Konsep Dasar Penyakit hipertensi

52
A. KONSEP DASAR PENYAKIT I. Definisi Mual muntah yang ringan umum dan normal terjadi di awal kehamilan, bila terjadi berlebihan maka dapat menimbulkan efek patologis seperti hiperemesis gravidarum (Micheline,2004,et al.,2005). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (SHerwan,1999). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, IlmuKebidanan,1999). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com). Dalam buku obstetri patologi (1982) hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing(http://healthblogheg.blogspot.com). Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat)

description

hipertensi

Transcript of Konsep Dasar Penyakit hipertensi

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

I. DefinisiMual muntah yang ringan umum dan normal terjadi di awal kehamilan, bila terjadi berlebihan maka dapat menimbulkan efek patologis seperti hiperemesis gravidarum (Micheline,2004,et al.,2005). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (SHerwan,1999). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, IlmuKebidanan,1999). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com). Dalam buku obstetri patologi (1982) hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing(http://healthblogheg.blogspot.com).Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik,dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232). Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.(Hellen Farrer, 1999)

II. EpidemiologiMual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I atau kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60%-80% primigravida dan 40%-60% multigravida mengalami mual dan muntah. Namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1000 kehamilan. Heperemesis gravidarum mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada hamil tahap berikutnya. Gadsby,et.al (1993) melaporkan bahwa pada hampir 10% klien hiperemesis gravidarum ditemukan gejala menetap selama kehamilan.

III. EtiologiEtiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti, dahulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya semacam racun yang berasal dari janin atau kehamilan, penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis bersama pre-eklampsi dan eklampsi. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.Adapun etiologi yang menyebabkan hiperemesis gravidarum yaitu :a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.b. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.c. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah klien. d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

IV. Faktor PredisposisiFaktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

V. PatofisiologiPatofisiologi hiperemesis gravidum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill & Nelson, 2003; Edelman, 2004); namun peningkatan kadar progesterone, estrogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormone progesterone menyebabkan otot polos pada system gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluk esophagus, penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan , dan sosiokultural.Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda; bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam asetoasetik, asam hidroksi buterik, dan aseton dalam darah.Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urin turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Keadaan dehidrasi dan intake yangm kurang mengakibatkan penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit. Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lainnya yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dan energy tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energy, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam daradan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam urine).Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan penurrunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 menyebabkan terjadi neuropati perifer dan anemia; bahkan pada kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan Wernick enchepalopati (Manuaba, 2001; Kuscu & Koyancu, 2002; Neill & Nelson, 2003); hal tersebut juga didukung oleh Friedman (1998), Manuaba (2001), dan Wiknjosastro (2005) yang menyatakan bahwa wernick ensefalopati dapat timbul sekunder akibat defisiensi tiamin.

Peningkatan hCG, estrogen dan progesterone selama kehamilanPengaruh terhadap sisitem gastrointestinal Penurunan motilitas lambungMemperlambat pengosongan lambungRefluk esophagusPenurunan asam hidrocloridaMual dan muntah berlebihFaktor psikologis, Factor psikososialFaktor spiritual, Factor lingkunganDehidrasiDefisiensi nutrisiPenurunan cairan ekstra sel dan plasmaKonstipasiketosisisPembakaran karbohidrat dan lemakOksidasi lemak tidak sempurnaNa & K menurunhemokonsentrasiBB menurunenergiAsidosis metabolikKetidakefektifan pola nafasPerubahan nutrisikelemahanIntoleransi aktivitas ketidakmampuan beraktivitasGangguan keseimbangan cairan dan elektrolitSuplai O2 & nutrisi transplasentaResiko perubahan nutrisi pada fetalHipertermiPathway

Ketakutan Nyeri epigastrium

VI. Manifestasi KlinisBatas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum yang menurut berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:a. Hiperemesis tingkatan I Lemah Nafsu makan tidak ada Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum klien. BB menurun Nyeri epigastrium Nadi meningkat sekitar 100 x/mnt Tekanan sistol darah menurun. Temperatur tubuh naik. Turgor kulit berkurang. Lidah kering Mata cekungb. Hiperemesis Tingkatan II Tampak lebih lemah dan apatis . Turgor kulit lebih menurun. Lidah kering dan nampak kotor. Nadi kecil dan cepat. Suhu kadang kadang naik. Mata cekung dan sedikit ikterus. Berat badan turun. Tekanan darah menurun. Hemokonsentrasi. Oliguria. Konstipasi. Hawa pernafasan berbau aseton. Aseton ditemukan dalam urine.

c. Hiperemesis Tingkatan III Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti. Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma. Nadi kecil dan cepat. Suhu meningkat. Tekanan darah menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental.keadaan ini adalah akibat dari sangat kekurangan zat makanan , termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukan payah hati. Terjadi perdarahan ari esofagus , lambung , dan retina.

VII. DiagnosisDiagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan Makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

VIII. KomplikasiDehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi. IX. Pemeriksaan FisikAdapun pemeriksaan fisik yang ditemukan pada masing masing tingkatan hiperemesis gravidarum adalah sebagai berikut :1. Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardia atau hipotensi otostatik, frekuensi pernafasan meningkat, atau adanya nafas bau aseton.2. Tanda tanda umum seperti distress emosional dan ada tidaknya toksik.3. Berat badan meningkat atau menurun.4. Status dehidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membrane mukosa (kering atau lembap) dan oligouria.5. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi ( kuat atau lemah ), takikardia atau terjadinya hipotensi ortostatik. 6. Keadaan abdomen meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan , adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murpy dan tanda Mc.Burneys.7. Genitourinaria seperti nyeri kostovestebral dan nyeri suprapubik.8. Eliminasi seperti perubahan pada kosistensi feces, konstipasi, dan penurunan frekuensi berkemih.9. Keadaan janin meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).

X. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan atau dehidrasi meliputi pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urine. Kadar hemoglobin (HB) dan hematokrit (Ht). Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida dan protein. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar asam. TSH untuk menentukan penyakit pada tiroid CBG, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagai penyebab. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut. Kadar HCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.

XI. PenatalaksanaanPencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Obat-obatanSedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut : IsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. Terapi psikologikPerlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. Cairan parenteralBerikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. Penghentian kehamilanPada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.

Dieta) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.c) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

Adapun makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti panggang, biskuit, crackersBuah segar dan sari buah Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

XII. PrognosisDengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit in dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

XIII. PencegahanPencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamiloan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara : a) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan. b) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering. c) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. d) Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.e) Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin.f) Usahakan defekasi teratur.B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANI. Pengkajian Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). Integritas egoKonflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan. EliminasiPerubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine. Makanan/cairanMual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering. PernafasanFrekuensi pernapasan meningkat. KeamananSuhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma SeksualitasPenghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. Interaksi sosialPerubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.Pembelajaran dan penyuluhan Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal Turgor kulit, lidah kering Adanya aseton dalam urine

a. Pengkajian Data Subyektif1. Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenantal, dan komplikasi.2. Riwayat diet, khususnya intake cairan.3. Pengobatan yang didapat saat ini.4. Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada abdomen.5. Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obstetri dan ginekologi, kolelitiasis, atau gangguan abdomen lainnya, gangguan tiroid dan tidak adanya depresi.6. Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal , peran, tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran di tempat bekerja, perubahan status kesehatan atau stressor kehamilan, respon anggota keluarga, yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan kondisi sakit, serta system pendukung.7. Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisi, dan kehamilan yang tidak direncanakan.8. Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian dan lamanya. Jiak mengalami muntah, kaji warna, volume, frekuensi, dan kualitasnya. Kaji juga faktor yang memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan atau pengobatan di rumah.9. Gejala gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare atau konstipasi, serta nyeri pada abdomen. Riwayat nyeri abdomen. Riwayat nyeri abdomen meliputi lokasi, derajat, kualitas, radiasi, serta faktor yang memperingan dan memperberat nyeri.10. Pengakajian lain dapat dilakukan dengan menggunakan Rhodes Index of Nausea and Vomiting yang terdiri atas 8 pertanyaan untuk mengkaji frekuensi dan beratnya mual dan muntah. Instrumen ini telah diteliti valid dan reliable oleh Family Nurse Practitioner program, School of Nursing, University of Texas at Austin.

b. Pengkajian data ObyektifPengkajian data obyektif berfokus pada pengakjian fisik meliputi :1. Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardia atau hipotensi otostatik, frekuensi pernafasan meningkat, atau adanya nafas bau aseton.2. Tanda tanda umum seperti distress emosional dan ada tidaknya toksik.3. Berat badan meningkat atau menurun.4. Status dehidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membrane mukosa (kering atau lembap) dan oligouria.5. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi ( kuat atau lemah ), takikardia atau terjadinya hipotensi ortostatik. 6. Keadaan abdomen meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan , adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murpy dan tanda Mc.Burneys.7. Genitourinaria seperti nyeri kostovestebral dan nyeri suprapubik.8. Eliminasi seperti perubahan pada kosistensi feces, konstipasi, dan penurunan frekuensi berkemih.9. Keadaan janin meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).

II. Diagnosa KeperawatanA. Hiperemesis Gravidarum Tingkatan I1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit pada ibu dan janin berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan tidak adekuatnya intake cairan.2. Perubahan nutrisi untuk ibu : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah yang menetap sekunder akibat hiperemesis.3. Nyeri epigastrium berhubungan dengan muntah berulang, refluks esofagus4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan karena tidak adekuatnya nutrisi dan peningkatan energi yang dibutuhkan selama kehamilan.5. Ketakutan efek hiperemesis terhadap kesejahteraan janin berhubungan dengan kurang pengetahuan. B. Hiperemesis Gravidarum Tingkatan II1. Kekurangan volume cairan pada ibu dan janin berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan tidak adekuatnya intake cairan2. Perubahan nutrisi untuk ibu dan janin : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah yang menetap sekunder akibat hiperemesis.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, tidak adekuatnya nutrisi dan peningkatan energi yang dibutuhkan selama kehamilan.4. Hipertemia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi.5. Konstipasi berhubungan dengan tidak adekuatnya intake nutrisi.6. Kecemasan dan ketakutan efek hiperemesis terhadap kesejahteraan janin berhubungan dengan kurang pengetahuan. C. Hiperemesis Gravidarum Tingkatan III1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit pada ibu dan janin berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan.2. Perubahan nutrisi untuk ibu dan janin : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake nutrisi sekunder akibat hiperemesis.3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.4. Hipertemia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, tidak adekuatnya nutrisi dan peningkatan energi yang dibutuhkan selama kehamilan.6. Konstipasi berhubungan dengan tidak adekuatnya intake nutrisi.

III. Perencanaan Keperawatan

No.Diagnosa KeperawatanKriteria HasilIntervensiRasional

1.Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah dan tidak adekuatnya intake cairan.

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan cairan dan elektrolit klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil : keseimbangan cairan dan elektrolit kembali ke kondisi normal terbukti dengan turgor kulit kembali normal, membran mukosa lembab, BB stabil TTV dalam batas normal, elektrolit serum normal, hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal, berat jenis urine dalam batas normal. Klien tidak muntah lagi. Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat. Observasi turgor kulit, kondisi membran mukosa, TTV, dan berat jenis urine.

Timbang BB badan setiap hari dengan menggunakan alat yang sama

Kaji dan laporkan warna, jumlah dan frekuensi emesis.

Catat intake dan output secara akurat.

Mulai pemberian terapi nutrisi parental sesuai program yang ditetapkan dan pantau aliran infus dengan cermat.

Istirahatkan klien ditempat yang nyaman.

Beri cairan intravena sesuai order yang terdiri atas elektrolit, glukosa, dan vitamin.

Anjurkan klien mengkonsumsi cairan per oral dengan perlahan, dan tingkatkan jumlah cairan. Tes urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.

Mengobservaasi status cairab dan elektrolit yang akurat menjadi dasar rencana asuhan keperawatan dan evaluasi intrevensi Penimbangan BB perlu dilakukan secara rutin untuk mengetahui kesesuaian BB dengan umur kehamilan. Pada klien dengan hiperemesis penurunan BB dapat terjadi karena muntah berlebihan. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon hCG, perubahan metabolisme karbohidrat , dan penurunan motilitas lambung memperberat mual muntah pada trimester awal kehamilan. Muntah dapat mengakibatkan kehilangan asam lambung atau produksi alkalin pada gastrointestinal bawah. Pengkajian output yang tepat akan membantu menentukan tindakan selanjutnya guna mempertahankan keseimbangan asam basa dan keadaan elektrolit yang tidak seimbang. Nutrisi parental membantu saluran gastrointestinal untuk istirahat sementara klien mendapatkan nutrisi yang adekuat, sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dikoreksi serta mencegah komplikasi yang berat seperti asidosis metabolik serta kematian janin dan ibu. Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi yang menyebabkan metabolisme meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah Mencegah kekurangan cairan dan memperbaiki keseimbangan asam basa, perubahan kadar elektrolit, dan hipovitaminosis. Pemberian cairan dan makanan sesuai dengan toleransi klien.

Menetapkan data dasar yang dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial risiko tinggi seperti ketidakadekuatan intake karbohidrat, diabetik ketoasidosis dan hipertensi dalam kehamilan.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah yang menetap.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapakan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriterial hasil : Klien mengonsumsi diet oral yang mengandung zat gizi adekuat. Klien tidak lagi mengalami mual dan muntah. Klien dapat menjelaskan komponen-komponen diet nutrisi yang adekuat dan mengungkapkan kemauan untuk mengikuti diet tersebut. Klien menoleransi diet yang telah diprogramkan. Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai selama kehamilan Batasi intake oral selama 24-48 jam

Kaji keadaan abdomen setiap 2 jam meliputi ukuran, kontur, peristaltik, nyeri, kaji juga tanda vital

Atur pertemuan dengan ahli gizi supaya klien dapat berkonsultasi dalam menyusun rencana pengaturan menu yang memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil Kaji motivasi klien untuk mengikuti rencana pengaturan diet yang diprogramkan Pembatasan dianjurkan agar lambung istirahat dan iritasi pada mukosa lambung mengalami penyembuhan Pengkajian akurat akan membantu penegakan diagnosis yang lain yang apat menyebabkan muntah meliputi penyakit hepar, infeksi ginjal, pakreatitis atau ganmgguan intrakranial Keterlibatan ahli gizi sangat diperlukan untuk menyusun rencana pengaturan menu yang sesuia dengan diet klien hiperemesis gravidarum Pengetahuan saja tidak cukup menjamin klien mengikuti diet yang telah diprogramkan maka perlu dikaji motivasi klien untuk mengikutinya

3Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Ansietas Posisi tubuh Deformitas tulang Deformitas dinding dada Penurunan energi/terjadi kelelahan Hiperventilasi Sindrom hipoventilasi Kerusakan muskuloskeletal Imaturitas neurologis Disfungsi neuromuskular Obesitas Nyeri Kerusakan persepsi/kognitif Kelelahan otot-otot respirasi Cedera tulang belakang

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien menunjukkan status pernapasan: ventilasi tidak terganggu ditandai dengan: Napas pendek tidak ada Tidak ada penggunaan otot bantu Bunyi napas tambahan tidak ada Ekspansi dada simetris Pemantauan pernapasan: pengumpulan dan analisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas. Pantau adanya pucat atau sianosis

Pemantauan pernapasan. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi Perhatikan pergerakan dada, kesimetrisannya, penggunaan otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal Pantau pola pernapasan: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernapasan Kussmaul, pernapasan Cheyne-Stokes Perhatikan lokasi trakea

Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan sampai tidak adanya bunyi napas atau bunyi napas tambahan

Pantau kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal

Catat perubahan pada saturasi oksigen dan nilai gas darah arteri Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola napas. Spesifikan teknik yang digunakan, misal: napas dalam Diskusikan perencanaan perawatan di rumah (pengobatan, peralatan) dan anjurkan untuk mengawasi dan melapor jika ada komplikasi yang muncul. Rujuk pada ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan ventilator mekanis Berikan tindakan(misal pemberian bronkodilator) sesuai program terapi Berikan nebulizer dan humidifier atau oksigen sesuai program Hubungkan dan dokumentasikan semua data pengkajian (misal: bunyi napas, pola napas, nilai AGD, sputum dan efek obat pada pasien) Pertahankan oksigen aliran rendah dengan nasal kanul, masker, sungkup.

Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan. Data observasi yang akurat perlu untuk menentukan keadaan pasien dalam menentukan intervensi

Pucat atau sianosis menggambarkan tidakadekuatnya pemenuhan oksigen dalam jaringan Menentukan diagnosa dan intervensi yang akan dilakukan

Ada tidaknya kelainan yang dapat memperberat kondisi pasien

Untuk mengetahui kondisi pasien, masalah yang dialaminya

Mengetahui kelainan yang dapat memperberat keadaan pasien Menentukan hal-hal lain yang mempengaruhi kondisi pasien seperti adanya ketidakefektifan bersihan jalan nafas Kekurangan oksigen dalam jaringan otak meningkatkan kegelishan pasien dan akan nampak mekanisme kompensasi dengan nafas tersengal-sengal Menentukan keefektifan fungsi pernafasan pasien Dengan teknik relaksasi yang tepat dapat mengoptimalkan pola nafas pasien

Sebagai bekal pengetahuan dalam melakukan perawatan secara mandiri oleh keluarga

Memberikan penanganan yang tepat oleh ahlinya

Memberikan rasa nyaman saat bernafas apabila terjadi kesulitan bernafas Kelembaban dapat memberi rasa nyaman saat pasien bernapas Menentukan jenis masalah, gejala yang muncul dan penentuan program terapi yang sesuai dengan kondisi pasien Kebutuhan pasien disesuaikan dengan kondisi pasien namun tetap berikan terapi dalam keadaan yang teratur Posisi yang nyaman dapat mengoptimalkan pola nafas pasien

4Nyeri pada epigastrium berhubungan dengan muntah berulang, refluks esofagus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil rasa nyaman terpenuhi.

Kaji tingkat nyeri

Atur posisi klien dengan kepala yang lebih tinggi selama 30 menit setelah makan

Alihkan perhatian klien dengan hal yang menyenangkan

Anjurkan klien untuk beristirahat dan batasi pengunjung

Pertahankan kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau Anjurkan klien mengkonsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa mint Jelaskan dan ajarkan metode dalam mengatasi mual mutah antara lain metode penekanan (akupressure) pada daerah P6 ponit yaitu 3 jari dibawah pergelangan tangan selama 3 menit pada masing-masing tangan Kolaborasi pemberian antiemetik dan sedatif

Untuk mengetahui tingkat nyeri untuk intervensi selanjutnya Posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal atau mencegah terjadinya refluks esophagus Dengan mengalihkan perhatian diharapkan klien dapat mengurangi rasa nyeri Istirahat ya ng cukup dan pembatasan pengunjung dapat menambah rasa nyaman Rangsangan bau yang tajam dapat memicu rasa mual dan muntah

Efek jahe dapat menurunkan efek mual muntah pada ibu hamil

Akupressure dan akupunktur dapat menstimulasi sistem regulasi serta melakukan mekanisme endokrin dan neurologi yang merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan keseimbangan Obat antiemetik mengurangi muntah, sedatif sebagai obat penenang yang dapat mengurangi rasa nyeri

5.Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasiSetalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kenaikan suhu (hipertermi) dapat teratasi demgan kriteria hasil : suhu dalam batas normal ( 36-37,5C) Bebas dari kedinginan dan tidak mengalami komplikasi yang berhubungan. Pantau suhu pasien. Perhatikan menggigil atau diaforesis

Pantau suhu lingkungan. Batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi

Berikan kompres mandi hangat, hindari pengumuman ahkohol

Kolaborasi pemberian antipiretik yang aman bagi ibu hamil Suhu 38,9-41,1OC menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis Pantau suhu lingkungan. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal. Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan alkohol dapat mengurangi kulit kering Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada hipotalamus

6Intoleransi aktivitas berhubungan dengan akibat tidak adekuatnya nutrisi dan peningkatan energi yang dibutuhkan selama kehamilan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapakan klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan yang ditoleransi dengan kriteria hasil : klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai kemampuan

Anjurkan klien membatasi aktivitas dengan istirahat cukup

Anjurkan klien untuk menghidari mengangkat berat

Bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang

Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi

Bantu klien memenuhi kebersihan diri seperti mandi dan mengganti pakaian

Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga terus menerus dapat meminimalkan kelelahan uterus Aktivitas yang ditoleransi sebelumnyya mungkin tidak dimodifikasi untuk klien yang beresiko Aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma serta meringankan klien dalam memenuhi kebutuhannya Tingkat aktivitas mungkin perlu dimodifikasi sesuai indikasi Kebersihan diri dapat meningkatkan kenyamanan dan menumbuhkan kondisi sehat

7KonstipasiSetelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan konstipasi teratasi dengan kriteria hasil : Melakukan defekasi secara teratur Konsistensi feses lembek Ajarkan pentingnya keseimbangan diet

Tinjau daftar makanan yang banyak mengandung buah-buahan segar berkulit, sekam, kacang-kacangan, roti dan sereal, buah-buahan dan sayuran yang dimasak, jus buah, termasuk hampir 800 gr buah-buahan dan sayuran untuk defekasi normal setiap hari Secara bertahap tingkatkan makanan berserat

Anjurkan masukan cairan 2 liter (8-10 gelas) kecuali terdapat kontraindikasi

Anjurkan minum segelas air hangat 30 menit sebelum sarapan pagi

Ajarkan cara untuk memasase dengan ringan di abdomen bagian bawah ketika sedang di toilet Keseimbangan asupan diet makan dapat meminimalkan kejadian konstipasi Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat akan menghindarkan klien dari konstipasi

Menjaga keseimbangan serat dalam tubuh pasien untuk mencukupi kebutuhan serat tubuhnya Mengkonsumai cairan yang cukup untuk mempertahankan status metabolisme yang adekuat Minum air hangat dapat merangsang timbulnya rangsangan usus untuk defekasi Melakukan masase perut dapat merangsang peristaltic usus sehingga terjadi keinginan defekasi.

8Ketakutan yang berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janinSetelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien akan mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin. Perlihatkan sikap menerima rasa takut klien

Dorong klien un tuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya

Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dirinya dan mekanisme koping yang sebelumnya digunakan

Beri klien informasi yang berhubungan dengan resiko potensial yang dapat terjadi pada janin

Beri kesempatan pada klien untuk mendiskusikan kekhawatirannya

Bantu klien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan dan menggerakan individu atau kelompok yang dapat memberinya dukungan berdasarkan pilihan sendiri Atur supaya klien mendapat konsultasi psikologis atau konsultasi dari pekerjaan sosial sesuai dengan kebutuhannya

Sikap menerima rasa takut klien memungkinkjan komunikasi terbuka Klien butuh anticipatori grieving terhadap kehamilan yang mungkin berdampak buruk terhadap kondisi janin antara lain BBLR. Strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan klien mengatasi penyakit yang diderita serta efek-efek penyakit tersebut Pengetahuan tentang resiko potensial pada janin dapat membantunya menghilangkan rasa takut Komunikasi terbuka membantu klien mengontrol, mengurangi, kecemasan. Berat dan durasi kecemasan akan berdampak pada kondisi janin jika hal ini bisa dikontrol maka akan mengurangi resiko bagi janin Interaksi dengan keluarga atau orang yang dekat akan menjadi sumber dukungan bagi klien

Klien perlu dukungan dari beberapa tenaga profesional lain untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan

IV. V. Evaluasi1. Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi. Turgor kulit baik Membran mukosa lembab Tanda-tanda vital dalam keadaan normal Pemeriksaan laboratorium : elektrolit serum, Hb, dan Ht, serta berat jenis urine dalam batas normal2. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Mual muntah berkurang BB sesuai dengan umur kehamilan3. Pola nafas kembali efektif4. Nyeri dapat berkurang atau teratasi Rasa nyaman terpenuhi.5. Hipertermi dapat teratasi Suhu dalam batas normal ( 36-37,5C) Bebas dari kedinginan dan tidak mengalami komplikasi.6. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sesuai kemampuan7. Konstipasi dapat teratasi Melakukan defekasi secara teratur Konsistensi feses lembek8. Klien dapat mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin.