Paradigma penelitian

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di dalam penelitian terdapat 2 jenis penelitian, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Keduanya berbeda, jika kualitatif tujuannya mencari makna, menyusun teori, dan mendeskripsikan realitas yang kompleks, biasanya teknik penelitian berupa observasi secara mendalam. Sedangkan kuantitatif tujuannya menjelaskan hubungan antar variable, menguji sebuah teori, dan mencari generalisasi yang bernilai prediktif dan control, biasanya teknik penelitian berupa eksperimen, survey, dan wawancara terstruktur. Dan dalam makalah ini kami akan membahas tentang paradigma penelitian kualitatif dan penyusunan teori serta generalisasi dalam metode kualitatif secara mendalam. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada dan untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian paradigm penelitian kualitatif ? 2. Bagaimana menyusun teori dan persoalan generalisasi ? Page 1

description

cara menyusun penelitian

Transcript of Paradigma penelitian

Page 1: Paradigma penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Pemilihan Judul

Di dalam penelitian terdapat 2 jenis penelitian, yaitu kualitatif dan

kuantitatif. Keduanya berbeda, jika kualitatif tujuannya mencari makna,

menyusun teori, dan mendeskripsikan realitas yang kompleks, biasanya teknik

penelitian berupa observasi secara mendalam. Sedangkan kuantitatif

tujuannya menjelaskan hubungan antar variable, menguji sebuah teori, dan

mencari generalisasi yang bernilai prediktif dan control, biasanya teknik

penelitian berupa eksperimen, survey, dan wawancara terstruktur. Dan dalam

makalah ini kami akan membahas tentang paradigma penelitian kualitatif dan

penyusunan teori serta generalisasi dalam metode kualitatif secara

mendalam.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada dan untuk mengetahui gambaran

yang lebih jelas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian paradigm penelitian kualitatif ?

2. Bagaimana menyusun teori dan persoalan generalisasi ?

1.3Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang

paradigma penelitian kualitatif dan penyusunan teori serta generalisasi dalam

metode kualitatif dan agar dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Page 1

Page 2: Paradigma penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

A. Paradigma penelitian.

Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang

sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subyektif

seseorang—mengenai realita—dan akhirnya akan menentukan bagaimana

seseorang menanggapi realita itu.

Paradigma merupakan istilah yang dipopulerkan Thomas Khun dalam

karyanya The Structure of Scientific Revolution (Chicago: The Univesity of

Chicago Prerss, 1970). Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka

referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu

teori. Pemikir lain seperti Patton (1975) mendefinisikan pengertian paradigma

hampir sama dengan Khun, yaitu sebagai “a world view, a general perspective, a

way of breaking down of the complexity of the real world [suatu pandangan dunia,

suatu cara pandang umum, atau suatu cara untuk menguraikan kompleksitas

dunia nyata].” Kemudian Robert Friedrichs (1970) mempertegas definisi tersebut

sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa

yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain

dikemukakan oleh George Ritzer (1980),

Paradigma penelitian adalah suatu pola pikir yang menunjukan antara variabel

yang akan di teliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan

masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk

merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik

yang akan di gunakan.

Page 2

Page 3: Paradigma penelitian

1. Paradigma sederhana

Suatu pradigma yang terdiri atas satu variabel independen dan dipenden.

Hal ini di gambarkan sebagai berikut

Berdasarkan paradigma kita dapat menentukan :

a. Jumlah rumusan masalah deskriptif dan asosiatif.

a. Rumusan masalah deskriptif

Bagaimana X? ( menjelaskan kualitas suatu alat yang di

gunakan.

Bagaimana Y? ( menjelaskan kualitas barang yang dihasilkan

b. Rumusan masalah asosiatif/hubungan.

Bagaimana hubungan atau pengaruh suatu kualitas alat

dengan kualitas barang yang dihasilkan oleh alat tersebut.

b. Teori ang digunakan ada 2, teori tentang alat-alat kerja dan tentang

kualitas barang

c. Hipotesis yang digunakan terdiri dari 2 yaitu hepotisis deskriptif

dengan hipotesis asosiatif.

a. Hipotesis deskriptif

Suatu hipotesis yang menjelaskan suatu tingkatan yang

diharapkan dari hasilnya

Contoh: kualitas barang yang dihasilkan telah mencapai 99%

dari yang diharapkan.

b. Hipotesis asosiatif

Suatu hubungan yang positif dan signifikan antara suatu

kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan sehingga

kita dapat mengetahui akibat dari suatu perubahan.

Contoh: apabila suatu kualitas alat yang digunakan untuk

membuat suatu barang itu di tingkatkan maka barang yang

dihasilkanpun meningkat pula.

Page 3

Page 4: Paradigma penelitian

d. Teknik analisis data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut,maka dapat

dengan mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk

analisis data dan menguji hipotesis

1.Untuk dua hipotesis deskriptif, ditanya terbentuk interval dan

rasio,maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel

2.Untuk hipotesis asosiatif,bila data kedua variabel terbentuk

interval atau rasio, maka menggunakan teknik statistik korelasi product

moment.

2. Pradigma sederhana berurutan

Dalam paragdigma ini terdapat lebih dari variable tetapi masih

sederhana.

X1 = Kualitas input. X3 = kualitas output

X2 = kualitas proses Y = kualitas outcome

3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen.

Dalam paradigm ini terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel

dipenden.

X1 = lingkuungan keluarga. Y = keberasilah usaha.

X2 = demografi.

Page 4

Page 5: Paradigma penelitian

4. Paradigma ganda dengan tiga veriabel independen.

Dalam paradigm ini terdapat 3 variabel independen ( X1, X2, X3 ) dan

1 variabel dipenden ( Y )

X1 = kualitas mesin. X3 = system karir

X2 = gaya kepemimpinan manager Y = produktivitas kerja.

5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen.

X = tingkat pendidikan Y1 = gaya kepemimpinan.

Y2 = disiplin kerja

6. Pradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen.

Dalam paradigm ini terdapat 2 variabel independen ( X1, X2 ) dan 2

variabel dipenden ( Y1, Y2 )

X1 = kebersihan kereta Y1 = jumlah tiket yang terjual

X2 = pelayanan kereta Y2 = kepuasan penumpang

Page 5

Page 6: Paradigma penelitian

7. Pradigma jalur.

X1 = status sosial. X3 = motivasi berprestasi

X2 = IQ Y = prestasi belajar

Gambar di atas dapat di sebutkan sebagai paradigma jalur

dikarenakan terdapat variable yang berfungsi sebagai jalur. Dengan

adanya variable jalur ini maka dapat di tentukan apakah untuk

mencapai sasaran akhir harus melewati variable jalur atau tidak.

Perbedaan Paradigma Positivisme dan Alamiah

Lincoln dan Guba (1985) membedakan paradigma dalam ilmu

pengetahuan secara umum dalam dua kelompok, yaitu paradigma

positivisme(positivist) dan alamiah (naturalist). Pengertian paradigma menurut

Patton, 1978 (dalam Lincoln dan Guba ,1985) ini adalah :

A paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking

down the complexity of the real world. As such, paradigms are deeply

embedded in the socialization of adherents and practitioners: paradigms

tell them what is important, legitimate, and reasonable. Paradigms are also

normative, telling the practitioner what to do without the necessity of long

existential or epistemological consideration. But it is this aspect of

paradigms that constitutes both their strength and their weakness-their

strength in that it makes action possible, their weakness in that the very

reason for action is hidden in the unquestioned assumptions of the

paradigm.

Page 6

Page 7: Paradigma penelitian

Bogdan dan Biklen (1982 dalam Lexy J. Moleong, 1989) menyebut paradigma

sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep

atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Deddy Mulyana

(2003) menyebut paradigma sebagai suatu ideologi dan praktik suatu komunitas

ilmuwan yang menganut suatu pandangan yang sama atas realitas, memiliki

seperangkat kriteria yang sama untuk menilai aktivitas penelitian, dan

menggunakan metode serupa.

B. Pengertian Teori.

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses

penelitian(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-

generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk

pelaksanaan penelitian (sumadi suryabrata, 1990).

Setiap penilitian selalu menggunakan teori seperti Wiliam Wiersma

(1986)menyatakan bahwa: A theory is a generalization or series of generalization

by which we attempt to explain some phenomena in as systematic manner.Teori

adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk

menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.

Cooper and schindler (2003),mengemukakan bahwa,teori adalah seperangkat

konsep,definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat

digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Mark 1963,dalam (Sitirahayu Haditon ,1999)membedakan adanya tiga macam

teori.ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris.Yaitu :

1.Teori yang deduktif : member keterangan yang dimulai dari suatu

perkiraan atau pikiran spekulatifntertentu kea rah data yang diterangkan.

2.Teori yang induktif :cara menerangkan adalah dari data ke arah

teori.Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positifistik ini dijumpai kaum

behaviorist

Page 7

Page 8: Paradigma penelitian

3.Teori yang fungsional:di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara

data dan perkiraan teoritis,yaitu data mempengaruhi pembentukan teori

dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data

Berdasar tiga pandangan ini teori dapat juga disimpulkan sebagai berikut :

1.Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara

logis.Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu

hokum menunjukkan suatu hubungan antara variable-variabel empiris

yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.

2.suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis

mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris

dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang

diperoleh dan dari data yang diperoleh itu juga dating suatu konsep yang

teroritis (induktif).

3.Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan

yang menggeneralisasi.Di sini biasanya terdapat hubungan yang

fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.

Teori adalah alur logika atau penalaran,yang merupakan seperangkat

konsep,definisi,dan proposisi yang disusun secara sistematis.Seacara umum teori

mempunyai 3 fungsi,yaitu untuk MENJELASKAN (explanation),MERAMALKAN

(prediction) dan PENGENDALIAN (control).

Dalam bidang administrasi Hoy & Miskel (2001) mengemukakan “Theory in

administration,however has same role as theory in physics,chemistry,or biology;

that is providing general explanations and guiding research”.Bahwa teori adalah

seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk

mengemukakan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.

1.Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam

oranisasi.

2.Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan

dalam organisasi social.

Page 8

Page 9: Paradigma penelitian

posisi teori dalam kuantitatif

menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian itu sendiri,

teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah, menemukan

hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi dan menemukan

alat analisis data. Selain itu, teori juga digunakan untuk mengidentifikasi

hubungan antar variabel.

Fungsi teori

1. mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.

2. menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis

membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban.

3. membuat ramalan atas dasar penemuan.

4. menyajikan penjelasan dan, dalam hal ini, untuk menjawab pertanyaan

‘mengapa’.

a. Tingkatan dan fokus teori

Fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtantif,teori formal,dan middle

range theory.Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji

melalui pengumpulan data adalah teori subtantif,karena teori ini lebih fokus

berlaku untuk obyek yang akan diteliti.

Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan

substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,

antropologi, psikologi dan lain sebagainya.

Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional,

kenakalan, atau organisasi peneliti.

Teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara

konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,

psikologi dan sebagainya.

Page 9

Page 10: Paradigma penelitian

Contoh: perilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi, autoritas dan

kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas social.

Unsur-unsur teori meliputi

(a) kategori konseptual dan kawasan konseptualnya.

(b) hipotesis atau hubungan generalisasi diantara kategori dan

kawasan serta integrasi.

Penentuan fokus penelitian dilakukan dengan memilih fokus atau pokok

permasalahan yang dipilih untuk diteliti, dan bagaimana memfokuskannya:

masalah mula-mula sangat umum, kemudian mendapatkan fokus yang ditujukan

kepada hal-hal yang spesifik. Namun, fokus itu masih dapat berubah. Fokus

sangat penting sebab tidak ada penelitian tanpa fokus, sedangkan sifat fokus

tergantung dari jenis penelitian yang dilaksanakan. Misalnya, untuk penelitian

fokusnya adalah masalah, untuk evaluasi fokusnya adalah evaluan, dan untuk

analisis kebijakan fokusnya adalah pilihan kebijakan.

Page 10

Page 11: Paradigma penelitian

b. Kegunaan teori dalam penelitian

Cooper and Schindler (2003),menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian

adalah

1. Theory narrows the range of fact we need study

2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the

greatest meaning

3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to

classify them in the most meaningful way

4. Theory summarizes what is known about object of study and atates the

uniformities that lie beyond immediate observation

5. Theory can be used to predict further fact that hould be found

Semua penelitian bersifat ilmiah,oleh karena itu semua peneliti harus berbekal

teori.teori yang digunakan harus suah jelas.karena teori disini akan berfungsi

untuk memperjelas masalah yang diteliti,sebagai dasar merumuskan

hipotesis,dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian.dalam

landasan teori perlu dikemukakan deskripsi,teroi dan kerangka berfikir,sehingga

selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian.

c. Deskripsi teori

Merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang

relevan dengan variabel yang di teliti. Berapa jumlah kelmok teori yang perlu

dikemukakan atau di deskripsikan akan tergantung pada luasnya permasalahan

dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang di teliti.

Deskriptif teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-

variabel yang diteliti, melalui pendefisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam

dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi terhadap

hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi 3 kriteria yaitu relevansi,

kelengkapan, dan kemutakhiran.

Page 11

Page 12: Paradigma penelitian

Langkah-Langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai

berikut :

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.

2. Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan relevan

dengan dengan setiap variabel yang diteliti.

3. Lihat daftar isi stiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap

variabel yang diteliti.

4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber

bacaan, bandingkan antara satu sumber dngan sumber lainnya, dan

pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan

diteliti, lakukan analisa,renungkan, dan buatlah rumusan dengan

bahasa sendiri tentang isi setiap sumber yang dibaca.

6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke

dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan

yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan

teori harus dicantumkan.

C. Generalisasi.

a. Pengertian Generalisasi.

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari

sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang

mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual

yang diselidiki.

Dengan begitu, hukum yang disimpulkan dari fenomena

yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum

diselidiki, oleh karena itu, hukum yang dihasilkan oleh penalaran

generalisasi tidak pernah sampai kepada kebenaran pasti tetapi

hanya sampai kepada kebenaran kemungkinan besar. 

Page 12

Page 13: Paradigma penelitian

b. Macam – Macam Generalisasi.

1. Generalisasi Sempurna.

generalisasi dimana seluruh fenomena yang

menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua.

contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak

lebih dari 31 hari. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan

fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu

tahun diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi

semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat

dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis

dan tidak ekonomis.

2. Generalisasi Sebagian.

eneralisasi dimana kesimpulannya diambil

berdasarkan sebagian fenomena yang kesimpulanya

berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia

adalah menusia yang suka bergotong-royong kemudian

diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah

bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan

ini adalah generalisasi sebagian (probabilitas).

c. Pengujian Atas Generalisasi.

1. Apakah sampel yang digunakan secara kuantitatif

cukup mewakili.

Semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan

semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan, meskipun

kita tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah

fenomena individual akan menghasilkan dua kali kadar

keterpercayaan. Memang tidak ukuran yang pasti

berapa jumlah fenomena individual yang diperlakukakn Page 13

Page 14: Paradigma penelitian

untuk dapat mengasilkan kesimpulan yang terpercaya.

Contoh. Untuk menentukan jenis darah seseorang

cukup dengan satu titik darinya.

2. Apakah sampel yang digunakan cukup bervariasi.

Untuk mementukan kadar minat dan kesadaran

berkoperasi sebagai sistem ekonomi yang diharapkan

bagi bangsa Indonesia, harus diteliti dari berbagai suku

bangsa, berbagai lapisan penghidupan, berbagai

pendidikan. Semakin banyak variasi sampel, semakin

kuat kesimpulan yang dihasilkan.

3. Apakah dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-

hal yang menyimpang dengan fenomena umum

atau tidak.

Kekecualian-kekecualian harus diperhitungkan juga,

terutama jika kekecualian cukup besar jumlahnya.

Dalam hal kekecualian cukup besar tidak mungkin

diadakan generalisasi. Bila kekecualian sedikit

jumlahnya harus dirumuskan dengan hati-hati; kata-kata

seperti semua, setiap, selalu, tidak semuanya, sebagian

besar, kebanyakan; harus didasarkan atas

pertimbangan rasional yang cermat. Semakin cermat

faktor-faktor pengecualian dipertimbangkan, semakin

kuat kesimpulan yang dihasilkan.

4. Apakah yang dirumuskan konsisten dengan

fenomena individual, tidak boleh memberikan

tafsiran menyimpang dari data yang ada.

Misalnya, penyelidikan tentang faktor utama

penyebab rendahnya prestasi akademik mahasiswa IAIN.

Apabila data setiap individu dari sampel yang diselidiki

ditemukan faktor-faktor lemahnya penguasaan bahasa

Page 14

Page 15: Paradigma penelitian

asing, kurang berdiskusi, terlalu banyak jenis mata kuliah

lalu disimpulkan bahwa penyebab rendahnya prestasi itu

adalah lemahnya penguasaan bahasa asing, ini tidak

merupakan konsekuensi logis dari fenomena yang

dikumpulkan. Kesimpulan ini lemah karena meninggal

dua faktor tadi. Semakin banyak yang ditinggalkan,

semakin lemah kesimpulan yang dihasilkan.

d. Generelasi Ilmiah.

Generalisasi ilmih tidak berbeda dengan generalisasi biasa,

baik dalam bentuk maupun permaslahannya. Perbedaan yang

paling mendasar adalah terletak pada metodenya, kualitas data

serta ketepatan dalam perumusannya.

Tanda-tanda penting dari generalisasi ilmiah dapat

disebutkan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi yang

cermat. Dilakukan oleh tenaga terdidik serta mengenal

baik permasalahannya. Pencatatan hasil observasi

dilakukan dengan tepat, mnyeluruh, dan teliti.

2. Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur serta

mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan

sejauh mungkin.

3. Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta.

4. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh

dinyatakan dengan istilah yang padat dan tematik.

Page 15

Page 16: Paradigma penelitian

5. Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya

dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang

bervariasi, misalnya waktu, tempat, dan keadaan

khusus lainnya.

6. Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian

kembali, kritik, dan pengetesan atas generalisasi yang

dibuat.

e. Syarat – Syarat Generelasi.

1. Generalisasi harus tidak terbatas pada numerik.

Artinya, generalisasi tidak boleh terikat dengan kepada

jumlah tertentu. Kalau dikatakan bahwa ” semua A adalah

B ”, maka proposisi itu harus benar, berapa pun jumlah A.

Proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang

memenuhi kondisi A.

2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-

temporal,

Artinya, tidak boleh terbatas pada ruang dan waktu. Jadi

harus berlaku di mana saja dan kapan saja.

3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar

pengandaian.

Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’ di sini ialah:

dasar dari yang disebut ”contrary-to-facts conditionals”

atau ”unfulfilled conditionals”.

Page 16

Page 17: Paradigma penelitian

BAB III

KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya adalah Paradigma penelitian adalah suatu pola pikir yang

menunjukan antara variabel yang akan di teliti yang sekaligus mencerminkan

jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori

yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan

teknik analisis statistik yang akan di gunakan. Teori digunakan untuk menentukan

konsep,definisi,dan proposisi yang digunakan untuk menyusun secara sistematis.

Sehingga kita dapat meakukan penelitian secara benar.

Page 17

Page 18: Paradigma penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bungin.2009.Metodologi Penelitian Kuntitatif.Jakarta:Kencana.

Subagyo, Joko.1999.Metode Penelitian dalam Teori dan

Praktek.Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Sugiyono.2008.Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alfabeta

Iqbal, Hasan.202.Metode Penelitian dan Aplikasinya.Bogor:Ghalia Indonesia.

Page 18