KIR Revisi 2

16
Pengaruh Preeklampsia terhadap Pertumbuhan Janin KARYA TULIS ILMIAH Kelompok 1 Rendy Aprianus Santoso Inne Ikke Citami Putri Dhita Aprilia Anjoti Rainy Chandranata Vebilia Ayudita Prianto Krisna Lalwani Muhamad Imam Syahbani Alda Olivia Patadungan Rudy Tanius Tejo Ismanto Patricia Hapsari Jusuf PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA TAHUN 2015 1

description

mm

Transcript of KIR Revisi 2

Pengaruh Preeklampsia terhadap Pertumbuhan JaninKARYA TULIS ILMIAH

Kelompok 1Rendy Aprianus SantosoInne Ikke Citami PutriDhita Aprilia AnjotiRainy ChandranataVebilia Ayudita PriantoKrisna LalwaniMuhamad Imam SyahbaniAlda Olivia PatadunganRudy Tanius Tejo IsmantoPatricia Hapsari JusufPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANATAHUN 2015KATA PENGANTARPuji syukur kepada yang Maha Kuasa atas kesempatannya yang telah diberikan kepada kami untuk membuat karya ilmiah ini. Kelompok kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak langsung. Salah satunya adalah dr. Kathleen sebagai tutor kami dan sebagai pemberi informasi, kritikan, dan saran yang membangun kami untuk lebih baik lagi.Kelompok kami sadar bahwa tugas karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Tetapi kami telah berusaha untuk membuat karya ilmiah yang berguna bagi para pembaca. Karena itu, kami mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari para pembaca demi perkembangan kami ke depan. Kami mengharapkan karya ilmiah ini dapat digunakan untuk kepentingan para pembaca, serta dapat menambah wawasan para pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan selamat membaca.Jakarta, 23 Maret 2015PenulisPengaruh Preeklampsia terhadap Pertumbuhan JaninAbstrakPreeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi dalam kehamilan. Indonesia mempunyai angka kejadian preeklampsia sekitar 7 - 10% dari seluruh kehamilan. Berdasarkan Laporan kematian Ibu (LKI) departemen kesehatan, penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (32%), preeklampsia/eklampsia (25%), sepsis (5%), partus lama (5%). Preeklampsia, eklampsia serta infeksi dan perdarahan diperkirakan mencakup 65% - 70% dari seluruh kematian maternal, sedangkan penyebab utama kematian bayi usia < 28 hari adalah prematuritas disertai berat lahir rendah (29,2%), afiksia lahir (27%), tetanus (9,5%). Preeklampsia dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah karena pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah, yang menyebabkan sirkulasi uteroplasenter terganggu sehingga terjadi hipoksia dan gangguan nutrisi pada janin.Kata kunci: preeklamsia, kehamilan, berat bayi lahir rendahAbstractPreeclampsia and eclampsia are the complications of pregnancy. The incidence of preeclampsia in Indonesia is about 7-8 % of all pregnancies. Based on Maternal Mortality Report (MMR) of departemen kesehatan, the main causes of maternal death are hemorrhage (32%), preeclampsia/eclampsia (25%), sepsis (5%), prolonged labor (5 %). Preeclampsia, eclampsia, infection and bleeding are estimated to be the cause 65%-70% of all maternal deaths, while the main cause of death of infants aged 0,57 kg/ minggu.1Primigravida yang mempunyai kenaikan berat badan rendah, yaitu < 0,34 kg/minggu, menurunkan risiko hipertensi, tetapi menaikan risiko berat badan bayi rendah.1Etiologi

Faktor-faktor yang dianggap penting mencakup (1) Implantasi plasenta disetai invasi trofoblastik abnormal pada pembuh darah uterus. (2) Toleransi imunologis yang bersifat maladaptif diantara jaringan maternal, paternal (plasental), dan fetal. (3) Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskuler atau inflamatorik yang terjadi pada kehamilan normal. (4) Faktor-faktor genetik, termasuk gen predisposisi yang diwariskan, serta pengaruh epigenetik.2Faktor ResikoFaktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1) Primigravida, primipaternitas. (2) Hiperplasentosis, misalnya mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar. (3) Umur yang ekstrim (4) Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia. (5) Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil (5) Obesitas.2,3Patofisiologi

Pre-eklampsia merupakan sebuah sindrom sistemik dalam kehamilan yang bermula dari plasenta. Pre-eklampsia dipikirkan sebagai akibat dari invasi sitotrofoblas plasenta yang inadekuat diikuti dengan disfungsi endotel maternal yang meluas. Selain itu, berbagai faktor sebagai sistem renin-aldosteron-angiotensin, stres oksidatif berlebihan, inflamasi, maladaptasi sistem imun, dan genetik diduga berperan dalam patogenesis pre-eklampsia.2,3

Normalnya, sitotrofoblas ekstravili dari janin menginvasi lapisan endotel arteri spiralis ibu. Arteri spiralis akan diubah dari pembuluh darah yang kecil dengan resistensi tinggi menjadi lebar sehingga perfusi plasenta untuk nutrisi janin akan cukup. Pada pre-eklampsia, transformasi ini tidak terjadi dengan sempurna. Invasi sitotrofoblas ke arteri spiralis terbatas hanya sampai pada desidua superfisialis sehingga segmen arteri pada miometrium tetap sempit.2

Sitotrofoblas juga tidak mengalami pseudovaskulogenesis karena normalnya terjadi perubahan fenotip epitel menjadi seperti sel endotel yang memiliki permukaan adhesi. Hal tersebut menyebabkan buruknya daya invasi ke arteri spiralis yang berada di miometrium. Defek awal inilah yang menyebabkan iskemia plasenta.2

Plasenta yang abnormal diperkirakan menyebabkan lepasnya berbagai faktor yang masuk ke sirkulasi maternal sehingga menyebabkan berbagai tanda dan gejala klinis pre-eklampsia. Semua gejala klinis pre-eklampsia disebabkan oleh endoteliosis glomerulus. Peningkatan permeabilitas vaskular, dan respon inflamasi sistemik yang menyebabkan jejas dan/atau hipoperfusi pada organ. Manifestasi klinis biasanya terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.2

Pada tubuh perempuan hamil dengan pre-eklampsia terjadi beberapa perubahan patofisiologis pada beberapa organ/sistem organ yang akan bermanifestasi pada tampilan klinis. Perubahan-perubahan ini diperkirakan akibat vasospasme, disfungsi endotel, dan iskemia yang terjadi.2Manifestasi KlinisPreeklampsia ditandai oleh hipertensi, edema generalisata dan proteinuria tanpa penyakit vaskuler atau renal. Tanda dan gejala muncul sejak minggu ke-20 kehamilan sampai minggu ke-6 setelah melahirkan. Tiga gejala khasnya yaitu hipertensi, edema, proteinuria.1Bayi dengan Berat Lahir Rendah PengertianBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir < 2500 gram (sampai dengan 2499 gram), sedangkan bayi prematur (Sesuai Masa Kehamilan) adalah bayi yang lahir dengan masa gestasi atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai dengan umur kehamilan. 2Hubungan pre-eklamsia dengan kelahiran BBLRDari hasil penelitian didapatkan bahwa preeklamsia dapat menyebabkan kejadian berat bayi lahir rendah. Hal ini disebabkan oleh vasospasme dan hipovolemi, akibatnya janin menjadi hipoksia dan malnutrisi.4Pada preeklampsia terjadi perubahan pokok yaitu spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air Pada perubahan fisiologi patologi, plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah sehingga mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganggu, pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai kematian.2Komplikasi pre eklampsia dan eklampsia yang terberat ialah kematian ibu dan janin. Salah satu komplikasi dari pre eklampsia dan eklampsia ialah Intra uterine growth restriction (IUGR), prematuritas sampai Intra uterine fetal death (IUFD). Hal tersebut terjadi karena pre eklampsia menimbulkan gangguan antara lain insufisiensi plasenta.3 Pengaruh preeklamsia terhadap janinDampak pada perempuan hamil yang mendapat monoterapi untuk hipertensinya, dan hipertensi dapat terkendali, maka hipertensi kronik tidak berpengaruh buruk pada kehamilan, meski tetap memiliki risiko terjadinya solutio plasenta, ataupun superimposed preeklampsia. Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan akan memberi tanda (a) kenaikan mendadak tekanan darah, yang akhirnya disusul proteinuria dan (b) tekanan darah sistolik > 200 mmHg dan diastolik >130 mmHg, dengan akibat segera terjadi oliguria dan gangguan ginjal. Penyulit hipertensi kronik pada kehamilan ialah (a) solutio plasenta risiko terjadinya sekitar 2-3 kali pada hipertensi kronik dan (b) superimposed preeklampsia.2Dalam sebuah penelitian didapatkan sebagian besar berat badan lahir bayi adalah cukup hal ini diantaranya dipengaruhi karena sebagian besar umur kehamilan responden dalam penelitian tersebut adalah aterm atau cukup bulan. Hal ini juga dipengaruhi dengan umur kehamilan saat terjadinya preeklamsia dan tipe preeklamsia yang dialami oleh ibu hamil. Semakin muda umur kehamilan dan semakin berat preeklamsia yang dialami maka akan semakin sulit untuk mempertahankan kehamilan sampai aterm dengan kondisi janin yang baik. 2, 4Diagnosis dini preeklamsiaDengan diagnosis dini preeklamsia maka dampak buruk yang dapat disebabkan dari preeklamsia dapat di cegah dengan cara meningkatkan kunjungan antenatal pada trimester ketiga. Seperti halnya protokol yang telah dilaksanaan di Parkland Hospital selama bertahun-tahun, dimana perempuan dengan awitan baru tekanan darah distolik >80mmHg tetapi kurang dari 90 mmHg. Berat badan lahir rendah pada bayi dipengaruhi banyak hal salah satunya kondisi dari ibu yaitu hipertensi selama kehamilan. Pada preeklampsia terjadi perubahan pokok yaitu spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada perubahan fisiologi patologi, plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah sehingga mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Dampak pada janin adalah pertumbuhan janin terhambat atau fetal growth restriction. Insiden fetal growth restriction berbanding langsung dengan derajat hipertensi yang disebabkan menurunnya perfusi uteroplasenta.Daftar PustakaBenson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri dan ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2009. h.123-5.Cunningham F G, Leveno K J, Bloom S L, dkk. Obstetri Williams. Edisi ke-23. Volume 1. Jakarta: EGC; 2013.h.744-64.Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran jilid I. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.h.416-7.Ambarwati WN, Irdawati. Hubungan preeklampsia dengan kondisi bayi yang dilahirkan secara sectio caesarea. Berita Ilmu Keperawatan vol: 2 (1); 2009.h.4-5.1