Sap Indah Kmb

24
SAP SATUAN ACARA PENGAJARAN Pendidikan Kesehatan Individu Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unpad Angkatan XX di Ruang Bedah Orthopedi Kemuning Lt. IV RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Disusun oleh: Indah Sundari 220112100047

Transcript of Sap Indah Kmb

Page 1: Sap Indah Kmb

SAP

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pendidikan Kesehatan Individu

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unpad Angkatan XX

di Ruang Bedah Orthopedi Kemuning Lt. IV RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Disusun oleh:

Indah Sundari

220112100047

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XX

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

Page 2: Sap Indah Kmb

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Judul Penyuluhan : Latihan ROM (Range of Motion) Klien Post Operasi Fraktur

Femur

Mata Ajaran : Latihan Rentang Gerak atau ROM (Range of Motion)

Sasaran : Tn. Bani dan keluarga

Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2010

Waktu : 1 x pertemuan (35 menit)

Tempat : Kamar 4 Ruang Bedah Orthopedi Kemuning Lt. IV RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung

Penyuluh : Indah Sundari (Mahasiswa PPN FKEP Unpad Angkatan XX)

1. Tujuan Institusional

Memberikan pelayanan prima yang berkualitas

2. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini, klien mampu melakukan teknik latihan rentang

gerak (ROM) dengan baik dan benar.

3. Karakteristik/Prasyarat Peserta Didik

Klien dengan post operasi pemasangan OREF a.i. fraktur femur sinistra 1/3 tengah.

4. Analisa Tugas

Know:

a. Definisi latihan ROM

b. Klasifikasi latihan ROM

c. Tujuan latihan ROM

d. Prinsip dasar latihan ROM

e. Manfaat latihan ROM

f. Teknik latihan ROM

Page 3: Sap Indah Kmb

Do:

a. Melakukan langkah-langkah latihan ROM sesuai dengan contoh atau instruksi

dengan benar

Show:

a. Menunjukkan antusiasme dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

5. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta didik mampu:

a. Menyebutkan definisi latihan ROM dengan benar

b. Menyebutkan masing-masing minimal 2 manfaat latihan ROM

c. Menyebutkan minimal 3 prinsip dasar latihan ROM

d. Mendemonstrasikan langkah-langkah latihan ROM dengan benar

e. Menjawab pertanyaan pendidik saat penyampaian materi penyuluhan

6. Pokok Bahasan

Latihan ROM (Range of Motion)

7. Sub Pokok Bahasan

a. Definisi latihan ROM

b. Klasifikasi latihan ROM

c. Tujuan latihan ROM

d. Prinsip dasar latihan ROM

e. Manfaat latihan ROM

f. Teknik latihan ROM

8. Materi Pengajaran

Dilampirkan

9. Alokasi Waktu

a. Pembukaan/Apersepsi : 5 menit

b. Penjelasan/uraian materi : 10 menit

Page 4: Sap Indah Kmb

c. Simulasi latihan ROM : 15 menit

d. Rangkuman akhir/penutup (closure) : 5 menit

10. Strategi Instruksional

a. Menjelaskan materi-materi pelajaran

b. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta

c. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta

d. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta

11. Kegiatan Belajar-Mengajar

Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan

Peserta

Didik

Metode Media Waktu

Sebelum

kegiatan

a. Menyiapkan

peralatan dan

perlengkapan

b. Set ruangan

c. Menyiapkan leaflet

--- --- ---

Kegiatan

pembuk

a

Apersepsi

a. Melakukan

perkenalan

b. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

c. Menjelaskan

cakupan materi yang

akan dibahas

d. Pengantar tentang

latihan ROM

Menyimak Ceramah Leaflet 5’

Uraian

materi

a. Menggali

pengetahuan peserta

didik tentang latihan

ROM

Menguraikan

pengetahuan-

nya

Menyimak

Ceramah dan

Tanya Jawab

Leaflet 10’

Page 5: Sap Indah Kmb

b. Menjelaskan

pengertian latihan

ROM

c. Menggali persepsi

peserta didik tentang

latihan ROM

d. Menjelaskan

klasifikasi latihan

ROM

e. Menjelaskan tujuan

latihan ROM

f. Menjelaskan prinsip

dasar latihan ROM

g. Menjelaskan

manfaat latihan

ROM

h. Menanyakan

kembali persepsi

peserta tentang

manfaat latihan

ROM

i. Menjelaskan

langkah-langkah

latihan ROM

j. Meredemonstrasikan

langkah-langkah

latihan ROM

Mengutarakan

ide/pendapat

Menyimak

Menyimak

Menyimak

Menyimak

Mengutarakan

pendapat

Melihat

gambar

Mendemon-

strasikan

15’

Kegiatan

menutup

Menutup

pertemuan:

a. Menyimpulkan

hasil materi

b. Mengundang

Menyimak Ceramah

Leaflet 5’

Page 6: Sap Indah Kmb

komentar atau

pertanyaan peserta.

Peserta diharapkan

mampu

menyimpulkan

materi yang telah

diberikan

c. Menjawab

pertanyaan atau

komentar dengan

singkat dan jelas

d. Menginformasikan

materi telah selesai

Mengutarakan

pendapat/per-

tanyaan

Tanya jawab

Evaluasi

Total 35’

12. Variasi Media Pengajaran

a. Leaflet

b. Gambar

13. Buku Sumber

14. Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep proses

praktik. Ed 4. Jakarta: EGC.

15. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner

Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Internet:

http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/08/sop-latihan-rom-ekstremitas-atas.html

16. Metode Instruksional

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Demonstrasi

Page 7: Sap Indah Kmb

17. Evaluasi

Evaluasi lisan (dievaluasi pada saat kegiatan pemberian berlangsung):

1. Apa definisi latihan ROM?

2. Sebutkan minimal 2 manfaat latihan ROM?

3. Sebutkan minimal 3 prinsip dasar latihan ROM?

4. Demonstrasikan langkah-langkah latihan ROM dengan benar!

Page 8: Sap Indah Kmb

LAMPIRAN

Range of Motion

Latihan Rentang Gerak

Mobilisasi manusia yang ingin serba cepat menimbulkan masalah yang cukup

serius karena jumlah kepadatan lalu lintas bertambah sehingga akan berakibat

meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data PBB pada tahun 2004,

terdapat 20 ribu kasus kecelakaan sekitar 11 ribu di antaranya mengakibatkan jatuh

korban meninggal. Kecelakaan tersebut dapat menimbulkan cidera baik cidera ringan

maupun cidera berat dan dapat pula menyebakan kecacatan dan bahkan kematian.

Salah satu kecacatan fisik dapat berawal dari terjadinya fraktur adalah

terputusnya kontinuitan struktur tulang atau tulang rawan bisa komplet atau inkomplet.

Fraktur atau patah tulang dapat menimbulkan gangguan fungsi tubuh diantaranya adalah

fungsi motorik. Kehilangan fungsi motorik permanen merupakan kondisi yang paling

ditakuti oleh sebagian besar pasien.

Salah satu fraktur yang paling sering terjadi adalah fraktur femur yang

termasuk tiga besar kasus fraktur yang disebabkan karena benturan dengan tenaga yang

tinggi (kuat) seperti kecelakaan sepeda motor atau mobil.

Insiden fraktur femur di USA diperkirakan menimpa satu orang di antara 1000

populasi setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia dari data yang dikumpulkan oleh Unit

Pelaksanaan Teknis Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran

Indonesia (FKUI), pada tahun 2006 dari 1690 kasus kecelakaan lalu lintas, ternyata

yang mengalami fraktur femur 249 kasus atau 14,7%. (Isbagio, 2007 dalam Rahmasari,

2009).

Pada fraktur femur sering kali dilakukan tindakan pembedahan untuk

memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas dan mengurangi

nyeri dan distabilitas, sedangkan setelah dilakukan operasi untuk mengembalikan

bentuk dan struktur maupun fungsinya perlu dilakukan latihan /rehabilitasi. Salah satu

interversi keperawatan post operasi fraktur yang dapat dilakukan adalah mobilisasi

dasar secara bertahap dapat di mulai dari latihan range of motion (ROM). ROM adalah

latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan

kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan

Page 9: Sap Indah Kmb

massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). ROM sebagai bentuk latihan untuk

mencegah depormitas sendi dan kontraktur sendi yang dapat menyebabkan pleksi sendi

yang permanent.

Definisi ROM

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan

persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot

(Potter & Perry, 2005). Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat

dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).

Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan

batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan

adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal.

Klasifikasi latihan ROM

a. Latihan ROM pasif

Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan

perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak

sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau

semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien

dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga

kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif

misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.

b. Latihan ROM aktif

Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing

klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak

sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan

cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .

Page 10: Sap Indah Kmb

Tujuan Latihan ROM

1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot

2. Memelihara mobilitas persendian

3. Merangsang sirkulasi darah

4. Mencegah kelainan bentuk

Prinsip Dasar Latihan ROM

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari

2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien

3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,

tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.

4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,

siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.

5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang

dicurigai mengalami proses penyakit.

6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan

rutin telah di lakukan.

Manfaat Latihan ROM

1. Memperbaiki tonus otot

2. Meningkatkan mobilisasi sendi

3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

4. Meningkatkan massa otot

5. Mengurangi kehilangan tulang

Post Operatif Fraktur Femur

Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) yang mengatakan bahwa setelah 3-4

hari pasien post operasi fraktur femur harus mampu meninggalkan tempat tidur jika

pasien terlalu selalu takut untuk melakukan mobilisasi maka proses penyembuhan akan

lama jadi untuk mengatasi hal ini peran perawat sangan di butuhkan agar pasien mau

dan tidak menolak untuk melakukan mobilisasi. Mobilisasi dasar dapat di mulai

melalui: bantu pasien melakukan rentang gerak sendi (ROM pasif), minta pasien untuk

Page 11: Sap Indah Kmb

melakukan rentang gerak sendi secara mandiri (ROM aktif), dan Rentang gerak

fungsional berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas

yang diperlukan. Pasien dapat berjalan mengunakan alat bantu pin, sekrup dan batang

yang digunakan sebagai fiksasi interna di rancang untuk dapat mempertahankan posisi

tulang sampai terjadi penulangan. Alat-alat tersebut dirancang tidak untuk menahan

berat badan dan dapat melengkung, longgar, patah bila mendapat beban stres.

ROM Pasif Post Operasi Fraktur Femur

Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) perawat membantu pasien

pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dan menganti posisi akan

meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki

bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya

bekuan darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat

klien terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan

ROM pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki

membentuk lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara bergantian

pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi lutut

cecara bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari

permukaan tempat tidur secara bergantian.

Menurut Suddarth & Brunner, (2002) latihan ini di lakukan untuk mengurangi

efek imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di

bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu

mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan

beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah

terjadinya atrofi otot.

Menurut Suddarth & Brunner, (2002) latihan ini di lakukan untuk mengurangi

efek imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di

bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu

mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan

beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah

terjadinya atrofi otot.

Page 12: Sap Indah Kmb

ROM Aktif Post Operasi Fraktur Femur

Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat

menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat

menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar

sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat.

Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga

setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang

di perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali

mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak

pasien yang tidak berani menggerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau

takut luka operasinya lama sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena

justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat

merangsang peristaltik usus sehingga pasien cepat flatus, menghindarkan penumpukan

lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari kontraktur sendi, memperlancar

sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan dekubitus. Menurut Garrison, (2002)

Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan intervensi bedah

ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3 latihan aktif (ROM) yang

di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4 berjalanlah

pada cara berjalan tiga titik dengan kruk axilla pembantu berjalan standar dan kemudian

penahan berat badan sesuai toleransi.

Penelitian terkait Latihan ROM

Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Astuti pada tahun 2006, setelah

dilakukan ROM aktif pada pasien post operasi fraktur femur 1/3 medial dextra dengan

pemasangan plate dan screw. Setelah di lakukan 6 kali latihan didapatkan:

1) Nyeri berkurang dan tidak timbul nyeri

2) Range of motion (ROM) panggul kanan aktif dan pasif, sedangkan untuk lutut

kanan aktif nilai kekuatan otot meningkat

3) Berkurangnya bengkak (oedema) dari nyeri ringan sampai tidak timbul nyeri telah

mengalami penurunan

Page 13: Sap Indah Kmb

4) Aktifitas fungsional telah meningkat dan dapat dievaluasi bahwa pasien dalam

aktifitas sehari-hari sudah dapat berjalan sendiri biarpun masih dengan bantuan alat

yaitu kruk.

Tahapan Latihan ROM

1. LEHER, SPINA, SERFIKAL

Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°

Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°

Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°

Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap

bahu, rentang 40-45°

Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°

( Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

2. BAHU

Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di

atas kepala, rentang 180°

Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°

Hiperektensi : Menggerakan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-

60°

Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak

tangan jauh dari kepala, rentang 180°

Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin,

rentang 320°

Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan

sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°

Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan

samping kepala, rentang 90°

Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

Page 14: Sap Indah Kmb

3. SIKU

Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi

bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°

Ekstensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

4. LENGAN BAWAH

Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan

menghadap ke atas, rentang 70-90°

Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah,

rentang 70-90°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

5. PERGELANGAN TANGAN

Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,

rentang 80-90°

Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah

berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°

Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,

rentang 89-90°

Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°

Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-50°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

6. JARI- JARI TANGAN

Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°

Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°

Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin, rentang 30-

60°

Abduksi : Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30°

Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

Page 15: Sap Indah Kmb

7. IBU JARI

Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90°

Ekstensi : Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°

Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°

Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°

Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang

sama

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

8. PINGGUL

Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°

Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-120°

Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°

Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°

Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika

mungkin, rentang 30-50°

Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°

Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°

Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

9. LUTUT

Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°

Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

10. MATA KAKI

Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas, rentang 20-

30°

Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang

45-50°

Page 16: Sap Indah Kmb

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

11. KAKI

Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°

Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

12. JARI-JARI KAKI

Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°

Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°

Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°

Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).

--SELAMAT BERLATIH--