Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

18
LAPORAN HASIL DISKUSI KONSEP SEHAT DAN SAKIT PARADIGMA KEPERAWATAN CARING Disusun oleh: Nama : Fida‟ Husain NIM : 22020111130030 Angkatan/Kelas : 2011/A11.2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011

description

konsep sehat

Transcript of Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

Page 1: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

LAPORAN HASIL DISKUSI

KONSEP SEHAT DAN SAKIT

PARADIGMA KEPERAWATAN

CARING

Disusun oleh:

Nama : Fida‟ Husain

NIM : 22020111130030

Angkatan/Kelas : 2011/A11.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

Page 2: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

1

B. KONSEP SEHAT DAN SAKIT

11. Apa yang dimaksud dengan sehat sakit?

A. Definisi Sehat Sakit Menurut Dasar Keperawatan

Definisi Sehat (WHO) 1947

Sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial, sehingga

tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

Mengandung 3 karakteristik :

1.Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.

2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.

3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian. Bukan

merupakan suatu keadaan, tapi merupakan proses. Proses di sini adalah adaptasi individu yang

tidak hanya terhadap fisik mereka, akan tetapi terhadap lingkungan sosialnya.

B. Definisi Sehat Sakit Dalam Keperawatan

Definisi Sehat Pender (1982)

Sehat merupakan perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam

berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan perawatan

diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan

integritas struktural.

Definisi Sehat Paune (1983)

Sehat merupakan fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care

Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.

Self care Resoureces mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Self care Aktions perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,

mempertahankan dan menigkatkan fungsi psicososial da piritual.

C. Definisi Sehat Menurut Perseorangan

Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat sangat

bervariasi.

Page 3: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

2

Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sakit :

1. Status Pekembangan.

Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan merespon terhadap

perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia. Contoh : Bayi dapat merasakan sakit,

tetapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi. Pengetahuan perawat tentang status

perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu

dan membantu mengatisipasi perilaku-perilku selanjutnya.

2. Pengaruh sosial dan kultural

Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat dan diturunhan dari orang tua ke

anak. Contoh : - Cina sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang.

- Sosok (ekonomi rendah) flu suatu yang biasa, merasa sehat.

3. Pengalaman masa lalu

Seseorang dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri / sakit disfungsi (tidak berfungsi)

yang membantu menentukan definisi seseorang tentang sehat.

4. Harapan seseorang tentang dirinya

Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi, baik fisik maupun

psikososialnya jika mereka sehat.

Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri

1.Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik / secara utuh.

2.Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan kemampuan.

D. Definisi Sakit

yaitu defiasi / penyimpangan dari status sehat.

Pemons (1972)

Sakit merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas, termasuk

keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.

Bauman (1965)

Seseoang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

1.Adanya gejala : Naiknya temperatur, nyeri.

Page 4: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

3

2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.

3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja , sekolah.

Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh

yang menyebabkan berkurangnya kapasitas.

Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit.

1.Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.

2.sebagai manifetasi keberhasilan / kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

3.Gangguan Kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku sehat

1.Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur ke dalam sehat / kesehatan seseorang.

2.Kedudukannya : dinamis, dan bersifat individual.

3.Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kemauan pada titik

yang lain.

12. Bedakan dan jelaskan model sehat sakit!

1.Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)

Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan

klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal ,

dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya

energi total”

Jadi menurut model ini “sehat” adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus

menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal

dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial,

perkembangan, dan spiritual yang sehat.

Sedangkan “sakit” merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih

dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi

individu sebelumnya.

2.Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)

Page 5: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

4

Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan

potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.

Pada pendekatan model ini perawat melakukan intervnsi keperawatan yang dapat

membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap

kesehatan.

Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam

keperawatan keluarga maupun komunitas.

3.Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at all)

Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan

oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan.

Agen : Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan

terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau

psikososial. Jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang

meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).

Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu. Faktor

pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang

yang beresiko menjadi sakit. Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.

Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.

• Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan

• Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik,

kesulitan ekonomi, krisis hidup.

Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari

ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau

yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang

dengan lingkungannya.

Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum

tentang berbagai penyebab penyakit.

4.Model Keyakinan-Kesehatan

Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975)

menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini

Page 6: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

5

memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan

bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.

Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain:

a.Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.

Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya,

apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko

mengalami penyakit jantung.

b.Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.

Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit,

anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)

c.Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.

Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup,

meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.

5. Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)

Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan

yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan Model Peningkatan-Kesehatan

(Pender)

Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model

yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan. Fokus dari model ini adalah

menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor

pengubah).

13. Jelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku sehat sakit!

Variabel yang mempengaruhi keyakinan dan praktik kesehatan:

1. Variabel internal meliputi:

a. Tahap perkembangan

Pola pikir dan pola perilaku seseorang mengalami perubahan sepanjang hidupnya.

Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada

saat perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya

sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan.

b. Latar belakang intelektual

Page 7: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

6

Keyakinan seseorang terhadap kesehatan sebagian terbentuk oleh variabel intelektual,

yang terdiri dari pengetahuan (informasi yang salah) tentang berbagai fungsi tubuh dan

penyakit, latar belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu.

c. Persepsi tentang fungsi

Cara seseorang merasakan fungsi fisik akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan

dan cara melaksanakannya. Ketika perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, mereka

mengumpulkan data subjektif tentang cara klien merasakan fungsi fisik, seperti tingkat

keletihan, sesak napas, atau nyeri. Mereka juga mengumpulkan data objektif tentang

fungsi actual, seperti tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi paru.

d. Faktor emosional

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara

melaksanakannya. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang berlebihan, yang

berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka berpikir tentang resiko

menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari

pengobatan.

e. Faktor spiritual

Terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan

keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga/teman, dan kemampuan mencari

harapan dan arti dalam hidup.

2. Variabel eksternal

a. Praktek di keluarga

Cara bagaimana keluarga klien menggunakan pelayanan kesehatan biasanya akan

mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatan. Klien kemungkinan besar akan

melakukan tindakan-tindakan pencegahan bila keluarganya melakukan hal yang sama.

b. Faktor sosio-ekonomik

Faktor sosial dan psiko-sosial dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan

mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakit. Variabel

psiko-sosial mencakup stabilitas perkawinan/hubungan intim seseorang, kebiasaan gaya

hidup, dan lingkungan kerja. Variabel sosial berperan dalam menentukan bagaimana

system pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan medis.

c. Latar belakang budaya

Mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya juga mempengaruhi

tempat masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan mempengaruhi cara

melaksanakan kesehatan pribadi.

Variabel yang mempengaruhi perilaku sakit

1. Variabel internal

Page 8: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

7

Variabel internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit antara

lain persepsi mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Jika klien merasa yakin

bahwa gejala sakit tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, maka mereka lebih

cenderung mencari bantuan kesehatan dibandingkan bila klien tidak memandang gejala

tersebut dapat menjadi suatu gangguan baginya.

2. Variabel eksternal

Yang mempengaruhi perilaku sakit klien terdiri dari gejala yang dapat dilihat, kelompok

sosial, latar belakang budaya, variabel ekonomi, kemudahan akses ke dalam system pelayanan

kesehatan, dan dukungan sosial.

14. Apa dampak sakit bagi keluarga dan klien?

Kondisi sakit tidak dapat dipisahkan dari peristiwa kehidupan. Klien dan keluarganya

harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan yang

dilaksanakan. Setiap klien akan berespons secara unik terhadap kondisi sakit yang dialaminya,

oleh karena itu intervensi keperawatan yang diberikan harus bersifat individual. Klien dan

keluarga umumnya akan mengalami perubahan perilaku dan emosional, seperti perubahan peran,

gambaran diri, konsep diri, dan dinamika dalam keluarga.

15. Jelaskan level pencegahan penyakit!

4 TAHAP PENCEGAHAN PENYAKIT:

• Pencegahan primordial

Jenis pencegahan yang paling akhir diperkenalkan, adanya perkembangan pengetahuan

dalam epidemiologi penyakit kardiovaskular dalam hubungannya dengan diet dll. Pencegahan

ini sering terlambat dilakukan terutama di negara-negara berkembang karena sering harus ada

keputusan secara nasional.

• Pencegahan primer

Bertujuan mengurangi insiden dengan mengontrol penyebab dan faktor-faktor risiko.

Misal : penggunaan kondom dan jarum suntik disposable pada pencegahan infeksi HIV,

imunisasi dll. Biasanya merupakan Population Strategy sehingga secara individual gunanya

sangat sedikit : penggunaan Seat-belt, program berhenti merokok dll.

• Pencegahan sekunder

Tujuannya untuk menyembuhkan dan mengurangi akibat yang lebih serius lewat

diagnosis & pengobatan yang dini. Tertuju pada periode diantara timbulnya penyakit dan

waktu didiagnosis & usaha prevalensi. Dilaksanakan pada penyakit dengan periode awal

mudah diindentifikasi dan diobati sehingga perkembangan kearah buruk dapat di stop, Perlu

Page 9: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

8

metode yang aman & tepat untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium preklinik. Misal :

Screening pada kanker cervik, pengukuran tekanan darah secara rutin dll

• Pencegahan tersier

Untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan & rehabilitasi, membuat

penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Misal pada rehabilitasi pasien

Poliomyelitis, Stroke, kecelakaan dll

5 TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT

a. Health Promotion

Saat pejamu sehat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan atau memelihara kesehatan :

Penyuluhan/pendidikan kesehatan

Rekreasi sehat

Olahraga teratur

Perhatian terhadp perkembangan kepribadian

b. Specific Protection

Mencegah pada pejamu (Host) dengan menaikkan daya tahan tubuh :

Imunisasi

Pelindung khusus : Helm, tutup telinga

Perbaikan lingkungan

Mengurangi penggunaan bahan yang membahayakan kesehatan : pengawet, pewarna dll.

c. Early Diagnosis And Prompt Treatment

Dilakukan bila pejamu sakit, setidak – tidaknya diduga sakit (penyakitnya masih ringan)

mencegah orang lain tertular. Misal : Case finding, skrining survei penyakit asymtomatis,

deteksi dini pencemaran dll

d. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan / Kelemahan )

Dilakukan waktu pejamu sakit / sakit berat de ngan tujuan mencegah cacat lebih lanjut,

fisik, sosial maupun mental. Misal : Amputasi pada ganggren karena DM, pada penyakit-

penyakit menahun diatasi gang guan mental maupun sosialnya

Page 10: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

9

e. Rehabilitation

Mengembalikan penderita agar berguna di masyarakat maupun bagi diri nya sendiri,

mencegah cacat total setelah terjadi perubahan anatomi/fisiologi. Misal : Fisioterapi pada

kelumpuhan supaya ti dak timbul kontraktur/atropi, psikoterapi pada gangguan mental, latihan

ketrampilan tertentu pada penderita cacat, prothesa post amputasi, penyediaan fasilitas khusus

pada penderita.

C. PARADIGMA KEPERAWATAN

16. Apa yang dimaksud dengan paradigma keperawatan?

Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk

melihat suatu kondisi dan fenomena (manusia, lingkungan, kesehatan, intervensi keperawatan)

yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.

17. Jelaskan komponen paradigma keperawatan!

1. Konsep manusia

Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan

keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini

bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi:

a. sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik

fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan

selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

b. sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya

yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.

c. sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan

tumbuh kembang yang berbeda.

2. Konsep keperawatan

Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam

memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau

masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk

pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan

keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses

pemenuhan kebutuhan dasar.

Page 11: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

10

3. Konsep sehat sakit

Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan

pada manusia dalam rentang sehat sakit.

a. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)

1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan

2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk

sehat

3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan

dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”

4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui

manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan

dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.

6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

Faktor pengaruh status kesehatan, antara lain:

1. Perkembangan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa

perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.

2. Sosial dan Kultural

Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena

akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam

perilaku kesehatan.

3. Pengalaman Masa Lalu

Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman

kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak

besar dalam status kesehatan selanjutya.

Page 12: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

11

4. Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status

kesehatan kearah yang optimal.

5. Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi

perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.

6. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.

7. Pelayanan

Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi

status kesehatan

b. Rentang Sakit

Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.

Tahapan proses sakit

1. Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan

tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.

2. Tahap asumsi terhadap sakit

Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan

akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.

3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta

nasehat dari profesi kesehatan.

4. Tahap penyembuhan

Page 13: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

12

Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk

beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya

selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

4. Konsep lingkungan

Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa

lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar

manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh

yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

18. Bagaimana implikasi paradigma keperawatan dalam pelayanan keperawatan!

Kepada Manusia / Individu

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup

kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.

Kepada Keluarga

Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan

masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi

asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga,

fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.

Kepada Masyarakat

Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat

umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia). Pelayanan perawatan

tersebut diberikan setelah melalui proses berikut ini :

1) Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide

yang dikemukakan.

2) Pengumpulan data pada masyarakat melalui survey atau sensus dengan menggunakan

daftar pertanyaan atau kuosioner

3) Analisis data dan perumusan masalah

4) Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat untuk

kemudian ditetapkan prioritas masalah beserta penyelesaiannya.

5) Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.

6) Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini dilakukan bersama dengan

masyarakat melalui sumber daya ayang ada di masyarakat tersebut.

Page 14: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

13

7) Evaluasi

8) Dilakukan untuk menilai proses dan hasil program tindakan, dalam sebuah lokakarya.

9) Tindak lanjut atau menangani masalah yang ada

D. CARING

19. Apa yang dimaksud dengan caring dalam profesi keperawatan?

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,

perperasaan, dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan

berarti menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual,

dan sosial. Caring sebagai suatu moral imperatif (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri

dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang

mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang manusia, bukan malah

melakukan tindakan amoral saat melakukan tugas pendampingan perawatan. Caring juga sebagai

suatu efek yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap

pasien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan

demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat

pasien.

20. Caring sebagai body of knowledge Ilmu Keperawatan. Jelaskan!

Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik

keperawatan. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi

bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta

atau menyayangi.

Konsep Penting “Caring”

Faktor Carative

Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan

keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruhan aspek bidang kajian

keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifat-

sifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat

memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri. Watson meyakini

praktik caring sangatlah penting untuk keperawatan ; ini adalah fokus pemersatu untuk

praktik. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan :

1. Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal

2. Care dan love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk

kemanusiaan.

Intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia disebut faktor Carative, yang

mestinya menjadi pembentuk perilaku caring yaitu :

• Forming a humanistic – altruistic

Page 15: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

14

Faktor ini berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan memperluas rasa diri (sense of

self). Meskipun nilai dipelajari pada awal kehidupan, nilai dapat langsung dipengaruhi oleh

pendidik.

• Instilling faith & hope (Mengajarkan agar orang lain percaya dan mempunyai pengharapan :

fasilitas optimisme, menyesuaikan diri)

• Cultivating sensitivity to one‟s self (Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain)

• Developing a helping – trust relation (Membina hubungan saling percaya : jujur, empati)

• Expressing & feeling (Mengekspresikan perasaan positif dan negatif)

• Using creative problem-solving caring process (Mengambil keputusan dengan menggunakan

metode pemecahan masalah yang ilmiah dan sistemik)

• Promoting interpersonal teaching – learning (Meningkatkan proses belajar)

• Providing a supportive, protective, or corrective mental-phisical sociocultural & spiritual

environment. (Memberikan lingkungan fisik, mental, sosio kultural dan spiritual yang

bersifat suportif, protektif dan korektif )

• Assisting with the gratification of human needs (Membantu dalam pemenuhan kebutuhan

dasar)

•Allowing for existential-phenomenologic forces (Memberi kesempatan untuk

mengekspresikan aspek manusia) (Susilaningsih, 2008)

Dari kesepuluh carative faktor di atas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya

memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia

lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan

kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya

melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai

“warmth, kindness, compassion”.

Faktor carative ini perlu selalui dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri

klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat

diwujudkan. Selain itu melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk

lebih memahami diri sebelum memahami orang lain. Keperawatan merupakan suatu proses

interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan

kepada klien adlah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada

bentuknya tinteraksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat

memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab

terhadap kondisi kesehatannya.

Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh

Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual

bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara

spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan

Page 16: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

15

cinta dan caring. Jadi, dari teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya

keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan. (Sujana, 2008)

Lima C dari Caring, Roach (1984) :

1. Compassion (Kasih sayang)

2. Competence (Kompetensi)

3. Conscience (Kesadaran)

4. Confidence (Kepercayaan)

5. Commitment (Komitmen)

Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa komponen yang

harus dilaksanakan oleh tim keperawatan yaitu :

(1) Terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien

(2) Adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik

(3) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain

(4) Kemampun dalam memenuhi kebutuhan klien

(5) Kegiatan jaminan mutu (quality assurance).

Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat

menggunakan

a. Keahlian

b. Kata-kata yang lemah lembut

c. Sentuhan

d. Memberikan harapan

e. Selalu berada disamping klien

f. Bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan

Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk

memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring. Spirit caring harus tumbuh dari dalam

diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya

memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga

mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berada

ketika memberikan asuhan kepada klien.

Madeleine Leinigner (1991) menyatakan bahwa “perawatan manusia adalah intisar

keperawatan dan nyata, dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirna menjadi fokus utama kita.

Merawat, menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan.

Perawat makin menjadi „penulis kreatif‟ bagi hidupnya sendiri, sebuah kehidupan yang

tinggal dalam hubungan dan penghubung dan saling menghubungkan dengan orang lain. „Caring‟

adalah cara keperawatan. Hal ini bagaimanapun perlu dijabarkan untuk mendapatkan kejelasan.

Page 17: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

16

Pelajar keperawatan perlu menggal secara dalam untuk menemukan nilai yang tersimpan, arti

pribadi dari keperawatan yang akan berlanjut menjadi pemeliharaan hubungan pendekatan yang

dalam dengan orang lain, itulah keperawatan, komitmen merawat itu harus membuat kontribusi

pokok yang jelas dari perawat untuk memberikan perawatan kesehatan pada individu, keluarga

dan komunitas pada saat ini dan masa yang akan datang.

Akan tetapi tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Bukan

pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah membentuk

Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya peran pendidikan dalam

membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan

harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik,

kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain

harus ada dalam pendidikan perawatan. Andaikata pada saat rekruitmen sudah ada system yang

bisa menemukan bagaimana sikap caring calon mahasiswa keperawatan itu akan membuat

perbedaan yang mendasar antara perawat sekarang dan yang akan datang dalam perilaku caring –

nya.

21. Jelaskan apa yang dimaksud dengan caring behaviour!

Caring behaviour (perilaku caring) merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat dan

menghargai orang lain, artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan

bagaimana seseorang itu bertindak. Karena perilaku caring merupakan perpaduan perilaku

manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dalam membantu pasien yang sakit.

Perilaku caring sangat penting untuk mengembangkan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi

atau cara hidup manusia. Perilaku caring sangat penting dalam layanan keperawatan karena akan

memberikan kepuasan pada klien dan perawatan akan lebih memahami konsep caring, khususnya

perilaku caring dan mengaplikasikan dalam pelayanan keperawatan.

Page 18: Konsep Sehat Dan Sakit Paradigma Keperawatan Caring

17

DAFTAR PUSTAKA

Dwidiyanti, Meidiana. 2008. Keperawatan Dasar Konsep ”Caring”, Komunikasi, Etik dan Spiritual

dalam Pelayanan Keperawatan. Semarang : Penerbit Hasani.

http://aienie.blogspot.com

http://eprints.undip.ac.id

http://irmanthea.blogspot.com

http://stikeskabmalang.wordpress.com

http://umitrastikes.blogspot.com

http://911medical.blogspot.com