Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

42
Persahabatan Perspektif Al-Qur’an” ( Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an; Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari) Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Disusun Oleh : Farhatul fathiyah 12210470 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ ) JAKARTA 2017

Transcript of Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

Page 1: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

“Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

( Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan

Fi Tafsir Al-Qur’an; Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari)

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh :

Farhatul fathiyah

12210470

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )

JAKARTA

2017

Page 2: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

“Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

( Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan

Fi Tafsir Al-Qur’an; Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari)

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Disusun Oleh :

Farhatul fathiyah

12210470

Pembimbing,

Dr. Hj Romlah Widayati, M.Ag

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN ( IIQ )

JAKARTA

2017

Page 3: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

ABSTRAK

Farhatul Fathiyah, NIM: 12210470

Persahabatan Perspektif Al-Qur’an (Kajian Ayat-Ayat Persahabatan Dalam

Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an Karya Imam Ibnu Jarir

Ath-Thabari). Skripsi, Program Studi Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin,

Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Pembimbing: Dr. Hj. Romlah Widayati,

M.Ag.

Skripsi ini membahas tentang persahabatan dalam Al-Qur’an. Karena

banyaknya anak zaman sekarang yang tidak selektif dalam memilih sahabat

hingga akhirnya berakibat tidak baik dan berniat jahat pada sahabatnya

sendiri.

Kajian mengenai persahabatan sangatlah penting, kemudian

bagaimana dalam penafsiran kitab Jami’ Al-Bayan Fii Tafsiir Al-Qur’an.

Penafsiran kajian ayat-ayat persahabatan dalam kitab tafsir Jami’ Al-

Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode tematik yaitu penafsiran ayat-

ayat didalam Al-Qur’an yang mengangkat tentang ilmu pengetahuan dan

penulis berusaha menggali dengan berbagai disiplin keilmuan dan

pandangan-pandangan filsafatnya. Kedua library research, yaitu suatu

rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka,

dengan mendeskripsikan penjelasan dari berbagai pendapat mufassir. Dan

menggunakan Metode analisis yaitu merupakan suatu teknik sistematik

untuk menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan oleh penulis dalam materi suatu buku.1 Selain itu, penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada

masing-masing variabel dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat

yang sedang tumbuh, prosedur yang ada yang sedang berlangsung.

Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu

bahwa dalam tafsir Ath-Thabari dijelaskan sebaik-baik persahabatan itu yang

berlandaskan niat karena Allah SWT semata. Karena sesungguhnya

1 Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126

Page 4: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

persahabatan yang diikat dan dijalin karena Allah itu senantiasa di dalam

kebaikan dan pahala yang besar. Seorang mukmin memandang bahwa

persahabatan yang manfa’at dan maslahat yaitu sahabat yang beriman dan

bertakwa dan lebih mudah merealisasikan taat.

Page 5: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Persahabatan Perspektif Al-Qur’an” (Kajian Ayat-

ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fii Tafsir

Al-Qur’an Karya Ibnu Jarir Ath-Thabari yang disusun oleh Farhatul

Fathiyah dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210470 telah melalui proses

bimbingan dengan baik dan disetujui oleh pembimbing telah memenuhi

syarat ilmiah untuk diujikan pada sidang Munaqasyah.

Ciputat, 04 Agustus 2017

Pembimbing,

Dr. Hj Romlah Widayati, M.Ag

Page 6: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Persahabatann Perspektif Al-Qur’an” (Kajian Ayat-

ayat Persahabatan Dalam Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan Fii Tafsir Al-

Qur’an Karya Ibnu Jarir Ath-Thabari) yang disusun oleh Farhatul Fathiyah

dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210470 telah diujikan pada sidang

Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada

tanggal 22 Agustus 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat

memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).

Ciputat, 22 Agustus 2017

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA.

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA. Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I Penguji II

Ali Mursyid M.Ag Drs. Arison Sani MA.

Pembimbing,

Page 7: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

iii

Dr. Hj Romlah Widayati, M.Ag

Page 8: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

DARTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

PERNYATAAN PENULIS .................................................................. iii

PERSEMBAHAN ................................................................................. vi

MOTTO ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI.......................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... xii

ABSTRAKSI ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ................. 15

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ............................ 17

D. Tinajuan Pustaka ...................................................................... 17

E. Metodologi Penelitian .............................................................. 19

F. Teknik dan Sistematika Penulisan ........................................... 22

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAHABATAN

A. Pengertian Sahabat ................................................................... 23

B. Adab-adab dalam Persahabatan ............................................... 25

C. Kata-kata yang bermakna Sahabat dalam Al-Qur’an dan Hadis 29

D. Klasifikasi model dalam Persahabatan .................................... 35

ix

Page 9: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KITAB JAMI’ AL-BAYAN

FII TAFSIR Al-QUR’AN KARYA IMAM ATH-THABARI

A. Biografi Ibnu Jarir Ath-Thabari ............................................... 39

1. Riwayat Hidup Ibnu Jarir Ath-Thabari .............................. 39

2. Karya-karya Ibnu Jarir Ath-Thabari ................................... 41

3. Guru dan Murid-muridnya Ibnu Jarir Ath-Thabari ............. 43

4. Pandangan Ulama terhadap Ibnu Jarir Ath-Thabari ........... 44

B. Kitab Tafsir .............................................................................. 47

1. Tentang Tafsir ...................................................................... 47

2. Metodologi Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari .......................... 49

3. Sistematika Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari .......................... 50

4. Referensi Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari .............................. 52

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT TERKAIT

PERSAHABATAN

A. Penafsiran Ayat-ayat tentang Pergaulan sahabat ..................... 55

1. Penafsiran QS. At-Taubah [9]: 16 ........................................ 55

2. Penafsiran QS.Asy-Syu’ara [26]: 100-101 .......................... 58

3. Penafsiran QS. Fusshilat [41]: 34 ........................................ 61

4. Penafsiran QS. Az-Zukhruf [43]: 36-39 ..............................

5. Penafsiran QS. Ibrahim [14]: 31 ..........................................

6. Penafsiran QS. Al-Israa [17]: 73 ..........................................

7. Penafsiran QS. Al-Furqan [25]: 27-29

8. Penafsiran QS. Ali-‘Imran [3]: 118 ...................................... 65

B. Analisis Penafsiran Ath-Thabari tentang Persahabatan yang

membawa Kebaikan dan Kemaslahatan .................................. 69

BAB V PENUTUP

Page 10: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

A. Kesimpulan ....................................................................... 71

B. Saran ................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 73

Page 11: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Subhanallah, sungguh tiada satu pun bentuk kata indah yang sanggup

mewakili segala pesona-Nya, menggambarkan setiap keindahan-Nya.

Alhamdulillah ‘Alâ Kulli Hâl wa Ni’mah, syukur alhamdulillah penulis

haturkan ke hadirat Allah Swt., yang dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Allahumma Shalli ‘Alâ

Sayyidina Muhammadin wa ‘Alâ Ali Muhammad shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta

keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.

Dari hati yang paling dalam penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan kuasa Allah

Swt. sehingga penulis mampu berfikir, menuangkan ide-idenya dalam masa

penyusunan skripsi ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa.

Untuk itu dengan segala hormat dan ta’zhim penulis sampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor

Institul Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. selaku dekan Fakultas Ushuluddin IIQ

Jakarta.

3. Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag Sebagai dosen pembimbing skripsi,

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kritik demi terselesainya

skripsi ini.

Page 12: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

vii

4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah

membagikan ilmunya dan juga telah memberi motivasi semangat dalam

belajar sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas-tugas sebagai

mahasiswa.

5. Dra. Rukayah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku pembantu

dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak memotivasi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakawan Umum

UIN Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Islam Iman Jama

serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Qur’an yang telah

memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk membaca

dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

7. Instruktur tahfîdz yang dengan sabar membimbing penulis dalam

menghafal Al-Qur’an, Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, MA., Ibu Hj.

Arbiyah Mahfudz, S. Th.I, Ibu Ade Halimah, S.Th.I, Ibu Hj. Atiqoh,

S.Th.I, Ibu Hj. Muthmainnah, MA., dan Ibu Sami’ah Khotib, S.Pd.I.

8. Babah dan Mamah tercinta, Bapak H.Ujang Sukanta dan Ibu Hj.Eros

Tiada kata yang dapat penulis sampaikan selain ucapan terimakasih yang

sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang, do’a, nasehat, dukungan,

bimbingan, pengorbanan, dan dorongan semangat yang tak pernah henti

yang kalian berikan dengan ikhlas dan penuh kesabaran tak terhingga.

Hanya do’a yang tak pernah putus yang dapat penulis persembahkan

untuk keduanya. Allahummaghfil lî wa liwâlidayya warhamhumâ kamâ

rabbayânî shaghîrâ.

9. Kakak-kakak tercinta, Ceceu Ajizatul makiyyah, Aa Fuad Hasan, serta

adik tercinta Muhammad Wildan, Wardaturrizkiyyah, danHildatul

Af’idah. serta keluarga besar Bani Muhyiddin dan kerabat yang

Page 13: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

viii

senantiasa memberikan do’a serta dukungan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Raka, terimakasih banyak yang tak henti-hentinya selalu memberikan

semangat, support, do’a, kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sekali lagi haturnuhun Raka atas segala kebaikannya semoga Allah

membalas kebaikanmu.

11. Teman-teman IIQ angkatan 2013 khususnya Fakultas Ushuluddin Prodi

Tafsir Hadis yang senasib dan seperjuangan.

12. Sahabat-sahabat Terkasih, Aryati, Rahmi ramdiani Idris, Merliana

Saputri, Ratu siti Lailatul Farihah, Mahmudah Hafan, Ratu Lulu dan

Nunung nurhayati yang selalu memberikan semangat dalam menimba

ilmu selama di IIQ Jakarta. Terimakasih karena telah bersedia berbagi

kesenangan dan kesedihan. Terimakasih juga kalian sangat berjasa dalam

penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah akan selalu hadir dalam

silaturrahim kita.

13. Ucapan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat baik

secara langsung maupun secara tidak langsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, semoga Allah yang akan membalas segala

kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis lakukan

untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah yang baik. Namun,

karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka skripsi ini

tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para

pembaca demi karya yang lebih baik lagi.

Page 14: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

ix

Akhirnya, semoga jerih payah penulis ini dapat menjadi buah karya

yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang mendapatkan ridla dari Allah

SWT di akhirat kelak. Amin.

Jakarta, 04 Agustus 2017 M

11 Dzulkaidah 1438 H

Penulis

Page 15: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-ashhâb, ash-shahâbah, shahâba, yashhubu, shuhbatan, shahâbatan,

shâhibun menurut bahasa artinya: teman bergaul, sahabat, teman duduk,

penolong, pengikut, Ashâhib artinya kawan bergaul, pemberi kritik, teman

duduk, pengikut, teman atau orang yang melakukan dan menjaga sesuatu.

Kata ini juga bisa diartikan sebagai orang yang mengikuti suatu paham atau

mazhab tertentu. Dalam penerapannya, misalnya, kita bisa mengatakan:

pengikut Imam Ja‘far, pengikut Abu Hanifah, pengikut Imam Syafi‘i dan

lain-lain. Dapat pula kita menyatakannya seperti dalam frasa isthahaba al-

qaum, yang artinya, mereka saling bersahabat satu sama lain, atau isthahaba

al-bair, artinya, menyelamatkan unta.1

Persahabatan (friendship) suatu hubungan yang bersifat voluntary

antara individu dalam kelompok kecil yang didasarkan karena perasaan

minat, kepribadian dan tempramen. Melalui persahabatan, mereka dapat

saling memahami, saling belajar, dan terdapat self disclose antara satu dengan

yang lainnya. Mereka lebih banyak menceritakan segala hal kepada teman

dibandingkan kepada orang tua atau orang dewasa lainnya.2Banyak orang

berfikir bahwa memiliki seorang sahabat merupakan hal yang dianggap

penting dalam kehidupan. Bahkan Rasulallah saw. pun memiliki sahabat,

termasuk sahabat perempuan. Menurut Jas Laile suzana (2008), konsep

persahabatan adalah merupakan satu hubungan informal antara dua atau

lebih, dan hubungan ini melibatkan perasaan emosi. Perhubungan

1 Ahmad Husain Ya‘kub, Keadilan Sahabat Sketsa Politik Islam Awal, (Jakarta:

Anshariyan Publication.1996) cet.1 hlm.9 2 Ade Susanti, Gambaran Persahabatan dan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswi

UIN Jakarta Yang Memgenakan Cadar,(Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2008) hlm, xxix

Page 16: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

2

persahabatan ini dilakukan secara sukarela yaitu tidak seorangpun boleh

dipaksa untuk bersahabat dengan orang lain. Walaupun begitu, konsep

persahabatan pada kanak-kanak adalah berbeda dari pada konsep

persahabatan yang ditafsirkan oleh orang dewasa. Kanak-kanak menganggap

sahabat sebagai rekan sepermainan saja dan tidak mementingkan nilai

persahabatan.3

Studi eksperimental tentang tingkah laku kanak-kanak yang dilakukan

oleh John B. Watson pada laboratorium psikologi pada John Hopkins

University dia menemukan tiga macam tingkah laku yang tak dipelajari ialah

takut, marah, dan senang (fear, anger, and love). Dia menyimpulkan bahwa

sebagian besar tingkah laku manusia adalah dipelajari dan hanya sebagian

kecil saja yang instingtif, serta bahwa tingkah laku itu lebih banyak

dikondisikan oleh responsi terhadap suatu situasi dari pada berasal dari

tingkah laku inheritas.

Sehubungan dengan factor-faktor psikologi pada tingkah laku

manusia, patut pula dikemukakan salah satu teori kepribadian yang juga pada

dasarnya mempunyai masalah yang sama, ialah tingkah laku itu tadi. G.G

Yung, membagi tipe kepribadian manusia atas dua golongan besar ialah tipe

introvert dan tipe kepribadian, ini mempunyai pola-pola tingkah laku sendiri-

sendiri. Misalnya orang tipe introvert sifatnya pendiam, rasional, lambat

bertindak, dan sebagainya.4

Berbagai pendapat menyatakan bahwa persahabatan kanak-kanak

sangat penting. Sahabat membuktikan hubungan yang dijalinkan dalam

kalangan kanak-kanak dimana sahabat yang bersedia untuk bermain dan

3 Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut

Perspektif Islam, (Universitas Pendidikan Sultan Idris: Tanjung Malim Selangor, 2015) hlm,

4 4Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2016), cet.3 hlm.39-42

Page 17: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

3

sama-sama melibatkan diri dalam apa jua aktiviti. Biar pun berbagai kajian

telah dilakukan bersandarkan teori-teori barat yang telah diimplementasikan

ke atas kanak-kanak namun pandangan tokoh ilmuwan islam seperti Imam

Al-Ghazali dan panduan berkaitan pendidikan awal kanak-kanak yang

diwasiatkan oleh Lukman Al-Hakim kepada anaknya tidak kurang hebatnya

dan amat sesuai dibincangkan berkaitan isu persahabatan dalam kalangan

kanak-kanak ini.5

Islam sangat menjaga pergaulan laki-laki dan wanita. Kanak-kanak

harus didedahkan lebih awal mengenai hal ini sejak di peringat

tamyiz(peringat sebelum baligh) antara aspek yang sering ditekankan dalam

ajaran islam ialah adab memandang muhrim dan bukan muhrim. Aspek

kedua yang harus dijelaskan kepada kanak-kanak ialah aspek penjagaan

aurat. Batas-batas aurat lelaki dan perempuan mestilah diajari sejak awal lagi

supaya apabila tiba usia baligh mudah untuk melenturkan anak-anak ini.

Lukman Al-Hakim turut menasihati anaknya seperti berikut:

“Wahai anakku! Dapatkanlah seribu kawan karena seribu kawan

masih sedikit dan janganlah kamu cari seorang musuh karena seorang

musuh sudah banyak”

Demikianlah dalamnya maksud hikmah luqman Al-Hakim untuk para

ibu dan bapak dan pendidik memahami maksudnya dan seterusnya

mengaplikasinya kanak-kanak berkaitan dengan konteks persahabatan.6

5 Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut

Perspektif Islam, (Universitas Pendidikan Sultan Idris: Tanjung Malim Selangor, 2015) hlm,

5 6Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut

Perspektif Islam, hlm. 6

Page 18: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

4

Hadits Rasulullah Saw Diriwayatkan dari Hanzhalah bin Rabi‘ Al-

Usaidi berkata: Aku bertemu Abu Bakar, lalu beliau bertanya, bagaimana

kabar kamu hai Hanzhalah? Saya menjawab: Hanzalah telah menjadi

munafik. Abu Bakar berkata: Subhanallah apa yang kamu katakan? Saya

menjawab: Pada saat kami ada di sisi Rasulullah, kami diingatkan syurga dan

neraka, sehingga seperti di depan mata. Tetapi ketika kami sudah keluar dari

sisi Rasulullah, kami diperdaya oleh istri, anak dan hal-hal yang tidak

penting. Sehingga kami banyak lupa. Abu Bakar berkata: Demi Allah aku

juga mengalami hal yang sama. Maka keduanya bergegas menemui

Rasulullah di rumahnya. Saya Hanzhalah berkata: Ya Rasulullah, Hanzhalah

telah menjadi munafik. Rasulullah Saw bertanya: Mengapa bisa begitu?

Hanzhalah menjawab: Pada saat kami ada di sisi engkau, kami diingatkan

syurga dan neraka, sehingga seperti di depan mata. Tetapi ketika kami sudah

keluar dari sisi Rasulullah kami diperdaya oleh istri, anak dan hal-hal yang

tidak penting, sehingga kami banyak lupa. Rasulullah Saw menjawab: Demi

Zat yang jiwaku ada yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya kamu terus

bersamaku dan terus berzikir, pasti malaikat akan selalu menyertaimu, di

tempat tidur kamu dan semua perjalanan kam, tetapi hai Hanzhalah sesaat

demi sesaat, sesaat demi sesaat, sesaat demi sesaat!.

Hadits-hadits yang tersebut di atas dan juga masih banyak hadits yang

lain menunjukkan betapa pentingnya bersahabat atau duduk bersama orang-

orang ahli kebaikan, juga menunjukkan betapa besar pengaruh persahabatan

dalam pembinaan mental dan pembersihan jiwa. Kebersamaan adalah sebuah

jalan amaliah untuk memperbaiki diri dan mendidik jiwa menuju keridhaan

Allah. Lebih-lebih hadits yang diriwayatkan oleh Hanzhalah, yang

menjelaskan bahwa bersahabat atau duduk bersama Rasulullah atau bersama

orang shaleh bisa menghadirkan cahaya dan pancaran keimanan,

membersihkan jiwa, mengangkat ruh sampai pada tingkat tinggi dan suci,

Page 19: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

5

membersihkan hati dari ketergantungan materi, mengangkat keimanan hingga

mencapai tingkat muraqabah dan penyaksian. Duduk bersama pewaris nabi

dan bersahabat dengannya bisa membersihkan jiwa, menambah keimanan,

menghidupkan dan membangunkan hati dan mengingatkan kepada Allah.

Jauh dari mereka membuat lupa kepada Allah sibuk dengan dunia dan

kemaksiatan, dan cenderung pada kehidupan yang tidak terarah.7

Rasulullah saw juga memberi petunjuk kepada para ibu bapak dan

pendidik dalam memilih teman kepada anak-anak mereka dan orang-orang

yang berhak mendapatkan pendidikan daripada mereka seperti hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan muslim. Dari Abu Musa Al-asy‘ari

ra. Bahwa Hadits Rasulullah saw bersabda:

المسكفحامل الكير،ونافخالمسككحاملوالسوء،الصالحالجليسمثل أنإما:ثيابك،ي رقأنإما:الكيرونافخ طيبة،ريامنه تدأنوإمامنه ،ت بتاعأنوإماي ذيك،

8خبيثةرياتدأنوإما

“Perumpamaan antara seorang teman dengan seorang teman yang

shaleh dengan seorang teman yang buruk itu bagaikan pembawa minyak

kasturi dengan seorang pandaibesi. Sebab, pembawa minyak kasturi itu

boleh jadi akan memberimu, atau engakau membeli darinya atau engkau

mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan seorang pandai besi, boleh jadi

ia akan membakar pakaianmu atau engkau akan mendapatkan bau asapnya

yang tak sedap darinya”9

Kemudian Imam Muslim Rahimahullah mencantumkan Hadits diatas

dalam Bab: Anjuran untuk berteman dengan orang shalih dan menjauhi

teman yang buruk. Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan bahwa

7 Saifuddin Aman dan Abdul qadir Isa, Tasawuf Revolusi Mental Zikir Mengolah

jiwa dan Raga, (Tangerang Banten: Ruhama,2014) cet.4 hlm.104 8 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz 9: Bab Al-miski, hlm.96, Maktabah Syamila

9 Adika Mianoki, Pengaruh Teman Bergaul, (Yogyakarta: Yayasan Pendidikan

Islam Al-atsary,2015). Hlm,1

Page 20: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

6

dalam hadits diatas terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang

penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai besi.

Hadits tersebut juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih

dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara‘, ilmu dan

adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk,

ahlibid‘ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.10

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin ( dalam terjemahan,

Abdul Rasyad siddiq) membincangkan yang terperinci mengenai adab

bersahabat. Beliau memfokuskan kepada beberapa perkara antaranya ialah

bersaudara karena Allah dan karena dunia, sifat yang melekat pada diri

sahabat, hak dan kewajiban dalam bersahabat, hak dan kewajiban terhadap

sesama muslim.

Menurut Imam Al-Ghazali lagi, sesungguhnya saling mencintai karena

Allah swt dan bersaudara dalam agamaNya adalah termasuk ibadah yang

paling utama. Ia merupakan buah dari akhlak yang baik dan merupakan

perbuatan yan terpuji. Rasulullah SAW pernah bersabda yang maksudnya:

“sesungguhnya orang yang paling dekat kedudukannya denganku di

antara kamu ialah yang paling baik akhlaknya dan yang senantiasa bersikap

rendah hati(atau tidak sombong) orang-orang seperti itu termasuk dalam

kelompok yang mencintai dan yang di cintai”11

Persahabatan dalam konteks islam lebih menitikberatkan kepada

perhubungan yang yang berlandaskan agama. Persahabatan yang merujuk

kepada hubungan persaudaraan sesama manusia. Hubungan tersebut pula

perlu karena Allah dan juga karena dunia. Oleh itu, persahabatan dapat

dipupuk seawal mungkin dan akan menjadi matangdengan meningkatnya

usia seseorang.Namun pembentukan persahabatan bukanlah satu proses yang

10

Adika Mianoki, Pengaruh Teman Bergaul,hlm.1 11

Imam Al-Ghazali, Ihyâ „ulûm Ad-Dîn, (Semarang: Tp.Tt) vol.2 hlm.168

Page 21: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

7

automatik dan mudah kepada kanak-kanak. Oleh yang demikian, pusat

prasekolah boleh menjadi wahana yang amat sesuai untuk memupuk dan

membentuk persahabatan dalam kalangan kanak-kanak, pergaulan antara

sahabat, mendedahkan kanak-kanak kepada berbagai pengalaman yang tidak

dapat dibekalkan oleh ibu bapak atau orang dewasa yang lain.12

Dalam konteks kehidupan bermasyarakat pula, kekukuhan dan

perpaduan masyarakat dapat dihasilkan melalui jaringan persahabatan yang

dikembangkan. Keharmonian dan kualiti hidup serta keamanan masyarakat

akan dapat direalisasikan. Sehubungan dengan itu, faktor pembentukan dan

pola persahabatan terutama dalam kalangan kanak-kanak perlu dikenal pasti.

Menurut pandangan islam, antara sunnah kehidupan bermasyarakat

yang menjadi kehidupan sesama manusia adalahn persahabatan. Fitrah

manusia juga ialah bercampur gaul dengan orang lain, berkenalan dengan

mereka dan menjadikan sebagian dari mereka sebagai kawan yang dekat,

islam mensyariatkan hubungan persahabatan yang penuh dengan

persaudaraan dan kecintaan.13

Dalam Al-Qur‘an Allah berfirman:

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

12

Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak

Menurut Perspektif Islam,hlm.7 13

Nor Fauzian Binti Kassim, Persahabatan Dalam Kalangan Kanak-kanak Menurut

Perspektif Islam, hlm, 4-8

Page 22: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

8

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.Al-Hujurat [49]: 13)

Istilah sahabat dalam islam sedemikian popular. Nabi memiliki banyak

sahabat dalam mengembangkan islam. Ada empat sahabat nabi yang amat

dikenal, yang kemudian memimpin masyarakat islam sepeninggal Nabi, yaitu

Abu bakar As-sidik,Umar bin Khatab,Usman bin Afan dan Ali bin Abi

Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini, menurut tarekhnya, mereka sedemikian

tulus dan dekat dengan Nabi.

Para sahabat itu memiliki komitmen yang amat tinggi dalam

memperjuangkan islam. Apa saja yang dilakukan oleh Nabi, mereka ikuti dan

kerjakan, hubungan mereka dijalin bukan atas kepentingan, melainkan atas

dasar cinta terhadap ajaran islam yang sedemikian mulia. Atas dasar itu maka

hidup dan atau mati mereka, hanya diperuntukkan bagi perjuangan agama

Allah itu. Sebaliknya antara sahabat dengan Nabi tidak pernah terjadi konflik,

salah faham, dan sejenisnya.

Umat islam meyakini bahwa sekalipun turun melalui seorang nabi, al-

Qur‘an tidak untuk mengatasi persoalan pribadi Nabi Muhammad. Sekiranya

al-Qur‘an membicarakan kehidupan pribadi Nabi, maka itu diulas karena

terkait dengan kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dari ayat-ayat

yang tampak luar sebagai ayat personal untuk merespons persoalan pribadi

Nabi didalamnya terkandung makna dan ajaran universal. Begitu juga umat

islam meyakini, walau turun pada masa lalu, al-Qur‘an juga bisa mengatasi

masalah manusia di masa depan. Soal-soal yang terkait dengan derita moral

misalnya tak hanya menjadi masalah spesifik umat di masa lalu melainkan

juga soal etis manusia di masa yang akan datang. Sekiranya al-Qur‘an

Page 23: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

9

menyoal masalah pencurian, pembunuhan, kesaksian palsu, perzinaan dan

lain-lain, maka itu adalah soal-soal moral yang akan terus melilit ummat

manusia, dari dulu hingga sekarang.14

Era globalisasi dan informasi yang semakin terbuka sejalan dengan

kemajuan ilmu dan teknologi (media elektronik, media cetak, dan lainnya)

diantaranya film, sinetron dan musik ternyata tidak hanya membawa

pengaruh positif tetapi juga membawa pengaruh negatif bagi bangsa

indonesia yang sangat menjunjung norma-norma terutama norma agama.

Pengaruh lingkungan yang pada akhir-akhir ini meresahkan masyarakat

adalah berkurangnya pengaruh norma pada prilaku masyarakat khususnya

yang berkaitan dengan pergaulan lawan jenis.15

Artinya:Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi

musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(QS.Az-

Zukhruf [43]: 67)

Yang dimaksud ayat diatas yaitu: Kalau di dunia ini anggota setiap

golongan yang zalim saling membantu dan terlihat hidup selaku teman yang

bersahabat, ketahuilah, wahai seluruh manusia, bahwa teman-teman akrab

pada Hari kiamat itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain.

Ini disebabkan pertemanan mereka terjalin atas dasar kezaliman. Semua

pertemanan di dunia ini demikian itu halnya kecuali pertemanan orang-orang

14

Lilik Ummu Kaltsum dan Abd Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-ayat Ahkam,

(Ciputat:UIN Press,2015) cet.1 hlm 3 15

Monika yuliantin,Herienpuspitawati,megawati simanjuntak, sifat, kepribadian,

Tujuan hidup mahasiswa, dan kaitannya Persepsi tentang Pergaulan LawanJ enis.(Institut

Pertanian Bogor: Jalan lingkar kampus IPB Dramaga. Bogor 2010), hlm.56-57

Page 24: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

10

yang bertakwa yang menjalin persahabatan atas dasar ketaatan kepada

Allah.16

Al-Qur‗an adalah kitab yang mengandung nilai-nilai universal yang

akan relevan dan tidak lekang dengan batas-batas ruang dan waktu.17

Tidak

dapat dipungkiri bahwa tujuan utama diturunkannya al-Qur‗an kepada umat

manusia adalah sebagai petunjuk bagi manusia itu sendiri.18

Walaupun al-

Qur‗an bukan kitab ilmiah dalam pengertian umum namun kitab suci ini

banyak sekali berbicara tentang masyarakat.19

Ini disebabkan karena fungsi

utama kitab suci ini adalah mendorong lahirnya perubahan-perubahan positif

dalam masyarakat.20

Di antara kemurahan Allah terhadap manusia bahwa Dia tidak saja

memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk

kepada mereka kearah kebaikan, tetapi juga dari waktu ke waktu Dia

mengutus seorang rasul kepada umat manusia dengan membawa al-Kitab dari

Allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja,

16

M. Quraisy shihab, Tafsir Al-MishbahPesan,Kesandankserasian al-

Qur‟an,(Jakarta: Lentera hati, 2009) cet.1 hlm.277-278 17

Atau seperti yang biasa dikenal dengan istilah ―Ṣālih li kulli zamān wa makān”.

Lihat Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LKIS, 2011), hlm. 1. 18

Tujuan utama diturunkannya al-Qur‗an kepada seluruh umat manusia ialah

sebagai petunjuk. Petunjuk yang dimaksud ialah petujuk agama, atau yang biasa disebut

sebagai syariat. Lihat: M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 2009),

hlm. 37. 19

Menurut Quraish Shihab yang dimaksud dengan masyarakat adalah kumpulan

sekian banyak individu –kecil atau besar— yang terikat oleh satuan, adat, ritus atau hukum

khas, dan hidup bersama. Lihat M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur‟an, Tafsir Maudhu‟i

atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 319. 20

Dalam istilah al-Qur‗annya: ―Litukhrija al-Nās min al-Ẓulumāti ilā al-Nūr”

(mengeluarkan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang benderang). Ali Nurdin,

Qur‟anic Sociaty: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur‟an (Jakarta: Penerbit

Erlangga,2006), hlm. 2.

Page 25: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

11

menyampaikan khabar gembira dan memberikan peringatan. Agar yang

demikian menjadi bukti bagi manusia.21

Artinya: (mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita

gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia

membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa: [4]165)

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat menjalani

kehidupannya dengan baik dan benar tanpa ada bimbingan dari al-Qur‗an.

Dengan alasan yang sama, dapat dipahami mengapa kitab suci umat

Islam ini memperkenalkan sekian banyak hukum-hukum yang berkaitan

dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat. Bahkan tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa al-Qur‗an merupakan buku pertama yang memperkenalkan

hukum-hukum kemasyarakatan.22

Pada dasarnya menjalin persahabatan itu juga membangun ukhuwah

islamiyah sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 10.

Artinya: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

21

Manna khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an,(Bogor: Pustaka Litera Antar

Nusa,2013), cet 16, hlm.10 22

Ali Nurdin, Qur‟anic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-

Qur‟an (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 2. Bandingkan dengan M. Quraish Shihab,

Wawasan al- Qur‟an, Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan,

2007), hlm. 319.

Page 26: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

12

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS. Al-Hujurat:

[49].10)

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah, supaya

kamu mendapat rahmat. Ayat ini merupakan konsepsi dasar bangunan

ukhuwah islamiyah, karena di dalamnya termuat syarat-syarat utama

terciptanya ukhuwah islamiyah. Adapun syarat-syaratnya itu adalah:

a. Iman sebagai fondasi yang menjadi tumpuan semua kekuatan jenis

bangunan yang ada di atasnya. Iman yang memuat perjanjian setia

untuk patuh kepada Allah dan Rasul itu sebagai perekat unsur-unsur

prilaku manusia. Iman yang melahirkan amal shaleh menjadi satu

berkah sosial untuk hidup berdampingan dengan sesama hamba Allah

secara sehat.

b. Sikap ishlah atau mendamaikan antarsesama saudara merupakan

syarat utama kedua yang tidak boleh ditinggalkan dalam membangun

ukhuwah islamiyah.

c. Sikap takwa secara literal diartikan sebagai ―an yattaqiya al-insan ma

yughdlibu rabbah, dlararan li nafsih au idlraran li ghairih‖, sikap hati-

hati dalam menjaga dirinya agar tidak dimurkai Allah, tidak

menyakiti dirinya maupun orang lain.23

Kemudian terlalu berlebih-lebihan ketika dalam pergaulan juga dapat

menimbulkan hilangnya kenikmatan serta dapat menimbulkan benih-benih

permusuhan. Terutama di dalam pergaulan itu telah ada hati yang terluka,

tersinggung dan sebagainya, semuanya itu akan menimbulkan kebencian

23

Thohir Luth, Tragedi Ukhuwah: Telaah atas Rajutan Ukhuwah Islamiyah yang

Kian Rapuh, (Jakarta, Penamadani, 2003) cet.1 hlm.47-48

Page 27: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

13

dalam diri masing-masing. Oleh sebab itu di dalam bergaul hendaklah kita

niatkan bahwa persaudaraan yang kita bina itu karena Allah semata.24

Imam Al-Ghazali juga menjelaskan, Hak-hak persaudaraan dan

persahabatan, ia menjelaskan bahwa ikatan persahabatan itu sama halnya

seperti ikatan suami dan istri yang di dalamnya terdapat kewajiban dalam

memenuhi hak-hak tertentu. Maka dengan demikian hak-hak persaudaraan

dan persahabatan yang harus dipenuhi adalah: Harta, Jiwa, Lisan, Hati, Kasih

sayang, Do‘a, Keikhlasan, Memrnuhi Janji dan Meringankan segala beban.

Itulah hak-hak yang harus dipenuhi oleh setiap orang terhadap sahabatnya.25

Oleh karena itu dengan melihat latar belakang diatas, penulis tertarik

untuk menyusun sebuah skripsi dengan mengangkat judul “Persahabatan

perspektif Al-Qur’an; Kajian Ayat-ayat Persahabatan Dalam Kitab Jami’

Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur’an Karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dibahas oleh penulis diatas, dapat

ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas,

diantaranya adalah:

a. Tinjauan umum mengenai deskripsi persahabatan

b. Pentingnya persahabatan

c. Macam-macam persahabatan, komunikasi, juga kesenjangan

dalam persahabatan.

24

Muhammad Isa Selamat, Penawar Jiwa dan pikiran, (Jakarta, Kalam Mulia:

2005) cet.3 hlm.62 25

Imam Al-Ghazali, Ihyâ „ulûm Ad-Dîn, (Semarang: Tp.Tt) vol.2 hlm.170

Page 28: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

14

d. Tinjauan umum mengenai kitab Jami‟ Al-bayan Fii Tafsir Al-

Qur‟an

e. Penafsiran ayat-ayat Al-Qur‘an seputar persahabatan dalam

kitab Jami‟ Al-Bayan Fii Tafsir Al-Qur‟an

f. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan penulis diatas, maka

penulis akan membatasi skripsi ini pada penafsiran ayat-ayat persahabatan

dalam kitab Jami‟ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an Karya Ibnu Jarir Ath-

Thabari, maka penulis hanya akan membatasi pada beberapa masalah, yaitu

seputar masalah persahabatan.

1. QS. At-Taubah [9]: 16

2. QS. Asy-Syu‘ara [26]: 100-101

3. QS. Fusshilat [41]: 34

4. QS. Az-Zukhruf [45]: 36-39

5. QS. Ibrahim [14]: 31

6. QS. Al-Furqan [25]: 27-29

7. (QS. Aali Imran [3]: 118)

Adapun alasan penulis mengambil beberapa permasalahan tersebut di

atas karena pada masa kini menjalin sahabat disalah artikan. Untuk itu

penulis akan membahas lebih dalam mengenai penafsiran ayat-ayat Al-

Qur‘an terhadap permasalahan tersebut dalam perspektif kitab Tafsir Jami‟

Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.

Page 29: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

15

g. Perumusan Masalah

Mengungkap berbagai persoalan-persoalan yang dibahas; Penulis

membatasi pada masalah penafsiran Jami‟ Al-Bayan Fi Tafsir Al-

Qur‟an Karya Imam Ibnu Jarir Athabari tentang persahabatan

menurut Al-Qur‘an, selanjutnya diturunkan dalam bentuk

pertanyaan yaitu:

a. Bagaimana penafsiran Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari terhadap

ayat-ayat Al-Qur‘an tentang persahabatan yang membawa

kebaikan juga kemaslahatan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui tentang persahabatan yang baik dan benar

menurut Al-Qur‘an, dalam kitab tafsir Jami‟ Al-Bayan Fii

Tafsir Al-Qur‟an

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

a. Penelitian ini secara formal disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana program starata

satu (S-1) pada jurusan Tafsir Hadits.

Page 30: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

16

D. Tinjauan Pustaka

Beberapa karya yang membahas terkait hal ini diantaranya:

1. Elisa Dwi Rahmawati, program S1 Universitas Negri Yogyakarta

Fakultas Ilmu pendidikan Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan

Sekolah Dasar 2015 dalam Skripsinya yang berjudul ”(Pengaruh

Pergaulan Teman Sebaya dan Konsep Diri Terhadap Kecerdasan

Emosional Siswa Kelas V SD negeri Se-Kecamatan Tegalrejo

Yogyakarta)”. Dalam penelitiannya ini penulis menjelaskan

tentang pengaruh-pengaruh pergaulan teman sebaya. Sedangkan

penulis membahas bagaimana cara bergaul dengan sahabat

perspektif Al-Qur‘an dan yang dicontohkan Rasulullah dalam

penafsiran Kitab Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.

2. Ade Susanti, program S1 Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Psikologi 2008 dalam Skripsinya yang berjudul

“(Gambaran Persahabatan Dan Penyesuaian Diri Pada

Mahasiswi UIN Jakarta Yang Mengenakan Cadar)”. Dalam

penelitiannya ini penulis menjelaskan tentang gambaran

persahabatan mahasiswi UIN Jakarta Yang Mengenakan Cadar.

Sedangkan penulis lebih menitikberatkan cara bergaul dengan

sahabat perspektif Al-Qur‘an dan yang dicontohkan Rasulullah

dalam penafsiran Kitab Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.

3. Danti Inti Astuti, program S1 Universitas Negeri Yogyakarta

Fakultas Ekonomi Jurusan Pendidikan Akuntansi 2016 dalam

Skripsinya yang berjudul “(Pengaruh Pergaulan Kelompok

Teman Sebaya Dan Motivasi Belajar Terhadap prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Parakan Tahun

Ajaran 2015/2016)”. Dalam penelitiannya ini penulis

menjelaskan tentang Pengaruh-pengaruh Pergaulan Kelompok

Page 31: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

17

Teman Sebaya Dan Motivasi Belajar Siswa. Sedangkan Penulis

membahas cara bergaul dengan sahabat perspektif Al-Qur‘an dan

yang dicontohkan Rasulullah dalam penafsiran Kitab Imam Ibnu

Jarir Ath-Thabari .

4. Nuur Rohman, program S1 Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Psikologi 2009 dalam Skripsinya yang berjudul

“(Hubungan Antara Peranan Persahabatan Self Esteem Pada

Mahasiswa/I Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta)”. Dalam

penelitiannya ini penulis menjelaskan tentang Hubungan Antara

Peranan Persahabatan Self Esteem pada Mahasiswa/i. Sedangkan

penulis membahas cara bergaul dengan sahabat perspektif Al-

qur‘an dan yang dicontohkan Rasulullah dalam penafsiran Kitab

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari.

5. Dedi permana irawan, program S1 Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits

2001 dalam Skripsinya yang berjudul “(Eksistensi Ahlul Bait

Dalam Kitab Jami‟ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an Karya Imam

Ibnu Jarir Ath-thabari; Studi Kritis Surat Al-Ahzab Ayat 33)”.

Dalam penelitiannya ini penulis menjelaskan tentang Ahlul Bait

dalam Kitab Jami‘ Al-bayan Fi Tafsir Al-Qur‘an Karya Imam

Ibnu Jarir Ath-thabari. Sedangkan penulis membahas tentang cara

bergaul persahabatan perspektif Al-Qur‘an dalam penafsiran

Kitab Tafsir Jami‘ Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‘an Karya Imam

Ibnu Jarir Ath-thabari.

Page 32: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

18

E. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas, penulis

menggunakan metode penelitian sebagai berikut.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan

(library research), yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengkaji bahan

penelitian.26

Penelitian telaah pustaka ini merupakan penelitian kualitatif,

yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti subjek yang bersifat

alamiah, deskriptif, dinamis dan berkembang.27

Dimana peneliti adalah

sebuah instrument kunci, teknis analisis data dilakukan secara induktif yang

dimulai dengan melakukan serangkaian observasi khusus, yang kemudian

akan memunculkan tema-tema dan pola-pola hubungan diantara tema-tema

tersebut.

1. Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan penelitian ini

penulis menggunakan beberapa sumber data yang diklasifikasikan

menjadi sumber data primer dan sekunder. Adapun sumber data primer

yang digunkan penulis adalah:

a. Al-Qur‘an dan terjemahnya

b. Kitab Jami‟ Al-Bayan Fii Tafsir Al-Qur‟an

Sumber data Sekunder yang digunakan penulis adalah:

26

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), cet.I, h. 3 27

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009),

h. 24

Page 33: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

19

a. Kaidah-kaidah penafsiran Al-Qur‘an

b. Kamus bahasa Arab-Indonesia

c. Buku-buku dan tulisan-tulisan yang memiliki relevansi

dengan pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan dengan

penelusuran kepustakaan dari berbagai sumber perpustakaan serta mencari

informasi terkait di artikel-artikel dan jurnal-jurnal sebagai bahan yang

selanjutnya ditelaah agar dapat mendukung penjelasan dan pembuktian suatu

masalah.

Selain metode kepustakaan, penulisan skripsi ini juga menggunakan

metode yang disebut dengan metode dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal atau variabel yang berupa tulisan atau karya monumental dari

seseorang, transkip, jurnal, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.28

Teknik

ini merupakan penelaahan dari referensi-referensi yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian.

2. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis).

Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang

dapat ditiru, dan kebenaran data dengan memperhatikan konteksnya.29

Metode analisis ini merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis

data secara objektif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan oleh penulis

28

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014) h.329 29

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155

Page 34: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

20

dalam materi suatu buku.30

Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik

analisis deskripsi yang meliputi analisis data pada masing-masing variabel

dengan menggambarkan apa yang ada, pendapat yang sedang tumbuh,

prosedur yang ada yang sedang berlangsung.31

Selain analisis isi penulis menggunakan Metode tematik yaitu penafsiran

ayat-ayat didalam Al-Qur‘an yang mengangkat tentang ilmu pengetahuan dan

penulis berusaha menggali dengan berbagai disiplin keilmuan dan

pandangan-pandangan filsafatnya.

F. Teknik Dan Sistematika Penulisan

Mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Penulisan IIQ Jakarta

Press Tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jakarta.

Secara keseluruhan, skripsi ini memuat lima bab yang saling

berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai berikut:

Pada bab pertama penulis memuat pendahuluan. Pendahuluan tersebut

berisi latar belakang yang membahas tentang pengertian persahabatan, juga

persahabatan yang baik dalam pandangan islam dan cara bergaul dengan

sahabat yang baik dan benar menurut Al-Qur‘an dan Hadits. Setelah latar

belakang diuraikan, penulis menjelaskan identifikasi masalah, pembatasan

masalah, dan perumusan masalah agar penelitian tidak melebar kemana-mana.

Kemudian dipaparkan juga tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

dan metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber penelitian,

30

Bagong Suyanto, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,

(Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.126 31

Sumarsih Anwar, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), h.76

Page 35: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

21

metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Dan poin terakhir bab

ini dipaparkan teknik penulisan dan sistematikanya.

Bab kedua dikemukakan beberapa poin penting yang akan menunjang

penulis dalam menyelesaikan bab selanjutnya yaitu tinjauan umum tentang

persahabatan dan bagaimana pengertian sahabat dan kata-kata sahabat yang

bermakna dalam Al-Qur‘an dan Hadits, klasifikasi sahabat atau macam-

macam sahabat.

Pembahasan di bab ketiga menjelaskan mengenai gambaran umum

Biografi Kitab Jami Al-Bayan Fi Tafsir Al-Qur‟an Karya Imam Ibnu Jarir

Ath-thabari , riwayat hidup, karya-karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari, guru

dan murid , pandangan Ulama tentang Ibnu Jarir Ath-Thabari. Juga mengenai

Kitab Tafsir Ibnu Jarir Ath-thabari, tentang Tafsir, metodologi penafsiran,

sistematika penafsiran dan Referensi penafsiran. Tujuan dari penulisan

beberapa bahasan tersebut adalah untuk membatasi agar kitab tafsir yang

dibahas lebih spesifik dan untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan

bab keempat.

Pembahasan di bab keempat menjelaskan penafsiran ayat-ayat al-

Qur‘an mengenai arti sahabat, analisa pandangan Ibnu Jarir Ath-Thabari

tentang persahabatan. Pada bab ini juga penulis menganalisa penafsiran ayat-

ayat al-Qur‘an yang dibahas dalam tafsir tersebut.

Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan.

Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan

terhadap masalah-masalah yang telah diuraikan di bab sebelumnya. Selain itu,

ditulis juga saran-saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait objek masalah yang dikaji. Di

akhir penulisan, dicantumkan pula daftar pustaka yang memuat referensi-

referensi yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian sebagai bukti

kevalidan pembahasan yang dikaji.

Page 36: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan penulis menyimpulkan penelitian ini sebagai berikut:

1. (QS. At-Taubah: [9]: 16)

Di dalam penafsiran ayat diatas yaitu, bahwa Allah melarang

orang mukmin menjadikan orang-orang musyrik sebagai sahabat, wali,

rekan atau pelindung.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil jadi

teman kepercayaanmu orang-orang yang d luar kalanganmu, karena

tidak henti-hentinya akan menimbulkan kemadharatan bagimu (QS.

Ali ‘Imran [3]: 118), disini sudah dijelaskan bahwa jika kita berteman

degan non muslim dapat mempengaruhi seorang muslim itu sendiri.

Bisa jadi kita terpengaruhi atau mengikuti tingkah laku mereka yang

jelek, bahkan bisa terpengaruh dengan akidah mereka.

2. (QS. Asy-Syu’ara [26] : 100-101)

Dalam penafsiran ayat diatas, bahwa bertemanlah dengan

orang mukmin yang baik, karena mereka akan menjadi Syafa’at di

Hari Kiamat nanti.

Seorang mukmin memandang bahwa persahabatan yang

manfa’at adalah sahabat yang terikat oleh iman, yang shalih dan

bertakwalah yang akan membawa kebaikan juga kemaslahatan.

Semoga Allah memperbanyak sahabat yang membantu kita untuk taat,

dan kelak menjadi syafa’at pada hari kiamat.

3. (QS. Fusshilat [41]: 34)

Dalam penafsiran ayat diatas yaitu, Jika seseorang melakukan

keburukan terhadapmu, terlebih khusus lagi jika mereka adalah

kerabat-kerabatmu, sahabat-sahabatmu, mereka berbuat buruk

kepadamu, baik melalui lisan mereka maupun perbuatan mereka,

maka balaslah mereka dengan kebaikan.

Page 37: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

74

Jika mereka berbuat dzolim kepadamu, maka maafkanlah.

Jika mereka menjelek-jelekkanmu, di belakang maupun di

hadapanmu, maka jangan engkau jelek-jelekkan mereka kembali,

bahkan maafkanlah mereka, dan balas mereka dengan perkataan yang

lembut. Jika mereka mengacuhkanmu, tidak mau berbicara

denganmu , maka mulailah salam kepada mereka, sapalah mereka

dengan baik.

Niscaya jika engkau telah melakukan itu semua, suatu saat

nanti mereka akan berbalik menyukaimu, yang sebelumnya

memusuhimu, berbalik menjadi teman setiamu.

4. .(QS. Az-Zukhruf [43]: 36-39).

Dalam penafsiran ayat diatas yaitu, Barang siapa yang berpaling

dari Allah, maka Allah hadirkan baginya setan (yang menyesatkan),

maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan

sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari

jalan yang benar. karena setan itu adalah sejahat-jahatnya teman

(yang menyertai manusia), karena orang yang berpaling dari

kebenaran Allah hadirkan setan menjadi teman yang selalu

menyertainya, maka tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari

itu hanya akan menyesatkan dirinya dan menunjukkan kepadanya

jalan ke neraka Jahim.

5. (QS. Ibrahim [14] : 31)

Di dalam penafsiran ayat di atas bahwa sesungguhnya Allah

mengetahui bahwa di dunia ada jual beli dan persahabatan yang

mereka jalin di dunia. Oleh karena itu, sebaiknya jika kita menjalin

persahabatan harus di dasari niat yang baik. Karena sebaik-baik

Page 38: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

75

persahabatan itu yang berlandaskan niat karena Allah SWT semata.

Betapa mulia dan agungnya persahabatan ini di sisi Allah SWT.

6. (QS. Al-Furqan [25]: 27-29)

Dalam penafsiran ayat diatas yaitu kisah penyesalan orang

zhalim yang ketika di dunia tidak berada dijalan yang sama dengan

Rasulullah dan lebih memilih seorang teman yang justru nyatanya

menyesatkan dirinya. Maka bijaksana dan hati-hatilah dalam memilih

atau menyeleksi teman.

Karena seseorang yang bergaul dengan orang shaleh pasti juga

seorang yang shaleh, seorang teman yang shaleh akan mengajarkan

hal-hal yang baik bagi dunia terlebih bagi akhirat temannya, dan ia

juga akan menjagamu dari hal-hal yang tidak disukai Allah dan

RasulNya.

Tetapi sebaliknya, jika bergaul dengan teman yang buruk,

maka paling tidak kita akan terimbas keburukannya, bisa jadi kita

akan terjerumus dalam lembah keburukan. Maka janganlah menjalin

persahabatan dengan orang-orang yang jahat dan fasiq. Dengan ini

dapat diketahui bahwa pergaulan dengan orang-orang baik dan shalih

akan mendatangkan maslahat, manfa’at serta sya’faat dimasa

sekarang maupun dimasa mendatang.

7. (QS. Aali Imran [3]: 118)

Di dalam penafsiran ayat di atas, bahwa Allah melarang

hamba-hambaNya yang beriman untuk menjadikan orang-orang kafir

sebagai teman yang sangat dekat. Jadi, orang muslim tidak

diperkenankan berkasih sayang dengan selain orang-orang yang

beriman, bahkan berniat menjadi teman akrab, bersahabat dengan

mereka, atau meminta pertolongan kepada mereka, dengan

Page 39: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

76

meninggalkan saudara-saudaranya yang beriman demi mereka, karena

akan menimpa bahaya bagi kaum mukmin itu sendiri.

B. SARAN

1. Dengan adanya penulisan ini semoga kaum muslimin bisa mengambil

hikmah dan termotivasi untuk selektif dalam memilih bersahabat dengan

orang-orang baik dan shalih yang membawa kebaikan dan kemaslahatan

dalam kehidupan di dunia sampai di akhirat nanti.

2. Penelitian ini tentu tidaklah sempurna, sehingga diperlukan penelitian yang

lebih mendalam terkait ayat-ayat persahabatan, secara detail, terkait tidak

semua ayat penulis kaji tafsirnya.

Page 40: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

79

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qathan, Manna khalil, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera

Antar Nusa, 2013)

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 2016)

Anwar, Sumarsih, Sikap Profesional Peneliti Agama, (Jakarta Timur: Balai

Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008)

Al-Ghazali, Imam, Ihyâ ‘ulûm Ad-Dîn, (Semarang: Tp.Tt)

Al-Mubarak, Syaikh Shafiyyur, Tafsir Ibnu Katsir, Terj, Abu Ihsan Al-Atsari, Jilid

4 (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir,2006)

Asy-Syami, Shalih Ahmad, Untaian Nasihat Imam Ghazali, terj. Kaserun AS.

Rahman (Jakarta: Turos Khazanah Pustaka,2014).

Ath-thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami’ Al-Bayan an Ta’wil Ayi Al-

Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam,2007),

As-Suyuthi, Jalaluddin. Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, Terj. Tim Abdul Hayyie.

(Jakarta: Gema Insani, 2008).

Bukhari Imam, Shahih Bukhari, Juz 9: Bab Al-miski, hlm.96, Maktabah

Syamila

Baqi, Fuad Abdul, Mu’jam Al-fadz Al-Qur’an, ( Juz.2, 1990 )

Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kabijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007),

Farid, Syaikh Ahmad, 60 Biografi Ulama Salaf, Terj: Masturi Irham, dan Asmu’i

Taman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2006)

Page 41: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

80

Ghazali, Abd Moqsith. Dan Kaltsum N Lilik Ummu, Tafsir Ayat-ayat

Ahkam, (Ciputat:UIN Press, 2015)

Isa, Abdul qadi. dan Aman Saifuddin, Tasawuf Revolusi Mental Zikir

Mengolahjiwa dan Raga, (Tangerang Banten: Ruhama,2014)

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga,

2009)

Luth, Thohir, Tragedi Ukhuwah: Telaah atas Rajutan Ukhuwah Islamiyah yang

Kian Rapuh, (Jakarta, Penamadani, 2003)

Mustaqim Abdul, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: LKIS,

2011)

Mianoki, Adika, Pengaruh Teman Bergaul, (Yogyakarta: Yayasan

Pendidikan Islam Al-atsary,2015)

Nurdin, Ali, Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an (Jakarta:

Penerbit Erlangga,2006)

Syibromalisi, Faizah Ali dan Azizy, Jauhar, Membahas Kitab Tafsir Klasik

Moderen, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011)

Susanti, Ade, Gambaran Persahabatan dan Penyesuaian Diri Pada

Mahasiswi UIN Jakarta Yang Memgenakan Cadar, (Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008)

Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Mishbah, Pesan Kesan dan kserasian al-

Qur’an, (Jakarta: Lentera hati, 2009)

Shihab, M. Quraish, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2009).

Page 42: Persahabatan Perspektif Al-Qur’an”

81

Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai

Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 2007)

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2014)

Suyanto, Bagong, dkk, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005)

Selamat, Muhammad Isa, Penawar Jiwa dan pikiran, (Jakarta, Kalam Mulia:

2005)

Yuliantin, Monika Dkk, sifat, kepribadian, Tujuan hidup mahasiswa, dan

kaitannya Persepsi tentang Pergaulan Lawan J enis.(Institut

Pertanian Bogor: Jalan lingkar kampus IPB Dramaga. Bogor 2010)

Yusuf, Ahmad Muhammad, Ensiklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits Jilid 4,

terj Achmad Sunarto (Jakarta: widya Cahaya, 2009)

Ya’kub, Ahmad Husain, Keadilan Sahabat Sketsa Politik Islam Awal,

(Jakarta: Anshariyan Publication, 1996)

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008)