Model Belajar Kooperatif

20
Oleh : Hilma Aulia 12105241034 Teknologi Pendidikan 2012

Transcript of Model Belajar Kooperatif

Oleh :

Hilma Aulia 12105241034

Teknologi Pendidikan 2012

Sesuai dengan hasil penelitian, model belajar kooperatif yang sekarang sering diterapkan adalah perbaikan dari pelaksanaan belajar kelompok. Hanya, teknik pelaksanaan belajar kooperatif

memang benar-benar dirancang agar model belajar ini efektif bagi proses belajar.

Ditinjau dari segi jumlah peserta didik dalam satu tim, setiap model belajar kooperatif memiliki struktur keanggotaan yang berbeda rentang antara 2-6 orang peserta didik.

Ditinjau dari kegiatan yang disiapan, belajar kooperatif dirancang dalam bentuk permainan, pengembangan kreativitas, pelaksanaan proyek atau pemecahan masalah tertentu.

Elemen belajar kooperatif terdiri atas lima faktor yaitu

ketergantungan positif

Tatap muka

Tanggung jawab pribadi dan tim

Pengembangan kemampuan antarpribadi dan tim kecil

Proses bertim

Apapun model belajar kooperatif yang diterapkan, elemennya tidak berubah

Arti ketergantungan dalam hal ini adalah keberhasilan tim merupakan hasil kerja seluruh anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang sama terhadap keberhasilan tim.

Bertatap muka merupakan satu kesempatan yang baik bagi setiap anggota tim untuk bertinteraksi memecahkan masalah bersama disamping membahas materi ajar. Secara lisan, anggota dilatih untuk menjelaskan masalah belajar yang dihadapi masing-masing anggota. Selain itu, sewaktu bertatap muka anggota tim diberi kesempatan untuk mengajarkan apa yang dia kuasai kepada teman satu tim.

Semakin sedikit jumlah anggotanya, maka semakin besar kesempatan untuk berkembang yang tersedia bagi setiap anggota. Tanggung jawab pribadi muncul ketika seorang anggota bertugas untuk menyajikan yang terbaik di hadapan guru dan teman sekelas lainnya. Anggota tim yang lain mengamati situasi kelas, kemudian mencatat hasilnya agar dapat didiskusikan dalam timnya. Selain itu, ada pula anggota tim yang bertugas untuk mengecek timnya terkait dengan pemahaman dan landasan berfikir.

Model belajar kooperatif diarahkan untuk kemampuan terkait dengan ranah sikap atau afektif. Ranah sikap terbentuk melalui pembinaan dan latihan yang bertahap dan kontinyu. Model belajar kooperatif memungkinkan setiap peserta didik untuk memperoleh kesempatan berlatih mengenai kepemimpinan, pembuatan keputusan, membangun kepercayaan dan komunikasi, serta pengelolaan konflik.

Selama bekerja sama, setiap peserta didik berkesempatan dalam timnya untuk mendiskusikan keberhasilan tim, kemudian berlatih agar mereka dapat mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan tim tersebut. Selain itu, pada proses bertim, para peserta didik dapat mengkaji ulang keberhasilan dan kegagalan yang telah terjadi sehingga mereka dapat memutuskan untuk mempertahankan kinerja tertentu jika dianggap berhasil atau memutuskan untuk menghentikan perilaku tertentu yang dinilai merugikan.

Pengertian STADS

Menurut Slavin, STADS ini merupakan model belajar kooperatif yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan terutama bagi guru / pemula yang menerapkan model belajar kooperatif ini. STADS dapat diterapkan untuk berbagai mata pelajaran seperti matematika, IPA, bahasa, seni, dan sebagainya. Peserta didik dari setiap jenjang belajar, yaitu SD hingga SMA / SMK dapat mengikuti model belajar kooperatif STADS ini.

Struktur

STADS terdiri atas lima komponen pokok, yaitu penyajian kelas, tim, kuis, perbaikan perorangan, dan pendalaman tim.

Penyajian kelas digunakan untuk memberikan informasi atau menjelaskan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing tim. Penjelasan bersifat umum, dan merupakan model pembelajaran biasa, terkait dengan materi ajar baru serta dikembangkan dalam situasi diskusi terbuka. Penjelasan murni terkait dengan pelaksanaan STADS; tidak dirangkai dengan kegiatan atau materi lain yang sama sekali tidak terkait dengan model belajar kooperatif ini.

Setiap tim yang dibentuk, terdiri atas 4-5 orang peserta didik, dengan karakteristik dan latar belakang yang beragam ditinjau dari potensi akademik, daerah asal, atau jenis kelamin. Pembentukan tim bertujuan untuk membelajarkan setiap individu anggota tim serta mengikuti kuis dengan sebaik-baiknya. Setelah mengikuti penyajian guru, setiap anggota tim bekerja sama untuk membahas tugas dan lembar kerja yang harus diselesaikan serta membahas masalah yang dihadapi oleh setiap anggota.

Kuis untuk seluruh anggota tim diberikan setelah mengikuti dua atau tiga kali penyajian guru dan bekerja sama dalam timnya. Pada waktu pelaksanaan kuis, anggota tim dilarang untuk membantu teman satu tim. Jadi, mereka harus berusaha sendiri untuk menjawab soal kuis.

Konsep perbaikan perorangan ini dikembangkan agar setiap anggota tim terpacu untuk memperoleh kinerja belajar yang terbaik atau tujuan belajar tercapai dengan baik. Semakin baik dan semakin tinggi nilai yang diperoleh seorang anggota tim, maka semakin besar sumbangannya tersebut bagi prestasi tim.

Tim yang berprestasi berhak atas suatu penghargaan kelas untuk topik yang telah diselesaikan. Angka tim juga mendukung sampai dengan 20% untuk menentukan grade mereka.

Prosedur Pelaksanaan

Persiapan

(1) Materi Ajar

(2) Pembentukan Tim

(3) Tentukan Scores Awal Tim

(4) Tentukan Kegiatan Ice-Breaking

Jadwal kegiatan

Kegiatan STADS terdiri atas pengajaran, belajar tim, tes, prestasi tim, dan penghargaan

Pelaksanaan

1. Pengajaran

Pengajaran adalah penyajian yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Pengajaran pada dasarnya menjabarkan materi inti yang akan dibahas dalam tim.

2. Belajar tim

Belajar tim biasanya dilakukan setelah penyajian guru selesai. Tujuan belajar tim yaitu seluruh anggota tim belajar bersama-sama dan memecahkan masalah belajar bersama.

Tes

Tes yang dimaksud adalah kuis yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Tes ini berfungsi sebagai teknik evaluasi belajar yang diterapkan untuk STADS. Pada saat mengikuti kuis, para peserta didik tidak diperkenankan untuk bekerja sama. Hasil yang diperoleh masing-masing peserta didik sangat menentukan posisi timnya dalam kelas. Setiap anggota tim berhak untuk memperbaiki nilai pribadi agar peringkat timnya semakin bagus.

Prestasi tim

Prestasi tim adalah menentukan posisi tim dalam kelas. Untuk memotivasi kemajuan tim, setiap tim dikelompokkan dalam peringkat tertentu, seperti:

1. Baik – menunjukkan prestasi tim berada pada rentang cukup atau sedang, yaitu antara 65% - 70% dari nilai maksimum.

2. Sangat baik – yaitu prestasi yang ditunjukkan oleh satu tim dan berada pada rentang 71% - 80% dari nilai maksimum, atau lebih baik dari peringkat sebelumnya (baik).

3. Terbaik – tim terbaik memiliki rentang yang bagus yaitu 81% - 92% dari nilai maksimum.

4. “Superteam” adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan prestasi tim ini tidak tergoyangkan oleh tim yang lain, dengan rentang mutlak berada pada 93% ke atas.

Pembentukan tim baru

Setelah selesai melaksanakan STADS 1 untuk topik tertentu, seluruh peserta didik dilebur kembali menjadi satu dalam suatu pertemuan tatap muka. Jika STADS kembali akan dilaksanakan untuk topik lain, sebaiknya tim baru segera dibentuk. Pertukaran antar-anggota dimaksudkan agar setiap peserta didik berkesempatan bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan teman lainnya. Dengan demikian terjadi dinamika dan sosialisasi dalam kelas.