praktikum morfologi tumbuhan

68
LAPORAN PRAKTIKUM I BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM) Oleh: Evitia Yuliani (13 222 039) Dosen Pembimbing: Riri Novita S. M.Si.

Transcript of praktikum morfologi tumbuhan

Page 1: praktikum morfologi tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM IBAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)

Oleh

Evitia Yuliani (13 222 039)

Dosen Pembimbing

Riri Novita S MSi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari daun yang melekat pada batang tumbuhan

sering dijumpai oleh manusia Pada kenyataannya daun yang melekat tersebut

memiliki perbedaan antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang

lainnya Perbedaan yang ada tersebut baik berdasarkan bentuk ukuran

maupun ketebalan yang dimiliki oleh setiap tumbuhan dan akan menjadi ciri

khas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut Daun (folium) merupakan suatu

bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai

sejumlah besar daun

Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi

dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-

tumbuhan itu sendiri Ciri khas dari daun pada umumnya berwarna hijau

bentuk dari daun bagian besar adalah melebar Daun juga mempunyai bagian-

bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada

tumbuhan setelah dipelajari dan dipahami secara mendalam maka manusia

akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan

Daun telah banyak membantu manusia dalam menjalani kehidupan salah

satu kegiatan manusia yang selalu berlangsung dan tidak akan pernah berhenti

selama manusia tersebut hidup adalah kegiatan bernafas Dalam memenuhi

aktivitas tersebut manusia membutuhkan oksigen (O2) yang hanya bisa

dihasilkan oleh daun melalui mekanisme fotosintesis yang kemudian akan

menghasilkan oksigen dengan bantuan sinar matahari (Sativa 2012)

Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasa disebut dengan dapurnya

tumbuhan Daun hanya terdapat dan melekat pada bagian batang dan tidak

pernah dijumpai pada bagian-bagian lain dari tumbuhan Meskipun daun

mempunyai fungsi yang berguna bagi manusia akan tetapi masa hidup daun

cenderung singkat dan akan digantikan dengan daun-daun yang baru Daun

yang semulanya berwarna hijau karena mengandung klorofil (zat hijau daun)

akan berubah warna menjadi kuning serta akan mengalami pembusukkan

hingga berwarna coklat bahkan menghitam (Hidayat 1995)

Adapun bentuk daun yang kebanyakan mempunyai ketebalan yang tipis

melebar ditambah dengan berwarna hijau serta menghadap ke atas karena

telah sesuai dengan fungsi-fungsi daun tersebut Daun dapat dikatakan

lengkap apabila telah memiliki bagian-bagian seperti pelepah (vagina)

tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) Akan tetapi kebanyakan dari manusia

tidak mengetahui letak atau tempat dari pelepah (vagina) tangkai (petiolus)

dan helaian (lamina)

Selain itu tidak semua daun mempunyai bagian yang lengkap tersebut

Ada beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai daun berupa tangkai dan

helaian juga ada beberapa tumbuhan yang mempunyai daun berupa bagian

tangkai Sebagai contoh daun yang biasa dilihat dan dimanfaatkan oleh

manusia adalah daun bambu daun jagung serta daun talaskeladi Beberapa

contoh dari daun tersebut mempunyai bagian-bagian daun yang mempunyai

kelengkapan serta tidak lengkap

Meskipun telah dipahami mengenai kelengkapan bagian-bagian daun

tersebut yang menyangkut dengan helaian tangkai serta pelepah Bagian-

bagian daun lain yang akan menjadi ciri tumbuhan seperti bentuk daun bentuk

apeks serta pangkal daun ditambah pertulangan daun dan tepi daun tidak dapat

dipahamai serta diketahui tanpa adanya pengamatan secara langsung Akibat

banyaknya jenis daun yang perlu dipelajari bagaimana bentuk dan

pembagiannya Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tumbuhan tidaklah

mudah seringkali terjadi kekeliruan Sehingga teori perlu didukung dengan

adanya praktikum

B Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian

tumbuhan lainnya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Daun dan Fungsinya

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada

umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya

terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada

tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya

daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang

merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)

(Tjitrosoepomo 2001)

Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil

atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku

(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat

multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada

daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan

apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium

menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula

marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai

daun (Hidayat 1995)

Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu

Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku

hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua

daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut

berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun

tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang

Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)

Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan

meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun

merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil

yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami

modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting

untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan

Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena

mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas

tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)

Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai

pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan

yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim

dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang

disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh

xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari

daun (Tjitrosomo 1983)

Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang

dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan

menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-

tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang

terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada

waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan

akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna

hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah

selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk

1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (

CO2)

2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3 Penguapan air (transpirasi)

4 Pernafasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang

diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta

garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (

CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara

melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari

Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi

tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan

uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan

suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang

bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara

ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)

Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air

dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau

udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air

dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air

Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari

tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas

Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air

dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)

B Bagian-bagian Daun

Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama

biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman

adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil

kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut

prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua

helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan

berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)

Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun

merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat

pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari

1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan

2 Katafil

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 2: praktikum morfologi tumbuhan

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari daun yang melekat pada batang tumbuhan

sering dijumpai oleh manusia Pada kenyataannya daun yang melekat tersebut

memiliki perbedaan antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang

lainnya Perbedaan yang ada tersebut baik berdasarkan bentuk ukuran

maupun ketebalan yang dimiliki oleh setiap tumbuhan dan akan menjadi ciri

khas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut Daun (folium) merupakan suatu

bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai

sejumlah besar daun

Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi

dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-

tumbuhan itu sendiri Ciri khas dari daun pada umumnya berwarna hijau

bentuk dari daun bagian besar adalah melebar Daun juga mempunyai bagian-

bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada

tumbuhan setelah dipelajari dan dipahami secara mendalam maka manusia

akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan

Daun telah banyak membantu manusia dalam menjalani kehidupan salah

satu kegiatan manusia yang selalu berlangsung dan tidak akan pernah berhenti

selama manusia tersebut hidup adalah kegiatan bernafas Dalam memenuhi

aktivitas tersebut manusia membutuhkan oksigen (O2) yang hanya bisa

dihasilkan oleh daun melalui mekanisme fotosintesis yang kemudian akan

menghasilkan oksigen dengan bantuan sinar matahari (Sativa 2012)

Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasa disebut dengan dapurnya

tumbuhan Daun hanya terdapat dan melekat pada bagian batang dan tidak

pernah dijumpai pada bagian-bagian lain dari tumbuhan Meskipun daun

mempunyai fungsi yang berguna bagi manusia akan tetapi masa hidup daun

cenderung singkat dan akan digantikan dengan daun-daun yang baru Daun

yang semulanya berwarna hijau karena mengandung klorofil (zat hijau daun)

akan berubah warna menjadi kuning serta akan mengalami pembusukkan

hingga berwarna coklat bahkan menghitam (Hidayat 1995)

Adapun bentuk daun yang kebanyakan mempunyai ketebalan yang tipis

melebar ditambah dengan berwarna hijau serta menghadap ke atas karena

telah sesuai dengan fungsi-fungsi daun tersebut Daun dapat dikatakan

lengkap apabila telah memiliki bagian-bagian seperti pelepah (vagina)

tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) Akan tetapi kebanyakan dari manusia

tidak mengetahui letak atau tempat dari pelepah (vagina) tangkai (petiolus)

dan helaian (lamina)

Selain itu tidak semua daun mempunyai bagian yang lengkap tersebut

Ada beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai daun berupa tangkai dan

helaian juga ada beberapa tumbuhan yang mempunyai daun berupa bagian

tangkai Sebagai contoh daun yang biasa dilihat dan dimanfaatkan oleh

manusia adalah daun bambu daun jagung serta daun talaskeladi Beberapa

contoh dari daun tersebut mempunyai bagian-bagian daun yang mempunyai

kelengkapan serta tidak lengkap

Meskipun telah dipahami mengenai kelengkapan bagian-bagian daun

tersebut yang menyangkut dengan helaian tangkai serta pelepah Bagian-

bagian daun lain yang akan menjadi ciri tumbuhan seperti bentuk daun bentuk

apeks serta pangkal daun ditambah pertulangan daun dan tepi daun tidak dapat

dipahamai serta diketahui tanpa adanya pengamatan secara langsung Akibat

banyaknya jenis daun yang perlu dipelajari bagaimana bentuk dan

pembagiannya Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tumbuhan tidaklah

mudah seringkali terjadi kekeliruan Sehingga teori perlu didukung dengan

adanya praktikum

B Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian

tumbuhan lainnya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Daun dan Fungsinya

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada

umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya

terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada

tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya

daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang

merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)

(Tjitrosoepomo 2001)

Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil

atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku

(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat

multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada

daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan

apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium

menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula

marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai

daun (Hidayat 1995)

Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu

Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku

hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua

daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut

berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun

tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang

Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)

Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan

meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun

merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil

yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami

modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting

untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan

Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena

mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas

tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)

Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai

pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan

yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim

dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang

disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh

xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari

daun (Tjitrosomo 1983)

Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang

dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan

menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-

tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang

terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada

waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan

akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna

hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah

selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk

1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (

CO2)

2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3 Penguapan air (transpirasi)

4 Pernafasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang

diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta

garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (

CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara

melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari

Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi

tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan

uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan

suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang

bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara

ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)

Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air

dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau

udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air

dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air

Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari

tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas

Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air

dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)

B Bagian-bagian Daun

Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama

biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman

adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil

kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut

prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua

helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan

berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)

Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun

merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat

pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari

1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan

2 Katafil

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 3: praktikum morfologi tumbuhan

akan berubah warna menjadi kuning serta akan mengalami pembusukkan

hingga berwarna coklat bahkan menghitam (Hidayat 1995)

Adapun bentuk daun yang kebanyakan mempunyai ketebalan yang tipis

melebar ditambah dengan berwarna hijau serta menghadap ke atas karena

telah sesuai dengan fungsi-fungsi daun tersebut Daun dapat dikatakan

lengkap apabila telah memiliki bagian-bagian seperti pelepah (vagina)

tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) Akan tetapi kebanyakan dari manusia

tidak mengetahui letak atau tempat dari pelepah (vagina) tangkai (petiolus)

dan helaian (lamina)

Selain itu tidak semua daun mempunyai bagian yang lengkap tersebut

Ada beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai daun berupa tangkai dan

helaian juga ada beberapa tumbuhan yang mempunyai daun berupa bagian

tangkai Sebagai contoh daun yang biasa dilihat dan dimanfaatkan oleh

manusia adalah daun bambu daun jagung serta daun talaskeladi Beberapa

contoh dari daun tersebut mempunyai bagian-bagian daun yang mempunyai

kelengkapan serta tidak lengkap

Meskipun telah dipahami mengenai kelengkapan bagian-bagian daun

tersebut yang menyangkut dengan helaian tangkai serta pelepah Bagian-

bagian daun lain yang akan menjadi ciri tumbuhan seperti bentuk daun bentuk

apeks serta pangkal daun ditambah pertulangan daun dan tepi daun tidak dapat

dipahamai serta diketahui tanpa adanya pengamatan secara langsung Akibat

banyaknya jenis daun yang perlu dipelajari bagaimana bentuk dan

pembagiannya Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tumbuhan tidaklah

mudah seringkali terjadi kekeliruan Sehingga teori perlu didukung dengan

adanya praktikum

B Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian

tumbuhan lainnya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Daun dan Fungsinya

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada

umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya

terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada

tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya

daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang

merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)

(Tjitrosoepomo 2001)

Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil

atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku

(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat

multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada

daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan

apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium

menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula

marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai

daun (Hidayat 1995)

Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu

Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku

hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua

daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut

berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun

tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang

Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)

Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan

meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun

merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil

yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami

modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting

untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan

Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena

mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas

tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)

Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai

pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan

yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim

dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang

disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh

xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari

daun (Tjitrosomo 1983)

Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang

dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan

menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-

tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang

terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada

waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan

akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna

hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah

selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk

1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (

CO2)

2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3 Penguapan air (transpirasi)

4 Pernafasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang

diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta

garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (

CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara

melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari

Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi

tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan

uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan

suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang

bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara

ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)

Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air

dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau

udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air

dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air

Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari

tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas

Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air

dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)

B Bagian-bagian Daun

Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama

biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman

adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil

kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut

prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua

helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan

berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)

Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun

merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat

pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari

1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan

2 Katafil

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 4: praktikum morfologi tumbuhan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A Daun dan Fungsinya

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada

umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya

terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada

tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya

daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang

merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)

(Tjitrosoepomo 2001)

Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil

atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku

(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat

multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada

daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan

apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium

menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula

marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai

daun (Hidayat 1995)

Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu

Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku

hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua

daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut

berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun

tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang

Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)

Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan

meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun

merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil

yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami

modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting

untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan

Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena

mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas

tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)

Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai

pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan

yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim

dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang

disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh

xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari

daun (Tjitrosomo 1983)

Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang

dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan

menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-

tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang

terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada

waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan

akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna

hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah

selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk

1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (

CO2)

2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3 Penguapan air (transpirasi)

4 Pernafasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang

diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta

garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (

CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara

melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari

Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi

tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan

uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan

suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang

bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara

ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)

Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air

dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau

udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air

dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air

Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari

tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas

Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air

dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)

B Bagian-bagian Daun

Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama

biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman

adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil

kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut

prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua

helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan

berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)

Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun

merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat

pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari

1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan

2 Katafil

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 5: praktikum morfologi tumbuhan

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami

modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting

untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan

Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena

mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas

tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)

Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai

pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan

yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim

dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang

disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh

xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari

daun (Tjitrosomo 1983)

Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang

dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan

menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-

tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang

terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada

waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan

akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna

hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah

selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk

1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (

CO2)

2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

3 Penguapan air (transpirasi)

4 Pernafasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang

diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta

garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (

CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara

melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari

Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi

tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan

uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan

suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang

bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara

ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)

Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air

dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau

udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air

dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air

Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari

tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas

Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air

dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)

B Bagian-bagian Daun

Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama

biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman

adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil

kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut

prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua

helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan

berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)

Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun

merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat

pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari

1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan

2 Katafil

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 6: praktikum morfologi tumbuhan

CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara

melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun

(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari

Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi

tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan

uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan

suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang

bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara

ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)

Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air

dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau

udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air

dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air

Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari

tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas

Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air

dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)

B Bagian-bagian Daun

Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama

biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman

adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil

kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut

prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua

helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan

berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)

Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun

merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat

pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari

1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan

2 Katafil

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 7: praktikum morfologi tumbuhan

a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah

tanah

b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan

c Contoh-contoh

1) Pada tunas mahoni

2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik

tebal Allium

Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)

3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi

sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi

seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink

putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang

bunganya sendiri tidak menarik

4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk

fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang

terdapat pada kacang-kacangan

Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 8: praktikum morfologi tumbuhan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-

bagian berikut

1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji

tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-

empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma

(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan

bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai

fungsi lain

a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat

pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)

b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-

daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak

bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya

tadi

2 Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya

dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi

sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang

sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun

amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu

tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai

daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada

pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat

diketahui beberapa kemungkinan berikut

a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)

b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus

sp)

c Bersegi

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 9: praktikum morfologi tumbuhan

d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau

beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya

pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)

bambu (Bambusa sp)

Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)

Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya

ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya

misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam

uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai

daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi

semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)

3 Helaian Daun (Lamina)

Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik

mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat

mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi

dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu

tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu

pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing

terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua

macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 10: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun

yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun

yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun

yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan

1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun

bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak

ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian

tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera

indica L)

2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun

berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku

rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)

3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga

helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian

susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya

terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian

lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau

memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang

(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)

Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali

bangunannya membulat dan disebut telinga daun

4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi

biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 11: praktikum morfologi tumbuhan

merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti

terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia

Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan

kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu

tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara

lain berupa

1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa

daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan

umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut

letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi

a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai

daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L)

b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun

(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)

c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat

berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga

melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)

d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua

tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu

buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan

misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)

2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang

menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu

tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang

kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh

Polygonum sp

3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas

antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk

mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih

daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 12: praktikum morfologi tumbuhan

Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai

petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah

diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang

selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah

1 Bangunan Helai (Circumscription)

Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari

helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi

daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan

kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada

umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau

dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian

besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)

Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar

perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian

tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam

menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak

bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan

benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya

(Tjitrosoepomo 2001)

Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)

2 Ujung Daun (Apex)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula

memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun

yang sering dijumpai ialah

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 13: praktikum morfologi tumbuhan

a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak

daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)

b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik

pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga

ujung daun nampak sempit panjang dan runcing

c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu

tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut

yang tumpul (lebih besar dari 90deg)

d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak

berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam

suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun

bangun ginjal

e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata

misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)

f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan

kadang-kadang amat jelas

g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu

bagian yang runcing keras merupakan suatu duri

Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)

3 Pangkal Daun (Basis Folii)

Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal

daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan

erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah

bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate

aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 14: praktikum morfologi tumbuhan

Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan

langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan

tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam

macam yaitu

a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset

dan belah ketupat

b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur

d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong

e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta

dan tombak

f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan

anak panah (Rosanti 2013)

4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)

Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat

helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member

kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan

jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis

dari akar dan batang serta menuju batang dan akar

Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu

karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun

sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian

daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari

a Tulang daun primer (Midrib Costa)

b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)

c Tulang daun tersier (Veins)

d Tulang daun kuarter (Veinslet)

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian

daun yang berguna untuk

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 15: praktikum morfologi tumbuhan

a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-

tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun

dinamakan pula rangka daun (skeleton)

b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya

adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk

pengangkutan zat-zat yaitu

1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah

ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya

2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat

pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang

memerlukan zat itu

Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar

kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu

a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan

terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan

membelah daun

b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang

lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi

atau cabang-cabang tulang ini

c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula

tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-

tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau

lainnya

Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum

ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan

karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier

striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun

mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling

beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan

daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih

tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 16: praktikum morfologi tumbuhan

dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik

kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk

untuk mengenal tumbuhan yaitu

a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang

menyirip atau menjari

b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun

bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)

5 Tepi Daun (Margo Folii)

Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)

atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan

merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar

dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena

terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun

maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh

merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun

(Tjitrosoepomo 2001)

Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan

daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli

daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat

menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan

yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus

sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)

Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang

tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk

(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang

cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika

dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di

dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 17: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)

6 Daging Daun (Intervenium)

Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang

daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar

diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-

tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal

tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)

Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis

seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak

seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya

kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)

Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang

membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi

dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun

Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging

tipis (Tjitrosoepomo 2001)

7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna

berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika

dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna

hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah

Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti

licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)

berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 18: praktikum morfologi tumbuhan

(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo

2001)

Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis

yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek

lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)

tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek

kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput

karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar

resin minyak)

Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)

C Tanaman Bambu (Bambusa sp)

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang

(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan

sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur

dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan

pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik

dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih

tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan

2011)

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak

bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman

bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump

type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar

dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu

berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 19: praktikum morfologi tumbuhan

suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat

tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)

Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Commelinidae

Ordo Cyperales

Familia Poaceae

Genus Bambusa

Spesies Bambusa sp

Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap

karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis

(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat

memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun

sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau

tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)

Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)

Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk

memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung

daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung

daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat

karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 20: praktikum morfologi tumbuhan

daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan

2011)

Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku

Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun

Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan

daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun

pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna

yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis

bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)

D Tanaman Jagung (Zea Mays)

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari

subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah

Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung

Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah

pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak

bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)

Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di

ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah

tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus

merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)

Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung

dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Ordo Poales

Familia Poaceae

Genus Zea

Spesies Zea mays L

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 21: praktikum morfologi tumbuhan

Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih

dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan

bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih

panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi

cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada

pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena

ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit

demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk

suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat

pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan

sebagainya (Sihaloho 2011)

Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun

berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau

beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini

umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung

mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang

tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua

mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi

(Sihaloho 2011)

Gambar 9 Bagian Daun Jagung

(Akbar 2011)

Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun

jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya

memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau

bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun

bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 22: praktikum morfologi tumbuhan

memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi

(Sihaloho 2011)

E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)

Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai

bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini

ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh

masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara

(Yulianti 2013)

Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan

Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama

kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup

di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan

kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara

kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)

Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Coniferophyta

Kelas Pinopsida

Bangsa Pinales

Suku Cupressaceae

Marga Thuja

Jenis Thuja orientalis L

Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 23: praktikum morfologi tumbuhan

Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas

termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti

2013)

F Daun Bawang (Allium fistulosum L)

Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang

berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium

fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan

bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun

bawang (Warintek 2014)

Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)

Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk

rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua

arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum

mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak

atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan

tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang

menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium

ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak

membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran

panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 24: praktikum morfologi tumbuhan

Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun

tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi

(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk

pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)

Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai

berikut

Regnum Plantae (Tumbuhan)

Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)

Ordo Liliflorae

Famili Liliaceae

Genus Allium

Spesies Allium fistulosum L

Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang

Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat

bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan

pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya

berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya

batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar

G Daun Kelapa (Cocos nucifera)

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman

kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh

wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa

(Harahap 2012)

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 25: praktikum morfologi tumbuhan

Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai

berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Monocotyledoneae

Bangsa Palmales

Suku Palmae

Genus Cocos

Spesies Cocos nucifera

Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh

lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak

bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan

pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat

pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama

lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar

menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)

Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)

Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung

atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang

sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)

tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak

daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan

majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat

fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 26: praktikum morfologi tumbuhan

Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah

daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan

membentuk spiral Daun terdiri dari

1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan

tulang anak daun (midrib)

2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat

3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang

4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup

dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)

H Talas Pelangi (Colocasia sp)

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk

dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau

lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas

mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut

liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah

daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun

pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya

berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan

tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam

(Warintek 2014)

Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisio Magnoliophyta

Classis Liliopsida

Subclassis Arecidae

Ordo Arales

Familia Areceae

Genus Colocasia

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 27: praktikum morfologi tumbuhan

Spesies Colocasia sp

Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)

Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena

mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya

seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang

rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun

yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa

licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun

berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)

I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)

Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia

Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh

sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati

dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan

menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu

berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4

cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet

atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga

bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi

warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia

2012)

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 28: praktikum morfologi tumbuhan

Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah

sebagai berikut

Regnum Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Malvales

Famili Malvaceae

Genus Hibiscus

Spesies Hibiscus rossa-sinensis

Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak

lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak

memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum

scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun

bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)

pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi

(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)

Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)

Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)

karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke

ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun

(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 29: praktikum morfologi tumbuhan

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya

adalah hijau tua (Simplisia 2012)

J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke

seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama

Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa

pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan

tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari

Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari

Amerika Utara (Purwanto 2006)

Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah

sebagai berikut

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledoneae

Ordo Archichlamydeae

Famili Euphorbiaceae

Genus Euphorbia

Spesies Euphorbia milii

Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada

yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun

mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai

tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga

bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun

euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas

batang tanaman (Purwanto 2006)

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 30: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)

Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras

Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun

euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung

Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang

beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai

berikut

a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung

daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung

daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi

dua bulatan

b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip

mengecil (Purwanto 2006)

K Tomat (Solanum lycopersicum)

Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2

meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah

sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)

yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan

mati setelah bereproduksi (Arya 2012)

Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani

mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut

Kelas Dicotyledonae

Ordo Tubiflorae

Famili Solanaceae

Genus Lycopersicum

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 31: praktikum morfologi tumbuhan

Spesies Lycopersicum esculentum Mill

Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)

Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu

berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di

antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk

tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)

Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25

cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan

membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip

terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)

Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki

warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-

40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 32: praktikum morfologi tumbuhan

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-

1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Raden Fatah Palembang

B Alat dan Bahan

1 Alat Praktikum

a Lup

b Mikroskop binokuler

c Pensil warna

d Mistar

e Buku gambar

2 Bahan Praktikum

a Daun bambu

b Daun jagung

c Daun cemara kipas

d Daun bawang

e Daun kelapa

f Talas pelangi

g Solanum lycopersicum

h Rosa sinensis

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 33: praktikum morfologi tumbuhan

C Cara Kerja

1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas

pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan

dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut

2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan

1

Daun tomat (Solanum lycopersicum)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

2

Daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis L)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Pangkal daun (basis folii)

6 Tepi daun (margo folii)

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 34: praktikum morfologi tumbuhan

3

Daun jagung (Zea mays)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ibu tulang daun (costa)

6 Tepi daun (margo folii)

4

Daun talas pelangi (Colocasia sp)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Tangkai daun (petiolus)

3 Helaian daun (lamina)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Tepi daun (margo folii)

8 Daging daun (intervenium)

9 Ibu tulang (costa)

10 Urat daun (vena)

5

Daun eforbia (Euphorbia milii)

1 Helaian daun (lamina)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pangkal daun (basis folii)

4 Ibu tulang daun (costa)

5 Ujung daun (apex folii)

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 35: praktikum morfologi tumbuhan

6

Daun bambu (Bambusa sp)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Tepi daun (margo folii)

3 Pelepah daun (vagina)

4 Helaian daun (lamina)

5 Ujung daun (apex folii)

6 Pangkal daun (basis folii)

7

Daun cemara kipas (Thuja orientalis)

1 Tangkai daun (petiolus)

2 Helaian daun (lamina)

3 Ujung daun (apex folii)

8

Daun bawang (Allium fistulosum L)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tepi daun (margo folii)

4 Pangkal daun (basis folii)

5 Ujung daun (apex folii)

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 36: praktikum morfologi tumbuhan

9

Daun kelapa (Cocos nucifera)

1 Pelepah daun (vagina)

2 Helaian daun (lamina)

3 Tangkai daun (petiolus)

4 Tepi daun (margo folii)

5 Tulang daun (nervatio)

6 Pangkal daun (basis folii)

7 Ujung daun (apex folii)

B Pembahasan

Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang

diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas

pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun

yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari

kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)

warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun

dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun

majemuk ataupun daun tunggal

Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-

bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun

tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum

lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun

(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk

bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan

lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat

(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat

terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)

dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 37: praktikum morfologi tumbuhan

bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip

(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk

Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai

memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang

besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)

panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang

memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya

merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7

Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan

daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang

tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki

bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun

kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai

Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng

(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)

sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun

yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan

daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu

berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)

memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal

Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian

dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)

Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun

kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal

daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah

tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini

mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 38: praktikum morfologi tumbuhan

merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua

Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan

helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang

berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan

51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)

berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)

pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun

jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang

cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis

seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun

yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun

yang sejajar (rectinervis)

Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri

atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata

(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung

daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi

daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal

(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus

dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru

pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya

dapat di lihat pada bangun daun pita

Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)

merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun

(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal

daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk

perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)

dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis

lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah

sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 39: praktikum morfologi tumbuhan

talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun

dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang

berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun

(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi

merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk

seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya

agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan

daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan

berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda

dan juga terasa licin (laevis)

Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)

Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)

langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia

adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan

pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging

daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan

permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun

tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)

Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi

meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang

dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang

Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing

tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal

melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda

hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih

Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang

merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun

(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)

Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing

(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 40: praktikum morfologi tumbuhan

serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun

tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta

pertulangan daun yang sejajar

Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan

daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah

daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung

daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun

yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan

atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan

warna bagian bawah daun hijau muda

Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja

orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas

helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai

Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan

1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan

tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)

Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun

yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk

dengan pertulangan yang menjari (palminervis)

Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk

mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun

Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum

l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun

bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)

sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke

dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset

(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 41: praktikum morfologi tumbuhan

yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki

daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah

putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)

Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya

dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun

yang tunggal

Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang

berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun

runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah

daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman

bawang daun berbentuk bulat memanjang

Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun

adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena

memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun

(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan

perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya

tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai

daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau

tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun

kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk

Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan

bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung

daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan

daging daun yang perkamen

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 42: praktikum morfologi tumbuhan

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)

adalah sebagai berikut

1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan

tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)

2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)

pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun

(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah

helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki

perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan

tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang

menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 43: praktikum morfologi tumbuhan

DAFTAR PUSTAKA

Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya

Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius

Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB

Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB

Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius

Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB

Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB

Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 44: praktikum morfologi tumbuhan

Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB

Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB

Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB

Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB

Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press

Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa

Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB

Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 45: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)

Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 46: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)

Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 47: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)

Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)

Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)

Page 48: praktikum morfologi tumbuhan

Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)

Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)