KMB BU ANTI
-
Upload
jackline-nerz -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of KMB BU ANTI
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
1/15
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
A. PENGERTIANMeningitis adalah radang umum araknoidia,leptomeningitis.(perawatan anak
sakit,1984:232).
Meningitis adalah suatu peradangan selaput otak yang biasanya diikuti pula oleh
peradangan otak.(penyakit dalam dan penanggulangan,1985).
Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak
serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun
penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).
B. ETIOLOGI1. Bakteri
Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri yang
secara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :
Haemophillus influenzae
Nesseria meningitides (meningococcal)
Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)
Streptococcus, grup A
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Klebsiella
Proteus
Pseudomonas
2. VirusMerupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini
biasanya bersifat self-limitting, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri
dan penyembuhan bersifat sempurna
3. Jamur4. Protozoa
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
2/15
C. MANIFESTASI KLINIK Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku
Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor
Sakit kepala
Sakit sakit pada otot
Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien.
Adanya disfungsi pada saraf III, IV, VI
Pergerakan motorik pada awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan biasa
terjadi hemiparesis, hemiplagia, dan penurunan tonus otot
Reflex brudzinski dan reflex kernig positif
Nausea
Vomiting
Takikardia
Kejang
Pasien merasa takut dan cemas
D. PATOFISIOLOGIOtak dilapisi oleh tiga lapisan,yaitu:durameter, arachnoid,dan piameter.cairan
otak dihasilkan didalam pleksus choroid ventrikel bergerak/mengalir melalui sub
arachnoid dalam system ventrikuler seluruh otak dan sumsum tulang belakang,
direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari jari didalam lapisan
subarchnoid.
Organisme ( virus/ bakteri ) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki
cairan otak melalui aliran darah didalam pembuluh darah otak. Cairan hidung ( secret
hidung ) atau secret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat
menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan
lingkungan (dunia luar ), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan kecairan otak
melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan
penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang
dibentuk akan menyebar, baik kecranial maupun kesaraf spinal yang dapat menyebabkan
kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran
normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
3/15
E. KLASIFIKASI MENINGITIS1. Meningitis purulenta
adalah radang selaput otak ( aracnoid dan piamater ) yang menimbulkan
eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus. Penyakit
ini lebih sering didapatkan pada anak daripada orang dewasa.
Meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit
lain. Kuman secara hematogen sampai keselaput otak; misalnya pada penyakit
penyakit faringotonsilitis, pneumonia, bronchopneumonia, endokarditis dan lain
lain. Dapat pula sebagai perluasan perkontinuitatum dari peradangan organ /
jaringan didekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media, mastoiditis dan
lain lain.
Penyebab meningitis purulenta adalah sejenis kuman pneomococcus,
hemofilus influenza, stafhylococcus, streptococcus, E.coli, meningococcus, dan
salmonella.
Komplikasi pada meningitis purulenta dapat terjadi sebagai akibat
pengobatan yang tidak sempurna / pengobatan yang terlambat . pada permulaan
gejala meningitis purulenta adalah panas, menggigil, nyeri kepala yang terus
menerus, mual dan muntah, hilangnya napsu makan, kelemahan umum dan rasa
nyeri pada punggung dan sendi, setelah 12 (dua belas ) sampai 24 (dua pulu
empat ) jam timbul gambaran klinis meningitis yang lebih khas yaitu nyeri pada
kuduk dan tanda tanda rangsangan selaput otak seperti kaku kuduk dan
brudzinski. Bila terjadi koma yang dalam , tanda tanda selaput otak akan
menghilang, penderita takut akan cahaya dan amat peka terhadap rangsangan,
penderita sering gelisah, mudah terangsang dan menunjukan perubahan mental
seperti bingung, hiperaktif dan halusinasi. Pada keadaan yang berat dapat terjadi
herniasi otak sehingga terjadi dilatasi pupil dan koma.
2. Meningitis serosa ( tuberculosa )Meningitis tuberculosa masih sering dijumpai di Indonesia, pada anak dan
orang dewasa. Meningitis tuberculosa terjadi akibat komplikasi penyebab
tuberculosis primer, biasanya dari paru paru. Meningitis bukan terjadi karena
terinpeksi selaput otak langsung penyebaran hematogen, tetapi biasanya skunder
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
4/15
melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang
atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga archnoid.
Tuberkulosa ini timbul karena penyebaran mycobacterium tuberculosa.
Pada meningitis tuberkulosa dapat terjadi pengobatan yang tidak sempurna atau
pengobata yang terlambat. Dapat terjadi cacat neurologis berupa parase, paralysis
sampai deserebrasi, hydrocephalus akibat sumbatan , reabsorbsi berkurang atau
produksi berlebihan dari likour serebrospinal. Anak juga bias menjadi tuli atau
buta dan kadang kadang menderita retardasi mental.
Gambaran klinik pada penyakit ini mulainya pelan. Terdapat panas yang
tidak terlalu tinggi, nyeri kepala dan nyeri kuduk, terdapat rasa lemah, berat badan
yang menurun, nyeri otot, nyeri punggung, kelainan jiwa seperti halusinasi. Pada
pemeriksaan akan dijumpai tanda tanda rangsangan selaput otak seperti kaku
kuduk dan brudzinski. Dapat terjadi hemipareses dan kerusakan saraf otak yaitu N
III, N IV, N VI, N VII,N VIII sampai akhirnya kesadaran menurun.
3. Meningitis BakteriBakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah hemofilus
influenza, diplococcus pneumonia, streptococcus grup A, stapilococcus aurens,
E.coli, klebsiela, dan pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri
sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya
neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan
leukosit terbentuk diruangan subarachnoid ini akan terkumpul didalam cairan otak
sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan
pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intra cranial. Hal ini akan
menyebabkan jaringan otak
akan mengalami infark.
4. Meningitis virusTipe dari meningitis ini sering disebut aseptic meningitis. Ini biasanya
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti
:herpes simplek dan herpes zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis
bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada
kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh kortek serebri dan lapisan
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
5/15
otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi
tergantung pada jenis sel yang terlibat.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC1. analisa CSS dan fungsi lumbal
Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh / berkabut, jumlah sel
darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur positif terhadap
beberapa jenis bakteri
Meningitis virus : tekanan bervariasi, CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negative, kultur
virus biasanya hanya dengan prosedur khusus
2. .Glukosa serum : meningkat3. LDH serum : meningkat pada meningitis bakteri
Sel darah putih : meningkat dengan peningkatan neotrofil (infeksi bakteri)
Elektrolit darah : abnormal
4. LED : meningkatKultur darah / hidung / tenggorokan / urine dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi /mengidentifikasikan tipe penyebab infeksi
5. MRI /CT Scan : dapat membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran / letakventrikel ; hematum daerah serebral, hemoragik maupun tumor
G. PENATALAKSANAANPengobatan biasanya diberikan antibiotik :
Antibiotik :Penicilin G dan Chlorampenikol
Organisme: Pneumococci
Meningococci
Streptococci
H. KOMPLIKASIKomplikasi yang bisa terjadi adalah ;
Gangguan pembekuan darah
Syok septic
Demam yang memanjang
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
6/15
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIANKeluhan utama
yaitu Keluhan utama yang sering adalah panas badan tinggi, koma, kejang dan
penurunan kesadaran.
Riwayat penyakit sekarang
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui
jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang
timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Pada
pengkajian pasien meningitis biasanya didapatkan keluhan yang berhubungan
dengan akibat dari infeksi dan peningkatan TIK. Keluhan tersebut diantaranya,
sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering. Sakit kepala
berhubungan dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi
meningen. Demam umumnya ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan pengkajian
lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang, stimulus apa yang sering
menimbulkan kejang dan tindakan apa yang telah diberikan dalam upaya
menurunkan keluhan kejang tersebut.
pengkajian lainnya yang perlu ditanyakan seperti riwayat selama
menjalani perawatan di RS, pernahkah mengalami tindakan invasive yang
memungkinkan masuknya kuman kemeningen terutama tindakan melalui
pembuluh darah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah dialami pasien yang memungkinkan
adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkah
pasien mengalami infeksi jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh immunologis
pada masa sebelumnya.
Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan pada pasien terutama apabila ada
keluhan batuk produktif dan pernah menjalani pengobatan obat anti TB yang
sangat berguna untuk mengidentifikasi meningitis tuberculosia.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
7/15
Pengkajian pemakaian obat obat yang sering digunakan pasien, seperti pemakaian
obat kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic dan reaksinya (untuk menilai
resistensi pemakaian antibiotic).
Pengkajian psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga
penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan
peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam
kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
Pemeiksaan fisik
1. Aktivitas / istirahatGejala : perasaan tidak enak (malaise ), keterbatasan yang ditimbulkan
kondisinya.
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter,
kelemahan secara
Umum, keterbatasan dalam rentang gerak.
2. SirkulasiGejala : adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis, beberapa penyakit
jantung Conginetal ( abses otak ).
Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat
(berhubunganDengan peningkatan TIK dan pengaruh dari pusat vasomotor
). Takikardi, distritmia ( pada fase akut ) seperti distrimia sinus (pada
meningitis ).
3. EleminasiTanda : Adanya inkotinensia dan retensi.
4. Makanan dan CairanGejala : Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada periode akut )
Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
5. HygieneTanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri ( pada
periode akut )
6. Neurosensori
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
8/15
Gejala : sakit kepala ( mungkin merupan gejala pertama dan biasanya berat
) . Pareslisia,Terasa kaku pada semua persarafan yang terkena, kehilangan
sensasi ( kerusakanPada saraf cranial ). Hiperalgesia / meningkatnya
sensitifitas ( minimitis ) . TimbulKejang ( minimitis bakteri atau abses
otak ) gangguan dalam penglihatan, sepertiDiplopia ( fase awal dari
beberapa infeksi ). Fotopobia ( pada minimtis ). Ketulian( pada minimitis /
encephalitis ) atau mungkin hipersensitifitas terhadap kebisingan,Adanya
hulusinasi penciuman / sentuhan.
Tanda : - status mental / tingkat kesadaran ; letargi sampai kebingungan
yang berat hinggaKoma, delusi dan halusinasi / psikosis organic (
encephalitis ).
-Kehilangan memori, sulit mengambil keputusan ( dapat merupakan gejala
Berkembangnya hidrosephalus komunikan yang mengikuti meningitis
bacterial
-Afasia / kesulitan dalam berkomunikasi.
- Mata ( ukuran / reaksi pupil ) : unisokor atau tidak berespon terhadap
cahaya
( peningkatan TIK ), nistagmus ( bola mata bergerak terus menerus ).
-Ptosis ( kelopak mata atas jatuh ) . Karakteristik fasial (wajah ) ;
perubahan
Fungsi motorik da nsensorik ( saraf cranial V dan VII terkena )
-Kejang umum atau lokal ( pada abses otak ) . Kejang lobus temporal .
Otot
Mengalami hipotonia /flaksid paralisis ( pada fase akut meningitis ).
Spastik
( encephalitis).
-Hemiparese hemiplegic ( meningitis / encephalitis )
- Tanda brudzinski positif dan atau tanda kernig positif merupakan
indikasi adanyaIritasi meningeal ( fase akut )
-Regiditas muka ( iritasi meningeal )
- Refleks tendon dalam terganggu, brudzinski positif
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
9/15
- Refleks abdominal menurun.
7. Nyeri / KenyamananGejala : sakit kepala ( berdenyut dengan hebat, frontal ) mungkin akan
diperburuk oleh Ketegangan leher /punggung kaku ,nyeri pada gerakan
ocular,tenggorokan nyeri
Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi /gelisah menangis /
mengeluh.
8. PernapasanGejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : Peningkatan kerja pernapasan (tahap awal ), perubahan mental (
letargi sampai Koma)
9. KeamananGejala : - Adanya riwayat infeksi saluran napas atas atau infeksi lain,
meliputi mastoiditis
Telinga tengah sinus, abses gigi, abdomen atau kulit, fungsi lumbal,
pembedahan, Fraktur pada tengkorak / cedera kepala.
- Imunisasi yang baru saja berlangsung ; terpajan pada meningitis, terpajan
oleh
Campak, herpes simplek, gigitan binatang, benda asing yang terbawa.
-Gangguan penglihatan atau pendengaran
Tanda : - suhu badan meningkat,diaphoresis, menggigil
-Kelemahan secara umum ; tonus otot flaksid atau plastic
- Gangguan sensoris
B. Diagnosa keperawatan1. Resiko tinggi terhadap ( penyebaran ) infeksi berhubungan dengan statis
cairan tubuh.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebralyang mengubah / menghentikan aliran darah arteri / vena.
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan umum.4. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan adanya proses inflamasi / infeksi.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
10/15
5. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan pemisahan dari systempendukung ( hospitalisasi ).
C. Intervensi keperawatan1. Resiko tinggi terhadap ( penyebaran ) infeksi berhubungan dengan statis cairan
tubuh.
Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi pasien anak ; mencapai masa
penyembuhan tepat waktu, tanpa penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan
orang lain
Intervensi
a. Pertahankan teknik aseptik dan cuci tangan baik pasien, pengunjung,maupun staf.
Rasional ; menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol
penyebaran sumber infeksi, mencegah pemajanan pada individu terinfeksi (
mis : individu yang mengalami infeksi saluran napas atas )
b. Pantau dan catat secara teratur tanda-tanda klinis dari proses infeksi.Rasional : Terapi obat akan diberikan terus menerus selama lebih 5 hari setelah
suhu turun ( kembali normal ) dan tanda-tanda klinisnya jelas. Timbulnya
tanda klinis terus menerus merupakan indikasi perkembangan dari
meningokosemia akut yang dapat bertahan sampai berminggu minggu /
berbulan bulan atau penyebaran pathogen secara hematogen / sepsis.
c. Ubah posisi pasien dengan teratur tiap 2 jam.Rasionalisasi ; Mobilisasi secret dan meningkatkan kelancaran secret yang akan
menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernapasan.
d. Catat karakteristik urine, seperti warna, kejernihan dan bauRasionalisasi ; Urine statis, dehidrasi dan kelemahan umum meningkatkan resiko
terhadap infeksi kandung kemih / ginjal / awitan sepsis.
e. Kolaborasi tim medisRasional : Obat yang dipilih tergantung pada infeksi dan sensitifitas individu.
Catatan ; obat cranial mungkin diindikasikan untuk basilus gram negative,
jamur, amoeba.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
11/15
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yangmengubah / menghentikan aliran darah arteri / vena.
Hasil yang diharapkan / kriteria pasien anak : mempertahankan tingkat kesadaran
, mendemontrasikan tanda-tanda vital stabil, melaporkan tak adanya /
menurunkan berat sakit kepala, mendemontrasikan adanya perbaikan kognitif dan
tanda peningkatan TIK.
Intervensi
a. Perubahan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vitalsesuai indikasi setelah dilakukan fungsi lumbal.
Rasional : perubahan tekanan CSS mungkin merupakan adanya resiko
herniasis batang otak yang memerlukan tindakan medis dengan segera.
b. Pantau / catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengankeadaan normalnya, seperti GCS.
Rasional : pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran
dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam menntukan
lokasi, penyebaran / luas dan perkembangan dari kerusakan serebral
c. Pantau masukan dan keluaran . catat karakteristik urine, turgor kulit, dankeadaan membrane mukosa.
Rasional : hipertermia meningkatkan kehilangan air tak kasat mata dan
meningkatkan resiko dehidrasi, terutama jika tingkat kesadaran menurun /
munculnya mual menurunkan pemasukan melalui oral.
d. Berikantindakan yang memberikan rasa nyaman seperti massage punggung,lingkungan yang tenang, suara yang halus dan sentuhan yang lembut.
Rasional : meningkatkan istirahat dan menurunkan stimulasi sensori yang
berlebihan.
e. Pantau gas darah arteri. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.Rasional : terjadinya asidosis dapat menghambat masuknya oksigen pada
tingkat sel yang memperburuk / meningkatkan iskemia serebral.
f. Berikan obat sesuai indikasi.3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan umum.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
12/15
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : tidak mengalami kejang
atau penyerta atau cedera lain.
Intervensi
a. Pantau adanya kejang / kedutan pada tangan, kaki dan mulut atau otot wajahyang lain.
Rasional : mencerminkan pada iritasi SSP secara umum yang memerlukan
evaluasi segera dan intervensi yang mungkin untuk mencegah komplikasi.
b. Berikan keamanan pada pasien dengan memberi bantuan pada penghalangtempat tidur dan pertahankan tetap terpasang dan pasang jalan napas buatan
plastik atau gulungan lunak dan alat penghisap.
Rasional : melindungi pasien jika kejang. Catatan ; masukan jalan napas
bantuan / gulungan lunak jika hanya rahangnya relaksasi, jangan dipaksa
memasukkan ketika giginya mengatup dan jaringan lunak akan rusak.
c. Pertahankan tirah baring selama fase akut. Pindahkan .gerakkan denganbantuan sesuai membaiknya keadaan
Rasional : menurunkan resiko terjatuh / trauma jika terjadi vertigo, sinkope
atau ataksia.
d. Berikan obat sesuai indikasi seperti fenitoin ( dilantin ), diazepam ,fenobarbital.
Rasional : merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan kejang
.catatan : fenobarbital dapat menyebabkan defresi pernapasan dan sedative
serta menutupi tanda / gejala dari peningkatan TIK.
4. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan adanya proses inflamasi / infeksi.Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : melaporkan nyeri hilang /
terkontrol, menunjukkan poster rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat.
Intervensi
a. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi.Rasional : menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitifitas
pada cahaya dan meningkatkan istirahat / relaksasi.
b. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan yang penting .Rasional : menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
13/15
c. Berikan latihan rentang gerak aktif / pasif secara aktif dan massage ototdaerah leher /bahu.
Rasional : dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang
menimbulkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut.
d. Berikan analgetik, seperti asetaminofen dan kodeinRasional : mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat.
Catatan : narkotik merupakan kontraindikasi sehingga menimbulkan ketidak
akuratan dalam pemeriksaan neurologis.
5. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan pemisahan dari system pendukung (hospitalisasi ).
Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi pasien anak : mengikuti dan
mendiskusikan rasa takut, mengungkapkan kekurang pengetahuan tentang situasi,
tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat
diatasi.
Intervensi
a. Kaji status mental dan tingkat ansietas dari pasien / keluarga. Catat adanyatanda-tanda verbal atau non verbal.
Rasional : gangguan tingkat kesadaran dapat mempengaruhi ekspresi rasa
takut tetapi tidak menyangkal keberadaannya. Derajat ansietas akan
dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.
b. Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala.Rasional : meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena
ketidaktahuan dan dapat membantu dan menurunkan ansietas.
c. Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasitentang prognosa penyakit.
Rasional : penting untuk menciptakan kepercayan karena diagnosa meningitis
mungkin menakutkan, ketulusan dan informasi yang akurat dapat
memberikan keyakinan pada pasien dan juga keluarga
d. Libatkan pasien / keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan sehari-hari, membuat keputusan sebanyak mungkin.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
14/15
Rasional : meningkatkan perasaan kontrol terhadap diri dan meningkatkan
kemandirian.
e. Lindungi privasi pasien jika terjadi kejang.Rasional : memperhatikan kebutuhan privasi pasien memberikan peningkatan
akan harga diri pasien dan melindungi pasien dri rasa malu.
-
8/3/2019 KMB BU ANTI
15/15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANMeningitis adalah radang umum araknoidia,leptomeningitis.(perawatan anak
sakit,1984:232).
Meningitis adalah suatu peradangan selaput otak yang biasanya diikuti pula oleh
peradangan otak.(penyakit dalam dan penanggulangan,1985).
Adapun etiologi daripada meningitis purulenta yaitu bakteri, virus, jamur dan
protozoa.