Sap Indah Kmb
Transcript of Sap Indah Kmb
SAP
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Pendidikan Kesehatan Individu
Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unpad Angkatan XX
di Ruang Bedah Orthopedi Kemuning Lt. IV RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Disusun oleh:
Indah Sundari
220112100047
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XX
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Judul Penyuluhan : Latihan ROM (Range of Motion) Klien Post Operasi Fraktur
Femur
Mata Ajaran : Latihan Rentang Gerak atau ROM (Range of Motion)
Sasaran : Tn. Bani dan keluarga
Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2010
Waktu : 1 x pertemuan (35 menit)
Tempat : Kamar 4 Ruang Bedah Orthopedi Kemuning Lt. IV RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
Penyuluh : Indah Sundari (Mahasiswa PPN FKEP Unpad Angkatan XX)
1. Tujuan Institusional
Memberikan pelayanan prima yang berkualitas
2. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, klien mampu melakukan teknik latihan rentang
gerak (ROM) dengan baik dan benar.
3. Karakteristik/Prasyarat Peserta Didik
Klien dengan post operasi pemasangan OREF a.i. fraktur femur sinistra 1/3 tengah.
4. Analisa Tugas
Know:
a. Definisi latihan ROM
b. Klasifikasi latihan ROM
c. Tujuan latihan ROM
d. Prinsip dasar latihan ROM
e. Manfaat latihan ROM
f. Teknik latihan ROM
Do:
a. Melakukan langkah-langkah latihan ROM sesuai dengan contoh atau instruksi
dengan benar
Show:
a. Menunjukkan antusiasme dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
5. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta didik mampu:
a. Menyebutkan definisi latihan ROM dengan benar
b. Menyebutkan masing-masing minimal 2 manfaat latihan ROM
c. Menyebutkan minimal 3 prinsip dasar latihan ROM
d. Mendemonstrasikan langkah-langkah latihan ROM dengan benar
e. Menjawab pertanyaan pendidik saat penyampaian materi penyuluhan
6. Pokok Bahasan
Latihan ROM (Range of Motion)
7. Sub Pokok Bahasan
a. Definisi latihan ROM
b. Klasifikasi latihan ROM
c. Tujuan latihan ROM
d. Prinsip dasar latihan ROM
e. Manfaat latihan ROM
f. Teknik latihan ROM
8. Materi Pengajaran
Dilampirkan
9. Alokasi Waktu
a. Pembukaan/Apersepsi : 5 menit
b. Penjelasan/uraian materi : 10 menit
c. Simulasi latihan ROM : 15 menit
d. Rangkuman akhir/penutup (closure) : 5 menit
10. Strategi Instruksional
a. Menjelaskan materi-materi pelajaran
b. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
c. Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta
d. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
11. Kegiatan Belajar-Mengajar
Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan
Peserta
Didik
Metode Media Waktu
Sebelum
kegiatan
a. Menyiapkan
peralatan dan
perlengkapan
b. Set ruangan
c. Menyiapkan leaflet
--- --- ---
Kegiatan
pembuk
a
Apersepsi
a. Melakukan
perkenalan
b. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
c. Menjelaskan
cakupan materi yang
akan dibahas
d. Pengantar tentang
latihan ROM
Menyimak Ceramah Leaflet 5’
Uraian
materi
a. Menggali
pengetahuan peserta
didik tentang latihan
ROM
Menguraikan
pengetahuan-
nya
Menyimak
Ceramah dan
Tanya Jawab
Leaflet 10’
b. Menjelaskan
pengertian latihan
ROM
c. Menggali persepsi
peserta didik tentang
latihan ROM
d. Menjelaskan
klasifikasi latihan
ROM
e. Menjelaskan tujuan
latihan ROM
f. Menjelaskan prinsip
dasar latihan ROM
g. Menjelaskan
manfaat latihan
ROM
h. Menanyakan
kembali persepsi
peserta tentang
manfaat latihan
ROM
i. Menjelaskan
langkah-langkah
latihan ROM
j. Meredemonstrasikan
langkah-langkah
latihan ROM
Mengutarakan
ide/pendapat
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Mengutarakan
pendapat
Melihat
gambar
Mendemon-
strasikan
15’
Kegiatan
menutup
Menutup
pertemuan:
a. Menyimpulkan
hasil materi
b. Mengundang
Menyimak Ceramah
Leaflet 5’
komentar atau
pertanyaan peserta.
Peserta diharapkan
mampu
menyimpulkan
materi yang telah
diberikan
c. Menjawab
pertanyaan atau
komentar dengan
singkat dan jelas
d. Menginformasikan
materi telah selesai
Mengutarakan
pendapat/per-
tanyaan
Tanya jawab
Evaluasi
Total 35’
12. Variasi Media Pengajaran
a. Leaflet
b. Gambar
13. Buku Sumber
14. Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep proses
praktik. Ed 4. Jakarta: EGC.
15. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner
Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Internet:
http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/08/sop-latihan-rom-ekstremitas-atas.html
16. Metode Instruksional
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
17. Evaluasi
Evaluasi lisan (dievaluasi pada saat kegiatan pemberian berlangsung):
1. Apa definisi latihan ROM?
2. Sebutkan minimal 2 manfaat latihan ROM?
3. Sebutkan minimal 3 prinsip dasar latihan ROM?
4. Demonstrasikan langkah-langkah latihan ROM dengan benar!
LAMPIRAN
Range of Motion
Latihan Rentang Gerak
Mobilisasi manusia yang ingin serba cepat menimbulkan masalah yang cukup
serius karena jumlah kepadatan lalu lintas bertambah sehingga akan berakibat
meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data PBB pada tahun 2004,
terdapat 20 ribu kasus kecelakaan sekitar 11 ribu di antaranya mengakibatkan jatuh
korban meninggal. Kecelakaan tersebut dapat menimbulkan cidera baik cidera ringan
maupun cidera berat dan dapat pula menyebakan kecacatan dan bahkan kematian.
Salah satu kecacatan fisik dapat berawal dari terjadinya fraktur adalah
terputusnya kontinuitan struktur tulang atau tulang rawan bisa komplet atau inkomplet.
Fraktur atau patah tulang dapat menimbulkan gangguan fungsi tubuh diantaranya adalah
fungsi motorik. Kehilangan fungsi motorik permanen merupakan kondisi yang paling
ditakuti oleh sebagian besar pasien.
Salah satu fraktur yang paling sering terjadi adalah fraktur femur yang
termasuk tiga besar kasus fraktur yang disebabkan karena benturan dengan tenaga yang
tinggi (kuat) seperti kecelakaan sepeda motor atau mobil.
Insiden fraktur femur di USA diperkirakan menimpa satu orang di antara 1000
populasi setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia dari data yang dikumpulkan oleh Unit
Pelaksanaan Teknis Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran
Indonesia (FKUI), pada tahun 2006 dari 1690 kasus kecelakaan lalu lintas, ternyata
yang mengalami fraktur femur 249 kasus atau 14,7%. (Isbagio, 2007 dalam Rahmasari,
2009).
Pada fraktur femur sering kali dilakukan tindakan pembedahan untuk
memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas dan mengurangi
nyeri dan distabilitas, sedangkan setelah dilakukan operasi untuk mengembalikan
bentuk dan struktur maupun fungsinya perlu dilakukan latihan /rehabilitasi. Salah satu
interversi keperawatan post operasi fraktur yang dapat dilakukan adalah mobilisasi
dasar secara bertahap dapat di mulai dari latihan range of motion (ROM). ROM adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). ROM sebagai bentuk latihan untuk
mencegah depormitas sendi dan kontraktur sendi yang dapat menyebabkan pleksi sendi
yang permanent.
Definisi ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Potter & Perry, 2005). Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan
batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan
adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal.
Klasifikasi latihan ROM
a. Latihan ROM pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan
perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak
sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien
dengan paralisis ekstermitas total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Latihan ROM aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif .
Tujuan Latihan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
Prinsip Dasar Latihan ROM
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang
dicurigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah di lakukan.
Manfaat Latihan ROM
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang
Post Operatif Fraktur Femur
Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) yang mengatakan bahwa setelah 3-4
hari pasien post operasi fraktur femur harus mampu meninggalkan tempat tidur jika
pasien terlalu selalu takut untuk melakukan mobilisasi maka proses penyembuhan akan
lama jadi untuk mengatasi hal ini peran perawat sangan di butuhkan agar pasien mau
dan tidak menolak untuk melakukan mobilisasi. Mobilisasi dasar dapat di mulai
melalui: bantu pasien melakukan rentang gerak sendi (ROM pasif), minta pasien untuk
melakukan rentang gerak sendi secara mandiri (ROM aktif), dan Rentang gerak
fungsional berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas
yang diperlukan. Pasien dapat berjalan mengunakan alat bantu pin, sekrup dan batang
yang digunakan sebagai fiksasi interna di rancang untuk dapat mempertahankan posisi
tulang sampai terjadi penulangan. Alat-alat tersebut dirancang tidak untuk menahan
berat badan dan dapat melengkung, longgar, patah bila mendapat beban stres.
ROM Pasif Post Operasi Fraktur Femur
Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) perawat membantu pasien
pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dan menganti posisi akan
meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki
bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya
bekuan darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat
klien terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan
ROM pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki
membentuk lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara bergantian
pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi lutut
cecara bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari
permukaan tempat tidur secara bergantian.
Menurut Suddarth & Brunner, (2002) latihan ini di lakukan untuk mengurangi
efek imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di
bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu
mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan
beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah
terjadinya atrofi otot.
Menurut Suddarth & Brunner, (2002) latihan ini di lakukan untuk mengurangi
efek imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di
bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu
mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan
beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah
terjadinya atrofi otot.
ROM Aktif Post Operasi Fraktur Femur
Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat
menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat
menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar
sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat.
Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga
setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang
di perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali
mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak
pasien yang tidak berani menggerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau
takut luka operasinya lama sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena
justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat
merangsang peristaltik usus sehingga pasien cepat flatus, menghindarkan penumpukan
lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari kontraktur sendi, memperlancar
sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan dekubitus. Menurut Garrison, (2002)
Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan intervensi bedah
ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3 latihan aktif (ROM) yang
di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4 berjalanlah
pada cara berjalan tiga titik dengan kruk axilla pembantu berjalan standar dan kemudian
penahan berat badan sesuai toleransi.
Penelitian terkait Latihan ROM
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Astuti pada tahun 2006, setelah
dilakukan ROM aktif pada pasien post operasi fraktur femur 1/3 medial dextra dengan
pemasangan plate dan screw. Setelah di lakukan 6 kali latihan didapatkan:
1) Nyeri berkurang dan tidak timbul nyeri
2) Range of motion (ROM) panggul kanan aktif dan pasif, sedangkan untuk lutut
kanan aktif nilai kekuatan otot meningkat
3) Berkurangnya bengkak (oedema) dari nyeri ringan sampai tidak timbul nyeri telah
mengalami penurunan
4) Aktifitas fungsional telah meningkat dan dapat dievaluasi bahwa pasien dalam
aktifitas sehari-hari sudah dapat berjalan sendiri biarpun masih dengan bantuan alat
yaitu kruk.
Tahapan Latihan ROM
1. LEHER, SPINA, SERFIKAL
Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap
bahu, rentang 40-45°
Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°
( Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
2. BAHU
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di
atas kepala, rentang 180°
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
Hiperektensi : Menggerakan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-
60°
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala, rentang 180°
Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin,
rentang 320°
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan
sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan
samping kepala, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
3. SIKU
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi
bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
Ekstensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
4. LENGAN BAWAH
Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas, rentang 70-90°
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah,
rentang 70-90°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
5. PERGELANGAN TANGAN
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah
berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°
Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,
rentang 89-90°
Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-50°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
6. JARI- JARI TANGAN
Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin, rentang 30-
60°
Abduksi : Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30°
Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
7. IBU JARI
Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90°
Ekstensi : Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
8. PINGGUL
Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-120°
Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°
Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika
mungkin, rentang 30-50°
Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
9. LUTUT
Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
10. MATA KAKI
Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas, rentang 20-
30°
Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang
45-50°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
11. KAKI
Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
12. JARI-JARI KAKI
Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
(Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali).
--SELAMAT BERLATIH--