KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN...

14
Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 141 KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad Pusat Pengajian Umum, Canselori Universiti Kebangsaan Malaysia ABSTRAK Artikel ini menjelaskan konsep al-jamaah menurut perspektif al-Quran dan al- Hadits. Pengertian al-jamaah dan ciri-ciri utama al-jamaah dicoba bahas dalam kajian ini secara meluas. Kajian ini berasaskan analisis dokumen. Sesuatu kenyataan para sarjana yang penting berkaitan al-jamaah turut dibahas. Kajian ini mendapati al-jamaah mempunyai pengertian yang sangat luas dan bukan hanya terbatas pada suatu kumpulan semata-mata. Al-Jamaah juga mempunyai ciri-ciri dan kriteria tertentu. Kata Kunci: al-jama‟ah, al-Qur‟an, Sunnah PENDAHULUAN Sejarah pemikiran Islam telah memperlihatkan kelahiran berbagai golongan yang mengklaim sebagai pembawa ajaran yang paling benar. Implikasinya, setiap golongan mengklaim golongan selain mereka adalah sesat dan menyeleweng. Situasi ini telah menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Pada masa kini, keadaan yang sama berulang kembali. Setiap golongan saling menyesatkan golongan yang lain. DEFINISI AL-JAMA AH DARI SUDUT BAHASA DAN ISTILAH Berikut akan dibicarakan pengertian al-jama‟ah. Selain dari definisi dan pengertian al-Jama„ah ini ditinjau dari sudut bahasa, pengertiannya juga akan dilihat dari sudut istilah menurut perspektif al-Qur‟an dan al-Sunnah serta pendapat para sarjana. DEFINISI AL-JAMA’AH DARI SUDUT BAHASA Al-jama‟ah adalah perkataan yang berasal dari kalimah al-Jam„u yang artinya himpunan atau kumpulan. Pengertian al-jama‟ah ini digunakan bagi merujuk kepada kumpulan manusia dan juga kumpulan yang bukan manusia seperti tumbuhan dan hewan. 1 AL-JAMA’AH MENURUT AL-QUR‘AN Antara ayat al-Qur„an yang menguraikan maksud al-jama‟ah ini adalah firman Allah s.w.t dalam surah Ali Imran, ayat 103, yaitu: _____________ 1 Ibn Manzur, Lisan al-„Arab : jil. 09 (Cairo: Dar al-Maktabah, t.th), 403.

Transcript of KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN...

Page 1: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 141

KONSEP AL-JAMA’AH

MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS

Aminudin Basir @ Ahmad

Pusat Pengajian Umum, Canselori

Universiti Kebangsaan Malaysia

ABSTRAK

Artikel ini menjelaskan konsep al-jama‟ah menurut perspektif al-Qur‟an dan al-

Hadits. Pengertian al-jama‟ah dan ciri-ciri utama al-jamaah dicoba bahas dalam

kajian ini secara meluas. Kajian ini berasaskan analisis dokumen. Sesuatu

kenyataan para sarjana yang penting berkaitan al-jama‟ah turut dibahas. Kajian ini

mendapati al-jama‟ah mempunyai pengertian yang sangat luas dan bukan hanya

terbatas pada suatu kumpulan semata-mata. Al-Jama‟ah juga mempunyai ciri-ciri

dan kriteria tertentu.

Kata Kunci: al-jama‟ah, al-Qur‟an, Sunnah

PENDAHULUAN

Sejarah pemikiran Islam telah memperlihatkan kelahiran berbagai

golongan yang mengklaim sebagai pembawa ajaran yang paling benar.

Implikasinya, setiap golongan mengklaim golongan selain mereka adalah sesat

dan menyeleweng. Situasi ini telah menimbulkan perpecahan di kalangan umat

Islam. Pada masa kini, keadaan yang sama berulang kembali. Setiap golongan

saling menyesatkan golongan yang lain.

DEFINISI AL-JAMA’AH DARI SUDUT BAHASA DAN ISTILAH

Berikut akan dibicarakan pengertian al-jama‟ah. Selain dari definisi dan

pengertian al-Jama„ah ini ditinjau dari sudut bahasa, pengertiannya juga akan

dilihat dari sudut istilah menurut perspektif al-Qur‟an dan al-Sunnah serta

pendapat para sarjana.

DEFINISI AL-JAMA’AH DARI SUDUT BAHASA Al-jama‟ah adalah perkataan yang berasal dari kalimah al-Jam„u yang

artinya himpunan atau kumpulan. Pengertian al-jama‟ah ini digunakan bagi

merujuk kepada kumpulan manusia dan juga kumpulan yang bukan manusia

seperti tumbuhan dan hewan. 1

AL-JAMA’AH MENURUT AL-QUR‘AN

Antara ayat al-Qur„an yang menguraikan maksud al-jama‟ah ini adalah

firman Allah s.w.t dalam surah Ali „Imran, ayat 103, yaitu:

_____________ 1 Ibn Manzur, Lisan al-„Arab : jil. 09 (Cairo: Dar al-Maktabah, t.th), 403.

Page 2: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 142

Artinya: ” Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan janganlah kamu

bercerai berai.”

Menurut Ibn Jarir al-.Tabariy, ayat di atas adalah suruhan dan perintah dari

Allah s.w.t supaya berpegang teguh dengan agamaNya serta segala perjanjian

yang telah ditetapkanNya dalam al-Qur„an yang berkaitan dengan mengukuhkan

kasih sayang serta bersatu di atas kalimah yang hak. Menurutnya lagi dalam ayat

tersebut, Allah s.w.t juga melarang berpecah belah dari agamaNya serta

menyalahi perjanjian yang telah ditetapkan yaitu untuk berkasih sayang serta

bersatu padu berasaskan ketaatan kepadaNya dan rasulNya.

Jelasnya lagi, menurut Qatadat sebagaimana yang diriwayatkan oleh

beliau melalui sanadnya bahwa perpecahan merupakan perkara yang amat dibenci

oleh Allah s.w.t, oleh karena itulah maka dalam ayat tersebut didahulukan dengan

suruhan berpegang teguh dengan taliNya. Dalam pada itu Allah hanya meridhai

dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan kasih sayang, taat serta al-jama‟ah,

sebaliknya Allah melarang dan memberi mengecam berpecah belah.2

Al-Qurtubiy pula menjelaskan bahwa perpecahan itu dilarang keras

adalah karena ia akan membawa kepada kebinasaan, sebaliknya suruhan supaya

berkasih sayang serta al-jama‟ah pula akan membawa kejayaan3 Menurut

beberapa ahli tafsir bahwa perpecahan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut

adalah perpecahan dari agama Allah yaitu Islam serta menyalahi perintah Allah

dan rasulNya4

Secara lebih terperinci dalam menguraikan maksud tali Allah dalam ayat

tersebut, para ahli tafsir yang muktabar telah berbeda pendapat dalam menjelaskan

maksudnya. Namun menurut Abu Hayyan, perbedaan itu bukanlah perbedaan

yang saling bertentangan sama sekali bahkan ia adalah perbedaan dari sudut jenis

perkataan tetapi mempunyai satu maksud serta bertepatan dengan kehendak

syara‟.5 Secara keseluruhannya pengertian tersebut terbagi kepada lima bahagian,

yaitu:

a. Al-jama‟ah: pengertian ini dinyatakan oleh Ibn Mas„ud, Ibn „Abbas dan Anas

Ibn Malik.6

b. Al-Qur‟an: Pengertian ini dinyatakan oleh Ibn Mas

„ud, Abu Sa

„id al-Khud

riy,

Qatadat, al-Dahhak dan al-Suddiy.

7

c. Perjanjian dan Perintah Allah: Pengertian ini dijelaskan oleh Ibn Abbas, Ibn

Mas„ud, Mujahid, Qatadat, „A.ta‟, Abu „Ubayd dan Maqatil.8

d. Ikhlas: Pengertian ini ditafsirkan oleh Abu al-„aliyat .9

e. Islam: Pengertian ini dijelaskan oleh Ibn „Abbas, Ibn Zaid, Maqatil dan Ibn

Qutaybat .10

_____________ 2 Ibn Jarir, Jami„ al-Bayan : jil. 03, 22

3 al-Qur.tubiy, al-Jami„ li A.hkam al-Qur‟an: jil. 04, 159.

4 al-Mawardiy, al-Nukat Wa al-„Uyun : jil. 01, 414; al-Syawkaniy, Fat.h al-Qadir

:jil.01, 367; alalusiy, Ru.h al-Ma„aniy : jil. 03, 19. 5al-Ba.hr al-Mu.hi.t : jil. 03, 20.

6 Ibn Jarir, Jami„ al-Bayan: jil. 03, 22 ; al-Qur.tubiy, al-Jami „ li A.hkam al-Qur‟an: jil.

04, 159. 7 Ibn Kathir, Taf

sir al-Qur

‟an al-„A.

zim: jil. 01, 397.

8 al-.Tabariy, Jami „ al-Bayan: jil. 03, 22.

9 al-.Tabariy, Jami „ al-Bayan : jil. 03, 22.

10 al-.Tabariy, Jami „ al-Bayan : jil. 03, 22.

Page 3: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 143

Menurut „Izuddin Ibn „Abd al-Salam kesemua perkara di atas disebut

sebagai tali adalah bagi menggambarkan kesuksesan bagi siapa yang berpegang

teguh dengan tali tersebut seperti seseorang yang jatuh ke dalam telaga lalu dapat

berpaut pada seutas tali yang menyebabkan dia selamat dari kebinasaan.11

Dengan berasaskan penjelasan maksud tali Allah dalam ayat tersebut

maka pengertian yang merujuk kepada maksud al-jama‟ah itu adalah merupakan

fokus perbincangan, yaitu apakah yang dimaksudkan dengan al-jama‟ah itu

sendiri dalam konteks ayat tersebut ? Untuk mengetahui maksud al-jama‟ah

dalam ayat tersebut maka adalah perlu dilihat secara lebih mendalam lagi

berhubung dengan kupasan para ahli tafsir berkaitan dengan maksudnya.

Dalam membicarakan maksud ayat tersebut Ibn Mas„ud r.a menjelaskan

dalam khutbahnya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Jarir dengan

sanadnya hingga kepada Ibn Mas„ud dengan katanya:

Artinya: “ Wahai manusia hendaklah kamu taat dan bersama al-jama‟ah, karena

sesungguhnya kedua-duanya adalah tali Allah yang kamu diperintahkan untuk

berpegang dengannya “.12

Al-Sayu.tiy pula menjelaskan dari Simak Ibn al-Wali-d al-.Hanafiy di mana

beliau telah bertemu dengan Ibn „Abbas dan berkata:

” Apakah pandangan kamu terhadap pemerintah-pemerintah yang menzalimi

kami, mencerca dan merampas sedekah yang berhak kami terima, apakah boleh

kami mencegahnya dari melakukan demikian?

Jawab Ibn „Abbas:

Artinya:” Jangan, hendaklah kamu berpegang teguh dengan al-jama‟ah (taat

kepada khalifah), hanyasanya ummat yang terdahulu itu binasa adalah karena

mereka berpecah dari al-jama‟ah, apakah engkau tidak mendengar firman Allah

s.w.t :” Dan berpegang teguhlah kamu semua dengan tali Allah dan janganlah

kamu bercerai-berai “ .13

Isma„il Haqqiy al-Birusawiy pula menjelaskan dalam tafsirnya bahwa

perpecahan yang berlaku adalah dilihat dari dua sudut , yaitu dari sudut zahir dan

dari sudut batin. Menurut beliau perpecahan yang berlaku dari sudut zahir adalah

perpecahan dari al-jama‟ah, dalam hal ini mereka yang berpecah dari al-jama‟ah

hendaklah dibunuh, adapun perpecahan dari sudut batin pula ia akan terpengauh

terhadap pemenuhan hawa nafsu yang seterusnya akan membawa perpecahan dari

kalangan umat itu sendiri sebagaimana yang telah dijelaskan oleh baginda

Rasulullah s.a.w berkaitan dengan perpecahan tersebut.14

Setelah meneliti penjelasan para ahli tafsir berkaitan dengan pengertian

al-jama‟ah dalam ayat 103 dari surah al-„Imran maka jelas di sini bahwa maksud

al-jama‟ah menurut istilah yang dikehendaki dalam konteks perbincangan al-

Qur‟an adalah merujuk kepada persetujuan dan ketaatan terhadap khalifat kaum

muslimin di atas dasar kebenaran serta larangan keras dari menentang mereka

sebagaimana yang terdapat dalam disiplin ilmu al-Siyasat al-Syar„iyyat.

_____________ 11

Ikhti.sar al-Nukat: jil.01, 277. 12

al-.Tabariy, Jami „ al-Bayan : jil. 03, 22. 13

al-Sayu.tiy, al-Dur al-Manthur: jil. 02, 106. 14

Ru.h al-Bayan: jil. 04, 72.

Page 4: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 144

AL-JAMA’AT DALAM AL-SUNNAT

Terdapat banyak hadits-hadits yang menyebut berkenaan al-jama‟ah yang

menepati tujuan yang dikehendaki dalam kajian ini, antaranya adalah seperti

berikut:

a. Al-Bukhariy meriwayatkan dengan sanadnya sehingga kepada .Hudhayfat

Ibn al-Yaman r.a, beliau berkata:

”Para sahabat bertanya kepada Rasulullah s.a.w berkenaan perkara-perkara

yang baik, adapun aku bertanya kepada baginda berkenaan perkara-perkara

yang buruk karena

aku bimbang akan terjebak ke dalamnya, maka aku berkata :

Artinya:” Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada dalam jahiliyyat

dan kejahatan, maka Allah telah membawa kepada kami dengan kebaikan , maka

apakah selepas kebaikan seperti ini akan ada kejahatan?” Baginda berkata:

“Ya.” Aku berkata:” Adakah selepas kejahatan itu ada pula kebaikan?” Baginda

berkata: “Ya, tetapi terdapat padanya dakhan (yaitu hati-hati manusia yang

rusak).” Aku berkata:”Apakah dakhan itu ?” Baginda berkata: “Terdapat

golongan yang tidak menurut petunjukku engkau mengenal bentuk amalan

mereka dan engkau menentang mereka .” Aku berkata: “Maka apakah selepas

kebaikan tersebut ada pula kejahatan?” Baginda berkata: “Ya, yaitu terdapat

golongan yang mengajak ke arah pintu neraka, siapa yang menyahut seruan

mereka maka akan dicampakkan ke dalam neraka.” Aku berkata: “Wahai

Rasulullah, jelaskan kepada kami sifat-sifat mereka?” Baginda berkata: “Mereka

adalah bangsa kita yang bertutur dengan bahasa kita.” Aku berkata : “Apakah

yang engkau perintahkan kepada kami jika kami berada dalam zaman tersebut?”

Baginda berkata: “Hendaklah engkau berpegang teguh dengan Jama„at kaum

muslim serta taat kepada imam mereka.” Aku berkata: “Jika dalam keadaan

ketiadaan Jama„at dan Imam apa yang perlu kami lakukan?” Baginda berkata:

“Jauhkan diri kamu dari kesemua golongan yang bertentangan tersebut

walaupun engkau terpaksa menggigit akar pokok sehingga engkau menemui

kematian sedangkan engkau tetap dalam keadaan demikian”.15

b. Al-Tirmidhiy (m. 270 H) meriwayatkan sebuah hadits dengan sanadnya

sehingga sampai kepada „Abdullah Ibn „Umar r.a , beliau berkata:

“ „Umar Ibn al-Kha.t.tab berkhutbah kepada kami di al-Jabiyat (yaitu sebuah

kampung di Damsyiq), antara lain beliau berkata: Rasulullah s.a.w bersabda:

Artinya:” Hendaklah kamu bersama al-jama‟ah dan awaslah kamu dari berpecah

(menentang) al-jama‟ah, sesungguhnya Syaitan lebih dekat pada orang yang

bersendirian dan lebih jauh dari dua orang, barang siapa yang ingin berada di

tengah-tengah syurga maka hendaklah dia bersama-sama al-jama‟ah“.16

c. Ibn Majah (m. 273 H ) pula meriwayatkan dengan sanadnya sehingga

sampai kepada „Auf Ibn Malik r.a , Rasulullah s.a.w bersabda:

Artinya: ”Dan demi (Allah) yang diriku di tanganNya, sesungguhnya akan pasti

terjadi perpecahan di kalangan umatku kepada tujuh puluh tiga golongan, satu

_____________ 15

Ibn .Hajar, Fat.h al-Bariy : jil. 06, ms 712, no. 3607: jil. 13, 38, no. 7084; al-

Nawawiy, Syar.h Muslim : juzuk 12, 328, no. 1847; Ibn Majah, Sunan Ibn Majah : jil. 02, 374,

no. 4027; al-Bayhaqiy, al-Sunan al-Kubra: jil. 08, 156). 16

al-Mubarakfuriy, Tu.hfat ala.hwadhiy : jil. 06, 383, no. 2254, martabat hasan sahih

gharib; al- ajurriy, al-Syari„at: 19; al-Syafi„iy, al-Risalat : 473, no. 1315; Ibn Abi „a.sim, Kitab

al-Sunnat : 421-422, no. 897,898,899, 902.

Page 5: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 145

golongan berada dalam syurga dan tujuh puluh dua golongan lagi dalam

neraka,” Lalu dikatakan: Wahai Rasulullah, siapakah satu golongan itu ?”

Baginda berkata: “ al-jama‟ah “ .17

d. Muslim ( 204-261 H ) meriwayatkan dengan sanadnya sehingga sampai

kepada Abu Hurayrat r.a , Rasulullah s.a.w bersabda:

Artinya:” Siapa saja yang keluar dari ketaatan terhadap imam serta memisahkan

diri dari al-jama‟ah lalu dia mati, maka matinya adalah dalam keadaan kematian

jahiliyyat “.18

e. Ibn Abi „a.sim antara lain meriwayatkan sebuah hadits dengan

sanadnya sehingga sampai kepada Ka„b Ibn „a.sim al-„Asy„ariy r.ha, Rasulullah

s.a.w bersabda:

Artinya:” Sesungguhnya Allah telah memelihara umatku dari bersepakat

dalam kesesatan”.19

Berhubung dengan maksud al-jama‟ah yang disebutkan dalam banyak

hadits-hadits yang sahih, para ulama mempunyai perspektif yang berbeda dalam

menguraikan maksudnya, perbedaan ini timbul adalah merujuk kepada tujuan

perbincangan yang dilakukan oleh mereka dalam penulisan-penulisan mereka.

Walau bagaimanapun perbedaan tersebut bukanlah satu perbedaan yang saling

bertentangan antara satu sama lain.

Jika ditelitikan perbincangan yang diuraikan oleh al-ajurriy umpamanya,

didapati perbincangan yang dilakukan oleh beliau adalah berbentuk umum dengan

hanya membawa hadits-hadits yang berkaitan disamping sedikit huraian

darinya.20

Begitu juga dengan Ibn Abi „a.sim dalam penulisan beliau.21

Namun

demikian satu huraian yang lebih tersusun telah dikemukakan oleh Ibn Jarir al-

.Tabariy sebagaimana yang disebut oleh Ibn .Hajar di mana menurut al-.Tabariy

al-jama‟ah artinya seperti berikut:

a. Golongan mayoritas dari umat Islam atau disebut sebagai al-Sawad al-„A.zam.

b. Para sahabat secara mutlak.

c. Golongan ahli ilmu yang muktabar.

d. Kaum muslimin yang bersetuju dipimpin oleh seorang khalifah yang dipilih

secara sah.

Berikut adalah penjelasan secara lebih terperinci berkenaan maksud al-Jama „at

di atas.

Pertama: al-Sawad al-‘Azam

Menurut Ibn alathir, al-Sawad al-„A.zam artinya kaum muslimin yang

bersatu padu serta memberi ketaatan kepada sultan atau khalifat yang berada di

atas landasan yang benar. 22

Menurut al-Sya.tibiy pula mereka adalah kaum

_____________ 17

Sunan Ibn Majah : jil. 02, 377, no. 4040, 4039 dan 4041; al-Mubarakfuriy, Tu.hfat

ala.hwadhiy : jil. 07, 397, no. 2778, martabat hasan sahih; al- ajurriy, al-Syari„at: 27. 18

al-Nawawiy, Syar.h Muslim : juzuk 12, 330, no. 1848; al- ajurriy, al-Syari„at : 12 ;

Ibn Abi „a.sim, Kita-b al-Sunnat : 419, no. 892, 43, no. 89, 140;al-Bayhaqiy, al-Sunan al-Kubra:

jil. 02, 214, no. 3390. 19

Kitab al-Sunnat : 41, no. 82, menurut al-Albaniy hadits ini hasan, sanadnya

daif ; Ibn Majah, Sunan Ibn Majah : jil. 02. 367, no. 3998 ; al-.Hakim, al-Mustadrak: jil. 04,

507, menepati syarat Muslim; al-Bayhaqiy, al-Sunan al-Kubra: jil. 08, 157. 20

al-Syari„at : 16-28. 21

Kitab al-Sunnat: 30-45. 22

al-Nihayat : jil. 02, 419.

Page 6: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 146

muslimin yang memisahkan diri mereka dari Golongan Yang Bertentangan,

mereka juga adalah golongan yang bersama-sama para pemimpin kaum muslimin

yang dilantik secara sah, dimana siapa sahaja yang menyalahi mereka dalam

urusan agama, maka mereka adalah sesat dari kebenaran, jika mereka mati dalam

keadaan demikian maka dianggap mati dalam keadaan jahiliyyat .

Jelasnya lagi, antara mereka yang berpendapat demikian adalah Abu

Mas„ud Lan.sariy dan Ibn Mas„ud. Termasuk dalam kategori ini juga menurut

beliau adalah para ulama mujtahidin dan juga siapa yang berpegang dengan

ajaran yang dibawa oleh mereka.23

Sementara al-Barbahariy dan Muhammad Ibn

al-.Hasan al-Syaibaniy pula memasukkan para sahabat dalam kategori ini.24

Kedua: Ulama Mujtahidin

Menurut al-Sya.tibi-y, ulama mujtahidin adalah termasuk dalam pengertian

al-jama‟ah, sesiapa yang menyalahi urusan agama yang telah disepakati oleh

mereka, maka jika mereka mati dalam keadaan tersebut dikira sebagai mati

jahiliyyat. Jelasnya lagi, para ulama tersebut tidak akan sama sekali bersepakat

dalam perkara yang menyesatkan.25

Antara para ulama yang berpendapat al-jama‟ah dengan maksud di atas

adalah „Abdullah Ibn al-Mubarak dan Is.haq Ibn Rahuyah. Berasaskan athar dari

„Abdullah Ibn al-Mubarak, ketika beliau ditanya siapakah al-jama‟ah yang

sepatutnya diikuti oleh mereka, lalu beliau berkata:

Artinya:” Al-jama‟ah adalah Abu Bakr dan „Umar – beliau terus menyebut nama-

nama para ulama sehinggalah sampai kepada nama Mu.hammad Ibn Thabit dan

Al-Husayyin Ibn Waqid, lalu dikatakan kepada beliau: Kesemua nama yang

engkau sebut telah pun mati, siapakah dikalangan yang masih hidup ? Lantas

beliau menjawab: Abu .Hamzat al-Sukkariy”.26

Sementara itu Ibn Qayyim menjelaskan bahwa Muhammad Ibn Aslam al-

.Tusiy adalah seorang imam yang disepakati ketokohannya dalam ilmu, beliau

adalah orang yang kuat berpegang dengan sunnah pada zamannya44

, antara lain

beliau pernah berkata:

Artinya:” Tidaklah ada berkenaan sunnat Rasulullah s.a.w yang sampai kepadaku

melainkan aku beramal dengannya”.27

Ketiga: Para Sahabat Rasulullah Secara Khusus

Berkaitan dengan permasalahan ini, menurut Ibn Taymiyyat hadits yang

berkaitan dengan perpecahan umat Muhammad s.a.w, di mana tujuh puluh dua

golongan akan berada dalam neraka sementara satu golongan saja yang selamat,

yaitu al-Firqat al-Najiyat, lalu baginda Rasulullah s.a.w ditanya:

Artinya:” Siapakah mereka? Baginda berkata:” mereka adalah al-jama‟ah,”.28

_____________ 23

ali‟kti.sam : jil. 02, 448-449. 24

Syar.h al-Sunnat: 22 ; al-Maqdisiy, „A-qidat al-.Hafi.z Taqiy al-Din Abd al-Ghaniy

al-Maqdisiy: 109, no. 217. 25

ali„kti.sam: 98. 26

ali„kti.sam: 98. 44

Beliau adalah seorang tokoh ulama hadits yang terbilang. Beliau adalah seorang yang

dipercayai dan tergolong dari kalangan individu yang mantap hafalannya. Mengarang kitab al-

Musnad. Rupa parasnya mirip dengan A.hmad Ibn .Hanbal. Meninggal dunia pada bulan

Muharram 242 H ( al-Dhahabiy, Tadhkirat al-.Huffa.z: jil. 2, 532-534). 27

Ighasat al-Lahfan: jil. 01, 70.

Page 7: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 147

Dalam hadits di atas jelas menunjukkan bahwa para sahabat secara khusus

adalah tergolong dalam pengertian al-jama‟ah. Menurut al-Syatibiy pula, para

sahabat adalah golongan yang menegakkan agama, mereka tidak pernah sama

sekali bersepakat dalam perkara-perkara yang mempunyai hubung kait dengan

agama yang membawa kepada kesesatan. 29

Dalam hubungan ini, al-Ajurriy ketika menjelaskan hadits-hadits berikut,

yaitu:

]ها أنا عليه اليوم وأصحابي [ , ]السواد األعظن[ , ]واحدة في الجنة ، وهي الجواعة[

beliau menyatakan bahwa ketiga-tiga lafaz berkenaan mempunyai pengertian

yang sama.30

Menurut al-Syatibiy bahwa al-jama‟ah dengan maksud para sahabat

menunjukkan setiap apa yang dikatakan dan yang diamalkan oleh para sahabat

dalam perkara yang bersangkutan dengan agama hendaklah diikut, bahkan ijtihad

mereka adalah menjadi hujjah secara mutlak.31

Keempat: Kumpulan Kaum Muslimin Yang Bersetuju Ke atas Perlantikan

Khalifat

Maksud ini adalah yang dipegang oleh Ibn Jarir dalam menentukan

maksud al-jama‟ah . Pendapat yang dipilih oleh al-.Tabariy ini adalah merujuk

kepada maksud al-jama‟ah yang terkandung dalam hadits .Hudhayfat Ibn al-

Yaman.32

Dalam hubungan ini, al-Sya.tibiy menyatakan adalah wajib bagi kaum

muslimin mentaati dan patuh terhadap khalifat yang telah disetujui oleh

sekumpulan orang-orang Islam serta dilarang keras dari menyalahi persetujuan

yang telah disepakati oleh kaum muslimin.33

Bahkan siapa saja yang menentang

persetujuan yang telah dicapai dikenakan tindakan hukuman bunuh sebagaimana

yang diriwayatkan oleh Muslim dengan sanadnya sehingga kepada „Arfajat r.a ,

Rasulullah s.a.w bersabda:

Artinya:‟ Barang siapa yang ingin memecahkan urusan umat ini yang telah

disepakati oleh mereka maka hendaklah kamu membunuhnya dengan pedang,

tidak kira siapa pun yang menentangnya “.34

Menurut al-Nawawiy bahwa hadits tersebut mengandung perintah supaya

memerangi siapa saja yang mencoba menentang khalifat atau imam yang telah

disepakati oleh kaum muslimin atau pun yang ingin memecah-belah persatuan

kaum muslimin dalam sesuatu urusan yang telah disetujui.35

Al-Tabariy pula

dalam menguraikan maksud hadits di atas yang merujuk kepada arti al-jama‟ah

menyatakan bahwa, siapa saja yang menentang kesepakatan kaum muslimin

terhadap pengangkatan seorang khalifat atau amir maka jika golongan tersebut

28

Ibn Abi „a.sim, Kitab al-Sunnat: 32, no. 63, menurut alalbaniy, sanadnya baik. 29

al-„Ikti.sam : 98.

30 al-Syari„at: 25.

31 ali„ki.sam : 450. Terdapat perbedaan pendapat dari kalangan ulama berkenaan

menjadikan pendapat sahabat sebagai hujah dalam agama. Untuk mendalami perbincangan ini sila

rujuk antara lain „Ilam al-Muwaqq„in, jil. 04, 118. 32

Fat.h al-Bariy : jil. 13, 40-41. 33

ali„kti.sam: 451. 34

al-Nawawiy, Syar.h Muslim : juzuk 12, 335, no. 1852. 35

al-Nawawiy, Syar.h Muslim juzuk 12, 335, no. 1852

Page 8: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 148

mati dalam keadaan demikian, mereka dikira sebagai mati dalam jahiliyyat .36

Al-

jama‟ah dengan maksud ini juga telah dikemukakan oleh al-Bayhaqiy dengan

membawa dalil-dalil yang jelas dan sahih.37

Al-Syatibiy ketika membuat kesimpulan terhadap pandangan al-.Tabariy

menyatakan bahwa al-jama‟ah yang disebut oleh al-Tabariy itu adalah bererti

kembali bersatu di atas imam yang menjadikan al-Qur‟an dan al-Sunnat sebagai

dasar kepemimpinan, adapun kesatuan di atas landasan yang menyalahi al-Sunnat

adalah keluar sepenuhnya dari pengertian al-jama‟ah yang disebut dalam hadits-

hadits, seperti Khawarij dan siapa saja yang berpegang dengan ajaran mereka.38

Apa yang jelas dari uraian maksud al-jama‟ah di atas adalah ia

menunjukkan bahwa perkataan al-jama‟ah itu mempunyai pelbagai maksud.

Setiap maksud yang disebut oleh para ulama adalah hasil dari penelitian mereka

terhadap hadits-hadits yang menyebut berkenaan al-jama‟ah sesuai dengan

bentuk dan sifat lafaz ayat yang terkandung dalamnya .

Jika ditelaah dengan teliti hadits-hadits yang membicarakan tentang al-

jama‟ah, didapati di sana satu unsur penting yang merupakan faktor utama dan

tetap menjadi sebab al-jama‟ah itu diduga sebagai maksud al-jama‟ah yang

dikehendaki oleh syara‟, unsur yang dimaksudkan adalah al-.Hak atau kebenaran.

Unsur dan faktor inilah yang telah dikemukakan oleh Ibn Mas„ud ketika beliau

berkata kepada „Amru Ibn Maymun :

Artinya:” Al-Jam-„at itu adalah apa yang menepati kebenaran walaupun engkau

seorang diri” dalam riwayat yang lain beliau berkata:

Artinya:” Sesungguhnya al-jama‟ah itu adalah menepati ketaatan terhadap Allah

s.w.t “.39

Konsep kebenaran itu pula adalah sebagaimana yang disebut oleh Abu al-

„aliyat 40

seperti yang diriwayatkan oleh al-ajurriy dengan sanadnya sampai

kepada beliau, katanya:

Artinya:” Pelajarilah kamu semua berkenaan Islam, maka apabila kamu telah

mempelajarinya maka janganlah kamu menyimpang dari ajarannya, hendaklah

kamu berpegang teguh dengan jalan yang lurus, karena jalan yang lurus itu

adalah Islam, janganlah kamu menyeleweng ke kanan atau ke kiri, hendaklah

kamu berpegang teguh dengan sunnah nabi kamu dan apa-apa yang dipegang

oleh para sahabat baginda”.41

Menurut ajaran Islam, berada di atas jalan yang lurus atau menurut ajaran

al-Qur‟an dan al-Sunnat itulah yang dimaksudkan sebagai menepati kebenaran,

di mana kebenaran itulah yang merupakan kayu pengukur bagi menentukan

maksud al-jama‟ah yang sebenarnya dari sudut syara„. Siapa saja yang tidak

menurut kebenaran maka dikira sudah keluar dari maksud al-jama‟ah yang

sebenarnya. Oleh yang demikian al-jama‟ah bukan semestinya berbentuk

kumpulan-kumpulan atau golongan-golongan tertentu, sebaliknya siapa sahaja

_____________ 36

al-Sya.tibiy, ali„kti.sam: 451. 37

ali„ktiqad : 160. 38

ali„kti.sam : 451. Golongan Khawarij berpendapat wajib menentang dan memerangi

khalifah atau imam yang melakukan maksiat dan kezaliman (al-Farq Bain al-Firaq: 73). 39

Ighathat al-Lahfan : jil. 01, 70. 40

Beliau ialah Rafi„ Ibn Mihran yang tergolong dalam Kibar al-Tabi„in. Berguru

dengan „Umar Ibn al-Kha.t.tab, Ibn Mas„ud dan lain-lain. Meninggal dunia pada tahun 93 H ( al-

Dhahabiy, Tadhkirat al-.Huffa.z: jil: 1, 61-61). 41

al-Syari„at : 24.

Page 9: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 149

yang berada di atas landasan yang benar yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnat maka

seseorang itu dikira sebagai al-jama‟ah yang sebenar.

Dalam membicarakan maksud al-jama‟ah serta kaitannya dengan realiti

masa kini maka penulis berpendapat al-jama‟ah dengan maksud ahli ilmu atau

para ulama yang adil atau ulama yang sampai ke peringkat ijtihad dalam semua

peringkat sebagaimana ciri-ciri yang diuraikan dalam bidang ilmu usul fiqh adalah

maksud yang lebih sesuai dan tepat bagi masa kini. Maksud ini adalah sesuai

dengan apa yang telah dijelaskan oleh al-Bukhariy dalam sahihnya dengan

memuat satu bab yang berjudul:

Artinya:” Bab: Dan demikianlah kami jadikan kamu umat Mu.hammad sebagai

umat yang adil- Dan apa yang telah diperintahkan oleh Rasulullah agar

bersama-sama al-jama‟ah yaitu mereka adalah ahli ilmu”

Ketika membicarakan berkenaan perintah Rasulullah s.a.w supaya ber-

pegang teguh dengan al-jama‟ah yaitu ahli ilmu, beliau telah membawa sebuah

hadits dengan sanadnya sehingga kepada Abu Sa„id al-Khudriy berkaitan ayat

143 dari surah al-Baqarat, Rasulullah s.a.w bersabda:

Artinya:” Didatangkan Nuh pada hari kiamat, maka dikatakan kepadanya:

Adakah engkau telah sampaikan (Risalah) ? Maka dia berkata: Ya, wahai tuhan.

Maka umatnya ditanya: Adakah dia telah menyampaikan kepada kamu?Maka

mereka berkata: Tidak datang kepada kami yang memberi peringatan. Allah

berkata: Siapakah saksi kamu? Nuh berkata: Muhammad dan umatnya. Maka

dibawa kamu menjadi saksi. Kemudian Rasulullah s.a.w membaca firman

Allah:”Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang

pertengahan – baginda berkata: adil - agar kamu menjadi saksi ke atas manusia

dan agar Rasul (Muhammad s.a.w ) menjadi saksi atas kamu .”

Dalam membicarakan kaitan bab yang dikemukakan oleh al-Bukhariy

dengan ayat tersebut, maka Ibn Hajar menjelaskan bahwa wasa.ta yang bermakna

adil itu adalah bersifat umum tetapi ia ditujukan kepada golongan yang tertentu,

ataupun bersifat umum yang dikhususkan kepada ahli ilmu sahaja dengan

mengecualikan golongan jahil dan ahli bid‟at, oleh yang demikian yang

dikehendaki dengan maksud ayat tersebut adalah merujuk kepada Ahl Al-Sunnat

Wa al-jama‟ah yang digolongkan sebagai ahli ilmu.42

Abu al-.Tayyib Muhammad Syam al-.Haq al-„A.zim abadiy pula ketika

mengulas maksud al-jama‟ah dari hadits dalam Sunan Abu Dawud yang

diriwayatkan dengan sanadnya sehingga kepada Mu„awiyat menyatakan bahwa

al-jama‟ah artinya ahli al-Qur‟an, ahli hadits, ahli fiqh dan ahli ilmu yang

bersepakat dalam mengikut sunnat Rasulullah s.a.w dalam semua hal ihwal

baginda tanpa melakukan sebarang penyelewengan.43

Para ulama atau ahli ilmu ini adalah golongan yang senantiasa muncul

sepanjang zaman dengan menampakkan kebenaran, mereka mengajak masyarakat

kembali kepada ajaran Islam yang tulen dengan berasaskan al-Qur‟an dan sunnat

Rasulullah s.a.w serta berusaha membasmi hal-hal yang dalam agama yang tidak

pernah diajar oleh generasi awal Islam. Dalam hubungan ini al-Bukhariy

meriwayatkan dengan sanadnya sehingga kepada Mu„awiyat r.a, Rasulullah s.a.w

bersabda:

_____________ 42

Fat.h al-Bariy,: jil. 13, 328, no. 7349. 43

„Awn al-Ma„bud : juzuk 12, 223, no. 4584.

Page 10: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 150

Artinya:” Umat ini akan terus berdiri teguh menegakkan agama Allah, tidak

memudaratkan mereka siapa saja yang menentang mereka, sehingga datang

ketetapan Allah “

Dalam lafaz yang lain, dari al-Mughirat Ibn Sy„ubat r.a, Rasulullah bersabda:

Artinya:” Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang zahir, sehinggalah

datang ketetapan Allah, mereka tetap akan muncul “.44

Al-Bukhariy menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan segolongan

dari umat Muhammad itu adalah ahli ilmu yang diberi kefahaman agama oleh

Allah s.w.t.45

Kenyataan ini juga dikemukakan oleh al-Tirmidhiy, dimana „Aliy

Ibn al-Madiniy yaitu guru al-Bukhariy menyatakan bahwa golongan tersebut

adalah ahli hadits.46

Kenyataan yang sama juga telah disebut oleh al-Nawawiy di

mana Ahmad Ibn .Hanbal menyatakan golongan tersebut adalah ahli hadits.47

Kepentingan penekanan kepada maksud ahli ilmu, ahli hadits atau para

ulama yang muktabar adalah karena dilihat dari sudut kebenaran yang dibawa dan

yang disampaikan oleh mereka. Dalam hubungan ini berarti ahli ilmu mempunyai

kedudukan yang sangat penting dan tinggi dalam masyarakat seluruhnya karena

peranan yang perlu dimainkan oleh mereka adalah sebagai pewaris para nabi dan

rasul , hakikat ini adalah sebagaimana yang disebut oleh al-Bukhariy:

Artinya:” Sesungguhnya para ulama adalah waris para ambiya‟, para ambiya‟

hanya mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambil ilmu berkenaan maka

sesungguhnya dia telah mengambil arah yang sempurna” . 48

Jika diperhatikan huraian maksud al-jama‟ah yang dinyatakan , adalah

jelas bahwa unsur ilmu tidak dapat dipisahkan dari maksud al-jama‟ah, oleh

karena itulah al-jama‟ah adalah berpegang teguh dengan ilmu yang sahih. Ilmu

yang sahih itu pula hanyalah ilmu yang berasaskan al-Qur‟an dan al-Sunnat

sebagaimana yang disebut oleh al-Syafi„iy dengan katanya:

Artinya:” Semua ilmu adalah menyibukkan melainkan al-Qur‟an, al-hadits dan

pemahaman dalam agama. Ilmu itu hanyalah apa yang disebut dengan kata

Haddathana dan apa yang selain itu adalah was-was Syaitan”.49

Uraian ilmu itu pula mestilah berasaskan kepada penjelasan yang dibawa

oleh generasi para sahabat r.a, dalam hubungan ini Ibn „Abd al-Bar meriwayatkan

dengan sanadnya sehingga sampai kepada al-Auza„iy ketika beliau berkata kepada

Baqiyyat Ibn al-Walid50

:

_____________ 44

Ibn .Hajar, Fat.h al-Bariy: jil. 01, 197, no.71: jil. 06, 731, no. 3640 dan 3641: jil.

13, 306, no. 7311 dan 7312; al-Nawawiy, Syar.h Muslim : juzuk 02, 254, no. 247: juzuk. 13, 97,

no. 1921, 1923, 1924 ,1925; Ibn Majah, Sunan Ibn Majah : jil. 01, 05, no. 05, 06, 07, 08, 09. 45

Ibn .Hajar, Fat.h al-Bariy : jil.13, 306. 46

al-Mubarakfuriy, Tu.hfat ala.hwadhiy: jil. 06, 433. 47

Syar.h Muslim: juzuk 13, 97. 48

Ibn .Hajar, Fat.h al-Bariy : jil. 01, 192, no. 10, menurut Ibn .Hajar kenyataan di atas

adalah petikan dari maksud .hadits Abu Darda‟ yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-

Tirmidhiy dan al-.Hakim dengan mensahihkannya). 49

Ibn Abi al-„Iz, Syar.h al-.Ta.hawiyyat: jil. 01, 18. 50

Beliau adalah seorang tokoh ahli Hadits yang terkenal di bumi Syam. Walaupun

beliau dianggap sebagai Mudallis, namun jika beliau meriwayatkan dari perawi yang dipercayai,

maka riwayatnya adalah menjadi hujah seperti mana yang disebut oleh Ya.hya Ibn Ma„in dan Abu

Zur„at. Meninggal dunia pada tahun 189 H lihat al-Dhahabiy, Tadhkirat al-.Huffa.z: jil: 1, 289-

291.

Page 11: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 151

Artinya:” Ilmu itu adalah apa yang diperolehi dari sahabat-sahabat Rasulullah

, apa apa perkara yang tidak diperolehi dari mereka maka itu bukanlah dikira

ilmu” .51

KESIMPULAN

Menerusi panduan al-Quran dan al-Sunnah, Al-Jamaah mempunyai

pengertian yang amat luas. Al-Jamaah bukan hanya artinya kumpulan tertentu. Al-

Syatibiy telah mengemukakan lima pengertian al-Jamaah. Al-Bukhariy pula telah

mengkategorikan ahli ilmu sebagai al-Jamaah. Lebih menarik, para sarjana Islam

melihat bahwa unsur kebenaran itu adalah unsur terpenting yang terkandung

dalam pengertian al-Jamaah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

„Abd al-Salam al-Sulamiy, „Izuddin Ibn „Abd al-„Aziz (1996). Ikhti.sar al-

Nukat li al-Mawardiy. Beirut: Dar Ibn .Hazm.

Al-‟abadiy, Abu .Tayyib Mu.hammad Syam al-.Haq al-„A.zim (1998).„Awn al-

Ma„bud bi Syar.h Sunan Abi Dawud. Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyat.

Abu .Hayyan, Mu.hammad Ibn Yusuf (1993). Tafsir al-Ba.hr al-Mu.hi.t. Edit

Semula Oleh „Adil A.hmad „Abd al-Mawjud dan „Aliy Mu.hammad

Mu„ra.d. T.tp: T.np.

Abu al-Faraj, „Abd al-Ra.hman Ibn al-Jawziy (1965). Zad al-Masir fi „Ilm al-

Tafsir. Beirut: al-Maktab alislamiy.

Al-ajurriy, Abu Bakr Mu.hammad Ibn al-.Husain (1997). Al-Syari„at. Edit

Semula Oleh Mu.hammad .Hamid al-Qafiy. Riyad: Dar al-Wa.tan.

Alalusiy, Abu al-Fa.dl Syihabuddin al-Sayyid Ma.hmud (1960). Ru.h al-

Ma„aniy

fi Tafsir al-Qur‟an al-„A.zim wa al-Sab„i al-Mathaniy . T.tp: T.np.

Alalbaniy, Mu.hammad Na.siruddin (T.T). (1985). Silsilat al-„A.hadith al-

.Sa.hi.hat. Beirut: al-Maktab alislamiy.

____ (1986). .Sahi.h Sunan Ibn Majah. Beirut: al-Maktab alislamiy.

____ (1991). .Da„if Sunan al-Tirmidhiy. Beirut: al-Maktab alislamiy.

Al-Baghawiy (T.T). Syar.h al-Sunnat. Kaherah: Dar Badar

_____________ 51

Jami„ Bayan al-„Ilm Wa Fa.dlih: jil. 02, 29.

Page 12: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 152

Al-Baghdadiy, „Abd al-Qahir Ibn .Tahir Ibn Mu.hammad al-Baghdadiy (T.T).

Al-Farq bain al-Firaq. Edit Semula Oleh Mu.hammad Muhyiddin „Abd

al-.Hamid. Beirut: Dar al-Ma„rifat.

Al-Bayhaqiy, Abu Bakr A.hmad Ibn al-.Husain (1983). Ali„ktiqad wa al-

Hidayat Ila Sabil al-Rasyad.Beirut: „alam al-Kutub.

____(1980). Al-Sunan al-Kubra. Beirut: D- ar al-Fikr.

Al-Birusawiy, Isma‟il .Haqqiy (1985).Ru.h al-Bayan. Beirut:Dar I.hya‟ al-Turath.

Al-Dhahabiy, Syam al-Din Mu.hammad Ibn A.hmad Ibn „Uthman (1991).

Mukta.sar al-„Uluw. Edit Semula Oleh Mu.hammad Na.siruddin alalbaniy.

Beirut: Al-Maktab alislamiy.

____ (1982). Siyar „Alam al-Nubala‟. Edit Semula Oleh Syu„aib alarna‟u.t dan

rakan. Beirut: Muassasat al-Risalat.

____ (T.T). Tazkirat al-.Huffa.z. Mekah: Dar al-Fikr al-„Arabiy.

Al-Fakhr Al-Raziy, Abu „ Abdillah Mu.hammad Ibn „Umar (T.T). Al-Tafsir al-

Kabir. Beirut: Dar I.hya‟ al-Turath.

Al-.Hakim, Ibn „Abdillah Mu.hammad Ibn „Abdillah (1978). Al-

Mustadrak „Ala al-.Sa.hi.hain Fi al-hadits. Beirut: Dar al-Fikr.

.Hanbal, A.hmad (1995). Musnad alimam A.hmad Ibn Hanbal. Edit Semula Oleh

Ahmad Mu.hammad Syakir dan Rakan. Kaherah: Dar al-hadits.

____ (1403 H). Al-Rad „Ala al-Zanadiqat Wa al-Jahmiyyat. Kuwait: al-Dar al-

Salafiyyat.

Ibn „Abd al-Bar, Abu „Umar Yusuf (T.T). Jami„ Bayan al-„Ilm wa Fa.dlih.

Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyat.

Ibn Abi al-„Iz, „Aliy Ibn „Aliy (1987). Syar.h al-„Aqidat al-.Ta.hawiyyat. Edit

Semula Oleh „Abdullah Ibn „Abd al-Mu.hsin al-Turkiy dan

Rakan. Beirut: Muassasat al-Risalat.

Ibn Abi „a.sim, Abu Bakr „Amr (1985). Kitab Al-Sunnat. Edit Semula Oleh

Mu.hammad Nasir al-Din Beirut: Al-Maktab alislamiy.

Ibn alathir, Mujid al-Din Abi al-Sa„adat al-Mubarak Ibn Mu.hammad

(T.T). Al-Nihayat fi Gharib al-hadits. Edit Semula Oleh. Tahir A.hmad

al-Zawiy dan Rakan. Qum: Muassasat Isma„iliyan.

Ibn .Hajar al-„A.sqalaniy, A.hmad Ibn „Aliy (1986). Fat.h al-Bariy bi Syar.h

.Sa.hi.h al-Bukhariy. Kaherah: Dar al-Diyan Li al-Turath.

Page 13: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Al-Mu‘ashirah Vol. 8, No. 2, juli 2011 153

Ibn Kathir, Isma„il Ibn „Umar (1981). Tafsir al-Qur‟an al-„Azim. Beirut: Dar al-

Fikr.

____ (1988). Al-Bidayat wa al-Nihayat. Edit Semula Oleh A.hmad Abu

Mulhim. Kaherah: Dar al-Diyan Li al-Turath.

Ibn Majah, Abu „Abdillah Mu.hammad Ibn Yazid (1984). Sunan Ibn Majah. Edit

Semula Oleh Mu.hammad Mu.s.tafa al-„A.zamiy. Riyad: al-

.Taba„at al- „Arabiyyat al-Sa„udiyyat.

Ibn Man.zur, Jamal al-Din Mu.hammad Ibn Mukarram (1964). Lisan al-„Arab.

Mesir: al-Dar al-Mi.sriyyat Li al-Ta‟lif Wa al-Tarjumat.

Ibn Qayyim, (T.T). Ighasat al-Lahfan min Ma.sayid al-Syai.tan. Edit

Semula Oleh Mu.hammad .Hamid al-Faqiy. Beirut: Dar al-Fikr.

____ (T.T).„Ilam al-Muwaqq„in „An Rab al-„alamin. Edit Semula Oleh .Taha

„Abd al-Ra‟uf . Beirut: Dar al-Jayl.

Al-Lalika‟iy, Abu al-Qasim Hibbatullah Ibn al-.Hasan Ibn Man.sur al-.Tabariy

(1994). Syar.h U.sul Ik„tiqad Ahl al-Sunnat wa al-jama‟ah. Edit

Semula Oleh A.hmad Sa„ad .Hamdan al-Ghamidiy. Riyad: Dar .Tayyibat.

Al-Mawardiy, Abu al-.Hasan „Aliy Ibn Mu.hammad (T.T). Al-Nukat wa al-

„Uyun. Edit Semula Oleh „Abd al-Maq.sud „Abd al-Ra.him. Beirut: Dar al-

Kutub al-„Ilmiyyat.

Al-Maqdisiy, Taqiyuddin „Abd al-Gahniy Ibn „Abd al-Wahid (1990). „Aqidat al-

.Hafi.z Taqiyuddin „Abd al-Ghaniy Ibn „Abd al-Wahid. Riyad: alidarat

al-„ammat li al-.Taba„ Wa al-Tarjamat.

Al-Mubarakfuriy, Mu.hammad „Abd al-Ra.hman Ibn „Abd al-Ra.him (1353 H).

Tu.hat ala.hwadhiy bi Syar.h Jami„ al-Tirmidhiy. Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Nawawiy (1994). Syra.h .Sa.hi.h Muslim. T.tp: Muassasat Qur.tubat.

Al-Qur.tubiy, Abu „Abdillah Mu.hammad alan.sariy (a. T.T). Al-Jami„ li

A.hkam al-Qur‟an. T.tp: T.np.

Al-Sayyid, Mu.hammad (1993). Badai„ al-Tafsir, al-Jami„ li Tafsir

alimam Ibn Qayyim al-Jawziyyat. Dammam: Dar Ibn al-Jawziy.

____, al-Sindiiy (T.T). Syar.h Sunan al-Nasa„iy wa .Hasyiyat al-Sindiy.

Beirut: Maktabat al-Riya.d al-haditsat.

____(1990). Al-Dur al-Manthur fi al-Tafsir bi al-Ma‟thur. Beirut: Dar al-

Kutub al-„Ilmiyyat.

Page 14: KONSEP AL-JAMA’AH MENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN …al-muashirah.com/wp-content/uploads/2016/10/4-Aminuddin.pdfMENURUT PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Aminudin Basir @ Ahmad

Hamdiah A. Latif: mengkritisi penafsiran kaum liberal atas jilbab perempuan 154

Al-Sya.tibiy, Abu Is.haq Ibrahim Ibn Musa Ibn Mu.hammad (1988).

Ali„kti.sam. Edit Semula Oleh A.hmad „Abd al-Syafiy. Mekah: Dar al-Baz

Al-Syafi„iy, Mu.hammad Ibn Idris (1973). Alum. Beirut: Dar al-Ma„rifat.

____(1979). Al-Risalat. Edit Semula Oleh A.hmad Mu.hammad Syakir.

Kaherah: Maktabat Dar al-Turath.

Al-Syawkaniy, Mu.hammad Ibn „Aliy (T.T). Nayl alaw.tar. Beirut: Dar

I.hya‟ al-Turath al-„Arabiy

____(1983). Fat.h al-Qadir. Beirut: Dar al-Fikr.

Al-.Tabariy, Abu Ja„far Mu.hammad Ibn Jarir (T.T). Jami„ al-Bayan „An

Ta‟wil Aiyi al-Qur‟an. Mesir: Dar al-Ma„arif.