kooperatif JAS
-
Author
syuaibsyuaib88 -
Category
Documents
-
view
845 -
download
12
Embed Size (px)
Transcript of kooperatif JAS

i
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH
ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF JIGSAW PADA SUB MATERI VERTEBRATA
DI SMP N 3 UNGARAN
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Nama : Desi Ari Setyaningsih
NIM : 4401403029
Prodi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Biologi
Fakultas : MIPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

ii
ii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
pada Sub Materi Vertebrata di SMP N 3 Ungaran
Telah dipertahanakan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Kasmadi Imam Supardi, M.S Ir. Tuti Widianti, M. Biomed NIP. 130781011 NIP. 130781009 Pembimbing I Anggota Penguji
Dra. Nur Kusuma Dewi, M. Si 1. Drs. Sigit Saptono, M. Pd NIP. 131413201 NIP. 131931631 Pembimbing II 2. Dra. Nur Kusuma Dewi, M. Si Drs. Partaya, M. Si NIP. 131413201 NIP. 131763888
3. Drs. Partaya, M. Si NIP. 131763888

iii
iii
ABSTRAK
Fenomena yang menganggap bahwa biologi merupakan pelajaran atau materi yang tidak menarik dapat menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang diharapkan dapat efektif digunakan untuk mengatasi hal tersebut yaitu penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 3 Ungaran.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran tahun ajaran 2006/2007 yang terdiri dari enam kelas dari kelas VII A sampai kelas VII F. Adapun sampelnya adalah semua siswa kelas VII A dan kelas VII B diambil dengan teknik purposive random sampling. Kelas VII A digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan randomized control-group only design.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai post test pada penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran kooperatif Jigsaw mencapai 75.87, sedangkan rata-rata nilai post test siswa dengan metode konvensional diperoleh 72.72. Hasil uji t menunjukkan t hitung 1.8424 > t tabel 1.66 dengan dk = 90 dan α = 5%. Berdasarkan analisis ini disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai post test kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Ketuntasan belajar kelas eksprimen mencapai 89%, persentase keaktifan siswa yang menunjang pembelajaran kategori tinggi pada kelas eksperimen untuk pertemuan pertama mencapai 52% > kelas kontrol yaitu 36% sedangkan pada pertemuan kedua untuk kelas eksperimen mencapai 46% > kelas kontrol yaitu 37%. Keterampilan proses sains kategori tinggi pada kelas eksperimen mencapai 50% pada pertemuan pertama dan 43.5% pada pertemuan kedua. Guru telah melaksanakan 80% pada pertemuan pertama dan 100% indikator kinerja pada pertemuan kedua sesuai dengan lembar observasi kinerja guru. Siswa yang menyatakan sangat senang dengan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen mencapai 39%, sedangkan sisanya menyatakan senang. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar model kooperatif Jigsaw.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif diterapkan pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 3 Ungaran. Saran-saran yang dapat disampaikan penulis yaitu: (1) guru biologi diharapkan dapat menerapkan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran kooperatif pada materi lain yang sesuai; (2) guru hendaknya mampu mengelola kelas dan mengkondisikan siswa dengan baik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lebih lancar.
Kata Kunci: Jelajah Alam Sekitar, Jigsaw, vertebrata

iv
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Segala sesuatu yang kita lakukan akan kita petik hasilnya di masa datang.
Yakinkan diri bahwa segala pengorbanan, emosi, tangisan dan rasa sakit akan
terbayar pada waktunya. Dan bila saat itu tiba ingatlah semua yang telah kita
lalui hanyalah sepenggal kisah yang tak perlu kita sesali. Kisah terindah, terpahit
akan jadi pelajaran untuk kita melangkah menggapai segenap cita dan impian.
Persembahan
Alhamdulillah, atas rahmatMu ya Rabbi skripsi ini
terselesaikan dan kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan ibu atas kasih sayang, doa restu dan
pengorbanannya
2. Kakek tercinta, untuk segenap semangat dan doa
restunya
3. Adikku, Win atas perhatian dan pengertiannya
4. Sahabat sejatiku Sapta-Yup2 untuk spirit dan
bantuannya
5. Seseorang yang selalu menjadi inspirasi dan
semangatku, terima kasih atas kesabaranmu
6. Teman seperjuanganku Rere-Unggung, terima
kasih atas bantuannya
7. Sahabat-sahabatku di Panji Sukma 2 atas
dukungan dan doanya
8. Sahabat-sahabatku di” Bio Valiant 03” terima
kasih untuk semua pengalaman hidup yang
kalian berikan

v
v
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ” Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Sub Materi Vrtebrata
di SMP N 3 Ungaran”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian
akhir guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Biologi di Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA UNNES yang telah memberi ijin penelitian.
3. Ketua jurusan biologi FMIPA UNNES yang telah memberi kesempatan untuk
meneruskan penelitian ini hingga selesai.
4. Dra. Nur Kusuma Dewi, M. Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan tulus
dan sabar membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Drs. Partaya, M. Si, selaku dosen pembimbing II yang dengan tulus dan sabar
membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

vi
vi
6. Drs. Sigit Saptono, M. Pd, selaku dosen penguji utama yang telah memberikan
saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Drs. Talkhis, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Ungaran yang telah
memberikan ijin penelitian.
8. Drs. Lorentinus selaku guru biologi SMP Negeri 3 Ungaran yang telah
memberi arahan dan bimbingannya selama proses penelitian.
9. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama
dilaksanakannya penelitian sampai selesai penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwasannya
skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang,
Penulis

vii
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PENGESAHAN .................................................................................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Permasalahan..................................................................................... 4
C. Penegasan Istilah ............................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian............................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian............................................................................. 7
F. Sistematika Skripsi ............................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
1. Hakikat biologi.............................................................................. 9
2. Hakikat pembelajaran biologi ....................................................... 10
3. Jelajah Alam Sekitar (JAS) ........................................................... 12
4. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw ........................................ 16
5. Pembelajaran model conceptual change ....................................... 17
6. Sub materi vertebrata .................................................................... 24
B. Hipotesis ............................................................................................ 26
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 27
B. Populasi dan sampel.......................................................................... 27

viii
viii
C. Variabel penelitian ............................................................................ 28
D. Rancangan Penelitian ........................................................................ 28
E. Prosedur Penelitan............................................................................. 30
F. Data dan Cara Pengumpulan Data .................................................... 35
G. Metode Analisis Data........................................................................ 36
H. Indikator Kinerja ............................................................................... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 43
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................... 55
B. Saran.................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel daftar pembagian sub materi kelompok ahli ...................................... 23
2. Tabel rekapitulasi hasil uji coba instrumen................................................... 34
3. Tabel hasil uji normalitas data hasil post test................................................ 37
4. Tabel hasil uji kesamaan dua varians data hasil post test ............................. 38
5. Tabel hasil uji kesamaan dua varians data hasil belajar................................ 40
6. Tabel rekapitulasi data hasil post test............................................................ 43
7. Tabel ringkasan hasil uji t ............................................................................. 45
8. Tabel hasil observasi keterampilan proses.................................................... 46
9. Tabel hasil observasi keterampilan proses sains siswa................................. 48
10. Tabel rekapitulasi kinerja guru...................................................................... 49
11. Tabel rekapitulasi hasil tanggapan siswa ...................................................... 51

x
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dalam pembelajaran
kooperatif Jigsaw .......................................................................................... 22
2. Gambar kerangka berfikir …………………………………………………. 24
3. Gambar rancangan penelitian......................................................................... 29

xi
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)....................................................... 58
2. Lembar Diskusi Siswa (LDS) ....................................................................... 64
3. Kisi-kisi penulisan soal uji coba ................................................................... 81
4. Soal uji coba.................................................................................................. 86
5. Soal post test ................................................................................................. 94
6. Lembar jawab................................................................................................ 100
7. Kunci jawaban post test ................................................................................ 102
8. Lembar observasi keaktifan siswa ................................................................ 103
9. Lembar observasi keterampilan proses sains siswa ...................................... 105
10. Rubrik skor keterampilan proses sains siswa................................................ 106
11. Lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran .................................... 107
12. Lembar wawancara guru ............................................................................... 108
13. Lembar angket untuk siswa……………………………………….……….. 109
14. Analisis instrument penelitian....................................................................... 111
15. Perhitungan validitas soal ............................................................................. 115
16. Perhitungan daya pembeda soal .................................................................... 117
17. Perhitungan tingkat kesukaran soal............................................................... 118
18. Perhitungan reliabilitas soal .......................................................................... 119
19. Daftar nama siswa kelas VII A dan VII B .................................................... 121
20. Daftar kelompok asal .................................................................................... 125
21. Daftar nilai hasil post test.............................................................................. 126
22. Nilai ulangan harian materi Keanekaragaman Tumbuhan............................ 128
23. Uji homogenitas ............................................................................................ 130
24. Uji perbedaan rata-rata hasil post test ........................................................... 134
25. Uji normalitas................................................................................................ 136
26. Uji kesamaan dua varians.............................................................................. 144
27. Rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa ................................................ 148
28. Rekapitulasi hasil observasi keterampilan proses sains siswa ...................... 156

xii
xii
29. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru...................................................... 158
30. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa............................................................... 159
31. Hasil wawancara dengan guru ...................................................................... 160
32. Foto-foto kegiatan ......................................................................................... 162

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut diantaranya meliputi kreatif dalam
memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
yang disajikan. Kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh kurikulum 2006
adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning).
Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar.
Guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan membantu memecahkan masalah
yang dihadapi oleh siswa selama belajar.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ungaran terletak di
pinggiran kota Ungaran, tepatnya di Jalan Patimura 1A Ungaran. Lingkungan
sekolah yang berbatasan langsung dengan jalan raya menyebabkan adanya
kesulitan untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat untuk
mengadakan pengamatan langsung hewan-hewan yang termasuk kelompok
vertebrata. Penggunaan media pembelajaran berupa awetan dan gambar
merupakan salah satu alternatif untuk membantu keberhasilan pembelajaran.
Sub materi vertebrata merupakan salah satu sub materi dalam pelajaran
Sains (biologi) SMP kelas VII semester genap. Sub materi ini terintegrasi pada
materi pokok “Keanekaragaman Hewan”. Beberapa contoh hewan yang termasuk

2
kelompok vertebrata merupakan hewan-hewan yang dapat ditemukan di
lingkungan sekitar kita.
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran biologi materi
pokok Keanekaragaman Tumbuhan siswa kelas VII diketahui nilai rata-rata kelas
VII A - VII F adalah 7,4. Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran
biologi materi Keanekaragaman Hewan adalah 66. Kelas yang digunakan dalam
kegiatan penelitian ini dalah kelas VII A dan VII B karena hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa kedua kelas ini mempunyai kemampuan akademik yang
sama.
Keberhasilan pembelajaran sub materi vertebrata adalah siswa mampu
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal untuk sub materi vertebrata yaitu 66.
Selain itu, terdapat indikator dalam kompetensi dasar yang perlu dicapai, yaitu
siswa dapat mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang (Pisces,
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia). Untuk mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal dan indikator terebut diperlukan cara yang dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan
memelihara perilaku sesorang secara terus menerus (Slavin dalam Anni, 2004).
Motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar,
melainkan juga menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang
mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi. Siswa yang termotivasi
menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap, dan mengingat

3
apa yang telah dipelajari. Tugas guru berkaitan dengan motivasi adalah
merencanakan cara-cara mendukung dan meningkatkan motivasi siswa.
Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
(dari dalam diri siswa) misalnya kebutuhan dan faktor ekstrinsik (dari luar siswa)
misalnya keluarga dan guru. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan
sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung termotivasi. Begitu pula sebaliknya,
apabila mereka tidak membutuhkan atau menginginkan sesuatu dipelajari maka
mereka tidak akan termotivasi.
Penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi baik pada
pendekatan, model, maupun media pembelajaran dapat menimbulkan kejenuhan
siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran. Bila hal tersebut dibiarkan
berkembang dapat timbul kesan pada diri siswa bahwa biologi merupakan
pelajaran yang tidak menarik. Sikap malas dan tidak tertarik dengan pelajaran
biologi nantinya dapat berakibat pada rendahnya pemahaman siswa terhadap
materi biologi.
Fenomena yang menganggap bahwa biologi merupakan pelajaran atau
materi yang tidak menarik dapat menyebabkan motivasi belajar siswa rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya kegiatan pembelajaran
yang menarik, meningkatkan keaktifan siswa, meningkatkan motivasi siswa,
meningkatkan rasa solidaritas siswa, serta yang tidak kalah penting dari ketiganya
yaitu meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap lingkungan.
Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang diharapkan dapat efektif
digunakan yaitu penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model

4
kooperatif Jigsaw. Melalui penerapan pendekatan JAS diharapkan akan
meningkatkan pemahaman dan kecintaan siswa terhadap lingkungan serta
menawarkan pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan motivasi
siswa. Sedangkan dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan, pemahaman dan rasa solidaritas siswa.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan : apakah
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw efektif bila diterapkan pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 3
Ungaran ?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian,
“Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Sub Materi Vertebrata di SMP Negeri 3
Ungaran” ini , maka perlu dijelaskan penegasan istilah. Adapun penegasan istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 1990 dikemukakan
efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur/mujarab,
dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang
yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Menurut Mulyasa (2004)

5
efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan
memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan. Efektivitas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh dari strategi pembelajaran yang
diterapkan sesuai dengan indikator kinerja yang meliputi rata-rata nilai post test,
ketuntasan belajar, keaktifan siswa, keterampilan proses sains siswa, kinerja guru,
tanggapan siswa dan tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran.
2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Jelajah alam sekitar dalam hal ini merupakan pendekatan pembelajaran
biologi yang memanfaatkan objek langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi
dan pelaporan hasil. Hal tersebut dikarenakan pendekatan JAS didasarkan pada
tiga ciri pokok yaitu : (1) selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung,
tidak langsung maupun dengan menggunakan media. (2) Selalu ada kegiatan
berupa peramalan, pengamatan, dan penjelasan. (3) Ada laporan untuk
dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto, atau audiovisual
(Mariyanti, 2006). Pembelajaran JAS dilakukan dengan mendatangkan objek yang
diamati di dalam kelas, hal ini dikarenakan lingkungan sekolah yang tidak
memungkinkan untuk melakukan pengamatan langsung objek di lingkungan
aslinya.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan
menitikberatkan pada pengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat
kemampuan akademik yang berbeda satu dengan yang lainnya (Saptono, 2003).

6
Metode Jigsaw yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran
yang membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok (masing-masing kelompok
beranggotakan 5-6 siswa, laki-laki dan perempuan ) yang masing-masing anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian materi tertentu dan
anggota masing-masing kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk
membahas bagian materi yang ditugaskan padanya. Setelah pembahasan selesai
setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok semula (asal) dan
menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompoknya.
4. Sub Materi Vertebrata
Vertebrata merupakan salah satu sub materi dari mata pelajaran Sains
(Biologi) kelas VII semester genap. Materi ini terintegrasi dalam materi pokok
Keanekaragaman Hewan. Indikator yang harus tercapai pada materi ini adalah
siswa dapat mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang. Hewan-
hewan vertebrata yang dipelajari meliputi 5 filum yaitu Pisces, Amphibia,
Reptilia, Aves, dan Mammalia.
5. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ungaran
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Ungaran merupakan tempat
pelaksanaan kegiatan penelitian. Lokasinya berada di pinggiran kota Ungaran,
tepatnya di jalan Patimura 1A Ungaran. Lingkungan sekolah yang berbatasan
langsung dengan jalan raya menyebabkan adanya kesulitan untuk mengadakan
pengamatan langsung mengenai hewan vertebrata di lingkungan aslinya. Siswa
yang diteliti yaitu siswa kelas VII A dan VII B yang mempunyai kemampuan
akademik yang sama.

7
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 3 Ungaran.
E. Manfaat Penelitian
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru maupun sekolah dan memberikan
suatu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan bagi perorangan
maupun institusi.
1. Bagi siswa
a. Siswa akan terlatih untuk aktif berfikir dan memahami adanya perbedaan
individu diantara anggota kelompoknya.
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab perseorangan, karena masing-masing
siswa diberikan tanggung jawab terhadap penguasaan pada bagian materi
pelajaran.
c. Meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
2. Bagi guru
Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran biologi yang menarik pada sub
materi vertebrata sehingga dapat dikembangkan untuk materi pelajaran biologi
lain yang relevan.

8
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yaitu sebagai
masukan dalam pembelajaran biologi.
F. Sistematika Skripsi
Dalam penelitian ini disusun sistematika penulisan skripsi sebanyak lima
bab, adapun uraiannya sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan mencakup: latar belakang masalah, permasalahan,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
skripsi
Bab I Landasan teori memuat hakikat biologi , hakikat pembelajaran biologi,
Jelajah Alam Sekitar, model pembelajaran kooperatif Jigsaw, dan sub
materi vertebrata.
Bab III Metode penelitian meliputi waktu dan lokasi penelitian, populasi dan
sampel penelitian, variabel penelitian, rancangan penelitian, prosedur
penelitian, data dan cara pengumpulan data, serta metode analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari paparan hasil penelitian
dan pembahasan
Bab V Penutup yang berisi simpulan dan saran
Daftar Pustaka
Lampiran

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat biologi
Hakikat biologi berhubungan dengan cara pandang orang mengenai apa
sebenarnya biologi. Cara pandang ini terkait dengan bagaimana orang
menanggapi dan menghayati masalah-masalah dalam biologi.
Saptono (2003) menjelaskan hakikat biologi yang dapat digunakan guru
sebagai pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran biologi. Hakikat
biologi yang dimaksudkan antara lain sebagai berikut.
a. Biologi sebagai kumpulan pengetahuan.
Biologi adalah bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan mencakup
ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam
semesta ini. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun
generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan.
b. Biologi sebagai suatu proses investigasi.
Pemahaman bahwa biologi dapat juga dikatakan sebagi suatu proses
investigasi (penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang
selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perangkatnya. Proses
pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian, serta
membuat generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan
oleh guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran biologi.

10
c. Biologi sebagai kumpulan nilai.
Biologi sebagai kumpulan nilai menitikberatkan bahwa dalam biologi melekat
nilai-nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti, dan keterbukaan akan
berbagai fenomena yang baru.
d. Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Biologi merupakan bagian ilmu yang cukup banyak memberikan kontribusi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti masalah-
masalah yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, perbaikan gizi, hingga
temuan-temuan hasil rekayasa lainnya.
Biologi yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
tentang alam secara sistematis, bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
2. Hakikat pembelajaran biologi
Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung. Karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh
indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan
selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara
beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji

11
gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas, 2001).
Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang memiliki
pengetahuan awal tentang berbagai fenomena biologi tidak dapat menggunakan
pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.
Belajar biologi seharusnya dapat mengakomodir kesenangan dan kepuasan
intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai
konsep yang mungkin masih keliru. Pembelajaran biologi akan lebih bermakna
jika memungkinkan siswa menjalani perubahan konsepsi (Saptono, 2003).
Pada dasarnya pembelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa
dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep
ataupun fakta secara mendalam. Mata pelajaran biologi diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam yang ada
disekitarnya. Siswa perlu diberikan wawasan yang luas tentang lingkungannya
sehingga mereka menjadi lebih peduli dengan lingkungan.
Pembelajaran ditinjau dari pendekatan sistem, dalam prosesnya akan
melibatkan berbagai komponen. Sugandi dkk (2004) menyebutkan terdapat 6
komponen yang terlibat dalam pembelajaran.
a. Tujuan.
Tujuan diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembelajaran biasanya
berupa pengetahuan dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara
eksplisit dalam tujuan pembelajaran.

12
b. Subjek belajar.
Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama
karena berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subyek karena
siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai
objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan
perilaku pada diri subjek belajar.
c. Materi pelajaran.
Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan
pembelajaran serta berpengaruh juga terhadap intensitas proses
pembelajaran.
d. Strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
f. Penunjang.
Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah
fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan
semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi
dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.

13
Komponen-komponen tersebut tentunya harus diperhatikan oleh guru
karena akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai dari kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Masing-masing komponen saling berkaitan satu sama lain,
sehingga untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan keenam komponen
tersebut harus benar-benar dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran juga memegang peranan penting dalam
kegiatan pembelajaran. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2001),
menetapkan 5 pendekatan yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar
mengajar khususnya mata pelajaran sains .
a. Empat pilar pendidikan.
“Learning to do, learning to know, learning to be, and learning to live
together” yang dicanangkan oleh UNESCO merupakan salah satu pendekatan
yang perlu digunakan di dalam pembelajaran sains di kelas. Siswa harus
diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman
belajarnya (learning to do), mampu membangun pemahaman dan
pengetahuan terhadap dunia di sekitarnya (learning to know),mampu
menbangun pengetahuan dan kepercayaan diri dan sekaligus membangun jati
diri (learning to be), mampu membentuk kepribadiannya untuk memahami
kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap
keanekaragaman dan perbedaan hidup (learning to live together).
b. Inquiri sains.
Inquiri sains adalah sesuatu yang sangat menantang dan melahirkan interaksi
antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk

14
mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi
untuk menurunkan, dan mengetes gagasan-gagasan baru.
c. Konstruktivisme.
Salah satu sasaran belajar sains adalah membangun gagasan saintifik setelah
peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari
sekitarnya. Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan sains
mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia TK sampai dengan
perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan
peristiwa/gejala alam di sekitarnya.
d. Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM).
Pendekatan sains, teknologi dan masyarakat merupakan suatu pendekatan
terpadu antara sains, teknologi dan atau teknologi yang ada di masyarakat.
Peserta didik dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains
untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang diikuti dengan pemikiran
untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk
teknologi.
e. Pemecahan masalah.
Implikasi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ialah
berubahnya pola pembelajaran di kelas. Pembelajaran sains harus memberikan
sumbangan terhadap terbentuknya kemampuan-kemampuan yang bermanfaat
bagi bagi kehidupan dewasa peserta didik.

15
3. Jelajah Alam Sekitar
Sains biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan mempunyai
kekhasan dibandingkan ilmu-ilmu alam yang lain. Biologi sebagai ilmu maka
objek yang dipelajari dalam biologi adalah makhluk hidup baik kejadian yang
terjadi pada objek itu maupun kejadian yang terjadi akibat dari adanya objek,
sehingga persoalan dalam pembahasannya adalah persoalan kehidupan. Djohar
dalam Mariyanti (2006) mengklasifikasikan persoalan yang terjadi pada objek
biologi ke dalam kajian terhadap struktur organisasi terjadinya kejadian meliputi
tingkatan molekuler sel, jaringan, organ/sistem organ, populasi, komunitas dan
bioma. Kejadiannya meliputi biologi sebagi ilmu, sejarah konsep biologi,
keanekaragaman, hubungan struktur dan fungsi, kelangsungan kehidupan,
hubungan makhluk dan lingkungannya, perilaku, evolusi dan regulasinya.
Kekhasan yang ada pada biologi memberikan implikasi terhadap pendekatan dan
metodologi yang memberi ciri dan dasar kerja dalam pengembangan konsepnya.
Objek belajar biologi yang berupa fenomena nyata di alam menjadikan
cara-cara eksploratif sebagai cara yang paling tepat untuk mempelajarinya. Oleh
karena itu, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang memberikan
alternatif pengembangan pendekatan pembelajaran biologi yang berdasarkan
prinsip-prinsip eksplorasi. Pendekatan pembelajaran tersebut dikenal dengan
nama Jelajah Alam Sekitar (JAS). Pendekatan JAS merupakan pendekatan
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta
didik baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek

16
belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Ridlo dkk,
2005).
Pendekatan pembelajaran JAS menekankan pada kegiatan pembelajaran
yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga selain dapat membuka
wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pendekatan ini
memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
mengaitkannya dengan dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna.
Mariyanti (2006) menjelaskan penciri dalam kegiatan pembelajaran
berpendekatan JAS adalah selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung
maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan media. Ciri kedua adalah
selalu ada kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan. Ciri
ketiga adalah ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan,
gambar, foto atau audiovisual.
Model-model pembelajaran yang bisa dikembangkan dalam pendekatan
JAS adalah model yang lebih bersifat student centered, lebih memaknakan sosial,
lebih memanfaatkan multiresources dan assessment yang berbasis mastery
learning (Ridlo, 2005). Beberapa strategi pembelajaan yang sejiwa dengan JAS
antara lain CBSA, Inquri-based learning, problem based learning, cooperative
learning, project-based learning, pendekatan keterampilan proses sains
(Mariyanti dkk, 2005).

17
4. Model pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Soekamto dan Winataputra, 1995).
Dengan adanya model pembelajaran kegiatan belajar mengajar akan lebih tertata
secara sistematis dan tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
Seorang guru harus pandai dalam memilih model pembelajaran karena
banyak sekali model pembelajaran yang ada sekarang ini. Pemilihan model
pembelajaran perlu disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang harus dicapai aleh
siswa. Joyce dan Weil (1986) dalam Soekamto dan Winataputra (1995),
mengelompokkan model-model pembelajaran menjadi 4 kelompok yaitu
kelompok model pengolahan informasi, kelompok model personal, kelompok
model sosial dan kelompok model sistem perilaku.
John Dewey (dalam Soekamto dan Winataputra ) mengembangkan
model pembelajaran kelompok model sosial. Model pembelajaran yang
dikembangkan ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama dalam
pembelajaran yang dikenal dengan model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis
yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap
mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang
kompleks (Nur, 2005). Menurut Abdurrahman dan Bintoro dalam Nurhadi (2003),

18
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis
mengembangkan interaksi silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa
sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan
mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan
menitikberatkan pada pengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat
kemampuan akademik yang berbeda satu dengan yang lainnya (Saptono, 2003).
Berdasarkan beberapa definisi dari beberapa ahli tersebut tentang
pembelajaran kooperatif, maka pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan
sebagai pembelajaran yang sistematis dan melibatkan siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang heterogen sehingga terjadi interaksi antar anggota kelompok
tersebut.
Abdurahman dan Bintoro dalam Nurhadi (2003), menyebutkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Berbagai elemen dalam pembelajaran
kooperatif tersebut adalah adanya : (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi
tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin
hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
a. Saling ketergantungan positif
Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang
memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil
belajar yang optimal. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui :
(a) saling ketergantungan pencapaian tujuan, (b) saling ketergantungan dalam

19
menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling
ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.
b. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan
guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan
para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih
bervariasi.
c. Akuntabilitas individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.
Penilaian pembelajaran ini ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual
tersebut juga digunakan untuk menentukan nilai kelompok. Nilai kelompok
didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya. Penilaian kelompok
yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara
individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.
d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial dalam pembelajaran kooperatif seperti tenggang rasa,
sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,
berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri,
dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar
pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi sengaja
diajarkan.

20
Menurut Ibrahim dkk (2000), unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut.
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan bersama”.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti
milik mereka sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga
akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif
Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yang harus dilakukan dalam
proses belajar mengajar menurut Saptono (2003) yaitu terjadinya saling
ketergantungan secara positif (positive interdependence), terbentuknya tanggung
jawab personal (individual accountability), terjadinya keseimbangan dan
keputusan bersama dalam kelompok (equal participation), dan interaksi
menyeluruh (simultaneous interaction).

21
a. Terjadinya saling ketergantungan secara positif (positive interdependence).
Setiap siswa saling bekerja sama dalam kelompoknya dan mereka sadar
bahwa antara siswa yang satu dengan yang lain saling membutuhkan.
b. Terbentuknya tanggung jawab personal (individual accountability). Setiap
siswa dalam kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab untuk dapat
mempelajari dan menjelaskan bagian materi sebagai sumbang saran dalam
kelompok.
c. Terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok (equal
participation). Keseimbangan antar personal dalam kelompok merupakan hal
yang utama dalam pembelajara kooperatif. Bukan hanya seorang anggota
kelompok saja yang berperan, semua anggota kelompok dituntut untuk
berpartisipasi dalam usahanya memperoleh pengetahuan.
d. Interaksi menyeluruh (simultaneous interaction). Pembelajaran kooperatif
menempatkan setiap siswa memperoleh tugas masing-masing dalam
kelompok secara proporsional dan secara simultan mengerjakan tugas atau
menjawab pertanyaan untuk mengevaluasi perolehan pemahaman siswa
tersebut terhadap materi yang dibahas.
Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran kooperatif meliputi
tiga submodel yaitu Students Teams Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan
Investigasi Kelompok (Group Investigation). Nur (2005) membagi model
pembelajaran kooperatif menjadi tiga submodel yaitu STAD, Jigsaw dan TGT
(Teams Games Tournaments).

22
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot
Aronson (dalam Ibrahim dkk, 2005). Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif
yang memungkinkan masing-masing siswa membentuk satu kelompok yang
mengkhususkan diri pada satu materi pembelajaran (Lie dalam Fauzi, 2005).
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menentukan dan mempelajari
materi pelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan materi
tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain (Ibrahim, 2000).
Pada pembelajaran kooperatif Jigsaw ini terdapat kelompok asal atau
“original group” dan kelompok ahli atau “expert group”. Menurut Arends (dalam
Fauzi, 2005) hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli seperti gambar
berikut :
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Gambar 1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw
Keterangan : Pada model pembelajaran ini para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota kelompok diberi satu bagian materi yang telah dipilih untuk dipelajari dan dikuasai, siswa dari masing-masing kelompok yang mendapat bagian materi yang sama berkumpul untuk berdiskusi (kelompok ahli), kemudian
@ # = + $ @ # = + $ @ # = + $ @ # = + $ @ # = + $
@ @ @ @ @
# # # # #
= = = = =
+ + + + +
$ $ $ $ $

23
siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan bagian materi yang dipelajarinya kepada anggota kelompoknya. Tabel 1. Daftar Pembagian Sub Materi Kelompok Ahli A, B, C, D, dan E dalam
Kegiatan Belajar Mengajar pada Sub Materi Vertebrata Menggunakan Pendekatan JAS Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.
Pertemuan Daftar Sub Materi
A. Vertebrata (ciri-ciri umum dan contoh hewannya)
B. Pisces (ciri-ciri umum, dua kelas Pisces berdasarkan
jenis tulang dan contoh hewannya)
C. Amphibia (ciri-ciri umum, dua ordo Amphibia dan
contoh hewannya)
D. Amphibia (metamorfosis katak)
Pertemuan I
E. Reptilia (ciri-ciri umum, 4 ordo Reptilia, dan contoh
hewannya)
A. Aves (ciri-ciri umum)
B. Aves (pengelompokkan Aves berdasarkan bentuk paruh
dan contoh hewannya)
C. Aves (pengelompokkan Aves berdasarkan bentuk kaki
dan contoh hewannya)
D. Mammalia (ciri-ciri umum)
Pertemuan II
E. Mammalia (ordo dari Mammalia dan contoh hewannya)
Kerangka berpikir dalam penelitian pre-eksperimental dengan
menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran
kooperatif Jigsaw ini dapat digambarkan dalam gambar 2 berikut.

24
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Pre-Eksperimental dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Sub Materi Vertebrata Menggunakan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw (dimodifikasi dari Arikunto, 2002)
5. Sub materi vertebrata
Dalam kurikulum 2006 mata pelajaran Sains (biologi) SMP, sub materi
vertebrata terintegrasi pada materi pokok Keanekaragaman Hewan. Materi
tersebut dipelajari di kelas VII semester genap.
Pada materi pokok Keanekaragaman Hewan, kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa adalah mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-
ciri yang dimiliki. Indikator pembelajaran yang harus dicapai yaitu, siswa dapat
(1) membedakan hewan-hewan bertulang belakang dan yang tidak bertulang
belakang. (2) Mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang (Pisces,
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia). (3) Mengkomunikasikan hasil
pengamatan mengenai variasi makhluk hidup di lingkungan sekolah/rumah.
Guru menggunakan pendekatan JAS model pembelajaran kooperatif Jigsaw
• Motivasi belajar siswa meningkat • Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat
Keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa
optimal
Guru

25
Indikator utama yang harus dicapai oleh siswa pada kegiatan
pembelajaran sub materi vertebrata adalah indikator ke-2 yaitu mengelompokkan
hewan-hewan bertulang belakang (Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mammalia). Berdasarkan indikator yang harus dicapai oleh siswa pada sub materi
vertebrata, maka dapat diketahui bahwa untuk mencapai indikator tersebut
diperlukan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai. Pendekatan Jelajah
Alam Sekitar diharapkan sesuai untuk digunakan dalam mencapai indikator
tersebut, karena hewan-hewan vertebrata merupakan objek yang terdapat di
lingkungan sekitar siswa. Siswa dapat melakukan pengamatan langsung beberapa
hewan vertebrata untuk kemudian melakukan diskusi.
Pada kelompok-kelompok hewan yang termasuk hewan bertulang
belakang (vertebrata) mempunyai ciri-ciri khas :
a. Pisces memiliki penutup tubuh berupa sisik, anggota gerak berupa sirip, suhu
tubuh poikiloterm, dan pembiakan ovipar.
b. Amphibia memiliki penutup tubuh berupa kulit tipis berlendir, anggota gerak
berupa dua pasang tungkai kaki, suhu tubuh poikiloterm, dan pembiakan
ovipar.
c. Reptilia memiliki penutup tubuh berupa kulit bersisik dari zat tanduk, anggota
gerak berupa dua pasang kaki/ sirip/ otot perut, suhu tubuh poikiloterm,
pembiakan ovipar dan ovovivipar.
d. Aves memiliki penutup tubuh berupa bulu, anggota gerak sepasang kaki dan
sepasang sayap, suhu tubuh homoiterm, dan pembiakan ovipar

26
e. Mammalia memiliki penutup tubuh berupa rambut, anggota gerak dua pasang
kaki/ sepasang kaki dan sepasang tangan/ sepasang kaki dan sepasang sirip,
suhu tubuh homoiterm, pembiakan ovipar dan vivipar.
B. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut : pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan
model kooperatif Jigsaw efektif bila diterapkan pada sub materi vertebrata di SMP
Negeri 3 Ungaran.

27
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud dan tujuan (Poerwodarminto, 1976). Metode penelitian digunakan
dengan maksud untuk mencapai kebenaran ilmiah. Dalam kegiatan ilmiah peneliti
berpedoman pada metode yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dalam penelitian ini akan dibahas hal yang berkaitan dengan metode penelitian.
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2006/2007
di SMP Negeri 3 Ungaran.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3
Ungaran, yang terdiri dari enam kelas dari kelas VII A sampai kelas VII F.
Adapun sampelnya adalah semua siswa kelas VII A dan kelas VII B. Cara
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Dari
keenam kelas diambil kelas yang mempunyai kemampuan akademik yang sama
(melalui uji homogenitas). Berdasarkan uji homogenitas dan saran dari guru mata
pelajaran terpilih kelas VII A dan VII B. Kelas VII A sebagai kelas yang diberi
perlakuan (sub materi vertebrata diajarkan dengan menggunakan pendekatan JAS
dan model kooperatif Jigsaw), sedangkan kelas VII B sebagai kelas kontrol (sub
materi vertebrata diajarkan dengan metode konvensional).

28
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : pendekatan pembelajaran JAS dengan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw.
2. Variabel bergantung : hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Variabel kendali : guru, sarana dan prasarana pembelajaran.
4. Variabel rambang : kondisi kelompok (jumlah siswa, kemampuan siswa,
komposisi jenis kelamin).
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental (Pre
Experimental Design) dengan menggunakan rancangan randomized control-group
only design. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi
tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel
perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok tersebut
dikenai pengukuran yang sama. Perlakuan yang diberikan kepada kelas
eksperimen berupa penerapan pendekatan JAS dengan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw, sedangkan pada kelas kontrol digunakan metode konvensional
yaitu dengan ceramah dan diskusi sederhana. Pola rancangan tersebut
digambarkan sebagai berikut (Rachman dan Muhsin, 2004).

29
Group Pretest Treatment Posttest
Ex. Group
Ctr. Group
Gambar 3. Rancangan Penelitian Randomized Control-Group Only Design
Keterangan : Ex. Group : adalah kelompok eksperimen/perlakuan Ctr. Group : adalah kelompok kontrol T2 : adalah test setelah diberi perlakuan untuk kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol Prosedur desain ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih dua kelas dari enam kelas yang ada. Salah satu kelas menjadi kelas
perlakuan/eksperimen sedangkan kelas satunya menjadi kelas kontrol.
2. Membagi kelas eksperimen menjadi kelompok-kelompok kecil, dalam setiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang dipilih secara heterogen berdasarkan
nilai akademik, keaktifan, dan jenis kelamin. Untuk kelas kontrol, siswa diberi
kebebasan untuk membentuk kelompok dengan tiap kelompok beranggotakan
5-6 siswa.
3. Menerapkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan JAS, model
pembelajaran kooperatif Jigsaw (memanfaatkan objek asli yang berupa
awetan) untuk kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas kontrol, kegiatan
pembelajaran diterapkan dengan metode konvensional (ceramah dan diskusi
sederhana).
4. Melakukan pengamatan keaktifan siswa dan lembar observasi keterampilan
proses sains siswa dengan menggunakan lembar observasi.
X T2 T2

30
5. Melaksanakan evaluasi dengan memberikan post test, yang bertujuan untuk
mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
6. Memberikan angket, untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
7. Menganalisis data hasil penelitian dengan analisis deskriptif kuantitatif dan
deskriptif persentase.
E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran : silabus, RP, LDS, bahan
sumber belajar, lembar observasi, angket, dan instrumen tes.
b. Mengadakan uji coba instrumen tes. Instrumen tes yang berbentuk
pilihan ganda diuji cobakan di luar sampel penelitian dimana siswa yang
diuji coba sudah pernah menerima sub materi vertebrata sebelumnya.
Hasil uji coba selanjutnya dianalisis untuk menentukan validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Rumus yang
digunakan sebagai berikut:
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 1996)
teknik uji coba validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

31
uji valid instrumen dengan menggunakan teknik korelasi product
moment dengan angka kasar.
Rumus yang digunakan :
rxy = ( ) ( )( ) } ( ){ }{ 2222 ..
..
YYNXXN
YXYXN
∑−∑∑−∑
∑∑−∑
keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y xy = jumlah perkalian antara variabel x dan y x = jumlah nilai variabel x (skor item) y = jumlah nilai variabel y (skor total) x2 = jumlah kuadrat skor item y2 = jumlah kuadrat skor total N = jumlah sampel
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2003).
Rumus yang digunakan adalah :
r11= ( )⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
− 1.1
1 VKMKM
KK
keterangan : r 11 = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata V = variasi total, besarnya dicari dengan rumus
V =
( )
NNXX
22 ∑−∑

32
Dengan : ∑ X2 = jumlah skor kuadrat (∑ X)2 = kuadrat jumlah skor N = jumlah peserta test
Hasil perhitungan r11 dikonsultasikan ke tabel r product moment
dengan N adalah jumlah siswa peserta uji coba dan tarif nyata 5%.
Bila r11 dihitung lebih besar dari r tabel, maka dapat dikatakan
bahwa perangkat tes adalah reliabel. Reliabilitas soal berdasarkan
analisis instrumen tes diperoleh r11 = 0,356 dan r tabel = 0,291
karena r11 > r tabel maka instrumen tes ini bersifat reliabel.
3) Tingkat kesukaran soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat
diketahui soal yang mudah atau sukar (Ridlo dan Rudiyatmi, 2002).
Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal
adalah:
TK = BABBBA
++
Keterangan: TK = tingkat kesukaran BA = jawaban benar kelompok atas BB = jawaban benar kelompok bawah A = jumlah siswa kelompok atas B = jumlah siswa kelompok bawah
Kriteria:
TK > 70% : item mudah
TK 30-70% : item sedang
TK < 30% : item sukar

33
4) Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (Ridlo dan Rudiyatmi, 2002). Rumus
yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal adalah :
DP = )(
21 BA
BBBA
+
−
Keterangan : DP = daya pembeda BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar A = banyaknya peserta kelompok atas B = banyaknya peserta kelompok bawah
Adapun klasisfikasi daya pembeda soal adalah :
DP = 0,00 – 0,09 = jelek/tidak baik
DP = 0,10 – 0,20 = kurang baik
DP = 0,21 – 0,40 = cukup
DP = 0,41 – 0,70 = baik
DP > 0,71 = baik sekali
DP = negatif, berarti soal tidak baik. Jadi semua soal yang
mempunyai harga negatif sebaiknya di buang saja.
Hasil analisis instrumen tes disajikan pada tabel berikut:

34
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes No Aspek Soal Hasil Uji Coba No Soal Keterangan 1 Validitas Valid : 21 soal
Tidak valid : 9 soal
1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 2, 6, 8, 14, 15, 17, 18, 19, 21
2 Reliabilitas Soal reliabel 3 Tingkat Kesukaran Sukar : 7
Sedang : 5 Mudah : 18
9, 14, 15, 18, 24, 25, 28 5, 6, 16,17, 30 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 29
4 Daya Beda Baik : 1 Cukup : 20 Jelek : 9
5 1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30 2, 6, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 27
Dipakai: 1,3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30
c. Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa dengan kemampuan akademik yang heterogen
(untuk kelas eksperimen) sedangkan pada kelas kontrol, siswa diberi
kebebasan untuk membentuk kelompok.
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan silabus dan RP yang telah
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan Kompetensi
Dasar dan indikator.

35
b. Menerapkan pendekatan JAS dengan model kooperatif Jigsaw dan
memanfaatkan objek asli berupa awetan (untuk kelas eksperimen).
Sedangkan untuk kelas kontrol, diterapkan metode ceramah dan diskusi
sederhana.
c. Melaksanakan penilaian/evaluasi.
F. Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Sumber data : Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru
2. Jenis Data : Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif
a. Hasil tes pemahaman konsep siswa
b. Keaktifan siswa dalam pembelajaran baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol
c. Keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran
d. Kinerja guru selama proses pembelajaran
e. Tanggapan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
f. Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil tes pemahaman konsep siswa diambil dengan memberikan
post test kepada siswa
b. Data tentang aktivitas dan keterampilan proses sains siswa serta kinerja
guru selama proses pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar
observasi.

36
c. Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran diambil
dengan kuesioner
d. Data tentang tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan diambil dengan menggunakan lembar wawancara.
G. Metode Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif
persentase.
1. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
secara normal atau tidak. Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh
dilakukan uji normalitas dengan Chi-kuadrat, yaitu:
χ 2 = ( )
i
iik
i EEO 2
1
−∑=
Keterangan: χ 2 = chi-kuadrat Oi = frekuensi observasi Ei = frekuensi yang diharapkan k = banyaknya kelas interval
Kriteria:
Jika χ 2 hitung < χ 2 tabel dengan derajat kebebasan k-3, maka diambil
kesimpulan data terdistribusi normal (Sudjana, 2002).

37
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Post Test
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol χ 2 hitung 1.2385 1.7934 dk 3 3 χ 2 tabel 7.81 7.81 Kriteria Normal Normal
Dari perhitungan pada kelompok eksperimen diperoleh χ 2 hitung = 1.2385,
χ 2 tabel = 7.81 sehingga jelas bahwa χ 2 hitung < χ 2 tabel. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (lampiran 25).
Dari perhitungan pada kelompok kontrol diperoleh harga χ 2 hitung = 1.7934
dan χ 2 tabel = 7.81 sehingga jelas bahwa χ 2 hitung < χ 2 tabel. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal (lampiran 25).
2. Uji Kesamaan Dua Varians
Pada penelitian ini, uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui
sampel apakah berasal dari varians yang samaatau tidak. Bila berasal dari
varians yang sama besar disebut varians homogen dan bila tidak dari varians
yang sama disebut heterogen. Uji kesamaan varians dapat dipergunakan untuk
menentukan langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
F = VkecilVbesar
Kriteria pengujian adalah, tolak Ho jika:
F ≥ F 1/2α (V1:V2) dengan α = 5%, V1 = ne-1, V2 = nk-1 dan dalam hal lain
terima Ho (Sudjana, 2002).

38
Tabel 4. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Post Test
Kelompok Varians Dk F hitung F tabel Eksperimen 59.23 45 Kontrol 75.23 45
1.270 1.807
Dari uji dua varians didapat hasil Se2 = 59.23, Sk
2 = 75.23. Setelah dilakukan
perhitungan didapat harga F sebesar 1.270, sedangkan F tabel untuk n1= 45
dan n2 = 45 dengan taraf signifikansi sebesar 2.5% adalah 1.807, sehingga
karena F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa
varians kedua kelompok sama (lampiran 26).
3. Uji homogenitas
Data awal yaitu nilai ulangan harian mata pelajaran biologi kelas VII untuk
materi Keanekaragaman Tumbuhan digunakan untuk melakukan uji
homogenitas dengan menggunakan uji Barlett.
Hipotesis yang digunakan :
Ho : δ12 = δ2
2 = ………..δk2
Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Menghitung δ2 dari masing-masing kelas
b. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus :
(ni −1)Si2
S2 = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯ (ni −1)
c. Menghitung harga satuan B dengan rumus :
B = (log S2) Σ (ni −1)

39
Menghitung nilai status Chi- Kuadrat (χ2) dengan rumus :
χ2 = (ln 10) B − Σ(ni−1)log Si2
Kriteria pengujian : Ho diterima jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, artinya sampel
dalam keadaan homogen (Sudjana, 2002).
Dari hasil perhitungan diperoleh harga χ2 sebesar 1,34 sedangkan harga χ2
tabel adalah 3,84. Oleh karena χ2 hitung < χ2 tabel maka kedua kelas
menunjukkan kriteria homogen (lampiran 23).
4. Data nilai hasil post test dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-
rata hasil post test atau tidak antara kelas eksperimen (VII A) dan kelas
kontrol (VII B).
Pasangan hipotesisnya:
Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
Rumusyang digunakan:
t hitung =
21
21
11nn
S
XX
+
−
S = 2
)1()1(
21
222
211
−+−+−
nnSnSn
Ho diterima jika –t(1-1/2α)< t hitung < t(1-1/2α)
Keterangan : X1 = Nilai rata-rata kelas VII A X2 = Nilai rata-rata kelas VII B S1
2 = Varias kelas VII A S2
2 = Varias kelas VII B

40
S1 = Simpangan baku kelas VII A S2 = Simpangan baku kelas VII B n1 = Jumlah siswa kelas VII A n2 = Jumlah siswa kelas VII B (Sudjana, 2002)
Tabel 5. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Belajar
Kelompok Varians n X S t hitung t tabel Eksperimen 59.23 45 75.87 Kontrol 75.23 45 72.72
8.1994 1.8424 1.66
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil t hitung = 1.8424 sedangkan t tabel
untuk α = 5% dengan dk = 90 adalah 1.66, sehingga karena t hitung > t tabel
maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil post test
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol.
5. Data keaktifan siswa diperoleh melalui lembar observasi. Data ini dianalisis
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat rekapitulasi hasil observasi keaktifan siswa
b. Menghitung persentase keaktifan siswa
Berdasarkan aktivitasnya siswa digolongkan dalam golongan aktivitas
tinggi, sedang dan rendah. Kemudian masing-masing golongan dicari
persentasenya dengan menggunakan rumus :
P = %100×Nf
Keterangan : f = frekuensi yang dicari persentasenya n = jumlah frekuensi/banyaknya individu P = angka persentase (Sudjiono .A, 2003)
c. Membandingkan persentase keaktifan siswa kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.

41
6. Data keterampilan proses sains siswa diperoleh melalui lembar observasi.
Data ini dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat rekapitulasi hasil observasi keterampilan proses sains siswa
b. Menghitung persentase keterampilan proses sains siswa
Berdasarkan keterampilan proses sains siswa digolongkan dalam golongan
tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kemudian masing-masing
golongan dicari persentasenya dengan menggunakan rumus :
P = %100×Nf
Keterangan : f = frekuensi yang dicari persentasenya n = jumlah frekuensi/banyaknya individu P = angka persentase (Sudjiono .A, 2003)
7. Data hasil observasi kinerja guru dianalisis secara deskriptif persentase
dengan cara menghitung persentase tiap aspek yang dilakukan maupun yang
tidak dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran. Rumus yang
digunakan untuk menghitung persentase jawaban siswa sama dengan rumus
yang digunakan untuk menghitung persentase keterampilan proses sains
siswa.
8. Data hasil kuesioner dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Membuat rekapitulasi hasil kuesioner mengenai tanggapan siswa
terhadap kegiatan pembelajaran.
b. Menghitung persentase jawaban siswa

42
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban siswa
sama dengan rumus yang digunakan untuk menghitung persentase
keterampilan proses sains siswa.
H. Indikator kinerja
Penerapan pendekatan JAS dengan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai.
Indikatornya adalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan hasil belajar (post test) yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2. Minimal 75% siswa dari kelas eksperimen memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal untuk sub materi vertebrata yaitu 66.
3. Persentase keaktifan siswa yang menunjang pembelajaran kategori tinggi pada
kelas eksperimen > kelas kontrol.
4. Minimal 40% siswa kelas eksperimen mempunyai keterampilan proses sains
kategori tinggi.
5. Guru melaksanakan minimal 80% indikator kinerja sesuai dengan lembar
observasi kinerja guru.
6. Minimal 75% siswa senang atau sangat senang dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar model kooperatif Jigsaw.
7. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar model kooperatif Jigsaw.

43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
efektivitas penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw pada sub materi vertebrata di SMP N 3 Ungaran
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Hasil Post Test
Pembelajaran dengan pendekatan dan model pembelajaran yang
berbeda yaitu pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dan pendekatan konvensional yang telah dilakukan memberikan
hasil belajar kognitif berupa nilai post test yang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekapitulasi Data Hasil Post Test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No Hasil Post Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 Rata-rata 75.87 72.72 2 Nilai tertinggi 90 85 3 Nilai terendah 60 50 4 Standar deviasi (S) 7.70 8.67 5 Varians (S²) 59.23 75.23 6 Ketuntasan 89% 72%
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 21, halaman 126.
Indikator ketuntasan belajar siswa sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal
untuk sub materi vertebrata yang ditetapkan sekolah adalah 66. Hasil perhitungan
rata-rata nilai post test sub materi vertebrata pada kelas eksperimen sebesar 75.78
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 72.72. Ketuntasan belajar untuk kelas
eksperimen dari tabel di atas terlihat sebesar 89% , sedangkan untuk kelas kontrol

44
sebesar 72%. Persentase ketuntasan belajar ini menunjukan bahwa strategi
pembelajaran yang digunakan memberikan dampak terhadap persentase
ketuntasan belajar. Kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan JAS model
pembelajaran kooperatif Jigsaw memiliki persentase ketuntasan belajar yang lebih
besar dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Indikator
kinerja yang harus dicapai untuk ketuntasan belajar yaitu minimal 75% siswa
kelas eksperimen mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk sub materi
vertebrata sebesar 66. Ketuntasan belajar kelas eksperimen sebesar 89%
menunjukkan ketercapaian indikator kinerja dari penelitian yang dilakukan. Hal
ini kemungkinan dikarenakan adanya pemerataan tingkat pemahaman siswa pada
kelas eksperimen terhadap materi yang dipelajari.
Siswa dalam pembelajaran kooperatif dikelompokkan menjadi
kelompok-kelompok kecil dengan menitikberatkan pada pengelompokkan siswa
yang mempunyai tingkat kemampuan akademik yang berbeda satu dengan yang
lainnya (Saptono, 2003) sehingga siswa dengan kemampuan akademik yang
tinggi, sedang maupun rendah harus bekerja sama untuk memahami materi yang
dipelajari. Adanya pembagian materi untuk masing-masing anggota kelompok
menyebabkan tidak adanya dominansi dari siswa yang berkemampuan akademik
tinggi. Masing-masing siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengemukakan hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota kelompok asal,
sehingga pemahaman akan materi yang dipelajari oleh masing-masing siswa dapat
lebih merata.

45
Hasil analis data penelitian yang menggunakan uji t dapat diringkaskan
pada Tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji t pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Rata-rata dk t hitung t tabel (95%) Kriteria Eksperimen 75.87 Kontrol 72.72
90 1.8424 1.66 Berbeda signifikan
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 24, halaman 144.
Pemberian perlakuan yang tidak sama antara kelas eksperimen yang
menerapkan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional
(ceramah dan diskusi) ternyata menghasilkan perbedaan rata-rata hasil post test
yang signifikan. Perhitungan uji t nilai rata-rata post test menunjukkan harga t
hitung sebesar 1.8424, sedangkan harga t tabel untuk dk = 90 dengan taraf
signifikansi 5% adalah 1.66. Harga t hitung yang lebih besar dari harga t tabel
menyebabkan hipotesis kerja (Ha) memenuhi kriteria diterima dan hipotesis nihil
(Ho) ditolak. Perbedaan rata-rata yang signifikan tersebut membuktikan bahwa
penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran kooperatif
Jigsaw mampu mencapai indikator kinerja sehingga efektif diterapkan pada sub
materi vertebrata. Hal ini kemungkinan dikarenakan pendekatan Jelajah Alam
Sekitar (JAS) yang diterapkan menawarkan sumber belajar yang lebih
menyenangkan dan menarik bagi siswa. Sumber belajar yang menyenangkan akan
meningkatkan motivasi bagi siswa untuk belajar sehingga dapat membuat siswa
menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran. Pengalaman belajar yang
menyenangkan dapat melekat dalam memori siswa untuk periode waktu yang

46
lebih lama, sehingga siswa akan lebih mudah untuk mengingat kembali saat
mengerjakan tes.
2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Setelah dilakukan analisis data keaktifan siswa selama proses
pembelajaran pada sub materi vertebrata diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil Observasi Keaktifan siswa dalam Proses Pembelajaran
Jumlah Siswa Persentase (%) R S T R S T R S T R S T
Kelas
Kategori Keaktifan Aspek yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aspek yang menunjang pembelajaran
5 17 24 6 19 21 11 37 52 13 41 46 VII A
Aspek yang menghambat pembelajaran
39 7 - 38 8 - 85 15 0 83 17 0
Aspek yang menunjang pembelajaran
9 21 16 7 22 17 19 45 36 15 48 37 VII B
Aspek yang menghambat pembelajaran
34 12 - 35 11 - 74 26 0 76 24 0
Keterangan: R : rendah; S : sedang; T : tinggi Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 27, halaman 148.
Hasil observasi keaktifan siswa kelas eksperimen yang menggunakan
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran kooperatif Jigsaw
mengalami penurunan dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua untuk
aktivitas yang menunjang pembelajaran. Aspek-aspek yang menunjang
pembelajaran meliputi: (1) keaktifan siswa saat diskusi kelompok, (2) mengajukan
pertanyaan, (3) menjawab pertanyaan, (4) mengerjakan LDS. Keaktifan yang
menunjang pembelajaran yang masuk kategori tinggi sebesar 52% untuk
pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 46%. Penurunan
yang terjadi salah satunya disebabkan karena penggunaan media pembelajaran
yang berbeda. Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru

47
dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran
dan merupakan satu dari enam komponen yang terlibat dalam pembelajaran
(Sugandi dkk, 2004). Penggunaan media dapat berpengaruh terhadap hasil dari
kegitan pembelajaran yang ingin dicapai. Pertemuan kedua untuk kelas
eksperimen tidak menggunakan awetan sebagai media pembelajaran tetapi hanya
menggunakan gambar sehingga ketertarikan siswa terhadap materi yang dipelajari
tidak sebesar pada pertemuan pertama. Pada kelas kontrol, keaktifan yang
menunjang pembelajaran yang masuk kategori tinggi sebesar 36% untuk
pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 37%. Dari hasil
observasi keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran tampak perbedaan yang
jelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan ini tentu berhubungan
dengan perbedaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Model pembelajaran kooperatif Jigsaw yang diterapkan pada kelas
eksperimen (VII A) mengharuskan setiap siswa untuk mempunyai rasa tanggung
jawab baik tanggung jawab individu maupun tanggung jawab kelompok. Setiap
anggota kelompok bertanggungjawab untuk menentukan dan mempelajari bagian
materi pelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan bagian
materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain. Rasa tanggung jawab
inilah yang dapat menjadi salah satu faktor pendorong siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. Selain itu, awetan dan gambar beberapa hewan vertebrata yang
sengaja dihadirkan sebagai obyek pembelajaran menjadi hal yang dapat menarik
perhatian siswa sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dan aktif.
3. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

48
Hasil observasi keterampilan proses sains siswa didapatkan dengan
melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Rekapitulasi
hasil observasi keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Persentase (%) No Pertemuan SR R S T
1 Pertemuan 1 0 11 39 50 2 Pertemuan 2 0 13 43.5 43.5
Keterangan: SR = sangat rendah, R = rendah, S = sedang, T = tinggi Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 28, halaman 156.
Sesuai dengan hakikat pembelajaran biologi yaitu pemberian
pengalaman secara langsung, memungkinkan siswa untuk mengembangkan
sejumlah keterampilan proses supaya mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2001). Keterampilan proses sains
yang diobservasi pada penelitian ini meliputi lima aspek yaitu: (1) keterampilan
bertanya, (2) keterampilan mengemukakan pendapat, (3) keterampilan
mengamati, (4) keterampilan membuat kesimpulan, dan (5) keterampilan
berkomunikasi. Hasil observasi keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen
pada pertemuan pertama menunjukkan sebesar 50% siswa memiliki keterampilan
proses sains tinggi. Sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 43.5 % siswa
memiliki keterampilan proses sains tinggi. Adanya penurunan persentase siswa
dengan keterampilan proses sains tinggi pada kelas eksperimen berkaitan dengan
penurunan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran. Baik keaktifan maupun
keterampilan proses sains siswa mengalami penurunan kemungkinan disebabkan
oleh penggunaan media pembelajaran yang berbeda antara pertemuan pertama

49
dengan pertemuan kedua. Media pembelajaran berupa awetan yang digunakan
pada pertemuan pertama lebih menarik perhatian siswa dari pada media gambar
yang digunakan pada pertemuan kedua.
4. Hasil Observasi Kinerja Guru
Proses pembelajaran sub materi vertebrata dengan pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) model kooperatif Jigsaw sudah dilaksanakan dengan baik
sesuai Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) yang telah disusun. Hasil observasi
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran disajikan dalam Tabel 10 sebagai
berikut.
Tabel 10. Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
No Pertemuan Persentase (%) Kriteria Kinerja Guru
1 Pertemuan 1 80 Baik 2 Pertemuan 2 100 Baik
Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 29, halaman 158.
Ketercapaian kinerja guru dalam pembelajaran ini jika guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pengajaran
(RPP) yang telah disusun dan melaksanakan 10 aspek dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model kooperatif Jigsaw.
Pegukuran kinerja guru didasarkan pada observasi dari observer saat guru
melakukan kegiatan pembelajaran. Kualitas kinerja guru dengan menggunakan
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model pembelajaran kooperatif Jigsaw
sudah baik terlihat dari adanya peningkatan kualitas pertemuan pertama sampai
pertemuan kedua. Guru sudah melakukan pembelajaran sesuai dengan Rencana

50
Pelaksanaan Pengajaran (RPP) yang disusun. Pada pertemuan pertama, kinerja
guru baik dengan menjalankan 8 dari 10 aspek yang harus dilakukan. Aspek yang
tidak dilakukan guru pada pertemuan pertama yaitu mengaktifkan pengalaman
belajar siswa dan memberi penghargaan kelompok. Hal ini terjadi disebabkan
dalam pelaksanaan penelitian jam pelajaran untuk mata pelajaran biologi pada
pertemuan pertama tidak sesuai dengan rencana yaitu 2X40 menit. Pembelajaran
biologi untuk pertemuan pertama hanya berlangsung ±65 menit sehingga ada
beberapa aspek yang tidak dilakukan oleh guru, sedangkan pada pertemuan kedua
guru telah menjalankan seluruh aspek sehingga mencapai skor maksimal yaitu 10.
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) yang diterapkan telah
diusahakan seoptimal mungkin dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang
tersedia. Penciri dalam kegiatan pembelajaran berpendekatan JAS adalah selalu
dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu
dengan menggunakan media (Mariyanti, 2006). Adanya awetan hewan vertebrata
sebagai media pembelajaran cukup mendukung penerapan pendekatan JAS.
Keterbatasan jumlah dan macam awetan yang digunakan dapat diatasi dengan
penggunaan gambar sebagai media pembelajaran. Namun penggunaan gambar
sebagai media ternyata tidak seefektif penggunaan awetan karena siswa cenderung
lebih tertarik untuk mengamati awetan daripada gambar. Penambahan awetan
hewan vertebrata perlu dilakukan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan
awetan sebagai media pembelajaran.
5. Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Sub Materi Vertebrata
dengan Pendekatan JAS Model Kooperatif Jigsaw

51
Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran diperoleh melalui
kuesioner dengan responden seluruh siswa kelas eksperimen. Kuesioner
tanggapan siswa merupakan balikan yang diberikan oleh siswa atas pembelajaran
yang dilakukan oleh guru yang diperoleh berdasarkan angket yang dibagikan
kepada siswa setelah penelitian selesai. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada
kelas eksperimen didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran No Aspek Persentase 1 Apakah anda senang mengikuti
pembelajaran sub materi vertebrata dengan pendekatan JAS model kooperatif Jigsaw?
a. 39% (sangat senang) b. 61% (senang) c. 0% (tidak senang) d. 0% (sangat tidak senang
2 Apakah anda menyukai suasana kelas saat pembelajaran dengan pendekatan JAS model kooperatif Jigsaw?
a. 15% (sangat suka) b. 78% (suka) c. 6% (tidak suka) d. 0% (sangat tidak suka)
3 Bagaimanakah pemahaman anda terhadap sub materi vertebrata setelah diterapkan pendekatan JAS model kooperatif Jigsaw?
a. 11% (sangat paham) b. 87% (paham) c. 2% (tidak paham) d. 0% (sangat tidak paham)
4 Apakah anda setuju jika pembelajaran menggunakan diskusi dan kegiatan kelompok?
a. 43% (sangat setuju) b. 54% (setuju) c. 3% (tidak setuju) d. 0% (sangat tidak setuju)
5 Apakah teman anda membantu anda dalam kegiatan kelompok, terutama dalam memahami sub materi vertebrata?
a. 18% (sangat membantu) b. 76% (membantu) c. 6% (tidak membantu) d. 0% (sangat tidak membantu)
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30, halaman 159.
Berdasarkan rekapitulasi angket pada kelas eksperimen (VII A)
sebanyak 39% siswa menyatakan sangat senang dan 61% siswa menyatakan
senang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)

52
model kooperatif Jigsaw pada sub materi vertebrata. Ketertarikan siswa terhadap
kegiatan pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang
diterapkan. Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran
(Sugandi dkk, 2004). Penerapan strategi pembelajaran yang berbeda dari biasanya
menyebabkan ketertarikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menjadi
meningkat. Awetan dan gambar hewan-hewan vertebrata sebagai media
pembelajaran serta kesempatan yang luas untuk berdiskusi atau bertukar pendapat
bersama teman merupakan pengalaman baru bagi mereka sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Minat atau rasa senang siswa terhadap suatu pembelajaran merupakan
bagian dari hasil belajar dan memiliki peran yang penting. Peserta didik yang
memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan termotivasi untuk
mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga dapat diharapkan akan mencapai
hasil pembelajaran yang optimal.
Enam persen siswa kelas VII A menyatakan tidak menyukai suasana
kelas saat pembelajaran. Hal ini kemungkinan terjadi karena kondisi siswa yang
belum terbiasa dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pembelajaran biasanya dilakukan dengan metode ceramah yang menyebabkan
siswa cenderung pasif dan hanya sebagai pendengar, suasana kelas cenderung
tenang dan yang terdengar hanya suara guru menjelaskan materi. Pembelajaran
dengan pendekatan JAS model kooperatif Jigsaw melibatkan siswa dalam
kegiatan diskusi baik diskusi kelompok ahli maupun diskusi kelompok asal

53
sehingga suasana kelas cenderung sedikit gaduh tidak seperti pada pembelajaran
dengan metode ceramah.
Siswa kelas eksperimen yang menyatakan memahami sub materi
vertebrata dengan diterapkannya pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model
pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah sebanyak 87%. Pembelajaran yang
menarik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga pemahaman
terhadap materi meningkat. Sebanyak 43% siswa menyatakan sangat setuju dan
54% siswa setuju jika pembelajaran menggunakan diskusi dan kegiatan
kelompok. Sebanyak 76% siswa menyatakan teman membantu dalam kegiatan
kelompok terutama dalam memahami sub materi vertebrata. Pembelajaran sub
materi vertebrata dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model
pembelajaran kooperatif Jigsaw meningkatkan ketertarikan siswa terhadap
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga
siswa menjadi cenderung menyukai pembelajaran dengan strategi pembelajaran
yang sama.
6. Hasil Wawancara dengan Guru
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mitra bahwa pembelajaran
dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model kooperatif Jigsaw cukup
mengesankan karena keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi menjadi
meningkat. Guru mitra menyatakan tertarik untuk menerapkan pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) model kooperatif Jigsaw pada materi lain. Penggunaan
pendekatan JAS model pembelajaraan kooperatif Jigsaw menjadikan siswa
merasa lebih tertantang karena masing-masing siswa mendapat tanggungjawab

54
bagian materi. Selain itu adanya awetan dan gambar-gambar dapat lebih menarik
perhatian siswa untuk belajar. Kesulitan dalam pembelajaran dengan pendekatan
JAS model kooperatif Jigsaw yaitu memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyiapkan alat, pengamatan, dan pengkondisian siswa saat membentuk
kelompok ahli.
Berdasarkan uraian tersebut maka secara umum pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) model kooperatif Jigsaw
efektif bila diterapkan pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 3 Ungaran.

55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
Jelajah Alam Sekitar (JAS) model kooperatif Jigsaw efektif bila diterapkan pada
sub materi vertebrata di SMP Negeri 3 Ungaran.
B. Saran –saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas saran-saran yang dapat diajukan
dalam penelitian ini adalah:
1. Guru biologi diharapkan dapat menerapkan pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) model pembelajaran kooperatif Jigsaw tidak hanya dalam
mempelajari sub materi vertebrata tetapi juga pada materi lain yang sesuai.
2. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw menuntut keterampilan guru untuk
mengkondisikan siswa selama pembentukan dan diskusi kelompok ahli. Guru
hendaknya mampu mengelola kelas dan mengkondisikan siswa dengan baik
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lebih lancar.

56
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C.T; Rifai, A; Purwanto, E; Purnomo, D. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES
Arikunto, S. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta . 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fauzi, A.N. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 14 Semarang pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan Melalui Pemanfaatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Skripsi. Semarang: Biologi UNNES
Ibrahim, H.M.,F.Rachmadiarti, M.Nur, Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif.
Pusat Sains dan Matematika Sekolah Pasca Sarjana UNESA Surabaya: University Press
Kartiyono, N.E., A. Mariyanti. 2004. Jelajah Alam Sekitar (Makalah Program A2
Pendidikan Biologi FMIPA UNNES) Mariyanti, A. 2006. Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam
Sekitar. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: PT. Remaja Karya Nur, Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah UNESA Nurhadi dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. 2001.
Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SLTP. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional
Rachman, M dan Muhsin. 2004. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Ridlo, S dan Rudiyatmi, E. 2002. Paparan Kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Paparan Kuliah. Semarang: Tidak dipublikasikan

57
Santosa, K dan Sumadi. 2003. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Sains
(Makalah Bintek Pembelajaran Sains Sekolah Dasar). Semarang: Universitas Negeri Semarang
Saptono, S. 2003. Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Paparan
Kuliah. Semarang: tidak dipublikasikan Soekamto, T. dan U.S. Winataputra. 1995. Teori Belajar dan Model-model
Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti bagian Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sudjiono, A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Sugandi, A.,Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES

58

59
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Sains Biologi
Kelas / Semester : VII / Genap
Sub Materi : Vertebrata
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Pertemuan : 1
I. Standar Kompetensi
Memahami keanekaragaman makhluk hidup
II. Kompetensi Dasar
Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
III. Indikator
Mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang (Pisces,
Amphibia, Reptilia).
Membandingkan ciri-ciri tiap kelas dalam vertebrata (Pisces, Amphibia,
Reptilia)
IV. Strategi Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Jelajah Alam Sekitar
Model Pembelajaran : Kooperatif Jigsaw
V. Sumber Pembelajaran
Buku paket biologi kelas VII semester genap
Objek langsung /awetan
Foto/gambar

60
VI. Alat dan Bahan
LDS 1
Objek langsung/awetan vertebrata
Alat tulis
VI. Skenario Pembelajaran
NO LANGKAH-LANGKAH KEMAMPUAN WAKTU 1 Guru membentuk kelompok asal yang
terdiri 5-6 siswa disertai dengan memberikan daftar materi kepada kelompok asal
a. informatif b. berpikir
10 ′
2 Diskusi kelompok ahli sesuai bagian materi yang diperoleh siswa pada kelompok asal dan sesuai pengamatan yang telah dilakukan A. Vertebrata (ciri-ciri umum dan
contoh hewannya) B. Pisces (ciri-ciri umum, dua kelas
Pisces berdasarkan jenis tulang dan contoh hewannya)
C. Amphibia (ciri-ciri umum, 3 ordo Amphibi dan contoh hewannya)
D. Amphibi (metamorfosis katak) E. Reptil (ciri-ciri umum, 4 ordo reptil,
dan contoh hewannya)
a. sosial b. komunikasi c. kerjasama d. tanggung jawab
20′
3 Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang telah didiskusikan dalam kelompok ahli dan mengerjakan LDS
a. komunikasi b. transformasi c. tutor sebaya
20′
4 Presentasi kelompok mengenai materi yang didiskusikan oleh kelompok asal
Ketrampilan berbicara (bertanya, menjawab, menyajikan, berpendapat)
25′
5 Pemberian evaluasi akhir (post test) Evaluasi pengetahuan akhir
10′
VII. Penilaian
Penilaian: Post test

61
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Sains Biologi
Kelas / Semester : VII / Genap
Sub Materi : Vertebrata
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
Pertemuan : 2
I. Standar Kompetensi Memahami keanekaragaman makhluk hidup
II. Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
III. Indikator Mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang (Aves,
Mammalia)
Membandingkan ciri-ciri tiap kelas dalam vertebrata (Aves, Mammalia)
IV. Strategi Pembelajaran Pendekatan pembelajaran : Jelajah Alam Sekitar
Model Pembelajaran : Kooperatif Jigsaw
V. Sumber Pembelajaran Buku paket biologi kelas VII semester genap
Objek langsung /awetan
Foto/gambar
VI. Alat dan Bahan LDS 2

62
Objek langsung/awetan vertebrata
Alat tulis
VII. Skenario Pembelajaran
NO LANGKAH-LANGKAH KEMAMPUAN WAKTU
1 Guru membentuk kelompok asal yang
terdiri 5-6 siswa disertai dengan
memberikan daftar materi kepada
kelompok asal
a. informatif
b. berpikir
10 ′
2 Diskusi kelompok ahli sesuai bagian
materi yang diperoleh siswa pada
kelompok asal dan sesuai pengamatan
yang telah dilakukan
F. Aves (ciri-ciri umum)
G. Aves (pengelompokkan Aves
berdasarkan bentuk paruh dan contoh
hewannya)
H. Aves (pengelompokkan Aves
berdasarkan bentuk kaki dan contoh
hewannya)
I. Mammalia (ciri-ciri umum)
J. Mammalia (ordo dari Mammalia dan
contoh hewannya)
a. sosial
b. komunikasi
c. kerjasama
d. tanggung jawab
20′
3 Setiap anggota kelompok ahli kembali ke
kelompok asal untuk menjelaskan materi
yang telah didiskusikan dalam kelompok
ahli dan mengerjakan LDS
a. komunikasi
b. transformasi
c. tutor sebaya
20′
4 Presentasi kelompok mengenai materi
yang didiskusikan oleh kelompok asal
Ketrampilan
berbicara (bertanya,
menjawab,
20′

63
menyajikan,
berpendapat)
5 Pemberian evaluasi akhir (post test) Evaluasi
pengetahuan akhir
10′
VII. Penilaian
Penilaian: Post test

64
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
Kelas :
Pertemuan :
Aspek Yang Diamati
Menunjang Kriteria Tidak
Menunjang
Kriteria
No
Kelompok
Kode
Siswa
1 2 3 4 R S T 1 2 3 4 R S T
1 A1
2 B1
3 C1
4 D1
5
I
E11
6 E12
7 A2
8 B2
9 C2
10 D2
11
II
E21
12 E22
13 A3
14 B3
15 C3
16 D3
17
III
E31
18 E32
19 A4
20 B4
21
IV C4

65
22 D4
23
E41
24 E42
25 A5
26 B5
27 C5
28 D5
29
V
E51
30 E52
31 A6
32 B6
33 C6
34 D6
35
VI
E61
36 E62
37 A7
38 B7
39 C7
40 D7
41
VII
E71
42 E72
43 A8
44 B8
45 C8
46 D8
47
VIII
E81
48 E82
Jumlah

66
Keterangan : Kriteria⇒ R : rendah (0 – 1 aspek)
S : sedang (2 – 3 aspek) T : tinggi (4 aspek)
A. Kegiatan yang menunjang proses pembelajaran : 1. Aktif dalam diskusi kelompok 2. Mengajukan pertanyaan 3. Menjawab pertanyaan 4. Mengerjakan LKS
B. Kegiatan yang tidak menunjang proses pembelajaran : 1. Tidak mendengarkan penjelasan materi oleh guru 2. Mengganggu siswa lain dalam diskusi 3. Tidak mengerjakan tugas atau soal 4. Tidur saat diskusi

67
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Pertemuan I Pertemuan II No Aspek Yang Diamati Ya Tidak Ya Tidak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Mengaktifkan pengalaman belajar siswa Mengorganisasikan siswa kedalam kegiatan pembelajaran Menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi maupun pengamatan Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan Memberi kesempatan siswa untuk bertanya atau berpendapat Membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran Memberi tugas atau melaksanakan evaluasi Memberi penghargaan kelompok
Jumlah Persentase (%) Kriteria
Kriteria : Skor 10 – 8 (100% - 80%) : kinerja guru baik Skor 7 – 6 (70% - 60%) : kinerja guru cukup Skor < 6 (< 60%) : kinerja guru kurang

68
LEMBAR WAWANCARA GURU Waktu : Tempat :
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana kesan anda terhadap
pembelajaran dengan pendekatan Jelajah
Alam Sekitar model pembelajaran
kooperatif Jigsaw ?
2 Bagaimana aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan JAS model pembelajaran
kooperatif Jigsaw ?
3 Bagaimana hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
JAS model kooperatif Jigsaw ?
4 Menurut anda, adakah kelebihan
penggunaan pendekatan JAS model
pembelajaraan kooperatif Jigsaw ? Jika ada,
apa kelebihannya ?
5 Adakah kesulitan dalam pembelajaran
dengan pendekatan JAS model kooperatif
Jigsaw ? Jika ada, apa kesulitannya ?
6 Apakah anda tertarik untuk menerapkan
pendekatan JAS dan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw pada materi lain ?

69
SOAL UJI COBA POST TEST
Mata Pelajaran : Sains Biologi Kelas : VII Waktu : 30 menit Pokok Bahasan : Vertebrata
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia ! 1. Hewan yang mempunyai ciri suhu tubuhnya tetap termasuk hewan yang….
a. Berdarah dingin
b. Berdarah panas
c. Berdarah hijau
d. Berdarah merah
2. Kelas yang terdapat pada vertebrata terdiri dari….
a. Amphibia − Reptilia − Rhizopoda − Protozoa − Annelida
b. Aves − Amphibia − Rhizopoda − Protozoa − Arthropoda
c. Pisces − Amphibia − Reptilia − Aves − Mammalia
d. Pisces − Mammalia − Rhizopoda − Aves
3. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari ikan, kecuali ….
a. Alat gerak berupa sirip
b. Bersifat ovipar
c. Alat pernafasan berupa insang
d. Hewan berdarah panas
4. Perhatikan gambar berikut ini !

70
Berdasarkan gambar di atas, I dan II menunjukkan bagian tubuh ikan yang
disebut….
a. Sisik dan sirip
b. Gurat sisi dan sisik
c. Sirip dan gurat sisi
d. Gurat sisi dan tutup insang
5. Bagian tubuh ikan yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air
adalah….
a. Sirip
b. Gurat sisi
c. Insang
d. Ekor
6. Ciri-ciri hewan: hidup di air
bernafas dengan insang
mempunyai sirip yang digunakan untuk berenang
berkembang biak dengan bertelur
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Hiu
b. Paus
c. Lumba-lumba
d. Singa laut
7. Ciri-ciri hewan: vertilisasi eksternal
berdarah dingin
jantung terdiri dari 3 ruangan
hidup di dua alam
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Paus
b. Kadal
c. Katak
d. Buaya

71
8. Saat dewasa katak bernafas dengan….
a. Kulit dan paru-paru
b. Insang dan kulit
c. Insang luar dan paru-paru
d. Insang dalam dan kulit
9. Salamander termasuk dalam kelas Amphibia dari ordo….
a. Apoda
b. Urodela
c. Anura
d. Crocodilia
10. Perhatikan gambar berikut!
Urutan metamorfosis pada katak yang benar adalah….
a. 1 – 2 – 3 - 4
b. 1 – 3 – 2 - 4
c. 2 – 1 – 4 - 3
d. 3 – 1 – 2 - 4
11. Katak merupakan hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan air
ataupun darat. Bukti bahwa katak mampu beradaptasi dengan lingkungan
darat adalah….
a. Kulitnya licin dan tipis
b. Pembuahannya terjadi di luar tubuh
c. Pada kakinya terdapat selaput renang
d. Bernafas dengan paru-paru

72
12. Ciri-ciri hewan: tubuh tertutup kulit yang bersisik
alat pernafasannya paru-paru
peredaran darahnya tertutup
berkembangbiak dengan bertelur
Kelompok hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Amphibi
b. Pisces
c. Reptilia
d. Aves
13. Karapak dan plastron merupakan tulang berbentuk lempengan berfungsi
melindungi tubuh yang dimiliki oleh Reptil dari ordo…
a. Lacertilia
b. Chelonia
c. Crocodilia
d. Ophidia
14. Jantung Reptilia memiliki….
a. 2 ruang
b. 3 ruang
c. 4 ruang
d. 5 ruang
15. Golongan Reptilia yang peka terhadap rangsang bau adalah….
a. Kadal dan buaya
b. Biawak dan penyu
c. Kadal dan biawak
d. Biawak dan buaya
16. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari unggas, kecuali ….
a. Bernapas dengan paru-paru dan kantong-kantong hawa
b. Mempunyai dua macam anggota gerak, sayap dan kaki
c. Tubuh tertutup oleh rambut
d. Termasuk hewan berdarah panas

73
17. Alat pencernaan pada Aves yang berfungsi untuk menyimpan makanan
sementara adalah….
a. Tembolok
b. Lambung kelenjar
c. Ampedal
d. Lambung pengunyah
18. Ciri-ciri hewan: tubuh tertutup oleh bulu
anggota gerak depan berupa sepasang sayap
berkembangbiak dengan bertelur
pemakan insekta
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Ayam
b. Kolibri
c. Kakaktua
d. Pelatuk
19. Burung yang memiliki bentuk kaki seperti
gambar disamping adalah…….
a. Elang
b. Pelatuk
c. Pipit
d. Itik
20. Burung yang memiliki bentuk paruh seperti
gambar disamping adalah………..
a. Bangau
b. Itik
c. Elang
d. Pipit

74
21. Mempunyai kelenjar susu, penutup tubuh berupa rambut, homoiterm,
pembiakan vivipar merupakan vertebrata dalam kelas……
a. Reptil
b. Aves
c. Pisces
d. Mammalia
22. Ciri-ciri hewan: mempunyai kelenjar susu
homoiterm
hidup di darat
pemakan serangga
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Landak
b. Kuda
c. Kanguru
d. Kelinci
23. Ciri-ciri hewan: mempunyai kelenjar susu
homoiterm
tubuh tertutup rambut
berkembangbiak dengan cara bertelur
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Platypus
b. Kelinci
c. Tikus
d. Kelelawar
24. Pada gambar berikut merupakan mamalia kelompok….
a. Primata
b. Insectivora
c. Marsupialia
d. Monotremata

75
25. Kelinci merupakan hewan yang termasuk dalam kelompok….
a. Mammalia insectivora
b. Mammalia pengerat
c. Mammalia tidak bergigi
d. Mammalia berbelai
26. Ciri khas Mammalia adalah….
a. Peredaran darah tertutup
b. Melahirkan anaknya
c. Menyusui anaknya
d. Berkaki empat
27. Kanguru termasuk dalam Mammalia ordo Marsupialia, karena…..
a. Mempunyai belalai
b. Memakan serangga
c. Mempunyai paruh seperti bebek
d. Mempunyai ciri tubuh berkantung
28. Ciri-ciri hewan: mempunyai kelenjar susu
homoiterm
hidup di darat
berkuku ganjil
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Kambing
b. Kuda
c. Gajah
d. Sapi
29. Berikut ini yang termasuk Mammalia air adalah…...
a. Paus – hiu
b. Paus – hiu – duyung
c. Lumba-lumba – paus – duyung
d. Lumba-lumba – hiu – duyung

76
30. Berikut ini adalah Mammalia berbelalai yang merupakan modifikasi dari
hidung dan bibir bagian atas adalah…..
a. Trenggiling
b. Badak
c. Kuda
d. Gajah

77
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI A
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai cirri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Vertebrata yang suhu tubuhnya berubah-ubah
sesuai suhu lingkungan disebut hewan berdarah dingin, sedangkan hewan
yang suhu tubuhnya tetap dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan adalah
hewan berdarah panas.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri umum vertebrata dan
menyebutkan contoh hewannya
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati gambar hewan-hewan yang termasuk vertebrata!
III. Permasalahan
Pertanyaan
1. Sebutkan ciri-ciri umum vertebrata !
……………………………..................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................

78
2. Sebutkan contoh hewan yang termasuk vertebrata dan sebutkan ciri-
cirinya (berdasarkan pengamatan)!

79
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI B
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai cirri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Vertebrata yang suhu tubuhnya berubah-ubah
sesuai suhu lingkungan disebut hewan berdarah dingin, sedangkan hewan
yang suhu tubuhnya tetap dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan adalah
hewan berdarah panas.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri umum Pisces, menyebutkan 2
ordo Pisces, contoh dan ciri-cirinya.
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar hewan-hewan yang termasuk
Pisces!
III. Permasalahan
Pertanyaan
1. Sebutkan ciri-ciri umum Pisces!
……………………………..................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................

80
……………………………...................................................................
2. Berdasarkan jenis tulangnya, Pisces dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a. ………………………..contohnya………………
b. ………………………..contohnya……………….
3. Sebutkan minimal 5 contoh hewan yang kamu amati beserta ciri-cirinya!

81
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI C
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai cirri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Vertebrata yang suhu tubuhnya berubah-ubah
sesuai suhu lingkungan disebut hewan berdarah dingin, sedangkan hewan
yang suhu tubuhnya tetap dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan adalah
hewan berdarah panas.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri umum Amphibi,
menyebutkan 3 ordo Amphibi , contoh dan ciri-cirinya.
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar hewan-hewan yang termasuk
Amphibi!
III. Permasalahan
Pertanyaan
1. Sebutkan ciri-ciri umum Amphibi!
……………………………..................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................

82
……………………………...................................................................
2. Amphibi dikelompokkan menjadi 3 ordo, yaitu :
a. ………………………..contohnya………………
b. ………………………..contohnya……………….
c. ………………………..contohnya……………….
3. Sebutkan contoh hewan yang kamu amati beserta ciri-cirinya!

83
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI D
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai cirri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Vertebrata yang suhu tubuhnya berubah-ubah
sesuai suhu lingkungan disebut hewan berdarah dingin, sedangkan hewan
yang suhu tubuhnya tetap dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan adalah
hewan berdarah panas.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengetahui metamorfosis katak.
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambarmetamorfosis katak!
III. Permasalahan
Pertanyaan
Sebut dan jelaskan fase/tahapan yang terjadi pada metamorfosis katak!

84
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI E
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai cirri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Vertebrata yang suhu tubuhnya berubah-ubah
sesuai suhu lingkungan disebut hewan berdarah dingin, sedangkan hewan
yang suhu tubuhnya tetap dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan adalah
hewan berdarah panas.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri umum Reptil, menyebutkan 4
ordo Reptil , contoh dan ciri-cirinya.
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar hewan-hewan yang termasuk
Reptil!
III. Permasalahan
Pertanyaan
1. Sebutkan ciri-ciri umum Reptil!
……………………………..................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................
……………………………...................................................................

85
2. Reptil dikelompokkan menjadi 4 ordo, yaitu :
a. ………………………..contohnya………………
b. ………………………..contohnya……………….
c. ………………………..contohnya……………….
d. ………………………..contohnya……………….
3. Sebutkan contoh hewan yang kamu amati beserta ciri-cirinya!

86
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI A
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai ciri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Kelompok vertebrata yang satu mempunyai ciri-
ciri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelas
dikelompokkan menjadi beberapa ordo yang mempunyai ciri khas yang
berbeda pula.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri umum Aves dan contoh
hewannya
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar hewan-hewan yang termasuk
Aves!
III. Permasalahan
Pertanyaan
1. Ciri-ciri umum Aves :
. ……………………………………………………….
. ……………………………………………………….
. ………………………………………………………..
. ………………………………………………………..
2. Sebutkan contoh hewan yang termasuk Aves dan sebutkan ciri-cirinya
(berdasarkan pengamatan)!

87
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI B
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai ciri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Kelompok vertebrata yang satu mempunyai ciri-
ciri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelas
dikelompokkan menjadi beberapa ordo yang mempunyai ciri khas yang
berbeda pula.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengetahui pengelompokkan Aves berdasarkan bentuk
paruh dan contoh hewannya
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar!
III. Permasalahan
Pertanyaan
Pengelompokan Aves dapat didasarkan pada bentuk paruh. Sebutkan
contoh pengelompokan tersebut !

88
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI C
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai ciri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Kelompok vertebrata yang satu mempunyai ciri-
ciri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelas
dikelompokkan menjadi beberapa ordo yang mempunyai ciri khas yang
berbeda pula.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengetahui pengelompokkan Aves berdasarkan bentuk
kaki dan contoh hewannya
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar!
III. Permasalahan
Pertanyaan
Pengelompokan Aves dapat didasarkan pada bentuk kaki. Sebutkan
contoh pengelompokan tersebut !

89
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI D
VERTEBRATA
I. Pendahuluan Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai ciri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Kelompok vertebrata yang satu mempunyai ciri-
ciri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelas
dikelompokkan menjadi beberapa ordo yang mempunyai ciri khas yang
berbeda pula.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri umum Mamalia dan contoh
hewannya
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar hewan-hewan yang termasuk
Aves!
III. Permasalahan
Pertanyaan
1. Ciri-ciri umum Mamalia:
. ……………………………………………………….
. ……………………………………………………….
. ………………………………………………………..
. ………………………………………………………..
2. Sebutkan contoh hewan yang termasuk Mamalia dan sebutkan ciri-cirinya
(berdasarkan pengamatan)!

90
LEMBAR DISKUSI SISWA
KELOMPOK AHLI E
VERTEBRATA I. Pendahuluan
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai ciri bertulang
belakang. Vertebrata dikelompokkan menjadi 5 kelas, yaitu Pisces, Amphibi,
Reptil, Aves, dan Mammalia. Kelompok vertebrata yang satu mempunyai ciri-
ciri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Masing-masing kelas
dikelompokkan menjadi beberapa ordo yang mempunyai ciri khas yang
berbeda pula.
II. Kegiatan
A. Tujuan : Mengetahui pengelompokan Mamalia, ciri-ciri dan
contoh hewannya
B. Sumber belajar : Buku paket biologi kelas VII SMP
Buku biologi lain yang relevan
Spesimen/gambar
C. Petunjuk : Amati spesimen/gambar hewan-hewan yang termasuk
Mamalia!
III. Permasalahan
Pertanyaan
Sebutkan pengelompokkan Mamalia, contoh hewan dan ciri-cirinya
(berdasarkan pengamatan)!

91
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran : Sains Biologi Kelas : VII Waktu : 10 menit Pokok Bahasan : Vertebrata (1)
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia ! 1. Hewan yang mempunyai ciri suhu tubuhnya tetap termasuk hewan yang….
a. Berdarah dingin
b. Berdarah panas
c. Berdarah hijau
d. Berdarah merah
2. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari ikan, kecuali ….
a. Alat gerak berupa sirip
b. Bersifat ovipar
c. Alat pernafasan berupa insang
d. Hewan berdarah panas
3. Perhatikan gambar berikut ini !
Berdasarkan gambar di atas, I dan II menunjukkan bagian tubuh ikan yang
disebut….
a. Sisik dan sirip
b. Gurat sisi dan sisik
c. Sirip dan gurat sisi
d. Gurat sisi dan tutup insang

92
4. Bagian tubuh ikan yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air
adalah….
a. Sirip
b. Gurat sisi
c. Insang
d. Ekor
5. Ciri-ciri hewan: vertilisasi eksternal
berdarah dingin
jantung terdiri dari 3 ruangan
hidup di dua alam
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Paus
b. Kadal
c. Katak
d. Buaya
6. Salamander termasuk dalam kelas Amphibia dari ordo….
a. Apoda
b. Urodela
c. Anura
d. Crocodilia
7. Perhatikan gambar berikut!

93
Urutan metamorfosis pada katak yang benar adalah….
a. 1 – 2 – 3 - 4
b. 1 – 3 – 2 - 4
c. 2 – 1 – 4 - 3
d. 3 – 1 – 2 - 4
8. Katak merupakan hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan air
ataupun darat. Bukti bahwa katak mampu beradaptasi dengan lingkungan
darat adalah….
a. Kulitnya licin dan tipis
b. Pembuahannya terjadi di luar tubuh
c. Pada kakinya terdapat selaput renang
d. Bernafas dengan paru-paru
9. Ciri-ciri hewan: tubuh tertutup kulit yang bersisik
alat pernafasannya paru-paru
peredaran darahnya tertutup
berkembangbiak dengan bertelur
Kelompok hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Amphibi
b. Pisces
c. Reptilia
d. Aves
10. Karapak dan plastron merupakan tulang berbentuk lempengan berfungsi
melindungi tubuh yang dimiliki oleh Reptil dari ordo…
a. Lacertilia
b. Chelonia
c. Crocodilia
d. Ophidia

94
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran : Sains Biologi Kelas : VII Waktu : 10 menit Pokok Bahasan : Vertebrata (2)
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia ! 1. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari unggas, kecuali ….
a. Bernapas dengan paru-paru dan kantong-kantong hawa
b. Mempunyai dua macam anggota gerak, sayap dan kaki
c. Tubuh tertutup oleh rambut
d. Termasuk hewan berdarah panas
2. Burung yang memiliki bentuk paruh seperti
gambar disamping adalah………..
a. Bangau
b. Itik
c. Elang
d. Pipit
3. Ciri-ciri hewan: mempunyai kelenjar susu
homoiterm
hidup di darat
pemakan serangga
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Landak
b. Kuda
c. Kanguru
d. Kelinci
4. Ciri-ciri hewan: mempunyai kelenjar susu
homoiterm
tubuh tertutup rambut
berkembangbiak dengan cara bertelur

95
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Platypus
b. Kelinci
c. Tikus
d. Kelelawar
5. Pada gambar berikut merupakan mamalia kelompok….
a. Primata
b. Insectivora
c. Marsupialia
d. Monotremata
6. Tikus merupakan hewan yang termasuk dalam kelompok….
a. Mammalia insectivora
b. Mammalia pengerat
c. Mammalia tidak bergigi
d. Mammalia berbelai
7. Ciri khas Mammalia adalah….
a. Peredaran darah tertutup
b. Melahirkan anaknya
c. Menyusui anaknya
d. Berkaki empat
8. Ciri-ciri hewan: mempunyai kelenjar susu
homoiterm
hidup di darat
berkuku ganjil
Hewan yang memiliki ciri tersebut adalah….
a. Kambing
b. Kuda
c. Gajah
d. Sapi

96
9. Berikut ini yang termasuk Mammalia air adalah…...
a. Paus – hiu
b. Paus – hiu – duyung
c. Lumba-lumba – paus – duyung
d. Lumba-lumba – hiu – duyung
10. Berikut ini adalah Mammalia berbelalai yang merupakan modifikasi dari
hidung dan bibir bagian atas adalah…..
a. Trenggiling
b. Badak
c. Kuda
d. Gajah

97
LEMBAR JAWAB UJI COBA POST TEST
Nama :
No Absen :
Kelas :
1. a b c d 11. a b c d 21. a b c d
2. a b c d 12. a b c d 22. a b c d
3. a b c d 13. a b c d 23. a b c d
4. a b c d 14. a b c d 24. a b c d
5. a b c d 15. a b c d 25. a b c d
6. a b c d 16. a b c d 26. a b c d
7. a b c d 17. a b c d 27. a b c d
8. a b c d 18. a b c d 28. a b c d
9. a b c d 19. a b c d 29. a b c d
10. a b c d 20. a b c d 30. a b c d

98
LEMBAR JAWAB
Nama :
No Absen :
Kelas :
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d

99
KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST
*Post Test 1 *Post Test 2
1. B 1. C
2. D 2. C
3. D 3. A
4. B 4. A
5. C 5. D
6. B 6. B
7. C 7. C
8. D 8. B
9. C 9. C
10. B 10. D