Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

31
TUGAS PERTEMUAN – 5 KONSEP DESENTRALISASI PENDIDIKAN DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Diampu oleh Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd KELOMPOK 3 NAMA : SAIFUN NIM : 8146132057 NAMA : MUNIR NIM : 8146132051 NAMA : ENDANG SUSANTI SIANIPAR NIM : 8146132038 KELAS A2W PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN

description

education administration

Transcript of Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

Page 1: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

TUGAS PERTEMUAN – 5

KONSEP DESENTRALISASI PENDIDIKAN

DAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Diampu oleh

Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd

KELOMPOK 3

NAMA : SAIFUNNIM : 8146132057

NAMA : MUNIRNIM : 8146132051

NAMA : ENDANG SUSANTI SIANIPARNIM : 8146132038

KELAS A2W

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKANKONSENTRASI KEPENGAWASAN

PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014

Page 2: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

KONSEP DESENTRALISASI PENDIDIKAN

DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Latar Belakang Penerapan Konsep Desentralisasi di Indonesia

Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah pada

hakikatnya memberi kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan diberikan kepada daerah Kabupaten dan Kota berdasarkan asas

Desentralisasi dalam wujud otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.

Undang-Undang No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertujuan memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan perekonomian daerah, menciptakan sistem

pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisipatif,

bertanggung jawab dan pasti serta mewujudkan perimbangan keuangan antara

pusat dan daerah yang jelas.

B. Pengertian Desentralisasi Pendidikan

1. Pengertian Desentralisasi

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan

dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah

dalam suatu struktur organisasi. Mengenai asas desentralisasi, ada banyak definisi.

Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari bahasa Latin “de”, artinya

Page 3: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

lepas dan “centrum”, yang berarti pusat, sehingga bisa diartikan melepaskan dari

pusat. Sementara, dalam Undang-undang No. 32 tahun 2004, bab I, pasal 1

disebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan RI.

2. Pengertian Pendidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Pendidikan yaitu

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

3. Pengertian Desentralisasi Pendidikan

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian

desentralisasi pendidikan adalah suatu proses di mana suatu lembaga yang lebih

rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

segala tugas pelaksanaan pendidikan, termasuk pemanfaatan segala fasilitas yang

ada serta penyusunan kebijakan dan pembiayaan.

Berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah

dan kewenangan provinsi sebagai daerah Otonom, pada kelompok bidang

pendidikan dan kebudayaan disebutkan bahwa kewenangan pemerintah meliputi

hal-hal sebagai berikut:

Page 4: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

1. Penetapan standar kompetensi siswa dan warga belajar, serta pengaturan

kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional, serta pedoman

pelaksanaannya.

2. Penetapan standar materi pelajaran.

3. Penetapan persyaratan perolehan dan penggunaan gelar akademik.

4. Penetapan pedoman pembiayaan penyelenggaraan pendidikan

5. Penetapan persyaratan penerimaan, pemindahan, sertifikasi siswa, warga

belajar dan mahasiswa.

Sementara itu kewenangan pemerintah provinsi meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Penetapan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa dari

masyarakat minoritas, terbelakang, dan atau tidak mampu.

2.  Penyediaan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok/modul penidikan untuk

taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

luar sekolah.

3. Mendukung/membantu penyelenggaraan pendidikan tingi selain pengaturan

kurikulum, akreditas, dan pengangkatan tenaga akademis.

4. Pertimbangan pembukaan dan penutupan perguruan tinggi

5. Penyelenggaraan sekolah luar biasa dan balai pelatihan dan atau penataran

guru

6. Penyelenggaraan museum provinsi, suaka peninggalan sejarah, kepurbakalaan,

kajian sejarah dan nilai tradisional, serta pengembangan bahasa dan budaya

daerah.

Desentralisasi pendidikan merupakan sebuah sistem manajemen untuk

mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan pada kebhinnekaan.

Page 5: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

Menurut Santoso S. Hamijoyo, 199:3,  ada beberapa hal yang harus dipenuhi

dalam pelaksanaan desentralisasi pendidikan, yaitu:

1. Pola dan pelaksanaan manajemen harus demokratis

2. Pemberdayaan masyarakat harus menjadi tujuan utama

3. Peran serta masyarakat harus menjadi tujuan utama

4. Peran serta masyarakat bukan hanya pada stakeholders, tetapi harus

menjadi bagian mutlak dari sistem pengelolaan

5. Pelayanan harus lebih cepat, efisien, efektif, melebihi pelayanan

erasentralisasi demi kepentingan peserta didik dan rakyat banyak

6. Keaneka ragaman aspirasi dan nilai serta norma lokal harus dihargai

dalam kerangka dan demi penguatan sistem pendidik nasional.

4. Tujuan dan Manfaat Desentralisasi Pendidikan

Tujuan desentralisasi pendidikan adalah berusaha untuk mengurangi

campur tangan atau intervensi pejabat atau unit pusat terhadap persoalan-

persoalan pendidikan yang sepatutnya bisa diputus dan dilaksanakan oleh unit di

tataran bawah atau pemerintah daerah, atau masyarakat. Dengan demikian,

diharapkan bisa memberdayakan peran unit di bawah atau peran rakyat dan

masyarakat daerah.

Sedangkan manfaatnya adalah :

1. sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan para guru,

2. guru dapat lebih berkonsentrasi pada tugas pendidikan,

Page 6: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

3. mendorong profesionalisme kepala sekolah sebagai manajer maupun

sebagai leader,

4. meningkatkan rasa tanggap sekolah terhadap kebutahan setempat dan

dapat menjamin bahwa layanan pendidikan memenuhi tuntutan murid dan

masyarakat.

5. prestasi siswa dapat dimaksimalkan melalui peningkatan partisipasi orang

tua, misalnya orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar langsung

anaknya.

Dalam prakteknya, desentralisasi pendidikan berbeda dengan

desentralisasi bidang pemerintahan lainnya. Kalau desentralisasi bidang-bidang

pemerintahan lain berada pada pemerintahan di tingkat kabupaten/kota, maka

desentralisasi dibidang pendidikan tidak berhenti pada tingkat kabupaten/kota,

tetapi justru sampai pada lembaga pendidikan atau sekolah sebagai ujung tombak

pelaksanaan pendidikan. Dalam praktek desentralisasi pendidikan itulah maka

dikembangkanlah yang dinamakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

C. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Sebagai konsekuensi logis dari UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, adalah bahwa manajemen

pendidikan harus disesuaikan dengan semangat otonomi. Karena itu, manajemen

pendidikan berbasis pusat yang selama ini dilaksanakan perlu diubah menjadi

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen Berbasis Sekolah ini didukung

Page 7: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pasal 13

ayat (1) f dan Pasal 14 ayat (1) f yang masing-masing menegaskan bahwa

penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial menjadi

urusan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

Kemudian, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 51 menjamin

bahwa pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan dengan prinsip manajemen

berbasis sekolah.

1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen berbasis sekolah adalah pengkoordinasian dan penyerasian

sumber daya yang dilakukan secara otonomis (mandiri) oleh sekolah melalui

sejumlah input dan manajemen untuk mencapai tujuan sekolah dalam kerangka

pendidikan nasional, dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang

terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan (Dr.

Eka Prihatin, 2011 : 148).

Pada sistem MBS, sekolah dituntut untuk secara mandiri menggali,

mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggung

jawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun kepada

pemerintah. Kewenangan yang tertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS

yang dipandang memiliki tingkat efektifitas tinggi serta memberikan beberapa

keuntungan sebagai berikut :

1. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada

peserta didik, orangtua dan guru

2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya akal

Page 8: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil

belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim

sekolah.

4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan

guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan

perencanaan.

Konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah adalah manajemen yang

bernuansa otonomi, kemandirian dan demokratis.

a) Otonomi, dimaknai sebagai kewenangan sekolah dalam mengatur dan

mengurus kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah untuk

menciptakan mutu pendidikan yang baik.

b) Kemandirian, dimaknai sebagai langkah dalam pengambilan

keputusan,tidak tergantung pada birokrasi yang sentralistik dalam

mengelola sumberdaya yang ada, mengambil kebijakan, memilih

strategi dan metode dalammemecahkan persoalan yang ada, sehigga

mampu menyesuaikan dengan kondisilingkungan dan dapat

memanfaatkan peluang – peluang yang ada.

c) Demokratif, dimaknai sebagai keseluruhan elemen-elemen sekolah

yang dilibatkandalam menetapkan, menyusun, melaksanakan dan

mengevaluasipelaksanaan untuk mencapai tujuan sekolah untuk

terciptanya mutu pendidikan sehinggamemungkinkan tercapainya

pengambilan kebijakan yang mendapatdukungan dari seluruh elemen-

elemen sekolah.

Page 9: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

2. Tujuan dari Manajemen Berbasis Sekolah

Tujuan dari MBS terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus.

Tujuan Umumnya adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah

melalui pemberian otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk

melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.

Tujuan Khususnya adalah :

a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada.

b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalampenyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan

bersama.

c) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada masyarakat.

d) Meningkatkan persaingan yang sehat antar sekolah tentang

mutupendidikan yang ingin dicapai.

3. Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah

Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari manajemen berbasis sekolah :

a) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan

keputusan manajemen tentang tindakan yang akan dilakukan manajemen pada

waktu yang akan datang. Perencanaan ini juga merupakan kumpulan kebijakan

yang secara sistematik disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat

Page 10: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja. Dalam

perencanaan terkandung makna pemahaman terhadap apa yang dikerjakan ,

permasalahan yang dihadapi dan alternative pemecahannya serta untuk

melaksanakan prioritas kegiatan yang telah ditentukan secara proporsional

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana

manajemen menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan manajemen

secara efektif & efisien. Rencana yang telah disusun oleh manajemen akan

memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan

setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab

jika tidak kuat maka proses pendidikan seperti yang diinginkan akan sulit

terealisasi.

c) Pengawasan

Pengawasan merupakan upaya untuk mengamati secara sistematis dan

berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan, dan

meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan.

Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses

manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan tidak terbatas pada

hal – hal tertentu.

d) Pembinaan

Page 11: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara professional

semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana 

manajemen untuk mencapai tujuan dapak terlaksana secara efektif & efisien.

Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut

dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen tersebut secara terpadu dan

terintegrasi dalam pengelolaan bidang – bidang kegiatan manajemen pendidikan.

Manajemen Pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan mutu /

kualitas pendidikan, karena hasil penelitian Balitbangdikbud ( 1991) menunjukan

bahwa manajemen pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas pendidikan.

4. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Apabila manajemen berbasis sekolah lebih difokuskan pada tingkat

sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif

dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada. Ciri-ciri

MBS bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan

kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar-mengajar dan

sumber daya sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut :

Organisasi Sekolah Proses Belajar

Mengajar

Sumber Daya

Manusia

Sumber Daya dan

Administrasi

Menyediakan Meningkatkan Memberdayakan Mengidentifikasi

Page 12: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

manajemen/

organisasi/

kepemimpinan

transformasional

dalam mencapai

tujuan sekolah.

kualitas belajar

siswa.

staff dan

menempatkan

personel yang

dapat melayani

keperluan siswa.

sumber daya yang

diperlukan dan

mengalokasikan

sumber daya tersebut

sesuai dengan

kebutuhan.

Menyusun rencana

sekolah dan

merumuskan

kebijakan untuk

sekolahnya sendiri.

Mengembangkan

kurikulum yang

cocok dan tanggap

terhadap kebutuhan

siswa dan

masyarakat.

Memilih staf

yang memiliki

wawasan MBS

Mengelola sekolah

secara efektif dan

efisien.

Mengelola kegiatan

operasional sekolah.

Menyelenggarakan

pembelajaran yang

efektif

Menyediakan

kegiatan untuk

pengembangan

profesi pada

semua staf.

Menyediakan

dukungan

administratif

Menjamin adanya

komunikasi yang

efektif antara sekolah

dan masyarakat.

Menyediakan

program

pengembangan

yang diperlukan

siswa

Menjamin

kesejahteraan staf

dan siswa

Mengelola dan

memelihara gedung

dan sarana

Menggerakkan

partisipasi

masyarakat

Berperan serta

dalam memotivasi

siswa

Menyelenggaraka

n forum/diskusi

untuk membahas

Page 13: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

kemajuan kinerja

sekolah

Menjamin

terpeliharanya

sekolah yang

bertanggungjawab

kepada masyarakat

dan pemerintah.

Karakterisitik Manajemen Barbasis Sekolah tidak terlepas dari pendekatan Input,

Proses, dan Output Pendidikan :

1. Input Pendidikan

a. Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas.

b. Tersedianya sumber daya yang kompetitif dan berdedikasi.

c. Memiliki harapan prestasi yang tinggi

d. Komitmen pada pelanggan

2. Proses Pendidikan

a. Efektifitas dalam proses belajar mengajar tinggi

b. Kepemimpinan yang kuat

c. Lingkungan sekolah yang nyaman

d. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif

e. Tim kerja yang kompak dan dinamis

Page 14: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

f. Kemandirian, partisipatif, dan keterbukaan (transparansi)

g. Evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan

h. Responsif, antisipatif, komunikatif dan akuntabilitas

3. Output yang diharapkan

Pada dasarnya output yang diharapkan merupakan tujuan utama dari

penyelenggaraan pendidikan secara umum.

Langkah-langkah perumusan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

1. Perencanaan

Pada langkah awal perumusan MBS, hal-hal yang perlu dilaksanakan

adalah :

a. Mengidentifikasi sistem, budaya dan sumber daya, mana yang perlu

dipertahankan dan mana yang harus dirubah dengan memperkenalkan

terlebih dahulu format yang baru dan tentunya lebih baik.

b. Membuat komitmen secara rinci yang diketahui oleh semua unsur

yang bertanggungjawab, jika terjadi perubahan sistem, budaya dan

sumber daya yang cukup mendasar.

c. Menghadapi penolakan terhadap perubahan dengan memberi

pengertian akan pentingnya perubahan demi mencapai tujuan bersama

d. Bekerja dengan semua unsur sekolah dalam menjelaskan atau

memaparkan visi, misi

Page 15: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

e. Menggaris bawahi prioritas sistem, budaya dan sumber daya yang

belum ada dan sangat diperlukan.

2. Mengidentifikasi tantangan nyata sekolah

Pada umumnya tantangan nyata sekolah bersumber pada output (lulusan)

sekolah yang meliputi kualitas, produktifitas, efektabilitas dan efisiensi. Maka

sangat diperlukan identifikasi dari hasil analisis output untuk mengetahui tingkat

kualitas, produktifitas, elektabilitas, dan efisiensi dari output yang dihasilkan

melalui penyelenggaraan pendidikan.

3. Merumuskan visi, misi, tujuan sasaran sekolah yang dapat menjamin

kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah

a. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah agar

sekolah yangbersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan

perkembangannya.

b. Misi adalah tindakan untuk mewujudkan atau merealisasikan visi

tersebut.

c. Tujuan adalah apa yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh sekolah

yang bersangkutan dan kapan tujuan itu mungkin dicapai.

d. Sasaran adalah penjabaran tujuan yang akan dicapai oleh sekolahdalam

jangka waktu lebih pendekdibandingkan dengan tujuan

sekolah. .Rumusannya harus berupa peningkatan yang spesifik,

terukur, jelas kriterianya dan disertai indikator yang rinci.

4. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

Page 16: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

Fungsi-fungsi yang dimaksud adalah unsur-unsur kegiatan beserta unsur-

unsur pendukungnya yang saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri.

Sejauh mana kesiapan fungsi-fungsi tersebut terhadap kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam mencapai sasaran.

5. Melakukan analisis potensi lingkungan (analisis SWOT)

Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali kesiapan

setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan utnuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Prinsip analisis SWOT adalah :

a. Kekuatan-kekuatan apa yang kita miliki ?

b. Bagaimana memanfaatkannya ?

c. Kelemahan-kelemahan apa yang kita miliki ?

d. Bagaimana meminimalkannya ?

e. Peluang-peluang apa yang ada ?

f. Bagaimana memanfaatkannya ?

g. Ancaman apa yang mungkin menghambat keberhasilan ?

h. Bagaimana mengatasinya ?

6. Memilih langkah-langkah alternatif pemecahan persoalan

Dalam setiap kegiatan dimungkinkan adanya permasalahan yang timbul.

Hendaklah kita tidak menghindari akan tetapi harus kita hadapi dengan solusi

pemecahan yang sudah kita rencanakan sebelumnya.

7. Menyusun Rencana Program Peningkatan Mutu

Page 17: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

Penyusunan program peningkatan mutu harus disertai langkah-langkah

pemecahanan persoalan yang mungkin terjadi. Fungsi yang terlibat beserta unsur-

unsurnya membuat rencana program untuk jangka pendek, menengah dan jangka

panjang serta bersama-sama merealisasikan rencana program tersebut.

8. Melaksanakan Rencana Program Peningkatan Mutu

Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu maka fungsi-fungsi

terkait memanfaatkan sumber daya secara maksimal, efektifdan efisien.

9. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, , sekolah perlu

mengadakan evaluasi pelaksanaan program, baik program jangka pendek maupun

program jangka panjang.

10. Merumuskan Sasaran Peningkatan Mutu Baru.

Dari hasil evaluasi kita dapat memperoleh tingkat keberhasilan dan

kegagalannya sehingga dapat memperbaiki kinerja program yang akan datang.

Disamping itu evaluasi juga sangat berguna bahan masukan bagi sekolah untuk

merumuskan sasaran (tujuan) peningkatan mutu untuk tahun yang akan datang.

Adapun proses penerapan MBS dapat ditempuh antara lain dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Memberdayakan komite sekolah/majelis madrasah dalam peningkatan

mutu pemelajaran di sekolah.

Page 18: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

2. Unsur pemerintah Kab/Kota dalam hal ini instansi yang terkait antara lain

Dinas Pendidikan, Badan Perencanaan Kab/Kota, Departemen Agama

(yang menangani pendidikan MI, MTs dan MA), Dewan Pendidikan

Kab/Kota terutama membantu dalam mengkoordinasikan dan membuat

jaringan kerja (akses) ke dalam siklus kegiatan pemerintahan dan

pembangunan pada umumnya dalam bidang pendidikan.

3. Memberdayakan tenaga kependidikan, baik tenaga pengajar (guru), kepala

sekolah, petugas bimbingan dan penyuluhan (BP) maupun staf kantor,

pejabat-pejabat di tingkat kecamatan, unsur komite sekolah tentang

Manajemen Berbasis Sekolah, pembelajaran yang bermutu dan peran serta

masyarakat.

4. Mengadakan pelatihan dan pendampingan sistematis bagi para kepala

sekolah, guru, unsur komite sekolah pada pelaksanaan peningkatan mutu

pembelajaran.

5. Melakukan supervisi dan monitoring yang sistematis dan konsisten

terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah agar diketahui

berbagai kendala dan masalah yang dihadapi, serta segera dapat diberikan

solusi/pemecahan masalah yang diperlukan.

6. Mengelola kegiatan yang bersifat bantuan langsung bagi setiap sekolah

untuk peningkatan mutu pembelajaran, Rehabilitasi/Pembangunan sarana

dan prasarana Pendidikan, dengan membentuk Tim yang sifatnya khusus

untuk menangani dan sekaligus melakukan dukungan dan pengawasan

terhadap Tim bentukan sebagai pelaksana kegiatan tersebut.

Page 19: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam

pengambilan keputusan perlu dilaksanakan dengan demokratis antara lain

dengan:

1. Melibatkan semua pihak, khususnya guru dan orangtua siswa.

2. Membentuk tim-tim kecil di level sekolah yang diberi kewenangan untuk

mengambil keputusan yang relevan dengan tugasnya.

3. Menjalin kerjasama dengan organisasi di luar sekolah.

Faktor Pendukung Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah :

1. Kepemimpinan dan manajemen sekolah yang baik

MBS akan berhasli jika ditopang oleh kemampuan professional kepala

sekolah atau madrasah dalam memimpin dan mengelola sekolah atau

madrasah secara efektif dan efisien, serta mampu menciptakan iklim

organisasi yang kondusif untuk proses belajar mengajar.

2. Kondisi social, ekonomi dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan

Faktor eksternala yang akan turut menentukan keberhasilan MBS adalah

kondisi tingkat pendidikan orangtua siswa dan masyarakat, kemampuan

dalam membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong

anak untuk terus belajar.

3. Dukungan pemerintah

Faktor ini sangat membantu efektifitas implementasi MBS terutama bagi

sekolah atau madrasah yang kemampuan orangtua/ masyarakatnya relative

belum siap memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Page 20: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

alokasi dana pemerintah dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan

sekolah atau madrasah menjadi penentu keberhasilan.

4. Profesionalisme

Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja

sekolah atau madrasah. Tanpa profesionalisme kepala sekolah atau

madrasah, guru, dan pengawas, akan sulit dicapai program MBS yang

bermutu tinggi serta prestasi siswa.

MBS merupakan segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan

sumber daya dalam proses pembelajaran  yang berdasar pada sekolah untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam MBS, harus melibatkan semua pihak,

khususnya guru dan orang tua,  harus ada keseimbangan antara pihak guru dan

orang tua agar sistem pengelolaan manajemen sekolah dapat berjalan lancar,

sehingga membantu proses pembelajaran siswa yang baik.

Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan

kepada kepala sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan.

Dengan adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu,

kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua

dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan

peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk

memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.

Page 21: Konsep Desentralisasi Pendidikan Dan Mbs 2

.