Lampiran Modul 4

31
PEMERINTAH KABUPATEN... PERATURAN DAERAH KABUPATEN ... NOMOR... TAHUN ... TENTANG RENCANA DETAILTATA RUANG ... TAHUN … - … DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI..., Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal ..., Peraturan Daerah Kabupaten ... Nomor ... Tahun ... tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ...perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang...; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Pembentukan Kabupaten … di Provinsi …(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor ...); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara LAMBANG KAB.

description

modul pembuatan RDTR

Transcript of Lampiran Modul 4

Page 1: Lampiran Modul 4

PEMERINTAH KABUPATEN...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ...

NOMOR... TAHUN ...

TENTANG

RENCANA DETAILTATA RUANG ...

TAHUN … - …

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI...,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal ..., Peraturan

Daerah Kabupaten ... Nomor ... Tahun ... tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ...perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang...;

a.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor … Tahun … Tentang

Pembentukan Kabupaten … di Provinsi …(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor

...);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

LAMBANG

KAB.

Page 2: Lampiran Modul 4

-2-

Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

7. Peraturan Daerah Kabupaten … Nomor …Tahun… tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ... (Lembaran Daerah Kabupaten …Tahun … Nomor

…Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten … Nomor …);

Page 3: Lampiran Modul 4

-3-

Dengan Persetujuan Bersama,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN …

dan

BUPATI ...

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAHTENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG...TAHUN …-…

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Kabupaten adalah Kabupaten ...

2. Kecamatan adalah Kecamatan ...

3. Kelurahan adalah Kelurahan...

4. Desa adalah Desa...

5. Kawasan Perkotaan adalah kawasan ...

6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya.

7. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

8. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

9. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur

ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

10. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan

fungsional.

Page 4: Lampiran Modul 4

-4-

11. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang

untuk fungsi budi daya.

12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan

pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

13. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan

pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib

tata ruang.

15. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatanruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk

setiap blok/zona peruntukanyang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

16. Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang ditetapkanpada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil.

17. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang selanjutnya disebut

RTRW Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi

penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan

kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.

18. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang

dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.

19. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang

dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,

rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

20. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

21. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang

akan atau perlu disusun rencana rincinya, dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/kota yang bersangkutan, dan memiliki pengertian yang sama dengan zona

Page 5: Lampiran Modul 4

-5-

peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

22. Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki pengertian yang sama dengan Subzona

peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

23. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

24. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting

dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

25. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untukdibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber dayamanusia, dan sumber daya buatan.

26. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungikelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber dayabuatan.

27. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satusatuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas

umum, sertamempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasanperdesaan.

28. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik

perkotaanmaupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umumsebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

29. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standartertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.

30. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain.

31. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yangnyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran

irigasi, saluran udara teganganekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencana jaringan jalan danrencana jaringan prasarana lain

yang sejenis sesuai dengan rencana kota, danmemiliki pengertian yang sama dengan blok peruntukan sebagaimana dimaksuddalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang PenyelenggaraanPenataan

Ruang.

32. Subblok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan

perbedaan Subzona.

33. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.

Page 6: Lampiran Modul 4

-6-

34. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan

karakteristik pada zona yang bersangkutan.

35. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan

gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.

36. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan

luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.

37. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka

persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanahperpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana

tata ruang dan RTBL.

38. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan;

dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang

dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas,

dsb (building line).

39. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area

memanjang/jalurdan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuhtanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

40. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah ruang terbuka dibagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahanyang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun

kondisi permukaan tertentuyang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.

41. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTET adalahsaluran tenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang digunakanuntuk penyaluran tenaga listrik dari pusat

pembangkit ke pusat beban dengantegangan di atas 278 kV.

42. Saluran Udara Tegangan Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTT adalah salurantenaga listrik yang menggunakan kawat penghantar di udara yang

digunakan untukpenyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban dengan tegangan diatas 70 kV sampai dengan 278 kV.

Page 7: Lampiran Modul 4

-7-

Bagian Kedua

Bagian Wilayah Perkotaan

Pasal 2

(1) Wilayah perencanaan RDTR ...disebut sebagai BWP...

(2) Lingkup ruang BWP...berdasarkan aspek ... (administratif atau

fungsional)dengan luas kurang lebih… hektar,beserta ruang udara di atasnya dan ruang di dalam bumi.

(3) Batas-batas BWP...meliputi:

a. Sebelah utara berbatasan dengan ...;

b. Sebelah selatan berbatasan dengan ...;

c. Sebelah timur berbatasan dengan ...; dan

d. Sebelah barat berbatasan dengan ...

(4) BWP..., terdiri atas:

a. Kecamatan...dengan luas kurang lebih … hektar;

b. Kecamatan ... dengan luas kurang lebih …hektar; dan

c. Dst.

Atau(pilih yang sesuai)

a. Kelurahan/Desa... dengan luas kurang lebih … hektar;

b. Kelurahan/Desa... dengan luas kurang lebih …hektar; dan

c. Dst.

(5) BWP... dibagi menjadi ... Sub BWP yang terdiri atas :

a. Sub BWP..., terdiri atas Kelurahan/Kecamatan ... dengan luas kurang lebih ... hektar.

b. Sub BWP..., terdiri atas Kelurahan/Kecamatan ... dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. Dst.

Bagian Ketiga

Jangka Waktu

Pasal 3

(1) RDTR ... berlaku selama 20 tahun.

(2) RDTR ... ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.

Page 8: Lampiran Modul 4

-8-

(3) RDTR kabupaten dapat ditinjau kembali kurang dari 5 (lima) tahun apabila:

a. terjadi perubahan kebijakan provinsi dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang BWP, dan/atau ;

b. terjadi dinamika internal BWP yang mempengaruhi pemanfaatan ruang

secara mendasar, seperti: bencana alam skala besar atau pemekaran wilayah yang ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan.

BAB II

TUJUANPENATAAN BWP

Pasal 4

Penataan BWP... bertujuan untuk ...

BAB III

RENCANA POLA RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 5

(1) Rencana pola ruang terdiri atas:

a. zona lindung; dan

b. zona budidaya.

(2) Rencana pola ruang RDTR digambarkan dalam peta dengan tingkat

ketelitian 1 : 5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Iyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(3) Peta rencana pola ruang RDTR tersebut merupakan peta zonasi bagi Peraturan Zonasi.

Bagian Kedua

Zona Lindung

Pasal 6

Zonalindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a meliputi:

a. zona hutan lindung;

Page 9: Lampiran Modul 4

-9-

b. zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya;

c. zona perlindungan setempat;

d. zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan pemakaman;

e. zona suaka alam dan cagar budaya;

f. zona rawan bencana alam; dan

g. zona lindung lainnya.

Paragraf 1

Zona Hutan Lindung

Pasal 7

Zonahutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdapat di

blok ... dengan luas kurang lebih ...hektar.

Paragraf 2

Zona Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Pasal 8

(1) Zona yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6huruf b terdiri atas :

a. Subzonabergambut; dan

b. Subzonaresapan air.

(2) Subzonabergambut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di blok ...

(3) Subzonaresapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat

diblok ...

Paragraf 3

Zona Perlindungan Setempat

Pasal 9

(1) Zona perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf cterdiri atas:

a. Subzona sempadan pantai;

b. Subzonasempadan sungai;

Page 10: Lampiran Modul 4

-10-

c. Subzonasekitar danau atau waduk;dan

d. Subzonasekitar mata air.

(2) Subzona sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapatdiblok …

(3) Subzonasempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

terdiri atas:

a. Subzonasempadan sungai di kawasan non permukimanterdapat di

blok…; dan

b. Subzonasempadan sungai di kawasan permukiman terdapatdi blok…

(4) Subzonasekitar danau atau waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c meliputi danau/waduk … (atau sebutkan blok)

(5) Subzonasekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdapat di blok …

Paragraf 4

Zona RTH Kota

Pasal 10

(1) Zona RTH Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, terdiri atas:

a. Subzonataman RT;

b. Subzonataman RW;

c. Subzonataman kota; dan

d. Subzonapemakaman.

(2) Subzonataman RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di blok... dengan luas kurang lebih ...hektar.

(3) Subzonataman RWsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat

di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

(4) Subzonataman kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cterdapat

di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

(5) Subzonapemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dterdapat di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

Paragraf 5

Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya

Pasal 11

(1) zona suaka alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e terdiri atas :

Page 11: Lampiran Modul 4

-11-

a. Subzona suaka alam;

b. Subzona cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

(2) Subzonasuaka alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di blok... dengan luas kurang lebih ...hektar.

(3) Subzonacagar budaya dan ilmu pengetahuansebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b terdapat di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

Paragraf 6

Zona Rawan Bencana Alam

Pasal 12

(1) Zona rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f terdiri atas:

a. Subzona rawan tanah longsor;

b. Subzonarawangelombang pasang; dan

c. Subzonarawan banjir.

(2) Subzonarawan tanah longsorsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

(3) Subzonarawan gelombang pasang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b terdapat di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

(4) Subzonarawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di blok...dengan luas kurang lebih ...hektar.

Paragraf 7

Zona Lindung Lainnya

Pasal 13

(1) Zona lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g terdiri

atas :

a. ...;

b. ...

c. Dst.

(2) zona ... sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di

blok...dengan luas kurang lebih ...hektar;dan

(3) zona ... sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di blok...dengan luas kurang lebih ... hektar.

Page 12: Lampiran Modul 4

-12-

Bagian Ketiga

Zona BudiDaya

Paragraf 1

Umum

Pasal 14

Zonabudi daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

a. zona perumahan;

b. zona perdagangan dan jasa;

c. zona perkantoran;

d. zona sarana pelayanan umum;

e. zona industri;

f. zona khusus;

g. zona lainnya; dan

h. zona campuran.

Paragraf 2

Zona Perumahan

Pasal 15

(1) Zona perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf aterdapat

di blok…dengan luas kurang lebih ...hektar.

(2) Zona perumahanmeliputi:

a. Subzonaperumahan dengan kepadatan sangat tinggi;

b. Subzonaperumahan dengan kepadatan tinggi;

c. Subzonaperumahan dengan kepadatan sedang;

d. Subzonaperumahan dengan kepadatan rendah;dan

e. Subzonaperumahan dengan kepadatan sangat rendah;

(bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah

kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan sebagainya);

Page 13: Lampiran Modul 4

-13-

zona perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat

sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah;

(3) Subzonaperumahan dengan kepadatan sangat tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdapat di blok…dengan luas kurang lebih

...hektar.

(4) Subzonaperumahan dengan kepadatan tinggi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ...hektar.

(5) Subzonaperumahan dengan kepadatan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ...hektar.

(6) Subzonaperumahan dengan kepadatan rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ...hektar..

(7) Subzonaperumahan dengan kepadatan sangat rendah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf e terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ...hektar.

Paragraf 3

Zona Perdagangan dan Jasa

Pasal 16

(1) Zona perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf bterdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(2) Zona perdagangan dan jasa meliputi:

a. Subzonaperdagangan dan jasa tunggal;

b. Subzonaperdagangan dan jasa kopel; dan

c. Subzonaperdagangan dan jasa deret.

(3) Subzonaperdagangan dan jasa tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ...hektar.

(4) Subzonaperdagangan dan jasa kopel sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

(5) Subzonaperdagangan dan jasa deret sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

Paragraf 4

Zona Perkantoran

Pasal 17

(1) Zona perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf cterdapat

di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(2) Zona perkantoranmeliputi:

a. Subzonaperkantoran pemerintah;

Page 14: Lampiran Modul 4

-14-

b. Subzonaperkantoran swasta;dan

(3) Subzonaperkantoran pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ...hektar.

(4) Subzonaperkantoran swastasebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdapat di blok ...dengan luas kurang lebih ...hektar.

Paragraf 5

Zona Sarana Pelayanan Umum

Pasal 18

(1) Zona Sarana Pelayanan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf dterdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(2) Zona Sarana Pelayanan Umum terdiri atas:

a. Subzona sarana pendidikan;

b. Subzona sarana transportasi;

c. Subzona sarana kesehatan;

d. Subzona sarana olahraga;

e. Subzona sarana pelayanan umum sosial budaya;dan

f. Subzona sarana peribadatan.

(3) Subzona sarana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf aterdapat di blok...dengan luaskurang lebih ... hektar.

(4) Subzona sarana transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bterdapat di blok...dengan luas kurang lebih... hektar.

(5) Subzona sarana kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf cterdapat di blok...dengan luaskurang lebih ... hektar.

(6) Subzona sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

dterdapat di blok...dengan luaskurang lebih ... hektar.

(7) SubzonaSubzona sarana pelayanan umum sosial budaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf eterdapat di blok...dengan luaskurang lebih ... hektar.

(8) Subzona sarana peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f

terdapat di blok...dengan luaskurang lebih ... hektar.

Paragraf 6

Zona Industri

Pasal 19

(1) Zona Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf e terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

Page 15: Lampiran Modul 4

-15-

(2) Zona Industri terdiri atas :

a. Subzona industri kimia dasar;

b. Subzona industri mesin dan logam dasar;

c. Subzona industri kecil; dan

d. Subzona aneka Industri.

(3) Subzona Industri kimia dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdapat di blok... dengan luaskurang lebih ... hektar.

(4) Subzona Industri mesin dan logam dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdapat di blok... dengan luaskurang lebih ... hektar.

(5) Subzona Industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

terdapat di blok... dengan luaskurang lebih ... hektar.

(6) Subzona Aneka Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf dterdapat di blok... dengan luaskurang lebih ... hektar.

Paragraf 7

Zona Khusus

Pasal 20

(1) Zona khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf fterdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(2) Zona khusus terdiri atas :

a. Subzona untuk keperluan pertahanan dan keamanan;

b. Subzona IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah);

c. SubzonaTempat Pemrosesan Akhir (TPA);dan

d. Subzona....

(3) Subzona untuk keperluan pertahanan dan keamanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(4) Subzona IPAL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(5) Subzona tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf c terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(6) Subzona...sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ... terdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

Paragraf 8

Zona Lainnya

Page 16: Lampiran Modul 4

-16-

Pasal 21

Zona Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf g terdiri atas :

a. Zona pertanian;

b. Zona perkebunan;

c. Zona peternakan;

d. Zona perikanan;

e. Zona pertambangan;dan

f. Zona pariwisata.

Pasal 22

(1) Zona Pertanian sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf aterdapat di blok…dengan luas kurang lebih ... hektar.

(2) Zona Pertanian meliputi:

a. Subzona pertanian lahan basah;

b. Subzona pertanian lahan kering.

(3) Subzonapertanianlahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ameliputi:

a. SubzonaSawah irigasi teknis terdapat di blok …dengan luas kurang

lebih ... hektar.

b. SubzonaSawah irigasi non teknis terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

(4) Subzonapertanian lahan kering sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b meliputi:

a. SubzonaPertanian tanaman pangan terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

b. SubzonaPertanian tanaman palawija terdapat di blok …dengan luas

kurang lebih ... hektar.

Pasal 23

Zona perkebunan sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf b meliputi:

a. Subzonaperkebunan … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ...

hektar.

b. Subzonaperkebunan … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. Dst.

Pasal 24

Page 17: Lampiran Modul 4

-17-

Zona peternakan sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf c meliputi:

a. Subzonapeternakan … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ...

hektar.

b. Subzonapeternakan … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. Dst.

Pasal 25

Zona perikanan sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf d meliputi:

a. Subzonaperikanan … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ...

hektar.

b. Subzonaperikanan … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. Dst.

Pasal 26

Zona Pertambangan sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf e meliputi:

a. SubzonaBahan galian A terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ...

hektar.

b. SubzonaBahan galian Bterdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. SubzonaBahan galian Cterdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

Pasal 27

Zona Pariwisata sebagaimana dimaksud pada pasal 21 huruf f meliputi:

a. SubzonaPariwisata Alam berupa … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

b. SubzonaPariwisata Buatan berupa … terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. SubzonaPariwisata Budaya berupa … terdapat di blok …dengan luas

kurang lebih ... hektar.

Paragraf 9

Zona Campuran

Pasal 28

Zona Campuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14huruf h terdiri atas :

Page 18: Lampiran Modul 4

-18-

a. SubzonaPerumahan dan Perdagangan/Jasa terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

b. SubzonaPerdagangan/Jasa, dan Perkantoran terdapat di blok …dengan luas kurang lebih ... hektar.

c. SubzonaPerumahan, Perdagangan/Jasa, dan Perkantoran terdapat di blok

…dengan luas kurang lebih ... hektar.

BAB III

RENCANA JARINGAN PRASARANA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 29

(1) Rencana jaringan prasaranaterdiri atas:

a. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan;

b. Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan;

c. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi;

d. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum;

e. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase;

f. Rencana Pengembangan Jaringan air Limbah;dan

g. Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana.

(2) Rencana jaringan prasaranadigambarkan dalam peta dengan tingkat

ketelitian 1 : 5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

Pasal 30

Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakansebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29 huruf ameliputi:

a. Jaringan jalan arteri;

b. Jaringan jalan kolektor;

c. Jaringan jalan lokal;

d. Jaringan jalan lingkungan;

Page 19: Lampiran Modul 4

-19-

e. Jalur moda transportasi umum;

f. Jalur ka;

g. Jalur pelayaran; dan

h. Jalur pejalan kaki/sepeda.

Pasal 31

(1) Pengembangan jaringan jalan arteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 huruf a meliputi:

a. Jaringan jalan arteri primer;dan

b. Jaringan jalan arteri sekunder.

(2) Pengembangan jaringan jalan arteri primer meliputiruas ....

(3) Pengembangan jaringan jalan arteri sekunder meliputi ruas ....

Pasal 32

(1) Pengembangan jaringan jalan kolektor sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 huruf b, meliputi:

a. Jaringan jalan kolektor primer; dan

b. Jaringan jalan kolektor sekunder.

(2) Pengembangan jaringan jalan kolektor primer meliputi ruas ....

(3) Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder meliputi ruas ....

Pasal 33

Pengembangan jaringan jalan lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf c meliputi ruas… .

Pasal 34

Pengembangan jaringan jalan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 huruf d meliputiruas ... .

Pasal 35

Pengembangan jalur moda transportasi umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf e meliputi:

a. Ruas dari…. Menuju ….

b. Ruas dari…. menuju ….

c. Dst.

Pasal 36

Page 20: Lampiran Modul 4

-20-

Pengembangan jalur KA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf fmeliputi ruas… .

Pasal 37

Pengembangan jalur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf g meliputi ruas… .

Pasal 38

Pengembangan jalur pejalan kaki/sepeda sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30 huruf h meliputi ruas… .

Bagian Ketiga

Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan

Pasal 39

(1) Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 29 huruf b, meliputi:

a. Jaringan subtranmisi;

b. Jaringan distribusi primer;

c. Jaringan distribusi sekunder;

d. Jaringan pipa minyak; dan

e. Jaringan gas bumi.

(2) Pengembangan jaringan subtranmisi (jika ada) meliputi....

(3) Pengembangan jaringan distribusi primer sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 34 huruf b terdiri atas;

a. SUTUT terdapat di… .

b. SUTETterdapat di… .

c. SUTTterdapat di… .

d. garduindukterdapat di … .

e. garduhubungterdapat di … .

(4) Pengembangan jaringan distribusi sekundersebagaimana dimaksud dalam

Pasal 34 huruf c terdiri atas:

a. Jaringan distribusiterdapat di…; dan

b. Gardu distribusiterdapat di....

(5) Pengembangan jaringan pipa minyak terdapat di....

(6) Pengembangan jaringan gas minyak terdapat di....

Bagian Keempat

Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Page 21: Lampiran Modul 4

-21-

Pasal 40

(1) Pengembangan Jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf cmeliputi:

a. Pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi;

b. Penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel;

c. Penyediaan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel;

d. Pengembangan sistem televisi kabel;

e. Penyediaan jaringan serat optik; dan

f. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.

(2) Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi berupa penetapan lokasi pusat automatisasi sambungan teleponterdapat di… .

(3) Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 huruf b, terdiri atas;

a. Penetapan lokasi stasiun telepon otomatterdapat di… .;

b. Penetapan lokasi rumah kabel terdapat di... ;dan

c. Penetapan lokasi kotak pembagi terdapat di....

(4) Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel, berupa

penetapan lokasi menara telekomunikasi/menara BTS terdapat di….

(5) Rencana penyediaan jaringan serat optik terdapat di....

(6) Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi terdapat di....

Bagian Kelima

Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

Pasal 41

(1) Pengembangan Jaringan Air Minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf dterdiri atas:

a. Sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten;

b. Bangunan pengambil air baku;

c. Pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;

d. Pipa unit distribusi hingga persil;

e. Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap; dan

f. Bak penampung.

(2) Pengembangan sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten, meliputi:

a. Sistem jaringan perpipaan terdapat di…;dan

Page 22: Lampiran Modul 4

-22-

b. Sistem jaringan non perpipaan, terdapat di… .

(3) Pengembangan bangunan pengambil air baku terdapat di… .

(4) Pipa transmisi air baku dan instalasi produksi terdapat di… .

(5) Pipa unit distribusi terdapat di… .

(6) Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap terdapat di… .

(7) Bak penampung terdapat di… .

Bagian Keenam

Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Pasal 42

(1) Pengembangan Jaringan Drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29

huruf eterdiri atas:

a. Sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan;

b. Rencana kebutuhan sistem jaringan drainase.

(2) Pengembangan sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan meliputi:

a. Kolam retensi terdapat di… .

b. Sistem pemompaanterdapat di… .

c. Pintu air terdapat di… .

(3) Rencana kebutuhan sistem jaringan drainase terdiri atas:

a. Rencana jaringan drainase primerterdapat di ruas jalan ... Yang bermuara di ...

b. Rencana jaringan drainase sekunder meliputi:

1. Saluran drainase yang terdapat di ruas jalan…yang bermuara di ....

2. ... 3. Dst.

c. Rencana jaringan drainase tersier meliputi:

1. Saluran drainase yang terdapat di ruas jalan…yang bermuara di ... 2. ... 3. Dst.

d. rencana jaringan drainase lingkungan meliputi:

1. Saluran drainase yang terdapat di ruas jalan…yang bermuara di ...

2. ...

Page 23: Lampiran Modul 4

-23-

3. Dst.

Bagian Ketujuh

Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

Pasal 43

(1) Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 29 huruf fterdiri atas:

a. Sistem pembuangan air limbah setempat;dan

b. Sistem pembuangan air limbah terpusat.

(2) Sistem pembuangan air limbah setempatsebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf ameliputi:

a. Bak septik terdapat di… .

b. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja terdapat di… .

(3) Sistem pembuangan air limbah terpusatsebagaimana dimaksud pada ayat

1 huruf b meliputi:

a. saluran pembuangan terdapat di… .

b. bangunan pengolahan air limbah terdapat di… .

Bagian Kedelapan

Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

Pasal 44

Rencana pengembangan jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf g terdiri atas:

a. Rencana pengembangan jalur evakuasi bencana

b. ... c. Dst.

Pasal 45

(1) Rencana pengembangan jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29huruf g terdiri atas:

a. Jalur evakuasi bencana; dan

b. Tempat evakuasi sementara.

(2) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

aterdapat di… .

(3) Tempat evakuasi sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

bterdapat di… .

Page 24: Lampiran Modul 4

-24-

BAB IV

PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

Pasal 46

Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya terdiri atas :

a. Seluruh Sub BWP ... ;

b. Sebagian Sub BWP ... yang terdapat di blok ... dengan luas kurang lebih ... hektar.

Pasal 47

(1) Rencana penanganan Sub BWP ... dilakukan melalui ... (masukkan tema)

(2) Rencana penanganan Sub BWP ... dilakukan melalui ...

(3) ...

(4) Dst.

Pasal 48

Rencana Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1 : 5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Pasal 49

Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan dasar penyusunan RTBL yang akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota yang

dikeluarkan paling lama 24 bulan sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang ini.

BAB V

KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 50

(1) Ketentuanpemanfaatan ruang ... merupakan acuan dalam mewujudkan

rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana sesuai dengan RDTR ... .

(2) Ketentuanpemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

Page 25: Lampiran Modul 4

-25-

a. Program pemanfaatan ruang prioritas di BWP; b. Lokasi;

c. Besaran; d. Sumber pendanaan; e. Instansi pelaksana; dan

f. Waktu dan tahapan pelaksanaan.

Pasal 51

Program perwujudan rencana pola ruang di BWP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:

a. Program perwujudan rencana pola ruang di BWP; dan

b. Program perwujudan rencana jaringan prasarana di BWP.

c. Program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan

penanganannya.

d. Program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim (kalau

diperlukan).

Pasal 52

Lokasi pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdapat di blok dalam sub BWP.

Pasal 53

Besaran program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf cberupa jumlah satuan masing-masing volume kegiatan.

Pasal 54

Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d berasal dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan

b. Sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 55

Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e terdiri atas:

a. Pemerintah;

b. Pemerintah provinsi;

c. Pemerintah kabupaten; dan

d. Masyarakat.

Page 26: Lampiran Modul 4

-26-

Pasal 56

Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f terdiri atas 4

(empat) tahapan, sebagai dasar bagi instansi pelaksana dalam menetapkan prioritas pembangunan pada wilayah perencanaan RDTR... yang meliputi:

a. Tahap pertama pada periode tahun ... -... ;

b. Tahap kedua pada periode tahun ... -...;

c. Tahap ketiga pada periode tahun ... -...;

d. Tahap keempat pada periode tahun ... -....

Pasal 57

Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun berdasarkan indikasi program utama 5 (lima) tahunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

BAB VI

PERATURAN ZONASI

Pasal 58

(1) Peraturan zonasi berfungsi sebagai:

a. Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;

b. Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang termasuk di dalamnya air rightdevelopment dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

c. Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;

d. Acuan dalam pengenaan sanksi; dan

e. Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasiinvestasi.

(2) Peraturan zonasi terdiri atas:

a. Materi wajib; dan

b. Materi pilihan.

(3) materi wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:

a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;

b. Ketentan intensitas pemanfaatan ruang;

c. Ketentuan tata bangunan;

d. Ketentuan prasarana dan sarana minimal; dan

e. Ketentuan pelaksanaan.

Page 27: Lampiran Modul 4

-27-

(4) materi pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi: (dimasukkan kalau ada)

a. Ketentuan tambahan;

b. Ketentuan khusus;

c. Standar teknis; dan

d. Ketentuan pengaturan zonasi.

Pasal 59

Ketentuan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 60

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana detail tata ruang yang telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 61

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua peraturan daerah yang berkaitan dengan perwujudan RDTR ini yang telah ada tetap berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan peraturan daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:

a. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan

masa berlakunya;

b. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan:

1. Untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah

ini;

Page 28: Lampiran Modul 4

-28-

2. Untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan penyesuaian dengan masa transisi berdasarkan ketentuan

perundang-undangan; dan

3. Untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi

kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul

sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak;

c. Pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan

bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, akan diterbitkan dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.

d. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah

ini, agar dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 62

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Nomor … Tahun ... tentang Rencana Detail Tata Ruang ... dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 63

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten ...

Page 29: Lampiran Modul 4

-29-

Ditetapkan di ...

pada tanggal

BUPATI ...,

............................................

Diundangkan di ...

pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN...,

...................................................

Page 30: Lampiran Modul 4

-30-

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ... TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG WILAYAH (RDTR) ...

TAHUN 2012 - 2032

I. UMUM

Ruang sebagai wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan mahluk hidup lainnya melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya, perlu ditata agar pemanfaatannya dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna.Penataan ruang

yang meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian, merupakan tugas dan wewenang pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat yang dituangkan dalam Peraturan Daerah dan

peraturan pelaksana lainnya, dengan melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, masyarakat dan duania usaha.

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang … sebagai perangkat

operasionalisasi kebijakan Pemerintah Daerah yang tertuang dalam RTRW Kabupaten.... RDTR merupakan acuan lebih detil pengendalian

pemanfaatan ruang kabupaten, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai

zona yang penanganannya diprioritaskan.

Rencana Detail Tata Ruang … rencana yang menetapkan blok pada

kawasan fungsional sebagaipenjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatandalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utamadan

kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dan sejalan dengan amanat Peraturan Perundang-undangan, maka perlu untuk mengadakan PenyusunanRencana Detail

Tata Ruang (RDTR) ....

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Page 31: Lampiran Modul 4

-31-

Cukup jelas

…..

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH

LAMPIRAN

4. Peta Rencana Pola Ruang

5. Peta Rencana Jaringan Prasarana

6. Peta Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya

7. Tabel Ketentuan Pemanfaatan ruang

8. Tabel Zoning Text