MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

47
MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN (Kajian Terhadap Tafsir Thanthâwî Jawharî) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag), di Bidang Ilmu Agama Islam Oleh: Hayatul Husni NIM : 214410592 KONSENTRASI ULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADIS PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Page 1: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

MORFOLOGI TUMBUHAN

MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

(Kajian Terhadap Tafsir Thanthâwî Jawharî)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama

(M.Ag), di Bidang Ilmu Agama Islam

Oleh:

Hayatul Husni

NIM : 214410592

KONSENTRASI ULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADIS

PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

MORFOLOGI TUMBUHAN

MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

(Kajian Terhadap Tafsir Thanthâwî Jawharî)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama

(M.Ag), di Bidang Ilmu Agama Islam

Oleh:

Hayatul Husni

NIM : 214410592

Pembimbing:

Prof. DR. Artani Hasbi, MA.

DR. KH. Ahmad Fathoni, MA.

KONSENTRASI ULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADIS

PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 3: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul “Morfologi Tumbuhan Menurut Perspektif Al-Qur’an

(Kajian Terhadap Tafsir Thanthâwî Jauharî)” oleh Hayatul Husni dengan

NIM 214410592 telah diujikan di sidang munaqasyah Program Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2017. Tesis

tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister

Agama (M.Ag) dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Direktur Program Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)

Jakarta

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Sidang Munaqasyah: tanda tangan: tanggal:

Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA __________ _______

Ketua Sidang

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA __________ _______

Sekretaris

DR. Hj. Faizah Ali Syibromalisi,M.A __________ _______

Penguji I

DR. Hj. Nadjematul Faizah, SH., M.Hum. __________ _______

Penguji II

Prof. DR. Artani Hasbi, MA. __________ _______

Pembimbing I

DR. KH. Ahmad Fathoni, MA. __________ _______

Pembimbing II

Page 4: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hayatul Husni

NIM : 214410592

Tempat/Tanggal Lahir : Gunung Rajo/ 8 April 1987

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis dengan judul “Morfologi

Tumbuhan Menurut Perspektif Al-Qur’an (Kajian Terhadap Tafsir

Thanthâwî Jauharî)” adalah benar-benar hasil karya saya kecuali kutipan-

kutipan yang sudah disebutkan. Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan

kekeliruan, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Selain itu,

apabila terdapat plagiasi yang dapat berakibat diberikan sanksi berupa

pencabutan gelar oleh Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, maka saya siap

menanggung resikonya.

Bintaro, 16 Sawal 1438 H

9 Juli 2017 M

Penulis

Hayatul Husni

Page 5: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

بسم الله الرحمن الرحيمKATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan inayahnya sehingga penulisan tesis dengan

judul “Perspektif Al-Qur’an Tentang Morfologi Tumbuhan (Kajian Terhadap

Tafsir Thanthâwî Jawharî)” dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan

kepada kita jalan apa yang harus ditempuh untuk memperoleh keridhaan-

Nya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini mendapatkan

bantuan dari banyak pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo, MA, selaku Rektor Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA, selaku Direktur Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta beserta jajaran pimpinan.

3. Prof. Dr. Artani Hasbi, MA sebagai pembimbing I dan Dr. KH. Ahmad

Fathoni, MA sebagai pembimbing II yang telah memberikan ilmu dan

arahan dalam penyelesaian tesis ini.

4. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, khususnya para

dosen dalam bidang ulum Al-Qur’an dan ulum Al-Hadits, yang turut

memberikan sumbangsih pemikiran sehingga penelitian ini dapat berjalan

lancar dan diperbaiki dengan sebaik-baiknya.

5. Seluruh civitas akademika dan perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an

(IIQ) Jakarta.

6. Rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada ibunda tercinta

Zubaidah dan ayahanda Arnis yang telah memberikan banyak dukungan,

baik berupa dukungan waktu, pikiran, dana dan tenaganya sejak penulis

lahir sampai dengan saat ini. Kesabaran, keikhlasan, perhatian kasih

sayang ibunda dan ayahanda tidak pernah habis bahkan bermunajat tanpa

henti untuk mendoakan penulis agar mendapatkan kesuksesan dalam

menyelesaikan studi. Serta kepada kakak dan adik-adik saya yang telah

mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.

7. Teman-teman dan sahabat seperjuangan di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)

Jakarta.

8. Ketua Yayasan, Principal, Kepala Sekolah SM(p) dan teman-teman

fasilitator Sekolah Alam Bintaro, atas dukungan dan motivasi yang

diberikan semoga kalian semua mendapatkan kemudahan dan kesuksesan

dalam segala urusan.

Page 6: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Penulis berdoa semoga semua pihak yang telah berjasa, baik secara

langsung maupun tidak langsung, diberikan imbalan pahala yang melimpah

baik di dunia maupun di akhirat. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa

penelitian ini belum sempurna ,karena masih terdapat kekurangan dan

kelemahan secara teoritis, metodologi dan analisis. Oleh karena itu, penulis

sangat menghargai saran dan kritikan untuk meningkatkan dan

menyempurnakan penelitian ini.

Bintaro, 16 Sawal 1438 H

9 Juli 2017 M

Penulis

Hayatul Husni

Page 7: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

i

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penulisan

ini adalah sebagai berikut:

1. Konsonan

Initial Romanization Initial Romanization

th ط a أ

zh ظ b ب

‘ ع t ت

gh غ ts ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dz ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

‘ ء sy ش

y ي sh ص

dh ض

2. Vokal Tunggal

Fathah : a

Kasrah : i

Dhammah : u

3. Vokal Panjang

â : ا

î : ي

û : و

Page 8: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

ii

4. Vokal Rangkap

ai : ي...

au : و...

5. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lâm qamariyah ditraslitesrikan

dengan bunyi aslinya, contoh: al-Makkah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lâm syamsiyah ditraslitesrikan

sesuai dengan bunyi huruf sesudahnya, contoh : ar-Rajul

6. Syaddah

Ditraslitesrikan dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid

tersebut, contoh : Rabbanâ

Page 9: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN HASIL KARYA

KATA PENGANTAR

PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................... v

vi ...................................................................................................... الملخص

ABSTRACT …………………………………………………………...... vii BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Permasalahan ....................................................................................... 14

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 15

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 15

E. Studi Pustaka ...................................................................................... 16

F. Metode Penelitian ............................................................................... 17

G. Sistematika ......................................................................................... 18

BAB II

TUMBUHAN DAN MORFOLOGI TUMBUHAN A. Tumbuhan Menurut Al-Qur’an ........................................................... 20

B. Morfologi Tumbuhan Menurut Al-Qur’an ......................................... 38

C. Morfologi Tumbuhan Menurut Ahli Sains ......................................... 82

BAB III

THANTHÂWÎ JAWHARÎ DAN TAFSIR AL-JAWÂHIR FÎ TAFSÎR

AL-QUR’AN AL-KARÎM

A. Biografi Thanthâwî Jawharî ............................................................... 105

B. Buku Al-Jawâhir Fî Tafsîr Al-Qur’an Al-Karîm ................................ 111

C. Pandangan Para Ulama Tentang Tafsir ‘Ilmi ..................................... 124

BAB IV

PENAFSIRAN THANTHÂWÎ JAWHARÎ TENTANG MORFOLOGI

TUMBUHAN

A. Penafsiran Thanthâwî Jawharî Tentang Morfologi Tumbuhan ........... 133

B. Dimensi Ilmiah Morfologi Tumbuhan Dalam Al-Qur’an ................... 143

C. Analisis ; Penafsiran Thanthâwî Jawharî ........................................... 156

Page 10: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

iv

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 165

B. Saran ................................................................................................... 166

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

REKAPITULASI AYAT TENTANG MORFOLOGI TUMBUHAN

Page 11: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

v

ABSTRAK

Hayatul Husni, NIM. 214410529, Prodi IAT, 2017.

Morfologi Tumbuhan Menurut Perspektif Al-Qur’an (Kajian Terhadap Tafsir

Thanthâwî Jauharî).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penafsiran Thanthâwî Jauharî dalam

menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang Morfologi Tumbuhan

melalui karyanya al Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al Karîm. Morfologi tumbuhan

disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 39 surah yang tersebar pada 78 ayat.

Thanthâwî Jauharî membahas secara detail tentang morfologi tumbuhan pada QS.

Al-An’am [6] : 99, QS An-Naml [27]: 60 dan QS. Yasin [36]: 80. Penulis

menemukan bahwa penafsiran beliau tentang morfologi tumbuhan yang terdiri dari

akar, batang, daun, bunga dan buah masih sesuai dengan teori sains saat ini namun

belum utuh karena seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta

dilakukannya penelitian secara terus menerus sehingga menghasilkan temuan-

temuan baru.

Tesis ini sependapat dengan beberapa penelitian sebelumnya yang telah

mengkaji tentang tumbuhan secara umum juga ada kaitannya dengan morfologi

tumbuhan; Emil ‘Alî Adam, An-Nabât Fî Al-Qur’ân Al-Karîm, (2006), Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains

(2011), mereka menyimpulkan bahwa tumbuhan memberikan kontribusi yang

sangat besar bagi kehidupan manusia, karena urgensi tumbuhan diantaranya sebagai

salah satu sumber makanan pokok. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-

penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini difokuskan pada pembahasan

ayat-ayat tentang morfologi tumbuhan dalam Al-Qur'an yang menggunakan

pendekatan sains dengan menganalisis penafsiran Thanthâwî Jawharî serta

kontribusi tumbuhan bagi kehidupan sekarang dengan banyak mengungkap hal-hal

baru seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jenis penelitian yang digunakan merupakan studi literature (library

research) atau penelitian pustaka, yang semua datanya bersumber dari bahan-bahan

tertulis yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan topik yang dibahas.

Sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir al Jawâhir fî Tafsîr Al-

Qur’ân al Karîm yang diterbitkan oleh Muassasah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî tahun

1344 H/1923 M. Sedangkan referensi-referensi sekunder yang digunakan untuk

mengkaji pembahasan tentang morfologi tumbuhan menurut Al-Qur’an diantaranya;

Tafsîr al Ayât al Kawniyah fî Al-Qur’ân al Karîm karya Zaghlûl an-Najjâr dan

Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains yang ditulis oleh Tim Lajnah

Pentashihah Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

tafsir maudhûi (tematik) dibantu dengan menggunakan pendekatan sains, karena

berupaya memahami teks ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung ayat-ayat

kauniyah.

Page 12: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

vi

ملخص البحث

م٩٢١٢, ر ي س ف ت ال و القرآن م و ل , ع ٩١٤٤١٢ه ٢٩ حياة الحسن,

(ىر ى و ى ج او ط ن ط ي س ف ت ل إ )الدراسة القرآن عند النبات مورف ولوجيا

ل إ ة اس ر الد ه ذ ى ت ىدف ت ال ي ر ك ال آن ر لق ا ات آي ي س ف ت ف ىر ى و ى ج او ط ن ط ي س ف ت ة اس ر النبات مورف ولوجيا ن أ .ي ر لك ا آن ر لق ا ي س ف ت ف ر اى و ل ا و ل م ع ل ل خ ن م النبات مورف ولوجيا ل إ ر ي ش ت

ف ر و س ة ث ل ث ف ش ك و . ات الآي ٢٧ى ل ع ر ش ت ن ت و ل و ص ف ٩٢ ل إ ل ص ي ي ر ك ال آن ر ق ال ف ة ر و ك ذ م [ : ٩٦] س ي ة ر و س و ٦٢[ :٩٢] ل م لن ا ة ر و س و ٢٢[ : ٦] ام ع ن ال ة ر و س : النبات مورف ولوجيا ة ش اق ن م

اق ر و ل ا و ان ق ي س ال و ر و ذ ال ن م ن و ك ت ت لت ا ة ي ات ب ن ل ا اي ج و ل و ف ر و م ل ل ه ر ي س ف ت ن أ ة ب ات لك ا ىر ت . و ٧٢ اي وج ول ن ك لت ا و م ل ع ال ر ي و ط ت ن ل ف ك ي ل ن ك ل و ة ي ال الح ة ي م ل ع ال ات ي ر ظ ن ل ل اق ف و ال ز ي ل ة ه اك ف ال و ر و ى ز ال و .ة د ي د ج ج ائ ت ن اج ت ن ل ة ر تم س م ل ا ث و ح ب ال و

ام ع ل ك ش ب ات ات ب ن ل ا ن ع اه ت اس ر ت ت ت ال ة ق اب س ل ا ث و ح ب ال ض ع ب الة س ر ال ه ذ ى ت ق اف و ( ٦٠٠٠٢) ي ر ك ال آن ر ق ال ف ات ب ن ل , ا ام ى ا ل ع يل م : أ النبات مورف ولوجيا ن ع و ل ع ف ت ام اض ي أ اه ي د ل -Tumbuhan Dalam Perspektif Al, آن ر لق ا ف ح ص م ان ح ي ح ص ت ن ف ة ن ل و ي ت س اج م ل ل ة ال س ر

Qur’an dan Sains ,(٩٢١١). ن ل ان س ن ال اة ي ح ف ي ب ك ل ك ش ب م اى س ت ات ات ب لن ا ن أ او ص ل خ و ا د ح أ ات ات ب ن ل ا ة ي ه أ

ص ل ن أ و ى ة ق اب س ال ات اس ر د ال و ة اس ر د ال ه ذ ى ي ب ق ر ف ال . و ة ي س ي ئ لر ا ة ي ائ ذ غ ال ر ا

ج ه ن ب م د خ ت س ي يذ ال ي ر لك ا آن ر لق ا ف النبات مورف ولوجيا ن ع ات ي الآ ة ش اق ن م ىل ع ز ك ر ي ث ح ب ال اذ ى ن م ي ث ك ال ع م ة ي ال الح اة ي الح ف ات ات ب ن ال ة اه س م و ىر ى و ى ج او ط ن ط ي س ف ت ال ل ي ل ت ل ل خ ن م م ل ع ال .اي ج و ل و ن ك ت ال و م ل ع ال ر ي و تط ل ث م ة د ي د ج اء ي ش أ ن ع ف ش ك ال

ات ان ي ب ال اه ل ك و ، ب ت ك م ال ث ح ب ال ل ك ش لى ع ي ف ي ك ث ب و ى م د خ ت س م ل ا ث ح ب ال ع و ن و م ال ن م ة د م ت س م ال .هاي ط غ ي ت ال ع اض و م ال ب ر اش ب م ر ي غ و أ ر اش ب م ل ك ش ب ط ب ر ت ت ل ا ة ب و ت ك م ال اا م أ و ىر ى و ى ج او ط ن ط ل ي ر ك ال آن ر ق ال ي س ف ت ف ر اى و ل ا اب ت ك و ى ث ح ب ل ي ل اس س ال ر د ص م ال و

. ار ج الن ول ل غ ز ل ي ر ك ال آن ر ق ال ف ة ي ن و ك ال ات ي ال ي س ف ت اب ت ا ك ه ن م ث ح ب ل ل ة ي اف ض ال ر اص م ال ات آي ص ن م ه ف ل إ ىع س ي و ن ل ة ي م ل ع ال ة ي ر ظ الن ا ب ي ع و ض و ا م ر ي س ف ت ة ال س الر ه ذ ى ف ث ح ب ال ج ه ن م و .ة ي ن و ك ات آي ىل ع يو ت ي يذ ال آن ر ق ال

Page 13: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

vii

ABSTRACT

Hayatul Husni, NIM. 214410529, Prodi IAT, 2017.

The Plant of Morphology in Qur'an Perspective (Study to Thanthâwî Jauharî

Interpretation).

The aims of this study is revewing the interpretation of Thanthâwî

Jauharî in interpreting the verses of the Qur'an which mentions the Plant

Morphology in his book al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur'ân al Karîm. There are

39 chapters spread over 78 verses. Thanthâwî Jauharî revealed three surah in

discussing plant morphology; QS. Al-An'am [6]: 99, QS An-Naml [27]: 60

and QS. Yasin [36]: 80. The author finds that his interpretation of plant

morphology consisting of roots, stems, leaves, flowers and fruit is still in

accordance with current scientific theories but not yet intact because of the

development of science and technology and the continuous research to

produce new findings.

This thesis agree with several previous studies that have investigated

the plant in general is also related to the morphology of plants; Emil ‘Alî

Adam, An-Nabât Fî Al-Qur’ân Al-Karîm, (2006), Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains

(2011), they conclude that plants contribute enormously to human life,

because the urgency of plants such as one of the main food sources. The

difference of this study with previous studies is that this study focused on the

discussion of verses about plant morphology in the Qur'an that uses the

approach of science by analyzing the interpretation of Thanthâwî Jawharî as

well as the contribution of plants to life today with the reveal much new

things as the development of science and technology.

The kind of research which is used in this study is literature (library

research) or literature review, which all the data taken from the written

materials directly/indirectly related to the topic. The prime source of the

research is Tafsir al Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al Karîm published by

Muassasah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî in 1344 H/1923 M. Whereas, the

secondary references which are used in discussing the plant morphology in

Al-Qur’an are: Tafsîr al Ayât al Kawniyah fî Al-Qur’ân al Karîm by Zaghlûl

an Najjâr and Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains written by

Tim Lajnah Pentashihah Al-Qur’an. The method which is used in the

research is tafsir maudhûi (themtic) method supported by using sains

approach, because it tries to understand the quranic verse texts consisted of

qauniyah verse.

Page 14: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak ayat Al-Qur‟an yang menunjukkan tentang berbagai hakikat

yang mengajak manusia untuk mengkaji dan mengeksplorasinya secara

ilmiah dengan berusaha menafsirkan serta menggali makna yang terkandung

di dalamnya. Karena tidak hanya memuat pesan-pesan ilahiyah tentang

moralitas universal kehidupan dan masalah-masalah spiritualitas saja tetapi

juga menjadi sumber ilmu pengetahuan yang unik sepanjang kehidupan umat

manusia. Sehingga menjadikannya sebagai inspirasi untuk menghasilkan

penemuan baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi1.

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-

orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah

sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):

"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,

Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS.

Ali Imran [3]:190-191)

Menurut Abudin Nata, ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa

dalam penciptaan langit dan bumi serta keindahan, ketentuan dan

keistimewaan ciptaan-Nya, pergantian siang dan malam seiring berjalannya

waktu, serta pengaruhnya yang tampak pada perubahan fisik dan kecerdasan

yang disebabkan panasnya matahari dan dinginnya malam, serta pegaruhnya

1Ali Akbar, Kontribusi Teori Ilmiah Terhadap Penafsiran, (Jurnal Fakultas

Ushuluddin UIN Suska, Vol.23, no. 1, Juni 2015), h. 30-31

Page 15: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

2

pada binatang dan tumbuh-tumbuhan adalah bukti kesempurnaan ilmu dan

kekuasaan-Nya2.

Sedangkan Ibnu Katsîr, menafsirkan bahwa sungguh Allah mencela

orang-orang yang tidak mengambil pelajaran tentang makhluk-makhluk-Nya

yang menunjukkan kepada dzat-Nya, sifat-Nya, syariat-Nya dan tanda-tanda

kekuasaan-Nya. Di sisi lain Allah juga memuji hamba-Nya yang beriman

yang selalu mengingat Allah dalam segala keadaan dan selalu memikirkan

tentang ciptaan-Nya3.

Thanthâwi Jawharî menjelaskan ayat di atas adalah dalil yang jelas

menerangkan kepada kita akan adanya Allah, kemahaesaan, kemahakuasaan

dan kesempurnaan ilmu-Nya. Celakalah bagi orang yang membaca ayat

tersebut tapi tidak memikirkannya. Selalu mengingat Allah dalam segala

keadaan; berdiri, duduk dan berbaring serta memikirkan ciptaan Allah

merupakan ibadah yang paling mulia. Karena ketika seseorang menyaksikan

langit dan bintang-bintang akan menyadarkannya bahwa hanya Allahlah sang

Khaliq yang telah menciptakan semuanya dengan penuh hikmah dan tidak

ada yang sia-sia, bahkan jika kita belum mampu menggali hikmahnya maka

berlindunglah dari siksaan api neraka4.

Upaya penafsiran terhadap Al-Qur‟an sudah tumbuh sejak zaman

Rasulullâh Saw5 dan berkembang sesuai dengan laju perkembangan dan

2 Abudin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Tarbawi, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002 ),

h.133 3 Abul Fidâ‟ Ismâ‟il Ibnu „Umar Ibnu Katsîr Al-Quraisy Ad-Dimasyqî, Tafsîr Al-

Qur‟ân al-„Azhîm, (Riyadh : Dar Thayyibah li an-Nasyr wa at-Tauzî‟, 1999), Jilid, 2, cet, 2,

h. 189 4 Thanthâwî Jawharî, al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur‟ân al- Karîm, (Mesir : Musthafâ al

Bâbî al-Halabî, 1350 H), cet. 2, h. 182 5Rasulullâh SAW merupakan mufassir pertama yang menjelaskan tujuan yang

diinginkan Allah dari kitab-Nya yang mencakup syariat tentang hukum-hukum, kewajiban,

hal-hal yang dibolehkan dan sebagainya. Rasul SAW sebagai mubayyin atau pemberi

penjelasan yang menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan kandungan Al-

Qur‟an khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar artinya. Keadaan

ini berlangsung sampai dengan wafatnya Rasul SAW. Ketika Rasul SAW masih hidup para

sahabat menanyakan persoalan-persoalan yang tidak jelas kepada beliau, namun setelah

beliau wafat mereka terpaksa melakukan ijtihad, khususnya mereka yang mempunyai

kemampuan seperti Ali bin Abi Thâlib, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka‟ab, dan Ibnu Mas‟ûd.

Kondisi Al-Qur‟ân yang diturunkan dengan bahasa Arab sehingga bangsa Arab pada masa-

masa awal turunnya Al-Qur‟an telah mempunyai kemampuan untuk memahami maksud

dalam ayat-ayat Al-Qur‟an. Mereka tidak perlu menanyakan makna-makna Al-Qur‟an

maupun tafsirnya kepada Nabi SAW. Mereka sudah merasa cukup dengan kemampuan

Page 16: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

3

kebutuhan umat islam untuk mengetahui seluruh segi kandungan Al-Qur‟an

serta intensitas perhatian para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an.

Penafsiran diklasifikasikan melalui tiga tinjauan, berdasarkan sumber,

metode dan corak. Berdasarkan sumbernya tafsir6 dikategorikan menjadi dua

yakni ; at-tafsîr bi al-matsûr7 dan at-tafsîr bi ar-ra‟yi

8, dari segi

metodologinya terbagi menjadi empat yaitu at-tafsîr at-tahlîlî, at-tafsîr al-

ijmâlî, at-tafsîr al-muqâran dan at-tafsîr al-maudhû‟î, dan dari segi corak

bahasa yang mereka miliki. Aspek-aspek sastra Arab telah mereka kenal sebelum mereka

menerima Al-Qur‟an. Lihat : Muhammad Thayyâr, Nail as- Sairin fî Tabaqât al- Mufassirîn,

(Pakistan : Maktabah Yaman, 2000), hal.11; Ali Hasan Al-Aridl. Sejarah dan Metodologi

Tafsir (terj.). (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 124; Abdul Hayy Al-Farmawi,

Metode Tafsir Maudhu‟i dan Penerapannya, (Bandung : Pustaka Setia, 2002),hal. 239 6 Tafsir secara bahasa mengikuti wazan „‟taf‟îl‟‟ yang berasal dari akar kata al- fasr

(fa, sa, ra) yang berarti menjelaskan, menyingkap, dan menampakkan atau menerangkan

makna yang abstrak. Sedangkan secara istilah tafsir adalah ilmu yang membahas tentang tata

cara pengucapan lafaz-lafaz Al-Qur‟an, tentang petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya

baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan

baginya ketika tersusun serta hal-hal lain yang melengkapinya. Lihat : Manna‟ al-Khalil al-

Qatthân, Mabâhits fî „Ulûmil Qur‟ân, (Kairo : Maktabah Wahbah, 2000), cet. 11, h. 316-317 7 Tafsîr bi al- ma‟tsur atau tafsîr bi al- riwâyah adalah penafsiran yang berdasarkan

atas kesohehan kutipan yang diambil sesuai dengan tingkatannya dengan menafsirkan Al-

Qur‟an dengan Al-Qur'an, atau dengan sunnah karena fungsinya sebagai penjelas kitab

Allah, atau dengan apa yang diriwayatkan dari para sahabat karena mereka adalah orang

yang paling memahami kitab Allah, atau dengan perkataan para tabi‟in senior karena mereka

biasanya yang menerima ilmu langsung dari para sahabat. Seluruh kitab tafsir yang disusun

dengan menggunakan sumber manqûl atau riwayat baik Al-Qur‟an, sunnah dan pandangan

para sahabat. Lihat : Manna‟ al-Khalîl al-Qatthân, Mabâhits fî „Ulûmil Qur‟ân, h.337;

Muslim Ali Ja‟far dan Mahya Hilal al Sarhan, Manâhij al-Mufassirin, ( tt : Dar al

Ma‟rifah,1980), cet. 1, h.33; Hafiz Abdurrahman, Ulumul Qur‟an Praktis, (Bogor : IDeA

Pustaka Utama, 2003), cet. 1, h. 185 8 Tafsîr bi al-ra‟y atau tafsîr bi al-dirâyah adalah menafsirkan Al-Qur`an

berdasarkan ijtihad para mufassir itu sendiri, bukan berdasarkan riwayat-riwayat hadis dari

Nabi saw., para sahabat dan tabi'în setelah menguasai dan memahami bahasa Arab dengan

segala seginya, mengerti kata-kata bahasa Arab dengan berbagai maksudnya serta syarat-

syarat yang diperlukan oleh seorang mufassir, seperti menguasai ilmu-ilmu nahwu, sharaf,

balaghah, ushul fiqh, asbab an-nuzul dan yang lainnya. Seluruh kitab tafsir yang disusun

dengan menggunakan sumber kebahasaan atau dirayah. Lihat : Sayyid Muhammad Ali

Iyyâzî, Al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhâjuhum, (Teheran : Maktabah Mukmin Quraisy,

1386 H, juz I), hal. 41; Hafiz Abdurrahman, Ulumul Qur‟an Praktis, h. 185; Muhammad

Hamdu Zaglul, At-Tafsîr bi ar-Ra‟y Qawâ‟iduhu wa Dhawâbituhu wa A‟lâmuhu, (Damaskus

: Maktabah al-Farabî, 1420 H/1999 M), cet. 1, h. 107; Muhammad As-Sayyid Jibrîl,

Madkhal Al- Manâhij Al- Mufassirîn, (Kairo : Huqûq li at-Thâbi‟î, 1408 H/1987 M), cet. 1,

h. 106.

Page 17: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

4

yang sering disebut para ulama yaitu tafsir hukum (at-tafsîr al-fiqh), tafsir

sastra dan budaya (at-tafsîr al-adab al-ijtimâ‟î), tafsir sufistik (at-tafsîr al-

isyârî), tafsir filsafat (at-tafsîr al-falsifî), dan tafsir ilmiah (at-tafsîr al-„llmî)9.

Ketika gelombang helenisme10

masuk ke dunia Islam melalui

penerjemahan buku-buku ilmiah pada masa dinasti Abbasiyah, khususnya

pada masa pemerintahan khalifah al-Ma‟mûn (wafat tahun 855 M),

muncullah kecendrungan menafsirkan Al-Qur‟an dengan teori-teori ilmu

pengetahuan yang kemuadian dikenal dengan at-tafsîr al-„ilmî11

. Sehingga

9 Penafsiran bercorak bahasa dan sastra muncul karena kelemahan orang arab dalam

memahami sastra, banyaknya orang asing yang masuk islam, sehingga dirasakan perlu untuk

menjelaskan kepada mereka tentang keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al-

Qur‟an. Penafsiran bercorak filsafat dan teologi muncul karena penerjemahan buku-buku

filsafat asing oleh para ilmuan muslim sehingga perlu menafsirkannya untuk menguatkan

atau menolak yang bertentangan. Penafsiran bercorak ilmiah muncul karena kemajuan ilmu

dan teknologi. Penafsiran bercorak fikih muncul akibat perkembangan ilmu fikih dan

terbentuknya berbagai mazhab fikih maka masing-masing golongan berusaha membuktikan

kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran-penafsiran mereka terhadap ayat-ayat fikih.

Penafsiran bercorak tasawuf muncul karena lahirnya gerakan sifistik yang melahirkan tafsir

sufi. Penafsiran yang bercorak social kemasyarakatan muncul karena masalah-maslah yang

terjadi pada masyarakat dan ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut. Lihat :

Muhammad Husein az-Zahabî, at-Tafsîr wa al-Mufassirûn, Jilid. 1, (Kairo : Maktabah

Wahbah, 2000), h. 107-108; Alimin Mesra, dkk, Ulumul Qur‟an, (Jakarta : PSW UIN

Jakarta, 2005), h. 218-219. 10

Gelombang Hellenisme lahir sekitar abad ke-8 H, yang menjadi cikal bakal masa

keemasan umat Islam pada abad ke-12 yang ditandai dengan penerjemahan karya-karya

intelektual asing (filsafat Yunani) secara besar-besaran agar bisa dipelajari umat Islam tanpa

batas. Kegiatan penterjemahan ini, sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato serta

karangan neoplatonisme, sebagian besar dari karangan Galen, kedokteran, dan juga

karangan-karangan ilmu pengetahuan Yunani lainnya. Lihat : Anis Bachtir, Gerakan

Hellenisme, ( Jurnal Tribakti, Volume 20, No. 2, Juli 2009), h. 109-110. 11

Tafsîr „Ilmî dikenal dengan tafsir saintifik adalah dengan menetapkan istilah-

istilah ilmiah ke dalam ungkapan-ungkapan Al-Qur‟ân dan berusaha mengeluarkan berbagai

ilmu dan ide atau pendapat filsafat dari ungkapan teks Al-Qur‟an. Kita akan terjatuh pada

dilema menerima makna baru atau tafsir „Ilmî sebagai bagian dari makna lafal Al-Qur‟an

kecuali jika lafal itu menodai nilai kebalaghahan Al-Qur‟an. Al-Qur‟an tidak memerlukan

keagungan ilmu seperti yang mereka paksakan terhadap ayat-ayat Al-Qur‟ân ini yang

dikhawatirkan dapat mengeluarkan Al-Qur‟an dari tujuannya yang bersifat sosiohumanis

dalam memperbaiki kehidupan manusia, melatih jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Tafsîr „Ilmî merupakan suatu ijtihad atau usaha keras seorang mufassir dalam

mengungkapkan hubungan ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur‟an dengan penemuan-

penemuan sains modern, yang bertujuan untuk memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur‟an.

Tafsir „Ilmî juga dimaksud dengan penafsiran Al-Qur‟an yang pembahasannya menggunakan

pendekatan istilah-istilah (term-term) Ilmiah dalam mengungkapkan Al-Qur‟an, dan

seberapa dapat berusaha melahirkan berbagai cabang ilmu pengetahuan yang berbeda dan

melibatkan pemikiran-pemikiran filsafat. Tafsir „Ilmî sebagai penafsiran ayat-ayat

Page 18: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

5

melahirkan pola baru dalam tafsir modern dimana sebagian mufassir

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kontemporer disamping upaya

menyingkap dasar-dasar kehidupan sosial, prinsip-prinsip tasyri‟ dan teori-

teori ilmu pengetahuan dari kandungan Al-Qur‟an12

.

Tokoh tafsir bercorak ilmiah diantaranya adalah Abu Hâmid al-

Ghazâlî (450-505 H/1058-1111 M), Fakhr ar-Râzî (544-606 H/ 1148-1210

M)13

, Ibn Abû al-Fadhl al-Mursî (570-655 H/1174-1259 M), Badruddîn

Muẖammad bin „Abdullah az-Zarkâsyi (w. 765 H/1369 M), Jalâl ad-Dîn as-

Suyûthî (w.911 H/ 1505 M), Muhammad „Abduh (1265-1323 H/1849-1905

M), Thanthâwî Jawharî (1287-1358 H/ 1869-1940 M), „Abdu ar-Rahmân al-

Kawâkibî (w. 1320 H/1902 M)14

.

Tafsir „ilmî merupakan sebuah keniscayaan sejarah dan bagian dari

upaya mendialogkan Al-Qur‟an dengan aktualitas, dengan konteks, dan

sebagai respon terhadap perkembangan zaman yang senantiasa bergerak. Di

dalamnya terdapat kaidah-kaidah yang menyeluruh dan prinsip-prinsip umum

tentang hukum alam, fenomena-fenomena alam yang bisa dilihat dari waktu

ke waktu dan hal-hal lain yang berhasil diungkap oleh ilmu pengetahuan

kawniyyah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an dengan mengaitkannya dengan ilmu

pengetahuan modern yang timbul saat sekarang. Dan ada juga sebagian ulama mengartikan

Tafsir „Ilmî‟ sebagai sebuah penafsiran terhadap ayat-ayat kawniyyah yang sesuai dengan

tuntutan dasar-dasar bahasa, ilmu pengetahuan dan hasil-hasil penelitian alam. Tafsir „Ilmî

adalah penafsiran Al-Qur‟an dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Perintah untuk

menggali pengetahuan berkenaan dengan tanda-tanda Allah pada alam semesta memang

banyak dijumpai di dalam Al-Qur‟an. Inilah alasan yang mendorong para mufasir corak ini

untuk menulis tafsirnya.Lihat : Muhammad Husain Adz-Zahabi, Tafsîr wa al-Mufassirûn,

h.474; Muhammad Nor Ichwan. Tafsir „Ilmî Memahami Al-Qur‟an Melalui Pendekatan

Sains Modern. (Yogyakarta: Menara Kudus, 2004) h. 127; Muhammad Amin Suma, Studi

Ilmu-ilmu Al-Qur‟an 2. (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001) h. 135; Sayyid Agil Husin al-

Munawwar. Al-Qur‟an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Jakarta: Ciputat Press, 2002)

h.72; Quraisy Shihab, dkk. Sejarah dan Ulum Al-Qur‟an.(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999) h.

183 12

Manna al-Qathân, Mabâhits fî „Ulûm Al-Qur‟ân, (Kairo : Maktabah Wahbah,

2000), h. 360 13

Fakhr ar-Râzî merupakan ulama yang sangat terkenal dan besar pengaruhnya

terhadap munculnya tafsir yang bercorak „Ilmî. Beliau menguasai berbagai disiplin keilmuan

baik di bidang ilmu-ilmu sosial maupun bidang ilmu-ilmu alam (eksakta) ar-Râzî juga

seorang sastrawan, penyair, ahli fiqh, ahli tafsir, ahli hikmah, ahli ilmu kalam, dan seorang

dokter medis. Lihat : Muhammad al-Hilawi, Mereka Bertanya Tentang Islam, (Jakarta :

Gema Insani,1998), hal. 17 14

Muhammad Husein az-Zahabî, at- Tafsir wa al-Mufassirûn, juz I, h..352; „Abd al-

Majid „Abd as-Salâm al-Muhtasib, Ittijâh at-Tafsîr Fî al-„Ashr al-Hadîts, (Beirut : Dâr al-

Fikr, 1973), h. 246

Page 19: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

6

modern dan kita menduga itu semua sebagai sesuatu yang baru. Padahal

bukanlah sesuatu yang baru menurut Al-Qur‟an15

.

Thanthâwî Jawharî (1287-1357 H/ 1870-1940 M)16

dikenal sebagai

penulis kitab tafsir bercorak ilmiah dengan judul al-Jawâhir fî Tafsîr Al-

Qur‟ân al-Karîm, memiliki kecendrungan dan ketertarikan yang sangat besar

terhadap keajaiban-keajaiban alam dan keajaiban berbagai makhluk. Beliau

mengatakan di dalam Al-Qur‟an terdapat ayat-ayat ilmu pengetahuan. Beliau

menganjurkan umat Islam agar memikirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang

berkaitan dengan alam (al-„Ilmu al-Kawniyah/Natural Sciences) dan

mengamalkannya (eksperimen)17

.

Menurut Manna‟ Khalîl al-Qaththân dalam bukunya Mabâhits fi

Ulûm Al-Qur‟an, bahwa Thanthâwî Jawharî dalam menuliskan tafsirnya lebih

cenderung mengungkapkan fenomena-fenomena keajaiban alam baik yang

terjadi di bumi maupun di langit yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an.

Beliau mengatakan bahwa terdapat 750 ayat yang membahas tentang

berbagai ilmu pengetahuan sedangkan ayat yang membahas tentang fiqih

hanya 150 ayat. Beliau sangat menyayangkan minimnya perhatian para

intektual muslim dalam menggali ayat-ayat yang menyebutkan tentang

15

Ali Hasan al „Aridl. Sejarah dan Metodologi Tafsir. (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 1994), h. 63 16

Thanthâwî Jawharî lahir di desa Kifr „Iwadillah Hîjâzî kota di Provinsi

administratif Mesir sebelah timur pada tahun 1287H/1870M. Ia adalah seorang pemikir

cendekiawan Mesir, bahkan ada yang menyebutnya sebagai seorang filosof Islam, diwaktu

kecilnya ia berguru di Al-Ghâr sambil membantu orang tuanya sebagai petani, dari sana ia

meneruskan pelajarannya ke Al-Azhar di Kairo, lalu Thanthâwî pindah ke Dâr al-„ulûm dan

menamatkannya pada tahun1311H/1893M, Thanthâwî sangat tertarik dengan cara

Muhammad „Abduh memberikan kuliah di Al-Azhar terutama dalam mata kuliah Tafsir,

oleh karna itu Thanthâwî tertarik dengan ilmu fisika, dia memandang ilmu fisika dapat

menjadi suatu studi untuk menangani kesalahpahaman orang yang menuduh bahwa Islam

menentang ilmu dan teknologi modern, daya tarik inilah yang mendorong beliau menyusun

pembahasan-pembahasan yang dapat mengkompromikan pikiran Islam dengan memajukan

studi ilmu fisika. Karya-karyanya adalah: Jawâhir al-„Ulum, An-Nizhâmu wa al-Islâm, At-

Tâju al-Murasha, Nizhâm al-„Ālam wa al-Umâm, Aina al-Insân, Ashlu al „Ālam, Al-Hikmah

wa al-Hukamâ, Bahjah al-„Ulûm fî al-falasifah al-„Arabiyah wa mawâzinatuhâ bi al-„ulûm

al-„ashriyah, dari kitab karangannya ada diantaranya yang sudah diterjemahkan dalam

bahasa Eropa, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân. Lihat :

Muhammad Husein az- Zahabî, al Tafsîr wa al-Mufassirûn, jilid. 2, h. 370 ; „Alî Iyyâzî, Al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Minhâjuhum, juz 2, h. 256

17 Thanthâwî Jawharî, al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur‟ân al- Karîm, h. 2

Page 20: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

7

hewan, tumbuh-tumbuhan, langit dan bumi yang tidak kalah pentingnya

dengan pembahasan tentang hukum18

.

Atiyah Ulfah Suriani, mengatakan bahwa Thanthâwî Jawharî dalam

menulis tafsir sainsnya berpijak atas dasar pemikiran bahwa Al-Qur‟an

mencakup seluruh ilmu pengetahuan, karena menurutnya Al-Qur‟an telah

menyampaikan isyarat pada segala persolannya dan memberi petunjuk

tentang keilmiahannya yang sesuai dan berlaku dengan ilmu pengetahuan

sekarang. Beliau menjadikan berbagai potensi keilmuan yang telah dan akan

dibentuk dalam dan dari Al-Qur‟an dapat dikembangkan secara luas19

.

Menurut Zaglûl an-Najjâr (1351 H/1933 M)20

Thanthâwî Jawharî

sudah membahas kemukjizatan Al-Qur‟an, termasuk fakta-fakta ilmiah di

dalamnya. Apa yang dijelaskan oleh Thanthâwî itu dipahami pada zaman itu.

Beliau juga tidak memiliki latar belakang keilmuan yang spesifik dengan

pembahasan yang dijelaskan. Sehingga terkesan belum utuh. Itulah,

tantangan kita dewasa ini untuk melanjutkan karya-karya ulama terdahulu

dengan pendekatan kekinian21

.

18

Manna‟ Khalîl al-Qaththân, Mabâhits fi Ulûm Al-Qur‟an, (Kairo : Maktabah

Wahbah, 2000), h. 360 19

Atiyah Ulfah Suriani, Studi Tafsir „Ilmî Thanthâwî Jawharî, (Jakarta : Tesis IIQ,

2012), h. 273 20

Zaghlû an-Najjâr yang bernama lengkap Zaghlû Raghîb Muhammad an-Najjâr

adalah seorang pakar geologi asal Mesir yang lahir pada tanggal 17 November 1933 di

salah satu desa di Provinsi al-Gharbiyyah (Thantââ). Beliau lahir dari keluarga muslim yang

taat. Kakeknya adalah seorang imam tetap di masjid kampungnya. Ayahnya adalah seorang

penghafal Al-Qur'an. Ia sendiri telah mengkhatamkan hafalan Al-Qur'annya sebelum genap

berusia 9 tahun. Pada usia 9 tahun bersama ayahnya, Zaghlû kecil hijrah ke Kairo dan masuk

sekolah dasar. Ia belajar di Fakultas Sains Jurusan Geologi, Cairo University dan lulus pada

tahun 1955 dengan yudicium 'Summa Cum Laude'. Sebagai lulusan terbaik ia diberikan

"Baraka Award" untuk kategori bidang geologi. Ia kemudian meraih gelar Ph.D bidang

geologi dari Walles University of England pada tahun 1963. Di tahun 1972 ia dikukuhkan

sebagai guru besar, professor geologi. Karir akademiknya tak berhenti di situ, pada tahun

2000-2001 ia dipilih sebagai Rektor Markfield Institute of Higher Education England dan

sejak tahun 2001 menjadi Ketua Komisi Kemukjizatan Sains Al- Qur'an dan as-Sunnah di

"Supreme Council of Islamic Affairs" Mesir. Zaghlû berkeyakinan penuh bahwa Al-Qur'an

adalah kitab mukjizat dari aspek bahasa dan sastranya, akidah-ibadah-akhlaq (tasyri'),

informasi kesejarahannya, dan tak kalah pentingnya adalah dari sudut aspek isyarat

ilmiahnya. Lihat : Admin, Tafsir Saintifik Isyarat-isyarat Ilmiah dalam Al-Qur'an, (Artikel

yang ditulis Rabu, 28 Mei 2008). 21

Zaglû an-Najjâr, Republika, Islam Digest (Wawancara Ahad, 3 Oktober 2010), h.

1

Page 21: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

8

Penyebutan tumbuhan22

terdapat dalam 112 ayat yang tersebar pada

47 surah. Terdapat 16 jenis tumbuhan yang secara tegas disebutkan dalam

Al-Qur‟an23

. Sedangkan menurut Sayyed Abdul Sattar al-Miliji ayat-ayat

yang berbicara tentang tumbuhan dari berbagai aspeknya berjumlah 11524

.

Al-Qur‟an menyebutkan tumbuhan sebagai perumpamaan dan

menggambarkan bentuk fisik (morfologi tumbuhan25

) serta manfaatnya bagi

kehidupan manusia26

.

Morfologi tumbuhan adalah studi mengenai bentuk dan

perkembangan penampilan eksternal tubuhnya dan berbagai organnya.

Morfologi tumbuhan masuk dalam ruang lingkup kajian botani. Sebelum

botani bersifat ilmiah sekitar pertengahan abad ke-17; koleksi, penggunaan

dan budidaya tumbuhan sudah berlangsung selama berabad-abad. Awal mula

pertanian sejajar dengan penemuan api sebagai suatu langkah dasar dalam

perkembangan peradaban. Pada tingkatan pra-ilmiahnya ilmu tentang

tumbuhan banyak yang bersifat diskriptif tentang bentuk dan manfaat

tumbuhan sebagai obat-obatan dan bahan makanan. Menjelang akhir abad ke-

18 baru ada metode-metode yang bersifat percobaan dalam menelaah proses-

22

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang bersifat autotroph. Tumbuhan

berperan penting dalam rantai makanan sebagai produsen. Ilmu yang mempelajari dunia

tumbuhan disebut ilmu botani. Ilmu botani mencakup beberapa kajian seperti bentuk

tumbuhan yang tampak dari luar (morfologi), struktur penyusun tumbuhan dari dalam

(anatomi), kekerabatan tumbuhan (taksonomi), fungsi fatal organ-organ tumbuhan (fisiologi),

tumbuhan dan lingkungannya (ekologi). Lihat : Dewi Rosanti, Morfologi Tumbuhan, (Jakarta

: Erlangga, 2013), h.1 23

Jamâl ad-Dîn Husein Mahran, An-Nabatât fî Al-Qur‟ân al Karîm, (Kairo :

Kementrian Wakaf Mesir, 2000), h. 7 dalam Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,

Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Qur‟an Tematik), (Jakarta : Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur‟an, 2009), h. 179 24

Sayyed Abdul Sattar al-Miliji, Ilmu An-Nabât fî Al-Qur‟ân al-Karîm, (Kairo : al

Hay‟ah al- Mishriyyah al-Ammah li al-Kitâb, 2005), Dalam Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur‟ân, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Qur‟an Tematik), h. 179 25

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan dan betuk-

bentuk bagian luar organ-organ tumbuhan. Morfologi tumbuhan mencakup bagian-bagian

yang merupakan struktur pokok yang dapat diamati yaitu : akar, daun, batang, bunga, buah,

serta struktur lain yang terbentuk dari proses metamorphosis tumbuhan. Lihat : Yayan

Sutrian, Pengantar Anatomi Tumbuhan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta : 2011), h.10 ; Dewi

Rosanti, Morfologi Tumbuhan, h.1 26

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur‟an

dan Sains, ( Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2011), cet.I, h. 9

Page 22: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

9

proses dan kegiatan tumbuhan. Dalam abad ke-20 banyak kemajuan yang

dicapai dengan temuan-temuan baru27

.

Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat

pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan

cabang-cabang ilmu tumbuhan saja sekarang sudah menjadi ilmu yang berdiri

sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang berdiri sendiri adalah

morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan

susunan tumbuhanpun sudah demikian pesat perkembangannya hingga

dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi tumbuhan dan morfologi

dalam atau anatomi tumbuhan. Morfologi tumbuhan tidak hanya

menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja tetapi juga bertugas

untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam tubuh

tumbuhan serta mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh

tersebut28

.

Kehidupan di bumi ini dimulai dari air di lautan, samudera dan di

daratan, berdasarkan fosil tumbuhan tertua yang ditemukan sekitar 450 juta

tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh makhluk-makhluk lain seperti hewan

dan manusia yang diperkirakan sekitar 200 ribu tahun yang lalu. Kehadiran

tumbuhan jauh sebelum hewan dan menusia karena ia memiliki peran yang

sangat besar dalam melapisi atmosfer bumi dengan oksigen sehingga layak

untuk dihuni29

Dalam sejarah bumi yang pertama-tama harus dikembangkan adalah

tumbuhan karena tumbuhan hijau sajalah yang mampu menyediakan

makanan, bahan mutlak yang sangat diperlukan bagi semua makhluk hidup.

Selain itu, tumbuhan juga melengkapi keperluan hidup manusia dengan obat-

obatan, minuman dan perlengkapan pangan. Tumbuhan juga sebagai sumber

asal batu arang dan minyak bumi, bahan tekstil, kayu dan produk-produk

industri. Dalam kegiatannya membuat zat makanan; menyerap karbon,

oksigen dan nitrogen dari dalam tanah dan udara, tumbuhan memberikan

udara segar berupa oksigen yang dapat dihirup oleh manusia dan hewan. Juga

sangat berguna bagi manusia dalam mengatur penguapan air hujan oleh

tanah, system perakaran tumbuhan membentuk suatu jaringan yang sangat

rumit yang menahan tanah pada tempatnya dan menjaganya tetap berpori-

27

Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani Umum 1; Tumbuhan, Sifat dan Gunanya,

(Bandung : Angkasa, t.th), cet.5, h. 6 28

Gembong Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, (Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 2011), cet. 12, h. 1-2 29

Zaghlûl an Najjâr, An Nabât fî Al-Qur‟ân, (Kairo : Maktabah al Suruq, 2006),

h.155

Page 23: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

10

pori yang dapat mencegah hanyutnya air berlebih sesudah hujan lebat dengan

menyerapnya ke dalam tanah sehingga ketersediaan air tetap terjaga30

.

Keberadaan tumbuhan sangat diperlukan demi keberlangsungan

makhluk hidup sebagai bahan makanan dan minuman, sumber oksigen dan

obat-obatan. Tumbuhan dan air dibahas secara bersama karena satu dengan

yang lainnya tidak bisa dipisahkan. Tumbuhan hanya ditemukan di bumi

yang mempunyai cadangan air dan tumbuhan menjadi dasar terjadinya

kehidupan dibumi31

.

Kelompok bahan makanan yang amat penting adalah karbohidrat

(gula/pati), lemak dan protein. Karbohidrat diperoleh dari tumbuhan secara

langsung; lemak dan protein disarikan dari tumbuhan dan hewan yang

memakan tumbuhan. Sebagian gula didapat dari jagung, gandum, kentang,

talas, sagu, padi dan ketela pohon. Madu walaupun dibuat oleh lebah pada

hakikatnya adalah gula alamiah yang terkumpul dari bunga32

.

Tumbuhan merupakan satu-satunya organisme di alam ini yang

mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan

mengubah energi yang diperoleh dari matahari menjadi zat-zat makanan33

.

Juga dapat memproduksi oksigen karena sel pada tumbuhan dapat

menggunakan secara langsung energi matahari, mengubah energi matahari

menjadi energi kimia lalu menyimpannya dalam bentuk nutrient dengan cara

30

Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani Umum 1, (Bandung : Angkasa, t.th), cet.5, h. 2 31

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur‟an

dan Sains, (Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), h.18 32

Siti Sutarmi Tjitrosomo, Botani Umum 1; Tumbuhan, Sifat dan Gunanya,

(Bandung : Angkasa, t.th), cet.5, h. 19 33

John Baines, Pangan Bagi Kehidupan, ter. Alfawzia Nurrahmi, ( Solo : Tiga

Serangkai, 2009), cet.1, h.5

Page 24: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

11

khusus, proses ini dinamakan dengan fotosintesis.34

Proses fotosintesis

memerlukan air, karbondioksida, sinar matahari dan klorofil35

.

Diantara ayat Al-Qur‟an yang membahas tentang morfologi

tumbuhan adalah surah Al-An‟âm [6] ayat 99.

Artinya : “Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami

tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka

Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.

Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;

dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai,

dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan

delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di

waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan

Allah) bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-An‟âm [6]: 99).

Thanthâwî Jawharî menjelaskan bahwa Allah SWT yang telah

menurunkan air hujan dari langit kemudian menumbuhkan segala jenis sifat

34

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan

beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan

energy cahaya. Hamper semua makhluk hidup bergantung pada energy yang dihasilkan

dalam fotosintesis. Fotosintesis juga menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di

atmosfer bumi. Organisme yang menghsilkan energy melalui fotosintesis disebut fototrof.

Fotosintesis merupakan salah satu asimilasi kerbon karena dalam fotosintesis karbon bebas

dari CO2 diikat menjadi gula sebagai molekul penyimpan energy . Cara lain yang

ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis yang

dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan

pigmen yang disebut klorofil, memberi warna hijau pada tumbuhan. Lihat: Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Qur‟ân Tematik),

h.196. 35

Ari Wahyu Aryandi, Dunia Tumbuhan, (Bandung : Sarana Panca Karya Nusa,

2009), h. 38

Page 25: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

12

tumbuhan yang berbeda-beda dengan air tersebut, padahal disirami oleh satu

jenis air dan hidup pada udara yang sama namun berbeda-beda rasanya. Lalu

Allah mengeluarkankan dari tumbuhan tersebut sesuatu yang hijau (klorofil),

kemudian ditumbuhkan dari yang hijau tersebut tangkai-tangkai yang

menghasilkan bulir dan butir, seperti tangkai pada gandum atau padi, dan dari

mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dari kebun-kebun

anggur (mengisyaratkan kebun seluruh jenis tumbuhan), zaitun dan delima

yang serupa tapi tidak sama (serupa bentuk daunnya tapi berbeda rasa

buahnya). Kemudian Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan segala

jenis tumbuhan ketika sudah berbuah, bagaimana perbedaan bunga, warna,

waktu perputaran musimnya, perbedaan segala macam tumbuhan dengan

bentuk bunga yang bermacam-macam, bahwa dalam satu bunga terdapat dua

jenis kelamin jantan dan betina. Ini adalah pembahasan yang sangat penting

tentang pembagian bentuk tubuh tumbuhan yang pada zaman sekarang

disebut morfologi tumbuhan36

.

Menurut Quraish Shihab, ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan

Allah yang telah menurunkan hujan kemudian menumbuhkan beranekaragam

tumbuhan. Dia yang memberikan warna hijau pada tumbuhan sehingga

menghijau, tangkai kurma, buah zaitun dan delima yang serupa dan tidak

serupa, yang menunjukkan ciri morfologi masing-masing tumbuhan tersebut.

Ciri morfologi itulah tumbuhan dapat dikelompokkan ke dalam kelompoknya

masing-masing. Maha besar Allah atas segala kekuasaan yang diciptakannya,

dan disitulah menuntut orang-orang yang beriman untuk berfikir37

.

Al-Baidhâwî menjelaskan bahwa terdapat perbedaan morfologi antara

kurma dengan anggur, begitu juga dengan zaitun dan delima, memiliki

beberapa perbedaan namun juga ada kesamaan. Semua ini Allah SWT

perlihatkan kepada kita akan kekuasaan-Nya agar dipelajari, diamati sehingga

dapat dimanfaatkan sebaik mungkin serta merupakan bukti kekuasaan Allah

SWT bagi orang-orang yang meyakininya38

.

Menurut Ahmad Musthâfâ Al-Marâghî, khusus zaitun dan delima

yang memiliki kemiripan sebagian sifatnya dan berbeda sebagian yang lain,

seperti mirip bentuk daun dan buahnya tapi berbeda pada rasa dan warna

buahnya. Ini menunjukkan kekuasaan sang pencipta dan hikmah dibalik

36

Thanthâwî Jawharî, al- Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân Al - Karîm, (Msir : Musthafâ

al Bâbî al-Halabî, 1350 H), cet. 2, jilid. 4, h. 81 37

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur‟an), (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 215-218 38

Abu Sa‟îd Abdullah bin „Umar bin Muhammad Asy-Suirâzî Al-Baidhâwî, Tafsîr

Al-Baidhâwî, (Beirut : Dâr Ar-Rasyîd, 2000 ), jilid. 1, h. 508

Page 26: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

13

semuanya agar kita memperhatikan, memikirkan dan mengkajinya lebih

dalam sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang

mengimaninya39

.

Menurut Muhammad Rasyîd Ridhâ, ayat ini tentang sekumpulan

tumbuhan yang dapat tumbuh berasal dari biji yang berproses tumbuh

menjadi satu batang yang sempurna, dari daun lalu keluar tangkai dari

tangkai inilah keluar biji-biji yang bersusun-susun. Begitu juga dengan pohon

kurma disebutkan memiliki tangkai yang menjulai setelah tumbuh besar

menjadi pohon yang menghijau, sama halnya dengan anggur mengalami

proses dan sama-sama memiliki kemualian. Dikhususkan pada zaitun dan

delima yang memiliki kesamaan dan perbedaan, sama pada bentuk daun dan

buahnya tapi berbeda pada warna dan rasanya. Hal ini menjadi motivasi bagi

kita untuk mengeksplor dan mengkaji tentang buah-buahan ini40

.

Abu Hayyân al-Andalûsî, juga menjelaskan bahwa kurma, anggur,

zaitun dan delima, dikategorikan termasuk ke dalam jenis tumbuh-tumbuhan

hijau, disebutkan secara khusus tentang tandan kurma yang tangkainya

menjulai supaya memudahkan untuk memetik buahnya. Sedangkan antara

zaitun dan delima dengan redaksi keduanya mirip tapi tidak sama, menurut

Qatâdah yang mirip adalah daunnya dan yang berbeda adalah bentuk

buahnya. Sedangkan menurut Ibnu Juraij yang mirip bentuknya dan yang

berbeda rasanya. Kemudian kita diperintahkan untuk memikirkan, mendalami

dan mempelajari tentang tumbuhan jika sudah berbuah sebagai bukti bagi

orang-orang beriman akan kekuasaan Allah SWT41

.

Ayat ini menyuruh kita untuk memperhatikan dan mengkaji lebih

dalam lagi tentang morfologi tumbuhan, diantaranya tentang zaitun dan

delima disebutkan “mutasyâbih wa ghaira mutasyâbih” ditafsirkan oleh para

ulama bahwa antara zaitun dan delima memiliki persamaan dan perbedaan.

Para ulama tafsir diatas memahami antara zaitun dan delima mirip dari

bentuk daun namun berbeda dari bentuk dan rasa buahnya begitu juga

menurut Thanthâwî Jawharî.

Bagi ilmuan muslim modern, pemaparan tentang morfologi tumbuhan

merupakan inspirasi untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut

ditinjau dari ilmu pengetahuan modern. Ayat-ayat tentang morfologi

tumbuhan tidak hanya disebut dalam konteks menjelaskan berbagai nikmat

39

Ahmad Musthâfâ Al-Marâghî, Tafsîr Al-Marâghî, (Mesir : Syirkah Maktabah Wa

Mathba‟ah Al-Musthâfâ Al-Bâbî Al-Halabî, 1946), cet. 1, Jilid. 7, h. 202-203 40

Muhammad Rasyîd Ridhâ, Tafsîr Al-Manâr, (Kairo : Huqûq Ath-Thab‟ wa at-

Tarjamah Mafûdzah Liwaratsatihi, 1947 M), cet.2, ur‟l-Qh. 641-643 41

Abu Hayyân al-Andalûsî, Tafsîr Bahr Al-Muhîth, (Beirut : Dâr Al-Kutub Al-

„Ilmiyyah, 1993), Jilid. 4, h. 194-195

Page 27: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

14

Allah yang harus disyukuri tetapi juga dikaitkan dengan persoalan kekinian

dengan banyaknya penemuan baru diantaranya pada bidang sains.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis menjadikan

permasalahan tersebut menjadi sebuah kajian penelitian tesis dengan judul

penelitian “MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF AL-

QUR’AN (Kajian Terhadap Tafsir Thanthâwî Jauharî 1287-1359 H/

1870-1940 M)”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Fungsi dari morfologi tumbuhan adalah untuk menggambarkan

bagaimana wujud dan bentuk tumbuhan dengan deskripsi. Pendeskripsian

mengenai wujud dan suatu bentuk tumbuhan menggunakan istilah atau

terminology berupa kata-kata tertentu untuk mengungkapkan makna tertentu.

Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh

tumbuhan saja tetapi juga menentukan fungsi dari masing-masing bagian

dalam kehidupan tumbuhan serta dari mana asal susunan tubuh terbentuk.

Dari penjelasan pada latar belakang, permasalahan yang dapat diidentifikasi

dari tema Morfologi Tumbuhan Menurut Perspektif Al-Qur‟an (Kajian

Terhadap Tafsir Saintifik al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân Al-Karîm Karya

Thanthâwî Jauharî adalah :

a. Perspektif Al-Quran tentang bentuk dan susunan tubuh tumbuhan

yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.

b. fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan dan

asal susunan tubuh tumbuhan terbentuk

c. Pentingnya tumbuhan bagi alam semesta; manusia, hewan dan

alam itu sendiri.

d. Peranan tumbuhan dalam kehidupan dalam upaya pelestarian

alam; penahan air agar tetap tersedia di bumi, pencegah banjir dan

tanah longsor.

e. Peranan tumbuhan bagi manusia dan hewan; penghasil oksigen,

pembersih udara, pelindung dari sinar matahari, sumber bahan

pangan, pakaian, papan, obat-obatan, bahan baku industry dan

penambah nilai estetika.

f. Penafsiran para ulama tafsir tentang ayat Al-Qur‟an yang

membahas bentuk dan susunan tubuh tumbuhan.

g. Penafsiran Thanthâwî Jauharî tentang ayat Al-Qur‟an yang

membahas bentuk dan susunan tubuh tumbuhan; (QS. Al-An‟am

[6] ayat 99, QS. An-Naml [27] ayat 60 dan QS. Yasin [36] ayat

80.

Page 28: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

15

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan

dikaji pada penelitian ini dibatasi menjadi 3 poin yaitu;

a. Perspektif Al-Quran tentang bentuk dan susunan tubuh tumbuhan

yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.

b. Penafsiran para ulama tafsir tentang ayat Al-Qur‟an yang membahas

bentuk dan susunan tubuh tumbuhan.

c. Penafsiran Thanthâwî Jauharî tentang ayat Al-Qur‟an yang membahas

bentuk dan susunan tubuh tumbuhan; (QS. Al-An‟am [6] ayat 99, QS.

An-Naml [27] ayat 60 dan QS. Yasin [36] ayat 80.

3. Rumusan Masalah

Beranjak dari pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana perspektif Al-Qur‟an tentang bentuk dan susunan tubuh

tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.?

b. Bagaimana para mufassir menjelaskan ayat Al-Qur‟an yang

membahas bentuk dan susunan tubuh tumbuhan ?

c. Bagaimana Thanthâwî Jauharî dalam menjelaskan tentang ayat Al-

Qur‟an yang membahas bentuk dan susunan tubuh tumbuhan; (QS.

Al-An‟am [6] ayat 99, QS. An-Naml [27] ayat 60 dan QS. Yasin [36]

ayat 80 ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah;

a. Untuk menjelaskan perspektif Al-Qur‟an tentang bentuk dan susunan

tubuh tumbuhan yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.

b. Untuk mengungkapkan penafsiran para ulama tentang ayat Al-Qur‟an

yang membahas bentuk dan susunan tubuh tumbuhan.

c. Untuk menjelaskan penafsiran Thanthâwî Jauharî tentang ayat Al-

Qur‟an yang membahas bentuk dan susunan tubuh tumbuhan; (QS.

Al-An‟am [6] ayat 99, QS. An-Naml [27] ayat 60 dan QS. Yasin [36]

ayat 80.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah;

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam mengkaji penafsiran Thanthâwî Jauharî tentang

ayat Al-Qur‟an yang membahas bentuk dan susunan tubuh

Page 29: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

16

tumbuhan dengan harapan nantinya dapat dikembangkan dan

dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

b. Secara praktis; pemahaman makna ayat yang dibantu dengan

penjelasan-penjelasan temuan ilmiah yang menonjolkan sisi

pemahaman logika rasional dan kontekstual atas ayat-ayat Al-

Qur‟an akan melahirkan sebuah penafsiran yang kreatif dan

dinamis, yang mana Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang mampu

menuntun dan menjawab tantangan masyarakat sepanjang masa.

D. Studi Pustaka

Sejumlah tulisan yang ditemukan tentang tumbuhan dan Thanthâwî

Jawharî diantaranya :

1. Emil „Alî Adam, An-Nabât Fî Al-Qur‟ân Al-Karîm, Tesis, Jâmi‟ah Al-

Khurthûm, Sudan, 2006. Kajian tentang tumbuhan secara detail; definisi

tumbuhan, ayat-ayat yang menyebutkan tentang tumbuhan, ayat-ayat

yang menyebutkan tentang nama-nama tumbuhan dalam Al-Qur‟an, dan

penjelasan dari para mufassir terkait ayat-ayat tersebut dan penemuan

ilmiahnya. Dalam bahasan ini, tumbuhan dari segala sisinya yang

diungkapkan dalam Al-Qur‟an lalu dijelaskan oleh berbagai sudut

pandang para penafsir dari ahli tafsir dan ahli ilmu lengkap dengan

gambar. Tesis ini membahas segala hal tentang tumbuhan menurut Al-

Qur‟an dan sains, namun tidak membahas morfologi tumbuhan dan

penafsiran Thanthâwî Jawharî secara khusus.

2. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Pelestarian Lingkungan Hidup.

Buku yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2009.

Kajian tentang eksistensi tetumbuhan dan pepohonan. Tetumbuhan dan

pepohonan dalam Al-Qur‟an, tumbuhan dan misi dakwah Al-Qur‟an,

pepohonan dan keseimbangan alam, fungsi dan manfaat tetumbuhan dan

pepohonan sebagai sumber makanan, obat-obatan, penghasil oksigen,

dan peresap air. Mengungkapkan dan mengupas tentang ayat Al-Qur‟an

dalam menyebutkan tumbuhan beserta peranannya bagi manusia, hewan

dan lingkungan. Bahasan dalam buku ini masih memaparkan tentang

tumbuhan secara umum dalam perspektif Al-Qur‟an dan sains.

3. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-

Qur‟an dan Sains. Diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur‟an, 2011. Membahas tentang tumbuhan dalam bahasan Al-Qur‟an,

proses dan perikehidupan pada tumbuhan, perkembangan pertanian dan

peradaban manusia dan bioetika terhadap tumbuhan. Mengungkapkan

tentang tahapan-tahapan dalam kehidupan tumbuhan dari sudut pandang

Al-Qur‟an dan sains. Penyusunan tafsir ini secara kolektif antara para

Page 30: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

17

pakar Al-Qur‟an dan sains, bahwa kajian ini tidak dalam rangka

menjastifikasi kebenaran temuan ilmiah dengan ayat-ayat Al-Qur‟an, juga

tidak memaksakan penarsiran ayat-ayat Al-Qur‟an sehingga

berkesesuaian dengan temuan ilmu pengetahuan. Kajian dalam buku ini

juga memberikan gambaran tentang tumbuhan dan peri kehidupan

tumbuhan menurut Al-Qur‟an dan Sains.

4. Atiyah Ulfah Suriani, Studi Tafsir „Ilmî Thanthâwî Jawharî. Tesis,

Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta, 2012. Menjelaskan tentang metode

penfsiran Thanthâwî Jawharî, membahasa tentang penafsiran Thanthâwî

Jawharî terkait kejadian alam semsta, khamar, dan tentang social

kamsyarakatan serta mengkritik mengenai hasil pemikiran Thanthâwî

Jawharî terhadap metode ilmiah yang digunakannya. Hasil penelitiannya

adalah Thanthâwî Jauharî yang menulis Tafsir „Ilmî Thanthâwî Jawharî

dengan menggunakan pendekatan saintifik; bahwa al-Jawâhir fî Tafsîr

Al-Qur‟ân Al-Karîm adalah tafsir buku bercorak ilmiah. Dengan

menjadikan pendekatan ilmiah sebagai basis metodologisnya. Tesis ini

menyoroti khusus tentang metode penulisan tafsir Thanthâwî Jawharî

yang memberikan gambaran secara teoritis dalam mengkaji penafsiran

Thanthâwî Jawharî.

5. Saipolbarin Bin Ramli, Istilah Tumbuh-Tumbuhan Dalam Al-Qur‟an Al-

Karim ; Kajian Leksikografi dan Analisis Wacana Bahasa Arab,

(Disertasi, Universiti Malaya, 2015). Membahas tentang istilah-istilah

yang berkaitan dengan tumbuhan menurut perspektif Al-Qur‟an

berdasarkan kajian Leksikografi dan Analisis Wacana Bahasa Arab.

Dalam bahasan ini ditemukan bahwa studi tentang tumbuhan tidak hanya

berhubungan dengan ilmu pertanian, obat-obatan dan geografi saja tetapi

juga sangat erat kaitannya dengan leksikografi yang menampilkan

keindahan gaya bahasa Al-Qur‟an. Persamaan penelitian penulis dengan

kajian dalam tesis ini adalah tentang peyebutan nama-nama tumbuhan

dalam Al-Qur‟an namun berbeda pada fokus pembahasan tentang

tumbuhan dalam Al-Qur‟an dari sudut pandang bahasa.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif42

. Hal

ini dikarenakan dalam penelitian ini terdapat berbagai karakteristik penelitian

42

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilakan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Lihat Lexi L. Moleong, Metodologi Penelitian

Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1997), Cet. VIII,h. 6.

Page 31: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

18

kualitatif, diantaranya ; data berupa dokumen yang bersifat alamiah (natural

setting), pengambilan sampel ditetapkan secara purposif, peneliti sebagai

instrumen kunci dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data, analisis

data secara induktif, dan makna merupakan hal yang esensial43

.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan rancangan analisis isi

(content analysis). Analisis isi ini dugunakan berdasarkan pada ; sumber data

pada penelitian ini adalah dokumen, masalah yang dianalisis adalah isi buku

al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al-Karîm dan tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan penafsiran Thanthâwi Jawharî tentang morfologi

tumbuhan lalu menganalisisnya dan membuat kesimpulan44

.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber

data primer45

dan sekunder46

. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah

kitab Al-Qur‟an dan buku Tafsir al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al Karîm

yang diterbitkan oleh Muassasah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî tahun 1344

H/1923 M.

Sedang sumber data sekunder antara lain diambil dari buku-buku

tafsir yang ditulis oleh beberapa ulama tafsir seperti buku yang berjudul

Tafsîr al-Ayât al-Kawniyah fî Al-Qur‟ân al-Karîm karya Zaghlûl an-Najjâr,

Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur‟ân dan Sains yang ditulis oleh Tim

Lajnah Pentashihah Al-Qur‟ân, dan Tafsir Salman : Tafsir ilmiah Juz Amma

yang ditulis oleh Syarif Hidayat dan tim.

3. Sistematika Penulisan

Tesis ini ditulis lima bab, satu bab pendahuluan, tiga bab

pembahasan penelitian, dan satu bab penutup.

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka

terdahulu yang relevan dan metodologi penelitian mencakup jenis penelitian,

43

Robert C. Bogdan & Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education: An

Introduction to Theory and Methode, (London: Allyn and Bacon, Inc, 1982), h. 10. 44

Inferensi adalah menarik atau mengambil kesimpulan. Lihat Darmiyati Zuchdi,

Panduan Penelitian Analisis Konten, (Yogyakarta: Lemlit IKIP Yogyakarta, 1993), h. 15. 45

Data primer adalah data yang langsung dari subjek penelitian. Lihat ; Saifuddin

Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), cet. 1, h. 91 46

Data sekunder adalah data yang erat kaitannya dengan data primer dan dapat

digunakan untuk membantu menganalisis dan memahami data primer. Lihat ; Saifuddin

Azwar, Metodologi Penelitian, h. 92

Page 32: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

19

sumber data dan sistematika penulisan. Bab ini merupakan landasan

metodologis dalam penelitian tesis ini, maka hanya mendeskripsikan hal-hal

yang bersifat teoritis metodologis bagi langkah-langkah penelitian, baik

ketika penggaian data maupun analisis data penelitian.

Bab II : Tumbuhan dan Morfologi Tumbuhan ; Tumbuhan Menurut

Al-Qur‟an, Morfologi Tumbuhan Menurut Al-Qur‟an yang terdiri dari akar,

batang, daun, bunga dan buah, dan Morfologi Tumbuhan Menurut Ahli

Sains.

Bab III : Biografi Thanthâwî Jawharî, latar belakang pendidikan dan

karir akademiknya, serta karya-karya beliau. Buku Tafsir al-Jawâhir fî Tafsîr

Al-Qur‟ân al-Karîm latar belakang penulisan tafsir, metode dan corak

penafsiran. Pendapat para ulama tentang Thanthâwî Jawharî dan Tafsir al-

Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân al Karîm dalam diskursus pemikiran tafsir

kontemporer.

Bab IV : Analisis; Penafsiran Thanthâwî Jawharî tentang Morfologi

Tumbuhan; penafsiran Thanthâwi dalam tafsir al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur‟ân

al-Karîm tentang morfologi tumbuhan, dimensi ilmiah morfologi tumbuhan

dalam Al-Qur‟an membahas kurma, anggur, zaitun, delima dan tin, dan

Analisis; Penafsiran Thanthâwî Jawharî tentang Morfologi Tumbuhan.

Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Bab terakhir ini

merupakan penegasan teori atau temuan yang dihasilkan dari penelitian ini.

Page 33: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

165

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis penulis mendapatkan kesimpulan dari tiga

perumusan masalah adalah sebagai berikut;

a. Bentuk dan susunan tubuh tumbuhan (morfologi tumbuhan) terdiri

dari akar, batang, daun, bunga dan buah telah disebutkan dalam Al-

Qur’an sebanyak 39 surah yang tersebar pada 78 ayat. Ayat Al-

Qur’an yang membahas tentang morfologi tumbuhan secara detail

adalah ; QS. Al-An’am [6] ayat 99 dengan menyebutkan pohon

kurma, anggur dan zaitun yang disebutkan secara khusus karena

posisi dan peranan yang sangat besar bagi manusia dan makhluk

consumer lainnya, QS An-Naml [27] ayat 60 tentang kemukjizatan

tumbuhan dan taman-taman yang indah serta QS Yasin [36] ayat 80

tentang klorofil.

b. Para ahli tafsir dalam menafsirkan ayat tentang bentuk dan susunan

tubuh tumbuhan “mutasyâbih wa ghaira mutasyâbih” yang serupa

tapi tidak sama baru dijelaskan secara ringkas dan belum detail.

Thanthâwi Jawharî dan Abu Hayyân al-Andalûsî menafsirkan bahwa

antara zaitun dan delima memiliki bentuk daun daun yang sama

namun berbeda dari bentuk buah dan rasanya. Agak sedikit berbeda

dengan Muhammad Rasyîd Ridhâ dan Ahmad Musthâfâ Al-Marâghî

yang mengatakan bahwa zaitun dan delima sama dari bentuk daun

dan buahnya tapi berbeda dari warna buah dan rasanya. Penjelasan

tentang persamaan dan perbedaan antara delima dan zaitun serta

beberapa penemuan baru terkait kurma dan anggur secara detail baru

terungkap setelah dilakukan penelitian akhir-akhir ini.

c. Thanthâwî Jawharî dalam menafsirkan surah Al-An’am [6] ayat 99;

telah menjelaskan tentang perintah Allah SWT untuk memperhatikan

buah-buahan jika sudah berbuah, dimulai dari pembahasan tentang

bunga yang memiliki kelamin jantan yang disebut putik dan kelamin

betina disebut putik, dan proses penyerbukan dengan jatuhnya putik

diatas serbuk sari atas pertolongan serangga atau angin yang

dirancang khusus oleh Allah SWT. Surah An-Naml [27] ayat 60; telah

menjelaskan tentang bentuk, jenis dan fungsi akar yang bukan hanya

sebagai pengokoh berdirinya pohon tapi juga dapat menyerap air dan

mineral dari dalam tanah serta dapat menyimpan cadangan makanan,

batang dan daun juga tidak kalah pentingnya; batang yang kokoh

berfungsi menyalurkan makanan ke daun untuk dimasak sehingga

Page 34: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

166

dapat menghasilkan energy bagi tumbuhan bahkan juga bermanfaat

bagi manusia. Surah Yasin [36] ayat 80 membahas tentang klorofil

yang berfungsi menyerap karbondioksida dari udara dan cahaya

matahari sehingga dapat memasak makanan bagi tumbuhan tersebut

serta memberikan oksigen dan udara segar bagi manusia.

Saran

Penelitian tentang morfologi tumbuhan menurut perspektif Al-Qur’an

ini baru terungkap sedikit jika dibandingkan dengan pembahasan Al-Qur’an

tentang morfologi tumbuhan yang sangat banyak dan perlu pembahasan lebih

lanjut. Tantangan dan motivasi bagi para mufassir sains zaman sekarang

untuk menggali dan bereksplorasi. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi

perkembangan ilmu pengetahuan dan sains sehingga melahirkan banyak

peluang untuk menggali rahasia-rahasia yang masih tersembunyi.

Page 35: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurrahman, Hafiz, Ulumul Quran Praktis, Bogor : IDeA Pustaka Utama,

2003

Abdullah, Abdul Muis, Morfosintaksis, Jakarta, Rineka Cipta, 2005

Ahmad, Yusuf Al-Hajjaj terj. Putri Aria Miranda, Panduan Pengobatan

Islami, Solo : Aqwam Media Profetika, 2016.

Ali Iyyâzî, Sayyid Muhammad, Al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhâjuhum,

Teheran : Maktabah Mukmin Quraisy, 1386 H

Amrullah, Haji Abdul Malik Abdul Karim (Hamka), Tafsir al Azhar,

Singapura : Pustaka Nasional Singapura, 2003

Âsyûr, Muhammah Ath-Thâhir Ibn, At-Tahrîr wa At-Tanwîl, Tunis ; Jamî‟

Huqûq Ath-Thab‟î Mahfûzhah li Ad-Dâr At-Tûnisiyyah Li An-Nasr,

1984.

Arieyani, Vanda Nur, Rahasia Ramuan Sehat dari Al-Qur’an, Jakarta :

Zaytuna Ufuk Abadi, 2015.

Aryandi, Ari Wahyu, Dunia Tumbuhan, Bandung : Sarana Panca Karya

Nusa, 2009

Al-Andalûsî, Abu Hayyân, Tafsîr Bahr Al-Muhîth, Beirut : Dâr Al-Kutub Al-

„Ilmiyyah, 1993.

Al-Aridl, Ali Hasan, Sejarah dan Metodologi Tafsir (terj.).Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1994

Al-„Akk, Khalid Abdurrahmân, Ushûl at-Tafsîr wa Qawâ’îduhu, Beirut : Dâr

An-Nafâis, 1986.

Al-Bagdâdî, Al-Alûsî, Rûh al-Ma’ânî fî Tafsîr Al-Qur’ân Al-‘Azhîm wa As-

Sima’ Al-Matsânî, Beirut : Dâr Ihyâ‟ At-Turâts Al-„Arabî, t.th.

Al-Baidhâwî, Abu Sa‟îd Abdullah bin „Umar bin Muhammad Asy-Suirâzî,

Tafsîr Al-Baidhâwî, Beirut : Dâr Ar-Rasyîd, 2000

Al-Bustânî, Fuad Ifram, Munjid al-Thullâb, Beirut: Dâr al-Masyrîq, 1986

Page 36: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Al-Farâhîdî, Abû „Abdu Ar-Rahmân, Kitâbul ‘Ain, t.tp : Maktabah Al-Hilâl,

t.t

Al-Farmawî, Abdul Hayy, Metode Tafsir Maudhu’i dan Penerapannya (terj),

Bandung : Pustaka Setia, 2002.

___________________, Muqaddimah fî al-Tafsîr al-Mawdhû’î, Kairo: Al-

Hadhârah al-„Ârabiyah, 1977.

Al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûmuddin, Kairo: Muassasah al-Halbî, 1370.

Al-Hilawi, Muhammad, Mereka Bertanya Tentang Islam, Jakarta : Gema

Insani,1998

Al-Khawarizmî, Abu al-Qâsim Jâr Allah Mahmûd ibn „Umar Az-

Zamakhsyarî, Tafsîr Al-Kasysyâf ‘An Haqâiq At-Tanzîl wa ‘Uyûn Al-

Aqâwil fî Wujûh At-Ta’wîl, Beirut : Dâr Al-Ma‟rifah, 1998.

Al-Marâghî, Ahmad Musthâfâ, Tafsîr Al-Marâghî, Mesir : Syirkah Maktabah

Wa Mathba‟ah Al-Musthâfâ Al-Bâbî Al-Halabî, 1946.

Al-Muhallî, Jalâluddîn dan Jalâluddîn As-Suyûthî, Tafsîr Al-Jalâlain Al-

Muyassar, Beirut : Maktabah Lubnân Nâsyirûn, 2003.

Al-Muhtasib, „Abd al-Majîd „Abd as-Salâm, Ittijah at-Tafsîr Fî al-‘Ashr al-

hadîts, Beirut : Dâr al-Fikr, 1973

Al-Munawwar, Sayyid Agil Husin, Al-Qur’an Membangun Tradisi

Kesalehan Hakiki, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Al-Qâsimî, Muhammad Jamâl Ad-Dîn, Mahâsin At-Ta’wîl, Halb : Dâr Ihyâ

Al-Kutub Al-„Arabiyyah, 1957.

Al-Qatthân, Mannâ al-Khalîl, Mabâhits fî ‘ulûmil Qurân, Kairo : Maktabah

Wahbah, 2000

An-Najjâr, Zaglûl, Tafsîr Al-Ayât Al-Kauniyah fî Al-Qur’ân Al-Karîm, (Kairo

: Maktabah Asy-Syurûq Ad-Daulah, 2007.

___________________, An-Nabât fî Al-Qur’ân, Kairo : Maktabah al Suruq,

2006

An-Najjar, Jamal Mustafa Abdul Hamid, Tabaqât wa Ittijahât at-Tafsîriyah,

Cairo, t.p, t.th.

Page 37: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

An-Naqâsy, Raja‟, Tafsîr li Al-Qur’ân bi al-Kharâith wa as-Suwar, dalam

Majallah al-Mushawwir, 3 November 1972 M

Ar-Râzî, Fakhr, Tafsîr al-Kabîr Mafâtih al-Ghayb, Juz 13, Beirut : Dâr al-

Fikr, 1981

As-Sa‟âdî, „Abdurrahmân ibn Nâshir, Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân Fî Tafsîr

Al-Kalâm Al-Manân, Riyadh : Maktabah Al-„Abikan, 2002.

As-Sa‟adî, „Abdul Hakîm „Abdul Lathîf, al-Bî’ah fî al-Fikri al-Insânî wa al-

Wâqi’ al-Imânî, Kairo : Dâr al-Mishriyyah al-Linyah, 1994

Ash-Shâbûnî, Muhammad „Alî, Shafwah At-Tafâsir, Beirut : Dâr Al-Qur‟ân

Al-Karîm, 1980.

As-Suyûthî, Al-Hafîzh al-Imâm Jalâluddîn, Al-Itqân, Kairo: Dâr At-Turâth,

1431 H/ 2010 M.

As-Shouwy, Ahmad, dkk, Mukjizat Al-Qur’an dan as-Sunnah tentang

IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Asy-Syahrastanî, Muhammad ibn „Abd al-Karim Ahmad, Al-Milal wa Al-

Nihal, Terj. Syuaidi Asy’ari, Bandung: Pustaka Mizan , 2004.

Asy-Syâthibî, Al-Muwâfaqât fî al-Ushûl asy-Syâri’ât, Kairo: As-Sarq al-

Adnâ fî al-Mask, t.tp.

Asy-Syinqithî, Muhammad Amîn, Tafsîr Adhwâ’ul Bayân fî Idhâh Al-Qur’an

bi Al Qur’an, terj. Fathurazi, Jakarta : Pustaka Azzam, 2006.

Ath-Thabarî, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarîr, Tafsîr Ath-Thabarî Jâmi’ul

Bayân ‘An Ta’wîl Ayy Al-Qur’ân, Kairo : Huqûq Ath-Thab‟

Mahfûzhah, 2001.

Az-Zahabî, Muhammad Husein, at-Tafsîr wa al-Mufassirûn, Jilid. 1, Kairo :

Maktabah Wahbah, 2000

Az-Zarkasyî, al-Burhân fî ‘Ulûm Al-Qur’ân, Mesir: Isa al-Babi al-Halabi,

1972.

Az-Zarqânî, „Abd. „Azhîm, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm Al-Qur’ân, Mesir: Isa

al-Bâbi al-Halabi, t.th.

Baidan, Nashruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2005.

Page 38: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Baines, John, Pangan Bagi Kehidupan, ter. Alfawzia Nurrahmi, Solo : Tiga

Serangkai, 2009

Bresnick, Stephen, High-Yield Biology, terj. Herlina J. Handoko dabn

Beatricia I. Santoso, Jakarta : Hipokrates, 2012.

Bogdan, Robert C dan Biklen, Sari Knopp, Qualitative Research for

Education: An Introduction to Theory and Methode, London: Allyn

and Bacon, Inc, 1982

Bucaille, M., The Bible, the Qur’an and Science, Indianapolis: North

American Trust Publication, 1979.

___________________, What is the Origin of Man: The Answers of Science

and the Holy Scriptures, Paris: Seghers, 1983.

Campbell, Neil A., et all, Biology, terj. Wasmen Manalu, Jakarta : Erlangga,

2003 .

Citrosupomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press, 2007.

Daldjoeni, Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah,

Bandung, Alumni,1982.

Dasumiati, eds, Biologi Dasar, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008.

Fried, George H, dan George G. Hademenos, Schaum’s Outlines of Theory

and Problems of Biology, terj. Damaring Tyas, Jakarta : Erlangga,

2005.

Gardner, Franklin P., et all, Fisiologi Tanaman Budidaya, Terj. Herawati

Susilo, Jakarta : UI Press, 2008.

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta : Pustaka Panjmas, 1999

Harry, N. R, Usaha tani bunga potong, Jakarta : Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian1994.

Hassan, Fuad dan Koentjaraningrat, Beberapa Asas Metodologi Ilmiah,

dalam Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat.

Jakarta: Gramadeia, 1977.

Page 39: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Hidayat, Syarif, eds, Tafsir Salman : Tafsir „Ilmîyah Juz Amma, Bandung :

Mizan Utama, 2014

Ibnu Katsir, Abul Fidâ‟ Ismâ‟îl ibnu „Umar, Tafsîr Al-Qur’ân al-‘Azhîm,

Riyadh : Dar Thayyibah li an-Nasyr wa at-Tauzî‟, 1999

Ichwan, Muhammad Nor, Tafsir Ilmi Memahami Al-Qur’an Melalui

Pendekatan Sains Modern,Yogyakarta: Menara Kudus, 2004

Imani, Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur’an, Jakarta : al-Huda, 2005

Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung: Tafakur, 2009.

___________________, Ulumul Quran Telaah Tekstualitas dan

Kontekstualitas, Al-Qurâ, Bandung : Tafakkur, 2013

Jâdû, „Abdul „Azîz , Asy-Syekh Thanthâwî Jawharî, Dirâsah wa Nushûs,

Kairo : Dâr al-Ma‟ârif, t.t.

Ja‟far, Muslim Ali dan As-Sarhân, Mahya Hilal, Manâhij al-Mufassirîn, tt :

Dâr al-Ma‟rifah,1980

Jawharî, Thanthâwî, al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur’ân al-Karîm, Mesir :

Musthafâ al-Bâbî al-Halbî, 1350 H

Jibrîl, Muhammad As-Sayyid, Madkhal Al-Manâhij Al-Mufassirîn, Kairo :

Huqûq Li at-Thab‟I, 1408 H/1987 M.

Kholil, Moenawar, Al-Qur’an dari Masa ke Masa, Solo: Ramadhani,

1985.Kusumaningrat, Renggono, Botani Umum 1 : Kerangka

Tumbuhan dan Modifikasinya, Bandung : Angkasa, tt.

Kelompok Kerja Yayasan Studi Biologi, Biologi Umum 2, Jakarta :

Gramedia, 1980.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Tafsir ‘Ilmî Tumbuhan Dalam

Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur‟an, 2011

___________________, Pelestarian Lingkungan Hidup, Tafsir Al-Qur’an

Tematik, Jakarta : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2009

Lobeek, A.K, Geomorphology An Introduction to Study of Kind Scapes, Mc.

Graw Hill Book Company, New York, 2000.

Page 40: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Mesra, Alimin, eds, Ulumul Quran, Jakarta : PSW UIN Jakarta, 2005.

Moleong, Lexi L, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya,

1997

Mustaqim, Abdul dan Sahiron Syamsuddin, Studi Al-Qur’an Kontemporer,

Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2002.

Nawawi, Rif‟at Syauqi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh; Kajian

Masalah Aqidah dan Ibadah, Jakarta: Paramadina, 2002

Pasya, Ahmad Fuad, Dimensi Sains Al-Qur’an, terj. Muhammad Arifin, Solo:

Tiga Serangkai, 2004.

Permana, Agus D, eds, Biologi Untuk SMA Ringkasan Materi Olimpiade

Biologi Internasional, t.tp : TOBI Tim Olimpiade Biologi Indonesia,

2014

Qutub, Sayyid, Tafsîr Fî Zhilâl Al-Qur’ân, Beirut : Dâr al-Masyrûq, 2004

Redhâ, Muhammad Rasyîd, Tafsîr al-Manâr, Beirut : Dâr Al-Masrûq : 1935

H

___________________, Tafsîr A1-Qur’ân al-Hakîm, Beirut: Dâr al-Ma‟rifah,

tt.

Riyadi, Hendar, Tafsir Emansipatoris : Arah Baru Studi Tafsir Al-Qur’an,

Bandung : Pustaka Setia, 2005

Rosanti, Dewi, Morfologi Tumbuhan, Jakarta : Erlangga, 2013

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992

___________________, Tafsir Al-Misbah, Ciputat : Lentera Hati, 2000.

Siregar, Mukhlidah Hanun, Cara Sehat Dengan Resep-Resep Ajaib Herbal

Islami, Yogyakarta : Buku Biru, 2012

Suma, Muhammad Amin, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an 2, Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2001

Sutrian, Yayan, Pengantar Anatomi Tumbuhan, Jakarta : PT. Rineka Cipta :

2011

Page 41: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Shihab, Quraisy, eds, Sejarah dan Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus,

1999

Tjitrosomo, Siti Sutarmi, (eds), Botani Umum 2, Bandung : Angkasa, t.th.

Taymiyah, Ibnu, Muqaddimât fî Ushûl al-Tafsîr. Kuwait: Dâr Al-Qur‟ân al-

Karîm, 1391 H/1971 M.

Thayyâr, Muhammad, Nail as-Sairin fi Tabaqât al-Mufassirîn, Pakistan :

Maktabah Yaman, 2000

Yusuf, Yunan, Tafsir Khuluqun ‘Azhim Juz Tabarak, Tangerang : Lentera

Hati, 2013.

Zaglûl, Muhammad Hamdu, At-Tafsîr bil Ra’y Qawâ’iduhu wa Dhawâbituhu

wa A’lamuhu, Damaskus : Maktabah al-Farabî, 1420 H/1999 M

Zaid, Nasr Hamid Abu.. al-Ittijâh al-‘Aqlî fî at-Tafsîr; Dirâsah fî Qadliyah

al-Majâz fî Al-Qur’ân ‘inda al-Mu’tazilah. Beirut: al-Markaz ats-

Tsaqafî al-„Arabî, 1996.

B. Kamus dan Ensiklopedi

Ad-Dâmaghânî, Husain Bin Muhammad, Qâmûs Al-Qur’ân Aw Ishlâh Al-

Wujûh Wa An-Nazhâir fî Al-Qur’ân Al-Karîm, Beirut : Dâr Al-„Ilmi

Li Al-Malâyîn, 1983.

Al-Mishrî, „Allamah Abî Al-Fadhîl Jamâl Ad-Dîn Ibn Mukrim Ibn Manzûr

Al-Afrîqî , Lisân Al-‘Arab, Beirut : Dâr Shâdir, t.th

Bâqî, Muhammad Fuâd „Abdul, Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Al-Fâz Al-

Qur’ân Al-Karîm, Kairo : Dâr Al-Kutub Al-Mishriyah, 1364 H.

Bisri, Adib dan Munawir AF, Al-Bisri Kamus Arab-Indonesia, Surabaya:

Pustaka Progressif, 1999).

Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta: Direktorat

Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Peningkatan

Prasarana dan Saran Perguruan Tinggi Agama /IAIN, 1992/1993.

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, t.th.

Madkûr, Ibrâhîm, et all, Mu’jam Al-Fâdz Al-Qur’ân Al-Karîm, (Kairo :

Majmâ‟ Al-Lughah Al-Ârabiyah, 1988

Page 42: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Munawwir, Ahmad Warso, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,

Yogyakarta : Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan PP ”al-

Munawwir” Krapyak, 1984.

Palar, Heryando, Kamus Biologi, Jakarta, Rineka Cipta, 2009.

Poerdawarminta, W.J.S, , Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN

Balai Pustaka, 1976

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Wehr, Hans and J.Milton Cowan, A Dictionary of Modern Written Arabic,

London: Macdonald and Evans Ltd, 1974.

C. Disertasi, Tesis dan Jurnal

Âdam, Amel „Alî, An-Nabât fî Al-Qur’ân Al-Karîm, Tesis : Jâmi‟ah

Khurthûm, 2006.

Akbar, Ali, Kontribusi Teori ‘Ilmîah Terhadap Penafsiran, Jurnal Fakultas

Ushuluddin UIN Suska, Vol.23, no. 1, Juni 2015.

Bachtir, Anis, Gerakan Hellenisme, Jurnal Tribakti, Volume 20, No. 2, Juli

2009

Khasanah,Nur “Kandungan Buah-Buahan dalam Al-Quran”, dalam Jurnal

Phenomenon,Syafi‟I, Abdul Manan, Perspektif Al-Qur’an Tentang

Ilmu Pengetahuan, Media Akademika, Vol. 27, No. 1, Januari 2012

Matondang, Husnel Anwar dan Sabriandi Erdian, Al-Qur‟an Dan Sains

(Suatu Sudut Pandang terhadap Legalitas Penafsiran Sains atas Al-

Qur‟an), dalam Jurnal Polingua, Scientific Journal of Linguistic,

Literature and Education, Vol.2, No.1, 2013, h. 22

Ramli, Saipolbarin Bin, Istilah Tumbuh-Tumbuhan Dalam Al-Qur’an Al-

Karîm ; Kajian Leksikografi dan Analisis Wacana Bahasa Arab,

Disertasi, Universiti Malaya, 2015.

Sardar, Zainuddin, “Between Two Masters: The Qur’an or Science?”,

Inquiry, Vol. 2, No. 8, Agustus 1985.

Sendra,Eny dkk, “Pengaruh Konsumsi Kurma (Phoenix Dactylifera)

Terhadap Kenaikan Kadar Hemaglobin Pada Ibu Hamil Trisemester II

Page 43: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Di Wilayah PUSKESMAS Kediri”, dalam Jurnal Ilmu Kesehatan,

2016.

Sudjijo, “Sekilas Tanaman Delima dan Manfaatnya”, dalam Jurnal Iptek

Hortikultura, 2014

Suriani, Atiyah Ulfah, Studi Tafsir ‘Ilmî Thanthâwî Jawharî, Jakarta : Tesis

IIQ, 2012.

D. Artikel, Koran dan Majalah

Admin, Tafsir Saintifik Isyarat-isyarat Ilmiah dalam Al-Qur'an, Artikel yang

ditulis Rabu, 28 Mei 2008.

An-Najjâr, Zaglûl, Republika, Islam Digest, Wawancara Ahad, 3 Oktober

2010

Misykah, Muntadayât, Asy-Syaikh Thanthâwî Jawharî, ( Misykat al Kutub

wal Buhûts al-„Ilmî, 13 Rabi‟ul Awwal 1424 H,.htmlgsc.tab=0)

Tyasmaharani, Aisyah, Morfologi Tumbuhan, http//googleweblight.com

diakses pada tanggal 4 april 2017.

Rianawati, Ida, “Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan”,

http//[email protected] diakses tanggal 28 Maret 2017

http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-anggur/,

diakses tanggal 2 Januari 2018

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-zaitun/, diakses

tanggal 2 Januari 2018

http://www.sampulpertanian.com/2017/01/buah-tin-ficus-carica-l.html,

diakses tanggal 2 Januari 2018

http://www.tinohtin.com/2015/05/sifat-pertumbuhan-dan-morfologi-

pokok.html, diakses tanggal 2 Januari 2018

Page 44: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

REKAPITULASI AYAT YANG MENYEBUTKAN MORFOLOGI

TUMBUHAN

No Morfologi

Tumbuhan

Kata Arti Surah/Ayat

1. Akar أصل Akar Q.S. Ibrahim [14] : 24, Q.S. Ash-

Shoffat [37] : 64 dan Q.S. Al-

Hasyr : [59] : 5

2. Batang شجر Batang Q.S. Al-Baqarah [2] : 35, Q.S.

An-Nisa [4] : 65, Q.S. Al-A’raf

[7] :19,20,22, Q.S. Ibrahim [14] :

24,26, Q.S. An-Nahl [16] : 10,68,

Q.S. Al-Isra’ [17] : 60, Q.S. Taha

[20] : 120, Q.S. Al-Hajj [22] : 18,

Q.S. Al-Mu’minun [23] : 20, Q.S.

An-Nur [24] : 35, Q.S. An-Naml

[27] : 60, Q.S. Al-Qashash [28] :

30, Q.S. Luqman [31] : 27, Q.S.

Yasin [36] : 80, Q.S. Ash-Shoffat

[37] : 62,64,146, Q.S. Ad-Dukhan

[44] : 43, Q.S. Al-Fath [48] : 18,

Q.S. Ar-Rahman [55] : 6, Q.S.

Al-Waqi’ah [56] : 52,72.

Tangkai (Q.S. Al-Baqarah [2] : 261.

,Ranting Ar-Raẖmân [55] : 48 أفنان

Page 45: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

,Batang Q.S. Al-Qamar [54] : 20 أعجاز

عذ ج Batang Q.S. Maryam [19] : 23, 25, Q.S.

Taha [20] : 71,

ق Batang

Q.S. Al-Fath [48] : 29,

ع Pucuk Q.S. Ibrahim [14] : 24,

Tangkai Q.S. Al-An’am [6] : 99,

Ranting Q.S. Al-Hasyr [59] : 5

3. Daun Daun Q.S. Al-An’am [6] : 59, Q.S. Al-

A’raf [7] : 22, Q.S. Al-Kahf [18] :

19, Q.S Thaha [20] : 121,

4 Bunga Kelopak Q.S. Fushilat [41] : 47, Q.S. Ar-

Rahman [55] : 11,

Mayang Q.S. Al-An-‘Am [6] : 99, Q.S.

Asy-Syu’ara’ [26] : 148, Q.S.

Ash-Shoffat [37] : 65, Q.S. Qaf

[50] : 10.

5 Buah ثمر Buah Q.S. Al-Baqarah [2] : 22,25,126,

155, 266, Q.S. Al-An’am [6] : 99,

141, Q.S. Al-A’raf [7] : 57, 130,

Q.S. Ar-Ra’d [13] : 3, Q.S.

Page 46: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Ibrahim [14] : 32,37, Q.S. An-

Nahl [16] : 11,67,69, Q.S. Al

Kahfi [18] : 34,42, Q.S. Al-

Qashash [28] : 57, Q.S. Fathir

[35] : 27, Q.S. Yasin [36] : 35,

Q.S. Fushilat [41] : 47,

Muhammad [47] : 15.

.Buah Q.S. Al-Mu’minun [23] : 19, Q.S فكه

Yasin [36] : 57, Q.S. Ash-Shoffat

[37] : 42, Q.S Shad [38] : 51, Q.S.

Az-Zukhruf [43] : 73, Q.S. Ad-

Dukhan [44] : 55, Q.S. Ath-Thur

[52] : 22, Q.S. Ar-Rahman [55] :

11,52,68, Q.S. Al-Waqi’ah [56] :

20, 32, Q.S. Al-Mursalat [77] :

42, Q.S. Abasa [80] : 31.

Kulit

biji

Q.S. Ar-Rahman [55] : 12,

Kurma

matang

Q.S. Maryam [19] : 25,

ف Buah Q.S. Al-Insan [75] : 14,

Butir

Biji

QS. Al-An’âm [6] : 95.,

Page 47: MORFOLOGI TUMBUHAN MENURUT PERSPEKTIF Al-QUR’AN

Bersusun-

susun

Q.S. Al-Waqi’ah [56] : 29