Kir Fermentasi Urine Sapi
-
Upload
aldisa-pratiwi -
Category
Documents
-
view
375 -
download
5
Transcript of Kir Fermentasi Urine Sapi
FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI
PERTANIAN
Disusun Oleh :
1. DENI SETYAWATI
2. LINDA LESTARI
3. LITA SISWANTI
JURUSAN IPA
SMA PANCASILA 1 WONOGIRI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN WONOGIRI
2007/2008
HALAMAN PENGESAHAN
FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI
PERTANIAN
Telah disetujui dan disyahkan pada:
Hari : Kamis, 27 Desember 2007
Tempat : SMA PANCASILA 1 WONOGIRI
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya karya
ilmiah ini yang berjudul “FERMENTASI URINE SAPI SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI PERTANIAN”.
Dalam penulisan dan penyusunannya kami tidak mengalami kendala yang berarti. Hal ini tidak lepas dari
adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada :
1. Yth.Bp.Soejadi, BcHk selaku kepala SMA PANCASILA 1WONOGIRI
2. Yth.Ibu. Dra. Sri Lestari Handayani selaku guru pembimbing
3. Yth.Bp. Pudi SM, S.Pd selaku guru pembimbing
4. Yth. Bp. Ridhiyanto selaku pemilik peternakan sapi
5. Serta seluruh pihak yang turut berperan serta hingga terselesaikannya karya ilmiah ini
dengan baik.
Pembimbing I
PUDI SRI MARYATMO, S.Pd
Pembimbing II
Dra. SRI LESTARI HANDAYANIMengetahui
Kepala SMA Pancasila 1 Wonogiri
SOEJADI, BcHk
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa
karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima
adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa yang akan
datang.. Akhir kata kami ucapkan selamat membaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr,wb.
Wonogiri, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ..... iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
ABSTRAKSI ........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 2
B. Pembatasan Masalah .................................................................................... 2
C. Permasalahan ............................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 3
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................... 7
A. Tempat dan Waktu...................................................................................... .. 7
B. Alat dan Bahan.............................................................................................. 7
C. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................. 8
D. Hasil yang dicapai......................................................................................... 8
E. Perhitungan biaya wirausaha......................................................................... 9
F. Sasaran Penelitian.......................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 11
A. Kesimpulan................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................. 11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto Pengambilan Urine sapi
2. Foto Pengambilan Tetes tebu
3. Foto Penambahan Lengkuas, jahe, butrowali, kunyit, kencur, temu ireng
4. Foto Proses Pembuatan Pupuk cair dari Urine sapi
5. Foto Pengemasan
6. Hasil penggunaan pupuk yang digunakan pada tanaman
FERMENTASI URINE SAPI SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN
Deny Styawati, Linda Lestari, Lita Siswanti,
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
SMA Pancasila 1 Wonogiri
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk memenfaatkan urine sapi sebagai pupuk cair untuk
meningkatkan produksi pertanian. Penelitan ini dilaksanakan selama bulan Desember 2007, bertempat
di Laboratorium Biologi SMA Pancasila 1 Wonogiri. Komposisi bahan yang digunakan adalah: urine sapi,
lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, butrowali, tetes tebu. Dari hasil penelitian yang dipoeroleh
kesimpulan bahwa urine sapi bisa dibuat pupuk cair dengan menambahkan bahan - bahan tambahan
seperti lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, butrowali. Bahan - bahan tadi berfungsi untuk
menghilangkan bau urine sapi. Sedangkan untuk tetes tebu berfungsi untuk fermentasi dan
memenyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, tetes tebu ini sendiri mengandung bakteri
Sacharomyces Sereviceae yang berfungsi untuk fermentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh
bahwa urine sapi bisa dibuat pupuk cair yang sangat menyuburkan tanaman pertanian.
Pembimbing I
PUDI SRI MARYATMO, S.Pd
Pembimbing II
Dra. SRI LESTARI HANDAYANI
Mengetahui
Kepala SMA Pancasila 1 Wonogiri
SOEJADI, BcHk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sapi (Bison benasus L) merupakan ternak ruminansia besar yang mempunyai banyak
manfaat baik untuk manusia ataupun tumbuhan, seperti daging, susu, kulit, tenaga dan kotoran.
Selain itu urinenya juga bisa dimanfaatkan. Urine sapi (Bison benasus L) bisa di buat pupuk cair
sebagai pestisida untuk tanaman. Penulis telah membuat pupuk cair dan hasilnya cukup baik
Pembuatan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini sangatlah mudah dan
tidak membutuhkan waktu lama serta baik untuk tanaman dibandingkan dengan pupuk buatan
pabrik. Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair ini juga mudah di dapat dan biayanya
relatif murah. Dengan adanya pembuatan pupuk cair ini masyarakat diharapkan mau mencoba
membuat dan memakinya.
Produk yang dibuat ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah,
pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pupuk
cair ini mengandung protein yang menyuburkan tanaman dan tanah seperti padi, palawija, sayur-
sayuran, buah-buahan, bunga dan lain-lain. Produk ini berfungsi sebagai pengusir hama tikus,
wereng, walang sangit, dan penggerek serta sebagai sumber pupuk organik.
Pembuatan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini membutuhkan bahan
tambahan lainnya agar urine berkomposisis kimia yag baik. Bahan tambahan ini seperti lengkuas,
kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, dan tetes tebu. Untuk lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe,
kencur, brotowali maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan
memberikan rasa yang tidak disukai hama. Untuk tetes tebunya untuk fermentasi urine sapi (Bison
benasus L) dan menyuburkan mikroba yang ada di dalam tanah, karena tetes ini mengandung
bakteri Sacharomyces cereviceae. Berdasarkan uraian tersebut penulis mengambil penelitian yang
berjudul "FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN".
B. Pembatasan masalah
1. Urine sapi yang digunakan sapi (Bison benasus L) jantan jawa dirumah Bapak Ridhiyanto
desa Ngemplak, Kecamatan Ngadirojo
2. Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, butrowali dibeli dipasar Ngadirojo
3. Tetes tebu dan starter atau bibit bakteri Sacharomycec sereviceae dibeli di Bapak Panut
sentra produksi Alkohol Bekonang
C. Permasalahan
Apakah urine sapi (Bison benasus L) bisa dijadikan pupuk cair untuk meningkatkan produksi
pertanian?
D. Tujuan Penelitian
Untuk memanfaatkan urine sapi (Bison benasus L) untuk dibuat pupuk cair untuk meningkatkan
produksi pertanian
E. Manfaat Penelitian
1. Memanfaatkan limbah petarnakan khususnya urine sapi untuk pupuk cair
2. Meningkatkan intensifikasi pertanian
3. Meningkatkan masyarakat untuk berwirausaha sendiri
4. Untuk perkembangan teknologi pertanian
BAB II
LANDASAN TEORI
Siapa bilang air kencing sapi merusak lingkungan. Buktinya, sapi di Sumatra Barat
(Sumbar), tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Air kencing dari satu ekor sapi
mamp menyuburkan sekitar empat hektare sawah yang setiap hektarenya bisa menghasilkan enam
hingga delapan ton padi atau gabah.Air kencing, ya tetap air kecing, yang keluar dari alat vital sapi,.
Kandungan kimia urine sapi adalah N : 1,4 sampai 2,2 %, P: 0,6 sampai 0,7%, dan K 1,6 sampai 2,1.
Namun sebelum keluar dari tubuh sapi itu, makanan sapi harus direkayasa dulu. Awalnya, hasil
penemuan yang disebut sistem pupuk organik urine sapi (kosarin), semata-mata memang bukan
untuk menyuburkan tanaman atau tumbuhan. Melainkan untuk menyuburkan sapi. Cara
menggemukkan sapi ini dengan memberikan makanan jeram dicampur garam dan enzym Bossdext
(Setiono Hadi, 2004).
Peningkatan produksi jahe di Indonesia sangat diperlukan, yang dapat dilakukan melalui
perbaikan tehnik budidaya terutama pada fase awal pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk
kandang dan urin sapi sebagai zat pengatur tumbuh diharapkan mampu memperbaiki pertumbuhan
tanaman jahe sehingga produksinya meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh beberapa jenis pupuk kandang, pengaruh konsentrasi urin sapi dan interaksi antara
penggunaan beberapa macam pupuk kandang dan konsentrasi urin sapi terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jahe muda ( Hary Witriyono, 1993).
Budidaya tanaman kencur di pedesaan umumnya masih bersifat sampingan. Maka tidak
heran bila kuantitas dan kualitasnya beraneka ragam. Buku ini menyajikan cara penanaman kencur
agar dapat memperoleh hasil yang maksimal ( Rahmat Rukmana, 1994).
Brotowali adalah tanaman asli Asia Tenggara. Di balik rasanya yang
pahit,ternyatabrotowali mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit, ringan dan berat, seperti
diabetes mellitus, hepatitis, rematik, dan gatal-gatal. Harapannya, dengan buku ini pembaca bisa
mengaplikasikan atau meramu sendiri resep-resep obat dari brotowali. Sebagai pelangkap, buku ini
disertai juga dengan pengalaman para penggunanya ( Budy Kresnady, 2003).
Kunyit sudah lama dikenal sebagai tanaman untuk bumbu dapur. Selain itu, kunyit juga
sudah turun temurun digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Akhir-akhir ini, kunyit
juga sudah diolah secara modern dalam skla industri sebagai bahan baku obat, kosmetik, dan
pewarna tekstil. Ramuan obat berbahan kunyit dijelaskan dalam buku ini dengan tujuan agar
pembaca dapat mengolah sendiri resep-resep tersebut ( Winarto, 2004).
Masyarakat semakin menyukai cara pengobatan atau pencegahan gangguan kesehatan
dengan bahan-bahan alami. Jahe, Kunyit, Kencur, dan Temulawak merupakan bahan alami yang
berkhasiat bagi kesehatan. Salah satu bentuk penyajiannya adalah dengan dibuat menjadi minuman
yang cepat saji dan praktis, dengan kata lain dikemas dalam bentuk bubuk instan. Buku ini
memberikan informasi lengkap, mulai dari pengenalan komoditasnya, peralatan, proses pembuatan,
pengemasan, pemasaran, hingga analisis usaha instan jahe, kunyit, kencur, dan temulawak ( Prastyo,
2003).
Temu-temuan dan empon-empon banyak dimanfaatkan untuk bumbu masak, bahan
minuman, bahan kosmetika, dan bahan obat/jamu tradisional. Komoditas temu-temuan dan
empon-empon saat ini tidak hanya dikenal di dalam negeri melainkan juga di luar negeri. Dengan
demikian, komoditas ini memiliki prospek pasar yang sangat luas sehingga patut diperhitungkan
oleh para petani ataupun pemerintah karena dapat mendatangkan pendapatan tambahan bagi
petani dan devisa bagi negara. Buku ini menyajikan aneka temu-temuan dan empon-empon, baik
yang sudah dikenal oleh masyarakat maupun yang belum, mulai dari pengenalan masing-masing
komoditas, budidaya, manfaat, dan khasiatnya (Fauzilah Muhlisin, 1999).
Lengkuas merupakan sejenis rizom dengan kegunaan masakan dan perubatan, dan
banyak digunakan di Asia Tenggara. Rupanya hampir sama dengan halia.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Order : Zingiberales
Famili : Zingiberacea sp
( Wikipeda.Org, 2007)
Infeksi cacing tidak selalu menimpa anak-anak. Siapa pun bisa terinfeksi bila pola
hidupnya kurang higienis. Untuk mengusir cacing dari saluran pencernaan kita itu bisa digunakan
bahan-bahan alami di sekitar kita. Di antaranya temu ireng (hitam) atau temu giring ( Aliadi, 1996).
Tetes atau ampas tebu adalah cairan kental sisa kristalisasi dari pabrik gula. Badek
adalah bibit fermentasi ciu yang diambil dari sisa penyulingan ciu sebelumnya. Setelah diaduk, pada
permukaan campuran bahan dasar ciu akan keluar buih. Campuran bahan dibiarkan sampai tujuh
hari sampai buih menghilang, baru siap dimasak, Bagi pembuat ciu, kalau badek habis atau tak
sanggup menghasilkan buih pada campuran bahan ciu, berarti produksi mandek. Hasil sulingan tetes
tebu biasanya mengandung alkohol 30-45 persen. Produsen ciu di Bekonang umumnya juga
memproduksi alkohol 90 persen. “Alkohol itu campuran tetes tebu yang disuling dua kali. Setelah
jadi ciu, dimasak lagi, ditambah zat kimia kostik. Jadinya alkohol 90 persen,.Dari 200 liter campuran
bahan akan menghasilkan 30 liter ciu setelah melewati tiga jam penyulingan. Kalau tetesnya bagus
uapnya keluar cepat. Kalau jelek bisa empat jam baru selesai, Ciu paling jelek kandungan alkoholnya
berkisar 25 persen. Hasil sulingan ciu berwarna agak keruh ( Taman Kembang Pete, 2006)
Wibowo (1989) menyatakan bahwa fermentasi sering didefinisikan sebagai proses
pemecahan karbohidrat dari asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksigen.
Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit glukosa dengan bantuan enzim a
amilase dan enzim glukosidose, dengan adanya kedua enzim tersebut maka pati akan segera
terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah menjadi
alkhohol.
Buckel (1987) menyatakan bahwa fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan
pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme
dan interaksi yang terjadi diantara produk dari kegiatan – kegiatan tersebut dan zat – zat yang
merupakan pembentuk bahan pangan tersebut.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi SMA Pancasila 1 Wonogiri
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan 2 minggu selama bulan Desember
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
No Nama alat Jumlah
1 Ember 1 buah
2 Pengaduk 1 buah
3 Saringan 1 buah
4 Botol Bekas 5 buah
5 Bakcer Glass 1 buah
6 Drum Plastik 1 buah
2. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Jumlah Satuan
1 Urine Sapi (Bison benasus L) 10 Liter
2 Lengkuas 2 Ons
3 Kunyit 2 Ons
4 Temu ireng 2 Ons
5 Jahe 2 Ons
6 Kencur 2 Ons
7 Brotowali 2 Ons
8 Tetes tebu/bibit bakteri 0.5 Liter
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Urine sapi (Bison benasus L) di tampung dan dimasukkna ke dalam drum plastik
2. Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudian
dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan
bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama.
3. Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter Sacharomyces
cereviceae. Tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae ini berguna untuk fermentasi dan
nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang ada
didalam tanaah.
4. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.
5. Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.
6. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.
D. Hasil yang dicapai
Setelah pembuatan pupuk cair selesai hasilnya bagus. Urine sapi (Bison benasus L)
sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi
setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau
urine. Penulis sudah mencobakan pada tanaman sayur dan bunga ternyata bagus. Tanaman sayuran
dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnuya kelihatan segar dan hijau
serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk cair ini juga dapat meningkatkan keuntungan
pertanian serta memberikan keuntungan bagi kita.
E. Perhitungan Biaya Wirausaha
1.Pengeluaran
NO Uraian JumlahHarga
Per satuan TotalA Bahan
1 Urine sapi (Bison benasus L) 10 Liter Rp. 1000 Rp. 10.000
2 Lengkuas 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500
3 Kunyit 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500
4 Temu ireng 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500
5 Jahe 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500
6 Kencur 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500
7 Butrowali 2 Ons Rp. 500 Rp. 1.000
NO Uraian JumlahHarga
Per satuan Total
8 Tetes/starter Sacharomyces cereviceae 0,5
Liter
Rp. 2.000 Rp . 1.000
Total Bahan Rp. 19.500
B Alat
1 Drum Plastik 1 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000
2 Saringan 1 buah Rp. 2.000 Rp. 2.000
3 Botol bekas 5 buah Rp. 100 Rp. 500
4 Ember 1 buah Rp. 3.000 Rp. 3.000
Total Alat Rp. 15.500
Pengeluaran Total
1. Bahan : Rp. 19.500
2. Alat : Rp. 15.500
3. Tenaga kerja : Rp. 15.000
4. Biaya Pemasaran : Rp. 10.000 +
Total : Rp. 50.000
Pemasukan
1. Jual pupuk cair 10 liter X Rp. 10.000 = 100.000
Keuntungan = Pemasukan - Pengeluaran
= Rp. 100.000 – 50.000 = Rp. 50.000
F. Sasaran Pemasaran
Dalam pembuatan pupuk cair yang bahan dasarnya urine sapi (Bison benasus L) ini yang menjadi sasaran
adalah masyarakat khususnya petani dan pengusaha peternakan, karena pupuk cair ini bermanfaat
untuk meningkatkan produksi pertanian.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam menyusun lapora ini penulis memperoleh kesimpulan:
1. Limbah cair peternakan khususnya urine sapi (Bison benasus L) dapat digunakan sebagai pupuk
cair dengan menambahkan bahan tambahan didalamnya seperti lengkuas, kunyit, temuireng,
jahe, kencur, brotowali, tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae.
2. Dengan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini mesyarakat dapat memanfaatkan limbah
urine sapi (Bison benasus L) dari peternakan sapi (Bison benasus L).
3. Dengan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini masyarakat dapat meningkatkan
penghasilan dan dapat berwirausaha
B. Saran
1. Harus ditingkatkan pengetahuan bioteknologi kita biar dapat menghasilkan produk baru yang
bermanfaat bagi manusia.
2. Harus ada pembinaan Karya Ilmiah Remaja di SMA Pancasila 1 Wonogiri secara berkelanjutan,
untuk meningkatkan Ilmu pengetahuan.
3. Fasilitas LAB IPA khususnya Biologi perlu dilengkapi, sehinggha dalam praktek bisa berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Aliadi. 1996. Tanaman Obat Peliharaan. Sidowayah. Jakarta
Buckle, 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia press
Hadi, Setiono. 2004. Urine Sapi Bangkitkan Harapan Petani, Bogor.
Kresnady, Budy. 2003. Si Pait Yang Menyembuhkan. Agromedia Pustaka. Jakarta
Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu-temuan dan Empon- Empon Budi Daya dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta.
Prastyo. 2003. Teknologi Tepat Guna Instan. Kanisius. Yogyakarta
Rukmana Rahmat. 1994. Kencur. Kanisius. Yogyakarta
Wibowo. 1989. Biokimia Pangan dan Gizi. Yogyakarta: UGM Press.
Winarto, Ir. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta
Witriyono Harry, 1993. Peningkatan Produksi Jae. Yogyakarta
. 2007. Lengkuas. Wikipeda, Org.
. 2006. Bangsa Penenggak Arak. Taman Kembang Pete. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Sapi (Bison benasus L) yang akan
diambil urinenya
2. Urine Sapi (Bison
benasus L)
3. Tetes Tebu dan Starter Sacharomyces cereviceae
4. Penambahan lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur,
brotowali
5.
Fermentasi Dan Penyaringan
6. Pengemasan
7. Hasil Pupuk yang telah digunakan pada tanaman