Paradigma penelitian
-
Upload
agung-budi-prasetyo -
Category
Documents
-
view
160 -
download
8
description
Transcript of Paradigma penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Pemilihan Judul
Di dalam penelitian terdapat 2 jenis penelitian, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Keduanya berbeda, jika kualitatif tujuannya mencari makna,
menyusun teori, dan mendeskripsikan realitas yang kompleks, biasanya teknik
penelitian berupa observasi secara mendalam. Sedangkan kuantitatif
tujuannya menjelaskan hubungan antar variable, menguji sebuah teori, dan
mencari generalisasi yang bernilai prediktif dan control, biasanya teknik
penelitian berupa eksperimen, survey, dan wawancara terstruktur. Dan dalam
makalah ini kami akan membahas tentang paradigma penelitian kualitatif dan
penyusunan teori serta generalisasi dalam metode kualitatif secara
mendalam.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada dan untuk mengetahui gambaran
yang lebih jelas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian paradigm penelitian kualitatif ?
2. Bagaimana menyusun teori dan persoalan generalisasi ?
1.3Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
paradigma penelitian kualitatif dan penyusunan teori serta generalisasi dalam
metode kualitatif dan agar dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradigma penelitian.
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang
sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subyektif
seseorang—mengenai realita—dan akhirnya akan menentukan bagaimana
seseorang menanggapi realita itu.
Paradigma merupakan istilah yang dipopulerkan Thomas Khun dalam
karyanya The Structure of Scientific Revolution (Chicago: The Univesity of
Chicago Prerss, 1970). Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka
referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu
teori. Pemikir lain seperti Patton (1975) mendefinisikan pengertian paradigma
hampir sama dengan Khun, yaitu sebagai “a world view, a general perspective, a
way of breaking down of the complexity of the real world [suatu pandangan dunia,
suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas
dunia nyata].” Kemudian Robert Friedrichs (1970) mempertegas definisi tersebut
sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa
yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain
dikemukakan oleh George Ritzer (1980),
Paradigma penelitian adalah suatu pola pikir yang menunjukan antara variabel
yang akan di teliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik
yang akan di gunakan.
Page 2
1. Paradigma sederhana
Suatu pradigma yang terdiri atas satu variabel independen dan dipenden.
Hal ini di gambarkan sebagai berikut
Berdasarkan paradigma kita dapat menentukan :
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif dan asosiatif.
a. Rumusan masalah deskriptif
Bagaimana X? ( menjelaskan kualitas suatu alat yang di
gunakan.
Bagaimana Y? ( menjelaskan kualitas barang yang dihasilkan
b. Rumusan masalah asosiatif/hubungan.
Bagaimana hubungan atau pengaruh suatu kualitas alat
dengan kualitas barang yang dihasilkan oleh alat tersebut.
b. Teori ang digunakan ada 2, teori tentang alat-alat kerja dan tentang
kualitas barang
c. Hipotesis yang digunakan terdiri dari 2 yaitu hepotisis deskriptif
dengan hipotesis asosiatif.
a. Hipotesis deskriptif
Suatu hipotesis yang menjelaskan suatu tingkatan yang
diharapkan dari hasilnya
Contoh: kualitas barang yang dihasilkan telah mencapai 99%
dari yang diharapkan.
b. Hipotesis asosiatif
Suatu hubungan yang positif dan signifikan antara suatu
kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan sehingga
kita dapat mengetahui akibat dari suatu perubahan.
Contoh: apabila suatu kualitas alat yang digunakan untuk
membuat suatu barang itu di tingkatkan maka barang yang
dihasilkanpun meningkat pula.
Page 3
d. Teknik analisis data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut,maka dapat
dengan mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk
analisis data dan menguji hipotesis
1.Untuk dua hipotesis deskriptif, ditanya terbentuk interval dan
rasio,maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel
2.Untuk hipotesis asosiatif,bila data kedua variabel terbentuk
interval atau rasio, maka menggunakan teknik statistik korelasi product
moment.
2. Pradigma sederhana berurutan
Dalam paragdigma ini terdapat lebih dari variable tetapi masih
sederhana.
X1 = Kualitas input. X3 = kualitas output
X2 = kualitas proses Y = kualitas outcome
3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen.
Dalam paradigm ini terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel
dipenden.
X1 = lingkuungan keluarga. Y = keberasilah usaha.
X2 = demografi.
Page 4
4. Paradigma ganda dengan tiga veriabel independen.
Dalam paradigm ini terdapat 3 variabel independen ( X1, X2, X3 ) dan
1 variabel dipenden ( Y )
X1 = kualitas mesin. X3 = system karir
X2 = gaya kepemimpinan manager Y = produktivitas kerja.
5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen.
X = tingkat pendidikan Y1 = gaya kepemimpinan.
Y2 = disiplin kerja
6. Pradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen.
Dalam paradigm ini terdapat 2 variabel independen ( X1, X2 ) dan 2
variabel dipenden ( Y1, Y2 )
X1 = kebersihan kereta Y1 = jumlah tiket yang terjual
X2 = pelayanan kereta Y2 = kepuasan penumpang
Page 5
7. Pradigma jalur.
X1 = status sosial. X3 = motivasi berprestasi
X2 = IQ Y = prestasi belajar
Gambar di atas dapat di sebutkan sebagai paradigma jalur
dikarenakan terdapat variable yang berfungsi sebagai jalur. Dengan
adanya variable jalur ini maka dapat di tentukan apakah untuk
mencapai sasaran akhir harus melewati variable jalur atau tidak.
Perbedaan Paradigma Positivisme dan Alamiah
Lincoln dan Guba (1985) membedakan paradigma dalam ilmu
pengetahuan secara umum dalam dua kelompok, yaitu paradigma
positivisme(positivist) dan alamiah (naturalist). Pengertian paradigma menurut
Patton, 1978 (dalam Lincoln dan Guba ,1985) ini adalah :
A paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking
down the complexity of the real world. As such, paradigms are deeply
embedded in the socialization of adherents and practitioners: paradigms
tell them what is important, legitimate, and reasonable. Paradigms are also
normative, telling the practitioner what to do without the necessity of long
existential or epistemological consideration. But it is this aspect of
paradigms that constitutes both their strength and their weakness-their
strength in that it makes action possible, their weakness in that the very
reason for action is hidden in the unquestioned assumptions of the
paradigm.
Page 6
Bogdan dan Biklen (1982 dalam Lexy J. Moleong, 1989) menyebut paradigma
sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep
atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Deddy Mulyana
(2003) menyebut paradigma sebagai suatu ideologi dan praktik suatu komunitas
ilmuwan yang menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki
seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktivitas penelitian, dan
menggunakan metode serupa.
B. Pengertian Teori.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses
penelitian(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-
generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian (sumadi suryabrata, 1990).
Setiap penilitian selalu menggunakan teori seperti Wiliam Wiersma
(1986)menyatakan bahwa: A theory is a generalization or series of generalization
by which we attempt to explain some phenomena in as systematic manner.Teori
adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
Cooper and schindler (2003),mengemukakan bahwa,teori adalah seperangkat
konsep,definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Mark 1963,dalam (Sitirahayu Haditon ,1999)membedakan adanya tiga macam
teori.ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris.Yaitu :
1.Teori yang deduktif : member keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatifntertentu kea rah data yang diterangkan.
2.Teori yang induktif :cara menerangkan adalah dari data ke arah
teori.Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positifistik ini dijumpai kaum
behaviorist
Page 7
3.Teori yang fungsional:di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara
data dan perkiraan teoritis,yaitu data mempengaruhi pembentukan teori
dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data
Berdasar tiga pandangan ini teori dapat juga disimpulkan sebagai berikut :
1.Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara
logis.Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu
hokum menunjukkan suatu hubungan antara variable-variabel empiris
yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2.suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis
mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris
dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang
diperoleh dan dari data yang diperoleh itu juga dating suatu konsep yang
teroritis (induktif).
3.Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan
yang menggeneralisasi.Di sini biasanya terdapat hubungan yang
fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.
Teori adalah alur logika atau penalaran,yang merupakan seperangkat
konsep,definisi,dan proposisi yang disusun secara sistematis.Seacara umum teori
mempunyai 3 fungsi,yaitu untuk MENJELASKAN (explanation),MERAMALKAN
(prediction) dan PENGENDALIAN (control).
Dalam bidang administrasi Hoy & Miskel (2001) mengemukakan “Theory in
administration,however has same role as theory in physics,chemistry,or biology;
that is providing general explanations and guiding research”.Bahwa teori adalah
seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk
mengemukakan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.
1.Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam
oranisasi.
2.Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan
dalam organisasi social.
Page 8
posisi teori dalam kuantitatif
menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri,
teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah, menemukan
hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi dan menemukan
alat analisis data. Selain itu, teori juga digunakan untuk mengidentifikasi
hubungan antar variabel.
Fungsi teori
1. mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.
2. menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis
membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban.
3. membuat ramalan atas dasar penemuan.
4. menyajikan penjelasan dan, dalam hal ini, untuk menjawab pertanyaan
‘mengapa’.
a. Tingkatan dan fokus teori
Fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtantif,teori formal,dan middle
range theory.Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji
melalui pengumpulan data adalah teori subtantif,karena teori ini lebih fokus
berlaku untuk obyek yang akan diteliti.
Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan
substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,
antropologi, psikologi dan lain sebagainya.
Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional,
kenakalan, atau organisasi peneliti.
Teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara
konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,
psikologi dan sebagainya.
Page 9
Contoh: perilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi, autoritas dan
kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas social.
Unsur-unsur teori meliputi
(a) kategori konseptual dan kawasan konseptualnya.
(b) hipotesis atau hubungan generalisasi diantara kategori dan
kawasan serta integrasi.
Penentuan fokus penelitian dilakukan dengan memilih fokus atau pokok
permasalahan yang dipilih untuk diteliti, dan bagaimana memfokuskannya:
masalah mula-mula sangat umum, kemudian mendapatkan fokus yang ditujukan
kepada hal-hal yang spesifik. Namun, fokus itu masih dapat berubah. Fokus
sangat penting sebab tidak ada penelitian tanpa fokus, sedangkan sifat fokus
tergantung dari jenis penelitian yang dilaksanakan. Misalnya, untuk penelitian
fokusnya adalah masalah, untuk evaluasi fokusnya adalah evaluan, dan untuk
analisis kebijakan fokusnya adalah pilihan kebijakan.
Page 10
b. Kegunaan teori dalam penelitian
Cooper and Schindler (2003),menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian
adalah
1. Theory narrows the range of fact we need study
2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the
greatest meaning
3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to
classify them in the most meaningful way
4. Theory summarizes what is known about object of study and atates the
uniformities that lie beyond immediate observation
5. Theory can be used to predict further fact that hould be found
Semua penelitian bersifat ilmiah,oleh karena itu semua peneliti harus berbekal
teori.teori yang digunakan harus suah jelas.karena teori disini akan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti,sebagai dasar merumuskan
hipotesis,dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian.dalam
landasan teori perlu dikemukakan deskripsi,teroi dan kerangka berfikir,sehingga
selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian.
c. Deskripsi teori
Merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang di teliti. Berapa jumlah kelmok teori yang perlu
dikemukakan atau di deskripsikan akan tergantung pada luasnya permasalahan
dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang di teliti.
Deskriptif teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam
dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi 3 kriteria yaitu relevansi,
kelengkapan, dan kemutakhiran.
Page 11
Langkah-Langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai
berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan relevan
dengan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi stiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang diteliti.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, bandingkan antara satu sumber dngan sumber lainnya, dan
pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, lakukan analisa,renungkan, dan buatlah rumusan dengan
bahasa sendiri tentang isi setiap sumber yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke
dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan
yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan
teori harus dicantumkan.
C. Generalisasi.
a. Pengertian Generalisasi.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang
mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual
yang diselidiki.
Dengan begitu, hukum yang disimpulkan dari fenomena
yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki, oleh karena itu, hukum yang dihasilkan oleh penalaran
generalisasi tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti tetapi
hanya sampai kepada kebenaran kemungkinan besar.
Page 12
b. Macam – Macam Generalisasi.
1. Generalisasi Sempurna.
generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua.
contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak
lebih dari 31 hari. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan
fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu
tahun diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi
semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat
dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis
dan tidak ekonomis.
2. Generalisasi Sebagian.
eneralisasi dimana kesimpulannya diambil
berdasarkan sebagian fenomena yang kesimpulanya
berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia
adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian
diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan
ini adalah generalisasi sebagian (probabilitas).
c. Pengujian Atas Generalisasi.
1. Apakah sampel yang digunakan secara kuantitatif
cukup mewakili.
Semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan
semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan, meskipun
kita tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah
fenomena individual akan menghasilkan dua kali kadar
keterpercayaan. Memang tidak ukuran yang pasti
berapa jumlah fenomena individual yang diperlakukakn Page 13
untuk dapat mengasilkan kesimpulan yang terpercaya.
Contoh. Untuk menentukan jenis darah seseorang
cukup dengan satu titik darinya.
2. Apakah sampel yang digunakan cukup bervariasi.
Untuk mementukan kadar minat dan kesadaran
berkoperasi sebagai sistem ekonomi yang diharapkan
bagi bangsa Indonesia, harus diteliti dari berbagai suku
bangsa, berbagai lapisan penghidupan, berbagai
pendidikan. Semakin banyak variasi sampel, semakin
kuat kesimpulan yang dihasilkan.
3. Apakah dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-
hal yang menyimpang dengan fenomena umum
atau tidak.
Kekecualian-kekecualian harus diperhitungkan juga,
terutama jika kekecualian cukup besar jumlahnya.
Dalam hal kekecualian cukup besar tidak mungkin
diadakan generalisasi. Bila kekecualian sedikit
jumlahnya harus dirumuskan dengan hati-hati; kata-kata
seperti semua, setiap, selalu, tidak semuanya, sebagian
besar, kebanyakan; harus didasarkan atas
pertimbangan rasional yang cermat. Semakin cermat
faktor-faktor pengecualian dipertimbangkan, semakin
kuat kesimpulan yang dihasilkan.
4. Apakah yang dirumuskan konsisten dengan
fenomena individual, tidak boleh memberikan
tafsiran menyimpang dari data yang ada.
Misalnya, penyelidikan tentang faktor utama
penyebab rendahnya prestasi akademik mahasiswa IAIN.
Apabila data setiap individu dari sampel yang diselidiki
ditemukan faktor-faktor lemahnya penguasaan bahasa
Page 14
asing, kurang berdiskusi, terlalu banyak jenis mata kuliah
lalu disimpulkan bahwa penyebab rendahnya prestasi itu
adalah lemahnya penguasaan bahasa asing, ini tidak
merupakan konsekuensi logis dari fenomena yang
dikumpulkan. Kesimpulan ini lemah karena meninggal
dua faktor tadi. Semakin banyak yang ditinggalkan,
semakin lemah kesimpulan yang dihasilkan.
d. Generelasi Ilmiah.
Generalisasi ilmih tidak berbeda dengan generalisasi biasa,
baik dalam bentuk maupun permaslahannya. Perbedaan yang
paling mendasar adalah terletak pada metodenya, kualitas data
serta ketepatan dalam perumusannya.
Tanda-tanda penting dari generalisasi ilmiah dapat
disebutkan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi yang
cermat. Dilakukan oleh tenaga terdidik serta mengenal
baik permasalahannya. Pencatatan hasil observasi
dilakukan dengan tepat, mnyeluruh, dan teliti.
2. Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur serta
mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan
sejauh mungkin.
3. Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta.
4. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh
dinyatakan dengan istilah yang padat dan tematik.
Page 15
5. Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya
dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang
bervariasi, misalnya waktu, tempat, dan keadaan
khusus lainnya.
6. Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian
kembali, kritik, dan pengetesan atas generalisasi yang
dibuat.
e. Syarat – Syarat Generelasi.
1. Generalisasi harus tidak terbatas pada numerik.
Artinya, generalisasi tidak boleh terikat dengan kepada
jumlah tertentu. Kalau dikatakan bahwa ” semua A adalah
B ”, maka proposisi itu harus benar, berapa pun jumlah A.
Proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang
memenuhi kondisi A.
2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-
temporal,
Artinya, tidak boleh terbatas pada ruang dan waktu. Jadi
harus berlaku di mana saja dan kapan saja.
3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar
pengandaian.
Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’ di sini ialah:
dasar dari yang disebut ”contrary-to-facts conditionals”
atau ”unfulfilled conditionals”.
Page 16
BAB III
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah Paradigma penelitian adalah suatu pola pikir yang
menunjukan antara variabel yang akan di teliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori
yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan
teknik analisis statistik yang akan di gunakan. Teori digunakan untuk menentukan
konsep,definisi,dan proposisi yang digunakan untuk menyusun secara sistematis.
Sehingga kita dapat meakukan penelitian secara benar.
Page 17
DAFTAR PUSTAKA
Burhan, Bungin.2009.Metodologi Penelitian Kuntitatif.Jakarta:Kencana.
Subagyo, Joko.1999.Metode Penelitian dalam Teori dan
Praktek.Jakarta:PT.Rineka Cipta.
Sugiyono.2008.Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alfabeta
Iqbal, Hasan.202.Metode Penelitian dan Aplikasinya.Bogor:Ghalia Indonesia.
Page 18