Kooperatif

9
Pendekatan Kooperatif Learning 1. Tokoh Pada tahun 1916, John Dewey menulis buku “Democracy of Education” bahwa kelas seharusnya cermin masyarakat dan fungsi sebagai laboratorium untuk belajar kehidupan nyata. Beberapa tahun setelah Dewey, muncullah Herbert Thalen mengembangkan prosedur yang lebih tepat untuk mebatu pelajar bekerja dalam kelompok. (Slavin, 1995)dalam pembelajaran kooperatif siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Artzt & Newman (1990:448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama. (Johnson & Johnson,1994) 2. Konsep a. Pengertian Santyasa (2012:102) menyebutkan bahwa landasan teoritik dan konseptual pembelajaran kooperatif berakar dari pandangan filosofis dan perspektif psikologi. Menurut Trianto (2009:56) pembelajaran kooperatif bernaung dari teori konstruktivis. Terbentuknya model kooperatif di bentuk dari filosofis, Psikologi, dan teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks (Konstruktivisme sosial piaget) . Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. b. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tabel 01. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

description

Materi

Transcript of Kooperatif

Page 1: Kooperatif

Pendekatan Kooperatif Learning

1. Tokoh Pada tahun 1916, John Dewey menulis buku “Democracy of Education” bahwa kelas seharusnya cermin masyarakat dan fungsi sebagai laboratorium untuk belajar kehidupan nyata. Beberapa tahun setelah Dewey, muncullah Herbert Thalen mengembangkan prosedur yang lebih tepat untuk mebatu pelajar bekerja dalam kelompok.(Slavin, 1995)dalam pembelajaran kooperatif siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.Artzt & Newman (1990:448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama.(Johnson & Johnson,1994)

2. Konsepa. Pengertian

Santyasa (2012:102) menyebutkan bahwa landasan teoritik dan konseptual pembelajaran kooperatif berakar dari pandangan filosofis dan perspektif psikologi. Menurut Trianto (2009:56) pembelajaran kooperatif bernaung dari teori konstruktivis. Terbentuknya model kooperatif di bentuk dari filosofis, Psikologi, dan teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks (Konstruktivisme sosial piaget) . Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

b. Sintaks Pembelajaran KooperatifTabel 01. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku GuruFase – 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase – 2Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase – 3Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase – 4Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelopok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Page 2: Kooperatif

Fase – 5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase – 6Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Sumber: Ibrahim, dkk. (2000:10)c. Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif

1) Student Teams Achievement Division (STAD)a) Konsepb) Langkah-langkah Pembelajaran

Tabel 02. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Fase Kegiatan GuruFase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

Fase 2Menyajikan/menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan

Fase 3Mengordinasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6Memberikan penghargaan

Mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Sumber: Ibrahim, dkk. 2000:10)c)

2) Jigsawa) Konsepb) Langkah-langkah Pembelajaran

Menurut Slavis ( Trianto, 2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaittu :c) Tabel 03. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

FaseFase 1

Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)

Page 3: Kooperatif

Fase 2Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks

yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub babFase 3

Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya

Fase 4Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli

untuk mendiskusikannyaFase 5

Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya

Fase 6Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa

dikenai tagihan berupa kuis individu

3) Group Investigation (GI)a. Konsepb. Langkah-langkah Pembelajaran

Menurut Sharan, dkk (Trianto, 2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe GI yaittu :

Tabel 04. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe GI

FaseFase 1

Memilih topikFase 2

Perencanaan kooperatifFase 3

ImplementasiFase 4

Analisis dan sintesisFase 5

Presentasi hasil finalFase 6

Evaluasi

4) Think Pair Share (TPS)a) Konsepb) Langkah-langkah Pembelajaran

Menurut Frang Lyman (Trianto, 2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS yaittu :

Tabel 05. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

FaseFase 1

Berpikir (Thinking)

Page 4: Kooperatif

Fase 2Berpasangan (Pairing)

Fase 3Berbagi ( Sharing)

5) Teams Games Tournament (TGT)a) Konsepb) Langkah-langkah Pembelajaran

Menurut David De Vries dan Keath Edward (Trianto, 2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT yaittu :

Tabel 06. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

FaseFase 1

Presentasi guruFase 2

Kelompok belajarFase 3

TurnamenFase 4

Pengenalan kelompok

6) Numbered Head Together (NHT)a. Konsepb. Langkah-langkah Pembelajaran

Menurut Spenser Kagen (Trianto, 2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yaittu :

Tabel 06. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

FaseFase 1

PenomoranFase 2

Mengajukan pertanyaanFase 3

Berpikir bersamaFase 4

Menjawab

3. Sintak4. Implemtasi

A. Penelitian dilakukan Luh Sri Sudharmini tahun 2014 di kelas V Gugus IV Jimbaran, Kuta Selatan dengan sampel penelitian ini sebanyak 156 siswa dari total populasi sebesar 280 siswa. Dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran, Kuta Selatan”. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 5: Kooperatif

1. Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional, 2. Terdapat perbedaan hasil belajar belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional, 3. Terdapat perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional.

B. Penelitian dilakukan oleh Muhamad Sahdan Suandi tahun 2013 di kelas V di SDN Jerowaru dengan jumlah sampel 58 siswa. Berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPS dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SD Negeri 1 Jerowaru Lombok Timur”. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1. Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, 2. Keterampilan sosial pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional Terdapat perbedaan hasil belajar belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional, 3. Hasil belajar dan keterampilan sosial pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

C. Penelitian ini dilakukan tahun 2013 oleh Nola Susanti di SDN 04 Metro Pusat kelas VA dengan siswa 20 orang. Berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) Dalam Pembelajaran Matematika SD”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK dengan hasil pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

D. Penelitian ini dilakukan tahun 2010 oleh O. Patrick Ajaja dan Ochuko Urhievwejire Eravwoke di Abavo Mixed Secondary School dengan jumlah sampel 120 siswa. Berjudul “Effect of Cooperative Learning Strategy on Junior Secondary School Students Achievement in Integrated Science”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan hasil penelitian menunjukkn bahwa 1. Skor hasil belajar pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, 2. Nilai sikap pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, 3. Skor hasil belajar berdasarkan kemampuan yang bervariasi pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, 4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor hasil belajar berdasarkan jenis kelamin di pembelajaran kooperatif, 5. Tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara jenis kelamin dan kemampuan, jenis kelamin dan metode, kemampuan dan metode dan diantara metode terhadap hasil belajar siswa

Page 6: Kooperatif
Page 7: Kooperatif

DAFTAR PUSTAKA

Ajaja, O.P, Eravwoke.O.U. 2010. Effect of Cooperative Learning Strategy on Junior Secondary School Students Achievement in Integrated Science. Electronic Journal of Science. Volume 14, Nomor 1 Tahun 2010

Nola Susanti. 2013. Penerapan Model pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament Dalam Pembelajaran Matematika SD. Jurnal Pendidika Lampung.

Suandi, M.S. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar IPS dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SD Negeri 1 Jerowaru Lombok Timur. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 3 Tahun 2013.

Sudharmini, L.S. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Jimbaran Kuta Selatan. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 Tahun 2014.

Wayan Santyasa. 2012. Pembelajaran Inovatif. Singaraja: Undiksha Press.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.