Kir Fermentasi Urine Sapi

27
FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN Disusun Oleh : 1. DENI SETYAWATI 2. LINDA LESTARI 3. LITA SISWANTI JURUSAN IPA SMA PANCASILA 1 WONOGIRI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN WONOGIRI 2007/2008 HALAMAN PENGESAHAN FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN Telah disetujui dan disyahkan pada: Hari : Kamis, 27 Desember 2007 Tempat : SMA PANCASILA 1 WONOGIRI

Transcript of Kir Fermentasi Urine Sapi

Page 1: Kir Fermentasi Urine Sapi

FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

PERTANIAN

Disusun Oleh :

1. DENI SETYAWATI

2. LINDA LESTARI

3. LITA SISWANTI

JURUSAN IPA

SMA PANCASILA 1 WONOGIRI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN WONOGIRI

2007/2008

HALAMAN PENGESAHAN

FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

PERTANIAN

Telah disetujui dan disyahkan pada:

Hari : Kamis, 27 Desember 2007

Tempat : SMA PANCASILA 1 WONOGIRI

Page 2: Kir Fermentasi Urine Sapi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr,wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya karya

ilmiah ini yang berjudul “FERMENTASI URINE SAPI SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN

PRODUKSI PERTANIAN”.

Dalam penulisan dan penyusunannya kami tidak mengalami kendala yang berarti. Hal ini tidak lepas dari

adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada :

1. Yth.Bp.Soejadi, BcHk selaku kepala SMA PANCASILA 1WONOGIRI

2. Yth.Ibu. Dra. Sri Lestari Handayani selaku guru pembimbing

3. Yth.Bp. Pudi SM, S.Pd selaku guru pembimbing

4. Yth. Bp. Ridhiyanto selaku pemilik peternakan sapi

5. Serta seluruh pihak yang turut berperan serta hingga terselesaikannya karya ilmiah ini

dengan baik.

Pembimbing I

PUDI SRI MARYATMO, S.Pd

Pembimbing II

Dra. SRI LESTARI HANDAYANIMengetahui

Kepala SMA Pancasila 1 Wonogiri

SOEJADI, BcHk

Page 3: Kir Fermentasi Urine Sapi

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa

karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima

adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa yang akan

datang.. Akhir kata kami ucapkan selamat membaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Wassalamu’alaikum wr,wb.

Wonogiri, Desember 2007

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ..... iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v

ABSTRAKSI ........................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 2

B. Pembatasan Masalah .................................................................................... 2

Page 4: Kir Fermentasi Urine Sapi

C. Permasalahan ............................................................................................... 2

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2

E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 3

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................... 7

A. Tempat dan Waktu...................................................................................... .. 7

B. Alat dan Bahan.............................................................................................. 7

C. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................. 8

D. Hasil yang dicapai......................................................................................... 8

E. Perhitungan biaya wirausaha......................................................................... 9

F. Sasaran Penelitian.......................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 11

A. Kesimpulan................................................................................................... 11

B. Saran.............................................................................................................. 11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto Pengambilan Urine sapi

2. Foto Pengambilan Tetes tebu

3. Foto Penambahan Lengkuas, jahe, butrowali, kunyit, kencur, temu ireng

Page 5: Kir Fermentasi Urine Sapi

4. Foto Proses Pembuatan Pupuk cair dari Urine sapi

5. Foto Pengemasan

6. Hasil penggunaan pupuk yang digunakan pada tanaman

FERMENTASI URINE SAPI SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN

Deny Styawati, Linda Lestari, Lita Siswanti,

Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam

SMA Pancasila 1 Wonogiri

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk memenfaatkan urine sapi sebagai pupuk cair untuk

meningkatkan produksi pertanian. Penelitan ini dilaksanakan selama bulan Desember 2007, bertempat

di Laboratorium Biologi SMA Pancasila 1 Wonogiri. Komposisi bahan yang digunakan adalah: urine sapi,

lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, butrowali, tetes tebu. Dari hasil penelitian yang dipoeroleh

kesimpulan bahwa urine sapi bisa dibuat pupuk cair dengan menambahkan bahan - bahan tambahan

seperti lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, butrowali. Bahan - bahan tadi berfungsi untuk

menghilangkan bau urine sapi. Sedangkan untuk tetes tebu berfungsi untuk fermentasi dan

memenyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, tetes tebu ini sendiri mengandung bakteri

Sacharomyces Sereviceae yang berfungsi untuk fermentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh

bahwa urine sapi bisa dibuat pupuk cair yang sangat menyuburkan tanaman pertanian.

Pembimbing I

PUDI SRI MARYATMO, S.Pd

Pembimbing II

Dra. SRI LESTARI HANDAYANI

Page 6: Kir Fermentasi Urine Sapi

Mengetahui

Kepala SMA Pancasila 1 Wonogiri

SOEJADI, BcHk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sapi (Bison benasus L) merupakan ternak ruminansia besar yang mempunyai banyak

manfaat baik untuk manusia ataupun tumbuhan, seperti daging, susu, kulit, tenaga dan kotoran.

Selain itu urinenya juga bisa dimanfaatkan. Urine sapi (Bison benasus L) bisa di buat pupuk cair

sebagai pestisida untuk tanaman. Penulis telah membuat pupuk cair dan hasilnya cukup baik

Pembuatan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini sangatlah mudah dan

tidak membutuhkan waktu lama serta baik untuk tanaman dibandingkan dengan pupuk buatan

pabrik. Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair ini juga mudah di dapat dan biayanya

relatif murah. Dengan adanya pembuatan pupuk cair ini masyarakat diharapkan mau mencoba

membuat dan memakinya.

Produk yang dibuat ini mempunyai keunggulan tersendiri yaitu harganya murah,

pembuatannya mudah, bahan mudah didapat, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Pupuk

cair ini mengandung protein yang menyuburkan tanaman dan tanah seperti padi, palawija, sayur-

Page 7: Kir Fermentasi Urine Sapi

sayuran, buah-buahan, bunga dan lain-lain. Produk ini berfungsi sebagai pengusir hama tikus,

wereng, walang sangit, dan penggerek serta sebagai sumber pupuk organik.

Pembuatan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini membutuhkan bahan

tambahan lainnya agar urine berkomposisis kimia yag baik. Bahan tambahan ini seperti lengkuas,

kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, dan tetes tebu. Untuk lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe,

kencur, brotowali maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan bau urine ternak dan

memberikan rasa yang tidak disukai hama. Untuk tetes tebunya untuk fermentasi urine sapi (Bison

benasus L) dan menyuburkan mikroba yang ada di dalam tanah, karena tetes ini mengandung

bakteri Sacharomyces cereviceae. Berdasarkan uraian tersebut penulis mengambil penelitian yang

berjudul "FERMENTASI URINE SAPI (Bison benasus L) SEBAGAI PUPUK CAIR UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN".

B. Pembatasan masalah

1. Urine sapi yang digunakan sapi (Bison benasus L) jantan jawa dirumah Bapak Ridhiyanto

desa Ngemplak, Kecamatan Ngadirojo

2. Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, butrowali dibeli dipasar Ngadirojo

3. Tetes tebu dan starter atau bibit bakteri Sacharomycec sereviceae dibeli di Bapak Panut

sentra produksi Alkohol Bekonang

C. Permasalahan

Apakah urine sapi (Bison benasus L) bisa dijadikan pupuk cair untuk meningkatkan produksi

pertanian?

D. Tujuan Penelitian

Page 8: Kir Fermentasi Urine Sapi

Untuk memanfaatkan urine sapi (Bison benasus L) untuk dibuat pupuk cair untuk meningkatkan

produksi pertanian

E. Manfaat Penelitian

1. Memanfaatkan limbah petarnakan khususnya urine sapi untuk pupuk cair

2. Meningkatkan intensifikasi pertanian

3. Meningkatkan masyarakat untuk berwirausaha sendiri

4. Untuk perkembangan teknologi pertanian

BAB II

LANDASAN TEORI

Siapa bilang air kencing sapi merusak lingkungan. Buktinya, sapi di Sumatra Barat

(Sumbar), tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Air kencing dari satu ekor sapi

mamp menyuburkan sekitar empat hektare sawah yang setiap hektarenya bisa menghasilkan enam

hingga delapan ton padi atau gabah.Air kencing, ya tetap air kecing, yang keluar dari alat vital sapi,.

Kandungan kimia urine sapi adalah N : 1,4 sampai 2,2 %, P: 0,6 sampai 0,7%, dan K 1,6 sampai 2,1.

Namun sebelum keluar dari tubuh sapi itu, makanan sapi harus direkayasa dulu. Awalnya, hasil

penemuan yang disebut sistem pupuk organik urine sapi (kosarin), semata-mata memang bukan

untuk menyuburkan tanaman atau tumbuhan. Melainkan untuk menyuburkan sapi. Cara

menggemukkan sapi ini dengan memberikan makanan jeram dicampur garam dan enzym Bossdext

(Setiono Hadi, 2004).

Page 9: Kir Fermentasi Urine Sapi

Peningkatan produksi jahe di Indonesia sangat diperlukan, yang dapat dilakukan melalui

perbaikan tehnik budidaya terutama pada fase awal pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk

kandang dan urin sapi sebagai zat pengatur tumbuh diharapkan mampu memperbaiki pertumbuhan

tanaman jahe sehingga produksinya meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh beberapa jenis pupuk kandang, pengaruh konsentrasi urin sapi dan interaksi antara

penggunaan beberapa macam pupuk kandang dan konsentrasi urin sapi terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman jahe muda ( Hary Witriyono, 1993).

Budidaya tanaman kencur di pedesaan umumnya masih bersifat sampingan. Maka tidak

heran bila kuantitas dan kualitasnya beraneka ragam. Buku ini menyajikan cara penanaman kencur

agar dapat memperoleh hasil yang maksimal ( Rahmat Rukmana, 1994).

Brotowali adalah tanaman asli Asia Tenggara. Di balik rasanya yang

pahit,ternyatabrotowali mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit, ringan dan berat, seperti

diabetes mellitus, hepatitis, rematik, dan gatal-gatal. Harapannya, dengan buku ini pembaca bisa

mengaplikasikan atau meramu sendiri resep-resep obat dari brotowali. Sebagai pelangkap, buku ini

disertai juga dengan pengalaman para penggunanya ( Budy Kresnady, 2003).

Kunyit sudah lama dikenal sebagai tanaman untuk bumbu dapur. Selain itu, kunyit juga

sudah turun temurun digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Akhir-akhir ini, kunyit

juga sudah diolah secara modern dalam skla industri sebagai bahan baku obat, kosmetik, dan

pewarna tekstil. Ramuan obat berbahan kunyit dijelaskan dalam buku ini dengan tujuan agar

pembaca dapat mengolah sendiri resep-resep tersebut ( Winarto, 2004).

Masyarakat semakin menyukai cara pengobatan atau pencegahan gangguan kesehatan

dengan bahan-bahan alami. Jahe, Kunyit, Kencur, dan Temulawak merupakan bahan alami yang

Page 10: Kir Fermentasi Urine Sapi

berkhasiat bagi kesehatan. Salah satu bentuk penyajiannya adalah dengan dibuat menjadi minuman

yang cepat saji dan praktis, dengan kata lain dikemas dalam bentuk bubuk instan. Buku ini

memberikan informasi lengkap, mulai dari pengenalan komoditasnya, peralatan, proses pembuatan,

pengemasan, pemasaran, hingga analisis usaha instan jahe, kunyit, kencur, dan temulawak ( Prastyo,

2003).

Temu-temuan dan empon-empon banyak dimanfaatkan untuk bumbu masak, bahan

minuman, bahan kosmetika, dan bahan obat/jamu tradisional. Komoditas temu-temuan dan

empon-empon saat ini tidak hanya dikenal di dalam negeri melainkan juga di luar negeri. Dengan

demikian, komoditas ini memiliki prospek pasar yang sangat luas sehingga patut diperhitungkan

oleh para petani ataupun pemerintah karena dapat mendatangkan pendapatan tambahan bagi

petani dan devisa bagi negara. Buku ini menyajikan aneka temu-temuan dan empon-empon, baik

yang sudah dikenal oleh masyarakat maupun yang belum, mulai dari pengenalan masing-masing

komoditas, budidaya, manfaat, dan khasiatnya (Fauzilah Muhlisin, 1999).

Lengkuas merupakan sejenis rizom dengan kegunaan masakan dan perubatan, dan

banyak digunakan di Asia Tenggara. Rupanya hampir sama dengan halia.

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Order : Zingiberales

Famili : Zingiberacea sp

( Wikipeda.Org, 2007)

Page 11: Kir Fermentasi Urine Sapi

Infeksi cacing tidak selalu menimpa anak-anak. Siapa pun bisa terinfeksi bila pola

hidupnya kurang higienis. Untuk mengusir cacing dari saluran pencernaan kita itu bisa digunakan

bahan-bahan alami di sekitar kita. Di antaranya temu ireng (hitam) atau temu giring ( Aliadi, 1996).

Tetes atau ampas tebu adalah cairan kental sisa kristalisasi dari pabrik gula. Badek

adalah bibit fermentasi ciu yang diambil dari sisa penyulingan ciu sebelumnya. Setelah diaduk, pada

permukaan campuran bahan dasar ciu akan keluar buih. Campuran bahan dibiarkan sampai tujuh

hari sampai buih menghilang, baru siap dimasak, Bagi pembuat ciu, kalau badek habis atau tak

sanggup menghasilkan buih pada campuran bahan ciu, berarti produksi mandek. Hasil sulingan tetes

tebu biasanya mengandung alkohol 30-45 persen. Produsen ciu di Bekonang umumnya juga

memproduksi alkohol 90 persen. “Alkohol itu campuran tetes tebu yang disuling dua kali. Setelah

jadi ciu, dimasak lagi, ditambah zat kimia kostik. Jadinya alkohol 90 persen,.Dari 200 liter campuran

bahan akan menghasilkan 30 liter ciu setelah melewati tiga jam penyulingan. Kalau tetesnya bagus

uapnya keluar cepat. Kalau jelek bisa empat jam baru selesai, Ciu paling jelek kandungan alkoholnya

berkisar 25 persen. Hasil sulingan ciu berwarna agak keruh ( Taman Kembang Pete, 2006)

Wibowo (1989) menyatakan bahwa fermentasi sering didefinisikan sebagai proses

pemecahan karbohidrat dari asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksigen.

Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit glukosa dengan bantuan enzim a

amilase dan enzim glukosidose, dengan adanya kedua enzim tersebut maka pati akan segera

terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah menjadi

alkhohol.

Buckel (1987) menyatakan bahwa fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan

pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme

Page 12: Kir Fermentasi Urine Sapi

dan interaksi yang terjadi diantara produk dari kegiatan – kegiatan tersebut dan zat – zat yang

merupakan pembentuk bahan pangan tersebut.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi SMA Pancasila 1 Wonogiri

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan 2 minggu selama bulan Desember

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

No Nama alat Jumlah

1 Ember 1 buah

2 Pengaduk 1 buah

3 Saringan 1 buah

4 Botol Bekas 5 buah

5 Bakcer Glass 1 buah

6 Drum Plastik 1 buah

Page 13: Kir Fermentasi Urine Sapi

2. Bahan yang digunakan

No Nama Bahan Jumlah Satuan

1 Urine Sapi (Bison benasus L) 10 Liter

2 Lengkuas 2 Ons

3 Kunyit 2 Ons

4 Temu ireng 2 Ons

5 Jahe 2 Ons

6 Kencur 2 Ons

7 Brotowali 2 Ons

8 Tetes tebu/bibit bakteri 0.5 Liter

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Urine sapi (Bison benasus L) di tampung dan dimasukkna ke dalam drum plastik

2. Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, ditumbuk sampai halus kemudian

dimasukkan ke dalam drum plastik, maksud penambahan bahan-bahan ini untuk menghilangkan

bau urine ternak dan memberikan rasa yang tidak disukai hama.

3. Setelah itu tetes tebu dimasukkan kedalam drum plastik, lalu dimasukkan starter Sacharomyces

cereviceae. Tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae ini berguna untuk fermentasi dan

nantinya setelah jadi pupuk cair bisa menambah jumlah mikroba menguntungkan yang ada

didalam tanaah.

4. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.

Page 14: Kir Fermentasi Urine Sapi

5. Drum plastik ditutup dengan kain serbet atau kertas.

6. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.

D. Hasil yang dicapai

Setelah pembuatan pupuk cair selesai hasilnya bagus. Urine sapi (Bison benasus L)

sebelum difermentasi warnanya coklat kekuning-kuningan, baunya masih berbau urine, tetapi

setelah difermentasi warnanya berubah menjadi coklat kehitam-hitaman, dan sudah tidak berbau

urine. Penulis sudah mencobakan pada tanaman sayur dan bunga ternyata bagus. Tanaman sayuran

dan bunga yang telah diberi pupuk cair ini menjadi lebih subur, daunnuya kelihatan segar dan hijau

serta ulat yang menghinggapinya hilang. Pupuk cair ini juga dapat meningkatkan keuntungan

pertanian serta memberikan keuntungan bagi kita.

E. Perhitungan Biaya Wirausaha

1.Pengeluaran

NO Uraian JumlahHarga

Per satuan TotalA Bahan

1 Urine sapi (Bison benasus L) 10 Liter Rp. 1000 Rp. 10.000

2 Lengkuas 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500

3 Kunyit 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500

4 Temu ireng 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500

5 Jahe 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500

6 Kencur 2 Ons Rp. 750 Rp. 1.500

7 Butrowali 2 Ons Rp. 500 Rp. 1.000

Page 15: Kir Fermentasi Urine Sapi

NO Uraian JumlahHarga

Per satuan Total

8 Tetes/starter Sacharomyces cereviceae 0,5

Liter

Rp. 2.000 Rp . 1.000

Total Bahan Rp. 19.500

B Alat

1 Drum Plastik 1 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000

2 Saringan 1 buah Rp. 2.000 Rp. 2.000

3 Botol bekas 5 buah Rp. 100 Rp. 500

4 Ember 1 buah Rp. 3.000 Rp. 3.000

Total Alat Rp. 15.500

Pengeluaran Total

1. Bahan : Rp. 19.500

2. Alat : Rp. 15.500

3. Tenaga kerja : Rp. 15.000

4. Biaya Pemasaran : Rp. 10.000 +

Total : Rp. 50.000

Pemasukan

1. Jual pupuk cair 10 liter X Rp. 10.000 = 100.000

Page 16: Kir Fermentasi Urine Sapi

Keuntungan = Pemasukan - Pengeluaran

= Rp. 100.000 – 50.000 = Rp. 50.000

F. Sasaran Pemasaran

Dalam pembuatan pupuk cair yang bahan dasarnya urine sapi (Bison benasus L) ini yang menjadi sasaran

adalah masyarakat khususnya petani dan pengusaha peternakan, karena pupuk cair ini bermanfaat

untuk meningkatkan produksi pertanian.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam menyusun lapora ini penulis memperoleh kesimpulan:

1. Limbah cair peternakan khususnya urine sapi (Bison benasus L) dapat digunakan sebagai pupuk

cair dengan menambahkan bahan tambahan didalamnya seperti lengkuas, kunyit, temuireng,

jahe, kencur, brotowali, tetes tebu dan starter Sacharomyces cereviceae.

2. Dengan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini mesyarakat dapat memanfaatkan limbah

urine sapi (Bison benasus L) dari peternakan sapi (Bison benasus L).

3. Dengan pupuk cair dari urine sapi (Bison benasus L) ini masyarakat dapat meningkatkan

penghasilan dan dapat berwirausaha

B. Saran

Page 17: Kir Fermentasi Urine Sapi

1. Harus ditingkatkan pengetahuan bioteknologi kita biar dapat menghasilkan produk baru yang

bermanfaat bagi manusia.

2. Harus ada pembinaan Karya Ilmiah Remaja di SMA Pancasila 1 Wonogiri secara berkelanjutan,

untuk meningkatkan Ilmu pengetahuan.

3. Fasilitas LAB IPA khususnya Biologi perlu dilengkapi, sehinggha dalam praktek bisa berjalan

dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Aliadi. 1996. Tanaman Obat Peliharaan. Sidowayah. Jakarta

Buckle, 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia press

Hadi, Setiono. 2004. Urine Sapi Bangkitkan Harapan Petani, Bogor.

Kresnady, Budy. 2003. Si Pait Yang Menyembuhkan. Agromedia Pustaka. Jakarta

Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu-temuan dan Empon- Empon Budi Daya dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta.

Prastyo. 2003. Teknologi Tepat Guna Instan. Kanisius. Yogyakarta

Rukmana Rahmat. 1994. Kencur. Kanisius. Yogyakarta

Wibowo. 1989. Biokimia Pangan dan Gizi. Yogyakarta: UGM Press.

Winarto, Ir. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta

Witriyono Harry, 1993. Peningkatan Produksi Jae. Yogyakarta

. 2007. Lengkuas. Wikipeda, Org.

Page 18: Kir Fermentasi Urine Sapi

. 2006. Bangsa Penenggak Arak. Taman Kembang Pete. Jakarta.

LAMPIRAN

1. Sapi (Bison benasus L) yang akan

diambil urinenya

2. Urine Sapi (Bison

benasus L)

Page 19: Kir Fermentasi Urine Sapi

3. Tetes Tebu dan Starter Sacharomyces cereviceae

4. Penambahan lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur,

brotowali

Page 20: Kir Fermentasi Urine Sapi

5.

Fermentasi Dan Penyaringan

6. Pengemasan

7. Hasil Pupuk yang telah digunakan pada tanaman