Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teori manajemen moderen berasal dari Henry Fayol,yang telah memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas – aktivitas administrator seperti : planning ( perencanaan ), organizing (potter dan perry . 2005). pengorganisasian),coordinating (pengkoordinasian),dan controlling (pengendalian). Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayana keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat (Gillies, 1985). Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.Manajemen keperawatan semula ditekankan pada sentralisasi kewenangan dan tanggung jawab, kini menjadi desentralisasi melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dengan memfokuskan kegiatan koordinasi, integrasi, dan kegiatan penunjang.Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar pada manajemen 1

Transcript of Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Page 1: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teori manajemen moderen berasal dari Henry Fayol,yang telah

memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas – aktivitas

administrator seperti : planning ( perencanaan ), organizing  (potter

dan perry . 2005). pengorganisasian),coordinating

(pengkoordinasian),dan controlling (pengendalian).

Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai

proses pelaksanaan pelayana keperawatan melalui upaya staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta

masyarakat (Gillies, 1985).

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen

operasional untuk merencanakan, mengatur, dan menggerakkan

karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-

baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan

keperawatan.Manajemen keperawatan semula ditekankan pada

sentralisasi kewenangan dan tanggung jawab, kini menjadi

desentralisasi melalui pendelegasian wewenang dan tanggung

jawab dengan memfokuskan kegiatan koordinasi, integrasi, dan

kegiatan penunjang.Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar

pada manajemen keperawatan dan pengguna sumber daya yang

represif menuju ke pendayagunaan sumber daya yang bersifat pro

aktif, lebih ditekankan pada terjaminnya aktivitas kolaborasi dan

keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan. (Agus

Kuntoro, 2010)

B. Tujuan

1

Page 2: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan

tentang konsep dasar manajemen dalam paradigm keperawatan.

Dan juga akan membagi ke beberapa sub pokok bahasan

mengenai manajemen keperawatan diantaranya adalah :

1. Pengertian manajemen

2. Prinsip umum manajemen

3. Peranan manajemen dalam keperawatan

4. Lingkup manajemen keperawatan :

a.       Manajemen operasional

b.      Manajemen asuhan keperawatan

2

Page 3: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Manajemen

Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan

Rika Widya Sukmana (1986). Manajemen didefinisikan sebagai

suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja

melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan secara profesional.

Manajemen dari kata yang berarti “tangan”. Manajer

memegang kendali sehari-hari “ untuk mencapai hasil yang

diinginkan”. Organisasi yang sukses mmbutuhkan kepemimpinan

dan manajemen. Mamajemen dapat mendorong ketepatan dan

menaiki tangga kesuksesan, kepemimpinan, menentukan apakah

tangga yang dinaiki bersandar pada dinding yang kokoh (Covey,

1989)

Manajemen berfokus pada cara untuk meningkatkan

produktivitas tenaga kerja melalui berbagai pendekatan

manajemen.(Frederick Taylor,1800)

B. Prinsip Umum Manajemen

Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis,

prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam

arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dgn kondisi-kondisi

khusus & situasi-situasi yg berubah.

Prinsip- prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari :

1. Pembagian kerja (Division of work)

3

Page 4: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian

sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan

karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place.

Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang

didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan

jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. 

2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) harus

seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang

sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil

pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Setiap karyawan dilengkapi

dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat

atau diikuti pertanggungjawaban.

3. Disiplin (Discipline)

Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan

yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang.

Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.

Pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri

sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan

weweanng yang ada padanya.

4. Kesatuan perintah (Unity of command)

Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan

wewenang yang diperolehnya. Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus

memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat

dijalankan dengan baik.

5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas

dari Pembagian kerja (Division of work), Wewenang dan tanggung jawab

4

Page 5: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

(Authority and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah

(Unity of command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan

mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus

mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi

kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan

perlu diarahkan menuju sasarannya.

6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat

terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga

memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan

pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa

kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya

kepentingan organisasi. 

7. Penggajian pegawai

Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan

prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada

perbedaan akan menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja.

Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan

tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan.  Dalam prinsip

penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang,

menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja.

8. 8.        Pemusatan (Centralization)

Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang,

melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab.

Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang

(delegation of authority). Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan

tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada

orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. 

9. Hirarki (tingkatan)

5

Page 6: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak

dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap

karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari

siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan

bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan

menimbulkan hirarki. 

10. Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan,

baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,

ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Ketertiban

dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya

tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. 

11. Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat

dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena

atasan memiliki wewenang yang paling besar. Keadilan dan kejujuran

merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

12. Stabilitas kondisi karyawan

Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan,

perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan

dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Dalam

setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala

pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya

disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

13. Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu

hakikatnya manusia butuh penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri

seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk

mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-

6

Page 7: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

beiknya. Dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan

pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan

salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan

menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

14. Semangat kesatuan dan semangat korps

Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai

kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain

sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan

mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang

suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp

(perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus memiliki rasa

kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat

kerja sama yang baik.

C. Peran Manajemen dalam Keperawatan

1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)

Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara

langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan

interpersonal dasar, yaitu:

a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)

Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin

harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu

penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang

pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal

sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting.

Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi

organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.

b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)

7

Page 8: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam

unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu

berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung.

Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain

menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan

secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi

dan mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat

pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang

pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang

menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.

c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)

Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama

aspek yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan

mengenai peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di

luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan,

mengingat banyaktemuan studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan

bahwa pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan orang

lain dari luar unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan

anak buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil. Pemimpin

menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut biasanya dalam rangka

mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai penghubung sering secara

khusus diperuntukkan bagi pengembangan sitem informasi eksternalnya

sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.

2. Peran Informasional (Informational Role)

Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun

dengan jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat

syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi

setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi

merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin.

8

Page 9: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek irformasional tersebut.

a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)

Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus

memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali

harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan kadangkala menerima

informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan kontak personal

yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar informasi

yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam

bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih

membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut.

b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role)

Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan

bersama (sharing) dan didistribusikan kepada anak buah yang membutuhkan.

Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling kontak dengan mudah,

pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan informasi dari anak

buah yang satu kepada yang lainnya.

c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)

Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk

menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit

organisasinya.

3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)

Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan

masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya

pemimpinlah yang dapat menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang

baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia yang memiliki informasi

yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan strategi

9

Page 10: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai pengambil keputusan

terdapat empat peran pemimpin, yaitu:

4. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)

Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu

memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di

mana organisasi tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang

pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan berupaya menerapkan ide

tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya.

5. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)

Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk

merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan

merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya

tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa diabaikan. Pemimpin seringkali

harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merespon gangguan yang

menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu

terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal semua situasi

lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena

pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai posisi

kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin mengantisipasi

semua konsekuensi dari setiap tindakannya.

6. Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)

Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan

menerima apa dalam unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya terpenting yang

dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu diingat bahwa bagi

seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti dia bersinggungan dengan

pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan. Pemimpin juga bertugas

untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja dan

koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.

10

Page 11: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

7. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)

Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin

menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi. Sebagaimana

dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way of life dari seorang

pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan kewajiban seorang pemimpin,

mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari. Negosiasi merupakan bagian integral

dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang memiliki otoritas untuk bisa

memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan hanya dia yang memiliki

pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan negosiasi penting.

D. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang

melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi

hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan

yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.

Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran

pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang

efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat

pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi :

1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan

2. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

3. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh

perawat

4. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan

5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

11

Page 12: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer

keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan

melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup

manajemen keperawatan terdiri dari:

1. Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang

terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

a. Manajemen puncak

Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan

dari keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari

organisasi. Misal: Direktur, wakil direktur, direktur utama.

Keahlian yang dimiliki para manajer tinggkat puncak adalah

konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan

mmerumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan

manajer dibawahnya.

b. Manajemen menengah

Manajemen menengah harus memeiliki keahlian

interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk

berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain.

Manajer bertanggungjawab melaksanakan reana dan

memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer

wilayah, kepala divisi, direktur produk.

c. Manajemen bawah

12

Page 13: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Manager bertanggung jawab menyelesaikan rencana-

rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih

tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian yaitu

keahlian teknis, atrinya keahlian yahng mencakup prosedur,

teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus.

Misal: supervisor/pengawas produksi, mandor.

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam

kegiatannya.

Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar

penatalaksanaannya berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah

a. Kemampuan menerapkan pengetahuan

b. Ketrampilan kepemimpinan

c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

d. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

2. Manajemen asuhan keperawatan

Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen

keperawatan adalah terlaksananya asuhan keperawatan yang

berkualitas kepada klien. Keberhasilan asuhan keperawatan

sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan

sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung

jawab dalam menyediakan perawat pasien yang berkualitas

adalah perawat pelaksana.Sebagai kunci keterampilan dalam

keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi, konsultasi,

pengawasan dan pendelegasian (Loveridge & Cumming, 1996).

13

Page 14: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang

menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

Proses keperawatan adalah proses pemecahan masalah yang menekankan

pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan

pasien.

1. Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang

mengharuskan perawat menentukan setepat mungkin pengalaman masa lalu

pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa

mendatang.

Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi,

menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai individu yang unik.

2. Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan

potensial dimana berdasarkan pengalamannya, dia mampu

dan mempunyai wewenang untuk memberikan tindakan

keperawatan. Perawat menganalisa data pengkajian untuk

merumuskan diagnosa keperawatan

3. Perencanaan intervensi keperawatan dibuat setelah perawat mampu

memformulasikan diagnosa keperawatan

4. Pelaksanaan merupakan penerapan rencana intervensi keperawatan

merupakan langkah berikut dalam proses keperawatan

5. Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dari standart dan tujuan yang

dipilih sebelumnya dibandingkan dengan penerapan praktek yang aktual dan

tingkat asuhan yang diberikan.

14

Page 15: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

Kelima langkah dalam proses keperawatan ini berlangsung terus menerus

dilakukan oleh perawat melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh

para manajer keperawatan sebelumnya.

15

Page 16: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai

proses pelaksanaan pelayana keperawatan melalui upaya staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta

masyarakat (Gillies, 1985).

Kerangka dasar manajemen keperawatan adalah

manajemen partisipatif yang berlandaskan pada paradigma

keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat atau

keperawatan, kesehatan dan lingkungan.

B. Saran

Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah begitu pula makalah ini tentu

tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu segala macam tegur dan sapa

dari pembaca sangat di nanti dengan tangan terbuka.

16

Page 17: Konsep Dasar Manajemen Dalam Paradigma Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta :

EGC

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.

Yogyakarta : Nuha Medika

Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta :

Erlangga

Swansburg,Russel C.2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen

keperawatan.jakarta:EGC

17