-Belawan.

“Dengan masuknya kargo LNG yang kelima ini, serapan gas PLN akan kembali meningkat menjadi di atas 90 mmscfd, dari rata-rata sebelumnya sekitar 75 mmscfd. Sesuai dengan kontrak, pasokan gas untuk PLN akan meningkat se-cara bertahap hingga ke depannya akan mencapai stabil pada level 105 mmscfd,” ungkapnya.

Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun akan memegang peranan penting bagi bisnis gas alam Pertamina di masa mendatang.

=GAM

ant/agung rajasa

KARGO LNG KELIMA TIBA. Pekerja berjaga di sekitar kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair kelima di Terminal Pen-erimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamis (25/6). PT Perta Arun Gas anak perusahaan PT Pertamina Gas menerima kargo LNG kelima dari Kilang LNG Tangguh dengan volume sekitar 138.000 m3 dan LNG tersebut akan dipasok kepada pembangkit listrik PLN di Belawan melalui pipa transmisi gas Arun-Belawan.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV 7NASIONALPROBOLINGGO 7Lintas Jatim KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV

Ditjen Pajak Sandera WNA Korea

Direktur Penyuluhan, Pela-yanan dan Humas Pajak Kemkeu, Mekar Satria Utama menyatakan, HJH adalah penanggung pajak PT TM. Wajib Pajak itu terdaftar di Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pajak Jakarta Khusus yaitu Kan-tor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam (KPP PMA 6) di mana menunggak pajak Rp 2 miliar.

"Kini HJH disandera di Lem-baga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba," ujarnya di Surabaya, Jatim, Kamis (25/6).

Ia mengungkapkan, penyan-deraan WNA yang pertama kali pada tahun 2015 merupakan

bukti keseriusan Ditjen Pajak melakukan penegakan hukum tanpa melihat status.

Bahkan, penyanderaan pe-nanggung Pajak PT TM ini telah mendapatkan persetujuan Men-teri Keuangan dengan Surat Izin Penyanderaan Nomor SR-1725/MK.03/2015 tanggal 9 Juni 2015.

"Di samping itu, sampai saat ini kami telah mengajukan usu-lan izin penyanderaan kepada Menteri Keuangan terhadap 19 Wajib Pajak (9 WP Orang Pribadi dan 16 WP Badan) dengan jum-lah Penanggung Pajak sebanyak 24 orang dengan total utang pa-jak Rp 57 miliar," ungkapnya.

Ia menjelaskan, dari 19 Wajib Pajak tersebut telah diterbitkan Surat Perintah Penyanderaan terhadap 14 Wajib Pajak. Belasan orang itu meliputi dua Wajib Pa-jak Orang Pribadi dan 12 Badan.

"Dari jumlah itu, total Pe-nanggung Pajak ada 17 penang-gung," ucapnya.

Jumlah tersebut, tambah dia, ada sebanyak 13 Penanggung Pajak di antaranya dititipkan di rutan atau lapas. Kemudian satu Penanggung Pajak telah mem-bayar lunas utang pajak ketika masih di halaman lapas dan tu-juh Penanggung Pajak telah membayar lunas utang pajak setelah dititipkan di lapas.

"Berikutnya lima Penang-gung Pajak masih dititipkan di lapas dan belum membayar utang pajak. Lalu tiga Penang-gung Pajak sebelum masuk atau eksekusi penyanderaan telah membayar utang pajak," im-buhnya.

Sementara, sebut dia satu Penanggung Pajak masih di luar negeri. Namun, utang pajaknya telah dibayar oleh kakak dari Penanggung Pajak tersebut. Se-cara umum, penyanderaan me-rupakan pengekangan sementara waktu Penanggung Pajak di tem-pat tertentu.

"Dengan upaya penyande-raan ini, kami harap Wajib Pajak dapat segera melunasi utang pa-jaknya dan memberikan efek jera kepada para penunggak pajak lainnya," tegasnya.

Di samping itu, imbau dia, bagi Wajib Pajak yang mempu-nyai utang pajak sudah saatnya memanfaatkan Tahun Pembi-naan Wajib Pajak 2015. Apa-bila utang pajak dilunasi pada tahun 2015 maka Sanksi Bunga Penagihan sesuai Pasal 19 Un-dang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diha-puskan.

= DIK/ANT

SURABAYA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia dan Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM telah menyandera ("gijzeling") Penang-gung Pajak yang merupakan warga negara asing (WNA) asal Korea, HJH.

ant/destyan sujarwoko RAZIA PETASAN TRENGGALEK. Kapolres Trenggalek, AKBP I Made Agus Prasetya (tengah) membeber barang bukti petasan hasil razia selama sepekan Ramadan di Mapolres Trenggalek, Jawa Timur, Kamis, (25/6). Lebih dari 15 ribu buah petasan darat dan udara disita polisi dari 36 pengecer dan pengepul yang tersebar di 11 kecamatan daerah itu guna menciptakan kenyamanan masyarakat selama bulan

MAMIN

Dinkes Temukan Makanan dan Takjil Berformalin

TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan Kabupetan Tulung-agung, Jawa Timur, menemukan beberapa makanan dan minu-man takjil yang mengandung zat kimia berbahaya, seperti forma-lin, boraks, rhodamin-b, serta methanyl yellow.

"Sepuluh dari 21 sampel yang sudah kami lakukan uji kendungan zat kimianya dengan menggunakan tester, lima di antaranya positif mengandung formalin, boraks, rhodamin-b, serta methanyl yellow," ungkap Kasi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Dinkes Tulungagung Masduki di Tulungagung, Kamis (25/6).

Pemeriksaan sampel ma-kanan dan minuman takjil itu dilakukan tim kefarmasian dinkes pada Rabu (24/6) sore, bersamaan dengan kegiatan pengawasan aneka penganan dan takjil yang dijual para pedagang kaki lima dadakan yang terkonentrasi di Jalan MT Haryono, Kelurahan Kepatihan, Tulungagung.

Hasil dari pemeriksaan itu, beberapa sampel makanan yang dibeli petugas dari 21 lapak PKL terbukti positif mengandung boraks, zat pewarna tekstil atau rodhamin-b hingga formalin.

"Kandungan zat kimia berba-haya seperti boraks ditemukan pada produk penganan kerupuk pelompong dan puli (kerupuk nasi), sementara formalin dan rodhamin-b terdapat pada sampel tahu dan bakso, sementa-ra methanyl yellow pada cendol," terangnya.

Masduki melanjutkan, meski dampaknya tidak langsung ka-rena bersifat akumulatif, namun ia memastikan makanan itu berbahaya bagi tubuh. Dampak jangka panjang jika kandungan zat kimia berbahaya itu terus masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, di antaranya terjadi penuaan, kanker, in-feksi, ginjal, diabetes melitus, dan beberapa penyakit dalam lainnya.

"Masyarakat agar lebih jeli dan teliti dalam membeli atau-pun mengonsumsi makanan," imbaunya.

= DESTYAN HANDRI SUJARWOKO/ANT

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV 8 Lintas Jatim

UB: Pilkada Kabupaten Malang Minim Sosialisasi

"Dari survei yang kami laku-kan terhadap 600 responden, hasilnya 63 persen warga Kabu-paten Malang belum mengetahui waktu pelaksanaan Pemilu Kepa-la Daerah (Pilkada), padahal saat

ini proses dan tahapan Pilkada sudah mulai dilakukan," kata Ketua Tim Survei LaPoRa, Fajar Shodiq Ramadhan di Malang, Jawa Timur, Kamis (25/6).

Sebagian besar atau 63 per-sen warga Kabupaten Malang, katanya, tidak mengerti Pilkada bakal digelar pada 9 Desember mendatang. Minimnya pengeta-huan warga terkait waktu pelak-sanaan Pilkada itu dikarenakan sosialisasi yang kurang dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Malang.

Menanggapi hal itu Komi-sioner KPU Kabupaten Malang Totok Hariono mengatakan dalam waktu dekat akan mem-promosikan 'jingle' Pilkada me-lalui radio di seluruh wilayah Ka-bupaten Malang.

"Jingle pemenang lomba yang menjadi jingle resmi Pilka-

da akan kami sosialisasikan, ini penting agar warga mengerti dan tahu," ucap Totok.

Selain itu, KPU juga akan tu-run langsung dan menggandeng berbagai tokoh untuk menye-barkan informasi terkait Pilka-da Kabupaten Malang, mulai dari waktu (pelaksanaan pen-coblosan), tata tertib dan lain sebagainya.Dan, secara berta-hap nantinya juga akan dike-nalkan pula para calon yang bakal bertarung dalam Pilkada mendatang.

Dengan adanya sosialisasi secara intensif, termasuk pe-ngenalan jingle Pilkada ke-pada masyarakat, kata Totok, diharapkan angka golput bisa ditekan.

"Kami ingin sosialiasi yang kami lakukan tepat sasaran dan mengen pada masyarakat,

sehingga anggka golput bisa duteka, dari 40 pada Pilkada 2010 turun menjadi 20 persen," tegasnya.

Hingga saat ini Calon Bu-pati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) yang sudah muncul baru satu pasangan dari jalur perseorangan, yakni Nucholis-Muhammad Mupidz. Pasangan tersebut juga dinyatakan lolos administrasi, terutama jumlah dukungan KTP yang diserahkan KPU memenuhi syarat.

Selain pasangan perseorang-an, nama "incumbent" atau pejabat kini (petahana) Rendra Kresna digadang-gadang bisa maju di ajang Pilkada tersebut, bahkan Rendra mendapatkan dukungan dari banyak partai politik (parpol), seperti Nasdem, PPP, Gerindra, dan PKB.

= ENDANG SUKARELAWATI/ANT

MALANG - Laborato-rium Politik dan Re-kayasa Kebijakan (La-PoRa) FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang menyatakan perhelatan Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Malang akhir Desember mendatang masih minim sosialisasi, karena sebagian warga daerah itu belum me-ngetahuinya.

SELAMA RAMADAN

Pendonor Darah Berkurang

MADIUN - Jumlah masyarakat yang mendonorkan darahnya melalui Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Madiun, Jawa Timur berkurang signifikan se-lama bulan Ramadhan atau puasa berlangsung.

Kepala Bagian Pelayanan Teknis, Kantor UDD PMI Kabupa-ten Madiun, Doni Dwi Setiawan, mengatakan pada hari biasa, jumlah pendonor darah rata-rata mencapai 50 orang.

"Memasuki bulan puasa, jum-lah pendonor berkurang. Yakni mencapai 30 hingga 40 orang saja," ujar Doni Dwi Setiawan, kepada wartawan, Kamis (25/6).

Menurut dia, penurunan tersebut disebabkan karena faktor stamina. Saat kondisi berpuasa, para pendonor enggan mendonorkan darahnya.

Ia tidak menampik keadaan tersebut dapat mempengaruhi stok darah di UDD PMI setempat yang semakin menurun. Ada-pun, stok darah dengan berbagai golongan di UDD PMI Kabupaten Madiun hingga saat berita ini dibuat mencapai 478 kantong.

Guna memenuhi kebutuhan, UDD PMI Kabupaten Madiun me-lakukan "jemput bola" dalam mela-kukan kegiatan donor darah. Jemput bola donor darah dilakukan dengan menyiagakan mobil PMI di sejumlah tempat strategis pada malam hari setelah berbuka puasa.

Untuk menarik masyarakat agar bersedia mendonorkan darahnya, PMI juga menyediakan bingkisan makanan yang diberikan setelah berdonor. Yakni bingkisan makanan berupa mi instan, susu, vitamin, minuman isotonik, serta minyak goreng. "Target di dua minggu pertama masa puasa ini, kami bisa mendapatkan hingga 600 kantong darah dari upaya donor da-rah dengan jemput bola," terangnya.

Pihaknya memproyeksikan, stok darah selama bulan puasa mencapai 1.200 kantong. Hal itu untuk mengantisipasi tingginya permintaan darah saat masa ang-kutan lebaran berlangsung.

"Awal Juli nanti, kami me-nargetkan stok darah minimal di angka 500 kantong. Itu untuk mengantisipasi permintaan yang banyak jelang lebaran di saat jumlah pendonor menipis. Semoga target itu bisa tercapai. Kami imbau masyarakat untuk berdonor darah sebagai bentuk kepedulian sosial," ujarnya, berharap.

= SLAMET AS/LOUIS RIKA/ANT

ant/prasetia fauzani SIDAK SPBU NAKAL. Petugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) melakukan uji takar dengan memakai bejana ukur terhadap dispenser BBM di SPBU Tempurejo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/6). Inspeksi mendadak ini bertujuan untuk mengontrol SPBU jahat yang merubah jumlah takaran resmi pemerintah.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV 9Lintas Jatim

Calo TKI Ditangkap

Paur Humas Polres Madiun Kota Ipda Sugeng Hariyadi me-ngatakan, bahwa tersangka ada-lah Yuda Kurniawan (38) warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun.

"Tersangka ditangkap polisi di indekosnya yang berada di Kelurah-an Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun," kata Ipda Sugeng.

Menurut dia, penangkapan tersangka menyusul adanya laporan dari korban atas nama Andi Risky Wicaksono (21), warga Kelurahan Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

Korban dijanjikan menjadi TKI dengan negara tujuan Jepang dengan membayar uang muka

sebesar Rp 21 juta."Awalnya korban percaya ka-

rena sempat diajak ke Jakarta hingga Lembang untuk mengurus itu. Terakhir, korban dijanjikan akan diberangkatkan pada tang-gal 30 Mei lalu. Namun, hingga kini tidak juga diberangkatkan," kata Sugeng.

Merasa ditipu, korban lalu me-laporkan ulah tersangka ke polisi. Dari tangan tersangka, polisi menga-mankan barang bukti kuitansi pem-berangkatan ke Jepang, buku tabungan tersangka, serta satu lembar setoran dari bank untuk seragam.

Kepada polisi, tersangka me-ngaku sebagai agen yang mencari-kan calon TKI di daerah untuk di-

salurkan melalui PT Nugraha Jaya Mandiri di Jakarta. Profesi sebagai agen tersebut baru dikerjakannya selama empat bulan terakhir.

"Saya baru beroperasi empat bulan ini. Selain itu, baru Andi ini yang hendak saya berangkatkan. Saya juga sudah bilang tunggu sampai 12 Juli lalu berangkat, ter-nyata saya dilaporkan ke polisi duluan," kata tersangka Yuda ke-pada petugas.

Polisi menduga telah banyak calon TKI lain yang menjadi kor-ban tersangka. Apalagi, uang setoran korban sudah dihabiskan tersangka untuk memenuhi kebu-tuhan hidupnya.

Akibat perbuatannya, tersang-ka akan dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman pidana penjara hingga empat tahun.

= SLAMET AS/LOUIS RIKA/ANT

MADIUN - Petugas Polres Madiun Kota, Jawa Timur, menangkap seorang calo TKI yang menipu korbannya hingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

NARKOTIKA

Tujuh Pengedar Sabu Ditangkap

GRESIK - Aparat Kepoli-sian Resor Kabupaten Gresik, Jawa Timur menangkap tu-juh tersangka yang kedapatan mengedarkan narkoba jenis sabu di wilayah setempat.

Kapolres Gresik AKBP Ady Wibowo, mengatakan, penang-kapan tersangka dilakukan di lokasi terpisah wilayah Kabu-paten Gresik, dengan tersangka masing-masing SH (49), KH (35), IFN (30), ASM (25), SPY (28), MSF (32) serta MFD.

"Dalam penangkapan itu kami juga menyita barang bukti dari tangan tersangka, di antaranya uang tunai seki-tar Rp 12 juta, 25,6 gram sabu, serta beberapa peralatan un-tuk hisap, seperti alat timbang dan bong," ungkapnya (25/6).

Ady menuturkan, berdasar-kan informasi dari tersangka barang-barang haram tersebut dijual dengan harga yang ber-macam-macam sesuai paket, seperti harga Rp200 ribu sam-pai yang paling mahal yaitu Rp 1,6 juta untuk 1 gramnya.

"Dari pengakuan salah satu tersangka, pengedar ini bisa menjual antara 10 gram sampai 15 gram per minggunya," ucap mantan Kapolres Bojonegoro ini.

Sementara itu, tujuh ter-sangka terancam dijerat menggunakan pasal 114 ayat 2, Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang Narko-tika dengan ancaman huku-man minimal 6 tahun dan maksimal 20 tahun.

= ABDUL MALIK IBRAHIM/ANT

PENDISTRIBUSIAN AIR

Dinas Pengairan Tidak Tanggapi Protes Petani BOJONEGORO - Dinas Peng-

airan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tidak menanggapi protes petani terkait jadwal pem-bagian pendistribusian air Waduk Pacal di tiga daerah irigasinya, yang sudah menjadi kesepakatan bersama berbagai pihak terkait.

"Kami tidak menanggapi protes petani di jaringan irigasi tengah, yang mengaku kekurangan air," kata Kasi Pengelolaan Peman-faatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Dody Sigit Wijaya, di

Bojonegoro, Kamis (25/6).Ia menjelaskan di jaringan

irigasi tengah yang meliputi Ke-camatan Balen, Sukosewu dan Kapas, berdasarkan kesepakatan bersama pihak terkait memperoleh pasokan air mulai 21 Juni-25 Juni.

Dalam praktiknya, lanjut dia, air Waduk Pacal yang dibuka sebesar 5 meter kubik/detik baru sampai petani di jaringan irigasi tengah sehari kemudian.

"Tapi kita tidak mungkin meng-ubah kesepakatan bersama yang

berisi jadwal pembagian air Waduk Pacal," katanya, menegaskan.

Sesuai jadwal, lanjut dia, pen-distribusian air Waduk Pacal, mulai dialihkan di jaringan irigasi timur meliputi Kecamatan Kanor, Sum-berrejo, Kepohbaru dan Baureno, dengan luas tanaman padi 6.452 hektare, Kamis pukul 08.00 WIB.

"Meskipun ada protes petani, kami tetap mengalihkan pen-distribusian air Waduk Pacal, ke jaringan irigasi timur," tuturnya, menegaskan.

Sesuai data di Dinas Peng-airan, luas tanaman padi di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal, luasnya mencapai 15.084 hektare, dengan usia rata-rata berkisar 55-65 hari.

Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, menje-laskan sesuai ketentuan air yang harus disisakan di Waduk Pacal sekitar 1 juta meter kubik.

= SLAMET AGUS SUDARMOJO/ANT

ant/prasetia fauzani PANEN BENGKUANG. Petani memanen Bengkuang berumur 5 bulan di Desa Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/6). Hasil panen Bengkuang yang ditanam pada musim penghujan ini ukurannya lebih kecil dari pada di musim kemarau. Meskipun demikian harga jualnya naik, dari bulan lalu hanya Rp 1500 per kg kini menjadi Rp 2000 per kg karena terbatasnya stok di pasaran.

ADMINISTRATUR

Pengurusan Izin Kapal Difasilitasi

TRENGGALEK - Dinas Kelaut-an dan Perikanan Kabupaten Trenggalek berinisiatif memfasi-litasi pengurusan izin dokumen kapal nelayan yang beroperasi di wilayah pesisir selatan daerah tersebut melalui mekanisme pen-daftaran kolektif ke perwakilan otoritas Administratur Pelabuhan Jawa Timur di Pekalongan.

"Ini solusi yang kami tempuh untuk membantu pengurusan dokumen kapal nelayan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, Syuhada Abdullah di Trenggalek, Kamis (25/6).

Langkah pertama yang dilakukan pihak dinas kelautan selama beberapa bulan terakhir adalah melakukan pendataan kapal, terutama jenis "purse seine" dan tonda yang memiliki kapasitas besar dan kemampuan jelajah laut cukup jauh.

Sedangkan untuk jenis kapal pancing yang lebih kecil, Syuhada memastikan mereka dibebaskan dari persyaratan kepemilikan dokumen kapal.

"Sebagian sudah kami bantu untuk mengurus dokumen kapal ke perwakilan Adpel Pekalongan. Alhamdulillah cara ini cukup efektif dan mendapat sambutan luas dari nelayan," ujarnya.

Syuhada tidak merinci jumlah kapal yang sudah selesai pengu-rusan dokumen kapal maupun yang masih proses.

Ia hanya mengisyaratkan, program pemenuhan keleng-kapan dokumen kapal nelayan Trenggalek dilakukan secara bertahap, sembari terus melaku-kan sosialisasi tentang pent-ingnya surat-surat kapal dan izin penangkapan ikan agar tidak dianggap ilegal.

"Jujur saja, nelayan di sini masih menganggap dokumen itu tidak penting karena tidak berdampak pada hasil tangkapan mereka. Apalagi jika pengurusannya jauh dan merepotkan," kata dia.

Persepsi keliru itu disayangkan Syuhada, karena segala aktivitas kapal maupun kegiatan penangka-pan ikan mereka dianggap ilegal.

"Dokumen kapal ini semacam BPKB (buku pemilik kendaraan bermotor) kendaraan darat. Ini dokumen utama sebelum meng-urus dokumen-dokumen lain seperti izin penangkapan ikan, kartu PASS kapal dan sebagai-nya," lanjutnya.

= DESTYAN HANDRI SUJARWOKO/ANT

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV 10

Sajak-sajak Imam Budiman *

Kata Demi Kitademi air dan jejaknya,akan kudedah dirimu ke dalam sepikarena tak sepatutnya kita diamtanpa tahu siapa yang menahan luka

demi suara dan kedapnyaakan kaurela diriku terbenam tanahkarena tak seharusnya kita seterutanpa paham siapa yang haus ratap

demi kopi dan aromanyaakan kita aliri darah-darah bertumpahkita dendam kah?

2015

Bebatu Arus Pindulsejenak kita renungi makna arus sunyi iniia bergerak diam-diam tanpa denyuttapi kita bersitutur pada rasa takut

arusnya tak henti-henti mengantar waktutanpa dihampar hujan di siang tertuduharus dalam matanya jauh lebih teduh

“aku tak begitu pandai berenang,” ujarnyaia tetap bersikukuh bermain arus di celah bebatugigil memadat geraham, riciknya seram namun cinta kita yang haru tak lekas mati

pelan kuperkenan kepalaku dipenuhi airhembus angin sungai ini masih sedinginnyaia berlalu,dan membiarkan pegangan terlepas di hulu

2015

*) Lahir di Samarinda, Kali-mantan Timur. Puisi-puisinya

dimuat di beberapa media lokal dan nasional. Buku kumpulan

puisinya; Teriakan Bisu (2012), Perjalanan Seribu Warna

(2014). Kini berdomisili di Cipu-tat, Tangerang Selatan.

Cerpen: Em Hamidi *

NASIONALPROBOLINGGO 10Budaya KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV

Matanya awas takut ada yang melihat.

Benar saja. Belum berapa tindak Muzammil meninggalkan tempat itu, langkahnya terhenti oleh teguran seseorang yang muncul dari belakang.

“Apa yang kau bawa?” suara itu berat.

Muzammil tak segera men-jawab. Tertegun. Bagaimana mungkin jam segini masih ada yang bangun, pikirnya. Keringat dingin mulai menyerang. Pria bertubuh tegap mendatanginya. Ia mengulang pertanyaannya. Yang ditanya tetap diam. Hanya tubuhnya sedikit bergeser, beru-saha menghindar.

“Mau pergi kemana, kau?! Heiii... berhenti aku bilang!!!”

Muzammil mempercepat langkahnya, lari menyibak gelap.

Curiga akan tingkah Muzam-mil, pria tegap tadi mengejarnya sembari teriak, “Maling... ma-ling... malinggg...!!!”

Warga yang mendengar teriakan itu berhamburan, sigap menyergap Muzammil. Kalau tak segera dicegah kepala kampung, besar kemungkinan Muzammil babak belur. Ia digelandang ke kantor polisi setempat.

Setelah rumah Pak Carik—tiga hari lalu—disatroni ma-ling dan berhasil menggondol perhiasan milik istrinya, warga meningkatkan kewaspadaan den-gan mengadakan ronda. Kegiatan yang sudah lama ditiadakan.

Subaidi, sepupu Muzammil tak menyangka saudaranya yang dikenal baik dan alim—sepuluh tahun merantau ke Yogyakarta—pulang-pulang hanya untuk mencuri di pondok pesantren tempat dulu mereka menuntut ilmu agama.

Siang tadi, Subaidi bertemu sepupunya itu. Muzammil me-ngunjungi rumahnya sekaligus berpamitan. Esok hari, pagi-pagi benar, mau balik ke Yogya.

Kepada polisi Muzammil bersikukuh menyangkal dirinya bukan pencuri. Tas hitam ia pe-luk erat. Sekali-sekali keder juga nyalinya ketika seorang polisi menghardiknya dan menggebrak meja. Polisi itu mencak-mencak sebab Muzammil tetap tak mau mengaku.

“Kamu pasti bagian dari komplotan tempo hari yang membobol rumah Pak Carik?!”

“Aku bukan pencuri. Demi Allah aku bukan pencuri!!!” elak Muzammil.

***“Nanti malam aku mau

pulang, Dik,” bilang Muzam-

mil pada istrinya suatu pagi. Ia membelai perut buncit istrinya. Ingin rasanya mengajak serta istrinya pulang mengunjungi famili di Madura. Sudah lama istrinya tak bertandang ke kam-pung halaman Muzammil. Ter-akhir saat bapaknya meninggal, dua tahun silam. Tapi mengingat perut istrinya makin lama makin besar, ia urungkan niat itu. Ia khawatir terjadi apa-apa di jalan.

“Takkan lama, Sayang,” hibur Muzammil. “Paling lama dua hari....” ujar Muzammil.

Dalam hati isrtinya bertanya-tanya kenapa sang suami men-dadak ingin pulang.

“Kenapa Kakak tiba-tiba ingin pulang? Ibu sakit lagi?!” lirih suara perempuan berbadan dua itu, hampir tak terdengar. Cemas terlukis jelas di wajahnya.

Sambil menyesap kopi bikinan bininya, setengah menggoda demi mencairkan suasana, Muzammil menjawab, “Ibu sehat-sehat saja. Kakak ingin sungkem dan minta maaf atas segala khilaf. Bukankah sebentar lagi puasa? Kakak juga akan memintakan doa buat kesehatan, keselamatanmu dan bayi yang tengah kau kandung. Tak lama Kakak di sana. Lagi pula, mana tahan Kakak lama-lama berpisah dengan Adikku tersayang...,” sekejap hilang cemas di wajah istrinya, berganti merah jambu di pipi. Zahra nama perempuan yang sekarang ter-tunduk menahan malu.

“Dasar laki-laki... sama saja. Pandai nge-gombal,” rajuk Zahra, manja. Ia cubit lengan suaminya. Tanpa jeda, ia berlari ke dalam rumah. Tiada kuasa lebih lama lagi menampakkan pipi merah-

nya pada sang suami.“Ego perempuan,” gumam

Muzammil. “Tak mau mengaku suka dirayu.”

Muzammil melirik Zahra yang tengah melipat baju. Getir hatinya tiba-tiba. Bukan bermak-sud membohongi Zahra dengan tidak memberi tahu asalan sebenarnya kenapa ia mendadak ingin pulang.

“Maafkan Kakak, Zahra....”***

Hampir tiga jam Muzammil diintrogasi. Belum juga mengaku polisi itu membongkar paksa tas Muzammil.

“Gila kamu!!!” umpat Pak Polisi setelah mengetahui benda dalam tas dan pengakuan aneh Muzammil.

Kepada polisi dan segenap warga yang menyaksikan, Muzammil menjelaskan kalau di-rinya saat ini sedang mendirikan pondok pesantren Nurul Ummah di daerah Bantul, Yogyakarta. Tujuan ia mengambil tanah di Pondok Pesantren Syeikhona Kholil, tempat dulu ia belajar ilmu agama, ialah agar pondok pesantren yang ia rintis menda-pat karomah Mbah Kholil.

“Ngawur! Bagaimana mungkin tanah bisa dinikahkan dengan tanah ? Nikah itu lelaki dan perempuan.” Sergah seorang warga.

“Sudah penjarakan saja dia!!!” sahut lainnya.

Muzammil diam. Tak ingin dianggap makin gila, lantas bergumam tak jelas: siapa bilang hanya lelaki dan perempuan yang boleh nikah? Pemerintah-rakyat harus menikah; petani dan sawah adalah suami istri; manusia dan alam terikat dalam

janji suci pernikahan. Mereka tak boleh semena-mena memperko-sa alam. Bahkan, Tuhan ‘suami’ sah makhluk seluruh alam.

Karena Tidak ada alasan signifikan polisi menahannya lebih lama lagi, akhirnya Muzam-mil dibebaskan tanpa syarat. Ia bilang sedang ditunggu istrinya yang hamil tua, jadi harus segera kembali ke Yogya.

***Disaksikan Pak Lurah dan

jajarannya, serta para tetangga kanan-kiri Muzammil dengan khidmat menikahkan beberapa genggam tanah Ponpes Syei-khona Kholil dengan tanah Bantul tempat ia membangun Ponpes Nurul Ummah.

“Saya nikahkan engkau tanah Pondok Pesantren Syeikhona Kho-lil, Demangan, Bangkalan, Madura dengan tanah Sewon, Bantul, Yogyakarta.... Bagaimana, sah?”

“Sah!”Para saksi serempak me-

ngangguk meski menyisakan seribu pertanyaan atas keganjil-an kelakukan Muzammil.

Dengan anggun Muzammil menancapkan tanah yang ia bawa dari pondok Syeikhona Kholil dengan tanah tempat membangun pondok. Muzammil mengangkat kedua tangan dan diikuti hadirin. Ia mulai melafalkan puja-puji doa kehadirat Tuhan Yang Mahaesa. Tuhan sekalian alam.

Yogyakarta-Sumenep, Mei-Juni 2015

*) Nama pena dari Moh. Ali al Hamidi. Penyuka dunia sastra ini, sekarang berdomisili di Yogyakar-ta. Tulisan humornya bisa dibaca di IniLiverpool.com-Cak Kembul. Email: [email protected]

Pernikahan TanahPenuh gesa, Muzammil memasukkan kresek ukur-an sedang ke dalam tas hitam legam. Dengan cepat pula ia katupkan kedua reslesting sebelum aksinya kepergok warga.

ist/koran madurailustrasi

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV O

Meluruskan Sejarah Gajah Mada

Menerima tulisan dalam bentuk opini (5500 karakter), Cerpen (5500 karakter), Resen-si Buku (3500 karakter), dan Puisi (1500 karakter). Tulisan disertai pas foto dan data diri dikirim ke email [email protected]. Apabila terhitung dua minggu dari tanggal pengiriman tulisan belum dimuat, maka penulis berhak untuk menarik kem-bali tulisannya.

KORAN MADURA PEMIMPIN REDAKSI: Zeinul Ubbadi REDAKTUR AHLI: M. Husein REDAKTUR PELAKSANA: Abdur Rahem, M. Kamil Akhyari SEKRETARIS REDAKSI: Benazir Nafilah ADMIN: Indriani Y Mariska PENATA LETAK/DESAIN GRAFIS: Ach. Sunandar, Didik Fatlurrahman, Novemri Habib Hamisi, Khoiril Anwar, FOTOGRAFER: Mahardika Surya Abriyanto (Non Aktif) BIRO SUMENEP: Syamsuni (Kepala), Junaidi, Fathol Alif BIRO PAMEKASAN: A. Fauzi M (Kepala), Ali Syahroni BIRO

SAMPANG: Miftahul Ulum (Kepala), M. Ridwan BIRO BANGKALAN: Moh. Ridwan (Kepala) BIRO SURABAYA: Joeli Hidayati BIRO PROBOLINGGO: M. Hisbullah H (Kepala), Mahfud Hidayatullah BIRO JAKARTA: Gatti (Kepala), Satya, Cahyono, Willy KONTRIBUTOR: FL. Wati (Bali) Anwar Anggasoeta (Yogyakarta) Ahmad Sahidah (Malaysia) PENERBIT: PT. Koran Madura KOMISARIS: Rasul Djunaidi DIREKTUR UTAMA: Zeinul Ubbadi DIREKTUR KEUANGAN: Khalida Alfiana Isaura DIREKTUR IKLAN DAN PEMASARAN: G. Mujtaba ACCOUNTING EKSEKUTIF: Mohammad Muslim (Pamekasan) ALAMAT REDAKSI: Jl. Adirasa 07 Kolor Sumenep, e-mail: [email protected], [email protected], http://www.koranmadura.com/ REKENING: BRI 009501000029560, NPWP: 316503077608000 CALL CENTER: Telepon/Fax (0328) 6770024, HARGA ECERAN Rp 3.500, LANGGANAN Rp 70.000.

WARTAWAN KORAN MADURA DIBEKALI ID CARD (KARTU PENGENAL) DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA IMBALAN BERUPA APA PUN DARI NARASUMBER

Kontroversi tentang Gajah Mada bergulir mulai dari as-pek peranannya yang diragu-

kan antara sebagai pahlawan atau penindas, bahkan tak sedikit yang meragukan kebenaran keberadaan Gajah Mada tersebut. Kontroversi ini bergulir salah satunya diakibat-kan oleh terbatasnya sumber sejarah yang valid.

Kalangan yang meragukan kebe-naran Gajah Mada, bisa mencermati kembali sejumlah monomen atau pun prasasti yang bertebaran di saentero Nusantara yang rupanya memuat situs perjalanan Gajah Mada.

Sebuah prasasti yang disebut Prasasti Singosari memuat nama Gajah Mada. Prasasti Singosari be-rangka 1273 Saka (1351 M) tersebut ditemuka di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sekarang, prasasti ini disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D 111. Prasasti ini dikenal juga dengan sebutan Prasasti Gajah Mada (hal. 117).

Selain di Singosari, pahatan sejarah Gajah Mada juga lahir dalam Prasasti Himad-Walandit, sebuah prasasti yang menggambarkan penyelesaian damai atas konflik

yang terjadi antara penduduk Desa Himad dan Walandit. Dua desa yang berada di lereng pegunungan Bromo-Tengger di Daerah Wonorejo. Fakta sejarah ini kian menguatkan keberadaan sekaligus sepak terjang Gajah Mada di zamannya.

Tindakan yang dilakukan Gajah Mada untuk mendamaikan dua desa yang bersengketa menunjukkan keberadaan Gajah Mada dalam lin-tasan sejarah Nusantara. Tindakan Gajah Mada yang diabadikan dalam Prasasti Himad-Walandit semakin meyakinkan kita bahwa Gajah Mada benar benar ada. (hal. 121).

Fakta ketokohan lainnya yang pernah diperankan oleh Gajah Mada adalah sepak terjangnya dalam Perang Bubat, sebuah perang yang terjadi pada pemerintahan Majapa-hit yang bernama Hayam Wuruk. Peristiwa ini melibatkan Gajah Mada sebagai pemeran penting dalam peristiwa tersebut.

Buku ini secara detail mengulas berbagai versi tentang peristiwa Perang Bubat tersebut, mulai dari versi Kitab Pararaton, versi Kidung Sunda, versi cerita Parahiyangan dan versi lainnya. Hal itu untu untuk menambah pengetahuan pembaca dalam melacak autentisitas sejarah Gajah Mada dalam peristiwa Perang Bubat.

Perjalanan patih Gajah Mada akhirnya selesai pasca berlang-sungnya Perang Bubat, hal itu terjadi karena Gajah Mada me-masuki masa pensiun (istirahat), sejak saat itulah sang mahapatih itu bisa menikmati masa istirahatnya dengan nyaman, sebelum akhirnya dia harus meninggal dunia ini untuk selamanya.

Dalam Peraraton, dikisahkan bahwa usai Perang Bubat, Gajah Mada menikmati masa istirahat setelah sebelas tahun menjadi mangkubumi. Selanjutnya, dicerita-kan bahwa sang patih Gajah Mada wafat pada tahun Saka Langit Muka

Mata Bulan atau 1290. Tiga tahun lamanya, tak ada yang mengganti menjadi patih. (hal. 89).

Terlepas dari kontroversi yang mewarnai perjalanan kisah Ga-jah Mada, buku ini telah berhasil mendinginkan khazanah keilmuan kita, bahwa Gajah Mada adalah milik bangsa Indonesia. Fakta dan data keterlibatnnya dalam berbagai peristiwa penting di negeri ini telah mengantarkan keyakinan kita semua bahwa Gajah Mada betul adanya.=

*) Alumni Annuqayah, Pengurus Lakpesdan NU Pamekasan.

Buku Kisah Cinta Gajah Mada, Kontroversi Kehidu-

pan sang Mahapatih ini hadir sebagai informasi baru untuk mendingin-kan kontroversi tentang

Gajah Mada, mahapatih di Kerajaan Majapahit antara tahun1334 -1359. Buku ini

hadir menjadi pelurus di tengah gema kontroversi

tersebut.

Oleh: Ahmad Wiyono*

Judul : Sang Nyai (1 dan 2) Penulis : Budi Sardjono Penerbit : DIVA Press, YogyakartaCetakan : I, Mei 2015 Tebal : 324 dan 321 halamanISBN : 978-602-255-895-8 dan

978-602-255-896-5

Sang Nyai merupakan novel terbaik versi Balai Bahasa Yogyakarta

(BBY). Novel ini terdiri atas dua jidid. Novel pertama mengi-sahkan seorang wartawan ma-jalah di Jakarta bernama Sam. Ia mendapatkan tugas dari pimpinan redaksi untuk mem-buat tulisan feature tentang Nyi Roro Kidul.

Meski awalnya menjadi orang yang paling tidak setuju dengan tema mistis ini, karena mendapat amanat, Sam tetap menjalankan tugas. Untuk bisa menuliskan tugas ini, ia pun harus turun ke lapangan, Yogyakarta guna mencari data yang menarik terkait dengan tema yang diberikan.

Di Yogyakarta, Sam ber-temu dengan Mas Darpo, Kesi, Bu Mul, Pak Nung, Sugeng, Kang Petruk, Kang Trisno, Nyi Maryatun, dan Syekh Tung-gal Wulung. Pengalaman dan keterangan dari mereka inilah yang akan digunakan sebagai sumber primer pembuatan feature. Lebih dari itu, antara yakin dan tidak, Sam mera-sakan bahwa salah satu dari orang-orang yang ditemui terse-but merupakan penjelmaan dari Sang Nyai. Ia adalah Kesi.

Kesi selalu datang dan pergi secara misterius. Ia sela-lu hadir di tempat-tempat yang sakral, diperuntukkan bagi Nyi Roro Kidul, yakni Parang-kusumo, Sanur Beach Hotel, rumah Kang Petruk, Panggung Sanggabuwana, Solo, Hotel Bintang Solo, dan rumah Nyi Mundingsari. Dan, bagi Sam, kenangan bersama Kesi meru-pakan kenangan yang sangat

istimewa. Selain Kesi merupa-kan sosok wanita cantik dan misterius, Sam selalu mendapat perhatian darinya, bahkan Sam sampai bercinta dengannya.

Novel kedua mencerita-kan kisah hidup Sam setelah dirinya menjadi wartawan free-lance karena media tempat kerjanya mengalami bangkrut. Ia diminta temannya untuk meliput Gua Nagaraja karena terdapat media yang akan me-muatnya. Gua ini sangat dimi-nati para pejabat dan rakyat. Dalam memburu berita ini, Sam juga mengalami peristiwa mistis sebagaimana saat ia mencari data untuk membuat feature tentang Nyai Roro Kidul.

Dalam pengembaraan ini, Sam juga bertemu dengan perempuan-perempuan mistis nan cantik. Di antara mereka adalah Sri Menur, Dyah Rini Setyawati, Dyah Kencana Sari, dan Pusponingtyas. Sam san-gat beruntung dapat bertemu dengan mereka. Atas bantuan mistis merekalah, Sam mam-pu menyampaikan amanah Tombak Tunggul Negoro dari Guan Nagaraja kepada Joyo Kartawi, seorang pengusaha mebel di Solo yang bercita-cita menjadi Presiden.

Di akhir cerita, setelah memberikan Tombak Tunggul Negoro kepada orang yang tepat, ia beristirahat di Hotel bersama Sri Menur. Hanya saja, pagi harinya, ia hanya menemukan secarik kertas di bawah vas bunga.=

Anton Prasetyo, Pembaca sastra

di Yogyakarta.

Dari Nyi Roro Kidul Hingga (Presiden) Joyo Kartawi

11Resensi KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV12 ProbolinggoNASIONALPROBOLINGGO 12Probolinggo KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

Masalah ini masih menjadi pekerjaan rumah yang belum mendapatkan jalan keluar dan penyelesaian. Berbagai upaya ke-bijakan yang telah digulirkan oleh Pemkot Probolinggo melalui Di-nas Perhubungan (Dishub) belum mampu menyentuh dan mengurai kemacetan yang kian hari kian bertambah rumit. Sayangnya, se-jauh ini solusi tersebut belum ada yang terbukti ampuh.

Setiap hari kemacetan di jalan Panglima Sudirman depan Pasar Baru semakin menggila. Kepada-tan kendaraan tidak hanya terjadi pada jam-jam sibuk.

“Dishub masih belum maksi-mal mengurai kemacetan di ruas jalan kawasan Pasar Baru dibiar-kan semrawut. Kendaraan roda empat dan roda dua dibiarkan parkir di badan jalan menyebab-kan kemacetan,” tegas Herianto, salah satu pengguna jalan, kepada wartawan, Kamis (25/6).

Ia meminta Dishub seharus-nya melakukan penertiban secara keseluruhan, jangan hanya daerah yang dilewati oleh pejabat yang menjadi prioritasnya. Dishub di-minta turun langsung ke kawasan Pasar Baru yang kerap macet, aki-bat pengendara yang sesuka hati

memarkirkan kendaraan mereka di badan jalan. “Apakah karena kawasan Pasar Baru tidak dilewati pejabat hingga tidak ditertibkan,” kecam Herianto.

Salah seorang pengunjung Pasar Baru, Supiyah (35) ketika dimintai pendapatnya tentang keadaan macet di depan Pasar Baru mengatakan, belum terlihat kinerja Dishub yang maksimal seperti, penertipan lahan parkir dan mengatasi kemacetan.

“Mana mungkin macet bisa teratasi kalau sebagian badan jalan dipakai untuk lahan parkir, bahkan ada mobil yang terparkir di badan jalan sama sekali tak dikenakan sanksi oleh Dishub,”ucapnya.

Sudah tiga kepala Dinas Per-hubungan, belum mampu me-ngatasi kemacetan di depan Pasar Baru. Sejumlah kalangan ber-

harap Kepala Dishub baru Acep Arief Hidayat bisa membawa pe-rubahan. Akan tetapi bergantinya pejabat baru kemacetan juga be-lum juga diselesaikan.

Kondisinya tak berubah jauh, sejumlah titik kemacetan belum bisa terurai. Walupun penanga-nan manajemen dan rekayasa lalulintas oleh Dishub dengan membangun median jalan yang menghabiskan anggaran Rp. 100 juta, mulai dari sebelah barat Pasar Baru sampai depan Rumah Sakit Bersalin Siti Aisah nyaris tidak berfungsi maksimal.

Tingkat kemacetan arus lalu lintas justru semakin menjadi tidak lancar dari volume kendaraan yang membebani Jalan Panglima Sudirman dari pusat kota hingga depan Pasar Baru. Kendati Dishub sudah berupaya mengurai kema-cetan, namun masalah ini belum

terselesaikan. Dishub sebenarnya sudah menempatkan petugas di se-jumlah titik rawan macet.

“Pelanggaran tetap saja kerap terjadi. Ini disebabkan petugas Dishub tak memiliki kewenangan penuh untuk menindak pelanggar lalu lintas. Petugas Dishub seperti macan ompong. Kalau petugas yang berada di lapangan, pengen-dara cuek saja. Tapi kalau ada petugas kepolisian, mereka jadi segan,” ujar pengguna jalan yang melintas.

Pengaturan lalu lintas yang dilakukan bersama kepolisian memang sudah diatur dalam undang-undang. “Sesuai aturan perundang-undangan, dalam melakukan kegiatan pengawasan dan penertiban petugas Dishub harus didampingi aparat kepoli-sian lalu-lintas,”paparnya.

=M.HIsbUllAH HUdA

Tak Mampu Urai KemacetanPetugas Dishub Seperti Macan OmpongPROBOLINGGO - Kemacetan itu bagaikan benang kusut yang sulit terurai. Bak kutukan, kemacetan kian mera-jalela dan masih menjadi momok bagi warga, dan bahkan bagi Pemkot Probolinggo selaku pemangku regulasi.

SULIT TERURAI. Kemacetan di jalan Panglima Sudirman kawasan Pasar Baru Kota Probolinggo bagaikan benang kusut yang kian merajalela.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV 13Probolinggo

Berbagai jenis ikan seperti tongkol, kakap, bawal, tenggiri, dan sejumlah ikan ukuran kecil yang biasanya tampak ditumpuk dalam keranjang ikan tidak terli-hat. Meskipun aktivitas di sini tak berubah, PPP dan Pasar Ikan Ma-yangan sedang meratapi nasib ka-rena pasokan ikan yang berkurang drastis dari sebelumnya.

Eni (40) seorang pedagang ikan di Pasar Ikan Mayangan ini menyebutkan, pasokan ikan berkurang hampir separuhnya dari kondisi normal. “Belakangan ini pasokan ikan jauh di bawah jumlah pasokan normal yang biasanya,”ujarnya kepada warta-wan, Kamis (25/6).

Akibat penurunan pasokan ini, harga ikan pun melambung

tinggi. Bahkan lonjakan harga jenis ikan tertentu bisa menca-pai lima puluh persen. Misalnya, ikan kakap merah yang saat ini dijual seharga Rp 50.000 per kg-Rp 60.000 perkilogram dari harga normal yang hanya Rp 55.000 perkilogram.

Harga ikan tongkol juga naik dari biasanya yang sekitar Rp 13.000 perkilogram. Saat ini, har-ganya menjadi sekitar Rp 18.000 perkilogram. Ikan anyi-anyi dari sebelumnya sekitar Rp 10.000 menjadi Rp 15.000 perkilogram.

Selain cuaca buruk yang mem-buat nelayan banyak tak melaut, penurunan pasokan ikan juga se-bagai imbas dari kebijakan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57 Tahun 2014

tentang larangan bongkar muat atau alih muatan kapal ditengah laut atau transhipment. Kondisi PPP dan Pasar Ikan Mayangan menjadi gambaran aktual pasar ikan yang kini kekurangan stok ikan sehingga harga ikan semakin mahal.

Pedagang ikan lainnya, Sani-yem (46) menuturkan, ikan cumi-cumi dari Rp. 30.000 naik menjadi Rp.35.000 perkilogramnya, ikan tongkol sisik dari Rp13.000 men-jadi Rp. 18.000 per kilogramnya. Selain itu, beberap jenis ikan laut lainnya juga mengalami kenaikan.

“Saat ini nelayan tradisional tidak melaut lagi, akibatnya ikan laut yang banyak diminati kon-sumen terpaksa di datangkan dari luar. Itu pun hanya beberapa kilogram, karena harganya relatif mahal. Sementara, pasokan ikan ke beberapa pasar turun hampir lima puluh persen dari biasa-nya. Rata-rata naiknya lima ribu rupiah,”ucapnya.

Syafii (45) nelayan Mayangan, mengungkapkan pandangannya bahwa dampak kebijakan larangan

transhipment sudah terasa. Pada-hal, situasi ini tak akan terjadi jika pemerintah cermat memberlaku-kan kebijakan ini, yakni dengan tak memukul rata larangan tranship-ment ini. “Kapal nelayan kita tidak akan membawa ikan ke luar negeri, kok!” keluhnya.

Ia menjelaskan, muara dari kebijakan ini hampir terlihat. Perang terhadap illegal fishing atau pencurian ikan yang ditabuh pemerintah terbukti ampuh dengan kebijakan ini. Namun, ternyata efek domino kebijakan ini juga menyeret nelayan kecil dan tradi-sional yang tak bisa memasok ikan seperti sebelumnya.

Namun, pemerintah meng-klaim sudah memprediksikan kondisi ini. Kementerian Kelau-tan dan Perikanan (KKP) telah mengantisipasi kekurangan paso-kan ikan hasil tangkapan dengan sumber lain. “Saat ini, peme-rintah tengah berupaya menu-tup kekurangan ikan tangkap ini dengan menggenjot pasokan ikan budidaya,”papar Syafii.

=M.HisbullaH Huda

Harga Ikan MelambungRata-Rata Naik Lima Ribu Rupiah per KilogramPROBOLINGGO - Secara kasat mata, tak ada yang ber-beda dengan suasana Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Pasar Ikan Mayangan. Saat menyambangi lokasi ini tepat pukul 10.00 WIB, aktivitas bongkar muat ikan sepi. Sejumlah kapal berukuran sekitar 30 Gross Ton (GT) bersandar.

BERKURANG. Lonjakan harga jenis ikan akibat penurunan pasokan ikan dari kondisi normal.

PROBOLINGGO - Mengha-dapi arus mudik lebaran1436 Hijriyah, pemerintah kabupa-ten Probolingo mulai melaku-kan upaya perbaikan tambal sulam di sepanjang jalan raya. Tambal sulam dilakukan di jalan raya Klaseman Ke-camatan Gending Kabupaten Probolinggo.

Adanya perbaikan jalan tersebut, arus lalu lintas dari arah Surabaya maupun sebaliknya sempat tersendat hingga kurang lebih satu jam

“Untuk mengurai kema-cetan, kepolisian menerapkan sistem buka tutup. Kendaraan besar hingga kendaraan pribadi mengular sampai radius satu kilometer. Pemandangan itu terjadi dari pukul 10.40 hingga 12.00, dan setelah itu berjalan normal,” kata Kanit Turjawali, Ipda Rudi Santosa, kepada wartawan, Kamis (25/6).

Ia menjelaskan, perbaikan jalan pertama tidak hanya di perlintasan rel lori di Desa Klaseman Kecamatan Ga-ding Kabupaten Probolinggo, perbaikan juga dilakukan sepanjang jalan Probolinggo hingga Paiton pada jalananan yang terdapat lubang.

Selain jalan berlubang yang diperbaiki, pekerja dari Balai Besar V Jalan Nasional berkonsentrasi memperbaiki sisi utara jalur pantura. “Jalan sisi kiri dari arah Surabaya mengalami kerusakan sehing-ga mengambil lajur kanan. Makanya kami berharap perbaikan di jalur itu,” tandas Ipda Rudi Santoso.

Pelaksana tambal sulam dari Balai Besar V Jalan Na-sional Surabaya, Didik Efendi, mengatakan perbaikan ini ber-sifat sementara. Karena untuk sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten Probolinggo akan diperbaiki total tahun ini.

Sayangnya, pihaknya eng-gan menyebut berapa anggaran untuk tambal sulam maupun perbaikan total sepanjang ruas jalan Dringu hingga Kota Krak-saan tersebut. Tugasnya sebagai pemelihara jalan dari batas Kota Probolinggo hingga Situbondo atau sepanjang 102 kilometer.

“Perbaikan total itu akan diperbaiki usai lebaran men-datang. Makanya perbaikan ini hanya sifatnya sementara, karena kalau perbaikan total sesuai dengan jadwal setelah hari raya,”papar Didik Efendi.

=MaHfud HidayatullaH

INFRASTRUKTUR

Tambal Sulam Jalan Raya Dilakukan

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV14 Probolinggo

PROBOLINGGO - Kabupa-ten Probolinggo banyak lokasi wisata alamnya. Mulai dari gu-nung Bromo sampai dengan Candi Jabung dan wisata lain-nya.Upaya peningkatakan lokasi wisata, pemkab Probolinggo, bakal membangun centra Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dijadikan jujukan wisatawan.

“ Centra UKM bakal diba-ngun karena dinilai bisa men-dongkrak nilai ekonomi dari aspek para wisatawan,” terang, Kepala Bina UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo, Bambang Supriadi, kepada wartawan, Kamis (25/6).

Ia menjelaskan, UKM di wilayah Kabupaten Probolinggo jumlahnya terbilang banyak. Yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat hanya produk usaha makanan dan minuman serta kerajinan.“ Tiga produk hasil UKM itu sangat mungkin untuk bisa menarik wisatawan dan dijadikan lokasi wisata,”tandas Bambang Su-priadi.

Upaya pendirian centra UKM

tersebut, kata Bambang Supri-adi, agar bisa dijadikaan lokasi wisata, seperti produk mebel antik tradisional yang ada di desa Banjar Sari Kecamatan Sumberasih, produk Keramik di desa Jatiadi Kecamatan Gen-ding Kabupaten Probolinggo.

Bahkan yang paling ba-nyak dikenal masyarakat yakni UKM grabah yag berada di Desa Alaskandang dan Alasumur Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. “Rencana pemba-ngunan centra UKM tidak hanya menyuguhkan wisata alam saja. Nantinya wisata kuliner dan kerajinan juga bisa dinikmati,” ucapnya.

Pihaknya mengaku, un-tuk mempermudah rencana pembangunan akan melaku-kan upaya koordinasi dengan dinas terkait, terutama dinas yang mengurus tentang wisata. “Pengunjung wisata nantinya bisa menjadikan centra UKM untuk oleh-oleh ke daerah asalnya,”papar Bambang Su-priadi.

=Mahfud hidayatullah

UKM

Centra Wisata UKM Bakal Dibangun

PROBOLINGGO - Permintaan bahan pokok berupa beras dalam bulan suci Ramadan di Pasar Leces Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, meningkat.

Rosi (45), salah seorang pedagang, kepada wartawan, Kamis (25/6) mengatakan peningkatakan sudah terjadi hampir satu pekan ini. Ia biasanya mampu menjual sekitar satu ton untuk jenis IR 64, namun saat ini sudah sampai dua ton beras.

“Kalau harganya masih stabil untuk beras. Kalau jenis beras yang paling banyak permintaan, biasanya IR64, tapi itu juga ter-gantung pembeli, untuk konsumsi sendiri atau dijual,”tandasnya.

Ia mengatakan, harga beras jenis IR 64 saat ini mencapai Rp7.100 perkilogram. Harga itu masih normal dibandingkan den-gan pekan sebelumnya. Untuk jenis beras bengawan, harganya saat ini adalah Rp7.600 perkilogram, dan untuk jenis bramo harganya adalah Rp8.200 perkilogram.

Pihaknya saat ini juga sudah menyiapkan stok untuk keperluan Ramadhan. Stok yang dipunya juga tidak terlalu banyak, sekitar lima ton beras. Sebagai penjual, mengaku harga beras biasanya saat Ramadhan maupun Hari Raya Idul Fitri naik. Namun, belum bisa memastikan kenaikan itu sampai berapa.

Nurul, salah seorang pembeli mengaku harus pandai menga-tur pengeluaran. Saat ini, harga bahan pokok banyak yang naik, sementara uang belanjanya tetap.”Yang pokok membeli beras, dan dengan naiknya harga bahan pokok, harus pandai mengelola uang belanja. Biasanya, saya mengurangi belanja untuk yang tidak terlalu penting seperti untuk jajan anak,” katanya.

Tingginya permintaan beras di kalangan konsumen dinilai banyak warga membutuhkan ketersedian untuk kebutuhan pembayaran zakat fitra sebelum lebaran. Otomtis permintaan masyarakat akan me-ngalami peningkatan.“Pembelian beras mulai terasa sejak beberapa hari kemarin. Kenaikan akan mencapai puncaknya sampai dengan lebaran H-7 mendatang,” tandas Nurul. =Mahfud hidayatulllah

BULAN RAMADAN

Permintaan Beras Meningkat

Truk boks bernopol N 8076 UQ dikemudikan Muhammad Munir, melaju dari arah timur dengan kecepatan sedang. Sedangkan dari arah barat banyak kendaraan beriingan dan saling mendahului kendaraan lain. Sayangnya di saat bersamaan muncul kendaraan mobil yaris dengan kecepatan tinggi.

Meski mencoba menghindar, truk yang membawa makanan ringan tersebut akhirnya ditabrak mobil yaris tepat ban bagian be-

lakang. Dari kerasnya benturan membuat truk boks oleng dan melintang di badan jalan. Semen-tara mobil yaris di bagian pojok depan kanan rusak parah.

“Sudah saya kurangi kecepa-tannya Bos. Tapi, Kecepatan yaris tinggi, sangat cepat, ketika mau nyalip mobil yaris ini gak nututin sampek nabrak ban bagian bela-kang, sampek oleng,” kata Mu-hammad Munir.

Mobil yaris bernopol L1210 JJ yang dikemedukian Sugeng

Ari Purwadi, asal Batu Malang, dan dua penumpangnya Mukh-lisin, kretek Bantul Yogyakarta dan Ridho Rahmawan dari Jom-bang langsung dievakuasi warga ke pinggir jalan. Salah seorang diantara mereka harus di lari-kan ke Puskesmas Gending lan-taran mengalami luka di bagian kepala.

Terpisah, Kanit Patroli Sat-lantasPolres Probolinggo, Ipda Rudi Santosa, mengatakan mo-bil yaris tersebut tidak memper-hitungkan jarak ketika hendak menyalip kendaraan di depan-nya. Akibatnya, yaris langsung menabrak truk boks bagian ban belakang yang mengakibatkan truk oleng. “Lebih lanjut kami masih mendalaminya, sambil menghimpun keterangan para saksi,” paparnya.

=M.hisbullah huda

Truk Terguling, Pantura Macet TotalRudi: Yaris Menyalip Tak Memperhitungkan JarakPROBOLINGGO - Kecelakaan antara truk boks dengan mobil yaris terjadi di Jalan Raya Desa Randu Pitu Ke-camatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Akibatnya, seorang penumpang mobil mengalami luka-luka. Tidak ada korban jiwa, namun membuat jalur pantura Sura-baya-Situbondo macet sepanjang satu kilometer selama satu jam, Kamis (25/6) siang.

TERGULING. Truk boks yang menabrak mobil Yaris di Jalan Raya Desa Randu Pitu Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.

KORAN MADURASELASA 16 JUNI 2015 | No. 0627 | TAHUN IV 1515Olahraga KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

PRAHA - Timnas U-21 Italia membantai Ing-

gris pada laga terakhir Grup B Piala Eropa

U-21 dengan skor meyakinkan 3-1 pada

pertandingan yang berlangsung di Andruv Stadium, Kamis (25/6) dini hari WIB. Sayang, meski menang, Azzuri muda gagal ke semifi-

nal karena pada saat bersamaan Swedia

bermain imbang 1-1 melawan Portugal.

Italia duduk di peringkat ketiga Grup B dengan nilai empat hasil sekali kalah, sekali imbang, dan sekali menang. Nilai mereka sama dengan Swedia yang duduk sebagai runner up grup, tapi kalah head to head dari Swedia. Sehingga, anak-anak asuh Luigi Di Biagio ini harus puas duduk di peringkat ketiga. Sedangkan pun-cak grup dikuasai Portugal yang mengoleksi lima poin hasil sekali menang dan dua kali imbang. Ada pun Inggris menjadi penghuni

dasar grup karena hanya mengan-tongi tiga poin hasil dari sekali menang dan dua kali kalah.

Italia dan Inggris pun angkat koper lebih cepat. Bagi Inggris, ini adalah untuk ketiga kalinya secara beruntun mereka pulang lebih cepat dari turnamen ini. Sehari sebelumnya, Republik Cek dan Serbia juga sudah tersingkir karena kalah bersaing dengan Denmark dan Jerman di Grup A. Pada semifinal, Portugal akan menantang tim kuat Jerman seba-gai runner up Grup A, sedangkan Swedia akan menantang sesama tim dari Skandinavia, Denmark yang menjadi juara Grup A.

Pada laga itu, Italia unggul terlebih dahulu pada menit ke-25 lewat gol Andrea Belotti. Dua menit berselang, Gli Azzuri muda menambah keunggulan melalui Marco Benassi. Kedudukan 2-0 ini bertahan hingga turun minum. Di babak kedua, Benassi memperbe-

sar keunggulan timnya menjadi 3-0 pada menit ke-72 sebelum Nathan Redmond mencetak gol penghibur untuk Inggris pada menit terakhir pertandingan.

Meski tersingkir, pelatih Italia Luigi Di Biagio mengaku bangga dengan perjuangan pan-tang menyerah para pemain-nya hingga akhir pertandingan. “Hal terpenting adalah bahwa kami tidak bermain bagus pada laga pertama. Ketika kami ung-gul 1-0, saya sudah senang. Dua gol tambahan membuat para pemain makin nyaman. Yang sedikit menyakitkan adalah bah-wa kami tidak bisa ke Rio (tampil pada Olimpiade 2016 di Rio de

Janeiro, Brasil),” kata mantan gelandang Timnas Italia itu.

Marco Benassi menambah-kan, penampilan melawan Inggris adalah permainan terbaik mere-ka. Sayang, hasil ini tidak cukup mengantar mereka ke semifinal. “Tentu saja kami sangat kecewa karena kami masih sangat percaya diri hingga akhir pertandingan. Waktu lawan Swedia kami tidak memulai pertandingan dengan bagus. Tetapi sejak itu kami mem-perlihatkan penampilan yang luar biasa baik saat bermain imbang melawan Portugal maupun pada laga melawan Inggris,” ucapnya.

Sedangkan pelatih Timnas U-21 Inggris Gareth Southgate menyesalkan kegagalan anak-anak asuhnya memanfaatkan sejumlah peluang yang didapat. Padahal secara statistik, tim Tiga Singa muda unggul atas Italia. Sayang, peluang-peluang itu menguap begitu saja.

“Kami banyak menciptakan peluang dan melakukan beberapa percobaan tembakan ke gawang, tapi berhasil diselamatkan kiper lawan. Pada laga lain kami bisa mencetak tiga atau empat gol, tapi malam ini kami kesulitan mel-akukannya. Saya akui, kami mel-akukan banyak kesalahan di lini pertahanan. Kesalahan-kesalahan itu dihukum oleh Italia dengan tiga gol mereka. Saya sangat in-gin bertahan di turnamen ini, tapi sayang, keputusannya bukan ter-gantung saya,” tutupnya.

Sementara itu pada laga Grup B lainnya yang berlangsung terpi-sah di City Stadium, Mestsky Fot-balovy, Portugal bermain imbang 1-1 melawan Swedia. Setelah ber-main imbang tanpa gol sepanjang 45 menit pertama, Goncalo Pa-ciencia memecah kebuntuan pada menit ke-82 memanfaatkan ump-an Iuri Medeiros dari sisi kanan.

Tujuh menit berselang, Swedia sukses menyamakan kedudukan lewat gol Simon Tibbling. Tendangan kaki kir-inya dari tengah-tengah kotak penalti bersarang di pojok kiri bawah gawang Portugal tanpa bisa dihentikan penjaga gawang Portugal, Jose Sa. Gol Tibbling inilah yang menyingkirkan Ita-lia. =UefA.coM/cArol AJI

Sikat Inggris, Italia Gagal ke Semifinal

Gelandang muda Italia Marco Benassi (tengah) merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Inggris pada pertandingan yang berlangsung di Andruv Stadium, Kamis (25/6) dini hari WIB.

KORAN MADURAJUMAT 19 JUNI 2015 | No. 0630 | TAHUN IV16 KORAN MADURA

16JUMAT 26 JUNI 2015

No. 0635 | TAHUN IV

SANTIAGO - Tuan rumah Cile semakin dekat dengan partai puncak Copa America 2015 setelah memastikan satu tem-pat di babak semifinal menyu-sul kemenangan tipis 1-0 atas juara bertahan Uruguay pada laga perempat final di Esta-dio Nacional Julio Martínez Prádanos, Santiago de Chile, Kamis (25/6) pagi WIB. Gol tunggal kemenangan La Roja dicetak oleh Mauricio Isla ketika waktu normal hanya tersisa sembilan menit.

Bagi Cile, kemenangan itu sangat bersejarah. Pasalnya, ini adalah kemenangan pertama Cile atas Uruguay dalam 32 tahun bela-kangan. Terakhir Cile menang

2-0 atas Uruguay pada Copa America 1983. Karena itu, kemenangan dan keberhasilan tembus ke semifinal Copa America 2015 disambut dengan gegap gempita oleh se-luruh rakyat Cile. Harapan untuk menjua-rai Copa America untuk pertama kalinya sepanjang sejarah semakin membuncah.

Pada laga tersebut, Cile memulai de-ngan sangat bagus. Mereka menguasai jalannya pertandingan dengan mengan-dalkan umpan-umpan pendek dari kaki-kaki sambil mencari celah untuk menero-bos ke kotak penalti La Celeste. Sementara Uruguay bermain lebih bertahan. Tak ja-rang, enam sampai tujuh pemain Uruguay menumpuk di lini belakang.

Gencarnya tekanan tuan rumah mem-buat para pemain depan Uruguay yang diisi oleh Edinson Cavani dan Diego Rolan turun sangat jauh ke belakang untuk men-jemput bola. Akibatnya, skema serangan balik anak-anak Oscar Tabarez itu juga tidak berjalan optimal.

Alhasil sepanjang 45 menit pertama, kedua tim bermain imbang tanpa gol. Malapetaka untuk Uruguay terjadi pada menit ke-65 ketika penyerang Edinson Ca-vani mendapat kartu kuning kedua yang diikuti kartu merah dan harus meninggal-kan lapangan karena mengasari pemain Cile, Gonzalo Jara.

Bermain dengan 10 orang membuat Uruguay kesulitan mengimbangi tuan ru-

mah. Unggul jumlah pemain akhir nya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Cile. Alexis Sanchez dan kawan-kawan mampu memecah kebuntuan pada menit ke-81 ketika Isla mampu merobek gawang Uru-guay yang dikawal kiper veteran Fer-nando Muslera.

Uruguay semakin terpuruk ketika pada menit ke-88, mereka harus ber-main dengan sembilan orang. Jorge Fucile diusir keluar lapangan setelah mendapat kartu kuning kedua karena melanggar Alexis Sanchez. Bahkan pelatih Os-car Tabarez diusir dari bangku cadangan karena memprotes keputusan wasit.

Dengan waktu tersisa yang begitu pendek, sangat sulit bagi Uruguay untuk mencetak gol penyama kedudukan. Meskipun, wasit memberikan tambahan waktu cukup lama yaitu delapan menit. Sayang, hingga wasit San-dro Meira Ricci meniup peluit panjang, kedudukan 1-0 untuk ke-menangan Cile tidak berubah.

Kini Cile menunggu calon lawan mereka di babak empat besar antara Bo-livia atau Peru. Kedua tim ini akan saling berhadapan pada Jumat (26/6) pagi WIB.

Seusai pertandingan, kepada para wartawan Alexis Sanchez mengaku, ada seorang pemain Uruguay yang mengancam akan bermain kasar ke-padanya. “Mereka ingin bertarung, berargumen dan menyerbu. Se-orang pemain saat turun minum datang kepada saya dan sedikit mengancam. Tapi kemudian ia minta maaf,” kata Sanchez tan-pa mengungkapkan identitas pemain tersebut.

Ia melanjutkan, “Ia bi-lang kepada saya, ‘saya akan menghantam Anda’. Saya sampaikan, tidak apa-apa. Tapi hati-hati, tindakan Anda bisa menimbulkan cedera dan apa yang bakal Anda lakukan itu bukanlah sepa-kbola.” =www.c A 2 0 1 5 . c o M /cArol AJI

AtAsi UrUgUAy, CiLE kE sEmifinAL

MAURICIO ISLA

Pemain Cile Mauricio Isla meluapkan kegembiraannya

usai menjebol gawang Uruguay. Gol tersebut memastikan

kemenangan Cile atas Uruguay, Kamis (25/6).

ITALIAGAGAL

LOLOS KESEMIFINAL

OLAHRAGA | 15

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV A

ECERAN Rp 3.500, LANGGANAN Rp 70.000 I E-mAiL: [email protected], [email protected] | WEBSiTE: www.koranmadura.com | TELEpoN/FAx: (0328) 6770024

26 Juni 2015 No. 0635 | Tahun IV SALAM RAMADAN | HAL. NPerjuangan Aryo Lembu Peteng Ajarkan Islam

KORAN MADURATaneyan LanjangJUMAT

Pemerintah Tak Serius Kelola Pasar Margalela

5 Anggota KIP Ditetapkan

40 kios di Pasar Margalela sam-pai saat ini tak kunjung digu-nakan. Bahkan, kondisi kios itu dibiarkan tanpa perawatan.

SUMENEP | HAL. C

SAMPANg | HAL. J

SURAMADU | HAL. M

PAMEKASAN – Rumah kos di Pame-kasan makin liar. Meskipun Rama-dan, pemilik rumah kos masih berani

menerima pasangan di luar nikah di inde-kos yang dikelolanya. Terbukti Rabu (24/6) malam, sekitar pukul 21.000 WIB, lagi-lagi ada dua pasang muda-mudi terjaring razia petugas gabungan Polsek dan Koramil Kota Pamekasan.

Mereka digelandang dari dua rumah kos yang berbeda. Masing-masing berinisial MS dan RKN, tertangkap basah sedang berdua-an di kamar kos di Kelurahan Kowel, Kol-pajung. Kemudian pasangan W dan T juga ditemukan di salah satu kamar di losmen di Jalan Trunojoyo Kota Pamekasan.

Selain 2 pasangan itu, petugas juga mendapati seorang wanita berinisial NR di rumah kos di Jl Pintu Gerbang. Ia mengaku warga Kabupaten Lumajang. Karena NR tidak bisa menunjukkan kartu identitas, ia pun dibawa ke Mapolsek Kota, Pamekasan.

Kapolsek Kota Pamekasan, AKP Khoi-rul Anwar mengatakan operasi pekat kali

ini difokuskan ke sejumlah tempat kos dan penginapan,yang ada di seputar Kota Pamekasan. Sebab rumah kos kerap dijadi-kan tempat prostitusi terselubung dan ke-giatan minum keras (miras).

“Operasi ke sejumlah rumah kos ini merupakan kerjasama antara Polsek Kota dan Koramil Kota untuk mengurangi pe-nyakit masyarakat di Bulan Ramadan, se-

bagaimana diperintahkan Kapolda Jatim. Ternyata benar kita dapati 2 pasangan tak bisa menunjukkan dokumen pernikahan, dan 1 wanita tak punya identitas,” kata AKP Khoirul.

Pasangan MS dan KRN, keduanya be-rasal dari luar kota yang berbeda, MS dari Semarang dan RKN dari Samarinda. Se-mentara pada pasangan W dan T, keduanya mengaku rekan kerja yang sama-sama se-bagai sales.

Akan tetapi, saat petugas meminta ke-terangan kepada pengelola losmen, pasa-ngan W dan T, ternyata di buku tamu terdaf-tar sebagai pasangan suami-istri. Namun, setelah ditanya dokumen resminya, mereka masih berkelit dan tidak bisa menunjukkan.

Tambah Khoirul, pasangan yang ter-jaring tersebut didata dan diperiksa un-tuk mengetahui sejauh mana pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan tersebut. Se-lain itu pihaknya akan memanggil dan me-meriksa pemilik kos dan penginapan tempat keduanya ditangkap. Hal itu untuk diminta pertanggungjawaban terkait keberadaan pasangan-pasangan di luar nikah tersebut.

“Jika keduanya terbukti melanggar Kita akan tindak sesuai pelanggaran yang dilakukannya. Tentu akan dilakukan pem-binaan atau sanksi tipiring (tindak pidana ringan),” ungkapnya.

=ALI SYAHRONI/RAH

SUMENEP - Komisi III Dewan Per-wakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Kamis (25/6) melakukan inspeksi men-dadak (sidak) ke Pelabuhan Kalianget guna memastikan kondisi Kapal Express Mega yang baru didatangkan PT. Sumekar Line bekerja sama dengan perusahaan asal Pontianak.

Ketua Komisi III DPRD Sumenep, Dul Siam mengatakan, salah satu tujuan dari

sidak untuk menindak lanjuti adanya informasi yang menyebutkan kondisi kapal cepat baru ini tidak layak operasi. “Kita, Komisi III ingin warga kepulauan ketika naik kapal Express Mega nanti benar-be-nar merasa nyaman dan aman,” paparnya.

Politisi PKB itu mengungkapkan, berdasarkan hasil temuannya di lapa-ngan, ternyata kondisi kapal Express Mega cukup bagus. Dia menilai, kapal baru ini

sudah sangat representatif untuk melayani masyarakat kepulauan. Menurut dia, jika hanya dilihat dari sisi luar, kapal Express Mega memang terlihat kurang bagus. “Tapi kalau dilihat ke dalam, ternyata sudah bagus,” katanya.

Dul Siam juga menilai kapal cepat ini lebih layak dan aman jika dibandingkan dengan kapal Express Bahari. Pasalnya, kapal Express Mega kerangkanya terbuat dari baja. Sehingga tahan terhadap ombak. Bahkan, tiketnya juga lebih murah, yaitu Rp. 185.000 untuk kelas ekonomi dan hanya sekitarRp. 200.000 untuk VIV.

=ADV/FATHOL ALIF

INSPEKSI MENDADAK

Komisi III Sidak Kapal Cepat Baru

Rumah Kos MaKin LiaR

W dan T Mengaku Rekan Kerja Sesama Sales

GENCAR. Petugas gabungan dari Polsek dan Koramil Kota Pamekasan melakukan operasi pekat ke sejumlah rumah kos.

Maka orang yang ber-puasa, apalagi sebulan penuh, tentu telah me-ngalami metamorfosis

menjadi lebih baik.”

Achmad Fauzi Ketua Laskar Muda Indonesia; Calon Wakil Bupati Sumenep.

SiDAK. Ketua Komisi III DPRD Sumenep Dul Siam dan sejumlah anggota Komisi III saat melakukan sidak di Pelabuhan Kalianget, Kamis (25/6).

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV BB Sumenep KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

Beras yang diterima oleh pen-erima manfaat warnanya sudah menguning. Bahkan, kondisi be-ras banyak yang lapuk dan nyaris seperti tepung. Selain itu, berat takaran persaknya tidak utuh, yang mestinya 15 kilogram me-nyusut menjadi 13,5 kg per sak.

"Awalnya saya senang, karena sudah lama menunggu pencairan raskin. Tapi setelah kami terima, malah kualitasnya sangat jelek, tidak ubahnya seperti pakan ter-nak," kata salah satu penerima bantuan raskin di Desa Talang, Bambang Supratman.

Katanya, dirinya sempat berkeinginan mengembalikan raskin yang diterimanya. Hanya saja, dirinya merasa kasihan ke-pada kepala desa setempat. "Kalau semua raskin yang telah sampai pada warga masih dikembalikan, kan tidak enak sama Pak Kades (Kepala Desa), disangka kami tidak butuh beras itu," terangnya.

Jika pada bulan selanjutnya kualitas raskin sama dengan yang didistribusikan kali ini, semua penerima sepakat untuk meno-laknya. "Kami juga telah men-yarankan kepada Pak Kades agar

sebelum didistribusikan pada warga untuk mengeceknya. Jika kualitasnya jelek lebih baik dito-lak dan dikembalikan ke Bulog," pintanya.

Sementara Kepala Gudang Bu-log Sumenep Ainul Fatah mem-bantah bahwa kualitas beras yang telah didistribuikan ke penerima kualitasnya jelek. Sebab, sebelum dilakukan pendistribusian dari Gudang Bulog masih dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

"Soal kualitas, tim raskin Kabupaten sudah ratusan kali mengatakan, selagi tidak dikem-balikan, wacana kualitas raskin jelek itu bohong," katanya, Kamis (25/6).

Menurutnya, jika ditemukan kualitas raskin yang jelek dan berat takaran setiap saknya tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, maka segera kembalikan ke

Gudang Bulog. Pihaknya berjanji akan segera mengganti dengan kualitas dan berat takaran standar Bulog.

Hanya saja, pihaknya meng-ingatakan bahwa kualitas beras

Bulog tidak sama dengan beras yang biasa dijual di pasaran, sep-erti beras cap Ikan Paus, Mangga dan jenis beras premium lainnya. Karena beras yang disimpan di Gudang Bulog adalah jenis beras medium yang kualitasnya lebih rendah dibandingkan kualitas be-ras premium. Sebab beras Bulog hanya diperuntukkan bagi warga yang taraf ekonominya menen-gah ke bawah, bukan warga yang taraf perekonomiannya menegah ke atas.

"Harganya pun berbeda jauh dengan beras di pasaran. Jika be-ras premium harganya sampai be-lasan ribu per kilogramnya, tapi untuk beras Bulog hanya Rp 7300 per kilogramnya. Jadi, kalau ada takaran dan kualitas yang tidak sesuai, silakan saja dikembalikan gito loh," imbaunya penuh guyon.

=JUNAEDI/MK

Bulog Distribusikan Raskin Tidak Layak KonsumsiSUMENEP - Gudang Bulog Kabupaten Sumenep mendis-tribusikan bantuan beras bagi warga miskin (raskin) tidak layak konsumsi. Seperti yang terjadi di Desa Talang, Kecamatan Saronggi, yang didistribusikan beberapa hari yang lalu.

Fatah: Selagi Tak Dikembalikan, Wacana Raskin Jelek Bohong

RASKIN. Karyawan Gudang Bulog Sumenep mengawasi beras bantuan untuk warga miskin (raskin) yang hendak didistribusikan. Warga Desa Talang Kecamatan Saronggi menerima raskin yang sudah lapuk dan hancur nyaris seperti tepung.

Soal kualitas, tim raskin Kabupaten su-dah ratusan kali men-gatakan, selagi tidak

dikembalikan, wacana kualitas raskin jelek

itu bohong,"

Ainul Fatah Kepala Gudang Bulog

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV CSumenep

Awalnya setiap manusia itu ibarat ulat yang ber-bulu, namun akhirnya ia

adalah kupu-kupu cantik, indah nan berterbangan. Begitulah sebuah analogi sederhana un-

tuk mengawali diskusi santai tentang topik ini. Kita semua memang sudah bersepakat bahwa puasa itu punya arti me-nahan, baik menahan diri dari lapar, haus, maupun berpan-tang dari segala perbuatan yang membatalkan puasa.

Namun, sungguh sempit jika puasa hanya seperti itu, sebab jika kita telisik secara pelan-pelan dan hati-hati, pua-sa (lebih-lebih puasa Ramadan) ibarat sebuah madrasah. Kita tahu madrasah, ia menjadi tem-pat untuk mendidik hati dan terapi psikologis. Gurunya ada-lah Allah SWT, kurikulumnya adalah kerja lapangan (bermal), sementara jam belajar mulai dari terbit fajar hingga sang

mentari tenggelam. Metode be-lajar cara belajar aktif. Hasilnya keterampilan pengendalian diri, dengan gelar fantastis sang muttaqin (yaitu; orang-orang yang bertaqwa).

Ketika ia menjadi madrasah terapi. Maka puasa akan memi-liki dampak yang cukup signifi-kan terhadap mental seseorang yang berpuasa. Bahkan mampu membentuk karakter bangsa. Saya sepakat dengan Bung Karno. Suatu bangsa itu me-mang tak bisa di bangun den-gan karakter yang bobrok atau karakter yang rusak. Maka perlu pembangunan karakter dengan mental yang kuat. Maka puasa ramadanlah yang tepat untuk menjadi terapi dari semuanya;

mental, hati maupun pikiran.Lagi-lagi, kalau boleh saya

katakan bahwa ibadah puasa (shiam) Ramadan merupakan terapi psikologis mengubah mental manusia dalam ke-hidupannya. Puasa itu revolusi mental. Revolusi mental yang dibentuk ibadah puasa adalah mengubah cara pandang seorang Muslim dalam hidupnya. Cara pandang atau mindset inilah yang menentukan prilaku seseorang.

Maka orang yang berpuasa, apalagi sebulan penuh, tentu telah mengalami metamorfosis menjadi lebih baik. Yang awalnya hanya ulat yang berbulu, pasca puasa ramadan usai, ia telah menjadi kupu-kupu cantik nan beterbangan. Hatinya bersih, mental yang kuat, prilaku yang baik hingga wajahnya berseri-seri dan indah dilihat.

Salah satu bentuk revolusi mental yang diajarkan ibadah puasa adalah rasa cinta dan dekatnya seorang manusia den-gan Tuhannya. Menurutnya, orang yang dekat dan cinta dengan Allah, maka ia senanti-sa mendapat ketenangan hidup (sakinah). Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah contoh konkritnya. Mereka adalah fig-ur-figur teladan yang hidupnya mendapatkan sakinah Allah.

Maka dari itu, salah satu tanda orang yang hidupnya sak-inah adalah hatinya bersih dari segala pengakit hati. Misalnya, dusta, khianat, ghibah atau gossip, dan lain-lainnya. Maka dari itu, puasa Ramadan ada-lah bagian dari revolusi mental; agar semua penyakit hati dapat sirna dan menghilang. Wallahu A’lam.=

KORAN MADURA

Call Centre (0328) 6770024

Iklan Baris Bergambar

Advertorial

Berita Kehilangan

Display

PASANG IKLAN

Madrasah Mental

Tor-ator Pasaan

Oleh Achmad Fauzi Ketua Laskar Muda Indonesia; Calon Wakil Bupati Sumenep.

Selamat menunaikan ibadah PuaSa 1436 h / 2015 m

"Warga menolak jika lokas-inya tetap di Desa Paseraman. Warga memilih bangun bandara dengan cara urunan," kata ang-gota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupat-en Sumenep itu, Kamis (25/6).

Warga menolak pembangu-nan bandara yang akan dilaku-kan tahun ini itu, karena lahan yang hendak dibangun dinilai tidak layak dan bertentangan dengan keinginan warga Ke-camatan Arjasa.

Kondisi lahan Desa Pasera-man tidak rata dan dipenuhi ju-rang. Sehingga untuk menutupi jurang-jurang tersebut diperlu-kan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sementara pembangu-nan bandara membutuhkan la-han yang rata untuk dijadikan

landasan pacu (run way).Selain itu, akses transpor-

tasi menuju lokasi yang akan dibangun bandara tidak men-dukung, karena banyak yang rusak dan belum tersentuh perbaikan. Hal itu dinilai dapat mengganggu kelancaran trans-portasi.

"Kami yakin, Kepala Dishub (Dinas Perhubungan, Moham-mad Fadillah) tak pernah tahu lokasinya. Saya menantang se-mua yang terlibat untuk turun ke lokasi, karena saya tidak in-gin pembangunan bandara kali ini gagal lagi seperti tahun lalu dengan alasan tanah tak siap," tegasnya.

Politisi Partai Bulan Bin-tang (PBB) itu meragukan hasil survei yang telah dilaku-

kan beberapa bulan lalu. "FS (feasibility study) yang dilaku-kan juga sudah mabuk, karena masih banyak lokasi lain yang lebih pantas untuk dibangun bandara," terangnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sumenep Mohammad Fadillah menga-takan, penentuan lokasi sudah melalui survei. ”Penentuan lokasi itu sudah melalui survei, itu pun dilakukan sebanyak tiga titik, namun yang cocok hanya di Desa Paseraman, makanya diletakkan di sana,” katanya.

Dikatakan, survei pertama dan kedua dilakukan di Desa Gelaman, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean. Sementara sur-vei yang ketiga kalinya dilaku-kan di Desa Paseraman.

”Jadi, setiap pelaksanaan suatu kegiatan diawali dengan FS atau studi kelayakan yang me-nentukan secara teknis bahwa suatu lokasi memenuhi syarat untuk dijadikan bandara. Jadi buka asal-asalan atau ditetapkan begitu saja,” ungkapnya.

Menurutnya, dipilihnya Desa Paseraman sebagai tem-pat pembangunan bandara penerbangan perintis, karena letak geografisnya lebih strat-egis dibandingkan dengan dua tempat lainnya.

”Selain lebih dekat, dilihat dari standar KKOP (Kawasan keselamatan Operasi Pener-bangan) dan persyaratan yang lain, lokasi itu memenuhi per-syaratan. Makanya, kami pilih lokasi di sana,” terangnya.

Untuk diketahui, pemkab pada tahun 2015 menyediakan anggaran sebesar Rp 16,6 mil-iar. Rinciannya, sebesar Rp 1,1 miliar untuk pembebasan la-han, dan sebesar Rp 6,5 untuk pembangunan sarana yang lain.

Bupati Sumenep A. Busyro Karim memastikan, pada tahun ini pesawat Susi Air bisa lang-sung melayani Rute Sumenep-Kangean. Mengingat semua persiapan sudah selesai di-lakukan, utamanya soal teknis pelaksanaan dan anggaran.

=JUNAEDI/MK

Warga Tolak Bandara di Desa PaseramanSUMENEP – Warga Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Badrul Aini mengatakan, masyarakat menolak rencana pembangunan bandara oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, di Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa.

Badrul Aini: Kami Yakin Kadishub Tak Tahu Lokasinya

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV D Sumenep

SUMENEP - Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) Sumenep, hingga saat ini belum melakukan verifikasi ijazah guna memastikan tidak ada penggunaan ijazah palsu di kalan-gan pegawai negeri sipil (PNS). Veri-fikasi ijazah masih akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

"Objek verifikasi adalah ijazah strata satu (sarjana) dan strata dua (pascasarjana) yang digunakan para PNS dalam proses karirnya di lingkungan Pemkab Sumenep," kata Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Sumenep, Titik Suryati di Sumenep, Kamis (25/6).

Verifikasi ijazah PNS itu dilaku-kan untuk menindaklanjuti Su-rat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Bi-rokrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Penanganan Ijazah Palsu Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri di Lingkun-gan Instansi Pemerintah.

Titik menjelaskan, pihaknya tel-ah menginventarisasi jumlah para PNS yang menggunakan ijazah sar-jana dan pascasarjana dalam proses karirnya di lingkungan Pemkab Sumenep.

"Itu merupakan langkah awal yang kami lakukan dalam rangka verifikasi ijazah PNS. Saat ini, jum-lah PNS di lingkungan Pemkab Sumenep sebanyak 10.981 orang," ujarnya.

Hasil inventarisasi sementara yang dilakukan oleh BKPP Sumenep, tercatat 3.000-an PNS setempat yang menggunakan ijazah sarjana maupun pascasarjana dalam proses karirnya.

Selain itu, juga telah dicatat no-mor ijazah, nama mahasiswa, nomor induk mahasiswa, dan perguruan tinggi sebagaimana yang tercantum dalam ijazah para PNS tersebut.

"Proses pendataan masih dilaku-kan oleh staf kami. Nantinya, data itu yang akan kami verifikasi kepada para pihak terkait guna memastikan ijazah tersebut asli atau tidak palsu," ucapnya.

Ia juga mengemukakan, pihakn-ya belum menerima laporan secara resmi tentang dugaan adanya PNS di lingkungan Pemkab Sumenep yang menggunakan ijazah palsu dalam proses karirnya.

"Selama ini pula, untuk semen-tara memang belum ada PNS di lingkungan Pemkab Sumenep yang diperiksa secara internal terkait dugaan penggunaan ijazah palsu. Itu sesuai hasil koordinasi kami dengan pimpinan inspektorat," kata Titik.

=ABD AZIZ/ANT

IJAZAH PNS

Pemkab Belum Verifikasi

Mahasiswa mengaku ke-cewa, karena maksud kedatan-gannya untuk menindak lanjuti persoalan-persoalan yang ter-jadi dalam PT. WUS yang dinilai masih belum selesai. Bahkan, berdasarkan informasi terbaru yang diterimanya, perusahaan milik daerah ini kembali tidak menyetorkan PAD.

Selain itu juga untuk meng-galang tanda tangan sebagai bentuk dukungan kepada

pihaknya yang akan berkirim surat kepada BPK RI agar segera mengaudit PT. WUS. “Kita akan melihat, seperti apa nyali Komisi II mendukung kami,” tegasnya, kemarin.

Menurut Hazmi, pihaknya sudah melayangkan surat kepada Komisi II pada tanggal 23 Juni lalu dengan maksud untuk melakukan audiensi. Pengakuannya, kemarin adalah waktu yang telah disepakati

untuk digelar audiensi antara Fam’s dan Komisi II.

“Tapi setelah kami datang ke sini, ternyata tidak ada ang-gota dewan sama sekali. Ada apa ini?” herannya. Bersama kedua temannya, Hazmi kemarin tiba di kantor DPRD Sumenep sudah sejak pukul 09.00 WIB. Namun, sampai pukul 11.00 WIB. tetap tak ada seorangpun yang menemui mereka.

Tak hanya merasa kecewa, namun mahasiswa juga mulai mencurigai adanya konspirasi terselubung antara Komisi II dengan PT. WUS serta pihak terkait lainnya. Pasalnya, menurut pengakuan Hazmi, ke-marin adalah kali kedua mereka gagal melakukan audiensi dengan komisi tersebut.

“Sebelumnya gagal karena alasan ada tugas ke Balikpa-pan. Terus sekarang gagal lagi. Jangan-jangan betul, Komisi II sudah “masuk angin”,” katanya. Dikatakan, upaya lain yang akan dilakukan selanjutnya ialah akan datang kembali menemui Komisi II untuk berdiskusi dan meng-galang tanda tangan.

Sementara Ketua Komisi II DPRD Sumenep, A. Fajar Hari Ponto mengatakan, dalam minggu ini agenda pihaknya memang padat. Sehingga tak bisa menemui mahasiswa. “Jadi tidak bisa. Karena masih ada pembahasan. Mungkin kalau sudah pembahasan, baru bisa,” pungkasnya.

=FATHOL ALIF/MK

AUDIENSI

Komisi II Enggan Temui MahasiswaSUMENEP - Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Sumekar (Fam’s) men-datangi Kantor Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Kamis (25/6) untuk mel-akukan audiensi. Hanya saja, dari pihak komisi tidak ada yang menemui mereka.

Aktivis Front Aksi Mahasiswa Sumekar (Fam’s) membaca draf penggalangan tanda tangan kepada Komisi II DPRD, Kamis (25/6) di lobi Gedung DPRD. Namun Komisi II tak menemui rencana audiensi tersebut.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV ESumenep

Sejumlah warga Guluk-Guluk itu tiba di Kantor Kejari sekitar pukul 11.00 WIB. Sekitar satu jam setengah, mereka melakukan au-diensi dengan kepala kejaksaan di Aula Kantor Kejari Sumenep se-cara tertutup. Sejumlah awak me-dia tidak diperkenankan menjadi

bagian dalam audiensi tersebut.Koordinator warga, Subli Bangal

ditemui usai melakukan audiensi menuturkan, tujuan kedatangan-nya ke kantor Kejari kemarin tidak lain untuk menanyakan perkem-bangan laporannya tentang dugaan penyelewengan raskin di Desa

Guluk-Guluk yang hingga saat ini masih berstatus penyelidikan.

Dari hasil pertemuannya, dan berdasarkan penjelasan dari pihak kejaksaan, kasus tersebut hingga saat ini masih belum dit-ingkatkan ke penyidikan karena kejaksaan kesulitan memanggil saksi kunci dalam kasus dimak-sud, yaitu ketua panitia pendistri-busian raskin. "Katanya ketika di-panggil selalu tidak hadir karena sakit," paparnya kemarin.

Selain itu, banyaknya saksi yang harus diperiksa terkait kasus itu juga disebut sebagai alasan ke-

jaksaan belum bisa meningkatkan tahapannya, dari penyelidikan ke penyidikan. "Harapan kami kasus ini ditangani secara profesional oleh pihak kejaksaan," harapnya.

Sementara Kajari Kabupaten Sumenep, Roch Adi Wibowo men-jelaskan, selain beberapa alasan yang telah disebutkan oleh Subli tersebut, salah satu kendala yang dihadapi pihaknya dalam menan-gani kasus ini, dalam kasus ini dugaan penyelewengan raskin yang dilaporkan selama lima ta-hun. "Sehingga kesulitan mela-caknya," papar dia.

Terkait dengan saksi kunci yang sering mangkir saat dipang-gil, pihaknya tidak bisa melaku-kan pemanggilan paksa. Pasalnya, berdasarkan aturan yang berlaku, pemanggilan paksa hanya bisa di-lakukan ketika suatu kasus sudah sampai di tahap penyidikan.

"Tapi bukan berarti kami tidak berbuat apa-apa. Kami juga sudah pernah mengeceknya langsung. Kita panggil. Tak hanya itu, kita juga tanyakan kepada dokternya, apa surat yang diberikan itu benar, atau tidak," katanya meyakinkan.

=FATHOL ALIF

Warga Guluk-Guluk Kembali Datangi KejaksaanRoch Adi Wibowo: Kami Kesulitan MelacaknyaSUMENEP- Untuk kesekian kalinya, sejumlah warga Desa Guluk-Guluk kembali mendatangi Kantor Kejaksaan Neg-eri (Kejari) Kabupaten Sumenep, Kamis (25/6). Mereka kembali menanyakan perkembangan laporan terkait kasus dugaan penyelewengan raskin di desa tersebut.

SUMENEP - Salah satu operator kapal yang beroperasi di Kabupaten Sumenep, PT Dharma Dwipa utama menyiapkan jadwal khusus ope-rasional dua unit kapalnya selama masa angkutan Lebaran 2015.

"Jadwal pelayarannya tidak sama dengan jadwal reguler. Na-mun, sifatnya hanya sementara, yakni selama masa angkutan Leb-aran 2015 untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah calon penumpang," ujar Kepala PT Dharma Dwipa Utama Cabang Ka-lianget, Moh Darmawan di Sume-nep, Kamis (25/6).

PT Dharma Dwipa Utama yang merupakan anak perusahaan PT Dharma Lautan Utama itu meng-operasikan dua unit kapal, yakni KMP Dharma Kartika dan KMP Satya Kencana.

Kapal Dharma Kartika melayani jalur Kalianget-Sapudi-Jangkar dan Kalianget-Raas-Jangkar sebanyak dua kali dalam sepekan.

Sementara Kapal Satya Kencana melayani lintasan Kalianget-Jang-kar setiap hari.

"Sejak beberapa waktu lalu, kami bersama staf operasional membuka dan mengevaluasi data tentang jumlah penumpang pada masa angkutan Lebaran 2014 di setiap jalur. Data tersebut men-jadi salah satu pedoman bagi kami

untuk menyiapkan jadwal khusus pada masa angkutan Lebaran 2015," kata Darmawan, menerangkan.

Ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan pengumuman atau pemberitahuan tentang jadwal khusus itu kepada calon pengguna jasa kapalnya sebelum diterapkan.

"Rumusan jadwal operasional khusus kapal selama masa ang-kutan Lebaran 2015 sudah masuk finalisasi dan kemungkinan besar akan diterapkan sejak H-10 hingga H+10 Hari Raya Idul Fitri," ucapnya, menambahkan.

Darmawan juga memastikan Kapal Dharma Kartika dan Kapal Satya Kencana dalam kondisi laik layar selama masa angkutan Leb-aran 2015.

"Untuk sementara, Kapal Dhar-ma Kartika tidak beroperasi, ka-rena masuk masa dok (perawatan) tahunan sejak 5 Juni hingga 27 Juni. Kapal tersebut akan berope-rasi kembali pada 28 Juni. Selama masa dok itu, Kapal Satya Kenca-na juga beroperasi di jalur reguler yang dilayani Kapal Dharma Kar-tika," katanya.

PT Dharma Dwipa Utama ada-lah satu-satunya operator kapal yang melayani lintasan Kalianget-Jangkar, Kalianget-Sapudi-Jangkar, dan Kalianget-Raas-Jangkar.

=ABD AZIS/ANT

JELANG LEBARAN

Operator Kapal Siapkan Jadwal Khusus Lebaran

PESANAN NISAN MELONJAK. Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan nisan di sebuah industri pembua-tan nisan Desa Banyuurip, Kertek, Wonosobo, Jateng, Kamis (25/6). Perajin nisan berbahan keramik, marmer, granit dan porselen tersebut mengaku selama bulan Ramadan omzet penjualan melonjak hingga 10 kali lipat dibanding bulan lain, berbagai jenis nisan dijual dengan harga antara Rp400 ribu-Rp10 juta tergantung ukuran dan bahan serta tingkat kesulitan.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IVFNASIONALPROBOLINGGO FPamekasan KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

Padahal ketersediaan pupuk bersub-sidi itu sudah disesuaikan dengan luas area pertanian yang tertera dalam usulan RDKK para petani. Semestinya kebutuhan pupuk di Pamekasan tercukupi. Akan tetapi, yang terjadi justeru sebaliknya, pupuk seolah-olah menghilang dari pasaran ketika dibu-tuhkan oleh para petani.

Kesulitan itu dirasakan Ach Suaidi, seorang petani asal Desa Bendungan, Kecamatan Pakong. Menurutnya, setiap musim tanaman, baik itu padi maupun tembakau, pupuk yang ada di pasaran ke-rapkali berbeda dengan kebutuhan petani. Ia mencontohkan, saat petani butuh pupuk Urea, yang ada di Pasaran justru jenis ZA.

“Kalau kebutuhan pupuk di tingkat petani tinggi, ketersediaan sering langka. Sehingga, kami sulit menemukan pupuk yang diingin-kan untuk dibeli. Makanya, kami minta agar ketersediaan pupuk untuk diperhatikan oleh pemerintah,” kata Suaidi saaat dialog di Pen-dopo Kecamatan Pakong.

Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan, Alwi Beiq, selaku Ketua Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), pupuk bersubsidi tidak dijual bebas di pasaran. Sehingga tidak mungkin pupuk bersubsidi dapat di beli di toko-toko.

Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, masyarakat harus tergabung ke kelompok tani. Sebab distribusi pupuk bersubsidi menggunakan sistem tertutup. Yaitu dari Produsen ke Distributor, kemudian kios.

“Dari kios iitu kemudian disalurkan ke masing-masing kelompok tani, dan di-terima oleh petani yang tergabung dalam kelompok. Jadi, kalau ada pupuk bersub-sidi dijual bebas di toko itu melanggar, dan kalau menemukan hal itu silakan lapor-kan,” kata Alwi.

Menurutnya, sulit sekali terjadi kelang-kaan pupuk. Sebab, stok pupuk untuk 1 ta-hun penggunaan di Pamekasan telah dihi-tung sesuai dengan tingkat kebutuhan dan luas area lahan pertanian maupun perke-bunan yang dimiliki petani Pamekasan.

Berdasarkan data di KP3 Pamekasan, kuota pupuk tahun 2105 ini, jenis Urea se-banyak 26.182 ton yang akan dibagi dua sub

sektor, yaitu pertanian 25.766 ton dan perke-bunan 417 ton. Jenis SP-36 untuk pertanian sebanyak 2.133 ton dan perkebunan 3.988 ton, sehingga total sebanyak 6.121 ton.

Kemudian jenis ZA sebanyak 7.464 ton, akan dibagi tiga sub sektor, terdiri dari per-tanian 2.846 ton, perkebunan 4.612 ton, dan peternakan 6 ton. Jenis NPK sebanyak 4.101 ton, dengan pembagian untuk pertanian 1.678 ton, sedang perkebunan 2.414 ton.

Sementara itu, jenis pupuk organik bersubsidi sebanyak 4.116 ton. Jumlah itu akan dibagi tiga sub sektor, yaitu pertanian 3.552 ton, perkebunan 560 ton, dan peter-nakan sebanyak 4 ton.

“Kalaupun ada kelangkaan tidak akan berlangsung lama. Karena biasanya ke-langkaan yang terjadi disebabkan hal-hal teknis, seperti terkendalanya distribusi. Bukan karena kehabisan stok,” ungkapnya.

=ALI SYAHRONI/RAH

Saat Dibutuhkan, Pupuk Tak AdaAlwi Beiq: Kelangkaan Terkendala Distribusi, Bukan Kehabisan Stok

PAMEKASAN – Petani di Pamekasan mulai gelisah. Penyebabnya pupuk yang melimpah ruah ketika tak dibutuhkan, saat dibutuhkan justru tak ada. Sejumlah petani belakangan ini sudah mulai kesulitan memperoleh pupuk.

TANAMAN CAMPURSARI. Petani merawat tanaman tembakau yang ditanam campursari dengan jagung, mentimun, terong dan kacang tanah, di Kelurahan Barurambat Timur, Pamekasan, Jatim. Se-bagian besar petani di daerah itu melakukan penanaman beberapa komoditas secara bersamaan dalam satu lahan (campursari) guna menyiasati keterbatasan lahan.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV GPamekasan

Menurut politisi yang juga menjabat Ketua Komisi I ini, banyak pimpinan SKPD yang belum menjalankan program secara maksimal sehingga perlu dievaluasi dan diganti dengan pejabat yang lebih progresif dan memiliki sema-ngat kerja agar program pem-bangunan yang dicanangkan bupati bisa berjalan maksimal. Ia menilai sejumlah pimpinan SKPD tidak bisa menerjamah-kan visi misi bupati sehingga ada beberapa program yang terkesan mandeg.

Ismail tidak merinci pimpinan SKPD mana saja yang harus dikoreksi dan diganti. Namun ia memberi sinyal bahwa hal ini terjadi di beberapa SKPD. Oleh kare-nanya ia meminta bupati agar segera melakukan langkah nyata dengan memutasi pembantunya agar tidak

menimbulkan kesan negatif pada pemerintahan bupati. “Mayoritas program yang dicanangkan bupati tidak dijalankan oleh bawahannya. Tetapi yang salah pada akhir-nya tetap bupati,” jelasnya.

Sampai berita ditulis, Bupati Pamekasan, Achmad Syafii belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Namun dalam sebuah kesempatan, pihaknya menegaskan bahwa memasuki tahun ketiga pemerintahan-nya bukan saatnya lagi untuk memberi pembinaan kepada para pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak bisa menjalankan tugas dengan baik tetapi akan dilakukan tindakan tegas. Meski tidak menyebut secara spesifik, namun pernyataan ini memberi sinyal terhadap pembenahan pelayanan masyarakat di berba-gai sektor.

=A. FAUZI M/RAH

Kadis Tak Produktif Harus Segera DigantiIsmail: Mayoritas Program Bupati Tak Dijalankan BawahannyaPAMEKASAN - Anggota DPRD Pamekasan, Fraksi Partai Demokrat, Ismail mengingatkan Bupati setempat Achmad Syaf ii segera mengganti kepala dinas (kadis) yang tidak maksimal dalam men-jalankan program di lembaga yang dipimpinnya. Hal dimaksudkan agar roda pemerintahan bisa berjalan secara maksimal sesuai visi dan misi yang diusung bupati.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IVH Pamekasan Pamekasan

Kondisi itu memunculkan dugaan dokter spesialis itu men-cari penghasilan lebih besar de-ngan buka praktik di rumhanya, sehingga lebih sibuk dengan urusan buka praktik di rumahnya sendiri daripada menjalankan tugas profesinya di rumah sakit pelat merah itu.

Keluhan itu disampaikan Abd Wahed, warga Pegantenan, kepada Bupati Pamekasan Ach-mad Syafii saat sesi dialog dalam kegiatan Safari Ramadan yang digelar di Pendopo Kecamatan Pegantenan. Menanggapi masu-

kan masyarakat itu, Bupati Syafii hanya mengaku akan menyam-paikannya kepada Direktur RSUD Pamekasan.

Menurut Wahed, pelayanan di poliklinik paling layak dike-luhkan, karena sering dijumpai dokter spesialis datang terlam-bat. Di antara mereka hanya da-tang sebentar, kemudian pergi lagi. Padahal, jam kerja belum selesai.

Untuk itu, ia meminta kepada Bupati Pamekasan, untuk me-nertibkan jam kerja dokter spe-sialis di RSUD, sehingga dokter

spesialis lebih mengutamakan tu-gas pokoknya di rumah sakit, agar pelayanan terhadap masyarakat semakin baik.

“Dampak dari banyaknya dok-ter spesialis yang buka praktik sendiri, sekarang sangat dirasa-kan masyarakat. Mereka hanya mementingkan kemajuan klinik pribadinya daripada tugasnya di Rumah Sakit. Kami minta supaya pelayanan kepada masyarakat bisa diperbaiki,” kata Wahed.

Sementara itu, saat dikonfir-masi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan, Farid Anwar mengklaim bahwa dokter spesialis di RSUD Pamekasan se-lalu ada di Poliklinik dan masuk sesuai dengan jam kerja pegawai negeri sipil (PNS) lainnya.

Setiap orang diperbolehkan mendirikan klinik, termasuk juga dokter spesialis. Sebab, hal itu

merupakan hak pribadi sese-orang. Menurutnya, dokter spesia-lis RSUD yang buka praktik sendi-ri, harus menyelesaikan jam kerja sebelum beraktivitas di kliniknya sendiri.

Bahkan, dokter spesialis pu-nya kewajiban melayani pasien di luar jam kerja, jika memang ada pesian yang membutuhkan pe-nanganan di luar jam kerja, tidak perlu harus mengoptimalkan jam kerja mulai pukul 07.00 WIB hing-ga 14.00 WIB.

“Kecuali dokter spesialis yang tenaga kontrak. Jam kerjanya sama dengan jam kerja PNS lain-nya. Dokter spesialis itu tetap melayani di luar jam kerja, tidak perlu optimalisasi jam kerja. Yang penting masyarakat tidak dirugi-kan saja dan bisa terlayani,” kelit dr. Farid.

=ALI SYAHRONI/RAH

Kedisiplinan Dokter Spesialis RSUD DikeluhkanFarid: Dokter Spesialis Wajib Melayani Pasien di Luar Jam KerjaPAMEKASAN – Kedisiplinan Dokter Spesialis di RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan dikeluhkan oleh masyarakat. Sering dijumpai dokter spesialis datang terlambat untuk melaksanakan tugasnya di rumah sakit Kelas B itu.

PRODUKSI BATIK MENURUN. Perajin menjemur kain batik usai diproses, di Desa Klampar, Pamekasan, Jatim, Selasa (24/6). Produksi batik menjelang Idul Fitri 1436 H, menurun hingga 30 persen dibanding tahun lalu, selain karena daya beli masyarakat menurun juga karena minim inovasi.

PAMEKASAN - Persepam Madura Utama (Persepam MU) memastikan diri tampil sebagai peserta dalam turnamen Piala Kemerdekaan yang akan digelar pertengahan Juli mendatang. Manajemen tim sudah menan-datangani perjanjian keikutser-taan dalam turnamen ini.

Asisten Manajer Persepam MU, Nadi Mulyadi mengata-kan akan memanggil pemain dan pelatih dalam minggu ini. Mereka akan disodori kontrak baru selama turnamen ini.

“Minggu ini kami akan berkirim surat kepada tim pelatih dan para pemain. Mereka akan kami sodori kontrak baru selama turnamen ini mudah-mudahan bisa sesuai rencana,” katanya.

Nadi mengatakan tidak bisa memaksakan pemain maupun tim pelatih menyusul kisruh para elit yang berdampak pada pembekuan PSSI dan peng-hentian kompetisi. Namun demikian, pihaknya optimis para pemain bersedia berga-bung dalam skuad ini. “Semua pihak pasti memahami kondisi ini. Intinya jika mereka sepakat kami tindak lanjuti jika tidak kami akan cari solusinya. Tapi kami tidak sejauh itu dan fokus pada skuad yang ada dulu,” imbuhnya.

Nadi menjelaskan, turna-men Piala Kemerdekaan ini rencananya akan diputar sejak 25 Juli mendatang. Dan finalnya akan digelar pada 15 Agustus 2015 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Sehingga pihak-nya mulai mempersiapkan diri dengan langkah awal menyi-apkan perangkat tim.

Ia menegaskan, keikut-sertaan Persepam MU dalam turnamen ini semata-mata untuk memberi hiburan bagi publik bola Madura yang haus bola menyusul penghentian kompetisi sepakbola tanah air. Disinggung soal ancaman sanksi PSSI bagi klub yang mengikuti turnamen/kompetisi di luar PSSI, Nadi mengatakan tidak terlalu menghawatirkan hal itu. Sebab, kondisi PSSI juga sedang dijatuhi sanksi dan tidak mungkin menggelar kompetisi. Sehingga pihaknya memutus-kan untuk mengikuti turna-men ini dengan pertimbangan diatas serta memberi ruang kepada pemain untuk mengisi kekosongan kompetisi dengan mengikuti turnamen ini.

=A. FAUZI M/RAH

PIALA KEMERDEKAAN

Persepam Kumpulkan Tim

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV IPamekasan

3 rol geomimbran yang dikem-balikan itu dibawa dari sekitar tambak menggunakan mobil pi-kap. Kemudian barang tersebut diturunkan di halaman kantor DPK Pamekasan, Jl Wahid Hasyim, Pamekasan. Setelah disampaikan kepada pegawai DKP, petambak yang membawa itu pulang.

Petani garam dari kelompok

Kapeha II Desa Majungan, Su-narwi mengatakan, bantuan yang diberikan pemerintah tidak sesuai dengan harapan petambak garam. Ukuran alat tersebut tidak sama dengan luas lahan petani. Selain itu berkualitas jelek karena ter-lalu tipis.

Menurutnya, ideal ketebalan plastik teknologi geomimbran

pada umumnya itu 0,7 milime-ter, sementara pada bantuan itu hanya memiliki ketebalan sekitar 0,2 milimeter. Sehingga ia menilai hanya akan merepotkan petani, karena diperkirakan hanya akan bertahan hingga 2 tahun kedepan. Sementara geomimbran biasanya digunakan bisa berumur sampai 10 tahun.

“Kami menolak bantuan ini, karena sangat tipis. Makanya dikembalikan ke dinas (DPK), dengan harapan agar menjadi pertimbangan Pemerintah. Kami menginginkan agar pemerintah mengganti dengan alat baru yang lebih tebal agar lebih berman-faat untuk produksi garam selan-

jutnya,” kata Sunarwi.Menanggapi hal itu, petugas

pelayanan informasi dan data (PPID) pembatu pada DPK Pame-kasan, Agus Hadi Subeno me-ngatakan, pihaknya bingung de-ngan sikap petambak garam yang mengembalikan bantuan geom-imbran tersebut.

Awalnya semua kelompok petambak garam setuju dengan bantuan itu. Hal itu dibukti-kan dengan tanda tangan ketua kelompok masing-masing pene-rima pada berita acara serah ter-ima pembagian bantuan tersebut. Apalagi sebelumnya juga sudah disosialisasikan spesifikasi ban-tuan tersebut.

Di Pamekasan terdapat 9 kelompok yang mendapat ban-tuan tersebut, setiap kelompok mendapatkan bantuan sebanyak 3 rol geomimbran. Dengan spesi-fikasi panjang geomimbran 150 meter dan lebar 5 meter, serta ketebalan 220 mikron.

“Sebenarnya bantuan ini sudah tidak ada masalah. Tapi karena ini sudah dikembalikan, kami memanggil ketua kelom-poknya untuk membicarakan pengembalian bantuan geo-mimbran itu, agar kami bisa melaporkan masalah ini kepada Pemerintah Provinsi,” kata Su-beno.

=ALI SYAHRONI/RAH

Petani Kembalikan GeomimbranPihak DPK Merasa Bingung dengan Sikap Para PetaniPAMEKASAN – Kekecewaan petambak garam asal Desa Majungan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, terus ber-lanjut. Setelah mengaku menolak bantuan geomimbran dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, mereka mengemba-likan bantuan itu ke Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Pamekasan, Kamis (25/6).

MENOLAK. Petambak garam mengembalikan bantuan geomimbran ke kantor Dinas Perikanan dan Kelautan, Jl Wahid Hasyim, Pamekasan, kemarin (25/6)

KORAN MADURAJUMAT 19 JUNI 2015 | No. 0630 | TAHUN IVJ JSampang KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635 | TAHUN IV

Pria berusia 21 tahun yang berprofesi sebagai nelayan itu diciduk di Desa Sejati, Kecama-tan Camplong pada hari Rabu (24/6). Dia dilaporkan ke pihak kepolisian oleh warga, karena diketahui sering mengonsum-si narkoba jenis sabu-sabu di wilayahnya.

Tak lama dari laporan itu, petugas kepolisian langsung bergerak cepat untuk memastikan laporan tersebut. Sampai di tem-pat kejadian parkara (TKP), ter-sangka lagi berpesta SS di dalam kamar.

“Kita tangkap tersangka di salah satu rumah warga di Desa Sejati sekitar pukul 20:15 Wib atau setelah salat tarawih,” kata AKP Arief Kurniady, Kamis (25/6).

Kata Arief Kurniady, dari tan-

gan tersangka, petugas kepolisian berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa narkotika jenis sabu-sabu seberat 0,42 gram, satu lembar uang Rp 1000 yang

digunakan sebagai pembungkus SS serta satu buah handphone. “Setelah tersangka tertangkap basah, tersangka langsung dia-mankan beserta barang buktin-ya,” jelasnya.

Menurut Arief, pihaknya juga memburu teman tersangka yang menjadi daftar pencarian orang (DPO) serta menjadi sumber ba-rang haram yang dibawa tersang-ka. Bahkan Arief mengaku sudah mengantongi sejumlah data dan identitasnya. “Kami sudah men-gantongi teman tersangka yang menjadi sumber SS yang didapat, saat ini orang tersebut menjadi DPO,” ungkapnya.

Lebih lanjut Arief menjelas-kan, petugas kepolisian saat ini sedang mendalami keterangan dari tersangka. Bahkan petu-gas sudah mulai menelusuri ke-beradaan tersangka agar segera tertangkap. “Saat ini kami sedang menelusuri keberadaan teman tersangka yang menjadi sumber,” ungkapnya.

Untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya, tersang-ka dijerat dengan Pasal 112 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman huku-man 12 tahun penjara.

=RIDWAN/LUM

SAMPANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang dalam mengelola pasar tradi-sional terkesan tidak serius, mengingat 40 kios yang ada di Pasar Margalela sampai saat ini tak kunjung digunakan. Bahkan, kondisi kios itu dibiarkan tanpa perawatan.

Pantauan Koran Madura, banyak fasilitas Pasar Margalela sudah tak terawat. Bahkan, sejumlah kios sudah dikelilingi rumput liar dan ada sebagian yang mengalami kerusakan di bagian depan. keberadaan kios di dalam pasar tersebut dike-tahui sudah 3 tahun lamanya dibiarkan tak dimanfaatkan.

Keterangan dari peda-gang Pasar Margalela, tidak berfungsinya puluhan kios tersebut disebabkan penghuni pasar serta pengunjung terlalu minim. Sehingga, kios yang dibangun pemerintah itu tidak ada yang menyewa.

“Saya sendiri terpaksa membiarkan kios lantaran sepi dan selalu mengalami kerugian. Bahkan dagangan saya ban-yak yang sudah kadaluarsa,” kata Hamidah pada Koran Madura, Kamis (25/6). Hari pasaran hanya tiga kali dalam seminggu,yakni hari Kamis, Sabtu, dan Selasa.

Kata Hamdiah, sejak dua tahun lalu, para pedagang yang menetap di Pasar Margalela sudah banyak yang pindah ke pasar lain. Hal itu disebabkan pengelolaan pasar tersebut kurang maksimal. “Meski-pun kondisi seperti itu, tidak membuat pemerintah selaku

pemegang kebijakan dalam pengelolaan pasar tersebut terkesan tutup mata dan tidak mau tahu atas kondisinya,” kritik Hamidah.

Muslim, pengunjung Pasar Margalela mengakui tempat Pasar Margalela mamang sudah tepat berada di lokasi yang cukup strategis. Namun lokasi strategis itu tidak cukup memancing masyarakat untuk menyewa kios atau berkunjung jika tidak diimbangi dengan pengelolaan yang cukup baik dari pemerintah. “Kurang lebih sudah tiga tahun, puluhan kios tersebut tidak ada yang me-nyewa. Sehingga, sampai saat ini tidak digunakan,” ungkap prai asal Keluruhan Polagan itu.

Kata Muslim, dalam kondisi seperti itu, selayaknya pemer-intah turun tangan untuk lebih memaksimalkan pengelolaan agar pasar tersebut bisa dimi-nati oleh masyarakat seperti pasar lainnya. Jika pemerintah tetap membiarkan, dimungkin-kan pasar itu akan mati.

“Kami harap pemerintah segara turun tangan serta men-gelola Pasar Margalela lebih baik, karena kondisinya saat ini sangat miris ketika melihat pengunjung pasar hanya ada 10-20 orang. Jadi pemerintah jangan menutup mata untuk mengembangkan pasar ini,” harapanya.

Sementara Kasi Pasar Dispendaloka Daman Huri belum memberikan keterangan lantaran saat dikonfirmasi via telepon tidak merespons.

=RIDWAN/LUM

KIOS KOSONG

Pemerintah Tak Serius Kelola Pasar Margalela

Pemuda Pamekasan Tertangkap Nyabu

Puluhan kios yang ada di Pasar Margalela Sampang tampak kosong dan tidak terawat. Menurut pedagang, pemerintah kurang serius mengelola pasar, sehingga pengunjung sepi dan pedagang pindah ke pasar lain.

Kasat Narkoba Polres Sampang AKP Arief Kurniady menunjukkan tersangka dan barang buktinya, Kamis (25/6).

SAMPANG - Kelihaian Rosidi, warga Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, membungkus narkotika jenis sabu-sabu (SS) dengan selembar uang pecahan Rp 1000, ternyata tidak berhasil mengecoh petugas kepolisian dari Satuan Reserse Narkoba (Satres-narkoba) Polres Sampang.

Kami sudah men-gantongi teman ter-

sangka yang menjadi sumber SS yang di

dapat, saat ini orang tersebut menjadi

DPO.

AKP Arief KurniadySatresnarkoba

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV KSampang

Komisi Belum Rumuskan Hasil Kunker

Sekretaris Dewan (Sekwan) Sampang Sudarmanto mengung-kapkan, sejauh ini hasil dari kun-ker komisi belum ada rumusan resmi secara tertulis yang diaju-kan kepada Sekretariat Dewan.

“Belum ada surat resmi dari masing-masing komisi terkait kunjungan kemarin,” kata Sudar-manto pada Koran Madura, Kamis (25/6). Meski belum ada rumu-san resmi, sekretariat tidak bisa menekan, mengingat rumusan itu merupakan kebijakan setiap komisi.

Menurut Sudarmanto, kunker yang dilakukan komisi bertujuan untuk menambah pengetahuan anggota DPRD Sampang agar lebih matang dalam membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang sudah masuk ke legislatif.

“Kebetulan bulan depan agen-da dewan akan membahas empat reperda yang sudah di paripurna-kan. Nah kunjungan itu sebagian berkaitan dengan raperda yang akan dibahas,” ucapnya.

Sudarmanto manambahkan, sesuai dengan catatan yang ada di sekretariat, masing-masing

komisi sudah melaksanakan dua kali kunker ke luar kota. Tempat yang dikunjungi Kota Lombok, Bandung, Jakarta dan Pontianak.

“Masing-masing komisi su-dah dua kali kunjungan di tempat yang berbeda. Tempat yang men-jadi jujukan dinilai punya potensi yang berkaitan dengan kondisi wilayah Sampang, salah satunya Lombok,” jelasnya.

Di sisi lain, Sudarmanto me-nyampaikan, hasil rumusan tidak wajib diserahkan dalam bentuk tertulis kepada sekre-tariat. Namun, ia berharap hasil rumusan kunker tersebut bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.

“Jika bisa, hasil kunker terse-but dilaporkan secara resmi atau tertulis. Sehingga kami tidak khawatir ketika ada yang mem-pertanyakan terkait hasil kunker tersebut,” tandanya.

Untuk diketahui, Komisi I dan II kunker ke Kota Lombok, Komisi II dan IV kunker ke Kota Bandung, Komisi I dan III ke Ja-karta, dan Komisi III dan IV ke Pontianak.

= RIDWAN/LUM

SAMPANG - Kunjungan kerja (kunker) masing-masing komisi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sampang, ke luar kota ternyata pulang dengan tangan hampa. Komisi yang sudah melakukan kunker sampai saat ini belum mem-berikan rumusan secara tertulis kepada Sekretariat Dewan.

ridwan/koran maduraFOTO BERSAMA. 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ka-bupaten Sampang foto bersama usai pengambilan sumpah/janji anggota pada tahun 2014.

TAK CAPAI TARGET PAD

Pengelolaan Lahan Parkir Dialihkan SAMPANG - Dinas Per-

hubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Sampang mengalih-kan pengelolaan lahan parkir Gor Wijaya, Pasar Srimangunan, dan Rumah Sakit Umum Dae-rah (RSUD) Sampang ke dinas terkait.

Kepala Dishubkominfo Sampang Ali Wafa melalui Kabid Darat Fadeli mengata-kan, pengalihan pengelolaan lahan parkir tersebut ke dinas terkait guna mempermudah pengelolaan karena selama ini pengelolaan itu belum me-menuhi target PAD yang sudah ditentukan.

“Dua tahun ini pengelolaan parkir di bawah Dishubkominfo memang tidak mencapai target PAD yang sudah ditentukan. Se-hingga dialihkan ke dinas terkait agar mempermudah pengelo-laannya,” kata Fadeli.

Kata Fadeli, pengelolaan la-han parkir Gor Wijaya dialihkan ke Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sampang, lahan parkir Pasar Sri-mangunan ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset (Dispendaloka) Sampang, dan lahan parkir RSUD langsung di kelola pihak RSUD sendiri. “Se-dangkan pengelolaan parkir tepi jalan tetap Dishubkominfo,” ungkapnya.

Menurutnya, pengalihan

pengelolaan parkir tersebut sudah dipasrahkan penuh kepada dinas terkait. Sehingga dinas yang bersangkutan harus mengelola dengan baik dan juga mempunyai kewajiban menye-tor PAD sesuai dengan target yang ditentukan. “Pengalihan pengelolaan parkir itu bertujuan mempermudah pengelolaan saja, selebihnya tidak ada,” tuturnya.

Namun pegalihan pengelo-laan parkir tersebut mendapat-kan tudingan yang cukup pedas dari Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku mitra kerjanya. Komisi II menilai pengalihan pengelolaan terse-but menandakan Dishubkominfo tidak mempu mengelola parkir yang ada di Sampang, meng-ingat hasil pencapaian PAD pada tahun 2013-2014 lalu tidak pernah mencapai target yang sudah ditentukan.

Hal itu juga diperkuat dengan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) Bu-pati Sampamg, retribusi parkir tepi jalan umum tahun 2013 hanya menyetor Rp 85.226.000 dari target Rp153.413.000 (55 persen)

Sementara, untuk tahun 2014 kembali tidak mencapai target, yakni Rp 82.110.500 dari target Rp 168.796.600 (48 persen). Sedangkan retribusi parkir khusus, pada tahun 2013,

Dishubkominfo menyetor Rp 239.857.000 dari target Rp 236.772.000. Pada tahun 2014, Dishubkominfo kembali menye-tor PAD dengan pengelolaan yang sama. Namun kembali melesaet dari target yang diten-tukan, yakni Rp 263.930.000 dari target Rp 161.032.00.

“Kalau dinas terkait mempu mengelola dengan baik. Kenapa harus ada pengalihan pe-ngelolaan lahan parkir ke dinas terkait, ini kan perlu diperta-nyakan,” kata anggota Komisi II DPRD Syamsul Arifin.

Syamsul Arifin menambah-kan, Komisi II sedikit men-dukung langkah Dishubkominfo mengalihkan pengelolaan parkir umum ke dinas terkait den-gan catatan harus mencapai target PAD yang ditentukan untuk tahun berikutnya. “Yang kami khawatirkan, pengalihan pengelolaan parkir tersebut lebih buruk dari sebelumnya,” khawatrinya.

Ditegaskan Syamsul, saat ini Komisi II sedang mengkaji pengelolaan parkir tersebut tidak menyetor PAD sesuai target, padahal lahan parkir yang ada di Sampang cukup luas. “Kami tidak su’udzan ke-pada dinas terkait, akan tetapi bisa saja mencapai target atau lebih. Namun tidak disetor,” tandasnya.

= RIDWAN/LUM

ridwan/koran madura PARKIR. Juru parkir tepi jalan tepatnya di pasar sirmangunan kabupaten sampang merapikan posisi kendaraan yang di parkir.

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV LNASIONALPROBOLINGGO LBangkalan KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV

Rekrutmen Pendamping Desa Terkendala JuknisPenyusunan Anggaran Dibantu Pendamping PNPM

”Sejauh ini, kami tidak tahu mengenai rencana pendamping desa. Kami menunggu juknis mengenai rekrutmen tenaga pendamping dana desa guna me-lakukan pendampingan terhadap

program anggaran APBN yang dikucurkan ke desa. Apakah di-tangani pusat langsung atau diserahkan ke daerah,” kata Kepala Bapemas dan Pemdes Ismed Effendi saat menemui

Perwakilan Kunker Kabupaten Dairi Sumatera Utara di Ruang Kerjanya, kemarin (25/6).

Dia menerangkan, pendam-ping desa berfungsi untuk pe-ningkatan kapasitas masyarakat hingga aparatur desa, dalam mengelola dana desa. Untuk se-mentara penyusunan anggaran dibantu oleh pihak kecamatan dan pendamping PNPM yang jabatannya berakhir Desember 2014 lalu. Pada perkembangan-nya desa mempunyai Kemente-rian sendiri, yakni Kementerian Desa Pembangunan Daerah Ter-tinggal dan Transmigrasi.

”Tentunya, pentingnya pen-damping tersebut bertugas me-

nyusun RPJM-Des, perencanaan, dan kegiatan pendampingan lainnya,” jelasnya.

Meskipun begitu, santer di-beritakan bahwa rekrutmen pendamping desa akan dilaku-kan pada pertengahan bulan Juni. Perekrutan dilakukan karena Kementerian DPDTT memiliki tanggung jawab besar menyuk-seskan pembangunan desa. Apalagi sebagaimana digariskan undang-undang, Kementerian DPDTT juga harus menetapkan pedoman umum dan prioritas penggunaan dana desa, serta pendampingan bagi pengelolaan dana desa.

= MOH RIDWAN/RAH

BANGKALAN - Pendamping desa yang dijanjikan membantu pemerintah desa dalam mengelola dana desa tak kunjung mendapat kejelasan. Hingga saat ini, Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) dan Pemerintahan Desa (Pemdes) masih belum tahu perihal petunjuk teknis (juknis). Sehingga saat ini belum ada tindak lan-jut mengenai pendamping desa tersebut.

moh ridwan/koran maduraSTUDI BANDING. Kepala Bapemas Bangkalan saat menemui perwakilan Kabupaten Dairi Sumatera Utara.

SEKTOR PARIWISATA

Kurang Mendapat Perhatian Pemerintah

BANGKALAN - Tak sedikit sektor pariwisata di Bangkalan yang mempunyai daya tarik. Dibandingkan dengan kabupaten lain, tempat wisata di Bangkalan tak kalah menarik. Sayangnya, tempat-tempat wisata yang ada tidak terawat dengan baik. Padahal, jika digali dengan lebih serius, lokasi menawan di Bang-kalan menjanjikan untuk dikun-jungi wisatawan. Namun, hal itu kurang mendapatkan perhatian serius pemerintah daerah.

Di antaranya, sektor pariwisa-ta potensial yang selalu menjadi jujugan wisatawan adalah Pantai Siring Kemuning Tanjung Bumi, Mercusuar Socah, Pantai Rong-kang Kwanyar, Pantai Maneron Sepuluh, dan Bukit Wisata Geger. Selain itu, kawasan air terjun Durjan Kokop bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal. Namun, tempat tersebut hanya ramai dari kunjungan wisatawan pada hari-hari tertentu. Jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan Penda-patan Asli Daerah (PAD). Selain itu, kesejahteraan masyarakat bisa dirasakan langsung.

"Banyak tempat wisata yang masih belum tergarap secara pro-fesional. Meski, potensinya sudah ada dan tak kalah menarik dengan keberagaman objek wisata di daerah lainnya,” terang Wakil Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Mukaffi Anwar.

Objek wisata religi yang ter-kenal yakni Syaichona Moh Kholil yang sudah ke Sohor sampai ke Manca Negara. Selain itu, wisata Air Mata yang dikenal akan kein-dahan seni ukirnya bisa diako-modir oleh pemerintah daerah. Untuk itu, pihaknya mendorong agar pemkab lebih serius menata dan membangun sector kepari-wisataan. ”Jika digarap dengan baik dipastikan akan menghasil-kan peningkatan PAD yang besar, sehingga tak kalah besar peng-hasilannya dari sektor pendapat-an RSUD,” ungkapnya.

Mukaffi mencontohkan, ka-bupaten yang sangat semangat membangun sektor kepariwisa-taan Banyuwangi dan Lamongan. Kabupatn ini mampu menjadi-kan sektor pariwisata sebagai pemasok terbesar PAD. Dengan adanya bermacam kuliner dan perkampungan adat menjadi mi-nat wisatawan untuk berkunjung.

= MOH RIDWAN/RAH

KORAN MADURAJUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV MNASIONALPROBOLINGGO MSuramadu KORAN MADURA

JUMAT 26 JUNI 2015 | No. 0635| TAHUN IV

PDIP Anggap Koalisi BesarSuatu Keniscayaan

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDIP Sura-baya, Adi Sutarwiyonno mengata-kan, adanya ikhtiar enam parpol itu karena demokrasi saat ini ada-lah demokrasi voting yang lebih menghargai adanya kompetisi. Sedangkan PDIP mengedepankan azas musyawarah mufakat seperti yang dirumuskan founding fathers bangsa Indonesia.

"Demokrasi kita memang le-bih menghargai voting, semen-tara PDIP berpijak pada azas musyawarah mufakat," ujarnya, Kamis (25/6).

Ia mengakui, azas musyawa-rah mufakat tidak diatur dalam undang-undang pilkada. Untuk itu, ia menilai ketidaksempurnaan

undang-undang tersebut hanya memberi ruang terselenggara-nya demokrasi voting, dan tidak memberi opsi secara prosedural azas musyawarah mufakat itu.

"Apabila rakyat tidak menyu-kai kompetisi tetapi perangkat undang-undang memaksa rakyat untuk berkompetisi," kata alum-nus FISIP Unair.

Ia mengharapkan munculnya koalisi baru yang akan menjadi pesangan calon yang diusung PDIP ini bisa menyodorkan alter-natif kepemimpinan yang kom-petitif.

"Mudah-mudahan pasangan calon yang diusung nantinya me-munculkan satu paket calon yang kepemimpinannya sama baiknya dengan pasangan calon yang di-usung PDIP yakni Tri Rismahari-ni-Whisnu Sakti Buana," katanya.

Ia menilai, jika pilkada tidak berlangsung dengan kompetitif,

demokrasi voting yang berlang-sung nantinya hanya meng-hambur-hamburkan biaya. Saat ditanya apakah pertemuan antar-parpol yang digagas PDIP di ke-diaman Wakil Wali Kota Surabaya masih akan berlangsung pasca-munculnya koalisi besar, Adi Su-tarwiyono mengatakan, hal itu bergantung pada PKB selaku tuan rumah.

"Pada pertemuan tersebut, PDIP diikutkan atau tidak. Jika tidak gak apa-apa. Namun, bila diikutkan dengan senang hati kita akan bertukar pikiran dengan yang lainnya," jelas Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya.

Adi berharap pada pertemuan antarparpol nantinya agendanya bagaimana mengelola pilkada mendatang karena menurutnya, dalam mengelola Surabaya mem-butuhkan kebersamaan antar-parpol. Ia mengaku, PDIP tidak

punya keinginan untuk berkom-petisi dengan partai lainnya.

"Saat pertemuan di kediaman Pak Whisnu tidak ada keinginan PDIP berkompetisi dengan partai lain. Tapi justru ingin memba-ngun kebersamaan. Untuk itulah, muncul istilah pilkada aklamasi," katanya.

Sekitar enam pimpinan partai politik sebelumnya mengadakan pertemuan mendadak di salah satu hotel di Kota Surabaya, Se-lasa (23/6) malam, guna mem-bicarakan arah koalisi besar dan mengantisipasi turunnya reko-mendasi DPP PDIP untuk pasang-an pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Risma-harini dan Whisnu Sakti Buana.

"Dalam pertemuan itu kita sepakat koalisi dalam pilkada," kata Ketua DPC Partai Kebangkit-an Bangsa (PKB) Surabaya Syam-sul Arifin.

Adapun enam partai yang khusus diwakili ketua partai ada-lah PKB, PAN, Demokrat, Gerin-dra, Golkar dan PKS. Sedangkan tiga parpol lainnya yang memi-liki kursi di DPRD Surabaya yakni Nasdem, Hanura dan PPP tidak ikut dalam pertemuan itu.

"Yang tiga parpol nanti akan diajak juga," kata Syamsul.

Menurut dia, arah pembi-caraan enam pimpinan parpol di Surabaya tersebut masih fokus pada koalisi besar parpol. Se-dangkan mengenai cawali dan cawawali Surabaya siapa yang akan diusung partai koalisi un-tuk menghadapi Risma-Whisnu, Syamsul mengatakan belum ba-nyak dibicarakan.

"Itu akan dibicarakan menyu-sul. Dalam waktu dekat akan ada keputusan paling tidak akhir Juni ini," katanya.

= ABDUL HAKIM/ANT

SURABAYA - DPC Par-tai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya menganggap koalisi besar enam par-pol untuk bersaing secara kompetitif dengan calon yang diusung PDIP dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya 2015 adalah suatu keniscayaan.

DPRD

Lima Anggota KIP DitetapkanBANGKALAN - Setelah me-

lalui proses uji kelayakan dan kepatutan, Rapat Paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Bangkalan menetapkan 5 nama calon anggota Komisi Informasi Publik (KIP) Bangkalan. Kelima anggota yang lolos dari 11 nama yang diseleksi panitia khusus (pansus) dewan adalah Sonhaji (84,35), Agus Budi Harijanto (83,65), Abdul Rohim (83,03), Yunus Mansur Yasin (82,17), dan Aliman Harish (77,55).

"Setelah dilakukan fit and proper test pada rapat pansus, ditetapkan 5 nama yang lolos,” kata Wakil Ketua DPRD Bangkalan, Abdurrahman, kemarin (25/6).

Kelima anggota KIP terse-but sudah memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan In-formasi Publik. Lima nama yang sudah dihasilkan pansus berasal dari kalangan profesional.

"Kami berharap anggota KIP dapat melaksanakan tugas sebagaimana diamatkan dalam Undang-undang, yakni untuk mewujudkan keterbukaan infor-masi publik sebagai bagian dari upaya transparansi dan mencip-

takan tata pemerintahan yang baik,” jelasnya.

Dia menambahkan, setelah penetapan rapat paripurna terse-but, pihaknya akan melaporkan kepada bupati Bangkalan agar segera mengeluarkan keputu-

san. Selain itu, agar secepatnya dilakukan pelantikan.

Salah satu anggota KIP, Agus Budi Harijanto mengungkapkan bahwa KIP secara resmi akan bekerja setelah mendapatkan keputusan bupati. Karena itu,

sambil menunggu pelantikan keputusan bupati, pihaknya akan melakukan konsolidasi dan kordinasi guna mengefektifkan kinerja ke depan.

”KIP adalah lembaga negara independen yang bertugas me-

laksanakan UU Keterbukaan In-formasi Publik untuk mendorong transparansi badan publik. Biar nanti bisa langsung bekerja, kita akan lakukan koordinasi dengan anggota terpilih,” ungkapnya.

= MOH RIDWAN/RAH

moh ridwan/koran maduraPARIPURNA. Sidang Paripurna penetapan anggota KIP Bangkalan, Kamis (25/6).

KORAN MADURAJUMAT 19 JUNI 2015 | No. 0630 | TAHUN IVN

NJUMAT 26 JUNI 2015No. 0635 | TAHUN IV

KORAN MADURA

Dalam sejarah Jawa, sedikitnya ada tiga nama Lembu Peteng yang se-muanya terkait dengan

Kerajaan Majapahit. Per-tama Batoro Katong yang bergelar Lembu Peteng di Ponorogo, kisah Bondan

Kejawen yang juga bergelar Lembu Peteng dalam cerita

Mataram serta Raden Hassan atau Lembu Pe-

teng yang ditugasi menjadi kamituwo di Madura. Kes-emuanya memiliki keter-kaitan dengan Majapahit.

Ketiga nama Lembu Pe-teng itu, sama-sama anak Raja Majapahit, Bhree Kertabhumi (Brawijawa V) dari istri

di luar istana (bukan permaisuri maupun selir). Bondan Kejawen merupakan hasil perkawinan Kertabumi dengan Dewi Wandan Kuning dari Kerajaan Sulawesi.

Sedangkan Raden Hassan yang memiliki nama asli Tan Eng Kwat atau Lembu Peteng yang ditugasi menjadi penghulu di Ma-dura merupakan hasil perkawinan Prabu Kertabumi dengan putri Campa, Tan Eng Kian yang diberi gelar Dewi Dwarawati dan diasi-ingkan ke Palembang.

Lembu Peteng atau Raden Hassan, sejak kecil dirawat dalam keluarga muslim di Palembang

hingga ia menjadi seorang mus-lim sejati. Beranjak dewasa, ia pamit ke ibunya untuk berang-kat ke Jawa untuk bertemu ayah kandungnya, Prabu Brawijaya.

Tidak mampu menolak per-mintaan anaknya, keinginan itu dik-abulkan. Dewi Dworowati yang per-nah tersingkir oleh perempuan satu marganya, Dewi Anarawati, dari istana Majapahit, member anaknya bekal, salah satunya barang pembe-rian Kertabumi, untuk membukti-kan bahwa dia benar anaknya.

Sunan Giri yang mengeta-hui Raden Hasan merupakan pu-tra Raja Brawijaya yang lahir di Palembang, mengangkatnya menjadi santri dengan mengajar-kan bebeapa ilmu, terutama ilmu fiqh, tasawuf, siyasah dan tafsir serta ilmu kekhalifahan.

“Tidak lama dia berada di Giri,

sebelum langsung bertolak ke Majapahit menemui raja dengan diantar beberapa pengawal dari Giri,” kata Dhamar Sashangka, se-orang peneliti sejarah Majapahit kepada Koran Madura, beberapa waktu lalu.

Setelah bertemu sang prabu dan meyakinkannya dengan bukti-bukti, termasuk barang yang per-nah diberikan sang prabu kepada mantan isterinya, Lembu Peteng diterima di istana, dan tinggal di sana hingga beberapa saat.

Ia kemudian dipercaya untuk menjadi kamituwo di Sampang dan berada di Pamadegan (seka-rang masuk Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang). Kamituwo merupakan posisi, setingkat De-mang, namun memiliki kewenan-gan yang lebih. Peristiwa tersebut, terjadi pada sekitar tahun 1450 M.

Di Sampang, ia bertemu den-gan bebeapa ulama yang memang sudah datang lebih awal dan su-dah mulai menyebarkan Islam di daerah itu. Diantaranya, Syeikh Syarif di Jrangoan yang kemudian bekerjasama untuk menyebarkan Islam di wilayah itu.

Lembu Peteng yang juga meru-pakan seorang ulama, ternyata tidak bisa mengislamkan seluruh anggota keluarganya. Dari ketiga anaknya, yaitu Aryo Manger, Aryo Mengo dan Retno Dewi, salah satu diantara mereka, yakni Aryo Men-go, memilih tidak memeluk agama Islam dan tetap beragama Budha.

Namun, konon, diakhir hayatnya, Aryo Mengo yang kelak menjadi raja di Pamelin-gan (Pamekasan) dengan gelar Panembahan Bonorogo, masuk Islam dengan istilah Islam Lend-

huh. Kisah Aryo Mengo akan dic-eritakan kemudian.

Pada 1478 M, Lembu Pe-teng jatuh sakit. Namun ketika mendengar pada tahun tersebut Sunan Ampel meninggal dunia, ia memutuskan berangkat men-uju Ampel Dento dengan dikaw-al beberapa santri. Dia tidak bisa langsung pulang ke Sampang, karena ingin menghadiri per-temuan para ulama Jawa untuk memilih pimpinan Dewan Wali Sangha menggantikan Sunan Ampel.

Namun sebelum pertemuan itu terlaksana, sakit yang diderita Lembu peteng makin parah, hing-ga akhirnya dia meninggal dan dimakamkan di Ampel. Posisinya sebagai Kamituwo di Sampang di-gantikan putranya, Aryo Manger. (bersambung)

SangMujahid

JeJak Islam awal dI madura (BaGIaN 7 : kaBuPaTeN samPaNG)

Perjuangan Aryo Lembu Peteng Ajarkan Islam

KORAN MADURASELASA 16 JUNI 2015 | No. 0627 | TAHUN IV O

Masalahnya, terkadang manu-sia akan sulit untuk membedakan pangan sehat dan yang tidak lan-taran sesekali secara kasatmata seolah sama. Pangan ini bisa macam-macam, seperti makanan dan minuman untuk takjil (mem-percepat dalam berbuka puasa) yang dijual dan laris pada bulan Ramadan 1436 Hijriah, Seperti peribahasa “ada gula, ada semut” karena banyak peminat jajanan jenis ini saat bulan puasa.

Sebuah fenomena larisnya ma-kanan dan minuman untuk takjil ini tentu harus meningkatkan ke-sadaran masyarakat terhadap ke-mungkinan terjadinya peredaran produk pangan yang tidak memen-uhi syarat, antara lain materi pan-gan ilegal, kedaluwarsa, dan rusak. Distribusi pangan olahan ini juga tersebar di berbagai tempat, seperti toko, pasar tradisional, supermar-ket, hypermarket, dan juga penjaja jajanan di sejumlah sudut jalan.

Dalam mengantisipasi men-gonsumsi makanan dan minuman untuk takjil tidak sehat, Ketua Ha-

rian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir menekankan perlunya kendali masyarakat yang harus diterap-kan untuk sensitif terhadap pan-gan yang dikonsumsinya. Tentu saja Husna juga mendorong agar pemerintah bekerja ekstra keras mengawasi dan mengeksekusi te-muan dengan tegas agar makanan dan minuman untuk takjil ber-isiko tidak dijajakan secara bebas.

Singkat kata, kritis terhadap apa yang dikonsumsi merupa-kan sebuah pertahanan terbaik masyarakat agar pangan yang di-makan atau diminum itu sehat.

“Memang ada jajanan di pasa-ran yang telah dipublikasikan tidak sehat dan tidak aman oleh otoritas pemerintah. Misalnya, mengandung formalin, boraks, rhodamin, atau bahan berbahaya lainnya. Akan tetapi, selain men-gandalkan pemerintah, kita juga bisa menjadi basis deteksi dini makanan berisiko,” kata Husna.

Ia mengajak masyarakat agar lebih sensitif terhadap pangan, terutama jajanan, kendati ma-kanan atau minuman yang dibeli tidak masuk dalam daftar pangan berisiko versi pemerintah.

Secara spesifik, dia mengajak masyarakat untuk menggunakan pengindraannya saat jajan, teru-tama untuk berbuka.

Masyarakat, kata dia, bisa mendeteksi makanan dan minu-man untuk takjil sehat atau tidak dengan indranya. Cara ini bisa di-lakukan tetapi bukan tolok ukur utama mengenai jajanan sehat.

Salah satu yang dilakukan dengan merasakan jajanan itu dengan pengindraan lidah. Jika rasanya aneh, memiliki rasa ek-strem (terlalu pahit, manis, atau asam), perlu dicurigai.

Rasa pahit seperti dalam kue yang umumnya manis, kata dia, bisa jadi merupakan bahan pen-gawet atau bahan makanan tam-bahan yang terlalu banyak dicam-pur. Sementara itu, jika ada rasa aneh yang tidak lazim dari suatu jenis jajanan, bisa jadi itu men-gandung bahan tambahan (aditif) yang berlebihan atau tidak se-harusnya ada di suatu makanan atau minuman tersebut.

Dari indra penglihatan, masyarakat bisa menentukan pangan tersebut menggunakan pewarna yang aman atau tidak. Misalnya, suatu makanan atau minuman memiliki warna yang terlalu mencolok maka bisa jadi itu merupakan pewarna buatan yang tidak aman untuk dikon-sumsi manusia.

Selanjutnya, dari indra pen-ciuman, masyarakat bisa meng-hirup aroma jajanan tersebut aneh atau tidak. Jika aneh, ada kemungkinan jajanan itu berisiko karena bisa jadi pangan itu basi atau menggunakan zat aditif ber-isiko untuk kesehatan manusia.

Lewat sentuhan tangan, lanjut Husna, bisa dicek sebuah panga-nan terlalu kenyal atau tidak. Jika kekenyalannya mencurigakan, bisa saja makanan olahan terse-but menggunakan boraks.

=ANOM PRIHARTONO/ANT

OJUMAT 26 JUNI 2015No. 0635 | TAHUN IV

KORAN MADURA

Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapat ampunan dosa-dosa. Karena itu, bulan ini selalu dinanti-nanti oleh seluruh umat Islam di dunia ini.

Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah, ke-muliaan dan keutamaan. Sebab, selama bulan ini amalan kita dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, sebagai orang yang mengerti untung rugi, selayaknya memanfaatkan setiap waktu di bulan ini. Sehingga kemuliaan bulan ramadan bisa dicapai dengan sempurna.

Untuk bisa menggapai kemuliaan bulan Ramadan, sese-orang bisa melakukannya dengan berbagai cara. Misalnya iktikaf, memperbanyak baca al Qur’an, berbagi rizki dengan sesama, dan memperbanyak amalan-amalan mulia, seperti tahlil, tahmid dan amalan-amalan lain yang ditujukan untuk memuliakan Allah SWT.

Di bulan nan suci ini, kita juga harus senantiasa mel-akukan instropeksi diri. Sesekali harus bertanya, apakah kita telah benar-benar berpuasa, atau hanya menahan diri rasa lapar? Karena tipologi orang berpuasa setidaknya ada tiga macam. Dari tiga tipologi ini, kira-kira kita masuk yang mana.

Pertama, shaumu al-’umum, yaitu puasanya orang keban-yakan. Kebanyakan orang berpuasa hanya sekadar menahan diri untuk tidak makan, minum dan berhubungan seksual. Namun dalam pikirannya seringkali masih tergoda oleh hal-hal duniawi.

Yang kedua, shaumu al-khushush yaitu puasa orang-orang tertentu. Orang yang masuk ke dalam golongan ini, dalam menjalankan puasa tidak hanya menahan diri dari ma-kan dan minum, melainkan juga mencegah seluruh anggota badannya dari hal-hal tidak baik menurut Islam. Misalnya membicarakan kejelakan orang lain.

Sedang yang terakhir, shaumu khushusi al-khushus yaitu puasa orang-orang istimewa. Orang-orang istimewah dimaksud tak jauh beda dengan orang yang kedua. Hanya saja, orang ini hati dan pikirannya juga ikut berpuasa dari hal-hal selain Allah SWT. Ketika berpuasa, orang ini tidak lagi tergoda pikirannya, meski sekadar mengomentari warung makan yang buka siang hari.

Untuk masuk ke dalam kategori yang kedua dan tiga, tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh latihan (riyadhah) agar selama bulan Ramadan, seseorang yang berpuasa tak sekadar menahan lapar dan haus. Sehingga tujuan dari berpuasa betul-betul tercapai, yaitu menjadi orang yang bertakwa.

Namun begitu, jika tak bisa berpuasa seperti yang dilaku-kan-orang-orang tertentu atau istimewah, paling tidak tak pernah meninggalkan puasa Ramadan secara sengaja. Karena satu hari saja meninggalkan puasa dengan sengaja, maka puasa itu tak akan cukup diganti dengan satu tahun lamanya di luar bulan Ramadan. =

KH. Ahmad Zubaidi GhasaliPengasuh Pondok Pesantren Al-Utsmani

SAJIAN RAMADAN

Pilih-pilih Penganan untuk Takjil

Pangan sehat, baik itu makanan atau minuman, merupakan persoalan yang tidak akan pernah sekalipun lepas dari kehidupan manusia di sepan-jang hayatnya karena manusia akan selalu membutuhkannya.

Tiga Tipologi Orang Berpuasa

KORAN MADURAJUMAT 19 JUNI 2015 | No. 0630 | TAHUN IVP

Setelah Panji Laras meng-etahui ayahnya mela-lui proses panjang, Panji Laras punya niat untuk masuk agama Islam dan

berniat berguru kepada Sunan Bonang dan padepokan kiri. Na-mun, sebelum Panji Laras ada di padepokan Sunan Bonang, Arya Wiraraja yang sudah mengetahui Panji Laras adalah anaknya men-datangi rumahnya dan bertemu dengan istrinya yang ditinggal.

Setelah Panji Laras paham aja-ran Islam, Sunan Bonang memberi tugas ke Pasuruan untuk mengis-lamkan orang yang ada di sekitar. Namun Panji Laras memilih mun-dur lantaran di wilayah itu banyak benteng orang Belanda.

Pada waktu itu, bersamaan dengan meninggalnya Untung Seropati, pergi ke Probolinggo tepatnya di Desa Pentaran. Sesa-mpai di Desa Pantaran ditanya oleh orang kampung lantaran membawa ayam jantan.

Ayam yang diberi nama Canti Laras oleh ibunya terse-but awalnya adalah telur yang dijatuhkan oleh elang saat Panji Laras ada di dalam hutan. Panji Laras pulang dengan membawa telur tersebut dan dikasih ke ibu-nya. Kemudian, telur itu di letak-kan di lingkaran ular. Berselang beberapa hari, telur tersebut pec-ah dan berisi ayam jantan.

Sebelumnya, ayam itu telah beberapa kali memenangi sabung ayam. Ayam tersebut menda-patkan emas karena memanangi sabung ayam di pedepokan Arya Wiraraja, juga berhasil mengalah-

kan ayam milik raja Bali. Ayam itu mau disabung, den-

gan catatan kalau kalah, warga harus masuk Islam. Sementara ayam warga di wilayah itu tidak ada yang menang dan menepati janji untuk masuk Islam. Kemu-dian Panji Laras membacakan ka-limat syahadat untuk mereka.

Perjalanan Panji Laras meng-islamkan orang dengan cara sabung setiap harinya. Beberapa tahun kemudian, Panji Laras ter-dengar menyebarkan ajaran Islam oleh orang Belanda yang ada di Pasuruan. Sehingga Panji Laras lari ke daerah Situbundo, tepanya di daerah Jendi dengan melaksan-akan kegiatan menggelar sabung ayam untuk mengislamkan warga

yang ada di wilayah tersebut.Taklama ada di Sitobondo,

Panji Laras kembali diketahui oleh orang orang Belanda, se-hingga lari kembali ke wilayah Banyuwangi, tepatnya di Desa Batu Tutul. Kegiatan yang dilaku-kan tetap menggelar sabung ayam dangan perjanjian yang sama seperti sebelumnya. Tak lama di Banyuangi, Panji Laras kenal dengan Kian Santang. Kemudian Panji Laras lari lagi ke Singaraja lantaran diketahui oleh orang Be-landa.

Panji Laras terus melanjutkan perjalanannya ke Singaraja dan berubah nama Ajeng Jokro agar tidak diketahui orang Belanda. Ditempat itu, Panji Laras mendi-rikan Musholla dan mendirikan kampung Islam. Setelah meng-islamkan warga Singaraja, Panji Laras membuat parahu untuk mendatangi Desa Pinggir Papas, Sumenep yang dijajah Belanda.

Dalam perjalan ke Sumenep, Panji Laras berhenti di Desa Pa-

garbatu, Kecamatan Bluto, Sume-nep untuk mengislamkan warga di sana. Tak hanya itu, Panji Laras juga mengislamkan warga Desa Pinggir Papas secara sembunyi-sembunyi. Beberpa tahun kemu-dian, Panji Laras ketemu dengan Amang Kurat, dipercaya lantaran akhlaknya Panji Laras bagus. Ke-mudian langsung dijadikan man-tu dengan mengawinkan Panji Laras dengan cucunya.

Tak lama dari perkawinanya, Panji Laras didengar orang Be-landa yang ada di Bangkalan, dan kembali lari ke wilayah Sampang dengan menggunakan perahunya. sesampai di Desa Madegan, Sam-pang, Panji Laras tinggal di masjid yang berdiri sendiri. Setelah itu, Panji Laras mendirikan padepo-kan di Desa Madegan. Pada tahun 1670, panji laras meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Made-gan. =RIDWAN/LUM

Narasumber: Tokoh Masyarakat KH. IKhsan Mawardi Dohiri

PJUMAT 26 JUNI 2015No. 0635 | TAHUN IV

KORAN MADURA

Cara PaNJI LaraS MENGISLaMKaN WarGa Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA.

bahwasanya Rasulullah SAW pernah ditanya

mengenai fadilah salat tarawih di bulan Rama-

dan, maka beliau berkata, “Barang siapa

yang melaksanakan shalat tarawih pada

malam kesepuluh, Allah akan memberikan

rizki kebaikan duniadan akhirat.”

(Kitab Durratun Nasihin)

FadilahTarawih

ImsakiyahSUMENEPIMSAK 03:56 SUBUH 04:12 ZUHUR 11:28ASHAR 14:49 MAGHRIB 17:19ISYA 18:34

PAMEKASANIMSAK 03:58SUBUH 04:14ZUHUR 11:29ASHAR 14:50MAGHRIB 17:20ISYA 18:35

SAMPANGIMSAK 03:59SUBUH 04:15 ZUHUR 11:30ASHAR 14:51MAGHRIB 17:21ISYA 18:36

BANGKALANIMSAK 04:01 SUBUH 04:17ZUHUR 11:32ASHAR 14:53MAGHRIB 17:23ISYA 18:39

JUM

AT 2

6 JU

NI 2

015

Sang Mubaligh (7) : Pangeran Panji Laras

SAMPANG - Raden Panji Laras adalah putra dari pasangan Arya Wiraraja dengan gadis cantik ber-nama Centil Kuning. Saat Centil hamil empat bulan, Arya Wiraraja meninggal-kan istrinya dengan alasan ingin kembali ke pade-pokan asalnya. Namun, ia tidak kembali hingga Centil Kuning melahirkan Panji Laras.

Jadwal

MubalighSang