KMB Sistem Imun
-
Upload
eqlima-elfira -
Category
Documents
-
view
210 -
download
14
Transcript of KMB Sistem Imun
Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah
PENGKAJIAN HOLISTIC CARING GANGGUAN FUNGSI METABOLIK DAN ENDOKRIN
DISUSUN OLEH :
KARMILA BR KABANJAGENTAR PANE
SUKHRI HERIANTO RITONGA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerahNya yang luar biasa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengkajian Holistik
Caring gangguan fungsi Metabolik dan Endokrin ini dalam rangka menyelesaikan tugas kelompok
Keperawatan Medikal Bedah. Banyak hal yang mungkin menjadi kendala bagi kami dalam
menyelesaikan tugas ini namun karena bimbingan dan kesabaran dari dosen mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah ini maka kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Walaupun demilikian makalah ini belumlah sempurna dan dengan segala kerendahan hati
kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kedepan. Dan diakhir kata
kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ataupun kata-kata yang kurang berkenan
Kelompok
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………2
Daftar isi……………………………………………………………………………..3
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………4
A. Latar belakang……………………………………………………………….4
B. Tujuan penulisan…………………………………………………………….4
BAB II Tinjauan teori……………………………………………………………….5
A. Fungsi metabolic hati………………………………………………………..5
B. Fungsi uji hati………………………………………………………………..7
C. Diabetes mellitus…………………………………………………………….8
D. Pengkajian system endokrin dan metabolic…………………………………10
Format pengkajian……………………………………………………………….17
BAB III Penutup…………………………………………………………………….23
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..23
B. Saran…………………………………………………………………………23
Daftar pustaka……………………………………………………………………….24
3
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sirosis hepatic dan diabetes mellitus merupakan salah satu contoh penyakit akibat gangguan pada
system metabolic dan system endokrin manusia. Penyakit sirosis hepatis merupakan penyebab
kematian terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker (Lesmana, 2004). Diseluruh dunia
sirosis hepatis menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap
tahun akibat penyakit ini. Sirosis hepatis merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam
ruang perawatan dalam. Gejala klinis dari sirosis hepatis sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala
sampai dengan gejala yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di Negara maju, maka kasus
sirosis hepatis yang datang berobat kedokter hanya kira-kira 30% dari seluruh populasi penyakit ini
dan lebih dari 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika berobat , sisanya ditemukan saat otopsi
(Sutadi, 2003).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2000 sekitar 170 juta umat manusia
terinfeksi sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3% dari seluruh populasi manusia di dunia dan
setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4 juta orang. Angka prevalensi penyakit
sirosis hepatis di Indonesia, secara pasti belum diketahui. Prevalensi penyakit sirosis hepatis pada
tahun 2003 di Indonesia berkisar antara 1-2,4%. Dari rata-rata prevalensi (1,7%), 2 diperkirakan lebih
dari 7 juta penduduk Indonesia mengidap sirosis hepatis (Anonim, 2008). Menurut Ali (2004), angka
kasus penyakit hati menahun di Indonesia sangat tinggi.
Adapun jumlah penderita diabetes mellitus menurut data WHO (World Health Organization),
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Diabetes mellitus merupakan salah satu contoh
penyakit degeneratif yang akhir-akhir ini menjadi bahan diskusi yang sangat hangat di tengah-tengah
kehidupan saat ini.
Maka, berdasarkan hal di atas kelompok mencoba akan mengangkat pembahasan tentang aplikasi
keperawatan terhadap gangguan system metabolic dan endokrin ini yaitu aspek pengkajian keperawatan
secara holistic.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi fungsi metabolik hati
2. Menjelaskan fungsi uji hati
3. Membedakan antara diabetes tipe 1 dan 2 serta menggambarkan etiologi yang
berhubungan dengan diabetes.
4. Melakukan pengkajian holistic pasien diabetes.
4
BAB IITINJAUAN TEORI
A. Fungsi metabolik hati
Hati merupakan organ yang paling besar di tubuh manusia dan menempati sekitar 2
persen dari berat tubuh manusia. Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen dibawah
diafragma. Tulang rusuk menutupi seluruh bagian hati kecuali pada bagian yang lebih bawah.
Hati memiliki 5 fungsi metabolic, yaitu:
1. Produksi empedu
Hati normalnya memproduksi dan mensekresikan 600 s.d 1200 cc cairan empedu dalam
sehari. Komponen dasar dari cairan empedu adalah air, garam empedu, bilirubin,
kolesterol, asam lemak, lesitin, sodium, potassium, kalsium, klorida dan ion bikarbonat
dan air merupakan komponen terbesar dari cairan empedu tersebut. Karena cairan empedu
terkumpul di kandung empedu, maka air dan elektrolit dalam jumlah besar (kecuali ion
kalsium) di reabsorbsi kembali oleh mukosa kandung empedu.
Garam empedu diproduksi hati sekitar 0,5 gram per hari. Prekusor garam empedu ini
adalah kolesterol dan keduanya disuplai oleh makanan atau dibentuk sendiri oleh hati
melalui metabolisme lemak. Fungsi dari garam empedu ini ada 2, yaitu yang pertama
adalah sebagai emulsi sehingga menurunkan tekanan permukaaan dari partikel lemak
dalam makanan, akibatnnya adalah memungkinkan untuk pengadukannnya di saluran
pencernaan menjadi ukuran yang lebih kecil lagi. Kedua, garam empedu ini membantu
dalam absorpsi asam lemak, monogliserida, kolesterol dan lipid lainnya di saluran
pencernaan.
Komponen berikutnya adalah bilirubin. Bilirubin adalah sebuah pigmen kuning -orange
atau kuning kehijau-hijauan pada empedu yang diproduksi dari pemecahan hemoglobin.
Kolesterol merupakan precursor asam empedu, dapat mengendap kecuali garam empedu
yang dipertahankan untuk menjaga suspensi.
Biliverdin adalah pigmen pertama yang dibentuk sepanjang produksi empedu. Pigment
yang kehijau-hijauan ini akan segera direduksi menjadi bilirubin tak terkonjugasi dan
dilepaskan ke plasma. Lesitin adalah sebuah substansi lemak dan fospolipid dimana
substansi ini terdiri dari fosporus, asam lemak dan nitrogen basa.
Hati secara terus menerus mensekresikan empedu, kemudian menyimpannya di kantung
empedu sampai empedu tersebut dibutuhkan di duodenum untuk pencernaan. Kantong
empedu ini dapat menyimpan 20 sampai 60 cc empedu dalam satu waktu, dan dapat
mencapai 450 cc sekitar 12 jam. Kantong empedu ini akan terus menyimpan sampai
lemak makanan masuk ke saluran pencernaan dan menstimulasi pelepasan kolesistokinin,
kolesistokinin menstimulasi kontraksi dinding kantong empedu dan proses ini bersama-
sama dengan relaksasinya spinter oddi dan memungkinkan empedu mengalir ke
duodenum dan bercampur dengan makanan. Kantong empedu juga distimulasi oleh syaraf
5
kolinergik yang juga menstimulasi motilitas usus dan mensekresikannya pada bagian-
bagian saluran pencernaan.
2. Metabolisme karbohidrat
Fungsi utama hati yang berhubungan dengan metabolism glukosa berupa
a. Glikogenesis = konversi glukosa ke glikogen
b. Glikogenolisis = pemecahan glikogen menjadi glukosa
c. Penyimpanan glikogen
d. Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
e. Glukoneogenesis = mengubah asam amino menjadi glukosa
Ketika glukosa tidak dibutuhkan, tubuh akan menyimpannya sebagai glikogen. Nantinya,
jika glukosa dibutuhkan, hati dapat memecah glikogen menjadi glukosa. Jika gula darah
menurun secara drastic, glukoneogenesis terjadi dengan mempertahankan gula darah
normal.
3. Metabolisme lipid (lemak)
Fungsi utama hati yang berhubungan dengan metabolism lipid (lemak) berupa
a. Oksidasi asam lemak untuk energy
b. Pembentukan lipoprotein
c. Mensintesis kolesterol dan fospolipid
d. Mensintesis lemak dari protein dan karbohidrat
Hati menyediakan energi dari lemak dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam
lemak, diikuti dengan proses oksidasi asam lemak tersebut, memicu untuk mengeluarkan
energi dalam jumlah yang sangat banyak. Hati bertanggung jawab pada sebagian besar
metabolism lemak.
4. Metabolisme protein
Walaupun metabolism karbohidrat dan lemak penting, ketahanan manusia tergantung pada
peran hati dalam metabolism protein. Fungsi primer hati yang berhubungan dengan
metabolism protein adalah
a. Deaminasi asam amino
b. Pembentukan urea untuk dikeluarkan bersama ammonia dari tubuh
c. Pembentukan protein plasma
d. Biotransformasi komponen-komponen, hormone, obat-obatan dan zat kimia lainnya.
6
Kejadian deaminasi asam amino menonjol dihati. Degradasi adalah proses katabolisme
asam amino yang berlebihan. Proses ini dimulai di hati dengan deaminasi berupa
pembuangan kelompok amino (-NH2). Ammonia (NH3), hasil dari deaminasi diubah
menjadi urea oleh hati dan kemudian diekskresikan oleh ginjal dan usus. Bentuk ammonia
di usus oleh aksi bakteri atau protein juga disintesis menjadi urea dan diekskresikan oleh
hati. Pada beberapa gangguan atau penyakit hati, ammonia yang secara normal diubah
menjadi urea oleh hati terakumulasi hingga level yang berbahaya di dalam darah.
Akibatnya terjadilah toksik yang disebut hepatic encelopathy
Hati juga mensintesis protein plasma, misalnya albumin, protrombin, fibrinogen dan
protein yang berhubungan dengan penggumpalan darah (factor V, VI, VII, IX dan X).
Albumin penting untuk mempertahankan tekanan onkotik plasma, ketika protein lainnya
berkontribusi terhadap penggumpalan darah
5. Fungsi sirkulasi
Lebih dari 1000 ml darah bersirkulasi pada saat proses di hati berlangsung melalui
sinusoid dari vena portal dan lebih dari 350 ml darah dari arteri hepatic dalam 1 menit.
Karena ukuran dan ruang sinusoid, hati menjadi sebuah tempat penerimaan darah dalam
kuantitas yang banyak. Ketika kehilangan darah sistemik terjadi, hati menyediakan suplay
darah emergensi sekitar 500 ml atau hampir 1 liter jika tekanan di atrium kanan tinggi.
Hambatan sepanjang system vena portal, sering disebabkan oleh sirosis dan memicu
peningkatan tekanan sepanjang system yang disebut hipertensi portal. Akibat dari
peningkatan tekanan di system aliran vena ke hati, berikutnya terjadi distensi dan
penurunan aliran darah dari hati ke jantung.
Darah yang mengalir melalui usus membawa bakteri, berikutnya mengalir menuju hati.
Sel kupffer (makrofag pagosit) berupa barisan sinus hepatic, menyaring bakteri dan debris
lainnya dari darah yang masuk ke hati dari vena portal. Dengan menelan partikel asing, sel
kupffer membuat zat toksik dan pathogen tak berbahaya. Kurang dari 1 persen bakteri
memasuki system portal dari usus lewat dari system sirkulasi.
B. Fungsi uji hati
1. Fungsi uji hati
Uji fungsi hati sering disebut di klinik sebagai liver function test, sehingga perawat sering
mengenalnya dengan LFT. LFT adalah merupakan suatu kumpulan analisis laboratorium
yang berkaitan dengan hati baik fungsi hati maupun suatu kondisi hati yang sebenarnya
bukan fungsi hati. Analit ataupun zat yang diperiksa dapat berupa produk metabolisme sel
hati (hepatosit), enzim, protein lain, antigen virus, DNA atau RNA virus maupun antibody
sebagai hasil respon imun humoral tubuh.
2. Jenis-jenis fungsi uji hati
Fungsi uji hati dibedakan menjadi fungsi sintesis, fungsi ekskresi, fungsi detoksifikasi,
fungsi penyimpanan, fungsi filtrasi fagositosis, dan fungsi katabolisme.7
a. Fungsi sintesis
kadar albumin serum; menurun bila ada gangguan fungsi sintesis hati
elektroforesis protein serum; dapat dilihat dari fraksi albumin menurun sehingga rasio
A/G menjadi terbalik (dari albumin yang lebih banyak menjadi globulin yang lebih
banyak)
aktivitas enzim kolinesterase; menurun
uji masa protrombin dengan respon terhadap vitamin K ; factor-faktor koagulasi
menurun terutama yang melalui jalur ekstrinsik sehingga masa protrombin akan
memanjang yang tidak dapat menjadi normal walaupun diberi vit K melalui suntikan.
b. Fungsi ekskresi
Kadar bilirubin serum menjadi bilirubin direct (konjugasi) dan indirect (unkonjugasi),
bilirubin urin serta produk turunannya seperti urobilonogen dan urobilin dalam urin,
sterkobilinogen dan sterkobilin dalam tinja serta kadar asam empedu serum. Bila ada
gangguan fungsi ekskresi maka kadar bilirubin total serum meningkat terutama
bilirubin direct, bilirubin urin mungkin positif, sedangkan urobilonogen dan urobilin
serta sterkobilinogen dan sterkobilin mungkin menurun sampai tidak terdeteksi. Kadar
asam empedu serum meningkat lebih jelas pasca makan (postprandial).
c. Fungsi detoksifikasi
Bila ada gangguan fungsi maka kadar amoniak meningkat karena kegagalannya
merubah ke ureum, kadar yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesadaran yaitu
ensefalopati atau koma hepatic.
Terdapat pula pengukuran aktifitas beberapa enzim. Dalam hal ini enzim-enzim
tersebut tidak diperiksa fungsinya dalam proses metabolisme hati tetapi aktifitasnya di
dalam darah (serum) dapat menunjukkan adanya kelainan hati tertentu, contohnya
adalah enzim alanin transaminase (ALT) atau nama lama serum glutamate pyruvate
transferase (SGPT) dan enzim aspartate transaminase (AST) atau nama lama serum
glutamate oxaloacetate transferase (SGOT) meningkat bila ada perubahan
permeabilitas atau kerusakan dinding sel hati, sebagai penanda gangguan integritas sel
hati (hepatoseluler)
C. Diabetes mellitus
1. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002). Menurut Silvia dan
Lorraine (2000), diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara generik dan klinik
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
8
saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron (Arif, 1999).
2. Etiologi
1. DM tipe I (IDDM /Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
– Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
– Faktor-faktor imunologi
Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya sebagai jaringan asing. Yaitu autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans
dan insulin endogen.
– Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
2. DM Tipe II (NIDDM /Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
– Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
– Obesitas
– Riwayat keluarga
3. DM Malnutrisi
- Fibrocalculus Pankreatis Diabetes Mellitus
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan protein yang menyebabkan
kalsifikasi pankreas melalui proses mekanik (fibrosis) atau toksik (sianida) sehingga sel-
sel beta menjadi mati.
- Protein Deficient Pancreatic Diabetes Mellitus
Terjadi karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel-sel beta
pankreas.
4. DM Tipe lain
- Penyakit pankreas, seperti: pankreatitis, Ca. pankreas dll.
- Penyakit Hormonal, seperti: akromegali yang menaikkan GH (Growth Hormone)
sehingga merangsal sel-sel beta pankreas yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan
rusak.
9
- Obat-obatan yang bersifat toksin terhadap sel-sel beta, seperti: aloxan dan strepozikin
mengurangi produksi insulin.
3. Manifestasi Klinis
1. Gejala awal berhubungan dengan efek langsung dari kadar GD yang tinggi. Jika kadar GD
sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan sampai ke urine.
2. Jika GD lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan
sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah
yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
3. Akibat poliuri haus yang berlebihan banyak minum (polidipsi).
4. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih BB . Untuk mengkompensasikan hal
ini, penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
5. Gejala lainnya adalah:
Pandangan kabur, mual, pusing, mudah lelah, DM yang tidak terkontrol lebih peka
terhadap infeksi
D. Pengkajian system endokrin dan metabolik
Pasien dengan gangguan sistem endokrin dan metabolik mungkin punya keluhan khusus
seperti mual, diare dan kelemahan. Keluhan ini juga mungkin samar-samar, kadang-kadang
dan manifestasi yang umum, karena perbedaan fungsi dari kelenjar endokrin dan organ-organ
metabolisme dan karena sebagian besar kelenjar dan organ-organ tersebut tidak dapat diakses,
tidak ada yang tunggal, pengkajian yang seragam untuk pasien dengan gangguan system
endokrin dan metabolik. Secara umum pengkajian ini dibagi menjadi 3 yaitu riwayat pasien,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostic.
1. Riwayat pasien
Sepanjang melakukan interview riwayat kesehatan pasien, bantu pasien untuk
menceritakan kembali pengalaman dan tanda gejala secara berurutan.
a. Data biografi dan demografi
Catat data biografi dan demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang etnis dan
wilayah geografi. Beberapa gangguan seperti diabetes dan hepatitis berhubungan
dengan umur dan jenis kelamin.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Tanyakan keluhan utama yang mendorong pasien mencari pelayanan kesehatan.
Tanyakan kapan masalah bermula, onset, durasi, intensitas dan karakteristik masalah
dan perubahan pada status kesehatan yang biasa. Misalnya gangguan gastrointestinal,
gejala umumnya dapat berhubungan dengan gangguan endokrin dan metabolic.
Sepanjang melakukan pengkajian terhadap pasien tanyakan kepada pasien tentang
nyeri, infeksi, masalah perfusi (perdarahan), perubahan sensori dan status mental,
perubahan penglihatan.
c. Riwayat Tumbuh Kembang 10
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan
seseorang yang dapat menjadi – mempengaruhi keadaan penyakit seperti ada riwayat
pernah icterus saat lahir yang lama, atau lahir premature, kelengkapan imunisasi, pada
form yang tersedia tidak terdapat isian yang berkaitan dengan riwayat tumbuh
kembang.
d. Riwayat psikologi dan riwayat sehari-hari
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat menerima,
ada tekanan psikologis berhubungan dengan sakitnya. Kita kaji tingkah laku dan
kepribadian, karena pada pasien dengan sirosis hati dimungkinkan terjadi perubahan
tingkah laku dan kepribadian, emosi labil, menarik diri, dan depresi. Fatique dan
letargi dapat muncul akibat perasaan pasien akan sakitnya. Dapat juga terjadi
gangguan body image akibat dari edema, gangguan integument, dan terpasangnya alat-
alat invasive (seperti infuse, kateter). Terjadinya perubahan gaya hidup, perubaha
peran dan tanggungjawab keluarga, dan perubahan status financial
e. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien
Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan
dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,kondisi
ini tidak dikeluhkan, seperti:
1) Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut tidak
tumbuh, payudara tidak berkembang dan lain-lain.
2) Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun
banyak makan dan lain-lain.
3) Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampuber
konsentrasi, dan lain-lain.
4) Hospitalisasi perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya.
5) Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
6) Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masa
lalu.
7) Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang diperoleh dari dokter atau petugas kesehatan
maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.
8) Jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas
hormonal seperti hidrokortison, evothyroxine, kontrasepsi oral, dan obat-obatan
anti hipertensif
f. Riwayat pembedahan
Tanyakan kepada pasien jika memiliki riwayat pembedahan, kemoterapi, atau terapi
radiasi untuk gangguan metabolic dan endokrin, khususnya pada leher dan kepala.
Pada tindakan radiasi sebagian dapat menyebabkan masalah fungsional pada kelenjar
tiroid
g. Alergi11
Pasien ditanya untuk mengidentifikasi apakah ada alergi pada makanan ataupun
pengobatan,khususnya reaksi pada yodium
h. Obat-obatan
Tanyakan kepada pasien terutama pada penggunaan hormone dan steroid termasuk
nama, dosis dan durasi penggunaan. Selain itu ditanyakan juga penggunaan obat-
obatan juga bahan-bahan kimia. Sebagian obat-obatan dan bahan kimia sangat
potensial menyebabkan hepatotoksik seperti alcohol, senyawa emas, merkuri, fosfor,
acetaminophen, arsenic, tiazid diuretic dan obat anti kanker.
Tanyakan juga kepada pasien penggunaan obat-obatan herbal seperti jus lidah buaya,
fenugreek dll karena herbal ini sebagian dapat menurukan tekanan darah
(fenugreek/klabet)
i. Asupan Nutrisi
Pola makan dikaji karena pola makan tertentu dapat memicu gangguan endokrin dan
metabolic ini misalnya makanan yang asam, makan dalam jumlah besar, makanan
berlemak.
j. Riwayat kesehatan keluarga
Ketika mengkaji pasien dengan gangguan endokrin dan metabolic, tanyakan kepada
pasien tentang riwayat keluarga. Karena sejumlah gangguan ini diwariskan dalam
keluarga. Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg
dengan gangguanhormonal seperti:
1) Obesitas
2) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
3) Kelainan pada kelenjar tiroid
4) Diabetes mellitus
5) Infertilitas
Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan
informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh
klien atau keluarga.
k. Riwayat Sosial
Keadaan sosial dan ekonomi berpengaruh, apakah pasien suka berkumpul dengan
orang-orang sekitar yang pernah mengalami penyakit hepatitis, berkumpul dengan
orang-orang yang dampaknya mempengaruhi perilaku pasien yaitu peminum alcohol,
karena keadaan lingkungan sekitar yang tidak sehat.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada gangguan endokrin dan metabolic melibatkan pengkajian yang
hati-hati pada seluruh tubuh dan terintegrasi melalui interaksi dengan pasien.
a. Kesadaran umum dan keadaan umum pasien.12
Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar – tidak sadar (compos mentis – coma)
untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien, kekacuan fungsi dari
hepar salah satunya membawa dampak yang tidak langsung terhadap penurunan
kesadaran, salah satunya dengan adanya anemia menyebabkan pasokan O2 ke
jaringan kurang termasuk pada otak.
b. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala-kaki
Tekanan darah, nadi, respirasi rate, temperatur yang merupakan tolak ukur dari
keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai
kaki dan lebih fokus pada pemeriksaan organ seperti hati, abdomen, limpa dengan
menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi, disamping itu juga
penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLA untuk mengetahui adanya
penambahan BB karena retreksi cairan dalam tubuh disamping juga untuk
menentukan tingkat gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan.
Poin-poin penting pemeriksaan fisik gangguan endokrin dan metabolic.
Tahapan Temuan normal Temuan abnormalInspeksi- Warna kulit
- Mata- Kesimetrisan,
kontur dan bentuk abdomen- Permukaan
abdomen
- Area rectal
- Status nutrisi
- Kuku dan Rambut
- Muka (inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi mata
Sama atau lebih terang daripada area yang lainSklera putihDatar dan bulat
Halus
Tidak ada hemoroid
Cukup
Kemerahan, sianosis, jaundice, lesi, ekimosis.Sklera warna kuningBuncit, tidak simetris, ada massaKetat, mengkilat, membesar, vena menonjol, spider neviAda hemoroid
Obesitas atau malnutrisi
Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkanoleh klien dengan penyakit addison desease,kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada penyakithipotiroidisme, rambut lembut]hipertyroidisme.Hirsutisme terdapat pada penyakit cushingSyndromeVariasi dan bentuk dan struktur muka mungkindapat diindikasikan dengan penyakit akromegalimata.
AuskultasiLetakkan stetoskop di kuadran kanan atas abdomen
Tidak ada dengungan venaTidak ada gesekan atau gosokan
Ada dengungan vena dengan komponen sistol dan diastol
Perkusi- Abdomen, catat Timpani di kandung kemih, Dullness, menunjukkan asites
13
suara perkusi pada keempat kuadran
usus. Dullness di hati
Palpasi- Palpasi hati- Kelenjar Thyroid
Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Pemeriksa berdiri di belakang klien dan tempatkan keduatangan anda pada sisi lain pada trachea di bawah kartilago thyroid. Minta klien untuk miringkan kepala ke kanan Minta klien untuk menelan. Setelah klien menelan. pindahkan pada sebelah kiri.selama palpasi pada dada kiri bawah
Tidak ada nyeri dan massa Kaku, nyeri dan ada massaTidak membesar pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Multiple nodulus terdapat pada metabolik. seperti yang ditunjukkan hanya padanodul yang bisa diindikasi bisul, tumor malignandan. benigna.
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Basal Metabolic Rate
Tujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di bawah
kondisi basal selama beberapa waktu
Persiapan :
1) Klien puasa 12 jam
2) Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress
3) Klien harus tidur sedikit nya 8 jam
4) Tidak mengkonsumsi analgetik & sedative
5) Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya
6) Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di lakukan.
Penatalaksanaan:
Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator.
Nilai normal :
Pria 53 kalori perjam
Wanita 60 kalori perjam
Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR
Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) )
Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn) )
b. Scanning Thyroid
c. Radio loding scanning
Untuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan berfungsi atau tidak
berfungsi
d. Uptake iodine
Untuk menentukan pengambilan yodium dari plasma
Nilai normal 10-30% dalam 24jam
14
e. Pemeriksaan diagnostik kelenjar pankreas
1) Pemeriksaan Gula Darah (puasa)
Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.
Nilai normal
Dewasa : 70-110mg/dl
Anak-anak : 60-100mg/dl
Bayi : 50-80mg/dl
Persiapan:
Klien dipuasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Pelaksanaan:
Spesimen adalah darah vena ± 5 cc.
Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan
Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan
Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta obat sesuai
program
f. Pemeriksaan diabetes mellitus
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu,
kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral
standar.
1) Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi,
obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan
negatif, perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun. Bagi beberapa pasien yang
berusia tua tanpa factor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3
tahun.
Tabel interpretasi kadar glukosa darah (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DMKadar glukosa darah sewaktuPlasma vena <110 110 – 199 >200Darah kapiler <90 90 – 199 >200Kadar glukosa darah puasaPlasma vena <110 110 – 125 >126Darah kapiler <90 90 – 109 >110
2) Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO
Tes ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti, namun
tidak dibutuhkan untuk penapisan dan tidak sebaiknya dilakukan pada pasien
dengan manifestasi klinis diabetes dan hiperglikemia.
Cara pemeriksaan :
Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien makan seperti biasa
Kegiatan jasmani cukup.
Pasien puasa selama 10 – 12 jam.
15
Periksa kadar glukosa darah puasa.
Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam
waktu 5 menit.
Periksa kadar glukosa darah saat ½, 1, dan 2 jam setelah diberi glukosa.
Saat pemeriksaan, pasien harus istirahat, dan tidak boleh merokok.
Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat jalan dengan
toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar
glukosa akan meningkat, namun akan kembali kekeadaan semula dalam waktu 2
jam. Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½, 1, dan 1 ½ jam setelah
pemberian glukosa dan <140 mg/dl setelah 2 jam setelah pemberian glukosa,
ditetapkan sebagai nilai TTGO normal.
g. Abdominal ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi menyediakan informasi diagnostik tentang kondisi hati,
pancreas dan salurah empedu. Persiapan untuk pemeriksaan ini sedikit.
h. Radiography
i. Angiography
Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau
nonionik media yang kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri
(arteriografi) atau pembuluh darah (venography). Untuk pembuluh getah bening,
media kontras digunakan berminyak. Angiografi memungkinkan visualisasi hati,
empedu, dan pembuluh arteri pancreas
j. Biopsy
Biopsi adalah analisis contoh jaringan hati yang sangat kecil. Contoh diperiksa untuk
tanda parutan, atau penyakit atau kerusakan lain.
16
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jl. dr. Mansur No. 9 Padang Bulan Medan 20155 Sumatera Utara
IndonesiaTELP. +62 61 8213318 FAX. +62 61 8213318 Email : http://fkep,usu,ac.id
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN & METABOLIK
Pengkajian tgl. : Jam :MRS tanggal : No. RM :Diagnosa Masuk : Hari Rawat Ke :Ruangan/kelas :
A. IDENTITAS PASIENNama : Penanggung jawab biaya :Usia : Nama :Jenis kelamin : Alamat :Suku /Bangsa : Hub. Keluarga :Agama : Telepon :Pendidikan :Status perkawinan : Pekerjaan :Alamat :
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGKeluhan Utama :Kapan mulai : Onset : Durasi :Intensitas :Karakteristik Masalah :Perubahan pada status kesehatan yang biasa :Nyeri :Infeksi :Perdarahan :Perubahan Sensori :Status mental :Perubahan Penglihatan :
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU1. Pernah di rawat ya, jenis : ....................... tidak2. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak3. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak4. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak
- Kapan : ...............................- Jenis Operasi : ...............................
5. Lain-lain :...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGADiabetes mellitus HepatitisGangguan pada kelenjar tyroid InfertilitasAddison disease Lainnya
GENOGRAM17
E. PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATANPerilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan
Alkohol ya tidakKeterangan ..........................................................................................................Merokok ya tidakKeterangan ..........................................................................................................Obat ya tidakKeterangan ..........................................................................................................Olahraga ya tidakKeterangan ..........................................................................................................
F. RIWAYAT TUMBUH KEMBANGRiwayat ikterus ya tidakLahir prematur ya tidakImunisasi lengkap tidak
G. RIWAYAT SOSIALLingkungan alkohol ya tidakLingkungan merokok ya tidak
H. OBAT-OBATANPengguna obat-obatan kimia ya tidakDurasi:Pengguna obat-obatan herbal ya tidak
I. RIWAYAT PSIKOLOGI Respon terhadap penyakit menerima tidakMekanisme koping efektif inefektifGangguan body image ya tidakKeadaan emosi stabil labilMenarik diri ya tidakDepresi ya tidakFatique ya tidakLetargi ya tidakSulit bergaul ya tidakPerubahan gaya hidup ya tidakPerubahan peran ya tidakTidak konsentrasi ya tidak
J. PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda-tanda vital
S : N : TD : RR : Nyeri: SkalaLokasiFrekuensiPerilaku nyeri Guarding Facial grimacing Wording Bracing SighingMASALAH KEPERAWATAN :...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
18
2. Status nutrisia. BB: kg TB: cmb. LILA: cm
c. Nafsu Makan Baik Menurun Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : .......................Keterangan ..........................................................................................................
3. Kepala dan lehera. Inspeksib. Palpasi
4. MataSklera putih kekuninganPosisi mata ya tidakWajah simetris tidak simetris
5. ThorakParu-paru
a. Keluhan : Sesak Nyeri waktu sesak OrthopneaBatuk Produktif Tidak ProduktifSekret : .................... Konsistensi : .......................Warna : ................... Bau : ....................................
b. Pola nafas irama: Teratur Tidak teraturc. Jenis Dispnoe Kusmaul Ceyne Stokes Lain-lain:
Pernafasan cuping hidung ada tidakSeptum nasi simetris tidak simetrisLain-lain :
d. Bentuk dada simetris asimetris barrel chestFunnel chest Pigeons chest
e. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/Sf. Alat bantu nafas Ya Tidak
Jenis .........................Flow ................LpmJantung
i. Keluhan nyeri dadaya tidakii. CRT : ...............
iii. Konjungtiva pucat ya tidak
iv. Bunyi jantung: Normal Murmur Gallop lain-lainv. Irama jantung: Reguler Ireguler S1/S2 tunggal Ya Tidak
vi. Akral: Hangat Panas Dingin kering Dingin basah
MASALAH KEPERAWATAN :.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
6. AbdomenAbdomen Supel Tegang nyeri tekan, lokasi :
Luka operasi Jejas lokasi :Pembesaran hepar ya tidakPembesaran lien ya tidakAscites ya tidakMengkilat ya tidakKetat ya tidakVena menonjol ya tidakSpider nevi ya tidakDengungan vena ya tidak
19
Drain Ada Tidak- Jumlah : ......................- Warna : ......................- Kondisi area sekitar insersi : .....................................Mual ya tidakMuntah ya tidakTerpasang NGT ya tidakBising usus :..........x/mntNyeri tekan ya tidak
7. GenitaliaKeluhan Kencing Ada TidakPola Menstruasi Teratur TidakKemampuan berkemihProduksi urine : ...........................ml/jamWarna : ...............................Bau : ...............................Kandung kemih : Membesar Ya TidakNyeri Tekan : Ya Tidak
8. Status Cairan
Intake Cairan : Oral :....................cc/hari Parenteral : ..............cc/hariOutput Cairan : Balance Cairan : ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Lain-lain : .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................MASALAH KEPERAWATAN : .............................................................................................................................................
9. Integumen
Inspeksi : kering lembabKelenturan: lentur tidak.Alopecia: ya tidakWarna kulit kemerahan TidakSianosis ya TidakJoundice ya TidakJoundice ya TidakEkimosis ya Tidak
Penilaian risiko decubitus :Aspek yang
dinilaiKRITERIA YANG DINILAI NILA
I1 3 3 4PERSEPSI SENSORI
TERBATAS SEPENUHNY
A
SANGAT TERBATAS
KETERBATASAN RINGAN
TIDAK ADA GANGGUAN
KELEMBABAN
TERUS MENERUS
BASAH
SANGAT LEMBAB
KADANG-KADANG BASAH
JARANG BASAH
AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST KADANG-KADANG
JALAN
LEBIH SERING JALAN
MOBILISASI IMMOBILE SEPENUHNY
A
SANGAT TERBATAS
KETERBATASAN RINGAN
TIDAK ADA KETERBATAS
ANNUTRISI SANGAT
BURUKKEMUNGKIN
AN TIDAK ADEKUAT SANGAT BAIK
20
ADEKUATGESEKAN & PERGESERA
N
BERMASALAH
POTENSIAL BERMASALA
H
TIDAK MENIMBULKAN MASALAH
NOTE : Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko mengalami dekubitus (Pressure ulcers)(15 or 16 =low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less= high risk)
TOTAL NILAI
Warna : ...........................................................Pitting edema : +/- grade : .............................Ekskoriasis : ya tidakPsoriasis : ya tidakUrtikaria : ya tidakLain-lain : ..........................................................................................................................................................................................................................................................................MASALAH KEPERAWATAN .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................10. Sistem Endokrin Pembesaran kelenjar tyroid ya tidakPembesaran kelenjar getah bening ya tidakHiperglikemia Ya Tidak Hipoglikemia Ya TidakSeks Sekunder Berkembang Tidak berkembangKondisi kaki DM :- Luka gangren Ya Tidak - Jenis Luka : .....................................................- Lama luka : .....................................................- Warna : .....................................................- Luas Luka : .....................................................- Kedalaman : .....................................................- Kulit Kaki : ..............................................- Kuku kaki : ..............................................- Telapak kaki : ..............................................- Jari kaki : ..............................................- Infeksi : Ya Tidak- Riwayat luka sebelumnya : Ya Tidak
- Tahun : ..................................................- Jenis Luka : ..................................................- Lokasi : ..................................................
- Riwayat amputasi sebelumnya : Ya TidakJika Ya
- Tahun : ..........................- Lokasi : .........................- Lain-lain : .....................................................................................................
MASALAH KEPERAWATAN :................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
21
11. Pengkajian PsikososialPersepsi klien terhadap penyakitnya
cobaan Tuhan hukuman lainnyaEkspresi klien terhadap penyakitnya
murung gelisah tegang marah/menangisReaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curigaGangguan konsep diri ya tidakMASALAH KEPERAWATAN :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
12. Pengkajian SpiritualKebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
MASALAH KEPERAWATAN : ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
13. Personal HygieneKebersihan diri :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan :- Mandi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Ganti pakaian : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Keramas : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Sikat gigi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Memotong kuku: Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Berhias : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Makan : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
MASALAH KEPERAWATAN : ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
14. Pemeriksaan Penunjang
A. Darah Lengkap :
22
Leukosit :…………………. (N: 3.500 – 10.000/µl)Eritrosit :…………………. (N:1.2 juta – 1.5 juta/ µl)Trombosit :…………………. (N:150.000 – 350.000/ µl)Haemoglobin :…………………. (N:11.0 – 16.3 gr/dl)Haematokrit :…………………. (N:35.0 – 50 gr/dl)Kadar ACTH :
B. Kimia Darah :
Ureum :…………………. (N:10 – 50 mg/dL)Creatinin :…………………. (N:07 – 1,5 mg/dL)SGOT :…………………. (N:2 -17)SGPT :…………………. (N: 3 - 19)BUN :…………………. (N:20-40/ 10-20 mg/dL)Bilirubin :…………………. (N:1,0 mg/dL)Total Protein :…………………. (N:6,7 – 8,7 mg/dL)GD Puasa :………………… (N:100 mg/dL)GD 2 jpp :………………… (N:140 - 180 mg/dL)
C. Analisa Elektrolit :
Natrium : ………………………… (N:136 -145 mmol/L)Kalium : ………………………… (N:3,5 -5,0 mmol/L)Clorida : ………………………… (N:98 -106 mmol/L)Calsium : ………………………… (N:7,6 -11,0 mmol/L)Phospor : ………………………… (N:2,5 -7.07 mmol/L)
D. Pemeriksaan T3/T4 :............................ (Dewasa :Iodium bebas : .................................. 0,1 – 0,3 mg/dlT3 : ................................................... 0,2 – 0,3 mg/dlT4 : ................................................... 6 – 12 mg/dlAnak-anak / bayi :T3 : .................................................. 180 -240 mg/dl
E. Kadar Growth Hormone :.................... 10 µg/mlF. Kadar TSH :......................................... 6-10µg/mlG. Uptake Radioaktif : ........................... < 5 ml/dl H. Protein Bound iodine : ...................... 4 – 8 mg %
E. Pemeriksaan Radiologi :
Foto Kranium :
Foto Tulang :
CT Scan Otak :
F. ...
Jika ada jelaskan gambaran hasil Photo Rontgen, USG, EEG, EKG, CT-Scan
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Pengkajian merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola klien. Namun,
format pengkajian yang terstandart dan digunakan secara bersama-sama oleh instansi
kesehatan belum dilaksanakan secara maksimal. Dalam pembahasan diatas sudah disusun tiga
aspek yang harus ada dalam pengkajian, yakni pengkajian riwayat klien, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan diagnostik.
Pengkajian riwayat kesehatan klien dilakukan dengan wawancara yang mendalam
dengan klien dan juga keluarga, seluruh aspek dikaji termasuk masalah transkultural yang
sering kali terabaikan oleh perawat. Selanjutnya pemeriksaan fisik dengan tetap menggunakan
teknik inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. Pemeriksaan fisik ini dapat dimulai dengan
terfokus sekaligus mengatasi masalah kesehatan utama dan seterusnya dapat dilanjutkan
dengan pemeriksaan persistem atau head to toe. Terakhir adalah pemeriksaan diagnostik. Pada
tahap ini perlu kolaborasi dengan dokter dan juga laboran agar pemeriksaan dapat secara
akurat dengan kondisi sebenarnya.
B. Saran.
Dalam aplikasi pelaksanaan pengkajian ini tidak semudah membuat formatnya karena
pemahaman tentang format pengkajian dan teknik pelaksanaan harus sinergis. Maka oleh
karena itu, penulis menyarankan:
1. Pendidikan
Untuk terus melakukan kajian-kajian ilmiah dalam aspek proses keperawatan dan juga
melakukan pelatihan-pelatihan kepada perawat secara berkala.
2. Perawat.
Untuk terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan secara mandiri agar pelaksanaan
proses keperawatan ini berjalan dengan maksimal.24
3. Mahasiswa
Untuk terus membuat inovasi baru dalam rangkan akselerasi profesi perawat di Sumatera
Utara dan juga Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aru, W. S et al. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3, ed 5. Jakarta: Internal Publishing.
Black, J. M & Hawks, J. H.(2009). Medical-surgical nursing clinical management for positive outcomes. 8 th ed. Singapore: Saunders Elsevier.
Brunner & Sudarth. ( 2002 ) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi, 8. Jilid 2. Jakarta: EGC
Price, Sylvia (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
25