kingkin modul 4
-
Upload
radit-aloesius -
Category
Documents
-
view
165 -
download
1
Transcript of kingkin modul 4
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 1/10
Modul 04
Transistor Sebagai Saklar, Penguat Differensial dan Common Emitter
Nama : Kingkin Permadi
NIM : 10210044
E-mail : [email protected]
Shift/Minggu : 3 minggu ke-2
Asisten : Denies Chrissteven (1020903)
Reza Bachtiar (10208062)
Reza Rendian S. (10208045)
Tanggal Praktikum : 9 November 2011
Tanggal Pengumpulan : 16 november 2011
AbstrakPraktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami prinsip kerja pada transistor,
penguat difrensial, common emitter, cara kerja curve tracers dan juga untuk memahami kinerja
transistor pada beberapa kondisi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode
dengan cara pengambilan data dengan menggunakan alat ukur dan perkiraan data secara
perhitungan. Hasil yang ideal dari percobaan kali ini menunjukkan bahwa hasil percobaan dan
hasil referensi tidaklah jauh berbeda.
Kata kunci : Transistor, Penguat Difrensial, Common Emitter, Curve tracers
1. Tujuana) Memahami cara kerja transistor
sebagai saklar b) Mengetahui cara kerja penguat
differensial c) Mengetahui cara kerja rangkaian
common emitter
2. Teori Dasar
Transistor
Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus danpenyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsilainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran
listrik, dimana berdasarkanarus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat darisirkuit sumber listriknya.
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 2/10
Gambar 1.Transistor through-
hole (dibandingkan dengan pita ukursentimeter)
Pada umumnya, transistor
memiliki 3 terminal, yaituBasis (B), Emitor (E) dan
Kolektot (C). Tegangan yangdi satu terminalnya misalnya
Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan teganganyang lebih besar daripada arus
input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus
output Kolektor.
Transistor merupakankomponen yang sangatpenting dalam dunia
elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistordigunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara,
sumber listrik stabil(stabilisator) dan penguat
sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupasehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.
Berikut adalah skema
rangkain transistor:
Gambar 2: Skematransistor sebagai
saklar
Penguat DiferensialPenguat diferensial adalahsuatu penguat yang bekerja
dengan memperkuat sinyal
yang merupakan selisih dari
kedua masukannya. Berikutini adalah gambar skema dari
penguat diferensial sederhana
:
Gambar 3. penguat diferensial
sederhana
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 3/10
Penguat diferensial tersebut
menggunakan komponen BJT(Bipolar Junction Transistor)
yang identik / sama persis
sebagai penguat. Pada penguat
diferensial terdapat dua sinyalmasukan (input) yaitu V1 dan
V2. Dalam kondisi ideal,
apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod
= 0. Hal ini disebabkan karena
IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2dan IE1 = IE2. Karena itu
tegangan keluaran (VC1 dan
VC2) harganya sama sehingga
Vod = 0.
Apabila terdapat perbedaanantara sinyal V1 dan V2,
maka Vid = V1 – V2. Hal ini
akan menyebabkan terjadinyaperbedaan antara IB1 dan IB2.
Dengan begitu harga IC1
berbeda dengan IC2, sehingga
harga Vod meningkat sesuaisesuai dengan besar penguatan
Transistor.
Untuk memperbesar
penguatan dapat digunakan
dua tingkat penguat diferensial(cascade). Keluaran penguat
diferensial dihubungkan
dengan masukan penguatdiferensial tingkatan
berikutnya. Dengan begitu
besar penguatan total (Ad)adalah hasil kali antarapenguatan penguat diferensial
pertama (Vd1) dan penguatan
penguat diferensial kedua(Vd2).
Dalam penerapannya, penguat
diferensial lebih disukaiapabila hanya memiliki satu
keluaran. Jadi yang diguankan
adalah tegangan antara satu
keluaran dan bumi (ground).Untuk dapat menghasilkan
satu keluaran yang
tegangannya terhadap bumi(ground) sama dengan
tegangan antara dua keluaran
(Vod), maka salah satu
keluaran dari penguatdiferensial tingkat kedua di
hubungkan dengan suatu
pengikut emitor (emitterfollower).
Untuk memperoleh kinerjayang lebih baik, maka
keluaran dari pengikut emiter
dihubungkan dengan suatukonfigurasi yang disebut
dengan totem-pole. Dengan
menggunakan konfigurasi ini,maka tegangan keluaran X
dapat berayun secara positif
hingga mendekati harga VCC
dan dapat berayun secara
negatif hingga mendekatiharga VEE.
Common emitterRangkaian common-emitter
adalah rangkaian BJT yang
menggunakan terminal emitorsebagai terminal bersama yang
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 4/10
terhubung ke sinyal sasis
(ground), sedangkan terminalmasukan dan keluarannya
terletak masing-masing pada
terminal basis dan terminal
kolektor.Rangkaian penguat common-
emitter adalah yang paling
banyak digunakan karenamemiliki sifat menguatkan
tegangan puncak amplitudo
dari sinyal masukan. Faktorpenguatan dari transistor
dilambangkan dengan simbol
beta (β).
Gambar dari rangkaian dasar
common-emitter adalahsebagai berikut:
Gambar 4. rangkaian dasarcommon-emitter
C1 dan C2 adalah kapasitor
kopling yang menentukandalam analisis DC dan AC,
karena berfungsi sebagai
hubungan singkat (short
circuit) atau hubungan terbuka(open circuit). Besarnya
penguatan ditentukan oleh
hambatan basis RB danhambatan kolektor RC, yang
akan dijelaskan kemudian.
Rangkaian common-emitterdapat dibagi menjadi
rangkaian fixed bias, voltage
divider bias dan emitter bias.
a. Rangkaian common-
emitter fixed bias Rangkaian fixed bias adalah
rangkaian yang palingsederhana dalam rangkaian
common-emitter, yang mana
hanya terdiri dari hambatanbasis dan hambatan kolektor
saja, seperti tergambar pada
Gambar 1.Pada analisis AC, semua
kapasitor kopling, Vcc, dan
sumber DC lainnya dianggap
sebagai suatu hubung singkat
(short-circuit), sehinggarangkaian pada Gambar 1
menjadi seperti gambarberikut ini:
Gambar 5. Rangkaian yang
akan dianalisis
Dari gambar di atas dapatditentukan besarnya
impedansi masukan (Zi) dan
impedansi keluaran (Zo),
dengan menggunakan suatu
model yang dapatmenggantikan transistor
menjadi sumber-sumber danhambatan-hambatan. Model
yang umum digunakan adalah
model hybrid-π, denganmengacu kepada arus kolektor
(IC) sebagai dasar untuk
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 5/10
menentukan transkonduktansi
(gm) dari transistor.Dengan terlebih dahulu
menerapkan analisis DC di
mana semua kapasitor
dianggap sebagai suatuhubung terbuka, dapat
ditentukan arus basis IB, arus
emitor IE dan arus kolektor IC sebagai berikut:
Setelah arus basis IB, arusemitor IE dan arus kolektor IC
ditentukan, maka selanjutnya
dapat digambarkan rangkaianpengganti untuk transistor
dalam mode arus AC sebagai
berikut:
Gambar 6. Model
hybrid-π dari gambar 2
Model di atas menggambarkan
hubungan basis dengan emitor
sebagai sebuah hambatan rπ,dan hubungan antara kolektor
dengan emitor digambarkan
sebagai sebuah sumber arus
terkendali tegangan (voltagecontrolled current source,
VCCS) yang besarnya diatur
oleh perkalian nilai
transkonduktansi (gm) dengan
nilai tegangan dari hambatanbasis-emitor (vπ). Pada
kolektor juga terdapat suatu
faktor hambatan ro yang
mempengaruhi besarnyaimpedansi output, yang
besarnya bervariasi tergantung
kepada jenis transistor.Besarnya transkonduktansi
(gm) dapat dihitung sebagai
berikut:
Nilai k adalah konstanta bahan
transistor, T adalah suhu
ruangan (dalam satuan kelvin,
K) dan q adalah massa satuelektron (1,62.1023
C). Pada
keadaan ideal (suhu ruangan),
nilai kT/q adalah 25 mV.Nilai dari hambatan basis-
emitor, rπ, dapat dihitung
sebagai berikut:
Setelah ditentukan faktortranskonduktansi dan besarnya
hambatan dalam basis-emitor,maka dengan mengacu padagambar 3 dapat ditentukan
besarnya impedansi masukan(Zi) dan impedansi keluaran
(Zo) sebagai berikut:
Untuk ro sa ngat besar maka
Zo dapat disederhanakanmenjadi:
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 6/10
Faktor penguatan tegangan
(AV) adalah besarnyapenguatan tegangan dari
terminal keluaran (Vo)
terhadap tegangan dari
terminal masukan (Vi) yangdirumuskan sebagai berikut:
Hubungan antara Vi dan Vo
dengan gm dirumuskan
sebagai berikut:
Dan
Substitusikan Vo pada
persamaan Av, maka diperoleh
hubungan antara Av dengan gm
sebagai berikut:
Jika nilai ro sangat besar ,
maka persamaan penguatan
tegangan di atas dapatdisederhanakan menjadi:
Nilai dari faktor penguatanarus (Ai) diperoleh dari
besarnya Av, yang dirumuskan
sebagai berikut:
Jika nilai ro sangat besar ,
maka persamaan penguatan
arus di atas dapatdisederhanakan menjadi:
Curve TracersCurve tracer adalah alat yang
digunakan untuk melihatgrafik karakteristik pada
peralatan semikonduktor
(dalam hal ini transistor). Pada
curve tracer terdapat tiga buahterminal yang dihubungkan
pada transistor. Untuk melihat
hasil grafik karakteristik daritransistor, curve tracer
dihubungkan dengan
osiloskop. Pada layar
osiloskop grafik ditampilkandalam koordinat x dan y.
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 7/10
Gambar 7
:Penampakan Curve Tracer3. Data
a. Transistor Sebagai Saklar
Vcc= 5 Volt
VB VCE 0,1 5,19
0,199 5,19
0,299 5,19
0,398 5,19
0,5 5,19
0,601 5,1
0,7 4,92
0,803 4,68
0,904 4,4
1,004 4,13
1,098 3,85
1,204 3,54
1,304 3,26
1,399 2,97
1,5 2,6
1,595 2,51
1,705 2,24
1,805 1,74
1,908 1,46
2 1,17
2,509 0,18
3,003 0,14
3,503 0,12
4 0,11
4,5 0,1
Tabel 1 : Tabel Data Transistor Sebagai
Sakelar
b. Penguat Difrensial Mode Difrensial
VCC = 12.14 V VEE = -11.41VF = 110 Hz
Keadaan (I)Input 1 = SG
Input 2 = Ground
Vin Vout
0.05 2
0.1 3.6
0.15 4.8
0.2 4.80.25 5.2
Tabel 2 : Tabel Data Vin & Vout (dalam
VPP) pada Penguat Difrensial pada mode
difrensial di keadaan (I)
Keadaan (II)
Input 1 = Ground
Input 2 = SG
Vin Vout0.05 1.9
0.1 2.7
0.15 3
0.2 3.1
0.25 3.2
Tabel 3 : Tabel Data Vin & Vout (dalam
VPP) pada Penguat Difrensial pada mode
difrensial di keadaan (II)
Gambar 6 : Penampakan gelombang hasildari Penguat Difrensial di mode difrensial
pada keadaan (I) & (II)
Common Mode
CH 1 = SG CH 2 = output
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 8/10
f = 115 Hz
Vin Vout
0.5 0.5
1 1
1.5 1.52 3
2.5 6
3 6.5
3.5 6.5
4 7
4.5 7.5
5 8
Tabel 4 : Tabel Data Vin & Vout (dalam
VPP) pada Penguat Difrensial pada
common mode
c. Common Emitter Penguatan rangkaian CE
VCE = 6.065 V IB = 0.02 mA
VBE = 0.641 V Ic = 0.15 ARc = 5.6 k Ω
Vin Vout A
50 50 1
100 100 1150 150 1
200 200 1
250 200 0,8
Tabel 5 : Tabel Data Vin ,Vout (dalam mV),
& A pada common emitter
Transistor di daerah saturasiVRB = -1.392 V VRC = 11.38 V
RB = 4,62 k Ω RC = 560 Ω
IB = 0 A
Transistor di daerah cut-off
VCE = 12.04 V VBE = 0.588 VVRC = 7.5 MΩ VC = 199.4 mV
RB = 791 Ω RE = 51.6 Ω
IB = 0 A
d. Curve TracerTransistor : BC107
IB = 10 μA
IC = 4 mA (dihitung dari osiloskop)
Gambar 6 : Penampakan Keluaran dari
Curve Tracer pada Osiloskop
4. Pengolahan Data a) Transistor Sebagai Sakelar
Grafik 1 : Grafik VB Terhadap VCE pada
Transistor
Jika grafik diperbesar, akan terlihat bahwagrafik mulai menurun pada sekitar 0,7 V
b) Penguat Difrensial
Mode Difrensial
0
1
2
3
4
5
6
0 2 4 6
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 9/10
Grafik 2 : Grafik Vin Terhadap Vout pada
penguat diferensial dalam keadaan (I) & (II)
Regresikan, hasil dari :Keadaan (I) Keadaan (II)
y = 15,2x + 1,8 y = 6x + 1,88
Adiff = Gradien
Adiff = Adiff1 + Adiff2
Adiff tot = 15,2 + 6 = 21,2Jadi Adiff1 = 15.2 dan Adiff2 = 6
Common Mode
= 20,4 = 27,2
0,75
= 21,2 = 0,78
27,2
Dari 3 persamaan ini didapatkantabel dari ACM & CMRR
ACM CMRR
1 0.72
1 0.72
1 0.72
1.5 0.482.4 0.3
2.167 0.332
1.857 0.388
1.75 0.411
1.667 0.432
1.6 0.45
Tabel 6 : Tabel Data ACM & CMRR
dalam penguat difrensiator
c) Common Emitter
Sudah terdapat pada tabel 5 nilai A
nyad) Curve Tracer
…………....... (5)
Dengan persamaan (5) didapatkan β
= 400
5. Analisis
Kurva yang didapatkan daripercobaan bila dibandingkan dengan
kurva referensi cukup sama. Hal ini
di sebabkan beberapa faktor erroryang tidak diperhitungkan (misalkan
hambatan dalam komponen yangdigunakan dan dalam listrik dari
PLN yang digunakan). Faktor errorini juga menyebabkan nilai hfe yang
didapat dari percobaan Curve Tracer
berbeda dengan hasil yang ada dalam
referensi datasheet . Selain itu jugaNilai β yang didapat dari percobaan
adalah 400 nilai ini masih berbeda
dengan nilai referensi hal ini terjadikarena perhitungan curve tracer yang
dilakukan masih terlalu subjektif
yaitu dengan melihat pada layarosiloskop dan menghitung jumlah
garis yang ada secara manual,
akibatnya ketidaktelitian yang ada
sangat tinggi sehingga niali β punmenjadi berbeda.
Pada hasil percobaan masih terdapat
beda fasa karena terdapat teganganbalik antar penguat. Nilai keluaran
common mode adalah 0 untuk setiap
Vin. Nilai ACM didapat dari
0
1
2
3
4
5
6
0 0.1 0.2 0.3
Keadaa
Keadaa
5/12/2018 kingkin modul 4 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kingkin-modul-4 10/10
karena nilai Vout=0 maka nilai Acm
nya juga tidak ada (0).
Transistor harus berada pada bagian
tengah kurva garis beban sebab
apabila tidak, akan terjadi cacatgelombang. Keadaan saturasi tidak
terukur, saturasi sendiri adalah ketika
arus pada kolektor tidak dapatbertambah lagi. Pada cut off nilai IB
yang diadapa sudah sesuai dengan
teori yaitu 0. Hal ini karena pada saatcut off nilai IC dan IB bernilai 0.
6. Kesimpulan 1. Sebagai sakelar transistor hanya bisa
bekerja jika arus atau tegangan yang
kecil mengalir pada basis 2. Transistor dapat dirangkai untuk
menjadi rangkaian diferensiator 3. Common emitter adalah adalah
rangkaian transistor yang emitternya
dipakai secara bersama-sama(common) oleh input ataupun output.
4. Transistor berada dalam keadaan
saturasi bila ia tekah melewati titik
jenuhnya, sedangkan pada kondisicutoff, transistor dalam keadaan
tersumbat. Sehingga keluarannyasamadengan 0.
7. Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/
Sutrisno, 1990, Elektronika Teori dan
Penerapannya 1, Bandung : InstitutTeknologi Bandung
Malvino, Albert P, 1986, Prinsip-
Prinsip Elektronika, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Ritchie, G.J, 1993,Transistor Circuit Techniques, London : Chapman &
Hall