KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

144
KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) DAN IMPLEMENTASINYA DALAM JENJANG PERKADERAN HMI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S1) dalam Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah Oleh : ARYANDA PUTRA NIM : 1316.014 DOSEN PEMBIMBING : H. BUSTAMAR, S.Ag, MH PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2020 M / 1441 H

Transcript of KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Page 1: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN

MAHASISWA ISLAM (HMI) DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

JENJANG PERKADERAN HMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum (S1) dalam Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah

Oleh :

ARYANDA PUTRA

NIM : 1316.014

DOSEN PEMBIMBING :

H. BUSTAMAR, S.Ag, MH

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M / 1441 H

Page 2: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

ABSTRAK

Skripsi ini ditulis oleh Aryanda Putra, NIM 1316.014, Program Studi

Hukum Ketatanegaraan, Fakultas Syariah. Skripsi ini berjudul “Konsep

Kepemimpinan dalam Paradigma Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan

Implementasinya dalam Jenjang Perkaderan HMI”. Arti dari judul penulisan

skripsi ini adalah penulis ingin menjelaskan tentang Konsep Kepemimpinan dari

sudut pandang organisasi mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan

bagaimana implementasinya dalam dunia perkaderan di HMI.

.

Adapun motivasi penulis membahas permasalahan ini adalah karena Fakta

bahwa keberadaan dan kiprah para kader organisasi Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) sebenarnya sudah sedemikian nyata. Bahkan, untuk sekarang data

menyatakan sebagian besar pemimpin negara pada hari ini adalah orang-orang

yang pernah menjadi kader dari organisasi mahasiswa Islam ini. Dalam konteks

kebangsaan maka wajar karena tujuan HMI adalah mencetak kader yang harus

merasa bertanggungjawab untuk terlibat diberbagai bidang, seperti organisasi

politik. di dalam anggaran dasar HMI di sana telah dijelaskan mengenai tujuan

pembentukan organisasi ini. Hal tersebut seperti yang telah disebutkan dalam

Anggaran Dasar HMI pada Bab III pasal 4 tentang Tujuan HMI. Pembentukan

kader dan pemimpin yang berkualitas, tentu tidak terlepas dari konsep

kepemimpinan yang ada dalam suatu organisasi, dan implementasi konsep yang

dimaksud dalam proses perkaderan. Sebagai sebuah organisasi yang sudah banyak

melahirkan pemimpin bangsa dalam berbagai sektor kehidupan. Tentunya HMI

mempunyai konsep kepemimpinan yang di internalisasikan kepada para kader

dalam berbagai jenjang perkaderan, mulai dari Basic Training (LKI), Intermediate

Training (LKII), maupun Advance Training (LKIII), ataupun berbagai bentuk

perkaderan lainnya yang ada di HMI. Dan hal ini secara akademis tentu menarik

dikaji dan diteliti secara lebih mendalam.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah penelitian kepustakaan

(library research) yang bersifat deskriptif (mendeskripsikan suatu konsep). Dalam

pengumpulan data, penelitian ini menggunakan sumber-sumber terkait Himpunan

Mahasiswa Islam (buku, jurnal, artikel) sebagai metode pengumpulan data.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang konsep

kepemimpinan dalam paradigma HMI dan mengetahui bagaimana

implementasinya dalam dunia perkaderan di HMI.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Konsep kepemimpinan

yang ada di HMI adalah: “Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional”.

sebagai padanan (equivalent) dan tafsiran dari kesimpulan Nilai-Nilai Dasar

Perjuangan sebagai ideologi HMI yaitu “Iman, Ilmu, Amal”.

Kata Kunci: Kepemimpinan, HMI, Perkaderan

Page 3: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi

ini dapat selesai dengan baik. Sungguh tiada kekuatan dan daya upaya tanpa

kehendak-Nya.

Shalawat dan salam peneliti ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang di ridhai Allah SWT

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S-1 dalam Program Studi Hukum

Ketatanegaraan. Dalam penulisan skripsi ini penetili banyak memperoleh bantuan

dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh

karena itu peneliti ingin mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada

keluarga peneliti yang senantiasa memberikan motivasi, semangat dan

pengorbanan lainnnya yang tampa kena lelah untuk masa depan dan kehidupan

peneliti, selanjutnya peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Rhida Ahida, M.Hum sebagi Rektor IAIN Bukittinggi. Wakil

Rektor Bapak Dr. Asyari, M.Si. Wakil Rektor II Bapak Dr. Novi Hendri,

M.Ag. dan Wakil Rektor III Bapak Dr.Miswardi, M.Hum Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Page 4: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

2. BapakDr. H. Ismail, M.Ag sebagai Dekan, dan wakil dekan satu Bapak Dr.

Nofiardi, M.Ag, Wakil Dekan II Bapak Dr. Busyro, M.Ag, Wakil Dekan III

Bapak Fajrul Wadi, S.Ag, M.Hum Fakultas Syari’ah IAIN Bukittinggi.

3. Bapak Dr. Helfi, M.Ag sebagai Ketua Prodi Hukum KetatanegaraanIAIN

Bukittinggi

4. Bapak H. Bustamar, S.Ag, MH sebagai pembimbing yang telah memberikan

arahan, bimbingan, nasehat dan waktu dalam meyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Saiful Amin, M.Ag selaku penasehat akademik yang telah

memberikan dorongan dan nasehat untuk menyelesaikan studi di IAIN

Bukittinggi

6. Bapak ibu dosen dan karyawan-karyawan IAIN Bukittinggi, yang telah

memberikan penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di Perguruan Tinggi

ini.

7. Bapak Novi Zulfikar, S.sos, M.AP selaku kepala perpustakaan serta karyawan

dan karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan

fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, yang selalu

mendoakan, memberikan semanagat dan mendorong saya sampai ketahap ini,

dan pengorbanan mereka yang sangat berarti bagi saya.

9. Kepada kedua saudara saya Yuga Fitra Hariandi dan Tri Kurnia Maideshinta,

serta kerabat saya yang tak bosan memberikan semangat kepada saya.

10. Kepada semua rekan-rekan seperjuangan di organisasi yang sangat saya cintai

Himpunan Mahasiswa Islam cabang Bukittinggi, sebagai “Second Campus”

Page 5: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

bagi saya karena telah banyak berjasa untuk seluruh perkembangan yang saya

dapatkan sampai saat ini. Terima kasih untuk seluruh insan cita Bukittinggi

atas seluruh bantuannya, semangat, ide dan gagasan, serta bantuan refrensi

tambahan nya sehingga skripsi ini selesai dikerjakan.

11. Kepada semua rekan seperjuangan dengan saya Mutia, Mega, Farhan, Andre,

Jojo, serta rekan-rekan HTN A 2016 yang telah memberikan motivasi serta

sumbangan pemikiran selama menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan, bimbingan, petunujuk, motivasi dan pengorbanan yang

telah Bapak, Ibu, rekan-rekan berikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan

mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin ya Rabbal`alamin.

Meskipun penulisan skripsi ini dilakukan dengan segala upaya serta usaha

yang maksimal, penulis menyadari mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan

dalam skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Billahi Taufiq wal Hidayah....

Bukittinggi, 25 Januari, 2021

Penulis

Aryanda Putra

1316.014

Page 6: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aryanda Putra

NIM : 1316.014

Tempat/Tanggal lahir : Dharmasraya, 20 Februari 1998

Prodi : Hukum Ketatanegaraan

Fakultas : Syariah

Judul Skripsi : Konsep Kepemimpinan Dalam Paradigma Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) Dan Implementasinya Dalam Jenjang Perkaderan

HMI.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) saya

dengan judul di atas adalah benar asli karya penulis. Apabila dikemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri, maka penulis bersedia diproses

sesuai hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan penulis dicopot sampai batas

waktu yang tidak ditentukan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 25 Januari 2021

Penulis

ARYANDA PUTRA

NIM. 1316.014

Page 7: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................i

ABSTRAK........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…........................................................................1

B. Rumusan Masalah………..........................................................................7

C. Tujuan Penelitian…...................................................................................8

D. Kegunaan Penelitian…...............................................................................8

E. Penjelasan Judul….....................................................................................9

F. Tinjauan Pustaka…....................................................................................13

G. Metode Penelitian…...................................................................................17

H. Sistematika Penulisan.................................................................................24

BAB II KONSEP KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Kepemimpinan.........................................................................25

B. Jenis-Jenis Kepemimpinan.........................................................................31

C. Teori-Teori Kepemimpinan...………………….…………….......................35

D. Gaya dan Tipe Kepemimpinan...................................................................40

E. Fungsi Kepemimpinan...............................................................................44

F. Konsep Kepemimpinan Islam....................................................................46

BAB III HMI, NDP, DAN PENGKADERAN

A. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)............................................................62

B. Nilai-Nilai Perjuangan (NDP).....................................................................73

C. Perkaderan HMI.........................................................................................77

Page 8: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Konsep Kepemimpinan dalam Paradigma Himpunan Mahasiswa

Islam...........................................................................................................85

B. Implementasi Konsep kepemimpinan Paradigma HMI dalam Jenjang

Pengkaderan HMI......................................................................................118

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................124

B. Saran……................................................................................................126

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

Page 9: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

HMI yang telah berkembang sejak 1947 dan dianggap sebagai salah

satu organisasi kemahasiswaan yang turut andil menjaga iklim demokrasi

pascareformasi 1998. Sejatinya, HMI merupakan sebuah wadah yang dapat

dikatakan complete bukan hanya berperan sebagai organisasi perjuangan.

Seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasar HMI pada Bab IV pasal 8 tentang

fungsi; HMI berfungsi sebagai organisasi kader.1 Tentu dengan amanah yang

ada pada konstitusi HMI tersebut menjadikan HMI sebagai wadah

pengembangan dan pencetak kader pemimpin dan intelektual bangsa masa

depan.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kader

diharapkan mampu menjadi alat perjuangan dalam mentransformasikan

gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang ingin dibangun yakni terbinanya

insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung

jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang dirindhoi Allah SWT.2

Himpunan mahasiswa islam (HMI) sebagai organisasi perkaderan

terbesar di Indonesia, tentunya telah menjadi ruang berbagai generasi. Peran

para kader HMI pun tak dapat dielakkan dalam sejarah bangsa ini. Oleh karena

1 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018

Himpunan Mahasiswa Islam, Tema: Meneguhkan Kebangsaan Wujudkan Indonesia Berkeadilan

(Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.45. 2 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil,......,hlm.348.

Page 10: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

itu, HMI semestinya mampu menjawab setiap tantangan dalam perkembangan

generasi muda.

Berbicara kader, tidak hanya HMI setiap organisasi pasti mempunyai

kader nya masing-masing yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan

organisasinya. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan

dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia

memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum.

Bung Hatta pernah berkata kaderisasi dalam kerangka kebangsaan,

“Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan

pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.”

Dan setiap organisasi punya konsep kepemimpinan tersendiri yang

diimplementasikan dalam jenjang pengkaderan. 3

Di HMI sendiri, Ada dua jenis jenjang perkaderan, yaitu formal dan

informal. Dalam jenjang formal, ada 3 tingkatan pelatihan yang dibagi

berdasarkan tujuannya. Pertama; LK1, tujuan LK 1 mendukung peningkatan

kualitas kader HMI sebagai mahasiswa. Tentunya HMI tidak hanya

menekankan peran mahasiswa dalam berorganisasi, namun seorang kader HMI

harus memiliki kepribadian muslim dan kualitas akademis yang baik. Serta

dalam berorganisasi, seorang kader HMI harus mampu menyadari peran dan

fungsinya tak hanya sebagai kader HMI, namun lebih luas sebagai kader umat

dan kader bangsa. Kedua; LK2, capaian yang menjadi fokus utama dalam

Latihan Kader 2 ada pada peningkatan intelektual kader. Maka, dalam forum

3 https://members.tripod.com/buletin_informatika/69baru/kolom.htm, (Diakses; Tanggal

04 September2020)

Page 11: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

LK 2 kamu akan banyak mendapat materi, pengalaman, ketegangan baru, serta

memelajari bagaimana cara berdialektika yang baik, dan LK2 adalah forum

Latihan Kader yang bertaraf Nasional. Ketiga, LK3, training formal ini

merupakan Training tertinggi dalam jenjang pendidikan kader HMI.4

Peran HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang cukup matang

melakukan kaderisasi semakin dinanti perannya. Kaderisasi harus benar-benar

menelorkan agen-agen perubahan (agen of change) yang memiliki lima

kualitas insan cita, yaitu insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan

islami dan insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil

makmur yang diridhai Allah SWT . Menurut “Agussalim Sitompul”, kader

yang memiliki lima kualitas insan cita itu akan menjadi kader yang ideal, yaitu

Muslim intelektual profesional.5

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berazas dan berpahaman

bahwa Islam menjadi dasar pijakan dalam berorganisasi, hal itu tentunya

bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan

akademisi yang baik, serta pemimpin yang aktif di masyarakat dan

berkarakteristik menjaga nilai nilai yang Islami berdasarkan Al-Qur’an dan

Hadist. Itu Melekat pada diri kader HMI Sebagai wujud implementasi dari

Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI) sebagai ideologi organisasi.6

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI merupakan kitab atau buku

yang berisi kumpulan nilai dasar perjuangan yang harus terinternalisasi

4 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil,........,hlm.382 5 Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI Suatu Kritik dan Koreksi untuk

Kebangkitan Kembali HMI, (Jakarta: CV Misaka Galiza, cetakan pertama 2005) hlm. 14. 6 Suwandi Simangungsong, dkk , JURNAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, Volume 7 No. 2

Tahun 2019, hlm. 145.

Page 12: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kedalam diri seorang kader. Nilai-nilai tersebut akan menjelma ke dalam

perilaku dan aktivitas keseharian kader, baik dalam aras kehambatan maupun

kekhalifahan.7

NDP diderivasi dari Al Qur’an dan Hadis. Perumusanya; Nurkholis

Madjid, telah menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan

Tauhid, kemanusiaan, takdir, keadilan sosial, ekonomi, serta ilmu

pengetahuan, kemudian merangkainya menjadi satu konsep yang utuh tentang

pandangan dunia.8

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI diharapkan dapat menciptakan dan

memperkuat terbentuknya profil kader HMI, sehingga setiap kader HMI

memiliki kualitas tertentu serta memiliki kelebihan dari kader organisasi kader

lain, sebagai garansi obyektif untuk menjalankan misi perjuangan ditengah-

tengah bangsa.9 Sebagai kumpulan Nilai, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI

diharapkan dapat dipahami dengan baik-baik oleh kader HMI. Selanjutnya

pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut akan membentuk dan mempengaruhi

cara berpikir dan pandangan hidup kader itu sendiri.10 Sebab dari itu, bukan

tidak mungkin nilai-nilai yang terdapat pada NDP HMI sangat mempengaruhi

kriteria dan kualitas kader atau alumni HMI termasuk kualitas dalam

kepemimpinan kader HMI.

Selain ikhtiar dalam mengemukakan sebuah Konsep, pertanyaan yang

mungkin perlu dijawab juga adalah Bagaimana implementasi kepemimpinan

7 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI ( Teks, Interpretasi, dan

Kontektualisasi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018), hlm.3. 8 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,..........hlm.4 9 Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane: Jejak hayat dan Pemikirannya, (Jakarta: Lingkar, 2010),

cet.1, hlm.359. 10 Ignas Kladen, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, (Jakarta, LP3ES,1988), hlm.155.

Page 13: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

berkarakter HMI ini dalam penerapannya pada jenjang pengkaderan HMI ?

Sebab, kita tahu pengkaderan merupakan proses pembentukan pribadi,

pewarisan dan penciptaan nilai, pengetahuan dan keterampilan sehingga

pribadi tersebut dapat mengembangkan diri secara optimal untuk menghadapi

kehidupan nyata.

Hemat penulis, Fakta bahwa keberadaan dan kiprah para kader

organisasi ini sebenarnya sudah sedemikian nyata. Bahkan, fakta sekarang

menyatakan sebagian besar elit negara pada hari ini berasal dari organisasi

mahasiswa Islam tersebut.

Dalam konteks kebangsaan maka wajar karena tujuan HMI adalah

mencetak kader yang harus merasa bertanggungjawab untuk terlibat diberbagai

bidang, seperti organisasi politik. di dalam anggaran dasar HMI di sana telah

dijelaskan mengenai tujuan pembentukan organisasi ini. Hal tersebut seperti

yang telah disebutkan dalam Anggaran Dasar HMI pada Bab III pasal 4 tentang

Tujuan; Terbina nya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan

Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang

di-ridhoi Allah Subhanahu wata’ala.11

Bila ditelisik satu persatu, kiprah pemimpin bangsa yang dahulu

dikader oleh HMI tersebar luas, baik di lembaga yudikatif, legislatif, dan

eksekutif. Tokoh kunci pada elit pemimpin masa kini seperti Ketua DPR,

MPR, DPD, wakil presiden, dan sejumlah menteri berasal dari keluarga besar

HMI. Begitu pula di tingkat kepimpinan daerah provinsi dan kabupaten.

11 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018

Himpunan Mahasiswa Islam, Tema: Meneguhkan Kebangsaan Wujudkan Indonesia Berkeadilan

(Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.44.

Page 14: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Banyak sekali kader HMI yang diberikan amanat untuk menjadi gubernur dan

bupati.

Kebutuhan akan pemimpin yang memiliki mutu terjamin semakin

dinantikan. Namun, akhir-akhir ini, dalam mendiskusikan kemungkinan

peralihan generasi kepemimpinan, menurut “Malarangeng” yang mengatakan

bahwa “rasanya kita terlalu sering berbicara tentang tokoh-tokoh yang akan

menjadi pemimpin di masa depan. Dalam kadar tertentu, itu sebenarnya wajar

saja. Namun, pembicaraan seperti itu tidak boleh membuat kita lupa bahwa

yang terpenting sebetulnya bukan lagi pada soal siapa melainkan pada apa dan

bagaimana bentuk kepemimpinan baru itu. Dengan kata lain, yang harus kita

perhatikan bersama bukan lagi sekadar tokoh atau pemimpin (leader) tapi

kepemimpinan (leadership)”.12

Pembentukan kader dan pemimpin yang berkualitas, tentu tidak terlepas

dari konsep kepemimpinan yang ada dalam suatu organisasi, dan implementasi

konsep yang dimaksud dalam proses perkaderan. Sebagai sebuah organisasi

yang sudah banyak melahirkan pemimpin bangsa dalam berbagai sektor

kehidupan. Tentunya HMI mempunyai konsep kepemimpinan yang di

internalisasikan kepada para kader dalam berbagai jenjang perkaderan, mulai

dari Basic Training (LKI), Intermediate Training (LKII), maupun Advance

Training (LKIII), ataupun berbagai bentuk perkaderan lainnya yang ada di

HMI. Dan hal ini secara akademis tentu menarik dikaji dan diteliti secara lebih

mendalam.

12 Rizal Mallarangeng, Dari Langit: Kumpulan Esai tentang Manusia, Masyarakat, dan

Kekuasaan, (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2008) hlm. 496.

Page 15: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Penelitian ini ditujukan pada permasalahan terkait konsep

kepemimpinan Paradigma HMI dan Implementasi dalam jenjang perkaderan

HMI sebagai upaya mempersiapkan pemimpin masa depan, berkenaan dengan

krisis kepemimpinan Bangsa sekaligus sebagai Iron stock pemimpin masa

depan bangsa.

Lalu pertanyaan yang muncul adalah, konsep kepemimpinan seperti apa

yang ada di HMI dalam rangka membentuk profil kader sebagai pemimpin

yang ideal dari jenjang pengkaderan yang dilakukan HMI ?

Maka, untuk menjawab pertanyaan ini, perlu kiranya untuk melakukan

sebuah pengkajian secara komprehensif dan mendasar.

Maka dari itu saya mencoba menakar dan menelisik lebih jauh

mengenai kajian Konsep Kepemimpinan HMI ini dalam suatu penelitian

berupa skripsi dengan judul; "KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM

PARADIGMA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) DAN

IMPLEMENTASIYA DALAM JENJANG PENGKADERAN HMI”

B. Rumusan Masalah

Secara Eksplisit ada dua Pokok permasalahan yang akan dibahas pada

penelitian ini;

1. Bagaimana Konsep kepemimpinan dalam Paradigma Himpunan Mahasiswa

Islam?

2. Bagaimana Implementasi Konsep kepemimpinan Paradigma HMI dalam

jenjang perkaderan HMI ?

Page 16: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian, tentunya seorang penulis mempunyai tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitiannya. Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Konsep kepemimpinan dalam Paradigma Himpunan

Mahasiswa Islam.

2. Untuk mengetahui Implementasi Konsep kepemimpinan Paradigma HMI

dalam jenjang perkaderan HMI.

D. Kegunaan Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian tentunya mempunyai manfaat, baik

dalam rangka pengembangan pengetahuan ataupun berkaitan dengan asas

guna yang lebih luas seperti halnya kepentingan sosial praksis. Adapun

manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi empirik dan

pengetahuan seputar Konsep kepemimpinan İdeal dalam Paradigma

Himpunan Mahasiswa İslam(Analisis NDP), serta dapat dijadikan sarana

untuk memperluas khasanah keilmuan.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

kontribusi informasi serta pengetahuan dalam memahami Relevansi Konsep

kepemimpinan İdeal Paradigma HMI jika di kontekstualisasikan dalam

kepemimpinan Indonesia.

3. Bagi penulis Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pada

Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi, dan juga

Page 17: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar mengembangkan

ilmu yang telah diperoleh.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghidari terjadinya penafsiran yang keliru dalam memhami

maksud yang terkandung dalam judul ini, maka penulis menganggap perlu

meguraikan pengertian beberpa istilah pokok dalam kajian ini agar persamaan

presepsi dapat diperoleh sebagai kejelasan pemahaman terhadap hal-hal yang

akan dibahas. Istilah-istilah yang dimaksud adalah "Konsep, Paradigma,

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan, Implementasi, dan Pengkaderan.

1. Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti; pengertian,

gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-

cita) yang telah dipikirkan.13 Dalam hal ini yang dimaksud adalah gambaran

atau rancangan konsep kepemimpinan yang ada dalam organisasi HMI.

2. Paradigma

Paradigma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “Kerangka

berpikir”..14 Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris

yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin pada tahun 1483 yaitu

paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma

13 Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 520. 14 KBBI.web.id, paradigma, https://kbbi.web.id/paradigma/ (Diakses; Tanggal 04

September2020)

Page 18: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

(para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan"

(para) dan memperlihatkan (deik).15

Pengertian Paradigma secara Istilah didefenisikan sebagai

“seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis

membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk memahami,

menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau masalah yang

dihadapi”.16

Kata “seperangkat“ menunjukkan bahwa paradigma memiliki beragam

unsur dan tidak hanya tunggal dimana unsur-unsur tersebut terdiri dari

konsep-konsep. Konsep adalah istilah atau kata yang diberi makna tertentu.

Oleh karena itu, sebuah paradigma juga merupakan kumpulan makna-

makna, dan pengertian pengertian. Kumpulan konsep-konsep ini merupakan

sebuah kesatuan, karena konsep-konsep ini berhubungan secara logis, yakni

secara paradigmatik, sintagmatik, metonimik dan metaforik sehingga dapat

dikatakan sebagai seperangkat konsep.17

Makna dan hubungan antarmakna yang muncul dalam pikiran ini

menjadi kumpulan konsep yang membentuk kerangka kerangka pemikiran

yang berfungsi untuk memahami dan menjelaskan kenyataan atau masalah

yang dihadapi. Kerangka pikiran inilah nantinya yang berfungsi sebagai

perangkat untuk memahami memahami, mendefinisikan, dan menentukan

kenyataan yang dihadapi kemudian menggolongkannya ke dalam kategori-

15 https://www.etymonline.com/paradigma/ (Diakses dan diterjemahkan; Tanggal 04

September2020) 16Happy Susanto, Konsep Paradigma Ilmu Sosial, (M U A D D I B Vol.04 No.02 Juli-

Desember 2014), hlm.100. 17 Happy Susanto, Konsep Paradigma Ilmu Sosial,...........,hlm.100.

Page 19: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kategori, dan menghubungkannya dengan definisi kenyataan lainnya,

sehingga terjalin relasi-relasi pada pemikiran tersebut, yang kemudian

membentuk suatu gambaran tentang kenyataan yang dihadapi.18

Dalam penelitian ini paradigma yang dimaksud adalah kerangka

berpikir dalam pemaknaan konsep kepemimpinan dalam ruang lingkup

HMI.

3. Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Relevansi diartikan sebagai;

pelaksanaan; penerapan, Pengertian secara istilah implementasi adalah

sebuah tindakan atau proses gagasan yang sudah disusun dengan begitu

cermat dan detail. Implementasi ini umumnya tuntas sesudah di anggap

permanen.

Menurut Nuruddin Usman dalam bukunya “Konteks Implementasi

Berbasis Kurikulum”, ia mengartikan Implementasi sebagai suatu tindakan

atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah

dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara

pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,

implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana

dan untuk mencapai tujuan kegiatan.19

Sedangkan menurut pendapat Guntur Setiawan , implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan

18 Happy Susanto, Konsep Paradigma Ilmu Sosial,........... hlm.100. 19 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,( Jakarta: Grasindo, 2002),

hlm.70.

Page 20: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan

pelaksana,birokrasi yang efektif.20

Mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan diatas kita

mengetahui bahwa implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas juga maka kesimpulan yang dapat

kita ambil bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana,

bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh

berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Oleh karena itu, impelementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh

objek atau kata berikutnya objek yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu,

Konsep. Implementasi konsep merupakan proses pelaksanaan ide atau

gagasan yang telah ada dengan harapan orang lain dapat menerima dan

melakukan perubahan terhadap suatu penerapan konsep tersebut dan

memperoleh hasil yang diharapkan.

4. Perkaderan

Perkaderan sendiri berasal dari kata “kader” yang ditambah imbuhan

per- dan –an yang menyatakan sebuah makna “proses”. Kader pada mulanya

adalah suatu istilah militer atau perjuangan yang berasal dari bahasa Yunani

dari kata carde yang definisinya adalah pembinaan yang tetap sebuah

pasukan inti ( yang terpercaya) yang sewaktu waktu diperlukan.21

Perkaderan/kaderisasi adalah proses pencetakan kader. Sedangkan

definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan

20 Guntur Setiawan,Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004),

hlm. 39. 21 Farid Nofiard, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa)...........,hlm.266.

Page 21: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

dan melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi. Dengan

kata lain kaderisasi adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha

mendidik manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang mapan untuk

menjalankan amanah dalam suatu organisasi. Kaderisasi berfungsi untuk

mempersiapkan orang- orang yang berkualitas yang nantinya dipersiapkan

untuk melanjutkan perjuangan sebuah organisasi, tanpa kaderisasi rasanya

sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan

tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.22

Kesimpulannya dari perincian penjelasan judul diatas, bahwa tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengemukan konsep (rancangan)

dalam kerangka berpikir yang telah dibangun oleh Organisasi Himpunan

Mahasiswa Islam yang telah diinternalisasikan dalam berbagai jenjang

perkaderan, sehingga menghasilkan sebuah konsep kepemimpinan yang

terinternalisasikan pada diri kader HMI, lalu konsep kepemimpinan yang telah

ada tersebut bagaimana bentuk pengimplementasian nya didalam setiap jenjang

perkaderan yang dilakukan HMI.

F. Tinjauan Pustaka

Berkaitan dengan permasalahan Konsep Kepemimpinan ideal dalam

paradigma HMI, beberapa tulisan dan penelitian terdahulu diantaranya

antara lain:

1. Azhari Akmal Tarigan : “Islam Universal: Kontekstualisasi NDP HMI

Dalam Kehidupan Beragama Di Indonesia”

22 Farid Nofiard, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa) di Desa Hamalau

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, (Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013), hlm.266.

Page 22: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Buku “Islam Universal: Kontekstualisasi NDP HMI Dalam Kehidupan

Beragama Di Indonesia”.23 ini membahas Nilai-Nilai Dasar Perjuangan

yang sekaligus menjadi ideologi pergerakan. Faham keagamaan yang

dirumuskan oleh Nurcholish Madjid dan kawan-kawannya merupakan hasil

kajian mereka terhadap al-Quran dan Hadis yang kemudian dijadikan

sebagai materi kajian wajib dalam latihan Perkaderan di HMI.

Buku ini secara umum merupakan penjabaran daripada NDP dalam

perpektif keislaman dan keindonesiaan. Penulis berpendapat bahawa buku

ini sangat berguna untuk memahami pemikiran-pemikiran keagamaan HMI

yang dipindahalihkan kepada seluruh ahli HMI dari masa ke masa.

Fokus pada penlitian buku ini adalah pada pengkhususan pada kajian

NDP, pengeksploran terkait NDP sangat mendalam pada buku ini

sedangkan penelitian yang coba penulis sampaikan pada penelitian ini tidak

terfokus pada kajian terkait dokumen NDP saja, melainkan pada seluruh

dokumen-dokumen dan instrumen yang terkait tentang HMI, yang mana itu

dilakukan untuk untuk merangkum konsep terkait hal kepemimpinan yang

terdapat di HMI. Dan setelah konsep tersebut telah dirangkum penulis

mencoba merumuskan pola implementasinya dalam jenjang perkaderan di

HMI.

2. Skripsi Dedi Kusnadi: Afiliasi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Cabang Gowa Raya Dalam Partai Politik.24

23 Azhari Akmal Tarigan, Islam Universal: Kontekstualisasi NDP HMI Dalam Kehidupan

Beragama Di Indonesia,( Bandung: Citapustaka Media,2003). 24 Lihat skripsi Dedi Kusnadi Thamin, Afiliasi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Cabang Gowa Raya Dalam Partai Politik, (UIN Alauddin Makassar, 2018)

Page 23: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Penelitian yang dilakukan olehnya ini lebih condong pada efektivitas

aktualisasi Nilai Dasar Perjuangan HMI pada Afiliasi dengan Partai

Politik, penelitian ini sama-sama mencoba mengskplor NDP HMI namun

pada tataran praktis, Penelitian yang telah dilakukan lebih condong pada

tataran relasi HMI dan Partai politik.

Sedangkan perbedaan pada kajian yang penulis buat lebih pada

penemuan sebuah konsep kepemimpinan yang selama ini tertanam di HMI

dari pengamalan ideologi dan pedoman dasar di HMI lainya termasuk pada

NDP HMI, lalu mencoba merumuskan pola implementasinya dalam jenjang

perkaderan di HMI.

3. Tesis Heryati: “Implementasi Nilai Dasar Perjuangan HMI dalam

Pembinaan Kader HMI di Palembang”.

Penelitian yang dilakukan oleh Heryati dalam tesisnya ini adalah

terfokus melihat fenomena yang terjadi di tubuh HMI cabang Palembang

dalam mengaplikasikan NDP yang dijadikan pedoman oleh Cak Nur

tersebut, seyogyanya Heryati ingin mengetahui bagaimana implementasi

nilai-nilai pemikiran Nurcholis Madjid terhadap kader di Lingkungan HMI

Cabang Palembang.

Sedangkan distingsih pada kajian yang penulis buat lebih pada

penemuan sebuah konsep kepemimpinan yang selama ini tertanam di HMI

dari pengamalan ideologi dan pedoman dasar di HMI lainya termasuk pada

NDP HMI, lalu mencoba merumuskan pola implementasinya dalam jenjang

perkaderan di HMI secara umum.

Page 24: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

4. Disertasi Berliana Kartakusumah: Pengembangan Kepemimpinan Tokoh

HMI; Studi Kasus Tentang Performansi Proses Pembelajaran, Kepribadian,

Visi, Kemampuan, Prestasi dan Penerimaan Lingkungan Tokoh HMI dalam

Perspektif Pembelajaran Sepanjang Hayat.25

Bidikan penelitian tentang pengembangan kepemimpinan tokoh HMI,

yang difokuskan pada: (1) performansi proses pembelajaran yang meliputi:

proses penyadaran dan proses pemberdayaan yang dijalani oleh lalu

berfungsi untuk melestarikan sistem subjek penelitian didalam keseluruhan

lingkungan pembelajaran sepanjang hayat, yaitu lingkungan keluarga,

lingkungan persekolahan, lingkungan luar sekolah, dan lingkungan

masyarakat luas; (2) performansi kepemimpinan yang ditampilkan subjek

penelitian yang terdiri dari kepribadian, kemampuan, visi, prestasi, dan

penerimaan lingkungan. (Kartakusumah, 2004). Dalam disertasi tersebut

dikaji beberapa tokoh-tokoh HMI di antaranya adalah sosok Nurcholish

Madjid yang oleh penulisnya dikategorikan sebagai sosok Muslim

pembaharu.

Perbedaaan nya sangat jelas dengan penelitian yang penulis buat,

bahwa penulis pada penelitian ini penulis lebih fokus pada penemuan

sebuah konsep kepemimpinan yang selama ini tertanam di HMI dari

pengamalan ideologi dan pedoman dasar di HMI lainya termasuk pada NDP

HMI, lalu mencoba merumuskan pola implementasinya dalam jenjang

perkaderan di HMI., sedangkan pada disertasi berliana kartakusumah diatas

25 Berliana Kartakusumah, Pengembangan Kepemimpinan Tokoh HMI (Himpunan

Mahasiswa Islam) dalam Perspektif Pembelajaran Sepanjang Hayat, (Journal of Islamic

Studies in Indonesia and Southeast Asia, 1(1) February 2016).

Page 25: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

adalah pengkajian terhadap karakter tokoh-tokoh HMI yang berpengaruh,

lalu bagaimana penerapannya dalam linkungan masyarakat.

5. Skripsi Abdul Aziz: Posisi Ijtihad Dalam NilaiNilai Dasar Perjuangan HMI

(Abdul Aziz, 2004).

Di sini Abdul Aziz hanya mengungkapkan potensi dan peluang ijtihad

yang terdapat dalam konsep Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI,

fokus kajian yang dilakukan oleh Abdul Aziz penemuan sebuah nilai

potensi ijtihad yang ada didalam Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP).

Sedangkan distingsih pada kajian yang penulis buat lebih pada

penemuan sebuah konsep kepemimpinan yang selama ini tertanam di HMI

dari pengamalan ideologi dan pedoman dasar di HMI lainya termasuk pada

NDP HMI, lalu mencoba merumuskan pola implementasinya dalam jenjang

perkaderan di HMI.

G. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langah-langkah sistematis. Metode penelitian adalah

mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam

suatu kegiatan penelitian, baik itu dalam tekni k pengumpulan data maupun

analisa. Peneliti dalam rangka pelaksanaan pengumpulan data, harus

menentukan sumber-sumber data serta lokasi di mana sumber data tersebut

dapat ditemukan dan diteliti.

Page 26: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sesuai dengan obyek

kajian skripsi ini, maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian kepustakaan (library research), Berbeda dengan penelitian

lapangan lokasi pengumpulan data untuk penelitian kepustakaan jauh lebih

luas bahkan tidak mengenal batas ruang. Setting penelitian merupakan

patokan di mana lokasi tersebut dilaksanakan. Sebelum menyebutkan lokasi

penelitian, ada baiknya untuk menyebutkan ciri khusus dari penelitian

kepustakaan untuk membedakan setting penelitian kepustakaan dengan

penelitian lain seperti penelitian lapangan.

Penelitian kepustakaan memiliki beberapa ciri khusus, antara lain;

pertama, penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka,

bukan dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian,

orang atau benda-benda lain. Kedua, data bersifat siap pakai (readymade),

artinya peneliti tidak pergi kemana-mana, kecuali hanya berhadapan

langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan. Ketiga, data

diperpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder, dalam arti bahwa

peneliti memperoleh data dari tangan kedua bukan asli dari tangan pertama

dilapangan. Keempat, kondisi data di perpustakaan tidak dibagi oleh ruang

dan waktu.26

Dan data yang terkumpul dianalisa dengan seluruh subtansinya diolah

secara filosofis dan teoritis. Selanjutnya, penelitian ini disajikan dengan

26 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004).

Page 27: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

metode deskriptif yakni menggambarkan apa adanya. Karena penelitian ini

memakai pendekatan yaitu kualitatif, maka disebut dengan 'Deskriptif

Kualitatif'.

2. Sumber Data

Berdasarkan ciri di atas, penelitian ini dilakukan di perpustakaan yang

mengoleksi data-data baik yang secara umum membahas organisasi HMI

maupun secara spesifik kajian terkait Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI

sebagai dokumen Ideologis HMI. Untuk memudahkan mengidentifikasi

sumber data, maka penulis mengklasifikasikan sumber data menjadi dua

sumber data, yaitu:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber-

sumber primer, yaitu sumber asli yang memuat informasi tersebut.

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah dari naskah

AD/ART HMI,Pedoman Pengkaderan, Dokumen NDP.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan

asli yang memuat informasi dan data tersebut diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara, seperti data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen resmi atau buku yang berhubungan dengan

penelitian.

Page 28: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis akan melakukan

identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal,

web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul

penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian

tentang Konsep kepemimpinan ideal paradigma HMI. Maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku,

dokumen, majalah internet (web). Kedua, Menganalisa data-data tersebut

sehingga peneliti bisa menyimpulkan tentang masalah yang dikaji. Pada

hakikatnya tidak ada acuan khusus dalam mengumpulkan data pada metode

ini, namun tidak dengan begitu saja data yang dikumpulkan dijadikan hasil

penelitian, karena akal manusia memberikan bimbingan pekerjaan secara

sistematis dan sesuai dengan objek kajiannya. Oleh karenanya perlu teknik

tertentu agar hasil penelitian sifatnya sistematis dan objektif.

Dua instrument penelitian digunakan dalam pengumpulan data ini,

pertama, pengumpulan data dalam bentuk verbal simbolik, yaitu

mengumpulkan naskah-naskah yang belum dianalisis. Dalam pengumpulan

data ini peneliti bisa menggunakan alat rekam, seperti fotocopy dan lain

sebagainya. Kedua, kartu data yang berfungsi untuk mencatat hasil data

yang telah didapat untuk lebih memudahkan peneliti dalam mengklarifikasi

data yang telah didapatkan di lapangan, selain itu pula kartu data

Page 29: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

memberikan solusi jika instrumen pertama sulit untuk dioperasionalkan,

kartu data bisa digunakan sebagai pengganti dari instrument pertama, namun

dengan konsekuensi lamanya waktu berada di lokasi sumber data.

Pertama-tama yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah

menentukan lokasi pencarian sumber data, seperti perpustakaan dan pusat-

pusat penelitian. Setelah menentukan lokasinya, mulai mencari data yang

diperlukan dalam penelitian. Data yang kemudian didapatkan dilokasi akan

dibaca oleh seorang peneliti, karena tugas utama peneliti adalah mampu

menangkap makna yang terkandung dalam sumber kepustakaan tersebut.

4. Teknik Analisa Data

Ada dua tahap dalam membaca data yang telah diperoleh:

Pertama, Membaca pada tingkat simbolik. Seorang peneliti tidak

mungkin akan membaca seluruh sumber yang didapatkan dari pertama

hingga akhir. Jika itu dilakukan, maka akan menyita waktu dan akan

mengurangi efisiensi waktu penelitian. Tahap ini ialah dengan tidak

membaca secara keseluruhan melainkan dengan menangkap sinopsis dari

buku, bab, subbab sampai pada bagian terkecil dari buku, hal ini sangat

penting dilakukan untuk mengetahui peta penelitian, hasilnya akan dicatat

dalam kartu data dan diberikan kode sesuai dengan peta dan kategori

penelitian yang dilakukan.

Kedua, Membaca pada tingkat semantik. Membaca data yang telah

dikumpulkan dengan lebih terperinci, terurai dan menangkap esensi dari

data tersebut. Hal ini membutuhkan ketekunan dan waktu yang cukup lama.

Page 30: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Tiap poin yang dibaca dilakukan analisis dalam data tersebut. Peneliti harus

mendahulukan data yang bersifat primer, jika sudah dianggap cukup

selanjutnya mengumpulkan data yang bersifat sekunder.

Setelah membaca secara semantik dilakukan, dicatat dalam kartu data,

tahapan pencatatan dalam kartu ada di antaranya:

a. Mencatat secara qoutasi, yaitu dengan mencatat kutipan langsung tanpa

merubah sedikitpun redaksi sumber data atau dari penulis karya

tersebut, biasanya untuk mencatat terminologi-terminologi kunci untuk

mengembangkan interpretasi yang lebih luas.

b. Mencatat secara paraphrase, dengan menangkap intisari dari data

dengan redaksi kata yang disusun oleh peneliti sendiri. Proses ini bisa

dilakukan dengan analisis verstehen untuk menagkap intisari dari data

yang berupa uraian panjang lebar, lalu diambil intisari pemahaman dari

uraian panjang tersebut menjadi kalimat singkat dan padat agar dengan

mudah terekam pada kartu data.

c. Mencatat secara sinoptik, mencatat model ini lebih pada ringkasan,

artinya setelah membaca bagian atau sub bagian data kategori tertentu,

kemudian peneliti membuat ringkasan atau sinopsis yang harus benar-

benar persis sama secara logis dari data yang dibaca.

d. Mencatat secara presis. Mencatat model ini adalah kelanjutan dari

mencatat secara sinoptik. Seletah mencatat secara sinoptik, peneliti

akan menghadapi hasil dari catatan sinoptik yang banyak, maka perlu

pengkategorian catatan, misalnya unsur nilai agama, nilai budaya,

Page 31: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

epsitemologi, aksiologi, etika dan unsur-unsur lainnya. Peneliti lebih

lanjut membuat catatan yang lebih padat lagi berdasarkan pada catatan

sinoptik yang terkumpul.

e. Mencatat secara Pengkodean. Tahap ini adalah tahap yang paling teknis

dalam sebuah penelitian, tujuannya mensistematiskan agar data yang

tidak teratur atau yang bertumpuk. Melalui kartu data, data dipilih

sesuai dengan kategori data masing-masing dan tokoh yang tercantum

dalam data tersebut, termasuk penerbit dan tempatnya. Memberikan

kode pada nama tokoh atau lembaga, misalnya Himpunan mahasiswa

Islam dengan (HMI), pembahasannya epistemology (EP), jenisnya

sumber pengetahuan (sub. Peng), masing-masing ditulis di sisi kanan,

tengah dari kiri atas kartu data, begitu seterusnya dengan data lain.

H. Sistematika Penulisan

Bab Pertama, bagian ini tentang pendahuluan, yang di dalamnya

menjelaskan secara garis besar tentang permasalahan, latar belakang,

idenifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, studi terdahulu,

manfaat penelitian kegunaan, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab Kedua, Pada bagian ini penulis menguraikan pembahasan

terkait Pengertian Kepemimpinan, Teori-Teori Kepemimpinan, Gaya dan Tipe

Kepemimpinan, Teori Kepemimpinan Islam.

Page 32: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Bab Ketiga, Pada bagian ini penulis menguraikan pembahasan terkait

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), dan

Perkaderan HMI.

Bab Keempat, Pemaparan tentang hasil studi kepustakaan yang

terkait dengan Konsep Kepemimpinan Dalam Paradigma Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) Dan Implementasinya Dalam Jenjang Perkaderan

HMI.

Bab Lima, merupakan bagian penutup sebagai akhir dari

pembahasan penelitian ini, dalam bab ini mencangkup kesimpulan serta

saran untuk pembaca dan perbaikan ke depan dari skripsi yang ditulis.

Page 33: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

BAB II

KONSEP KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Persoalan kepeemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik.

Permasalahan ini selalu menyuguhkan daya tarik pada setiap orang yang begitu

kuat. Literatur –literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan

penjelasan bagimana menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sikap yang sesuai

dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik.

Istilah kepemimpinan, dalam kamus bahasa Indonesia berasal dari kata

“pimpin” yang mempunyai arti “dibimbing”. Sedangkan kata pemimpin itu

sendiri mempunyai makna “orang yang memimpin.” Jadi kepemimpinan

adalah cara untuk memimpin.27 Di dalam bahasa Inggris, kepemimpinan sama

halnya dengan leadership, berasal dari akar kata to lead yaitu berupa kata kerja

yang berarti memimpin. Maka dengan kata lain, memimpin merupakan suatu

pekerjaan seseorang tentang bagaimana cara-cara untuk mengarahkan (direct)

orang lain.28

Adapun secara terminology, ada beberapa kepemimpinan menurut para

ahli yang dipandang dari berbagai perspektif tergantung dari sudut mana para

ahli memandang hakikat kepemimpinan. M E. Mulyasa, memandang

27 Lihat, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994),

cet. ke-4,hlm. 967. 28 Ambar Teguh Sulistiyani, Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership

Model, (Yogyakarta: Gava Media, 2008), hlm. 9.

Page 34: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang terhadap

tercapainya tujuan organisasi.29

Sedangkan Malayau S.P Hasibuan menyatakan bahwa kepemimpinan

itu adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau

bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.30

Bennis dan Nunus mengemukakan konsep kepemimpinan dari sudut

pandang pemimpin, menurutnya seorang yang disebut pemimpin, jika ia

mampu memberikan visi kepada organisasi dan mampu menjabarkannya

menuju realita. Kemudian kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang

lain untuk mendukung dalam mencapai tujuan organisasi yang relevan.31

Menurut A Robert Baron, kepemimpinan ialah “ Leadership is the

process whereby oone individual influences or her group members toward the

attainment of defined group or organizational goals. ”Kepemimpinan

merupakan proses dimana individu memberikan pengaruh anggota kelompok

lain tentang perolehan tujuan yang telah diputuskan oleh kelompok atau

organisasi. Pengertian lainnya menurut Mc Shane bahwa ‘kepemimpinan

adalah kemampuan untuk memberi dampak, mendorong dan memungkinkan

orang lain agar berkontribusi pada keefektifan dan kesuksesan organisasi

dimana mereka merupakan anggotanya’.32 dari dua definisi yang telah kita

29 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 107. 30 Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan

Praktek, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), hlm. 434. 31 John M. Ivancevich, Prilaku Dan Manajemen Organisasi, ( Jakarta : PT. Gelora

Aksara Pratama, 2006 ), hlm. 194. 32 Usep Deden Suherman, PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI,(

Volume I/ Nomor 02/ Juli 2019), hlm.262.

Page 35: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kemukakan diatas maka jelaslah bagi kita bahwa kepemimpinan itu adalah cara

atau proses mempengaruhi seseorang untuk pencapaian suatu tujuan.

Dalam literatur yang lain menurut Kreitner & Kinicki menyatakan

bahwa kepemimpinan (leadership) didefinisikan sebagai “Suatu proses

pengaruh sosial dimana peran pemimpin untuk mengusahakan partisipasi

sukarela dari para bawahannya dalam suatu target guna mencapai tujuan

organisasi”.33

Dari sumber lainnya, Griffin dan Ebert mengatakan bahwa

kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau

bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.34 Atas dasar

defenisi tersebut, setiap orang tidak harus menjadi pemimpin secara formal

didalam sebuah wadah organisasi, tapi seseorang dapat menjadi pemimpin

informal dalam memimpin orang lain untuk dapat menjadi pengikutnya dalam

satu kelompok.

Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi

orang lain kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan

mereka untuk mencapai tujuan pimpinan.35 Kepemimpinan atau leadership

merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan

33 Kreitner, Robert and Kinicki, Perilaku Organisasi. (Jakarta: PT. Salemba empat.

2005). edisi 5, hlm.372. 34 Sutarto Wijono, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi, (Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP, 2018), cet-1, hlm.1. 35 Ibnu Syami, Pokok-Pokok Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta,

1994), hlm.138.

Page 36: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

rumusanya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan

manusia.36

Menurut Miftah Thoha, Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai

pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Ada juga yang mengartikan

suatu inisiatif untuk bertindak yang meenghasilkan suatu pola yang konsisten

dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih

jauh lagi George R.Terry merumuskan bahwa kepemimipinan itu adalah

aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan

organisasi.37

Dalam arti yang luas kepemimimpinan dapat digunakan setiap orang

dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu.

Seperti yang dikemukakan dalam beberapa rumusan pengertian di atas dan

beberapa rumusan lain bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi prilaku manusia

baik perorangan maupun kelompok.38

Kepepemimipinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata

krama birokasi. Kepemimpinan tidak harus diikat oleh suautu organisasi

tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimanan saja, asalkan seseorang

menunjukan kemampuan nya memengaruhi prilaku orang-orang lain kearah

tercapainya tujuan tertentu. Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan

36 Andri Feriyanto, S.E & Endang Shyta Triana, Pengantar Manajemen 3 in 1,

(Yogyakarta: Media Tera,

2015), hlm.93. 37 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rajawali pers, 2010),

hlm.5. 38 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen,.......,hlm.9.

Page 37: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

memmiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang di daerahnya, tidak

harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan

organisasi yang sering dinamakan birokrasi. Konkretnya, seorang kiai atau

ulma, dengan pengaruhnya yang besar,mampu memengaruhi tingkah laku

seorang Bupati Kepala Daerah didalam memimpin daerahnya, sehingga tidak

harus terlebih dahulu kiai tersebut menjadi pegawai dikapubaten.39

Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

mempunyai ciri tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Selain itu

juga tidak dibatasi oleh jalur komunikasi struktural, melainkan bisa menjalin

jalur network yang meresap secara luas mealmpaui jalur struktural. Dan apabila

kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu

organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.40

Pada hakikatnya kepemimpinan terletak pada penetapan fungsi-fungsi

penting bagi sebuah kelompok untuk menunaikan tugasnya dan menyatukan

tim kerja.41

Disisi lain defenisi dari pemimpin itu sendiri Menurut Hersey dan

Blanchard; Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain

atau kelompok untukuntuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah

ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi.42 Artinya kalau kita merujuk dari

defenisi diatas dapat kita kita simpulkan bahwa Pemimpin adalah suatu

39 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen......,hlm.9. 40 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen,....,hlm.9. 41 John Adair, Cara Menumbuhkan Pemimpin, (Jakarta: PT Gramedia Pustakan

Utama, 2007), hlm. 33. 42 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Lentera Ilmu

Cendekia, 2017), hlm. 10.

Page 38: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

lakon/peran dalam sistem tertentu, karenanya seseorang dalam peran formal

belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu

memimpin.43

Sama dengan apa yang disampaikan oleh Siti Hajar dkk, ia

menyatakan; Pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi anggota

kelompok atau organisasi guna mendorong kelompok atau organisasi tersebut

mencapai tujuan tujuannya. Pemimpin menunjuk pada personal atau individu

spesifik atau kata benda. Sementara itu, kepemimpinan adalah sifat penerapan

pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota

lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi mencapai tujuan

tujuannya.44

Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin

dan yang dipimpin. Kepemimipinan tersebut muncul dan berkembang sebagai

hasil dari interaksi otomatis diantara pemimpin dan individu-individu yang

dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan bisa berfungsi atas dasar

kekuasan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, menggerakkan orang lain

guna melakukan sesuatu, demi pencapaian satu tujuan tertentu. Dengan begitu

pemimpin tersebut ada bila terdapat kelompok atau satu organisasi. Maka

43 Andri Feriyanto, S.E & Endang Shyta Triana, Pengantar Manajemen 3 in 1,.......,

hlm. 92. 44 Siti Hajar dkk, PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KEPERCAYAAN

TERHADAP KINERJA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN ACEH BARAT, (Volume 2, No. 1, Januari 2018), hlm.49.

Page 39: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

keberadaan pemimpin itu selalu ada ditengah-tengah kelompoknya ( anak

buah, bawahan, rakyat).45

Dari defenisi yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut dapat kita

kita tarik benang merahnya bahwa, istilah apapun yang dipakai didalam

perumusan defenisi-defenisi untuk menerangkan hakekat dalam memimpin

dengan peranan yang dimainkan sebagaimana yang dikemukakan oleh penulis-

penulis, semua menjelaskan bahwa kepemimpinan itu tidak lain dari

kemampuan memimpin seseorang yang di dalam kegiatan atau prosesnya

mempengaruhi, membimbing, menggerakkan dan mengarahkan orang lain

sehingga mereka ikut mau berbuat, dan bertanggung jawab. Karena

kepemimpinan merupakan salah-satu aspek manajerial dalam kehidupan

organisasi yang merupakan posisi kunci, yang mana kepemimpinan berperan

sebagai penyelaras dalam proses kerja sama antar manusia dan organisasinya.46

B. Jenis-Jenis Kepemimpinan

Jika mengacu pada pengertian kepemimpinan di atas, maka

kepemimpinan dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Kepemimpinan Tranformasional

Istilah kepemimpinan transformatif berasal dari dua kata, yaitu;

kepemimpinan atau leadership dan transformatif atau tranformasional.

Istilah transformatif berinduk kepada kata to transfrom, yang bermakna

45 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), cet-

20, hlm.6. 46Abi Sujak, Kepemimpinan Menejer Eksitensinya Dalam Prilaku Organisasi, (

Jakarta : CV. Rajawali, 1990), hlm. 1.

Page 40: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

mentranformatifkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang

berbeda.47

Menurut Raihan, dalam bukunya Kepemimpinan Sekolah

Transformatif, menyatakan bahwa tahun 1980-an menjadi saksi lahirnya

konsep baru tentang transformatif. Teori ini sering dirujuk sebagai model

kepemimpinan yang efektif, yang disusun berdasarkan perspektif hubungan

leader-follower. Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses

dimana pemimpin mengambil tindakan-tindakan untuk meningkatkan

kesadaran rekan kerja mereka tentang apa yang penting, untuk

meningkatkan kematangan motivasi rekan kerja mereka serta mendorong

mereka untuk melampaui minat pribadi mereka demi mencapai

kemaslahatan kelompok, organisasi, atau masyarakat.48

Model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan

seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan

tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin

transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan

mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan

mengakui kredibilitas pemimpinnya. Hater dan Bass menyatakan bahwa

"the dynamic of transformational leadership involve strong personal

47 Didin Kurniadi, Manajemen Pendidikan, Konsep dan Prinsip Pengelolaan

Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012), hlm. 316. 48 Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif, (Yogyakarta, LKiS, 2010.),

hlm. 20.

Page 41: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or

going beyond the self-interest exchange of rewards for compliance".49

Dengan semua defenisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa

pemimpin transformasional adalah pemimpin yang karismatik dan

mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi

mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai

kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta

mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada

apa yang mereka butuhkan.

2. Kepemimpinan Transaksional

Menurut Burns pada kepemimpinan transaksional, hubungan antara

pemimpin dengan bawahan didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar

menawar antar keduanya. Karakteristik kepemimpinan transaksional adalah

contingent reward dan management by-exception. Pada contingent reward

dapat berupa penghargaan dari pimpinan karena tugas telah dilaksanakan,

berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau fasilitas. Hal ini

dimaksudkan untuk memberi penghargaan maupun pujian untuk bawahan

terhadap upaya-upayanya.50

Selain itu, pemimpin betransaksi dengan bawahan, dengan

memfokuskan pada aspek kesalahan yang dilakukan bawahan, menunda

keputusan atau menghindari hal-hal yang kemungkinan mempengaruhi

terjadinya kesalahan. Management by-exception menekankan fungsi

49 Dwi Ari Wibawa, Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan

Transformasional, ‘Makalah’ tidak diterbitkan, (2012), hlm. 4. 50 Dwi Ari Wibawa, Kepemimpinan Transaksional,..........,hlm.9.

Page 42: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

managemen sebagai kontrol. Pimpinan hanya melihat dan mengevaluasi

apakah terjadi kesalahan untuk diadakan koreksi, pimpinan memberikan

intervensi pada bawahan apabila standar tidak dipenuhi oleh bawahan.

Praktik management by-exception, pimpinan mendelegasikan

tanggungjawab kepada bawahan dan menindaklanjuti dengan memberikan

apakah bawahan dapat berupa pujian untuk membesarkan hati bawahan dan

juga dengan hadiah apabila laporan yang dibuat bawahan memenuhi

standar.51

Kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana

seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal

antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran.

Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi

sasaran, standar kerja,penugasan kerja, dan penghargaan. Kepemimpinan

transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam

organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa

seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para

bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin

transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas

organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab

mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem

pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya.52

51 Dwi Ari Wibawa, Kepemimpinan Transaksional,..........,hlm.9. 52 Dwi Ari Wibawa, Kepemimpinan Transaksional,..........,hlm.9.

Page 43: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

C. Teori -Teori Kepemimpinan

Dalam catatan sejarah perkembangan kepemimpinan, secara historis

terdapat dua pandangan mengenai pemimpin dan kepemimpinan: darimana ia

berasal. Pertama, teori genetik (genetic theory), yang menyebut bahwa

pemimpin dan kepemimpinan ditentukan oleh faktor genetik (turunan). Kedua,

teori yang mencatat pentingnya karakter/kepribadian (traits theory). Ketiga,

teori pengaruh lingkungan (behavioral theory). Benarkah pemimpin dan

kepemimpinan semata ditentukan oleh faktor genetik? Tidak sepenuhnya

benar. Faktor genetik memang perlu sekali, tetapi yang terpenting adalah

bagaimana karakter kepemimpinan dapat hadir dalam sosok indvidu seorang

pemimpin.53

Selain itu, kapasitas dan kapabilitas kepemimpinan seseorang juga

ditentukan oleh seberapa besar pengalaman dan persentuhannya dengan

lingkungan. Oleh sebab itulah, harus dipahami bahwa setiap individu memiliki

potensi kepemimpinan, yang apabila diasah dan dikembangkan, maka ia akan

tampil sebagai sosok pemimpin yang mumpuni di bidangnya.54

Selanjutnya pada pembahasan teori yang pernah diungkapkan Fred

Luthans, teori yang disampaikan olehnya, yang menyebutkan pandangan

mengenai pemimpin dan kepemimpinan darimana ia berasal. salah satu

53 Daswati, Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan

Menunju Kesuksesan Organisasi,( VOL.04 No. 01 PEBRUARI 2012), hlm.786. 54 Daswati, Implementasi Peran Kepemimpinan,.........,hlm.786.

Page 44: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

teorinya mengatakan bahwa; “sifat kepemimpinan timbul karna dipengaruhi

oleh lingkungan (behavioral theory)”.55

Setiap orang bisa menjadi pemimpin tidak selalu seorang pemimpin

berasal dari faktor keturunan atau orang yang mempunyai bakat sifat tertentu.

Sifat-sifat kepemimpinan dalam diri seseorang sangat dipengaruhi Lingkungan

masyarakatnya. Idealisme yang pada akhirnya diterima oleh seseorang dari

Dinamika pergerakan ataupun antusiasme organisasi dalam lingkungan

sosialnya, turut andil dalam menjadikan individu tersebut mengadopsi unsur-

unsur kepemimpinan yang terdapat dalam pergerakan tersebut, dan ini juga

didukung dari pluralnya tokoh-tokoh yang menjadi role model kepemimpinan

seseorang. Kepemimpinan bisa dilatih dan dikembangkan seiring berjalannya

pengalaman hidup seseorang.

Selain itu ada beberapa macam teori yang berkembang mengenai teori-

teori kepemimpinan yang sudah umum diketahui, pengelompokkann tentang

teori kepemimpinan diantara para pakar sangat beragam. Namun, perbedaan

tersebut hanya merupakan perbedaan penekanan dalam satu sudut pandang.

1. Teori Genetik ( Teori Keturunan)

Teori genetik, menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan

dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat

dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang

diwariskan. Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan

berdasarkan atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para pemimpin.

55 Fred Luthans, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Andi, 2006), Cet. ke-10, hlm. 639.

Page 45: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu seperti

fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi

kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang.56

Teori ini berpendapat bahwa seorang pemimpin akan menjadi

pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan.57

Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan

adalah kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai

tertentu yang menjamin keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang

pemimpin diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.58 Secara

filosofi, teori ini menganut pandangan deterministis.59

2. Teori Sifat ( Traith Theory)

Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman

yunani kuno dan zaman roma. pada waktu itu orang percaya bahwa

pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat. Teori the Great Man

menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin akan

menjadi pemimpin tanpa memperhatikan apakah iya mempunyai sifat atau

tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin. Contoh dalam sejarah ialah

Napoleon.ia dikatakan mempunyai kemampuan alamiah sebagai pemimpin,

yang dapat menjadikannya sebagai pemimpin besar pada setiap situasi.

Teori “Great Man” barangkali barangkali dapat memberikan arti lebih

realistis terhadap pendekatan sifat dari pemimpin , setelah mendapat

56 Sulthon Syahril, Teori-Teori Kepemimpinan, (RI’AYAH, Vol. 04, No. 02, Juli-

Desember 2019), hlm.212. 57 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan,....,hlm.6. 58 Sulthon Syahril, Teori-Teori Kepemimpinan,.................,hlm.212. 59 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, .........,hlm.33.

Page 46: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

pengaruh dari aliran prilaku pemikir psikologi. Adalah suatu kenyataan

yang dapat diterima bahwa ssifat-sifat kepemimpinan itu tidak seluruh nya

dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai lewat suatu pendidikan dan

pengalaman.60

Dalam literatur lainnya teori sifat ini berpandangan bahwa pemimpin

adalah seseorang yang mempunyai kulitas dan karakteristik tertentu yang

membedakan dengan yang bukan pemimpin.61

Menurut Aspizain Chaniago ada 5 karakteristik yang utama menurut

teori ini, yaitu : pertama; percaya diri, kedua; empati, ketiga; ambisi,

keempat; kontrol diri, kelima; rasa ingin tahu. Dan teori ini mengatakan

bahwa anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa kepemimpinan tidak

dapat dipelajari.62

3. Teori Kelompok

Teori kelompok dalam kepemimpinan ini memiliki dasar

perkembangan yang berakar pada psikologi sosial. Teori pertukaran yang

klasik membantunya sebagai sebagai suatu dasar yang penting bagi

pendekatan teori kelompok. Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya

kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, harus terdapat suatu pertukaran

yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya.63

Proses tukar-menukar tersebut menjadikan semua pihak merasa

dihargai dan mendapatkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Upaya tersebut

60 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen,......,hlm.32. 61 Wibowo, Prilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.267. 62 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan,......,hlm.7. 63 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen,.......,hlm.34.

Page 47: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

dilakukan dengan cara mengembangkan kebiasaan perilaku seorang

pemimpin sehingga berpengaruh terhadap anggota dalam keikutsertaan

berbagai kebijakan pemimpin. Proses sosial antara pemimpin dan yang

dipimpin berlangsung terus-menerus karena setiap pihak merasa

memperoleh keuntungan bersama. Pemimpin mendapatkan respons positif

dari anggotanya, sehingga kebijakannya dapat terealisasi dan anggota

menerima bimbingan dan arahan dari pimpinannya guna terpenuhi

kebutuhannya.64

4. Teori Sosial

Teori ini mengedepankan pendapat nya bahwa “Leader is made and

not born”( pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya Kodrati atau dari

lahir). Teori ini berpandangan bahwa setiap orang mempunyai potensi yang

sama untuk menjadi pemimpin atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya

saja faktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi

tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut

dengan faktor “ajar” atau “latihan”.65

Pandangan teori ini menyatakan bahwa setiap orang dapat dididik,

diajar, dan dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang

memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Meskipun dia bukan merupakan

atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja,

64 S. Pamudji, Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, (Jakarta: PT. Bumi Askara,

1986), hlm.152. 65 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan,.....,hlm.6

Page 48: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin. Artinya

teori ini adalah kebalikan atau antitesis dari teori pertama.66

5. Teori Ekologis

Teori ini mengatakan bahwa seseseorang hanya akan berhasil menjadi

pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat

tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan

pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.67

Atau bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,

dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha

pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.68

6. Teori Situasional

Teori ini menkannkan bahwa pemimpin muncul dalam situasi yang

berbeda untuk menyesuaikan perbedaan kebutuhan dan lingkungan.

Teori ini dikembangkan lebih dulu oleh Blanchard dan Hersey

(1976), yang mengatakan bahwa pemimpin itu perlu memiliki perbedaan

untuk menyesuaikan kebutuhan dan maturitas pengikut. Pemimpin perlu

mengembangkan gaya kepemimpinan dan dapat mendiagnosa yang mana

pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada suatu situasi.69

D. Gaya Kepemimpinan dan Tipe Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah suatu perwujudan dari tingkah laku seorang

pemimpin yang menyangkut kemampuan nya dalam memimpin.

66 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan,....,hlm.6. 67 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimp.............,hlm.6. 68 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,.........,hlm.34. 69 Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan,....,hlm.7.

Page 49: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar,. Ketiga pola dasar dalam

gaya kepemimpinan tersebut adalah:

1. Gaya kepemimpinan yang pola nya mementingkan pelaksanaan tugas secara

efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara maksimal.

2. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan hubungan

kerja sama.

3. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat dicapai

dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok/organisasi.70

Berdasarkan ketiga tipe tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang

berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari delapan tipe pokok

kepemimpinan, yaitu:

1. Tipe Karismatik

Menurut Truskie, karisma dapat didefinisikan sebagai gabungan dari

pesoan dan daya tarik pribadi yang berkontribusi terahadapo kemampuan

luar biasa untuk menjadikan orang lain mendukung visi dan misi anda dan

juga bersemangat mempromosikannya.71

Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan

pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia

mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal

yang bisa dipercaya.72

70 Hadari Nawawi, M.Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Efektif, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2006), Cet-5, hlm.83-84. 71 Sutarto Wijono, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi,........,hlm.95. 72 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,..........,hlm.81.

Page 50: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

2. Tipe Paternalistik

Yaitu tipe kepemimpinan kebapakan, yang menganggap bawahannya

belum dewasa dan masih perlu diawasi. Karenanya, seseorang yang

memiliki karakter kepemimpinan seperti ini hampir tidak pernah

memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif dan kesempatan

untuk bawahannya mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka

sendiri.73

3. Tipe Militeristik

Tipe ini menggunakan sistem komando dengan menghendaki

kepatuhan mutlak dari bawahan serta sangat menyenangi formalitas. Tipe

ini jugaa tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan. Perlu

diketahui bahwa tipe ini tidak lah sama dengan kepemimpinan organisasi

militer.74

4. Tipe Otokratik (Outhoritative, Dominator)

Tipe kepemimpinan ini menempatkan keuasaan ditangan satu orang.

Pemimpin bertidak sebagai penguasa tunggal.75 Kepemimpinan tipe ini

berlangsung dalam bentuk “working on his group” karena pemimpin

menempatkan dirinya diluar anggota kelompoknya. Tipe ini menunjukkan

prilaku yang dominan berupa perilaku kepemimpinan otokrasi dan otokrasi

yang disempurnakan.76

73 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,..........,hlm.82. 74 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,..........,hlm.82. 75 Veithzal Rivai, Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), Cet. ke-3, hlm.36. 76 Hadari Nawawi,M.Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Efektif,.......,hlm.94.

Page 51: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

5. Tipe Laizes Faire (kehendak bebas)

Kepemimpinan dijalankan tanpa berbuat sesuatu pun, karena untuk

bertanya atau tidak ( kompromi) tentang sesuatu rencana keputusan atau

kegiatan, tergantung sepenuhnya pada orang-orang yang dipimpin.77

Artinya, Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan

penuh pada orang-orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dalam

melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing,

baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pempimpin

hanya memfungsikan dirinya sebagai simbol.78

6. Tipe Populistis

Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai

masyarakat yang tradisional. Profesor Peter Worsley dalam bukunya “The

Third World” mendefenisikan kepemimpinan populistis sebagai

kepemimpianan yang dapat yang dapat membangun solidaritas rakyat.79

7. Tipe Administratif atau Eksekutif

Tipe ini adalah tipe kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan

tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri

dari teknokrat dan administratur-administartur yang mampu menggerakkan

dinamika modernisasi dan pembangunan.80

77 Hadari Nawawi,M.Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Efektif,.......,hlm.98. 78 Veithzal Rivai, Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi,........,hlm.36. 79 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,..........,hlm.85. 80 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,......,hlm.85.

Page 52: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

8. Tipe Demokratis

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama

dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Tipe ini diwujudkan

dengan dominasi prilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan prilaku

gandrung memajukan dan mengembangkan organisasi/kelompok.81

Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang

dipimpinnya sebagai subjek yangmemiliki kepribadian dengan berbagai

aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah

pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai

disalurkan secara wajar.82

E. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai fungsi terentu yang berbeda satu dengan

yang lainnya. Fungsi kepemimpinan di dalam organisasi militer berbeda

dengan fungsi kepemimpinan organisasi keislam, oeganisasi bisnis dan

pendidikan pasti berbeda tujuannya.83 Secara umum kepemimpinan

mempunyai pola dasar yang sama, meliputi:

1. Menciptakan visi:

Visi adalah apa yang diimpikan, keadaan masyarakat yang dicita-

citakan, apang yang ingin dicapai oleh pemimpin dan para pengikutnya

dimasa yang akan datang.

81 Hadari Nawawi,M.Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Efektif,......,hlm.100. 82 Veithzal Rivai, Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi,.......,hlm.37. 83 Umi Din Nurzanah Br, Sembiring, Kepemimpinan Ugama Malim Ditinjau Dari

Perspektif Islam Didesa Huta Tinggi Kecamatan Lguboti Balige, Toba Samosir, ( Medan :

2008) hlm.23.

Page 53: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

2. Menciptakan perubahan:

Seorang pemimpin merupakan agen perubahn yang mampu

memciptakan perubahan ecara terus-menerus. Ia harus memiliki

kemampuan dan menciptakan terobosan (Breakthough) kearah kemajuan.

3. Memotivasi Pengikut:

Sebagi besar teori kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi dan tugas

pemimpin adalah memotivasi diri sendiri dan para pengikutnya. Memotivasi

para pengikut merupakan upaya yang memerlukan pemimikiran sistematis

mengenai kedaan para pengikut dan teknik motivasi yang digunakan. Dalam

kepemimpinan traksional motivasi ekstrinsik (motivasi yang berasal diluar

pengikut) yang banyak dilakukan pemimpin transformasional, motivasi

intrisik (motivasi yang berasl dari diri pengikut) banyak dilakukan

pemimpin.

4. Memperdayakan Pengikut:

Istilah pemberdayan (empowerment) berbeda dengan pengembangan

organisasi (organization develoment), mempunyai cakupan yang luas.

Pemberdayaan merupakan salah satu aspek pengembangan organisasi yang

menyangkut sumber daya manusia. Thomas pemberdayaan bertujuan untuk

membentuk manusia yang mempunyai karakteristik, memiliki kemampuan

melakukan sesuatu dan pandangan dunia serta konsepdiri yang matang.

Akhirnya pemberdayaan membuat para pengikut mampu memvisikan

kesuksesan, instrasi fleksibel dan daya pegas personal.

Page 54: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

5. Mewakili Sistem Sosial:

Seorang pemimpin mewakili sistem sosial/kelompok yang

dipimpinnya, dalam pimpinan sosial pemimpin melaksanakan peran

pemimpin yang melingkupi peran interpersonal, peran informasional dan

peran pembuatan keputusan.

6. Manajer Konflik:

Konflik merupakan proses pertentangan yang diekspriasikan diantara

kedua belah pihak atau lebih, yang saling bertanggung jawab atas aspek

konflik, menggunakan pola prilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan

keluaran konflik. Pemimpin harus mengetahui terlebih dahulu sebelum

memanajemeninya.

7. Membelajarkan Organisasi:

Pemimpin bertugas untuk mengembangkan otganisasi dan anggota

organisasi secara terus menerus agar mampu menyesuaikan diri dengan

perkembangan masyarakat yang dilayani.84

F. Konsep Kepemimpinan Islam

Berkaitan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam, ada satu

ungkapan di dalam kamus Lisanul Arab disebutkan bahwa kata qaud adalah

kebalikan dari kata sauq. Ungkapan yaqudu ad-daabbah berarti memimpin

binatang dari arah depan, sedangkan ungkapan yasuqu as-saabbah berarti

menggiring binatang dari belakang. Pengertian secara etimologis ini

84 Umi Din Nurzanah Br, Sembiring, Kepemimpinan Ugama Malim,.......,hlm.23-35.

Page 55: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

memberikan isyarat lembut yang intinya bahwa posisi seorang pemimpin

adalah didepan. Hal itu supaya ia menjadi penunjuk jalan kebaikan bagi

jamaahnya. Dan membimbing mereka kepada sesuatu kemaslahatan.85

Kepala keluarga adalah penanggung jawab terhadap pendidikan anak-

anaknya dan bertugas mengarahkan mereka agar menjadi orang-orang yang

shalih. Kepala institusi adalah penanggung jawab terhadap pengelolaan urusan-

urusanrrya sehingga bisa mencapai kesuksesannya. Dan seorang guru

bertanggung jawab terhadap murid- muridnya. Jika tidak demikian, niscaya

orang-orang yang tulus tidak mau mendukungnya dan hanya orang-orang

oportunis yang bertahan di sekelilingnya. Karena tidak ada orang waras yang

rela dipimpin oleh pimpinannya untuk menuju kepada kesesatan dan

kegagalan. Kecuali orang yang tertipu, oportunitis atau kalah pamor. Dan

ketika itulah kita berhak menyebut pimpinan semacam itu sebagai sa'iq

(penggiring) bukan qa'id (pemimpin).86

Ibnu Umar berkata : bahwa Rasulullah bersabda :

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab

terhadap kepemimpinannya. Seorang gubernur adalah pemimpinan

bagi rakyatnya dan bertanggung jawab tentang mereka. Seorang

wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan bertanggung jawab

atasnya. Pun seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan

bertanggtung jawab atasnya.”87

Abu Hatim berkata bahwa Sunah Rasulullah secara eksplisit

menegaskan setiap pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya.

85 Sarbini MA, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam, (Vol.9 No.2 Juli-

Desember 2013), hlm.19. 86 Sarbini MA, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam,........,hlm.19. 87 Sarbini MA, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam,........,hlm.19.

Page 56: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Jadi setiap orang menjadi pemimpin wajib mengontrol bawahannya secara

konsisten. Pemimpin umat adalah para ulama. Pemimpin para raja adalah akal

sehat. Pemimpin orang-orang shalih adalah ketaqwaan mereka. Pemimpin

pelajar adalah pengajarnya. Dan pemimpin anak adalah orang tuanya.

Sebagaimana penjaga wanita adalah suaminya dan penjaga budak adalah

tuannya. Maka setiap manusia yang menjadi pemimpin bertanggung jawab atas

kepemimpinanya.88

Berkaitan dengan kepemimimpinan, dalam Islam sudah dikenal sosok

suri tauladan yang baik tentang kepemimpinan tersebut. Rasulullah saw

merupakan sosok pemimpin yang mencontohkan kepemimpinan secara

sempurna. Allah swt dalam al-Qur’an memproklamirkan Rasulullah saw

sebagai teladan yang sempurna dalam melakoni kepemimpinan.89

Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat

kuat dan kokoh yang bukan saja dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam, namun

telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW,

para Shahabat dan al-Khulafa' al-Rosyidin. Bersumber dari al-Qur'an dan al-

Sunnah, Berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik

dan budaya. Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW mempunyai peran

ganda, sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai hakim yang merupakan

manifestasi beliau sebagai Rasul utusan Allah SWT. Syari’at Islam menjadi

dasar tata pemerintahan pada waktu itu, yang selanjutnya sistem khilafah

Islam dipegang oleh seorang Khālifah, termasuk di dalamnya yang dikenal

88 Sarbini MA, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam,...........,hlm.20. 89 Masniati, Kepemimpinan Dalam Islam, (Jurnal Al-Qadāu Volume 2 Nomor

1/2015), hlm.42.43.

Page 57: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

sebagai al-Khulafa al-Rasyidin. Masa khilafah Islam ini berakhir bersamaan

dengan runtuhnya system kekhalifahan yang dihapus oleh Majelis Nasional

Turki (1924 M) yang pada waktu itu dipegang oleh Kemal at-Taturk.90

Sebelumnya dia juga telah sistem Kesultanan Turki (1922 M). Hal ini

ternyata menimbulkan dampak yang begitu besar pada sistem pemerintahan

negara yang secara struktural dan konstitusional berubah secara radikal.

Puncaknya adalah pernyataan Konstitusi Negara bahwa Republik Turki adalah

Negara Sekuler. Sekularisasi Turki yang ditandai dengan jatuhnya Imperium

Abāssiyah pada awal abad ke-20, ternyata memberikan wacana baru dalam

khasanah pemikiran Islam Kontemporer.91

Dan secara tidak langsung hal inilah yang melatar belakangi perdebatan

kontroversial seputar relasi Islam dan negara sampai saat ini. Salah satu

permasalahan yang cukup serius seputar relasi Islam dan Negara adalah

mengenai kepemimpinan dalam konteks kehidupan bernegara.

Terdapat sebuah kaitan antara Islam sebagai suatu rancangan yang

menyeluruh untuk menata kehidupan umat manusia, dengan politik sebagai

satu-satunya alat yang dipakai untuk menjamin ketaatan universal terhadap

rancangan tersebut.92 Konsep ini telah difahami oleh Nabi Muhammad SAW,

sebagai sebuah cara untuk membangun peradaban Islam dalam bidang Politik

Ketatanegaraan. Dan itu tampak pada keberhasilannya dalam meletakkan

90 Faisal Ismail, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah, (Yogyakarta: Tiara

Wacana Group, 1999), Cet. ke-1, hlm. 157 91 Faisal Ismail, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah,.......,hlm.123-124. 92 Hamit Enayat, Reaksi Politik Sunni dan Syi’i: Pemikiran Politik Modern

Menghadapi Abad Ke-XX, (Bandung: Pustaka, 1998), hlm.1.

Page 58: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

landasan sebuah negara yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam pada masa

pemerintahan Islam waktu itu.

Islam sebagai agama universal, memiliki konsep kepemimpinan yang

dapat ditelusuri melalui sumber utama Islam; Al-Qur’an, Hadis, dan berbagai

Ijtihad para ulama. Ada beberapa konsep kepemimpinan Islam berdasarkan

sumber utama Islam tersebut, diantaranya:

1. Khalifah

Dalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti

wakil. Namun kemudian mengalami pergeseran dengan masuknya kata amir

atau penguasa. Oleh sebab itu kedua istilah ini dalam bahasa Indonesia

sering diasumsikan sebagai pemimpin formal. Akan tetapi, apabila merujuk

kepada firman Allah swt. Dalam surat al Baqarah ayat 30 yaitu:

أتجعل فيها من وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا

يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما لا

تعلمون

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan

memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(Q.S Al

Baqarah : 30)93

93Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2012), hlm.6.

Page 59: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Maka kedudukan nonformal dari seorang khalifah juga tidak bisa

dipisahkan lagi. Perkataan khalifah dalam ayat tersebut tidak hanya

ditujukan kepada para khalifah sesudah Nabi, tetapi adalah penciptaan Nabi

Adam a.s. yang disebut sebagai manusia dengan tugas untu memakmurkan

bumi dan meliputi tugas menyeru orang lain berbuat amar ma'ruf dan

mencegah perbuatan mungkar.94

Sebagai khalifatullah yang memiliki jabatan Ilahiyah sebagai pengganti

Allah swt dalam mengurus seluruh alam. Dengan kata lain, manusia sebagai

khalifah berkewajiban untuk menciptakan kedamaian, melakukan perbaikan,

dan tidak membuat kerusakan, baik untuk dirinya maupun untuk makhluk

yang lain.95

Dengan Tugas dan tanggung jawab tersebut, itu menunjukan bahwa

manusia merupakan pemimpin, melaksanakan amanah kepemimpinan di

bumi sebagai tugas dari sang pencipta. Dalam kehidupan sosial, suatu

masyarakat tidak dapat dipisahkan dari sebuah kepemimpinan.96

Kepemimpinan dibutuhkan setiap hari, baik dalam lingkungan keluarga

atau rumah tangga, dalam pekerjaan di kantor atau di perusahaan, dan dalam

aktifitas-aktifitas kehidupan sosial lainnya dalam masyarakat.97

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa khalifah merupakan beban bagi umat

sepanjang pandangan syara’ untuk kemaslahatan akhirat dan dunia yang

94 Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspektif Islam dan Dasar Konseptualnya,

(Jurnal Al-Afkar, Vol. V, No. 1, April 2017), hlm.69. 95 Masniati, Kepemimpinan Dalam Islam,........,hlm.42. 96Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership: Membangun Super

Leadership Melalui Kecerdasan Spritual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 142-143. 97 Soedarsono Mertoprawiro, Kepemimpinan, (Jakarta: Mutiara, 1980), hlm. 9.

Page 60: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

akan kembali lagi. Sebab hal yang bersifat duniawi menurut syara’

semuanya dapat diibaratkan untuk kemaslahatan akhirat. Maka dari sini

dipahami bahwa dalam hakekatnya khalifah adalah pengganti pemimpin

syari’at (Nabi Muhammad saw) dalam memelihara Agama dan dunia.98

2. Imam

Selain kata khalifah, konsep kepemimpinan dalam al-Qur’an juga biasa

disebut dengan kata Imam. Kata Imam merupakan derivasi dari kata Amma-

Ya’ummu yang berarti menuju, menumpu atau meneladani. Dari akar kata

yang sama, lahir juga kata yang antara lain adalah umm yang berarti Ibu dan

imam yang maknanya juga pemimpin, karena keduanya menjadi teladan,

tumpuan pandangan dan harapan. Ada juga yang berpendapat kata imam

pada mulanya berarti cetakan seperti cetakan untuk membuat sesuatu yang

serupa bentuknya dengan cetakan itu. Dari sini Imam diartikan teladan.99

Dalam Al-Qur’an kata imam di terulang sebanyak 7 kali atau kata

aimmah terulang 5 kali. Kata imam dalam Al-Qur’an mempunyai beberapa

arti yaitu, nabi, pedoman, kitab/buku/teks, jalan lurus, dan pemimpin.100

Adapun ayat-ayat yang menunjukkan istilah imam antara lain:

والذین یقولون ربنا ھب لنا من أزواجنا وذریاتنا قرة أعین واجعلنا للمتقین

إماما

98 Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspektif Islam dan Dasar

Konseptualnya,......,hlm.70. 99 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Kesan Keserasian al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, , 2004), Volume I, Cet. ke-2, hlm. 545. 100 M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al- Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-

konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm.205

Page 61: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah

kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang

hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang

bertakwa.(Al-Furqan: 74)

وإذ ابتلى إبراھیم ربھ بكلمات فأتمھن قال إني جاعلك للناس إماما قال

ومن ذریتي قال لا ینال عھد الظالمین

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa

kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah

berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh

manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku

Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".(Al-

Baqarah : 124)

وجعلناھم أئمة یھدون بأمرنا وأوحینا علیھم فعل الخیرات وإقام الصلاة

وإیتاء الزكاة وكانوا لنا عابدین

Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin

yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami

wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan

sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka

selalu menyembah.(Al-Ambiya’: 73)

ونرید أن نمن على الذین استضعفوا في الأرض ونجعلھم أئمة ونجعلھم

الوارثون

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang

tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin

dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).(Al-

Qashas: 4)

Konsep imam dari beberapa ayat di atas menunjukkan suami sebagai

pemimpin rumah tangga dan juga nabi Ibrahim sebagai pemimpin

umatnya.Konsep imam di sini, mempunyai syarat memerintahkan kepada

Page 62: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kebajikan sekaligus melaksanakannya. Dan juga aspek menolong yang

lemah sebagaimana yang diajarkan oleh Allah swt.101

Abu Zahrah berpendapat bahwa imamah dan khalifah merupakan

kesamaan arti. Dia mengatakan “bahwa imamah juga disebut khalifah,

sebab orang yang menjadi khalifah adalah penguasa tertinggi bagi umat

Islam yang mengerti. Khalifah juga disebut imam, sebab para khalifah

adalah pemimpin yang wajib di ikuti.102

3. Ulil Amri

Selanjutnya digunakan pula istilah Ulil Amri yang satu akar dengan

kata Amir sebagaimana disebutkan di atas. Kata Ulil Amri berarti pemimpin

tertinggi dalam masyarakat Islam,103 seperti firman Allah swt dalam surat

an Nisa' ayat 59.

ر منكمأ مأ سول وأولى ٱلأ وأطيعوا ٱلر ا أطيعوا ٱلل أيها ٱلذين ءامنو ي

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilahRasul Nya

dan Ulil Amri diantara kamu. (Al Nisa': 59)104

Istilah Uli al-Amri oleh ahli Al-Qur’an, Nazwar Syamsu, diterjemahkan

sebagai functionaries, orang yang mengemban tugas, atau diserahi

menjalankan fungsi tertentu dalam suatu organisasi.105

Hal yang menarik memahami uli al-Amri ini adalah keragaman

pengertian yang terkandung dalam kata amr. Istilah yang mempunyai akar

101 Muzammil, Konseptualisasi Kepemimpinan Islami,...........,hlm.262-263. 102 Ali Ahmad as Salus, Aqidah Al- Imamah, 'Inda as-Syari’ah al-Isna ‘Asyariyah,

(Jakarta: Gema Insani Press., 1987), Cet. ke-1, hlm. 16. 103 Veithzal Rivai, Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,......,hlm.5. 104 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, .......,hlm.87. 105. M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al- Qur’an ,............,hlm.200.

Page 63: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kata yang sama dengan amr yang berinduk kepada kata a-m-r, dalm al-

Qur’an berulang sebanyak 257 kali. Sedang kata amr sendiri disebut

sebanyak 176 kali dengan berbagai arti, menurut konteks ayatnya.106

Kata amr bisa diterjemahkan dengan perintah (sebagai perintah Tuhan),

urusan (manusia atau Tuhan), perkara, sesuatu, keputusan (oleh Tuhan atau

manusia), kepastian (yang ditentukan oleh Tuhan), bahkan juga bisa

diartikan sebagaia tugas, misi, kewajiban dan kepemimpinan.107

Berbeda dengan ayat-ayat yang menunjukkan istilah amr, ayat-ayat

yang yang menunjukkan istilah uli-al-Amri dalam AlQur’an hanya disebut 2

kali.

وأولى الأمر منكم ، فإن تنازعتم في شیئیاأیھا الذین أمنوا أطیعوا الله وأطیعوا الرسول .

لافردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون با والیوم الأخر ، ذلك خیر وأحسن تأوی

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu

berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada

Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(An-Nisa’: 4: 59)

وإذااجاءكماأمرامناالأمناأواالخوفاأذاعواابھا،اولواردوهاإلىاالرسولا

وإلىاأولىاالأمرامنھمالعلمھاالذینایستنبطونھامنھما،اولولافضلااللهاعلیكماا

ورحمتھالتبعتماالشیطاناإلاقلیلا

106 Muzammil, Konseptualisasi Kepemimpinan Islami dalam Pengembangan

Pendidikan Islam, (At-Turāṡ, Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2017), hlm.263. 107 Muzammil, Konseptualisasi Kepemimpinan Islami,...........,hlm.264.

Page 64: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang

keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau

mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka,

tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan

dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) Kalau

tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu

mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (An-

Nisa’: 4: 83).

Adapun maksud dari dua ayat di atas jelas menunjukkan bahwa yang

dimaksud dengan uli al-Amri adalah mereka yang mengurusi segala urusan

umum, sehingga mereka termasuk orang-orang yang harus ditaati setelah

taat terhadap perintah Rasul. Apabila terjadi persilangan pendapat maka

yang diutamakan adalah Allah dan Rasul-Nya.108

4. Auliya’

Dalam al Qur'an ada pula istilah Auliya' yang berarti pemimpin yang

sifatnya resmi dan tidak resmi. Sesuai dengan firman Allah surat al-Maidah

ayat 55:

ة ويؤأ إ لو ورسولهۥ وٱلذين ءامنوا ٱلذين يقيمون ٱلص ة نما وليكم ٱلل كو تون ٱلز

كعون وهمأ ر

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-

orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat,

seraya mereka tunduk (kepada Allah).109

5. Ra’in

Dalam hadis Rasulullah saw. Istilah pemimpin dijumpai dala kata

Ra'in, seperti dalam sebuah hadits ..... كلكمأ راع (Setiap orang diantara kamu

108 Muzammil, Konseptualisasi Kepemimpinan Islami,...........,hlm.264. 109 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, ........,hlm.117.

Page 65: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

adalah pemimpin). Dari uraian al-Qur'an dan Hadis d atas hal yang dapat

digaris bawahi, adalah bahwa kepemimpinan Islam merupakan kegiatan

menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridloi

Allah swt.110

Teori tentang kemunculan seorang pemimpin dalam masyarakat Islam

tidak berbeda dengan teori umum yang berkembang sebagaimana telah

dikemukakan pada bagian awal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pandangan

utama dalam masyarakat Islam tentang siapa yang layak menyandang predikat

seorang pemimpin Islam sebagai agama yang tidak bebas dari sistem nilai

budaya tempat dimana Islam itu bermula. Banyak pakar yang beranggapan

bahwa Arab dan Islam memiliki hubungan yang sangat erat, keduanya saling

mempengaruhi sehingga sedikit banyak Islam dipengaruhi oleh Arab dan

demikian juga sebalikny Arab banyak dipengaruhi Islam.111

Dalam Kaitan ini, perlu dipahami mengapa tradisi Arab sebelum Islam

yang berkaitan dengan kepemimpinan masih melekat kuat dalam masyarakat

Arab. Masyarakat Arab Makkah percaya bahwa pemimpin itu lahir dari suku

yang paling utama, yakni suku Quraisy. Namun tidak hanya itu, mereka juga

mengakui consensus akan pengangkatan seorang pemimpin dalam masyarakat

Arab Islam, bahkan hingga kini, terbagi kepada dua hal. Pertama, Teori

keturunan (berdasarkan klan, qabilah),dan Kedua, Teori sosial (social

consensus).112

110 Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspekti,.....,.,hlm.72. 111 Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspekti,.....,hlm.75. 112 Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspekti,.....,hlm.75.

Page 66: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Kedua fenomena ini dapat dijadikan acuan dasar untuk memahami

teori kemunculan seorang pemimpin dalam masyarakat Islam. Dengan begitu,

meskipun tidak berada dalam masyarakat Arab, umat Islam dapat menentukan

seorang pemimpin yang berdasarkan konsensus sosial atau kesepakatan

berdasarkan musyawarah dengan didasarkan pada beberapa kriteria tertentu.113

Dalam ajaran Islam, seorang pemimpin harus mampu dan dapat

menempatkan diri sebagai pembawa obor kebenaran dengan memberi contoh

teladan yang baik, karena dia adalah uswatun hasanah. Dengan jiwa sosial

pemimpin akan dapat mengamati dan melakukan pendekatan yang manusiawi

terhadap kelompoknya. Dengan kecakapan berpikir yang tajam pemimpin

diharapkan dapat merenungkan setiap permaslaahan yang tumbuh dan

berekembang dilingkungannya, sedangkan dengan emosional yang stabil,

pemecahan masalah akan dapat dilakukan dengan cra berpikir yang jernih,

berdasarkan landasan fakta dan data yang konkret, rasional, dan argumentatif.

Menurut Konsep Alquran sekurang-kurangnya ada lima syarat

kepemimpinan yang harus dikembangkaan, yaitu: pertama, Beriman dan

Bertakwa ( QS.Al-A’raf(7): 96). Kedua, Berilmu pengetahuan ( QS. Al-

Mujaddilah (58): 11). Ketiga, Mempunyai Kemampuan menyusun perencanaan

dan evaluasi ( QS. Al-Hasyr (59): 18). Keempat, Mempunyai kekuatan mental

melaksanakan kegiatan ( QS. Al-Baqarah (2): 147). Kelima, Mempunyai

113 Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspekti,.....,hlm.77.

Page 67: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kesadaran dan tanggung jawab moral, serta mau menerima kritik (QS. Ash-

Shaff (1): 2-3).114

Islam menetapkan tujuan dan tugas utama pimpinan adalah untuk

melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, serta melaksanakan

perintah-perintahnya. Seterusnya Ibnu Taimiyah berkata : Kewajiban seorang

pemimpin yang telah ditunjuk dipandang dari segi agama dan dari segi ibadah

adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pendekatan diri kepada Allah

adalah dengan mentaati peraturan-peraturanNya dan RasulNya, dan dia adalah

seutama-utama ibadah, tugas dan sedemikian itu sering disalah gunakan oleh

orang-orangyang ingin mencapai kedudukan dan harta.115

Dalam Islam seseorang yang menjadi pemimpin haruslah memenuhi

enam persyaratan116, yaitu

1. Mempunyai kekuatan, kekuatan yang dimaksudkan disini adalah

kemampuan dan kapasitas serta kecerdasan dalam menunaikan tugas-tugas.

2. Amanah, yakni kejujuran, dan kontrol yang baik.

3. Adanya kepekaan nurani yang dengannya diukur hak-hak yang ada.

4. Profesional, hendaknya dia menunaikan kewajiban-kewajiban yang

dibebankan padanya dengan tekun dan profesional.

5. Tidak mengambil kesempatan dari posisi atau jabatan yang sedang

didudukinya.

114 Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam dan Dakwah, (Jakarta:

Amzah,2019), cet-2, hlm.75. 115 Imam Munawwir, Asas-Asas Kepemimpinan Dalam Islam, (Surabaya: Usaha

Nasional,1981), hlm.97-98. 116 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan

Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.137.

Page 68: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

6. Menempatkan orang yang paling cocok dan pantas pada satu-satu jabatan.

Sedangkan memgenai sifat-sifat pemimpin dalam Islam Anton

Athoillah dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen” menyebutkan :

1. Adil,

Yaitu yang meletakkan segala sesuatu secara proporsional, tertib, dan

disiplin. Pemimpin yang tidak berat sebelah, tidak pili-pilih bulu, dan

bijaksana dalam mengambil keputusan.

2. Amanah,

Artinya jujur, bertanggung jawab, dan mempertanggung jawabkan

seluruh titipan aspirasi masyarakat atau karywannya. Tidak melakukan

pengkhianatan kepada rakyatnya atau karyawannya.

3. Fathonah,

Memiliki kecerdasan.

4. Tabliq,

Artinya menyampaikan segala hal dengan benar, tidak ada yang

ditutup-tutupi, terbuka, dan menerima saran atau kritik dari

bawahannya/karyawnnya.

5. Shiddiq,

Artinya benar, sebagai ciri dari perilaku pemimpin yang adil, apa yang

dikatakan sama dengan apa yang dilakukan.

6. Qona’ah,

Artinya menerima apa adanya, tidak serakah, dan pandai berterima

kasih kepada Tuhan. Pemimpin yang qana’ah adalah pemimpin yang tidak

Page 69: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

akan melakukan korupsi dan merugikan uang negara, mengambinghitamkan

masyarakat dan anak buahnya.

7. Siasah,

Pemimpin yang pandai mengatur strategi guna memperoleh

kemaslahatan bagi masyarakat atau anak buahnya/karywannya.

8. Sabar,

Artinya pandai mengendalikan hawa nafsu dan menyalurkan seluruh

tenaga serta pikiran dengan kecerdasan emosional yang optimal.117

Pada kesimpulannya, Pemimpin merupakan titik sentral dan penentu

kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.

Kepemimpinan Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk

mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha

kerjasama sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis untuk mencapai tujuan yang

diinginkan bersama. kepemimpinan dalam Islam adalah amanah. Seorang

pemimpin pada hakikatnya mengemban amanah Allah swt dan harus mampu

menempatkan diri sebagai pembawa kebenaran dengan memberi contoh

teladan yang baik, karena pemimpin adalah suatu uswatun hasanah. Amanah

itu mengandung konsekwensi mengelola dengan penuh tanggung jawab sesuai

dengan harapan dan kebutuhan pemiliknya. Karenanya kepemimpinan

bukanlah hak milik yang boleh dinikmati dengan cara sesuka hati orang yang

memegangnya.

117 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, ( Bandung: Pustaka Setia, 2010),

hlm.210-211.

Page 70: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

BAB III

HMI, NDP, DAN PENGKADERAN

D. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Himpunan mahasiswa Islam, didirikan di Yogyakarta tanggal 5

Februari 1947, yang diprakarsai pemuda Lafran Pane (1922-1991, mahasiswa

tingkat satu Sekolah Tinggi Islam (STI).118 HMI didirikan karena dilatari oleh

4 hal: pertama, orientasi sekuler dan sosialis Perserikatan Mahasiswa

Yogyakarta (PMY), satu-satunya organisasi ekstra universitas saat itu. Sebab

itu PMY tidak memperhatikan kepentingan spiritual anggotanya dan telah

menjadi sayap Partai Sosialis. Kedua, situasi perguruan tinggi saat itu yang

tidak mengintegrasikan ilmu umum dengan agama sehingga melahirkan

mahasiswa yang mengalami krisis keseimbangan. Ketiga, situasi umat Islam

yang terpecah belah dalam berbagai aliran keagamaan dan politik serta

kemiskinan dan kebodohan. Keempat, situasi bangsa Indonesia yang sedang

mengalami masa revolusi untuk mempertahankan kemerdekaannya.119

Pada ruang lingkup perguruan tinggi sebelum HMI lahir seperti yang

disebutkan diatas, Setelah mengalami berbagai pertumbuhan perguruan tinggi

maupun perubahan situasi sosial budaya, politik dan pendidikan, berdirilah

organisasi- organisasi mahasiswa daerah (lokal). Pada bulan Oktober 1946

berdiri Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), sebagai satusatunya

118 Agussalim Sintompul, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947-1993,

(Jakarta: CV Misaka Galiza, 2008), cet.2, hlm.1. 119 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya dengan sejarah perjuangan bangsa

Indonesia, ( Jakarta: Integrita Dinamika Press,1986), hlm.17-22.

Page 71: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

organisasi mahasiswa di Yogyakarta, sementara di Solo berdiri Serikat

Mahasiswa Indonesia.120

Beberapa organisasi mahasiswa yang ada, tak satupun organisasi yang

memiliki orientasi Islam, padahal perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan

memiliki letak dan kedudukan yang sangat strategis. Apalagi sebelum HMI

berdiri, sistem pendidikan di Indonesia dikuasai sistem pendidikan Barat, yang

mengarah pada sekularisme yang berpotensi mendangkalkan agama dalam

aspek setiap kehidupan, bahkan pendidikan barat diformulasikan sebagai faktor

yang akan mengancurkan kekuatan Islam di Indonesia. Melihat situasi

kemahasiswaan dan perguruan tinggi yang demikian, sementara organisasi

kemahasiswaan yang berbasis keislaman tidak tertampung aspirasinya, maka

untuk mengisi kekosongan itu Lafran Pane memprakarsai mendirikan HMI

pada tahun 1947. Sebagai organisasi pergerakan Islam kontemporer di

Indonesia, HMI merupakan organisasi Islam yang mampu memainkan

perannya mengambil basis anggota di perguruan tinggi. Peran HMI tersebut

sebagai ajang pembentukan dan pembinaan mahasiswa kelas menengah

masyarakat yang tinggal di kota. Mahasiswa-mahasiswa sebagai calon

cendikiawan dan pemimpin di masa mendatang yang sehari-harinya berkumpul

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penggerak modernisasi.121

Pada tanggal kelahiran HMI, Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul

Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah satu ruangan kuliah

120 Agussalim Sintompul, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947-

1993,......,hlm.69. 121 Wahyu Hidayat, Taufikurrahman, Aktivisme Politik Mahasiswa Islam Membangun

Demokrasi Pasca Orde Baru, (Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2020), hlm.133

Page 72: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan Senopati), sebenarnya

sedang berlangsung mata kuliah Tafsir dari bapak Husein Yahya. masuklah

mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam memimpin rapat antara

lain mengatakan "Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam,

karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau menerima HMI

sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus

menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan".122

Selain Lafran pane yang ada diruangan itu, juga ada 14 mahasiswa

lainnya yang mendengarkan resolusi pendirian Himpunan Mahsiswa Islam

yang disampaikan oleh Lafran Pane ketika itu. Ke 14 orang ini belakangan oleh

sejarawan HMI Agus Salim Sitompul juga tercatat sebagai tokoh pendiri HMI.

Ke 14 orang itu adalah : Karnoto Zarkasyi (Ambarawa), Dahlan Husein

(Palembang, Siti Zainah (Palembang), Maisaroh Hilal (Singapura), Soewali

(Jember), Yusdi Ghozali (Semarang), M. Anwar (Malang), Hasan Basri

(Surakarta), Marwan (Bengkulu), Tayeb Razak (Jakarta), Toha Mashudi

(Malang), Bidron Hadi (Kauman-Yogyakarta), Zulkarnaen (Bengkulu),

Mansyur.123

Ada dua tujuan inti dari pendirian HMI pada tahun 1947; pertama,

mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat

Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.124

122 Agussalim Sitompul, Sejarah dan Perjuangan HMI (1947-1975), (Jakarta: CV Misaka

Galiza, 2008), hlm.13. 123 Agussalim Sintompul, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947-

1993,.......,hlm.177 124 Agussalim Sitompul, Sejarah dan Perjuangan HMI (1947-1975),.......,hlm.14

Page 73: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Dalam beberapa literatur sejarah HMI telah dibagi beberapa fase

tentang HMI.

1. Fase Konsolidasi Spritual (November 1946 - 5 Februari 1947)

Bermula dari latar belakang sejarah berdirinya HMI serta

kondisiobjektif yang mendorong berdirinya HMI. Setelah mengalami

berbagai proses akhirnya dijawab secara konkrit, keputusan dan kesepakatan

para mahasiswa yang hadir dalam rapat untuk mendirikan HMI 5 Februari

1945.125

2. Fase Pengokohan (5 Februari 1947 – 30 November 1947)

Roda organisasi berjalan disertai aktivitas memperkenalkan HMI secara

populer dikalangan mahasiswa maupun masyarakatluas. Di forum Kongres

mahasiswa seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang tanggal 8

Maret1947 HMI mengutus Lafran Pane dan Asmin Nasution,126 Kongres

mahasiswa seluruh Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai forum perkenalan

HMI dengan mahasiswa dari kota-kota lain. Beberapa bulan setelah Kongres

tersebut berdirilah cabangcabang HMI diKlaten, Solo dan Malang. Untuk

tambah kokohnya kedudukan HMIyang baru berumur 9

bulan,dilangsungkannya Kongres I HMI di Yogyakarta tanggal 30

November 1947. Terpilih Sebagai Ketua Umum PB HMI MS Mintaredja.127

3. Fase Perjuangan Fisik (30 November 1947-27 Desember 1949)

HMI yang lahir dalam suasana debu dan kabut revolusi yang Masih

menghitam pekat terjun kegelanggang medan pertempuran memangkul

125 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.33. 126 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.34-35. 127 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.36.

Page 74: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

senjata membantu pemerintah mengusir tentara penjajah, membela

kehormatan bangsa, negara dan agamadari jajahan Belanda sampai bangsa

Indonesia memperoleh kedaulatannya 27 Desember 1949.128

Sewaktu terjadi penghianatan dan pemberontakan PKI I di Madiun 18

September 1948, HMI ikut serta dalam penumpasan pemberontakan

tersebut.129 Sejak Affair Madiun itulah dendam kesumat PKI tertanam

kepada HMI.130

4. Fase Pembinaan dan Konsolidasi Organisasi (1950-1963)

Tindakan memindahkan kedudukan PB HMI pada bulan Juli 1951 Dari

Yogyakarta ke Jakarta,merupakan sikap arif bijaksana,131 Lukman E.Hakim

ditunjuk sebagai Ketua PB HMI dan Mutiar Sebagai Sekjen, menggantikan

Lafran dan Dahlan. Ternyata Lukman Hakim tidak mampu memulihkan

citra HMI, seraya menyerahkan kepada A. Dahlan Ranuwihardja untuk

memimpin dan membentuk PB HMI, sebagai tindak lanjut, setelah 5 bulan

memimpin, adalah mengadakan Kongres darurat HMI, yang kemudian

disahkan sebgai Kongres II di Yogyakarta 15 Desember 1951. Untuk priode

1951-1953 A.Dahlan Ranuwihardja duduk Sebagai Ketum PB HMI, Sekum

I dipegang oleh M.Rajab Lubis.132 Pembinaan anggota, dengan membentuk

basis-basis, sejak Dari komisariat, cabang, badko, lembaga-lembaga

otonom.133

128 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.36. 129 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.39. 130 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.40. 131 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.42. 132 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.42. 133 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.43.

Page 75: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

5. Fase Tantangan Dan Penghianatan PKI II (1964-1965)

Dalam rencana kerja 4 tahun PKI 1964-1967, dimana menurut

dokumen itu, HMI termasuk salah satu musuh PKI yang harus

dibubarkan.134 Tugas untuk membubarkan HMI diserahkan kepada CGMI,

organisasi mahasiswa yang bernaung dibawah PKI.135 Puncak aksi tuntutan

pembubaran HMI terjadi dibulan September 1965, jika tanggal 13

September 1965, DN.Aidit sebagai Ketua CC PKI dianugerahi Bintang

Mahaputra, pada saat yang sama pula Generasi Muda Islam Jakarta Raya,

menunjukan solidaritas pembelaan terhadap HMI, empat hari berikutnya

tanggal 17 September 1965, dengan keputusan komando tertinggi Retoling

Aparatur Revolusi atau Kotrar (Bung Karno), HMI dinyatakan jalan terus

tidakdibubarkan.136 Besoknya 30 September 1965, PKI mengambil jalan

pintas, sudah siap main kekerasan, dari pada didahului lebih baik

mendahului, dengan makar, mengambil kekuasaan dari pemerintah yang sah

dengan pemberontakan G30S. Berkat kesiap-siagaan ABRI dan rakyat yang

anti PKI, dalam waktu relatif singkat Gestapu/PKI dapat digulung.137

6. Fase HMI Penggerak Angkatan 66, Pelopor Orde Baru (1966-1968)

Atas inisiatif Wakil Ketua PB HMI Mar’ie Muhammad, Memprakarsai

mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam (KAMI) 25 oktober 1965,

kemudian disyahkan Manteri PTIP Prof. Dr. Syarif Thayeb, dengan tugas

134 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.45. 135 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.45. 136 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.47. 137 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.47.

Page 76: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

(1) Mengamankan Pancasila, (2) memperkuat bantuan kepada ABRI dalam

penumpasan Gestapu/PKI sampai ke akar-akarnya. Massa aksi KAMI yang

pertama, berupa rapat umum,dilaksanakan tangga 3 november 1965

dihalaman Fakultas Kedokteran UI Salemba Jakarta. Tanggal 10 Januari

1966 KAMI mengumandangkan suara hatiNurani rakyat dalam bentuk

Tritura, yang berisi: (1) bubarkan PKI, (2) Retooling Kabinet, (3) Turunkan

Harga. Mengikuti kelahiran KAMI, Tanggal 9 Februari 1966 berdirilah

Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dengan Ketum M.

Thamrin dari PII.138

Tuntutan Retol Kabinet malah dijawab dengan pembentukan Kabinet

Dwikora.139 Kemarahan rakyat kemudian bergejala beralamat Pada

Soekarno, yang dimata rakyat terkesan memandang ringan Tritura.

Demonstrasi-demonstrasi rakyat dalam bentuk Kesatuan Aksi sejak 1

Maret1966, sudah 111 hari non stop, mencapai Puncaknya tanggal 11 Maret

1966. Dari Aksi Massa mahasiswa dan Rakyat itulah lahirnya surat Perintah

11 Maret atau Supersemar.140

Dengan menggunakan Supersemar, besoknya 12 Maret 1966, PKI

dibubarkan dan dinyatakan dilarang diseluruh Indonesia, beserta segala

organisasi mantel PKI. Setelah turunya Soekarno dan naiknya Soeharto

sebagai Presiden Republik Indonesia HMI ikut mendukung pemerintahan

yang baru.141

138 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.49-50. 139 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.49-50. 140 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.51. 141 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.51.

Page 77: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

7. Fase Partisipasi HMI Dalam Pembangunan dan Modernisasi (1969-

1970)

Setelah tatanan orde baru mantap, maka sejak 1 April 1969 dimulailah

Rencana Pembangunan Lima Tahun atau Repelita.142 Bentuk-bentuk

partisapasi HMI, anggota dan alumninya dalam era Pembagunan yang

dimulai tahun 1969 hingga sekarang meliputi: (a) partisapasi dalam

pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakan

nya pembangunan, (b) partisapasi dalam pemberian konsep-konsep dalam

berbagai aspekpemikiran, (c) partisapasi dalam bentuk pelaksanaan

langsung dari pembagunan.143

Sesungguhnya mantan pemimpin HMI 1950-an dan angkatan 66 adalah

generasi pertama HMI yang berpartisipasi kepada pemerintah dibawah

patronase “kelompok teknokrat”. Hanya saja menurut M. Dawam Rahardja,

mereka masuk ke birokrasi dan secara tegas mendukung modernisasi, tidak

melalui diskusi yang sifatnya intelektual, tetapi berpartisipasi langsung

dalam kegiatan pembangunan.144

8. Fase Pergolakan Pemikiran (1970-1997)

Fase pergolakan pemikiran ini muncul tahun 1970, tetapi gejala-

gejalanya sudah nampak sekian tahun 1968.145

Generasi baru pemikir dan aktivis Islam sejak1970-an berusaha

mengembangkan dimana substansi, bukan bentuk merupakan titik-tekannya

142 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.53. 143 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.53. 144 Syafi’iAnwar,Pemikiran Dan Aksi Islam DiIndonesia: SebuahKajianPolitikMengenai

(Jakarta: CendikiawanMuslim Orde,1995), hlm.26-38. 145 Agussalim sitompul, Pemikiran HMI dan relevansinya,......,hlm.53.

Page 78: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

utamanya. Paham Keislaman-Keindonesiaan memberikan legitimasi

kultural Dan struktural terhadap pembentukan “Negara Kesatuan Nasional”

Indonesia disini diintegrasikan secara harmonis. Tema dan agenda yang

menarik perhatian mereka adalah (1) Peninjauan kembali landasan teologis

atau filosofis politik Islam; (2) pendefinisian kembali cita-cita politik Islam;

dan (3) peninjauan kembali tentang cara dan cita-cita politik dapat dicapai

secara efektif. Adapun idealisme dan aktivisme mereka dapat dipetakan

dalam tiga wilayah penting: (1) pembaharuan teologis atau keagamaan; (2)

reformasi politik atau birokrasi; (3) tarnsformasi sosial.146

9. Fase Reformasi (Mei 1998- Sekarang)

Terlepas dari faktor dukungan politik ABRI terhadap Soeharto Mulai

melemah pada tahun 1990-an, yang pasti, upaya yang telah dirintis generasi

intelektualisme baru ini membuahkan hasil. Pada era ini mulai tumbuh sikap

akomodatif negara terhadap Islam dengan diterapkannya kebijakan-

kebijakan yang sejalan dengan kepentingan sosial-ekonomi dan politik umat

Islam.147

Setelah itu tidak ada lagi demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran

sampai muncul gerakan reformasi pada tahun 1998. Tetapi hal ini tidak

berarti bahwa turun kejalan itu buruk. Buktinya ketika rezim orde baru

melemah mahasiswa kembali turun kejalan dan krisis moneter yang

membuat Dolar Amerika ketika waktu normal hanya Rp 2.200 per dolar lalu

tiba-tiba naik sampai Rp 17.000 perdolar, Akibatnya harga barang

146 Bahtiar Efendy, Islam dan Negara;Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di

Indonesia, (Jakarta: Paramadina,1998), hlm.126. 147 Bahtiar Efendy, Islam dan Negara;Transformasi Pemikiran,.........,hlm.273-310.

Page 79: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

melambung tinggi, sementara pemerintah Soeharto tidak dapat

mengendalikan keadaan, maka diapun jatuh.148

Perkembangan historis menunjukkan, selain Anggaran Dasar (AD) dan

Anggaran Rumah Tangga (ART) HMI sejak tahun 1947 hingga tahun

sekarang, HMI telah memiliki 10 naskah atau dokumen sebagai landasan

perjuangan, yang meliputi: 1) Pemikiran keislaman-keindonesiaan HMI

(tahun1947), 2) Tafsir Azas Perjuangan ( tahun1957), 3) Kepribadian HMI

(tahun 1963), 4) Garis-garis Pokok Perjuangan (tahun 1966), 5) Nilai-Nilai

Dasar Perjuangan (NDP) tahun 1969, tahun 1986 diganti namanya menjadi

NIK, dan tahun 1999 kembali namanya diganti menjadi NDP hingga sekarang,

6) Gambaran Insan Cita HMI (penjelasan tujuan HMI) tahun 1969 kemudian

disempurnakan menjadi Tafsir Tujuan (tahun 1971), 7) Tafsir Independensi

(tahun 1971), 8) Memori penjelasan Tentang Pancasila Sebagai Dasar

Organisasi HMI (tahun 1989), 9) Memori penjelasan tentang pancasila

sebagai azas HMI (tahun 1997), dan 10) memori Penjelasan tentang Islam

sebagai Azas HMI (tahun 1999).149

Sepuluh landasan Perjuangan HMI dijadikan doktrin perjuangan HMI.

Diantara 10 naskah doktrin perjuanagan HMI, yang masih dipakai dan tetap

dijadikan landasan-landasan perjuangan tinggal lima, yaitu: 1) Pemikiran

148 Rusydy Zakaria,Dkk, Membingkai Perkaderan Intelektual Setengah Abad HMI Cabang

Ciputat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2012), hlm.172-173. 149 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa, (Jakarta: Sinergi Persadatama Foundation,

2010), hlm. 22.

Page 80: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

keislaman-keindonesiaan HMI, 2) Tafsir Tujuan HMI, 3) Tafsir Independensi

HMI, 4) Memori penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI, dan 5) NDP.150

Dari berbagai dokumen organisasi seperti Anggaran Dasar (AD) dan

Anggaran Rumah Tangga (ART) HMI, Pemikiran keislaman-keindonesiaan

HMI, Tafsir Azas HMI, Tafsir Tujuan HMI, Tafsir Independensi HMI, dan

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), inilah dokumen yang menunjukkan

karakter HMI itu sendiri, jati diri yang membedakan HMI dengan organisasi

lain yang mengandung prinsip-prinsip: Berazaskan Islam dan bersumber pada

Al qur’an dan As sunnah. Berwawasan keislaman keindonesiaan atau

kebangsaan dan kemahasiswaan. Bertujuan Membina lima kualitas insan cita

didalam pribadi seorang mahasiswa yang beriman dan beriman dan berilmu

pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kemanusiaan. Bersifat

independen. Berstatus sebagai organisasi mahasiswa. Berfungsi sebagai

organisasi kader. Berperan sebagai organisasi perjuangan. Bertugas sebagai

sumber insani pemimpin bangsa. Berkedudukan sebagai organisasi

modernis.151

Kehadiran dan keberadaan HMI, selain berstatus sebagai organisasi

mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader, juga berperan sebagai

organisasi perjuangan yang dengan kesungguhan berjuang untuk melakukan

perubahan terhadap segala tatanan yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan

kontemporer, sehingga tercipta suasana baru yang belum pernah terjadi

sebelumnya. Maka sepanjang keberadaan HMI, tugasnya adalah untuk

150 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........,hlm.22. 151 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........,hlm.6.

Page 81: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

melakukan perombakan, perubahan, perbaikan, penyempurnaan terhadap

segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kearah yang lebih baik

dan sempurna dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Untuk melakukan tugas-tugas mulia dan luhur itulah diperlukan

kerja yang terorganisir, sistematis, tekun, kerja keras, sungguh-sungguh dengan

ikhlas, tanpa pamrih, amanah karena Allah semata, yang dilakukan setiap

anggota, kader, pengurus dengan semangat militansi yang tinggi.152

B. Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP)

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI merupakan kitab atau buku

yang berisi kumpulan nilai dasar perjuangan yang harus terinternalisasi

kedalam diri seorang kader. Nilai-nilai tersebut akan menjelma ke dalam

perilaku dan aktivitas keseharian kader, baik dalam aras kehambatan maupun

kekhalifahan.153

Seperti yang disampaikan Pengurus Besar HMI dalam pengantar

penetapan naskah Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI pada 31 Januari 1997 di

Jakarta. Meyatakan ada dua syarat bagi suksesnya perjuangan: pertama,

keteguhan iman, atau keyakinan kepada dasar, yaitu idealisme yang kuat, yang

berarti harus memahami dasar perjuangan itu. Kedua, ketetapan penelaahan

kepada medan perjuangan guna dapat menetapkan langkah-langkah yang harus

ditempuh, berupa program perjuangan atau kerja, yaitu ilmu yang luas. Karena

itu perumusan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI adalah suatu usaha HMI

152 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakerta: CV Misaka Galiza, 2006),

cet.2, hlm.6. 153 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI ( Teks, Interpretasi, dan

Kontektualisasi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018), hlm.3.

Page 82: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

guna memenuhi syarat pertama tersebut. Sedangkan syarat kedua lebih bersifat

dinamis, artinya disesuaikan dengan keadaan, yang berupa program kerja.154

Setelah ditetapkannya pada 31 januari 1971, Nilai-Nilai Dasar

Perjuangan HMI sebagai Ideologi HMI, selanjutnya Nilai-Nilai Dasar

Perjuangan HMI dijadikan materi pokok dalam setiap perkaderan HMI dan

setiap usaha HMI dalam mencapai Tujuannya selalu bernafaskan akan Nilai-

Nilai Dasar Perjuangan HMI. Hal inilah sebagai upaya HMI untuk menerapkan

Nilai-Niali Dasar Perjuangan HMI sebagai Ideologi HMI. Dimana Nilai-Nilai

Dasar Perjuangan HMI menjadi ruh dari setiap perjuangan para kader HMI.

Tidak seperti ideologi pada umumnya yang berangkat dari gagasan, ide,

pemikiran seorang tokoh tentang sesuatu, NDP diderivasi dari Al Qur’an dan

Hadis. Perumusanya; Nurkholis Madjid, telah menghimpun ayat-ayat Al-

Qur’an yang berhubungan dengan Tauhid, kemanusiaan, takdir, keadilan

sosial, ekonomi, serta ilmu pengetahuan, kemudian merangkainya menjadi satu

konsep yang utuh tentang pandangan dunia. Setelah draft tersebut selesai, lalu

didiskusikan dengan Endang Saifudin Anshari dan Sakib Mahmud.155

Pada hakikatnya, semangat kelahiran NDP berhubungan dengan

semangat kelahiran HMI pada februari 1947. Bahkan, sejak awal kelahirannya,

secara subtantif “NDP” telah menyemangati dokumen-dokumen organisasi

lainnya, seperti azas, kepribadian HMI, dan GPP HMI. Sebagai contoh, dalam

konsep kepribadian HMI telah dirumuskan unsur-unsur pokok, seperti dasar

tauhid, dasar keseimbangan, kreatif, dinamis, revolusioner, dan pemersatu.

154 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXVIII Himpunan

Mahasiswa Islam, Tema: HMI untuk Indonesia satu tak terbagi (Jakarta, PB HMI, 2013), hlm.149. 155 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,.......,hlm.4.

Page 83: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Nilai-nilai tersebut juga ditemukan dalam NDP. Artinya, terdapat hubungan

konseptual antardokumen-dokumen perjuangan HMI tersebut. Hanya saja,

dalam NDP, Cak Nur sangat berperan dalam mengkonseptualisasikannya

secara lebih sistematis, utuh, dan komprehensif.156

Mengapa dinamakan NDP? Dalam sebuah tulisannya, Cak Nur

mengisahkan, Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI) pada awalnya

dirumuskan dari kesimpulan perjalanan Nurcholis Madjid berkunjung ke

Amerika yang kemudian dilanjutkan ke Timur Tengah. Sebenarnya perjalanan

ke Timur Tengah lah yang memberikan inspirasi beliau dalam pemikiran dan

pemahamannya terhadap Islam sehingga muncullah NDP ini. Sebetulnya

kesimpulan perjalanan itu akan diberikan nama Nilai-nilai Dasar Islam (NDI)

tetapi itu terlalu besar dan moralis, seakan-akan kita mngklaim bahwa inilah

Nilai-nilai Dasar Islam. Nama NDI pun dihindari. Selanjutnya, Cak Nur

menemukan sebuah buku yang ditulis oleh Willy Eicher, seorang ideolog

Partai Sosial Demokrat Jerman, berjudul The Fundamendatal Values and Basic

Demand of Democrtic Socialism (Nilai-Nilai Dasar dan Tuntutan-Tuntutan

Asasi Sosialisme Demokrat). Dari buku tersebut, Cak Nur terinspirasi untuk

mengambil istilah nili-nilai dasar. Kata perjuangan diambil dari buku Syahrir,

seorang ideolog sosialisme Indonesia, yang berjudul Perjuangan Kita.157

156 Agus Salim Sitompul, Dokumen Landasan Perjuangan HMI dalam Lintasan Sejarah dalam,

Menuju Masyarakat Cita: Refleksi atas Persoalan-Persoalan Kebangsaan, (Jakarta: Badko Maliraja,

1999), hlm.179-185. 157 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,.......,hlm.9.

Page 84: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Sehingga nama yang pas itu adalah Nilai-nilai Dasar Perjuangan, kata

perjuangan ini sebagai simbol semangat dan peran seorang mahasiswa/pemuda

yang harus tetap berjuang dalam kebenaran.158

NDP HMI terdiri dari beberapa bab, yaitu; 1) Dasar-Dasar

Kepercayaan, 2) Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan, 3)

Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir), 4)

Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan, 5) Individu dan

Masyarakat, 6) Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi, 7) Kemanusiaan dan

Ilmu Pengetahuan, bab terakhirnya yakni 8) kesimpulan dan penutup.

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI diharapkan dapat menciptakan dan

memperkuat terbentuknya profil kader HMI, sehingga setiap kader HMI

memiliki kualitas tertentu serta memiliki kelebihan dari kader organisasi kader

lain, sebagai garansi obyektif untuk menjalankan misi perjuangan ditengah-

tengah bangsa.159

Sebagai kumpulan Nilai, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI diharapkan

dapat dipahami dengan baik-baik oleh kader HMI. Selanjutnya pemahaman

terhadap nilai-nilai tersebut akan membentuk dan mempengaruhi cara berpikir

dan pandangan hidup kader itu sendiri.160 Sebab dari itu, bukan tidak mungkin

nilai-nilai yang terdapat pada NDP HMI sangat mempengaruhi kriteria dan

kualitas kader atau alumni HMI termasuk kualitas dalam kepemimpinan kader

HMI.

158 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,......,hlm.9. 159 Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane: Jejak hayat dan Pemikirannya, (Jakarta: Lingkar,

2010), cet.1, hlm.359. 160 Ignas Kladen, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, (Jakarta: LP3ES, 1988), hlm.155.

Page 85: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Selain ikhtiar dalam mengemukakan sebuah Konsep, pertanyaan yang

mungkin perlu dijawab juga adalah Bagaimana implementasi kepemimpinan

berkarakter HMI ini dalam penerapannya pada jenjang pengkaderan HMI ?

Sebab, kita tahu pengkaderan merupakan proses pembentukan pribadi,

pewarisan dan penciptaan nilai, pengetahuan dan keterampilan sehingga

pribadi tersebut dapat mengembangkan diri secara optimal untuk menghadapi

kehidupan nyata.

C. Perkaderan HMI

Pada dasarnya, perkaderan/kaderisasi adalah proses pencetakan kader.

Sedangkan definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu

melanjutkan dan melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi.

Dengan kata lain kaderisasi adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha

mendidik manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang mapan untuk

menjalankan amanah dalam suatu organisasi. Kaderisasi berfungsi untuk

mempersiapkan orang- orang yang berkualitas yang nantinya dipersiapkan

untuk melanjutkan perjuangan sebuah organisasi, tanpa kaderisasi rasanya

sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan

tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.161

Perkaderan sendiri berasal dari kata “kader” yang ditambah imbuhan

per- dan –an yang menyatakan sebuah makna “proses”. Kader pada mulanya

adalah suatu istilah militer atau perjuangan yang berasal dari kata cadre dalam

bahasa Perancis, yang berarti elit atau inti. Definisinya secara etimologis

161 Farid Nofiard, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa) di Desa Hamalau

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, (Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013), hlm.266.

Page 86: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

adalah pembinaan yang tetap sebuah pasukan inti ( yang terpercaya) yang

sewaktu waktu diperlukan.162

Partanto kamus ilmiah popular menyebutkan Kader adalah orang yang

didik untuk menjadi pelanjut tongkat estapet suatu partai atau organisasi: tunas

muda.163 Dan dalam kamus induk istilah ilmiah seri intelektual disebut bahwa

kader adalah generasi penerus atau pewaris dimasa depan dalam organisasi,

pemerintah atau partai politik.164

Menurut Sitompul (2008), kader adalah anggota inti dimana merupakan

benteng dari “serangan” luar serta penyelewengan dari dalam. Kader sendiri

memiliki fungsi yaitu sebagai tenaga penggerak organisasi, sebagai calon

pimpinan. Secara kualitatif, kader mempunyai mutu, kesanggupan bekerja dan

berkorban lebih besar daripada anggota biasa yang memahami sepenuhnya

dasar dan ideologi perjuangan yang mampu melaksanakan program perjuangan

secara konsekuen disetiap waktu, situasi, dan tempat.165

Sedangkan jika kita mengacu pada pedoman pengkaderan HMI, Kader

adalah "sekelompok orang yang terorganisasir secara terus menerus dan akan

menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar". Dengan demikian

ciri seorang kader tewujud dalam empat hal: pertama, seorang kader bergerak

dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan permainan organisasi

dan tidak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Kedua, seorang kader

mempunyai komitmen yang terus menerus (permanen), tidak mengenal

162 Farid Nofiard, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa),.......,hlm.266. 163 A. Partanto, Piau, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), hlm.29. 164 Al-Barry, M. Dahlan. Y, Kamus Induk Istilah Ilmiyah, (Surabaya: Target Press,2003),

hlm.349. 165 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.9-10.

Page 87: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dala memperjuangkan

dan melaksanakan kebenaran. Ketiga, seorang kader memiliki bobot dan

kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang mampu menyangga

kesatuan komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi

adalah pada aspek kualitas. Keempat, seorang Kader memiliki visi dan

perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya dan

mampu melakukan "social engineering".166

Mengacu pada defenisi dan fungsi kader diatas sebagai tulang

punggung organisasi yang memiliki bobot kualitas yang mempuni. Tentu

menjadi kader organisasi yang berkualitas, anggota harus menjalani

pendidikan, latihan, dan praktikum. Pendidikan kader harus dilaksanakan

secara terus menerus dan teratur, rapi dan berencana, yang diatur dalam

pedoman pengkaderan.167

Sedangkan Perkaderan HMI adalah usaha organisasi yang

dilaksanakan secara sadar dan sisternatis selaras dengan pedoman

perkaderan HMI.168

Untuk melahirkan seorang kader yang berkualitas diperlukan proses

dengan jangka waktu yang cukup lama. Perkaderan dilakukan dalam upaya

mengembangkan dan membentuk pribadi agar memilki keunggulan dalam

aspek-aspek yang dibutuhkan untuk mampu bersaing. Sebagai seorang kader,

tahapan yang mesti di lalui adalah fase pembentukan dan pengembangan

166 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018

Himpunan Mahasiswa Islam, Tema: Meneguhkan Kebangsaan Wujudkan Indonesia Berkeadilan

(Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.352. 167 A.M. Santo Tukimin, Moehadi zainal, Administrasi & Organisasi Perjuangan, (Yogyakarta:

Penerbit Sinta, 1966). Hlm.18. 168 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.........,hlm.352.

Page 88: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

dimana setiap kader akan dibina untuk menjadi kader yang paripurna, yang

dapat mengemban misi HMI. Istilah pembentukan dan pengembangan itu

sendiri masing-masing memiliki sisi tekannya tersendiri. Pembentukan adalah

sebuah fase perkaderan yang merupakan sekumpulan aktivitas yang terintegrasi

untuk memberikan prinsip-prinsip dan kemampuan dasar kader. Sedangkan

pada pengembangan yang dimaksudkan adalah sekumpulan aktivitas untuk

mengembangkan kemampuan dan keahlian serta minat-bakat kader. Dari sisi

ini dapat dimengerti bahwa pembentukan lebih berorientasi pada pemberikan

kemampuan-kemampuan dasar, sedangkan pembinaan lebih menitik beratkan

pada pengembangan kemampuan dan keahlian para kader. Keduanya dengan

demikian merupakan satu proses yang terintegrasi.169

Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan perkaderan pada fase

pembentukan dan pengembangan dibagi menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu

perkaderan formal dan perkaderan informal.

Training formal adalah pelatihan yang dilakukan dalam rangka

pembentukan kepribadian kader secara sistematis dan berjenjang. Pada

dasarnya training formal ini wajib diikuti oleh seluruh kader sesuai dengan

levelnya tanpa terkait dengan posisi struktural yang sedang dijabat, maksudnya

tidak diperkenankan untuk menetapkan persyaratan struktural untuk mengikuti

training formal.170

Training non-formal adalah pelatihan yang dilakukan dalam rangka

pengembangan pengetahuan dan keahlian kader. Pada dasarnya training non-

169 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.........,hlm.381. 170 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.......,hlm.382.

Page 89: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

formal ini wajib diikuti oleh kader sesuai kompetensi kader dan dapat terkait

dengan posisi struktural yang sedang dijabat, maksudnya diperkenankan untuk

menetapkan persyaratan struktural untuk mengikuti training non-formal.171

Training formal terdiri dari 3 (tiga) jenjang, yaitu: Latihan Kader I,

Latihan Kader II, dan Latihan Kader III.

1. Latihan Kader I (Basic Training)

Fokus utama dari Latihan Kader I adalah penanaman nilai-nilai

(ideologisasi organisasi) kepada kader agar dapat terjadi perubahan pola

pikir, sikap, dan prilaku sesuai dengan kepribadian kader yang diharapkan.

Jadi secara sederhana, kurikulum Latihan Kader I merupakan doktrin

organisasi. Penyelenggaraan Latihan Kader I dijelaskan dalam petunjuk

teknis penyelenggaraan training formal perkaderan HMI. Tujuan Latihan

Kader I adalah “Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas

akademis, sadar akan fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta

hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa”..172

2. Latihan Kader II (Intermediate Training)

Fokus utama dari Latihan Kader II adalah pemberian materi yang

sifatnya pendalaman dan pengayaan serta keahlian dalam mengelola

organisasi, khususnya HMI, agar kepribadian kader yang telah terbentuk

dapat diimplementasikan dalam wilayah organisasi. Penekanan Latihan

Kader II pada kemampuan aspek kognitif dan motorik secara berimbang.

Tujuan Latihan Kader II adalah “Terbinanya kader HMI yang mempunyai

171 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.......,hlm.454. 172 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.......,hlm,382-383.

Page 90: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

kemampuan intelektual untuk memetakan peradaban dan memformulasikan

gagasan dalam lingkup organisasi”.173

3. Latihan Kader III (Advance Training)

Fokus utama dari Latihan Kader III adalah pemberian materi dan

keahlian dalam menganalisa, merancang, memformulasikan,

mentransformasikan, dan mengimplementasikan sebuah perubahan sosial

yang dilandasi nilai-nilai ke-Illahian demi terwujudnya peradaban ideal

yang dicita-citakan. Penekanan Latihan Kader III pada kemampuan aspek

motorik. Adapun penyelenggaraan Latihan Kader III dijelaskan dalam

petunjuk teknis. Tujuan Latihan Kader III adalah “Terbinanya kader

pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan

pemikiran konsepsional secara profesional dalam gerak perubahan

sosial”.174

Adapun Training non-formal di HMI yang Ketentuan pelaksanaan

trainingnya diatur dengan ketentuan sendiri yang tidak bertentangan dengan

pedoman perkaderan ini yang diatur sebagai berikut:

1. Training Instruktur

Diatur dalam Pola Pembinaan Instruktur yang dibuat BPL PB HMI

yang disahkan dalam Munas BPL PB HMI.

2. Training Manajemen

Training diatur dalam Pola Pembinaan Instruktur yang dibuat BPL PB

HMI yang disahkan dalam Munas BPL PB HMI.

173 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.......,hlm.397. 174 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.......,hlm.427.

Page 91: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

3. Training Instruktur NDP

Diatur dengan Juklak dan Juknis yang dibuat oleh BPL PB HMI. dan

disahkan sekurang-kurangnya dalam rapat harian PB HMI.

4. Training Instruktur Ideopolitor Stratak

Diatur dengan Juklak dan Juknis yang dibuatoleh BPL PB HMI dan

disahkan sekurang-kurangnya dalam rapat harian PB HMI.

5. Training non-formal lainnya

Diatur dengan Juklak dan Juknis yang dibuat oleh

lembaga/badan/bidang terkait yang disahkan sekurang-kurangnya dalam

rapat harian PB HMI.175

Ketika memberikan sambutan pada peringatan Dies Natalis ke-22 HMI

Cabang Yogyakarta digedung seni sono tanggal 5 Februari 1969, Almarhum

Lafran Pane berujar bahwa “yang membedakan HMI dengan organisasi lain

adalah perkaderannya, dimana kader yang dihasilkan HMI adalah anggota yang

berwawasan keislaman, keindonesiaan, dan kemahasiswaan dengan lima

kualitas insan cita dan bersifat independen”.176

Arah perkaderan HMI tercermin dalam tujuan HMI, yaitu terbinanya

individu yang memiliki kualitas insan cita ( akademis, pencipta, pengabdi,

bernafaskan Islam, serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil

makmur yang diridhoi Allah SWT). Dalam rangka mewujudkan terbiannya

175 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX,.......,hlm,455. 176 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,.......,hlm.51.

Page 92: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

individu HMI yang memiliki lima kualitas insan cita tersebut, maka berbagai

kegiatan dilaksanakan untuk mencapai tujuan HMI.177

Bertolak dari landasan, arah, dan tujuan perkaderan HMI, maka akhir

dari perkaderan HMI adalah terwujudnya muslim yang handal, profesional, dan

bermoral dengan kekuatan intelektualitas dan keimanan yang tinggi. Aspek

yang ditekankan dalam kaderisasi adalah pembentukan integritas watak dan

kepribadian, pengembangan kualitas intelektualitas atau kemampuan

ilmiahnya, pengembangan kemampuan profesional atau keterampilannya.

Perkaderan merupakan kegiatan utama HMI. Pengurus HMI selalu

berusaha menyelenggarakan pelatihan dari tingkat dasar (Basic Training)

hingga tingkat atas (Advance Training). Pelatihan-pelatihan ini merupakan

proses yang menggerakkan organisasi dan mampu menghasilkan kader-kader

HMI yang handal dan berkualitas.178 Perkaderan merupakan student need yang

bisa diberikan HMI. HMI menjadi besar dan bermamfaat karena

perkaderannya.179

Maka dari penjelasan diatas sangat terlihat jelas , betapa besar peran

dan andil HMI dalam usaha pembentukan profil kader HMI sejak dulu,

sekarang dan bahkan untuk masa mendatang sesuai dengan perkembangan

masa, sebagai pendukung utama cita-cita dan tujuan organisasi untuk

mendukung dan melaksanakan misi HMI.180

177 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,.......,hlm.52. 178 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,.......,hlm.58. 179 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,.......,hlm.58. 180 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,......,hlm.22.

Page 93: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Konsep Kepemimpinan dalam Paradigma Himpunan Mahasiswa Islam

Konsep kepemimpinan membicarakan bagaimana cara seseorang

menjadi pemimpin. Nanus menegaskan bahwa kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi dan mendukung orang lain untuk bekerja secara antusias

menuju pencapaian tujuan, jadi dari defenisi ini ada tiga elemen penting yaitu:

memberikan pengaruh, mendukung, usaha suka rela dalam mencapai

tujuan.181

Seperti yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa, istilah

kepemimpinan, dalam kamus bahasa Indonesia berasal dari kata “pimpin” yang

mempunyai arti “dibimbing”. Sedangkan kata pemimpin itu sendiri mempunyai

makna “orang yang memimpin.” Jadi kepemimpinan adalah cara untuk

memimpin.182

Di dalam bahasa Inggris, kepemimpinan sama halnya dengan

leadership, berasal dari akar kata to lead yaitu berupa kata kerja yang berarti

memimpin. Maka dengan kata lain, memimpin merupakan suatu pekerjaan

seseorang tentang bagaimana cara-cara untuk mengarahkan (direct) orang

lain.183

181 Syafaruddin, dkk, Kepemimpinan Dan Kewirausahaan, ( Medan: Perdana

Publishing, 2010 ) hlm. 24. 182 Lihat, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1994),

cet. ke-4,hlm. 967. 183Ambar Teguh Sulistiyani, Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership

Model, (Yogyakarta: Gava Media, 2008), hlm. 9.

Page 94: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Adapun secara terminology, ada beberapa kepemimpinan menurut para

ahli yang dipandang dari berbagai perspektif tergantung dari sudut mana para

ahli memandang hakikat kepemimpinan. M E. Mulyasa, memandang

kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang terhadap

tercapainya tujuan organisasi.184

Sedangkan Malayau S.P Hasibuan menyatakan bahwa kepemimpinan

itu adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau

bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.185

Bennis dan Nunus mengemukakan konsep kepemimpinan dari sudut

pandang pemimpin, menurutnya seorang yang disebut pemimpin, jika ia

mampu memberikan visi kepada organisasi dan mampu menjabarkannya

menuju realita. Kemudian kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang

lain untuk mendukung dalam mencapai tujuan organisasi yang relevan.186

Miftah Toha menjelaskan dalam buku “kepemimpinan Islam

Indonesia” yang ditulis oleh ‘Azis Mohammad Ali’, ia menyebutkan bahwa

kepemimpinan adalah pelaksanaan otoritas dan pembuatan atau penentu

keputusan bertindak untuk menghasilkan pola yang konsisten dalam rangka

mencari pemecahan dari suatu persoalan bersama.187

184 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 107. 185 Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan

Praktek, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), hlm. 434. 186 John M. Ivancevich, Prilaku Dan Manajemen Organisasi, ( Jakarta : PT. Gelora

Aksara Pratama, 2006 ), hlm. 194. 187 Azis Mohammad Ali, Kepemimpinan Islam Indonesia, (Jakarta:Harakat

Media,2000),hlm. 3.

Page 95: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kimball Willes, ia

mendefenisikan kepemimpinan secara singkat dari sudut pandang yang sedikit

berbeda. Secara tajam beliau mengatakan; “leadership is any contribution to

the establishment and attainment of group purposes”. Beliau tidak memandang

kepemimpinan itu sebagai suatu kesiapan, kemampuan atau energi belaka,

tetapi ia lebih menekankan kepemimpinan itu sebagai satu sumbangan dari

setiap orang yang dapat bermanfaat di dalam penetapan dan pencapaian tujuan

“group” secara bersama.188

Menurut A Robert Baron, kepemimpinan ialah “ Leadership is the

process whereby one individual influences or her group members toward the

attainment of defined group or organizational goals. ”Kepemimpinan

merupakan proses dimana individu memberikan pengaruh anggota kelompok

lain tentang perolehan tujuan yang telah diputuskan oleh kelompok atau

organisasi. Pengertian lainnya menurut Mc Shane bahwa ‘kepemimpinan

adalah kemampuan untuk memberi dampak, mendorong dan memungkinkan

orang lain agar berkontribusi pada keefektifan dan kesuksesan organisasi

dimana mereka merupakan anggotanya’.189

Sedangkan menurut Kreitner & Kinicki menyatakan kepemimpinan

(leadership) itu sebagai “Suatu proses pengaruh sosial dimana peran pemimpin

188 John M. Ivancevich, Prilaku Dan Manajemen Organisasi,..........., hlm. 60-62. 189 Usep Deden Suherman, Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi, ( Volume I/

Nomor 02/ Juli 2019), hlm.262.

Page 96: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

untuk mengusahakan partisipasi sukarela dari para bawahannya dalam suatu

target guna mencapai tujuan organisasi”.190

Dari sumber lainnya, Griffin dan Ebert mengatakan bahwa

kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau

bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.191

Dari defenisi yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut dapat kita

tarik benang merahnya bahwa, istilah apapun yang dipakai didalam perumusan

defenisi-defenisi untuk menerangkan hakekat dalam memimpin dengan

peranan yang dimainkan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli, semua

menjelaskan bahwa kepemimpinan itu tidak lain dari kemampuan memimpin

seseorang yang di dalam kegiatan atau prosesnya mempengaruhi,

membimbing, menggerakkan dan mengarahkan orang lain sehingga mereka

ikut mau berbuat, dan bertanggung jawab. Karena kepemimpinan merupakan

salah-satu aspek manajerial dalam kehidupan organisasi yang merupakan posisi

kunci, yang mana kepemimpinan berperan sebagai penyelaras dalam proses

kerja sama antar manusia dan organisasinya.192

Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :

1. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para

karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus

190 Kreitner, Robert and Kinicki, Perilaku Organisasi. (Jakarta: PT. Salemba empat.

2005). edisi 5, hlm.372. 191 Sutarto Wijono, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018), cet-1, hlm.1. 192 Abi Sujak, Kepemimpinan Menejer Eksitensinya Dalam Prilaku Organisasi, (

Jakarta : CV. Rajawali, 1990), hlm. 1.

Page 97: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun

demikian, tanpa adanya karyawan, tidak akan ada pemimpin.193

2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan

kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk

mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan

bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yeng berbeda untuk

mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. 194

3. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri

(integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion),

pengetahuan (cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan

(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain

(confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain

(comminication) dalam mambangun organisasi.195

Relevan dengan uraian di atas, didalam sebuah organisasi pun,

pemimpin berperan tidak hanya berusaha menyesuaikan organisasi terhadap

pergerakan inovasi di luar, namun pemimpin dikatakan sukses jika mampu

membawa organisasi sebagai referensi bagi organisasi lainnya. Kreativitas dan

inovasi muncul dalam suasana yang kompetitif dan persaingan sehat di antara

anggota untuk berkarya yang lebih baik pada setiap momen. Di samping itu

pemimpin perlu memberikan kesempatan kepada anggota atau bawahan untuk

belajar, serta motivasi. Sehingga pemimpin tak perlu banyak memberikan

193 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002), hlm. 105. 194 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,..........,hlm.105. 195 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah.......,hlm.105.

Page 98: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

instruksi sebab anggota secara otomatis berusaha mengerahkan kemampuan

fisik dan intelektualnya untuk melaksanakan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya.196

Peran kepemimpinan mendukung perubahan dalam organisasi,

kepemimpinan lebih fokus pada memberi energi kepada orang agar

berkinerja.197

Peran penting yang dimiliki oleh kepemimpinan itu banyak sekali salah

satu diantaranya ialah, memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Dalam

organisasi modren fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakn oleh beberapa

peserta. Akan tetapi cacian atau pujian karna kegagalan dan kesuksesan itu

biasanya di tunjukan pada individu yaitu pemimpin. Dengan demikian dapat

kita pahami bahwa peran dari pemimpin itu sangat berat dan benar-benat

dibutuhkan di setiap organisasi.198

Adapun tugas dan peran penting kepemimpinan di dalam organisasi

sebagai berikut ini:

1. Pentingnya pemimpin karna pemimpin yang bekerja dengan orang lain.

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,

dengan tujuan tetap memiliki jaringan komunikasi yang baik pada pihak

atau organisasi lainnya.

196 Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi Pedoman Praktis bagi Pemimpin,

(Cet. 3; Bandung: CV Alfabeta, 2008), hlm.119-120. 197 Hasan Asari, Islam Humanis Menuju Interpretasi Berwawasan Kemanusiaan,

(Bandung, CV. Perdana Mulya Sarana,2009), hlm.328. 198 Hasan Asari, Islam Humanis Menuju Interpretasi,..........,hlm.135.

Page 99: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

2. Pentingnya pemimpin karena seorang pemimpin yang bertanggung jawab

untuk menyusun tugas, menjelaskan tugas, mengadakan evaluasi untuk

tercapainya tujuan dengan baik.

3. Peran pentingnya seorang pemimpin didalam sebuah organisasi ialah

seorang pemimpin harus mampu menyusun konsep tugas-tugas dengan

mendahulukan tugas yang menjadi proritas dan seorang pemimpin harus

menjadi seorang pemikir yang analisis dan konseptual. Selanjutnya dapat

mengindentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat

menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas.

4. Pentingnya pemimpin sebagai pembuat keputusan, di dalam organisasi tentu

banyak masalah yang timbul dan harus diselesaikan dengan baik, dan yang

berperan penting dalam hal ini adalah pemimpin. Karena pemimpin yang

akan menentukan dan yang akan memberikan keputusan yang terbaik.

5. Pentingnya pemimpin dalam pandangan Islam. “Dan (ingatlah) ketika

Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:“sesungguhnya aku hendak

menjadikan khalifah dibumi”. (Q.S. al-Baqakarah / 2 : 30). Penggalan ayat

yang dikutip dikutip di atas menyebutkan bahwa manusia sebagai mahluk

Tuhan yang memiliki tanggung jawab sebagi khalifa, untuk melestarikan

alam ini dan juga tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.199

Dalam menjalankan tanggung jawab itu manusia dituntut sepenuhnya

untuk berusaha maksimal mewujudkan tanggung jawab dengan

kepemimpinannya supaya dapat membawa kebaikan kepada manusia atau

199 Hasan Asari, Islam Humanis Menuju Interpretasi Berwawasan Kemanusiaan,

(Bandung, CV. Perdana Mulya Sarana, 2009), hlm. 133.

Page 100: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

organisasi yang di pimpinnya. Oleh karena itu kepemimpinan itu menjadi point

penting, pada diri sendiri dan kepada organisasi.200

Kepemimpinan juga dikatakan sebagai bagian sekaligus cerminan dari

suatu sistem sosial dan budaya; dan inilah pertama-tama yang menentukan dan

memberi warna pada corak kepemimpinan yang berlaku. Karena itu,

kepemimpinan lalu berfungsi untuk melestarikan sistem sosial dan budaya dari

suatu masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, fungsi dan peranan

kepemimpinan dalam kehidupan manusia, dilihat dari suatu sistem sosial dan

budaya, adalah untuk mentransformasikan, memajukan, meningkatkan,

mengembangkan, melestarikan, serta memperbaharui sistem sosial dan budaya

umat manusia.201

Selanjutnya tentang erat, penting, dan kompleksnya interaksi dan

interdependensi antara permasalahan dan tantangan masa depan serta upaya

penyiapan para pemimpin berkualitas guna mengisi kebutuhan struktur

kepemimpinan dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, secara kokoh

telah dirumuskan oleh Nasir Tamara, sebagai berikut: “...tantangan dunia

memasuki abad 21 akan lebih keras, kompleks, interdependen, dan penuh

muatan teknologi canggih. Manusia yang 5.5 miliar, kini, akan mencapai 8.5

miliar pada tahun 2025. Artinya, makin banyak lagi yang mesti berebut ruang

dan sumber daya alam. Keinginan dalam partisipasi politik makin meningkat.

200 Hasan Asari, Islam Humanis Menuju Interpretasi,.........., hlm. 133. 201 Berliana Kartakusumah, Pengembangan Kepemimpinan Tokoh HMI (Himpunan

Mahasiswa Islam) dalam Perspektif Pembelajaran Sepanjang Hayat, (Journal of Islamic

Studies in Indonesia and Southeast Asia, 1(1) February 2016), hlm. 82.

Page 101: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Oleh karena itu, kepemimpinan masa depan adalah kunci, masyarakat tidak

boleh salah memilih pemimpin mereka. Maka, dengan sendirinya, kriteria-

kriteria utama diciptakan untuk menjaring pemimpin yang sejati. Diantaranya,

pemimpin itu harus mempunyai visi, strategi, dan kemampuan untuk

menjelmakan visinya menjadi suatu kenyataan”.202

Tidak ada seorang pemimpin dilahirkan ia langsung menjelma menjadi

pemimpin, sebagaimana juga tak ada manusia dilahirkan langsung menjelma

menjadi seorang musisi besar. Namun, keduanya dilahirkan dengan dibekali

potensi kepemimpinan maupun potensi seni atau musisi , karenanya setiap

insan berkesempatan mengembangkan keterampilan potensi kepemimpinan

maupun potensi lain dalam dirinya sebagai bagian dari sumber daya manusia

(SDM).203

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari

proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang.

Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari

proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan

visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan

membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan

tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika

keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah

seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar

202 Berliana Kartakusumah, Pengembangan Kepemimpinan,...........,hlm.82. 203 Irmawaty, Potret Pemimpin Masa Depan Melalui Penciptaan dan Pembangunan

Karakter Kepemimpinan 360 Derajat, (Universitas Terbuka), hlm.5.

Page 102: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan

berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses

internal.204

Himpunan mahasiswa islam (HMI) sebagai organisasi perkaderan

terbesar di Indonesia, tentunya telah menjadi ruang berbagai generasi, proses

perkaderan yang dilakukan dalam internal HMI merupakan salah satu

instrumen pengembangan jatidiri internal pada individu kader yang menjadikan

ruang perkaderan di HMI sebagai kawah Candradimukanya pemimpin bangsa.

Peran para kader HMI pun tak dapat dielakkan dalam sejarah bangsa ini. Oleh

karena itu, HMI semestinya mampu menjawab setiap tantangan dalam

perkembangan generasi muda. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai

organisasi kader diharapkan mampu menjadi alat perjuangan dalam

mentransformasikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang ingin

dibangun yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang

bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil

makmur yang dirindhoi Allah SWT.205

Berkaitan dengan kepemimimpinan, dalam Islam sudah dikenal sosok

suri tauladan yang baik tentang kepemimpinan tersebut. Rasulullah saw

merupakan sosok pemimpin yang mencontohkan kepemimpinan secara

204 Irmawaty, Potret Pemimpin Masa Depan Melalui Penciptaan,.........,hlm.6. 205 Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil,......,hlm.348.

Page 103: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

sempurna. Allah swt dalam al-Qur’an memproklamirkan Rasulullah saw

sebagai teladan yang sempurna dalam melakoni kepemimpinan.206

Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat

kuat dan kokoh yang bukan saja dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam, namun

telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW,

para Shahabat dan al-Khulafa' al-Rosyidin. Bersumber dari al-Qur'an dan al-

Sunnah, Berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik

dan budaya. Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW mempunyai peran

ganda, sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai hakim yang merupakan

manifestasi beliau sebagai Rasul utusan Allah SWT. Syari’at Islam menjadi

dasar tata pemerintahan pada waktu itu, yang selanjutnya sistem khilafah

Islam dipegang oleh seorang Khālifah, termasuk di dalamnya yang dikenal

sebagai al-Khulafa al-Rasyidin.207

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berazas dan berpahaman

bahwa Islam menjadi dasar berpijakan dalam berorganisasi tentunya yang

dituntut adalah menciptakan sumber daya manusia selain yang memiliki

kemampuan akademisi yang baik juga harus memiliki jiwa kepemimpinan

yang tangguh, serta aktif di masyarakat menjaga nilai nilai yang Islami

berdasarkan AlQur’an dan Hadist. Ini melekat pada diri kader HMI sebagai

206 Masniati, Kepemimpinan Dalam Islam, (Jurnal Al-Qadāu Volume 2 Nomor

1/2015), hlm.42.43. 207 Faisal Ismail, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah, (Yogyakarta:

Tiara Wacana Group, 1999), Cet. ke-1, hlm. 157

Page 104: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

wujud implementasi dari Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP) sebagai

ideologi organisasi.208

Menurut hemat penulis, pembentukan kader dan pemimpin yang

berkualitas, tentu tidak terlepas dari konsep kepemimpinan yang ada dalam

suatu organisasi, dan implementasi konsep yang dimaksud dalam proses

perkaderan. Sebagai sebuah organisasi yang sudah banyak melahirkan

pemimpin bangsa dalam berbagai sektor kehidupan. Tentunya HMI

mempunyai konsep kepemimpinan nya sendiri dan berkarateristik HMI, yang

di internalisasikan kepada para kader dalam berbagai jenjang perkaderan.

Lalu pertanyaannya, konsep kepemimpinan seperti apa yang ada di

HMI dalam rangka membentuk profil kader sebagai pemimpin yang ideal dari

jenjang pengkaderan yang dilakukan HMI ?

Tentu untuk menjawab pertanyaan ini, penulis mencoba menggali

berbagai sumber yang terkait dengan organisasi HMI. Baik sumber yang

berupa tulisan-tulisan yang membahas tentang ke-HMI-an atau pun dokumen-

dokumen penting sebagai landasan perjuangan HMI.

Menjadi organisasi yang berperan sebagai organisasi perjuangan209,

HMI tentu membutuhkan doktrin perjuangan yang mampu membangkitkan

208 Suwandi Simangunsong, dkk, Ideologi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

dalam Pembangunan Kepemimpinan di Kota Medan, (Volume 7 No. 2 Tahun 2019), hlm.145. 209 PB HMI, (AD HMI pasal 9), Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018 Himpunan

Mahasiswa Islam,: peran HMI (Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.40.

Page 105: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

energi dan daya dorong sehingga berhasil mencapai cita-cita.210 Doktrin

perjuangan ini bersifat filosofis dan ideologis, untuk memperkuat terbentuk

nya profil kader HMI, sehingga setiap kader HMI memiliki kualitas tertentu

serta memiliki kelebihan dari kader organisasi lain, sebagai garansi objektif

untuk mampu menjalankan missi perjuangannya ditengah-tengah dinamika

kehidupan bangsa.211

Perkembangan historis menunjukkan, selain Anggaran Dasar (AD) dan

Anggaran Rumah Tangga (ART) HMI sejak tahun 1947 hingga tahun

sekarang, HMI telah memiliki 10 naskah atau dokumen sebagai landasan

perjuangan, yang meliputi: 1) Pemikiran keislaman-keindonesiaan HMI

(tahun1947), 2) Tafsir Azas Perjuangan ( tahun1957), 3) Kepribadian HMI

(tahun 1963), 4) Garis-garis Pokok Perjuangan (tahun 1966), 5) Nilai-Nilai

Dasar Perjuangan (NDP) tahun 1969, tahun 1986 diganti namanya menjadi

NIK, dan tahun 1999 kembali namanya diganti menjadi NDP hingga sekarang,

6) Gambaran Insan Cita HMI (penjelasan tujuan HMI) tahun 1969 kemudian

disempurnakan menjadi Tafsir Tujuan HMI, 7) Tafsir Independensi (tahun

1971), 8) Memori penjelasan Tentang Pancasila Sebagai Dasar Organisasi

HMI (tahun 1989), 9) Memori penjelasan tentang pancasila sebagai azas HMI

210 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa, (Jakarta: Sinergi Persadatama

Foundation, 2010), hlm. 22. 211 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakerta: CV Misaka Galiza,

2006), cet.2, hlm.21.

Page 106: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

(tahun 1997), dan 10) memori Penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI

(tahun 1999).212

Sepuluh landasan Perjuangan HMI dijadikan doktrin perjuangan HMI.

Diantara 10 naskah doktrin perjuanagan HMI, yang masih dipakai dan tetap

dijadikan landasan-landasan perjuangan tinggal lima, yaitu: 1) Pemikiran

keislaman-keindonesiaan HMI, 2) Tafsir Tujuan HMI, 3) Tafsir Independensi

HMI, 4) Memori penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI, dan 5) Nilai-

Nilai Dasar Perjuangan (NDP).213

Inilah dokumen yang menunjukkan karakter HMI itu sendiri, jati diri

yang membedakan HMI dengan organisasi lain yang mengandung prinsip-

prinsip: Berazaskan Islam dan bersumber pada Al qur’an dan As sunnah.

Berwawasan keislaman keindonesiaan atau kebangsaan dan kemahasiswaan.

Bertujuan Membina lima kualitas insan cita didalam pribadi seorang

mahasiswa yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan

tugas kemanusiaan. Bersifat independen. Berstatus sebagai organisasi

mahasiswa. Berfungsi sebagai organisasi kader. Berperan sebagai organisasi

perjuangan. Bertugas sebagai sumber insani pemimpin bangsa. Dan

Berkedudukan sebagai organisasi modernis.214

Kehadiran naskah atau dokumen ini menunjukkan dinamika

perkembangan pemikiran di HMI yang sangat Transformatif. Hal ini

212 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.22. 213 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........,hlm.22. 214 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........,hlm.6.

Page 107: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

mengisyaratkan bahwa HMI dalam perjuangannya berusaha untuk terus

melakukan berbagai perubahan dalam masyarakat, untuk kesempurnaan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, termasuk dalam

menghadirkan sosok pemimpin bangsa.215

Jika mengacu pada naskah atau dokumen-dokumen HMI yang ada

sebagai doktrin atau landasan perjuangan organisasi Himpunan Mahasiswa

Islam, yang pada hal tersebut menunjukkan karakter HMI itu sendiri, sebagai

jati diri yang membedakan HMI dengan organisasi lain. Maka penulis mencoba

melakukan pembedahan serta pengkajian secara komprehensif dan mendasar,

terhadap dokumen-dokumen doktrin perjuangan HMI tersebut dari berbagai

sumber yang ada. Penulis berusaha mengakumulasikan nilai-nilai yang

terkandung didalam doktrin perjuangan HMI dengan tujuan untuk mengetahui

nilai subtansial pengaruh yang terdapat di dalam doktrin perjuangan tersebut,

setelah itu penulis mencoba merumuskan konsep kepemimpinan apa yang

terkandung dalam doktrin perjuangan HMI tersebut berdasarkan data dari nilai-

nilai yang telah penulis akumulasikan.

Dan setelah melakukan penelaahan tersebut, penulis menemukan

konsep kepemimpinan yang ada di HMI yang memiliki karakteristik HMI dan

sesuai dengan apa yang dicita-citakan berdasarkan doktrin-doktrin perjuangan

HMI tersebut. Konsep kepemimpinan yang dimaksud adalah: “Kepemimpinan

Islamis, Intelektual, Profesional”. Ketiga aspek yang terdapat dalam konsep

215 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,..........., hlm. 23.

Page 108: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

ini merupakan cerminan dari cita-cita pembentukan profil kader yang ideal216

berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam doktrin-doktrin perjuangan

HMI, terutama pada 5 landasan doktrin perjuangan HMI dari 10 landasan yang

dicetuskan sejak pertama kali HMI berdiri sampai sekarang. Lima landasan

tersebut yang masih digunakan hingga sekarang.217

Konsep Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional, adalah

sebuah konsep kepemimpinan ideal berdasarkan paradigma Himpunan

Mahasiswa Islam. Maksud paradigma disini adalah sebuah kerangka berpikir

yang telah dicetuskan atau dibangun oleh para Founding Fathers atau para elit

organisasi yang dijadikan sebagai landasan atau pijakan organisasi dalam

merumuskan suatu konsep pemikiran didalam organisasi. Sebagaimana

pengertian paradigma “seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain

secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran...”.218

Maka bagi HMI, kelima landasan doktrin perjuangan HMI tersebut

adalah sebuah paradigma yang darinya terbangun banyak konsep pemikiran di

dalam organisasi HMI. Termasuk konsep yang terbangun padanya adalah

konsep terkait kepemimpinan. Maka bagi penulis Konsep Kepemimpinan

Islamis, Intelektual, Profesional, adalah konsep yang terbangun dari

paradigma HMI.

216 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,..........,hlm.14. 217 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.22. 218Happy Susanto, Konsep Paradigma Ilmu Sosial, (Muaddib, Vol.04 No.02 Juli-

Desember 2014), hlm.100.

Page 109: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Konsep Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional, dapat

ditafsirkan pada beberapa defenisi:

1. Kepemimpinan Islamis

Thariq As-Suwaidan didalam bukunya yang berjudul “Mencetak

Pemimpin Masa Depan” menyatakan bahwa Kepemimpinan Islamis adalah

“kepemimpinan yang memiliki sifat beriman dan bertauhid, pemimpin yang

meneladani Nabi Muhammad SAW, pemimpin yang mensucikan diri dan

pemimpin yang menjalankan fungsi khalifah dimuka bumi”.219

Defenisi yang disampaikan oleh Suwaidan ini terkait kepemimpinan

Islamis sejalan dengan apa yang dicita-citakan HMI didalam doktrin-doktrin

perjuangan HMI. Ada empat indikator yang melatar belakangi hal ini:

Pertama, dalam tafsir mision atau tujuan HMI terdapat 5 kualitas

Insan cita HMI sebagai dunia cita, yaitu suasana ideal yang ingin

diwujudkan HMI, didalam pribadi seorang manusia yang beriman dan

berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kemanusiaan.220

Terdapat salah satu kualitas yang menyatakan sebagai “Kualitas Insan

yang bernafaskan Islam”. Dalam tafsirannya, Islam yang telah menjiwai

dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memakai sebutan

Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan

dengan nilai-nilai universalitas Islam. Dengan demikian Islam telah

219 Tahriq As-Suwaidan, dkk, Mencetak Pemimpin Masa Depan, (Jakarta: Gema

Insan, 2005), hlm.165. 220 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.34.

Page 110: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

menafasi dan menjiwai karyanya.221 Ajaran Islam juga telah berhasil

membentuk ‘Unity personality’ dalam dirinya. Napas Islam telah

membentuk pribadi yang utuh, terhindar dari split pesonality, tidak pernah

ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim.

Insan ini telah mengintegrasikan sukses pembangunan nasional bangsa ke

dalam sukses perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.222

Adanya salah satu kualitas Insan Cita ini menunjukkan bahwa Islam

merupakan nafas yang mempengaruhi gerak langkah kader HMI, nilai-nilai

Islam yang Universal telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan

pola laku dalam membentuk karakter kader termasuk dalam membentuk

karakter pemimpin masa depan HMI.

Kedua, seperti yang dijelaskan dalam Tafsir Azas HMI: “Kebenaran

Islam telah mendapat jaminan kesempurnaan nya sebagai aturan tata hidup

dan kehidupan yang dapat mengantarkan manusia kepada kebahagiaan

dunia dan akhirat.223 Maka tugas dan kewajiban umat Islam dengan

kebenaran Ilahi, menciptakan tata masyarakat yang adil makmur, materiil

spirituil maupun struktural, sebagaimana dilukiskan dalam Al-Qur’an Surat

Saba ayat 15: ‘Toyyibatun wa Rabbun Ghofur’”.224

Dari uraian diatas mengisyaratkan bahwa, sebagai organisasi yang

berazaskan Islam, tentu menghadirkan pemimpin Islami adalah suatu

kewajiban bagi HMI, apalagi dengan statusnya sebagai organisasi

221 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.35. 222 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.35. 223 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.26. 224 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.26.

Page 111: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

mahasiswa225, sudah barang tentu organisasi ini beranggotakan para

mahasiswa beragama Islam, sebagai kader pelopor dan pengemban masa

depan umat Islam baik dalam melaksanakan tugasnya kepada kemanusiaan

dan sejarah sebagai golongan manusia yang menerima kebenaran Ilahi,

ataupun sebagai golongan terbesar rakyat Indonesia yang menerima karunia

tanah air Indonesia, sebagai elemen yang paling sadar dari umat Islam dan

rakyat Indonesia adalah mengusahakan terciptanya pribadi-pribadi yang

berkehidupan sebagai seorang muslim sejati yang integral dan konsisten,

yaitu pengabdi yang berkehidupan imbang, terpadu antara pemenuhan tugas

hubungan antar individu dengan Allah, dan pemenuhan tugas hubungan

antara sesama manusia.226

Ketiga, pada Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP), pada NDP

Bab 1 adalah keniscayaan manusia sebagai mahluk yang harus mempunyai

kepercayaan. Sebagai makhluk ciptaan Allah swt, manusia memiliki fitrah.

Salah satunya yaitu memiliki kepercayaan. Meski terdapat beberapa

manusia yang mengelak tidak memiliki kepercayaan terhadap sesuatu tetapi

sebagai fitrah, kepercayaan akan muncul sendirinya dari hati manusia.

Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan

melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan peradabannya.

Konsep kepercayaan dalam Islam disebut “Tauhid” dan lawannya

disebut “syirik” artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan Allah, baik

seluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi

225 PB HMI, (AD HMI pasal 7), Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018 Himpunan

Mahasiswa Islam, (Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.45. 226 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.27.

Page 112: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

perkembangan dan kemajuan peradaban, kemanusiaan menuju kebenaran.

Perumusan kalimat persaksian (syahadat) Islam yang kesatuan: “Tidak ada

Tuhan selain Allah”, mengandung gabungan antara peniadaan dan

pengecualian (Negasi dan Afirmasi). Perkataan “Tidak ada Tuhan”

meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan “Selain

Allah”, memperkecualikan suatu kepercayaan pada kebenaran.227

“Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusia membebaskan

dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan segala

akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya

tunduk kepada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai-nilai.

Hal itu berarti tunduk kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa, pencipta segala

yang ada termasuk manusia”.228

Bab I pada NDP ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang

kokoh terhadap akidah yang dianut umat Islam, tidak terkecuali kader HMI

sebagai generasi emas umat Islam Indonesia yang akan menjadi calon

pemimpin umat dan bangsa, pemimpin yang dilahirkan dari rahim HMI

adalah pemimpin yang memiliki keimanan yang kokoh yang hanya tunduk

pada satu kebenaran yang mutlak yaitu Allah SWT. Hal ini sejalan dengan

apa yang disampaikan oleh Suwaidan diatas bahwa Kepemimpinan Islami

adalah “kepemimpinan yang memiliki sifat beriman dan bertauhid...”229

227 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI ( Teks, Interpretasi, dan

Kontektualisasi), (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018), hlm.20. 228 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,...........,hlm.20. 229 Tahriq As-Suwaidan, dkk, Mencetak Pemimpin,..........,hlm.165.

Page 113: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Keempat, pada Alinea pertama Muqadimah Anggaran Dasar

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) disebutkan; “Sesungguhnya Allah

Subhanahu wata‘ala telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq lagi

sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan

fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan

diri semata-mata kehadirat-Nya.”230

Narasi alinea pertama ini secara tersurat menyatakan bahwa HMI secara

sadar menyadari bahwa fitrah manusia adalah sebagai khalifah dimuka

bumi, dengan demikian secara tersirat pesan ini terinternalisasikan didalam

diri kader HMI yang akan senantiasa menjalankan amanah ini dengan fitrah

yang disadari sebagai Khalifah. Ini juga menjadi indikasi bahwa

kepemimpinan yang berkarater Islamis memang hadir didalam tubuh HMI,

sejalan dengan pernyataan Suwaidan diatas bahwa Kepemimpinan Islami

adalah “....pemimpin yang mensucikan diri dan pemimpin yang menjalankan

fungsi khalifah dimuka bumi.”231

Kesimpulannya, mengingat umat Islam memiliki peran strategis untuk

mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Maka

kehadiran seorang pemimpin Islam menjadi sebuah keharusan dan menjadi

tanggung jawab bersama bagi umat Islam pada umumnya dan bagi HMI

terkhususnya, karena seperti yang disebutkan diatas, para mahasiswa yang

beragama Islam, adalah sebagai kader pelopor dan pengemban masa depan

umat Islam dan sebagai elemen yang paling sadar dari umat Islam dari

230 PB HMI, ( Muqadimah AD HMI ), Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018

Himpunan Mahasiswa Islam, (Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.43. 231 Tahriq As-Suwaidan, dkk, Mencetak Pemimpin,..........,hlm.165.

Page 114: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

rakyat Indonesia untuk mengusahakan terciptanya pribadi-pribadi yang

berkehidupan tidak hanya sebagai seorang muslim sejati tapi juga sebagai

seorang negarawan dan calon pemimpin bangsa.

2. Kepemimpinan Intelektual

Kepemimpinan intelektual dimaknai sebagai perilaku seseorang yang

dapat mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok beserta sub-sub

sistemnya secara holistik demi tercapainya tujuan yang telah disepakati

dengan menggunakan kemampuan berfikir rasional sehingga dapat

berinteraksi dan bertindak secara efektif dan efisien.232

Intelek atau Kecerdasan disini tak hanya diartikan sebagai sosok dengan

keserbatahuannya. Melainkan sebagai sosok dengan keserbatahuannya yang

dapat diterapkan dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk merengkuh

kelompok sosial yang ada agar pencapaian tujuan bersama dapat segera

terwujud. Cerdas disini bukan hanya cerdas berfikir namun juga meliputi

cerdas berinteraksi, bertindak dan cerdas dalam mengambil keputusan serta

cerdas dalam membaca realita sosial yang sedang berjalan, membaca serta

menelaah apa yang seharusnya dilakukan dan ditindak.233

Keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berstatus sebagai

organisasi mahasiswa sudah barang tentu dipandang sebagai organisasi para

kaum intelektual mengingat budaya intelektual sangat kental adanya di

dunia mahasiswa. Dan berfungsi sebagai organisasi kader maka

232 https://jasmaroonsite.wordpress.com/2017/03/29/konsep-kepemimpinan-

intelektual-imm-berbasis-tri-kompetensi-dasar.(diakses pada tanggal 25-01-2021) 233 https://jasmaroonsite.wordpress.com/2017/03/29/konsep-kepemimpinan-

intelektual-imm-berbasis-tri-kompetensi-dasar.(diakses pada tanggal 25-01-2021)

Page 115: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

pengkaderan sejatinya diilustrasikan sebagai sistem yang permanen, yang

mengalami industrialisasi pengetahuan yang begitu kompleks dan dinamis.

Dengan membangun manusia-manusia terdidik melalui proses

pembelajaran, pemupukan potensi intelektual dan kepemimpinan, serta

penguatan kapasitas belajar secara kontinum, diharapkan HMI bisa turut

melahirkan manusia-manusia unggul masa depan. Yaitu manusia-manusia

yang cerdas, terampil, memiliki etos kerja tinggi. Kader yang dihasilkan

HMI adalah anggota yang berwawasan Keislaman, Keindonesiaan, dan

kemahasiswaan.234

Salah satu titik tekan dalam pola perkaderan HMI adalah pada

Kemampuan Ilmiahnya, yaitu dengan membina seseorang hingga memiliki

pengetahuan (Knowledge) serta kecerdasan (Intelectuality) dan

kebijaksanaan (Wisdom).235

Hal ini memberi penerangan, bahwa Insan Cita HMI pada suatu waktu

akan merupakan “Intellectual Community” atau kelompok intelegensia

yang mampu merealisir cita-cita umat dan bangsa dalam satu kehidupan

masyarakat yang sejahtera material dan spritual, adil dan makmur serta

bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT).236

Pada Konstitusi HMI disebutkan pada Pasal 4 AD HMI tentang

Tujuan HMI: “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang

bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat

234 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,............,hlm.5. 235 PB HMI, Pedoman Perkaderan HMI, (Jakarta: Penerbit PB HMI, 1977), hlm.7. 236 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.18.

Page 116: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala.”.237 Yang

selanjutnya ditafsirkan menjadi 5 kualitas Insan Cita HMI.

Pada salah satu kualitas Insan Cita bagian pertama, disebutkan Kualitas

Insan Akademis; ditafsirkan kader HMI sebagai “1).Orang yang

berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional, objektif, dan

kritis, 2).Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang

diketahui dan dirahasiakan, selalu tanggap menghadapi suasana

sekelilingnya dengan kesadaran, 3).Sanggup berdiri sendiri dengan

penguasaan ilmu pengetahuan sesuai ilmu pilihannya, baik secarateoritis

maupun teknis. Sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap,

lentur, mengarah pada tujuan sesuai prinsip-prinsip perkembangan.238

Ini mengisyaratkan bahwa HMI sedari dini telah mempersiapkan

kadernya untuk berkompetitif dalam segala lini kehidupan sosial bangsa.

Dan cita untuk melahirkan Insan Ulul Albab telah dijadikan sebagai tujuan

utama HMI sebagaimana yang tertuang didalam konstitusi HMI pada Pasal

4 AD HMI yang selanjutnya dirumuskan menjadi 5 Kualitas Insan Cita

HMI. Dan Kemajuan serta kemakmuran bangsa sangat ditentukan oleh

karya para pemimpin intelektual HMI. Alumni HMI yang menjadi

pemimpin dan kaum intelektual Indonesia dengan kepandaian dan etos

kerjanya merupakan sumbangan berharga bagi negara.239

237 PB HMI, (AD HMI pasal 4), Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018 Himpunan

Mahasiswa Islam, (Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.44. 238 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.34. 239 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.88.

Page 117: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Menjadi “pemimpin” berarti menjadi orang yang “pandai menjaga dan

berpengetahuan” (a visionery and trustworthy leader). Visi merupakan

pengetahuan ideal tentang masa depan. Melalui visi terbentuk fokus-fokus

tindakan dan tergambar jalan-jalan yang harus ditempuh. Dengan visi

pengikut dimotivasi, serta derap langkah disatukan. Oleh sebab itu, “visi”

atau “pengetahuan” menjadi syarat utama lainnya untuk mendudukkan

seseorang pada posisi pemimpin.240

Maka visi merupakan Konsepsi Ideologis tentang “masa depan” (tujuan

hidup). Didalamnya terkandung nilai-nilai yang ingin diwujudkan. Maka

formulasi tujuan HMI (pasal 4 AD-HMI) merupakan salah satu dari visi

Ilahiah dan kemanusiaan itu. Tidak berlebihan untuk dikatakan, bahwa

tujuan HMI sama persis dengan visi nabi Muhammad SAW, yaitu hidup dan

mati untuk mengkaderkan individu-individu yang berakhlakul karimah,

cerdas, serta berjuang untuk mewujudkan masyarakat bertauhied, adil dan

makmur.241

Maka kehadiran pemimpin Intelektual yang memiliki pikiran yang luas,

serta kritis terhadap setiap permasalahan merupakan suatu keharusan dan

menjadi tanggung jawab bersama. Dan HMI memiliki misi untuk

mengikhtiarkan hal itu yang diwujudkan dalam penginternalisasian nilai-

nilai Intelektual dalam setiap jenjang perkaderan HMI. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Said Muniruddin dalam bukunya “Bintang Arasy” ;

Perkaderan untuk organisasi HMI adalah ‘Proses membangun visi dan

240 Said Muniruddin, Bintang Arasy (Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan HMI), (Banda

Aceh: MW-KAHMI Aceh, 2017), cet.2, hlm.384. 241 Said Muniruddin, Bintang Arasy,...........,hlm.386.

Page 118: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

perjuangan’.242 Maka menghadirkan Pemimpin yang memiliki kemampuan

Intelektual adalah sebuah Ikhtiar dari perjuangan tersebut.

Dalam dokumen Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP), juga

disinggung mengenai rumusan terkait nilai ilmu pengetahuan

(intelektualitas). Adalah pada Bab 7 NDP dengan tema “Kemanusiaan dan

Ilmu Pengetahuan”. Pada pembahasan Bab 7 NDP ini Cak Nur sebagai

perumus NDP menuliskan; “Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk

mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran itu. Dengan menggunakan

kekuatan inteligensianya dan dengan dibimbing oleh hati nuraninya,

manusia dapat menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya”.243

Ia melanjutkan; “Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai

oleh manusia secara benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri.

Hubungan yang benar antara manusia dan alam sekelilingnya ialah

hubungan penguasaan dan pengarahan. Manusia harus menguasai alam

dan masyarakat, guna dapat mengarahkannya pada yang lebih baik”.244

Dari apa yang disampaikan oleh Cak Nur didalam teks NDP diatas,

menurut hemat penulis, ada konteks anjuran untuk menjadi pemimpin

intelektual pada teks NDP tersebut. Ini tergambar dalam narasi diksi pada

teks NDP diatas yang menghubungkan antara “Ilmu Pengetahuan” dan

“Penguasaan dan Pengarahan”. Seperti yang telah dibahas pada bab

sebelumnya bahwa salah satu pengertian pemimpin dimaknai dengan

“Mengarahkan” dan juga “Kekuasaan (otoritas)”. Dengan demikian

242 Said Muniruddin, Bintang Arasy,...........,hlm.385. 243 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,........,hlm.50. 244 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,........,hlm.50.

Page 119: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

konsepsi kepemimpinan intelektual di HMI nyata adanya dan tidak

terbantahkan berdasarkan dokumen NDP yang dijadikan sebagai ideologi

organisasi.

3. Kepemimpinan Profesional

Profesionalisme berasal dari kata profesional yang mempunyai makna

yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus

untuk menjalankannya. Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku,

keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional. Profesionalisme

dapat didefinisikan sebagai mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang professional. Terkait

dengan definisi di atas kata profesional sendiri berarti bersifat profesi,

memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, dan

mendapat bayaran karena keahliannya.245

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental

dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa

mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang yang

memiliki profesionalisme yang tinggi, akan tercermin dalam sikap mental

serta komitmenya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas

professional melalui berbagai cara dan strategi. Hal ini selalu

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman

sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.246

245 Biner Ambarita, Profesionalisme, Kepemimpinan, dan Manajemen Organisasi,

(Vol 6, No 2, 2013), hlm.2. 246 Biner Ambarita, Profesionalisme, Esensi,............,hlm.2.

Page 120: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Agussalim Sitompul didalam buku nya “44 Indikator kemunduran

HMI” menyebutkan salah satu sasaran perkaderan yang ada di HMI adalah;

“kemampuan Profesional atau Keterampilan, yakni kepandaian

menerjemahkan ide dan pikiran dalam praktek”.247

Telah disebutkan diatas bahwa pengkaderan sejatinya diilustrasikan

sebagai sistem yang permanen, sebagai tempat industrialisasi pengetahuan

yang begitu kompleks dan dinamis. Dan sebagai wadah ‘Proses membangun

visi dan perjuangan’.248 Maka penanaman kepribadian Profesional pada diri

kader HMI merupakan suatu pengejewantahan visi HMI yang ditanamkan

melalui ruang perkaderan HMI. Dan tentang kepribadian HMI menurut

Agussalim Sitompul, HMI merupakan organisasi yang memiliki kepribadian

sejak ia berdiri. kepribadian itu mula-mula bersumber pada naluri, kemudian

terungkap dalam sikap, tertulis atau terucap. Rangkaian ungkapan-ungkapan

naluri itu kemudian disebut kepribadian HMI.249

Sementara pengejewantahan ini dinyatakan secara tersurat dalam

Konstitusi HMI Pasal 4 AD HMI: “Terbinanya insan akademis, pencipta,

pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya

masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala”.250

Pasal 4 AD HMI ini dinyatakan sebagai tujuan HMI, dan secara historis

247 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.12. 248 Said Muniruddin, Bintang Arasy,...........,hlm.385. 249 Agussalim Sitompul, Menyatu dengan umat menyatu dengan bangsa pemikiran

keislaman keindonesiaan hmi (1947-1997), (Jakarta: Misaka Galiza, 1997) ,hlm. 21. 250 PB HMI, (AD HMI pasal 4), Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon 2018 Himpunan

Mahasiswa Islam, (Jakarta: PB HMI, 2018), hlm.44.

Page 121: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

tujuan HMI ini memiliki tafsirannya sendiri, yang selanjutnya disebut

sebagai 5 Kualitas Insan Cita.

Menurut hemat penulis, pada beberapa nilai yang terdapat dalam 5

Kualitas Insan Cita ini ada 3 nilai yang menggambarkan kepribadian

“profesional” yang dimiliki oleh kader HMI. 1) Kualitas Insan Pencipta, 2)

Kualitas Insan Pengabdi, 3) Kualitas Insan yang Bertanggung Jawab atas

Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang di ridhoi Allah SWT.

Pada tafsirannya sebagai berikut:

1) Kualitas Insan Pencipta251:

• Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari

sekedar yang ada, dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-

bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa

yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan

kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.

• Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang

menyadari dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat

berkembang dan menemukan bentuk yang indah-indah.

• Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu

melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.

2) Kualitas Insan Pengabdi252:

• Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau

untuk sesama umat.

251 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.34. 252 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.35.

Page 122: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

• Sadar membawa tugas insan pengabdi bukanya hanya membuat

dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi

baik.

• Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-

citanya yang ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan

sesamanya.

3) Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil

makmur yang diridhoi Allah SWT253:

• Insan akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan

bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang

diridhoi Allah SWT.

• Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya

sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya

keberanian moral.

• Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi

persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.

• Rasa tanggung jawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah

untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

• Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

253 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.36.

Page 123: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Pada pokonya insan cita HMI merupakan “Man of Future”, insan yang

terampil atau ahli dalam bidangnya.254

Tipe kepemimpinan profesional yang dilahirkan HMI melalui misi HMI

yang terefleksikan dalam 5 kualitas insan cita akan tercermin dalam sikap

mental serta komitmenya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas

professional melalui berbagai cara dan strategi. Hal ini selalu

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman

sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna.255

Dalam Tafsir Independensi HMI juga disebutkan, bahwa anggota

HMI merupakan investasi manusia yang besar dan berarti, yang dimasa

mendatang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai bakat

dan profesinya. Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak, dan

menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran.256

Dari penjelasan diatas penulis dapat simpulkan bahwa nilai ke-

profesionalitas-an di HMI sangat dijunjung tinggi oleh HMI secara

organisatoris dan bagi kader HMI secara etis. Bagi HMI secara organisatoris

hal itu terefleksikan pada misi HMI yang telah dirumuskan menjadi 5

kualitas insan cita, diantara 5 kualitas tersebut ada 3 diantaranya yang

mengisyaratkan pada kepribadian profesional ini: 1) Kualitas Insan

Pencipta, 2) Kualitas Insan Pengabdi, 3) Kualitas Insan yang Bertanggung

Jawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang di ridhoi Allah

SWT. Dan bagi kader HMI secara etis terefleksikan pada Independensi kader

254 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.17. 255 Biner Ambarita, Profesionalisme, Esensi,............,hlm.2. 256 Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa,........, hlm.39.

Page 124: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

yang bebas memilih profesi nya sesuai keyakinannya akan kebenaran (insan

hanif) serta bertanggung jawab atas profesi tersebut.

Kualitas profesional inilah yang ditanamkan kepada kader HMI,

terutama dalam pembentukan karakter pemimpin di HMI. Pemimpin

profesional yang dilahirkan dari rahim HMI adalah pemimpin yang

memiliki terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi

cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara

kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan, dan bekerja sesuai

dengan apa yang ia yakini itu benar dengan penuh tanggung jawab untuk

mencapai ridho Allah SWT.257 Inilah yang dimaksud dengan

Kepemimpinan Profesional karakteristik HMI.

Maka kesimpulannya, pemimpin yang dilahirkan dari HMI adalah

pemimpin yang memliki dasar keimanan yang kuat dan bertindak atas

keyakinan kebenaran naluri (insan hanif), berfikiran luas dan berpandangan

jauh, bersikap terbuka, serta terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa

yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk

secara kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan, dan bekerja sesuai

dengan apa yang ia yakini itu benar dengan penuh tanggung jawab untuk

mencapai ridho Allah SWT.258 Inilah yang dimaksud dengan Konsep

“Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional”.,

Jika semua doktrin Organisasi yang ada di HMI semuanya bermuara

pada Tujuan HMI yang terdapat pada konstitusi pasal 4 AD-HMI. Maka pada

257 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.17. 258 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.17.

Page 125: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

hakikatnya adalah merupakan tujuan dari setiap anggota HMI itu sendiri. Dan

rumusan kualitas insan cita HMI adalah gambaran masa depan anggota HMI.

Suksesnya seorang anggota HMI didalam membina diri untuk mencapai

kualitas insan cita HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI.259

Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami

dalam tiga kualitas insan cita yaitu; kualitas insan akademis (intelektual),

kualitas insan pencipta (profesional), kualitas insan pengabdi (profesional)

tersebut merupakan insan Islam (Islamis) yang terefleksi dalam sikap

senantiasa bertanggung jawab (profesional) atas terwujudnya masyarakat adil

dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Maka Konsep Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional

adalah suatu konsep kepemimpinan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi

satu kesatuan sebagai padanan refleksi kesimpulan ideologi HMI yang ditulis

‘Cak Nur’ dalam dokumen NDP pada Bab 8 ”Dengan demikian tugas hidup

manusia sangat sederhana, yaitu Beriman, Berilmu, dan Beramal.”260

Jadi Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional adalah padanan

(equivalent) dari kesimpulan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan sebagai ideologi

HMI yaitu Iman, Ilmu, Amal.

B. Implementasi Konsep Kepemimpinan Paradigma HMI dalam Jenjang

Pengkaderan HMI

Perkaderan/kaderisasi adalah proses pencetakan kader. Sedangkan

definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan dan

259 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,........,hlm.18. 260 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,........,hlm.55.

Page 126: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi. Dengan kata lain

kaderisasi adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha mendidik manusia-

manusia yang memiliki kompetensi yang mapan untuk menjalankan amanah

dalam suatu organisasi. Kaderisasi berfungsi untuk mempersiapkan orang-

orang yang berkualitas yang nantinya dipersiapkan untuk melanjutkan

perjuangan sebuah organisasi, tanpa kaderisasi rasanya sangat sulit

dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas

keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.261

Pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinan pada sebuah organisasi

dituntut melaksanakan peran kepemimpinan dalam meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia agar dapat lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai pelaksana administrasi dalam sebuah organisasi.262

Salah satu cara peningkatan sumber daya manusia adalah ruang

pelatihan atau biasa disebut perkaderan. Pengkaderan sejatinya diilustrasikan

sebagai tempat industrialisasi pengetahuan yang begitu kompleks dan dinamis.

Dengan membangun manusia-manusia terdidik melalui proses pembelajaran,

pemupukan potensi intelektual dan kepemimpinan, serta penguatan kapasitas

belajar secara kontinum, diharapkan HMI bisa turut melahirkan manusia-

manusia unggul masa depan. Yaitu manusia-manusia yang cerdas, terampil,

261 Farid Nofiard, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa) di Desa Hamalau

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, (Volume II Edisi 2, Juli-Desember 2013), hlm.266. 262 Daswati, Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan

Menunju Kesuksesan Organisasi,( Vol.04 No. 01 Februari 2012), hlm.784.

Page 127: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

memiliki etos kerja tinggi. Kader yang dihasilkan HMI adalah anggota yang

berwawasan Keislaman, Keindonesiaan, dan kemahasiswaan.263

Mencermati implementasi konsep kepemimpinan HMI dalam jenjang

perkaderan, tentu kita akan berbicara pada peran kepemimpinan dalam jenjang

perkaderan. Peran kepemimpinan merupakan suatu perilaku-perilaku yang

diharapkan oleh pemimpin dalam menduduki suatu posisi tertentu diharapkan

bisa berperan untuk mempengaruhi, membimbing, mengevalauasi bawahannya

kearah pencapaian tujuan sebuah organisasi.264 Jika berkaitan dengan

perkaderan berarti peran kepemimpinan adalah untuk mempengaruhi,

membimbing, mengevalauasi jalannya perkaderan.

Bertolak dari definisi secara umum tersebut, maka peran kepemimpinan

dalam perkaderan HMI tidak lain dari sikap dan perilaku dalam memengaruhi

Sumber Daya Manusia atau anggota, agar mereka mau dan bersedia bekerja

dan bekerja sama, untuk mencapai tujuan perkaderan HMI secara efektif dan

efisien, sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pedoman perkaderan HMI.

Konsep kepemimpinan HMI adalah Kepemimpinan Islamis, Intelektual,

Profesional. Tentu model kepemimpinan ini adalah model kepemimpinan ideal

HMI yang bersifat universal dan fleksibel untuk ditempatkan dimana saja,

termasuk dalam memegang kendali Perkaderan HMI.

Berbicara dunia perkaderan, HMI memilki sebuah lembaga khusus

yang memegang kendali serta bertanggung jawab menentukan arah perkaderan

HMI, lembaga tersebut dinamakan Badan Pengelola latihan HMI (BPL).

263 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,............,hlm.5. 264 Daswati, Implementasi Peran Kepemimpinan,............,hlm.788.

Page 128: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

dalam pelatihan atau perkaderan di HMI, sangat dibutuhkan lembaga serta

forum yang serius mencurahkan konsentrasi pemikiran pada pengembangan

kualitas para pengelola latihan, kemampuan mengkonsep atau merumuskan

maupun menajerial. Dari kesadaran tersebutlah, maka Badan Pengelola Latihan

(BPL) HMI dibentuk.265

BPL HMI adalah badan pembantu HMI (pasal 2 PD BPL HMI) yang

berkedudukan di tingkat Pengurus Besar HMI (PB HMI) dan berkedudukan di

tingkat HMI Cabang (pasal 3 PD BPL HMI). Walau BPL hanya sebagai badan

pembantu di HMI, akan tetapi ia mempunyai tugas, wewenang dan

tanggungjawab yang sangat sentral dan berat di HMI. Seperti yang sudah

disinggung diatas tadi, lembaga ini disetiap tingkatan harus mampu

merumuskan suatu konsep pelatihan agar kader yang dihasilkan dari “rahim”

perkaderan HMI berkualitas.266

Dengan demikian pembicaraan mengenai pengimplementasian konsep

kepemimpinan HMI (seperti yang disebutkan diatas) akan mengenai pada

pemegang tampuk kekuasan pada lembaga BPL ini dalam artian Ketua Umum

Badan Pengelola Latihan HMI. Mencermati konsep tentang kepemimpinan di

HMI, maka penulis yakin bahwa seorang pemimpin dalam sebuah organisasi

tidak akan berhasil mencapai tujuan tanpa memiliki kemampuan

mengimplementasikan konsep kepemimpinan yang ada organisasi tersebut.

Mengimplementasikan konsep Kepemimpinan Islamis, dijenjang

perkaderan HMI, dalam arti kata pemimpin mengarahkan anggota atau tim

265Pendahuluan Pedoman Dasar BPL HMI, Hasil-Hasil Kongres HMI XXVIII,

(Jakarta: PB HMI, 2013), hlm. 429. 266 Pendahuluan Pedoman Dasar BPL HMI,..........,hlm.429.

Page 129: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

pengelola perkaderan untuk menanamkan jati diri Islamis yang memiliki sifat

beriman dan bertauhid kuat, dan meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai

suri tauladan utama, dan mensucikan diri serta sadar akan fungsinya sebagai

khalifah dimuka bumi. Artinya Islam merupakan nafas yang mempengaruhi

gerak langkah kader HMI, nilai-nilai Islam yang Universal telah menjiwai dan

memberi pedoman pola pikir dan pola laku dalam membentuk karakter kader

termasuk dalam membentuk karakter pemimpin masa depan HMI.

Mengimplementasikan konsep Kepemimpinan Intelektual, dijenjang

perkaderan HMI, dalam arti kata pemimpin mengarahkan dan memberi

penekanan lebih pada anggota atau tim pengelola perkaderan dalam

pengelolaan Kemampuan Ilmiahnya, yaitu dengan membina seseorang hingga

memiliki pengetahuan (Knowledge) serta kecerdasan (Intelectuality) dan

kebijaksanaan (Wisdom). Maka dengan demikian kader yang akan dilahirkan

memiliki pengetahuan yang luas, objektif, serta kritis terhadap setiap

permasalahan. Dan ideal type dari hasil perkaderan ini “man of inovator”

(duta-duta pembaharu) dan “Ide of Progress” (penghasil Ide Progres).267

Mengimplementasikan konsep Kepemimpinan Profesional, dijenjang

perkaderan HMI, dalam arti kata pemimpin mengarahkan serta memberikan

tauladan keprofesionalannya dalam memimpin pada anggota atau tim

pengelola perkaderan, agar anggota atau tim pengelola dapat menanamkan

sikap mental serta komitmen kepada calon kader terhadap perwujudan dan

peningkatan kualitas professionalnya sebagai refleksi dari 5 kualitas insan cita.

267 Agus salim sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI,............,hlm.17.

Page 130: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Sehingga dapat mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan

zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna. Dan dalam

melakukan setiap pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai

ridho Allah SWT.

Dan pada kesimpulannya adalah, pembentukan karakter di HMI,

melalui perkaderan yang dilakukan HMI sangat ditentukan oleh pola

kepemimpinan yang diemban oleh Ketua Umum badan Pengelola latihan HMI

dengan mengimplementasikan konsep kepemimpinan yang terkandung di HMI.

Hasilnya kader yang dilahirkan dari rahim HMI adalah kader yang memliki

dasar keimanan yang kuat dan bertindak atas keyakinan kebenaran naluri

(insan hanif), berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, serta

terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya

dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja

sesuai dengan yang dicita-citakan.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh kanda Said Muniruddin

dalam bukunya “Bintang Arasy” ; Perkaderan untuk organisasi HMI adalah

‘Proses membangun visi dan perjuangan’.268 Maka Visi menghadirkan kader

yang memiliki keimanan yang kuat, kemampuan intelektual yang luas, serta

mempuni dalam penguasaan berbagai bidang keahlian adalah sebuah Ikhtiar

dari Perjuangan tersebut. Dan keberhasilan perjuangan tersebut tidak terlepas

dari peran kepemimpinannya.

268 Said Muniruddin, Bintang Arasy,...........,hlm.385.

Page 131: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Pola pengimplementasian konsep Kepemimpinan Islamis,

Intelektual, Professional pada setiap jenjang perkaderan, pada dasarnya

bukanlah bertujuan melakukan pengotak-ngotakkan implementasi konsep.

Tujuan dijelaskan secara terpisah dengan memberikan sub-sub penjelasan pada

masing-masing aspek hanya untuk penjelasan lebih detail untuk mengetahui

pemaknaan yang jelas pada masing-masing aspek atau konsep. Seperti yang

telah disinggung diatas, bahwa konsep kepemimpinan ini adalah satu kesatuan.

Ketiga aspek yang terdapat dalam konsep kepemimpinan ini harus melekat

pada diri seorang pemimpin yang dilahirkan di HMI. Aspek Islamis,

Intelektual, dan Profesional adalah “equivalent” (padanan) kata kesimpulan

ideologi (NDP) HMI itu sendiri yaitu; Iman, Ilmu, Amal.

Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu

beriman, berilmu, dan beramal.269

269 Azhari Akmal Tarigan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI,........,hlm.55.

Page 132: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini

penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan konsep

kepemimpinan dalam paradigma Himpunan mahasiswa Islam (HMI) dan

implementasiya dalam jenjang pengkaderan HMI, yang dapat disimpulkan sebagai

berikut:

A. Kesimpulan

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan memimpin seseorang yang di dalam

kegiatan atau prosesnya mempengaruhi, membimbing, menggerakkan dan

mengarahkan orang lain sehingga mereka ikut mau berbuat, dan bertanggung

jawab. Karena kepemimpinan merupakan salah-satu aspek manajerial dalam

kehidupan organisasi yang merupakan posisi kunci, yang mana kepemimpinan

berperan sebagai penyelaras dalam proses kerja sama antar manusia dan

organisasinya.

2. Konsep Kepemimpinan HMI

Konsep kepemimpinan HMI adalah: “Kepemimpinan Islamis,

Intelektual, Profesional”. Yaitu, pemimpin yang memliki dasar keimanan

yang kuat, dan bertindak atas keyakinan kebenaran naluri (insan hanif), dengan

nilai-nilai Islam telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola

laku, berfikiran luas dan berpandangan jauh serta kritis, bersikap terbuka, serta

Page 133: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya

dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja

sesuai dengan yang dicita-citakan, dan bekerja sesuai dengan apa yang ia

yakini itu benar dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai ridho Allah

SWT.

3. Implementasi Kepemimpinan HMI

Mengimplementasikan konsep Kepemimpinan Islamis, Intelektual,

Profesional, dijenjang perkaderan HMI, dalam arti kata pemimpin

mengarahkan anggota atau tim pengelola perkaderan untuk menanamkan jati

diri Islamis yang memiliki sifat beriman dan bertauhid kuat, dan meneladani

Nabi Muhammad SAW, serta mengarahkan dan memberi penekanan lebih

pada anggota atau tim pengelola perkaderan dalam pengelolaan Kemampuan

Ilmiahnya, yaitu dengan membina seseorang hingga memiliki pengetahuan

(Knowledge) serta kecerdasan (Intelectuality) dan kebijaksanaan (Wisdom).

Lalu menanamkan sikap mental serta komitmen kepada calon kader terhadap

perwujudan dan peningkatan kualitas professionalnya sebagai refleksi dari 5

kualitas insan cita, sehingga tercipta kader yang memliki dasar keimanan yang

kuat dan bertindak atas keyakinan kebenaran naluri (insan hanif), berfikiran

luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, serta terampil atau ahli dalam

bidangnya, serta memiliki komitmen dan tanggung jawab yang kuat dalam

keahliannya tersebut, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu

bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai

dengan yang dicita-citakan.

Page 134: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

B. Saran

Dalam perumusan sebuah ide atau konsep, HMI dengan kader

intelektualnya sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya sebagai sebuah

organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia yang masih eksis

berkiprah saat ini. Dalam catatan sejarah perjuangan bangsa, HMI pernah

mencatatkan tinta emas nya sebagai sebuah organisasi perjuangan yang nyata

meng-implemetasi-kan perjuangan nya tersebut, termasuk berjuang dalam

mempertahankan kemerdekaan bangsa dari kolonialisme. Perjuangan dalam

pembangunan bangsa, kader-kader intelektual HMI tampil di garda terdepan

untuk merumuskan konsep-konsep konstruktif untuk kepentingan

pembangunan bangsa. Ini dibuktikan dengan banyak nya tokoh-tokoh nasional

serta elit-elit politik negara ini yang berlatar belakang HMI. Tidak terkecuali

pada ruang kepemimpinan bangsa. Banyak dari kepala daerah mulai dari

tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi aktor pemimpinnya adalah

yang memiliki background HMI. Bahkan kader HMI ada yang pernah menjadi

pemimpin negara ini.

Ini membuktikan bahwa HMI secara sadar telah mempersiapkan

generasinya untuk bisa tampil dan terampil dalam segala bidang yang akan

ditekuninya setelah tidak ber-HMI lagi. Semua nya sudah terkonsep dengan

rapi di HMI. Ide-ide dan gagasan telah disusun secara sistematis oleh

“Founding Fathers” dan para elit HMI yang sifatnya ideologis dan filosofis.

Termasuk dalam kosep kepemimpinan yang penulis bahas pada penelitian ini.

Yaitu, konsep Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional.

Page 135: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Kritik penulis sekaligus saran yang bisa penulis sampaikan terkait

pelaksanaan konsep ini adalah, konsep ini hakikatnya sudah ada dari semenjak

organisasi ini pertama kali dicetuskan, dan menjadi sebuah mission sacre

(tujuan suci) di HMI. Bahkan pembicara-pembicara pada training HMI telah

sering menyinggung tentang konsep ini (walau tidak disebutkan secara

eksplisit tentang konsep kepemimpinan). Hanya saja untuk sekarang menurut

penulis, pemberian teladan terhadap konsep yang sudah ada ini sangat kurang

pada organisasi HMI. Banyak dari kader HMI yang bahkan jauh dari jati diri

atau karakter HMI itu sendiri. Banyak dari kader HMI yang jauh dari nilai-nilai

Islam yang menjadi azas organisasi dan menjadi keyakinan yang merka anut.

Banyak dari kader HMI yang jauh dari budaya-budaya intelektual yang

seharusnya itu menjadi citra HMI sebagai organisasi Islam intelektual. Kader

HMI sekarang banyak yang berpikir secara pragmatis bukan lagi sistematis dan

kritis layaknya kaum intelektual yang dicita-citakan HMI. Banyak dari kader

HMI yang tidak lagi memiliki komitmen yang kuat pada tanggung jawab yang

diembannya, kader Hmi yang dulu dikenal sangat tangguh terhadap semua

persolan yang muncul (Problem Solving) dan memiliki tanggung jawab yang

tinggi terhadap suatu profesi yang diemban sekarang tidak terlihat lagi.

Mentalitas cengeng dan penuh ketergantungan menjadi hal yang biasa ditemui

pada ruang HMI saat ini.

Apa yang menyebabkan itu terjadi, adalah keteladanan yang tidak

terlihat lagi pada para pemimpin organisasi HMI. Pemimpin yang seharus nya

menjadi sosok sentral dalam pemberian keteladanan pada hari ini tidak lebih

Page 136: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

hanya sebagai simbol formal untuk memenuhi syarat konstitusi dan pelengkap

struktural. Akibat dari ketiadaan keteladanan yang baik tersebut dalam

pengimplementasian konsep kepemimpinan yang ada di HMI sebagai rumusan

jati diri HMI, menyebabkan apa yang dicita-citakan dan menjadi tujuan suci

organisasi HMI tidak akan pernah tercapai, dan yang paling fatal lagi adalah

sebuah peradaban yang tidak beradab akan muncul didalam organisasi ini.

Melihat dari kritikan realitas keadaan yang meprihatinkan diatas, maka

penulis menyarankan kepada para pemimpin yang memegang tampuk

kepemimpinan organisasi HMI untuk lebih mecermati apa yang menjadi jati

diri kader HMI, yang menjadikan kader HMI berbeda dengan kader organisasi

lainnya. Dan untuk menjalankan kepemimpinan, pemimpin HMI seharusnya

bisa lebih mencermati dan mengimplementasikan konsep kepemimpinan HMI

yaitu; Kepemimpinan Islamis, Intelektual, Profesional pada ruang

kepemimpinannya. Dengan demikian jika seorang pemimpin di HMI telah

sadar dengan jati dirinya serta memverikan keteladanan pemimpin berdasarkan

konsep kepemimpinan yang ada di HMI, maka jalan nya roda kepemimpinan

akan sesuai dengan khittah yang telah ditetapkan oleh HMI, dan kader HMI

akan menjadi kader yang kuat dengan jiwa keIslamannya dan kokoh jiwa

kebangsaannya.

Page 137: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

DAFTAR PUSTAKA

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXVIII

Himpunan Mahasiswa Islam, Tema: HMI untuk Indonesia satu tak

terbagi, Jakarta, PB HMI, 2013.

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam, Hasil-Hasil Kongres XXX Ambon

2018 Himpunan Mahasiswa Islam, Tema: Meneguhkan Kebangsaan

Wujudkan Indonesia Berkeadilan, Jakarta: PB HMI, 2018.

Wibawa Satria, Hariqo, Lafran Pane: Jejak hayat dan Pemikirannya, Jakarta:

Lingkar, 2010.

Kladen, Ignas, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, Jakarta, LP3ES,1988.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka,1994.

Alun, Tawan, HMI Menjawab Tantangan Jaman, Jakarta: PT Gunung

Kelabu,1990.

Sitompul, Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI Suatu Kritik dan Koreksi

untuk Kebangkitan Kembali HMI, Jakarta: CV Misaka Galiza, 2005.

Usman, Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta: Grasindo,

2002.

Setiawan, Guntur, Impelementasi dalam Birokrasi Pembangunan, Jakarta: Balai

Pustaka, 2004.

Mallarangeng, Rizal, Dari Langit: Kumpulan Esai tentang Manusia, Masyarakat,

dan Kekuasaan, Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2008

Labib, Mughani Tradisi Intelektual HMI Cabang Ciputat 1960-1998, Jakarta:

Universitas Islam Syarif Hidayahtullah,2015.

Akmal Tarigan, Azhari, Islam Universal: Kontekstualisasi NDP HMI Dalam

Kehidupan Beragama Di Indonesia, Bandung: Citapustaka Media,2003.

Page 138: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Kusnadi Thamin, Dedi, Skripsi: Afiliasi Kader Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) Cabang Gowa Raya Dalam Partai Politik, UIN Alauddin

Makassar, 2018.

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004.

Teguh Sulistiyani, Ambar, Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership

Model, Yogyakarta: Gava Media, 2008.

Andri Feriyanto, S.E & Endang Shyta Triana, Pengantar Manajemen 3 in 1,

Yogyakarta: Media Tera, 2015.

Kreitner, dkk, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Salemba empat. 2005.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Baharudin, & Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan

Praktek, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012.

M. Ivancevich, John, Prilaku Dan Manajemen Organisasi, Jakarta : PT. Gelora

Aksara Pratama, 2006.

Wijono, Sutarto, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018.

Syami, Ibnu, Pokok-Pokok Organisasi Dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta,

1994.

Adair, John, Cara Menumbuhkan Pemimpin, Jakarta: PT Gramedia Pustakan

Utama, 2007.

Chaniago, Aspizain, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Lentera Ilmu

Cendekia, 2017.

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Page 139: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Luthans, Fred, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2006.

Wibowo, Prilaku Dalam Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Pamudji, S. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi

Askara, 1986.

Kurniadi, Didin, Manajemen Pendidikan, Konsep dan Prinsip Pengelolaan

Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012.

Nawawi, Hadari, dkk, Kepemimpinan Yang Efektif, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2006.

Rivai, Veithzal, Mulyadi, Dedy, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:

Rajawali Pers, 2011.

Raharjo, M. Dawam, Ensiklopedi Al- Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-

konsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 2002.

Ismail, Faisal, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah, Yogyakarta:

Tiara Wacana Group, 1999.

Enayat, Hamit, Reaksi Politik Sunni dan Syi’i: Pemikiran Politik Modern

Menghadapi Abad Ke-XX, Bandung: Pustaka, 1998.

Agama RI, Departemen, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2012.

Rivai, Veithzal, Arifin, Arviyan, Islamic Leadership: Membangun Super

Leadership Melalui Kecerdasan Spritual, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Mertoprawiro, Soedarsono, Kepemimpinan, Jakarta: Mutiara, 1980.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Kesan Keserasian al-Qur’an,

Jakarta: Lentera Hati, , 2004.

as Salus, Ali Ahmad, Aqidah Al- Imamah, 'Inda as-Syari’ah al-Isna ‘Asyariyah,

Jakarta: Gema Insani Press., 1987.

Page 140: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Pahlawan Kayo, Khatib, Kepemimpinan Islam dan Dakwah, Jakarta:

Amzah,2019.

Munawwir, Imam, Asas-Asas Kepemimpinan Dalam Islam, Surabaya: Usaha

Nasional, 1981.

Abu Sinn, Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan

Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Athoillah, Anton, Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Raihani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformatif, Yogyakarta: LKIS, 2010.

Sitompul, Agussalim, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam Tahun 1947-

1993, Jakarta: CV Misaka Galiza, 2008.

Sitompul, Agussalim, Pemikiran HMI dan relevansinya dengan sejarah

perjuangan bangsa Indonesia, Jakarta: Integrita Dinamika Press,1986.

Sitompul, Agussalim, Sejarah dan Perjuangan HMI (1947-1975), Jakarta: CV

Misaka Galiza, 2008.

Anwar, Syafi’i, Pemikiran Dan Aksi Islam di Indonesia: Sebuah Kajian Politik

Mengenai, Jakarta: Cendikiawan Muslim Orde,1995.

Efendy, Bahtiar, Islam dan Negara;Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik

Islam di Indonesia, Jakarta: Paramadina,1998.

Zakaria, Rusydy, Dkk, Membingkai Perkaderan Intelektual Setengah Abad HMI

Cabang Ciputat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2012.

Solichin, HMI Chandradimuka Mahasiswa, Jakarta: Sinergi Persadatama

Foundation, 2010.

Akmal Tarigan, Azhari, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI (Teks, Interpretasi,

dan Kontektualisasi), Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018.

Page 141: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Sitompul, Agussalim, Dokumen Landasan Perjuangan HMI dalam Lintasan

Sejarah dalam, Menuju Masyarakat Cita: Refleksi atas Persoalan-

Persoalan Kebangsaan, Jakarta: Badko Maliraja, 1999.

Wibawa Satria, Hariqo, Lafran Pane: Jejak hayat dan Pemikirannya, Jakarta:

Lingkar, 2010.

Kladen, Ignas, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, Jakarta: LP3ES, 1988.

Partanto, Piau, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola,1994.

Al-Barry, M. Dahlan. Y, Kamus Induk Istilah Ilmiyah, Surabaya: Target

Press,2003.

Santo Tukimin, A.M, zainal, Moehadi, Administrasi & Organisasi Perjuangan,

Yogyakarta: Penerbit Sinta, 1966.

Syafaruddin, dkk, Kepemimpinan Dan Kewirausahaan, Medan: Perdana

Publishing. 2010.

Teguh Sulistiyani, Ambar, Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership

Model, Yogyakarta: Gava Media, 2008.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan Implementasi,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Baharudin, Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan

Praktek, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012.

M. Ivancevich, John, Prilaku Dan Manajemen Organisasi, Jakarta : PT. Gelora

Aksara Pratama, 2006.

Mohammad Ali, Azis, Kepemimpinan Islam Indonesia, Jakarta:Harakat

Media,2000.

Kreitner, dkk, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Salemba empat. 2005.

Page 142: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Wijono, Sutarto, Kepemimpinan Dalam Perspektif Organisasi, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018.

Sujak, Abi, Kepemimpinan Menejer Eksitensinya Dalam Prilaku Organisasi,

Jakarta : CV. Rajawali, 1990.

Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi Pedoman Praktis bagi

Pemimpin, Cet. 3; Bandung: CV Alfabeta, 2008.

Asari, Hasan, Islam Humanis Menuju Interpretasi Berwawasan Kemanusiaan,

Bandung, CV. Perdana Mulya Sarana,2009.

Ismail, Faisal, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah, Yogyakarta:

Tiara Wacana Group, 1999.

Muniruddin, Said, Bintang Arasy (Tafsir Filosofis-Gnostik Tujuan HMI), Banda

Aceh: MW-KAHMI Aceh, 2017.

PB HMI, Pedoman Perkaderan HMI, Jakarta: Penerbit PB HMI, 1977.

Sitompul, Agussalim, Menyatu dengan umat menyatu dengan bangsa pemikiran

keislaman keindonesiaan hmi (1947-1997), Jakarta: Misaka Galiza, 1997.

Umi Din Nurzanah Br, Sembiring, Kepemimpinan Ugama Malim Ditinjau Dari

Perspektif Islam Didesa Huta Tinggi Kecamatan Lguboti Balige, Toba

Samosir, Medan : 2008.

Muzammil, Konseptualisasi Kepemimpinan Islami dalam Pengembangan

Pendidikan Islam, At-Turāṡ, Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2017.

Wibawa, Dwi Ari, Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan

Transformasional, Makalah, tidak diterbitkan, 2012.

Deden Suherman, Usep, Pentingnya Kepemimpinan dalam Organisasi, Volume I/

Nomor 02/ Juli 2019.

Page 143: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Hajar, Siti, dkk, Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Kepercayaan Terhadap

Kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh

Barat, Volume 2, No. 1, Januari 2018.

Daswati, Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan

Menunju Kesuksesan Organisasi, Vol.04 no. 01 Februari 2012.

Hidayat, Wahyu, Taufikurrahman, Aktivisme Politik Mahasiswa Islam

Membangun Demokrasi Pasca Orde Baru, Vol. 3, No. 2, Juli-Desember

2020.

Nofiard, Farid, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa) di Desa

Hamalau Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Volume II Edisi 2, Juli-

Desember 2013.

Syahril, Sulthon, Teori-Teori Kepemimpinan, Ri’ayah, Vol. 04, No. 02, Juli-

Desember 2019.

Sarbini, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam, Vol.9 No.2 Juli-

Desember 2013.

Masniati, Kepemimpinan Dalam Islam, Jurnal Al-Qadāu Volume 2 Nomor

1/2015.

Maimunah, Kepemimpinan dalam Perspektif Islam dan Dasar Konseptualnya,

(Jurnal Al-Afkar, Vol. V, No. 1, April 2017.

Deden Suherman, Usep, Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi, Volume

I/ Nomor 02/ Juli 2019.

Kartakusumah, Berliana, Pengembangan Kepemimpinan Tokoh HMI (Himpunan

Mahasiswa Islam) dalam Perspektif Pembelajaran Sepanjang Hayat,

Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, 1(1) February

2016.

Page 144: KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM PARADIGMA HIMPUNAN …

Irmawaty, Potret Pemimpin Masa Depan Melalui Penciptaan dan Pembangunan

Karakter Kepemimpinan 360 Derajat, Universitas Terbuka.

Masniati, Kepemimpinan Dalam Islam, Jurnal Al-Qadāu Volume 2 Nomor

1/2015.

Simangunsong, Suwandi, dkk, Ideologi Kader Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) dalam Pembangunan Kepemimpinan di Kota Medan, Volume 7 No.

2 Tahun 2019.

Susanto, Happy, Konsep Paradigma Ilmu Sosial, M U A D D I B Vol.04 No.02

Juli-Desember 2014.

Ambarita, Biner, Profesionalisme, Kepemimpinan, dan Manajemen Organisasi,

Vol 6, No 2, 2013.

Simangungsong, Suwandi, dkk, JURNAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,

Volume 7 No. 2 Tahun 2019.

Farid Nofiard, Kaderisasi Kepemimpinan Pambakal (Kepala Desa) di Desa

Hamalau Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Volume II Edisi 2, Juli-

Desember 2013.

Daswati, Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan

Menunju Kesuksesan Organisasi, Vol.04 No. 01 Februari 2012.

https://jasmaroonsite.wordpress.com/2017/03/29/konsep-kepemimpinan-

intelektual-imm-berbasis-tri-kompetensi-dasar.(diakses pada tanggal 25-

01-2021).

https://members.tripod.com/buletin_informatika/69baru/kolom.htm, (Diakses;

Tanggal 04 September2020)

KBBI.web.id, paradigma, https://kbbi.web.id/paradigma/ (Diakses; Tanggal 04

September 2020).